MAKALAH
TUMBUH KEMBANG ANAK
Disusun oleh :
Irsalina Zata Amani
Minawati
Rerika Ari Dionita
Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
Jakarta, 2014
DEFINISI TUMBUH KEMBANG ANAK
Tumbuh kembang anak sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut,
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram,pound,kilogram), ukuran panjang
(cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium
dan nitrogen tubuh).
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Wong tahun 2000, pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif
dapat diukur. Sedangakan perkembangan ialah bertambah sempurnanya fungsi
alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar
(Wong,2000).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap
aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi
organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu secara sinkron pada
setiap individu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Factor Herediter
Merupakan factor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam
mencapai tumbuh kembang anak. Factor ini meliputi bawaan, jenis
kelamin, ras dan suku bangsa. Melalui instruksi genetic yang
terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan yang ditandai dengan
intensitas, kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas, dan
berhentinya pertumbuhan tulang.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin
laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat dibandingkan
dengan anak perempuan serta akan bertahan sampai usia tertentu.
Namun, baik laki-laki maupun perempuan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat saat mereka mencapai masa pubertas.
Ras atau suku bangsa juga memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan, hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu
yang memiliki kecenderungan lebih besar atau tinggi, seperti
orang Asia cenderung lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan
orang Eropa atau lainnya.
Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh factor genetic ini. Sedangkan dinegara yang
sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh
factor genetic, juga factor lingkungan yang kurang memadai untuk
tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua factor ini dapat
menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.
Disamping itu banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh
kelainan kromosom, seperti sidrom Down, sidrom Turner, dll.
2. Faktor Lingkungan
Factor lingkungan merupakan salah satu factor yang
memiliki peranan penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya
potensi yang sudah dimiliki seorang anak. Factor lingkungan
meliputi lingkungan prenatal (lingkungan dalam kandungan) dan
lingkungan postnatal (lingkungan setelah bayi lahir).
a. Lingkungan Prenatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari
konsepsi sampai lahir yang meliputi, gizi pada waktu ibu
hamil, lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin, dan
hormonal.
a) Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinyakehamilan
maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering
menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah)
atau lahir mati dan jarangmenyebabkan cacat bawaan.
Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan
pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir,
bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus,dan
sebagainya. Anak yang lahir dari ibu yang gizinya
kurang dan hidup dilingkungan miskin maka akan
mengalami gizi kurang juga dan mudah terkena infeksi
dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang
berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini
merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari
generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut tidak
ditanggulangi
b) Lingkungan mekanis
Yaitu segala hal yang memengaruhi janin atau
posisi janin dalam uterus.
Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin
Infeksi dalam kandungan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
Kekurangan oksigen pada janin mengakibatkan gangguan dalam plasenta
sehingga kemungkinan bayi lahir dengan berat badan yang kurang
Factor imunitas dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
karena menyebabkan terjadinya abortus atau karena icterus
Stress dapat memengaruhi kegagalan tumbuh kembang janin
c) Zat kimia atau toksin
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka
terhadap zat-zat teratogen. Hal ini berkaitan dengan
penggunaan obat-obatan seperti thalidomide,
phenytoin, methadion, obat-obat anti kanker, dan lain
sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Demikian juga dengan ibu hamil yang perokok
berat/peminum alcohol kronis sering melahirkan bayi
berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat atau
retardasi mental.
Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya
karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat
menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti
di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.
d) Hormonal
Hormone-hormon ini mencakup hormone
somatotropin, hormone plasenta, hormone tiroid,
insulin dan peptide-peptida lain dengan aktivitas
mirip insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).
Peran hormone somatotropin (growth hormone), yaitu
disekresi kelenjar hiposisis janin sekitar minggu ke-
9 dan produksinya meningkat pada minggu ke-20,
selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya belum
jelas pada pertumbuhan janin. Hormone plasenta (human
placental lactogen) berperan dalam nutrisi plasenta.
Hormone-hormon tiroid seperti TRH, T3, T4 sudah
diproduksi oleh janin sejak minggu ke 12. Jika
terjadi defisiensi hormone tersebut dapat terjadi
gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang
dapat mengakibatkan retardasi mental. Insulin mulai
diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, berfungsi
untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan
keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin,
dan pengaruh pada pembesaran sel sesudah minggu ke-
30.
b. Lingkungan Postnatal
Selain factor lingkungan intrauteri terdapat
lingkungan setelah lahir yang juga dapat memengaruhi tumbuh
kembang anak, yaitu sebagai berikut:
1) Lingkungan biologis
a. Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh
ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih/ras Eropa
mempunyai pertumbuhan somatic lebih tinggi
dibandingkan dengan bangsa Asia.
b. Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit
dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui
secara pasti mengapa demikian.
c. Umur
Umur paling rawan adalah masa balita, oleh
karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah
terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita
merupakan dasar pembentukan kepribadian anak.
Sehingga diperlukan perhatian khusus.
d. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan
orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan
juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh
ketahanan makanan (food security) keluarga.
Ketahanan makanan keluarga mencakup pada
ketersediaan makanan dan pembagian yang adilmakanan
dalam keluarga, dimana acapkali kepentingan budaya
bertabrakan dengan kepentingan biologis anggota-
anggota keluarga. Satu aspek yang penting yang
perlu ditambahkan adalah keamanan pangan yang
mencakup pembebasan makanan dari beberapa "racun"
fisika, kimia, dan biologis, yang kian mnegancam
kesehatan manusia.
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatanyang teratur, tidak saja
kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan
menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan
menunjangpada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif,
yang mencakup aspek-aspek promotif, preventif,
kurativ, dan rehabilitative.
f. Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan
anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering
menyebabkancacat atau kematian. Dianjurkan sebelum
anak berumur 1 tahun sudah mendapat imunisasi BCG,
Polio 3 kali, DPT3 kali,Hepatitis-B 3 kali, dan
campak. Disamping imunisasi, gizi juga memegang
peranan penting dalam kepekaan terhadap penyakit.
g. Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan
terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya,
disamping itu anak juga mengalami stress yang
berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
h. Fungsi metabolism
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang
mendasar dalam proses metabolism pada berbagai
umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus
didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidak-
tidaknya memadai.
i. Hormone
Hormone-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak antara lain adalah "growth hormone",
tiroid, hormone sekd, insulin, IGFsdan hormone
yangdihasilkan kelenjar adrenal.
Somatotropin atau "growth hormone"
Merupakan pengatur utama pada
pertumbuhan somatic terutama pertumbuhan
keranga. Pertambahan tinggi badan sangat
dipengaruhi hormone ini. GH merangsang
terbentuknya somatomedin yang kemudian
berefek pada tulang rawan. GH mempunyai
"circadian variation" dimana aktivitasnya
meningkat pada malam hari pada waktu tidur,
sesudah makan, sesudah latihan fisik,
perubahan kadar gula darah dan sebagainya
Hormon tiroid
Hormone ini mutlak diperlukan pada tumbuh
kembang anak. Karena mempunyai fungsi pada
metabolism protein, karbohidrat dan lemak.
Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormone
ini. Demikian pula dengan pertumbuhan dan
fungsi otak sangat tergantung pada
tersedianya hormone tiroid dalam kadar yang
cukup.defisiensi hormone tiroid mengakibatkan
retardasi fisik dan mental yang kalau
berlangsung terlalu lama, dapat menjadi
permanen. Sebaliknya pada hipertiroidisme
ddapat mengakibatkan gangguan pada
kardiovaskular, metabolism, otak, mata,
seksual,dll. Hormone ini mempunyai interaksi
dengan hormone-hormon lain seperti
somatotropin.
Glukokortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan
somatotropin, tiroksin serta androgen, karena
kortison mempunyai efek anti-anabolik. Kalau
kortison berlebihan akan mengakibatkan
pertumbuhan terhambat/terhenti dan terjadinya
osteoporosis.
Hormone-hormon seks
Terutama mempunyai peranan dalam
fertilitas dan reproduksi. Pada permulaan
pubertas, hormone seks memacu pertumbuhan
badan, tetapi sesudah beberapa lama justru
menghambat pertumbuhan. Androgen disekresi
kelenjar adrenal (dehidroandrosteron) dan
testis (testosterone), sedangkan estrogen
terutama diproduksi oleh ovarium.
Insulin like growth factors (iGFs)
Merupakan somatomedin yang kerjanya
selain sebagai GH dan kerjannya mirip dengan
insulin. Fungsinya selain sebagai growth
promoting factor yang berperan dalam
pertumbuhan, sebagai mediator GH,aktifitasnya
mirip insulin, efek mitogenik terhadap
kondrosit, osteoblast dan jaringan lainnya.
IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh,
tetapiIGFs yang beredar dalam sirkulasi
terutama diproduksi di hepar.
2) Factor fisik
Antara lain:
a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam
lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak
antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga
banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula gondok
endemmik banyak ditemukan pada daerah pegunungan,
dimana air tanahnya kurang mengandung yodium.
b) Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup
dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung
kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun
lingkunganmemegang peranan penting dalam timbulnya
penyakit. Akibat dari kebersihanyang kurang, maka
anakakan sering sakit, misalnya diare, kecacingan,
tifus abdominalis, hepatitis, malaria, demam
berdarah, dan sebagainya. Demikian pula dengan
polusi udara baikyang berasal dari pabrik, asap
kendaraan atau asap rokok, dapat berpengaruh
terhadap tingginya angka kejadian ISPA.kalau anak
sering menderita sakit, maka tumbuh kembangnya
pasti terganggu.
c) Keadaan rumah
Keadaan perumahanyanglayakdengan kontruksi
bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta
tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan
penghuninya.
d) Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat
adanya radiasi yang tinggi.
3) Factor psikososial antara lain:
a) Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi
yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang/tidakmendapat stimulasi.
b) Motivasibelajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini,
dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk
belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu
jauh, buku-buku, suasana yang tenang, serta sarana
lainnya.
c) Ganjaran ataupun hukuman yang wajar
Kalau anakberbuat benar, maka wajib kita
memberi ganjaran, misalnya pujian, ciuman, belaian,
tepuk tangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut
akanmenimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk
mengulangi tingkah lakunya.
Sedangkan menghukum dengan cara-cara yang wajar
kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Yang
penting hukuman harus diberikan secara obyektif,
disertai pengertian dan maksud dari hukuman
tersebut, bukan hukuman untuk melampiaskan
kebencian dan kejengkelan terhadap anak. Sehingga
anaktahu mana yang baikdan yang tidak baik,
akibatnya akan menimbulkan rasa percaya diri pada
anak yang penting untuk perkembangan kepribadian
anak kelak kemudian hari.
d) Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya
anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari
orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan
siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja,
aspek lingkungan teman sebaya menjadi sangat
penting dengan makin meningkatnya kasus-kasus
penyalahgunaan obat-obat dan narkotika.
e) Stress
Stress pada anak jugaberpengaruh terhadap
tumbuh kembangnya, misalnya anak akan menarikdiri,
rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun,
dan sebagainya.
f) Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang
ini, diharapkan setiap anak mendapat kesempatan
unntuk duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun.
Sehingga dengan mendapatpendidikanyang baik, maka
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak
tersebut. Yang masih menjadi masalah social saat
ini adalah masih banyaknya nak-anak yang terpaksa
meninggalkan bangku sekolah kaena harus membantu
mencari nafkah untuk keluarganya.
g) Cinta dan kasih saying
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai
dan dilindungi. Anak memerlukan kasih saying dan
perlakuan yang adil dari orang tuany. Agar kelak
kemudian hari menjadi anak yangtidak sombong
danbisa memberikan kasih sayangnya pula kepada
sesamanya.
Sebaliknya kasih saying yang diberikan secara
berlebihan yang menjurus kearah memanjakan, akan
menghambat bahkan mematikan perkembangan
kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi
manja, kurang mandiri, pemboros, sombong dan kurang
menerima kenyataan.
h) Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi timbal balik antara anak dan orang
tua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.
Anak akan terbuka kepada orang tuanya, sehingga
komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan
dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan
dan kepercayaan antara orang tua dan anak.
Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita
bersama anak. Tetapi lebih ditentukan oleh
kualitasdari interaksi tersebut yaitu pemahaman
terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal
untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi
oleh rasa saling menyayangi.
4) Factor keluarga dan adat istiadat antara lain:
a) Pekerjaan/pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuhkembang anak, karena orang tua
dapat menyediakan semua kebutuhan analk baik primer
maupun yang sekunder
b) Pendidikan ayah/ibu
Pendidikan orang tau merupakan salah satu
factor yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang
tua dapat menerima segala informasi dari luar
terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,
bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya
dansebagainya.
c) Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang
keadaan social ekonominya cukup, akan mengakibatkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayng yang
diterima anak. Lebih-lebih kalau jaran anak terlalu
dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan
ekonomi social yang kurang, jumlah anak yang banyak
akan mengakibatkan selain kurangnya kasih saying
dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer
seperti makanan, sandang danperumahan pun
tidakterpenuhi. Oleh karena itu KB tetap
diperlukan.
d) Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita memiliki
status yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-
laki, sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi
masih tinggi pada wanita.demikian pula dengan
pendidikan, masih banyak ditemukan wanita yang buta
huruf.
e) Stabilitas rumah tangga
Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga
mempengauhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang
anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis,
dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
f) Kepribadian ayah/ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu
pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak,
bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya
tertutup.
g) Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu
Adat-istiadat yang berlaku di tiap daerah akan
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Misalnya di Bali karena seringnya upacara agama
yang diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus
disediakan berbagai makanan dan buah-buahan, maka
sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk karena
makanan maupun buah-buahan tersebut akan dimakan
bbersama setelah upacara selesai.
Demikian pula dengan norma-norma maupun tabu-
tabu yang berlaku dimasyarakat, berpengaruh pula
terhadap tumbuh kembang anak.
h) Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada
anak-anak sedini mungkin, karena dengan memahami
agamaakan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan
dan kebajikan.
i) Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah
kemiskinan dengan segala permasalahannya.
j) Kehidupan politik dalam masyarakat yang memengaruhi
prioritas kepentingan anak,anggaran, dan lain-lain.
KEBUTUHAN DASAR ANAK
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan
menjadi kebutuhan dasar:
1. Kebutuhan Fisik Biomedis (ASUH)
Meliputi:
a. Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting
b. Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, meberian ASI,
penimbangan bayi,/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.
c. Papan/pemukiman yang layak
d. Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
e. Sandang
f. Kesegaran jasmani, rekreasi
g. Dll
2. Kebutuhan Emosi/KAsih Sayang (ASIH)
Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan
selaras atara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat
mutlakuntuk menjamin tumbuh kembang yang selaras, baik fisik, mental,
maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu/penggantinya sedini
dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini
diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin,
misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir.
Kekurangan kasih saying ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan
mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental
maupun social emosi., yang disebut "Sindrom Deprivasi Maternal".
Kasih sayang dari orang tuanya (ayah/ibu)akan menciptakan ikatan yang
erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).
3. Kebutuhan Akan Stimulasi Mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar
(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini
mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecerdasan,
keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-
etika, produktivitas, dan sebagainya.
CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK
Dalam peristiwa pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki berbagai
ciri khas yang membedakan komponen satu dengan yang lain.
Pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya
ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
lingkar lengan, lingkar dada, dll.
2. Dalam perumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi fisik atau organ
manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama
yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu, atau hilangya reflex-refleks tertentu.
4. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti
proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis,
atau dada.
Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari
perubahan fungsi, seperti perkembangan system reproduksi akan diikuti
dengan perubahan fungsi alat kelamin.
2. Perkembangan erat hubungannya dnegan maturasi system susunan saraf.
Contoh: tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan
sampai system saraf siap untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan
praktik akan menghambat kemampuan ini.
3. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju melakukan hal yang sempurna.
4. Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana
tahapan perkembangan harus dilewati tahap demi tahap.
5. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi setiap
individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda
antara anak satu dengan lainnya.
Contoh: anak akan belajar duduk sebelum belajar berjalan, tetapi umur
saat anak belajar
6. Aktivitas seluruh tubuh diganti respons individu khas.
contoh: bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya
kalau melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar
reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.
Setiap anak adalah individu unik, karena factor bawaan dan lingkungan
yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangannya
juga berbeda, tetapi tetap akan menuruti patokan umum. Sehingga
diperlukan kriteria sampai seberapa jauh keunikan seorang anak tersebut,
apakah masih dalam batas-batas normal atau tidak. Dikenal normal dalam
arti medis dan normal dalam arti statistic. Yang dimaksud normal dalam
arti medis yaitu apabila pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun
intelek dan kepribadian belangsung harmonis yang meningkat dan dapat
diramalkan kecepatan serta hasil akhirnya, sesuai dengan kemampuan
genetic/bawaannya. Sedangkan normal dalam arti statistic adalah apabila
anak tersebut berbeda dalam batas 2 SD dibawah atau diatas mean kurva
sebaran normal menurut Gauss, dimana seorang anak dibandingkan dengan
anak sebayanya. Jadi mungkin saja seorang anak termasuk abnormal dalam
arti statistic tetapi sesungguhnya masih normal dalam art medis, misalnya
anak dari keluarga bertubuh kecil.
TAHAP – TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK DAN REMAJA
Setiap anak akan melalui suatu "milestone" yang merupakan tahapan dari
tumbuh kembangnya dan tiap-tiap tahap mempunyai ciri tersendiri. Terdapat
berbagai pendapat mengenai pembagian tahap-tahap tumbuh kembang.
Berdasarkan Hasil Rapat Kerja UKK Pediatri Sosial di Jakarta, Oktober 1986
pembagiannya adalah sebagai berikut :
"Tahap-Tahap tumbuh kembang anak "
"Masa prenatal "
"Masa mudigah/embrio : konsepsi – 8 minggu "
"Masa janin/fetus : 9 minggu - lahir "
"Masa bayi : usia 0 – 1 tahun "
"Masa neonatal : usia 0 – 28 hari "
"Masa neonatal dini : 0 – 7 hari "
"Masa neonatal lanjut : 8 – 28 hari "
"Masa pasca neonatal : 29 hari – 1 tahun "
"Masa pra-sekolah : usia 1 – 6 tahun "
"Masa sekolah : usia 6 – 18/20 tahun "
"Masa pra-remaja : usia 6 – 10 tahun "
"Masa remaja : "
"Masa remaja dini "
"Wanita, usia 8 – 13 tahun "
"Pria, usia 10 – 15 tahun "
"Masa remaja lanjut "
"Wanita, usia 13 - 18 tahun "
"Pria, usia 15 - 20 tahun "
Sesungguhnya tiap-tiap tahap tumbuh kembang tersebut tidak terdapat batas
yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.
1. Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari
organisme
a. Pertumbuhan janin intrauterine
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling
pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya. Janin tumbuh dengan
factor 44 x 100.000.000 dari 0,0000175 gram menjadi 3700 gram, dan
panjang badan dengan factor 3850 dari 0,01 cm menjadi 50 cm
(Pierson-Deschamp, 1981 dikutip dari Sutan Asin, 1985). Pada masa
embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur yang telah
dibuahi berdiferensiasi secara cepat menjadi organisme yang
mempunyai bentuk anatomis seperti manusia.
Mortalitas pada masa embrio ini tinggi, yang disebabkan oleh
abnormalitas dari gen/kromosom dan gangguan kesehatan ibu. Makin
tua umur ibu merupakan predisposisi kelainan kromosom. Sedangkan
infeksi pada ibu terutama yang disebabkan oleh TORCH yang terjadi
pada trimester I kehamilan sering menyebabkan kelainan bawaan.
Pada masa janin yaitu kehamilan 9-40 minggu pertumbuhan berjalan cepat
dan mulai berfungsinya organ-organ. Mortalitas pada masa janin terjadi
akibat gangguan oksigenasi, infeksi, trauma, radiasi, bahan kimia, gizi
ibu, dan imunitas. Pada janin berumur 8 minggu beratnya hanya 1 gram
dengan panjangnya 2,5 cm. Pada 12 minggu beratnya 14 grm dan panjangnya
7,5 cm. jenis kelamin bisa diketahui pada akhir trimester 1. Pada
kehamilan 16 minggu berat janin 100 gram dan panjangnya 17 cm. pada umur
kehamilan 20 minggu berat janin 500 gram,28 minggu 1000 gram dan
panjangnya 35 cm. 8 bulan 1500 gram, dan 9 bulan atau pada waktu
dilahirkan rata-rata berat bayi 3200 grm, panjang badannya 50 cm, dan
lingkar kepala 34 cm. Pertumbuhan janin yang pesat pada rimester III
kehamilan ini adalah sebagai akibat dari bertambahnya jaringan lemak
subkutan dan masa otot.
b. Pertumbuhan setelah lahir
1) Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir
akan kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat
badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali berat
badan lahir saat umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan
lahir pada umur 2 tahun.
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan,
jika anak mendapat gizi yang baik adalah berkisar antara :
700-1000 gram/bulan pada triwulan I
500-600 gram/bulan pada triwulan II
350-450 gram/bulan pada triwulan III
250-350 gram/bulan pada triwulan IV
Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2
kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir dan
dimulai "pre-adolescent growth spurt" (pacu tumbuh pra-adolesen)
dengan rata-rata kenaikan berat badan adalah 3-3,5 kg/ tahun,
yang kemudian dilanjutkan dengan "adolescent growth spurt" (pacu
tumbuh adolesen). Dibandingkan dengan anak laki-laki, "growth
spurt" (pacu tumbuh) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu
sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur
sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat
berhenti daripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun
sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti
tumbuh pada umur 20 tahun.
2) Tinggi badan
Umumnya laju pertumbuhan berkurang sejak lahir sampai
hampir selesainya proses pertumbuhan. Pada kurva ini nampak
bahwa sejak lahir sampai umur 4-5 tahun laju pertumbuhan dengan
cepat berkurang (deselerasi) dan kemudian deselerasi ini
mengurang secara perlahan-lahan hingga umur 5-6 tahun. Sejak
saat ini sampai awal pacu laju pertumbuhan, maka pertumbuhan
bersifat konstan. Namun sering terjadi suatu kenaikan kecil yang
terjadi antara 6-8 tahun yang secara umum menyebabkan suatu
gelombang lagi pada kurva laju pertumbuhan, tetapi hal ini tidak
selalu ada. Pada umur 13-15 tahun terjadilah percepatan
(akselerasi) pertumbuhan yang disebut pacu tumbuh adolesen.
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm.
secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai
berikut :
1 tahun 1,5 X TB lahir
4 tahun 2 X TB lahir
6 tahun 1,5 X TB setahun
13 tahun 3 X TB lahir
Dewasa 3,5 X TB lahir ((2 x TB 2 tahun)
Atau digunakan rumus seperti yang dikutip dari Behrman, 1992
sebagai berikut :
Lahir 50 cm
Umur 1 tahun 75 cm
2-12 tahun umur(tahun) x 6 + 77
Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi
sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami
penambahan tinggi hanya sekitar 1,25 cm seiap bulannya. Pada
akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi
badan waktu lahir. Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-
2 kurang lebih 12 cm, sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-
rata 4-6 cm.
Rata-rata kenaikan tinggi badan pada anak prasekolah
adalah 6-8 cm/tahun. Lalu pada masa remaja terjadi pacu tumbuh
adolesen yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Anak
peremuan umumnya memulai pacu tumbuh tinggi badan adolesennya
kira-kira pada umur 10,5 tahun dan mencapai puncaknya kira-kira
umur 12 tahun. Anak laki-laki memulai pacu tumbuh dan mencapai
puncaknya 2 tahun kemudian.
Pada masa sekolah akan mengalami penambahan setiap
tahunnya. Setelah usia 6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata
5 cm, kemudian usia 13 tahun bertambah lagi menjadi rata-rata
tiga kali lipat dari tinggi badan waktu lahir.
Jika dilihat dari proporsi antara kepala, badan serta
anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas antara
janin, anak-anak, dan dewasa yaitu sebagai berikut :
- Pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan
memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama dengan
panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat
pendek.
- Pada waktu lahir, kepala relative masih besar, muka bulat,
ukuran antero-posterior dada masih lebar, perut mebuncit dan
anggota gerak relative lebih pendek. Sebagai titik tengah
tinggi badannya adalah setinggi umbilicus
- Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara
proporsional kecil, sehingga sebagai titik tengah adalah
setinggi simfisis pubis.
3) Kepala
Lingkar kepala waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya
lingkar kepala ini lebih besar dari lingkar dada. Pernambahan
lingkar kepala pada 6 bulan pertama ini adalah 10 cm atau
sekitar 50% dari pertambahan lingkar kepala dari lahir sampai
dewasa terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan. Pada usia 1 tahun
hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. pada usia 2
tahun mengalami pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akana
bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke-3 dan bertambah lagi
kurang lebih 5 cm sampai dengan usia remaja.
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak,
begitu juga sebaliknya. Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi
pada trimester ketiga kehamilan sampai 5-6 bulan pertama setelah
lahir. Pada masa ini terjadi pembelahan sel-sel otak yang sangat
pesat, setelah itu pembelahan melambat dan terjadi proses
pembesaran sel-sel otak saja. Sehingga pada waktu lahir berat
otak bayi ¼ berat otak dewasa, tetapi jumlah selnya sudah
mencapai 2/3 jumlah sel otak orang dewasa.
Kenaikan berat otak anak sebagai berikut . (dikutip dari
Lazuardi, 1984)
"Umur "Kenaikan berat otak : "
" "gram/24 jam "
"6 – 9 bulan "3 "
"kehamilan "2 "
"Lahir – 6 bulan "0,35 "
"6 bulan – 3 tahun "0,15 "
"3 tahun – 6 tahun " "
4) Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun
sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua
tumbuh lagi 8 biji, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14-16
gigi, dan pada umur 2 ½ tahun sudah terdapat 20 gigi susu.
Pertumbuhan gigi terjadi di 2 bagian, yaitu bagian rahang atas
dan bagian rahang bawah:
5) Jaringan lemak
Pertambahan jumlah sel lemak meingkat pada trimester III
kehamilan sampai pertengahan masa bayi. Setelah itu jumlah sel
lemak tidak banyak bertambah. Banyak dan besarnya sel lemak
menentukan gemuk atau kurusnya seseorang. Pertumbuhan jaringan
lemak akan melambat sampai anak berumur 6 tahun, anak kelihatan
kurus/langsing. Jaringan lemak akan bertambah lagi pada anak
perempuan umur 8 tahun dan anak laki-laki umur 10 tahun sampai
menjelang awal pubertas. Setelah itu pertambahan jaringan pada
pria berkurang, edangkan pada wanita terus bertambah dan
mengalami reorganisasi hingga dicapai bentuk tubuh wanita
dewasa. Untuk mengukur tebalnya jaringan lemak yaitu dengan
mengukur tebalnya lipatan kulit.
6) Organ – organ tubuh
Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-
sendiri. Secara umum terdapat 4 pola pertumbuhan organ, yaitu :
- Pola umum (general pattern)
Yang mengikuti pertumbuhan pola umum adalah tulang panjang,
tulang skelet (pada neonates 20-25% berat badan, setelah
dewasa 40% berat badan), sistem pencernaan, pernafasan,
peredaran darah, dan volume darah.
- Pola neural (brain & head pattern)
Perkembangan otak bersama tulang tengkorak yang
melindunginya, mata, dan telinga berlangsung lebih dini.
Berat otak waktu lahir 25% berat otak dewasa, pada umur 2
tahun 75% dan umur 10 tahun sudah 95% berat otak dewasa.
- Pola limfoid (lymphoid pattern)
Pertumbuhan jaringan limfoid mencapai maksimum sebelum
adolesen kemudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa.
- Pola genital (reproductive pattern)
Organ reproduksi mengikuti pola genital, dimana
pertumbuhannya lambat pada pra remaja, kemudian disusul pacu
tumbuh adolesen yang pesat.
Pada anak perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya
adalah pertumbuhan payudara stadium 2 atau disebut "breast bud"
yang terdiri dari penonjolan disertai pembesaran areola mamae
sekitar umur 8-12 tahun.haid pertama (menarche) terjadi pada
stadium lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi pada umur
beberapa masing-masing individu yang mengalaminya, rata-rata
pada umur 10,5-15,5 tahun.
Pertumbuhan di dalam organ-organ tubuh sesuai dengan bentuk
tubuh seseorang. Pada orang yang pendek akan mempunyai organ
yang pendek dan pada perempuan organ yang lebih kecil daripada
laki-laki. Pertumbuhan beberapa organ seperti hati, pancreas,
adrenal, ovarium, dan testis masih tumbuh untuk beberapa lama
setelah pertumbuhan tulang berhenti. Pertumbuhan organ akan
berhenti bila telah mencapai besar sesuai organ tubuh yang
dilayani. Tampaknya sekali mencapai bentuk yang secara
fungsional adekuat keperluannya, maka rangsangan untuk tumbuh
berhenti. Tetapi bagaimanapun mekanismenya masih beum diketahui,
seolah-olah semua sudah diatur untuk memenuhi apa yang disebut
"harmony of growth"
2. Perkembangan Anak Balita
Masa pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita, perkembangan
berbahasa, kreativitas, kesadaran social, emosional, dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada
masa ini. Sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila
tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi
kualitas sumber daya manusia kelak di kemudian hari.perkembangan anak
optimal bila interaksi social diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak
pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih di dalam
kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat
perkembangan anak.
Banyak "milestone" perkembangan anak yang penting, tetapi
dibawah ini akan disajikan beberapa "milestone" pokok yang harus
diketahui dalam mengetahui perkembangan seseorang anak (yang dimaksud
"milestone" perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus
dicapai anak pada umur tertentu), misalnya :
"4 – 6 minggu : "Tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1 -2 "
"12 – 16 minggu :"minggu kemudian "
" "Menegakkan kepala, tengkurap sendiri "
" "Menoleh kea rah suara "
"20 minggu : "Memegang benda yang ditaruh ditangannya "
"26 minggu : "Meraih benda yang didekatkan kepadanya "
" "Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan "
" "lainnya "
"9 – 10 bulan : "Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke depan "
" "Makan biskuit sendiri "
" "Menunjuk dengan jari telunjuk "
" "Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk "
"13 bulan : "Merangkak "
" "Bersuara da….da… "
" "Berjalan tanpa bantuan "
" "Mengucapkan kata-kata tunggal "
Dengan kita mengetahui berbagai "milestone" pokok ini, maka kita
dapat mengetahui apakah seorang anak perkembangnya terlambat ataukah
masih dalam batas-batas normal. Kalau ada kecurigaan , kita dapat
melakukan tes skrinning, antara lain dengan DDST. Sehingga deteksi
dini dan intervensi dini dapat dilakukan, agar tumbuh kembang anak
dapat lebih optimal.
Untuk lebih rinci lagi, perkembangan pada anak dapat dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu mencakup perkembangan motorik halus,
perkembangan motorik kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan
perilaku/adaptasi sosial.
a. Perkembangan motorik halus
Masa Neonatus (0-28 hari)
Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya
kemampuan untuk mengikuti garis tengan bila kita memberian respon
terhadap gerakan jari atau tangan.
Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
Usia 1-4 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat melaukan hal-
hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke
sisi, mencoba memegang dan memasukan benda ke dalam mulut, memegang
benda tapi terlepas, memerhatikan tangan dan kaki, memegang benda
dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan walaupun hanya
sebentar.
Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mulai mengamati
benda, menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk memegang,
mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan
tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara
simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta
memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain
Usia 8-12 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mencari atau meraih
benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya, mengambil,
memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta
meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.
Masa Anak (1-2 tahun)
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat ditunjukan
dengan adanya kemampuan dalam mencoba menyusun atau membuat menara
pada kubus
Masa Prasekolah
Perkembangan motorik halus dapat dilihat pada anak, yaitu mulai
memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua
atau tiga bagian, memiih garis yang lebih panjang dan menggambar
orang, melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda,
melambaikan tangan, menggunakan tangannya untuk bermain,
menempatkan objek ke dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkir
dengan bantuan, menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan
jari, serta membuat coretan di atas kertas (Wong, 2000).
1. Perkembangan motorik kasar
Masa Neonatus (0-28 hari).
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali
dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat
kepala.
Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
Usia 1-4 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan
mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan
ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di
pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, control kepala
sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring telentang, berguling
dari telentang ke miring, posisi lenan dan tungkai kurang fleksi,
dan berusaha untuk merangkak.
Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia ini dapat dilihat pada
perubahan dalam aktivitas, seperti posisi telengkup pada alas dan
sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan
kedua tangannya. Pada bulan ke-4 sudah mampu memalingkan kepala ke
kanan dan kiri, duduk dengan kepala tegak, membalikkan badan,
bangkit dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki dengan lengan
berayun ke depan dan ke belakang, berguling dari telentang ke
tengkurap, serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat.
Usia 8-12 bulan
Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa
pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berir dua
detik, dan berdiri sendiri.
Masa Anak (1-2 tahun)
Pada masa ini anak sudah mampu melangkah dan berjalan dengan tegak.
Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara satu
tangan dipegang. Pada akhir tahun ke-2 sudah mampu berlari-lari
kecil, menendang bola, dan mulai mencoba melompat.
Masa Prasekolah
Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan kemapuan untuk
berdiri dengan satu kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak, dan
berjalan dengan bantuan.
b. Perkembangan bahasa
Masa Neonatus (0-28 hari)
Perkembangan bahasa pada usia ini dapat ditunjukkan dengan adanya
kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel.
Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
Usia 1-4 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya kemampuan
bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berceloteh,
mengucapkan kata "ooh/ahh", tertawa, berteriak, mengoceh spontan,
serta bereaksi dengan mengoceh.
Usia 4-8 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan bunyi atau
kata-kata, menoleh kea rah suara atau sumber buyi, tertawa,
menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, serta menggunakan
kata yang tersiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi
vocal yang bersamaan seperti "ba-ba"
Usia 8-12 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat mengucapkan kata
"papa" dan "mama" yang belum spesifik, mengoceh hingga
mengatakannya secara spesifik, serta dapat mengucapkan 1-2 kata.
Masa Anak (1-2 tahun)
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dicapainya kemampuan
bahasa pada anak yang mulai ditandai dengan anak mampu memiliki 10
perbendaharaan kata; tinggginya kemampuan meniru, mengenal, dan
responsive terhadap orang lain; mampu menunjukan dua gambar; mampu
mengombinasikan kata-kata; serta mulai mampu menunjukan lambaian
anggota badan
Masa Prasekolah
Perkembangan bahasa diawali dengan adanya kemampuan menyebutkan
hingga empat gambar; menyebutkan satu hingga dua warna; menyebutkan
kegunaan benda; menghitung; mengartikan dua kata; mengerti empat
kata depan; mengerti beberapa kata sifat dan jenis kata lainnya;
menggunakan bunyi untuk mengidentifikasikan objek, orang, dan
aktivitas; menirukan berbagai bunyi kata; memahami arti larangan;
serta merespon panggian orang dan anggota keluarga dekat.
2. Perkembangan perilaku/adaptasi sosial.
Masa Neonatus (0-28 hari).
Perkembangan adaptasi social/ perilaku masa ini dapat ditunjukan
dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk
mengenali seseorang.
Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
Usia 1-4 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dapat diawali dengan
kemampuan mengamati tangannya; tersenyum spontan dan membalas
senyum bila diajak tersenyum; mengenal ibunya dengan pengelihatan,
penciuman, pendengaran, dan kontak; tersenyum pada wajah manusia;
waktu tidur dalam sehari lebih sedikit daripada waktu terjaga;
membentuk siklus tidur bangun; menangis bila terjadi sesuatu yang
aneh; membendakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal;
senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya; serta terdiam bila ada
orang yang tak dikenal (asing).
Usia 4-8 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain anak merasa
takut dan terganggu denga keberadaan orang asing, mulai bermain
dengan mainan, mudah frustasi, serta memukul-mukul lengan dan kaki
jika sedang kesal.
Usia 8-12 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai dengan kemampuan
bertepu tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan
cangkir, menirukan kegiatan orang, bermain bola atau yang lainnya
dengan orang tua.
Masa Anak (1-2 tahun)
Perkembangan adaptasi sosial pada masa ini dapat ditunjukkan denga
adanya kemampuan membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai
menggosok gigi, serta mencoba mengenakan baju sendiri.
Masa Prasekolah
Perkembangan adaptasi sosial pada masa ini dapat ditunjukkan denga
adanya kemampuan bermain dengan permainan sederhana, menangis jika
dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh,
menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, serta
mengenali anggota keluarga (Wong, 2000)
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Halimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jaarta: Salemba
Febry, Ayu Bulan, Zulfito Mahendra.2008. Buku Pintar Menu Balita. Jakarta:
PT WahyuMedia
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: Buku Kedokteran EGC