RANGKUMAN MATA KUIAH ANALISIS INFORMASI KEUANGAN
C hap hapter ter 4 Analyzi Analyzi ng I nve nvesti sti ng A cti cti vitie viti es Dosen : Drs. Subekti Djamaluddin, M. Si., CA, Ak.
Oleh : Kelompok 6 / Kelas A 1. Deasy Nursyafira Sari
(F0314024)
2. Febiasty Nur Maharani
(F0314034)
3. Kezia Inadia A.P
(F0314053)
4. Septian Aji W.
(F0314094)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017/2018
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI
A. AKTIVA LANCAR
Aktiva lancar adalah kas dan asset lainnya yang langsung dapat diubah menjadi kas melalui siklus operasi perusahaan. 1. Kas dan Setara Kas Kas mencakup uang kas dan deposito. Adapun setara kas berupa investasi jangka pendek yang siap dikonversi menjadi kas dan hampir jatuh tempo. Likuiditas adalah fleksibilitas untuk memanfaatkan kondisi perubahan pasar dan untuk mengambil langkah strategis. Likuiditas juga terkait dengan kermampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek/ segera jatuh tempo. Analisis harus mempertimbangkan hal berikut: • Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas. • Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi.
2. Piutang Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari meminjamkan uang. a. Penilaian Piutang Risiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu mungkin bukan alat prediksi yang layak atas kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan kondisi terkini. b. Analisis Piutang 1) Risiko Kolektibilitas Alat analisis untuk memeriksa kolektibilitas mencakup:
-
Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan.
-
Periksa konsentrasi pelanggan, risiko meningkat jika terkonsentrasi satu pelanggan.
-
Selidiki trend rata-rata waktu pengumulan (collection period).
-
Tentukan porsi piutang/wesel yang merupakan perpanjangan (renewal).
2) Keaslian Piutang Salah satu faktor yang memengaruhi keandalan piutang adalah kebijakan kredit perusahaan. Kebijakan kredit yang ketat berdampak pada kualitas yang lebih tinggi.
1
3) Sekuritisasi Piutang Perusahaan menjual semua atau sebagian piutangnya pada pihak ketiga.
3. Beban Dibayar Dimuka Merupakan pembayaran di muka atas barang/jasa yang belum diterima (sewa, asuransi, utilitas, dan pajak bangunan).
B. PERSEDIAAN
Persediaan adalah barang yang dimiliki yang bersedia dijual dalam aktivitas operasi perusahaan. Persamaan persediaan: Persediaan awal + Pembelian Bersih – Harga Pokok Penjualan = Persediaan Akhir Arus Biaya Persediaan: First-in, first-out (FIFO) : barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama dijual. Last-in, first-out (LIFO) : barang yang terakhir dibeli merupakan barang yang pertama dijual. Biaya rata-rata
: unit yang dijual tidak memperhatikan urutan pembelian, HPP : rata-rata sederhana.
1. Dampak biaya persediaan terhadap profitabilitas Saat harga meningkat FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan LIFO. Keuntungan fiktif FIFO, laba kotor
= Laba ekonom + Laba kepemilikan
Laba ekonomi
= jumlah yang terjual X selisih antara harga jual dan biaya penggantian terkini
Laba kepemilikan = jumlah unit terjual X selisih biaya penggantian terkini dengan biaya perolehan awal. 2. Dampak biaya persediaan terhadap neraca Saat harga meningkat, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian. Hasilnya neraca perusahaan tidak secara akurat mencerminkan investasi lancar yang dimiliki perusahaan dalam persediaannya. 3. Dampak biaya persediaan terhadap arus kas Peningkatan laba kotor dengan metode FIFO menyebabkan laba sebelum pajak lebih tinggi, sehingga utang pajak lebih tinggi. Pada periode di mana harga meningkat, 2
perusahaan dapat terjebak pada pengurangan arus kas karena mereka membayar pajak yang lebih tinggi dan perlu mengganti persediaan yang terjual pada biaya penggantian yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pembelian awal. Hal ini dapat mengarah pada masalah likuiditas.
C. AKTIVA JANGKA PANJANG
1. Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai Kapitalisasi (capitalization) merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode di masa depan. Kapitalisasi ini yang menciptakan akun aset. Alokasi (allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (aset) secara periodik sepanjang satu atau lebih periode manfaat yang diharapkan. Proses ini dinamakan penyusutan untuk aset berwujud, amortisasi untuk aset tak berwujud, dan deplesi untuk sumber daya alam. Penurunan Nilai (impairment) merupakan proses penurunan nilai buku aset saat arus kas yang diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang masih tercatat pada neraca. 2. Kapitalisasi VS Pembebanan Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio a. Dampak Kapitalisasi terhadap Laba 1) Kapitalisasi menangguhkan pengakuan biaya, menghasilkan laba yang lebih tinggi saat akuisisi namun laba yang lebih rendah pada periode berikutnya. 2) Kapitalisasi menghasilkan serial laba. b. Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi Kapitalisasi meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan karenanya rasio tingkat pengembalian investasi. c. Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas Pada pembebanan biaya asset secara langsung, rasio solvabilitas mencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi sebenarnya. d. Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi Saat biaya asset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas operasi. Sebaliknya, jika asset dikapitalisasi, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas investasi.
3
D. AKTIVA TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM
1. Menilai properti, bangunan, dan Peralatan Properti, bangunan, dan peralatan dinilai menggunakan biaya hstoris karena alasan objektivitas. Penilaian biaya historis mengharuskan suatu perusahaan pertama kali mencatat sebesar nilai wajar. 2. Menilai sumber daya alam Perusahaan melaporkan sumberdaya alam pada biaya historis diambah biaya penemuan, eksplorasi, dan pengembangan. 3. Penyusutan Penyusutan merupakan alokasi biaya properti, bangunan, dan peralatan sepanjang masa manfaatnya. Penyusutan tergantung dua factor yaitu masa manfaat dan met ode alokasi (garis lurus, dipercepat, dan metode special). 4. Menganalisis aktiva tetap dan sumber daya alam Penilaian aktiva tetap dan sumber daya alam menekankan objektivitas biaya historis, prinsip konservatisme, dan akuntansi atas uang yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Aturan akuntansi untuk penurunan nilai aktiva jangka panjang mewajibkan perusahaan untuk secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang memungkinkan
penurunan
nilai.
Berdasarkan
aturan
terkini,
perusahaan
menggunakaan “uji perolehan kembali” (recoverability test) untuk menentukan apakah terdapat penurunan nilai, yaitu perusahaan harus mengestimasi taksiran arus k as bersih masa depan aktiva tersebut dan nilai disposisi akhirnya.
E. AKTIVA TAK BERWUJUD
Aktiva tak berwujud merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat atas kepemilikan atau pengendalian. Dua karakteristik umum aktiva tak berwujud adalah tingginya ketidakpastian masa manfaat dan tidak adanya wujud fisik. a. Aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi Merupakan aktiva yang dapat diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau keistimewaan selama periode manfaat terbatas. Contohnya hak paten, merek dagang, hak cipta, dan franchise. b. Aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi Merupakan aktiva yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasi dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Contohnya iklan dan goodwill. 4
c. Menganalisa aktiva tak berwujud Dalam menganalisis aktiva tak berwujud, kita harus siap untuk membuat estimasi sendiri mengenai penilaian aktiva. Juga harus diingat bahwa goodwill tidak membutuhkan amortisasi dan auditor mengalami kesulitan menilai aktiva tak berwujud, terutama goodwill. Analisis juga harus waspada terhadap komposisi, penilaian, dan disposisi goodwill.
F. REVALUASI ASET BERDASAR IFRS
Revaluasi Aset adalah penilaian kembali aset yang dimiliki suatu entitas sehingga mencerminkan nilai aset sekarang. 1. Perlakuan Akuntansi Perusahaan dapat merevaluasi aset mereka di atas biaya historis setelah disusutkan melalui penciptaan surplus revaluasi. Perusahaan juga diperbolehkan untuk membalikkan penurunan nilai asset sebelumnya, selama nilai tertulisnya tidak melebihi biaya historis terdepresiasi. Model revaluasi Di bawah model revaluasi, suatu item dari property, plant, and equipment dicatat sebesar jumlah yang dinilai kembali sebesar nilai wajar, dikurangi akumulasi penyusutan (accumulated depreciation) dan akumulasi kerugian penurunan nilai (accumulated impairement losses) 2. Pengungkapan Revaluasi Pergerakan pada revaluasi asset dilaporkan pada note information/catatan atas laporan keuangan. 3. Analisis Implikasi Hal yang perlu dipertimbangkan ketika menganalisis revaluasi asset a. Revaluasi asset akan meningkatkan jumlah neraca. b. Jumlah pendapatan terpengaruh negative oleh banyak transitory. c. Revaluasi sering dibuat berdasar diskresi manajer. d. Perbandingan antar waktu dpat dipengaruhi oleh revaluasi asset.
5