Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi
a. Terapi non-farmakologi
Diet Diet rendah kalori merupakan cara yang paling esensial untuk mengatur
penurunan berat badan pada pasien obesitas. Panduan diet Mr. A, dapat dimulai dengan diet sedang saja 1.500 kkal, dibagi 3 untuk makan pagi, siang dan malam. Untuk makan pagi, pasien diberi 400 kkal berupa roti tanpa margarine dengan selai yang tipis, dan buah. Pada pukul 10.00, pasien bisa bisa mendapatkan snack buah dan teh tawar. Siang harinya dapat diberikan 700 kkal, dengan rincian: nasi (3 atau 4 sendok), lauk di- steam steam bisa berupa ikan atau ayam tanpa kulit, ditambah sayur. Untuk makan malam, pasien bisa mendapatkan 400 kkal. Menunya seperti makan pagi, dan pada pukul 16.00 bisa kita berikan snack dalam bentuk buah dan teh tawar.
Aktivitas fisik Pasien dianjurkan untuk melakukan olahraga, misalnya jalan cepat, seminggu 3-
4 kali selama 20 menit, dan meningkatkan aktivitas fisik yang lain. Bisa juga melakukan olahraga ringan, seperti bersepeda. Jika memungkinkan, pasien melakukan olahraga renang, atau olahraga lain yang menjadi hobi pasien.
Modifikasi gaya hidup Perubahan perilaku pasien sangat diperlukan untuk mendapatkan efek maksimal
dari terapi yang diberikan. Modifikasi perilaku dilakukan melalui langkah-langkah berikut: - Tentukan kesiapan pasien untuk menurunkan berat badan dan kemauan untuk menerapkan rencana penurunan berat badan. - Membangun dan memelihara kemitraan pasien-pengelola. - Menata kembali kemampuan kognitif. - Menetapkan tujuan yang ingin dicapai. - Sering menghubungi pasien. - Anjurkan pasien tentang pentingnya teknik monitoring sendiri. - Pengendalian rangsangan yang yan g negatif yang dapat mempengaruhi penurunan berat badan atau berat pemeliharaan.
- Berikan hadiah kepada pasien untuk setiap penurunan berat badan.
b. Terapi farmakologi Berikut adalah beberapa obat yang digunakan untuk pasien penderita obesitas, yaitu: 1. Orlistat menginduksi penurunan berat badan dengan cara menurunkan absopsi lemak dan mengembangkan profil lipid, control glukosa dan metabolit yang lain. Nyeri perut atau colic, flatulence, fecal urgency, banyak terjadi pada 80% individu dari ringan sampai berat. Dan berkembang setelah 1-2 tahun terapi. Orlistat berinteraksi dengan absorpsi vitamin larut lemak dan siklosporine. 2. Sibutramine lebih efektif dari pada placebo tetapi pasien akan berkurang berat badannya setelah 6 bulan terapi. Mulut kering, anorexia, insomnia, konstipasi, pening, mual timbul 3 kali lebih sering dari pada placebo. Sibutramine tidak digunakan pada pasien dengan stroke, penyakit arteri koroner, CHF, aritmia, dan yang menggunakan MAOi. 3. Pentermine (30 mg pada pagi hari atau 8 mg sebelum makan ) adalah stimulant yang agak kuat dan potensial penyalahgunaan yang lebih rendah daripada amphetamine dan lebih efektif daripada placebo-control studies. Efek samping ( peningkatan tekanan darah, palpitasi, aritmia, midriasis, peningkatan kerja insulin hingga terjadi hipoglikemi) dan ineteraksi dengan MAOI yang memiliki implikasi pada beberapa pasien. 4. Dietilpropion ( 25 mg sebelum makan atau 75 mg pada sediaan lepas lambat setiap pagi) lebih efktif dari pada placebo dapat mengurangi berat badan dengan cepat. Adalah salah satu supresan noradrenergic yang aman dan dapt digunakan pada pasien dengan hipertensi ringan sampai sedang atau angina tapi tidak dapat digunakan pada pasien dengan hipertensi berat atau penyakit kardiovaskuler yang signifikan. 5. Amfetamin secara umum dihindari karena kekuatan stimulan dan potensial adiksi nya 6. Efedrin (20 mg dengan atau tanpa caffeine 200 mg, sampai 3 kali sehari) memiliki aktifitas supresif dan termogenik yang lebih baik daripada placebo dalam percobaan hingga 6 bulan. Efek samping yang umum terjadi adalah tremor, agitasi, panic, keringat berlebih dan insomnia, palpitasi dan takikardi juga pernah dilaporkan.
7. Agen serotonergik memiliki stimulant pusat yang dihubungkan dengan potesi penyalah gunaan dengan komponen noradrenergic tapi agen serotonergik dapat mengubah pola tidur dan mengubah kebiasaan. 8. Pasien yang menerima fluoksetin 65 mg sehari memiliki penurunan berat badan 2-4 kg dari pada percobaan control-plasebo. Tapi tidak berbeda diantara masing-masing grup dalam periode hingga 1 tahun. Penemuan sejenis juga ditemukan pada penggunaan sertralin 200mg per hari. 9. Peptida- peptida (seperti leptin, neuropeptida Y, galanin) yang sedang diselidiki karena manipulasi eksogenus mungkin menyediakan pendekatan terapetik kedepan untuk manajemen obesitas (dipiro, 2005) 2
Karena pasien tergolong obesitas grade 1 (BMI : 30.0-34.9 kg/m ) sangat dianjurkan untuk diberikan Apisate® 1/3 tablet perhari (dosis kecil ini bertujuan untuk mengurangi efek samping obat). Dari hasil uji laboratorium pasien didapatkan data bahwa total kolesterol adalah 220; kadar LDL adalah 190; kadar HDL adalah 30. Hal tersebut sangat berbahaya karena tidak sesuai dengan batas kadar normal.Terapi farmakologi dilakukan dengan penggunaan obat – obatan antikolesterol. Pasien sebaiknya diberikan obat penurun kolesterol (Lipitor). Tekanan darah pasien sangat tinggi yaitu 140/90. Sehingga diperlukan terapi untuk hipertensi. untuk obat antihipertensi, pasien dapat diberi ACE inhibitor inhibitor dengan dosis minimal. Kadar gula darah pasien yaitu 180 mg/dl sehingga pasien harus diberikan obat antidiabetes seperti metformin dan untuk dislipidemia, diberikan obat golongan statin agar k omplikasi tidak berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA Dipiro et al, 2005, Pharmacotherapy A Pathophyisiologic Approach, McGraw-Hill Companies, USA Waspadji, Sarwono, et all, 2003, Pengkajian Status Gizi, Cetakan Pertama, Balai Pene rbit: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia