BUKU AJAR
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-12 TAHUN
Dr. ERNA SETIYANINGRUM, S.S.T., M.M., M.Pd.K.
tumbuh kembang.indd 1
10/08/2017 10.44.11
BUKU AJAR TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-12 TAHUN Dr. Erna Setiyaningrum, S.S.T., M.M., M.Pd.K.
Edisi Asli Hak Cipta © 2017, Indomedia Pustaka Griya Kebonagung 2, Blok I2, No.14 Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo Telp. : 0812-3250-3457 Website : www.indomediapustaka.com E-mail :
[email protected] Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Setiyaningrum, Erna Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun/Erna Setiyaningrum Edisi Pertama —Sidoarjo: Indomedia Pustaka, 2017 1 jil., 17 × 24 cm, 238 hal. ISBN 978-602-6417-11-4 1. Keperawatan I. Judul
tumbuh kembang.indd 2
2. Tumbuh Kembang Anak II. Penulis
10/08/2017 10.44.11
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan tuntuntannya, sehingga buku ‘Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun’. Susuanan pada buku ini membahas hal-hal pokok tentang tumbuh kembang, masalah perkembangan pada anak usia dini hingga sekolah usia 11 tahun. Bahasan tersebut perlu di utamakan karena merupakan dasar-dasar pengetahuan yang perlu dipahami oleh setiap tenaga kesehatan di lini terdepan termasuk bidan dan perawat yang memberikan asuhan pelayanan kesehatan pada anak usai dini dan sekolah dasar baik di puskesmas, klinik, maupun rumah sakit. Mahasiswa juga perlu memahami dasar-dasar pengetahuan ini sebelum, selama, dan setelah mereka lulus nanti. Buku ini terdiri dari 5 bab, yaitu: 1. Bab 1 membahas materi kosep dasar anak usia dini. Bab ini menguraikan tentang konsep dasar anak usia dini, perkembangan anak usia dini dan permasalahan yang dapat terjadi pada anak usia dini. 2. Bab 2 tentang anak usia dini usia 0-6 tahun. Konsep tumbuh kembang pada anak usia 0-6 tahun di anggap sebagai patokan untuk mengetahui apakah balita dapat tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya. 3. Bab 3 menyajikan tentang anak usia 6-8 tahun. Konsep tumbuh kembang pada anak prasekolah, perkembangan anak prasekolah dan permasalaha yang terjadi pada anak prasekolah.
tumbuh kembang.indd 3
10/08/2017 10.44.11
iv
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
4. Bab 4 menyajikan tentang anak seklah dasar usia 8-11 tahun, tentang perkembangan dan permasalaha yang terjadi pada perkembangan anak usia dini pada usia 8-11 tahun. 5. Bab 5 tentang gambaran khusus anak usia dini pada usia 0-8 tahun, yang membahasa tentang perkembangan anak usia tersebut, permasalahan perkembangan. Penyusunan buku ini merupakan petugas kesehatan yang berkecimpung di pelayanan kesehatan bayi, anak dan prasekolah. Ibu diharapkan agar buku ini dapat berguna bagi tenaga kesehatan (teruatama bidan, perawat, dan mahasiswa kebidanan/keperawatan) untuk melengkapi bacaan mata pelajaran. Surabaya, September 2016
Penyusun
tumbuh kembang.indd 4
10/08/2017 10.44.11
Ucapan Terimakasih
Penyertaan Tuhan Didalam Kehidupanku Buku ini saya tulis sebagai ucapan syukur atas penyertaan Tuhan selama ini didalam hidup dan kehidupan saya. Penyertaan yang tanpa batasdari mulai saya lahir baru hingga hari ini. Berbagai pelanggaran telah saya lakukan selama ini, namun Tuhan begitu baik, selalu mengembalikan saya ketempat yang Tuhan mau. Hingga akhirnya saya merasa bahwa sebenarnya saya tidaklah pantas menerima segala anugrah yang sangat besar ini. Saya bersyukur Tuhan telah memberikan saya keluarga besar yang begitu mencintai saya, Bapak Sudirun, Ibu Tri Haryati, adalah orang tua yang terbaik yang Tuhan kirim untuk melahirkan dan merawat saya. Candra Basuki Setiawan (Alm) dan Reny Tri Jayanti-Abdul Wahab Iswahyudi dan keluarga sebagai adik adik yang baik yang telah membantu saya terproses dalam hidup dan kehidupan saya. Suami terbaik yang Tuhan kirimkan dalam kehidupan saya Bayu Ario Nusantoro, dan anak anak tercinta yang pintar pintar, hebat hebat serta takut akan Tuhan yaitu Bagus Arizona Putra, Anjasmara Tirta Adi Kencana, Dyah Ayu Puspa Mawar Indah (Cantik). Serta keluarga besar Purwito Hadi Atmanto sebagai mertua terbaik, Kak Oky Soelanjari-Farid (Alm), Satriono Joelita-Sintje Natar, Goudy Asmara (Alm), Niko Suseno Jaya-Yeni Wastuti, yang telah banyak mensuport saya. Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada keluarga besar High Desert Billionares Suport Sistem yang telah banyak membentuk dan memproses karakter saya sehingga saya bisa menjadi percaya diri serta menginspirasi saya untuk menjadi penulis dan motivator, antara lain: Julianto Ekaputra-Yenny, dr. Roy Sugiowantono-Elsye, Nugroho,
tumbuh kembang.indd 5
10/08/2017 10.44.11
vi
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
Purwanto, Tjandra-Tanti, Boby-Menik, Lion-Anggraini, Tonny-Betsy, Alex-Lenny, Rina Staf, Agus-Ramanti, drg Bambang-drg Ari, Utami, Hari-Melly, Agung-Suyati- Puji,dan rekan rekan High Desert yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada tim saya yang telah membantu mensuport berbagai sumber dalam penulisan ini. Sungguh saya mengucap syukur yang tak terhingga karena Tuhan telah mengirimkan orang orang terbaik dalam kehidupan saya. Mengisi hidup saya dengan sangat indah. Memberi kepercayaan diri yang sangat besar kepada saya bahwa “Tidak ada yang Mustahil didunia ini jika Tuhan Bersamadengan Kita.” Hormat Kami,
Penulis
tumbuh kembang.indd 6
10/08/2017 10.44.11
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................... iii Ucapan Terimakasih................................................................................ v Daftar Isi..................................................................................................... vii Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini.................................................... 1 A. Konsep Anak Usia Dini................................................................................. 1 1. Definisi Anak Usia Dini........................................................................ 1 2. Ciri-ciri Anak Usia Dini........................................................................ 2 3. Karakteristik Umum Anak Usia Dini.................................................. 3 4. Hakikat Perkembangan ........................................................................ 4 5. Memasuki Dunia Anak-Anak.............................................................. 6 6. Pembagian Fase-Fase Perkembangan ................................................. 7 7. Prinsip-Prinsip Perkembangan ........................................................... 11 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak............................................................................. 16 7. Fase Perkembangan pada Anak Usia Dini.......................................... 23 B. Penyakit yang Menyertai .............................................................................. 26 1. Hepatoblastoma...................................................................................... 26 2. Sindrom Eisenmenger........................................................................... 26
tumbuh kembang.indd 7
10/08/2017 10.44.11
viii
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
C. Masalah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini............................................. 27 1. Kurang Gizi/Malnutrisi......................................................................... 28 2. Diare dan Disentri................................................................................. 29 3. Demam ................................................................................................... 30 4. Kejang...................................................................................................... 31 5. Meningitis............................................................................................... 31 6. Anemia.................................................................................................... 32 7. Cacing dan Parasit Lain........................................................................ 32 8. Masalah Kulit.......................................................................................... 32 9. Pink Eye (Conjunctivitis)...................................................................... 33 10. Pilek dan Flu........................................................................................... 33 11. Sakit Telinga dan Infeksi Telinga......................................................... 33 D. Permasalahan yang Lazim Terjadi pada Anak Usia Dini Usia ................ 33 1. Bercak Mongol....................................................................................... 33 2. Hemangioma.......................................................................................... 34 3. Ikterus...................................................................................................... 35 4. Muntah dan Gumoh.............................................................................. 37 5. Oral Trush............................................................................................... 37 6. Diaper Rush............................................................................................ 38 7. Seborrhea................................................................................................ 38 8. Furunkel.................................................................................................. 38 9. Milliariasis............................................................................................... 39 10. Obstipasi.................................................................................................. 40 11. Infeksi...................................................................................................... 42 12. SIDS......................................................................................................... 44 Daftar Pustaka......................................................................................................... 47 Evaluasi.................................................................................................................... 48
Bab 2 Konsep Dasar Anak Usia Dini (Usia 0-6 Tahun)........................ 53 A. Anak Usia Dini 0-6 Tahun............................................................................ 53 1. Definisi Anak Usia Dini (Usia 0-6 Tahun)......................................... 53 2. Pengertian PAUD................................................................................... 54 3. Tugas Perkembangan Anak Usia 0-6 Tahun....................................... 55 B. Alat Ukur Perkembangan Anak Usia Dini 0-6 Tahun.............................. 63 1. Denver Developmental Screening Test (DDST) .................................. 63 2. Kuisioner Praskrinning Perkembangan (KPSP)................................ 67 C. Permasalahan Anak Usia Dini 0-6 Tahun................................................... 67 1. Permasalahan Perkembangan Intelektual........................................... 67 2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.............................................. 71 3. Kendala Perkembangan Berbicara....................................................... 73
tumbuh kembang.indd 8
10/08/2017 10.44.11
Daftar Isi
ix D. Gangguan Nutrisi pada Bayi......................................................................... 74 1. Malnutrisi Energi dan Protein (MEP)/Kurang Energi Protein (KEP) pada Bayi dan Balita Sensitifitas pada Bayi dan Balita.............................................................................. 74 2. Kwashiorkor............................................................................................ 75 3. Marasmus................................................................................................ 77 E. Sistem Edukasi Anak Usia 0-6 Tahun.......................................................... 79 F. Perkembangan Psikologi Anak Usia Dini 0-6 Tahun................................ 81 1. Masa Bayi 0-2 Tahun (Periode Vital).................................................. 81 2. Masa Balita 1-5 Tahun (Periode Estetis)............................................. 86 Evaluasi.................................................................................................................... 93
Bab 3 Konsep Dasar Anak Usia Dini (Usia 6-8 Tahun)........................ 97 A. Perkembangan Anak Usia Dini (Usia 6-8 Tahun)..................................... 97 1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.............................. 98 2. Tujuan Perkembangan Anak Usia Dini .............................................. 99 3. Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak.................................................. 100 4. Tugas-tugas Perkembangan Masa Anak............................................. 103 5. Karakteristik Aspek Pertumbuhan Perkembangan Anak Usia Dini....................................................................................... 104 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik ................ 111 B. Perkembangan Konsep Diri dan Sosial....................................................... 112 1. Sistem Representasional dan Harga Diri............................................ 112 2. Relasi Teman Sebaya.............................................................................. 114 3. Gender .................................................................................................... 114 C. Permasalahan pada Anak ............................................................................. 115 1. Permasalahan Fisik................................................................................ 115 2. Permasalahan Psiko-Sosial................................................................... 116 3. Permasalahan Belajar............................................................................ 121 D. Penyakit........................................................................................................... 121 1. ISPA ......................................................................................................... 121 2. Sinusitis .................................................................................................. 122 3. Faringitis ................................................................................................. 123 Daftar Pustaka......................................................................................................... 125 Evaluasi.................................................................................................................... 126 Bab 4 Anak Usia 8-11 Tahun................................................................. 131 A. Anak Usia Sekolah......................................................................................... 131 1. Pengertian Anak Usia Sekolah............................................................. 131 2. Tahap-Tahap Anak SD.......................................................................... 132
tumbuh kembang.indd 9
10/08/2017 10.44.11
x
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
3. Macam-Macam Ketrampilan yang Perlu dimiliki pada Anak Sekolah Dasar............................................................................... 132 4. Ciri-ciri Anak Sekolah Dasar............................................................... 133 B. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar................................................. 133 C. Perkembangan Anak Usia 8-11 Tahun........................................................ 134 1. Perkembangan Kognitif........................................................................ 134 2. Perkembangan Fisik............................................................................... 134 3. Perkembangan Emosi............................................................................ 135 4. Perkembangan Bahasa........................................................................... 135 5. Perkembangan Psikososial.................................................................... 135 6. Perkembangan Bermain........................................................................ 136 7. Perkembangan Kepribadian................................................................. 136 8. Perkembangan Moral ........................................................................... 137 D. Permasalahan Anak Sekolah Dasar ............................................................ 137 1. Definisi Masalah..................................................................................... 137 2. Permasalahan Kesehatan Anak SD...................................................... 137 Daftar Pustaka......................................................................................................... 147 Evaluasi.................................................................................................................... 148
Bab 5 Konsep Dasar Anak Usia Dini.................................................... 153 A. Anak Usia 0-8 Tahun..................................................................................... 153 1. Definisi Anak Usia 0-8 Tahun.............................................................. 153 2. Karakteristik Anak Usia 0-8 Tahun..................................................... 154 3. Pola Perkembangan pada Anak Usia Dini.......................................... 156 4. Cara Belajar Anak Usia Dini................................................................ 166 B. Permasalahan Anak Usia Dini...................................................................... 167 1. Permasalahan dalam Perkembangan Fisik-Motorik......................... 167 2. Permasalahan dalam Perkembangan Kognitif................................... 167 3. Permasalahan dalam Perkembangan Bahasa..................................... 167 4. Permasalahan dalam Perkembangan Sosial....................................... 168 5. Permasalahan dalam Perkembangan Emosi...................................... 168 Daftar Pustaka......................................................................................................... 169 Evaluasi.................................................................................................................... 170 Daftar Pustaka.......................................................................................... 175 Glosarium.................................................................................................. 179 Lampiran................................................................................................... 185
tumbuh kembang.indd 10
10/08/2017 10.44.11
Bab 1
Konsep Dasar Anak Usia Dini
Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar pada anak usia dini. Pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang dibahas dalam bab ini: A. Konsep Dasar Anak Usia Dini B. Penyakit Yang Menyertai Anak Usia Dini C. Masalah Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini
A. KONSEP ANAK USIA DINI 1. Definisi Anak Usia Dini Terdapat beberapa definisi tentang anak usia dini. Definisi yang pertama, anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir sampai berusia kurang lebih delapan tahun (0-8) (Nurihsan, 2007).1 Sedangkan definisi kedua, menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 14 yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai 1 Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI
tumbuh kembang.indd 1
10/08/2017 10.44.11
2
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Definisi ketiga anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia nol sampai 6 atau 8 tahun yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut Golden Age. Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri.
2. Ciri-ciri Anak Usia Dini Anak pada masa usia dini memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut: 1) Bersifat egosentris, Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dari pengetahuan dan pemahamannya sendiri, serta dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit. Anak sangat terpengaruh oleh akalnya yang masih sederhana sehingga tidak mampu menyelami perasaan dan pikiran orang lain. Anak belum memahami arti sebenarnya dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan dirinya ke dalam kehidupan atau pikiran orang lain. Anak sangat terikat pada dirinya sendiri. Dia menganggap bahwa pribadinya adalah satu dan terpadu erat dengan lingkungannya, dan juga belum mampu memisahkan dirinya dari lingkungannya; 2) Relasi sosial yang primitive, ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan sosial sekitarnya. Artinya, anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya. Anak pada masa ini hanya memiliki minat terhadap benda-benda dan peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata lain anak membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri; 3) Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan, anak belum dapat membedakan keduanya. Isi jasmani dan rohani anak masih merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan dan jujur baik dalam mimik, tingkah laku, maupun bahasanya. Anak tidak dapat berbohong atau bertingkah laku purapura. Anak mengekspresikan segala sesuatu yang dirasakannya secara terbuka; 4) Sikap hidup yang fisiognomis, artinya secara langsung anak memberikan atribut/sifat lahiriah atu sifat kongkrit, nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini disebabkan karena pemahaman anak terhadap apa yang dihadapinya masih bersifat menyatu (totaliter) antara jasmani dan rohani. Anak belum dapat membedakan antara benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu yang ada di sekitarnyaa dianggap memiliki jiwa yang merupakan makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri. Oleh karena itu, anak pada usia ini sering bercakap-cakap dengan binatang atau boneka.2 Anak usia dini (0-6 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. 2 Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV Mandar Maju.
tumbuh kembang.indd 2
10/08/2017 10.44.11
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
3
Karena itulah pada usia dini dikatakan sebagai Golden Age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Aspek yang sangat menonjol dalam cara belajar anak usia dini adalah rentang perhatian yang pendek (short attention span) dan orientasi perilakunya pada “sini dan kini” (here and now). Menurut Soegeng (2000) secara umum karakteristik anak usia dini atau prasekolah adalah: suka meniru, ingin mencoba, spontan, jujur, riang, suka bermain, selalu ingin tahu (suka bertanya) banyak gerak, suka menunjukkan akunya (egois), unik, dan lain-lain.3
3. Karakteristik Umum Anak Usia Dini Pandangan para ahli pendidikan tentang anak cenderung berubah dari waktu ke waktu dan berbeda satu sama lain sesuai dengan landasan teori yang digunakannya. Ada yang memandang anak sebagai makhluk yang telah terbentuk oleh bawaannya atau memandang anak sebagai makhluk yang dibentuk oleh lingkungannya. Ada juga ahli lain yang menganggap anak sebagai miniatur orang dewasa, dan ada pula yang memandang anak sebagai individu yang berbeda. Maria Montessori (dalam Hurlock, 1978) berpendapat bahwa usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka terhadap anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang , diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Masa sensitif anak pada usia ini mencakup sensitive terhadap keteraturan lingkungan, mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan, sensitif terhadap objek-objek kecil dan detail, serta terhadap aspek-aspek sosial kehidupan. 4 Usia dini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya. Erickson mengemukakan bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran manusia sebagai manusia. Perilaku yang berkelainan pada masa dewasa dapat dideteksi pada masa kanak-kanak”. Karakteristik Umum atau sifat-sifat Anak Usia Dini, sebagai berikut: 1) Unik, artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya. 2) Egosentris, artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. 3) Aktif dan Energik, artinya anak lazimnya senang melakukan aktivitas. 4) Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. 5) Eksploratif dan berpetualang, maksudnya terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, anak lazimnya menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru. 6) Spontan, artinya perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak tertutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya. 7) Senang dan kaya dengan fantasi, artinya anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. 8) Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu. 3 Santoso, Soegeng dan Fasli, Gusnawirta. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan 4 Hurlock, Elizabeth. B. 1978. Child Development, Sixth Edition.New York: Mc.Graw Hill, Inc.
tumbuh kembang.indd 3
10/08/2017 10.44.11
4
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
9) Daya perhatian yang pendek 10) Bergairah untuk belajar. 11) Semakin menunjukkan minat terhadap teman
4. Hakikat Perkembangan a. Pengertian Perkembangan Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Menurut Yusuf Syamsu (2001: 15)5, perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Adapun menurut Oemar Hamalik (2004: 84)6, perkembangan merujuk kepada perubahan yang progresif dalam organisme bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah) melainkan juga dalam segi fungsi, misalnya kekuatan dan koordinasi. b. Pertumbuhan dan Perkembangan Secara singkat dapat diutarakan perbedaan kedua istilah perkembangan dan pertumbuhan adalah bahwa perkembangan (development), merupakan proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju yang bersifat psikis. Adapun pertumbuhan (growth), merupakan tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan merupakan tahapan perkembangan (a stage of development) yang bersifat fisik. c. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Istilah pertumbuhan dan perkembangan seringkali digunakan seolah-olah keduanya mempunyai pengertian yang sama, karena menunjukan adanya suatu proses perubahan tertentu yang mengarah kepada kemajuan. Padahal sesungguhnya istilah pertumbuhan dan perkembangan ini mempunyai pengertian yang berbeda. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik. Selain dari pengertian di atas, pertumbuhan dapat didefinisikan pula sebagai perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsifungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu yang sehat dalam fasefase tertentu. Hasil dari pertumbuhan ini berupa bertambah panjang tulang-tulang 5 Yusuf Syams. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm 15 6 Hamalik, Oemar. 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, hlm 84
tumbuh kembang.indd 4
10/08/2017 10.44.11
5
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan serta makin bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan terhenti setelah adanya maturasi atau kematangan pada diri individu. Rendahnya derajat kesehatan dan gizi anak akan menghambat pertumbuhan fisik dan motorik anak yang juga berlangsung sangat cepat pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Gangguan yang terjadi pada pertumbuhan fisik dan motorik anak, sulit diperbaiki pada periode berikutnya, jika kondisi terus berlanjut, dapat mengakibatkan cacat permanen. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan-urutan perubahan yang bersifat sistematis, dalam arti saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh, anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Selain itu perubahan juga bersifat progresif, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Contoh, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana berkembang ke arah yang lebih kompleks. 7 Berkesinambungan merupakan ciri lain dari perubahan yang terjadi, artinya perubahan itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncatloncat atau karena unsur kebetulan. Contoh, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu.8 Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku baru. Dari uraian pengertian perkembangan di atas perlu disadari bahwa pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikis individu, karena pada suatu saat tertentu kedua istilah ini dapat digunakan secara bersamaan. Dengan kata lain, perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar. Psikologi perkembangan anak (early childhood development), hanya mempelajari perkembangan manusia sejak lahir hingga usia enam atau delapan tahun. Berdasarkan hasil penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kapasitas kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu empat tahun pertama sejak kelahirannya. 7 Hadis, F.A. 1996. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru Ditjen Dikti Depdikbud. 8 Helms, D. B & Turner, J.S. 1983. Exploring Child Behavior. New York: Holt Rinehartand Winston.
tumbuh kembang.indd 5
10/08/2017 10.44.11
6
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
Pada saat anak mencapai usia delapan tahun, maka perkembangan otak anak telah mencapai 80% perkembangan otak berada pada rentang usia tersebut. Pada saat anak dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya saat setelah diluar kandungan. Bayi yang baru dilahirkan memiliki 100 miliar neutron dan bertriliun-triliun sambungan antarneutron. Melalui persaingan alami akhirnya sambungan-sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami atrofi. Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron mendapatkan informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan ini merangsang bertambahnya produksi myelin yang dihasilkan oleh zat perekat glial. Semakin banyak zat myelin yang diproduksi maka semakin banyak dendrite yang tumbuh, sehingga akan semakin banyak synapse yang berarti lebih banyak neuron-neuron yang menyatu membentuk unit-unit.
5. Memasuki Dunia Anak-Anak a. Pemahaman Dunia Kanak-Kanak Apabila hendak memahami kehidupan anak bayi dan anak-anak maka kita harus mengobservasi terhadap tingkah laku anak-anak tersebut. Sebab anak masih belum mampu bercerita tentang keadaannya sendiri dan belum mampu mengungkapkan kehidupan psikisnya. Ketika anak-anak menjadi lebih dewasa, kita dapat melakukan observasi terhadap tingkah lakunya, dan bisa mendengarkan ceritanya tentang keadaan dirinya. Namun kita harus menyadari bahwa hampir tidak ada seseorang anak yang bersedia membukakan segenap perasaan dan isi hatinya kepada orang lain. Ada semacam keengganan, “ketakutan” atau rasa malu yang menghambat dirinya untuk membukakan isi perasaan dan fikirannya, sekalipun terhadap ibu sendiri atau terhadap orang tua. Pengaruh kehidupan masa kanak-kanak sangat penting untuk membentuk pandangan hidup kita selanjutnya. Banyak masalah yang timbul dalam kenangan, misalnya hari pertama masuk sekolah, hari ulang tahun, kematiaan orang terdekat, atau satu perkelahian dengan seorang kawan. Sebab semua kenangan pengalaman pribadi akan memberikan nuansa warna bagi setiap peristiwa yang dialami. Ada tiga pokok yang terdapat pada kehidupan anak manusia menuju kedewasaan. Pertama konsepsi atau conceptie dirinya, ada dalam kandungan ibunya, sebagai wujud atau sebagai organisme yang tumbuh. Kedua kelahirannya di dunia, yang memberikan kejutan-ketakutan-kesakitan, sehingga ia mengeluarkan jerit tangis melengking ketika harus meninggalkan rahim ibunya. Ketiga kemampuan realisasi diri menjadi pribadi atau person. Pada fase ketiga ini setiap individu menghayati eksistensinya sebagai pribadi yang berbeda dengan orang lain. Tanda-tanda kesadaran-diri itu menjadi semakin jelas dan makin kuat pada tiga tahun pertama, dan menjadi semakin kuat dengan bertambahnya umur sang anak.
tumbuh kembang.indd 6
10/08/2017 10.44.11
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
7
b. Fase Pasif dan Fase Aktif Pribadi anak yang pada suatu saat berusaha secara aktif untuk memberikan bentuk dan isi pada kehidupan sendiri itu pada mulanya ada dalam keadaan pasif atau bersifat pasif. Namun sampai batas-batas tertentu anak dengan bebas masih bisa menggunakan segala perlengkapan jasmaniahnya. Hal ini sangat bergantung pada fasilitas-fasilitas yang diberikan lingkungan dan orang tua yang mengasuh dirinya. Yaitu apakah lingkungan bisa menstimulir atau justru mengahambat pertumbuhan dan perkembangan segenap potensinya. Fase kemudian pada saat anak bisa menghayati diri sendiri sebagai AKU atau person, dapat disebut sebagai fase aktif. Pada saat itu, anak mulai menyadari bahwa ia mempunyai kemauan.
6. Pembagian Fase-Fase Perkembangan Adapun perkembangan jasmani dianggapnya penting ialah pertukaran gigi pada umur tujuh tahun, dan tumbuhnya tanda-tanda pubertas seperti perubahan suara, kumis, tandatanda kelamin sekunder lainnya yang timbul pada umur 14 tahun. Atas dasar itu pembagian dilakukan sebagai berikut: 1) Periode I: dari 0,0-7,0 tahun (periode anak kecil) 2) Periode II: dari 7,0-14,0 tahun (periode sekolah) 3) Periode III: dari 14,0-21,0 tahun (periode pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi dewasa) a. Perkembangan Menurut Aristoteles Aristoteles (384-322 S.M.) membagi masa perkembangan selama 21 tahun dalam 3 septenia (3 periode kali 7 tahun), yang dibatasi oleh 2 gejala alamiah yang penting; yaitu 1) pergantian gigi dan 2) munculnya gejala-gejala pubertas. Hal ini didasarkan para paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwani anak. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut: 0-7 tahun disebut sebagai masa anak kecil, masa bermain 7-14 tahun masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah 14-21 tahun masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa b. Perkembangan Menurut Charlotte Buhler Charlotte Buhler membagi masa perkembangan sebagai berikut: Fase pertama, 0-1 tahun: masa menghayati obyek-obyek diluar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi. Terutama melatih fungsi motorik; yaitu fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan. Fase kedua, 2-4 tahun: masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri, disertai penghayatan subyektif. Mulai ada pengenalan pada AKU sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan
tumbuh kembang.indd 7
10/08/2017 10.44.11
8
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
pengamatan obyektif, melainkan memindahkan keadaan batinnya pada bendabenda diluar dirinya. Karena itu ia bercakap-cakap dengan bonekanya, bergurau dan berbincang-bincang dengan kelincinya; seperti kedua binatanag dan benda permainan itu betul-betul memiliki sifat-sifat yang dimilikinya sendiri. Fase ini disebut sebagai fase bermain dengan subyektivitas yang sangat menonjol Fase ketiga, 5-8 tahun: masa sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan teman sepermainan dan sekolah rendah). Anak mulai belajar mengenal dunia belajar secara obyektif. Dan ia mulai belajar mengenal arti prestasi dan tugas-tugas kewajiban. Fase keempat, 9-11 tahun: masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai obyektivitas tertinggi. Kegiatan mencoba dan bereksperimen yang didorong dengan rasa ingin tahu yang besar. Pada akhir fase ini anak mulai “menemukan diri sendiri”, yaitu secara tidak sadar mulai berfikir tentang diri pribadi. Pada waktu itu anak sering kali mengasingkan diri Fase kelima, 14-19 tahun: masa tercapainya sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap keluar kepada dunia obyektif. Untuk kedua kali dalam kehidupannya anak bersikap subyektif (subyektivitas pertama terdapat pada fase kedua, yaitu usia 3 tahun) akan tetapi subyektivitas kedua kali dilakukan secara tidak sadar. Setelah berumur 16 tahun, pemuda dan pemudi mulai belajar melepaskan diri dari persoalan tentang diri sendiri. Ia lebih mengarahkan kedalam kehidupan yang lebih konkrit. Lambat laun akan terbentuk penyesuaian. Diantara subyek dan obyek mulai terbentuk menjadi satu. Maka berakhir masa perkembangan anak dan perkembangan dewasa lalu memasuki masa kedewasaan. c. Perkembangan Menurut Kohnstamm Dalam bukunya “ Persoonlijkheid in wording” (kepribadian yang tengah berkembang), membagi masa perkembangan dalam beberapa fase, sebagai berikut: 1) Masa bayi atau masa vital 2) Masa anak kecil, masa estetis 3) Masa anak sekolah, masa intelektual 4) Masa pubertas dan adolesensi, masa sosial 5) Manusia yang sudah matang Menurut Kohnstamm, manusia selalu dalam proses pembentukan dan perkembangan yang akan tidak kunjung selesai terbentuk. Maka proses “menjadi seseorang pribadi” merupakan tugas yang tidak kunjung selesai dalam kehidupan manusia. Pengertian pribadi menurut Kohnstamm mengandung sifat-sifat normatif artinya mengandung persyaratan dan cita-cita atau harapan tertentu.watak dan pribadi seorang dewasa tidak dapat selalu berpautan dengan semua pengalaman pada masa kanak-kanak.
tumbuh kembang.indd 8
10/08/2017 10.44.11
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
9
d. Perkembangan Menurut Oswald Kroh Oswald Kroh, membagi masa perkembangan dalam 3 fase, berdasarkan batas-batas yang tegas dan ditandai atau dibatasi oleh dua masa “Trotzalter” atau masa mendatang. Yaitu: 1) Dari lahir sampai masa menentang pertama, 0-4 tahun. Disebut pula sebagai masa kanak-kanak pertama. 2) Dari masa-menentang pertama sampai pada masa menentang kedua, 4-14 tahun. Disebut pula sebagai masa keserasian atau masa bersekolah. 3) Masa menentang kedua sampai akhir muda. Disebut pula sebagai masa kematangan, 14-19 tahun. Batas fase ketiga ini adalah akhir masa remaja. Pada masa Trotzalter timbul antara lain sikap-sikap melawan, memberontak, agresif, keras kepala, dorongan kuat untuk menuntut pengauan Aku-nya, emosi-emosi yang meledak-ledak, yang diselingi duka hati, rasa sunyi, kebingungan, dan gejala-gejala emosional yang kuat lainnya. Trotzalter menjumpai pertama kali pada tahun ke-3 sampai permulaan ke-4 dan kedua kalinya pada masa pubertas. Bagi anak perempuan terjadi umur 12 tahun dan pada anak laki-laki 14 tahun. e. Perkembangan Menurut Hackel Menurut teori orang membedakan 4 periode dalam masa perkembangan anak yaitu: 1) Masa perampokan/penggarongan dan masa perburuan, sampai kira-kira usia 8 tahun. Pada masa ini anak-anak memperlihatkan kesukaan menangkap macammacam binatang dan serangga, main panah-panahan dan ketapel-pelanting, membangun teratak; main selinap, mengendap-endap dan memburu kawankawannya. 2) Masa pengembalaan, ± 8-10 tahun. Pada usia ini anak suka sekali memelihara ternak dan binatang jinak. Misalnya memelihara kelinci, merpati, bajing, kucing, anjing, kambing, domba, ayam, dan lain-lain. Dengan penuh kasih sayang anakanak menimang-nimang dan membelai binatang pelihraannya. 3) Masa pertanian, ± 11-12 tahun. Pada usia ini anak meperlihatkan kesukaan menanam macam-macam tetumbuhan dan kegiatan berkebun. 4) Masa perdagangan, ± 13-14 tahun. Anak gemar sekali mengumpulkan macammacam benda, serta bertukar atau jual beli perangko, uang receh, kartupos bergambar, manik-manik, batu-batuan, dan lain-lain. f. Perkembangan Menurut William Stern Pada lazimnya seorang anak muda disebut sebagai dewasa apabila ia telah mencapai umur 21 tahun. Karena pada usia ini ia dianggap sanggup berdiri sendiri, dan bisa bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Dengan pengalaman dan kemampuannya ia dianggap sanggup menjadi seorang pribadi atau person, yaitu seorang manusia “dewasa baru”. Dia dianggap bisa mandiri, dan menjadi manusia
tumbuh kembang.indd 9
10/08/2017 10.44.12
10
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
“yang dicita-citakan” menurut pola angan-angannya; yaitu seorang manusia baik atau buruk menurut kriteria normatif sendiri. Pada saat inilah benar-benar dimulai proses pendidikan diri sendiri. Apakah dia menjadi bertambah sempurna dan semakin kaya hidup kejiwaannya, ataukah menjadi lebih buruk dan jahat, semuanya dipengaruhi oleh pilihannya sendiri dan pengalaman hidupnya. Untuk itu diperlukan pengembangan kemampuan: 1) Mengontrol diri sendiri 2) Kepatuhan pada disiplin 3) Kejujuran dan keberanian untuk melakukan instropeksi atau mawas diri Dengan kemampuan tersebut akan timbul kesadaran anak untuk tanggung jawab dan pementukan diri sendiri menjadi pribadi yang berwatak. g. Perkembangan Menurut Johan Amos Comenius Johan Amos Comenius (1592-1671) dalam bukunya “Didactica Magna” membagi periode perkembangan sebagai berikut: 1) 0-6 tahun, periode sekolah-ibu 2) 6-12 tahun, periode sekolah-bahasa-ibu 3) 12-18 tahun, periode sekolah-latin 4) 18-24 tahun, periode universitas Dalam hal ini Comenius lebih menitiberatkan aspek pengajaran dari proses pendidikan dan perkembangan anak. Tahun pertama 0-6 tahun disebut sebagai periode sekolahibu, karena hampir semua usaha bimbingan-pendidikan (perawatan dan pemeliharaan) berlangsung ditengah keluarga. Terutama pada aktivitas ibu sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Usia 6-12 tahun disebut periode sekolah-bahasa-ibu, karena pada periode ini anak baru mampu mengahayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri (bahasa ibu). Bahasa ibu dipakai sarana komunikasi dengan orang lain. Pada usia 12-18 tahun anak mulai diajarkan bahasa latin, sebagai bahasa kebudayaan yang dianggap paling kaya dan paling “tinggi” kedudukannya saat itu. Periode sekolah-latin ini kemudian ditunjukkan dengan periode Universitas, dimana anak mengalami proses budaya dengan menghayati nilai-nilai ilmiah, disamping mempelajari macam-macam ilmu pengetahuan. h. Perkembangan Menurut (Mudzakir & Sutrisno 1997: 87) Ia berpendapat bahwa sejak lahir sampai dewasa individu melewati empat tahapan, yaitu: a. Tahap I: dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun disebut dengan fullungs (pengisian) periode-1, dimana pada periode ini anak kelihatan pendek gemuk.
tumbuh kembang.indd 10
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
11
b. Tahap II: dari kira-kira 3,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun; yang disebut dengan streckungs (rentangan) periode-I, dimana pada periode ini anak kelihatan langsing, memanjang, dan meninggi. c. Tahap III: dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; yang disebut dengan fullungs periode-2, pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali. d. Tahap IV: dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; yang disebut dengan masa streckungs periode-2, dimana pada masa ini anak kelihatan langsing kembali. i. Perkembangan Menurut Hurlock a. Tahap I: fase prenatal (sebelum lahir), terhitung mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sampai sekitar sembilan bulan (280 hari). b. Tahap II: infancy (bayi baru lahir, orok), terhitung sejak lahir sampai usia 10 atau 14 hari. c. Tahap III: babyhood (bayi), mulai dari 14 hari sampai 2 tahun. d. Tahap IV: childhood (kanak-kanak), mulai dari 2 tahun sampai masa remaja (puber) e. Tahap V: adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai 21 tahun. Pada tahap adolesence ini terbagi tiga golongan yaitu: (a) pre-adolescence, pada umumnya wanita usia 11-13 tahun, sedangakan pria lebih lambat dari itu; (b) early adolescence, pada usia 16-17 tahun; dan (c) late adolescence, masa perkembangan yang terakhir hingga masa usia kuliah. j. Perkembangan Menurut Sumiati Ahmad Mohammad a. Tahap I: mulai dari 0-1 tahun, disebut masa bayi b. Tahap II: mulai dari 1-6 tahun, disebut masa prasekolah c. Tahap III: mulai dari 6-10 tahun, disebut masa sekolah d. Tahap IV: mulai dari 10-20 tahun, disebut masa pubertas e. Tahap V: mulai dari 20-40 tahun, disebut masa dewasa f. Tahap VI: mulai dari 40-65 tahun, disebut masa setengah umur (prasenium) g. Tahap VII: mulai 60 tahun ke atas, disebut masa lanjut usia (senium).
7. Prinsip-Prinsip Perkembangan Prinsip perkembangan yang aktif terletak didalam diri anak sendiri. Gejala perkembangan dikendalikan oleh pembawaan, bakat dan kemauan anak. Jiwa anak yang dinamis memberikan kekuatan atau daya pada tingkah lakunya, dan mendorong fase-fase perkembangan secara berturut-turut. Watak dan pribadi seorang dewasa tidak selalu dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, khususnya pengalaman pada masa kanak-kanak. Beberapa prinsip perkembangan dicantumkan sebagai berikut: a. Pertumbuhan Sebagai Proses “Menjadi” Pertumbuhan dan perkembangn pada setiap organisme itu mempunyai prinsip sebagai berikut: selalu berproses untuk “menjadi”. Perkembangan yang dinamis didasari oleh:
tumbuh kembang.indd 11
10/08/2017 10.44.12
12
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
1) Faktor-faktor hereditas (pembawaan kodrati) 2) Dirangsang oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar, dan 3) Diperlancar oleh usaha belajar Dengan kemauannya anak mampu melakukan seleksi atau pilihan juga mampu melatih fungsi-fungsinya dengan satu kebebasan. Dan dikemudian hari anak akan berusaha menjadi pribadi menurut konsep, cita-cita dan keinginan sendiri. Sehubungan dengan kebebasan anak yang leluasa memilih satu pola hidup tertentu, mengarah pada satu tujuan hidup tertentu. Namun anak selanjutnya akan memahami, bahwa kebebasannya dibatasi oleh faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi dengan kondisi lingkungannya. b. Paduan Antara Dorongan-Dorongan Mempertahankan Diri Dan Pengembangan Diri Pada setiap orang terdapat dorongan fisik dan psikis untuk mempertahankan diri dan mempertahankan hidupnya. Dorongan mempertahankan diri berpadu dengan dorongan mengembangkan diri itu artinya: apa yang sudah dicapai oleh seseorang berkat perkembangan dirinya, akan dipertahankan (tidak dilepaskan), dan dijadikan miliknya. Berkat dorongan mempertahankan diri tersebut seseorang akan menyimpan segala pengalaman yang berguna. Paduan antara dorongan mempertahankan diri dan pengembangan diri ini merupakan proses sintense-integrasi baru. c. Individualitas Anak Dan Perbedaan Individual Ciri-ciri karakteristik yang tampak sejak lahir itu cenderung kuat dan tetap bertahan sampai usia dewasa sekalipun terdapat perbedaan sedikit-sedikit. Misalnya saja seorang bayi yang menjerit dengan suara melengking untuk disusui, akan bertingkah laku dalam menuntut perhatian orang tuanya pada usia anak-anak. Kemudian dilanjutkan dengan menggetarkannya suara bentakan dan teriakannya ketika anak tersebut mulai pandai berbicara. Individualitas anak memiliki ciri-ciri karakteristik dan punya sistem nilai sendiri, yang patut dihargai dan diperhitungkan dalam usaha merawat, mengasuh, dan mendidik anak. Dan perbedaan fisik serta psikis anak yang didukung pula oleh perbedaan sistem nilai anak mengakibatkan perbedaan respons atau reaksi masing-masing anak terhadap pengaruh lingkungan, usaha bimbingan, dan upaya pendidikan. d. Anak Sebagai Makhluk Sosial Anak merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin diakui dan dihargai. Hanya dalam komunikasi dan relasi dengan orang lain (dengan guru, pendidik, pengasuh, orang tua, anggota keluarga, kawan sebaya, kelompoknya dan lain-lain) dia bisa berkembang
tumbuh kembang.indd 12
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
13
menuju pada kedewasaan. Hubungan anak dengan orang dewasa juga dengan orang tua adalah relasi yang timbal balik dan saling pengaruh mempengaruhi. Jadi setiap tingkah laku anak dikaitkan dengan satu kader-refrensi manusiawi. Individu sosial dengan tingkah laku sosial selalu dikomunikasikan dengan manusia lain. Baik individualitas anak maupun ciri sosialnya atau sosialitas anak itu sama pentingnya. e. Hukum Konvergensi Dari William Stern Dalam setiap perkembangan anak, faktor hereditas atau endogin dan faktor lingkungan atau milieu (faktor eksogin atau faktor sosial) itu bekerjasama. Kedua-duanya saling terlibat dan berpengaruh satu sama lain, kedua faktor tersebut memberikan proses perkembangan anak. Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama ialah pengaruh orang tuanya. Pribadi orang tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak. f. Pemenuhan Kebutuhan Sebagai Sumber Dinamika Aktivitas Anak Menurut teori equilibrium, setiap individu selalu berusaha mencari kondisi keseimbangan dengan jalan mengatasi kesulitannya berupa iritasi, frustasi, dan barikade-barikade dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. g. Penggunaan Fungsi-Fungsi Secara Spontan Sebagai Kemampuan Tumbuh Sejak masa bayi, anak senantiasa menunjukkan usaha untuk maju dengan bantuan segenap peralatan fisik dan psikisnya, untuk mencapaik kemungkinan baru yang terletak didepannya. Anak tersebut benar-benar adalah seorang yang giat dalam memajukan perkembangan pribadinya. Maka ciri khas dari perkembangan kemampuan atau kapasitas anak ialah: 1) Kecenderungan untuk menggunakan semua kapasitas, kemungkinan, kekuatan, dan kemampuannya secara spontan dan aktif 2) Mekanisme perkembangan anak sudah sejak semula dilengkapi dengan self-starter yang dinamis. h. Tempo dan Ritme Perkembangan yang Khas Tempo perkembangan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor kesempatan dari luar. Faktor luar atau ekstern antara lain berupa pemeliharaan jasmaniah dan rohaniah yang cukup sehat dan memadai. i. Kematangan dan Masa Peka Hampir semua fungsi jiwani memerlukan periode berlatih atau periode belajar. Kadang kala periode tersebut berlangsung pendek namun berlaku agak lama. Misalnya pada proses bercakap-cakap. Yang menarik perhatian kita pada umumnya adalah: 1) Dalam melatih fungsinya anak memerlukan stimulus dari luar
tumbuh kembang.indd 13
10/08/2017 10.44.12
14
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
2) Tidak membutuhkan dorongan dari orang tuanya. Karena anak dilatih secara spontan dan dengan usaha kemampuan sendiri. Proses kematangan (maturation) ditandai dengan kematangan potensi-potensi dari organisme, baik yang fisik maupun yang psikis, untuk menuju perkembangan yang maksimal. Sehubungan dengan kematangan dan kepekaan anak mengusahakan agar pada saat kematangan tidak terjadi rintangan yang mengahambat perkembangan fungsifungsi tersebut. j. Perkembangan Sebagai Proses Diferensiasi Maksud dari proses diferensiasi adalah ada prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan. Sejak bayi dilahirkan telah mempunyai gambaran total atau gambaran lengkap hanya saja gambaran tersebut masih kabur dan samar-samar. Dari perkembangan sepanjang pertumbuhan anak berangsur-angsur bagiannya bertambah nyata, jelas, dan kompleks. k. Masa Trotzalter Masa perkembangan anak berlangsung dua kali dalam masa perkembangan anak, yang pertama usia ± 3-4 tahun, dan yang keuda kalinya pada permulaan masa pubertas sekitar umur 12-15 tahun. Saat-saat pemberontakan dan penentangan ini dikenal sebagai TROTZALTER (usia keras kepala, usia tegar). Ciri yang sangat menonjol pada periode trotzalter ialah usia keras kepala dan suka menentang. Hal ini disebabkan karena anak sedang dalam fase menemukan diri sendiri AKU-nya, dan tengah menghayati kemampuan diri serta harga-diri. Berkat penemuan tersebut anak ini ingin mencoba segala potensi dan kemampuannya yang ditunjukkan pada dunia luar. Anak menjadi tidak puas dengan otoritas orang tua atau pengasuhnya yang dianggap selalu mengatur pribadinya, sehingga anak mencoba menerapkan sikap baru yang biasanya disertai dengan luapan-luapan emosi yang kuat antara lain: rasa marah (agresi), kecenderungan memberontal, menentang, keras kepala, tegar, rasa kebingungan, kecaman-kecaman pedas terhadap orang tua, keengganan, sikap mogok, bimbang hati, berduka hati. Dan sesekali anak ingin memberontak, membantah, dan menentang segala sesuatu yang dirasakan sebagai kurang memuaskan akan tetapi pemberontak anak didorong oleh: 1) Keinginan menuntut hak-haknya, serta 2) Menuntut pengakuan atas status dan martabat dirinya. Sikap memberontak dan menentang merupakan gejala perkembangan yang wajar setiap perkembangan individu anak. Masa menentang dianggap sebagai saat pancaroba, penuh
tumbuh kembang.indd 14
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
15
badai-badai emosi yang tidak menentu. Trotzalter disebut sebagai masa peralihan (masa transisi) dalam proses perkembangan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak pindah ke masa pubertas remaja. l. Perjuangan Sebagai Ciri Dari Perkembangan Anak biasanya menghormati dan mencintai orang tuanya. Akan tetapi kadang-kadang ia menjadi marah oleh perbuatan dan larangan orang tua. Pada umumnya anak-anak merasa senang ditengah kawan sebayanya. Namun ada kalanya konflik dan berkelahi dengan kawan sepermainan. Pada stadium ini seringkali dia bertingkah berlebihan. Begitu besarnya minat anak oleh suatu kegiatan (misalnya belajar, menulis, berjalan, bermain-main, dan lain-lain), sehingga kejadian-kejadian lain diabaikan sama sekali. Sepanjang menuju ke arah kematangannya, anak pasti pernah menderita, berduka hati, terjatuh atau terluka-luka ada kalanya ia mengalami trauma psikis atau luka jiwa. Ciri hidup yang sehat dicirikan oleh kemampuan manusia-anak dan orang dewasa-untuk mengulangi atau mengatasi kepedihan ketegangan, kemalangan, dan duka derita dengan rasa tawakal, keberanian, ketabahan, dan kemauan besar untuk mengatasi segala ujian hidup. Dengan begitu dia akan mampu mengambil sari manfaat semua pengalaman menuju pada proses kedewasaan, pematangan diri, realisasi-diri, transendensi-diri, dan penyempurnaan dari pada tingkat insani. m. Pemulihan Diri dan Revisi Kebiasaan Kemampuan lain yang ikut membantu proses perkembangan anak ialah: kemampuan anak untuk memikul kemalangan dan derita, dan kemampuannya untuk memulihkan diri atau menyembuhkn diri sendiri dari kemalangan dan duka lara. Dalam perkembangan anak terdapat apa yang disebut sebagai saat-saat kritis, dimana bisa berlangsung titik patah atau breaking point. Pada peristiwa sedemikian pengalaman-pengalaman tertentu akan meninggalkan akibat buruk berupa cedera rokhaniah yang parah pada anak, yang sukar dipulihkan. Contohnya: seorang anak yang lambat sekali dalam kemampuan membaca, setiap kali mendapatkan ejekan, olokan, cemoohan dan tekanan tertentu dari orang tua atau sodaranya (kira-kira pada usia 6-8 tahun). Pada saat kematangan fungsi-fungsi tertentu dimana anak secara otomatis melatih fungsi tersebut, anak tidak hanya mampu berprestasi dalam usahanya akan tetapi dia juga sanggup meningkatkan dan memperbaiki aktivitasnya. Bahkan juga mengubah sama sekali beberapa kebiasaan tingkah laku. Contohnya: seorang bayi yang biasanya bangun pada jam 4 pagi, dan sering mengejutkan ibunya dengan tangis melengking, setelah mencapai usia 4 tahun akan sulit dibangunkan pada jam 8 pagi. Seorang anak laki-laki yang jorok pada usia 10-12 tahun, tiba-tiba jadi seseorang yang rapi dan cermat pada usia 18 tahun. Fenomena yang diungkapkan disebut sebagai perkembangan dari fungsi revisi terhadap kebiasaan-kebiasaan, yang memiliki nilai praktis bagi usaha pendidikan dan kedisiplinan pada anak.
tumbuh kembang.indd 15
10/08/2017 10.44.12
16
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
Sehubungan dengan kekurangan-kekurangan pada diri anak-anak (misalnya malas bangun pagi, acuh tak acuh dan jorok, kurang minat membaca, takut bergaul dengan anak gadis, dan lain-lain), orang tua tidak perlu terlampau khawatir dengan kekurangan anaknya.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 1) Motivasi belajar anak Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya. 2) Gizi anak Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Untuk tumbuh kembang diperlukan zat makanan yang adekuat seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak, sedangkan kelebihan makanan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak. Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada makanan atau nutrisi, yaitu: • Karbohidrat Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat badan menurun. Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka bisa didapatkan dari susu, padi-padian, umbi-umbian, ketela, kentang, jagung, buahbuahan, sukrosa, sirup dan tepung. • Protein Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino essensial dan selebihnya asam amino non essensial. Jumlah protein dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Apabila tersedia dalam jumlah kurang akan menyebabkan kelemahan, oedem, dapat kwashiorkor bila kekurangan protein saja, bila protein diserai kalori menyebabkan marasmus. Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang buncis, dan padi-padian.
tumbuh kembang.indd 16
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
•
•
•
•
17
Lemak Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A,D,E,K yang larut dalam lemak, komponen lemak terdiri dari lemak alamiah sekitar 98% diantaranya trigliserida, dan gliserol sedangkan 2% nya adalah asam lemak bebas diantaranya monogliserida, digliserida, kolesterol dan fosfo lipid termasuk lesitin, sefalin, serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah saraf, organ dan lain-lain terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung). Vitamin Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator metabolisme sel yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme. Mineral Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, jodium, besi, magnesium, mangan, kalium, natrium, sulfur dan seng. Air Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan air pada balita relatif tinggi yaitu 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut, sebagai medium ion, transport nurien, dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.
3) Lingkungan Pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi perkembangan anak. Lingkungan atau orang tua mempunyai pengaruh lebih besar dalam kecerdasan motorik kasar anak. Lingkungan dapat meningkatkan atau menurunkan saraf kecerdasan anak terutama pada masa-masa pertama kehidupannya. Dalam mengasuh anak orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Menurut Gerungan (2002) terdapat 3 macam pola asuh orang tua yaitu demokratis, otoriter dan permisif.9 • Pola Asuh Demokratis (otoritatif) Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orang tua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orang tua. Pola asuh ini cocok dan baik diterapkan pada orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Suasana pola asuh demokratik yaitu 9 Gerungan, W.a, 2002. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco
tumbuh kembang.indd 17
10/08/2017 10.44.12
18
•
•
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang dan kegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan. Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orang tua akan membuat berbagai aturan yang harus di patuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya. Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang tua yang telah membesarkannya. Misalnya, kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah dan menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam berkomunikasi biasanya bersifat satu arah (Ira Petranto, 2005), misalnya anaknya harus menutup pintu kamar mandi ketika mandi tanpa penjelasan, anak laki-laki tidak boleh bermain dengan anak perempuan, melarang anak bertanya kenapa dia lahir, anak dilarang bertanya tentang lawan jenisnya. Anak suka atau tidak suka, mau tidak mau harus memenuhi target yang ditetapkan orang tua.10 Anak adalah objek yang harus dibentuk orang tua yang merasa lebih tahu mana yang terbaik untuk anak-anaknya (Ilahi, 2013). Pola Asuh Permisif Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Apapun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, nakal, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, atrialistis dan sebagainya. Biasanya pola pengasuh anak oleh orang tua semacam ini diakibatkan oleh orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau berkembang seperti apa. Pola asuh ini memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka, sehingga sering kali disukai oleh anak (Ira Petranto, 2005), misalnya anak yang masuk kamar orang tua tanpa mengetuk pintu dibiarkan, telanjang dari kamar mandi dibiarkan begitu saja tanpa ditegur,
10 Ira, Petranto. 2005. Pola Asuh Anak. http://www.polaasuhanak.com diunduh tanggal 1 September 2016 jam 09.00
WIB
tumbuh kembang.indd 18
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
19
membiarkan anak melihat gambar yang tidak layak untuk anak kecil, dengan pertimbangan anak masih kecil. Sebenarnya, orang tua yang menerapkan pola asuh seperti ini hanya tidak ingin konflik dengan anaknya (Ilahi, 2013).11 4) Stimulasi Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan-luar anak, yang merupakan bagian dari kebutuhan anak yaitu asah atau kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan (Nursalam, 2005).12 Beberapa tahun yang lalu, telah dikembangkan progam BKB (Bina Keluarga dan Balita) dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk anak-anak prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin. Alat pemainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, antara lain motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi.progam BKB merupakan progam yang menunjang progam-progam yang sudah ada di posyandu, dalam upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak. Bentuk dari stimulasi yaitu bermain, permainan, Alat Permainan Edukatif (APE) dan teman bermain. • Bermain Anak bebas mengepresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya, sehingga dengan memberikan kebebasan bermain, orang tua mengetahui suasana hati anak. Diharapkan bahwa dengan bermain, anak akan mendapatkan stimulus yang mencukupi agar dapat berkembang secara optimal (Soetjiningsih, 2013). 13 • Permainan Berdasarkan isinya, bermain dapat dibedakan menjadi permainan yang berhubungan dengan orang lain (social effective play). Permainan yang berhubungan dengan kesenangan (sense pleasure play), permainan yang hanya memperhatikan saja (unocucied behavior), dan permainan keterampilan (skill play). Berdasarkan karateristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak dan orang dewasa yang dipengaruhi oleh usia anak. Pada tahun-tahun pertama, anak lebih suka bermain sendiri. Tipe bermain berdasarkan karakteristik sosial diantaranya adalah permainan dengan mengamati teman-temannya bermain bersama tanpa interaksi (parallel play), permainan dengan bersama tanpa rujukan kelompok (associlatif play), dan permainan dengan permainan bersama yang tidak diorganisir (noncooperative play).
11
Ilahi, M. Takdir. 2013. Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara Efektif dan Cerdas. Jogjakarta: Kata Hati 12 Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika. 13 Soetjiningsih, Ranuh. 2013. Tumbuh Kembang Anak Edisi ke-2. Jakarta: EGC.
tumbuh kembang.indd 19
10/08/2017 10.44.12
20
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
Alat Permainan Edukatif Alat permainan edukatif yang merupakan alat permainan yang dapat mengeoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya dan yang berguna untuk mengembangkan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan social anak (Soetjiningsih, 2013).14 • Teman Bermain Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak membantu anak menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama orang tua maka hubungan orang tua dan anak menjadi akrab. Bermain merupakan “sekolah” yang berharga bagi anak, sehingga perkembangan intelektualnya optimal. Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh, diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan, atau olahraga yang teratur. •
Macam – macam stimulasi: • Stimulasi visual Stimulasi visual (yang dapat dilihat dengan mata, seperti gambar, buku dan sebagainya). Untuk meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya. • Stimulasi verbal Untuk perkembangan bahasa anak, karena kualitas dan kuantitas vokalisasi anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan mengembangkan inisiatif atau idenya melalui pertanyaan-pertanyaan. • Stimulasi auditif (pendengaran) Kuantitas dan kualitas suara yang di dengar oleh anak mempengaruhi perkembangannya misalnya pada lingkungan yang ribut dengan suara yang simpang siur maka anak tidak dapat membedakan stimulasi auditif yang diperlukan, sehingga anak mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara dan kelak akan berdampak pula pelajaran membaca. • Stimulasi taktil (sentuhan) Pemberian sentuhan pada anak dengan tujuan agar tidak menimbulkan penyimpangan perilaku social, emosional, dan motorik. Cara melakukan stimulasi dini: Stimulasi sebaiknnya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan balita. Misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak jalan-jalan bermain, menonton tv, menjelang tidur. Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang. 14 ibid
tumbuh kembang.indd 20
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
21
(b) Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya. (c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak. (d) Lakukan stimulasi dengan cara bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman. (e) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke-4 aspek kemampuan dasar anak. (f) Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar kita. (g) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. (h) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya (Depkes RI, 2005).15 5) Pengetahuan Ibu Pengetahuan ibu memegang peranan penting di dalam memberikan stimulasi kepada anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak sangat membutuhkan perhatian yang cukup untuk membantu perkembangan yang optimal. Pengetahuan dan kognitif yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt Behavior). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: • Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contohnya dapat menyebutkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada anaknya. • Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari. Contohnya dapat menjelaskan mengapa harus memantau perkembangan motorik anak. • Aplikasi (application) Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prisip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. • Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih disalam satu struktur organisassi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat 15
Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Hal: 4, 7, 11, 45 – 53.
tumbuh kembang.indd 21
10/08/2017 10.44.12
22
•
•
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
dar penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan. Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. Contohnya dapat menyusun, dapat merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Contohnya, dapat membandingkan antara anak ayng cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB.
6) Kesehatan anak Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari orang tua dengan cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit, biasanya akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. 7) Perumahan Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya. Misalnya, rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak penuh sesak dan cukup leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas populasi akan menjamin perkembangan anak (Soetjiningsih, 2013). 8) Sosial ekonomi Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan pada anak. Keadaan sosial ekonomi yang rendah biasanya selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan. Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak yang sosial ekonomi rendah. Demikian juga dengan anak berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak menyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu perkembangan anak. 9) Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu dapat menyebabkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.
tumbuh kembang.indd 22
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
23
10) Kelompok sebaya Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, harus diperhatikan teman sebayanya, Karena teman sebaya dapat mempengaruhi untuk hal-hal yang tidak baik, seperti penyalahgunaan obat-obat terlarang, alcohol, merokok, dan sebagainya. 11) Keluarga Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua - anak merupakan suatu proses majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian orang tua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain, tingkah laku setiap anggota keluarga dan pengaruh luar.
7. Fase Perkembangan pada Anak Usia Dini a. Perkembangan dan Pertumbuhan Kemampuan Fisik Sebagai seorang orang yang dewasa, orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya. Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama. Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini: Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua. Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas, maka terdapat 3 jenis keterampilan motorik: a. Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi. Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan. b. Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus
tumbuh kembang.indd 23
10/08/2017 10.44.12
24
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan penangkapan. Tahapan Pertumbuhan Fisik Anak Usia Dini Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah: a. Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan tangan berkembang sebelum mereka di jari. Anak-anak belajar bagaimana melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti menggambar. b. Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan. c. Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara merangkak. b. Pekembangan Kognitif Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya. Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisa maupun kemampuannya memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini dukungan lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan. Interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan kognitifnya. c. Perkembangan Intelektual Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi untuk menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing anak kita untuk bisa terus mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara. Perkembangan intelektual anak bisa kita kembangkan dengan musik. Memperdengarkan musik kalsik pada anak sejak usia dini bahkan dari masa kandungan akan membantu anak mengembangkan kognitifitasnya. Telah banyak ilmuan yang mengadakan penelitian mengenai hal ini dan dari penelitian, musik klasik memang bisa merangsang intelektual anak dari usia dini. Selanjutnya, perkembangan intelektual anak juga mengarahkan anak untuk menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu, berperilaku yang baik di depan anak akan membuat anak juga meniru perilaku kita. Selain itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian dan bahasa. Mengajarkan kesenian ada anak dari usia dini akan lebih mudah terserap dari pada saat usia dewasa. Kemudian, mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa juga lebih mudah diserap saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak
tumbuh kembang.indd 24
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
25
sangat kuat pada usianya yang masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing dan memfasilitasi mereka untuk terus belajar. d. Perkembangan Bahasa Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi sering kali dengan menggunakan bahasa tubuh dapat memenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang di mengerti oleh orang dewasa apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara. Secara garis besar ada dua ketrampilan berbahasa, yaitu ketrampilan bahasa lisan dan ketrampilan bahasa tulis. Dan secara umum ketrampilan bahasa dibagi menjadi empat, yaitu menyimak, bicara, membaca, menulis. Secara real, anak-anak perlu untuk mempelajari ketrampilan bahasa terutama bahasa lisan. Secara umum tahap-tahap dalam berbahasa anak yaitu: 1) Aquisition (akuisisi), merupakan bahasa pertama yang dipelajari oleh anak, biasa disebut dengan bahasa ibu (menirukan dan mendengarkan) dan merupakan bahasa lisan. Dimulai dari usia 0-6 tahun, bahasa yang dipelajari ataupun yang digunakan merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata-kata yang lain. 2) Learning (belajar), anak mulai belajar bahasa tulis dan dimulai setelah anak lulus dari TK. Di TK anak belajar menulis ataupun membaca itu hanya sebagai pembiasaan untuk melatih motorik anak. e. Perkembangan Sosial dan Emosi Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat berhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk perkembangannya menjadi manusia yang sempurna. Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Di dalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sosial di mana mereka berada. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan sosial anak adalah suatu proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan dalam lingkungan kehidupan anak. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
tumbuh kembang.indd 25
10/08/2017 10.44.12
26
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
Lebih lanjut dikatakan bahwa perkembangan sosio-emosional meliputi perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papalia, 2004).16 Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat.
B. PENYAKIT YANG MENYERTAI Beberapa penyakit yang paling umum anak usia dini adalah Hepatoblastoma (kanker hati) dan Sindrom Eisenmenger (hipertensi jantung)
1. Hepatoblastoma Penyakit-penyakit ini kurang umum, tetapi jika didiagnosis, dapat berakibat fatal. Penyakit ini terjadi hampir di sebagian besar bayi sampai balita, dan dapat muncul ketika pada bayi baru lahir (paling umum). Umumnya mempengaruhi bayi hingga 3 tahun dan terjadi di hati. Fungsi utama hati adalah untuk menyaring dan menyimpan darah, dan sel-sel kanker biasanya muncul di dekat lobus hati. Umumnya, dalam banyak kasus, lobus kiri terpengaruh. Karena hati lipatan empedu yang membawa limbah dari hati, penyakit ini bisa berakibat fatal. Hal yang dapat menyebabkan hepatoblastoma termasuk Beckwith Wiedemann-sindrom, hemihypertrophy, dan poliposis adenomatosa. Anak-anak yang terkena hepatitis B juga berisiko meningkat untuk mengembangkan hepatoblastoma. Gejala dapat berkisar dari muntah, nyeri perut ringan sampai serius. Hepatoblastoma dapat didiagnosis melalui MRI, biopsi, ultra-suara dan tes alpha-fetoprotein. Penyakit ini dapat terjadi melalui lima tahap, dan kemudian tahap berulang. Operasi atau kemoterapi adalah rencana perawatan yang paling umum untuk hepatoblastoma. Penelitian terbaru tentang penyakit meliputi inhibitor dan terapi biologis. Biasanya, operasi yang paling umum dan efektif dalam merencanakan pengobatan untuk pasien dengan hepatoblastoma.
2. Sindrom Eisenmenger Terjadi pada bayi dengan gangguan jantung struktural. Hal ini mempengaruhi aliran darah dari jantung ke paru-paru. Nyeri dada berat dan sesak nafas dapat terjadi pada bayi. Bayi yang didukung oleh mesin oksigen, dan darah dikeluarkan untuk mengurangi sel darah merah dan menggantinya melalui penggantian volume, Scan MRI kucing, CBC, dan ultrasound pada jantung adalah cara untuk mendiagnosa penyakit.
16 Papalia, D.E. dan Olds, S. W. 2004. Human Development (9th Ed). New York: Mc Graw-Hill, Inc.
tumbuh kembang.indd 26
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
27
Jumlah pasien mengalami penurunan terhadap gejala-gejala sebelumnya karena dokter telah mampu mendeteksi dan mengobati cacat semakin cepat. Pembedahan merupakan prosedur isolasi untuk pengobatan pada pasien dengan sindrom Eisenmenger. Umumnya, penyakit ini dapat diobati jika terdeteksi dini. Dengan pengobatan modern, pemeriksaan pasien reoccurring diikuti oleh obat spesifik dan rencana perawatan dapat menyebabkan anak menuju gaya hidup normal. Terapi berkelanjutan terhadap rencana pengobatan khusus telah diperdebatkan di salah satu dari tiga penyakit. Bedah adalah istilah utama rencana perawatan panjang di kedua kasus dan telah menjadi paling efektif.
C. MASALAH KESEHATAN DAN GIZI ANAK USIA DINI Janice J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers menjabarkan tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki pendidik Anak Usia Dini. Selain menjaga kesehatan lingkungan, kelas yang sehat berhubungan juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007).17 Janice J Beaty pun menerangkan bahwa mengelola kelas yang sehat berhubungan dengan bagaimana membuat progam pembelajaran yang meliputi kegiatan olah raga, latihan, mencuci tangan pengenalan gizi yang sehat dan pemeriksaan kesehatan. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memahami berbagai gejala penyakit yang sering dialami anak. Menurut Santrock (2007) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji. Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak: Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai sosial seperti sportifitas,
17 Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana.
tumbuh kembang.indd 27
10/08/2017 10.44.12
28
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak. Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil. Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah (leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm dan alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI. Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah: a. Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari obesitas. b. Mencegah alergi c. Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan d. Menguatkan tulang e. Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada ibu yang menyusui f. Mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut. Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007). Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi anak usia dini.
1. Kurang Gizi/Malnutrisi Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung.
tumbuh kembang.indd 28
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
29
Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk: Dalam kasus ringan: 1. pertumbuhan lambat 2. perut bengkak 3. tubuh kurus 4. kehilangan nafsu makan 5. kehilangan energi 6. pucat (anemia) 7. luka di sudut-sudut mulut 8. sering pilek dan infeksi lainnya 9. rabun ayam Dalam kasus yang lebih serius: • berat badan tidak bertambah • pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga) • bintik hitam, ‘memar’, atau buka mengupas luka • rambut menipis atau bahkan rontok • kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain • luka dalam mulut • kecerdasan tidak berkembang • ‘Mata kering’ (xeroftalmia) • kebutaan Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada anak-anak sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan memberikan makanan bergizi secara cukup, atau cobalah untuk memberinya lebih banyak/sering makan. Selain itu penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi esensial misalnya zat besi, kalsium, vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik untuk memenuhi kekurangan zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5 sempurna dalam memenuhi makan anak-anak.
2. Diare dan Disentri Diare pada anak dapat ditandai dengan frekuwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya terbesar bagi anak-anak dengan diare adalah dehidrasi, atau kehilangan terlalu banyak cairan dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai muntah-muntah. Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat dengan jumlah
tumbuh kembang.indd 29
10/08/2017 10.44.12
30
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
memadai merupakan modal utama mencegah dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin. Oralit merupakan rumus manjur untuk mengatasi diare pada anak. Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga perlu ditambahkan cairan/minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Berikan anak makanan bergizi.
3. Demam Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu diukur dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih dari 39°C) dapat dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan otak. Untuk menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa hal: • Kompres dengan air hangat Anak dapat dikompres dengan handuk yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30º C) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya. • Berikan obat pereda demam Perawatan paling efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen. Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet, drops, sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius yang disebut sindrom Reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang. • Berikan banyak cairan Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya diperiksakan ke dokter.
tumbuh kembang.indd 30
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
31
• Istirahat yang cukup Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman. Orang tua sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu sudah normal dalam 24 jam.
4. Kejang Penyebab dari kejang pada anak-anak antara lain demam tinggi, dehidrasi, epilepsi, dan meningitis. Jika anak mengalami demam tinggi, segera redakan agar tidak kejang. Periksa tanda-tanda dehidrasi dan meningitis. Kejang yang datang tiba-tiba tanpa demam atau tanda lainnya mungkin epilepsi, terutama jika anak tampak biasa-biasa saja tanpa menunjukkan ada gejala yang aneh. Kejang yang dimulai pada rahang dan kemudian seluruh tubuh menjadi kaku mungkin akibat tetanus. Tanda-tanda kejang pada anak, di antaranya: • kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas. • gigi terkatup • muntah • tak jarang si anak berhenti napas sejenak. • pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil. • pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.
5. Meningitis Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai komplikasi dari campak, gondok, atau yang lain yang serius penyakit. Anak-anak dari ibu yang memiliki TB mungkin mendapatkan meningitis TBC. Seorang anak yang sangat sakit yang terletak dengan cara kepala miring kembali, yang leher terlalu kaku untuk membungkuk ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh (kejang) mungkin memiliki meningitis. Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjamjam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/ menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri. Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.
tumbuh kembang.indd 31
10/08/2017 10.44.12
32
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit. Pemberian imunisasi vaksin meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama di daerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis.
6. Anemia Tanda-tanda umum pada anak-anak, antara lain pucat, terutama di dalam kelopak mata, gusi, dan kuku; lemah dan cepat lelah; tampak seperti malnutrisi, glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit), diare dan kehilangan nafsu makan. Penyebabnya antara lain kurang zat besi, infeksi usus kronis, cacing tambang, malaria. Pencegahan dan Pengobatan: Makanlah makanan yang kaya zat besi seperti daging dan telur. Kacang, lentil, kacang tanah (kacang tanah), dan gelap hijau sayuran juga memiliki beberapa besi. Seringkali dijumpai adanya cacing tambang pada anak anemia. Jika anda mencurigai adanya cacing tambang, periksakan feses anak di laboratorium. Jika ditemukan telur cacing tambang, segera lakukan pengobatan untuk mengusir cacing tambang ini. Jika perlu, berikan garam besi dengan mulut (ferro sulfat).
7. Cacing dan Parasit Lain Jika salah satu anak dalam keluarga diketahui menderita cacingan, semua anak dalam keluarga harus dirawat atau diobati untuk memastikan hilangnya cacing. Untuk mencegah infeksi cacing, anak-anak harus: • Jagalah kebersihan • Gunakan jamban. • Jangan bertelanjang kaki. • Jangan makan daging mentah atau ikan mentah atau yang setengah matang. • Minum hanya air rebus atau murni.
8. Masalah Kulit Masalah kulit yang paling umum dijumpai pada anak-anak antara lain: Kudis, terinfeksi luka dan impetigo, kurap dan infeksi jamur lainnya. Untuk mencegah masalah kulit dapat dilakukan cara-cara berikut jagalah kebersihan, Mandikan anak sesering mungkin yang bersih, Pengendalian kutu busuk, kutu, dan kudis. Jangan biarkan anak-anak yang menderita kudis, kutu, kurap, atau luka yang terinfeksi bermain atau tidur bersama dengan anak-anak sehat.
tumbuh kembang.indd 32
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
33
9. Pink Eye (Conjunctivitis) Pinkeye atau disebut juga konjungtivitis adalah selaput membran jernih yang radang dan kemerahan yang meliputi bagian putih pada mata dan membran pada bagian dalam kelopak mata. Pinkeye paling umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, meskipun alergi, bahan beracun dan penyakit yang mendasarinya mungkin juga berperan. Bersihkan kelopak mata dengan kain basah yang bersih beberapa kali sehari. Gunakan salep mata antibiotik di dalam kelopak mata 4 kali sehari. Jangan biarkan anak dengan mata merah muda bermain atau tidur dengan orang lain. Jika dia tidak tidak sembuh dalam beberapa hari, hubungi dokter atau petugas kesehatan. Hindari menyentuh daerah mata, dan cucilah tangan anda sesering mungkin, terutama setelah menggunakan obat-obatan untuk area tersebut. Jangan pernah berbagi handuk atau saputangan, dan buanglah tisu-tisu segera setelah digunakan. Ganti seprai dan handuk setiap hari. Gunakan pembasmi hama pada semua permukaan, termasuk permukaan konter, bak cuci dan tombol pintu. Buanglah semua alat rias yang digunakan saat terinfeksi.
10. Pilek dan Flu Flu biasa, dengan hidung meler, demam ringan, batuk, sering sakit tenggorokan, dan kadangkadang diare adalah sering tapi bukan masalah serius pada anak. Berikan banyak cairan pada anak. Biarkan anak banyak istirahat atau tidur. Berikan makanan bergizi dan buah-buahan agar anak-anak terhindar pilek dan cepat sembuh. Jika seorang anak yang menderita flu menjadi sangat sakit, demam tinggi, pernapasan cepat, mungkin si anak menderita pneumonia, segera hubungi dokter.
11. Sakit Telinga dan Infeksi Telinga Infeksi telinga adalah umum pada anak-anak kecil. Demam akan meningkat, dan anak sering menangis atau menggosok bagian samping kepalanya. Kadang-kadang nanah bisa dilihat di telinga. Pada anak-anak kecil infeksi telinga kadang-kadang dapat menyebabkan muntah atau diare. Jadi, ketika seorang anak mengalami diare dan demam pastikan untuk memeriksa telinganya.
D. PERMASALAHAN YANG LAZIM TERJADI PADA ANAK USIA DINI USIA 1. Bercak Mongol Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat dibagian atau daerah sacral, walaupun terkadang terlihat dibagian tubuh yang lain. Bercak mongol rata-rata muncul pada usia kehamilan 38 minggu. Bercak mongol sering dijumpai pada bayi yang
tumbuh kembang.indd 33
10/08/2017 10.44.12
34
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
berasal dari Mediterania, Amerika Latin, Asia dan Afrika. Etiologi bercak mongol merupakan bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari kista neuralis ke epidermis. Tanda dan Gejala Berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman, kadang terlihat seperti memar, bercak mongol akan hilang sendirinya pada usia 1-2 tahun. Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai: Luka seperti pewarnaan, daerah pigmentasi dengan tekstur kulit yang normal, area datar dengan bentuk yang tidak teratur, bercak yang biasanya akan hilang dalam hitungan bulan atau tahun, tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.
2. Hemangioma Suatu tumor jaringan lunak atau tumor vaskular jinak akibat profilerasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas, Hemangioma muncul pada setiap tempat permukaan tubuh seperti kepala, muka, leher, kaki atau dada. Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak Klasifikasi Hemagioma a. Hemangima Kapiler (Superficial Hemangioma) Terjadi pada kulit bagian atas, bentuk: - Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks). - Hemangioma kapiler (superficial hemangioma) granuloma piogenik. b. Hemangioma Kavernosum Terjadi pada kulit yang lebih dalam yaitu dibagian dermis dan subkutis (lapisan pada kulit). c. Hemangioma Campuran Pada beberapa kasus, kedua hemangioma diatas dapat terjadi bersamaan dan dinamakan hemangioma campuran. Penatalaksanaan Hemangioma Secara Umum Ada 2 Cara Yaitu: a. Cara Konservatif Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal. b. Cara Aktif Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif , antara lain hemangioma yang tumbuh pada daerah vital seperti mata, telinga, dan tenggorokan, hemangioma yang mengeluarkan perdarahan, hemangioma yang mengalami ulserasi, hemangioma yang
tumbuh kembang.indd 34
10/08/2017 10.44.12
35
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
mengalami infeksi, hemangioma yang mengalami pertumbuhan dengan cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan. Terdapat beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani hemangioma. Glukokortikosteroid merupakan obat utama yang digunakan untuk memperlambat dan meghentikan pertumbuhan hemangioma. Obat lain yang dapat digunakan adalah interferon alfa-2a, vincristine, dan beta bloker propanolol. Interferon sudah jarang digunakan karena berhubungan dengan efek samping yang serius pada anak-anak. Propanolol adalah obat baru untuk terapi hemangioma. Saat ini penelitian tentang efek samping obat ini masih belum lengkap.
3. Ikterus Definisi ikterus yaitu suatu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan suatu perubahan warna kulit atau sklera mata (normal berwarna putih) menjadi warna kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Etiologi Ikterus merupakan penumpukan bilirubin karena produksi yang berlebihan, misalnya pada proses hernolisis, gangguan transportasi, misalnya hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan, gangguan pengolahan hepar, gangguan fungsi hepar atau imaturitas hepar, gangguan ekskresi atau obstruksi. Gambaran klinis yang paling nyata adalah terlihat perubahan warna kulit dan sklera yang menjadi kuning. Pengamatan paling baik dilakukan dengan cahaya matahari dan menekan sedikit kulit untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi udara. Rumus Kreamer Daerah
Luas Ikterus
Kadar Bilirubin (mg%)
1
Kepala dan leher
5
2
Daerah 1 + badan bagian atas
9
3
Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai
11
4
Daerah 1,2,3 + lengan dan kaki dibawah lutut
12
5
Daerah 1,2,3,4 + tangan dan kaki
16
Klasifikasi • Ikterus Fisiologis Warna kekuningan pada kulit yang timbul pada hari ke 2-3 setelah lahir yang tidak mempunyai dasar patologis. Dan akan menghilang pada hari ke-10. Ikterus dapat terlihat di wajah bayi ketika kadar dalam serum mencapai sekitar 5 mg/dL kemudian berkurang jika kadar bilirubin meningkat. Pada hari ke-5 ke-7 kadarnya berkurang menjadi sekitar 2 mg/dL. Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah ikterus
tumbuh kembang.indd 35
10/08/2017 10.44.12
36
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
fisiologis adalah mengajarkan ibu dan keluarga cara menyinari bayi dengan cahaya matahari serta memberikan minum (ASI) sedini mungkin dengan jumlah cairan dan kalori yang cukup. Cara menyinari adalah sebagai berikut: Sinari bayi dengan cahaya matahari pagi pukul 07.00-08.00 selama 2-4 hari. Atur posisi kepala bayi agar wajah tidak langsung menghadap ke cahaya matahari. Lakukan penyinaran selama 30 menit yaitu 15 menit dalam posisi telentang dan 15 menit dalam posisi telungkup. Lakukan penyinaran pada kulit seluas mungkin dan bayi tidak memakai pakaian (telanjang). Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah, misalnya feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul, anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas. Anjurkan pula ibu kontrol setelah 2 hari. • Ikterus Patologis Ikterus menjadi patologis jika kondisi ini dapat terlihat 24 jam ketika kadar bilirubin menigkat sebanyak 5 mg/dL. Ketika kadar bilirubin > 15 mg/dL. Jika peningkatan kadarnya berlangsung > 1minggu pada bayi cukup bulan dan > 2 minggu bayi prematur. Pada saat bayi menjadi letargi dan kemampuannya buruk. Terapi yang umum digunakan untuk ikterus patologis adalah terapi sinar (fototerapi) dan transfusi tukar. Untuk itu, bayi perlu dirujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas tersebut. Sebelum melakukan rujukan lakukan hal sebagai berikut: dapatkan informed consent dari orangtua bayi untuk merujuk bayinya, anjurkan ibu untuk memberikan ASI secara adekuat selama proses rujukan, lakukan pencegahan hipotermia, ambil sampel darah ibu sebanyak 2,5 ml jika kekuningan ditemukan pada dua hari pertama kelahiran bayi 1) Terapi sinar Terapi sinar (fototerapi) adalah terapi dengan menggunakan sinar ultraviolet yang bertujuan untuk memecah bilirubin menjadi senyawa dipirol yang nontoksik dan dikeluarkan melalui urine dan feses. Selama terapi, kedua mata bayi harus ditutup untuk melindungi kedua mata dari sinar UV. Fototerapi dilakukan selama 100 jam atau hingga kadar bilirubin darah mencapai ≤ 7,5 mg%. 2) Transfusi tukar Transfusi tukar adalah teknik yang dilakukan untuk mengeluarkan bilirubin secara mekanik untuk mengurangi kadar bilirubin indirek, mengganti eritrosit yang dapat dihemolisis, membuang antibodi yang menyebabkan hemolisis, dan mengoreksi anemia. Pada transfusi tukar, darah sirkulasi neonatus diganti dengan darah donor dengan cara menegluarkan darah bayi dan memasukkan darah donor secara berulang dan bergantian. Jumlah darah yang dikeluarkan.
tumbuh kembang.indd 36
10/08/2017 10.44.12
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
37
4. Muntah dan Gumoh Muntah merupakan suatu keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan masuk lambung lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen. Proses reflek yang sangat terkoordinasi yang mungkin di dahului oleh peningkatan air liur. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering dijumpai dan dapat terjadi pada berbagi kondisi. Sifat Muntah yaitu Muntah hijau (gangguan empedu), muntah proyektil (menyemprot), muntah persisten muntah segera ketika lahir dan menetap. Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang ditelan melalui mulut tanpa paksaan, beberapa saat telah minum susu (Depkes RI,1999). Keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat setelah makanan masuk ke dalam lambung (Asuhan neo, bayi dan anak balita, 2008). Penyebab dari gumoh yaitu bayi sudah merasa kenyang, posisi salah saat menyusui, posisi botol yang salah. tergesa-gesa saat memberikan susu, kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan. Penanganan yaitu perbaiki teknik menyusui, apabila menggunakan botol, perbaiki cara pemberian minum dan perhatikan posisi botol saat memberikan, sendawakan saat bayi setelah diberi minum, jangan langsung diberikan minum, lakukan teknik menyusui yang benar.
5. Oral Trush Pengertian Oral trush adalah bercak putih pada lidah, langit-langit dan pipi bagian dalam (Wong, 1995).18 Merupakan suatu kandidiasis membrane mukosa mulut bayi yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping di mulut, ulkus dangkal, demam dan adanya iritasi gastrointestinal. Penyebab dari oral trush yaitu Candida albicans, vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan, transmisi dari botol susu atau puting susu yang tidak bersih, cuci tangan yang tidak benar. Tanda Dan Gejala yaitu Terdapatnya lesi dalam mulut yang berwarna putih dan membentuk plak berkeping menutupi seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi dan mukosa pipi. Intervensi • Jaga kebersihan bayi dan peralatan yang digunakan. • Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi. • Ibu yang terinfeksi harus diobati untuk mencegah terjadinya infeksi ulang. • Bersihkan daerah mulut bayi/sisa susu pada lidah bayi. • Oleskan gentian violet 0,25% pada mulut dengan kapas lidi atau memberikan mycostatin 4x sehari atau tiap 6 jam sebanyak 1cc selama 1 minggu atau sampai gejala menghilang.
18 Wong, 1995. Buku Asuhan Keperawatan Ibu dan Anak . Jakarta: Nuha
tumbuh kembang.indd 37
10/08/2017 10.44.12
38
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
6. Diaper Rush Diaper rush adalah iritasi pada kulit bayi yang terjadi di daerah bokong. Hal ini dapat terjadi apabila popok terlalu lama dan tidak diganti, popoknya tidak dapat menyerap keringat, dan infeksi jamur atau bakteri atau eksema. Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang lazim ditemukan pada bayi. Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15 bulan, terutama pada usia 8 – 10 bulan. Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok (Diaper Rush) antara lain: Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit, kurangnya menjaga hygiene. Popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera diganti setelah BAK atau BAB (feces), infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri), alergi bahan popok, gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok, kebersihan kulit yang tidak terjaga, udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab, akibat diare, reaksi kontak terhadap karet, plastik, detergen. Tanda dan gejala diape rush, diantaranya: (1) Iritasi pada kulit yang terkena dan muncul sebagai crytaema, (2) Muncul pada daerah seperti pantat, kemaluan, perut bawah paha atas, (3) Kulit kemerahan dan lecet, (4) Muncul ruam pada daerah sekitar kelamin, (5) Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok, (6) Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah tersebut akan ditumbuhi oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans, sehingga kelainan kulit bertambah merah dan basah. Pencegahan untuk diaper rush adalah gantilah popok segera setelah BAB atau BAK. Hal ini mencegah lembab pada kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat khususnya sepanjang malam hari. Hindari membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit. Seperti dengan Alkohol atau parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit bayi. Penanganan gantilah popok yang telah penuh sesering mungkin, gunakan air bersih untuk membersihkan area popok setiap kali mengganti popok, biarkan area di udara terbuka sehingga benar-benar kering, oleskan krim (seperti yang mengandung zinx ixide atau petrolatum).
7. Seborrhea Merupakan radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat banyak kelenjar sebaseanya, biasanya terjadi didaerah kepala. Suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Etiologi menurut beberapa ahli yaitu Faktor hereditas, intake makanan tinggi lemak dan kalori, asupan minuman beralkohol, adanya gangguan emosi. Gejalanya adalah Serpihan/sisik, gatal, kemerahan.
8. Furunkel Peradangan pada folikel rambut kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi di daerah bokong, kuduk, axilla, badan dan tungkai (Furunkolisis). Faktor Penyebab furunkel yaitu iritasi pada kulit, kebersihan kulit yang kurang terjaga, daya tahan tubuh yang rendah,
tumbuh kembang.indd 38
10/08/2017 10.44.13
Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini
39
infeksi oleh staphylococus aureus. Tanda dan gejala nyeri pada daerah ruam, ruam pada daerah kulit (nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustul), nodus dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel. Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah dengan sendiri dan sebagian akan menghilang dengan sendirinya. Penatalaksanaan: • Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya. • Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya. • Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. • Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya didaerah hidung dan bibir atas, karena akan menyebabkan pnyebaran kuman patogen. • Bila furunkel terjadi didaerah yang tidak umum (hidung, telinga) kolaborasi dengan dokter untuk insisi. • Pemberian antibiotik sistemik.
9. Milliariasis Miliariasis merupakan suatu keadaan dermatosis yang menyebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat. Kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala. Faktor penyebab yaitu udara yang panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang, pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat, aktivitas yang belebihan, setelah menderita demam atau panas. Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang atau edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum. Bentuk Milliariasis a. Milliaria Kristalina • Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit kemerahan. • Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup. • Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus. Asuhan: Pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat. b. Milliaria Rubra • Sering dialami anak yang tidak bisa tinggal diaderah panas.
tumbuh kembang.indd 39
10/08/2017 10.44.13
40
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun
Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih. • Staphylococcus juga diduga memiliki peran. • Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis. Asuhan: Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2%, dibubuhi menthol 0,25%-2%. c. Milliaria Profunda • Timbul setelah milliaria rubra. • Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm. • Terdapat di bagian badan terutama badan ataupun ekstremitas. • Lebih banyak papula daripada vesikel karena secara klinik letak retensi keringat lebih dalam. • Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini jarang ditemui. • Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang. Asuhan: Hindari panas dan lembab nerlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losion calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol. •
Penatalaksanaan • Perawatan kulit yang benar. • Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salicyl atau bedak kocok setelah mandi. • Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar. • Bila sangat gatal, peduh, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik. • Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk).
10. Obstipasi Obstipasi adalah bentuk konstipasi yang disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada feses yang menyangkut konsistensi feses dan frekuensi saat BAB. Sedangkan pada neonatus lanjut didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih.
tumbuh kembang.indd 40
10/08/2017 10.44.13