, Spasmodika, dan Protektor Hati M. Wellyan T.W.H.
Laksativa
Laksativa • Laksativa adalah obat yang digunakan untuk mengatasi konstipasi/susah BAB. • Contoh merek: Dulcolax (berisi bisacodyl),
Bisacodyl • Contoh merek: Dulcolax, Bicolax • Indikasi: konstipasi, pembersihan usus besar. • – Nyeri abdomen akut, mual, muntah – Obstruksi usus
• Efek samping: – Rasa tidak nyaman di perut – Diare, iritasi lambung
Bisacodyl • Cara pemberian obat: diberikan secara per oral (tablet) atau per rektal (dg supositoria). • Stabilitas: tablet ≤ 30 °C, supositoria disimpan di lemari es. • Farmakokinetika: – Absorpsi: minimal – Distribusi: terdapat di ASI, ikatan protein >99%. – Metabolisme: hati – Ekskresi: urin
Bisacodyl • Mekanisme kerja: – Bisacodyl termasuk laksativa stimulan – Bekerja dengan cara mengiritasi otot halus peristaltik usus. – Selain itu, bisacodyl juga meningkatkan akumulasi cairan usus dg cara mengubah absorpsi air dan elektrolit.
Bisacodyl • Edukasi kepada pasien: – Penggunaan yg terlalu lama dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan nutrisi. Sebaiknya edukasikan kepada pasien agar mengguna an saco y a me e minggu, kecuali atas petunjuk dokter. – Nasihatkan kepada pasien agar minum air secukupnya agar tidak dehidrasi. – Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil.
Laktulosa • Contoh merek: Duphalax, Lactulax • Laktulosa adalah molekul disakarida, terdiri dari galaktosa dan fruktosa. • Indikasi: – Enchepalopati hepatik – Konstipasi kronik
• Kontraindikasi: – Galaktosemia, pasien yg memerlukan diet rendah galaktosa – Penggunaan bersamaan dg laksativa lainnya
Laktulosa • Efek samping: perut kembung, rasa tidak nyaman di perut, kram abdomen, dehidrasi dan hiponatremia pada bayi, . • Cara pemberian: secara oral atau rektal • Stabilitas: simpan pada temperatur 15-30 °C.
Laktulosa • Farmakokinetika: – Absorpsi: penyerapannya buruk di saluran pencernaan, yakni hanya 3% yg diserap di usus. – Metabolisme: laktulosa yg terserap tidak mengalami me a o sme, semen ara a u osa yg a erserap dan mencapai usus besar diubah oleh bakteri menjadi asam laktat dan sedikit asam asetat dan asam format. – Ekskresi: laktulosa yg terserap dikeluarkan via urin 24 jam dlm bentuk yg tidak berubah.
Laktulosa • Mekanisme kerja: – Utk konstipasi: zat hiperosmotik, meningkatkan kandungan air pada feses dan melunakkannya. Efek ini dicapai setelah 24-48 jam setelah menggunakan laktulosa. oleh bakteri di usus besar menjadi asam laktat, asetat, dan format ternyata menjadikan suasana asam di usus besar. Suasana asam ini akan menghambat difusi amonia dari usus besar menuju darah, bahkan amonia yg berada di darah akan berdifusi menuju usus besar. Amonia akan dikeluarkan dari usus besar.
n spasmo
a
Antispasmodika • Antispasmodika disebut juga spasmolitika, berfungsi sebagai penekan spasme/kejang pada otot. – Braxidin (berisi chlordiazepoxide dan clidinium bromide) – Buscopan (berisi hyoscine-N-butylbromide) – Buscotika (berisi hyoscine)
Chlordiazepoxide + Clidinium bromide • Chlordiazepoxide adalah obat golongan benzodiazepin yg berkhasiat depresi sistem syaraf pusat. • Serin dikombinasikan d clidinium bromida (suatu antikolinergik) yg bekerja sebagai antispasmodik dan antisekresi di saluran pencernaan. • Kombinasi tersebut dimanfaatkan untuk mengatasi spasme saluran pencernaan.
Chlordiazepoxide + Clidinium bromide • Indikasi: spasme saluran pencernaan pada peptic ulcer, dan IBS (irritable bowel syndrome). – Hipersensitifitas – Glaukoma – Hipertropi prostat – Depresi pernafasan berat
Chlordiazepoxide + Clidinium bromide • Efek samping: – Mengantuk – Kehilangan keseimbangan – Konstipasi –
• Perhatian: – Kurangi dosisnya pada pasien lanjut usia – Dapat terjadi ketergantungan pada kondisi pemakaian jangka panjang yg tiba-tiba dihentikan. – Jangan diberikan bersamaan dg obat lain yg juga mendepresi sistem syaraf pusat.
Hepatoprotektor • Adalah kelompok obat yg digunakan untuk membantu proses penyembuhan hepar/hati. – Heparmin (berisi ekstrak kunyit, nigella sativa) – Forhepa (berisi L-ornithine-L-aspartate) – Cursil (berisi silymarin dan xanthorrhizae oil)
Curcuma • Diperoleh dari tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza) • Sifat hepatoprotektor curcuma diperoleh oleh karena sifat antioksidannya, dan juga karena sifatnya yg mampu menghambat cytokine (suatu zat pro-inflamasi). Curcuma u a bersifat choleretik, akni menin katkan sekresi empedu, yg dapat bermanfaat utk mengatasi batu empedu. • Selain bersifat antioksidan dan hepatoprotektor, curcuma juga bersifat antiinflamasi, antikarsinogen, dan antimikroba. • Curcuma juga melindungi jantung dan pembuluh darah (dg menurunkan kolesterol dan trigliserida).
Silymarin • Silymarin adalah senyawa flavonoid yg terdapat pada tanaman Silybum marianum. • Sifat hepatoprotektor silymarin belum sepenuhnya dipahami, namun secara umum silymarin bersifat sebagai: – Antioksidan – Stabilisator dan regulator permeabilitas membran sel yg menangkal zat hepatotoksik – Memacu regenerasi sel-sel hati dg cara merangsang sintesis RNA ribosomal – Menghambat terbentuknya miofibroblast, sehingga mencegah terjadinya sirosis hati.
Silymarin • Silymarin dapat melindungi hati dari kerusakan akibat zat-zat hepatotoksik, misalnya parasetamol (dosis tinggi), etanol/alkohol, dan karbon tetraklorida. • Farmakokinetika: – Absorpsi: diserap baik di saluran pencernaan – Distribusi: terdapat di organ-organ hati, usus, lambung, dan pankreas. – Metabolisme: mengalami sirkulasi enterohepatik – Ekskresi: via empedu
er ma as