BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1.
Pengumpulan Data a.
Data Umum 1)
Identitas Klien Nama
: Ny. K
Umur
: 53 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Status Perkawinan : Kawin Tgl/Jam Masuk RS : 21 Maret 2016/ Jam 18.30 WIB
3)
Survei Primer Airway Klien mengatakan kadang batuk tapi tidak ada dahak. Klien tidak tampak ada sumbatan jalan nafas. Beberapa kali klien tampak terlihat batuk. Slym tidak ada. Breathing Klien mengatakan sesak dan cepat capek. Klien terkadang tampak retraksi dada. Klien tidak tampak sianosis di sekitar mulut.. Circulating Klien tidak ada perdarahan, capillary refill time time < 2 detik, tidak tampak sianosis perifer, akral hangat. Klien tampak berkeringat banyak. Neurologi: GCS 15 (E4M6V5) (E4M6V5) Kesadaran kualitatif: Compos Mentis
3)
Survei Primer Airway Klien mengatakan kadang batuk tapi tidak ada dahak. Klien tidak tampak ada sumbatan jalan nafas. Beberapa kali klien tampak terlihat batuk. Slym tidak ada. Breathing Klien mengatakan sesak dan cepat capek. Klien terkadang tampak retraksi dada. Klien tidak tampak sianosis di sekitar mulut.. Circulating Klien tidak ada perdarahan, capillary refill time time < 2 detik, tidak tampak sianosis perifer, akral hangat. Klien tampak berkeringat banyak. Neurologi: GCS 15 (E4M6V5) (E4M6V5) Kesadaran kualitatif: Compos Mentis
Data yang diperoleh dari rekam medis, pada awal klien masuk RS, dokter sudah menyarankan agar klien dirawat di ruang HND/ICU, namun keluarga menolak, sehingga klien dirawat di ruang Fatima. b)
Keluhan Utama Klien mengeluh sesak.
c)
Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengeluh sesak. Sesak dirasakan bertambah saat banyak bergerak dan juga saat mengganti posisi berbaring, serta berkurang apabila klien istirahat dan berada pada posisi setengah duduk. Sesak dirasakan seperti berat dan pendek saat menarik nafas. Sesak dirasakan dirasak an di daerah dada, hilang timbul, kadang pagi, siang atau malam. Skala sesak klien: skala 3. Skala 1 : tidak ada sesak, tidak ada batasan aktivitas fisik
f)
Riwayat Kesehatan Keluarga Anak klien mengatakan bahwa sepengetahuannya anggota keluarganya yang lain tidak ada yang menderita darah tinggi, asma, jantung, kencing manis. Ibunya yang mempunyai riwayat darah tinggi sudah sejak beberapa tahun yang lalu.
: laki-laki
(d) Suhu
: 36,8 oC
(e) Pernafasan
: 36 kali/menit
(f) SpO2
: 92%
(g) Tinggi Badan
: 153 cm
Berat Badan IMT :
4)
: 55 kg
1, 1,
= 23,504 (kriteria normal)
Survei Sekunder a)
Sistem Pernapasan Anamnese : Klien
mengeluh
mengatakan
tidak
nafasnya
sesak.
mempunyai
Klien riwayat
penyakit asma. Klien mengatakan batuk-batuk, tidak ada dahak. Inspeksi
: Klien tampak terpasang oksigen 5 liter/menit via binasal kanul. Bentuk dada simetris, klien
b)
Sistem Kardiovaskuler Anamnesa : Klien mengatakan saat ini tidak ada nyeri dada. Keluarga mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat darah tinggi sudah sejak bertahun-tahun
yang
lalu,
kadang
tidak
terkontrol. Inspeksi
: Tidak ada tanda-tanda clubbing of finger , tidak ada edema, tidak ada epitaksis, tidak ada sianosis sekitar bibir, mulut dan dasar kuku.
Palpasi
: Capilary refill time < 2 detik, tidak ada pitting edema, ekstremitas hangat
Perkusi
: Bunyi jantung pekak di ICS 2-5
Auskultasi : Bunyi jantung 1 “lub” terdengar lebih keras di ICS 4 linea sternalis kiri dan ICS 5 linea midclavicularis kiri. Bunyi jantung II “dup”
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan di daerah epigastrium, tidak ada nyeri tekan dan lepas pada titik Mc burney, hepar dan lien tidak teraba dan tidak ada nyeri tekan.
Perkusi
: Terdengar bunyi redup.
Auskultasi : Bunyi bising usus 10x/menit, terdengar kuat. Masalah
: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Gangguan pola eliminasi Bab.
d)
Sistem Perkemihan Anamnese : Klien mengatakan tidak ada keluhan saat Bak karena menggunakan selang catheter Inspeksi
: Klien tampak menggunakan folley catheter no.18, urine tertampung urine bag ±150cc (dalam 3 jam), warna kuning jernih.
Nervus III Okulomotorius, nervus IV troklearis, Nervus VI abdusen : Klien dapat menggerakan bola mata ke atas-bawah, kanan-kiri. Nervus V Trigeminal : Klien mampu mengedip Nervus VII Fasialis : Klien dapat tersenyum, mengernyitkan dahi saat terasa tidak enak perut. Nervus VIII Vestibulokoklearis : Klien dapat mendengarkan gesekan tangan. Nervus IX, X Glosofaringeus, Vagus : Klien dapat menelan makanan tanpa ada gangguan. Nervus XI Asesorius : Klien dapat mengangkat bahu kiri dan kanan.
g)
Sistem Muskuloskeletal Anamnese : Klien mengatakan badan terasa cepat capek bila banyak bergerak. Inspeksi
: Ekstremitas simetris, bentuk vertebra normal. Klien mobilisasi bedrest, tampak lemas. Klien tampak cepat kelelahan bahkan saat setelah banyak bicara.
Kekuatan otot
5 5
5 5
Keterangan : Derajat 0
: Tidak ada kontraksi otot volunter
Derajat 1
: Kontraksi otot tanpa gerakan sendi
Derajat 2
: Gerakan aktif tak mampu melawan gaya gravitasi
3
: Perlu bantuan orang lain dan alat
4
: Tergantung / tidak mampu
Masalah keperawatan: Intoleransi aktivitas
h)
Sistem Endokrin Anamnese : Klien mengatakan selama ini tidak ada riwayat kencing manis. Inspeksi
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, klien tampak lemas.
i)
Palpasi
: Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.
Masalah
: Tidak ada masalah keperawatan
Sistem Integumen Anamnese : Klien mengatakan tidak ada gatal atau luka. Inspeksi
: Warna rambut hitam keputih-putihan, tidak
membangunkan anggota keluarga yang lain karena sudah tengah malam dan kasihan mengganggu tidur mereka, Klien juga mengatakan anak-anaknya tidak perlu menunggunya di luar ruang ICU karena sudah ada banyak suster yang akan merawat. Harga Diri Klien mengatakan suami dan anak-anaknya selalu menghargainya. Ideal Diri Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa kembali ke rumah lagi. Identitas Diri Klien adalah seorang istri, ibu dari tiga orang anak, dan sudah mempunyai dua orang cucu. Peran
Leukosit
16,60
10ˆ3/uL
4,00 – 11,00
Trombosit
477
10ˆ3/uL
150 – 450
Hb
14,1
g/dl
11,7 – 15,5
Glukosa puasa
155
mg/dl
70 – 110
GD 2 jam PP
116
mg/dl
Kolesterol LDL
134
mg/dl
23/3/16
Konsensus lipid: 130 – 159: batas tinggi
LED
51
mm/jam
8 – 15
Basofil
0
%
0-1
Eosinofil
0
%
2 – 4
Netrofil Segmen
84
%
50 – 70
Netrofil Batang
0
%
3 – 5
Limfosit
10
%
25 – 40
Monosit
6
%
2 – 8
Hitung jenis/Diff:
28/3/16
Kesimpulan:
Cardiomegali dengan tanda-tanda unilateral pulmonary edema kanan disertai efusi pleura kanan kiri. Elongasio dan kalsifikasi aorta.
3)
Hasil Pemeriksaan EKG (tgl 28/3/16)
ST elevasi di V2, V3, V4, V5, V6 Infark miokard di bagian anteroseptal dan lateral
4)
Terapi Terapi Injeksi 2 x 1 amp Ranitidine i.v
Golongan
: Histamin antagonis Reseptor H2
Indikasi untuk klien
:
-
Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif,
perut, artralgia dan mialgia, leukopenia, granulositopenia, pansitopenia, trombositopenia (pada beberapa penderita). Farmakokinetik
:
Histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin
secara
kompetitif
pada
reseptor
H2
dan
mengurangi sekresi asam lambung.
1 x 2gr Ceftriaxone i.v dalam NaCl 0,9%
Golongan
: Antibiotik (Cefalosporin)
Indikasi untuk klien
:
Sepsis, meningitis, infeksi abdominal, infeksi tulang, persendian, jaringan lunak, kulit, pencegahan infeksi pra bedah, infeksi dengan klien gangguan mekanisme daya tahan tubuh, infeksi ginjal dan saluran cerna, infeksi saluran pernafasan, infeksi kelamin termasuk gonorrhea.
Kontra indikasi obat
:
Depresi pernafasan, penyakit obstruksi jalan nafas, sensitive terhadap morfin, penyakit hati akut, ileus paralitik. Efek samping Hipoventilasi,
: mual,
muntah,
konstipasi,
somnolen,
halusinasi, euphoria. Farmakokinetik
:
Morfin merupakan agonis reseptor opioid, dengan efek utama mengikat dan mengaktivasi reseptor µ-opioid pada sistem saraf pusat.
Terapi Oral: 1 x 1 Clopidogrel
Indikasi: Pencegahan kejadian aterotrombosis pada:
Farmakokinetik
:
Menghambat pengikatan adenosin difosfat (ADP) pada reseptor ADP di platelet, dengan demikian menghambat aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi ADP, yang menimbulkan penghambatan terhadap agregasi platelet.
2 x 1 Zaldiar
Golongan
: analgetik
Indikasi untuk klien
: terapi jangka pendek untuk nyeri akut
Kontra indikasi obat
: insufisiensi
pernafasan
dan
insufisiensi ginjal Efek samping obat
: mual,
pusing,
somnolen,
konstipasi, mulut kering, diare,
Efek samping
: mual,
muntah,
sakit
pinggang,
diare.
0-0-1 Atorvastatin 20 mg
Golongan
: Obat penurun lipid
Indikasi untuk klien
:
Pelengkap diet untuk menurunkan kolesterol total, LDLkolesterol,
apolipoprotein
B
dan
trigliserida
pada
hiperkolesterolemia, hiperlipidemia. Kontra indikasi obat
:
Hipersensitif, penyakit hati, wanita hamil dan menyusui Efek samping
:
Dyspepsia, nyeri perut, sakit kepala, mual, diare, mialgia Farmakokinetik
:
Mengurangi kolesterol dan lipoprotein dalam plasma darah,
menaikkan tekanan osmotic dan suasana asam sehingga feses menjadi lebih lunak.
1/2-0-1/2 Monecto (distop tgl 29/3/16)
Golongan
: Vasodilator
Indikasi untuk klien
:
Angina pectoris karena gangguan jantung Farmakokinetik Meningkatkan
: nitrogen
monoksida
yang
vaskular.
merangsang neurotransmitter vasodilator (cGMP). Hal ini akan merelaksasi otot vaskular.
1 x 1 Digoxin
Golongan
: Glikosida jantung
Indikasi untuk klien
:
3 x 1 tab Sanmol k/p
Golongan
: antipiretik, analgetik non narkotik
Indikasi untuk klien
: rasa sakit termasuk sakit kepala, gigi, demam
Kontraindikasi
: hipersensitifitas, gangguan fungsi hati dan ginjal
Efek samping
: dosis
besar
menyebabkan
kerusakan hati Farmakokinetik
:
Sebagai antipiretik, sanmol (Paracetamol) bekerja langsung pada pusat pengatur panas di hipotalamus. Sebagai analgetik, mekanisme kerja paracetamol yaitu sebagai inhibitor prostaglandin yang lemah. Jadi mekanisme kerjanya dengan menghalangi produksi prostaglandin, yang merupakan bahan kimia yang terlibat dalam transmisi pesan
Terapi Drip Furosemide drip 8 mg/jam
Golongan
: Diuretik
Indikasi untuk klien
: Edema, liver asites, hipertensi ringan sampai sedang
Kontra indikasi obat
: Gagal ginjal akut, hepatic koma, hipokalemia
Efek samping obat
: Gangguan neprokalsinosis
gastrointestinal, pada
bayi
premature Farmakokinetik
:
Diuretik kuat terutama bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat kotranspor Na+/K+/Cl- dari membran lumen pada pars ascenden ansa henle, karena itu reabsorpsi
kontraktilitas jantung, menurunkan tekanan a. pulmonalis (dilatasi a. pulmonalis akibat perangsangan adrenoreseptor beta2 di a. pulmonalis), namun tidak terlalu meningkatkan laju jantung (efek inotropik melebihi efek kronotropik).
Amiodarone drip 300mg/12 jam (mulai 28/3/16 malam)
Golongan
: Antidisritmia
Indikasi untuk klien
:
Tab: Pengobatan fibrilasi ventrikel yang berulang dan takikardia ventricular yang tidak stabil secara hemodinamik. Amp: pengobatan pada gangguan irama yang berat khususnya gangguan irama sinus supraventrikular dan gangguan irama ventrikuler. Efek samping
:
Hipotensi, pusing, kelelahan, insomnia, gangguan tidur,
gagal jantung kongestif, gagal ventrikel kanan kronik, kor pulmonal kronik. Kontra indikasi obat
:
Hipotensi berat dan kegagalan sirkulasi akut, infark miokard akut dengan tekanan pengisian yang rendah, anemia, trauma kepala, perdarahan serebral, hipotensi berat atau hipovolemia. Efek samping
:
Sakit kepala, vasodilatasi kutaneus, hipotensi postural, ruam kulit Farmakokinetik Meningkatkan
: nitrogen
monoksida
yang
vaskular.
merangsang neurotransmitter vasodilator (cGMP). Hal ini akan merelaksasi otot vaskular.
d)
Efek samping Demam, infeksi, nekrosis, trombosis vena atau flebetis di lokasi suntikan, hipernatremia.
2.
Pengelompokkan Data Data Subjektif
- Klien mengeluh sesak. Sesak
Data Objektif
- Klien terkadang tampak retraksi dada.
dirasakan bertambah saat banyak
- Klien terkadang tampak gelisah.
bergerak dan juga saat mengganti
- Klien tampak berkeringat banyak
posisi berbaring, serta berkurang
- Klien tampak sesak
apabila klien istirahat dan berada
- Skala sesak: 3 (sesak muncul saat
pada posisi setengah duduk - Klien mengatakan cepat capek - Klien mengeluh batuk-batuk, tidak ada dahak
aktivitas ringan, adanya batasan aktivitas, nyaman saat istirahat) - Klien terkdang tampak batuk-batuk, slym tidak ada.
CK-MB >40 ng/ml Trop. T 1354 ng/L SGOT 262 U/L SGPT 48 U/L Leukosit: 16600/uL - Hasil pemeriksaan tgl 23/3/16 LED: 51 mm/jam Netrofil Segmen: 84% - Hasil thorax foto (27/3/16) Cardiomegali dengan tanda-tanda unilateral pulmonary edema kanan disertai efusi pleura kanan kiri. - ST elevasi di V2, V3, V4, V5, V6
Infark miokard di bagian anteroseptal dan lateral
3.
Analisa Data Data
DS: - Klien mengeluh sesak.
Etiologi
Beban kerja jantung meningkat Mekanisme kompensasi
- Klien mengatakan cepat capek - Klien mengatakan di rumah sakit dada, dirasakan menjalar sampai lengan kiri, bahu kiri, punggung dan perut bagian kiri bawah, serta ada kesemutan. - Klien mengeluh kadang terasa mual
DO: - Klien terkadang tampak retraksi dada. - Klien tampak berkeringat banyak - Klien tampak sesak - Klien tampak lemas - Tekanan Darah : 128/82 mmHg - MAP : 95 mmHg - 124 kali/menit
Pelebaran sel otot jantung Hipertropi dan dilatasi ventrikel Kemampuan kontraksi ventrikel kiri tidak maksimal Gagal pompa ventrikel kiri Cardiac output menurun
Masalah
Penurunan curah jantung
- Pernafasan : 36 kali/menit - SpO2
: 92%
- Hasil thorax foto (27/3/16) Cardiomegali dengan tanda-tanda unilateral pulmonary edema kanan disertai efusi pleura kanan kiri.
DS: - Klien mengeluh sesak. Sesak dirasakan
Beban kerja jantung meningkat Cardiac Output turun
bertambah saat banyak bergerak dan juga saat mengganti posisi berbaring, serta berkurang apabila klien istirahat dan berada pada posisi setengah duduk
Hipertropi dan dilatasi ventrikel Gagal pompa ventrikel kiri LVED meningkat
- Klien mengatakan cepat capek DO: - Klien terkadang tampak retraksi dada. - Klien tampak berkeringat banyak
Tekanan atrium kiri meningkat Tekanan vena pulmonalis meningkat Tekanan kapiler paru meningkat
- Klien tampak sesak - Tekanan Darah : 128/82 mmHg (95)
Tekanan osmotic turun, tek. Hidrostatik meningkat
Gangguan pertukaran gas
- HR 124 kali/menit - Pernafasan : 36 kali/menit - SpO2
Perpindahan cairan ke interstitial Edema paru
: 92%
- Klien terpasang O2 5 liter/menit - Hasil thorax foto (27/3/16)
Difusi O2 dan CO2 terganggu Pertukaran gas terganggu
Cardiomegali dengan tanda-tanda unilateral pulmonaryedema kanan disertai efusi pleura kanan kiri.
DS: - Klien mengatakan di rumah ada sakit
Beban kerja jantung meningkat Mekanisme kompensasi
dada, dirasakan menjalar sampai lengan kiri, bahu kiri, punggung dan perut bagian kiri bawah, serta ada kesemutan. DO: - Tekanan Darah : 128/82 mmHg - MAP : 95 mmHg
Pelebaran sel otot jantung Hipertropi dan dilatasi ventrikel Kemampuan kontraksi ventrikel kiri tidak maksimal Cardiac output menurun
- HR 124 kali/menit - Pernafasan : 36 kali/menit
Penurunan perfusi ke arteri koroner
Resiko nyeri dada
- SpO2
: 92%
- Klien terpasang O2 5 liter/menit
Ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan miokard
- Hasil pemeriksaan tgl 21/3/16 CK-MB >40 ng/ml Trop. T= 1354 ng/L SGOT = 262 U/L SGPT = 48 U/L - Hasil EKG (28/3/16): ST elevasi di V2, V3, V4, V5, V6 Infark miokard di bagian anteroseptal dan lateral
Metabolisme anaerob Pembentukan ATP menurun, produksi asam laktathistamin, kinin, enzim proteolitik seluler Merangsang ujung-ujung saraf nyeri di miokard Menghantarkan impuls nyeri melalui saraf aferen sensorik Korteks serebri Nyeri dada dipersepsikan
DS: - Klien mengeluh sesak.
Beban kerja jantung meningkat Cardiac Output turun
- Klien mengatakan cepat capek - Klien mengatakan di rumah sakit dada, dirasakan menjalar sampai lengan kiri, bahu kiri, punggung dan perut bagian kiri bawah, serta ada kesemutan.
Hipertropi dan dilatasi ventrikel Gagal pompa ventrikel kiri LVED meningkat
Kecemasan
Tekanan atrium kiri meningkat DO:
Tekanan vena pulmonalis meningkat
- Klien terkadang tampak retraksi dada. - Klien terkadang tampak gelisah. - Klien tampak berkeringat banyak - Klien tampak sesak
Tekanan kapiler paru meningkat Tekanan osmotic turun, tek. Hidrostatik meningkat Perpindahan cairan ke interstitial
- Klien tampak lemas - Tekanan Darah : 128/82 mmHg - MAP : 95 mmHg - 124 kali/menit
Edema paru Difusi O2 dan CO2 terganggu CO2 meningkat
- Pernafasan : 36 kali/menit - SpO2
: 92%
Hiperventilasi (dispnea) Perubahan status kesehatan Kecemasan
DS: - Klien mengatakan malas makan karena
Beban kerja jantung meningkat Mekanisme kompensasi
tidak enak perut belum Bab - Klien mengeluh kadang terasa mual
Pelebaran sel otot jantung
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
DO: - Klien tampak lemas - Tekanan Darah : 128/82 mmHg - HR 124 kali/menit
Hipertropi dan dilatasi ventrikel Kemampuan kontraksi ventrikel kiri tidak maksimal Cardiac output menurun
- Pernafasan : 36 kali/menit Penurunan perfusi oksigen merangsang nervus vagus merangsang chief cell, gastrin cell, parietal cell Peningkatan produksi enzim pencernaan dan HCl Mual
DS: - Klien mengatakan perut terasa tidak
Intake nutrisi inadekuat Keterbatasan mobilisasi dan ketakutan untuk Bab Meningkatkan stress
enak karena semenjak masuk RS belum bisa Bab - Klien mengatakan takut untuk Bab karena diberitahu untuk tidak mengedan - Klien mengatakan malas makan karena
Merangsang saraf simpatis Flexus mesenterikus dan fleksus aurbach pada usus peristaltik usus menurun
Gangguan pola eliminasi Bab
tidak enak perut belum Bab DO: - Klien tampak tidak bisa Bab saat
gerakan usus menurun feses tidak dapat dikeluarkan
mencoba untuk Bab. - Mobilisasi bedrest DS: - Klien mengeluh batuk-batuk, dahak tidak ada DO: - Klien terkadang tampak batuk-batuk, slym tidak ada. - Akral hangat - HR 124 kali/menit - Pernafasan : 36 kali/menit - Suhu: 36,8oC - Mobilisasi bedrest Leukosit: 16600/uL (tgl 21/3/16) - Hasil pemeriksaan tgl 23/3/16: LED: 51 mm/jam
Proses infeksi
Netrofil Segmen: 84% DS: - Klien mengeluh sesak. Sesak dirasakan
Beban kerja jantung meningkat Mekanisme kompensasi
bertambah saat banyak bergerak dan juga saat mengganti posisi berbaring, serta berkurang apabila klien istirahat dan berada pada posisi setengah duduk - Klien mengatakan cepat capek DO:
Pelebaran sel otot jantung Hipertropi dan dilatasi ventrikel Kemampuan kontraksi ventrikel kiri tidak maksimal Cardiac output menurun
- Klien tampak sesak - Skala sesak: 3 (sesak muncul saat aktivitas ringan, adanya batasan
Penurunan perfusi oksigen Metabolisme anaerob
aktivitas, nyaman saat istirahat) - Klien tampak mudah lelah bahkan saat setelah banyak bicara - Klien tampak lemas - Tekanan Darah : 128/82 mmHg - HR 124 kali/menit - Pernafasan : 36 kali/menit
Pembentukan ATP menurun, produksi asam laktat Kelemahan Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
- SpO2
: 92%
- Klien terpasang O2 5 liter/menit - ROM terbatas
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas ventrikel kiri.
2.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru akibat perpindahan cairan ke interstitial di alveoli.
3.
Resiko terjadinya nyeri dada berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan miokard.
4.
Kecemasan b.d perubahan status kesehatan.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake dan mual. 6.
Gangguan pola eliminasi Bab berhubungan dengan tirah baring dan rasa takut untuk defekasi.
7.
Proses infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme dalam tubuh dan cedera jaringan.
8.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke jaringan dengan kebutuhan tubuh.
C. Rencana Asuhan Keperawatan No
Tgl
1
28/3/16
Perencanaan
Diagnosa Keperawatan
Penurunan
curah
jantung
Tujuan
Intervensi
b.d Dalam waktu 3 x 24
perubahan kontraktilitas ventrikel jam
menunjukkan
kiri
curah
DS:
optimal
- Klien mengeluh sesak.
kriteria:
- Klien mengatakan cepat capek
- TTV dalam batas
- Klien mengatakan di rumah sakit
jantung
1) Kaji dan lapor tanda-tanda penurunan curah jantung
yang
Kejadian
morbiditas
sehubungan
dengan
miokard infark > 24 jam
dengan
normal
Rasional
pertama
2) Monitor TTV dan saturasi oksigen sesuai indikasi
Penurunan
cardiac
output merangsang SNS
dada, dirasakan menjalar sampai
- S : 36-370C/axilla
untuk
lengan kiri, bahu kiri, punggung
- TD : 100/70 -120/80
denyut jantung sebagai
dan perut bagian kiri bawah, serta ada kesemutan. - Klien mengeluh kadang terasa mual
mmHg - N : 60 – 100x/menit, teratur
meningkatkan
upaya
untuk
mengembalikan cardiac output.
Takikardi
saat
- RR : 12-20x/menit
istirahat umum terjadi.
- Tidak terjadi aritmia
Tekanan darah diastolic
DO:
- CRT tetap < 2 detik
meningkat
- Klien terkadang tampak retraksi
- produksi
vasokontriksi.
karena
dada.
urine>30ml/jam
Saturasi oksigen sebagai
- Klien tampak berkeringat
ukuran pertukaran gas
banyak
dan perfusi jaringan.
- Klien tampak sesak - Klien tampak lemas
3) Palpasi nadi perifer
Penurunan curah jantung
- Tekanan Darah : 128/82 mmHg
dapat
ditunjukkan
- MAP : 95 mmHg
dengan menurunnya nadi
- 124 kali/menit - Pernafasan : 36 kali/menit - SpO2
: 92%
4) Auskultasi bunyi jantung dan S1
S2
mungkin
lemah
karena
menurunnya
pompa
Cardiomegali dengan tanda-
jantung.
Gallop
tanda unilateral pulmonary
ventricular
edema kanan disertai efusi
merupakan tanda awal
pleura kanan kiri.
dari gagal jantung; atrial
- Hasil thorax foto (27/3/16)
paru/nafas
dan
(S3)
gallop (S4) dapat juga ditemukan. sering
Crackles
terdengar
pada
dasar paru; peningkatan
crackles, dyspnea, dan nafas
pendek
mengindikasikan parahnya gagal jantung
5) Laporkan adanya tanda-tanda
Tanda-tanda
ini
penurunan cardiac output dan mengindikasikan perfusi
jaringan;
penurunan turunnya perfusi jaringan
urine output, akral dingin, kulit ke system organ pucat, nadi lemah, sianosis, disritmia 6) Pantau adanya output urine, Ginjal berespon terhadap catat
jumlah
dan curah
kepekatan/konsentrasi urine
jantung
mereabsorbsi natrium
7) Anjurkan istirahat, elevasikan mengurangi bagian kepala tempat tidur jantung untuk
mengurangi
pernafasan, bantu ADL
kerja
dengan
kerja
8) Kolaborasi untuk pemberian Diuretik obat-obatan:Diuretik (Furosemid
menurunkan
beban jantung, glikosida drip, jantung
meningkatkan
Spironolacton), Obat Glikosida kontraktilitas jantung
(Digoxin
jantung,
1x1), vasodilator menurunkan
Vasodilator (Monecto 1/2-0- beban kerja jantung 1/2)
2
28/3/16
Gangguan
pertukaran
gas
b.d
Tidak
ada
keluhan
1)Kaji
status
pernafasan,
1) Status klien dengan
edema paru akibat perpindahan
sesak atau terdapat
frekuensi, irama, penggunaan
edema
cairan ke interstitial di alveoli.
penurunan
otot bantu pernafasan, bunyi
akut
DS:
sesak
paru, dan warna kulit
cepat menjadi lebih
- Klien mengeluh sesak. Sesak
waktu
respons
nafas 3x24
dalam jam,
dirasakan bertambah saat banyak
dengan kriteria:
bergerak dan juga saat
- TTV dalam batas
mengganti posisi berbaring, serta
normal :
pulmonary dapat
berubah
baik atau lebih buruk
2)Ukur
Tanda-Tanda
terutama RR
vital
2) Peningkatan menunjukkan
RR respon
berkurang apabila klien istirahat
S : 36-370C/axilla
tubuh
dan berada pada posisi setengah
TD : 100/70-120/80
memenuhi kecukupan
mmHg
oksigen
duduk
untuk
- Klien mengatakan cepat capek DO: - Klien terkadang tampak retraksi dada.
N : 60 – 100x/menit
RR : 12-20x/menit
SpO2 95-100%
Klien
- Klien tampak berkeringat banyak - Klien tampak sesak - Tekanan Darah : 128/82 mmHg
Ronchi -/- di kedua lapang paru
tegak
dapat
memfasilitasi ekspansi paru
4)Beri oksigen sesuai kebutuhan, 4) Pemberian apabila
diperlukan
tekanan positif
dengan
oksigen
membantu pertukaran gas;
tekanan
positif
meningkatkan tekanan
(95)
pada
- HR 124 kali/menit
alveoli,
jalan
nafas, rongga thoraks,
- Pernafasan : 36 kali/menit - SpO2
3) Posisi
mengatakan
tidak sesak
3)Beri posisi fowler tinggi.
mengurangi
: 92%
venous
return, tekanan kapiler
- Klien terpasang O2 5 liter/menit
paru, dan kebocoran
- Hasil thorax foto (27/3/16)
cairan
Cardiomegali dengan tanda-
ke
dalam
alveoli.
tanda unilateral pulmonaryedema kanan disertai efusi pleura kanan kiri.
5)Ajarkan
klien
untuk
pursed lip breathing
teknik 5) Pursed lip breathing akan
meningkatkan
tekanan pada rongga mulut,
kemudian
tekanan-tekanan akan
ini
diteruskan
melalui
cabang-
cabang
bronkus
sehingga
dapat
mencegah
air
trapping dan kolaps saluran
nafas
pada
saat ekspirasi.
6)Kolaborasi untuk pemberian: Th/diuretic: furosemide
bekerja pada Ansa Henle bagian asenden dengan cara
menghambat
kotranspor Na+/K+/Cldari
membran
lumen
pada pars ascenden ansa henle.
3.
28/3/16
Resiko
nyeri
dada
b.d Nyeri
dada
tidak 1) Monitor
karakteristik
melalui
dan oksigen dengan kebutuhan jam, dengan kriteria:
hemodinamik
miokardium.
menyatakan
kesakitan, meringis, tidak bisa perubahan respon verbal
dada
istirahat,
Yang ditandai dengan:
nyeri
DS:
terjadi
- Klien mengatakan di rumah ada
- Klien tampak rileks
sakit dada, dirasakan menjalar sampai lengan kiri, bahu kiri,
DO: - Tekanan Darah : 128/82 mmHg
irama
dan mempunyai respon yang
(menangis, berbeda terhadap nyeri,
pernapasan, dan hemodinamik dapat
tekanan darah dan perubahan mendeteksi adanya heart rate)
perubahan kenyamanan.
dan tenang - TD : 100/70-120/80 2) Kaji adanya gambaran nyeri
punggung dan perut bagian kiri bawah, serta ada kesemutan.
tidak
verbal
Masing-masing klien
ketidakseimbangan suplai darah terjadi dalam 3 x 24
- Klien
respon
nyeri
Nyeri merupakan
mmHg
yang dialami klien meliputi
perasaan subyektif yang
N : 60 – 100x/menit
tempatnya, intensitas, durasi,
dialami dan digambarkan
RR : 12-20x/menit
kualitas dan penyebarannya.
sendiri oleh klien dan
SpO2: 95-100%
harus dibandingkan
- MAP : 95 mmHg
dengan gejala penyakit
- HR 124 kali/menit
lain sehingga didapatkan
- Pernafasan : 36 kali/menit
data yang akurat.
- SpO2
: 92%
- Klien terpasang O2 5 liter/menit - Hasil pemeriksaan tgl 21/3/16
3) Ciptakan lingkungan yang nyaman, kurangi aktivitas,
Membantu mengurangi rangsangan dari luar
CK-MB >40 ng/ml
batasi pengunjung.
yang dapat menambah
Trop. T 1354 ng/L
ketenangan sehingga
SGOT 262 U/L
klien dapat beristirahat
SGPT 48 U/L
dengan tenang dan daya
- Hasil EKG (28/3/16): ST elevasi
kerja jantung tidak
di V2, V3, V4, V5, V6 Infark
terlalu keras.
miokard di bagian anteroseptal dan lateral
4) Ajarkan terhnik relaksasi dengan menarik napas panjang.
Membantu mengurangi rasa nyeri yang dialami klien secara psikologis dimana dapat mengalihkan perhatian klien sehingga tidak terfokus pada nyeri yang dialami.
5) Beri terapi oksigen 5 liter/menit via binasal kanul
Meningkatkan oksigenasi terhadap jaringan yang
kekurangan suplay oksigen.
6) Monitor EKG tiap pagi
Mengetahui adanya iskemik atau infark pada miokard
7) Kolaborasi untuk pemberian
Clopidogrel menghambat
analgetik:
pembentukan agregasi
1 x 1 Clopidogrel
trombosit.
0-0-1 Atorvastatin 20 mg
Zaldiar: Analgetik
2x1 Zaldiar
sintesis yang bekerja di
Morphin 2,5 mg iv. Bila nyeri
sentral yang memiliki
dada
susunan kimia mirip dengan derivate opiate. Morphin
Morfin
merupakan
agonis
reseptor opioid, dengan efek
utama
mengikat
dan
mengaktivasi
reseptor µ-opioid pada sistem saraf pusat.
4.
28/3/16
Kecemasan b.d perubahan status Selama perawatan 3 x
1) Kaji tingkat kecemasan
Intervensi kecemasan
kesehatan
24 jam, klien
berat berbeda dengan
Yang ditandai oleh:
menunjukkan
kecemasan ringan atau
DS:
kecemasan berkurang
sedang.
- Klien mengeluh sesak.
atau tidak ada,
- Klien mengatakan cepat capek
Dengan kriteria:
- Klien mengatakan di rumah sakit
- Klien tampak tenag,
dada, dirasakan menjalar sampai lengan kiri, bahu kiri, punggung
tidak gelisah - Sesak
dan perut bagian kiri bawah,
sampai
serta ada kesemutan.
hilang
- Klien terkadang tampak retraksi dada.
koping yang telah berhasil membantu klien dilakukan.
mendapatkan kembali
berkurang
kendali emosi atas situasi
dnegan
- TTV dalam batas DO:
2) Bantu klien mengidentifikasi Koping yang berhasil
mengurangi kecemasan.
3) Dengarkan
keluhan
dan Mendengarkan
normal.
kekhawatiran yang dirasakan aktif
N : 60 – 100x/menit
klien
RR : 12-20x/menit
akan
secara
membantu
meningkatkan kepercayaan
terhadap
- Klien terkadang tampak gelisah.
diri klien.
SpO2: 95-100%
- Klien tampak berkeringat banyak
4) Ajarkan teknik relaksasi
Teknik
relaksasi
- Klien tampak sesak
membantu
- Klien tampak lemas
mengembalikan
- Tekanan Darah : 128/82 mmHg
keseimbangan
- MAP : 95 mmHg
psikologis.
- 124 kali/menit - Pernafasan : 36 kali/menit - SpO2
5) Sertakan
: 92%
klien
dalam Berpasrtisipasi
perencanaan keperawatan.
pengambilan akan
dalam keputusan
membantu
klien
untuk mengontrol emosi. 5.
28/3/16
Proses dengan
infeksi invasi
berhubungan mikroorganisme
Selama 3x24
perawatan jam
proses
dalam tubuh dan cedera jaringan,
infeksi
Ditandai dengan:
dengan kriteria:
DS:
- Klien menunjukkan
- Klien mengeluh batuk-batuk, dahak tidak ada
tertangani,
tanda-tanda yang normal
1) Pantau
tanda
dan
gejala
Peningkatan suhu tubuh
infeksi, termasuk tanda-tanda dapat vital
klien
(terutama
mengindikasikan
suhu terjadinya proses infeksi.
tubuh)
vital
2) Gunakan teknik aseptic bila Mencegah melakukan
tindakan
kepada infeksi silang
terjadinya
DO:
- Klien terkadang tampak batuk-
RR : 12-20x/menit
Suhu: 36,5 – 37,5 C
N : 60 – 100x/menit
batuk, slym tidak ada. - Akral hangat
- Menunjukkan
- HR 124 kali/menit
laboratorium
- Pernafasan : 36 kali/menit
Leukosit:
o
nilai
- Mobilisasi bedrest
LED: 8-15 mm/jam
- Hasil pemeriksaan tgl 23/3/16: LED: 51 mm/jam Netrofil Segmen: 84%
50-70%
tangan
sebelum
dan Mikroorganisme
sesudah memberikan asuhan ditularkan
dapat melalui
hygiene yang buruk.
4000-
11000/uL
Netrofil
3) Cuci
keperawatan kepada klien.
- Suhu: 36,8 C
Leukosit: 16600/uL (tgl 21/3/16)
klien
4) Tekankan
kepada
keluarga
akan pentingnya cuci tangan.
Segmen: 5) Kolaborasi
dengan
dokter
untuk: - Pemeriksaan terutama
laboratorium, Peningkatan
leukosit,
berkala
secara leukosit
kadar
dalam
darah
mengindikasikan terjadinya proses infeksi.
- Pemberian terapi:
Sanmol
menghambat
k/p 3x1 tab Sanmol
sintesis prostaglandin.
1x2 gr Ceftriaxone.iv
Ceftriaxone
bekerja
dengan
menghambat
sintesa
dinding
sel
banyak,
sulit
bakteri. 6.
28/3/16
Nutrisi kurang dari
kebutuhan Status nutrisi:
1. Awasi pemasukan diet/ jumlah Makan
tubuh b.d penurunan intake dan makanan dan cairan
kalori. Berikan makan sedikit untuk dicapai bila klien
mual
terpenuhi dalam 3 x
dalam frekuensi sering.
Yang ditandai dengan:
24 jam
DS:
Dengan kriteria:
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mampu
karena tidak enak perut belum
menghabiskan
Bab
makan 1 porsi
- Klien mengeluh kadang terasa mual DO: - Klien tampak lemas - Tekanan Darah : 128/82 mmHg - HR 124 kali/menit - Pernafasan : 36 kali/menit
- Keluhan mual
anoreksia
2. Anjurkan makan pada posisi Posisi duduk tegak
tegak
akan
menurunkan rasa penuh pada abdomen
3. Monitor TTV, terutama tekanan darah dan nadi
Hipotensi dan takikardia dapat
berkurang sampai
mengindikasikan
kurangnya intake tubuh
dengan hilang - Klien tampak segar dan tidak lemas
4. Laksanakan
untuk
pemberian
Histamin
antagonis
obat:
reseptor
2 x 1 amp Ranitidine i.v
menghambat histamin
H2
yang kerja secara
kompetitif pada reseptor
H2
dan
mengurangi
sekresi asam lambung.
7.
28/3/16
Gangguan pola eliminasi Bab b.d
Pola eliminasi klien
tirah baring dan rasa takut untuk
teratur selama 3x24
kanan kiri bila klien tidak
usus
defekasi
jam perawatan
sesak.
proses defekasi.
Yang ditandai dengan:
Dengan kriteria:
DS:
- Klien dapat Bab
- Klien mengatakan perut terasa
- Klien
tidak enak karena semenjak masuk RS belum bisa Bab - Klien mengatakan takut untuk
mengatakan
perutnya sudah enak - Konsistensi
1) Anjurkan klien untuk miring Merangsang pergerakan untuk
membantu
2) Anjurkan klien untuk tidak Mengedan
akan
mengedan saat mencoba untuk merangsang Bab.
feses
simpatis,
semakin
menurunkan
lembek
usus
saraf
dan
peristaltik membuat
Bab karena diberitahu untuk
vasokontriksi pembuluh
tidak mengedan
darah
- Klien mengatakan malas makan
yang
dapat
berakibat nyeri dada
karena tidak enak perut belum Bab DO: - Klien tampak tidak bisa Bab saat
3) Kolaborasi untuk pemberian laksatif: 1 x 12 cc Lactulac
Mengandung
laktulosa
sebagai zat aktif. Di dalam kolon, laktulosa
mencoba untuk Bab. - Mobilisasi bedrest
terhidrolisa
menjadi
asam-asam
organic
dengan
molekul
berat
rendah.
Asam-asam
organic
ini
akan
menaikkan
tekanan
osmotic
suasana
asam
dan sehingga
feses
menjadi lebih lunak.
8.
28/3/16
Intoleransi
aktivitas
b.d
Setelah
dilakukan
1) Observasi adanya pembatasan Mengetahui
ketidakseimbangan antara suplai
tindakan keperawatan
klien
oksigen
selama 3 hari, klien
aktivitas
ke
jaringan
dengan
dalam
melakukan ketergantungan
kebutuhan tubuh akibat sekunder bertoleransi terhadap dari penurunan curah jantung
aktivitas,
DS:
kriteria:
- Klien mengeluh sesak. Sesak
- Klien
dirasakan bertambah saat banyak bergerak dan juga saat
untuk
klien
memenuhi
kebutuhan ADLsnya
dengan 2) Catat frekuensi jantung, irama, Respon klien terhadap tidak
mengeluh sesak - Klien
tingkat
dan perubahan tekanan darah aktivitas selama dan sesudah aktivitas
mengindikasikan penurunan oksigen
dapat
mengganti posisi berbaring, serta
berpartisipasi
berkurang apabila klien istirahat
dalam
dan berada pada posisi setengah
fisik tanpa disertai
duduk
peningkatan
aktivitas
tekanan
DO:
nadi dan RR
- Skala sesak: 3 (sesak muncul
darah,
- Klien
batasan aktivitas, nyaman saat
hari (ADLs) secara
sehari-
antara
bicara
dan istirahat
- HR 124 kali/menit - Pernafasan : 36 kali/menit - SpO2
: 92%
Istirahat
cukup
akan
kecukupan
aktivitas 4) Tingkatkan
istirahat,
batasi
aktivitas dan berikan aktivitas
- Keseimbangan
bahkan saat setelah banyak
- Tekanan Darah : 128/82 mmHg
dan
energy untuk melakukan
senggang yang tidak berat
mandiri
- Klien tampak lemas
adekuat
yang
melakukan aktivitas
- Klien tampak mudah lelah
nutrisi
membantu
mampu
saat aktivitas ringan, adanya
istirahat)
lamanya tidur klien
Asupan
yang
- Klien mengatakan cepat capek
- Klien tampak sesak
3) Monitor nutrisi, pola tidur dan
normal
aktivitas
akan
menurunkan
kerja
jantung
aktivitas
- TTV dalam batas
Istirahat dan pembatasan
dan
konsumsi
oksigen 5) Anjurkan untuk menghindari peningkatan tekanan abd omen, misalnya defekasi
mengejan
saat
Dengan mengejan dapat menyebabkan bradikardi, menurunkan jantung, peningkatan TD
curah serta
- Klien terpasang O2 5 liter/menit ROM terbatas
6) Jelaskan
pola
peningkatan Aktivitas yang bertahap
bertahap dari tingkat aktivitas
akan
memberikan
kontrol
jantung,
meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan
D. Implementasi Keperawatan Tgl.
28/3/16
Jam
14.30
No DK
Implementasi
Ttd
1, 2, 3, 4, 5,
Menerima pasien pindahan dari ruang Fatima, memasang bedside monitor ,
6, 7, 8
mengkaji keluhan klien, serta mengobservasi TTV klien. R: klien mengeluh sesak, cepat capek, perut terasa tidak enak karena semenjak masuk RS belum bisa Bab, saat ini tidak sakit d ada, batuk-batuk ada tapi tidak ada dahak, kadang terasa mual H: GCS 15 (E4M6V5) kesadaran compos mentis, tidak sianosis, akral hangat, retraksi dada kadang-kadang, kadang tampak gelisah, k lien diberi terapi oksigen 5 liter/mnt via BC, klien tampak berkeringat banyak, klien tampak lemas, Tekanan Darah : 128/82 mmHg, HR 124 kali/menit, Pernafasan
:
Theres
36 kali/menit, Suhu: 36,8 C, SpO2 : 92%, klien terpasang Furosemide Drips 8 mg/jam 15.00
1, 2, 3, 4, 8
Memberikan posisi HU 45 o
Theres
R: klien mengatakan posisinya lebih nyaman, sesak masih ada sedikit. H: klien tampak lebih nyaman
8
Membantu klien cuci muka R: klien mengatakan mau sholat juga H: klien tampak lebih segar, klien tampak melakukan wudhu di tempat tidur
16.00
1, 2, 3, 4, 5,
Mengobservasi tanda — tanda vital
6, 7, 8
R: klien mengatakan sesak berkurang, batuk-batuk masih ada, dahak tidak ada
Theres
H: SpO2 93%, HR 120 kali/menit, RR 28 kali/menit, TD 132/90 mmHg (111) Klien tampak masih batuk-batuk, akral hangat 16.15
7
Klien mengatakan ingin mencoba Bab. Menganjurkan klien untuk coba miring Theres dan tidak mengedan. R: klien mengerti dan mengatakan tetap belum bisa Bab H: klien belum bisa defekasi
18.00
1, 2, 3, 4, 5
Mengobservasi TTV dan mengajarkan klien untuk pursed lip breathing R: klien mengatakan sedikit sesak
Theres
H: retraksi dada ada, tampak gelisah, SpO2 91%, HR 122 kali/mnt, RR 33 kali/menit, TD 133/90 mmHg ( 92), Suhu 37,5 C, klien dapat mengikuti untuk pursed lip breathing
8
Memperbaiki posisi tidur klien R: klien mengatakan lebih nyaman
1, 2, 3
Mengukur intake output dari jam 14.30 sampai jam 18.00 H: Total intake = 165 cc, Total output = 240 cc
18.30
6
Klien mengeluh mual. Memberikan ranitidine 1 amp i.v
Theres
H: obat sudah diberikan i.v bolus 19.00
7, 8
Membantu klien makan
Theres
R: klien mengatakan tidak enak perut karena belum Bab dan malas makan. H: klien mau makan setelah dimotivasi, makan habis ¼ porsi bubur, klien tidak muntah 19.15
1, 2, 3, 4, 5,
Memberikan obat oral 1 tab Zaldiar, 1 tab Atorvastatin 20 mg, 15 cc Lactulac,
7
½ tab Monecto, 1 tab Sanmol. R: klien tidak muntah H: obat sudah diberikan
Theres
20.00
1, 2, 3, 4, 6,8
Mengobservasi TTV dan menganjurkan klien untuk pursed lip breathing
Theres
R: klien mengatakan sesak ada, capek, tidak nyeri dada. H: kesadaran compos mentis, GCS15, tidak sianosis, akral masih hangat, CRT< 2 “, klien tampak berkeringat, tampak sesak dan ada retraksi dada, tampak lemas, ROM terbatas, klien mencoba untuk pursed lip breathing. SpO2 92%, 128 kali/menit, RR 40 kali/menit, TD 135/80 mmHg (95) Gambaran EKG monitor: sinus takikardi
20.10
Mengobservasi klien H: klien tampak lebih tenang
29/3/16
06.45
1, 2, 3, 4, 5,
Mengobservasi KU, keluhan dan tanda-tanda vital klien dan melakukan EKG
6, 7, 8
R: klien mengatakan semalam dapat tidur, sesak berkurang, tadi pagi sudah bisa Bab setelah diberi obat yang lewat anus, perut sekarang sudah terasa lebih enak dan lega, keluhan nyeri dada tidak ada.
H: klien tampak tenang, SpO2 92-93%, HR 122 kali/menit, RR 32 kali/menit, TD 95/65 mmHg (80), Klien terpasang furosemide drip 8 mg/jam dan Cordarone 300mg/12 jam. Gambaran EKG ST elevasi pada V2, V3, V4, V5, V6
Theres
08.00
5
Mengobservasi suhu
Theres
H: Suhu 36,3 C
6
Klien mengeluh mual, memberikan injeksi Ranitidin 1 amp H: obat sudah diberikan
1, 2, 3, 4, 5
Memberikan drip Isorbid 1 mg/jam dan Ceftriaxone 2 gr dalam Nacl 0,9% 100 cc H: obat diberikan dengan menggunakan syringe pump, tempat pemasangan centrocath tidak tampak tanda-tanda phlebitis.
08.30
6, 8
Membantu klien makan dan memberi posisi ½ duduk
Theres
R: klien mengatakan mual masih ada, nafsu makan kurang H: klien makan habis 4 sendok bubur. 09.00
1, 2, 3, 4
Memberikan obat oral 1 tab Clopidogrel, 1 tab Zaldiar, 1 tab Digoxin, 1 tab
Theres
Spironolactone. H: obat sudah diberikan, klien tidak muntah 10.30
1, 2, 3, 4
Mengobservasi klien dan memandu klien untuk melakukan teknik relaksasi dengan pursed lip breathing. R: klien mengeluh sesak, capek, tidak nyeri dada
Theres
H: TD 135/85 mmHg, HR 24 kali/menit, RR 46 kali/menit, SpO2 88%, keringat dingin, akral hangat, klien tampak sesak, gelisah, tidak sianosis, posisi tidur sudah ½ duduk, retraksi dada ada, klien dimotivasi untuk relaksasi dan pursed lip breathing
10.35
1, 2, 3, 4
Mengobservasi klien
Theres
R: klien mengatakan masih sesak H: klien tampak sesak dan gelisah
Memberikan terapi oksigen dengan NRFM 10 liter/menit R: klien mengatakan sesak masih ada H: SpO2 naik 91%, RR 44 kali/menit, HR 122 kali/menit, klien masih tampak sesak, retraksi dada, masih tampak gelisah. 10.45
1, 2, 3, 4
Mengobservasi klien, SpO2 kembali turun 87-88%. Memberikan oksigen 12 ltr/mnt NRFM R: klien mengatakan masih sesak H: wheezing terdengar, klien tampak sesak tampak gelisah, keringat dingin, tidak sianosis. HR 120 kali/menit, SpO2 90%, RR 39 kali/menit
Theres
11.00
1, 2, 3, 4, 7
Mengobservasi klien
Theres
R: klien minta dipanggilkan keluarga H: HR 128 kali/menit, RR 50 kali/menit, SpO2 88%, Suhu 36,8 Memanggil keluarga klien untuk mendampingi klien. 11.15
1, 2
Mengobservasi klien
Theres
H: klien tampak kejang (mata melihat ke atas), klien bradikardi, tampak apnea, sianosis ada, nadi teraba lemah. TD 143/100 mmHg, HR 57 kali/menit, RR 0 kali.menit, SpO2 79%. Klien debagging 11.16
1, 2
Memberikan SA 2 amp iv
Theres
H: klien masih dibagging, nadi lemah di karotis, TD 89/39 mmHg
11.25
1, 2
Memberikan inj SA 2 amp iv
Theres
H: observasi pupil 6/6 Reflek cahaya -/-, klien masih dilakukan bagging Gambaran EKG monitor sinus bradikardi, ST elevasi, TD 89/39 mmHg, HR 54 kali/menit, RR 0 kali/menit, SpO2 79% 11.26
1, 2
Memonitor gambaran EKG asistol, nadi carotis tidak teraba TD 39/30 mmHg, RR 0 kali/menit, HR 0 kali/menit, Sp02=?. H: Klien diberikan adrenalin 1 amp, dilakukan RJP
Theres
11.30
1, 2
Monitor EKG masih Asistol, nadi karotis tidak teraba, TD= 0, RR=0, HR=0
Theres
Memberikan adrenalin 1 amp H: klien masih dilakukan RJP 11.35
1,2,3,4,5,6,7, EKG masih tetap asistol, nadi tidak teraba, pupil 6/6, reflek cahaya -/8
Theres
H: klien dinyatakan meninggal oleh dokter jaga ICU, dihadapan keluarga dan perawat
12.00
Melakukan perawatan jenazah
Theres
H: alat-alat medis dilepas, infuse dan folley catheter dilepas, jenazah klien sudah dimandikan dan siap diserahterimakan dengan keluarga 13.30
Serah terima jenazah dengan keluarga.
E. Evaluasi Keperawatan Tgl
Jam
No. DK
28/3/16
20.00
1
Evaluasi
S: Klien mengatakan sesak ada Klien mengeluh capek. Klien masih mengeluh mual O:
Ttd
Theres
Kesadaran compos mentis, GCS 15 Klien masih tampak sesak dan kadang gelisah. Terkadang tampak retraksi dada Tidak sianosis dan akral masih hangat Klien tampak berkeringat dan lemas. TD: sistol 128-135/diastole 80-90 mmHg HR: 120 – 129 kali/menit RR: 30 – 40 kali/menit SpO2: 91-93% A: Masalah penurunan curah jantung belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan - Observasi TTV tiap jam - Palpasi nadi perifer, kaji ada/tidaknya tanda-tanda penurunan perfusi jaringan - Pantau intake/output - Beri oksigen 5 liter/menit via binasal kanul - Beri terapi sesuai program: Diuretik= Furosemide drips, Spironolactone 1-0-0
Digitalis= Digoxin 1x1 Monecto= 1/2-0-1/2
2
S: Klien mengatakan sesak ada Klien mengeluh capek. Klien masih mengeluh mual O: Klien masih tampak sesak dan kadang gelisah. Terkadang tampak retraksi dada Tidak sianosis dan akral masih hangat Klien tampak berkeringat dan lemas. TD: sitol 128-135/diastole 80-90 mmHg HR: 120 – 129 kali/menit RR: 30 – 40 kali/menit SpO2: 91-93% A: Masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi P:
Theres
Intervensi dilanjutkan - Monitor status pernafasan: irama, frekuensi, kedalaman, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, bunyi paru, warna kulit - Observasi TTV tiap jam - Beri posisi semifowler/fowler tinggi - Beri oksigen 5 liter/menit via binasal kanul - Pandu klien untuk pursed lip breathing - Beri terapi sesuai program: Diuretik= Furosemide drips, Spironolactone 1-0-0
3
S: Klien mengatakan tidak nyeri dada O: Gambaran EKG monitor: sinus takikardi Klien masih tampak sesak dan kadang gelisah. TD: sitol 128-135/diastole 80-90 mmHg HR: 120 – 129 kali/menit RR: 30 – 40 kali/menit SpO2: 91-93%
Theres
A: Masalah resiko nyeri dada belum teratasi P: - Monitor adanya keluhan nyeri dada klien - Ciptakan lingkungan yang nyaman bagia klien - Ajarkan teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam - Beri terapi oksigen 5 liter/menit via binasal kanul - Monitor EKG tiap pagi - Lanjutkan terapi Clopidogrel 1x1, 0-0-1 Atorvastatin 20 mg, Zaldiar 2x1, dan Morphin 2,5 mg (bila nyeri dada)
4
S: Klien mengeluh masih sesak Klien mengeluh capek. O: Klien masih tampak sesak dan kadang gelisah. Terkadang tampak retraksi dada Klien tampak berkeringat dan lemas. TD: sitol 128-135/diastole 80-90 mmHg
Theres
HR: 120 – 129 kali/menit RR: 30 – 40 kali/menit SpO2: 91-93% A: Masalah cemas klien belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan - Kaji kembali tingkat kecemasan klien - Ajarkan klien teknik relaksasi tarik nafas dalam/ pursed lips breathing - Beri oksigen 5 liter/menit binasal kanul. - Libatkan dan informasikan klien terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan pada klien 5
S: Klien mengatakan batuk-batuk masih ada, tidak ada dahak O: Klien tampak terkadang batuk-batuk Akral hangat Mobilisasi klien bedrest HR: 120 – 129 kali/menit
Theres
RR: 30 – 40 kali/menit Suhu: 36,8 – 37,5 C A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital terutama suhu tubuh - Gunakan teknik aseptik saat melakukan tindakan kepada klien - Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah memberikan asuhan keperawatan kepada klien - Lanjutkan program terapi: k/p 3x1 tab Sanmol, 1x2 gr Ceftriaxone. 6
S: Klien mengeluh masih mual Klien mengatakan malas makan O: Klien tampak lemas Makan habis ¼ porsi bubur. TD: sitol 128-135/diastole 80-90 mmHg HR: 120 – 129 kali/menit
Theres
RR: 30 – 40 kali/menit SpO2: 91-93% A: Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan - Anjurkan klien makan dalam porsi kecil tapi sering - Monitor TTv terutama HR dan TD - Lanjutkan terapi 2x1 amp Ranitidine. 7
S: Klien mengatakan tetap belum bisa Bab Klien mengatakan perutnya terasa tidak enak. O: Klien tampak belum bisa Bab Mobilisasi klien bedrest TD: sitol 128-135/diastole 80-90 mmHg HR: 120 – 129 kali/menit RR: 30 – 40 kali/menit SpO2: 91-93%
Theres
A: Masalah gangguan pola eliminasi Bab belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan Anjurkan klien untuk miring kiri-kanan jika tidak sesak Anjurkan klien untuk tidak mengedan saat mencoba kembali untuk Bab Lanjutkan untuk pemberian terapi laksatif: 1x 12 cc Lactulac 8
S: Klien mengatakan sesak ada Klien mengeluh capek. O: Klien masih tampak sesak Klien tampak berkeringat dan lemas. TD: sitol 128-135/diastole 80-90 mmHg HR: 120 – 129 kali/menit RR: 30 – 40 kali/menit SpO2: 91-93% ROM terbatas
Theres
Mobilisasi bedrest A: Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan - Tingkatkan istirahat dan bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya - Monitor TTV - Monitor pola nutrisi dan lamanya istirahat klien 29/3/16
06.45
6
S:
Theres
Klien mengatakan sudah bisa Bab tadi pagi setelah diberi obat lewat anus, perut sudah terasa enak dan lega O: Klien tampak tenang HR 122 kali/menit, SpO2 92%, RR 32 kali/menit TD 95/65 mmHg A: Masalah gangguan pola eliminasi Bab teratasi. P: Intervensi dihentikan 11.35
1, 2, 3, 4, 5, 7
S: Klien sudah tidak bisa dikaji (Klien meninggal dunia) O: Gambaran EKG asistol, Nadi tidak teraba, RR=0, SP02=? (tidak terdeteksi),
Theres