LAPORAN KASUS BEDAH UMUM KEPANITERAAN KLINIK RSUD KOTA SEMARANG
Pembimbing : dr. Radian Tunjung Bar!" M#i. Med." S$B
Di#u#un %e& Ad&i!ia Ma&ardi'a ()*+,-)/
0AKULTAS KEDOKTERAN UNI1ERSITAS TARUMANAGARA 2AKARTA
1
LEMBAR PENGESAHAN Diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi salah satu syarat menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter di bagianIl muBedah RSUD Kota Semarang. Nama
!dhitia "ahardika
NI"
#$%&'($)*
+akultas
Kedokteran Umum
,ingkat
Uni-ersitas ,arumanagara akarta
Bidang Pendidikan
Ilmu Bedah Umum
udul
/aporan Kasus Pasien dengan 0ernia Srotalis Dekstra Reponible
Pembimbing
dr. Radian Tunjung Bar!" M#i. Med." S$B
,elah Diperiksa dan Disahkan ,anggal "engetahui
Pembimbing
dr. Radian Tunjung Bar!" M#i. Med." S$B
2
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
,n. S
Umur
#( tahun
enis Kelamin
/aki1/aki
Pekerjaan
Kuli angkat barang
Pendidikan
S"!
!gama
Islam
Status
"enikah
!lamat
Prigi I 1 "ranggen
Ruangan
PrabuKresna
Nomor 2"
'$3%33
,anggal"asuk
Senin4 3*5ktober 3$
II. •
SUB2EKTI0 !namnesa
!utoanamnesa4 tanggal 3*oktober 3$ pukul.$$ 6IB di ruang
3.' Prabu Kresna •
KeluhanUtama!danya benjolan di lipat paha kanan
•
RI3A4AT PEN4AKIT SEKARANG keluhan adanya benjolan pada lipat paha kanannya. Pasien mengatakan benjolan
•
tersebut dirasakan sudah & tahun terakhir. Benjolan terasa nyeri jika berjalan atau tertekan 7elana dalam. !8alnya benjolan dirasakan ke7il4 lama1kelamaan benjolan semakin besar. Pasien mengatakan benjolan hilang timbul. ,imbul benjolan ketika pasien mengejan saat B!B4 bersin4 batuk4 mengangkat beban berat4 dan dalam posisi berdiri. Benjolan dirasakan menghilang jika pasien dalam posisi berbaring dan benjolan dapat di dorong masuk dengan tangan. Pada benjolan tidak dirasakan nyeri.
3
Pasien tidak ada keluhan demam4 tidak ada mual maupun muntah4 tidak ada keluhan sesak napas4 tidak ada keluhan batuk4 tidak ada keluhan sulit B!B dan B!K. Nafsu makan pasien baik4 tidak ada keluhan penurunan berat badan & bulan terakhir. Pasien sebelumnya pernah mengalami penyakit serupa '49 tahun yang lalu di bagian lipat paha kiri4 tetapi pasien sudah dilakukan operasi pada benjolan dilipat paha kiri tersebut. . a5 RI3A4AT PEN4AKIT DAHULU Ri8ayat Ken7ing "anis • Ri8ayat "aag • Ri8ayat !lergi • Ri8ayat !sma • Ri8ayatBatukkronik • Ri8ayat Serangan antung • Ri8ayat 0ipertensi • Ri8ayat 5perasi • Ri8ayat Konstipasi • Ri8ayat ,umor • Ri8ayat ,rauma abdomen • Ri8ayat Penyakit serupa •
disangkal disangkal disangkal disangkal disangkal disangkal disangkal !da4 operasi 0erniorafi '49 tahun yang lalu disangkal disangkal disangkal !da4 0ernia s7rotalis sinistra '49 tahun yang
lalu
b5 RI3A4AT PEN4AKIT KELUARGA Ri8ayat Ken7ing "anis disangkal • Ri8ayat !lergi disangkal • Ri8ayat !sma disangkal • Ri8ayat Serangan antung disangkal • Ri8ayat 0ipertensi disangkal • Ri8ayat ,umor disangkal • Ri8ayat penyakit serupa disangkal • 65 RI3A4AT KEBIASAAN +rekuensi makan '1# : sehari4 pasien sering makan sayur1sayuran dan buah1 •
buahan. Pasien jarang makan makanan berlemak. Pasien tidak pernah merokok4 tidak pernah minum alkohol.
d5 RI3A4AT PENGOBATAN Pasien belum pernah berobat sebelumnya • e5 RI3A4AT SOSIAL EKONOMI :
4
Pasien menggunakan BPS
III.
OB2EKTI0
+. S!a!u# Genera%i# Keadaan Umum • Kesadaran • ,ekanan Darah • Nadi • RR • Suhu • ,B • BB • I", • Kepala •
1
,ampak sakit sedang 2ompos mentis4 ;2S &9 4 <#=9"% &&$>($ mm0g )3:>menit &(:>menit '%4%o 2 &%#7m 9) kg 3&4)' N5R"!/ ?I", !sia Pasifik@ "eso7ephal4 simetris
Rambut
6arna hitam4 persebaran merata4 dan tidak
mudah di7abut 1
"ata
Konjungti-a anemis 1>14 sklera ikterik 1>14 pupil
isokor 4 diameter ' mm 1
0idung
1 1
,elinga /eher
Simetris4 sekret 1>14 de-iasi septum ?1@4 nafas 7uping hidung ?1@ Normotia4 sekret 1>1 ,rakea letak di tengah4 De-iasi tra7hea ?1@4
pembesaran K;B ?1@
•
Paru 1
Inspeksi
simetris statis dinamis4 retraksi I2S ?1@
1
Palpasi
stem fremitus lapang paru kanan dan kiri sama kuat
1
Perkusi
sonor pada lapang paru kiri dan kanan
1
!uskultasi
suara paru kanan dan kiri -esikuler4 rhonki ?1>1@ dan
wheezing ?1>1@
•
antung 1
Inspeksi
tidakterlihatiktus kordispada I2S = mid7la-i7ula line sinistra.
1
Palpasi
iktus kordis teraba & jari padaI2S = "id2la-i7ula line Sinistra
tidak kuat angkat.
5
1
Perkusi
Batas atas I2S II Parasternal /ine Sinistra • Batas ba8ah kiri I2S = "2/ Sinistra • Batas ba8ah kanan I2S I= Sternal /ine Dekstra •
1
•
!uskultasi
Bunyi jantung I1II regular4 murmur ?1@4 gallop ?1@
!bdomen 1
Inspeksi
7embung4 konturtampaksimetris 4 herniaumbilikalis ?1@4
inflamasiumbili7alis ?1@4 erosi ?1@4 ekskoriasi ?1@4 ulkus ?1@4striae ?1@ 4 skar ?1@4 7aput medusa ?1@4 -ena 7ollateral ?1@4 hematom ?1@4 spider ne-i ?1@4 gerakan peristalti7 tidak tampak4 pulsasi di epigastrium tidak tampak4 darm7ountour?1@4 tampak sikatrik berbentuk garis trans-ersal di region hipogastrik 1
!uskultasi
Bising Usus ?A@ &9 :> menit4 peristaltik normal4 fri7tion rub?1@
1
Perkusi
,impani4 shifting dullness ?1@4 7astle sign ?1@4 tes undulasi ?1@4
nyeri ketok 7osto -ertebra 1
Palpasi
Supel4 nyeri tekan ?1@4 nyeri lepas ?1@4 defans mus7ular ?1@4
ballotement ginjal ?1@4 0epar dan /impa tidak teraba4 ukuran sikatrik ( $49 7m
•
1
!kral dingin 11
1
1
11
2R, C 3detik
Status Lokalis : Pasien dalam posisi berdiri Regi Hi$ga#!ri6a
Inspeksi •
,ampak benjolan berbentuk lonjong 4 se8arna kulit sekitar4 hiperemis?1@4 erosi ?1@4 ekskoriasi ?1@4 ulkus ?1@4 s7ar ?1@4 sikatriks ?1@4 jaringan fibrotik ?1@
Palpasi •
,eraba massa ukuran % : ' : & 7m 4 permukaan rata4 konsistensi kenyal4 nyeri tekan ?A@4 fluktuasi ?1@4 indurasi ?1@4 tes undulasi ?1@4 tidak teraba pembesaran K;B
6
inguinal superomedial superfi7ial4 superolateral superfi7ial4 infero superfi7ial4 benjolan teraba membesar saat mengedan !uskultasi •
Bising usus ?1@
Regi S6r!a%i#De'#!ra
Inspeksi •
,ampak bentuk s7rotum kanan lebih besar dari pada s7rotum sebelah kiri4 hiperemis?1@4 erosi ?1@4 ekskoriasi ?1@4 ulkus ?1@4 s7ar ?1@4 sikatriks ?1@4 jaringan fibroti7 ?1@
Palpasi •
,eraba massau kuran # : ' : & 7m 4 permukaan rata4 konsistensi kenyal4 nyeri tekan ?A@4 fluktuasi ?1@4 indurasi ?1@4 tes undulasi ?1@4 testis teraba4 benjolan teraba membesar saat mengedan
!uskultasi •
Bising usus ?1@
Regi Peni#
Inspeksi •
Palpasi •
•
Penekanan pada glans penis antero posterior dis7harge ?1@
Re6!a% Tu6&er •
,onus sphin7ter anibaik4 nyeritekan ?1@4 mukosa re7ti li7in4 benjolan ?1@4 pool atasteraba 4teraba li7in4 sul7us median teraba4 ampula re7ti tidak kolaps. Sarungtangan darah ?1@4 lendir ?1@4 feses ?1@
I1.
PEMERIKSAAN PENUN2ANG
Labra!rium 78) O'!ber8)+(5 Hema!%gi 0emoglobin &%4' g>dl •
?$1&(4$@
7
#*4#$ &$4#>u/ '%% &$E'>u/ $& min '$ se7 $( min $$ se7
?#3193@ ?#4(1&$4(>u/@ ?&9$1#$$&$E'>u/@ ?&1 ' min@ ?91&9 min@
Kimia K%ini' ;DS • Ureum • 2reatinin • S;5, • S;P, •
)9 mg>d/ &%4) mg>d/ $4) mg>d/ 3# u>/ '& u>/
?*$1&&9 mg>d/@ ?&91#' mg>d/@ ?$4*1&4& mg>d/@ ? C '& u>/ @ ? C '& u>/ @
Imun%gi 0Bs!g •
negati-e
• • • • •
0ematokrit /eukosit ,rombosit "asapendarahan>B, "asapembekuan
9 0! T&ra PA • •
• •
1.
2or Pulmo
2,R C 9$ 4 /etak4 bentuk4 danukuran normal 2orakanbronko-askuler normal dantaktampakber7ak1ber7ak di
paru Diafragmadan sinus 7ostophrenikusbaik Kesan 2or normal FPulmotaktampakkelainan
RESUME ,elah diperiksa pasien seorang pria berumur #( tahun datang ke RSUD Kota Semarang dengan keluhan adanya benjolan pada lipat paha kanannya. Pasien mengatakan benjolan tersebut dirasakan sudah & tahun terakhir. Benjolan terasa nyeri jika berjalan atau tertekan 7elana dalam. !8alnya benjolan dirasakan ke7il4 lama1 kelamaan benjolan semakin besar. Pasien mengatakan benjolan hilang timbul. ,imbul benjolan ketika pasien mengejan saat B!B4 bersin4 batuk4 mengangkat beban berat4 dan dalam posisi berdiri. Benjolan dirasakan menghilang jika pasien dalam posisi berbaring dan benjolan dapat di dorong masuk dengan tangan. Pada benjolan tidak dirasakan nyeri. Pasien tidak ada keluhan demam4 tidak ada mual maupun muntah4 tidak ada keluhan sesak napas4 tidak ada keluhan batuk4 tidak ada keluhan sulit B!B dan B!K. Nafsu makan pasien baik4 tidak ada keluhan penurunan berat badan & bulan terakhir. Pasien sebelumnya pernah mengalami penyakit serupa '49 tahun yang lalu di
8
bagian lipat paha kiri4 tetapi pasien sudah dilakukan operasi pada benjolan dilipat paha kiri tersebut. Status Lokalis : Pasiendalamposisiberdiri Regi Hi$ga#!ri6a
Inspeksi •
,ampak benjolan berbentuk lonjong 4 se8arna kulit sekitar4 hiperemis?1@4 erosi ?1@4 ekskoriasi ?1@4 ulkus ?1@4 s7ar ?1@4 sikatriks ?1@4 jaringan fibrotik ?1@
Palpasi •
,eraba massa ukuran % : ' : & 7m 4 permukaan rata4 konsistensi kenyal4 nyeri tekan ?A@4 fluktuasi ?1@4 indurasi ?1@4 tes undulasi ?1@4 tidak teraba pembesaran K;B inguinal superomedial superfi7ial4 superolateral superfi7ial4 infero superfi7ial4 benjolan teraba membesar saat mengedan
!uskultasi •
Bisingusus ?1@
Regi S6r!a%i# De'#!ra
Inspeksi : Regi Hi$ga#!ri6a Inspeksi •
,ampak benjolan berbentuk lonjong 4 se8arna kulit sekitar4 hiperemis?1@4 erosi ?1@4 ekskoriasi ?1@4 ulkus ?1@4 s7ar ?1@4 sikatriks ?1@4 jaringan fibrotik ?1@
Palpasi •
,eraba massa ukuran % : ' : & 7m 4 permukaan rata4 konsistensi kenyal4 nyeri tekan ?A@4 fluktuasi ?1@4 indurasi ?1@4 tes undulasi ?1@4 tidak teraba pembesaran K;B inguinal superomedial superfi7ial4 superolateral superfi7ial4 infero superfi7ial4 benjolan teraba membesar saat mengedan
!uskultasi •
Bising usus ?1@
Regi S6r!a%i#De'#!ra
Inspeksi •
,ampak bentuk s7rotum kanan lebih besar dari pada s7rotum sebelah kiri4 hiperemis?1@4 erosi ?1@4 ekskoriasi ?1@4 ulkus ?1@4 s7ar ?1@4 sikatriks ?1@4 jaringan fibroti7 ?1@
9
Palpasi •
,eraba massau kuran # : ' : & 7m 4 permukaan rata4 konsistensi kenyal4 nyeri tekan ?A@4 fluktuasi ?1@4 indurasi ?1@4 tes undulasi ?1@4 testis teraba4 benjolan teraba membesar saat mengedan
!uskultasi •
1I.
Bising usus ?1@
ASSESMENT
Diagnosa •
0ernia S7rotalis Dekstra Reponible
Diagnosa banding •
0ernia S7rotalis Dekstra Irreponible
•
0ernia S7rotalis Dekstra Inkarserata
•
0ernia S7rotalis Dekstra Strangulata
1II. TERAPI
Inform 7onsent !. "edikamentosa •
Inj. 2efota:ime &:&g ?pre operasi@
B. 5peratif •
0erniorafi ? sudah dilakukan 3( 5ktober 3$ @
1III. PROGNOSA •
Guo ad -itam
bonam
•
Guo ad sanam
bonam
•
Guo ad fungsionam
bonam
1 0
I9.
•
KOMPLIKASI •
Benjolan semakin besar
•
0ernia S7rotalis Dekstra Irreponible
•
0ernia S7rotalis Dekstra Inkarserata
•
0ernia S7rotalis Dekstra Strangulata
•
Ileus obstruktif
Sliding 0ernia o
!dalah hernia yang dimana struktur ekstraperitoneal membentuk sebagian dinding kantung hernia.
o
enis hernia dimana seakan hernia melun7ur ke ba8ah dan pada stadium akhir organ tersebut akan membentuk dinding posterior kantong hernia.
•
Ri7hter 0ernia o
!dalah hernia strangulasi yang hanya menjepit sebagian dinding usus4 sehingga menyebabkan ileus obstruktif parsial maupun total.
•
Pantalon 0ernia o
!dalah hernia kombinasi antara hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satusisi4 kedua kantong hernia dipisahkan oleh -asa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti 7elana.
•
0ernia Interna
1 1
!dalah penonjolan organ intra abdominal melalui fossa atau lubang yang ada
o
didalam rongga abdomen. Isi hernia dari 7a-um abdominalis masuk rongga lain4 misalnya ke rongga
o
thora:4 atau tetap di rongga abdomen yaitu tersembunyi di dalam re7essus ileo7e7alis4 resesus re7tosigmoideus4 re7essus re7toduodenojejunalis dan mesentrium. "enurut 7a-um abdominalis hernia interna terdiri dari
o
o 0ernia epiploi7um 8inslo8i o 0ernia bursa omentalis o 0ernia mesentri7a o 0ernia retroperitonealis "enurut 7a-um thora: hernia interna terdiri dari
o
o
0ernia diafragmati7a traumati7
0ernia diafragmatika non traumati7 •
Kongenital4 misalnya hernia bo7hdalek4 dan hernia morgagni
•
!kuisital4 misalnya hernia hernia hiatus oesophagus
0ernia diafragmatika
0ernia akibat penonjolan -is7era abdomen ke dalam rongga thora: melalui suatu pintu pada diafragma. "enurut sebabnya dibagi menjadi •
hernia diafragmati7a traumati7a o
"erupakan hernia akuisital4 karena pukulan4 tembakan4 tusukan yang dapat menyebabkan diafragma menjadi lemah atau berlubang. Sehingga isi rongga abdomen menuju rongga thora:.
•
0ernia diafragmati7a non traumati7a a. Kongenital Hang sering terjadi adalah tidak menutupnya diafragma se7ara sempurna selama pertumbuhan janin4 sehingga usus bisa masuk kerongga thora:.
1 2
o
Dikenal antara lain &. 0ernia pleuroperitoneal ? hernia bo7hdalek @ /o7us "inoris Resistent di foramen bo7hdalek. +oramen bo7hdalek merupakan 7elah yang terbentuk oleh serabut 1serabut diafragma yang saling bersimpangan4 yaitu pars lumbalis dan pars 7otalis diafragma. !kibatnya menjadi hubungan bebas kedua organ tanpa kantong hernia ?baik peritoneum maupun leural@. Dengan demikian thora: dipenuhi oleh -is7era abdomen dan tidak hanya terjadi 7olaps pulmo homolateral tetapi juga terjadi pergeseran jantung dan struktur mediastinal kesisi yang berla8anan. Dan dengan demikian menekan pulmo yang berla8anan pula. Keadaan ini 7ukup ga8at dan perlu koreksi segera. 3. 0ernia parasternalis ? hernia morgagni @ /o7us "inoris Resistent di foramen morgagni. +oramen "orgagni merupakan 7elah antara perlekatan diafragma pada 7osta dan sternum dimana bisa dilalui oleh -asa epigastri7a superior. Disebabkan pertumbuhan otot yang kurang di sekitar foramen morgagni. Pada infant terbentuk kantong peritoneum yang berisi hepar atau usus. Bila terjadi pada orang de8asa4 selain disebabkan karena foramen morgagni yang 7ukup besar juga dikarenakan faktor1faktor predisposisi lainnya. Isi hernia umumnya lemak pre peritoneal. '. ,ak terbentuknya segmen pleuroperitoneal ,erletak disebelah lateral ar7us lumbo7ostalis. Bisa hanya merupakan 7elah ke7il dimana pleura langsung berhubungan dengan lemak pre peritoneal dari dekat kutub superior ginjal. Bila segmen tak terbentuk sama sekali ?7ongenital absent@ terdapat kantong yang merupakan kombinasi pleura dan peritoneum. Hang lebih sering terjadi 7elah terletak jauh ke belakang
1 3
sehingga organ peritoneal mendesak masuk rongga thora: dengan kantong hanya terdiri dari pleura. b. !kuisital 0ernia hiatus oesophagus Sebetulnya kurang tepat menggolongkan hernia ini pada jenis akuisital4 karena untuk terbentuknya kadang ada faktor kongenital4 yaitu hiatus terlalu besar ?lebar @ dan oesophagus terlalu pendek bila oesophagus terlalu pendek ? kongenital @ maka ketika lahir telah dijumpai bagian atas -entri7ulus yang berada di mediastinum posterior. Namun oesophagus pendek dapat juga terjadi se7ara akuisital4 misal akibat kontraktur ? jaringan parut akibat oesophagus pepti7 @. /o7us "inoris Resistent didekat hiatus oesophagus. Dalam keadaan demikian maka isi hernia adalah oesophagustrati7 jun7tion yang tertarik keatas. Sedang bila hernia terjadi karena hiatus terlalu besar ?lebar@ hernia timbul se7ara perlahan4 tergantung ukuran hiatus dan kekuatan otot yang membatasi hiatus. Dalam hal ini maka kantong peritoneum beserta fundus lambung akan mendesak ke hiatus oleh tekanan abdomen dan thora: yang berbeda. Biasanya oesophagastrik juntion pada keadaan ini terletak normal di ba8ah diafragma. Dalam keadaan normal oesophagus dan -entri7ulus membentuk sudut yang run7ing sehingga tidak memungkinkan terjadinya reflu:. Namun kadang kadang terdapat kelainan dimana sudut tersebut tidak run7ing sehingga ada kemungkinan terjadi reflu:.Sehingga 7ardia bisa masuk ke rongga thora: melalui hiatus.0ernia yang demikian disebut hernia oesophagus tipe sliding ? sudut oesophagus dan -entri7ulus tumpul @. Ini lain dengan sliding hernia. adi pada hernia histus oesophagus 1 Sudut menjadi tumpul ? normal run7ing @ 1 4
1 2ardia dapat masuk ke rongga thora: 1 ,erjadi reflu: 1 Rasa seperti gejala gejala radang oesophagus 1 0ernia oesophagus kadang dapat terjadi melalui tempat yang lemah. Pada keadaan ini sudut yang terbentuk normal4 namun karena suatu sebab terdapat defek disamping hiatus. !kibat 7ardia masuk melalui defek tadi. o
0ernia Spiegel 1 0ernia yang terjadi di linea semilunaris pada atau di ba8ah linea semilunaris4 namun dari atas tempat -asa epigastrium inferior menyilangi tepi lateral m.Re7tus !bdominis.
o
Inpeksi Peritonitis o
F a c i e s H i p o c r a t e s
1 5