ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN ABRUPSIO PLASENTA Definisi Abrupsio plasenta adalah pemisahan yang terlalu dini atau prematur dari plasenta yang tertanam secara normal pada dinding uterus. Abrupsio plasenta atau persalinan yang terlalu dini dari plasenta merupakan lepasannya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat penanamannya. (Mosby, 1995)
Etiologi dan Faktor Resiko Mekanisme terjadinya abrupsio plasenta tidak diketahui, beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya abrupsio plasenta telah teridentifikasi, diataranya adalah wanita hamil
yang
mengkonsumsi
yang
merupakan
penyebab
vasokonstriksi
pada
ateri
endometrium, ini merupakan penyebab utama dari abrupsio plasenta. Faktor resiko lain adalah pada ibu hamil yang merokok, kehamilan kedua atau lebih, tali pusar yang pendek, serta trauma abdominal.
Manisfestasi Klinis Tanda dan gejala dari abrupsio plasenta ada empat : 1. Perdarahan per vagina atau perdarahan yang tersembunyi di belakang plasenta. 2. Uterus menjadi lunak dan lembek. 3. Aktifitas uterus berlebih tanpa relaksasi diantara keduanya. 4. Nyeri abdomen. Dua tipe utama dari kasus abrupsio plasenta adalah sebagai berikut : 1. Abrupsio plasenta dengan perdarahan yang tertutup, yang berarti perdarahan terjadi di belakang plasenta, tetapi memiliki batas tegas karena posisi hematom. 2. Abrupsio plasenta dengan perdarahan terbuka yaitu perdarahan yang terlihat ketika pemisahan atau ata u pemotongan membran juga lapisan lapisa n endometrium dan darah mengalir melalui vagina. Perdarahan yang terlihat tidak selalu sama jumlahnya dengan jumlah darah yang hilang. Tanda-tanda syok (takikardi, hipertensi, pucat, demam, dan
berkeringat) mungkin akan timbul ketika sedikit atau tidak ada perdarahan luar yang muncul. Nyeri abdomen juga dihubungkan dengan jenis pemisahan plasenta. Sifat nyerinya bisa jadi tiba-tiba dan hebat ketika perdaraha muncul ke miometrium atau intermiten serta sulit untuk membedakan dengan rasa sakit karena kontraksi. Uterus mungkin menjadi keras sehingga janin sulit untuk di palpasi. Tes ultraound akan membantu
menyingkirkan
kemungkinan
plasenta
previa
sebagai
penyebab
pendarahan, tetapi ini tidak dapat digunakan sebagian diagnosa abrupsio plasenta, karena pemisahan plasenta dan perdarahan mungkin tidak terjadi pada ultrasonogafi (USG).
Penatalaksanaan Beberapa wanita hamil yang menujukan tanda-tanda abrupsio plasenta harus dirawat dirumah sakit dan dievaluasi pada waktu tertentu. Evaluasi wajib dilakukan untuk mengetahui keadaan kardiovasular ibu hamil dan kondisi janin. Jika kondisi sudah cukup membaik, janin belum matur, dan tidak menunjikan distres, maka dilanjurkan untuk melakukan menejemen konservatif. Hal ini termasuk bedrest dan mungkin masuk pemberian mukolitik untuk menurunkan aktivitas uterus. Kehamilan janin dengan segera penting dilakukan bila tanda kehidupan janin atau ibu hamil menunjukkan adanya tanda pendarahan terlalu banyak, baik perdarahan yang terlihat atau perdarahan yang tersembunyi. Penanganan yang instensif terhadap ibu dan janin merupakan hal yang penting, karena penurunan kondisi yang cepat dari ibu dan janin dapat terjadi, jumlah darah yang untuk penggantian harus sesuai dengan kebutuhan. Wanita dengan pengalaman trauma abdomen akan meningkatkan resiko abrupsio plasenta, mereka harus dipantau selama 24 jam setelah trauma. Plasenta Previa
Abrupsio Plasenta
Etiologi
Tidak diketahui
Tidak diketahui
Faktor
Multipara, kehamilan ganda di atas
Hipertensi maternal, grande multipara,
risiko
35tahun,
kelhamilan
insisi
uterus,
sesar, dan letak belakang.
kelahiran
ganda,
hindraminon,
trauma eksterna, dan tali pusat yang pendek.
Manifestasi
Perdarahan yang yata dan nyeri pada Perdarahan, baik yang nyata terlihat
akhir semester kedua atau trimester atau
tersembunyi
dalam
uterus
ketiga (biasanya daerah berwana (biasanya berwarna coklat tua). terang). Komplikasi Hemoragi,
anemia,
syok
malposisi
hipovolemik, janin,
embrio
udara, perdarahan postpartum.
Hemoragi,
syok
gangguan
pembekuan
(hipofibrinogemia),
hipovolemik,
anemia,
darah gagal
ginjal, dan ruptur uterus.
Asuhan Keperawatan Pengkajian
Bagi kondisi perdarahan pada kehamilan tua, beberapa pengkajian keperawatan harus dilakukan segera dan yang lain harus ditunda sampai intervensi awal telah di ambil untuk menstabilkan status kardiovaskular dari ibu hamil. Prioritas pengkajian adalah sebagai berikut. 1. Jumlah dan sifat perdarahan ( waktu serangan, perkiraan kehilangan darah sebelum datang ke rumah sakit, dan keterangan tentang jaringan yang terlepas). Wanita hamil harus diajarkan untuk menyimpan linen jika berada dirmah, sehingga kehilangan darah dapat dideteksi secara kuat. 2. Sakit a. Jenisnya : intermiten, tajam, tumpul, keras. b. Serangannya : berangsur-angsur, mendadak. c. Lokasinya : menyeluruh pada abdomen, lokal. 3. Uterus Apakah uterus terasa lembut dengan palpasi yang lembut. 4. Tanda-tanda vital ibu hamil apakah dalam rentang normal atau terjadi hipotensi, takikardi, atau keduanya. Hipertensi mungkin dapat terjadi pada awal abrupsio plasenta. Pemantauan kondisi janin secara elektronik dapat menentukan deyut jantung janin, adanya percepatan, dan respon jann terhadap aktivitas uterus. 5. Kontraksi uterus : penggunaan monitor eksterna dalam menentukan frekuensi dan lamanya kontraksi. Tekanan intrauterus dapat mengidentifikasi kontraksi hipertonik
dan peningkatan hubungan irama istirahat dengan abrupsio plasenta. Palpasi dapat mengidentifikasi apakah uterus mengalami relaksasi antara kontraksi atau tidak. 6. Riwayat kehamilan (gravida, para, riwayat aborsi, dan melahirkan bayi prematur). 7. Lama usia kehamilan (HPHT, tinggi fundus, hubungan tinggi fundus dengan usia kehamilan) jika terjadi perdarahan ke dalam miometrium, fundus akan membesar sesuai dengan perdarahan. Perawatan mengonservasi dan melaporkan ukuran tinggi fundus yang akan menunjukan bahwa perdarahan kedalam otot uterus sedang terjadi. 8. Data laboratorium (hemoglobin, hematokrit, golongan darah, pembekuan darah). Data laboratorium diperoleh untuk mempersiapkan tranfusi darah yang diperlukan. Disamping pengkajian fisik, respons emosi ibu hamil dan pasangan juga harusa diperhatikan. Mereka sering merasa cemas, sedih, ragu dan aktivitas yang berlebihan. Mereka mungkin memiliki pengetahuan yang sedikit mengenai manajemen kesehatan dan tidak menyadari bahwa janin akan segera lahir, sehingga penjelasan prosedur oprasi merupakan hal yang penting. Mereka mungkin merasa takut dan khawatir tentang kehidupan ibu dan janin. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan. 1. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah berlebih. 2. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan yang mengenai efek dan perdarahan memanajemennya, kesehatan janin. 3. Harga diri rendah situasinal yang berhubungan dengan ketidakmampuan sementara untuk melakukan perawatan pada keluarga. 4. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan perdarahan yang berlebih akibat implantasi plasenta yang abnormal, resiko pemisahan dengan dilatasi s erviks. 5. Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipovolomi. 6. Resiko infeksi yang berhubungan dengan perdarahan, plasenta previa. 7. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan regimen pengobatan. 8. Gangguan manajemen pemeliharaan tubuh yang berhubungan dengan bedrest dan pembatasa aktivitas. 9. Resiko perubahan kasih sayang orang tua bayi yang berhubungan dengan kemungkinan kebutuhan perawatan bayi. 10. Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan.
Intervensi keperawatan 1. Diagnosa 1 : Penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah berlebih. Tujuan : penurunan cardiac output tidak terjadi/teratasi. Kriteria hasil : volume darah intravaskular dan caediac output diperbaiki sampai nadi, TD, nilai hermodinamik, serta nilai laboratorium menunjukan tanda normal. Rencana intervensi
rasional
Nilai dan catat TTV, TD, LOC, CVP, perpusi Pengkajian yang akurat mengenai status jaringan, intake dan autput, serta jumlah hemodinamik perdarahan.
merupakan
dasar
untuk
perencanaan, intervensi dan evaluasi.
Bantu pemberian pelayanan kesehatan atau Memperbaiki volume vaskuler membutuhkan mulai
sarankan
terapi
tranfusi
sesuai terapi
kebutuhan.
IV
dan
intervensi
farmakologi.
Kehilangan volume darah harus diperbaiki untuk mencegah kmplikasi seperti infeksi, gangguan janin, dan gangguan organ vital ibu hamil.
2. Diagnosa 2 : Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan yang mengenai efek dan perdarahan memanajemennya, kesehatan janin. Tujuan : ansietas dapat berkurang. Kriteria hasil : pasangan dapat mengungkapkan perasaannya tentang kata-kata tentang manajemen yang sudah direncanakan, sehingga dapat mengurangi kecemasan pasangan. Rencana intervensi
rasional
Terapi bersama pasangan dan menyatakan perasaan.
Saya
tahu
bahwa
ini
tidak
diharapkan dan seharusnya anda memliki banyak
pertanyaan,
mungkin
saya
bisa
menjawab diantaranya. Menentukan tingkat pemahana pasangan tentang situasi dan manajemen yang sudah
direncanakan : beritahu kepada saya tentang apa yang anda harapkan. Berikan manajemen
pasangan
informasi
tentang