BAB
2
INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Tujuan Pembelajaran 1. Menguasai Menguasai konsep, konsep, karakteristi karakteristik, k, dan metode atas investas investasii pada instrument ekuitas 2. Mampu Mampu membedakan membedakan perlakua perlakuan n akuntansi akuntansi antara antara metode ekuitas dan
metode biaya/nilai wajar 3. Mampu Mampu menghitung menghitung dan mengalokasika mengalokasikan n selisih selisih antara biaya perolehan perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai tercatat asset neto dan liabilitas teridentifikasi pada metode ekuitas 4. Mampu Mampu membuat membuat penyaji penyajian an dan pengungkapan pengungkapan atas investasi investasi pada instrument ekuitas
A. Investasi pada Instrumen Ekuitas 1. Instrumen Ekuitas PSAK 50 (Revisi 2014) mendefinisikan instrument ekuitas sebag ai setiap kontrak yang memberikan hak residual atas asset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Investasi pada instrument ekuitas mencerminkan kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh entitas lain. Pihak yang menerbitkan saham disebut investee sedang pihak yang memperoleh kepemilikan saham disebut investor. Sebagai salah satu bentuk instrument ekuitas, saham memberikan imbal balik yang merupakan hak investor berupa deviden. Selain itu, investor juga memiliki hak suara yang memungkinkan investor untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan. Besarnya pengaruh investor atas kebijakan perusahaan berbanding lurus dengan jumlah kepemilikan saham. Pada umumnya kepemilikan di atas 50% memberikan pengaruh dominan atau pengendalian signifikan investor atas kebijakan yang diambil investee. 2. Investasi Saham Terdapat berbagai kemungkinan dalam transaksi tran saksi kepemilikan saham investee oleh investor. Sebagai Sebagai contoh bila perusahaan A membeli saham perusahaan B, maka terdapat 3 kemungkinan perlakuan akuntansi untuk 3 situasi:
a.
Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan B, maka A akan mengelompokkannya sebagai trading atau available for sale securities dan perlakuan akuntansinya tunduk kepada SAK 50 dan 55
(dicatat dengan nilai wajar/fair value-nya). Secara umum pembelian saham di bawah 20% dianggap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan b.
Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan B, maka A akan menggunakan metode equity/ekuitas untuk mencatat investasi saham tersebut. Secara umum pembelian saham antara 20% - 50% dianggap mempunyai pengaruh yang signifikan
c.
Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan atau menguasai perusahaan B, maka A harus menyusun laporan konsolidasi. Dalam laporan keuangannya tersendiri yang disajikan sebagai tambahan atas laporan konsolidasian, A harus mencatat investasi saham tersebut dengan metode cost atau mengikuti PSAK 55 (sbg sebagai trading atau available for sale securities ). Pembelian saham di atas 50% dianggap dapat mengontrol/menguasai perusahaan melalui voting. Dalam situasi seperti ini terjadi hubunga n induk – anak perusahaan.
Kepemilikan saham dan tingkat pengaruh investor atas kebijakan investee sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.1. . Gambar 2.1. Tingkat Pengaruh Atas Kepemilikan Saham
0-20%
Merupakan investasi pasif Dapat berupa marketable securities atau AFS Investor tidak memiliki pengaruh atas investee Biasanya mengharapkan adanya deviden atau capital gain Metode akuntansi: Biaya/Nilai Wajar Mengacu pada PSAK 55
•
•
•
•
20-50%
Merupakan investasi Aktif Investor memiliki pengaruh signifikan atas investee merupakan entitas asosiasi Metode akuntansi: Ekuitas Mengacu pada PSAK 15
•
•
•
•
•
•
0-50%
50-100%
Merupakan investasi aktif Investor memiliki pengendalian atas investee Dapat berupa fullyowned subsidiary maupun partially owned subsidiary Dilakukan untuk memasuki pangsa pasar baru atau untuk bersinergi atau untuk mendominasi pasar Metode akuntansi: metode biaya (nilai wajar) atau ekuitas dengan membuat laporan konsolidasi Mengacu pada PSAK 22 dan PSAK 65
•
Merupakan investasi aktif Investor secara bersama-sama mengendalikan investee (pengendalian bersama) Merupakan joint ventura Metode akuntansi: Ekuitas Mengacu pada PSAK 66
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
3. Entitas asosiasi (Associated Company) Paragraf 3 PSAK 15 mendefiniskan entitas asosiasi sebagai suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh yang signifkan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee. Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini: a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee; b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee; d. Pertukaran personel manajerial; atau e. Penyediaan informasi teknis pokok Untuk menentukan adanya pengaruh yang signifikan, keberadaan hak suara potensial (waran, opsi, convertible securities) yang dapat dieksekusi pada saat pembelian saham, harus diperhitungkan.
B. Metode Pencatatan Atas Investasi Saham 1. Metode Biaya Dan Nilai Wajar Perolehan saham yang tidak menimbulkan adanya pengaruh yang signifikan dicatat dengan menggunakan metode cost atau metode fair value. Ketika tidak terdapat harga kuotasioan di pasar, saham akan dicatat menggunakan metode cost. Sedangkan kalau terdapat harga kuotasioan, saham dicatat mengg unakan nilai wajar. Saham akan dikelompokkan ke dalam Trading securities atau Available for sale. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kenaikan atau penurunan nilai wajar di akhir periode pelaporan. Kenaikan/penurunan nilai wajar trading securities disajikan sebagai laba/rugi dalam Laporan Laba Rugi; sedangkan kenaikan/penurunan nilai wajar available for sale securities disajikan sebagai other comprehensive income. Metode biaya mengakui investasi sebesar biaya berolehannya. Pada periode selanjutnya, investasi juga tetap diakui sebesar biaya perolehannya. Investasi akan berubah jika terdapat penjualan, pembelian ataupun penurunan nilai. Pembagian deviden oleh investee tidak menambah besaran investasi. Deviden yang diterima akan dibukukan sebagai pendapatan deviden. Pada metode nilai wajar, investor juga akan mengakui investasi sebesar biaya perolehannya. Secara umum perlakuan akuntansi pada metode nilai wajar sama dengan perlakuan akuntansi pada metode biaya. Perbedaan antara metode biaya dan nilai wajar adalah pada pengakuan nilai investasi setelah pengakuan awal. Nilai investasi pada periode selanjutnya (setelah pengakuan awal), akan diakui sebesar nilai wajarnya. 2. Metode Ekuitas
Menurut PSAK 15 par 16, investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 Yang dimaksud dengan metode ekuitas menurut PSAK 15 par 3 adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset investee setelah pembelian saham. Pada saat nilai ekuitas entitas asosiasi meningkat maka nilai investasi juga akan meningkat secara proporsional sesuai besaran kepemilikan. Nilai investasi juga akan menurun jika terdapat penurunan nilai ekuitas entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee (dividen) mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi juga dilakukan jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan yang timbul dari revaluasi aset te tap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas perubahan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) investor. Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris karena konsolidasi akun-akun neraca diwakili dalam satu akun “ Investment in S” , sedangkan konsolidasi akun-akun laporan laba rugi diwakili oleh akun “Income
from S”.
3. Ilustrasi prosedur akuntansi menurut Fair value /cost method dan equity method 1 Jan tahun 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S senilai $50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S memperoleh net income 2009 $50,000 dan membagikan cash dividend pada 1 Nopember $20,000. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:
Cost method/fair value
Equity method
method 1 Jan
Investment in S
100,000
Cash
Investment in S 100,000 Cash
100,000
100,000
1 Nov
Cash Dividend Income
4,000 4,000
31Des No entry (asumsi harga pasar = cost)
Cash Investment in S Investment in S Income from S
4,000 4,000 10,000 10,000
C. Alokasi dan Amortisasi Selisih Atas Biaya Perolehan Investasi Dalam transaksi perolehan investasi dapat terjadi imbalan yang diberikan (biaya perolehan) investasi berbeda dengan proporsi nilai wajar net asset yang diperoleh atau nilai tercatat ekuitas. Bila tedapat selisih antara imbalan yang diberikan (harga perolehan) dengan nilai aset neto yang diperoleh, maka selisih tersebut dialokasikan dengan cara sebagai berikut: a. dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda b. bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke goodwill Alokasi asset teridentifikasi maupun liablitas yang diambil alih harus dilakukan secara proporsional terhadap persentase kepemilikan. Dalam hal terdapat nilai asset neto yang diperoleh lebih besar daripada imbalan, maka timbul goodwill negatif dan akan diakui sebagai keuntungan pada tahun berjalan oleh investor. Goodwill dalam metode ekuitas tidak tampak dalam akun tersendiri, melainkan ada di dalam akun Investment in S. Alokasi terhadap asset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tercatatnya dan sebaliknya. Alokasi terhadap liabilitas yang diambil alih akan bernilai negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai tercatatnya. Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan, maka berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap asset dan/atau liabilitas dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi dilakukan agar nilai aset dan liabilitas perusahaan asosiasi pada akhirnya akan menunjukkan prosentase nilai kepemilikan. Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pen dapatan investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit Income from S dan mengkredit atau mendebet Investment in S dengan jumlah yang sama. Dengan
eliminasi ini, selisih harga perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat akan habis, sehingga Saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan % kepemilikan P dikalikan dengan stockholders’ equity S.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48. Sebagai gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount dengan nilai tercatatnya.
D. Ilustrasi Transaksi Investasi Dengan Metode Ekuitas 1. Akuntansi untuk Investasi ekuitas Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Pakuan membeli 30% kepemilikan saham PT Sawojajar (diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan) dengan menyerahkan uang kas Rp2.000.000.000 dan saham sebanyak 200,000 lembar dengan nilai par Rp10.000/lembar dan nilai pasar Rp15.000/lembar. PT Pakuan mengeluarkan biaya untuk pendaftaran saham Rp50.000.000 dan biaya konsultasi Rp100.000.000. Pada saat pembelian saham tersebut neraca PT Sawojajar menunjukkan data sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1. Sebagai tambahan informasi, pada Tahun 2015 PT Sawojajar memperoleh net income sebesar Rp3.000.000.000,- dan membayar deviden pada tanggal 1 Juli 2015 sebesar Rp1.000.000.000. Tabel 2.1. Neraca PT Sawojajar per 2 Januari 2015 (dalam ribuan)
Cash Receivables – net Inventories Other current assets Equipment – net Total assets Accounts Payable Note payable, due in five years Common stock Retained earnings Total liabilities and sockholders’ equity
Book value Fair value (nilai wajar) (nilai tercatat) 1.500.000 1.500.000 2.200.000 2.200.000 3.000.000 4.000.000 3.300.000 3.100.000 5.000.000 8.000.000
15.000.000
18.800.000
1.000.000 2.000.000 10.000.000 2.000.000
1.000.000 1.800.000
15.000.000
Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelebihan imbalan (harga perolehan) yang diberikan atas nilai tercatat net aset dan atas fair value net asset. Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost)
Rp5.000.000.000,-
Nilai tercatat net asset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000)
Rp3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto
Rp1.400.000.000
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut, dialokasikan kepada:
Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015) 30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000)
OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2015) 30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000)
(60.000.000)
Equipment (masa manfaat 20 th) 30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000)
300.000.000
900.000.000
Note payable (jatuh tempo 5 tahun) 30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000)
Goodwill Total excess Untuk transaksi tersebut PT Pakuan akan membuat jurnal sbb: 1 Jan 2015
60.000.000 200.000.000 1.400.000.000
Investment in Sawojajar
Rp 5.000.000.000
Cash
Rp 2.000.000.000
Common stock
Rp 2.000.000.000
Additional paid-in capital
Rp 1.000.000.000
(Untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sawojajar)
1 Jan 2015 Expenses
Rp100.000.000
Additional paid-in capital
Rp50.000.000
Cash
Rp150.000.000
(Untuk mencatat pembayaran biaya konsultasi dan biaya pendaftaran saham)
1 Juli 2015 Cash
Rp 300.000.000 Investment in Sawojajar
Rp300.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividend 30% x 1,000,000)
31 Des 2015 Investment in Sawojajar
Rp900.000.000
Income from Sawojajar
Rp900.000.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 30% x 3,000,000)
Income from Sawojajar
Rp 300.000.000
Investment in Sawojajar
Rp300.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - inventory)
Investment in Sawojajar
Rp60.000.000
Income from Saawojajar
Rp60.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current asset)
Income from Sawojajar Investment in Sawojajar
Rp45.000.000 Rp45.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment Rp900.000.000 : 20 th)
Income from Sawojajar
Rp12.000.000
Investment in Sawojajar
Rp12.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost - notes payable Rp60.000.000 : 5)
Kelima jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi
Inves tment in S awojajar
R p603.000.000
Inc ome from S awojajar
R p603.000.000
Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau rugi investor dengan menggunakan akun
“Income
from
Sawojajar ”. Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan menunjukkan
saldo
Rp5.303.000.000
dan
akun
Income
from
Sawojajar
Rp603.000.000 2. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dan investee mempunyai available for sale securities
Awal Januari 2015 PT Ananda membeli 35% saham PT Belinda dan diasumsikan mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
dengan
membayar
kas
sejumlah
Rp475.000.000. Pada saat itu book value dan fair value net asset PT Belinda masingmasing Rp900.000.000 dan Rp1.100.000.000. Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi karena Aset Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat Aset Tetap 10 tahun. Selama tahun 2015 PT Belinda memperoleh keuntungan Rp80.000.000 dan membayar deviden pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp120.000.000. Sebagai informasi tambahan, PT Belinda juga mempunyai investasi saham yang diklasifikasikan sebagai available for sale securities yang nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp20.000.000
Berdasarkan informasi di atas, dalam transaksi akuisisi saham PT Belinda, PT Ananda membayar lebih tinggi untuk net asset teridentifikasi yang diperoleh. Kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat net aset adalah sbb: Harga perolehan (Cost of investment )
Rp475.000.000
Nilai tercatat investasi 35 % x Rp900.000.000
Rp315.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat
Rp160.000.000
Selisih tersebut kemudian dialokasikan ke: Aset Tetap 35% x Rp200.000.000
Rp70.000.000
Goodwil
Rp90.000.000
Jumlah
Rp160.000.000
Terkait transaksi tersebut PT Ananda akan membuat jurnal sbb: 1 Jan 2015 Investment in Belinda
Rp475.000.000
Cash
Rp475.000.000
(Untuk mencatat pembelian 35% saham PT Belinda)
31 Des 2015 Cash
Rp 42.000.000 Investment in Belinda
Rp42.000.000
(Untuk mencatat penerimaan deviden dari PT Belinda 35% x Rp120.000.000)
Investment in Belinda
Rp28.000.000
Income from Belinda
Rp28.000.000
(Untuk mencatat bagian investor (PT Ananda) atas profit investee (PT Belinda) 35% x Rp80.000.000)
Income from Belinda
Rp7.000.000
Investment in Belinda
Rp7.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Aset Tetap Rp70.000.000 : 10 th)
Investment in Belinda
Rp7.000.000
Income from Belinda (sbg OCI)
Rp7.000.000
(Untuk mencatat kenaikan nilai available for s ale sec uri ties di PT Belinda 35% x Rp20.000.000)
Ketiga jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi: Investment in Belinda
Rp28.000.000
Income from Belinda
Rp21.000.000
Income from Belinda (sbg OCI)
Rp7.000.000
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in B akan menunjukkan saldo Rp461.000.000 dan akun Income from B sebesar Rp28.000.000. E. Transfer aset antara investor dan investee Dalam hubungan bisnis antara investor dan investee seringkali terjadi transaksi di antara investor dan investee. Transaksi tersebut dapat berupa jual beli asset ataupun jasa yang menghasilkan keuntungan atau kerugian. Transaksi yang terjadi dengan investor sebagai penjual dan investee sebagai pembeli disebut sebagai transaksi hulu (downstream). Sebaliknya, jika dalam transaksi investee yang bertindak sebagai penjual dan investor yang menjadi pembeli, maka disebut transaksi hilir (upstream). PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi antara investor dan investee (upstream/downstream atau dari hilir/hulu) diakui dalam laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi. Contoh: PT Alamanda merupakan investor yang memiliki 20% saham PT Burberry. Sepanjang 2015 PT Alamanda menjual inventory senilai Rp200.000.000 kepada PT Burberry.
Harga
perolehan
barang
dagangan
(inventory)
tersebut
adalah
Rp140.000.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, sepertiga dari barang dagangan tersebut belum terjual dan masih ada di gudang PT Burberry. Pada tahun 2015, PT Burberry mengumumkan net income sebesar Rp1.000.000.000. Berdasarkan data tersebut, pada tanggal 31 Desember 2015 PT Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut: Investment in Burberry Income from B urberry
Rp200.000.000 Rp200.000.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x Rp1.000.000.000) Income from Burberry Investment in Burberry
Rp4.000.000 Rp4.000.000
(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory PT Burberry 20% x Rp20.000.000) Dalam transaksi hilir antara PT Alamanda dan PT Burberry, terdapat laba antar perusahaan
sebesar
Rp60.000.000.
Dari
sejumlah
laba
tersebut,
sebesar
Rp40.000.000 telah terealisir dengan terjualnya inventory PT Burberry kepada pihak ketiga, sementara sebesar Rp20.000.000 belum terealisir karena inventory masih ada di Gudang PT Burberry. Dengan kepemilikan sebesar 20%, PT Alamanda harus mengakui adanya keuntungan yang belum terealisir sebesar Rp4.000.000 (20% x Rp20.000.000). Dengan demikian lab PT Burberry yang menjadi bagian PT Alamanda adalah sebesar Rp196.000.000 (Rp200.000.000 – Rp4.000.000). Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak luar, maka PT Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut: Investment in Burberyy Income from Burberry
Rp4.000.000 Rp4.000.000
F. Interim Acquisition Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan dengan nilai tercatat dimulai dari tanggal pembelian. Contoh: Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar sebesar Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Net asset PT Sinar pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000. Untuk tahun 2016, PT Sinar melaporkan net income Rp250.000.000 dan mengumumkan dividen 1 September 2016 Rp150.000.000. Nilai buku asset dan liabilitas PT Sinar pada 1 Oktober 2016 sama dengan nilai wajarnya kecuali Bangunan yang nilai bukunya Rp400.000.000 mempunyai nilai wajar Rp600.000.000 Masa manfaat bangunan sejak 1 Oktober 2016 20 tahun. Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat net asset sbb: Harga perolehan (Cost of investment)
Rp800.000.000
Dikurangi: Ekuitas awal
1.500.000.000
Income s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000)
187.500.000
Less dividend
(150.000.000)
Net asset S per 1 Oktober 2016 Kepemilikan
1.537.500.000
40 % x 1.537.500.000
615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net asset S
185.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net asset S dialokasikan ke: Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40%
80.000.000
Goodwill
105.000.000 185.000.000
Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sbb: 1 0kt 2016 Investment in PT Sinar
Rp800.000.000
Cash
Rp800.000.000
31 Des 2016 Investment in PT Sinar
Rp25.000.000
Income from PT Sinar
Rp25.000.000
Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12 Income from PT Sinar
Rp1.000.000
Investment in PT Sinar
Rp1.000.000
Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat
–
Bangunan
80.000.000 : 20 th x 3/12 G. Investasi melalui kepemilikan bertahap Seorang investor mungkin memiliki pengaruh yang signifikan melalui beberapa tahap investasi. Misalnya per 1 Januari 2016 A memiliki saham di B sebanyak 10% dan menggunakan metode cost untuk investasi tersebut. Setahun kemudian A membeli lagi 15% saham B, sehingga total kepemilikannya menjadi 25% dan diasumsikan A mempunyai pengaruh yang signifikan. Pada saat A sudah mempunyai 25% kepemilikan saham, A harus menggunakan metode ekuitas sehingga akun
investasi dan retained earning yang sebelumnya menggunakan metode cost harus disesuaikan. Contoh: PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp70.000.000 dan mengelompokkannya sebagai trading securities. Stockholder’s equity (net assets) PT Siwi saat itu Rp600.000.000. Selisih sebesar Rp10.00 0.000 dialokasikan ke Bangunan yang masa manfaatnya 20 tahun lagi. Untuk tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net Income Rp100.000.000 dan membayar dividen Rp50.000.000. Nilai wajar saham pada akhir tahun sama dengan nilai tercatatnya. Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb: Investment in Trading Securities
Rp70.000.000
Cash
Rp70.000.000
Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi Cash
Rp5.000.000 Dividend Income
Rp5.000.000
Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000 Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai Rp100.000.000, sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan PT Pandu mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk transaksi ini, PT Pandu akan membuat jurnal sbb: Investment in S Investment in Trading Securities Cash
Rp170.000.000 Rp70.000.000 Rp100.000.000
Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari Trading securities menjadi Investment in S) Investment in PT Siwi Retained Earnings
Rp9.500.000 Rp9.500.000
Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10% x Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh Rp10.000.000 : 20 th Retained Earnings
Rp5.000.000
Investment in PT Siwi
Rp5.000.000
Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x Rp50.000.000 yang sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income H. Penjualan kepemilikan saham pada entitas asosiasi (S ale of an equity
interest ) Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi dan kemudian mencatat sisa investasinya berdasarkan PSAK 55. Investor mengukur investasi yang tersisa pada entitas asosiasi pada nilai wajarnya. Investor mengakui dalam laporan laba rugi setiap selisih antara nilai wajar yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian kepemilikan pada entitas asosiasi dengan jumlah tercatat invetasi pada tanggal hilangnya pengaruh sigifikan. Contoh: 1 January 2013 PT Pandhawa membeli 320,000 lembar saham PT Sakti (40% kepemilikan) senilai Rp580.000.000. Ekuitas PT Sakti Rp1.200.000.000. Nilai tercatat aset dan liabilitas sama dengan nilai wajarnya. PT Pandhawa menggunakan metode ekuitas dari 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2015. Per 31 Desember 2015, akun investasi tersebut menunjukkan saldo Rp700.000.000 yaitu sama dengan 40% x Rp1.500.000.000 (ekuitas PT Sakti + Rp100.000.000 g oodwill). 1 Januari 2016, PT Pandhawa menjual 200,000 lembar saham tersebut senilai Rp460.000.000. Sisa 120,000 lembar saham, nilai wajarnya Rp270.000.000
dan PT Pandhawa akan
mengelompokkannya sebagai Trading securities. Untuk transaksi ini, PT Pandhawa akan membuat jurnal sebagai berikut: Cash
Rp460.000.000 Investment in PT Sakti
Rp437.500.000
Gain on sale of securities Investment in trading securities
Rp22.500.000 Rp270.000.000
Investment in PT Sakti
Rp262.500.000
Gain on transfer of categories
Rp7.500.000
Kedua jurnal di atas dapat digabungkan menjadi: Cash
Rp460.000.000
Investment in trading securities
Rp270.000.000
Investment in S
Rp700.000.000
Gain on sale of securities
Rp22.500.000
Gain on transfer of categories
Rp7.500.000
I. Pembelian saham langsung dari perusahaan, bukan dari pemegang saham ( S tock purc has es dir ectly from the inves tee) Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan dari bursa atau pemegang saham, maka hal itu akan menambah jumlah saham yang beredar dan mempengaruhi % perolehan saham Contoh: Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20,000 saham yang belum diterbitkan sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai Rp450.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Sanjaya terdiri dari Rp200.000.000 Common stock par
Rp10.000 dan Rp150.000.000 Retained Earnings. Setelah pembelian saham oleh PT Prima,
jumlah
saham
PT
Sanjaya
yang
beredar
menjadi
20,000
+
(Rp200.000.000:20.000) = 40,000. Dengan demikian kepemilikan saham P atas S adalah 50% (20,000 : 40,000) J. Perusahaan Asosiasi dengan Saham Preferen (Investee corporation with
preferr ed stock ) Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum. Contoh: PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai Rp2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10%
cumulative
preferred
stock ,
par
Rp100,
Rp1.000.000.000;
Common
stock
Rp3.000.000.000; Other paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained Earnings Rp1.500.000.000.
Net income yang diperoleh dan dividen yang dibayarkan oleh
PT Quality pada tahun 2016 masing-masing Rp700.000.000 dan Rp200.000.000 Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat net asset sbb: Harga perolehan (Cost of investment)
2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net assets PT Quality) yang diperoleh: Ekuitas PT Quality
6.000.000.000
Dikurangi saham preferen
1.000.000.000 5.000.000.000
% kepemilikan
40% 2.000.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill)
500.000.000
Income from PT Quality akan dihitung sbb: Net Income PT Quality
Rp700.000.000
Dividen saham preferen 10% x 1.000.000.000
Rp100.000.000
Income untuk common stock
Rp600.000.000
Bagian PT Premium (Income from PT Quality) 40% x 600.000.000 = Rp240. 000000 K. RINGKASAN 1. Pembelian saham suatu entitas yang tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan akan dicatat sebagai trading atau available for sale securities; yang mempunyai pengaruh yang signifikan akan dicatat dengan metode ekuitas; yang menimbulkan hubungan induk-anak, akan dicatat menggunakan metode cost, diperlakukan sebagai trading atau available for sale securities dan induk perusahaannya harus menyusun laporan keuangan konsolidasi. 2. Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee.
3. Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat berdasarkan harga perolehannya, kemudian selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset investee setelah pembelian saham. Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi. 4. PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi antara investor dan investee (upstream/downstream atau hilir/hulu) diakui dalam laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi. 5. Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan dengan nilai tercatat dimulai dari tanggal pembelian. 6. Bila investor memiliki saham secara bertahap, yaitu dari tidak mempunyai pengaruh ke mempunyai pengaruh, maka ia harus membuat jurnal penyesuaian atas investasinya seolah-olah metode ekuitas sudah dipergunakan sebelumnya. 7. Investor yang menjual kepemilikan sahamnya pada entitas asosiasi, sehingga ia tidak mempunyai pengaruh yang signifikan lagi, maka ia harus menghentikan penggunaan metode ekuitasnya. Investasi yang tersisa akan dinilai berdasarkan fair value dan dikelompokkan sebagai Trading atau Available for sale securities 8. Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum. LATIHAN SOAL 1. PT Purnama menerbitkan 40,000 lembar sahamnya (tanpa nilai par) untuk memperoleh 40% saham PT Sejahtera pada 1 Jan 2016. PT Purnama juga membayar biaya kombinasi bisnis Rp40.000.000 dan biaya penerbitan dan
registrasi saham Rp10.000.000. Aset dan liabilitas PT Sejahtera pada saat itu tampak sbb:
Cash Accounts receivable – net Inventory (terjual di tahun 2016) Land Buildings – net (masa manfaat 10 tahun) Equipment – net (masa manfaat 7 tahun) Total Assets Liabilities Capital stock Retained Earnings Total Liabilities & Equities
Book Value (Rp) 100.000.000 200.000.000 500.000.000 100.000.000 600.000.000
Fair Value (Rp) 100.000.000 200.000.000 600.000.000 300.000.000 400.000.000
400.000.000
500.000.000
1.900.000.000 900.000.000 700.000.000 300.000.000 1.900.000.000
2.100.000.000 900.000.000
Saudara diminta untuk: 1) Membuat jurnal untuk mencatat perolehan saham dan membuat skedul alokasi kelebihan cost atas nilai buku/nilai tercatat net asset yang diperoleh bila harga wajar saham PT Purnama Rp1.100/share 2) Membuat jurnal untuk mencatat perolehan saham dan membuat skedul alokasi kelebihan cost atas nilai buku/nilai tercatat net asset yang diperoleh bila harga wajar saham PT Purnama Rp1.300/share 2. Pada tanggal 1 April 2016, PT Panama membeli 30% saham PT Segara senilai Rp383.000.000. Ekuitas PT Segara awal tahun 2016 Rp1.000.000.000. Selama 2016, PT Segara mengumumkan dan membayar dividen sebanyak 4 kali, yaitu tanggal 15 Maret, 15 Juni, 15 September, dan 15 Desember masing-masing sebesar Rp20.000.000. Net income yang diperoleh tahun 2016, Rp160.000.000 Saudara diminta untuk menentukan: 1) Goodwill dari transaksi di atas 2) Income from PT Segara untuk tahun 2016 3) Investment in PT Segara per 31 Desember 2016
3. PT Panorama membeli 40% saham PT Senja pada 1 Januari 2016 senilai Rp2.240.000.000. Pada saat itu nilai tercatat dan nilai wajar asset dan liabilitas PT Senja tampak sebagai berikut:
Cash Accounts receivable – net Inventory (terjual di tahun 2010 Other current assets Land Buildings – net (masa manfaat 10 tahun) Equipment – net (masa manfaat 7 tahun) Total Assets Account Payable Other current liabilities Bonds Payable (jatuh tempo 1 Jan uari 2015) Capital Stock, $10 par Retained Earnings Total liabilities & Equities
Book Value (Rp) 400.000.000 700.000.000 1.000.000.000 200.000.000 900.000.000 1.500.000.000
Fair Value ($) 400.000.000 700.000.000 1.200.000.000 200.000.000 1.700.000.000 2.000.000.000
1.200.000.000
500.000.000
5.900.000.000 800.000.000 200.000.000 1.000.000.000
6.700.000.000 800.000.000 200.000.000 1.100.000.000
3.000.000.000 900.000.000 5.900.000.000
Untuk tahun 2016, PT Senja melaporkan net income Rp1.200.000.000 dan membayarkan dividen Rp600.000.000. Goodwill tidak diamortisasikan. Saudara diminta untuk: 1) Membuat skedul alokasi kelebihan cost atas net asset yang diperoleh 2) Membuat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan investasi di PT Senja 3) Menghitung besarnya Income from PT Senja 2016 4) Menentukan saldo Investment in PT Senja 31 Desember 2016 4. P melakukan investasi saham di PT Sampurna selama 2009 dan 2010 sbb: Tanggal perolehan
Jumlah lembar saham
Cost (Rp)
1 Juli 2015
3,000
48.750.000
1 januari 2016
6,000
99.000.000
Ekuitas PT Sampurna 1 Januari 2015 terdiri dari 20,000 lembar saham nilai par Rp10.000 dan retained earnings Rp100.000.000. Net income yang dihasilkan PT Sampurna tahun 2015 dan 2016 masing-masing Rp40.000.000 dan Rp60.000.000. Untuk tahun 2015 dan 2016, PT Sampurna membayar dividen setiap tanggal 1 Mei dan 1 November masing-masing sebesar Rp15.000.000 Bila ada selisih antara cost dengan nilai tercatat aset neto yang diperoleh, dialokasikan ke paten dan diamortisasikan selama 10 tahun. Saudara diminta untuk: 1) Menghitung besarnya Income from PT Sampurna 2015 dan 2016 2) Menentukan saldo Investment in PT Sampurna 31 Desember 2015 dan 2016