Cairan Otak
Cairan otak (cerebrospinalis) volumenya sedikit, jernih, cair-kental yang pada umumnya mengandung berbagai bahan penyaring berbagai zat yang berasal dari darah. Cairan itu mengandung protein, K, urea, dan gula yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan plasma tetapi Na dan Cl lebih tinggi. Cairan otak umumnya tidak mengandung elemen/bahan seluler kecuali beberapa limfosit dan neutrofil pada kondisi sakit tertentu. Adanya butir darah merah dalam cairan otak menunjukkan adanya pendaraha pendarahan n pada pusat susunan saraf. Cairan otak berasal dari choroids plexuses bilik otak, dan hanya sebagaian kecil saja berasal dari daerah perivascular dan perineuronal otak. Cairan itu diproduksi secara berlanjut. Cairan otak dari lateral dan ventrikel 3 masuk ke ventrikel 4 kemudian keluar menuju subarachnoidea. Sejumlah kecil volume cairan ini juga masuk ke pusat saluran medula oblongata dan spinal cord. Setelah masuk daerah subarachnoidea, cairan otak ventricular menuju ke bawah pada spinal subarachnoidea kemudian naik sampai di otak bercampur dengan cairan yang berasal dari daerah perivascular dan perineuronal. Volume cairan otak itu pada manusia berkisar antara 60 – 80 ml, tetapi pada kuda 170 – 300 ml. Pada kucing, anjing dan kambing setiap menit cairan ini diproduksi sebanyak 0.37, 0.26 - 0.50, dan 0.36 ml secara berturut-turut. Fungsi cairan otak itu adalah untuk - nutritif (pemberi makan) otak - homeostasis (membasahi) - mengatur tekanan dan pH - melindungi otak (sebagai bantalan) dari gangguan-gangguan luar.
Makalah Cairan otak BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon, ingatan , bekerja melebihi komputer manapun didunia ini. Kelainan kecil pada otak akan mempengaruhi aktifitas tubuh, karenanya kita harus selalu menjaga nutrisinya dan menjaga kesehatannya dan mengembangkannya Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang dewasa (3 pon) , menerima 20 % curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilo kalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan terhadap perubahan oksigen dan glukosa darah, aliran darah berhenti 10 detik saja sudah dapat menghilangkan kesadaran manusia. Berhenti dalam beberapa menit, merusak permanen otak. Hipoglikemia yang berlangsung berkepanjangan juga merusak jaringan otak. Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan suspensi sel didalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi fluida ekstraselular, termasuk plasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh dapat ditemukan pada spasi jaringan (bahasa Inggris: tissue space, interstitial space). Rata-rata seseorang
memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya dehidrasi. Contoh cairan tubuh adalah : darah dan plasma darah, sitosol, cairan serebrospinal (CSS), cairan limfa, cairan pleura, dan cairan amnion. Pada makalah ini akan dibahas secara khusus pemeriksaan laboratorium klinik terhadap specimen cairan otak atau Liquor Cerebro Spinalis (LCS). Pemeriksaan LCS ini berperan penting dalam mendiagnosa adanya gangguan terhadap selaput otak/ meningia. Pemeriksaan Terhadap LCS ini terbagi atas pemeriksaan Makroskpis, Mikroskopis, dan Kimiawi. 1.2 Tujuan Penulisan
1. Apa pengertian cairan otak ? 2. Bagaimana anatomi dan fisiologi otak ? 3. Bagaimana cara pengambilan cairan serebrospinal ? 4. Bagaimana parameter pemeriksaan cairan serebrospinal? 1.3 Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui cairan otak ? 2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi otak ? 3. Untuk mengetahui cara pengambilan cairan serebrospinal ? 4. Untuk mengetahui parameter pemeriksaan cairan serebrospinal?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cairan Otak
Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus choroideus di dalam ruang atau ventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi, sedangkan 30% dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel dan rongga subarachnoid. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra sel maupun intra sel. Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu, maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari. Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi, Cairan otak tidak boleh dipandang sama dengan cairan yang terjadi oleh proses ultrafiltrasi saja dari plasma darah. Di samping filtrasi, faktor sekresi dari plexus choriodeus turut berpengaruh. Karena itu cairan otak bukanlah transudat belaka. Akan tetapi seperti transudat, susunan cairan otak juga selalu dipengaruhi oleh konsentrasi beberapa macam zat dalam plasma darah. Pengambilan cairan otak itu dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk melakukan tindakan terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberi petunjuk kearah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik yang mendadak maupun yang menahun dan berguna pula setelah terjadi trauma.
2.2 Anatomi dan Fisiologi
Dalam membahas cairan serebrospinal ada baiknya diketahui mengenai
anatomi yang berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal,yaitu :
Sistem Ventrikel Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel IV. Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam
serebrum, masing-masing
ventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornu inferior, badan dan atrium. Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah
yang
berbentuk corong unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah
korpus kalosum dan bagian korpus unilokuler ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa dan
otak
tengah dan diantara hemisfer serebri, thalamus dan
dinding hipothalanus. Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan melalui
aquaductus sylvii. Ventrikel
IV
merupakan
suatu
ventrikel IV
rongga
berbentuk
kompleks, terletak di sebelah ventral serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata.
Meningen dan ruang subarakhnoid Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan s
araf
yang bersifat non
neural.
Meningen terdiri dari jaringan ikat berupa
membran yang menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan medula spinalis. Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan duramater. Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisurafisura, juga melekat pada permukaan batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal sampai ke ujung medula spinalis setinggi korpus vertebra.
Arakhnoid
mempunyai
banyak
trabekula
halus
yang
berhubungan
dengan
piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak. Diantara arakhnoid dan piameter disebut ruang subrakhnoid, yang berisi cairan serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah.
Karena
arakhnoid tidak
mengikuti lekukan- lekukan otak, maka
di beberapa tempat ruang subarakhnoid melebar yang disebut sisterna. Yang paling besar adalah siterna magna, terletak diantara bagian inferior serebelum danme oblongata. Lainnya
adalah
sisterna
pontis di permukaan
interpedunkularis di permukaan venttralmesensefalon,
ventral sisterna
pons, sisterna siasmatis
di
depan
lamina terminalis. Pada sudut antara serebelum dan lamina quadrigemina terdapat sisterna
vena
magna
serebri.
Sisterna
ini
berhubungan
dengan
sisterna
interpedunkularis melalui sisterna ambiens. Ruang subarakhnoid spinal yang merupakan lanjutan dari sisterna magna dan sisterna pontis merupakan
selubung dari
medula spinalis sampai
setinggi S2. Ruang subarakhnoid dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan serebrospinal diambil pada waktu pungsi lumbal. Durameter terdiri dari lapisan luar durameter dan lapisan dalam durameter. Lapisan dirameter di
daerah
kepala
menjadi
satu
dengan
luar
periosteum tulang tengkorak
dan berhubungan erat dengan endosteumnya.
Ruang Epidural Diantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak terdapat jaringan ikat yang mengandung kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu ruangan disebut ruang epidural.
Ruang Subdural Diantara lapisan dalam durameter dan arakhnoid yang mengandung sedikit cairan, mengisi suatu ruang disebut ruang subdural.
Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal (CSS) Sebagian besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus ventrikel serebri (utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel ependim yang membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil terbentuk dari cairan yang bocor ke ruangan perivaskuler di sekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar darah otak).Pada orang dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21 mL/jam (500 mL/ hari),volume CSS total hanya sekitar 150 mL. Tekanan Cairan Serebrospinal Tekanan normal dari sistem cairan serebrospinal ketika seseorang berbaring pada posisi horizontal, rata-rata 130 mm air (10 mmHg), meskipun dapat juga serendah 65 mm air atau setinggi 95 mm air pada orang normal.. Pengaturan Tekanan Cairan Serebsrospinal oleh Vili Arakhnoidalis. Normalnya, tekanan cairan serebrospinal hampir seluruhnya diatur oleh absorpsi cairanmelalui vili arakhnoidalis. Komposisi dan fungsi cairan serebrospinal (CSS) Cairan serebrospinal dibentuk dari kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi aktif dari epitel. CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi konsentrasi Na, K, bikarbonat, Cairan, glukosa yang lebih kecil dan konsentrasi Mg dan klorida yang lebih tinggi. Ph CSS lebih rendah dari darah. Perbandingan komposisi normal cairan serebrospinal lumbal dan serum adalah sebagai berikut : CSS
Serum
295 mOsm/L
295 mOsm/L
Natrium
138 mM
138 mM
Klorida
119 mM
102 mM
7,33
7,41 (arterial)
Osmolaritas
PH
Tekanan
6,31 kPa
25,3 kPa
Glukosa
3,4 mM
5,0 mM
Total Protein
0,35 g/L
70 g/L
Albumin
0,23 g/L
42 g/L
Ig G
0,03 g/L
10 g/L
2.3 Pengambilan Cairan Serebrospinal
Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan IV di cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna magma atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik. Seorang klinik yang ahli dapat memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain : 1. Tabung I berisi 1 mL Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin mengandung darah pada saat penyedotan. 2. Tabung II berisi 7 mL Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik. 3. Tabung III berisi 2 mL Digunakan kualitatif/kuantitatif.
Tata Cara
untuk
pemeriksaan
jumlah
sel,
Diff.count
dan
protein
1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (lutut di tarik ke arah dahi ) 2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukan garis potong sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antara kedua spina ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula di lakukan anatara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi. 3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di mana daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka. 4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril selama 15
–
30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut
selama 1 menit. 5. Tusukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukan jarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai menembus duramater. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5 – 2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada umur 3 – 5 tahun. Pada remaja jaraknya 6 – 8 cm. 6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah ke kranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan 7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.
2.4 Parameter Pemeriksaan Cairan Serebrospinal
Parameter yang umum diperiksa pada cairan otak adalah sebagai berikut : A. Makroskopik
Warna
Kekeruhan (Kejernihan)
Bekuan
BJ
pH
B. Mikroskopik
Hitung Jumlah Sel
Hitung Jenis Sel (Diff.Count)
C. Kimiawi
Pandy
Nonne
Protein
Glukosa
Chlorida
D. Bakteriologi (Pembiakan)
a.
Makroskopik
Metode
: Visual (Manual)
Tujuan
: Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik
warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ.
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi 2. Beaker gelas 3. Kertas indikator pH universal
meliputi :
4. Refraktometer abbe
Spesimen
Cara Kerja
: Cairan LCS
1. Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering. 2. Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang. 3. Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan membandingkan deret standar pH. 4. Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ. Hasil dan Interpretasi No
Parameter
Penilaian Tidak
berwarna,
Interpretasi Normal
Kuning
muda,
Kuning, Kuning tua, Kuning coklat, 1.
Warna
merah, hitam coklat
Tidak berwarna
Jernih, agak keruh, keruh, sangat 2.
Kejernihan
keruh, keruh kemerahan
Jernih
3.
Bekuan
Tidak ada bekuan, ada bekuan
Tidak ada bekuan
7,3
atau
4.
pH
plasma/serum
5.
BJ
1.000 – 1.010
setara
dengan
pH
1.003 – 1.008
Hal yang perlu diperhatikan : 1. LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.
2. Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri atas benang fibrin.
b. Mikroskopik 1) Hitung Jumlah Sel
Metode
: Bilik Hitung
Prinsip
: LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel
dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya
leukosit
dalam kamar hitung di bawah
mikroskop.
Tujuan
Alat dan Reagensia :
: Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
1. Mikroskop 2. Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit 3. Tissue 4. Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.
Spesimen
Cara Kerja
: LCS
1.
Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
2.
Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
3.
Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
4.
Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
Perhitungan
:
PDP
: 1/10 = 0,1x
TKP
: 1/0,1 = 10x
KBH : 4 kotak leukosit Ʃ
Sel
:
Jumlah
sel
ditemukan
(berwarna
keunguan
dengan
inti
dan
sitoplasma) Sel
= PDP x TKP x Jumlah sel ditemukan KBH = 0,1 x 10 x Ʃ 4 = 2,5 x
Ʃ
= ……..sel/mm3 LCS
Interpretasi
: Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS
2) Hitung Jenis Sel
Metode
: Giemsa Stain
Tujuan
: Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan
cairan LCS
Alat dan Reagensia 1.
Objek Gelas
2.
Kaca Penghapus
3.
Sentrifuge
4.
Tabung reaksi
5.
Metanol absolut
6.
Giemsa
polinuklear dalam
7.
Timer
Spesimen
Cara Kerja
: LCS
1. Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya. 2. Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm 3. Supernatant dibuang dan endapan diambil. 4. Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal 5. Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut. 6. Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit. 7. Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.
Perhitungan Jenis Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
%
MN PMN Jumlah
Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus choroideus di dalam ruang atau ventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi,
sedangkan 30% dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel dan rongga subarachnoid. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra sel maupun intra sel. Perbandingan komposisi normal cairan serebrospinal lumbal dan serum adalah sebagai berikut : CSS
Serum
295 mOsm/L
295 mOsm/L
Natrium
138 mM
138 mM
Klorida
119 mM
102 mM
7,33
7,41 (arterial)
Tekanan
6,31 kPa
25,3 kPa
Glukosa
3,4 mM
5,0 mM
Total Protein
0,35 g/L
70 g/L
Albumin
0,23 g/L
42 g/L
Ig G
0,03 g/L
10 g/L
Osmolaritas
PH
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon, ingatan , bekerja melebihi Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon, ingatan , bekerja melebihi
Cairan Otak atau LCS adalah CAIRAN OTAK ( LCS ) (dr. Nyoman Suci Widyastii) Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus choroideus di dalam ruang atauventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi, sedangkan 30% dibentuk pada tempat lain, termasukdpedim ventrikel dan rongga subarachnoid. Cairan otak ini pada orang dewasa diproduksi 500 ml setiap hari (21 ml/jam), walaupun hanya kurang lebih 120 ² 150 mll saja yang bersirkulasi. Volume cairan otak pada neonates kurang lebih 10 ² 60 ml. seluruh cairan otak diganti secara lengkap kira-kira tiga kali sehari.Cairan otak bersirkulasi lambat dari tempat produksi di ventrikel, keluar melalui foramina Lushka dan Magendie pada ventrikel IV, bersirkulasi ke rongga-rongga yang mengelilingi hemisfer serebral dan medulla spinalis lalu direseorbsi melalui villi pada sinus dural, masuk kembali ke vena. Laju produksi cairan otak tersebut tidak tergantung pada gradient tekanan cairan otak vena, sedangkan resorbsi bergantung pada graien tekanan antara cairan otak dan darah vena pada sinus dural (normal : 60 - 80 mm air).Tekanan cairan otak normal dijaga dengan absorbs cairan otak dalam jumlah yang sama denganproduksinya. Sumbatan akan menyebabkan peningkatan jumlah cairan otak, menyebabkan hidrosephaluspada bayi dan anak, atau peningkatan tekanan cairan otak pada orang dewasa. Dari semua factor yangmengatur tingkat tekanan cairan otak, tekanan vena adalah yang terpenting, karena cairan yang terabsorbsipada akhirnaya akan mengalir ke system vena.Cairan otak dapat mendifusikan tekanan akibat hantaman keras pada tengkorak yang mungkinmenyebabkan cedera berat, sehingga cairan otak ini dapat berfungsi sebagai peredam kejut hidrolik(hydraulic shock absorber). Cairan otak juga membantu regulasi tekanan intracranial sehingga tak mudah berfluktuasi terhadap aliran darah, dan mengangkut nutrient dan produk sisa.Hamper semua konstituen yang ada di plasma darah, juga ditemukan dalam kadar merah di cairan otak,kecuali kadar chloride yang biasanya selalu tinggi. Akan tetapi, dalam susunannya cairan otak tidak boleh dipandang sama dengan cairan yang terjadi karena proses ultrafiltrasi dari plasma darah saja, oleh karena disamping proses filtrasi, juga terdapat factor sekresi dari plexus choroideus. Cairan otak bukanlah transudat semata.Beberapa penyakit dapat membuat elemen-elemen yang seharusnya dihambat oleh sawar darah-otak dapat menembus sawar tersebut. Erirosit dan lekosit dapat masuk ke cairan otak, bila terjadi rupture pembuluh darah atau reaksi menigeal terhadap iritasi. Bilirubin, secara normal tidak ditemukan, tetapi dapat ditemukanpada cairan spinal pasca
perdarahan intra cranial. Sawar darah cairan otak jga dapat terbuka secarareversible pada hipertensi, kejang, hiperkapnia, dan injeksi bahan kontras radiografik. FUNGSI LUMBAL Cairan otak biasanya didapatkan dengan pungsi ke dalam cavum subarachnoidale bagian lumbal. Selain ditempat tsb. Juga pungsi suboccipital ke dalam cistern magna atau pungsi ventrikel, sesuai dengan indikasi kinik. Saccus lumbalis antara L4-L5 merupakan lokasi pungsi yang palin sering dikerjakan, karena pada lokasi tersebut terdapat pooling cairan otak dan hamper tidak mungkin menimbulkan cedera systemsaraf. Pada anak-anak spinal cord berada lebih caudal dari orang dewasa, yaitu pada L3-L4 sampai usia 9bulan, saat medulla spinalis pada posisi L1-L2 dan harus dilakukan pungsi lumbal pada posisi lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Pengeluaran cairan otak dapat menimbulkan nyeri kepala. Hal itu disebabkan saat cairan mengalir dari ventrikel atau rongga subarachnoid, ujung saraf bebas di sekitar pembuluh utama furameter teregang-sebagai akibat otak yang kolaps sebagian akan menarik meningen. Pungsi lumbal dilakukan dengan maksud diagnostic atau untuk melakukan tindakan terapi, antara lain : 1. Untuk memeriksa cairan otak, untuk menyingkirkan diagnosis banding, dan menegakkan diagnosismisalnya pada kasus suspek meningitis ataupun perdarahan intra cranial. 2. Untuk menentukan tekanan cairan otak, untuk mencatat gangguan aliran cairan otak, ataumenurunkan tekanan, dengan jalan mengurangi volume cairan otak. 3. Untuk memasukkan obat-obat anestesi, obat tertentu (misalnya methotrecxate untuk leukemiameningeal, ampthericin pada meningitis fungal) dan media kontras x-ray.Pada hamper semua kasus, pungsi lumbal dilakukan secaraa elektif (terprogram). Pungsi lumbal elektif dilakukan pada pagi hari, pada pasien yang telah puasa sepanjang malam. Hal ini disebabkan karena padapagi hari seluruh staf laboratorium dan konsltan berada di tempat sehingga dapat melakukan pemeriksaansecepatnya, serta karena evaluasi kadar glukosa cairan emergency dilakukan pada pasien dengan suspekmeningitis, perdarahan subarachnoid atau leukemia yang mengenai susunan saraf pusat. Kontraindikasi : 1. Peningkatan tekanan intracranial, pada beberapa kasus dengan pasien koma, perdarahan intracranial atau suspek meningitis sangat perlu dilakukan pngsi lumbal untuk menegakkan diagnosis, sehingga boleh dilakukan pungsi lumbal dengan sangat berhati-hati. 2. Suspek infeksi epidural. 3. Infeksi atau penyakit kulit berat pada area lumbar, yang akan menyebabkan infiltrasi cairan otak dan komplikasi infeksi. 4. Persoalan psikiatrik berat atau nyeri pinggang kronik pada pasien neurotic Kompliasi pungsi lumbal : a) Herniasi uncus melalui tentorium atau cerebellar tonsils melalui foramen magnum pada pasiendengan tekanan intra cranial yang tinggi. Edema papil bukan kontraindikasi mutlak. b) Pata tumor medulla spinalis, dapat terjadi progresi paresis atau paralysis c) Pada pasien dengan gangguan pembekuan darah atau mendapat terapi anti koagulan, pungi lumbaldapat menyebabkan hematom ekstra dural atau subdural. Kondisi ini bukan kontraindikasi mutlak. d) Pada pasien sepsis, perforasi meningen akan meningkatkan kemungkinana terjadinya meningitis.Bila pasien diduga sepsis, maka sebelum dilakukan pungsi lumbal harus dilakukan kultur darahterlebih dahulu. e) Pada bayi/balita pungsi lumbal dapat menyebabkan kematian yang disebabkan karena pereganganyang ekseseif dan obstruksi tracheal karena penekanan kepala. f) Bila tak digunakan stylet, maka dapat tumbuh tumor epidermoid setelah selang 2 ² 10 tahun. g) Infeksi h) Nyeri kepala. Nyeri ini disebabkan kebocoran lubang penusukan pasca pungsi lumbal (13-32 %kasus). Pencegahannya ialah dengan cara menggunakan jarum dengan stylet berukuran kecil(22gauge).Tekanan Cairan OtakHarga normal : 75 ² 150 mm air pada posisi lateral decupitus30 ² 40 cm air pada posisi duduk Tekanan cairan otak secara langsung berhubungan denan tekanan vena juguler dan vertebral yangberhubungan dengan sinus-sinus dural intra cranial dan spinal. a) Implikasi klinis tekanan meningkat. b) Massa intra cranial (tumor, abces, perdarahan intra cerebral). c) Meningitis tuberculosa atau purulenta d) Proses inflamasi ringan. e) Encephalitise. f) Gagal jantung kongestif. g) Obstruksi vena cava superior akut. h) Obstruksi sinus-sinus vena intracranial karena thrombosis. i) Hipoosmolalitas karena hemodialisis. j) Gangguan resorbsi cairan otak karena peningkatan kadar protein, misalnya karena perdarahansubarachnoid. k) Edema serebral Tekanan turun : · Tumor yang obstruktif atau menekan rongga sbarachnoid spinal.
· Koma diabetic. · Kolaps sirkulasi. · Dehidrasi berat. · Hiperosmolalitas akut Diposkan oleh yurry'am di 18.13 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest Reaksi: Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda JATUH foto* ^_^ feedjit Mengenai Saya YURRY'AM LIHAT PROFIL LENGKAPKU calender Cuteki birthday wishes bunny ^^ Cuteki cute Powered by Translate followerss my Fish mymusic Free Music at divine-music.info Blogger templates Popular Posts pengertian dan jenis desinfeksi Pengertian Desinfeksi Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang dig... TEST ELISA BAB I PENDAHULUAN A.