Bell’s Palsy Anatomi Saraf fasialis (N.VII) mengandung sekitar 10.000 serabut saraf yang terdiri dari 7.000 serabut saraf motorik untuk otot-otot dan 3.000 serabut saraf lainnya membentuk saraf intermedius intermedius (Nerve of Wrisberg)* yang berisikan serabut sensorik untuk pengecapan 2/3 anterior lidah, palatum mole, tonsil,dan serabut parasimpatik untuk kelenjar parotis, submandibula, sublingual, lakrimal, dan nasalis.
Di sekitar inti saraf kranial keenam keluar keluar dari batas pons dan M.O. Saraf wajah menempuh jalur intraosseous melalui kanal auditorial internal (dengan saraf kranial kedelapan). CN VII kemudian melewati foramen stylomastoid stylomastoid di tengkorak dan serabut motorik berakhir ke cabang zygomatic (elevate upper lip), bukal (elevate corner of mouth), mandibular(pulls lower lips downward), dan cervical (inervasi platisma). Saraf ini menggerakan menggerakan otot ekspesi wajah, yang meliputi frontalis (kerutkan dahi), orbicularis oculi (tutup kelopak mata), orbicularis oris (close and compresses lips), buccinator (gembungkan (gembungkan pipi, meniup), meniup), dan platysma platysma pulls down corner corner of mouth). Otot lain lain yang diinervasi oleh saraf wajah termasuk stapedius (gerakkan tulang stapes), stylohyoid, posterior digastric belly, occipitalis (move scalp forward and backward), dan otot auricular anterior (pulls ear forward) dan posterior (pulls ear backward). Semua otot yang diinervasi oleh saraf wajah berasal dari lengkung cabang kedua.
Supply darah saraf wajah pada os petrosa berasal dari dua sumber utama: arteri stylomastoid (berasal dari arteri oksipital atau posterior-aurikular dan naik melalui foramen stylomastoid), dan cabang-cabang arteri petrosal (berasal dari tengah Meningeal arteri, memasuki hiatus Fallopii dan turun di kanal bertulang). Anastomosis yang cukup ada di antara keduanya, namun tidak menghalangi kemungkinan penyakit mikrovaskular yang mempengaruhi suplai darah bagian distal nervus wajah, kemungkinan pada lingkaran yang terbentuk oleh arteri stylomastoid saat memasuki tengkorak, atau pada bifurkasionya. Segmen jalan N. VII : 1. Supranuklear (cortex) 2. Batang otak (nucleus motoris n.VII, nucleus salivatorius superior) 3. Meatal (batang otak - kanalis auditoris interna) : 13-15 mm 4. Labyrinthe (fundus kanalis - hiatus fasialis) : 3-4 mm 5. Tympani (gang. Genikulatum – Genikulatum – eminentia eminentia piramidalis) : 8-11mm
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
6. Mastoid (prosesus prairamidalis – prairamidalis – foramen foramen stylomastoideum) : 10-14 mm 7. Ekstraremporal Ekstraremporal ( stylomastoid – stylomastoid – pes pes anserinus) : 15-20 mm Jaras Motoris
Somatomotoriis
Visceromotor (di nukleus salivatorius superior di formatio retikularis)
Cortex precentralis bag. lateral
efek parasimpatis preganglioner
Corona radiata
ganglion sphenopalatinum (berdampingan dengan N VIII
Capsula interna
Cavum timpani
Mesencephalon
Mempersarafi kelenjar: lakrimalis, submaksilaris, submaksilaris, linguali
N. VII di pons bag dorsal dekat lemniskus lateralis
Inti atas
Otot wajah atas
Berhubungan dengan korteks bilateral
Inti bawah
Otot wajah muka bawah
Serabut somatomotoris sebagai radix N. VII
Berhubungan dengan korteks kontralateral
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Lanjutan Jaras Somatomotoris
Serabut somatomotoris sebagai radix N. VII
Jalan ke dorsomedial melingkari N. VI
Keluar dari batang otak di batas Pons dan M.O jalan dekan N. VIII
Masuk meatus akustikus interna (bag. meatal) bergabung debfan N. Koklearis dan N. Intermedius
Masuk intratemporal
Segmen labyrithi (segmen timpani : kanalis fascialis)
segmen mastoid
Keluar dari tengkorak mell. for. stylomastoideus
Cabang N. stapedius
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Jaras Viserosensoris Nukleus di thalamus
M.O
Traktus solitarius bersama dgn lemniskus medialis
Nukleus solitarius di atas MO dekat N.VII dan IX
N. intermedius Wrisbergi
Ganglion genikuli (os petrosum)
Keluar dr meatus akustikus interna
Chorda timpani
Jalan sesuai N. Lingualis
Aferen
Impuls pengecap
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
JALAN NERVUS FACIALIS SUPRANUCLEAR:
Dari area motoris muka: gyrus precentralis dan postcentralis → tractus corticobulbar → capsula interna → mescencephalon mescencephalon proximal → pons → nucleus N. VII pons → nucleus pecah jadi proximal dan distal secara bilateral. *NERVUS INTERMEDIUS:
-
Nama itu karena karena posisinya waktu jalan melintasi melintasi angulus cerebellopontin cerebellopontin antara antara N.VII dan dan N.VIII
- Menyalurkan : 1. Serabut aferen rasa kecap dari lidah 2/3 depan via chorda tympani 2. Rasa kecap dari palatum mole via N. palatinus & petrosus major 3. Saraf preganglioner parasimpatis parasimpatis ke gl. Submandibularis, lingualis & lacrimalis. Serabut Serabut kecap dari nucleus tractus solitaries + serabut yang ke gl. Lacrimalis, nasalis, mucus palatum & submandibularis dari nucleus solivatorius solivatorius superior. Serabut Serabut ke gl. Lacrima Lacrimalis lis via N. petrosus superficialis major → meninggalkan R.tengkorak → bercabang sebagai N. vidianus. 4. Ada komponen sensoris cutaneous dari kulit area auricular + postauricular - Nervus VII + nervus intermedius intermedius masuk canalis auditoris interna interna (CAI): 1. Berdampingan Berdampingan dengan N. vestibulocochlearis. vestibulocochlearis. 2. N. vistibvulocochlearis vistibvulocochlearis dalam posisi inferior/caudal inferior/caudal 3. N. facialis masuk masuk superior/cephal superior/cephal 4. Pada fundus canalis auditoris interna (CAI) crista falciformis membagi canalis auditoris interna dalam bagian superior dan inferior PERJALANAN N. FACIALIS INTRATEMPORAL:
Nervus facialis facialis jalan dalam saluran dalam dalam pars petrosa petrosa ossis temporalis temporalis = canalis canalis Fallopii Segmen Labyrinthi -
N. facialis berjalan berjalan dalam pars petrosa ossis ossis temporalis dalam dalam canalis fallopii (Gabriel Fallopius) → saraf terpanjang yang jalan dalam canal tulang. Canal ini sempit sering terjadi proses inflammasi saraf pusat, N.VII → oedem/trauma ossis temporalis + anastomosis pembuluh darah sedikit mudah terjadi emboli/kompresi emboli/kompresi vascular Segmen proximal/segmen proximal/segmen labyrinthin → di bawah fossa cranii media merupakan segmen yang paling sempit dari canalis fallopii (3,5-4 mm) Disebut labyrinthin karena letak tepat posterior dari cochlea Nervus letak posterolateral dari ampula canalis canalis semicircularis semicircularis horisontalis horisontalis + superior dan dan sisanya pada bagian anterior vestibulum
Segmen horizontalis/tympanicus: horizontalis/tympanicus: -
Setelah lewat segmen labyrinthi: N.VII membentuk genu pertama → sampai pada ganglion geniculatum → N.VII + N. intermedius bergabung dalam ganglion ganglion itu.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Nervus petrosus externus externus → cabang simpatis arteria meningea meningea media media Membentang dari ggl. Ganiculatum → canalis semicircularis horozontalis (8-11 mm) di dinding belakang cavum tympani Superior dan posterior dari fenestra ovalis (oval window) Bagian distal N.VII muncul dari telinga tengah antara canalis auditoris externa & canalis semicircularis semicircularis horizontalis dan distal dari eminentia pyramidalis membentuk genu ke 2 Lokasi N.VII di mastoid antara canalis semicircularis horizontalis, fossa incudis, dan plica gastrica. Genu N.facialis berjalan inferolateral dari canalis semicircularis semicircularis lateralis. → harus hati-hati waktu operasi pembersihan cholesteatom, tumor masdoid o
-
Segmen mastoid
- Mulai dengan genu ke 2: lateral & posterior dari processus pyramidalis → berjalan vertical ke bawah foramen foramen stylomstoideus. stylomstoideus. - Merupakan perjalanan perjalanan paling panjang: 10-14 mm.
- Mudah cedera waktu operasi telinga tengah. - Ada 3 cabang dari segmen mastoid N. VII:. o o
o
N. stapedius → m. stapedius stapedius Rami aur icularis icularis N. vagus (nervus Arnold) → gabung dengan N.VII → membawa membawa serabut nyeri dari canalis auditoris posterior N. chorda tympani tympani (cabang terminal terminal n. intermedius) intermedius) Berjalan lateral telinga tengah antara incus + hamulus malleulus → melintasi rongga telinga tengah pada fissure fi ssure petrotympanica petrotympanica (canalis Huguler) → bergabung dengan dengan Nervus lingualis. lingualis. Menyalurkan Menyalurkan serabut aferen sensoris (kecap) dari 2/3 depan lidah dan serabut dari dinding posterior canalis auditoris externa → untuk sensasi nyeri, suhu dan raba Keluar dari canalis Fallopii melalui foramen stylomastoideum Jalan antara m. stylohyoideus & m. digsatricus → masuk glandula parotis.
PERJALANAN N.VII EXTRATEMPORAL:
-
N.VII menyilang menyilang lateral dari dari processus styloideus styloideus menembus menembus gl. Parotis
-
5 cabang utama N. VII: → mempersarafi 14-17 pasang otot muka (Temporalis, Zygomaticus, Bucalis, Mandibularis marginalis, Cervicalis)
Dalam glandula parotis bercabang pad apes anserinus menjadi dua (Rami temporofacialis temporofacialis dan Rami cervicofacialis) cervicofacialis)
VASCULARISASI NERVUS FACIALIS:
-
-
Area cortex → diurus rami Rolandic a. meningea media. Nucleus N.facialis N.facialis di pons: → diurus A. cerebelalars cerebelalars inferior anterior (cabang A. basilaris) → masuk canalis auditoris interna bersama N,facialis → bercabang jadi A. cochlearis dan labyrinthine. N. Facialis extramedullaris extramedullaris (intrapetrosa) → diurus rami pentrosa superficialis a.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
HISTOLOGI
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Definisi
Kelumpuhan nervus fasialis perifer unilateral akut yang penyebabnya tidak diketahui (idopatik) tanpa disertai adanya penyakit penyakit neurologis lainnya. lainnya.
Epidemio 19,5% dari seluruh kasus neuropati (di 4RS di Indo) 40-70% dari semua kelumpuhan saraf fasialis perifer akut. Prevalensi rata-rata berkisar antara 10 – 10 – 30 30 pasien per 100.000 populasi per tahun Meningkat sesuai pertambahan pertambahan umur, penderita diabetes, dan wanita hamil. Sekitar 8-10% kasus berhubungan dengan riwayat keluarga pernah menderita penyakit ini.
F.R
people aged 15-60 15-60 diabetes Hubungan penyakit mirkovaskular pada diabetes terhadap neuropati dan mononeuropati pada khususnya telah dilaporkan dan berhubungan dengan iskemia saraf pada i nfark. Dapat dikatakan bahwa area mikrosirkulasi yang sangat rentan sering terj adi distal pada chorda tympani, oleh karena itu penyakit penyakit pembuluh darah diabetes dapat menyebabkan menyebabkan iskemia dan infark wajah lokal dan edema, yang selanjutnya akan mengurangi suplai darah saraf karena kanal Fallopi yang rigid di daerah itu. Dalam hal ini, saraf wajah menunjukkan menunjukkan kemiripan yang serupa dengan saraf lain yang umumnya dipengaruhi oleh mononeuropati diabetes: semua melintasi ruang tertutup yang membuat mereka sangat rentan terhadap efek iskemia . pregnant women women - especially especially during the third trimester trimester probably associated associated with the development development of of the hypertensive hypertensive disorders of pregnancy pregnancy women who gave birth less than 1 week ago
Etio
Sekian lama dianggap idiopatik, di masa lalu, paparan dingin (angin, pendingin udara, atau mengemudi dengan jendela mobil terbuka) dianggap sebagai satu-satunya pemicu. Herpes simplex virus Telah diidentifikasi gen Herpes SimpleksVirus (HSV) dalam ganglion genikulatum penderita Bell’s palsy. palsy. Hipotesis : setelah menyebabkan infeksi primer pada bibir (cold sore : small blisters that develop develop on the lips or around around the mouth), virus virus tersebut menyerang menyerang akson akson saraf sensorik dan berada di ganglion geniculatum. Pada saat stres, virus diaktifkan kembali dan menyebabkan kerusakan lokal pada mielin.
Agen infeksius lainnya: syphilis, the Epstein-Barr virus (causes glandular fever),
cytomegalovirus, cytomegalovirus, adenovirus, Coxsackievirus, mumps, and rubella Riwayat keluarga Bell palsy telah dilaporkan sekitar 4% kasus. Kemungkinan Kemungkinan autosom dominan, namun faktor predisposisi diturunkan tidak jelas.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
di neuron sensorik dan tidak menimbulkan gejala infeksi. Namun, virus dapat diakt ifkan kembali dan menimbulkan menimbulkan infeksi i nfeksi aktif. Pada inflamasi di ganglion genikulatum, nervus fasialis bisa ikut terlibat sehingga menimbulkan kelumpuhan fasialis LMN. Bagian pertama kanal wajah, segmen labirin, adalah yang paling sempit; Foramen meatal di segmen ini memiliki diameter hanya sekitar 0,66 mm. Inilah lokasi yang dianggap sebagai tempat kompresi paling umum pada saraf wajah di Bell palsy.
Lesi di pons terletak di daerah sekitar inti nervus abdusens dan fasikulus longitudinalis medialis. Karena itu akan disertai kelumpuhan muskulus rektus lateralis atau gerakan melirik ke arah lesi, bergandengan bergandengan dengan hiperakusis ipsilateral dan ageusia. Lesi proksimal ganglion geniculate , kelumpuhan motor + kelainan gustatory dan autonomic. Lesi antara ganglion geniculate dan chorda tympani menghasilkan efek yang sama dengan proksimal ganglion ganglion geniculate, kecuali kecuali gangguan gangguan lakrimasi. Jika lesi berada pada foramen stylomastoid menyebabkan kelumpuhan wajah saja.
Proses inflamasi : Gejala Klinis Perasaan nyeri, pegal, dan rasa tidak enak pada telinga atau sekitar nya sering merupakan gejala awal yang segera diikuti oleh gejala kelumpuhan otot wajah berupa: 1. Dahi tidak tidak dapat dikerutkan atau lipat dahi hanya hanya terlihat pada sisi sisi yang sehat. 2. Kelopak mata tidak tidak dapat menutupi bola bola mata pada sisi yang lumpuh (lagoftalmus). (lagoftalmus). 3. Gerakan bola mata mata pada sisi yang lumpuh lambat, disertai bola mata berputar ke atas bila memejamkan mata (elevasi) : Bell’s phenomenon. phenomenon. (synkinesis sentral yang melibatkan otot mata rectus superior dan otot oblik inferior. Setiap defisiensi melihat ke atas adalah supranuklear. Namun, mungkin 10-15% populasi normal tidak t idak menunjukkan fenomena ini.) 4. Sudut mulut tidak dapat diangkat, diangkat, lipat nasolabialis nasolabialis mendatar pada sisi yang yang lumpuh dan mencong ke sisi yang sehat. 5. Dapat juga ditemukan ditemukan gejala lain yang yang menyertai menyertai antara lain: gangguan gangguan fungsi pengecap, pengecap, hiperakusis (Otot stapedius berfungsi menahan gerakan berlebih dari stapes, dan otot tensor tympani t ympani berfungsi menahan menahan gerakan gerakan manubrium dari maleus. Kedua Kedua kontraksi kontraksi otot ini menyebabkan menyebabkan kekakuan kekakuan pada tulang-tulang pendengaran pendengaran sehinga dapat dapat mengurangi mengurangi intensitas suara suara keras) dan gangguan lakrimasi (berkurang) Karena lagoftalmos, maka air mata tidak bisa disalurkan secara wajar sehingga tertimbun di situ.→ situ.→ sesuai lokasi lesi 6. Penderita tidak dapat bersiul bersiul atau meniup, meniup, atau bila berkumur, air air akan keluar keluar melalui sisi sisi mulut yang lumpuh. Penegakan Diagnosis 1. Anamnesa (sesuai gejala)
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
o
Studi elektrodiagnostik (umumnya (umumnya untuk penelitian) ti dak ada perubahan pada otot wajah yang terlibat selama tiga hari pertama namun penurunan aktivitas listrik yang stabil sering terjadi.
Derajat kelumpuhan saraf fasialis dapat dinilai secara subjektif dengan menggunakan menggunakan sistem Housesistem House Brackmann : • Derajat 1 : 1 : Fungsional normal normal • Derajat 2 : 2 : Angkat alis baik, menutup mata komplit, mulut sedikit asimetris. • Derajat 3 : 3 : Angkat alis sedikit, menutup mata komplit dengan usaha, mulut bergerak sedikit lemah dengan usaha maksimal. • Derajat 4 : Tidak dapat mengangkat mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut bergerak asimetris dengan usaha maksimal. • Derajat 5 : 5 : Tidak dapat mengangkat mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut sedikit gerak • Derajat 6 : 6 : Tidak bergerak sama sekali Diagnosa Neurologis Diagnosa Klinis : Ipsiparese Ipsiparese nervus VII sinistra/dextra si nistra/dextra Diagnosa Etiologi : susp. Bells palsy Diagnosa Topis : nervus VII DD Kelumpuhan saraf perifer Lesi struktural di telinga atau kelenjar parotid (kolesteatoma, (kolesteatoma, tumor saliva) : kompresi saraf wajah dan kelumpuhan. Trauma : fraktur os temporalis pars petrosus, basis kranii, atau terdapat riwayat trauma. Lyme Disease : riwayat eksposur tick, ruam, atau artralgia. OMA dan OMK : onset yang lebih bertahap, disertai nyeri telinga dan demam. Sindrom Ramsay Hunt : prodrome rasa sakit dan sering mengalami erupsi vesikular di saluran telinga dan faring. Polineuropati (Sindrom Guillain-Barré, sarkoidosis) : lebih sering menyerang menyerang bilateral. Sarkoidosis ditemukan tanda-tanda febris, perembesan perembesan kelenjar limfe hilus, uveitis, parotitis, eritema nodosa, dan kadang hiperkalsemia. Tumor : gejala yang lebih berat dan perlahan selama berminggu-minggu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Tumor serebello-pontin (tersering) apabila disertai kelainan nervus kranialis V dan VIII
Miastenia gravis : terdapat t erdapat tanda patognomonik berupa gangguan gerak mata kompleks dan kelemahan kelemahan otot orbikularis okuli bilateral Sklerosis multiple : disertai kelainan neurologis lain: hemiparesis atau neuritis optika Kelumpuhan saraf pusat Stroke : Lesi supranuklear (pusat) yang mempengaruhi saraf wajah tidak akan melumpuhkan
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3.
Fisioterapi Tujuan: mempertahankan mempertahankan tonus otot. Cara yang sering digunakan yaitu : mengurut/massage. mengurut/massage.
Komplikasi
Kelemahan wajah Sekitar dua hingga tiga dari sepuluh orang penderita Bell’s palsy akan mengalami kelemahan wajah permanen. Beberapa Beberapa anak anak terlahir dengan dengan lumpuh wajah wajah dan sebagian sebagian lainnya menderita menderita kelemahan kelemahan wajah setelah mengalami cedera pada saraf wajah. Gangguan bicara Kondisi ini muncul sebagai akibat dari kerusakan pada otot-otot otot-otot wajah penderita Bell’s palsy. Mata kering kering dan ulkus kornea kornea Ulkus kornea bisa muncul karena kelopak mata terlalu lemah untuk bisa menutup sepenuhnya. Akibatnya, lapisan pelindung mata menjadi tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan dan infeksi mata.
Prognosis Faktor risiko yang diduga terkait dengan prognosis buruk pada pasien Bell palsy meliputi: (1) usia lebih dari 60 tahun (sekitar 40% sembuh total dan memiliki ti ngkat gejala sekuele yang lebih tinggi. kemungkinan Pasien yang berusia di bawah 30 tahun 85-90% sembuh total) (2) kelumpuhan yang lengkap (3) penurunan rasa kecap atau aliran saliva pada sisi kelumpuhan (biasanya 10- 25% dibandingkan dengan sisi normal pasien), nyeri di daerah aurikular posterior dan penurunan lakrimasi.
Bell palsy kambuh pada 4-14% pasien. Mungkin kambuh pada sisi yang sama atau berlawanan berlawanan dari kelumpuhan awal. Kekambuhan Kekambuhan biasanya dikaitkan dengan riwayat keluarga berulang Bell palsy. Penderita kelumpuhan wajah ipsilateral rekuren harus menjalani pemindaian MRI atau CT untuk mengesampingkan mengesampingkan sklerosis neoplastik atau inflamasi (misalnya multiple sclerosis, sarkoidosis) yang menyebabkan kekambuhan. Penyakit rekuren atau bilateral harus pertimbangkan myasthenia gravis. Ad vitam : Ad functionam : Ad sanantionam : Sequelae Sebagian besar pasien dengan Bell palsy sembuh tanpa cacat. Sekitar 30% pasien, mengalami gejala jangka panjang, panjang, dan sekitar 5% 5% sekuele berat. berat.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
bermanifestasi sebagai sebagai (1) ketidakmampuan ketidakmampuan oral, (2) epiphora epiphora (pengeluaran air mata mata berlebihan), dan dan (3) obstruksi nasal. nasal. Incomplete sensory sensory regeneration regeneration Disgeusia atau ageusia (penurunan atau kehilangan rasa) dapat terjadi dengan r egenerasi egenerasi chorda tympani yang tidak lengkap. Regenerasi cabang aferen yang tidak sempurna dapat menyebabkan menyebabkan disestesi (penurunan sensasi atau sensasi yang tidak t idak menyenangkan pada rangsangan normal).
2. Reinervasi yang salah
Aberrant reinnervation reinnervation of the facial facial nerve (Synkinesis) (Synkinesis) Gerakan wajah yang terkait atau tidak diinginkan/gerakan wajah tidak disengaja selama gerakan volunter dari kelompok otot wajah yang berbeda. Selama regenerasi dan perbaikan saraf wajah, beberapa serat saraf mungkin mengikuti jalur yang tidak biasa dan terhubung ke serat otot lain. Sambungan ini menghasilkan menghasilkan jalur neurologis yang tidak biasa. Ketika gerakan volunter diinisiasi, gerakan-gerakan gerakan-gerakan tersebut disertai gerakan involunter. contoh: mata menyempit saat seseorang tersenyum, pipi terangkat saat seseorang menutup matanya. matanya. otot leher mengencang saat bersiul. Crocodile tears syndrome Misdireksi regenerasi serat gustatory yang ditujukan untuk kelenjar ludah menjadi serat sekretori ke kelenjar lakrimal dan menyebabkan keluarnya air mata homolateral sementara pasien sedang sedang makan makan.
Clonic facial spasm (hemifacial spasm) timbul kedutan secara tiba-tiba (shock-like) pada wajah yang dapat terjadi pada satu sisi wajah saja pada stadium awal, kemudian mengenai sisi lainnya (lesi bilateral tidak ti dak terjadi bersamaan).