Laporan Kasus Hernia Femoralis Strangulata
Pembimbing: dr. Budi Suanto, Sp.B Disusun Oleh: Frischa Wibowo 11.2015.201
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Imanuel Way Halim Bandar Lampung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Periode 13 Febuari 2017-22 April 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl. Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF BEDAH RUMAH SAKIT IMANUEL WAY HALIM LAMPUNG Nama Mahasiswa : Frischa Wibowo NIM : 11.2015.201 Dokter Pembimbing : dr. Budi Suanto, Sp.B IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. N Umur : 56 tahun Status Perkawinan : Menikah Alamat : Dusun Kalirejo I Negri Katon
Tanda Tangan :
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMA Tgl.Masuk RS : 31 Maret 2017
ANAMNESIS Diambil dari : Autoanamnesis dengan pasien Tanggal
: 1 April 2017, pukul 11.30 WIB
Dilakukan di : Ruang Bugenville 122 Keluhan Utama: Benjolan pada lipat paha kanan. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poliklinik bedah RS Imanuel atas rujukan RSU GMC Tamansari dengan keluhan adanya benjolan yang tidak dapat masuk kembali pada lipat paha sebelah kanan sejak 2 hari yang lalu. Benjolan tersebut dirasa nyeri dan tampak bewarna kemerahan. Pasien mengatakan, benjolan tersebut sebenarnya sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu, namun benjolannya masih dapat keluar masuk dengan sendirinya. Benjolan tersebut biasanya hanya keluar saat pasien kelelahan dan mengangkat barang berat, lalu masuk kembali saat beristirahat.
Benjolan tersebut awalnya tidak nyeri, dan berukuran sebesar telur puyuh. 5 bulan terakhir, benjolan baru dirasakan membesar. 1 hari smrs, keluhan dirasakan tidak membaik. Benjolan masih tidak dapat masuk kembali, terasa nyeri dan bewarna kemerahan. Karena sudah merasa sangat terganggu dengan benjolan tersebut, pasien memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke RSU GMC Tamansari, namun kemudian pasien dirujuk ke RS Imanuel. Tidak terdapat keluhan nyeri pada perut, demam, mual maupun muntah. Buang air besar maupun buang air kecil lancar. Tidak ada riwayat sering mengedan karena BAB yang keras. Namun karena bekerja sebagai pemilik warung, pasien memiliki riwayat sering mengangkat barang-barang berat untuk stok warungnya. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien memiliki riwayat hernia sejak 5 tahun yang lalu, namun tidak pernah berobat karena pasien mengatakan takut bila harus dioperasi. Pasien juga memiliki riwayat alergi terhadap obat amoxicillin. Tidak terdapat riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, asma, riwayat batuk lama, maupun riwayat trauma sebelumnya. Riwayat Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit seperti pasien. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung maupun penyakit paru dalam keluarga disangkal. STATUS GENERALIS Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda- tanda vital Tekanan Darah
: 130/80
Nadi
: 78x
Pernapasan
: 20x
Suhu
: 36,8°C
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Kepala
: Normocephali, distribusi rambut normal
Mata
: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
Telinga
: Normotia, serumen (-), liang telinga lapang
Hidung
: Deviasi hidung (-), normosepta, sekret (-)
Tenggorokan
: T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis
Leher
: Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid
Thoraks 1. Paru Inspeksi
: bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi iga (-).
Palpasi
: fremitus baik simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi
: sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi
: suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
2. Jantung Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus cordis tidak teraba
Perkusi
: batas atas jantung di ICS II linea parasternal kiri. batas kiri jantung di ICS VI, linea midclavicula kiri. batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.
Auskultasi
: BJ I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi
: mendatar, sikatrik (-)
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), tidak teraba hepatomegali maupun splenomegali, defans muscular (-)
Perkusi
: nyeri ketuk CVA (-)
Auskultasi
: bising usus (+)
Extremitas Ekstremitas Superior : Normotonus, akral hangat, deformitas (-), edema -/- , CRT < 2 detik. Ekstremitas Inferior : Normotonus, akral hangat, deformitas (-), edema -/- , CRT < 2 detik.
STATUS LOKALIS Regio Inguinal Dekstra Posisi Berdiri Inspeksi Tampak benjolan dengan ukuran 4 x 3 cm, bewarna kemerahan. Tampak tanda radang (+), bentuk oval. Palpasi Teraba benjolan dengan konsistensi padat, immobile, berbatas tegas, teraba hangat, nyeri tekan (+). Finger test (-), thumb test (-), zieman test (-) karena hernia ireponibel, tes tidak dapat dilakukan. Posisi Telentang Inspeksi Pasien mengedan tampak benjolan dengan ukuran 4 x 3 cm, bewarna kemerahan. Tampak tanda radang (+), bentuk oval. Palpasi Teraba benjolan dengan konsistensi padat, immobile, berbatas tegas, teraba hangat, nyeri tekan (+). Finger test (-), thumb test (-), zieman test (-) karena hernia ireponibel, tes tidak dapat dilakukan. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 30 Maret 2017, Di RSU GMC Hematologi Darah Rutin Hemoglobin
12.0
g/dL
13.5 – 17.5
Hematokrit
37
%
40 – 52
Eritrosit
4.3
juta/uL
4.5 – 6.5
Lekosit
7,900
/mm3
4400 – 11300
Trombosit
208,000
/mm3
150000 – 450000
105
mg/dL
<150
Kimia Klinik Karbohidrat Glukosa Rapid Sewaktu
Tanggal 31 Maret 2017, Di RS Imanuel pukul 15.45 Hematologi Darah Rutin Hemoglobin
12.7
g/dL
13.5 – 17.5
Hematokrit
38
%
40 – 52
Eritrosit
4.38
juta/uL
4.5 – 6.5
Lekosit
7,780
/mm3
4400 – 11300
Trombosit
184,000
/mm3
150000 – 450000
Basofil
0
%
0-1
Eosinofil
4
%
1-6
Batang
0
%
3-5
Segmen
82
%
40-70
Limfosit
9
%
30-45
Monosit
5
%
2-10
MCV
87.4
fL
80-100
MCH
29,0
pg
26-34
MCHC
33,2
%
32-36
MPV
9.3
fL
7.2-11.1
Masa Pendarahan/BT
1
menit
Duke: 1-3
Masa Pembekuan/CT
12
menit
9-15
Hitung Jenis Lekosit
Index Eritrosit
Hemostasis
Kimia Klinik Karbohidrat Glukosa Rapid Sewaktu
94
mg/dL
<150
RINGKASAN (RESUME) Pasien datang ke poliklinik bedah RS Imanuel atas rujukan RSU GMC Tamansari dengan keluhan adanya benjolan yang tidak dapat masuk kembali pada lipat paha sebelah kanan sejak 2 hari yang lalu. Benjolan tersebut dirasa nyeri dan tampak bewarna kemerahan. Pasien mengatakan, benjolan tersebut sebenarnya sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu, namun benjolannya masih dapat keluar masuk dengan sendirinya. Benjolan tersebut biasanya hanya keluar saat pasien kelelahan dan mengangkat barang berat, lalu masuk kembali saat beristirahat. Keesokan harinya, keluhan masih dirasakan tidak membaik. Benjolan masih tidak dapat masuk kembali, terasa nyeri dan bewarna kemerahan. Karena sudah merasa sangat terganggu dengan benjolan tersebut, pasien memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke RSU GMC Tamansari, namun kemudian pasien dirujuk ke RS Imanuel. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan pada lipat paha kanan berukuran 4x3cm, berbentuk oval dengan konsistensi padat, bewarna kemerahan, terana hangat dan nyeri pada penekanan. Tampak adanya tanda-tanda peradangan. DIAGNOSIS KERJA Suspek hernia femoralis dextra irreponible DIAGNOSIS BANDING 1. Abses inguinal dextra 2. Hernia femoralis dextra strangulata PENATALAKSANAAN -
Pro hernia repair + pemasangan mesh IVFD RL 10 tpm Cek CBC, CT/BT, GDS EKG Inj. Ceftriaxone 2x1 mg iv. Inj. Ketorolac 3x1 amp iv.
-
Puasa Konsul anestesi
PROGNOSIS -
Ad vitam Ad functionam Ad sanactionam
: ad bonam : ad bonam : ad bonam
OPERASI Hari
: Jumat, 31 Maret 2017
Durasi
: Pk. 18.30 – 19.30
Jenis Operasi
: Hernia repair + omentectomy + pemasangan mesh
Anestesi
: TIVA
Laporan Operasi
Pasien tidur telentang dimeja operasi dalam NK (TIVA) Dilakukan asepsis dan antisepsis pada daerah operasi dan sekitarnya Insisi sejajar ligamentum inguinal diatas benjolan menembus kutis, subkutis dan fascia Didapatkan kantong hernia yang berisi omentum yang mengalami strangulasi Dilakukan omentectomy Dilanjutkan dengan melakukan herniotomy Dilakukan hernioplasty dengan memasang mesh cerobag Luka operasi dijahit Operasi selesai
Diagnosis Akhir Post Operasi Hernia Femoralis Dextra Strangulata