21
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA KEHAMILAN
38 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK BERSALIN RUMAH SAKIT DR. MOCH ANSHARI SALEH
BANJARMASIN
DISUSUN OLEH :
SISKA PURWITA SARI
S.13.1412
AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (Sarwono, 2008).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversial obstetric dalam kaitannya dengan penyebabnya. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya menyebabkan kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya (Manuaba, 2009).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003/2004 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng menyebutkan pada 2008 AKI mencapai 114,42/100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang jumlah kematian ibu maternal di Kota Semarang pada tahun 2009 sebanyak 22 kasus dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 25.739. Penyebab AKI terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung,penyebab langsung dari AKI disebabkan oleh komplikasi pada masa hamil,bersalin dan nifas atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan atau berbagai hal yang terjadi akibat-akibat tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin dan nifas, seperti perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklamsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Beberapa komplikasi persalinan salah satunya adalah persalinan lama. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah karena kondisi masyarakat, seperti pendidilkan, sosial ekonomi dan budaya (Dinkes Jateng, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul "Asuhan Kebidanan Pada Ny. Usia kehamilan minggu dengan Ketuban Pecah Dini di Ruang VK Bersalin RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin".
Tujuan
Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny. umur kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini yang sesuai dengan keterampilan yang telah didapat di pendidikan.
Tujuan Khusus
Mengetahui definisi dari ketuban pecah dini
Mengetahui etiologi dari ketuban pecah dini
Mengetahui gejala klinis ketuban pecah dini
Mengetahui patofisiologi ketuban pecah dini
Mengetahui penatalaksanaan ketuban pecah dini
Manfaat
Bagi Instansi Pendidikan
Menambah informasi bagi instansi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
Bagi Tenaga Kesehatan
Mengetahui acuan pembelajaran untuk penatalaksanaan yang dilakukan di Ruang VK bersalin RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa terutama mengenai asuhan kebidanan pada Ny. dengan ketuban pecah dini.
Bagi Keluarga Pasien
Agar dapat mengetahui tanda dan gejala ketuban pecah dini dan dapat melakukan penanganan dini.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan (Manuaba, 2009). Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai (Sarwono,2005).
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. (saifudin,2002). Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002). Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Sarwono Prawirohardjo, 2005).
Selain itu, Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai (Protap Bagian/SMF Obgyn FK Unud/ RS Sanglah, 2004). KPD dikelompokan menjadi dua, yaitu:
KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu
KPD aterm adalah KPD pada usia 37 minggu keatas
Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Penyebab lainnya sebagai berikut:
Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar (Manuaba, 2002).
Peningkatan tekanan intra uterin, bisa disebabkan oleh :
Trauma : hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
Gameli
Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang
Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).
Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk preteolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah. (Amnionitis/ Korioamnionitis).
Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten
Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi
Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa menimbulkan morbiditas janin
Gejala Klinis
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau air seni. Alirannya tidak deras keluar, kecuali bila ibu hamil dalam posisi berbaring. Bila ibu duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Selain itu, juga karena tidak ada kontraksi yang mendorong keluarnya cairan tersebut. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Untuk lebih memastikan bahwa itu adalah air ketuban, dilakukan dengan tes ferning atau tes nitrazine. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
Patofisiologi
Ketuban pecah dini berhubungan dengan kelemahan menyeluruh membrane fetal akibat kontraksi uteri dan peregangan berulang. Membran yang mengalami rupture premature ini tampak memiliki defek fokal kelemahan menyeluruh. Daerah dekat tempat pecahnya membrane ini disebut " restricted zone of extreme altered morphology" yang ditandai dengan adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan kolagen fibrilar pada lapisan kompakta, fibroblast maupun spongiosa. Daerah ini akan muncul sebelum ketuban pecah dini dan merupakan daerah breakpoint awal. Patogenesis terjadinya ketuban pecah dini secara singkat ialah akibat adanya penurunan kandungan kolagen dalam membrane sehingga memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah dini preterm terutama pada pasien risiko tinggi.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :
Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal.
Persalinan prematur
Infeksi pada ibu dan anak
Hipoksia dan asfiksia
Syndrom deformitas janin
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboraturium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH nya. Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urine atau sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah warna, tetap kuning.
Nitrazin Tes Lakmus (tes), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 – 7,5, darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin serta adanya tanda-tanda persalinan.
Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Preterm
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan preterm berupa penanganan konservatif, antara lain :
Rawat di Rumah Sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan kehamilan diusahakan bisa mencapai 37 minggu.
Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).
Jika umur kehamilan < 32-34 minggu dirawat di Rumah Sakit selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Sedian terdiri atas betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari atau deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa (-), beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Aterm
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm berupa penanganan aktif, antara lain:
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal lakukan seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 50 µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi, dan persalinan di akhiri :
- bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesaria.
- bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUAHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III (38 MINGGU)
DI RUANG VK BERSALIN RS. MOCH ANSARI SALEH
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Kamis / 31 Desember 2015
Jam : 16.00 wita
Data Subjektif
Identitas
Istri
Suami
Nama
Ny. D
Tn. H
Umur
19 Tahun
23 Tahun
Agama
Islam
Islam
Suku/Bangsa
Banjar/Indonesia
Banjar/Indonesia
Pendidikan
SMP
SMP
Pekerjaan
Pedagang
Pedagang
Alamat
Jl. Kelayan A gg.Pepadaan
Jl. Kelayan A gg.Pepadaan
Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 38 minggu keluar air air sejak pukul 21.00 wita.
Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 17 tahun, dengan suami sekarang sudah 2 tahun.
Riwayat Haid
Menarche umur : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/ tidak : Teratur
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut / hari
Disminorhoe : Tidak ada
HPHT : 02-04-2015
TP : 09-01-2016
Riwayat Obstetri
G1P0A0
Thn
kehamilan
Persalinan
Bayi
Pnylt Nifas
Ket
UK
Pnylit
UK
Cara
Tempat/ Penolong
Pnylt
BB
PB
JK
Keadaaan Nifas
Ini
38 mgg
Riwayat Keluarga Berencana
Jenis : Kb Pil
Lama : 1 tahun.
Masalah : Tidak ada
Riwayat Kesehatan
Ibu : Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti DM, asma, jantung dan penyakit menular seperti hepatitis dan TBC.
Keluarga : Keluarga mengatakan tidak pernah menderta penyakit keturunan seperti DM. asma , jantung dan juga tidak punya penyakit menular seperti hepatitis dan TBC.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Gravida 1 Para 0 Abortus 0 dengan ketuban pecah dini
ANC Trimester I
Frekuensi : 2x
Tempat : BPM
Umur kehamilan : 8 minggu
Imunisasi : Belum dilakukan
Pergerakan anak : Belum terasa
Keluhan : Mual
Nasehat : Makan makanan bergizi
Pengobatan : Vitamin C
ANC trimester II
Frekuensi : 2x
Tempat : BPM
Umur kehamilan : 16 minggu
Imunisasi : Belum dilakukan
Pergerakan anak : Terasa
Keluhan :-
Nasehat : Istirahat yang cukup
Pengobatan : Vit C, Kalk
ANC trimester III
Frekuensi : 3x
Tempat : BPM
Umur kehamilan : 28 minggu
Imunisasi : Belum dilakukan
Pergerakan anak : Terasa
Keluhan : Sakit pinggang
Nasehat : Istirahat yang cukup dan
hindari gerakan tiba-tiba
Pengobatan : Vit C, Kalc & FE
Pola Kebutuhan Sehari-hari
Nutrisi
Jenis : Nasi, sayur, lauk-pauk
Frekuensi : 3x sehari
Porsi : 1 piring
Pantangan : Tidak Ada
Eliminasi
BAB
Frekuensi : 2x sehari
Konsistensi : Lembek
Warna : Coklat
Masalah : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 4x sehari
Warna : Kuning
Bau : Bau khas urine
Masalah : Tidak Ada
Personal Hygne
Frekkuensi mandi : 3x Sehari
Frekuensi gosok gigi :3x Sehari
Frekuensi ganti pakaian : Sesuai kebutuhan
Aktifitas : Bejualan
Tidur dan istirahat :
Siang hari : Pukul 14.00-16.00
Malam hari : Pukul 21.00-05.00
Masalah : Tidak ada
Pola seksual
Masalah : Tidak ada
Data Psikososial dan Spiritual
Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Ibu senang dan bahagia
Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Ibu senang dan bahagia
Ketaatan ibu beribadah : Ibu sholat waktu
Pemecahan masalah dari ibu : Suami
Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Ibu mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan dari bidan
Lingkungan yang berpengaruh
Ibu tinggal bersama : Suami
Hewan peliharaan : Tidak ada
Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, keluarga :
Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Jumlah penghasilan keluarga : Mencukupi
Yang menanggung biaya ANC dan persalinan : Suami
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran umum : composmentis
Berat badan
Sebelum hamil : 45 kg
Sekarang : 55 kilo
Tinggi badan : 152 cm
LiLa : 24 cm
Tanda-tanda vital : TD :120/80 mmHg R: 28x/m
N: 88x/menit T: 36,7 C
Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala :Tampak bersih, tidak tampak ketombe, rambut tidak rontok, pertumbuhan rambut merata, warna rambut hitam
Muka : Tidak tampak oedem, tidak pucat, dan tidak
tampak cloasma gravidarum
Mata : Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat,
sklera tidak kuning
Telinga : Tampak simetris, tampak bersih, tidak
terdapat pengeluaran serumen
Hidung : Tidak tampak pernapasan cuping hidung,
tidak ada polip, dan sekret
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak
ada karies pada gigi, lidah tampak bersih
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tiroid
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dada saat
inspirasi dan ekspirasi
Mamae : Tampak simetris, terdapat hiperpigmentasi
pada areola, puting susu tidak menonjol
Abdomen : Pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilan
Tungkai : Tidak ada odem
Genetalia : Tidak ada keputihan
Palapasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jagularis
Mamae : Tidak teraba benjolan abnormal, dan
kolostrum belum keluar
Abdomen :
Leopold I : TFU setinggi Prosexus hipoideus,
bagian fundus teraba bulat dan tidak melenting.
Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan
teraba keras (pungung kanan) dan pada perut ibu sebelah kiri teraba lunak (ektremitas)
Leopold III : bagian bawah perut ibu terasa
keras, dan bisa dilentingkan (kepala janin)
Leopold IV : Konvergen, bagian terbawah janin
belum mamsuk PAP
TFU : 28 cm
TBJ : (28-12) x 155 = 2480 gram
Auskultasi
DJJ (+) terdengar jelas dan teratur , frekuensi 142x/menit.
Perkusi
Refleks Patella : Kiri / Kanan, (+) / (+)
Cek Ginjal : Kiri / Kanan, (-) / (-)
Pemeriksaan Pangul Luar
Distansia Spinarum : 24 cm
Distansa Cristarum : 27 cm
Conjugata Eksterna : 18 cm
Lingkar Panggu : 90 cm
Pemeriksaan penunjang
HB : 11 gr %
Albumin : (-)
Reduksi : (-)
Analisa Data
Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 Umur kehamilan 38 minggu
dengan ketuban pecah dini janin tunggal hidup.
Masalah : Khawatir
Kebutuhan : Konseling dan health education.
Penatalaksanaan
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD : 110/80 mmHg R: 21 x/menit
N: 70 x/ menit T: 36,2 C
Usia kehamilan ibu sekarang adalah dan taksiran partus dan keadaan janin baik, DJJ (+) terdengar jelas dan teratur, Frekuensi DJJ 142x/menit, secara keseluruhan keadaan ibu dan janin baik.
"ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan"
Menjelaskan kepada ibu penyebab kemungkinan keluhan yang ibu rasakan, yaitu kerena ibu kelelahan dan kurang istirahat.
"ibu mengerti dengan penjelasan bidan"
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yaitu :
Infus RL 18 tpm
Injeksi IV Ceftriaxone 10 mL 1-2 gram satu kali sehari untuk obat antibiotik.
"ibu mengerti dengan penjelasan bidan"
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, sayur-syuran (bayam, kangkung dan sawi), ikan, telur, hati ayam, buah-buahan (pisang, jeruk,pepaya) dan susu.
"ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan"
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 2-3 jam dan 7-8 jam pada malam hari.
"ibu mengerti dan bersedia"
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
Perdarahan pervaginam
Bengkak tangan atau wajah, pusing dan diikuti kejang
Gerakan janin berkurang
Pengelihatan kabur
Nyeri abdomen yang kuat
Sakit kepala yang hebat
"ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan"
Menjelaskan tentang P4K, yaitu program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi :
Dimana rencana persalinan ibu
Siapa yang akan menolong dalam persalinan ibu
Siapa yang akan mendampingi dalam persalinan ibu
Alat transportasi apa yang ibu gunakan
Siapa pendonor ibu apabila dalam persalinan terjadi kegawatdaruratan
"ibu mengerti tentang P4K dan memiliki persiapann terhadap persalinan"
Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seperti sering mengganti celana dalam minimal 3x sehari.
"ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di berikan"
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau apabila ada keluhan
"ibu bersedia melakukan kunjungan ulang"
BAB IV
PEMBAHASAN
Secara klinis ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. Penyebabnya bisa karena inkompetensia serviks, peningkatan tekanan intra uterin, kelainan letak janin dan rahim kemungkinan kesempitan panggul. Gejala klinisnya dapat berupa keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau air seni, alirannya tidak deras keluar. Komplikasi yang dapat di timbulkan adalah persalinan prematur, infeksi ibu dan anak, hipoksia dan asfeksia. Penanganan yang dapat diberikan kepada pasien yaitu memberikan obat-obatan farmakologi sesua dengan advis dokter.
Saat melakukan tinjauan kasusu pada tanggal 31 desember 2015 pada pasien dengan Ny.D usia kehamilan 38 miggu yang datang dengan keluhan keluar air-air sejak pukul 21.00 wita. Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan pada tanggal 31 desember 2015 pada Ny.D yaitu TD: keluar air-air dan tidak begitu deras, pasien didiagnosa mengalami ketuban pecah dini.
Asuhan yang telah diberikan kepada Ny.D usia kehamilan 38 minggu dengan ketuban pecah dini sudah sesuai dengan teori yang ada. Asuhan tersebut seperti pemeriksaan tanda-tanda vital pasien, memberiahu hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk istirahat yag cukup, menganjurkan ibu untuk makan-makannan yang bergizi, memberikan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu : di Infus RL 18 tpm dan Injeksi IV Ceftriaxone 10 mL 1-2 gram satu kali sehari untuk obat antibiotik.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
ketuban pecah dini adalah keluarnya air-air dari vagina sebelum proses persalinan berlangsung. Penyebabnya bisa karena kelainann letak janin, kesempitan panggul dan peningkatan tekanan didalam uterus. Gejalanya dapat berupa keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina berbau amis. Komplikasi yang ditimbulkan yaitu persalinan prematur, infeksi pada janin dan asfiksia. Penanganan yang dapat diberikan kepada ibu yaitu memberikan obat-obatan farmakologi dengan advis dokter.
Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan pada tanggal 31 desember 2015 pada Ny. D pada pemeriksaan fisik terlihat pengeluaran cairan pada vagina. Pasien didiagnosa mengalami ketuban pecah dini. Berdasarkan hasil pemeriksaan Ny.D diberi tindakan seperti yang sudah dianjurkan sebelumnya serta memberikan terapi sesuai dengan advis dokter.
Jadi asuhan yang diberikan kepada Ny.D usia kehamilan 38 minggu ketuban pecah dini antara teori dan penatalaksanaan sudsh sesuai.
Saran
Bagi instansi pendidikan
Disarankan untuk pendidikan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan tetap memberikan asuhan yang tepat pada pasien dan sesuai kebutuhan pasien serta meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik sesuai protap yang diberikan.
Bagi tenaga kesehatan
Lebih meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan menerapkannya dalam memberikan pelayanan.
Bagi mahasiswa
Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan menerapkan dalam memberikan pelayanan.
Bagi keluarga pasien
Agar dapat mengetahui gejala asma sehingga dapat ditangani tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.(2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo.
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F. 2009. Keluarga Berencana. Dalam: Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F. (eds). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC, 235-238.