Plast Plastisi isita tass otak otak (neuroplasticity) neuroplasticity) adala adalah h kema kemamp mpua uan n otak otak mela melaku kuka kan n reorga reorganis nisasi asi dalam dalam bentuk bentuk adanya adanya interk interkone oneksi ksi baru baru pada pada saraf. saraf. Plastis Plastisita itass merupakan sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan beradabtasi terhadap kebutuhan fungsional. Mekanisme ini termasuk perubahan kimia saraf (neurochemical ), ), penerimaan saraf (neuroreceptive (neuroreceptive)) , perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak. Plastisitas juga terjadi pada proses perkembangan dan kematangan sistem saraf. Kapasitas dari system saraf pusat untuk beradaptasi dan memodifikasi organisasi struktural dan fungsional terhadap kebutuhan, yang bisa berlangsung terus sesuai kebutuhan dan stimulasi. Mekanisme ini merupakan mekanisme mekanisme kompleks kompleks yang melibatkan melibatkan perubahan perubahan kimia dan kelistrikan kelistrikan saraf, stru strukt ktur ur neur neuron on dan dan reorg reorgan anis isasi asi otak otak.. Plas Plasti tisit sitas as tida tidak k hany hanyaa terja terjadi di pada pada kerusakan kerusakan otak seperti stroke, cedera kepala, kepala, tetapi juga terjadi pada degenerasi otak yang lain, misal Alzheimer dan Dementia. (Edwards.S, 2002). Untuk Untuk member memberika ikan n gambar gambaran an tentan tentang g plastis plastisitas itas,, maka maka peneli peneliti ti member memberika ikan n ilustrasi dengan membandingkan antara sifat plastisitas dan elastisitas. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;
Sumber : (School of Physiotherapy, 2001)
Suatu benda dengan bentuk awal segi empat jika diberi intervensi atau dimanipulasi untuk membentuk segi tiga, maka pada saat proses dilakukan benda berbentuk segi tiga akan tetapi pada akhirnya benda tersebut akan kembali pada bentuk awalnya, hal ini disebut sebagai kemampuan elestisitas. Jika bentuk awal suatu benda berbentuk segi empat kemudian diberikan intervensi untuk membentuk segi tiga, maka pada saat proses dilakukan benda akan membentuk segi tiga dan juga menjadi bentuk akhir dari benda tersebut, hal ini disebut sebagai kemampuan plastisitas. Dengan demikian jelas bahwa sifat elastisitas berbeda dengan sifat plastisitas. Sifat elastik artinya kemampuan suatu benda untuk dapat kembali pada bentuk asalnya, sedangkan sifat plastisitas menunjukkan kemampuan benda untuk berubah kedalam bentuk yang lain. A. Penggolongan Plastisitas Otak 1. Plastisitas dari struktur Anatomi a. Regenerasi (regeneration) b. Penyebaran kolateral (collateral sprouting) 2. Penyesuaian fisiologis a. Diaschisis (neural shock) atau pemulihan spontan b. Peningkatan sensitivitas hubungan saraf (Denervation supersensitivity) c. Pengefektifan sinapsis laten (Silent synapsis recruitment) 3.
Cross modal plasticity meliputi: a.Aktivasi bilateral dari sistem motorik b. Penggunaan jalur ipsilateral c. Perekrutan area motorik tambahan
B. Perbaikan yang terus berlangsung dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun (plastisitas otak) 1. Pengefektifan sinapsis laten (Silent synapsis recruitment):Pembukaan jalur yang sebelumnya telah ada tetapi secara fungsional terdepresi melalui belajar dapat dipanggil ketika sistem yang biasa telah gagal. 2. Peningkatan sensitivitas hubungan saraf (Denervation supersensitivity): pasca sinapsis menjadi sangat sensitif sehingga impuls saraf minimal mampu diterima, perubahan dalam konduksi dendrit termasuk peningkatan pengeluaran transmitter & disinhibisi terminal eksitatoris. 3. Axonal regeneration yaitu terjadi regenerasi pada serabut saraf dimulai dari proksimal menuju ke distal.
C. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan: a.
Ukuran lesi
b.
Umur
c.
Jenis kelamin
d.
Tipe/perjalanan kerusakan
e.
Kematangan dari area yang rusak
f.
Fungsi dari area tersisa
g.
Pemakaian/latihan motorik/ (dari therapeutic intervention)
h.
Lingkungan
i.
Intervensi obat-obatan (pharmacotherapy)
DAFTAR PUSTAKA
Carr JH., Shepherd RB, 1998., Neurological Rehabilitation: Optimizing Motor Performance, Butterworth-Heinemann, Oxford. Edwards, S., 2002, Neurological Physiotherapy: A Problem Solving Approach, Churchill Livingstone, Edinburgh School of Physiotherapy, 2001, Physiotherapy Studies 1: Neurological Physiotherapy, School of Physiotherapy The University of Melbourne.