1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena
tanpa kesehatan yang baik,maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari -hari. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan suatu hal yang sangat berharga yang harus dipelihara dan ditingkatkan melalui suatu upaya kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan mencapai kehidupan sehat bagi tiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya penyelenggaraan
kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Asmah, 2008; Miller et al, 2010). Laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tahun 2008 (Kringos et al, 2010) dan Organisasi Dokter Keluarga Sedunia atau WONCA (DIT. Bina Pelayanan Medik Dasar Depkes RI) menekankan pentingnya peranan dokter keluarga dalam mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Di Indonesia, melalui Permenkes No. 916 Tahun 1997 tentang Pelayanan Dokter Umum yang diarahkan menjadi pelayanan dokter keluarga. Bahkan, ilmu kedokteran keluarga yang nantinya bisa menghasilkan dokter-dokter keluarga dimasukkan ke dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI) II tahun 1993, yang merupakan bagian dari ilmu kedokteran komunitas.
Dengan adanya prinsip utama pelayanan dokter keluarga secara holistik tersebut, perlulah diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi tanggungannya, serta dapat selalu menjaga kesinambungan pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kedokteran yang seperti ini, banyak upaya yang dapat dilakukan. Salah satu di antaranya yang dipandang mempunyai peranan amat penting adalah melakukan kunjungan rumah (home visit) serta melakukan perawatan pasien di rumah (home care) terhadap keluarga yang membutuhkan.
Family Oriented Medical Education ( FOME ) merupakan ialah suatu serangkaian acara kegiatan yang dilakukan mahasiswa kedokteran untuk mengasah kemampuan di dalam masyarakat nantinya, terutama di dalam keluarga. Fome ini dilakukan sebagai upaya umtuk melakukan proses identifikasi, intervensi, dan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga.
Mengingat pentingnya peran dokter keluarga dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat dalam lingkup komunitas, maka perlu suatu tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menerapkan prinsip kedokteran keluarga. Salah satunya yaitu dalam kegiatan Family Oriented Medical Education ( FOME ) yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran Universitas Lampung kepada masyarakat yang tinggal didaerah Kota Karang bekerjasama dengan Puskesmas Induk Kota Karang. Kegiatan ini meliputi kegiatan kunjungan rumah ( Home Visit ) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat yang terdapat dalam keluarga Ny.M melalui pendekatan kedokteran keluarga antara lain dengan melakukan observasi terlebih dahulu.
Observasi yang dilakukan berupa pengenalan lebih dekat tentang identitas keluarga, keadaan rumah, keadaan keluarga, pemenuhan kebutuhan keluarga, gaya hidup keluarga, dan lingkungan hidup keluarga. Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui masalah kesehatan dalam keluarga tersebut dengan menghubungkan faktor-faktor yang menyebabkannya sehingga mempermudah dalam menentukan prioritas masalah kesehatan yang akan diatasi. Setelah ditemukan masalah dalam keluarga tersebut yakni Ny.M yang mempunyai penyakit asam urat, sudah minum obat dengan teratur tetapi masih juga sering mengalamai nyeri sendi maka dilakukan intervensi kepada Ny.M tentang anjuran untuk mengurangi makanan tinggi purin untuk membantu proses penyembuhan penyakit arhtritis gout. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap Ny.M.
Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Family Oriented Medical Education ( FOME ) ini meliputi :
Tujuan Umum
Mengidentifikasi masalah klinis pada pasien (Ny.M) dan keluarga serta faktor-faktor yang berpengaruh, menyelesaikan masalah klinis pada pasien dan keluarga, dan mengubah perilaku kesehatan pasien dan keluarga serta partisipasi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Tujuan Khusus
Membantu keluarga Ny.M dalam mengenali masalah kesehatan yang berhubungan dengan arthritis gout.
Melakukan upaya intervensi kesehatan untuk membantu pasien mengurangi makanan tinggi purin dan membantu pasien untuk mengetahui makanan mana yang tinggi purin atau tidak.
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari kegiatan Family Oriented Medical Education ( FOME ) antara lain :
Manfaat bagi keluarga
Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan yang ada dalam lingkungan keluarga.
Manfaat bagi Mahasiswa
Mahasiswa lebih memahami masalah kesehatan masyarakat secara lebih luas dengan mengaitkan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Memberikan pengalaman bagi mahasiswa kedokteran dalam menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dengan pendekatan dokter keluarga.
Manfaat bagi Institusi/Pemerintah
Pemerintah semakin mengetahui masalah kesehatan yang terdapat diwilayahnya berdasarkan data yang diperoleh oleh tenaga kesehatan (mahasiswa)
BAB II
HASIL KEGIATAN
Identitas Keluarga
Keluarga yang kami kunjungi yaitu keluarga ny.M dan sebagai kepala keluarga adalah tn.R, tn.R Adalah anak bungsu dari Ny.M . Keluarga ini merupakan bentuk keluarga extended dimana dalam terdapat orangtua dari tn.R. Keluarga tersebut terdiri dari Ny.S (60tahun) , Tn.R(24tahun) dan Ny.F (19tahun).Berikut ini daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
Daftar yang tinggal dlam satu rumah :
Tabel 1. Identitas Keluarga
NO
Nama
Kedudukan dalam keluarga
L/P
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
1
Ny. M
Ibu dari Tn.R
P
60
Ibu Rumah Tangga
2
Tn. R
Anak
L
24
SMP
Kuli barang
3
Ny. F
Istri Tn.R
P
19
SMP
Ibu Rumah Tangga
Keluarga Ny.M tinggal di Jalan Teluk Semangka, Kota Karang. Keluarga ini tinggal dirumah Tn. R. Suami Ny.M meninggal 10 tahun yang lalu akibat penyakit PPOK. Ny.M memiliki 8 orang anak, anak ke 1 yaitu Ny.M, lalu anak ke 2 yaitu Tn.A, anak ke 3 yaitu Ny.O, anak ke 4 yaitu Tn.J, anak ke 5 yaitu Tn.M, anak ke 6 yaitu Ny.M, anak ke 7 yaitu Tn.S tetapi sudah meninggal sejak masih kecil, dan anak terakhir yaitu Tn.R. Tn.R dan Ny.F tinggal dalam 1 rumah bersama Ny.M .
Gambar 1. Genogram keluarga Ny.M
: Laki-laki sudah meninggal
: Laki-laki sudah meninggal
: Perempuan sudah meninggal
: Perempuan sudah meninggal
: Perempuan
: Perempuan
: Laki-laki
: Laki-laki
: yang sedang sakit
: yang sedang sakit
: sedang hamil
: sedang hamil
Ny.M bekerja sebagai ibu rumah tangga karena dia sudah tidak dapat bekerja lagi karena dia menderita penyakit asam urat dan umur yang sudah tergolong lansia. Asam urat Ny.M telah diderita selama beberapa tahun belakangan ini dan Ny.M sudah sering berobat dan teratur dalam minum obat tetapi Ny.M masih selalu mengalami keluhan nyeri sendi. Anak dari Ny.M yaitu Tn.R bekerja sebagai kuli angkut barang di pasar. Tn.R memiliki kebiasaan merokok 1 tahun terakhir ini yaitu perokok sedang yaitu 8-10 batang/hari. Pendidikan Tn.R yaitu sampai SMP. Sedangkan istri dari Tn.R yaitu Ny.F bekerja sebagai ibu rumah tangga, sebelumnya Ny.F berjualan mainan-mainan SD tetapi karena sedang hamil Ny.F tidak berjualan lagi untuk sementara waktu. Pendidikan terakhir Ny. F yaitu SMP. Dapat dilihat pada gambar 2.
112345678
1
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 2. Siklus keluarga binaan
Gambar 2. Siklus keluarga binaan
Keterangan :
Tahap awal perkawinan (baru kawin, belum punya anak) -> Tn. R dan Ny.M
Tahap keluarga dengan bayi (sampai umur 3 tahun)
Tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah (umur 4-6 tahun)
Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (umur > 6 – 13 tahun)
Tahap keluarga dengan anak usia remaja (umur > 13 – 20 tahun)
Tahap keluarga dengan anak-anak meninggalkan keluarga (satu per satu)
Tahap orang tua usia menengah (ortu sampai masa pensiun, semua anak telah meninggalkan keluarga)
Tahap keluarga jompo / usia lanjut
Keadaan Rumah
Keadaan rumah keluarga Ny.M masih dalam katagori layak huni dan sederhana dengan ukuran 6,5 x 12 m2 dan ditempati oleh 3 orang saja. Rumah terdiri dari ruang tamu, ruang makan,3 kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Untuk lantai ruang tamu dan ruang makan terbuat dari ubin, untuk kamar tidur, kamar mandi dan dapur terbuat dari semen halus. Untuk dinding rumah tembok dilapisi cat kecuali dapur hanya batu bata saja dan kamar mandi hanya semen halus saja dan untuk atap rumah menggunakan genteng yang hanya dilapisi oleh plastic terpal. Keadaan rumah cukup bersih karena hampir setiap hari dibersihkan oleh keluarga. Hanya saja bagian dapur tampak kotor karena banyak asap didapur dan tidak ada jendela sehingga pengap dan gelap.
Rumah terdiri dari 3 kamar tidur dengan rincian kamar pertama dekat pintu masuk dihuni oleh Ny.F sedangkan kamar kedua dihuni oleh ny.M dan kamar ke 3 kosong . Keadaan kamar tidur pertama cukup baik dengan adanya jendela sehingga terlihat terang dan segar sedangkan untuk kamar ke 2 dan ke 3 tampak gelap dan tidak segar karena tidak ada jendela terbuka, jendela ditutup dengan kayu sehingga tidak dapat dibuka dan tidak ada udara yang dapat masuk ke kamar. Dan semua kamar tidak ada yang memakai dipan hanya kasur saja.
Ventilasi rumah kurang baik karena jendela ditutup rapat hanya pintu saja yang dibuka pada siang hari dan ada jendela juga tetapi tidak dapat dibuka sehingga ruangan terang tetapi udara yang keluar masuk sedikit jika pintu tidak dibuka. Untuk ventilasi di dapur hanya pintu belakang saja yang terbuka sehingga keadaan dapur tampak gelap dan sedikit pengap apalagi jika sedang memasak. Akan tetapi rumah sudah memakai pencahayaan listrik sehingga terkesan terang.
A C DFEBGRuang tamu cukup luas tetapi hanya terdiri dari meja dan 2 tv karena ruang tamu ini dipakai untuk rental ps sehingga hanya duduk dilantai saja. Untuk ruang makan cukup luas terdiri dari 1 sofa, 2 kursi makan dan 1 meja makan serta ada lemari makanan juga. Sementara untuk dapur terlihat lebih sempit, didapur memasak menggunakan kompor dan kayu sesuai kebutuhan masing-masing. Dan juga disamping dapur terdapat kamar mandi. Untuk tembok kamar mandi hanya setengah dari atap rumah dan kamar mandi tampak kotor dan gelap, pintu kamar mandi hanya ditutupi oleh kain atau horden. Kamar mandi ini juga dipakai untuk mencuci baju
A
C D
F
E
B
G
Gambar 3. Denah rumah keluarga binaan
Gambar 3. Denah rumah keluarga binaan
Keterangan :
A : Kamar Tidur Tn. R dan Ny. F
B : Ruang Tengah
C : Kamar Tidur Ny. M
D : Kamar Kosong
E : Dapur
F : Kamar Mandi
G : Ruang makan
: Jendela rumah
: Pintu rumah dan kamar
: Ventilasi
: Sumur
: Tempat Bab
: Tirai
Keadaan Keluarga
Perencanaan Keluarga
Keluarga Ny.M dari awal memang tidak merencanakan untuk pemakaian KB.
Bisa dilihat dari jumlah anak Ny. M yang berjumlah 8 orang. Sedangkan untuk keluarga Tn. R dan Ny. F memang belum menggunakan alat kontrasepsi, dikarenakan memang dalam keadaan baru menikah.
Hubungan anggota Keluarga
Ny. M dan Tn. R merupakan ibu dan anak yang sudah tinggal bersama sejak Tn.R kecil. Sedangkan Tn.R dan Ny.F merupakan suami dan istri. Rumah keluarga Ny.M ini merupakan peninggalan rumah dari suami Ny.M yaitu Tn.M. Hubungan ibu, anak dan menantu ini sangat baik karena hampir setiap hari dirumah bersama-sama untuk membersihan rumah, sering berkumpul dan berkomunikasi sehingga saling terbuka satu sama lain dan Ny.F selalu menemani dan menjaga Ny.M dirumah setiap hari.
Sementara itu, Ny.M tidak memiliki masalah dengan keluarganya. Frekuensi beertemu dengan anak dan menantunya cukup sering karena Ny.F juga sebagai ibu rumah tangga jadi selalu berada dirumah bersama ny.M. Ny.F juga yang menjaga dan menemani Ny.M . Waktu kerja Tn.R yaitu pukul 09.00 – 17.00 jadi pada saat malam hari masih dapat kumpul bersama dengan Ny.M dan Ny.F. Dan apabila Ny.M ingin berobat ke dokter Tn.R masih dapat mengantarkan Ny.M sehingga hubungan keluarga ini cukup erat dan cukup baik.
Adapun hubungan tiap anggota keluarga adalah :
Gambar 4. Family map keluarga binaan
Gambar 4. Family map keluarga binaan
Keterangan :
: Hubungan Erat
: Hubungan Sangat erat
: Hubungan renggang/tidak erat
: Tn.R
: Ny. M
: Ny. F
Pemenuhan Kebutuhan Keluarga
Pemenuhan kebutuhan yang ingin diketahui ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana fungsi-fungsi dalam keluarga berjalan dengan baik. Keluarga yang kami kunjungi merupakan bentuk keluarga extended. Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud antara lain :
Kebutuhan Ekonomi
Ekonomi keluarga sepenuhnya tergantung pada penghasilan Tn. R sebagai kuli dan juga didapatkan dari rental PS dirumah. Sementara itu Ny.F bekerja sebagai ibu rumah tangga. Keluarga ini mampu memenuhi kebutuhan primer sampai ke tingkat sekunder. Tn. R bekerja setiap hari dengan penghasilan yang didapat perminggu. Untuk kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan masih dapat terpenuhi sehari-hari dengan makan hanya 2x/hari.
Untuk kebutuhan sekunder, dalam rumah tersebut sudah mempunyai saluran listrik, TV sebagai hiburan keluarga, dan sebuah sepeda motor yang digunakan untuk pergi bekerja Tn.R.
Kebutuhan Pendidikan dan Spiritual
Kebutuhan pendidikan untuk anak-anak Ny. M sudah cukup baik yaitu wajib belajar 9 tahun, rata-rata anak Ny.M lulusan SMP termasuk Tn.R tetapi juga ada yang tidak sampai lulus SMP dikarenakan factor ekonomi dari Ny.M.
Untuk kebutuhan spiritual, keluarga tidak mempunyai tempat khusus ibadah sholat. Keluarga ini jarang melakukan ibadah bersama, mereka lebih sering melakukannya sendiri-sendiri dikamar masing-masing. Keluarga ini cukup baik dalam kebutuhan spiritualnya, bahkan jika magrib Ny.F masih dapat mengaji sebentar .
Kebutuhan Kesehatan
Ny.M dan Ny.F merupakan orang yang cukup rutin berkunjung kepelayanan kesehatan jika merasakan sakit (belum sampai parah) dan rutin melakukan kunjungan antenatal . Selain itu juga Ny.M rajin menggontrolkan dirinya ke pelayanan kesehatan untuk mengobati penyakit asam uratnya dan Ny.F juga sering memeriksakan kandungannya ke puskesmas kota karang terlihat pada saat kami melakukan kunjungan ke puskmesmas kota karang, kami bertemu dengan Ny.F di puskemas . Ny.M dan Ny.F memiliki kesadaran tentang kesehatan dan didukung oleh Tn.R yang mau mengantarkan Ny.M atau Ny.F ke pelayanan kesehatan jika ada waktu. Kalau untuk Tn.R, dia jarang melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan karena jarang ada keluhan juga.
Gaya hidup Keluarga
Kebiasaan makan dan olahraga dalam keluarga
Kebutuhan makan disiapkan oleh keluarga dengan memasak sendiri karena makanan yang dikonsumsi Ny.M juga terbatas tidak sembarangan. Frekuensi masak dilakukan di siang dan sore hari. Dan frekuensi makan rata-rata 2 kali sehari. Biasanya hanya makan menjelang siang dan pada saat malam hari saja. Sarapan seringkali dilewatkan.
Untuk jenis makanan lebih banyak kalori atau sumber energi seperti nasi, tahu,tempe dan sayur-sayuran hampir setiap hari. Sedangkan untuk kebutuhan protein dan lemak seperti ikan, telur, ,daging tidak setiap hari dihidangkan karena Ny.M menghindari makanan tinggi protein dan lemak jadi dia hanya makan tempe tahu dan syur saja.
Sedangkan untuk olahraga, keluarga ini hampir tidak pernah melakukan kegiatan olahraga. Ny.M memiliki penyakit asam urat sehingga dia hanay dirumah saja karena kakinya terasa sakit dan Ny.F sedang hamil 9 bulan sehingga dia menghabiskan waktunya dirumah saja dan Tn.R bekerja sebagai kuli angkat barang, kuli angkat barang bisa dianggap sebagai salah satu olahraga seperti mengangkat beban.
Kebiasaan minum alkohol dan merokok
Tn.R memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok sejak 1 tahun ini. "Sebelumnya dia tidak pernah merokok, setelah menikah ini saja dan setalah bekerja sebagai kuli angkut barang ini Tn.R memiliki kebiasaan merokok mungkin karena teman-teman ditempat kerjanya sekarang kali ya" ujar Ny.F. Untuk frekuensi merokok Tn.R sehari bisa 1 bungkus rokok tergantung Tn.R punya uang. "Jika Tn.R ada uang ya 1 bungkus rokok bisa abis, tapi kalo gk ada uang ya gk 1 bungkus" ujar Ny.M . Dirumah, Tn.R juga sering merokok di depan Ny.M dan Ny.F sehingga terkadang Ny.M sering mengalami sesak nafas. Ini menunjukkan terdapat masalah kesehatan yang berhubungan dengan efek konsumsi rokok.
Lingkungan Hidup Keluarga
Lingkungan Perumahan Keluarga
Keluarga ini tinggal di area tempat tinggal permanen yang padat penduduk sehingga jarak antar rumah sangat dekat sekali. Lingkungan area rumah bagian dalam cukup bersih karena setiap hari dibersihkan oleh keluarga sehingga tidak terlihat kotor dan jorok tetapi untuk dibagian dapur dan kamar mandi kotor dan gelap. Untuk dibagian kamar terlihat gelap dan pengap karena jendela dikamar tidak dibuka dan juga halaman depan masih terlihat kurang baik karena banyak ayam berkeliaran dan ada kandang ayam milik tetangga yang menghadap ke rumah Ny.M. Untuk parit di depan rumah masih tampak banyak sampah yang berada diselokan meskipun hanya sampah kecil dan airnya tidak mengalir, kotor dan bau sehingga selokan terlihat sedikit jorok.
Untuk keamanan, Lingkungan rumah keluarga Ny.M termasuk aman tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan setiap malam diadakan penjagaan secara bergilir (ronda) oleh penduduk setempat karena belakangan sering terjadi pencurian didalam rumah seperti yang terjadi pada keluarga yang kami kunjungi. Hal ini juga yang menyebabkan keluarga memutuskan menutup jendela yang seharusnya bisa digunakan untuk ventilasi akhirnya ditutup secara permanen. Tepat didepan rumah ini merupakan jalan kendaraan bermotor sehingga memungkinkan anak-anak terpapar debu.
Lingkungan Pekerjaan Anggota Keluarga
Tn. R bekerja kuli angkat barang setiap hari kecuali hari minggu mulai pukul 09.00 – 17.00. Dalam pekerjaannya, Tn.R memiliki resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja, paparan debu, stressor akibat kerjanya sebagai kuli angkut yang membutuhkan banyak tenaga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena jatuh pada saat mengangkat barang-barang yang berat dan juga paparan debu pada saat mengangkat barang karena Tn.R tidak memakai masker pada saat bekerja. Untungnya sampai saat ini belum terjadi kecelakaan serius terhadap Tn.R karena Tn.R sudah memiliki keahlian .
Lingkungan Sosial Keluarga
Keluarga cukup dekat dengan lingkungan sosialnya misalnya mengikuti pengajian rutin setiap bulan yang diikuti oleh Ny.M sedangkan Tn.R biasanya berkumpul apabila ada kumpul-kumpul bapak-bapak. Sedangkan dilingkungan tempat tinggalnya, keluarga ini dihormati secara wajar olah warga setempat sama seperti keluarga yang lain. Namun, Ny.M merasa tidak enak kepada tetangga sebelah rumahnya untuk meminta memindahkan kadang ayam yang menghadap kerumahnya. Kandang ayam itu membuat bau dan Ny.M juga merasa sesak pada siang hari dan ayam-ayamnya juga berkeliaran di depan rumah Ny.M tetapi Ny.M tidak berani menegur tetangganya. Hal ini menunjukkan bahwa belum terbentuk kepedulian sosial dan kurangnya kesadaran masyarakat.
BAB IV
PEMBAHASAN
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DALAM KELUARGA
Dalam mengidentifikasi masalah yang dapat dikaitkan dengan kesehatan, kami melakukan kunjungan sebayak 2 kali yakni pada tanggal 10 dan 16 april 2014. Masalah kesehatan ditentukan oleh banyak faktor penyebab yang saling berhubungan satu sama lain. Faktor tersebut dapat timbul mulai dari keadaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan, sampai seberapa jauh fungsi keluarga dapat dijalankan. Apabila keadaan-keadaan tersebut tidak sesuai dengan standar yang diharapkan maka akan timbul suatu permasalahan kesehatan. Adapun permasalahan yang kami temukan adalah :
Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga
Keluarga ini terdiri dari keluarga extended dimana terdapat ibu dengan seorang anak dan istri dari anaknya, jumlah anggota keluarga sebanyak 3 orang. Tn.M meninggal akibat penyakit PPOK karena merokok aktif selama 10 tahun. Dan Tn.R memiliki kebiasaan merokok sepertinya ayahnya namun Tn.R baru 1 tahun terakhir ini merokok dan tidak pernah mengeluh batuk atau sesak nafas. Ny.M sendiri memiliki penyakit asam urat yang sudah diderita beberapa tahun belakangan ini. Tetapi Ny.M rajin untuk mengontrolkan dirinya ke pelayanan kesehatan dan dia juga teratur dalam minum obat.
II. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumah
Keadaan rumah ini yang dapat menyebabkan permasalahan kesehatan adalah kurangnya udara yang masuk ke dalam rumah karena tidak ada jendela yang terbuka, udara masuk hanya melewati pintu yang terbuka saja pada siang hari. Dan hanya terdapat 2 ventilasi udara diruang makan. Hal ini dapat menyebabkan sirkulasi udara menjadi terganggu akibatnya kualitas udara didalam rumah menjadi buruk dan meningkatkan resiko tumbuhnya bakteri-bakteri patogen penyebab penyakit dan dapat terjadi penumpukan debu yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
Selain itu, intesitas cahaya yang kurang dikamar tidur dapat membuat penglihatan terganggu dan juga jendela yang tertutup dikamar tidur dan plafn kamar tidur yang diberi plastic membuat tidak adanya udara yang dapat masuk ke kamar sehingga sirkulasi udara menjadi terganggu. Dan, kamar mandi yang kurang bersih dan licin menyebabkan resiko untuk terpeleset dan menjadi sarang kuman. Serta banyaknya asap didapur dan tidak adanya jendela di dapur membuat asap menumpuk di dapur dan dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
III. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga
Hubungan Tn.R dan Ny.M cukup dekat karena meskpiun Tn.R bekerja dari pagi smapai sore tetapi Tn.R masih dapat berkumpul dengan Ny.M dan Ny. F dirumah. Dan juga Tn.R masih dapat mengantarkan Ny.M atau Ny. F ke pelayana kesehatan. Hubungan Ny.M dengan Ny.F sangat baik karena Ny.F selalu menemani Ny.M dirumah dan sebaliknya juga (karena Ny.F sedang hamil).
IV. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga
Kebutuhan ekonomi keluarga hanya terpenuhi sampai tingkat sekunder. Kebutuhan primer tercukupi dengan baik. Biasanya makanan dirumah makan tinggi protein nabati karena Ny.M menghindari makanan seperti kan dan daging dan sayur-sayuran. Jadi makanan sehari-hari adalah seperti nasi sayur tempe atau tahu tetapi Ny.F dan Tn. R masih sering makan ikan. Sedangkan untuk pendidikan anak-anak Ny.M sudah terpenuhi yaitu SMP meskipun tidak semua anak Ny.M lulus SMP ini dikarenakan factor ekonomi.
Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup keluarga
Masalah yang dapat ditemukan pada gaya hidup yang biasa dilakukan oleh keluarga ini adalah olahraga yang tidak biasa dilakukan oleh setiap anggota keluarga karena Ny.M mengeluh nyeri sendi sehingga tidak dapat melakukan olahraga dan Ny.F sedang hamil 9 bulan dan untuk Tn.R dia bekerj sebagai kuli barang itu bisa dianggap sebagai olahraga seperti mengakat beban. Tn. R mengkonsumsi rokok sejak 1 tahun terakhir ini tetapi Tn.r tidak mengkonsumsi alkohol. Tn.R dapat menghabiskan 1 bungkus rokok setiap hari jika memili uang dan ini sangat beresiko menderita penyakit akibat zat racun rokok seperti hipertensi, penyakit paru,penyakit jantung,karies gigi dan sebagainya. Jika kebiasaan ini terus dilakukan, maka akan memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit paru seperti Tn.M .
VI. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan Lingkungan hidup keluarga
Masalah kesehatan yang timbul dari lingkungan sekitar adalah lingkungan rumah cukup padat dan cukup kotor dengan parit-parit yang jarang dibersihkan sehingga dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan seperti gatal-gatal,DBD dan sebagainya. Halaman depan yang banyak ayam berkeliaran dan kandang ayam yang tidak bersih dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat menimbulkan gangguan pernafasan. Ventilasi rumah kurang baik sehingga debu-debu tidak bisa keluar dengan baik akibatnya beresiko terpapar debu rumah yang kotor. Tn.R sebagai kuli barang memiliki resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja, paparan debu, stress akibat banyaknya tenaga yang perlu dipakai untuk mengangkat barang.
VII. Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga
Setelah kami mengidentifikasi faktor-faktor dalam keluarga yang dapat menyebabkan masalah kesehatan keluarga tersebut, kami membuat daftar masalah-masalah yang terjadi dan beresiko menyebabkan masalah kesehatan dengan urutan prioritas sebagai berikut :
Ny.M yang masih mengeluh nyeri sendi (asam urat) meskpiun sudah minum obat teratur.
Ny.M sesak nafas pada siang hari
Lingkungan rumah kotor
Kebiasaan merokok Tn.R dan ada riwayat penyakit paru pada TN.M
Keluarga jarang berolahraga
Dalam penetapan prioritas ada berbagai macam metode yang digunakan,untuk penetapan ini kami menggunakan metode USG dengan memperhatikan tiga aspek yakni :
Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut untuk diselesaikan
Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya
Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah
Tabel 3. Penilaian dengan metode USG
Permasalahan
U
S
G
Hasil
Arthritis gout
5
5
5
15
Sesak Nafas
2
2
1
5
Lingkungan rumah kotor
3
2
2
7
Merokok
3
2
2
7
Jarang Olahraga
2
1
1
4
Kami memilih keluhan Ny. M sebagai prioritas utama karena dilihat dari urgensinya masalah ini penting untuk diselesaikan karena keluhan banyak terdapat pada Ny.M dan Ny.M juga sudah teratur minum obat tetapi masih sering juga merasakan nyeri sendi. Dia beranggapan bahwa dia juga tidak boleh makan apa-apa hanya tempe dan tahu saja. Padahal kita tahu tempe dan tahu merupakan kacang-kacangan yang harusnya dibatasi oleh penderita asam urat sehingga penting sekali merubah pola fikir Ny.M tentang makanan mana saja yang boleh dan tidak.
RENCANA PEMELIHARAAN KESEHATAN KELUARGA
Rencana pemeliharaan keluarga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan derajat kesehatan pada keluarga yang kami kunjungi. Rencana ini berdasarkan informasi dan data – data yang kami peroleh selama dua kali kunjungan. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara masalah – masalah kesehatan yang dijumpai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan tempat tinggal.
Dari berbagai masalah kesehatan yang timbul dari keluarga ini, kami memilih satu prioritas masalah yang kami anggap paling penting dan bisa diselesaikan melalui pendekatan dokter keluarga. Masalah tersebut adalah penyakit Ny.M yaitu arthritis gout yang sudah dideritanya selama beberapa tahun.. Apabila masalah ini dibiarkan maka akan banyak dampak dan gejala yang akan timbul dan juga komplikasi yang bisa di timbulkan. Jika tidak segera di tangani, Ny. M akan terus mengeluhkan gejala artrithis gout.
Tabel 3. Perencanaan pemeliharaan kesehatan keluarga dan intervensi
Perencanaan
Tahap Intervensi
Hasil Intervensi
Tujuan Kegiatan
Materi Kegiatan
Cara Pembinaan
Sasaran Individu
Membantu Ny.M memahami lebih dalam tentang arthritis gout
Membantu Ny.M untuk mengetahui makanan yang boleh dan tidak boleh untuk arthritis gout
Tanda-tanda dan factor resiko penyakit arthritis gout
Diet tinggi purin pada asam urat
Memberikan informasi tentang penyakit arthritis gout
Memberikan daftar makanan yang rendah purin untuk hidup sehat dengan diet teratur dan olahraga yang baik
Ny. M (60 tahun)
Ny. M ingin mengetahui lebih detail tentang penyakit artrithis gout yang di derita nya
Ny. M bersedia mencoba untuk menjalani diet gout yang sebelum nya telah di sampaikan
Ny. M sudah mengetahui tentang apa itu artrhis gout
Makanan yang di konsumsi oleh Ny. M sudah sesuai dengan diet gout
PELAKSANAAN INTERVENSI
Setelah melakukan perencanaan pemeliharaan kesehatan keluarga, kami melaksanakan intervensi tentang masalah yang sudah kami tetapkan prioritasnya yakni tentang penyakit artrithis gout yang di derita Ny. M. Intervensi dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2014 bersama dengan dosen pembimbing. Dalam pelaksanaan intervensi ini kami menggunakan media berupa lembar balik tentang penyakit arthritis gout dan daftar makanan untuk penyakit arthritis gout. Media ini berguna untuk memudahkan keluarga khususnya Ny.M untuk menangkap informasi yang kami sampaikan.
Sebenarnya sasaran intervensi ini ditujukan untuk anggota keluarga akan tetapi yang berada dirumah hanya Ny. M dan Ny.F sedangkan Tn.R bisa ditemui pada malam hari saja sehingga sasaran intervensi ini akhirnya ditujukan secara langsung kepada Ny.M.
Adapun informasi-informasi yang kami berikan antara lain:
Pengenalan tentang arthritis gout
Penyakit pada sendi ibu jari kaki, sendi pergelangan kaki/tumit, sendi lutut, sendi siku,atau sendi jari kaki saat pagi atau malam hari akibat dari metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah.
Faktor resiko
Faktor genetik dan faktor hormonal
yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
· Jenis kelamin dan umur
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun).
· Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan kelebihan produksi asam urat.
Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
Tanda dan gejala
A. Nyeri pada sendi
b. Bengkak
c. Terasa hangat
d. Kemerahan dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
e. Timbul benjolan pada sendi yang tidak normal atau yang sering disebut dengan tofus.
Langkah / cara talak asam urat
a.Periksakan ke pelayanan kesehatan
b. Kurangi makanan yang mengandung tinggi purin seperti kacang-kacangan, jeroan, sate dll.
c. Berhenti untuk tidak minum-minuman yang beralkohol.
d. Rutin berolahraga
e. Perubahan gaya hidup antara lain dengan :
· Penurunan berat badan (bila kegemukan )
· Pengurangan asupan garam (diit rendah garam )
· Menghindari faktor resiko : merokok, minum beralkohol, makanan berlemak, stress
F. Pola diet
Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng
Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung
Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
Bahan makanan yang diperbolehkan :
Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah terbatas)
Semua jenis buah-buahan
Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
Komplikasi
a. Nyeri saat digerakkan
b. Gangguan citra tubuh (Malu)
c. Tidak bisa berjalan (gangguan mobilitas fisik)
d. Timbulnya benjolan pada sendi (tofi) atau destruksi persendian.
HASIL INTERVENSI
Evaluasi hasil intervensi kami lakukan 1 minggu setelah dilakukan intervensi terhadap keluarga yakni pada tanggal 16 Mei 2014. Kegiatan ini kami lakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan hasil intervensi yang kami lakukan. Indikator keberhasilan yang kami rencanakan sebelumnya yakni meliputi ketaatan diet gout yang telah di berikan oleh Ny. M dibandingkan sebelum dilakukan intervensi. Hasilnya adalah bahwa konsumsi makanan yang Ny. M konsumsi sudah sesuai dengan diet gout. Yang sebelum nya Ny. M sering mengkonsumsi tempe sebagai lauk makanan dan hampir tiap hari. Setelah dilakukan intervensi, lauk makanan Ny. M lebih bervariasi dan sudah sesuai dengan diet gout.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Prioritas masalah pada keluarga ini adalah penyakit arthritis gout pada Ny.M dimana selama ini Ny. M kurang paham tentang diet rendah purin. Setelah dilakukan intervensi, menu makanan Ny.M sudah mulai bervariasi sesuai dengan diet rendah purin.
Saran
Ny.M diharapkan agar terus berupaya untuk mengikuti pola makan atau contoh makanan yang sesuai dengan diet gout.
Keluarga diharapkan ikut mendukung dan mengontrol makanan Ny.M .