BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seti Setiap ap orga organi nisas sasii tent tentu u memp mempun unya yaii tuju tujuan an yang yang ingi ingin n dica dicapa pai. i. Namu Namun n dala dalam m menggapai tujuan tersebut, banyak hal yang mungkin terjadi dan bisa menghambat, menunda atau atau mengga menggagalk galkan an tercapa tercapainy inyaa tujuan tujuan.. Dalam Dalam mencap mencapai ai tujuan tujuan,, setiap setiap organi organisasi sasi pasti pasti berhadapan dengan risiko. Risiko dalam dala m berbagai wujud dan sumber menciptakan tantangan dan sekaligus ketidakpastian. Kesadaran untuk mengelola risiko menjadi sebuah peluang adalah impian semua instansi, instansi, tetapi risiko menjadi menjadi sangat tidak sederhana karena memiliki kecenderungan ketidakpastian yang tinggi. Oleh karena itu, perlunya manajemen risiko untuk membantu organisasi dalam mengelola setiap risiko yang mungkin terjadi dan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap Setiap perusah perusahaan aan mempun mempunya yaii strateg strategii manajem manajemen en untuk untuk memaks memaksima imalka lkan n nilai nilai usahanya usahanya dengan dengan efektif efektif dan efisien. idak idak dapat dipungkir dipungkiri, i, pajak merupakan merupakan indikator indikator aktifi aktifitas tas perusa perusahaa haan n dalam dalam pening peningkat katan an nilai nilai usaha. usaha. Oleh Oleh sebab sebab itu dibutu dibutuhka hkan n strateg strategii manajemen pajak sebagai sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan secara benar, tanpa melanggar ketentuan perundang!undangan perpajakan yang berlaku dengan risiko pajak yang minimal sehingga perusahaan dapat memaksimalkan seluruh potensi usaha yang ada untuk meraih keuntungan dan likuiditas sesuai dengan tujuan perusahaan. "akta yang terjadi dalam pemenuhan kewajiban perpajakan saat ini, masih banyak #ajib $ajak menggunakan cara penghindaran pajak secara ilegal yang berdampak pada risiko keuangan, reputasi, operasional, dan kelangsungan usaha. Risik Risiko o berh berhub ubun unga gan n deng dengan an ketid ketidak akpa pasti stian an terjad terjadii karen karenaa kura kurang ng atau atau tida tidak k tersedianya tersedianya cukup informasi informasi tentang tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu Sesuatu yang tidak pasti dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
%enurut #ideman, #ideman, ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang &opportunity', sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko &risk'. &risk'. Dalam beberapa beberapa tahun terakhir, terakhir, manajemen manajemen risiko menjadi menjadi trend utama utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun maupun pelatihan kerja. (al ini secara konkret konkret menunjukkan menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.
)
Risiko dapat dikurangi dikurangi dan bahkan dihilangkan dihilangkan melalui manajemen risiko. $eran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya risiko yang sangat berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu melakukan ha!hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi risiko yang akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada perusahaan pada umunya. %ana %anaje jem men
risi risiko ko
sebe seben narn arnya
dap dapat
pula ula
diter iterap apka kan n
di
berb berbag agai ai
bid bidang ang
termasuk perpajakan. %anajemen risiko mempunyai tujuan tunggal yaitu menekan risiko yang meliputi aneka manfaat yakni $ertama, mampu memberikan informasi dan perspektif kepada manajemen tentang semua profil risiko, perubahan mendasar mengenai produk dan pasar, serta lingkungan bisnis dan perubahan yang diperlukan dalam proses manajemen risiko. Kedua, mampu menyampaikan isu sentral tentang formulasi kebijakan manajemen risiko dan re*iew!nya. Ketiga, mampu menghitung dan mengukur besarnya risk e+posure. Keempat, Keempat, mampu menetapkan menetapkan alokasi alokasi sumber!sum sumber!sumber ber dana sekaligus limit risiko dengan dengan lebih tepat. Kelima, mampu mampu membuat membuat cadangan cadangan yang yang memadai memadai untuk untuk mengantisip mengantisipasi asi risiko yang sudah diukur dan dihitung. Dan keenam, mampu menghindari potensi kerugian yang relatif lebih besar. Dalam
perpajakan
nasional,
risiko
operasional
&operational
risk ' paling rele*an untuk diterapkan dibandingkan dengan risiko pasar & market risk ', risiko kredit &credit &credit risk ', dan risiko likuiditas &liquidity & liquidity risk '. alu, apa itu risiko operasional%ichel rouhydan /alai 0 Robert %ark &1222' mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko yang berkaitan dengan operasional bisnis. Risiko Risiko ini melipu meliputi ti dua kompon komponen en risiko. risiko. $ertam $ertama, a, risiko risiko kegaga kegagalan lan operasi operasiona onall &operational failure risk ' atau risiko intern terdiri dari risiko yang bersumber dari sumber daya manusia, proses, dan teknologi. Kedua, risiko strategi operasional &operational & operational strategic risk ' atau risiko ekstern yang berasal dari faktor!faktor antara lain politik, pajak, regulasi, pemerintah, masyarakat, kompetisi. 3ang jadi pertanyaan, risiko operasional apa saja yang dihadapi perpajakan nasional- 4da beberapa risiko yang dihadapi, seperti risiko karyawan &peop &people le risk '. Konkre Konkretny tnya, a, persis persis seperti seperti kasus kasus pajak pajak yang yang diduga diduga meliba melibatka tkan n /ayus /ayus (alomoan ambunan. Salah satu potensi risiko adalah pada sengketa pajak. Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan 1
banding atau gugatan kepada $engadilan $ajak. (al itu diatur berdasarkan peraturan perundang!undangan perpajakan termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan 5ndang!5ndang $enagihan $ajak dengan Surat $aksa &55 $engadilan $ajak Nomor )6 ahun 1221 pasal )'. Dalam hal ini, dituntut karyawan yang bukan hanya ahli dalam bidangnya tetapi juga berintegritas tinggi. %engapa- Karena, di sana tersimpan berlaksa godaan yang bisa timbul dari wajib pajak dan7atau pejabat pajak. Kemudian, risiko reputasi. 4pa itu risiko reputasiRisiko reputasi merupakan risiko yang antara lain disebabkan publikasi atau persepsi negatif terkait dengan akti*itas bisnis. Risiko tersebut tidak terkait langsung dengan kerugian finansial. etapi, lebih sulit diselesaikan dan makan waktu lama. anpa disadari, Ditjen $ajak kini sedang menderita risiko reputasi yang berawal dari risiko operasional, berupa main mata beberapa karyawannya. Risiko reputasi juga dapat berbentuk keengganan wajib pajak untuk mengisi Surat $emberitahuan ahunan &S$'. (al itu merupakan penurunan tingkat kepercayaan masyarakat luas terhadap kinerja instansi tersebut. Sejatinya, Ditjen $ajak sudah menyadarinya dengan slogannya, 8unasi $ajaknya, 4wasi $enggunaannya9.
1.2
Identifikasi Masalah
:erdasarkan latar belakang dari penjelasan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; ). :agaimana manajemen, konsep risiko, manajemen risiko, manajemen pajak, dan manajemen risiko perpajakan1. 4pa saja risiko!risiko pajak dalam suatu perusahaan<. :agaimana cara pengelolaan risiko pajak6. 4pa macam!macam sanksi pajak di =ndonesia-
1.3
Maksud dan Tuuan Penelitian
%aksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut; <
). 5ntuk mengetahui manajemen konsep risiko,
manajemen risiko,
manajemen pajak,
dan manajemen risiko perpajakan. 1. 5ntuk mengetahui risiko!risiko pajak dalam suatu perusahaan. <. 5ntuk mengetahui cara pengelolaan risiko pajak. 6. 5ntuk mengetahui macam!macam sanksi pajak di =ndonesia. 1.!
"egunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut; ). $enelitian ini diharapkan dapat mendorong penelitian atau pengkajian yang lebih kompleks &luas dan mendalam' tentang manajemen risiko perpajakan. 1. $enelitian ini sebagai pengetahuan bagi mahasiswa7i agar lebih memahami mengenai manajemen risiko perpajakan. <. $enelitian ini sebagai salah satu bahan referensi bagi mahasiswa7i mengenai manajemen risiko perpajakan.
BAB II LANDA#AN TE$%I DAN LANDA#AN HU"UM
2.1
Manae&en'
"(nse)
%isik('
Manae&en %isik('
Manae&en %isik( Per)aakan
2.1.1 Pengertian Manae&en
6
Manae&en Paak'
dan
$ara pakar mendefinisikan manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dalam melakukan serangkaian kegiatan yang saling berkaitan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. 4dapun pernyataan beberapa pakar, sebagai berikut; 8%anajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber! sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.9(asibuan S.$. %alayu &122> ; )' 8%anajemen adalah suatu proses untuk memperoleh kegiatan menyeluruh secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.9 Stephen $.Robbins &122?;@'
2.1.2
Pengertian %isik(
Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari!hari oleh kebanyakan orang. %emahami konsep risiko secara luas merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko. Oleh karena itu dengan mempelajari berbagai definisi yang ditemukan dalam berbagai literatur diharapkan pemahaman tentang konsep risiko semakin jelas. Aaughan &)B>@' mengemukan beberapa definisi risiko adalah sebagai berikut; ). Risk is the chance of loss &Risiko adalah kesempatan dari kerugian' Chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana te rdapat suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian. Sebaliknya
jika
disesuaikan
dengan
istilah
yang
dipakai
dalam
Statistik,
maka “chance” sering dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.
1. Risk is the possibility of loss &Risiko adalah kemungkinan kerugian' =stilah “possibility” berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Definisi ini barangkali sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari!hari. 4kan tetapi definisi ini agak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif. <. Risk is uncertainty &Risiko adalah ketidakpastian' ampaknya
ada
kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian
&uncertainty' yaitu adanya risiko, karena adanya ketidakpastian.
?
2.1.2.1 Ti)e*Ti)e %isik(
Risiko dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu; 1. Risiko murni (pure risk) adalah risiko dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. ontoh; kecelakaan, kebakaran, kebanjiran dsb. Salah satu cara menghindari risiko murni ini adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. =tu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk). . Risiko spekulatif adalah suatu risiko yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. ontoh; usaha bisnis, membeli saham. Risiko spekulatif kadang!kadang dikenal dengan istilah risiko bisnis.
2.1.3
Pengertian Manae&en %isik(
%anajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. %anajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur7metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancamanC suatu rangkaian akti*itas manusia termasuk; $enilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan7pengelolaan sumber daya. %enurut $eraturan %enteri Keuangan &$%K' Nomor )B)7$%K.2B7122@, manajemen risiko adalah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian.
%anajemen risiko perusahaan merupakan sebuah proses yang diterapkan pada lingkup strategi perusahaan dan seluruh proses yang ada pada perusahaan yang dilakukan oleh jajaran direksi, manajer, serta personel!personel lainnya. $erencanaan manajemen risiko dilakukan dengan mengidentifikasi risiko kejadian potensial yang akan timbul dan dapat memengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. %anajemen risiko perusahaan yang terintegrasi dengan seluruh organ perusahaan dapat membentuk budaya risiko yang baik. $engelolaan risiko sesuai dengan selera dan toleransi perusahaan dapat lebih memberikan kepastian atau keyakinan pada pencapaian tujuan perusahaan.
2.1.3.1 Pr(ses Manae&en %isik(
Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari; a. $enentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya %enetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen ris iko yang akan dilakukan. b. =dentifikasi risiko %engidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor!faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. c. 4nalisis risiko Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua *ariabel tersebut &probabilitas E konsekuensi'. d. F*aluasi risiko %embandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa ha!ards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Gika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian. e. $engendalian risiko %elakukan penurunan
derajat
probabilitas dan konsekuensi
yang
ada
dengan
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko dan lain!lain. f. $emantauan dan telaah ulang "onitor dan re#ie$ terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan!perubahan yang perlu dilakukan. g. Koordinasi dan komunikasi Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
2.1.!
Manae&en Paak
$emerintah pada saat ini melakukan upaya habis!habisan dalam bidang perpajakan. Karena itulah, pengusaha harus menanggapinya dengan cara habis!habisan juga, yaitu dengan menempuh manajemen pajak. :agaimanapun juga pajak bagi perusahaan tetap sebagai 8beban &biaya'9. Gika pengelolaan pajak tidak dilakukan dengan baik, kemungkinan di kemudian hari perusahaan terpaksa gulung tikar &Rugi'.
>
%anajemen pajak yang tidak benar telah dapat dirasakan oleh pengusaha pada saat ini, hal ini terungkap dalam seminar perpajakan baru!baru ini. Gika "=SK5S &$emerintah' melakukan pengecekan data, kemungkinan 8dosa!dosa &kejahatan yang terselubung selama ini' yang dilakukan oleh beberapa perusahaan &oknum' akan terungkap. $engelakan pajak adalah cermin dari keengganan untuk ikut melaksanakan sikap Kegotongroyongan Nasional. Oleh sebab itulah, strategi dibidang perpajakan sebaiknya disebut dengan istilah %anajemen $ajak. ujuannya, bukan untuk mengelak membayar pajak, tapi mengatur sehingga pajak yang di bayar tidak lebih dari jumlah yang semestinya. $ada dasarnya manajemen pajak merupakan usaha penghematan pajak oleh wajib pajak yang selalu berusaha meminimalkan beban pajak dan menunda pembayaran pajak selambat mungkin sebatas masih diperkenankan peraturan perpajakan. %eminimalkan beban pajak sekecil mungkin dapat dilakukan dengan menekan penghasilan!penghasilan dan7atau memperbesar biaya!biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan &deductible' sehingga $enghasilan Kena $ajak menjadi lebih kecil atau memanfaatkan hal!hal yang belum diatur dalam peraturan perpajakan. ujuan manajemen pajak pada dasarnya sama saja dengan tujuan manajemen keuangan yaitu sama! sama bertujuan untuk memperoleh likuiditas &kelancaran' dan laba yang cukup. Kita juga dapat mendefinisikan bahwa manajemen pajak sebagai kewajiban perpajakan dengan benar, tapi jumlah pajak dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Dengan demikian, dimasa yang akan datang tidak akan terjadi yang namanya Restitusi pajak &kurang bayar' yang berakibatkan denda dan sebagainya.
2.1.!.1 +ungsi Manae&en Paak
"ungsi!fungsi manajemen pajak adalah; ). $erencanaan pajak &a+ $lanning' $erencanaan pajak adalah tahap pertama dalam penghematan pajak, strategi penghematan pajak disusun pada saat perencanaan. 1. $elaksanaan kewajiban perpajakan &a+ =mplementation' $elaksanaan kewajiban pajak baik yang formal maupun material, harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban itu telah memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku. %anajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan. Gika pelaksanaannya @
menyimpang dari peraturan yang ada maka hal tersebut telah menyimpang dari tujuan manajemen pajak. ujuan utama manajemen pajak sebenarnya adalah agar perusahaan &wajib pajak' tidak menyimpang dari ketentuan. <. $engendalian pajak &a+ ontrol' $engendalian pajak adalah tahap pekerjaan untuk memastikan bahwa peraturan perpajakan telah dilaksanakan. Dalam pengendalian pajak yang paling penting adalah pengecekan saat pembayaran pajak. $engendalian pajak di dalamnya termasuk juga pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari pada pajak terutang. 4pabila jumlah pajak yang dibayar telah melampaui pajak yang terutang segera mengajukan permohonan kepada "=SK5S untuk mendapatkan iHin agar tidak membayar pajak lebih lanjut. 4pabila pajaknya sudah terlanjur dibayar lebih besar dari pada pajak yang terutang, perusahaan dapat segera mengupayakan untuk mengajukan permohonan restitusi. %enurut pengalaman orang, pengurus restitusi tidak semudah yang diatur dalam ketentuan. Karena itu pengurusan Restitusi harus dipantau sedemikian rupa sehingga restitusi dapat diterima pada waktunya.
2.1.,
Manae&en %isik( Per)aakan
$erpajakan korporasi jika tidak dikelola dengan optimal dapat menimbulkan risiko yang berdampak serius terhadap kelangsungan usaha korporat. Risiko yang ditimbulkan dari aspek perpajakan tidak saja berdampak pada risiko keuangan namun dapat meluas menjadi risiko reputasi, risiko operasional, risiko bisnis dan pada akhirnya jika tidak dapat dilakukan mitigasi dengan optimal dapat berdampak serius terhadap kelangsungan usaha7hidup perusahaan. erkuaknya kasus /ayus ambunan &/' semakin menyadarkan kita bahwa pajak memiliki dampak yang sangat serius jika risiko perpajakan tidak dikelola dengan baik. Optimalisasi manajemen risiko perpajakan dapat membebaskan korporat dari lilitan urusan pajak, karena semua risiko perpajakan akan diantisipasi dan dapat dideteksi secara! dini. Kalaupun terjadi risiko, akan dapat dilakukan mitigasi untuk menghindari7mengurangi dampak yang lebih serius dari risiko yang timbul dari perpajakan. Dengan pengelolaan risiko perpajakan korporat yang optimal, diharapkan;
B
). 5psiHe Risk atau risiko tidak tercapainya benefit7manfaat keuntungan dari aspek perpajakan bagi korporat dapat dikelola sehingga manfaat pajak yang diharapkan untuk meningkatkan nilai korporat dapat tercapai 1. DownsiHe Risk atau risiko buruk dari perpajakan yang merugikan korporat, dapat dihindari7dikurangi seminimal mungkin dan jika terjadi risiko tersebut dapat dilakukan mitigasi, sehingga sisa risiko &residual risk' yang timbul tidak berdampak signifikan terhadap kelangsungan usaha korporat. a+ $lanning yang sampai saat ini menjadi sandaran utama untuk mengefisienkan beban pajak ternyata tidak cukup untuk menjawab perkembangan
dunia
bisnis
dan
perpajakan yang terus berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di lingkungannya. Diperlukan perpaduan a+ $lanning dan a+ Risk %anagement untuk lebih mengoptimalkan upaya!upaya meningkatkan nilai perusahaan, dan itulah tujuan utama pelatihan ini. %anajemen
risiko
sebenarnya
dapat
pula
diterapkan
di
berbagai
bidang
termasuk perpajakan. %anajemen risiko mempunyai tujuan tunggal yaitu menekan risiko yang meliputi aneka manfaat yakni; ). %ampu memberikan informasi dan perspektif kepada manajemen tentang semua profil risiko, perubahan mendasar mengenai produk dan pasar, serta lingkungan bisnis dan perubahan yang diperlukan dalam proses manajemen risiko. 1. %ampu menyampaikan isu sentral tentang formulasi kebijakan manajemen risiko dan re*iew!nya. <. %ampu menghitung dan mengukur besarnya risk e+posure. 6. %ampu menetapkan alokasi sumber!sumber dana sekaligus limit risiko dengan lebih tepat. ?. %ampu membuat cadangan yang memadai untuk mengantisipasi risiko yang sudah diukur dan dihitung. . %ampu menghindari potensi kerugian yang relatif lebih besar.
2.2
%isik( Paak di Perusahaan
4da berbagai macam risiko pajak di perusahaan. Risiko pajak yang sering muncul di perusahaan terdiri dari; ). Risiko $$h $asal 1)
)2
4danya risiko $$h pasal 1) pada perusahaan disebabkan karena perusahaan memiliki kewajiban untuk memotong pajak untuk karyawan!karyawannya. Sistem yang digunakan tersebut yaitu $ith holding system. Gika ada kesalahan dalam pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak karyawan merupakan tanggung jawab perusahaan sebagai pemotong. Risiko $$h $asal 1) memiliki *ariabel antara lain; a. Status pegawai Setiap pegawai harus dijelaskan status kepegawaiannya di dalam perusahaan. Genis status pegawai yaitu pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai. Setiap status pegawai memiliki metode perhitungan $$h pasal 1) yang berbeda!beda. b. Kebijakan pembayaran $$h $erusahaan harus memberi kebijakan pembayaran $$h para karyawannya dengan cara dibayar pegawai itu sendiri atau ditanggung oleh perusahaan atau diberikan tunjangan. c. :ukti potong dan kuitansi gaji Setelah perusahaan memotong $$h pasal 1) para karyawan, harus memberikan bukti potong
$$h
pasal
1)
tersebut.
:ukti
potong
tersebut
dapat
berupa
kuitansi atau bukti potong tersendiri atau dalam daftar gaji karyawan. d. S$ %asa dan S$ %asa Desember $erusahaan harus melaporkan $$h pasal 1) dalam S$ masa Ganuari sampai dengan No*ember, S$ pembayaran bonus7(R, dan S$ %asa Desember.
1. Risiko $$N Dari setiap transaksi penjualan dan pembelian akan terkena $$N. Sedangkan di dalam perusahaan pasti ada transaksi penjualan dan pembelian dari :arang Kena $ajak maupun Gasa Kena $ajak. sehingga perusahaan pasti memiliki risiko $$N. <. Risiko $$h :adan
))
Risiko $$h :adan adalah risiko yang ada di setiap perusahaan untuk membayar $ajak $enghasilan. $ajak $enghasilan dari tiap perusahaan yaitu pajak yang terkait dengan transaksi organisasi dan akuntansi secara keseluruhan, meliputi; a. $enerimaan7pendapatan Setiap
transaksi
pembelian
maupun
penjualan
yang
memiliki
bukti
pembelian7penjualan akan menghasilkan pendapatan7penerimaan yang mempengaruhi pajak
penghasilan
perusahaan.
Gika
semakin
banyak
pendapatan7penerimaan
perusahaan, akan menambah pajak penghasilan perusahaan. Sebaliknya jika semakin sedikit pendapatan7penerimaan perusahaan, akan mengurangi pajak penghasilan perusahaan. b. $embayaran beban operasional Setiap transaksi pasti ada bukti pendukung yang memberikan daftar beban operasional yang harus dibayar perusahaan. Gika semakin banyak beban operasional yang dibayar perusahaan, akan menambah pajak penghasilan perusahaan. Sebaliknya jika semakin banyak beban operasional
perusahaan,
akan mengurangi pajak penghasilan
perusahaan. c. $erhitungan penyusutan Setiap
aset
tetap
yang
dimiliki
perusahaan
pasti
mengalami
penyusutan,
perhitungan penyusutan tersebut memiliki beberapa metode perhitungan yang hasilnya dapat mempengaruhi laporan laba rugi perusahaan. aporan laba rugi perusahaan mempengaruhi pajak penghasilan perusahaan. d. $enjualan barang7jasa yang bukan akti*itas utama $enjualan barang7jasa yang dilakukan perusahaan disamping akti*itas utama perusahaan memiliki tarif pajak yang berbeda dengan penjualan pada akti*itas utama perusahaan. Sehingga penjualan tersebut dapat mempengaruhi pajak penghasilan perusahaan. e. aba7rugi usaha7selisih antara penerimaan dengan beban Gumlah laba7rugi usaha7selisih antara penerimaan dengan beban perusahaan mempengaruhi jumlah akhir penghasilan kena pajak perusahaan pada perhitungan koreksi fiskal perusahaan, sehingga mempengaruhi ke pajak penghasilan perusahaan. 6. Risiko $emotongan7$emungutan $ihak Ketiga a. $$h $asal 11 :endaharawan; idak tepat waktu dan tercecer. b. $$h $asal 1<; Kesalahan pemotongan dan idak tepat waktu dan tercecer. )1
c. $$h $asal 6 &1'; Kesalahan pemotongan dan idak tepat waktu dan tercecer.
?. Risiko $emeriksaan Setiap #ajib $ajak orang pribadi maupun badan perusahaan memiliki risiko pemeriksaan, karena sistem pajak di =ndonesia menganut Self 4ssessment System. Sistem tersebut yang dapat menimbulkan adanya sengketa pajak antara fiskus dan wajib pajak, sehingga menimbulkan adanya pemeriksaan pajak. Namun bobot risiko pemeriksaan tergantung pada jenis pemeriksaannya, antara lain; a. $emeriksaan $engujian Kepatuhan $emeriksaan yang dilakukan pengujian terhadap bukti!bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang terjadi, sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen. $emeriksaan ini bertujuan untuk menilai efekti*itas dari pengendalian intern dan sistem pengendalian manajemen dengan melakukan pemeriksaan secara sampling atas bukti!bukti pembukuan, sehingga bisa diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan manajemen perusahaan. b. $emeriksaan ujuan ain $emeriksaan pajak yang dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan tertentu dalam aturan perpajakan yang bukan untuk menguji kepatuhan wajib pajak dan produk hukum yang dihasilkan dari pemeriksaan pajak untuk tujuan lain bukanlah selalu surat ketetapan pajak seperti pemeriksaan untuk menguji kepatuhan #$. 4rtinya, bisa juga diterbitkan SK$ atau S$ kepada #$ tersebut. c. $emeriksaan :ukti $ermulaan $emeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.
. Risiko Keberatan $engajuan keberatan walaupun merupakan hak #$ yang dapat dimanfaatkan untuk memperjuangkan keadilan, namun demikian tetap mengandung risiko. Risiko yang melekat dengan pengajuan keberatan adalah, adanya kemungkinan keputusan keberatan yang berbeda; a. Diterima )<
b. Diterima Sebagian c. Ditolak d. Ditambah Gumlah $ajak erutang e. Keputusan keberatan akan menimbulkan sanksi yang dapat mengganggu cash flow perusahaan. >. Risiko :anding Sama halnya dengan pengajuan keberatan, pengajuan banding walaupun merupakan hak #ajib $ajak yang dapat dimanfaatkan untuk memperjuangkan keadilan, namun demikian tetap mengandung risiko. Risiko yang melekat dalam pengajuan banding adalah adanya sanksi yang berat apabila banding ditolak &sanksi )22I'.
2.3
Pengel(laan %isik(
Setelah analisis dan e*aluasi risiko, langkah selanjutnya dalam manajemen risiko adalah mengelola risiko. Risiko harus dikelola. Gika organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian besar. :erbagai cara pengelolaan risiko; a. $enghindaran ara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah dengan menghindar. etapi cara semacam ini tidak optimal. ontoh; Gika ingin memperoleh keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau kita harus keluar dan menghadapi risiko tersebut. Kemudian kita akan mengelola risiko tersebut. b. Ditahan &Retention' Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko tersebut &menahan risiko tersebut7 risk retention'. c. Di*ersifikasi Di*ersifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. ontoh; %emegang aset tidak hanya satu, tetapi bermacam!macam &saham, obligasi, properti'. Gika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut bisa dikompensasi oleh keuntungan dari aset yang lainnya. d. ransfer Risiko Keputusan mengalihkan risiko adalah dengan cara risiko yang kita terima tersebut kita alihkan ke tempat lain sebagian. Gika tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita dapat )6
menstransfer risiko tersebut kepada pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut. ontoh; %embeli asuransi kecelakaan. Gika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
e. $engendalian Risiko Dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan. Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakukan kebijakan antisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi. ontoh; 5ntuk mencegah kebakaran, kita memasang alarm asap dibangunan kita. 4larm merupakan salah satu cara kita mengendalikan risiko kebakaran.
f. $endanaan Risiko %empunyai arti bagaimana 8mendanai9 kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul. Keputusan pendanaan risiko menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai cadangan &reser*e' guna mengantisipasi timbulnya risiko di kemudian hari seperti perubahan nilai tukar dolar terhadap mata uang domestik di pasaran. ontoh; Gika terjadi kebakaran, bagaimana menanggung kerugian akibat kebakaran tersebut, apakah dari asuransi, ataukah menggunakan dana cadangan. Sebuah perbankan mempunyai kebijakan harus memiliki cadangan dalam bentuk mata uang dolar sehingga jumlah perkiraan akan terjadi kenaikan atau perubahan nilai tukar dapat diantisipasi.
2.!
#anksi Per)aakan
$engetahuan tentang sanksi dalam perpajakan menjadi penting karena pemerintah =ndonesia memilih menerapkan self assessment system dalam rangka pelaksanaan pemungutan pajak. :erdasarkan sistem ini, #ajib $ajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajaknya sendiri. 5ntuk dapat menjalankannya dengan baik, maka setiap #ajib $ajak memerlukan pengetahuan pajak, baik dari segi peraturan maupun teknis administrasinya. 4gar pelaksanaannya dapat tertib dan sesuai dengan target yang diharapkan, pemerintah telah menyiapkan rambu!rambu yang diatur dalam 55 $erpajakan yang berlaku.
)?
Dari sudut pandang yuridis, pajak memang mengandung unsur pemaksaan. 4rtinya, jika kewaiiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada konsekuensi hukum yang bisa terjadi. Konsekuensi hukum tersebut adalah pengenaan sanksi!sanksi perpajakan. %enurut %ardiasmo &12));?B', sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang!undangan
perpajakan
&norma
perpajakan'
akan
dituruti7ditaati7dipatuhi. 4tau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat untuk memperkeras peraturan perundang!undangan perpajakan agar dituruti7ditaati7dipatuhi. Dalam 5ndang!5ndang perpajakan ada 1 macam Sanksi $erpajakan yaitu; ). Sanksi 4dministrasi terdiri dari; a. Sanksi 4drninistrasi :erupa Denda Sanksi administrasi berupa denda adalah jenis sanksi yang paling banyak ditemukan dalam 55 perpajakan. erkait besarannya denda dapat ditetapkan sebesar jumlah tertentu, persentase dari jumlah tertentu, atau suatu angka perkalian dari jumlah tertentu. $ada sejumlah pelanggaran, sanksi denda ini akan ditambah dengan sanksi pidana. $elanggaran yang juga dikenai sanksi pidana ini adalah pelanggaran yang sifatnya alpa atau disengaja. b. Sanksi 4dministrasi :erupa :unga Sanksi administrasi berupa bunga dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan utang pajak menjadi lebih besar. Gumlah bunga dihitung berdasarkan persentase tertentu dari suatu jumlah, mulai dari saat bunga itu menjadi hak7kewajiban sampai dengan saat diterima dibayarkan. erdapat beberapa perbedaan dalam menghitung bunga utang biasa dengan bunga utang paiak. $enghitungan bunga utang pada umumnya menerapkan bunga majemuk &bunga berbunga'. Sementara, sanksi bunga dalam ketentuan pajak tidak dihitung berdasarkan bunga majemuk. :esarnya bunga akan dihitung secara tetap dari pokok pajak yang tidak7kurang dibayar. etapi, dalam hal #aiib $ajak hanya membayar sebagian atau tidak membayar sanksi bunga yang terdapat dalam surat ketetapan pajak yang telah diterbitkan, maka sanksi bunga tersebut dapat ditagih kembali dengan disertai bunga lagi. )
c. Sanksi 4dministrasi :erupa Kenaikan Gika melihat bentuknya, bisa jadi sanksi administrasi berupa kenaikan adalah sanksi yang paling ditakuti oleh wajib $ajak. (al ini karena bila dikenakan sanksi tersebut, jumlah pajak yang harus dibayar bisa menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa kenaikan pada dasarnya dihitung dengan angka persentase tertentu dari jumlah pajak yang tidak kurang dibayar. 1. Sanksi $idana Kita sering mendengar isilah sanksi pidana dalam peradilan umum. Dalam perpajakan pun dikenai adanya sanksi pidana. 55 K5$ menyatakan bahwa pada dasarnya, pengenaan sanksi pidana merupakan upaya terakhir untuk meningkatkan kepatuhan #ajib $ajak. Namun, pemerintah masih memberikan keringanan dalam pemberlakuan sanksi pidana dalam pajak, yaitu bagi #ajib $ajak yang baru pertama kali melanggar ketentuan $asal <@ 55 K5$ tidak dikenai sanksi pidana, tetapi dikenai sanksi administrasi. $elanggaran $asal <@ 55 K5$ adalah tidak menyampaikan S$ atau menyampaikan S$ tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. (ukum pidana diterapkan karena adanya tindak pelanggaran dan tindak kejahatan. Sehubungan dengan itu, di bidang perpajakan, tindak pelanggaran disebut dengan kealpaan, yaitu tidak sengaja, lalai, tidak hati!hati, atau kurang mengindahkan kewajiban pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Sedangkan tindak kejahatan adalah tindakan dengan sengaja tidak mengindahkan kewajiban pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
%eski dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tindak pidana di bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah jangka waktu )2 &sepuluh' tahun terlampaui. Gangka waktu ini dihitung sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, berakhirnya bagian tahun pajak, atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. $enetapan jangka waktu )2 &sepuluh' tahun ini disesuaikan dengan daluarsa penyimpanan dokumen!dokumen perpajakan )>
yang dijadikan dasar penghitungan jumlah pajak yang terutang, yaitu selama )2 &sepuluh' tahun.
BAB III "A#U#
3.1
"asus
)@
Target Paak Naik Terus arget penerimaan dari pajak tersebut meningkat sekitar )2I dari 4$:N $erubahan 12)6 yang ditetapkan sebesar Rp).16,) triliun setelah dikoreksi sebelumnya dari target 4$:N 12)6. &w1ta+ser*ice.com' D44% sepuluh tahun terakhir nilai anggaran pendapatan dan belanja negara &4$:N' terus meroket. ahun depan, sebagaimana disampaikan $residen Susilo :ambang 3udhoyono &S:3' dalam $idato Nota Keuangan 12)? di depan para wakil rakyat akhir pekan lalu, Rancangan 4$:N 12)? dipatok sebesar Rp1.2)B,B triliun.Dari mana sumber dana untuk merealisasikan anggaran yang superjumbo itu- Sumber dana primadona berasal dari pajak dipatok sebesar Rp).<>2,@ triliun. arget penerimaan dari pajak tersebut meningkat sekitar )2I dari 4$:N $erubahan 12)6 yang ditetapkan sebesar Rp).16,) triliun setelah dikoreksi sebelumnya dari target 4$:N 12)6. 3ang menjadi persoalan besar bagaimana mengoptimalkan penerimaan perpajakan-"akta lapangan menunjukkan bahwa dalam )2 tahun terakhir ini, Direktorat Genderal &Ditjen' $ajak hanya tercatat dua kali memenuhi target setoran pajak yang dipatok dalam 4$:N, tepatnya pada 1226 dan 122@.%eski kenyataan realisasi penerimaan pajak selalu meleset, pemerintah tetap optimistis penerimaan pajak tahun depan tetap bisa dimaksimalkan sehingga rasio pajak terhadap produk domestik bruto &$D:' atau ta+ ratio juga akan terkerek ke le*el )1,<1I.$emerintah mematok ta+ ratio dalam pengertian luas bisa bahkan mencapai sekitar )?,1I dengan mempertimbangkan pajak daerah. Di balik sikap optimistis itu pemerintah menyadari bahwa kunci utamanya adalah sejauh mana implementasi dari berbagai kebijakan intensifikasi pajak.arget kenaikan penerimaan pajak sebesar )2I tahun depan dibandingkan tahun ini oleh Dirjen $ajak "uad Rahmany dinilai konser*atif dan realistis. ebih baik membuat angka yang memang bisa dipenuhi sehingga tak perlu dire*isi.Selama ini yang menjadi persoalan dalam merealisasikan penerimaan perpajakan lebih banyak menyoroti soal intensifikasi ketimbang ekstensifikasi pajak. 5ntuk meningkatkan kapasitas organisasi, kebutuhan sumber daya manusia &SD%' untuk menjalankan organisasi menjadi kunci utama.:egitupula dari sisi anggaran yang masih terus dikeluhkan petinggi lembaga pemungut pajak tersebut. Saat ini anggaran Ditjen $ajak hanya berputar pada angka Rp?,? triliun, padahal anggaran ideal berkisar antara Rp> triliun hingga Rp@ triliun.Dengan anggaran maksimal tersebut, bisa menambah sumber daya manusia dan infrastruktur yang bisa meningkatkan kinerja karyawan kantor pajak. ahun ini kinerja Ditjen $ajak belum begitu menggembirakan. engok saja, realisasi penerimaan pajak hingga awal 4gustus sepanjang tahun ini baru mencapai Rp?6@,2> triliun atau sekitar ?),))I dari target yang dipatok dalam 4$:N!$ 12)6.%eski demikian, penerimaan pajak masih mencatatkan kenaikan sekitar B,I dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, kenaikan tersebut tidak bisa dijadikan sebagai prestasi karena penerimaan masih jauh dari target, sementara waktu terus meluncur mendekati akhir tahun.Dari realisasi penerimaan pajak hingga awal 4gustus ini, sebagaimana dilansir Ditjen $ajak, kontribusi terbesar disumbangkan oleh pajak penghasilan &$$h' nonminyak dan gas &migas' yang mencapai Rp1>?,?? triliun atau ?,>I dari target, menyusul pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah &$$N dan $$n:%' sekitar Rp 11<,BB triliun atau 6>,)I dari target, lalu $$h migas Rp66,6B triliun atau ?<,26I dari target, serta pajak lainnya sebesar )B
Rp1,B> triliun atau ?>,1B dari target dan pajak bumi dan bangunan &$::' Rp),2 triliun atau 6,@>I dari target.Dilihat dari sektor usaha, tercatat industri pengolahan menduduki urutan pertama pemasukan pajak sebesar Rp12),1> triliun, posisi kedua perdagangan besar dan eceran Rp@),< triliun, urutan ketiga adalah jasa keuangan dan asuransi Rp>1,16 triliun, serta posisi keempat ditempati pertambangan dan penggalian sebesar Rp<,<@ triliun.%elihat angka!angka realisasi penerimaan pajak tersebut, jelas mengundang kekhawatiran akan tercapai target yang dipatok dalam 4$:N!$ 12)6 yang sudah dikoreksi dari target sebelumnya di 4$:N 12)6. Nah, penetapan target pajak untuk tahun depan sepertinya pemerintah cenderung tidak berpijak pada kondisi perpajakan dari tahun ke tahun.
BAB I"E#IMPULAN
%anajemen risiko perpajakan harus di kelola dengan baik, dimulai dari pendekatan para pegawai pajak untuk selalu menghimbau agar wajib pajak dapat menyetor pajak yang seharusnya terhutang, dan menyadarkan masyarakat kepedulian tentang pajak karena pajak itu penting. idak hanya dari pegawai pajak saja yang harus mengelola tetapi kita sebagai 12
wajib pajak harus ikut serta dengan mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. 4gar dapat tercapainya target pajak.
p.s Singkatnya, intensifikasi seakan menimpakan beban pertambahan target pajak kepada mereka yang tak patuh dengan mengeksploitasi ketidakpatuhannya, dan peningkatan pajak akan meningkat seiring dengan meningkatnya kepatuhan dari wajib pajak yang tidak patuh &karena yang sudah patuh tidak akan terpengaruh dengan ini'. Sedangkan ekstensifikasi seakan menimpakan beban pertambahan target pajak kepada mereka yang patuh dengan menambah jumlah beban pajaknya &karena yang tidak patuh tidak akan banyak terpengaruh dengan ini'
DA+TA% PU#TA"A
1)
http;77hikmawatiB1.blogspot.com712)<72>7manajemen!risiko!konsep!dasar!teknikJ1.html http;77rahmatulliHa6<.blogspot.com712)17))7manajemen!pajak.html http;77indahhandy.blogspot.com712)272)7manajemen!resiko!dalam!mengelola!dan.html http;77akhwatassyari.blogspot.com712)172?7normal!2!false!false!false!in!+!none!+.html http;77reHafrachman.blogspot.com712))72@7)@!pengelolaan!risiko.html http;77ngapackers.blogspot.com7122@7))7teknik!teknik!manajemen!resiko.html http;77www.scribd.com7doc7112B2@>>>7a+!Risk!%anagement!#ord http;77konsultanpajak!aaa.com7mengenal!sanksi!pajak.html http;77www.pajak.go.id7content7news7menghadapi!ketidakpastian!dengan!manajemen!risiko http;77www.bppk.depkeu.go.id7berita!pekanbaru7)2?2!mengenal!lebih!jauh!manajemen! risiko!dalam!perpajakan http;77pratamaindomitra.co.id7ta+!risk!management.html http;77abhymujahidmuda.blogspot.com712)17267makalah!manajemen!risiko.html http;77nasional.sindonews.com7read7@B1B7)7target!pajak!naik!terus
11