Parameter Nonspesifik Dan Spesifik ekstrakDeskripsi lengkap
devisiensi vitamin referat
nnknkFull description
lll
defisiensi mineralFull description
n m
hahah
Student ProjectFull description
Full description
crp
imune resume
TOLERANSI IMUNFull description
imun
Suatu substansi asing yang disebut antigen bila memasuki aliran darah dari mamalia akan memicu mekanisme pertahanan yaitu respon imun yang mengakibatkan sintesis kelompok protein yang sangat pentin...
fisiologi
imun sistemDeskripsi lengkap
Full description
Defisiensi Imun Nonspesifik 1. Defisiensi Komplemen Komponen komplemen diperlukan untuk membunuh kuman, opsonosasi, kemotaksis, pencegahan penyakit autoimun dan eliminasi kompleks antigen antibody. Defisiensi komplemen dapat menimbulkan berbagai akibat seperti infeksi bakteri yang rekuren dan peningkatan sensitivitas terhadapa penyakit autoimun. Kebanyakan defisiensi komplemen bersifat herediter. a. Defisiensi komplemen primer Defisiensi komplemen biasanya menimbulkan infeksi yang berulang atau penyakit kompleks imun seperti LES dan gromeluronefritis.
Defisiensi inhibitor esterase C1 Defek C1 INH menimbulkan aktivitas C1 yang tid ak dapat dikontrol dan produksi kinin yang meningkatkan permeabelitas kapiler. Defek ini berhubungan dengan angioedem herediter, suatu penyakit yang ditandai dengan edem lokal sementara namun sering terjadi.
Defisiensi C2 dan C4 Defisiensi C2 dan C4 dapat menimbulkan penyakit menyerupai LES yang kemungkinan disebabkan oleh kegagalan eliminasi kompleks imun yang komplemen independen.
Defisiensi C3 Defisiensi C3 dapat menimbulkan reaksi berat yang fatal terutama yang berhubungan dengan infeksi mikroba piogenik seperti streptokok dan stafilokok.
Defisiensi C5 Defek C5 dapat menimbulkan kerentanan terhadap bakteri yang berhubungan dengan gangguan kemotaksis.
Defisiensi C6, C7 dan C8 Defisiensi ini meningkatkan kerentanan terhadap septikemi meningokok dan gonokok.
b. Defisiensi komplemen fisiologik
Defisiensi ini dpaat ditemukan mpada neonates yang disebabkan kadar C3, C5 dan faktor B yang rendah. c. Defisiensi komplemen sekunder Defisiensi komplemen sekunder dapat disebabkan oleh depresi sintesis, misalnya pada sirosis hati dan malnutrisi protein / kalori.
Defisiensi C1q,r,s Defisiensi ini biasa terjadi bersamaan dengan LES. Penderita ini sangat rentan terhadap infeksi bakteri.
Defisiensi C4 Defisiensi ini ditemukan pada beberapa penderita LES.
Defisiensi C2 Defek C2 merupakan defisiensi komplemen ynag paling sering terjadi. Defisiensi ini juga terdapat pada penderita LES.
Defisiensi C3 Defek C3 mengakibatkan penderita mengalami nfeksi bakteri yang rekuren.
Defisiensi C5-C8 Penderita defisiensi ini menunjukkan kerentanan terhadap in feksi terutama neseria.
Defisiensi C9 Defek C9 sangat jarang ditemui. Penderita tidak mengalamai infeksi rekuren.
2. Defisiensi Interferon dan Lisozim a. Defisiensi interferon primer Defisiensi ini dapat menimbulkan infeksi mononucleosis yang fatal. b. Defisiensi interferon dan lisozim sekunder Defek interferon dan lisozim dapat ditemukan pada malnutrisi protein / kalori. 3. Defisiensi Sel NK a. Defisiensi primer Defek sel NK congenital biasa ditemui pada pen derita dengan osteopetrosis. Kadar IgA, IgG dan kekerapan auto-antibody biasanya meningkat.
b. Defisiensi sekunder Defek ini dapat disebabkan oleh imunosupresor atau radiasi. 4. Defisiensi Sistem Fagosit Defisiensi fagosit sering disertai dengan infeksi berulang. Kerentanan terhadap infeksi piogenik berhubungan langsung dengan jumlah neutrofil yang menurun. a. Defisiensi kuantitatif Penurunan produksi neutrofil dapat diakibatkan oleh pemberian depresan sumsum tulang, leukemia, kondisi genetic yang menimbulkan defek dalam perkembangan semua sel progenitor dalam sumsum tulang termasuk precursor myeloid. b. Defisiensi kualitatif Defisiensi ini dapat mengenai fungsi fagosit seperti kemotaksis, menelan/memakan dan membunuh mikroba intraseluler.
Chronic Granulomatous Disease (CGD) CGD merupakan infeksi rekuren berbagai mikroba. CGD biasanya merupakan penyakit X-linked resesif yang terjadi pada usia 2 tahun pertama. Pada CGD ditemukan defek neutrofil dan ketidakmampuan membentuk peroksid hydrogen atau metabolit oksigen lainnya.
Defisiensi G6PD Defisiensi ini merupakan penyakit imunodefisiensi yang X-linked dengan gambaran klinis seperti CGD. Penyakit diduga disebabkan oleh defisiensi generasi NADPH.
Defisiensi mieloperoksidase Peroksidase ditemukan dalam granul sitoplasma dan dilepas ke fagosom melalui proses degranulasi yang diikuti dengan fagositosis. Pada defisiensi mieloperoksidase proses ini terganggu sehingga kemampuan neutrofil untuk membunuh terganggu.
Sindrom Chideak-Higashi (SCH) SCH sangat jarang ditemukan, ditandai dengan infeksi rekuren, piogenik, terutama streptokok dan stafilokok. Pada SCH ditemukan neutrofil dengan kemoaksis dan kemampuan membunh yang abnormal dengan aktivitas sel NK dan kadar enzim lisosom menurun.
Sindrom Job Sindrom Job berupa pilek yang berulang, abses stafilokok, eksim kronos dan otitis media. Kemampuan neutrofil untuk kemotaksis terganggu, kadar IgE serum sangat tinggi dan ditemukan eosinofilia.
Lazy Leucocyte Syndrome Sindrom ini berupa kerentanan terhadap infeksi mik roba yang berat. Jumlah neutrofil menurun, respon kemotaksis dan inflamasi terganggu.
Defisiensi adhesi leukosit Defisiensi ini merupakan penyakit imunodefisiensi yang ditandai dengan infeksi bakteri dan jamur rekuren dan gangguan penyembuhan luka.