Topik
: SUMBER BUKTI TAKSONOMI
Sumber
: Lumowa, sonja V.T. 2012 . bahan ajar botani tingkat tinggi. Universitas mulawarman:Samarinda. Traverse, A. (1988), Paleopalynology. Unwin Hyman ISBN 0-04-561001-0 SUMBERCIRIBUKTITAKSONOMI www.scribd.com/doc/64890707/82/ SUMBERCIRIBUKTITAKSONOMI
Tanggal/bulan : 3 Februari 2011 Materi
:
Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang dipakai sebagai bukti taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan dan menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan dari semua fase serta proses pertumbuhan tumbuhan itu. Beberapa cabang biologi yang dapat dijadikan sebagai sumber bukti taksonomi: 1. Morfologi Sampai saat ini sebagian besar ahli taksonomi masih berdasarkan pada ciri-ciri morfologi, baik untuk membuat klasifikasi yang berdasarkan berdasarkan sifat dan ciri morfologi. morfologi. Ciriciri morfologi mempunyai faedah yang besar, bahkan pada spesimen-spesimen herbarium, ciri-ciri ini menunjukkan tingkat keberhasilan keberhasilan yang tinggi untuk menyusun klasifikasi. Banyak ciri-ciri morfologi yang penting ternyata diabaikan, baik sifat vegetatifnya maupun generatifnya.ciri-ciri vegetatifnya yaitu perawakan (habitus),organ-organ dalam tanah dan daun. Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi adalah organ generatif → bunga dan buah. Data morfologi berupa berupa organ vegetatif yang sering dipakai antara lain: habit, akar banir, penyebaran bulu pada bagian-bagian tumbuhan. Data morfologi sering menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan lingkungannya lingkungannya dan evolusinya. Penggunaan: Melastomataceae (anggota tubuh berbunga) ditentukan berdasarkan bentuk morfologi daunnya Cucurbitaceae (tumbuahan labu-labuan seperti labu siam) ditentukan berdasarkan sulurnya. 2. Embriologi Individu dalam marga dan suku dicirikan dengan tipe embrionya, dan dapat dipakai untuk menentukan pembatasan pembatasan taksonomi dan kekerabatan alami. Data-data embriologi yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomi dan morfologis dapat digunakan dalam membuat klasifikasi yang yang lebih baik. Banyak macam data data embriologi embriologi yang digunakan untuk memecahkan masalah taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang berkaitan dengan struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina, bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan poliembrio. Pembagian utama Dikotil dan Monokotil didasarkan pada satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang digunakan.
3.Anatomi Ciri-ciri anatomi dipergunakan secara luas didalam taksonomi dan sebagian besar dipergunakan untuk menerangkan hubungan filogenetik. Data anatomi dapat digunakan untuk tujuan praktis, misalnya identifikasi penggolongan atau mempelajari arah filogenetik dan tingkat kekerabatan. Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi kayukayu ekonomis. Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taksonomi: Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan tidak adanya pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta. Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau di atasnya. Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota pada Fagaceae, sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai bunga yang tidak primitif. Sistematik anatomi dalam pendekatan taksonomi melengkapi eksomorfologi. Faktor-faktor lingkungan dapat menyebabkan variasi pada sifat-sifat anatomis. 4. Palinologi Palinologi adalah studi tentang serbuk sari, spora, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen. Serbuk sari menjadi sumber taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku. Bukti palinologisdapat dipergunakan untuk menempatkan taksa yang tidak jelas hubungannya. 5. Sitologi Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. Data sitologi umumnya barasal dari nucleu, jumlah dan morfologi kromosom, dan kelakuan kromosom pada waktu meiosis. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit. Ukuran kromosom mantap untuk jenis, jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu. Secara garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom: 1. Sama untuk seluruh anggota golongan, misalnya Pinus seluruh jenisnya mempunyai n = 12 2. Kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploidi pada anggota suatu golongan tumbuhan, misalnya Taraxacum (Compositae): 2n = 16, 24, 32, 40, 48. Dalam deret ini 8 merupakan jumlah dasar. 3. Jumlah kromosom tidak beraturan disebut aneuploid, misalnya Brassica: n = 6, 7, 8, 9, atau 10.
6. Fisiologi Tumbuahan yang tergolong dalam satu jenis dianggap menunjukkan sifat fisiologi yang sama. Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama maka sifat fisiologinya berbeda. Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan. 7. Fitokimia Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buahbuahan. Seperti penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta susunan kimia senyawa cadangan makanan. Adanya kandungan morfin dalam Papaver Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae. Kristal kalsium oksalat (rapid): membantu dalam penyusunan klasifikasi Rubiaceae, Liliaceae dan Compositae serta kekerabatan antara cactaceae dengan anggota Centrosperma. Ciri-ciri kimia dapat mempunyai nilai taksonomi yang tinggi jika konstan, tidak menyebar pada seluruh takson secara bersama dan tidak terpengaruh satu dengan yang lainnya.
KESIMPULAN 1. Data morfologi menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan lingkungannya dan evolusinya. 2. Data-data embriologi digabungkan dengan ciri-ciri anatomi dan morfologis yang dapat digunakan dalam membuat klasifikasi yang lebih baik. 3. Data anatomi digunakan untuk tujuan praktis, misalnya identifikasi penggolongan atau mempelajari arah filogenetik dan tingkat kekerabatan. 4. Palinologi adalah studi tentang serbuk sari, spora, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen. 5. Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. 6. Tumbuahan yang tergolong dalam satu jenis dianggap menunjukkan sifat fisiologi yang sama. 7. Fitokimia mempunyai nilai taksonomi yang tinggi ji ka konstan, tidak menyebar pada seluruh takson secara bersama dan tidak terpengaruh satu dengan yang lainnya.
TUGAS BOTANI TINGKAT TINGGI SUMBER BUKTI TAKSONOMI
Nama
: Sari Parwati
Nim
:0905015002
Kelas
: Biologi Reguler Pagi A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2011/2012