ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S” GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK RIF’ATUN NI’MAH, S.ST, S.Psi DESA KEBOAN KECAMATAN NGUSIKAN KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh : NURUL JANNATUL WAHIDAH NIM : 7212079
PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2015
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S” GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK RIF’ATUN NI’MAH, S.ST, S.Psi DESA KEBOAN KECAMATAN NGUSIKAN KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingi Diploma III Kebidanan
Oleh : NURUL JANNATUL WAHIDAH NIM : 7212079
PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2015
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Nurul Jannatul Wahidah
Nim
: 7212079
Tempat, tanggal lahir : Probolinggo, 25 Mei 1994 Institusi
: Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang
Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir yang Berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang” adalah bukan Laporan Tugas Akhir orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sanksi.
Jombang, April 2015
Yang menyatakan
Nurul Jannatul Wahidah 7212079
iii
iv
v
LEMBAR PERSEMBAHAN Alhamdulillah, berjuta syukur tak mampu membalas semua anugrahMu wahai Dzat yang Maha Rahman dan Rohim. R Karya tulis ini aku persembahkan untuk orang – orang tercinta :
Kedua orang tua terhebat yang selalu Beliau sebut namaku dalam doanya. ( Terimakasih atas cinta yang menguatkan ya Umi Sri Agustina dan Ayah Suri) Best sister all over the world, Diah Dwi Wahyuni ( Mbak bak Wida sayang kamu dik ) My Room mate, Fitri Faridatul M, Amirotul Lutfia, Roro Nurfita Nurfita, Inqinagfirda, Roudatul Komala, Kom Ainun Nadziroh, Zufatunnadliroh Zufatunnadliroh, Indah retno agustin, Baiq Yana lestari, Febri Anasari dan semua penghuni kamar 23. ( Terimakasih untuk semangatnya, Kalian luar biasa) Pak Menkora, teman yang paling produktif se Dunia (Terimaksih untuk motivasi, motiv efisiensi dan manajemen waktunya Pak ) My Partner, Fatimatuz Zahro (Makasih yaa sayung, sudah menjadi seperjuangan terbaik selama Studi Kasus) Dan Orang – orang yang telah membantu saya dalam proses belajar. ( Jasa dan kebaikan kalian, hanya Allah yang bisa membalasya, amin) Tanpa kalian aku bukan siapa – siapa
vi
MOTTO
Berangkatlah dengan penuh keyakinan. Berjalanlah dengan penuh keikhlasan. Istiqomahlah dalam menghadapi cobaan, dan
Pasrahlah!! Ketika beribu perjuangan telah kamu lewati. Ketika beribu doa telah kamu panjatkan, panjatka dan Ketika beribu ikhtiar tiada henti meniti.
Because sometime life is risking everything, no one can’t see but you!
Always Smile and Keep Spirit Wida
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GivP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang” Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1.
Prof. DR. H Ahmad Zahro, MA Selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang.
2.
H. Andi Yudianto, S.Kep.Ners.M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
3.
Ninik Azizah, SST, M.Kes. Selaku Ketua Prodi D III Kebidanan sekaligus Dosen Pembimbing I Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
4.
Helmi
Annuchasary,
SKM.
Selaku
Wali Kelas
sekaligus
Dosen
Pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
viii
5.
Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah SST.S.Psi selaku pembimbing lahan yang telah bersedia memberi kami kesempatan untuk melakukan studi di BPM beliau dan senantiasa memberi arahan yang tiada henti.
6.
Kedua orang tua serta adikkuyang selalu mendukung dan mendo’akan saya dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
7.
H. Ali Muchsin M.Pdi dan Hj. Niswah Qonita As’ad beserta keluarga selaku pengasuh juga pembina Asrama puteri XI Muzamzamah-Chosyi’ah Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang.
8.
Semua pihak dan teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir. Penulis menyadari penyusunan Laporan Tugas Akhir DIII Kebidanan
Fakultas Ilmu Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pembaca sangat penulis harapkan dalam rangka perbaikan. Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, Amin.
Jombang, April 2015
Penulis
ix
ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S” GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK RIF’ATUN NI’MAH, SST, S.Psi DESA KEBOAN KECAMATAN NGUSIKAN KABUPATEN JOMBANG 2015
Nama Mahasiswa : Nurul Jannatul Wahidah NIM : 7212079 Nama Dosen Pembimbing : Ninik Azizah, SST.M.Kes Helmy Annuchasary,SKM. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat besarnya derajat kesehatan pada perempuan. Di BPM Hj.Tutik Rif’atun NI’mah, SST,S.Psi penyebab tertinggi 3,42% ( 5 orang) dari 13% ( 19 orang) dilakukannya rujukan akibat dari kecemasan ibu terhadap presepsi nyeri yang dirasakan. Sehingga penulis ingin memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Tahun 2015. Metode memperoleh data pada laporan tugas akhir ini mengunakan studi kepustakaan dan studi kasus yang sesuai standar asuhan kebidanan. Dimana penulis memulai dengan melakukan pengkajian data secara subjektif dan objektif, menegakkan diagnosa dan atau masalah, melakukan perencanaan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan kemudian melakukan pencatatan asuhan kebidanan dengan tujuan penulis dapat mengimplementasikan secara langsung asuhan sesuai dengan Standar Asuhan Kebidanan. Hasil asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan dalam laporan tugas ini yaitu penulis mamu melaksanakan dan mengaplikasikan secara langsung asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal Ny.”S” GivP30003 UK 39 minggu kala I fase Aktif dengan masase counter pressure di BPM Hj.Tutik Rif’atun Nimah, S.ST, S.Psi Keboan Jombang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan masase counter pressure dan asuhan kebidanan secara komprhensif dapat memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin. Kata Kunci : AKI, Counter Pressure, Skala Nyeri, Asuhan Komprehensif
x
ABSTRACT MIDWIFERY CARE ON NORMAL LABOR TO MRS. "S" GIVP30003 39TH WEEKS AGE OF PREGNANCY WITH ACTIVE PHASE IN FIRST STAGE BY COUNTER PRESSURE MASSAGE IN CLINICAL PRACTICE OF HJ. TUTIK RIF'ATUN NI’MAH, SST, Psi KEBOAN VILLAGE, NGUSIKAN DISTRICT JOMBANG 2015
Name NIM Main of Supervisor Assistant of Supervisor
: Nurul Jannatul Wahidah : 7212079 : Ninik Azizah, SST.M.Kes : Helmy Annuchasary, SKM.
Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the indicators to see the magnitude of women health status. In BPM Hj.Tutik Rif'atun Ni'mah, SST, S.Psi their were 146 mothers in labor, and 13% (19 people) of it were brought to the hospital. The main cause is prolonged labor with amount 3.42% (5 people) as a result of maternal anxiety on their pain. So based on research done by Ida Maryati, et al the author would like to give a comfortness by doing Midwifery Care on Normal Labor to Mrs.S GIVP3A0 39th Weeks Age of Pregnancy With Active Phase in First Stage by Counter Pressure Massage in Clinical Practice of Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah, SST,S.Psi Keboan Village, Ngusikan District Jombang 2015. Methods of obtaining this paper are by increasing the literature and case studies that follow the standard of midwifery care. Standard of midwifery care are started from the assessment, that’s subjective and objective assessment, diagnose and problem, intervention, implementation, evaluation, and reporting the midwifery care to give the comfortless of labor woman. The results of midwifery care that has been done shows that maternal with the active phase in first stage which has a pretty high pain scale can relax , no stress, and pain scale is reduced when given massage to her by counter pressure when she had her contraction . It can be concluded that by providing a counter pressure massage and midwifery care comprehensive can provide comfort and relax to the maternal. Keywords: AKI, Counter Pressure, Pain Scale, Comprehensive Care
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR SAMPUL DALAM ................................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................
v
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................
vi
MOTTO .................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR............................................................................
viii
ABSTRAK..............................................................................................
x
ABSTRACT ...........................................................................................
xi
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................
xix
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xx
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................
4
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................
4
1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................
4
1.3.2 Tujuan Khusus ...........................................................
4
1.4 Ruang Lingkup ......................................................................
6
xii
1.5 Manfaat .................................................................................
6
1.5.1 Manfaat Teoritis ........................................................
6
1.5.2 Manfaat Praktis ..........................................................
7
1.6 Metode Memproleh Data .......................................................
7
1.6.1 Studi Kepustakaan .....................................................
7
1.6.2 Studi Pendahuluan......................................................
7
1.6.3 Studi Kasus ................................................................
8
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Medis...........................................................
12
2.1.1 Konsep Dasar Asuhan Persalinan Normal...............
12
2.1.1.1 Pengertian Persalinan Normal..........................
12
2.1.1.2 Sebab Mulainya Persalinan..............................
13
2.1.1.3 Tanda Persalian Sudah Dekat ..........................
14
2.1.1.4 Tanda Masuk dalam Persalinan .......................
15
2.1.1.5 Tahapan Persalinan..........................................
16
2.1.1.6 Mendiagnosis Persalinan .................................
19
2.1.1.7
Faktor yang Mempengaruhi Persalinan .........
21
2.1.1.8
Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin ........
25
2.1.1.9
Adaptasi Psikologis Pada Ibu Bersain. ..........
27
2.1.1.10 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin ......................
28
2.1.1.11 Pelaksanaan Asuhan Kala I dengan Partograf...........................................
xiii
30
2.1.2 Konsep Dasar Nyeri dalam Persalinan ....................
44
2.1.2.1 Definisi Nyeri..................................................
44
2.1.2.2 Etiologi Nyeri Dalam Persalinan .....................
44
2.1.2.3 Skala Nyeri......................................................
45
2.1.2.4 Manajemen Nyeri dalam Persalinan.................
46
2.1.2.5 Pendekatan Nonfarmakologis Untuk Memelihara Kenyamanan Dan Menejemen Nyeri.....................................
48
2.1.2.6 Pendekatan Farmakologis Untuk Memelihara Kenyamanan dan Menejemen Nyeri. ....................................
54
2.1.3 Penelitian Relevan.....................................................
55
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan .....................................
56
2.2.1 Standar Asuhan Kebidanan Sesuai Kepmenkes RI No.938/Menkes/SK/VIII/2007 .............................
56
2.2.1.1 Pengertian Standar Asuhan Kebidanan ............
56
2.2.1.2 Standar I :Pengkajian.......................................
56
2.2.1.3 Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan .........................................
57
2.2.1.4 Standar III : Perencanaan.................................
57
2.2.1.5 Standar IV : Implementasi ...............................
58
2.2.1.6 Standar V : Evaluasi ........................................
59
xiv
2.2.1.7 Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan .....
59
2.2.2 Konsep Asuhan Kebidanan ......................................
60
2.2.2.1 Pengkajian.......................................................
60
2.2.2.2 Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan .........................................
68
2.2.2.3 Perencanaan ....................................................
69
2.2.2.4 Implementasi...................................................
71
2.2.2.5 Evaluasi...........................................................
74
2.2.2.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan.........................
75
2.2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan ....................
78
2.2.3.1 Peraturan-peraturan bidan................................
78
2.2.3.2 Kompetensi Bidan Pada Asuhan Persalinan danKelahiran ..................................
79
2.2.3.3 Standar asuhan persalinan................................
84
BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Data ....................................................................
109
3.2 Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan ...............
121
3.3 Perencanaan ..........................................................................
122
3.4 Implementasi ........................................................................
125
3.5 Evaluasi ................................................................................
130
3.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan ..............................................
132
xv
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................
144
4.1 Pengkajian Data ....................................................................
144
4.2 Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan ...............
148
4.3 Perencanaan ..........................................................................
150
4.4 Implementasi ........................................................................
151
4.5 Evaluasi ................................................................................
152
4.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan ..............................................
154
BAB V PENUTUP .................................................................................
157
5.1 Kesimpulan...........................................................................
157
5.2 Saran.....................................................................................
159
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 160 LAMPIRAN ...........................................................................................
xvi
DAFTAR SINGKATAN
AKI
: Angka Kematian Ibu
APB
: Ante Partum Bleeding
APGAR
: Appriance Pulse Gremace Activity Respiratory
APN
: Asuhan Persalinan Normal
ASI
: Air Susu Ibu
BB
: Berat Badan
BPM
: Bidan Praktik Mandiri
CO2
: Karbondioksida
CPD
: Cepallo Pelvic Disproportion
DJJ
: Denyut Jantung Janin
DTT
: Desinfeksi Tingkat Tinggi
HB
: Hemoglobin
HPP
: Hemorgea Post Partum
HT
: Hematokrit
IMD
: Inisiasi Menyusu Dini
IM
: Intra Muskular
IV
: Intra Vena
KIA
: Kesehatan Ibu Dan Anak
KMS
: Kartu Menuju Sehat
KPD
: Ketuban Pecah Dini
K/U
: Keadaan Umum
LILA
: Lingkar Lengan Atas
L1
: Lumbal Atas / Lumbal Ke 1
MDG’s
: Millenium Development Goal’s
PEB
: Preeklamsia Berat
TB
: Tinggi Badan
TD
: Tekanan Darah
TTV
: Tanda – Tanda Vital
UI
: Unit Internasional xvii
VT
: Vaginal Toucher
PAP
: Pintu Atas Panggul
PASI
: Pendamping Air Susu Ibu
RCT
: Random Controlled Trial
RR
: Respiratory Rate
SAR
: Segmen Atas Rahim
SBR
: segmen bawah rahim
SC
: Sectio Cesarea
SOP
: Standar Operasional Prosedur
TFU
: Tinggi Fundus Uteri
TENS
: Transcutanous Electrical Nerve Stimulation
T10
: Torakal Ke 10
UUK
: Ubun – Ubun Kecil
USG
: Ultrasonography
xviii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagian – Bagan Tulang Keras...............................................
15
Gambar 2.2 Bagian Lunak Panggul..........................................................
15
Gambar 2.3 Siklus Pengaruh Kecemasan Pada Kemajuan Persalinan .......
16
Gambar 2.4 Siklus Pengaruh Kegelisahan Pada Kemajuan Persalinan......
17
Gambar 2.5 Perubahan Uterus Saat Persalinan .........................................
18
Gambar 2.6 Halaman Depan Partograf.....................................................
32
Gambar 2.7 halaman Belakang Partograf .................................................
33
Gambar 2.8 Skala Nyeri...........................................................................
35
Gambar 2.9 Konseling Sebelum Tindakan ...............................................
39
Gambar 2.10 Mencuci Tangan .................................................................
39
Gambar 2.11 Posisi miring kiri, atau ........................................................
39
Gamabr 2.12 Posisi Duduk.......................................................................
40
Gambar 2.13 Memijat Daerah Sakrum .....................................................
40
Gambar 2.14 Titik Pemijatan Daerah Sakrum ..........................................
40
Gambar 2.15 Mencuci Tangan .................................................................
41
Gambar 2.16 Mengevaluasi Tindakan ......................................................
41
Gambar 3.1 Melakukan Counter Pressure...........................................................
128
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Posisi Untuk persalinan ............................................................
22
Tabel 2.3 Riwayat Persalinan...................................................................
48
Tabel 2.4 Implementasi............................................................................
56
Tabel 3.1 Riwayat persalinan ..................................................................
112
Tabel 3.2 Implementasi ...........................................................................
125
Tabel 3.3 Tabel Pengamatan ...................................................................
127
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Surat Ijin Studi Kasus Dinkes Jombang
Lampiran II
: Surat Pengantar Studi Pendahuluan ke BPM
Lampiran III
: Surat Balasan Ijin Studi Kasus
Lampiran IV
: Lembar Persetujuan Tindakan Medis
Lampiran V
: Lembar Fotokopi identitas pasien
Lampiran VI
: Lembar Partograf
Lampiran VII
: Lembar Dokumentasi
Lampiran VIII : Lembar KIA Lampiran IX
: Lampiran III Lembar Konsul Laporan Tugas Akhir
Lampiran X
: Jadwal Kegiatan
Lampiran XI
: Riwayat Hidup
xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini masih menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk melihat besarnya derajat kesehatan pada perempuan. Sesuai target MDGs (Millenium Development Goals) nomor 5, yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian ibu hingga 3/4 sampai tahun 2015 dengan nilai 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Dan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
( Data SDKI 2012)
Berdasarkan sumber data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur pada tahun 2012 – 2013 mencapai angka 97.43 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Ibu ( AKI) yang spesifik di Kabupaten Jombang yaitu sekitar 102.91 per 100.000 kelahiran hidup. ( Data BPS Jatim 2013) Dari data tersebut terlihatlah adanya kesenjangan antara Target AKI dan Capaiannya. Salah satu penyebab terjadinya kesenjangan adalah pertolongan persalinan yang kurang aman. Yang mana persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
1
2
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir, karena adanya kontraksi dapat mengakibatkan rasa nyeri. ( Rohani, 2011 : 14) Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi fisiologis yang berasal dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan dan menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada persalinan yang lama. (Maryunani, 2010 : 83) Penolong persalinan seringkali melupakan untuk menerapkan teknik pengontrolan nyeri, sehingga ibu mengalami kesakitan hebat. Sehingga penting bagi seorang penolong persalinan untuk memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman saat persalinan, yakni pengontrolan nyeri persalinan yang tepat dan efektif. (Mulati,
2007 : 29)
Pengontrolan nyeri dapat dilakukan secara farmakologis maupun nonfarmakologis. Secara farmakologis merupakan tindakan pengontrolan nyeri dengan tindakan medis, namun pengontrolan nyeri secara non farmakologis dapat dilakukan oleh pemberi asuhan keseluruhan, khususnya
bidan. (Maryuani, 2010 :97) Salah satu metode non
farmakologis yang dapat diterapkan adalah masase dengan teknik Counter Pressure dengan prinsip mengurangi ketegangan ibu. (Rejeki, 2011 : 44). Hal ini telah dilakukan penelitian oleh Ida Maryati, dkk dari Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat
3
tentang
efektifitas
teknik
masase
(counter-pressure)
terhadap
penurunan intensitas nyeri pada fase aktif di Ruang Bersalin RSUD Majalengka dan RSUD Cideres dengan hasil terdapat pengaruh positif dari teknik masase (counter-pressure) terhadap penurunan intensitas nyeri di Kala I fase aktif persalinan normal. Berdasarkan studi pendahuluan di BPM Hj. Tutik Rifatun Ni’mah, SST. Pada tanggal 10 Februari 2014 diperoleh data bahwa ada 146 ibu yang melakukan persalinan di BPM Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah,SST, dan 13% ( 19 orang) dari jumlah tersebut dilakukan rujukan. Adapun penyebab dilakukannya rujukan adalah sebagai berikut : partus lama 3,42% ( 5 orang) , RIwayat SC 2,05% ( 3 orang) , KPD 1,36% ( 2 orang) , PEB 1,36% ( 2 orang) , Prematur 1,36% ( 2 orang) , APB 1,36 % ( 2 orang) , Late HPP 0,68% ( 1 orang), Distosia Bahu 0,68% ( 1 orang). Dari data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penyebab tertinggi dilakukannya rujukan adalah adanya partus lama sebagai akibat dari kecemasan ibu terhadap presepsi nyeri yang dirasakan. Sehingga, berdasarkan fenomena diatas, penulis ingin melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang”.
4
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Tahun 2015 ?
1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Dapat melaksanakan dan mengaplikasikan secara langsung Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang 1.3.2 Tujuan Khusus Dapat : 1.3.2.1 Melakukan pengumpulan data dasar, baik data Subjektif maupun data Objektif pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang
5
1.3.2.2 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang 1.3.2.3 Membuat Intervensi yang sesuai pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.STt, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. 1.3.2.4 Melakukan Implementasi yang telah ditetapkan sesuai intervensi pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. 1.3.2.5 Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang.
6
1.3.2.6 Melakukan pencatatan dan pelaporab asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang.
1.4 Ruang Lingkup Sasaran
: Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure
Tempat
: BPM “Hj.Tutik Rifatun Ni’mah, S.ST. S.Psi. Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang..
Waktu
: Bulan Januari – April.
1.5 Manfaat 1.5.1 Manfaat Teoritis Dapat pengalaman
meningkatkan secara
pengetahuan,
langsung
sekaligus
keterampilan, penanganan
dan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama di akademik, serta menambah wawasan dalam penerapan proses manajemen Asuhan Kebidanan Normal.
7
1.5.2 Manfaat Praktis 1.5.2.1 Manfaat bagi Bidan Praktik Mandiri Sebagai bahan informasi dan masukan bagi bidan untuk memberikan kualitas pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan yang aktual, baik, dan komprehensif. 1.5.2.2 Manfaat Institusi Kesehatan Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai tambahan pengetahuan serta informasi dan sebagai bahan masukan institusi dalam penerapan proses manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal.
1.6 Metode Memproleh Data Metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah : 1.6.1 Studi Kepustakaan Penulis mencari, mengumpulan, dan mempelajari refrensi dengan kasus yang dibahas yaitu Ibu Persalinan Normal dari beberapa buku, informasi dari internet. 1.6.2 Studi Pendahuluan Meminta surat pengantar dari institusi, kemudia penulis mendatangi rumah bidan, meminta izin untuk melakukan penelitian, serta meminta data Ibu Bersalin Normal yang dibahas.
8
1.6.3 Studi Kasus Melakukan Studi kasus dengan melakukan pendekatan Asuhan Kebidanan yang meliputi pengkajian data yakni data subjektif dan data objektif, menganalisa data untuk menentukan diagnose dan masalah, menentukan rencana, mengimplementasiakn tindakan, dan kemudian mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal. Untuk melakukan pengkajian data dapat menggunakan metode : 1.6.3.1 Anamnesa Pasien melakukan Tanya jawab dengan klien, serta keluarga yang dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan. 1.6.3.2 Pemeriksaan Fisik Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien mulai dari kepala samapai kaki ( Head to toe) secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi yang menunjang kelancaran persalinan. 1.6.3.3 Pemeriksaan Penunjang Data ini diperoleh dari pemeriksaan laboratorium, USG, yang telah dilakukan oleh klien, jika klien belum pernah melakukan pemeriksaan laboratorium diharapkan penulis dapat merujuk pasien ke pelayanan kesehtan yang lebih tinggi dengan persetujuan dari bidan / tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
9
1.6.3.4 Studi Dokumentasi Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari catatan bidan, maupun dari sumber lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaan diagnostik. 1.6.3.5 Diskusi Penulis melakukan diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang menangani langsung klien tersebut serta diskusi dengan dosen pembimbing Studi kasus.
1.7 Sistematika Penulisan Mempermudah dalam pemahaman Asuhan Kebidanan ini, penulis menyusun BAB sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Meliputi : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup, Manfaat Penulisan,Metode Memperoleh Data Dan Sistematika Penulisan
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Meliputi :
10
Tinjauan Teori Medis, Konsep Dasar Persalinan Normal, Konsep Dasar Nyeri Persalinan, Penelitian Relevan, Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan, Standar Asuhan Kebidanan,
Landasan
Hukum
Kewenangan
Bidan,
Peraturan-Peraturan Bidan, Kompetensi Bidan, Standart Pelayanan Bidan. BAB III : TINJAUAN KASUS Menjelaskan tentang keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Asuhan dilaksanakan dengan runtutan yang sesuai dengan tinjauan teori mulai dari pengkajian hingga Pencatatan Asuhan Kebidanan. Memuat
tentang
Asuhan
Keputusan
Kebidanan
berdasarkan
Mentri
Kesehatan
No.938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan meliputi Pengkajian Data, Perumusan Diagnosa Dan Masalah Kebidanan, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi, Dan Pencatatan Asuhan Kebidanan BAB IV : PEMBAHASAN Membandingkan antara teori dan dokumentasi pelaksanaan asuhan
kebidanan
berkesinambungan
yang (
telah
continuity
dilaksanakan of
care),
secara sesuai
dokumentasi standar asuhan kebidanan untuk melihat
11
adanya kesenajngan atau tidak, dimulai dari pengkajian data hingga pencatatan asuhan kebidanan
BAB V
: PENUTUP Menguraikan kesimpulan yang merupakan sintesa dari hasil bahasan yang dapat menjawab permasalahan dan tujuan penyusunan studi kasus. Serta berisi saran yang berupa masukan berdasarkan simpulan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Medis 2.1.1
Konsep Dasar Asuhan Persalinan Normal
2.1.1.1 Pengertian Persalinan Normal Persalinan normal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ibu tersebut. (Ambar, 2010 : 5) Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai ( inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirna plasenta secara lengkap. Ibu dinayatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. (JNPK – KR, 2007 : 37) Persalinan normal adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan aterm ( 37 – 40) lahir spontan, letak belakang kepala dan lahir tanpa adanya komplikasi baik bagi ibu maupun janin. (Zakiah, 2013 :11)
12
13
2.1.1.2 Sebab Mulainya Persalinan Mulainya proses persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya berupa teori – teori yang kompleks antara lain, yaitu : a. Teori penurunan hormon. Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot – otot polos rahim, jika kadar progesteron turun
akan
menyebabkan
tegangnya
pembuluh
darah
dan
menimbulkan his. b. Teori plasenta menjadi tua Seiring matangnya usia kehamilan. Vili chorialis dalam plasenta mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang mengakibatkan tegangnya pembuluh darah sehingga akan menimbulkan kontraksi uterus. c. Teori distensi rahim Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu., Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. d. Teori iritasi mekanis Di
belakang
serviks
terletak
ganglion
servikalis
(fleksus
frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus.
14
e. Teori oksitosin Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior, Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. f. Teori hipotalamus – pituitary dan glandula suprarenalis. Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan, Teori ini menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering terjadi
keterlambatan
persalinan
karena
tidak
terbentuknya
hipotalamus. g. Teori protagladin Protagladin yang dihasilkan oleh desidua disangka sebagai salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin
yang
diberikan
secara
intervena
menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan. h. Induksi persainan Persalinan dapat juga ditimbukan dengan jalan sebagai berikut.: 1) Gagang laminaria 2) Amniotomi : pemecahan ketuban. 3) Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus. 2.1.1.3 Tanda Persalian Sudah Dekat a. Lightening Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.
15
Penyebab dari proses ini adalah sebagai berikut : 1) Kontraksi Braxton hicks. 2) Ketegangan dinding perut 3) Ketegangan ligamnetum rotondum. 4) Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus. b. Terjadinya His Permulaan Pada saat hamil muda sering terjadi Braxton Hicks yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang ditimbulkan. His permulaan ini sering diistilahkan sebagai his palsu dengan ciri-ciri sebagai berikut. 1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah. 2) Datang tidak teratur. 3) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan peralinan. 4) Durasi pendek. 5) Tidak bertambah bila beraktivitas. 2.1.1.4 Tanda Masuk dalam Persalinan a. Terjadinya his persalinan. Karakter dari his persalinan, yaitu : 1) Pinggang terasa sakit menjalar kedepan. 2) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar. 3) Terjadi perubahan pada serviks.
16
4) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka kekuatannya bertambah. b. Pengeluaran lendir dan darah Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan. 1) Pendataran dan pembukaan 2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas. 3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah. c.
Pengeluaran cairan Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum, atau section caesaria. (Ari, 2010 : 4-7).
2.1.1.5 Tahapan Persalinan Tahap persalinan dibagi menjadi 4 fase/kala yaitu : a. Kala I Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks dibagi atas 2 fase : 1) Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
17
2) Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm. Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam. b. Kala II Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multipara. Batasan persalinan kala II yaitu dimulai saat pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya seluruh tubuh janin. Kontraksi pada kala II ini biasanya sangat kuat sehingga kemampuan ibu untuk menggunakan otot-otot abdomen dan posisi presentasi mempengaruhi durasi kala II. ( Tsokronegoro, 2009 : 116). Gejala utama kala II adalah sebagai berikut : 1) His semakin kuat dengan interval 2 – 3 menit, dengan durasi 50 – 100 detik. 2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
18
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran karena tertekan fleksus frankenhouser. 4) Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomochlion, berturut- turut lahir ubun – ubun besar, dahi, hidung, dan muka serta kepala seluruhnya. 5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada pungung. 6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan berikut : a) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian ditarik cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dn cunam ke atas untuk melahirkan bahu belakang. b) Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi. c) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban c. Kala III Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan Nitabusch. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut :
19
1) Uterus menjadi berbentuk bundar. 2) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim. 3) Tali pusat bertambah panjang. 4) Terjadinya perdarahan. d. Kala IV Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 - 2 jam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan. Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc. ( Ari, 2010 : 7 – 9) 2.1.1.6 Mendiagnosis Persalinan Persalinan patut dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu, pasien merasakan adanya nyeri abdomen berulang disertai keluarnya cairan lendir yang mengandung darah atau “bloody show”. Agar dapat mendiagnosis persalinan, bidan harus mampu memastikan perubahan serviks dan kontraksi yang cukup. a. Perubahan serviks Kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara progresif menipis dan membuka.
20
b. Kontraksi adekuat Kontraksi dianggap adekuat apabila : 1) Terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit dan setiap kontraksi sedikitnya 40 detik. 2) Uterus mengeras selama kontraksi, tandanya adalah tidak bisa menekan uterus dengan menggunakan jari anda. Maka dapat disimpulkan bahwa gejala persalinan adalah sebagai berikut. 1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. 2) Terdapat tanda-tanda persalinan seperti pengeluaran lendir dan atau lendir bercampur darah. 3) Dapat berisi ketuban pecah. 4) Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks : Perlunakan serviks, Pendataran serviks, Pembukaan serviks, Timbul dorongan untuk meneran, Pasien terlihat gelisah., Secara fisik timbul ketidaknyamanan fisik dan diare, Adanya kontraksi berulang yang sifatnya hilang timbul, Nyeri pinggang bagian bawah, dan Ketidaknyamanan pelvis ketika terjadi penurunan kepala. (Ari, 2010 : 9 – 11).
21
2.1.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Persalinan normal ditentukan oleh 5 faktor utama, yaitu Power, Passanger, Passage, Physic, dan Penolong : a. Tenaga atau Kekuatan (Power) : Terdiri dari his (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan. b. Janin (Passanger) Passanger terdiri dari : 1) Janin : Berhubungan dengan ukuran kepala bayi baik Sub Occipito, Fronto Occipiti, dan lain-lain. 2) Letak, presentasi, posisi, dan sikap badan janin a) Letak janin b) Presentasi merupakan bagian pertama janin yang masuk PAP c) Sikap adalah postur khas janin tersebut. d) Posisi adalah titik presentasi yang dihubunkan dengan sisi kiri atau kanan panggul ibu. (Zakiah, 2013 : 13 - 24) 3) Plasenta dan selaput ketuban : Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi – fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu snediri selama kehidupan intrauterine. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta. (Ai, 2012 :44)
22
c. Jalan Lahir (Passage) Jalan lahir terdiri atas jalan lahir bagian tulang dan jalan lahir bagian lunak. Jalan lahir bagian tulang terdiri atas tulang – tulang panggul dan sendi-sendinya, sedang bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan, dan ligament – ligament.
Gambar 2.1 Bagian – Bagian Tulang Keras
Gambar 2.2 Bagian Lunak Panggul
23
d. Kejiwaan (Psyche) Keadaan fisiologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Perubahan psikologis dan prilaku ibu, karena sebagian besar ibu hamil yang memasuki masa persalinan akan merasa takut. Adapun perubahan psikologi yang terjadi pada ibu bersalin meliputi : 1) Kecemasan mengakibatkan peningkatan hormone seks yang terdiri dari bendarpin, adenocus tricotropin, cortisol, dan epineprin.
Gambar. 2.3 Pengaruh kecemasan pada kemajuan persalinan. Menurut Zakiah, 2013 :24
24
2) Ketakutan Kegelisahan / kekuatan dan respon endokrin akan mengakibatkan retensi Na, Eksresi K , dan penurunan glukosa.
Gambar 2.4 Siklus pengaruh kegelisahan pada kemajuan persalinan Menurut Zakiah, 2013 : 25 e. Penolong Bidan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam proses persalinan. Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji perkembangan persalinan. Kesalahan yang dilakukan bidan dalam mendiagnosis
persalinan
dapat
menimbulkan
kecemasan pada ibu dan keluarga. (Ai, 2012 :49)
kegelisahan
dan
25
2.1.1.8 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin Ada beberapa perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu bersalin, diantaranya yaitu : a. Perubahan uterus Sebelum persalinan uterus terdiri dari serviks uterus dan korpus uterus. Saat persalinan dimulai, kontraksi uterus menyebabkan korpus uteri berubah menjadi 2 bagian, yakni bagian atas yang tebal dan berotot dan bagian bawah yang berotot pasif dan berdinding tipis. Segmen bawah rahim bertahap membesar karena mengakomodasi isi dalam rahim, sedangkan bagian atas menebal dan akomodasinya menurun.
Gambar 2.5 perubahan uterus saat persalinan. b. Perubahan Kardiovaskuler Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk kedalam system vaskuler ibu. Sehingga terjadi beberapa perubahan pembuluh darah perifer, kemungkinan sebagai respon terhadap dilatasi serviks atau kompresi pembuluh darah ibu oleh janin yang melalui jalan lahir. Pipi menjadi merah, kaki menjadi panas atau dingin, dan terjadi prolaps hemoroid.
26
c. Perubahan metabolisme Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar diakibatkan karena kecemasan serta kegiatan otot rangka tubuh. d. Perubahan pernafasan Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran, kecemasan, serta penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar. Sistem pernapasan juga meningkat. e. Perubahan pada ginjal Selama persalinan, ibu dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat, berbagai alasan, edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi dan rasa malu. f. Perubahan gastrointestinal Persalinan mempungaruhi sistem saluran cerna wanita. Selama persalinan, motalitas dan absorbsi saluran cerna menurun dan waktu memuntahkan makanan yang belum dicerna setelah bersalin. g. Perubahan hematologis Jumlah sel – sel darah putih meningkat secara progresif selama kala satu persainan sebesar > 25.000 /mm3. h. Perubahan Muskuloskeletal Nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi akibat semakin renggangnya sendi pada massa aterm. (Zakiah, 2013 : 28-35)
27
2.1.1.9 Adaptasi Psikologis Pada Ibu Bersalin. Mendekati minggu – minggu terakhir menjelang persalinan, ibu hamil mengalami kegelisahan. Kondisi – kondisi psikologis yang sering menyertai ibu menjelang persalinan adalah : a. Adanya perasaan takut Adanya perasaan takut terhadap kematian akibat persalinan yang akan dihadapi. b. Perasaan bersalah Perasaan ini berhubungan erat dengan kehidupan emosi dan cinta kasih yang diterima ibu hamil dari orang tuanya, teruatama pada ibunya. c. Rasa takut konkrit Kebanyakan wanita hamil akan dirundung rasa takut yang konkrit menjelang persalinan seperti ketakutan jika anak yang lahir cacat, takut bayinya bernasib buruk akibat dosanya, sikap penolakan dan regresi kalau dirinya dipisahkan dengan bayinya. d. Trauma kelahiran Biasaynya berkaitan dengan sikap ibu yang selalu dirundung ketakutan
–
ketakutan
untuk
berpisah
dengan
janin
yang
dikandungnya, sikap protektif ibu yang berlebihan atau perasaan tidak mampu merawat bayinya. (Zakiah, 2013 : 34-35)
28
2.1.1.10 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Menurut Asrinah ( 2010) kebutuhan dasar ibu bersalin terdiri dari 2 faktor utama, yaitu : a. Dukungan fisik dan psikologi Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takut, khawatir , ataupun cemas, terutama pada ibu primipara. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. Sehingga bidan diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu meberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan. b. Posisioning dan aktifitas Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, sebisa mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Adapun posisi-posisi yang dianjurkan bagi ibu bersalin adalah sebagai berikut :
29
Tabel 2.1 Posisi untuk persalinan Posisi Duduk atau setengah duduk
Alasan Lebih
mudah
bagi
bidan
untuk
membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati perenium Posisi merangkak
-
Baik
untuk
persalinan
dengan
punggung yang sakit
Berjongkok atau berdiri
Berbaring miring ke kiri
-
Membantu bayi melakukan rotasi
-
Peregangan minimal pada perenium
-
Membantu penurunan kepala bayi
-
Memperbesar ukuran panggul
-
Memperbesar dorongan meneran
-
Member rasa santai bagi ibu ynag letih
-
Member oksigenasi yang baik pada bayi
-
Membantu laserasi.
mencegah
trjadinya
30
2.1.1.11 Pelaksanaan Asuhan Kala I dengan Partograf a. Pemantauan partograf Partograf merupakan alat bantu yang digunakan untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. b. Fungsi partograf 1) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks selama pemeriksan dalam. 2) Mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan adanya penyulit persalinan sehingga bidan dapat membuat keputusan tindakan dengan tepat. 3) Sebagai alat komunikasi yang unik namun praktis antara bidan dengan dokter mengenai perjalanan persalinan pasien. 4) Alat dokumentasi riwayat persalinan pasien beserta data pemberian
medikamentosa yang diberikan
selama
proses
persalinan. Sebelum memutuskan untuk menggunakan partograf, bidan harus dapat mengidentifikasi keadaan pasien apakah memenuhi kriteria untuk dipantau menggunakan partograf atau tidak. c. Kriteria pasien yang dapat dipantau menggunakan partograf adalah : 1) Persalinan diperkirakan spontan 2) Janin tunggal 3) Usia kehamilan 36-42 minggu
31
4) Presentasi kepala 5) Tidak ada penyulit persalinan 6) Persalinan sudah masuk dalam kala I fase aktif d. Kriteria pasien yang tidak perlu dipantau menggunakan partograf 1) Tinggi badan psien kurang dari 145 cm 2) Ada perdarahan antepartum 3) Mengalami pre eklamsia atau eklamsia 4) Anemia 5) Adanya kelainan letak janin 6) Persalinan premature 7) Adanya induksi persalinan 8) Gemeli 9) Adanya rencana persalinan SC Bagian – bagian partograf merupakan grafik yang diisi berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan, meliputi : 1) Kemajuan persalinan ; a) Pembukaan serviks b) Penurunan kepala janin c) Kontrasksi uterus 2) Keadaan janin ; a) DJJ b) Warna dan jumlah air ketuban c) Molase tulang kepala janin
32
3) Keadaan ibu ; a) Nadi, tekanan darah, dan suhu b) Urin, volume dan protein c) Obat-obatan dan cairan IV e. Cara pengisian partograf 1) Halaman depan 1. Bagian identitas pasien dan keterangan waktu : (1) Diisi berdasarkan informasi yang dibutuhkan (2) Meliputi nomor registrasi, nomor puskesmas, nama, tanggal dan jam datang, usia, dan parietas pasien. 2. Baris untuk menuliskan waktu Cara mengisi baris ini adalah dengan menuliskan jam dilakukannya pemeriksaan dalam pertama kali, kemudian kotak berikutnya diisi dengan penambahan satu jam berikutnya. 3. Grafik DJJ (1) Hasil pemeriksaan DJJ yang dihitung selama 1 menit penuh dituliskan dalam grafik ni dalam bentuk noktah ( titik yang agak besar). (2) Penulisan noktah disesuaikan dengan letak skala dalam grafik dan jam pemeriksaan. (3) Catat hasil pemeriksaan DJJ setiap 1 jam (4) Antara noktah satu dengan yang lain dihubungkan dengan garis tegas yang tidak terputus
33
(5) Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antra garis tebal pada angka 180 dan 100. Penolong harus waspada jika frekuensi DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160. 4. Baris hasil pemeriksaan air ketuban (1) Setiap
melakukan
pemeriksaan,
hasil
apapun
yang
berkaitan dengan ketuban harus selalu dituliskan (2) Cara menuliskannya adalah sebagai berikut (a) U : kulit ketuban masih Utuh (b) J : selaput ketuban pecan dan air ketuban jernih. (c) M : air ketuban bercampur mekonium (d) D : air ketuban bernoda darah (e) K : tidak ada cairan ketuban / Kering. (3) Hasil dituliskan di kolom sesuai dengan jam pemeriksaan. 5. Baris hasil pemeriksaan untuk molase kepala janin / penyusupan (1) Molase adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin dapat menyesuaikan diri terhdap bagian keras panggul. Semakin besar derajat penyusupan tulang kepala janin atau semakin tumpang tindih antar tulang kepala janin maka ini semakin menunjukan resiko adanya disporporsi kepala panggul.
34
(2) Setiap melakukan pemeriksaan dalam, ada atau tidaknya molase harus dilaporkan melalui baris ini. (3) Cara menuliskannya menggunakan lambang- lambang berikut. (a) 0 : sutura terpisah (b) 1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak ) bersesuaian (c) 2 : sutura tumpang tindih tapi dapat diperbaiki (d) 3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki 6. Garis wapada dan garis bertindak (1) Garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan serviks 1 cm / jam. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada ( pembukaan kurang dari 1 cm/jam) , maka harus dipertimbangkan kemungkinan adanya penyulit persalinan, misalnya fase aktif yang memanjang, serviks kaku, inersia uteri
hipotonik,
dan
lin-lain.
Pada
kondisi
ini
pertimbangkan untuk melakukan persiapan rujukan. (2) Garis bertindak terletak sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks melampaui dan berada disebelah kanan garis tindakan, maka hal ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk
35
menyelesaikan persalinan. Sebaiknya pasien sudah berada di fasilitas pelayanan rujukan sebelum garis bertindak terlampui. 7. Grafik hasil pemeriksaan dalam (1) Setiap
melakukan
pemeriksaan
dalam
harus
selalu
dituliskan dalam grafik ini, karena indikator normal atau tidaknya persalinan melalui pemantauan partograf adalah kemajuan pembukaan serviks. (2) Cara menuliskannya dengan memberikan tanda silang tepat diatas garis waspada ( jika pembukaan tepat 4 cm) atau berada di perpotongan antara garis waspada dan sklaa pembukaan yang ada di sisi paling pinggir grafik ( skala 1 – 10), dilanjutkan dengan menuliskan kapan atau jam berapa pemeriksaan dilakukan pada baris waktu dibawahnya. (3) Hasil pemeriksaan berikutnya diisi menyesuaikan dengan waktu pemeriksaan dan dibuat garis penghubung antara tanda silang sebelumnya dengan tanda silang berikutnya. (4) Perlu diingat, hasil pemeriksaan dalam yang dituliskaan dalam partograf adalah jika pembukaan sudah ebih dari 3 cm atau sudah masuk dalam fase aktif. (5) Jika hasil pembukaan mendekati garis bertindak, amak bidan harus merujuk pasien karena mengindikasikan adanya persalinan lama.
36
8. Grafik hasil pemeriksaan penurunan kepala (1) Mengacu kepada bagian kepala ( dibagi 5 bagian) yang teraba pada pemeriksaan abdomen luar diatas simfisis pubis (2) Cara menuliskannya dengan menggunakan symbol huruf “O” yang dituliskan di skala 0 – 5 dengan pembagian perlimaan untuk setiap penurunan kepala. Contohnya, jika terba 3 / 5 bagian kepala, maka dituliskan skala angka 3, jika teraba 4/5 bagaian kepala maka ditulisksan di skala 4. (3) Jika kepala sudah turun dan pembukaan lengkap yaitu 0/5, amka dituliskan dalam skala 0 9. Grafik hasil observasi kontraksi (1) Kontraksi
diperiksa
setiap
30
menit
dengan
mengidentifikasi kualitas kontraksi dalam 10 menit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kontraksi diperiksa 30 menit sekali selama 10 menit. (2) Cara menuliskannya dengan melakukan arsiran dengan bentuk tertentu ( sesuai dngan durasi kontraksi) di kotak – kotak yang ada dalam grafik. Skala dalam grafik 1 – 5, dimaksudkan untuk menggambarkan jumlah kontrasksi dalam 10 menit serta bagaiana kualitasnya. (3) Misalnya dalam 10 menit terdeteksi 2 kontraksi dengan durasi 20 – 40 detik, amka yang diarsir adalah 2 kotak dengan arsiran sesuai dengan durasi 20 – 40 detik.
37
10. Baris keterangan pemberian oksitosin (1) Data yg dituliskan adalah berapa unit oksitosin yang diberikan di baris pertama (2) Jumlah tetesan / menit dalam baris kedua 11. Baris keterangan pemeberian cairan IV dan obat Tulis jenis cairan infus dan jenis obat yang diberikan. 12. Grafik hasil pemeriksan tekanan darah dan nadi (1) Tekanan darah diperiksa minimal setiap 4 jam yang dituliskan sesuai dengan skala yang tersedia. Skala dalam grafik ini adlah 60 – 180 (2) Nadi diperiksa setiap 30 menit berpedoman dengan sklaa yang sama dengan skala pada tekanan darah (3) Cara menuliskan hasil pemeriksaan. (a) Tekanan darah : sistol dilambangkan dengan arah panah keatas yang dituliskan desusai skala pada grafik, sedangkan diastole dilambangkan dengan arah panan ke bawah. Selanjutnya tarik garis kebawah dari panan sistol dan diastole. (b) Nadi : hasil pemeriksaan nadi juga sama dengan penempatan penuliannya dengan tekanan darah, yang membedakan adalah simbolnay. Untuk nadi dituliskan dalam bentuk noktah menyesuaikan dengan skala yang ada. Catat setiap 30 – 60 menit.
38
13. Baris hasil pemeriksaan suhu (1) Hasil pemeriksaan suhu dituliskan dalam baris hasil pemeriksaan suhu dengan angka nominal sesuai hasil yang didapat (2) Lakukan pencatatan setiap dua jam 14. Baris hasil pemeriksaan urin (1) Setiap melakukan pemeriksaan urin, hasil harus selalu dituliskan dalam baris ini (2) Keterangan kandungan protein dan aseton dalam urin, cukup dilambangkan dengan tanda (+) atu (-) (3) Volume dituliskan dengan angka nominal sesuai dengan data yang ada, catat setiap kali pasien berkemih. 2) Halaman Belakang Pengisian partograf halaman belakang dilakukan setelah seluruh proses persalinan selesai. Unsur – unsur yang dicatat dalam bagian ini adalah sebagai berikut . 1. Data dasar. a. Isikan data pada masing – masing tempat yang telah disediakan atau dengan memberi tanda centang (v) pada kotak disamping jawaban yang sesuai. b. Untuk pertanyaan nomer 5 lingkari jawaban yang sesuai c. Untuk pertanyaan nomer 8 jawaban bisa lebih dari satu. 2. Kala I
39
a. Bagaian kala I pada partograf halaman belakang terdiri atas pertanyaan – pertanyaan partograf saat melewati garis waspada,
masalah
lain
yang
mungkin
timbul,
penatalaksanaan masalah, dan hasilnya. b. Untuk pertanyaan nomer 9 , lingkari jawaban yang sesuai , pertanyaan lainnya hanya disisi jika terdapat masalah lain dalam persalinan. 3. Kala II a. Data yang harus diisi pada kala II terdiri dari keterangan tindakan episiotomi, pendamping persalinan , gawat janin, distosia bahu, maslah lain, serta penatalaksanaan masalah dan hasilnya. b. Beri tanda centang (v) pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Bila pertanyaan nomer 13 jawabannya “ya”, tulis indikasinya c. Jawaban untuk pertanyaan nomer 14 mungkin lebih dari Satu d. Untuk pertanyaan nomr 15 dan 16 jika jawabannya “ya”, isi tindakan yang dilakukan. e. Khusus pada pertanyaan nomer 15, ditambahkan ruang baru untuk menekankan upaya deteksi dini terhadap gangguan kondisi kesehatan janin selama kala II, hasil pemantauan harus dicatat ( normal, gawat janin, atau tidak dapat
40
dievaluasi). Bagian ini dapat dijadikan sebagai pelengkap bagi informasi pada kotak “ya” atau “tidak” untuk petanyaan nomer 15 f. Untuk masalah lain pada pertanyaan nomer 17 harus dijelaskan jenis masalah yang terjadi. 4. Kala III a. Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, peregangan tali pusat terkendali, rangsangan pada fundus kelengkapan plasenta saat dilahrikan, retensi plasenta yang > 30 menit, laserasi, atonia uterus, jumlah perdarahan , masalah lain, serta penatalaksanaan dan hasilnya. b. Isi jawaban pada tempat yang telah disediakan dan berilah tanda centang (v) pada kotak disamping jawaban yang sesuai. c. Untuk pertanyaan nomer 25, 26 dan 28 lingkari jawaban yang benar. 5. Bayi Baru Lahir a. Informasi yang perlu dicatat pada bagian ini antara lain berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain, serta penatalaksanaan dan hasilnya.
41
b. Tulis jawaban pada tempat yang telah disediakan, serta berikan tanda centang (v) pada kotak disamping jawaban yang sesuai c. Untuk pertanyaan nomer 36 dan 37, lingkari jawaban yang sesuai d. Untuk pertanyaan nomer 38 jawabannya mungkin lebih dari satu. 6. Kala IV a. Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, TFU, konsistensi uterus, kandung kemih dan perdarahan b. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting, terutama untuk
menilai
resiko
atau
kesiapan
penolong
mengantisipasi kompliksai perdarahan pasca persalinan c. Pemantauan kala IV dilakuakn setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama setelah melahirkan, dan selanjutnya setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya. d. Isikan hasil pemeriksaan pada kolom yang sesuai e. Bila timbul maslah dalam kala IV, tuliskan jenis dan cara penanganannya pada bagian masalah kala IV dan bagian berikutnya f. Bagian yang diarsir tidak perlu diisi
42
Gambar 2.6 Halaman depan partograf
43
Gambar 2.7 Halam Belakang partograf
44
2.1.2
Konsep Dasar Nyeri dalam Persalinan
2.1.2.1 Definisi Nyeri Nyeri adalah suatu bagian proses melahirkan yang diketahui dan akan diperkirakan pada hampir semua masyarakat berdasarkan presepsi pribadi, prilaku eksternal yang ditunjukkan dalam respon terhadap nyeri, dan pemahaman budaya tentang peran nyeri dalam proses melahirkan bervariasi di antara komunitas. (Linda. 2007 :259) Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi rahim, kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang disebut kontraksi Braxton hicks. Kontraksi Braxton hicks ini akan menjadi kekuatan his dalam persalinan dan sifatnya teratur.(Gadysa, 2009 : 16). 2.1.2.2 Etiologi Nyeri Dalam Persalinan Ada berbagai faktor yang memengaruhi intensitas dan jumlah nyeri yang dialami ibu selama persalinan. Faktor- faktor tersebut adalah : 1. Membukanya mulut rahin Nyeri pada kala pembukaan terutama disebabkan oleh membukanya mulut rahim misalnya peregangan otot polos merupakan rangsangan yang cukup menimbulkan nyeri. Terdapat hubungan erat antara besar pembukaan mulut rahim dengan intensitas nyeri ( makin membuka makin nyeri).
2. Kontraksi dan peregangan rahim
45
Rangsang nyeri disebabkan oleh tertekannya ujung syaraf sewaktu rahim berkontraksi dan teregangnya rahim bagian bawah. 3. Kontraksi mulut rahim Teori ini kurang dapat diterima oleh karena jaringan mulut rahim hanya sedikit mengandung jaringan otot. 4. Peregangan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan selama kala pengeluaran menimbulkan rasa nyeri paling hebat dalam proses persalinan. 2.1.2.3 Skala Nyeri Salah satu cara untuk mengukur tingkat nyeri adalah dengan mengguankan skala nyeri Bourbonnais berdasarkan penilaian objektif, yaitu :
Gambar 2.8 Skala Nyeri Keterangan : Semakin besar nilai, maka semakin berat intensitas nyerinya : 1. Skala 0 = tidak nyeri
2. Skala 1 – 3 = nyeri ringan
46
Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, tindakan manual dirasakan sangat membantu. 3. Skala 4 – 6 = nyeri sedang Secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dan dapat mendeskripsikan nyeri, klien dapat mengikuti perintah dengan baik dan responsive terhadap tindakan manual. 4. Skala 7 – 9 = nyeri berat Secara objektif klien dapat mengikuti perintah, dapat menunjukkan lokasi nyeri tapi tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan relaksasi. 5. Skala 10 = nyeri sangat berat (panik , tidak terkontrol) Secara objektif klien tidak mau berkomunikasi, berteriak, tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri, klien tidak dapat mengikuti perintah, selalu mengejan tanpa dapat dikendalikan, 2.1.2.4 Manajemen Nyeri dalam Persalinan Teori yang mendasari penurunan nyeri persalinan : 1. Teori gate control Teori ini mendasari banyak teknik untuk managemen nyeri, terutama pada nyeri persalinan. Berdasarkan teori ini pengiriman nyeri dapat dimodifikasi atau di blok dengan stimulasi pusat. Selama persalinan, perjalanan impuls nyeri dari uterus sepanjang serabut neural kecil ( serabut C) pada bagian ascending ke substansia gelatinosa pada bagian columna spinal. Sel kemudian menghantarkan rangsangan nyeri ke
47
otak. Stimulasi taktil seperti masase dapat menghasilkan pesan yang berlawanan yang menghantarkan sepanjang serabut neural terbesar dan tercepat ( serabut delta A). pesan yang berlawanan ini menutup gerbang masuk “gate” di substansia gelatinosa sehingga memblok pesan nyeri. 2. Teori endogen opiat Pada awal 1970 peneliti mengidentifikasi reseptor opiate pada otak spinalcord . mereka menemukan bahwa system saraf pusat melepas substansi seperti morphin yang dinamakan endorphin dan enkapalin ketika terjadi nyeri. Opiate endorphin ini mengikat bagian reseptor yang peka dan mengubah presepsi nyeri dengan cara yang tidak pernah dimengerti..Dan salah satu cara yang dilakukan untuk memicu timbulnya endorphin ini adalah dengan teknik akupuntur dan acupressure. (Padila, 2014 : 163 – 167) 2.1.2.5 Pendekatan Nonfarmakologis Untuk Memelihara Kenyamanan Dan Menejemen Nyeri 1. Kehadiran fisik Dengan kehadiran orang lain, pemberi perawatan biasanya memberi penenangan pada wanita yag melahirkan. Keterkaitan antara kehadiran orang lain, bahkan orang asing, telah menunjukkan akibat penurunan lama persalinan dan memperbaiki hasil kelahiran . 2. Relasksasi dan distraksi
48
Relasksasi telah digunakan disemua area perawatan kesehatan untuk menurunkan stress dan ansietas. Relaksasi sadar terhadap otot seluruh tubuh selama persalinan tampak mengingkatkan keefektifan kontraksi uterus. Persiapan untuk relakasasi meliputi ruangan yang tenang, musik lembut, suhu nyaman, dan posisi ibu yang nyaman semua meingktkan kenyamanan. 3. Posisi maternal dan perubahan posisi Perubahan posisi, termsuk ambulasi, telah dikaitkan dengan lebih baik sedikitnya penggunaan medikasi nyeri, kontraksi lebih efektif, dan rasa kontrol ibu lebih besar. 4. Penggunaan kompres panas dan dingin lokal Pengunaan kompres panas untuk area yang tegang dan nyeri dianggap meredakan nyeri dengan mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia, yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri dan menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke area tersebut. Sedangkan pemberian kompres dingin menurunkan ketidaknyamanan dengan mengurangi sensitivitas kulit dan otot superfissal oleh rangsangan sensori dan dengan mengurangi inflamasi serta kekakuan. (Myles, 2011 : 462)
5. Masase dan pijatan
49
a. Pengertian Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi atau memperbaiki sirkulasi. b. Tekhnik 1) Efflurage Tekhnik pemijatan usapan lembut, lambat dan panjang, tidak putus-putus, dilakukan dengan menggunakan ujung-ujung jari yang ditekan lembut dan ringan dan diusahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit. 2) Counter Pressure Teknik pijatan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau juga menggunakan bola tenis, tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. (Padila, 2014 :167)
50
Adapun Langkah masase counter pressure adalah : 1.
Memberitahu ibu langkah yang akan dilakukan dan fungsinya.
Gambar 2.9 Konseling sebelum tindakan 2.
Mencuci tangan
Gambar 2.10 Mencuci tangan 3.
Memakai sarung tangan medis
Gambar 2.11 Memakai sarung tangan
51
4.
Menganjurkan ibu mencari posisi yang nyaman seperti posisi berbaring miring ke kiri ataupun duduk.
Gambar 2.12 Posisi miring Kiri, atau
Gambar 2.13 Posisi Duduk
52
5.
Menekan daerah sakrum secara mantap dengan pangkal atau kepalan salah satu telapak tangan setiap jam selama 20 menit, lepaskan dan tekan lagi.
Gambar 2.14 Memijat daerah Sakrum
Gambar 2.15 Titik pemijatan sacrum
53
6.
Mencuci tangan
Gambar 2.16 Mencuci tangan
7.
Mengevalusi teknik massage counter pressure tersebut.
Gambar 2.17 Mengevalusi tindakan
54
2.1.2.6 Pendekatan
Farmakologis
Untuk
Memelihara
Kenyamanan
dan
Menejemen Nyeri. 1. Pethidin Adalah jenis obat-obatan
narkotik seperti halnya morfin.
Penggunaannya secara luas, termasuk dihunakan dalam mengurangi rasa sakit pada saat persalinan. Tapi efeknya membuat seseorang tidak dapat mengendalikan diri dengan apa yang sedang terjadi. 2. Epidural Teknik epidural merubah persalinan yang sebelumnya terasa menakutkan, menjadi hal yang menyenangkan. Walaupun terkadang ada beberapa wanita menyatakan bahwa epidural yang ia gunakan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 3. Metode spinal Merupakan metode dengan suntikan mati rasa yang diberikan pada bagian bawah tulang belakang wanita. (Mary,2010 :122-126) 2.1.3
Penelitian Relevan Persalinan lama adalah penyebab utama kesakitan ibu selama persalinan, bila tidak ditangani akan menyebabkan kematian. Salah satu penyebabnya adalah nyeri persalinan disertai dengan ketegangan. Nyeri persalinan dapat dikelola melalui penanganan nyeri yang tepat, salah satunya adalah dengan pijat relaksasi. (Marmi, 2012 :84) Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian Ida Maryati*, Hartiah Haroen*Yanti Hermayanti*Imas Masruroh dari Fakultas Keperawatan
55
Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat tentang “efektifitas teknik masase (counter-pressure) terhadap penurunan intensitas nyeri pada fase aktif persalinan normal di ruang bersalin RSUD Majalengka dan RSUD Cideres” . Dengan hasil terlihat adanya perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Teknik Masase (Counter-pressure) diberikan, yakni penurunan rata-rata intensitas nyeri kurang lebih 1,74 dengan rentang 0,67 sampai 4,33. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan counterpressure dapat mencegah atau menghambat impuls nyeri yang berasal dari serviks dan korpus uteri dengan memakai landasan teori gate control. Dengan memakai teknik masase jalur saraf untuk persepsi nyeri ini dapat dihambat atau dikurangi, lalu intensitas nyeri yang dirasakan ibu berkurang dan ketegangan tidak terjadi. Sehingga mereka mendapatkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dari teknik masase (counterpressure) terhadap penurunan intensitas nyeri fase aktif persalinan normal. 2.2 Tinjauan Teori Standar Asuhan Kebidanan 2.2.1 Standar
Asuhan
Kebidanan
Sesuai
Kepmenkes
RI
No.938/Menkes/SK/VIII/2007 2.2.1.1 Pengertian Standar Asuhan Kebidanan Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose dan atau masalah
56
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan. 2.2.1.2 Standar I :Pengkajian A. Pernyataan Standar Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari ssemua sumber yang berkaitan dengan kondii klien. B. Kriteria Pengkajian : 1. Data tepat, akurat dan lengkap 2. Terdiri dari Data SUbjektif (hasil Anamnesa, biodata, keluhan utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya) 3. Data objektiif ( hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang. 2.2.1.3 Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan A. Pernyataan standar Bidan
menganalisa
data
yang
diperoleh
pada
pegnkajian,
menginterpretasinya secara akurat dan logis untuk menegakan diagnose dan masalah kebidanan yang tepat. B. Kriteria Perumusasn diagnose dan atau masalah 1. Diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan 2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien 3. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
57
2.2.1.4 Standar III : Perencanaan A. Pernyataan Standar Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan masalah yang ditegakkan B. Kriteria Perencanaan 1. Rencana tindakan disusun berdasrkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasim dan asuhan secara komprehensif 2. Melibatkan klien / pasien dan ata keluarga 3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien / keluarga 4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasrkan evidence based dan memastikan bahwa suhan yang diberikan bermanfat unutkklien 5. Mempertibangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya seta fasilitas yang ada 2.2.1.5 Standar IV : Implementasi A. Pernyataan standar Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidenced based kepada klien / pasien, dalam bentuk uapya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Dilaksanakan secra mandiri, kolaborasi dan rujukan.
58
B. Kriteria 1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosialspiritual dan cultural 2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan perssetujuan dari klien dan atau keluarganya ( Inform consent) 3. Melaksanakan asuhan tindakan asuhan berdasrkan evidence based 4. Melibatkan klien / psien dalam setiap tindakan 5. Menjaga privacy klien / pasien 6. Melaksnaakan prinsip pencegahan infeksi 7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan 8. Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan sesuai 2.2.1.6 Standar V : Evaluasi A. Pernyataan standar Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. B. Kriteria Evaluasi 1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melakukan asuhan sesuai kondisi klien 2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan atau kelaurga 3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
59
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien / pasien. 2.2.1.7 Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan A. Pernyataan standar Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan / kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan B. Kriteria pencatatan Asuhan kebidanan 1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (Rekam Medis / KMS/status pasien / buku KIA) 2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP 3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa 4. O adlah objektif, mencatat hasil pemeriksaan 5. A adalah hasil abalisa, mencatat diagnose dan masalah kebidanan 6. P adalah penatalkasanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang
sudah
dilakukan
seperti
tindakan
antisipatif, tindkan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi / follow up dan rujukan.
60
2.2.2 Konsep Standar Asuhan Kebidanan 2.2.2.1 Pengkajian A. Data Subjektif 1. Biodata a. Biodata Ibu 1) Nama
: Nama ibu bersalin.
2) Usia
: Usia ibu bersalin, normalnya 20 – 35 tahun.
3) Agama
: Agama ibu bersalin
4) Pendidikan
: Pendidikan terakhir ibu bersalin.
5) Pekerjaan
: Pekerjaan saat ini ibu bersalin.
6) Suku / bangsa : Suku / bangsa ibu bersalin. 7) Alamat
: Alamat tempat tinggal ibu bersalin saaat.
b. Biodata Suami 1) Nama
: Nama suami ibu bersalin.
2) Usia
: Usia suami ibu bersalin.
3) Agama
: Agama suami ibu bersalin
4) Pendidikan
: Pendidikan terakhir suami ibu bersalin.
5) Pekerjaan
: Pekerjaan saat ini suami ibu bersalin.
6) Suku / bangsa : Suku / bangsa suami ibu bersalin. 7) Alamat
: Alamat tempat tinggal suami ibu bersalin
8) No.Hp
: Nomer HP penanggung jawab keluarga
2. Keluhan utama
61
Ibu mulai terasa ada kencang-kencang di perut tembus hingga pinggang, disertai ada pengeluaran cairan / lendir darah dari jalan lahir. 3. Riwayat kehamilan sekarang a. HPHT
: hari pertama haid terakhir ibu bersalin
b. TP
: tafsiran persalinan ibu bersalin.
c. Gerakan janin
: gerakan janin yang pertama kali dirasakan
d. Frekuensi gerakan janin 24 jam terakhir e. ANC Trimester I
: minimal 1 x
Trimester II
: minimal 1 x
Trimester III
: minimal 2 x
4. Riwayat Menstruasi a. Menarche
: Menarch ibu bersalin. Usia sekitar 12 – 16 tahun.
b. Siklus
: Siklus haid ibu bersalin. Biasanya sekitar 23 – 32 hari.
c. Volume
: Volume darah yang dikeluarkan ibu bersalin.
d. Keluhan
: Keluhan ada disminore / tidak.
62
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu. Tabel. 2.2 Tabel riwayat persalinan BB / Ke
UK Penolong
Tempat
Jenis
JK
Usia
ASI
PB
6. Riwaya KB yang lalu a. Jenis KB yang diapakai b. Berapa lama pemakaian KB c. Keluhan saat pemakaian d. Alasan berganti KB 7. Riwayat kesehatan Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan ibu bersalin yang perlu kita ketahui adalah apakah ibu bersalin pernah atau sedang menderita penyakit seperti jantung, diabetes mellitus, ginjal, hipertensi, hipotensi, hepatitis, atau anemia. 8. Riwayat Psiko, sosial, dan budaya a. Status perkawinan 1) Usia nikah pertama kali ibu bersalin 2) Status pernikahan ibu bersalin sah / tidak 3) Lama pernikahan ibu bersalin 4) Perkawinan sekarang adalah suami yang ke berapa. b. Keadaan lingkungan
63
Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi status kesehatan keluarga. c. Respon keluarga terhadap persalinan Bagaimana respons yang positif dari keluarga terhadap persalinan akan mempercepat proses adaptasi pasien menerima peran dan kondisinya. d. Respons pasien terhadap kelahiran bayinya Bertanya pada ibu bersalin bagaimana perasaannya terhadap kehamilan dan kelahirannya. e. Respons suami pasien terhadap kehamilan ini Bagaiamana respons suami pasien atau dapat juga keapda pasien. f. Adat istiadat yang berkaitan dengan persalinan Bagiamana kepercayaan keluarga tehadap adat dalam proses persalinan.S 9. Pola kehidupan sehari-hari a. Pola makan dan minum 1) Kapan atau jam berapa terakhir terakhir kali makan 2) Makanan yang dimakan 3) Jumlah makanan yang dimakan b. Pola istirahat 1) Kapan terakhir tidur 2) Berapa lama
64
3) Aktivitas sehari – hari c. Personal hygine 1) Kapan terakhir mandi, keramas, dan gosok gigi. 2) Kapan terakhir ganti baju dan pakaian dalam d. Aktivitas seksual 1) Keluhan 2) Frekuensi 3) Kapan terakhir melakukan hubungan seksual B. Data objektif Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan. Adapun Langkah – langkah pemeriksaan, yaitu : A. Pemeriksaan Umum 1. Keadaan umum
: Baik
2. Kesadaran
: Composmetis
3. TTV yang meliputi : a. Tekanan Darah
: normalnya 110/70- 120/80 mmHg
b. Nadi
: normalnya 80 - 100 x/menit
c. Pernapasan
: normalnya 16-24 x/menit
d. Suhu
: normalnya 36,50C – 37,50C
e. BB
: sesuai IMT
65
f. TB
: 145 cm.
g. LILA
: Normalnya 23,5 cm
B. Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi Kepala
: Simetris / tidak, rambut bersih / kotor, kulit kepala bersih / tidak.
Muka
: Simetris / tidak, oedema / tidak, terdapat cloasma gravidarum / tidak, pucat / tidak.
Mata
: Simetris / tidak, Conjungtiva anemia/ tidak, sklera ikterus / tidak, katarak / tidak.
Mulut
: Simetris / tidak, apakah bibir kering, pucat, stomatitis, karies pada gigi / tidak.
Hidung
: Simetris / tidak, adakah pernafasan cuping hidung.
Telinga
: Simetris / tidak, bersih / tidak, adakah cairan purulen dan kotoran.
Leher
: Simetris / tidak, adakah pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan vena jugularis.
Ketiak
: Simetris
/
tidak,
adakah
benjolan/
pembesaran kelenjar limfe. Dada
: Simetris / tidak, puting susu datar/ menonjol, bersih / tidak, ASI sudah keluar
66
/ tidak, adakah benjolan / tumor, adakah hyperpigmentasi. Abdomen : Membesar sesuai Usia kehamilan / tidak, terdapat linea nigra dan striae gravidarum / tidak, ada luka bekas operasi / tidak. Vulva
: apakah
terdapat
peradangan,
apakah
terlihat adanya pengeluaran cairan, apakah tampak adanya lendir dan atau darah. Anus
: Hemoroid / tidak.
Ekstremitas atas
: Simetris / tidak, varises / tidak, oedem / tidak.
Ektremitas bawah : Simetris / tidak, varises/ tidak, oedem / tidak. 2. Pemeriksaan Palpasi Kepala
: Adakah benjolan abnormal, adakah nyeri tekan
Leher
: Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis / tidak.
Ketiak
: Adakah pembesaran kelenjar limfe.
Payudara
: Adakah benjolan abnormal, terdapat nyeri tekan / tidak.
Perut
: Pemeriksaan uterus
leopold
dan
kontraksi
67
Leopold I : Mengetahui TFU, usia kehamilan dan bagian yang ada di fundus. Leopold II : Mengetahui bagian yang ada disebelah kanan dan kiri perut ibu. Leopold III : Mengetahui bagian terendah janindan sudah masuk PAP / belum. Leopold IV: Mengetahui kepala janin sudah masuk PAP / belum dan seberapa bagian yang telah masuk PAP. 3. Pemeriksaan Auskultasi DJJ : 120 – 160 x / menit 4. Pemeriksaan perkusi Reflek Patella + / + C. Pemeriksaan Dalam a. Pembukaan
: pembukaan 4 – 10 cm.
b. Efficement
: 25% - 100%
c. Ketuban
: pecah / belum
d. Presentasi
: Letak kepala
e. Dominator
: UUK
f. Hodge dan penurunan kepala janin : H II - IV g. His
: minimal 2 x dalam 10 menit selama
> 40 detik D. Pemeriksaan penunjang
68
Hb
: > 11%
Reduksi
: negatif
Albumin
: negatif
USG
: Let Kep. Uk 37 – 40 minggu
2.2.2.2 Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan Dalam langkah kedua ini, bidan membagi interpretasi data dalam tiga bagian. a. Diagnosis kebidanan / nomenklatur 1) Diagnosa GxPxAx UK 37-40 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Letak Kepala, Intra Uteri, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik. 2) Ds Ibu mengeluh dan ekspresi muka terlihat kesakitan. 3) Do Keadaaan umum : baik Kesadaran : kompos metis TD : 110/70 mmHg – 120/80 mmHg Suhu : 36,5 – 37,5 oC RR : 12 – 24 x/menit Leopold I : teraba bokong Lepold II : Puka / puki Leopold III : Teraba Kepala
69
Lepolod IV : Divergen VT : Pembukaan 4 – 10 cm, eff 25 – 100%, ketuban - / + , dominator UUk, Hodge II – IV, His : minimal 2 x dalam 10 menit selama >40 detik 4) Masalah Ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya dan bayinya 5) Kebutuhan 1) Rasa nyaman. 2) Asuhan sayang ibu meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi. 3) Observasi TTV 4) Observasi kemajuan persalinan 5) Persiapan persalinan. 2.2.2.3 Perencanaan a. Tujuan Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4-8 jam diharapkan persalinan ini dapat berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secara spontan, ibu tidak cemas dan rasa nyeri yang dirsakan ibu berkurang. b. Rencana Asuhan 1. Lakukan pendekatan dengan klien R) Klien lebih kooperatif dan mau untuk dilakukan counter pressure 2. .Lakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
70
R) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial 3. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan R) Memberitahu hasil pemeriksaan dapat membuat ibu mengerti keadaannya saat ini 4. Pantau tekanan darah, suhu, denyut jantung, nadi, his, pembukaan, penurunan dan cairan ketuban. R) pemantauan digunakan untuk mengetahui kemajuan persalinan pada ibu. 5. Melakukan asuhan sayang ibu yang terdiri dari : a. Mengajari ibu teknik relaksasi pernafasan yang benar R) teknik relaksasi pernafasan dapat mengurangi nyeri yang dirasakan ibu. b. Minta ibu tidur miring kiri atau posisi yang dianjurkan. R) tidur miring kiri dapat membuat sirkulasi ibu ke janin menjadi lancar. c. Beri dukungan dan dengarkan keluhan bu R) memberi dukungan dan mendengarkan keluhan ibu dapat membuat ibu tenang. d. Beri ibu minum yang cukup R) member ibu minum yang cukup dapat mencegah dehidrasi. e. Minta ibu untuk berkemih sesering mungkin
71
R) kandung kencing yang penuh dapat menghambat penurunan kepala bayi. 6. Pijat punggung ibu secara perlahan dengan metode Counter Pressure R)
Memijat
punggung
dengan
Counter
Pressure
dapat
mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya persalinan lama. 7. Lakukan pendekatan pada tim medis persiapan asuhan persalinan 58 Langkah R) Persiapan asuhan persalinan 58 langkah untuk melaksanakan pertolongan persalinan yang aman. 2.2.2.4 Implementasi Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensihf dalam berbagai upaya. Dan melakukan tindakan yang telah direncanakan secara efisien. Tabel 2.3 Implementasi Hari, Tgl No.
Kegiatan
TTD
/ Jam 1.
Melakukan pendekatan dengan klien
2.
Melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan. a. Melakukan Cuci tangan dengan 7 langkah sesuai SOP.
3.
Memberitahu
ibu
dan
keluarga
hasil
72
pemeriksaan yang telah dilakukan. a. Memberitahu bahwa ibu saat ini sedang
menghadapi
persalinan,
pembukaan pada sase aktif keadaan ibu janin baik. 4.
Memantau tekanan darah, suhu, nadi, djj, his, pembukaan, penurunan, dan cairan ketuban setiap 30 menit. a. Memantau dengan hasil TD : 110/70 – 120/80 mmHg , Nadi 80 - 100 x/menit, Pernapasan 16-24 x/menit, Suhu 36,50C – 37,50C, DJJ 120 – 160 x/menit, His minimal 2x10’’ selama > 40 detik, Pembukaan 4 – 10 cm, Penurunan 3/5 – 0/5, dominator UUK, Ketuban Utuh / jernih.
5.
Melakukan Asuhan sayang Ibu, yaitu : a. Mengajari relaksasi dengan cara menarik napas dari hidung dan menghembuskan lewat mulut. b. Memiringkan tubuh ibu ke kiri atau posisi yang dianjurkan.
73
c. Mendengarkan keluhan ibu yang merasa
kesakitan
dan
member
dukungan. d. Memberi ibu segelas teh hangat atau air putih. e. Meminta ibu dan mengantarnya ke kamar mandi untuk berkemih jika ibu sanggup dan atau melakukan kateterisasi
sesuai
SOP
jika
diperlukan. 6.
Memijat punggung ibu secara perlahan dengan teknik Counter Pressure. a. Memijat
dengan
teknik
counter
pressure yaitu menekan di daerah sacrum dari atas ke bawah selama 20 menit setiap satu jam sekali. 7.
Melakukan kolaborasi tim medis untuk persiapan asuhan persalinan 58 Langkah
2.2.2.5 Evaluasi Mengevaluasi setiap asuhan yang telah diberikan.
74
a. Hari dan Tanggal : Bukti dokumentasi pada saat dilakukan asuhan kebidanan setelah dilakukan implementasi. b. Jam : Bukti dokumentasi waktu dilakukan asuhan kebidanan setelah dilakukan implementasi. 1. Klien mengerti dan setuju tentang perlakuan yang akan dibrikan pada dirinnya. 2. Tangan petugas kesehatan sudah terdekontaminasi dengan bersih 3. Ibu mengerti bahwa saat ini ibu sedang menghadapi proses persalinan,pembukaan fase aktif, serviks mulai tipis, ketuban masih utuh atau tidak, keadaan ibu dan janin baik. 4. Tekanan darah, suhu, djj, nadi, his, pembukaan, penurunan, dan cairan ketuban terpantau dengan baik dalam partograf. 5. Asuhan sayang ibu telah dilakukan, terdiri dari : a. Ibu mampu melakukan teknik relaksasi yang baik dan benar dan ibu merasa rileks b. Ibu bersedia untuk miring kiri dan berganti posisi sesuai keinginan c. Ibu termotivasi dan semangat untuk menghadapi persalinan d. Ibu bersedia untuk cukup minum dan mau minum air putih / teh. e. Ibu mau kencing sendiri 6. Ibu merasa rilex dan nyeri berkurang setelah dilakukan pijat disekitar punggung dengan teknik Counter Pressure di daerah sacrum.
75
7. Kolaborasi tim medis untuk persiapan asuhan persalinan 58 Langkah sudah siap. 2.2.2.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan Pencatatan asuhan kebidanan dilakukan sesuai Kala yang ditulis secara SOAP. 1) Kala I S : Ibu merasa mules – mules O : K/U
: baik
Kesadaran
: composmetis
TD
: 110/70 mmHg-120/80 mmHg
Suhu
: 36,5º C-37,5º C
Nadi
: 80-100 x/menit
RR
: 16-24 x/menit
DJJ
: 120 – 160 x / menit
Penurunan
:3/5 sampai 0/5
His
: (+)
Bandle
: (-)
VT
: pembukaan 4 - 10 cm, effisemen 25 - 100%,
ketuban negatif, presentasi kepala, dominator UUK, penurunan 3/5 samapi 0/5, Hodge II - IV, penyusupan 0.
76
A : GxPxAx UK 37-40 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Letak Kepala, Intra Uteri, Kesan jalan lahir normal Kala I fase Aktif dengan Keadaan umum ibu dan janin baik. P : Sesuai Landasan Hukum Kewenangan Bidan, Standar 9 (Asuhan Persalinan Kala I). 2) Kala II S : Ibu merasa mules – mules dan ingin meneran O : K/U
: baik
Kesadaran
: composmentis
TD
: 110/70 mmHg-120/80 mmHg
Suhu
: 36,5º C-37,5º C
Nadi
: 80-100 x/menit
RR
: 16-24 x/menit
DJJ
: 120 – 160 x / menit
Penurunan
:1/5 sampai 0/5
His
: (+)
Bandle
: (-)
VT
: pembukaan 10 cm, effisemen 100%, ketuban
negatif, presentasi kepala, dominator UUK, penurunan 1/5 samapi 0/5, Hodge IV, penyusupan 0. A : Kala II
77
P : sesuai dengan landasan hukum kewenangan bidan, standar 10 ( Persalinan Kala II yang aman) dan standar 12 (penanganan kala II Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi) 3) Kala III S : Ibu merasa mules – mules O : K/U baik, TFU 1- 3 jari atas simfisis, His Baik, Palapasi tidak ada janin kedua. A : Kala III P : sesuai dengan landasan hukum kewenangan bidan, standar 11 ( Penatalkasanaan aktif persalinan kala III) 4) Kala IV S : Ibu merasa senang karena bayi dan ari – arinya telah lahir O : K/U baik Kesadaran : kompos metis TTV : Nadi : 80 – 120 x /menit Suhu : 36,5 – 37,50 C RR : 18 – 24 x / menit TFU : 1 – 3 jari bawah pusat His : Baik Perdarahan : normal Lokea : Rubra Laserasi : derajat 1 -2 A : Kala IV
78
P : sesuai dengan Landasan Hukum Kewenangan Bidan, Standar 14 ( Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan). 2.2.3
Landasan Hukum Kewenangan Bidan
2.2.3.1 Peraturan-peraturan bidan Penyelenggaraan Praktik Pasal 9 Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi: a. Pelayanan kesehatan ibu Pasal 10 1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan. 2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: pelayanan persalinan normal. 3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang untuk: a.
Episiotomi.
b.
Penjahitanluka jalan lahir tingkat I dan II.
c.
Penanganan perujukan.
kegawat-daruratan,
dilanjutkan
dengan
79
d.
Fasilitasi / bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif.
e.
Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan post partum.
f.
Penyuluhan dan konseling.
g.
Pemberian surat keterangan kematian dan
h.
Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
2.2.3.2 Kompetensi Bidan Pada Asuhan Persalinan dan Kelahiran Kompetensi ke-4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi
kegawatdaruratan
tertentu
untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. a. Pengetahuan Dasar 1.
Fisiologi persalinan.
2.
Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk.
3.
Aspek psikologi dan kultural pada persalinan dan kelahiran.
4.
Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
5.
Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat serupa.
6.
Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
7.
Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
80
8.
Proses penurunan janin melalui pelvik selama persalinan dan kelahiran.
9.
Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.
10. Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga / pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat. 11. Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus. 12. Pemenuhan kebutuhan fisik bayi lahir meliputi pernafasan, kehangatan dan memberikan ASI / PASI. 13. Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya bila dimungkinkan. 14. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI ekslusif. 15. Manajemen fisiologi Kala III. 16. Memberikan suntikan intra muskular meliputi uterotinika, antibiotika dan sedativa. 17. Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: Distosia bahu, Asfiksia neonatal, Retensio plasenta, Perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan. 18. Indikasi tindakan operatif pada persalihan misalnya gawat janin, CPD.
81
19. Indikator komplikasi persalinan: perdarahan, partus macet, kelainan presentasi, eklampsia, kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distocia karena inersia uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbuung. 20. Prinsip Manajemen Kala III, secara fisiologis. 21. Prinsip Manajemen aktif Kala III. b. Pengetahuan Tambahan 1. Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi. 2. Pemberian suntikan anestesi lokal. 3. Akselerasi dan induksi persalinan. c. Ketrampilan Dasar 1. Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital ibu pada persalinan sekarang. 2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus. 3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin. 4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi) 5. Melakuakn pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban dan proposi panggul dengan bayi.
82
6. Melakukan
pemantuan
kemajuan
persalinan
dengan
menggunakan partograf. 7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya. 8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamaan yang adekuat selama persalinan. 9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu. 10. Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi. 11. Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat. 12. Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan. 13. Melaksanakan manajemen fisiologi Kala III. 14. Melaksanakan Manajemen aktif kala III. 15. Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, anti biotika dan sedativa. 16. Memasang infus, mengambil
darah untuk pemeriksaan
haemoglobin (HB) dan hematokrit (HT). 17. Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversi uteri dalam kala III. 18. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya. 19. Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
83
20. Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum. 21. Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II. 22. Memberikan pertolongan persalinan abnormal: letak sungsang, partus macet kepala di dasar paanggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term. 23. Melakukan pengeluaran plasenta secara manual. 24. Mengelola perdarahan post partum. 25. Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan / kegawatdaruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi. 26. Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan / tali kasih ibu dan bayi baru lahir. 27. Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI ekslusif. 28. Mendokumentasikan
temuan-temuan
yang
penting
dan
intervensi yang dilakukan. d. Ketrampilan Tambahan 1. Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat. 2. Memberikan suntikan anestesi lokal jika diperlukan. 3. Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vakum jika diperlukan sesuai kewenangan.
84
4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat. 5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung. 6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks. 7. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan. 8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post partum. 2.2.3.3 Standar Asuhan Persalinan Standart 9 : Asuhan Persalinan Kala 1 a. Tujuan Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
b. Pernyataan Standart Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah di mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan ibu, selama
proses
persalinan
berlangsung.
Bidan
juga
melakukan pertolongan proses persalinan dan kelahiran
85
yang bersih
dan
aman,
dengan sikap
sopan dan
penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran. c. Hasil 1. Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu, bila diperlukan. 2. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan terlatih. 3. Berkurangnya kematian/kesakitan ibu/bayi akibat partus lama. d. Prasyarat 1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran. 2. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mules / ketuban pecah. 3. Bidan telah terlatih dan terlatih untuk: a) Memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman b) Penggunaan partograf dan pembacaannya 4. Adanya alat untuk pertolongan termasuk beberapa sarung tangan DTT / steril. 5. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian).
86
Pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih. 6. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan. 7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA, partograf dan kartu ibu. 8. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetri yang efektif. e. Proses, Bidan harus 1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran. 2. Segera mendatangi ibu bumil ketika diberitahu persalinan sudah mulai / ketuban pecah. 3. Cuci tangan dengan sabun air yang bersih mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih setiap kali sebelum dan setelah mlakukan kontak dengan pasien. (kuku harus dipotong pendek dan bersih). Gunakan sarung tangan bersih kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan sarung tangan DTT / steril untuk semua pemeriksaan vagina. 4. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan lengkap. 5. Melakukan
pemeriksaan
fisik
secara
lengkap
(dengan
memberikan perhatian terhadap tekanan darah, denyut jantung
87
janin (DJJ), frekuensi dan lama kontraksi dan apakah ketuban pecah). 6. Lakukan pemeriksaan dalam aseptik dan sesuai dengan kebutuhan.
(jika
his
teratur
dan
tidak
ada
hal
yang
mengkhawatirkan atau his lemah tapi tanda-tanda vital ibu / janin normal, maka tidak perlu segera melakukan periksa dalam). 7. Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam dan harus selalu secara aseptik. 8. Jangan melakukan periksa dalam jika ada perdarahan dari vagina yang lebih banyak dari jumlah normal bercak darah / show yang ada pada persalinan. Perdarahan dalam proses persalinan mungkin disebabkan komplikasi seperti plasenta previa, segera rujuk ke puskesmas atau rumah sakit setempat (ikuti standart yang tercantum di standart 16). 9. Catat semua temuandan pemeriksaan dengan tepat dan seksama pada kartu ibu dan partograf pada saat ashan diberikan.Jika ditemukan komplikasi atau masalah, segera berikan perawatan yang memadai dan rujuk ke puskesmas / rumah sakit yang tepat. 10. Catat semua temuan dan pemeriksaan pada fase laten persalinan pada kartu ibu dan catatan kemajuan persalinan. Ibu harus di evaluasi sedikitnya setiap 4 jam , lebih sering jika diindikasikan, catatan harus memasukkan denyut jantung janin, periksa dalam, pecahnya ketuban, perdarahan atau cairan vagina, kontraksi
88
uterus, tanda-tanda vital ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah), urine, minuman, obat obat yang diberikandan informasi lain yang berkaitan serta semua perawatan yang diberikan. 11. Catat semua temuan pada partograf dan kartu itu pada saat ibu sampai dengan fase aktif (pembukaan 4 cm atau lebih). 12. Lengkapi partograf dengan seksama untuk semua ibu yang akan bersalin. Partograf adalah alat untuk mencatat dan menilai kemajuan persalinan, dan kondisi ibu dengan janin. Penggunaan partograf diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis dan deteksi dini komplikasi dalam proses persalinan, seperti misalnya partus lama. Penggunaan partograf
secara tepat akan
memungkinkan bidan untuk membuat keputusan tentang perawatan ibu pada waktu yang tepat dan memungkinkan rujukan dini jika diperlukan. 13. Memantau dan mencatat denyut jantuing janin sedikitnya setiap 30 menit selama proses persalinan, jika ada tanda tanda gawat janin (DJJ kurang dari 100 kali / menit atau lebih dan 180 kali/ menit), harus dilakukan setiap 15 menit, DJJ harus didengarkan selama dan segera setelah kontraksi uterus, jika ada tanda tanda jawat janin bidan harus mempersiapkan rujukan ke fasilitas yang mamadai. 14. Melakukan dan mencatat pada partograf hasil periksa dalam setiap 4 jam (lebih sering jika ada indikasi medis). Pada setiap
89
periksa dalam, evaluasi dan catat penyusupan kepala janin dan cairan vagina / air ketuban. 15. Catat pada partograf kontraksi uterus setiap 30 menit pada fase aktif. Palpasi jumlah dan lamanya kontraksi selama 10 menit. 16. Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam. 17. Pantau dan catat pada partograf : a) Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi b) Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala infeksi c) Nadi setiap setengah jam 18. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam. Catat pada partograf jumlah pengeluaran urine setiap kali kecil , dan catat protein atau aseton yang ada dalam urine. 19. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa, dan memilih posisi yang dirasakan nyaman; kecuali jika belum terjadi penurunan kepala sementara ketuban belum pecah. (Riset membuktikan banyak keuntungannya jika ibu tetap aktif bergerak semampunya ddan merasa senyaman mungkin), jangan perbolehkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang, ibu harus selalu berbaring miring, duduk, berdiri, atau berjongkok. Berbaring terlentang mungkin menyebabkan gawat janin.
90
20. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna menghindari dehidrasi dan gawat janin.(Riset menunjukkan bahwa ada keuntungannya untuk memperbolehkan ibu minum dan makan makanan kecil selama proses persalinan tanpa komplikasi dan ada kerugiannya melarang minum atau makan makanan kecil yang mudah dicerna). 21. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap kebutuhan ibu hamil, suami / keluarga / orang terdekat yang mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi
ibu
untuk
mengambil
peran
aktif
dalam
memberikan kenyamanan dan dukungan kepada ibu selama persalinan. 22. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan keluarganya, beritahu mereka kemajuan persalinan secara berkala. 23. Saat
proses
persalinan
berlangsung,
bersiaplah
untuk
menghadapi kelahiran bayi (lihat standar 10). 24. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (lihat standart 10). Standar 10: Persalinan Kala II Yang Aman a. Tujuan Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. b. Pernyataan Standar
91
Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu, ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan. c. Hasil 1. Persalinan yang bersih dan aman. 2. Meningkatnya kepercayaan terhadap bidan. 3. Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan. 4. Menurunnya komplikasi seperti pendarahan postpartum, asfiksia neonatorum, trauma kelahiran. 5. Menurunnya angka sepsis puerperalis. d. Prasyarat 1. Bidan dipanggil apabila ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah. 2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman. 3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi (DTT)/steril. 4. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih, dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian), pembalut wanita dan
92
tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih. 5. Tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan. 6. Menggunakan KMS Ibu Hamil/Buku KIA, Kartu ibu partograf. 7. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan Obstetri yang efektif. e. Proses, Bidan harus: 1.
Menghargai ibu selama proses persalinan.
2.
Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran.
3.
Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan, dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian), tempat untuk plasenta. (Jika ibu belum mandi, bersihkan daerah perineum dengan sabun dan air mengalir).
4.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih. (Kuku harus dipotong pendek dan bersih).
5.
Bantu ibu untuk mengambil posisi yang paling nyaman baginya. (Riset menunjukkan bahwa posisi duduk tau jongkok memberikan banyak keuntungan).
93
6.
Pada Kala II anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin atau saat kepala bayi sudah kelihatan. (Riset menunjukkan bahwa menahan nafas sambil meneran adalah berbahaya, dan meneran sebelum kepala bayi tampak tidaklah perlu. Bahkan meneran sebelum pembukaan serviks lengkap adalah berbahaya). Jika kepala belum terlihat, padahal ibu sudah sangat ingin meneran, periksa
pembukaan
serviks
dengan
periksa
dalam.
Jika
pembukaan belum lengkap, keinginan meneran bisa dikurangi dengan memiringkan ibu ke sisi sebelah kiri. 7.
Pada kala II, dengarkan DJJ setiap 5 menit setelah his berakhir, irama dan frekuensinya harus segera kembali ke normal. Jika tidak, cari pertolongan medis. (Jika kepala sudah meregangkan perineum, dan terjadi kelambatan kemajuan persalinan atau DJJ menurun sampai 100x/menit atau kurang, atau meningkat menjadi 160x/menit atau lebih, maka percepatan persalinan dengan melakukan episiotom, lihat standar 12).
8.
Hindari peregangan vagina secara manual dengaan gerakan menyapu atau menariknya ke arah luar. (Riset menunjukkan bahwa hal tersebut berbahaya).
9.
Pakai sarung tangan sedapat mungkin, saat kepala bayi kelihatan.
10. Jika ada kotoran keluar dari rektum, bersihkan dengan kain kering.
94
11. Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his. (Riset menunjukkan bahwa robekan tingkat dua dapat sembuh sama baiknya dengan luka episiotomi, sehingga tidak perlu melakukan episiotomi, kecuali terjadi gawat janin, komplikasi persalinan pervaginam (sungsang, distosia bahu, fofcep, vacum), atau ada hambatan pada perineum (misalnya disebabkan jaringan parut pada perineum). 12. Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan kasa bersih dan biarkan kepala bayi memutar (seharusnya terjadi spontan, sehingga bayi tak perlu dibantu. Jika bahu tidak memutar ikuti standar 18). 13. Begitu bahu sudah pada poisi anterior posterior yang benar, bantulah persalinan dengan cara yang tepat. 14. Segera setelah lahir, periksa keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah bayi kering, selimuti bayi dengan handuk baru yang bersih dan hangat. 15. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem di dua tempat, lalu potong diantara dua klem dengan gunting tajam steril / DTT. 16. Letakkan bayi dalam pelukan ibu dan mulai menyusui. (Riset menunjukkan
hal
ini
penting
untuk
keberhasilan
dalam
memberikan ASI dan membantu pelepasan plasenta. Kontak kulit dengan kulit adalah cara yang baik untuk menjaga kehangatan
95
bayi, sementara handuk diselimutkan pada punggung bayi. Jika bayi tidak didekap oleh ibuya, selimuti bayi dengan kain yang bersih dan hangat. Tutupi bayi agar tidak kehilngan panas). 17. Menghisap lendir dari janin nafas bayi tidak selalu diperlukan. Jika bayi tidak menangis spontan, gunakan pengisap DeLee yang sudah diDTT atau aspirator lendir yang baru dan bersih untuk membersihkan jalan nafas (lihat standar 24). 18. Untuk melahirkan plasenta, mulailah langkah-langkah untuk penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga yang tercantum di standar 11. 19. Pada saat plasenta sudah dilahirkan lengkap dan utuh dengan mengikuti langkah-langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga (lihat standar 11), lakukan masase uterus agar terjadi kontraksi dan pengeluaran gumpalan darah. 20. Segera sesudah plasenta dikeluarkan, periksa apakah terjadi laserasi pada vagina atau perineum. Dengan menggunakan tekhnik aseptik, berikan anestesi lokal (1% lidokain), lalu jahit perlukaan danatau laserasi dengan peralatan steril / DTT. (lihat Standar 12). 21. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat (ingat perdarahan sulit diukur dan sering diperkirakan lebih sedikit). 22. Bersihkan perineum dengan air matang dan tutupi dengan kain bersih/telah dijemur.
96
23. Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu. 24. Pastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman. Berikan bayi kepada ibu untuk diberi ASI. 25. Untuk perawatan bayi baru lahir lihar standar 13. 26. Catat semua temuan dengan seksama. Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Tiga a.
Tujuan Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadiaan perdarahan pasca persalinan, memperpendek waktu persalinan kala 3, mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta.
b.
Pernyataan Standar: Secara rutin bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga.
c.
Hasil 1. Menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada persalinan kala tiga. 2. Menurunkan terjadinya atonia uteri. 3. Menurunkan terjadinya retensio plasenta. 4. Memperpendek waktu persalinan kala tiga. 5. Menurunkan terjadinya postpartum akibat salah penanganan kala tiga.
d.
Prasyarat
97
1. Bidan sudah terlatih dan terlampir dalam melahirkan plasenta secara lengkap dengan melakukan penatalaksanaan aktif
persalinan kala
tiga secara benar. 2. Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk melahirkan plasenta, termasuk air bersih, larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi, sabun dan handuk yang bersih untuk cuci tangan, juga tempat untuk plasenta. Bidan seharusnya menggunakan sarung tangan DTT / steril. 3. Tersedia obat-obat oksitosin dan metode yang efektif untuk penyimpanan dan pengirimanna yang dijalankan dengan baik. 4. Sistem rujukan untuk kegawatdaruratan Obstetri yang efektif. e.
Proses Bidan harus: 1. Berikan penjelasan pada ibu, sebelum melahirkan, tentang prosedur penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga. 2. Masukkan oksitosin 10 IU IM ke dalam alat suntik steril menjelang persalinan. 3. Setelah bayi lahir (lihat standar 10), tali pusat di klem di dua tempat, lalu potong diantara dua klem dengan gunting tajam steril / DTT. 4. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan ganda. jika tidak ada, beri oksitosin10 UI secara IM (dalam waktu 2 menit setelah persalinan).
98
5. Tunggu uterus berkontraksi, lakukan penegangan tali pusat terusmenerus sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah punggung ibu dan ke arah atas (dorso-kranial). Ulangi langkah inipada setiap ada his. Berhati-hati, jangan menarik tali pusat berlebihan karena akan menyebabkan inversio uteri. 6. Bila plasenta belum lepas setelah melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga dalam waktu 15 menit: a) Ulangi 10 unit oksitosin IM. b) Periksa kandung kemih, lakukan katerisasi bila penuh. c) Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk. d) Teruskan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga selama 15 menit lagi. e) Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit. 7. Bila sudah terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit pada saat tali pusat ditegangkan ke arah bawah kemudian ke arah atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva (jangan mendorong fundus karena dapat mengakibatkan inversio uteri). 8. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu, pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
99
9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, lakukan masase uterus supaya berkontraksi. 10. Sambil melakukan masase fundus uteri, periksa plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap. 11. Bila plasenta tidak dilahirkan pasca persalinan lihat standar 21. 12. Perkirakan
jumlah
kehilangan
darah
secara
akurat
(ingat
perdarahan sulit diukur dan sering diperkirakan lebih sedikit). 13. Bersihkan vulva dan perineum dengan air matang dan tutup denganpembalut wanita/kain bersih/telah dijemur. 14. Periksa data-data vital. Catat semua temuan dengan seksama. Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu. 15. Catat semua perawatan dan temuan dengan seksama.
Standar 12: penanganan kala II
Dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomi a.
Tujuan Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tandatanda janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.
b.
Pernyataan standar
100
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum. c.
Hasil a) Penurunan kejadian asfiksia neonatorum berat. b) Penurunan kejadianlahir mati pada kala II
d.
Prasyarat Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomi dan menjahit perineum secara benar. 1. Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomi dan menjahit perineum secara benar 2. Tersedia
sarung
tangan/alat/perlengkapan,
untuk
melakukan
episiotomi, termasuk gunting tajam yang steril / DTT, dan alat / bahan yang steril / DTT untuk penjahitan perineum, (anestesi lokal misalnya dengan 10 ml lidokain 1% dan alat suntik/jarum hipodermik steril). 3. Menggunakan kartu ibu, partograf dan Buku KIA e.
Proses Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sudah terlihat pada vulva, episiotomi mungkin salah satu dari beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan janin.
f.
Bidan harus 3
Mempersiapkan alat-alat steril / DTT untuk tindakan ini.
101
4
Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomi dilakukan dan yang akan dirasakan.
5
Kenakan sarung tangan steril / DTT.
6
Jika kepala janin meregangkan perinium, anestesi lokal diberikan pada saat his. Masukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk melindungi kepala bayi, dan dengan tangan kanan tusukkan jarum sepanjang garis yang akan digunting (sebaiknya dilakukan insisi medio-lateral). Sebelum menyuntikkannya, tarik jarum sedikit, (untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah). Msukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk melindungi kepala bayi, dan dengan tangan kanan, tusukkan jarum sepanjang garis yang akan digunting hingga teranastesi.
7
Tunggu satu menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes kekebalan.
8
Pada Puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti di atas, kemudian
lakukan
pengguntingan
tunggal
yang
mantap.
(Sebaiknya Medio-lateral) 9
Tangan kanan melindungi perineum, semnetara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir. Minta ibu untuk meneran di antara dua his. Kemudian lahirkan bayi secara normal.
10 Begitu bayi lahir, tutupi perineum dengan pembalut steril dan lakukan resusitasi neonatus jika diperlukan. (lihat Standar 24)
102
11 Lahirkan plsenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, sesuai dengan Standar 11. 12 Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomi, perluasan episiotomi dan/atau laserasi. 13 Segera setelah plsenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan menggunakan tekhnik aseptik, berikan anestesi lokal (lidokain 1%), lalu jahit perlukaan danatau laserasi dengan peralatan steri/DTT. (lihat standar 12). 14 Lakukan penjahitan sekitar 1 cm di atas ujung luka episiotomi atau laserasi di dalam vagina. Lakukan penjahitan secara berlapis. Mulai dari vagina, ke arah perineum, lalu teruskan dengan perineum. 15 Sesudah penjahitan, lakukan masase uterus untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik. Pastikan, bahwa tidak ada kasa yang tertinggal di vagina dan masukkan jari dengan hati-hati ke rektum untuk memastikan bahwa penjahitan tidak menembus dinding rektum. Bila hal tersebut terjadi, lepaskan jahitan dan lakukan jahitan ulang. periksa vagina dan pastikan tidak ada bahan yang tertinggal. 16 Kenakan sarung tangan bersih, bersihkan perineum dengan air matang, buatlah ibu merasa bersih dan nyaman. Periksa apakah pendarahan dari raerah insisi sudah berhenti. Bila pendarahan masih ada, periksa sumbernya. Bila berasal dari luka episiotomi,
103
temukan titik pendarahan dan segera ikat, jika bukan, ikuti Standar 21. 17 Pastikan bahwa ibu diberi tahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering, serta menggunakan pembalut wanita / kain bersih yang telah dijemur. 18 Catat semua perawatan dan temuan dengan seksama. Ikuti standar untuk perawatan post partum (Pengurus pusat IBI, 2006).
Standar 14: Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan a. Tujuan Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan ibu dan bayi. Meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi. Memulai pemberian
104
ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya b. Pernyataan standar Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi paling sedikit selama 2 jam setelah persalinan, serta melakukan
tindakan
yang
diperlukan.
Disamping
itu,
bidan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI c. Hasil 1.
Komplikasi segera dideteksi dan dirujuk
2.
Penurunan kejadian infeksi pada ibu dan bayi baru lahir
3.
Penurunan kematian akibat perdarahan pasca persalinan primer
4.
Pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama sesudah persalinan
d. Prasyarat 1) Ibu dan bayi dijaga oleh bidan terlatih selama dua jam sesudah persalinan dan jika mungkin bayi tetap bersama ibu. 2) Bidan terlatih dan terampil dalam memberikan perawatan untuk ibu dan bayi segera setelah persalinan, termasuk keterampilan pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat. 3) Ibu didukung/ dianjurkan untuk menyusui dengan ASI dan memberikan kolostrum. 4) Tersedia alat perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan yaitu air bersih, sabun dan handuk bersih; handuk/ kain
105
bersih untuk menyelimuti bayi, pembalut wanita yang bersih, pakaian kering dan bersih untuk ibu, sarung atau kain kering dan bersih untuk alas ibu, kain/ selimut yang kering untuk menyelimuti ibu, sarung tangan DTT, tensimeter air raksa, stetoskop dan termometer. 5) Tersedianya obat-obatan oksitosika, obat lain yang diperlukan dan tempat penyimpanan yang memadai. 6) Adanya sarana pencatatan: partograf, kartu ibu, kartu bayi, buku KIA 7) Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetri dan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif. e. Proses Bidan harus: 1) Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan perawatan pada ibu dan bayi baru lahir. Menggunakan sarung tangan bersih pada saat melakukan kontak dengan darah atau cairan tubuh. 2) Mendiskusikan semua pelayanan yang diberikan untuk ibu dan bayi dengan ibu, suami dan keluarganya. 3) Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah bayi kering, selimuti bayi dengan handuk baru yang bersih dan hangat. Bila bayi bernafas/ menangis tanpa kesulitan,
106
dukung ibu untuk memeluk bayinya. Jika bayi mengalai kesulitan bernafas. 4) Sangat penting untuk menilai keadaan ibu beberapa kali selama dua jam pertama setelah persalinan. Berada bersama ibu dan melakukan setiap pemeriksaan ini, jangan pernah meninggalkan ibu sendirian sampai paling sedikit 2 jam setelah persalinan dan kondisi ibu stabil. Lakukan penatalaksanaan yang tepat persiapkan rujukan jika diperlukan. 5) Melakukan penilaian dan masase fundus uteri setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah persalinan, kemudian setiap 30 menit selama satu jam kedua setelah persalinan. Pada saat melakukan masase uterus, perhatikan berapa banyak darah yang keluar dari vagina. Periksa perineum ibu apakah membengkak, hematoma, dan berdarah dari tempat perlukaan yang sudah dijahit setiap kali memeriksa perdarahan fundus dan vagina. 6) Jika terjadi perdarahan, segera lakukan tindakan sesuai dengan standar 21. berbahaya jika terlambat bertindak 7) Periksa tekanan darah dan nadi ibu setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah persalinan, dan setiap 30 menit selama satu jam kedua setelah persalinan. 8) Lakukan palpasi kandung kemih ibu setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah persalinan dan kemudian 30 menit selama satu jam kedua setelah persalinan. Bila kandung kemih penuh
107
dan meregang, mintalah ibu untuk BAK jangan memasang kateter kecuali ibu tidak bisa melakukannya sendiri. Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama sesudah melahirkan 9) Periksa suhu tubuh ibu beberapa saat setelah persalinan dan sekali lagi satu jam setelah persalinan. Jika suhu tubuh ibu > 380C, minta ibu untuk minum 1 liter cairan, jika suhunya tetap > 380C segera rujuk ibu ke pusat rujukan terdekat. 10) Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui. Atur posisi bayi agar dapat melekat dan mengisap dengan benar. Semua ibu membutuhkan pertolongan untuk mengatur posisi bayi, baik untuk ibu yang baru pertama kali menyusui maupun ibu yang sudah pernah menyusui). 11) Penggunaan gurita atau stagen harus ditunda hingga 2 jam setelah melahirkan. Kontraksi uterus dan jumlah perdarahan harus dinilai, dan jika ibu mengenakan gurita atau stagen hal ini sulit dilakukan. 12) Lihat standar 13 untuk peristiwa bayi baru lahir 13) Bila bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan setelah dilakukan resusitasi, maka beritahu orang tua bayi apa yang terjadi. Berikan penjelasan secara sederhana dan jujur. Biarkan mereka melihat atau memeluk bayi mereka. Berlakulah bijaksana dan penuh perhatian. Biarkan orang tua melakukan upacara untuk bayi yang meninggal sesuai dengan adat istiadatnya atau
108
kepercayaan mereka. Setelah orang tua bayi mulai tenang, bantulah mereka dan perlakukan bayi dengan baik dan penuh pengertian terhadap kesedihan mereka. 14) Bantu ibu membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian. Ingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan mengganti kain pembalut secara teratur, berikan penjelasan perubahan-perubahan yang terjadi pasca persalinan. 15) Catat semua temuan dan tindakan dengan lengkap dan seksama pada partograf, kartu ibu dan kartu bayi. 16) Sebelum meninggalkan ibu, bahaslah semua bahaya potensial dan tanda-tandanya dengan suami dan keluarga. Bahaya potensial dan tanda-tandanya: 17) Ibu mengalami perdarahan berat 18) Mengeluarkan gumpalan darah 19) Pusing 20) Lemas berlebihan 21) Suhu tubuh ibu >380C 22) Suhu tubuh bayi < 360C atau > 37,50C 23) Bayi tidak mau menyusu 24) Bayi tidak mengeluarkan urine atau mekonium dalam 24 jam pertama 25) Pastikan bahwa ibu dan keluarganya mengetahui bagaimana dan kapan harus meminta pertolongan.
109
26) Jangan meninggalkan ibu dan bayi sampai mereka dalam keadaan baik dan semua catatan lengkap.
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S” GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK RIF’ATUN NI’MAH, S.ST,S.Psi DESA KEBOAN KECAMATAN NGUSIKAN KABUPATEN JOMBANG
3.1 Pengkajian Data Tempat Pengkajian
:BPM Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah, SST. S.Psi
Tanggal
: 21 Maret 2015
Jam
: 09.30 WIB
3.1.1 Data Subjektif 1. Biodata a. Biodata Ibu 1) Nama
: Ny. S
2) Usia
: 36 Tahun
3) Agama
: Islam
4) Pendidikan
: SD
5) Pekerjaan
: Wiraswasta
109
110
6) Suku / bangsa
: Jawa / Indonesia
7) Alamat
: Ds. Betro RT 04 RW 01, kecamatan Kemlagi, Kabupaten Jombang.
b. Biodata Suami 1) Nama
: Tn. W
2) Usia
: 40 Tahun
3) Agama
: Islam
4) Pendidikan
: SMA
5) Pekerjaan
: Wiraswasta
6) Suku / bangsa
: Jawa / Indonesia
7) Alamat
: Ds. Betro RT 04 RW 01, kecamatan Kemlagi, Kabupaten Jombang
8) No.Hp
: 085731258838
2. Keluhan utama Ibu merasa perut kencang-kencang tembus hingga pinggang sejak tanggal 21 Maret 2015 jam 02.00 WIB yang disertai adanya pengeluaran cairan lendir darah dari jalan lahir. 3. Riwayat kehamilan sekarang a. HPHT
: 25 – 06 - 2014
b. TP
: 01 – 04 - 2015
c. Gerakan janin
: usia kehamilan 4 bulan
d. Frekuensi gerakan janin 24 jam terakhir : lebih dari 10 kali
111
e. ANC Trimester I
: Frekuensi
: 2 kali
Keluhan
: perut kembung
Terapi
: Novakalk, Antasid dan Etabion
Trimester II
Trimester III
: Frekuensi
: 2 kali
Keluhan
: tidak ada keluhan
Terapi
: Etabion
: Frekuensi
: 6 kali
Keluhan
: tidak ada keluhan
Terapi
: Etabion dan Betabion
4. Riwayat Menstruasi a. Menarche
: 12 Tahun.
b. Siklus
: 28 Hari
c. Volume
: ± 2 kali ganti pembalut per hari
d. Keluhan
: tidak pernah disminore
112
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu. Tabel. 3.1 Tabel riwayat persalinan BB / Ke
UK
Penolong
Tempat
Jenis
JK
Usia
PB I
9 bln
Dukun
Rumah
Spontan
4100 gr PR
1 nov 93
/ 50 cm II
9 bln
Bidan
BPM
Spontan
3000 gr PR
2 sep 03
/ 48 cm III
9 bln
Bidan
BPM
Spontan
4100 gr PR
7 mrt 07
/ 49 cm IV
HAMIL INI
6. Riwaya KB yang lalu Ibu pernah memakai suntik KB 3 bulan setelah kelahiran anak pertamanya, selama 3 tahun, kemudian berhenti memakai karena keluhan Berat badan yang selalu bertambah. Dan kemudian sampai saat ini ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun, namun ibu menggunakan KB alami dengan koitus intruptus. 7. Riwayat kesehatan a.
Riwayat kesehatan yang lalu Ibu tidak menderita penyakit menular seperti batuk berdarah, penyakit kuning, jenis penyakit menahun seperti jantung dan jenis penyakit keturuan seperti sesak, darah tinggi dan kecing manis.
113
b.
Riwayat kesehatan sekarang Ibu tidak menderita penyakit menular seperti batuk berdarah, penyakit kuning, jenis penyakit menahun seperti jantung dan jenis penyakit keturuan seperti sesak, darah tinggi dan kencing manis.
c.
Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita jenis penyakit menahun (jantung) menular (penyakit kuning, batuk berdarah) dan penyakit menurun (sesak, kencing manis, darah tinggi).
8. Riwayat Psiko, sosial, dan budaya a.
b.
Status perkawinan Kawin
: 1 kali
Umur Kawin
: Istri ( 14 tahun), suami ( 18 tahun)
Lama Kawin
: 22 tahun
Keadaan lingkungan Lingkungan rumah ibu bersih dan rapi.
c.
Respon ibu dan keluarga terhadap persalinan Ibu dan suami mengharapkan kelahiran bayinya bisa berjalan dengan lancar dan selamat.
d.
Adat istiadat yang berkaitan dengan persalinan Ibu percaya bahwa dengan meminum air yang sudah di doakan “disuwuk” dapat meperlancar proses kelahiran bayi.
114
9. Pola kehidupan sehari-hari a.
Pola nutrisi 1) Saat hamil Makan
: 3-4x/hari, porsi sedikit tapi sering, jenis makanan nasi, lauk pauk, sayuran hijau, buah dan makanan manis-manis nafsu makan bertambah
Minum
: ± 7-8 gelas/hari (air putih, susu, minuman manis).
2) Saat inpartu
b.
Makan
: 2x ( nasi, lauk-pauk, sayur, porsi sedikit)
Minum
: 1/2 botol minuman 2500 ml
Pola istirahat/tidur 1) Saat hamil Tidur siang
: jam 11.00-13.00 WIB
Tidur malam
: jam 20.30- 03.30 WIB
2) Saat inpartu c.
: ibu hanya tidur siang sebentar.
Pola aktifitas 1) Saat hamil
: melakukan pekerjaan rumah seperti biasa dan dibantu oleh suami
2) Saat inpartu
: ibu berjalan di sekitar BPM, mencari posisi yang nyaman.
115
d.
Pola eliminasi 1) Saat hamil BAK
: ± 6-7x/hari, warna kuning jernih, bau khas.
BAB
:
1x/hari
warna
kuning, bau
khas,
konsistensi lunak. 2) Saat inpartu
e.
BAK
: ± 6x, warna kuning jernih, bau khas.
BAB
: ibu mengatakan belum BAB
Pola kebersihan diri (personal hygiene) 1) Saat hamil
: Mandi 3x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju tiap1x/hari, keramas 2-3x/minggu.
2)
Saat inpartu
: Ibu belum mandi, gosok gigi, keramas, dan juga belum ganti baju.
f.
Pola sexsualitas 1) Saat hamil
: 1-2 x/minggu
2) Saat inpartu
: Tidak melakukan hubungan seksual
116
3.1.2 Data objektif A. Pemeriksaan Umum 1.
Keadaan umum
: Baik
2.
Kesadaran
: Composmetis
3.
TTV yang meliputi : a.
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
b.
Nadi
: 82 x/menit
c.
Pernapasan
: 21 x/menit
d.
Suhu
: 36.6 0C
e.
BB saat hamil
: 66 kg
f.
BB sebelum hamil
g.
TB
: 160 cm
h.
LILA
: 25,5 cm
4. KSPR
: 10
5. Skala Nyeri
:6
: 53 kg
B. Pemeriksaan Fisik 1.
Inspeksi Kepala
:
Simetris,
rambut
panjang
sedikit
bergelombang, hitam, sedikit kusam, kulit kepala bersih, rambut tidak berketombe, tidak rontok, tidak ada lesi.
117
Muka
: Simetris, bersih, tidak ada lesi, sedikit pucat, tidak ada oedem, tidak ada coasma gravidarum, wajah tampak tegang, keluar keringat.
Mata
: Simetris, sklera putih tidak icterus, conjungtiva merah muda, tidak ada katarak.
Hidung
: Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Mulut dan gigi
: Simetris, bibir tampak pucat dan kering, tidak ada stomatitis, gigi bersih, tidak ada karies gigi.
Telinga
: Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada lesi.
Leher
: Tidak tampak pembengkakan kelenjar tyroid, tidak tampak pembengkakakn vena jugularis, tidak tampak tumor atau massa.
Ketiak
: tidak tampak pembengkakan kelenjar limphe.
Dada
: simetris, hiperpigmentasi areola mammae, puting susu menonjol, tidak ada retraksi dada, dan tidak terdapat lesi.
118
Abdomen
:
Pembesaran
sesuai
usia
kehamilan,
terdapat strie livide, terdapat linea nigra tidak ada bekas luka operasi. Vulva
: tidak tampak luka parut, tidak ada varices, tidak
oedem,
tampak
keluar
lendir
bercampur darah (bloody show). Anus
: Bersih, tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas
: Simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada gangguan pergerakan.
Ektremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada gangguan pergerakan. 2.
Palpasi Kepala
: Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal
Leher
: tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Ketiak
: tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan
Mamae
: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembengkakan, tidak terdapat benjolan abnormal, kolostum sudah keluar (+/+)
Abdomen Leopold I
: TFU pertengahan px-pusat, pada bagian
119
fundus teraba lunak, bulat, tidak melenting (bokong). Leopold II
: Pada perut ibu sebelah kiri teraba bagian janin yang panjang, datar dan keras seperti papan, sedangkan pada sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil tanagan dan kaki janin. (PUKI),
Leopold III
: pada bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala janin) dan sudah masuk PAP
Leopold IV
: bagian terendah janin sudah masuk PAP (divergen) 3/5
TFU menurut Mc. Donalad : 31 cm TBBJ
: (TFU-11) x 155 (31-11) x 155= 3100 gram
3.
Auskultasi Dada
: Pernafasan normal, Tidak terdengar ronchi dan wheezing
Abdomen (DJJ) 4.
: (+) 145x/menit
Perkusi Refleks patella
: Reflek patella pada kaki kanan dan kiri ibu (+/+)
120
C. Pemeriksaan dalam Tanggal
: 21 – 03 – 2015
Jam : 09.30 WIB
Pembukaan
: 5 cm
Efficement
: 50 %
Ketuban
: utuh
Presentasi
: belakang kepala
Dominator
: Ubun –ubun kecil
Molase
: tidak ada penumpukan sutura
Bagian Kecil
: tidak teraba bagian terkecil janin
Hodge
: II
Penurunan kepala janin : 3/5 D. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan 3.2 Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan 3.2.1 Diagnosis kebidanan / nomenklatur 1) Diagnosa GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik. a. Ds Ibu mengatakan ini kehamilan ke empatnya dengan usia kehamilan 9 bulan dan perutnya terasa kenceng-kenceng menjalar
121
hingga punggung sejak tanggal 21 – 03 – 2015 jam 02.00 WIB yang disertai keluar lendir bercampur darah. b. Do Keadaaan umum
: baik
Kesadaran
: kompos metis
TP
: 01 – 04 2015
TTV
: TD
: 120/80 mmHg
Suhu
: 36,6 oC
RR
: 21 x/menit
Nadi
: 82 x / menit
Leopold I
: teraba bokong
Lepold II
: Puki
Leopold III
: Teraba Kepala
Lepolod IV
: Divergen ( 3/5)
TFU Mc.Donald
: 31 cm
TBBJ
: 3100 gram
VT
: Pembukaan 5 cm, eff 50 %, ketuban + , presentasi
belakang
kepala,
dominator
UUK, penyusupan 0, tidak teraba bagian kecil janin, Hodge II, His
: 4 x 10’38’’
122
2) Masalah a. Ds Ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya dan bayinya b. Do Inspeksi Muka
: Pada pemeriksaan fisik wajah tampak ibu tegang dan takut menghadapi persalinan.
Skala Nyeri
:6
3) Kebutuhan a. Rasa nyaman. b. Asuhan sayang ibu meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi. c. Observasi TTV d. Observasi kemajuan persalinan e. Persiapan persalinan. 1.2.2.2 Perencanaan a. Diagnosa : GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik. b. Tujuan Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4-8 jam diharapkan persalinan ini dapat berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secara spontan, ibu tidak cemas dan rasa nyeri yang dirsakan ibu berkurang.
123
c. Rencana Asuhan 1. Lakukan pendekatan kepada Klien dan keluarga R) Ibu bisa lebih kooperatif dengan Bidan. 2. Lakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan R) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial 3. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan R) Memberitahu hasil pemeriksaan dapat membuat ibu mengerti keadaannya saat ini 4. Pantau tekanan darah, suhu, denyut jantung, nadi, his, pembukaan, penurunan dan cairan ketuban. R) pemantauan digunakan untuk mengetahui kemajuan persalinan pada ibu. 5. Melakukan asuhan sayang ibu yang terdiri dari : a. Mengajari ibu teknik relaksasi pernafasan yang benar R) teknik relaksasi pernafasan dapat mengurangi nyeri yang dirasakan ibu. b. Minta ibu tidur miring kiri atau posisi yang dianjurkan. R) tidur miring kiri dapat membuat sirkulasi ibu ke janin menjadi lancar. c. Beri dukungan dan dengarkan keluhan bu R) memberi dukungan dan mendengarkan keluhan ibu dapat membuat ibu tenang.
124
d. Beri ibu minum yang cukup R) member ibu minum yang cukup dapat mencegah dehidrasi. e. Minta ibu untuk berkemih sesering mungkin R) kandung kencing yang penuh dapat menghambat penurunan kepala bayi. 6. Pijat punggung ibu secara perlahan dengan metode Counter Pressure R)
Memijat
punggung
dengan
Counter
Pressure
dapat
mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya persalinan lama. 7. Kolaborasi dengan Tim Medis R) Melakukan kolaborasi dengan Tim Medis atau Bidan pembimbing dapat membantu proses persalinan dengan aman sesuai langkah Asuhan persalinan Normal.
125
1.2.2.3 Implementasi Tabel 3.2 Tabel Implementasi Hari, Tgl No.
Kegiatan
TTD
/ Jam 1.
21 – 03 – Melakukan pendekatan dengen klien 2015 09.40
/
a. Memperkenalkan diri kepada klien dan menjelaskan tentang tindakan counter pressure yang akan dilakukan pada pasien. b. Menanyakan data klien serta keluhan nyeri pinggang yang dirasakan oleh klien.
2.
09.45
Melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan. a. Melakukan
Cuci
tangan
dengan
7
langkah sesuai SOP. ( SOP terlamipr) 3.
09.50
Memberitahu
ibu
dan
keluarga
hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan. a. Memberitahu bahwa ibu saat ini sedang menghadapi persalinan, pembukaan 5 cm pada fase aktif keadaan ibu dan janin baik.
126
4.
10.00
Memantau tekanan darah, suhu, nadi, djj, his, pembukaan, penurunan, dan cairan ketuban setiap 30 menit. a. Memantau dengan hasil terlampir dalam partograf dan lembar observasi.
5.
10.10
Melakukan Asuhan sayang Ibu, yaitu : a. Mengajari menarik
relaksasi napas
dari
dengan hidung
cara dan
menghembuskan lewat mulut. b. Memiringkan tubuh ibu ke kiri atau posisi yang dianjurkan. c. Mendengarkan keluhan ibu yang merasa kesakitan dan member dukungan. d. Memberi ibu segelas teh hangat atau air putih. e. Meminta ibu dan mengantarnya ke kamar mandi untuk berkemih.
127
6.
10.30
Memijat punggung ibu secara perlahan dengan teknik Counter Pressure. a. Sesuai dengan penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Ida dkk, maka Memijat dengan teknik counter pressure yaitu menekan di daerah dengan kuat. Pada hal ini penulis melakukan masase setiap ada his. Terdokumentasi b. Tabel 3.3 Tabel pengamatan No.
Jam
His
Counter
Skala
Pressure
Nyeri
101
4x 38’’
-
6
2.
102
4x 38’’
+
3
3.
103
4x 36’’
+
3
4.
1
4x 37’’
-
6
2
4x 38’’
-
6
3
4x 38’’
-
6
1
4x 42’’
+
4
2
4x 42’’
+
4
3
4x 42’’
+
4
1
5x 41’’
+
5
2
5x 44’’
+
5
3
5x 45’’
+
5
1
5x 44’’
+
5
2
5x 44’’
+
5
3
5x 45’’
+
5
1.
09.30
10.00
5.
10
6. 7.
10 10.30
8.
10 11.00
11.
14. 15.
10
10
12. 13.
10
10
9. 10.
10
10 11.30
10
10 10
128
c. Gambar
Gambar 3.1 Melakukan Counter Pressure 7.
11.30
Melakukan lakukan kolaborasi dengan tim medis atau bidan pembimbing, diantaranya yaitu : a. Memeriksa bahwa ketuban sudah pecah b. Melihat tanda dan gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka) c. Memeriksa mematahkan
kelengkapan ampul
alat
dan
oksitosin
serta
memasukkan spuit kedalam partus set d. Memakai celemek plastik e. Memastikan
lengan
tidak
memakai
perhiasan, mencuci tangan dengan sabun un dan dibilas pada air yang mengalir.
129
f. Memakai sarung tangan DTT / steril g. Memasukkan oksitosin kedalam spuit steril dan meletakkannya kedalam partus set h. Melakukan vulva hygiene i. Melakukan pemeriksaan ( pembukaan lengkap eff 100%) j. Memasukkan tangan kedalam klorin 0,5% & merendam handscoon keadaan terbalik k. Memeriksa DJJ (142 x/ menit) l. Memberitahukan Ibu Ø sudah lengkap, keadaan janin & meminta Ibu meneran saat his m. Menyiapkan posisi Ibu untuk meneran. n. Melakukan pimpinan meneran saat ada his dan istirahat saat tidak ada his, serta memberi minum dan memeriksa DJJ. o. menganjurkan
Ibu
untuk
berjalan,
berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika Ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran.
130
1.2.2.4 Evaluasi a. Hari dan Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2015 b. Jam : 11.35 WIB 1. Ibu kooperatif dan bersedia untuk dilakukan masase counter pressure 2. Tangan petugas kesehatan sudah terdekontaminasi dengan bersih 3. Ibu mengerti bahwa saat ini ibu sedang menghadapi proses persalinan,pembukaan fase aktif, serviks mulai tipis, ketuban masih utuh, keadaan ibu dan janin baik. 4. Tekanan darah, suhu, djj, nadi, his, pembukaan, penurunan, dan cairan ketuban terpantau dengan baik dalam partograf. 5. Asuhan sayang ibu telah dilakukan, terdiri dari : a. Ibu mampu melakukan teknik relaksasi yang baik dan benar dan ibu merasa rileks b. Ibu bersedia untuk miring kiri dan berganti posisi sesuai keinginan c. Ibu termotivasi dan semangat untuk menghadapi persalinan d. Ibu bersedia untuk cukup minum dan mau minum teh hangat. e. Ibu mau kencing sendiri 6. Ibu merasa rilex dan nyeri berkurang setelah dilakukan pijat disekitar punggung dengan teknik Counter Pressure di daerah sacrum.
131
7. Telah melakukan kolaborasi dengan tim medis atau bidan pembimibng dengan baik, dengan hasil : a. Sudah terlihat tanda dan gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka) b. Alat sudah lengkap, ampul oksitosin terpatahkan dan spuit masuk kedalam partus set c. Petugas kesehatan telah memakai celemek plastic d. Tangan telah bersih e. Telah memakai sarung tangan steril f. Oksitosin masuk kedalam spuit steril dan dalam partus set g. Vagina ibu telah bersih h. Pembukaan lengkap 10 cm, effisemen 100 %, ketuban - , presentasi belakang kepala, dominator UUK, penyusupan 0, penurunan 0/5 , tidak teraba bagian kecil janin, hodge IV. i. Handscoon terdekontaminasi j. DJJ (142 x/ menit) k. Ibu mengerti bahwa pembukaan sudah lengkap, keadaan janin & ibu baik. l. Ibu dalam posisi litotomi. m. Ibu mampu meneran dengan baik saat ada his. n. Ibu tidur miring kiri saat tidak ada his.
132
1.2.2.5 Pencatatan Asuhan Kebidanan Pencatatan asuhan kebidanan dilakukan sesuai Kala yang ditulis secara SOAP. 1) Kala II Tanggal 21 Maret 2015 / jam 11.40 WIB S : Ibu merasa mules – mules dan ingin meneran O : K/U
: baik
Kesadaran
: compos mentis
TD
: 120/80 mmHg
Suhu
: 36,6 C
Nadi
: 90 x/menit
RR
: 24 x/menit
DJJ
: 141 x / menit
Penurunan
: 0/5
His
: (+)
Bandle
: (-)
VT
: pembukaan 10 cm, effisemen 100%, ketuban
negatif, presentasi belakang kepala, dominator UUK, penyusupan 0,penurunan 0/5, Hodge IV.
133
A
: Ny. S GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala II dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik
P
: sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 15 33 1. Saat kepala janin terlihat pada vulva 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan Bayi diatas perut Ibu. 2. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong Ibu 3. Membuka tutup partus set, memperhatikan kelengkapan alat dan bahan. 4. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. 5. Setelah tampak kepala Bayi (suboktipito) tampak dibawah sympisis, tangan kanan melindungi perineum dengan lipatan kain 1/3 bagian, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi deflexi yang terlalu cepat. 6. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. 7. Menunggu Bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. 8. Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, memegang secara biparietal, cunam kebawah untuk melahirkan bahu depan dan keatas untuk melahirkan bahu belakang.
134
9. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah kearah perineum Ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Dengan
menggunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 10. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki) (masukkan telunjuk kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan Ibu jari & jarijari lainnya) Bayi lahir tanggal 21 – 03 – 2015 jam 11.45 WIB jenis kelamin laki – laki. 11. Melakukan penilaian sepintas Bayi segera menangis, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit merah 12. Mengeringkan tubuh bayi dimulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya. Mengganti handuk basah dengan handuk yang kering dan membiarkan bayi diatas perut ibu. 13. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus. 14. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik.
135
15. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral. 16. Setelah 2 menit pasca persalinan, menjepi tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kea rah distal dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. 17. Dengan satu tangan, memegang tali pusat yang telah dijepit dan melakukan pengugntingan tali pusat diantara 2 klem dan kemudian mengikat tali pusat dengan benang DTT. 18. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu. 19. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. 2) Kala III Tanggal 21 Maret 2015 / Jam 11.45 S
: Ibu merasa senang karena bayi sudah lahir, tapi perut masih mules – mules.
O
: K/U baik, Lahir spontan bayi Laki-laki, Jam 11.45, BB 3400 gram,, PB 50 cm, TFU setinggi pusat, His Baik, Palapasi tidak ada janin kedua. Terjadi semburan darah, tali pusat memanjang dan uterus globuler.
A
: Ny. S P40004 Kala III dengan Keadaan Umum ibu dan Bayi baik
136
P
: sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 34 41 1.
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
2.
Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut Ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi kontraksi dan tangan lain menegangkan tali pusat.
3.
Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang
atas
(darso-kranial)
secara
hati-hati
(untuk
mencegah inversio uteri). 4.
Mengeluarkan plasenta dengan melakukan peregangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, meminta Ibu meneran. menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir. tali Pusat bertambah panjang, memindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
5.
Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua tangan,
memegang dan memutar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian melahirkan dan menempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. Plasenta lahir spontan dan lengkap pada tanggal 21 – 03 – 2014 jam 11.55 WIB
137
6.
Melakukan masase uterus, dengan telapak tangan di fundus melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
7.
Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian Ibu maupun Bayi dan memastikan selaput ketuban lengkap dan utuh, kemudian memasukkan plasenta kedalam tempat plasenta. Selaput ketuban utuh, kotiledon lengkap.
8.
Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perenium. Tidak ada laserasi
3) Kala IV Tanggal 21 Maret 2015 / Jam 12.15 S : Ibu merasa senang karena bayi dan ari – arinya telah lahir O : K/U baik Kesadaran : kompos metis TTV : Nadi : 82 x /menit Suhu : 36,4 C RR : 19 x / menit TFU : 2 jari bawah pusat His : Baik Perdarahan : normal, ± 100 ml Lokea : Rubra Laserasi : tidak ada laserasi
138
: Ny. S P40004 Kala IV dengan Keadaan Umum ibu dan Bayi baik
A
P : sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 42 – 58 1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. 2. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam. 3. Setelah satu jam, melakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis dan vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral. 4. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, memberikan suntikan imuniasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral. 5. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. Setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan 6. Mengajari ibu cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi. 7. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. 8. Memeriksa nadi Ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan. Memeriksa
temperatur tubuh Ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama PP.
139
9. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi. 10. Membuang bahan-bahan
terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai. 11. Membersihkan Ibu dengan menggunakan air DTT, bersihkan sisa cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu Ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. 12. Memastikan Ibu merasa nyaman, menganjurkan keluarga untuk memberi Ibu minuman dan makanan yang diinginkannya 13. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% 14. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% membalikkan bagian dalam keluar dan merendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 15. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir 16. Melengkapi partograf.
(lembar depan dan lembar belakang)
periksa tanda vital, TFU, UC, kandung kemih, perdarahan, dan asuhan kala IV.
140
4) 6 Jam Post Partum Tanggal 21 Maret 2015 / Jam 17.30 WIB S : Ibu merasa perutnya masih mules-mules O : a. Ibu : K/U baik Kesadaran : kompos metis TTV : TD : 120 / 80 mmHg. Nadi : 88 x /menit Suhu : 36,4 C RR : 19 x / menit TFU : 2 jari dibawah pusat His : Baik Perdarahan : normal ±100 ml Lokea : Rubra ASI
: Belum keluar
BAB / BAK : - / + A : Ny. S P40004 6 jam Post Partum dengan keadaan umum ibu dan bayi baik. P : 1. Mengajari ibu cari meneteki yang benar, ibu mengerti dan bisa meneteki sendiri 2. Mengajari ibu cara perawatan tali pusat yang benar. 3. Memberi konseling tetang kebutuhan nutrisi ibu nifas
141
4. Memberikan terapi obat per oral : a. Vitamin A b. Etabion c. Amoxilin 5. Memberitahu ibu tentang kunjungan rumah 3 hari lagi. 5) 3 Hari Post Partum Tanggal 23 Maret 2015 / Jam 11.00 WIB S : Ibu mengatakan keadaanya membaik, dan asi sudah mulai lancar. Bayi sedikit kurang mau menyusu O : a. Ibu : K/U baik Kesadaran : kompos metis TTV : TD : 110 / 70 mmHg. Nadi : 88 x /menit Suhu : 36,5 C RR : 18 x / menit TFU : Pertengahan antara simfisis dan pusat His : Baik Perdarahan : normal, 1 hari ganti 2 x pembalut Lokea : Rubra ASI
: Lancar
BAB / BAK : - / +
142
b. Bayi : K/U baik Kesadaran : komposmetis Nadi : 104 x /menit Suhu : 36,7 0C RR : 40 x/menit Kulit terlihat agak kuning Tali pusat basah, sedikit berbau dan ditutup kasa betadin. A : Ny. S P40004 Hari ke 3 Post Partum dengan keadaan umum ibu dan bayi baik. P : 1. Mengevaluasi cara menyusui ibu 2. Memberi konseling tentang tanda bahaya pada bayi 3. Memberi konseling tentang cara perawatan tali pusat yang benar. 3. Mengingatkan Ibu untuk kontrol ke Bidan pada minggu ke 2 6) Minggu ke -2 Post Partum Tanggal 28 Maret 2015 / Jam 16.30 WIB S : Ibu mengatakan keadaanya membaik, dan sudah bisa BAB serta BAK. O : a. Ibu : K/U baik Kesadaran : kompos metis
143
TTV : TD : 110 / 70 mmHg. Nadi : 80 x /menit Suhu : 36,50 C RR : 18 x / menit TFU : Pertengahan antara simfisis dan pusat His : Baik Perdarahan : normal, 1 hari ganti 2 x pembalut Lokea : serosa ASI
: Lancar
BAB / BAK : + / + c. Bayi : K/U baik Kesadaran : komposmetis Nadi : 122 x /menit Suhu : 36,90C RR : 40 x/menit Tali pusat sudah lepas dan kering. A : Ny. S P40004 Minggu ke -2 Post Partum dengan keadaan umum ibu dan bayi baik. P : 1. Mengevaluasi cara menyusui ibu 2. Memberikan konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi. 3. mengingatkan ibu untuk melakukan imunisasi secara rutin sesuai jadwal.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara konsep dasar tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam penerapan Standar Asuhan Kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny “S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif dengan Massase Counter Pressure di BPM Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah S.ST,S.Psi, Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang”. Pembahasann ini disusun dengan pendekatan standar asuhan kebidan yang terdiri dari VI standar, yaitu Pengkajian Data, Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi dan Pencatatan Asuhan Kebidanan.
4.1 Pengkajian Data Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian dan pengumpulan data dasar baik pengkajian data secara subjektif mapun data secara objektif. Data subjektif ini dilakukan dengan melakukan anamnesis kepada pasien Ny.S maupun kepada keluarga pasien yang meliputi anamnesis identitas ibu, data biologis, psikologis, sosial, ekonomi, dan beberapa riwayat kesehatan ibu. Sehingga berdasarkan ananmenis yang dilakukan, didapatkan data pasian, nama Ny. S usia 36 Tahun GIVP30003 dengan HPHT 25 – 06 – 2014 dan TP 01 – 04 – 2015 yang berarti Usia Kehamilan ibu saat ini yaitu 39 minggu Dengan
144
145
riwayat kehamilan ibu sekarang telah melakukan pemeriksaan sebanyak 10 kali selama kehamilan, tanpa adanya komplikasi apapun pada riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas lalu. Ibu mengeluh merasa perut kencangkencang tembus hingga pinggang sejak tanggal 21 Maret 2015 jam 02.00 WIB yang disertai adanya pengeluaran cairan lendir darah dari jalan lahir. Dan ibu merasa cemas juga khawatir dengan keadaannya dan keadaan bayinya. Sedangkan data objektif didapatkan dengan melakukan beberapa pemeriksaan yang terdiri dari, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik baik dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, juga dilakukan pemeriksaan dalam serta pemeriksaan penunjang. Sehingga didapatkan data paseien dengan keadaan umum baik dan tanda – tanda vital sesuai batas normal yang meliputi Tekanan Darah 120 / 80 mmHg, Nadi 82 x/menit, Pernapasan 21 x/menit, Suhu 36.6 0C, BB saat hamil 66 kg, BB sebelum hamil 53 kg, TB 160 cm, LILA 25,5 cm, KSPR 10, Skala Nyeri 6. Pada pemeriksaan Abdomen didapatkan hasil Leopold I teraba bokong dengan TFU pertengahan px-pusat, Leopold II PUKI, Leopold III kepala janin sudah masuk PAP, Leopold IV divergen 3/5 sedangkan TFU menurut Mc. Donalad yaitu 31 cm dengan tafsiran berat badan jamin 3100 gram dan DJJ 145x/menit. Hal ini ditunjang dengan dilakukannya pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 5 cm, efficement 50 %, ketuban masih utuh, presentasi belakang kepala, dominator ubun –ubun kecil, tidak ada molase tidak teraba bagian terkecil janin, Hodge II dan terjadi penurunan kepala janin sebesar 3/5.
146
Secara teori berdasarkan konsep standar asuhan kebidanan Usia ibu bersalin, normalnya yaitu 20 – 35 tahun. Dimana pemeriksaan kehamilan minimal menurut WHO dalam Buku Saku Asuhan Persalinan Normal yang harus dilakukan oleh setiap ibu hamil adalah 4 kali selama kehamilannya. Menurut teori dari buku JNPK – KR, 2007 halaman 37 ibu bersalin dikatakan normal apabila prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai ( inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirna plasenta secara lengkap. Adapun tanda – tanda ibu sudah masuk dalam proses persalinan yaitu terjadinya his persalinan yang ditandai dengan Pinggang terasa sakit menjalar kedepan dengan sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar. Adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai akibat dari adanya pendataran dan pembukaan serviks. Dan juga terlihat pengeluaran cairan ketuban. (Ari, 2010 : 4-7). Menurut Zakiah salah satu faktor penting dalam proses persalinan yaitu Kejiwaan (Psyche) yang merupakan keadaan fisiologis sebagai adapatsai psikologis persalinan yang terlihat dari adanya ketakutan dan kecemasan ibu bersalin. Berdasarkan skala nyeri Bourbonnais. Pasien dikatakan memiliki skala nyeri 4 – 6 yang tergolong nyeri sedang apabila kriteria objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dan dapat mendeskripsikan nyeri, klien dapat mengikuti perintah dengan baik dan responsive terhadap tindakan manual.
147
Dan berdasarkan skor poedji rochjati dalam hal perencanaan persalinan aman di buku KIA seharusnya ibu hamil dengan jumlah skor 6 – 10 termasuk dalam kehamilan dengan resiko tinggi sehingga perlu dilakukan rujukan ke polindes, puskesmas maupun rumah sakit yang harus ditolong oleh bidan denga pendampingan aktif dari dokter. Dan menurut teori
pemeriksaan
Lepolod dikatakan normal apabila pada Leopold I teraba bokong, Leopold II teraba Puka / Puki, Leopold III teraba Kepala, dan Leopold IV teraba divergen 5/5 – 0/5 dengan TFU sesuai Usia kehamilan dan DJJ normal 120 – 160 x / menit. Sehingga dalam hal ini hanya ada beberapa kesenjangan yang terlihat antara landasan teori dan fakta kasus yang terjadi, pertama yaitu berkenaan dengan usia ibu bersalin yang lebih dari 35 tahun yang dapat meningkatkan adanya resiko komplikasi dalam kehamilan dan proses persalinan. Kedua yaitu kesenjangan penilaian KSPR dengan penyelesaian tindakannya yang seharusnya dilakukan rujukan ke puskesmas ataupun rumah sakit terkait. Kesenjangan yang terjadi ini dapat mengakibatkan terjadinya penyulit yang tak terduga saat proses persalinan. Dan resiko terjadinya angka kematian ibu dan bayi pun lebih tinggi daripada ibu hamil dengan skor 0 – 6 . Dalam hal ini sebenarnya bidan sudah memberikan konseling tentang keamanan proses persalinan yang sebaikanya harus dilakukan di puskesmas atau dirumah sakit dengan pemantauan dokter, namun karena pasien dan keluarga memiliki rasa kepercayaan yang tinggi terhadap kualitas pelayanan bidan, maka pasien pun tetap memilih untuk melahirkan di rumah bidan. Sehingga bidan tetap
148
melakukan pertolongan persalinan normal dengan pemantauan ketat. Namun untuk status pemeriksaan kehamilan, kesesuaian usia kehamilan dan keluhan yang dirasakan oleh Ny.S dan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan oleh penulis semua sudah sesuai dengan teori yang dipaparkan. Dimana keluhan nyeri perut tembus hingga pinggang, his semakin sering, dan adanya pembukaan serviks menandakan pasien dalam tahap inpartu. 4.2 Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan Dalam merumuskan diagnosa dan atau masalah kebidanan ini penulis melakukan analisa data yang telah diperoleh pada hasil pengkajian, menginterpretasinya secara akurat dan logis sesuai dengan nomenklatur kebidanan dan kondisi klien yang dapat diselesaikan dengan tindakan mandiri, kolaborasi maupun rujukan. Dalam hal ini penulis mengambil diagnosa GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik yang didukung dengan beberapa data objektif seperti yang telah disampaikan pada standar II. Dengan masalah Ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya dan bayinya. Sehingga Ibu membutuhkan Rasa nyaman, Asuhan sayang ibu yang meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi, Observasi TTV, Observasi kemajuan persalinan dan Persiapan persalinan. Berdasarkan teori menurut buku JNPK-KR (2008) tanda-tanda inpartu yaitu, penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan
149
perubahan pada serviks ( frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan lendir bercampur darah ( bloody show) melalui vagina. Menurut Tsokronegoro, 2009 kala I fase aktif adalah kala dimana serviks membuka dari 4 sampai terjadi pembukaan 10 cm. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm. Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Dan Ny.S membutuhkan rasa nyaman untuk mengurangi kecemasan akibat rasa sakit yang dirasakannya ibu bersalin mmbutuhkan asuhan kasih sayang dan pengalihan rasa nyeri yang dirasaknnya. Sehingga dengan demikian diagnosa atau masalah aktual yang diidentifikasi pada kasus Ny.S dalam persalinan normal ini tidak meunjukkan adanya kesenjangan dengan landasan teori. Karena sudah dipaparkan secara jelas bahwa Ny.S sudah mengalami tanda-tanda inpartu sebagimana yang telah tersebut di landasan teori, dan merasa cemas atas proses persalinan yang akan dia alami. Sehingga bidan harus memberikan asuhan yang efektif dan komprehensif untuk bisa memberikan rasa nyaman, mengurangi kecemasan dan meminimalisir terjadinya partus lama.
150
4.3 Perencanaan Dari diagnosa dan atau masalah yang ada maka penulis menysun rencana asuhan kebidanaan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien dengan menetapkan tujuan dan kriteria yang ingin dicapai , penetapan tujuan ini diharapkan setelah memberikan asuhan kebidanan selama 4-8 jam dalam persalinan ini dapat berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secara spontan, ibu tidak cemas dan rasa nyeri yang dirsakan ibu berkurang. Pada studi kasus Ny.S dengan persalinan normal, rencana asuhan yang diberikan adalah sebagai berikut yaitu Lakukan pendekatan kepada Klien dan keluarga, Lakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan, Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, Pantau tekanan darah, suhu, denyut jantung, nadi, his, pembukaan, penurunan dan cairan ketuban, Melakukan asuhan sayang ibu, Pijat punggung ibu secara perlahan dengan metode Counter Pressure dan Kolaborasi dengan Tim Medis. Dalam hal ini rencana asuhan yang dilakukan oleh penulis diatas tidak terdapat kesenjangan antara prencanaan berdasarkan tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus karena penulis melakukan intervensi asuhan kebidanan yang sesuai berdasarkan tinjauan teori yang sudah direncanakan. Sehingga penulis tidak menemukan kesulitan dalam hal melakukan perencanaan yang komprehensif yang sesuai dengan tujuan untuk menolong proses persalinan normal secara aman dan memberikan rasa nyaman pada pasien.
151
4.4 Implementasi Dalam implementasi ini penulis melakukan semua asuhan sesuai dengan intervensi atau perencanaan yang sudah direncanakan pada standar III, namun untuk perlakukan masase counter pressure nya, penulis melakukan pijatan di daerah sakrum ibu dengan tekanan kuat dan gerakan melingkar setiap saat kontraksi itu datang. Padahal secara teori, menurut Padila, 2014 Teknik pijatan Counter Pressure yaitu pemijatan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau juga menggunakan bola tenis, tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil selama 20 menit setiap jam di fase aktif. (Padila, 2014 :167) Sehingga dalam implementasi ini penulis menemukan kesenjangan dalam perlakuam memberikan rasa nyaman paada pasien yang dilakukan dengan masase counter pressure, dimana penulis tidak memberikan asuhan sesuai dengan teori yang disampaikan Padila untuk melakukan masase setiap 1 jam sekali selama 20 menit, namun penulis melakukan masase setiap ada his. Hal ini berkenaan dengan keefetifitasan pemberian masase untuk memberikan rasa nyaman yang lebih kepada pasien. Karena berdasarkan penilaian dari data tabel yang penulis lakukan, terlihat adanya perbedaan skala nyeri yang cukup signifikan dari pemberian masase setiap 1 jam sekali dengan pemberian masase setiap ada his. Dimana saat dilakukan masase setiap satu jam sekali skala nyeri tidak berubah, namun saat dilakukan masase di setiap ada his, ibu merasa lebih nyaman dan skala nyeri berubah.
152
4.5 Evaluasi Evaluasi pada standar ini adalah memberi nilai terhdap hasil intervensi yang dilakukan berdasarkan tujuan dan kriteria yang telah ditentukan sebelumya. Teknik evaluasi dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi untuk memproleh data hasil kemajuan pasien. Dalam hal ini. Setelah dilakukan asuhan kebidanan terutama dalam pemberian masase counter pressure pada Ny.S, skala dan intensitas nyeri yang dirasakan Ny.S menurun. Penilaian ini dilakukan dengan menghitung rata-rata skala nyeri setelah dilakukannya tindakan counter pressure selama ada his. Walaupun dalam penghitungan beberapa waktu skala nyeri yang dirasakan ibu juga kadang mengalami kenaikan, itu merupakan kenaikan yang wajar yang disebabkan karena adanya kekuatan his yang semakin kuat seiring bertambahnya waktu. Selain menurunnya skala nyeri, Ny.S juga mengalami pembukaan lengkap setelah 2 jam perlakuan masase pada Kala I fase aktif. Disesuakan dengan Teori gate control yang mendasari teknik Counter Pressure
untuk managemen nyeri, terutama
pada
nyeri persalinan.
Berdasarkan teori ini pengiriman nyeri dapat dimodifikasi atau di blok dengan stimulasi pusat. Selama persalinan, perjalanan impuls nyeri dari uterus sepanjang serabut neural kecil ( serabut C) pada bagian ascending ke substansia
gelatinosa
pada
bagian
columna
spinal.
Sel
kemudian
menghantarkan rangsangan nyeri ke otak. Stimulasi taktil seperti masase dapat menghasilkan pesan yang berlawanan yang menghantarkan sepanjang serabut
153
neural terbesar dan tercepat ( serabut delta A). pesan yang berlawanan ini menutup gerbang masuk “gate” di substansia gelatinosa sehingga memblok pesan nyeri. Dan seperti yang kita ketahui berdasarkann teori kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam. Sehingga dalam hal ini tidak terdapat adanya kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus yang ada. Dimana menurut teori gate kontrol, counter pressure dapat memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin dan itu terbukti dari adanya evaluasi dari tabel penilaian skala nyeri yang sudah penulis buat. Selain itu, proses dan kesesuaian pembukaan uterus dari Kala I fase akif sampai berakhirnya kala I tersebut juga sudah sesuai dengan teori, hal ini dibuktikan dengan pembukaan yang terjadi pada Ny.S hanya membutuhkan waktu 2 jam dari pembukaan 5 cm untuk bisa mencapai menuju pembukaan 10 cm. Padahal seperti yang kita ketahui pada multigravida pembukaan terjadi 2 cm setiap 1 jam sekali. Ini sudah menandakan bahwa proses pembukaan yang terjadi pada Ny.S sudah lebih cepat dari teori, mungkin saja akibat dari masase tersebut.
154
4.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan Adapun pada pencatatan asuhan kebidanan ditulis dengan menggunakan format SOAP yang sesuai dengan teori standar asuan kebidnan. 1) Kala II Pada tanggal 21 – 03 -015 jam 11.30 penulis mengambil diagnosa Ny.S dengan Kala II karena sudah ada pembukaan lengkap dan adanya dorongan menrean, tekanan pada anus, perenium menonjol , dan vulva membuka. Sehingga penulis melakukan asuhan sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 15 – 33. Menurut Tsokronegoro, 2009 Kala II meruapakan kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multipara. Batasan persalinan kala II yaitu dimulai saat pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya seluruh tubuh janin. Kontraksi pada kala II ini biasanya sangat kuat sehingga kemampuan ibu untuk
menggunakan
otot-otot
abdomen
dan
posisi
presentasi
mempengaruhi durasi kala II. Dengan gejala utama His semakin kuat dengan interval 2 – 3 menit, dengan durasi 50 – 100 detik, ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak, serta kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada pungung. Sehingga tidak ada kesenjangan anatara penegakan diagnose, dan asuhan yang diberikan pada kala II ini dengan landasan teori yang sudah ada.
155
Dibuktikan dengan proses kelahiran yang sesuai, tidak lebih dari 1 jam. Karena Ny.S hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk melahirkan bayinya. 2) Kala III Pada tanggal 21 Maret 2015 / Jam 11.45 penulis mengambil diagnose Ny.S dengan Kala III dengan keadaan umum baik yang ditandai dengan ibu merasa perut mules – mules, keluar darah yang meyembur dari jalan lahir, dan uterus globuler. Sehingga penulis melakukan asuhan persalinan normal langkah 34 – 41. Menurut Ari, 2010 Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan Nitabusch. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tandatanda Uterus menjadi berbentuk bundar, Uterus terdorong ke atas, Tali pusat bertambah panjang, dan Terjadinya perdarahan. Sehingga sudah jelas tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang terjadi dalam Kala III ini. Karena Plasenta lahir lengkap setelah 10 menit bayi lahir. 3) Kala IV Pada tanggal 21 Maret 2015 / Jam 12.15 penulis mendiagnosa Ny.S dengan kala IV karena his semakin baik, TFU 2 jari bawah pusat,
156
perdarahan normal tanpa adanya laserasi. Sehingga penulis melakukan asuhan peralinan normal yang sesuai. Langkah 42 – 58. Menurut Ari, 2010 Kala IV merupakan kala observasi yang dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 - 2 jam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan. Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc. 4) 6 Jam Post Partum Pada Tanggal 21 Maret 2015 / Jam 17.30 WIB ibu merasa perutnya masih mules-mules dengan keadaan umum baik Sehingga tidak ada kesenjagan antara teori dan suhan yang diberikan. 5) 3 Hari Post Partum Pada Tanggal 23 Maret 2015 / Jam 11.00 WIB Ibu mengatakan keadaanya membaik, dan asi sudah mulai lancar. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta kasus yang terjadi. 6) Minggu ke -2 Post Partum Tanggal 28 Maret 2015 / Jam 16.30 WIB Ibu mengatakan keadaanya membaik, dan sudah bisa BAB serta BAK. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta yang terjadi.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari hasil Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal dengan Masase Counter Pressure yang penulis lakukan paada tanggal 21 Maret 2015 dengan menggunakan pedoman standar asuhan kebidanan, didapatkan data subjektif biodata pasien, nama Ny. S usia 36 Tahun GIVP30003 dengan HPHT 25 – 06 – 2014 dan TP 01 – 04 – 2015 yang berarti Usia Kehamilan ibu saat ini yaitu 39 minggu Dengan riwayat kehamilan ibu sekarang telah melakukan pemeriksaan sebanyak 10 kali selama kehamilan, tanpa adanya komplikasi apapun pada riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas lalu. Ibu mengeluh merasa perut kencang-kencang tembus hingga pinggang sejak tanggal 21 Maret 2015 jam 02.00 WIB yang disertai adanya pengeluaran cairan lendir darah dari jalan lahir. Dan ibu merasa cemas juga khawatir dengan keadaannya dan keadaan bayinya. Dan didapatkan data objektif paseien dengan keadaan umum baik dan tanda – tanda vital sesuai batas normal yang meliputi Tekanan Darah 120 / 80 mmHg, Nadi 82 x/menit, Pernapasan 21 x/menit, Suhu 36.6 0C, BB saat hamil 66 kg, BB sebelum hamil 53 kg, TB 160 cm, LILA 25,5 cm, KSPR 10, Skala Nyeri 6. Pada pemeriksaan Abdomen didapatkan hasil Leopold I teraba bokong dengan TFU pertengahan px-pusat, Leopold II PUKI, Leopold III kepala janin sudah masuk PAP, Leopold IV divergen 3/5 sedangkan TFU
157
158
menurut Mc. Donalad yaitu 31 cm dengan tafsiran berat badan jamin 3100 gram dan DJJ 145x/menit. Hal ini ditunjang dengan dilakukannya pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 5 cm, efficement 50 %, ketuban masih utuh, presentasi belakang kepala, dominator ubun –ubun kecil, tidak ada molase tidak teraba bagian terkecil janin, Hodge II dan terjadi penurunan kepala janin sebesar 3/5. Sehingga dalam hal ini penulis mengambil diagnosa GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik yang didukung dengan beberapa data objektif seperti yang telah disampaikan pada standar II. Dengan masalah Ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya dan bayinya. Sehingga Ibu membutuhkan Rasa nyaman, Asuhan sayang ibu yang meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi, Observasi TTV, Observasi kemajuan persalinan dan Persiapan persalinan. Dari diagnosa dan atau masalah yang ada maka penulis menysun rencana asuhan kebidanaan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien dengan menetapkan tujuan dan kriteria yang ingin dicapai , penetapan tujuan ini diharapkan setelah memberikan asuhan kebidanan selama 4-8 jam dalam persalinan ini dapat berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secara spontan, ibu tidak cemas dan rasa nyeri yang dirsakan ibu berkurang. Sehingga pada studi kasus Ny.S dengan persalinan normal ini implementasi utama yang penulis tekankan disini adalah pemberian Masase Counter Pressure yang dilakukan setiap ada his pada saat proses persalinan
159
berlangsung dengan harapan masase yang diberikan dapat membantu memberikan rasa nyaman, mengontrol nyeri, menghilangkan stress dan ketakutan, sehingga ibu merasa rilex dan proses persalinannya pun berjalan lebih cepat dan lancer. Evaluasinya yaitu Ny.S mengalami penurunan skala nyeri yang cukup signifikan saat diberikan masase counter pressure, ny.S tampak rilex dan santai, serta pembukaan yang terjadi pada Ny.S hanya membutuhkan waktu 2 jam dari pembukaan 5 cm untuk bisa mencapai menuju pembukaan 10 cm. Padahal seperti yang kita ketahui pada multigravida pembukaan terjadi 2 cm setiap
1 jam sekali. Ini sudah menandakan bahwa proses persalinan /
pembukaan yang terjadi pada Ny.S sudah lebih cepat dari teori, mungkin saja akibat dari masase tersebut. Dan dalam catatan asuhan kebidanan yang dilakukan mulai dari 6 jam post partum sampai minggu ke 2 post partum dapat berjalan dengan normal dan baik. 5.2 Saran Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan penulis menyampaikan pemikiran sebagai berikut : 5.1.1 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan memberikan pendidikan yang lebih intensif kepada mahasiswa tentang masase Counter Pressure untuk bisa menambah keterampilan mahasiswa kebidanan dalam memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin.
160
5.1.2 Bagi penulis Penulis selanjutnya diharapkan penulisan ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam memberikan asuhan kebidanan dan sebagai referensi bagi penulis lain. 5.1.3 Bagi petugas kesehatan a. Petugas memberikan asuhan yang komperhensif dan kontineu secara cepat,aman dan tepat dalam pengontrolan nyeri ibu bersalin. b. Petugas memberikan konseling kepada ibu atau keluarga sehingga ibu/ keluarga mau jika harus diberikan intervensi berupa masase counter pressure. c. Petugas mampu melaksanakan masase counter pressure dengan baik dan benar sesuai teori yang sudah ada. 5.1.4 Bagi klien Klien dan keluarga mau untuk diberikan masase counter pressure dalam upaya pengurangan nyeri yang klien rasakan 5.1.5 Bagi Institusi pelayanan Bagi institusi pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang optimal, dan selalu memperhatikan standart Asuhan Kebidanan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi sekunder ataupun infeksi nosokomial yang memperburuk keadaan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia Yesie. 2011. Siapa Bilang Melahirkan Itu Sakit. Yogyakarta : ANDI Danuatmaja, B dan Mila M. 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.4thed. Jakarta : EGC. Dwi Ambar, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidnaan Persalinan Normal. Jakarta : EGC JNPK-KR. 2007. Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, Ed.3 (Revisi). Jakarta Manuaba. 2007. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Marmi. 2012. Intranatal Care. Yogyakarta : Pustaka pelajar Maryunani, Anik. 2010. Nyeri dalam Persalinan Penanganannya”. Jakarta : Trans Info Media.
“Teknik
dan
Cara
Mulati.T.S. 2007. Perbedaan antara Pengontrol Nyeri Pinggang Persalinan dengan Teknik Superficial Heat-Cold dan Teknik Counterpressure terhadap Efektifitas Pengurangan Nyeri Pingang Kala I Persalinan Studi di RB wilayah Klaten.. Http ://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/34076976.pdf. Diakses 23 Januari 2014. Nolan, Mery. 2010. Kelas Bersalin. Jogjakarta : Golden Book Nurasiah ai dkk. 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung : Refika Aditama Padila, 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :Nuha medika Rahayu Sri, dkk. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta : EGC. Rohani , dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika. Sulistyawati Ari, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika.
160
161
Varney H. 2007. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Zakiah dkk.2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan (Bd.302). Jombang : Unipdu press
DOKUMENTASI No. 1.
Gambar
Keterangan Melakukan konseling pada keluarga dan meminta inform consent
Melakukan Counter Pressure dengan ibu berbaring miring kiri
Melakukan Counter Pressure dengan ibu Jongkok
Melakukan Counter Pressure dengan ibu berdiri
Kunjungan Rumah 3 hari PP Memeriksa keadaan ibu
Kunjungan rumah 3 hari PP memeriksa kondisi bayi