ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN CHF NYHA III-IV DI RUANG UPJ RSUP Dr KARIADI SEMARANG Makalah ini di!!n !n"!k #$#$n!hi "!%a "a$ KM&
Di!!n 'l$h ( J)k) Y!#an")* S.K$+ NIM ( G,A/0
PR'GRAM PR'FESI NERS KEPERAWATAN FAKU1T FAKU1TAS I1MU KEPERA KEPE RAW WATAN ATAN DAN KESE KESEHAT HATAN AN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG //
1
BAB I PENDAHULUAN
1a"ar &$lakan% Maalah
Jantung merupakan organ yang terpenting dalam sistem sirkulasi. Pekerjaan jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh pada saat bekerja atau menghadapi beban. Apabila jantung tidak mampu memompakan darah dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh, maka disebut gagal jantung (Soeparman, 2000). enurut !ilantono ( 2001) gagal jantung kiri dalam jangka panjang dapat diikuti dengan dengan gagal jantung kanan, demikian juga gagal jantung kanan dalam jangka panjang dapat diikuti gagal jantung kiri. "ilamana kedua gagal jantung tersebut terjadi pada saat yang sama keadaan ini disebut gagal jantung #ongesti$ atau C)n%$"i2$ H$ar" Fail!r$ (%&').
nsiden penyakit gagal jantung saat ini semakin meningkat. imana jenis penyakit gagal jantung yang paling tinggi tinggi pre*alensinya adalah Congestive Heart Failure (%&'). Failure (%&'). i +ropa, tiap tahun terjadi 1, kasus per 1000 penduduk yang berusia 2- tahun. Sedang pada anak anak yang menderita kelainan jantung ba/aan, komplikasi gagal jantung terjadi 0 sebelum umur 1 tahun, sedangkan sisanya terjadi antara umur - 1- tahun. Penderita penyakit jantung di ndonesia kini diperkirakan men#apai 20 juta atau sekitar 10 dari penduduk di usantara. &asil analisa sur*ei kesehatan rumah tangga epartemen 3esehatan !epublik ndonesia melaporkan, penyakit kardio*askuler kini menduduki jenjang tertinggi penyebab kematian. 3ondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan di negara4 negara maju. 5rganisasi 3esehatan unia menyebutkan rasio penderita gagal jantung di dunia satu sampai lima orang setiap 1.000 penduduk penduduk Penyakit C)n%$"i2$ H$ar" Fail!r$ (%&') apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi komplikasi serius seperti syok kardiogenik, episode 2
BAB I PENDAHULUAN
1a"ar &$lakan% Maalah
Jantung merupakan organ yang terpenting dalam sistem sirkulasi. Pekerjaan jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh pada saat bekerja atau menghadapi beban. Apabila jantung tidak mampu memompakan darah dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh, maka disebut gagal jantung (Soeparman, 2000). enurut !ilantono ( 2001) gagal jantung kiri dalam jangka panjang dapat diikuti dengan dengan gagal jantung kanan, demikian juga gagal jantung kanan dalam jangka panjang dapat diikuti gagal jantung kiri. "ilamana kedua gagal jantung tersebut terjadi pada saat yang sama keadaan ini disebut gagal jantung #ongesti$ atau C)n%$"i2$ H$ar" Fail!r$ (%&').
nsiden penyakit gagal jantung saat ini semakin meningkat. imana jenis penyakit gagal jantung yang paling tinggi tinggi pre*alensinya adalah Congestive Heart Failure (%&'). Failure (%&'). i +ropa, tiap tahun terjadi 1, kasus per 1000 penduduk yang berusia 2- tahun. Sedang pada anak anak yang menderita kelainan jantung ba/aan, komplikasi gagal jantung terjadi 0 sebelum umur 1 tahun, sedangkan sisanya terjadi antara umur - 1- tahun. Penderita penyakit jantung di ndonesia kini diperkirakan men#apai 20 juta atau sekitar 10 dari penduduk di usantara. &asil analisa sur*ei kesehatan rumah tangga epartemen 3esehatan !epublik ndonesia melaporkan, penyakit kardio*askuler kini menduduki jenjang tertinggi penyebab kematian. 3ondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan di negara4 negara maju. 5rganisasi 3esehatan unia menyebutkan rasio penderita gagal jantung di dunia satu sampai lima orang setiap 1.000 penduduk penduduk Penyakit C)n%$"i2$ H$ar" Fail!r$ (%&') apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi komplikasi serius seperti syok kardiogenik, episode 2
tromboemboli, e$usi perikardium dan tamponade perikardium. eskipun berbagai ma#am penyakit jantung seperti gangguan katup telah menurun menurun akibat teknologi penatalaksanaan yang #anggih, namun C)n%$"i2$ H$ar" Fail!r$ %&' masih tetap merupakan an#aman kesehatan yang dapat
menimbulkan kematian ("runner dan Suddarth, 2002). Pera/at sebagai Pera/at sebagai salah satu anggota tim kesehatan mempunyai peran dalam melakukan asuhan kepera/atan Pada 3lien engan C)n%$"i2$ H$ar" Fail!r$ atau gagal jantung yang meliputi peran promoti$, pre*enti$, kurati$,
dan rehabilitati$. alam upaya promoti$ pera/at berperan dengan memberikan pendidikan kesehatan meliputi pengertian, penyebab, tanda dan dan gejala dari penyakit sehingga dapat men#egah bertambahnya jumlah penderita. penderita. alam upaya pre*enti$, pera/at memberi pendidikan kesehatan mengenai #ara#ara pen#egahan agar klien tidak terkena penyakit dengan membiasakan pola hidup hidup sehat. Peran pera/at dalam upaya kurati$ yaitu memberikan tindakan kepera/atan sesuai dengan masalah dan respon klien terhadap penyakit yang diderita, seperti6 memberikan klien istirahat $isik dan psikologis, mengelola pemberian terapi 5ksigen. Sedangkan peran pera/at dalam upaya rehabilitati$ yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien yang sudah terkena penyakit agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. diinginkan. "erdasarkan latar belakang tersebut, penulis atas petunjuk dari pembimbing klinik melakukan studi kasus kasus tentang asuhan kepera/atan pasien dengan %&' di !uang 7PJ !S7P dr 3ariadi Semarang.
R!#!an Maalah
"erdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan makalah ini adalah 8"agaimanakah Pelaksanaan Asuhan 3epera/atan dengan %ongesti*e &eart 'ailure di ruang 7PJ !S7P dr 3ariadi Semarang.
R!an% 1in%k!+
akalah ini merupakan laporan pada satu pasien dengan %&' %&' di !uang 7PJ !S7P dr 3ariadi Semarang yang termasuk dalam lingkup stase 3"
khususnya gangguan system kardio*askuler. Asuhan kepera/atan ini dilaksanakan selama 9 2: jam mulai tanggal ; 'ebruari 2012 sampai tanggal 'ebruari 2012 dengan menggunakan pendekatan proses kepera/atan yang meliputi6 pengkajian, perumusan diagnose kepera/atan, peren#anaan, pelaksanaan, dan e*aluasi, serta pendokumentasian dari kelima proses kepera/atan tersebut.
T!3!an
dala dalam m
memb member erik ikan an asuh asuhan an
kepera/atan pada pasien dengan %&' di ruang 7PJ !S7P dr 3ariadi Semarang.
Man4aa"
1. "agi Pr Pro$esi &asil studi kasus ini diharapkan dapat memberi masukan dalam meningkatkan mutu asuhan kepera/atan pada pasien %&'. %&'. "agi asyarakat 7ntuk meningkatkan peran pera/at dalam memberikan pelayanan kepera/atan pada asuhan kepera/atan pasien dengan %&', sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang berkualitas. "agi "idang lmu Pengetahuan :
emberikan
masukan
untuk
perkembangan
ilmu
pengetahuandalam bidang kepera/atan medi#al bedah mengenai system kardio*askuler, khususnya %&'. "agi rumah sakit emberikan masukan untuk peningkatan peran pera/at sebagai bagian dari tim kesehatan dalan pera/atan pasien dengan %&'. M$")d$
2. etode Pembuatan akalah etode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskri$ti$ dengan pemaparan kasus dan menggunakan pendekatan proses kepera/atan. etode Pengumpulan ata e. ata Primer
Wawancara =a/an#ara dilakukan dengan mengadakan $a#tor pen#etus meliputi apakah karena kelelahan, tidak rutin mimum obat> ri/ayat kesehatan dahulu meliputi apakah pernah menderita hipertensi, A, kelainan katup> ri/ayat kesehatan keluarga meliputi apakah ada yang menderita %&', hipertensi> pola kebiasaan meliputi apakah ada perubahan sebelum dan sesudah sakit semua kebutuhan sehari?hari dibantu> keadaan psikososial klien meliputi apakah pasien #emas, stress.
-
Pemeriksan Fisik 7ntuk memperoleh data obyekti$ mengenai keadaan umum, tanda4 tanda *ital dan pemeriksaan #epalo4#audal se#ara sistematis pada pasien yang meliputi6 a)
nspeksi6
untuk memperoleh
konjungti*a, luka, tambahan,
data
mengenai
penggunaan otot perna$asan
$rekuensi
perna$asan,
jenis
perna$asan, i#tus #ordis b)
Perkusi6 untuk memperoleh data suara ketukan (sonor, pekak, hiperresonan, redup, timpani) pada area perut dan dada.
#)
Palpasi6 untuk memperoleh data mengenai> nyeri tekan, kelainan
Auskultasi6 auskultasi untuk memperoleh data mengenai suara paru, suara jantung.
Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung pada pasien selama 9 2: jam. 7ntuk mengetahui perkembangan pera/atan pasien, tingkah laku pasien dan respon pasien. ata sekunder etode pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan #ara studi dokumen> #atatan kepera/atan, #atatan medis untuk memeperoleh data seperti pemeriksaan penunjang, terapi yang diberikan.
@
&A& II TINJAUAN PUSTAKA GAGA1 JANTUNG K'NGESTIF 5 CHF 6
A. e$inisi Congestive Heart Failure (%&') adalah keadaan patologis berupa kelainan $ungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolism jaringan danatau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian *olume diastoli# se#ara abnormal (ansjoer, 2001). enurut "runner dan Suddarth (2002) %&' adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. ". +tiologi 1. 3elainan otot jantung Bagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. 3ondisi yang mendasari penyebab kelainan $ungsi otot jantung men#akup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degenerati$ atau in$lamasi 2. Aterosklerosis koroner Aterosklerosis koroner mengakibatkan dis$ungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung.
;
gagal jantung karena kondisi yang se#ara langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun. . &ipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan a$ter load) meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertro$i serabut otot jantung. :. Peradangan dan penyakit myo#ardium degenerati$, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini se#ara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun. -. Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang se#ara langsung mempengaruhi jantung. ekanisme biasanya terlibat men#akup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, peri#ardium, perikarditi$ konstrikti$ atau stenosis AC), peningkatan mendadak a$ter load @. 'aktor sistemik
meningkatnya EC+P, maka terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri (EAP) karena atrium dan *entrikel berhubungan langsung selama diastole. Peningkatan EAP diteruskan ke belakang ke dalam anyaman *as #ular paru4paru, meningkatkan tekanan kapiler dan *ena paru4paru. Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru4paru melebihi tekanan onkotik *as#ular, maka akan terjadi transudasi #airan ke dalam intertisial. Jika ke#epatan transudasi #airan melebihi ke#epatan drainase lim$atik, maka akan terjadi edema intertisial. Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan #airan merembes ke dalam al*eoli dan terjadilah edema paru4paru.
+. Potensial komplikasi enurut "runner dan Suddarth (2002) potensial komplikasi men#akup6 1. Syok kardiogenik 2. +pisode tromboemboli . +$usi peri#ardium :.
&ipertropi atrial atau *entrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, disritmia, takikardi, $ibriasi atrial Skan jantung
+lektrolit ungkin berubah karena perpindahan #airan penurunan $ungsi ginjal, terapi diureti#. Analisa gas darah (AB) Bagal *entrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan P%5 2 (akhir). "lood ureum nitrogen ("7) dan kreatinin Peningkatan "7 menunjukkan penurunan $ungsi ginjal. 3enaikan baik "7 dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal. Pemeriksaan tiroid Peningkatan akti*itas tiroid menunjukkan hiperakti*itas tiroid sebagai prepen#etus gagal jantung kongesti$
11
B. Penatalaksanaan enurut ansjoer (2001) prinsip penatalaksanaan %&' adalah 6 1.
eningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi 52 melalui istirahatpembatasan akti*itas
2.
emperbaiki kontraktilitas otot jantung 6 engatasi keadaan yang re*ersible, termasuk tiroksikosis, miksedema, dan aritmia digitalisasi 6 a.
osis digitalis 6 1. igoksin oral digitalisasi #epat 0,-42 mg dalam :4@ dosis selama 2: jam dan dilanjutkan 290,- mg selama 24: hari 2. igoksin i* 0,;- mg dalam : dosis selama 2: jam . %edilanidH i* 1,241,@ mg selama 2: jam
b. osis penunjang untuk gagal jantung 6 digoksin 0,2- mg sehari. 7ntuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan. #.
osis penunjang digoksin untuk $iblilasi atrium 0,2- mg.
d. igitalisasi #epat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat 6 1. igoksin 6 141,- mg i* perlahan4lahan 2. %edilanidH 0,:40,F mg i* perlahan4lahan
Cara pemberian digitalis
osis dan #ara pemberian digitalis bergantung pada beratnya gagal jantung. Pada gagal jantung berat dengan sesak napas hebat dan takikardi lebih dari 120menit, biasanya diberikan digitalis #epat. Pada gagal jantung ringan diberikan digitalis lambat. Pemberian digitalis per oral paling sering dilakukan karena paling aman. Pemberian dosis besar tidak selalu perlu, ke#uali bila diperlukan e$ek maksimal se#epatnya, misalnya pada $ibrilasi atrium rapi respone. engan pemberian oral dosis biasa (pemeliharaan), kadar terapeutik dalam plasma di#apai dalam /aktu ; hari. Pemberian se#ara i* hanya dilakukan pada keadaan darurat, harus dengan hati4hati, dan se#ara perlahan4lahan. 12
.
enurunkan beban jantung enurunkan beban a/al dengan diet rendah garam, diureti# (mis 6 $urosemid :04F0 mg, dosis penunjang rata4rata 20 mg), dan *asodilator (*asodilator, mis 6 nitrogliserin 0,:40,@ mg sublingual atau 0,242 ugkg""menit i*, nitroprusid 0,-41 ugkg""menit i*, praGosin per oral 24- mg, dan penghambat A%+ 6 #aptopril 29@,2- mg).
:.
or$in, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma #ardial, tetapi hati4hati depresi pernapasan.
-.
1
Pa"h7a8
1:
&. Proses kepera/atan 1. Pengkajian a. Pengkajian Primer 1) Air/ay6 "atuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot perna$asan, oksigen, dll 2) "reathing6 ispnea saat akti$itas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal ) %ir#ulation6 !i/ayat &< akut, BJ3 sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll.
1-
yeri dada akut4 kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah F) nteraksi so#ial Penurunan akti$itas yang biasa dilakukan 2. iagnosa 3epera/atan a. Penurunan per$usi jaringan b.d menurunnya #urah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli, kemungkinan dibuktikan oleh 6 aerah peri$er dingin, yeri dada +3B ele*asi segmen S< dan I patologis pada lead tertentu. !! lebih dari 2: kali per menit, adi 100 menit 3apiler re$ill lebih dari detik Bambaran $oto toraks terdapat pembesaran jantung dan
kongesti$ paru &! lebih dari 100menit, < 120F0 mm&g, AB dengan 6
pa 52 F0 mm&g, pa %52 :- mm&g dan saturasi F0 mm&g.
dilakukan tindakan pera/atan 3riteria6 aerah peri$er hangat, tidak sianosis,gambaran +3B tak menunjukkan perluasan in$ark, !! 1@42: mnt, #lubbing $inger (4), kapiler re$ill 4- detik, nadi @04100mnt, < 120F0 mm&g. !en#ana
BA (pa 52, pa %52 dan saturasi 52), dan pemeriksaan oksigen b. "ersihan jalan na$as tidak e$ekti$ b.d penumpukan se#ret
"antu perna$asan. Auskultasi paru untuk mengetahui penurunantidak adanya bunyi na$as dan adanya bunyi tambahan missal krakles, ron#hi,
dll Eakukan tindakan untuk memperbaikimempertahankan jalan
na$as misal batuk, penghisapan lendir, dll
pasien 3aji toleransi akti$itas misal keluhan kelemahankelelahan selama kerja
#. 3emungkinan terhadap kelebihan *olume #airan ekstra*askuler b.d penurunan per$usi ginjal, peningkatan natrium retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma (menyerap #airan dalam area interstisial jaringan)
konsentrasi, hitung keseimbangan #airan 5bser*asi adanya oedema dependen
d. Pola na$as tidak e$ekti$ b.d penurunan *olume paru, hepatomegali, splenomegali, kemungkinan dibuktikan oleh 6 perubahan kedalaman dan ke#epatan perna$asan, gangguan pengembangan dada, BA tidak normal
senyaman mungkin. 3olaborasi pemberian oksigen dan pemeriksaan BA.
e. ntoleransi akti$itas b.d ketidakseimbangan antar suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemik nekrotik jaringan miokard, kemungkinan dibuktikan oleh 6 gangguan $rekuensi jantung, tekanan darah dalam kati$itas, terjadinya disritmia dan kelemahan umum
sesudah akti$itas
yang tidak berat Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat akti$itas,
#ontoh bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan
1F
$.
!esiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler4al*eolus.
Pantau bunyi na$as, #atat krekles. !asional6 menyatakan adnya kongesti parupengumpulan se#ret menunjukkan kebutuhan untuk inter*ensi lanjut.
Ajarkananjurkan klien batuk e$ekti$, na$as dalam. !asional6 membersihkan jalan na$as dan memudahkan aliran oksigen.
orong perubahan posisi. !asional6 embantu men#egah atelektasis dan pneumonia.
3olaborasi dalam Pantaugambarkan seri BA, nadi oksimetri. !asional6 &ipoksemia dapat terjadi berat selama edema paru.
"erikan obatoksigen tambahan sesuai indikasi
1
BAB III
TINJAUAN KASUS A. P$n%ka3ian
Pengkajian dilakukan pada hari selasa, ; 'ebruari 2012 jam 0.00 =" di !uang 7PJ !S7P dr 3ariadi Semarang dengan sumber data dari klien, tenaga kesehatan, keluarga dan status klien dan dengan menggunakan metode /a/an#ara, pemeriksaan $isik, obser*asi dan studi dokumen. :. dentitas $.
6 !ejosari !< - != - Semarang
Status 3esehatan g. Status 3esehatan Saat ini
Alasan masuk RS Pasien datang kiriman dari !S7 Salatiga, setelah dira/at selama 2 hari disana dengan keluhan sesak na$as. 3eluhan tersebut mun#ul sejak 1 bulan yg lalu Saat akti*itas biasa (menyapu, jalan ke kamar mandi) merasa sesak. Pasien harus beristirahat - menit dan stlah itu keluhan membaik. dalam seminggu ini keluhan pasien semakin berat dan harus posisi setengah duduk untuk dapat tidur, bila berbaring sesak akan kambuh dan bertambah.
Keluhan Utama 3lien mengatakan sesak na$as, perut agak mbeseseg dan tubuh terasa lemah.
Status 3esehatan asa Ealu Pasien adalah penderita hipertensi kurang lebih sudah selama 10 tahun.
21
!i/ayat keluarga yang menderita penyakit jantung dan hipertensi disangkal.
Pengkajian Pola 'ungsi h. Pola Persepsi 3esehatan Pasien mengatakan kalau ada keluhan sakit selalu memeriksakan kesehatannya ke !S7 Salatiga dan pasien berharap sakitnya akan sembuh. Pasien tidak pernah se#ara khusus berolah raga untuk menjaga kesehatannya. akanan tidak tidak ada yang dipantang. 3arena klien merasa kalau sakit yang dialaminya memang sudah takdir. i.
Pola utrisi etabolik
Sebelum sakit 6 pasien mengatakan sehari makan kali porsi sedang , terdiri dari nasi, sayur dan lauk.
Selama sakit 6 sebelum dira/at di !S, pasien malas makan karena perut terasa mbeseseg. akan sehari hanya 2 kali dan hanya habis setengah porsi dari porsi sedang. Pasien minum hanya 4: gelas sehari. Selama dira/at di !S, pasien mendapatkan diet lunak, !B, !%hol 1;00 kkal. ari diet tersebut tiap kali makan hanya dihabiskan setengah porsi. Pasien minum 4: gelas. Pasien mengatakan perutnya terasa penuh dan sebah.
Pola +liminasi
Sebelum sakit Pasien mengatakan de$ekasi tidak teratur kadang 2 hari sekali, selama de$ekasi tidak ada keluhan. Pasien biasa miksi :4- kali sehari /arna kuning tidak ada keluhan nyeri. Pasien tidak pernah menggunakan obat pen#ahar. Selama sakit 22
Selama dira/at di !S pasien de$ekasi 24 hari sekali dengan konsistensi lunak. Pasien miksi 24 kali sehari. Pasien mengatakan selama sakit jumlah urin yang keluar lebih sedikit dibandingkan sebelum sakit. Pola akti*itas dan Eatihan
Sebelum sakit Pasien bekerja sebaga tukang kebun di !S7 Salatiga. 3lien mandi dua kali sehari dengan sabun, keramas dua kali dalam seminggu memakai shampoo, gosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi dilakukan saat mandi, kuku dipotong jika panjan. Pasien merasa sesak dan dada terasa berdebar bila beakti*itas berat. 3lien ada ri/ayat merokok.
Selama sakit Selama dira/at di !S akti*itas sehari4hari seperti mandi, berpakaian dan pergi ke toilet dibantu oleh istrinya. Selama di !S pasien menggunakan kanul nasal dengan oksigen litermenit.
Pola stirahat dan tidur
Sebelum sakit Pasien tidur selama @4F jam dimalam hari. Pasien jarang tidur siang.
Selama sakit Selama dira/at di rumah sakit pasien tidur dengan posisi setengah duduk dan menggunakan oksigen nasal #anule litermenit dan tidur sebentar4sebentar di siang hari. imalam hari pasien dapat istirahat tidur.
Pola kogniti$ Penglihatan, perasa, pembau pasien tidak ada gangguan. 3emampuan bahasa, belajar dan ingatan pasien baik. Pembuat keputusan dalam keluarga ada pada pasien.
2
Pola persepsi4konsep diri Pasien dapat mengontrol emosinya kalau ada masalah. %itra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran menurut pasien sudah sesuai dengan harapannya. Pola peran dan tanggung ja/ab Pasien merasa mampu berperan sebagai kepala keluarga. &ubungan dengan istri dan anak4anaknya baik. Pola seksual4reproduksi Pasien jarang melakukan hubungan seksual karena kondisinya yang sering #epat lelah dan pasien merasa sudah tua dan hubungan seksual bukan merupakan kebutuhan yang utama. Pola koping dan toleransi stress Pasien kalau ada masalah selalu berdiam diri. Sumber pendukung dalam menyelesaikan masalah adalah istrinya. Pola nilai dan keyakinan Pasien beragama slam. Sebelum sakit pasien akti$ menjalankan sholat /aktu. Selama sakit dan dira/at pasien jarang melakukan sholat - /aktu karena tidak bisa /udhu ( terpasang in$use di tangan kiri).
Pengkajian $isik
2:
j.
3eadaan umum
2)
Kesadaran
: comosmentis
Keadaan umum
: lemah
!anda"tanda vital
:
tekanan darah
: #$$%&$ mm'(
nadi perna$asan suhu
6 F: kali permenit 62: kali permenit 6 @ %
pemeriksaan #hepalo4#audal
2-
keala o
bentuk
: mesocheal kulit keala kotor
tidak ada luka o
rambut
: beruban endek kotor
o
mata
: kon*un(tiva tidak anemis dan
sclera tidak ikterik o
telin(a
:
bentuk
simetris
+unsi
enden(aran baik dan tidak ada cerumen o
hidun(
:
tidak
ada
secret
tidak
ada
erna+asan cuin( hidun( terasan( kanul nasal o 2 , liter%menit o
mulut dan ten((orokan
: kemamuan bicara baik mulut
kotor
leher tidak ada deviasi trakea dan tidak ada embesaran kelen*ar t-roid
dada
paru4paru o
inspeksi 6simetris, terdapat tarikan interkosta
o
palpasi6 tidak ada nyeri tekan
o
perkusi6 sonor
o
auskultasi 6 bunyi na$as *esikuler, tidak ada /heeGing dan ron#hi
jantung o inspeksi 6 tidak tampak i#tus #ordis 2@
o o o
palpasi 6 tidak ada pembesaran jantung perkusi 6 redup auskultasi 6 bunyi lubdup, S1 dan S2 reguler
abdomen inspeksi 6 simetris o auskultasi 6 peristalti# usus 20 kali permenit o o perkusi 6 tympani o palpasi 6 tidak teraba masa #olon genetalia lembab dan kotor dan tidak terpasang #ateter anus tidak ada hemoroid dan lembab ekstremitas atas 6 terpasang in$use !E F tetes permenit di lengan tangan kiri o o ba/ah 6 dapat bergerak bebas, tak ada udema