BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian simpang bersinyal pada ruas Jalan Raya By Pass Mojokerto Jalan Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III Kota Mojokerto, diperoleh data masukan, penggunaan sinyal, penentuan waktu sinyal, kapasitas dan perilaku lalu lintas. 4.1 Geometrik Simpang
Dari survey pendahuluan yang telah dilaksanakan didapatkan data geometri simpang seperti terlihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data hasil analisa geometri simpang.
Kode Pendekatan
Lebar Masuk
Belok Kiri Langsung
Lebar Keluar
(WENTRY)
(WLTOR )
(WEXIT)
Utara
6.00
2.50
8.50
Selatan
8.15
-
8.15
Timur
4.15
-
4.15
Barat
4.15
-
4.15
Barat Laut
3.12
-
3.12
Sumber : Hasil survey.
4.2 Pergerakan Lalu Lintas
Arah pergerakan lalu lintas pada simpang Jalan Raya By Pass Mojokerto - Jalan Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III Kota Mojokerto, yaitu:
46
47
Fase 1
: Pendekat Utara (Jalan Raya By Pass Mojokerto) dan Pendekat Selatan (Jalan Jogyakarta Sidoarjo).
Fase 2
: Pendekat Timur (Jalan Rajasa Rajasa Negara III), III), Pendekat Barat (Jalan Jaya Jaya Negara) dan Pendekat Barat Laut (Jalan Kuwung).
Arah pergerakan lalu lintas dapat dilihat pada gambar 4.1.
48
Gambar 4.1. Arah pergerakan lalu lintas kondisi eksisting simpang Jalan Raya By
Pass Mojokerto - Jalan Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III Kota Mojokerto. Sumber : Hasil survey.
4.3 Waktu Siklus
Waktu siklus simpang Jalan Raya By Pass Mojokerto - Jalan Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III Kota Mojokerto kondisi eksisting dapat di lihat pada tabel 4.2.
49
Tabel 4.2. Waktu siklus eksisting simpang.
Kode Pendekatan
C (det)
Utara
84
Selatan
84
Timur
84
Barat
84
Barat Laut
84
Sumber : Hasil analisa data
4.4 Analisa Data Masukan 4.4.1 Volume Lalu Lintas
Hasil dari survei inti didapatkan data arus lalu lintas pada jam puncak sebagai berikut: a)
Volume lalu lintas pada hari kerja (Hari Rabu tanggal 4 Juni 2014).
Tabel 4.3. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas.
Arus Lalulintas (Q) Jam Puncak
Siang
Sumber : Hasil suvey.
Kode Pendekat
Smp/jam
Utara
1152.8
Selatan
1483.7
Timur
666.4
Barat
656.4
Barat Laut
304.5
50
1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Raya By Pass
Jogyakarta Sidoarjo
Rajasa Negara III
Jaya Negara
Kuwung
Grafik 4.1. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak pagi Sumber : Hasil suvey.
Pada survey hari Rabu tanggal 04 Juni 2014 jam puncak pagi, volume lalu lintas tertinggih terjadi pada lengan Selatan yang merupakan arus lalu lintas yang datang dari arah Kota Jombang menuju Kota Surabaya. Tabel 4.4. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas.
Arus Lalulintas (Q) Jam Puncak
Siang
Sumber : Hasil suvey.
Kode Pendekat
Smp/jam
Utara
1241.5
Selatan
1432.9
Timur
606.4
Barat
631.0
Barat Laut
314.4
51
1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Raya By Pass
Jogyakarta Sidoarjo
Rajasa Negara III
Jaya Negara
Kuwung
Grafik 4.2. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak sore Sumber: Hasil suvey.
Pada survey hari Rabu tanggal 04 Juni 2014 jam puncak sore, volume lalu lintas tertinggih tetap terjadi pada lengan Selatan. Namun, pada jam puncak sore terjadi penurunan volume lalu lintas dibandingkan dengan volume lalu lintas di jam puncak pagi. Peningkatan volume lalu lintas hanya terjadi pada lengan Utara. b)
Volume lalu lintas pada akhir pekan (Hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014).
Tabel 4.5. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas.
Arus Lalulintas (Q) Jam Puncak
Siang
Sumber: Hasil suvey.
Kode Pendekat
Smp/jam
Utara
1172.5
Selatan
1317.9
Timur
632.0
Barat
656.2
Barat Laut
390.2
52
1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Raya By Pass
Jogyakarta Sidoarjo
Rajasa Negara III
Jaya Negara
Kuwung
Grafik 4.3. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu jam puncak siang Sumber: Hasil survey.
Pada survey hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014 jam puncak siang, volume lalu lintas tertinggih terjadi pada lengan Selatan yang merupakan arus lalu lintas yang datang dari arah Kota Jombang. Tabel 4.6. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas.
Arus Lalulintas (Q) Jam Puncak
Sore
Sumber: Hasil suvey.
Kode Pendekat
Smp/jam
Utara
1236.0
Selatan
1333.5
Timur
690.4
Barat
583.6
Barat Laut
339.8
53
1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Raya By Pass
Jogyakarta Sidoarjo
Rajasa Negara III
Jaya Negara
Kuwung
Grafik 4.4. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak sore Sumber: Hasil suvey.
Pada survey hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014 jam puncak sore, volume lalu lintas tertinggih tetap terjadi pada lengan Selatan dan mengalami peningkatan volume lalu lintas, sehingga volume lalu lintas pada lengan Selatan pada jam puncak sore lebih tinggih dibandingkan dengan volume lalu lintas pada jam puncak siang. Peningkatan volume lalu lintas juga terjadi pada lengan Utara dan lengan Timur. Namun, pada lengan Barat mengalami penurunan volume lalu lintas. 4.4.2 Perhitungan Rasio Kendaraan Untuk Masing-Masing Pendekat
a.
Rasio arus belok kiri, dapat dihitung dengan rumus: PLT =
LT(smp/jam) Total(smp/jam)
54
Contoh perhitungan: PLT =
. = 0.27 .
(Lampiran 19 , formulir SIG 2) b.
Rasio arus belok kanan, dapat dihitung dengan rumus:
RT(smp/jam) Total(smp/jam)
PRT =
Contoh perhitumgan:
99. = 0.09 .
PRT =
(Lampiran 19, formulir SIG 2) c.
Rasio arus kendaraan tak bermotor, dapat dihitung dengan rumus: PUM =
QUM QMV
Contoh perhitungan: PUM =
= 0.01 .
(Lampiran 19, formulir SIG 2) 4.4.3 Analisa Data Waktu Hilang (LTI)
Titik konflik kritis pada masing-masing fase (i) adalah titik yang menghasilkan waktu merah semua terbesar. Waktu merah semua dapat dihitung dengan rumus:
L EV l EV
Merah Semuai =
V EV
V AV MAX
L AV
Dimana : LEV, LAV
= Jarak dari garis henti ke titik konflik masing-masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang datang (m).
55
lEV
= Panjang kendaraan yang berangkat (m).
VEV, VAV
= Kecepatan masing-masing kendaraan yang berangkat dan yang datang (m/det).
Analisa data merah-semua pada pendekat, sebagai berikut: Pendekat Utara : Merah semua =
) ] [(+
0.6
) ] [(+
0.6
] [(+)
0.4
] [(+)
0.4
] [(+)
1.0
MAX =
Pendekat Selatan : Merah semua =
MAX =
Pendekat Timur : Merah semua = Pendekat Barat
MAX =
: Merah semua =
MAX =
Pendekat Barat Laut: Merah semua =
MAX =
Apabila periode merah semua untuk masing-masing akhir fase telah ditetapkan, waktu hilang (LTI) untuk simpang dapat dihutung sebagai jumlah dari waktu-waktu antar hijau. LTI = (Merah Semua+Kuning)i = IGi IGi =
1 + 1+ 6 = 8 det/fase
(Lampiran 20, formulir SIG 3)
LTI = 8 det/siklus
56
4.5 Penentuan Waktu Sinyal
Penentuan waktu sinyal terdiri dari tipe pendekat dan lebar pendekat efektif. Dari survey yang telah dilakukan, telah didapatkan analisa data tipe pendekat dan lebar pendekat efektif simpang Jalan Raya By Pass Mojokerto - Jalan Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III Kota Mojokerto seperti yang tersaji pada tabel dibawah ini: Tabel 4.7. Analisa data tipe pendekat dan lebar pendekat efektif.
Kode Pendekat
Tipe Pendekat
Lebar Efektif (WE)
Utara
O
6.00
Selatan
O
8.15
Timur
O
4.15
Barat
O
4.15
Barat Laut
O
3.12
Sumber : Hasil survey.
4.5.1 Arus Jenuh Dasar
Arus jenuh dasar untuk tipe P (Terlindung) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: S0 =600 x We Untuk tipe O (Terlawan) tidak dapat menggunakan rumus seperti tipe P (Terlindung). Untuk mencari S0 pada tipe O (Terlawan) dapat menggunakan grafik dibawah ini (Lampiran 21, formulir SIG 4).
57
Grafik 4.3. Penentuan arus jenuh dasar tipe O Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997).
4.5.2 Faktor-faktor Penyesuaian
a)
Faktor penyesuaian ukuran kota dapat ditentukan dengan mengunakan tabel 2.6. yaitu berdasarkan jumlah penduduk kota mojokerto sebesar 130.196 jiwa (2014), maka nilai Fcs = 0,83 (Lampiran 21 , formulir SIG 4).
b)
Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping, dan kendaraan tak bermotor (FSR ), dapat ditentukan dengan menggunakan tabel 2.7. dengan PUM total = 0.01, tingkat hambatan samping rendah dan tipe lingkungan jalan
58
komersial serta tipe fase terlawan, maka didapatkan FSR = 0.95 (Lampiran 21, formulir SIG 4). c)
Faktor penyesuaian kelandaian (FG) karena persimpangan ini tidak ada tanjakan atau turunan maka nilainya = 0, sehingga FG dapat ditentukan menggunakan kurva pada grafik 2.2. sebesar 1,00 (Lampiran 21, formulir SIG 4).
d)
Faktor penyesuaian untuk pengaruh parkir dapat dilihat dari grafik 2.3, dengan WA = 6.00 maka didapatkn FP = 1.00 (Lampiran 21, formulir SIG 4).
e)
Faktor penyesuaian belok kanan (FRT) dapat ditentukan sebagai fungsi dari rasio kendaraan belok kanan PRT. Untuk pendekat tipe P, tanpa median, jalan dua arah, lebar efektif ditentukan oleh lebar masuk. Faktor penyesuaian belok kanan (FRT) dapat dihitung dengan rumus: FRT = 1,0 + PRT x 0,26 Faktor penyesuaian belok kiri (FLT), dapat dihiting dengan rumus sebagai berikut: FLT = 1,0 - PLT x 0,16 (Lampiran 21 , formulir SIG 4). Karena arus berangkat pada pendekat terlawan (Tipe O) pada umumnya lebih lambat, maka tidak dipergunakan penyesuaian untuk pengaruh rasio belok kiri.
4.5.3 Nilai Arus Jenuh yang Disesuaikan
Nilai arus jenuh yang disesuaikan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: S = S0 x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT
59
Contoh perhitungan: S = 3080 x 0.83 x 0.95 x 1.00 x 1.00 x 1.00 x 1.00 = 28.58 (Lampiran 21, formulir SIG 4). Dari hasil perhitungan faktor penyesuaian, diperoleh nilai rasio arus (FR) dan nilai rasio fase. Nilai rasio arus (FR) dapat dihitung dengan rumus: FR =
Q S
Contoh perhitungan: FR =
. = 0.35 .
(Lampiran 21, formulir SIG 4). Beri tanda rasio arus kritis (FR crit). Rasio arus simpang (IFR) dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai-nilai FR yang dilingkari (FR crit). IFR = (FR crit) Contoh perhitungan: IFR = 0.42 + 0.41 = 0.83 (Lampiran 21, formulir SIG 4). Sedangkan rasio fase (PR) dapat dihitung rumus sebagai berikut: PR =
FR orit IFR
Contoh perhitungan: PR =
. =0.50 .
(Lampiran 21, formulir SIG 4).
60
4.5.4 Waktu Siklus dan Waktu Hijau
Waktu siklus sebelum penyesuaian (Cua), dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
,
+)
0 5 x LTI 5
Cua = (
−
I FR
Keterangan: Cua : Waktu siklus pra penyesuaian sinyal (detik). LTI : Total waktu hilang per siklus (detik). IFR : Rasio arus simpang. Contoh perhitungan:
, x +) =98.82 I−.
Cua = (
(Lampiran 21, formulir SIG 4). Waktu hijau dapat dihitung dengan menggunakan rumus: g = (Cua-LTI) x PR i Contoh perhitungan: g = (124.86-8) x 0.521 = 61 (Lampiran 21, formulir SIG 4). Waktu siklus disesuaikan (c) dapat dihitung menggunakan perhitungan MKJI dengan rumus sebagai berikut: c = Σg + LTI Contoh perhitungan: c = 91+8 =99 (Lampiran 21, formulir SIG 4).
61
4.6 Kapasitas (C)
Kapasitas untuk tiap lengan dihitung dengan rumus : C=Sx
G c
keterangan: C
: Kapasitas (smp/jam).
S
: Arus jenuh (smp/jam).
G
: Waktu hijau (detik).
c
: Waktu siklus yang disesuaikan (detik).
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: C = 2428.58 x
= 1121.36 99
(Lampiran 23, formulir SIG 4).
Perhitungan sesuai kondisi existin : C = 2428.58 x
=1243.20
(Lampiran 21, formulir SIG 4). 4.7 Perilaku Lalu Lintas 4.7.1 Derajat Kejenuhan (DS)
Derajat kejenuhan untuk masing-masing pendekat dapat dihitung dengan menggunakan rumus: DS = Q/C Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: DS =
. = 0.68 .
(Lampiran 23 , formulir SIG 4).
62
Perhitungan sesuai kondisi existing : DS =
. = 0.76 .
(Lampiran 21 , formulir SIG 4). Rasio hijau (GR), ditentukan menggunakan rumus: GR= g/c Contoh perhitungan:
= 0.46 (Lampiran 24, formulir SIG 5). 99 Perhitungan sesuai kondisi existing : GR= = 0.51(Lampiran 22, formulir SIG 5).
Perhitungan
sesuai MKJI
: GR=
4.7.2 Menghitung Jumlah Kendaraan Antri dan Panjang Antrian
Jumlah antrian dihitung dengan rumus sebagai berikut: Untuk DS>0,5: NQ1 = 0,25 x C x
( ) √ ( ) DS
1
DS
1
2
( − , )
8 x DS 0 5 C
Untuk DS≤0,5: NQ1 = 0 Dimana: NQ
: Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya.
DS
: Derajat kejenuhan.
GR
: Rasio hijau.
C
: Kapasitas (smp/jam).
63
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI: NQ1 = 0,25 x 1121.36 x
(0.76 )√ (0.76 ) 1
1
2
8x
(.− , )= 1.07 05
C
(Lampiran 24, formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing : NQ1 = 0,25 x 1243.20x
(0.681) √ (0.681) x (.C−,)
= 0.68
(Lampiran 22, formulir SIG 5). NQ2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: NQ2 = c x
1
−
−
GR
x
1 GR x DS
Q 360
Dimana: NQ2
: Jumlah smp yang dating selama fase merah.
DS
: Derajat kejenuhan.
GR
: Rasio Hijau.
c
: Waktu siklus (det).
Qmasuk : Arus lalu lintas pada tempat masuk diluar LTOR (smp/jam). Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: NQ2 = 1121.36` x
− . x .= 19.36 −. . 1
1
x
360
(Lampiran 24 , formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing :NQ2 =1243.20x
− . x .=14.93 −.x .
(Lampiran 22 , formulir SIG 5).
64
Setelah didapatkan nilai NQ1 dan NQ2, maka jumlah kendaraan antri (NQ) adalah: NQ= NQ1 + NQ2 Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: NQ= 1.07 + 19.36 = 20.43 (Lampiran 24 , formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing
: NQ= 0.58 + 14.89 = 15.51 (Lampiran 22 , formulir SIG 5).
Panjang antrian (QL) dihitung menggunakan rumus:
×
QL =
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
30×
: QL =
= 100
(Lampiran 24 , formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing
24×
: QL =
= 0.70
(Lampiran 22 , formulir SIG 5). 4.7.3 Menghitung Rasio Kendaraan (NS) dan Jumlah Kendaraan Henti (N SV).
Rasio kendaraan dihitung dengan rumus sebagai berikut: NS = 0,9 x
NQ
x 3600
Qxc
Dimana: c : Waktu siklus (det). Q : Arus lalu lintas (smp/jam).
65
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: NS = 0,9 x
. x 3600 = 0.79 . 99 x
(Lampiran 24 , formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing
: NS = 0,9 x
. x 3600 = 0.70 . x
(Lampiran 22 , formulir SIG 5). Kendaraan terhenti dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: NSSV= Q x NS (smp/jsm) Dimana: Q
: Arus lalu lintas.
NS : Angka henti rata-rata. Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: NSSV=
851.20
x 0.79 = 670
(Lampiran 24 , formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing
: NSSV=
851.20
x 0.70 = 598
(Lampiran 22 , formulir SIG 5). 4.7.4 Menghitung Tundaan (D)
Tundaan lalu lintas (DT) dapat dihitung dengan rumus: DT = c x A +
NQ1 x 3600 C
Dimana: DT
: Tundaan lalu lintas rat-rata (det/smp).
C
: Waktu siklus yang disesuaikan (det).
66
, (− ) (− )
0 5 x 1 GR 2
A
:
GR
: Rasio hijau.
DS
: Derajat kejenuhan.
1 GR x DS
NQ1 : Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya. C
: Kapasitas (smp/jam).
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: DT = 99 x 0.22 +
. = 22.47 . x 3600
(Lampiran 24 , formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing
: DT = 84 x 0.18 +
. = 17.10 . x 3600
(Lampiran 22 , formulir SIG 5). Tundaan geometri rata-rata masing-masing pendekatan (DG) dihitung dengan rumus sebagai berikut: DG = (1-PSV) x PT x 6 x (PSV x 4) Dimana: DG : Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (det/smp). PSV
: Rasio kendaraan terhenti pada pendekat.
PT
: Rasio kendaraan berbelok pada pendekat.
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: DG = (1-0.79) x 0.08 x 6 x (0.79x 4) = 3.26 (Lampiran 24, formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing : DG = (1-0.70) x 0.08 x 6 x (0.70 x 4) = 2.96 (Lampiran 22, formulir SIG 5).
67
Tundaan rata-rata dapat dihitung menggunakan rumus: D = DT + DG Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: D = 25.47 + 3.26 = 28.72 (Lampiran 24, formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing
: D = 17.10 + 2.96 = 20.06 (Lampiran 22, formulir SIG 5).
Tundaan rata-rata seluruh simpang (D) dihitung menggunakan rumus: D simpang =
()
Contoh perhitungan: Perhitungan
sesuai MKJI
: D simpang =
= 34.32
(Lampiran 24 , formulir SIG 5).
Perhitungan sesuai kondisi existing
: D simpang =
= 60.94
(Lampiran 22 , formulir SIG 5).
68
4.8 Rekapitulasi Hasil Analisa Kinerja Simpang Besinyal
Berdasarkan dari hasil survey simpang kondisi eksisting, perhitungan disajikan dalan formulir SIG (lampiran), didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.8. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang kondisi eksisting pada hari
Rabu tanggal 4 Juni 2014. Jam
Kode
Puncak
Pendekat
Siang
Sore
c
DS
Utara
84
0.68
Selatan
84
Timur
QL
D rata-rata
LOS
79.68
19.92
C
0.88
116.24
27.87
D
84
1.02
227.53
130.48
F
Barat
84
1.03
237.98
143.79
F
Barat Laut
84
0.00
57.49
2.19
A
Utara
84
0.74
89.55
21.88
C
Selatan
84
0.85
107.92
25.69
D
Timur
84
0.95
146.22
68.52
F
Barat
84
0.98
16828
83.94
F
Barat Laut
84
0.00
68.67
2.19
A
(m)
Sumber: Hasil analisa data.
Tabel 4.9. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang kondisi eksisting pada hari
Sabtu tanggal 7 Juni 2014. Jam
Kode
Puncak
Pendekat
Siang
c
DS
Utara
84
0.68
Selatan
84
Timur
QL
D rata-rata
LOS
79
20.06
C
0.81
96
24.09
C
84
1.02
207
120.54
F
Barat
84
1.05
260
165.53
F
Barat Laut
84
0.00
68
2.19
A
(m)
69
Sore
Utara
84
0.72
84
21.15
C
Selatan
84
0.79
94
22.78
C
Timur
84
0.96
150
71.16
F
Barat
84
0.93
131
58.78
E
Barat Laut
84
0.00
62
2.19
A
Sumber: Hasil analisa data.
Simpang bersinyal By Pass mojokerto kondisi eksisting diatur dengan dua Fase, waktu siklus 84 detik, waktu hilang 8 detik, didapatkan analisa kinerja pada hari kerja (Hari Rabu tanggal 04 Juni 2014) kondisi lalu lintas paling jenuh terjadi pada jam puncak pagi dengan tingkat pelayanan berkisar antara D dan F. Hal tersebut terlihat pada besarnya nilai tundaan dan panjang antrian pada masing-masing lengan. Sedangkan analisa kinerja pada akhir pekan (Hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014) kondisi arus lalu lintas paling jenuh terjadi pada jam puncak siang dengan tingkat pelayanan F. Dari hasil perhitungan MKJI dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang perhitungan menurut MKJI
pada hari Rabu tanggal 4 Juni 2014. Jam
Kode
Puncak
Pendekat
Pagi
Sore
c
DS
Utara
117
0.71
Selatan
117
Timur
QL
D rata-rata
LOS
109.03
52.21
E
0.92
167.12
69.58
F
117
0.91
168.62
84.41
F
Barat
117
0.92
169.86
87.25
F
Barat Laut
117
0.00
67,40
2.12
A
Utara
93
0.78
104.02
27.22
D
(m)
70
Selatan
93
0.89
128.35
33.56
D
Timur
93
0.87
123.79
42.28
E
Barat
93
0.89
133.23
46.06
E
Barat Laut
93
0.00
60.17
2.05
A
Sumber: Hasil analisa data.
Tabel 4.11. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang perhitungan menurut MKJI
pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014. Jam
Kode
Puncak
Pendekat
Siang
Sore
c
DS
Utara
99
0.76
Selatan
99
Timur
QL
D rata-rata
LOS
100
28.72
D
0.90
128
37.70
D
99
0.87
132
41.68
E
Barat
99
0.90
144
46.94
E
Barat Laut
99
0.00
70
1.95
A
Utara
77
0.80
88
25.63
D
Selatan
77
0.87
100
28.76
D
Timur
77
0.87
108
37.68
D
Barat
77
0.85
100
34.62
D
Barat Laut
77
0.00
56
2.04
A
(m)
Sumber : Hasil analisa data.
Dari hasil perhitungan MKJI didapatkan nilai derajat kejenuhan yang lebih rendah dari perhitungan kondisi eksisting, dan tundaan rata-rata simpang menurun, namun pada perhitungan MKJI menghasilkan waktu siklus yang lebih panjang. Waktu siklus yang panjang mempengaruhi kapasitas pada simpang, sehingga dapat menurunkan derajat kejenuhan dan mengurangi panjang tundaan.
71
Dari analisa perhitungan kondisi existing maupun perhitungan MKJI, nilai derajat kejenuhan (DS) yang didapatkan masi terlalu tinggih dan nilai tundaan yang didapat masih terlalu besar dan belum memenuhi kriteria (DS < 0,75). 4.9 Alternatif Perbaikan Simpang
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada kondisi existing nilai derajat
≤0,75
kejenuhan tinggih (DS
), untuk mengurangi derajat kejenuhan, tundaan dan
meningkatkan tingkat pelayanan, maka dibutuhkan beberapa alternatif. 4.9.1 Alternatif I Tabel 4.12. Hasil perhitungan metode MKJI analisa kinerja simpang 2 F ase
Kode
c
DS
QL
D rata-rata
LOS
Utara
99
0.76
100
28.72
D
Selatan
99
0.90
128
37.70
D
Timur
99
0.87
132
41.68
E
Barat
99
0.90
144
46.94
E
Barat Laut
99
0.00
70
1.95
A
Pendekat
Sumber: Hasil analisa data.
Berdasarkan perhitungan alternatif I dengan pegaturan 2 fase – hijau awal didapatkan nilai waktu siklus sebesar 99 detik, dengan waktu hijau (g) pada lengan Utara = 46 detik, lengan Selatan = 46 detik, lengan Timur = 45 detik, lengan Barat = 45 detik, lengan Barat Laut = 45 detik, dan terdapat hijau awal pada lengan Timur dan Barat dengan waktu hijau = 45 detik. Alternatif 1 didapatkan nilai DS lebih rendah dari analisa kinerja existing, namun masih lebih besar dari 0,75 dan menghasilkan nilai tingkat pelayanan E pada lengan Timur dan lengan Barat.
72
4.9.2 Alternatif II (2 Fase dengan pengalihan arus) Tabel 4.13. Hasil perhitungan analisa kinerja simpang 2 Fase dengan pengalihan arus
(tidak oleh belok kanan) Kode
c
DS
QL
D rata-rata
LOS
Utara
78
0.74
77
24.19
C
Selatan
78
0.87
102
31.62
D
Timur
78
0.82
101
28.78
D
Barat
78
0.85
108
31.27
D
Barat Laut
78
0.00
58
3.01
A
Pendekat
Sumber : Hasil analisa data.
Berdasarkan perhitungan alternatif II dengan pengaturan 2 fase dengan memberlakukan peraturan tidak boleh belok kanan pada lengan utara dan selatan, didapatkan nilai waktu siklus sebesar 78 detik, dengan waktu hijau (g) pada lengan Utara = 32 detik, lengan Selatan = 32 detik, lengan Timur = 38 detik, lengan Barat = 38 detik, lengan Barat Laut = 38 detik, dan Barat = 38 detik. Alternatif II didapatkan nilai DS lebih rendah dari analisa kinerja existing, namun masih lebih besar dari 0,75 dan telah meningkatkan nilai tingkat pelayanan menjadi D (D<40 det/smp).
73
4.9.3 Alternatif III (2 Fase dengan pengalihan arus dan pelebaran geometrik) Tabel 4.14. Hasil perhitungan analisa kinerja simpang 2 Fase dengan pengalihan arus
(tidak boleh belok kanan) dan pelebaran geometrik Kode
c
DS
QL
D rata-rata
LOS
Utara
80
0.64
70
19.92
C
Selatan
80
0.75
89
22.71
C
Timur
80
0.74
78
26.71
D
Barat
80
0.76
82
27.86
D
Barat Laut
80
0.00
63
3.11
A
Pendekat
Sumber : Hasil analisa data.
Berdasarkan perhitungan alternatif III dengan pengaturan 2 fase dengan memberlakukan peraturan tidak boleh belok kanan pada lengan utara dan selatan, didapatkan nilai waktu siklus sebesar 78 detik, dengan waktu hijau (g) pada lengan Utara = 38 detik, lengan Selatan = 38 detik, lengan Timur = 34 detik, lengan Barat = 34 detik, lengan Barat Laut = 34 detik, dan Barat = 34 detik. Alternatif II didapatkan nilai DS yang rendah dan telah meningkatkan nilai tingkat pelayanan menjadi D (D<40 det/smp). 4.9.4 Alternatif IV (Perubahan fase menjadi 3 fase)
Bardasarkan perhitungan alternatif III dengan pegaturan ulang menjadi 3 fase – hijau awal didapatkan nilai waktu siklus yang sangat tinggih atau negatif (Lampiran 45, formulir SIG4). Hal ini disebabkan karena nilai
(FR crit)
lebih dari 1 yang
menandakan bahwa simpang tersebut lewat jenuh. Maka dapat disimpulkan bahwa perubahan fase menjadi 3 fase tidak dapat digunakan.