Produk yang akan diamati kemasannya di persiapkan
diamati nama produk, foto produk, jenis kemasan, komposisi, mudah rusak atau tidaknya kemasan, syarat-syarat kesehatan, kemudahan dibuka atau ditutup, kemudahan terkena kontaminasi, kemudahan dibawa, ukuran dan berat, tanggal kedaluwarsa, kesesuaian produk dengan kemasan
data ditulis kedalam logbook dan dibandingkan
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PASCAPANEN DAN PENGEMASAN
ACARA IV
PENGEMASAN
Penanggungjawab :
Fika Puspita (A1M012001)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produk hortikultura Indonesia sangat beragam mulai dari yang banyak dijual dipasaran tradisional sampai buah-buahan yang jarang sekali ditemukan dipasaran. Banyak produk yang masih segar ataupun yang sudah diolah di ekspor keluar negeri, tetapi ditolak dengan alasan salah satunya adalah penurunan kualitas yang dikirim sehingga dapat menyebabkan permintaan pasar berkurang.
Pada dasarnya produk segar atau olahan pangan mudah mengalami kerusakan .Untuk menghambat proses tersebut perlu adanya teknik dimana dalam mengurangi proses terjadinya laju transpirasi. Cara yang paling efektif untuk menurunkan laju respirasi adalah dengan menurunkan suhu produk namun demikian beberapa cara tambahan dari cara pendinginan tersebut dapat meningkatkan efektifitas penurunan laju respirasi. Cara tambahan selain menurunkan suhu dilakukan pengemasan.
Dalam industri pangan pengemasan merupakan salah satu cara untuk membantu melindungi bahan pangan dari kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran mikrobiologis selama pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran.
Pengemasan menjadi hal yang sangat penting karena akan memudahkan dalam kegiatan transportasi dan penyimpanan. Teknologi pengemasan dan pemilihan jenis bahan pengemas dirancang sedemikian rupa sehingga bahan pangan dapat terhindar dari serangan serangga maupun mikrobia. Selain itu juga dapat menghasilkan produk pangan yang memiliki daya simpan yang relatif lebih lama dengan kandungan nilai nutrisi yang relatif masih baik. Pengemasan juga dapat meningkatkan nilai tambah bahan yang dikemas seperti bahan atau produk menjadi lebih menarik dan harga jualnya lebih tinggi.
Pada dunia pemasaran persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu berbagai usaha dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan ini. Salah satu diantaranya adalah membuat desain kemasan produk yang menarik sehingga dapat mengundang konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
Desain kemasan belum begitu populer, karena pemahaman tentang manfaatnya belum dirasakan. Disamping itu untuk usaha-usaha mikro dan idustri kecil rumahan, kemasan masih dipandang hanya sebagai pembungkus semata bukan sebagai media pemikat konsumen. Demikian juga kemasan masih dianggap penyebab ongkos produksi tinggi.
Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu barang serta usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama oleh mutu dan penampilan kemasan itu sendiri.
Tujuan
Membandingkan bahan dan bentuk kemasan yang disediakan dalam memenuhi fungsi dan syarat-syarat kemasan dengan baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengemasan
Pengemasan merupakan salah satu cara dalam memberikan kondisi yang tepat bagi bahan pangan untuk menunda proses kimia dalam jangka waktu yang diinginkan (Buckle et al., 1987). Kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan dapat dikontrol dengan pengemasan. Kerusakan ini antara lain absorbsi uap air dan gas, interaksi dengan oksigen dan kehilangan serta penambahan citarasa yang tidak diinginkan. Kerusakan yang bersifat alamiah dari produk tidak dapat dicegah dengan pengemasan, kerusakan ini antara lain adalah kerusakan secara kimiawi (Jenie dan Fardiaz, 1989). Menurut Muchtadi (2000), kerusakan kimiawi antara lain disebabkan karena perubahan yang berkaitan dengan reaksi enzim, rekasi hidrolisis dan reaksi pencoklatan non enzimatis yang menyebabkan perubahan penampakan.
Pengemasan adalah suatu cara atau suatu perlakuan pengamanan terhadap bahan atau produk agar bahan dan produk tersebut baik yang belum maupun yang sudah mengalami pengolahan sampai ke tangan konsumen dengan selamat. Di dalam pelaksanaan pengemasan terjadi gabungan antara seni, ilmu dan teknologi penyiapan bahan, untuk pengangkutan dan penjualan, karena pengemasan harus mampu melindungi bahan yang akan dijual dan menjual bahan yang dilindungi.
Menurut Wills et al. (1981) kemasan yang memenuhi syarat untuk pengemasan bahan pangan adalah yang mempunyai sifat :
Kuat untuk melindungi bahan selama penyimpanan, transportasi dan penumpukan,
Tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas,
Bentuk sesuai dengan cara penanganan dan pemasarannya,
Sifat permeabilitas film kemasan sesuai dengan laju kegiatan respirasi bahan yang dikemas dan biaya kemasman sesuai dengan bahan yang dikemas.
Pengemasan memiliki peranan penting dalam memeprttahankan mutu suatu bahan dan proses pengemasan telah dianggap sebagai bagian integral dari proses produksi.
Fungsi Pengemasan
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan memegang peranan penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian. Pada umumnya pengemasan berfungsi untuk menempatkan bahan atau hasil pengolahan atau hasil industri ada dalam bentuk-bentuk yang memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan distribusi ke masyarakat pembeli. Fungsi pengemasan yang lainnya adalah :
Melindungi bahan terhadap kontaminasi dari luar, baik dari mikroorganisme maupun kotoran-kotoran serta gigitan serangga dan binatang pengerat.
Menghindarkan terjadinya penurunan atau peningkatan kadar air bahan yang dikemas. Jadi bahan yang dikemas tersebut tidak boleh berkurang kadar airnya karena merembes ke luar atau bertambah kadar airnya karena menyerap uap air dari atmosfer.
Menghindarkan terjadinya penurunan kadar lemak bahan yang dikemasnya seperti pada pengemasan mentega digunakan pengemas yang tidak bisa ditembus lemak.
Mencegah masuknya bau dan gas-gas yang tidak diinginkan dan mencegah keluarnya bau dan gas-gas yang diinginkan.
Melindungi bahan yang dikemas terhadap pengaruh sinar. Hal ini terutama ditujukan untuk bahan pangan yang tidak tahan terhadap sinar seperti minyak dikemas dalam pengemas yang tidak tembus sinar.
Melindungi bahan dari bahaya pencemaran dan gangguan fisik seperti : gesekan, benturan dan getaran.
Membantu konsumen untuk dapat melihat produk yang diinginkan. Misalnya dengan digunakan pengemas yang transparan (tembus pandang).
Jenis-Jenis Kemasan
Bahan kemasan secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu kemasan produk pangan dan kemasan produk non pangan. Kemasan produk pangan umumnya menuntut jaminan keamanan lebih daripada kemasan produk non pangan. Beberapa jenis kemasan yang sering digunakan sebagai pembungkus produk pangan (Azriani, Y. 2006) adalah sebagai berikut:
Kemasan plastik, biasanya digunakan sebagai kemasan primer, sekunder dan perkembanganya relatif stabil,
Kemasan kertas, karton, biasa digunakan sebagai kemasan primer dan sekunder, perkembangan dari kemasan keton juga relatif stabil,
Kemasan fleksibel, digunakan sebagai kemasan primer dan perkembangannya meningkat pesat,
Kemasan gelas, digunakan sebagai kemasan primer, perkembangan dari kemasan gelas ini relatif stabil,
Kemasan logam, digunakan sebagai kemasna primer dan sekunder, perkembangannya relatif menurun dengan pesat,
Kemasan karung dan kayu, digunakan sebagai kemasan primer dan sekunder, perkembangan kemasannya relatif stabil
III. METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat :
kertas
pensil
penggaris
kamera
Bahan:
Produk nata de coco
Cara Kerja
Membandingkan bahan dan bentuk kemasan serta mengamati atau mengidentifikasi kemasan antara lain :
Nama produk
Foto kemasan
Jenis kemasan
Komposisi produk
Identifikasi kemasan (mudah rusak/tidak)
Syarat-syarat kesehatan (BPOM dan Halal)
Kemudahan dalam pemanfaatan (mudah dibuka atau tidak)
Mudah terkontaminasi atau tidak
Kemudahan transportasi (mudah dibawa)
Ukuran dan berat (panjang, lebar, tinggi, diameter)
Tanggal kadaluarsa
Kesesuaian produk dengan kemasan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Produk Vitamin Orange You C 1000 (Kelompok 1)
Nama Produk : Kara Nata de Coco
Foto Produk
Jenis Kemasan : Pengemas plastik
Komposisi Produk
Nata De Coco
Air
Gula
Perisa Coco Pandan
Pengawet natrium benzoat
Pengatur keasaman asam sitrat
Mudah/tidak Rusak Kemasan
Kemasan mudah rusak, karena kemasan plastik rentan terhadap panas dan menyebabkan nilai gizi bisa menurun, permukaan kemasan bisa pudar dan produk bisa menggembung
Syarat Kesehatan
Terdapat label halal MUI dan label BPOM RI MD 226310014525
Kemudahan Membuka dan Menutup Kemasan
Kemasan mudah dibuka tetapi susah ditutup.
Mudah/tidaknya Produk Terkontaminasi
Produk mudah terkontaminasi, karena kemasan plastik ii transparan, sehingga jika terkena sinar matahari produk dapat mengalami oksidasi
Kemudahan Dibawa
Kemasan mudah dibawa, karena kemasan kecil, mudah digenggam, dan praktis.
Ukuran dan Berat
Panjang : 18 cm
Lebar : 11 cm
Berat : 360 gram
Ada/tidaknya Tanggal Kadaluarsa
Ada, yaitu 7 Februari 2016
Kesesuaian Produk dengan Kemasan
Kemasan kurang sesuai karena Nata De Coco yang dikemas dengan plastik rentan terhadap sinar matahari yang menyebabkan nilai gizi menurun, sebaiknya dikemas dengan kemasan logam.
Produk minuman ABC sari kedelai (Kelompok 2)
Nama Produk : ABC minuman sari kedelai
Foto Produk
Jenis Kemasan : Pengtetra pack
Komposisi Produk
Air
Gula
Kedelai 7 %
Daun pandan
Pemantap nabati
Garam
Perisa artifisial susu
Mudah/tidak Rusak Kemasan
Kemasan tidak mudah rusak, karena pengemas masih terlihat bagus selama masihi tertutup rapat, kerapatan kemasan bagus, sehingga tidak mudah bocor
Syarat Kesehatan
BPOM RI MD 450509236002
Bersertifikat halal MUI
Kemudahan Membuka dan Menutup Kemasan
Kemasan mudah dibuka karena pada kemasan terdapat aluminium foil untuk digunakan sebagai tempat penusukan sedotan agar mudah untuk dikonsumsi
Mudah/tidaknya Produk Terkontaminasi
Produk tidak mudah terkontaminasi, karena kemasan masih tertutup rapat dan kerapatan pada kemasan bagus
Kemudahan Dibawa
Kemasan mudah dibawa, karena kemasan memilikiukuran yang tidak terlalu besar dan mudah digenggam.
Ukuran dan Berat
Netto : 200 ml
Panjang : 13,5 cm
Lebar : 10 cm
Diagonal : 16,5 cm
Ada/tidaknya Tanggal Kadaluarsa
Best before 061015
Kesesuaian Produk dengan Kemasan
Kemasan sesuai dengan produk, karena kerapatan pada kemasan bagus sesuai dengan isi yang bersifat cair, kemasan tetra pack cocok dengan produk cair yang berupa susu. Kemasan juga dapat mengikuti dari bentuk produk, serta bentuk kemasan sesuai untuk produk yang siap konsumsi.
Produk minuman kopiko 78 0 C (Kelompok 3)
Nama Produk : kopiko 78 0 C
Foto Produk
Jenis Kemasan : Plastik, polietilen (PE)
Komposisi Produk
Air
Gula
Ekstrak kopi
Susu bubuk
Lemak susu
Penstabil
Pengemulsi
Perisa kopi susu
Mudah/tidak Rusak Kemasan
Kemasan tidak mudah rusak, karena pengemas plastik tebal.
Syarat Kesehatan
BPOM RI MD 268810004
Bersertifikat halal MUI
Kemudahan Membuka dan Menutup Kemasan
Kemasan mudah dibuka karena pada kemasan terdapat penutup untuk membuka dan menutup
Mudah/tidaknya Produk Terkontaminasi
Produk tidak mudah terkontaminasi, karena kemasan pada saat belum dibuka, tertutup rapat, dan disegel, sehingga produk tidak mudah terkontaminasi
Kemudahan Dibawa
Kemasan mudah dibawa, karena kemasan ringan dan tidak memakan tempat.
Ukuran dan Berat
Panjang : 16,5 cm
Diameter bawah : 5 cm
Diameter atas : 2,8 cm
Berat : 250 ml
Ada/tidaknya Tanggal Kadaluarsa
Ada, 3 September 2015
Kesesuaian Produk dengan Kemasan
Sesuai, karena sifat dari kemasan plastik ini resisten terhadap air
Produk minuman Yes1 FRUITY (Kelompok 5)
Nama Produk : Yes1 FRUITY
Foto Produk
Jenis Kemasan : HDPE (High Density Polietilen)
Komposisi Produk
Air
Susu segar
Sukrosa
Susu bubuk skim
Bubuk whey
Mineral (kalsium laktat besi piroposfat)
Penstabil nabati
Pengatur keasaman
Pengemulsi
Perisa identik
Perisa apel
Vitamin A, D, B1, B2, B3, B12
Mudah/tidak Rusak Kemasan
Kemasan tidak mudah rusak, karena bahan pengemas tebal dan cukup kuat..
Syarat Kesehatan
BPOM RI MD 200909121031
Bersertifikat halal MUI
Kemudahan Membuka dan Menutup Kemasan
Kemasan mudah dibuka karenapenutup kemasannya ujungnya dibuat bergerigi sehingga tidak licin ketika dibuka, dan menggunakan aluminium foil tipis agar mudah ditusuk menggunakan sedotan untuk langsung di konsumsi. Namun tidak mudah ditutup, karena hanya satu kali pakai.
Mudah/tidaknya Produk Terkontaminasi
Produk tidak mudah terkontaminasi, karena pengemas membuat produk tertutup rapat.
Kemudahan Dibawa
Kemasan mudah dibawa, karena kemasan unik ada pegangan tangannya sehingga mudah dibawa kemana mana.
Ukuran dan Berat
Tinggi : 9 cm
Diameter : 3,5 cm
Berat : 90 ml
Ada/tidaknya Tanggal Kadaluarsa
Ada, April 2015
Kesesuaian Produk dengan Kemasan
Sesuai, karena terdapat gambar sapiyang menunjukkan bahwa produk itu produk susu, warna kemasan yang berwarna hijau pun sesuai dengan rasanya yaitu apel.
Produk Vitamin Orange You C 1000 (Kelompok 6)
Nama Produk : Vitamin Orange You C 1000
Foto Produk
Jenis Kemasan : Pengemas gelas
Komposisi Produk
Gula
Fruktosa
Sari buah kurang dari 10% yang berasal dari jus buah orange segar
Vitamin (C, E (dari kedelai), niacin), orange flavor, pengatur keasaman, beta karoten, dan air sampai dengan 140 ml.
Mudah/tidak Rusak Kemasan
Kemasan tidak mudah rusak, karena pengemas gelas memiliki kerapatan tinggi, tetapi jika ada perbedaan tekanan dan suhu yang terlallu ekstrim antara di luar dan di dalam kemasan, maka kemasan mudah rusak atau pecah. Selain itu, jika kemasan mengalami gesekan, bantuan, dan getaran yang kuat maka kemasan akan rusak.
Syarat Kesehatan
Terdapat syarat kesehatan dalam kemasan berupa suplemen makanan No. POM SL 061 600 251
Kemudahan Membuka dan Menutup Kemasan
Kemasan mudah dibuka dan ditutup, karena terdapat tutup botol yang dilengkapi dengan segel pembuka dan penutup.
Mudah/tidaknya Produk Terkontaminasi
Produk tidak mudah terkontaminasi, karena kemasan gelas memiliki kerapatan tinggi sehingga kontaminan tidak mudah masuk ke dalam kemasan. Selain itu, kemasan gelas terlibat langsung dalam proses sterilisasi. Namun, kemasan produk ini transparan sehingga cahaya mudah mengoksidasi zat gizi yang ada dalam produk, terutama vitamin C.
Kemudahan Dibawa
Kemasan mudah dibawa, karena kemasan kecil, mudah digenggam, dan praktis.
Ukuran dan Berat
Tinggi : 12,5 cm
Diameter botol : 4,5 cm
Diameter tutup : 2,5 cm
Berat : 140 ml
Ada/tidaknya Tanggal Kadaluarsa
Terdapat tanggal kadaluarsa pada tutup botol, yaitu 12 Juli 2015 pukul 20.54 WIB. Adanya tanggal kadaluarsa pada tutup botol dapat mencegah terjadinya pemalsuan produk.
Kesesuaian Produk dengan Kemasan
Kemasan sesuai dengan produk, tetapi belum optimal dalam memanfaatkan kandungan gizi pada produk (terutama vitamin C yang mudah teroksidasi oleh sinar matahari). Hal ini dikarenakan kemasan pada produk transparan, sehingga mudah terkena paparan sinar matahari.
PEMBAHASAN
Perbandingan jenis kemasan produk minuman :
Pada praktikum acara keempat dilakukan pengamatan produk dengan berbagai kemasan, diantaranya botol plastik, kemasan plastik, botol kaca. Perbandingan tiap kemasan terhadap produknya, baik kelebihan maupun kekurangannya akan dibahas pada penjelasan dibawah ini.
Tetra pack
Tetra pack dalam praktikum ini merupakan kemasan dari produk sari kedelai ABC. Pada produk dalam bentuk cair (minuman), kemasan tetra pack dapat digunakan sebagai kemasannya. Produk dengan kemasan tetra pack tidak mudah rusak, karena tetrapack mengalami proses sterilisasi dan merupakan kemasan aseptik. Kemasan ini tidak mudah rusak karena bahan kemasan berlapis-lapis, resisten terhadap minyak dan air, tahan panas dan dingin.Selain itu, kemasan tetra pack untuk teh kotak dan ultra milk juga mudah dibuka karena bahan pembuka kemasan terbuat ari alumunium yang mudah untuk ditusuk
Kemasan minuman sari kedelai dengan tetra pack termasuk kemasan yang simple, karena ukurannya yang mini sehingga mudah dibawa dan digenggam, tidak memerlukan banyak tempat dalam membawanya. Kemasan minuman sari kedelai degan menggunakan tetra pack sudah sesuai dimana produk merupakan produk cair/minuman, sehingga dengan kemasan seperti itu sudah cukup sesuai. Kemasan terbuat dari lapisan kertas karton, alumunium foil dan plastik yang tidak hanya anti bocor.Bahan kemasan bisa melindungi isi kemasan dari ancaman bakteri, selain itu kemasan dapat mempertahankan rasa, warna, tekstur dan kandungan nutrisi alami.
Tetra pack merupakan kemasan retort pouch karena tetra pack terdiri dari kombinasi aluminium foil dengan bahan kemasan lain yaitu karton lipat. Retort pouch memiliki keunggulan dan persyaratan, yakni retort pouch harus mempunyai daya simpan yang tinggi, teknik penutupan mudah, tidak mudah sobek bila tertusuk dan tahan terhadap suhu sterilisasi yang tinggi. Sehingga karena terdiri dari dua lapisan, produk minuman yang dikemas dengan tetra pack lebih tahan terhadap zat-zat kimia yang dapat bermigrasi kedalam produk. Menurut Hariyadi Purwiyatno (2010), bahwa kemasan tetrta pack memiliki 6 lapisan, dilihat dari luar lapisan pertama terdiri dari polietilen untuk melindungi dari kelembaban luar, lapisan kedua kertas meemberi stabilitas dan kekuatan, lapisan ketiga polietilen sebagai lapisan perekat, lapisan keempat aluminium foil untuk melindungi dari oksigen, rasa, aroma dan cahaya, lapisan kelima adhesive polymer sebagai lapisan perekat, lapisan terakhir polietilen lagi sebagai sealing.
Botol plastik
Botol plastik ini merupakan kemasan dari susu yes! dan kopiko 78oC. Untuk botol plastik susu yes! menggunakan jenis plastik PE-HD sedangkan untuk botol kopiko 78oC menggunakan jenis plastic PET (Polyetilene Trephtalete).
Bahan pengemas plastik yang digunakan pada produk Kopiko 78oC temasuk kedalam jenis pengemas plastik PolietilenTreptalat (PET). Jenis kemasan ini tdak mudah rusak karena bentuknya yang keras, tahan benturan, transparan, permeabiltas terhadap gas dan cairan tinggi. Selain itu kemasan ini juga praktis karena mudah dibawa dengan ukurannya yang kecil, praktis, ringan sehingga mudah dibawa kemanapun. Kemasan ini juga mudah dibuka karena tutup botol mudah diputar. Produk didalamnya tidak mudah terkontaminasi karena kemasan botol tertutup rapat. Sehingga susuai untuk mengemas produk ini karena produk minuman cocok dengan kemasannya yaitu PET (plastik) transparan sehingga memberikan kemudahan dalam mengidentifikasi produk, pemberian informasi produk jelas dan lengkap dan sekali pakai.
Produk susu yes! dikemas dengan botol plastik berbahan dasar botol plastik (PEHD / Polyetilene High density). Kemasan ini tidak mudah rusak karena botol plastik yang digunakan dari jenis PEHD yang memiliki sifat yang lebih keras, kurang transparan, lebih kuat, tahan terhadap suhu tinggi, dan mencegah rekasi kimia antara kemasan plastik selain itu juga tahan benturan dan tutupnya terbuat dari alumunium yang diproses sehingga alumunium menempel / melekat dengan baik pada kemasan botol. Botol ini praktis dalam penggunaanya karena mudah dibuka, dengan tutup kemasan yang terbuat dari alumunium foil sehingga mudah ditusuk dan ditembus oleh sedotan.Selain itu juga mudah dibawa karena ukuran kemasan tidak terlalu besar dan kemasan tidak mudah tumpah. Produk susu yang ada didalamnya tidak mudah rusak karena kemasan tertutup rapat dan terbuat dari plastik yang kuat dehingga dapat melindungi produk dari kontaminasi Sehingga kemasan ini sesuai dengan produknya, karena susu dimasukkan dalam keadaan panas dan bahan kemasan tahan terhadap panas dan tidak bereaksi dengan produk.
Botol plastik yang dibiasanya terbuat dari PET (Polyethilen Treptalat). Salah satu sifat PET adalah tembus pandang (transparan), bersih dan jernih, tidak tahan terhadap asam kuat, fenol, benzil alkohol, tahan terhadap pelarut organik seperti asam-asam organik dari buah-buahan, sehingga dapat digunakan untuk mengemas minuman sari buah, permeabilitasnya terhadap uap air dan gas rendah, kuat dan tidak mudah sobek. (Syarief et al, 1989). Sehingga botol plastik yang terbuat dari PET tidak tahan terhadap bahan-bahan kimia, karena kemungkinan bahan kimia tersebut dapat bermigrasi ke dalam produk minuman yang dikemas dengan menggunakan botol plastik.
Jenis plastik yang luas penggunaannya adalah PE (polietilen) dan polipropilen (PP). Menurut Sunaryo (1989) plastik polietilen memiliki ketahanan terhadap asam, basa, alkohol, deterjen dan bahan-bahan kimia lain serta dapat digunakan untuk penyimpanan beku sampai suhu -50oC. Syarief et al (1989) menyatakan bahwa berdasarkan densitasnya plastik polietilen dapat dibedakan antara lain menjadi (LDPE) Low Density Polyetilen dan (HDPE) High Density Polyetilen.
Plastik kaku
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap produk Kara minuman nata de coco rasa cocopandan . jenis kemasan yang digunakan merupakan plastik yang kaku. Plastik yang digunakan adalah jenis plastik kode 7 terdiri atas 4 jenis bahan yaitu Styrene acrilonitrile (SAN), Acrilonitrile Butadine Styrene (ABS), Polycarbonate (PC) dan Nylon. Kemasanjenis ini memiliki tingkat resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu. Kekuatan kaku serta tingkat kekakuannya tinggi
Kemasan dengan produk sudah sesuai, karena produk merupakan bahan cair dan kemasan bersifat kuat dan kaku juga tebal dan memiliki permeabilitas yang rendah terhadap uap air dan udara, hanya saja perlu dilengkapi dengan penutup atau media yang dapat melindungi produk apabila kemasan sudah dibuka. Sebaiknya pula kemasan tidak transparan karena akan memicu terjadinya oksidasi yang akan mengakibatkan ransiditas.Jika dalam keadaan dikemas rapat produk tidak mudah terkontaminasi karena kemasan yang tebal dan sulit tembus udara dan cair (permeabilitas rendah). Tetapi jika kemasan sudah dibuka, produk menjadi mudah terkontaminasi karena kemasan tidak dapat ditutup kembali.
Kemasan ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu produk tidak mudah dibawa karena ukuran kemasan tidak terlalu besar dan tidak banyak memerlukan tempat. Selain itu kemasan kurang mudah dibuka karena memerlukan alat bantu seperti gunting, krena kemasannya bersifat kaku dan tebal. Kemasan tidak dapat kembali karena tidak dilengkapi penutup seperti klip.
Botol kaca
Bahan gelas terbuat dari 10% tanah lempung, 15% soda abu dan pasir silika sekitar 75%, kadangkadang digunakan pula sedikit tambahan aluminium oksida, kalium oksida, magnesium oksida dan dicairkan pada suhu 1540 oC. Pembentukan menjadi berbagai bentuk wadah dari gelas ini dilakukan pada saat adonan masih dalam kondisi semi padat, sehingga memudahkan pembentukan sesuai dengan keinginan (Griffin et al, 1985).
Wadah atau bahan pengemas dari bahan gelas umumnya digunakan untuk mengemas bahan cair seperti parfum, bahan kosmetik (pelembab dan pembersih wajah), pickle (asinan), jam (selai), jelly dan lain-lain. Saat ini juga banyakdigunakan untuk mengemas produk-produk padat untuk hiasan ruangan, contoh beberapa macam biji-bijian dikemas dalam satu botol gelas yang sama, biasanya produk ini untuk hiasan atau ornament penataan meja makan. Pengemasan bahan/produk dengan menggunakan bahan gelas, memiliki beberapa keuntungan, yaitu: bersifat inert terhadap bahan kimia, jernih/transparan, tahan terhadap tekanan dari dalam, tahan panas dan relatif murah harganya. (Dwiari, et al, 2008)
Menurut Asvita, A et al, (2011) menyatakan bahwa kelebihan botol kaca dari botol plastik ialah kedap udara, gas, bau, dan mikroorganisme, inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam bahan pangan, dapat didaur ulang, dapat ditutup setelah dibuka, rigid (kaku), kuat dan dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan, tahan terhadap suhu tinggi. Sedangkan kekurangannya ialah berat, biaya transportasi mahal, resisten terhadap pecah dan mempunyai thermal shock yang rendah, dimensinya bervariasi, berpotensi menimbulkan bahaya yaitu dari pecahan kaca.
Produk yang dikemas dengan kemasan botol kaca adalah YOU C1000 Vitamin orange. Dalam prktikum ini diidentifikasin produk ini dengan kemasan botolnya. Kemasan ini mudah dibuka karena tutup botol berbahan dasar kerat dan tidak mudah rusak, bisa dibuka dan ditutup kembali.Kemasan ini juga mudah dibawa karena kemasannya yang kecil dan praktis.Akan tetapi jenis kemasan botol kaca ini mudah pecah karena terbuat dari bahan kaca. Sehingga sangat rentan dalam proses distribusinya. Untuk itu perlu penggunaan kemasan tersier dalam melindungi produk selama distribusi.
Produk yang ada didalamnya tidak mudah rusak pengemas berbahan dasar kaca yang cukup tebal dari kemasan hermetis.Kemasan ini sesuai untuk produknya karena kemasan kaca dapat mencegah masuknya O2 yang dapat merusak vitamin C melalui reaksi oksidasi. Akan tetapi kandungan vitamin C yang tinggi pada produk, menyebabkan produk lebih rentan terhadap cahaya matahari karena vitamin C akan mudah teroksidasi dan rusak apabila terpapar cahaya sinar matahari langsung serta suhu tinggi. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan menyimpannya disimpan pada suhu rendah seperti di refrigerator agar produk tidak mudah rusak dan tetap aman ketika dikonsumsi, selain itu juga disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum yang telah kami lakukan, terhadap produk - produk minuman kara nata de coco, ABC sari kedelai, kopiko 78 C, yes! Fruity, you C 1000 orange, dengan jenis kemasan yang berbeda - beda yaitu tetra pack, botol plastik, botol kaca, dan plastik kaku diketahui bahwa setiap jenis kemasan memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Saran
Sebaiknya praktikum pengamatan kemasan ini juga tersedia yang bagus dan sudah rusak untuk perbandingan terhadap produk sendiri, atau didiamkan beberapa hari sesuai kemasan agar mengetahui rentan atau tidaknya kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Astiva, A et al, 2011. Botol Kaca VS Botol Plastik. Materi Presentasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Buckle KA, RA Edward , GH Fleet, M Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan: Hari Purnomo dan Adiono. UI Press, Jakarta
Dwiari, S.R., Asadayanti, D.D, Nurhayati, Sofoyaningsih, M, Yudhiarti, S, dan Yoga, I. 2008.Teknologi Pangan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta
Hariyadi, P. 2010. Sterilisasi UHT dan Pengemasan Aseptik. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sacharow, S., and R.C. Griffin. 1978. Food Packaging. AVI Publ. Inc., Westport.
Sunaryo, E.S. 1989. Mengenal Dunia Plastik Film. Media Teknologi Pangan 2 (1). PATPI. Indonesia.
Syarief, R. S. Santausa dan S. Isyana. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Terimakasih kunjungannya, selamat berproses, selamat belajar
tidak semua dari laporan ini benar, sudah pasti banyak kesalahan dan kekurangan.
Fika Puspita / fikapuspita.blogspot.com / fika_puspita