ACHDIAT IBNU OKTOFIHANSYAH P17420111040 1. Obat Fentanyl Fentanil adalah zat sintetik seperti petidin dengan kekuatan 100 x morfin. Fentanil merupakan opioid sintetik dari kelompok fenilpiperedin. Lebih larut dalam lemak dan lebih mudah menembus sawar jaringan.2, 3, 4 Farmakodinamik Turunan fenilpiperidin ini merupakan agonis opioid poten. Sebagai suatu analgesik, fentanil 75-125 kali lebih potendibandingkan dengan morfin. Awitan yang cepat dan lama aksi yang singkat mencerminkan kelarutan lipid yang lebih besar dari fentanil dibandingkan dengan morfin. Fentanil (dan opioid lain) meningkatkan aksi anestetik lokal pada blok saraf tepi. Keadaan itu sebagian disebabkan oleh sifat anestetsi lokal yamg lemah (dosis yang tinggi menekan hantara saraf) dan efeknya terhadap reseptor opioid pada terminal saraf tepi. Fentanil dikombinasikan dengan droperidol untuk menimbulkan neureptanalgesia.3, 6 Farmakokinetik Setelah suntikan intravena ambilan dan distribusinya secara kualitatif hampir sama dengan dengan morfin, tetapi fraksi terbesar dirusak paru ketika pertama kali melewatinya. Fentanil dimetabolisir oleh hati dengan N-dealkilase dan hidrosilasidan, sedangkan sisa metabolismenya dikeluarkan lewat urin.6 Indikasi Efek depresinya lebih lama dibandingkan efek analgesinya. Dosis 1-3 /kg BB analgesianya hanya berlangsung 30 menit, karena itu hanya dipergunakan untuk anastesia pembedahan dan tidak untuk pasca bedah. Dosis besar 50-150 mg/kg BB digunakan untuk induksi anastesia dan pemeliharaan anastesia dengan kombinasi bensodioazepam dan inhalasi dosis rendah, pada bedah jantung. Sediaan yang tersedia adalah suntikan 50 mg/ml. Efek samping Efek yang tidak disukai ialah kekakuan otot punggung yang sebenarnya dapat dicegah dengan pelumpuh otot. Dosis besar dapat mencegah peningkatan kadar gula, katekolamin plasma, ADH, rennin, aldosteron dan kortisol. Obat terbaru dari golongan fentanil adalah remifentanil, yang dimetabolisir oleh esterase plasma nonspesifik, yang menghasilkan obat dengan waktu paruh yang singkat, tidak seperti narkotik lain durasi efeknya relatif tidak tergantung dengan durasi infusinya.
2. Vekuronium
Nama Struktur 1-3(3alfa,17ß-Diacetoxy-2piperidino-5a androstan-16 ß-yl)-1-methylpiperidium. C34H57BrN2O4 Golongan/Kelas Terapi Relaksan Otot Perifer dan Penghambat Kolinesterase Nama Dagang : Indikasi : Relaksan otot untuk jangka pendek sampai sedang. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian : Dengan Injeksi Intravena Dewasa : 80-100 mcg/kg bb , dosis pemeliharaan 20-30 mcg/kg bb tergantung dari respon klinik. Neonatus dan bayi usia 4 bulan :dosis awal 10-20 mcg/kg bb lalu dinaikkan sampai efek yang diharapkan. Infus IV:50-80 mcg/kg bb diawali dengan injeksi IV 40 – 100 mcg/kg bb. Farmakologi Dengan dosis biasa onsetnya kurang lebih 1-3 menit dan berakhir 20-30 menit.Juga dapat menghindari efek kardiovaskular. Vecuronium bromida memiliki aktivitas dengan melepaskan histamin meskipun reaksi lokal pada lokasi injeksi telah dilaporkan. Bronkospasma dan reaksi anafilaktoid juga telah dilaporkan.Dan ini tentu mengarah pada aktivitas vekuronium dosis tinggi tidak menghasilkan efek samping pada
ACHDIAT IBNU OKTOFIHANSYAH P17420111040 vaskular. Perhatian dibutuhkan pada pasien penderita hepatitis dan gangguan ginjal. Penyesuaian dosis juga dibutuhkan pada bayi dan pada pasien gagal ginjal. Pemberian vekuronium secara intravena akan didistribusikan dengan cepat. Dimetabolisme juga oleh otot liver dan metabolit itu merupakan penghambat neuromuscular. Stabilitas Penyimpanan Penyimpanan : Pada temperatur (15 – 25)°C dalam wadah kedap udara dan jauhkan dari cahaya. Kontraindikasi Pasien hipersensitif terhadap vekuronium dan komponen lain dalam sediaan. Efek Samping Bradikardia, kolaps sirkulasi, edema, kemerah-merahan, reaksi hipersensitif, hipotensi, gatal-gatal, rash, takikardia, quadriplegik akut, sindrom miopati, myositis (pada penggunaan jangka panjang). Interaksi - Dengan Obat Lain : Efek vekuronium meningkat dengan adanya aminoglikosida, beta bloker, klindamisin, calcium channel bloker, anestesi halogen, imipenem, ketamin, lidokain, diuretik loop (furosemid), makrolida, magnesium sulfat, prokainamida, kuinidin, kuinolon, tetrasiklin dan vankomisin. - Dengan Makanan : -
Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : C . Obat harus dihindari atau digunakan dengan hati-hati dalam kehamilan karena dengan pemberian dosis tinggi dapat menyebabkan miastenia gravis pada bayi - Terhadap Ibu Menyusui : Distribusi venkuronium pada air susu tidak diketahui, gunakan dengan perhatian. - Terhadap Anak-anak : - Terhadap Hasil Laboratorium : Parameter Monitoring : Tekanan darah, denyut jantung Bentuk Sediaan : Injeksi 4 mg/ml
Peringatan : Perhatian dibutuhkan pada pasien penderita hepatitis dan gangguan ginjal. Penyesuaian dosis juga dibutuhkan pada ibu hamil, bayi dan pada pasien gagal ginjal. Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus : Informasi Pasien : Pemakaian terbatas untuk kasus tertentu. Perlu sarana dan keahlian khusus. Mengingat pemberian obat ini dilakukan melalui /oleh dokter anestesi, maka informasi tidak langsung diberikan pada pasien. Mekanisme Aksi : Mencegah terikatnya asetilkolin pada reseptor pada motor endplate, menghambat depolarisasi
*****