ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI
PADA NY. G UMUR 38 TAHUN G5P3Ab1Ah3 UK 32+2 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Disusun Oleh:
1. Khanina Fauziyyah 100200464
2. Nina Rosdiana 100200451
3. Sumartini Umafagur 100200440
PROGRAM STUDI D3 ILMU KEBIDANAN
STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA
2012
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI
PADA NY. G UMUR 38 TAHUN G5P3Ab1Ah3 UK 32+2 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Laporan Kelompok Praktik Klinik Kebidanan II
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal………..
Disusun Oleh:
1. Khanina Fauziyyah 100200464
2. Nina Rosdiana 100200451
3. Sumartini Umafagur 100200440
Menyetujui
Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik
( ) ( )
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI
PADA NY. G UMUR 38 TAHUN G5P3Ab1Ah3 UK 32+2 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Disusun Oleh:
1. Khanina Fauziyyah 100200464
2. Nina Rosdiana 100200451
3. Sumartini Umafagur 100200440
Telah diseminarkan didepan penguji
Pada tanggal……………….
Mengetahui
Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik
( ) ( )
Ketua Prodi DIII Kebidanan
STIKES Alma Ata Yogyakarta
(Nur Indah Rahmawati, S.ST)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah seminar dengan judul "ASUHAN KEBIDANAN IBU
HAMIL PATOLOGI PADA NY. G UMUR 38 TAHUN G5P3Ab1Ah3 UK 32+2 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO", ini dengan baik dan dapat selesai tepat pada
waktunya.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan sedikit
pengetahuan mengenai bagaimana seorang bidan memberikan asuhan
kebidanan pada kehamilan dengan plasenta previa totalis. Tidak
lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesaikannya makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................
......... ……. i
LEMBAR
PERSETUJUAN.............................................................
... ……. ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................
................... iii
KATA PENGANTAR.................................................
............................. iv
DAFTAR ISI....................................................
....................................... v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..……..… 1
A. Latar Belakang
Masalah..............................................................
..... 1
B. Tujuan Umum dan
Khusus...............................................
……............ 2
BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………………… 3
A.
Pengertian………………………………................................................
3
B.
Klasifikasi……………………………................................................
.... 3
C.
Etiologi….............................................................
.................................... 4
D. Tanda Dan
Gejala……………..........................................................
....... 4
E. Faktor Predisposisi dan Presipitasi …………………………………….. 6
F. Patofisiologi…………………………………………………………..... 6
G. Diagnosa Dan Gambaran Klinik……………………………………….. 6
H. Komplikasi……………………………………………………………… 7
I. Penatalaksanaan Plasenta Previa………………………………………. 7
J. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan……………………….. 9
K. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Partus…………………………….. 9
L. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Persalinan………………………… 9
M. Manajemen Kebidanan Menurut
Varney................................................ 11
BAB III TINJAUAN
KASUS...................................................................
.... 12
BAB IV
PEMBAHASAN........................................................
........... ……. 24
BAB V
PENUTUP............................................................
..........……. ……. 25
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................
............ … 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian maternal masih menjadi tolak ukur untuk menilai
baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dan salah satu indikator
tingkat kesejahteraan ibu. Angka kematian maternal di Indonesia
tertinggi di Asia Tenggara. Menurut SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga)
tahun 1992 yaitu 421 per 100.000 kelahiran hidup, SKRT tahun 1995 yaitu
373 per 100.000 kelahiran hidup dan menurut SKRT tahun 1998 tercatat
kematian maternal yaitu 295 per 100.000 kelahiran hidup. Diharapkan PJP
II (Pembangunan Jangka Panjang ke II) (2019) menjadi 60 - 80 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia
adalah perdarahan (40- 60%), infeksi (20-30%) dan keracunan kehamilan
(20-30%), sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat
kehamilan atau persalinan.
Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan
antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan
kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan,
penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan yang belum jelas. Plasenta previa adalah plasenta yang
implantasinya tidak normal, sehingga menutupi seluruh atau sebagian
ostium internum, kasus ini masih menarik dipelajari terutama di negara
berkembang termasuk Indonesia, karena faktor predisposisi yang masih
sulit dihindari, prevalensinya masih tinggi serta punya andil besar
dalam angka kematian maternal dan perinatal yang merupakan parameter
pelayanan kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil
patologi dengan plasenta previa totalis di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data pada Ny.G dengan
plasenta previa totalis.
b. Mahasiswa mampu melakuan interpretasi data pada Ny.G dengan
plasenta previa totalis.
c. Mahasiswa dapat mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial pada
Ny.G dengan plasenta previa totalis.
d. Mahasiswa dapat membuat antisipasi masalah atau kolaborasi pada
kasus Ny.G dengan plasenta previa totalis.
e. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada Ny.G
dengan plasenta previa totalis.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang sesuai dengan pemecahan
pada Ny.G dengan plasenta previa totalis.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari asuhan kebidanan pada Ny.G
dengan plasenta previa totalis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir (FKUI, 2000).
Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah
sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan
saat pembentukan segmen bawah rahim (Cunningham 2006).
Plasenta Previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal yakni pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan/ostium uteri internal (OUI).
B. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu atau derajat abnormalitas
tertentu, yaitu :
1. Plasenta previa totalis : bila ostium internum servisis seluruh
pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
2. Plasenta previa lateralis : ostium internum servisis bila hanya
sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan jalan lahir.
4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas
pinggir pembukaan jalan lahir.
Derajat plasenta previa akan tergantung kepada luasnya ukuran dilatasi
serviks saat dilakukan pemeriksaan. Perlu ditegaskan bahwa palpasi digital
untuk mencoba memastikan hubungan yang selalu berubah antara tepi plasenta
dan ostium internum ketika serviks berdilatasi, dapat memicu terjadinya
perdarahan hebat.
C. Etiologi
Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa
diantaranya adalah mencakup :
1. Perdarahan (hemorrhaging).
2. Usia lebih dari 35 tahun.
3. Multiparitas.
4. Pengobatan infertilitas.
5. Multiple gestation.
6. Erythroblastosis.
7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya.
8. Keguguran berulang.
9. Status sosial ekonomi yang rendah.
10. Jarak antar kehamilan yang pendek.
11. Merokok.
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada
beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa,
misalnya bekas operasi rahim (bekas sesar, atau operasi mioma), sering
mengalami infeksi rahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah
plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
D. Tanda dan gejala
1. Perdarahan tanpa nyeri.
2. Perdarahan berulang.
3. Warna perdarahan merah segar.
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah.
5. Timbulnya perlahan-lahan.
6. Waktu terjadinya saat hamil.
7. His biasanya tidak ada.
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi.
9. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina.
10. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.
11. Presentasi mungkin abnormal.
Jadi Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah
pendarahan tanpa nyeri biasanya baru terlihat setelah trimester kedua
atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus mungkin
terjadi akaibat lokasi abnormal plasenta yang sedang tumbuh. Penyebab
pendarahan perlu ditegaskan kembali. Kalau plasenta terletak pada ostium
internum, pembentukan segmen bawah uterus dan dilatasi ostium internum
tanpa bias diletakkan akan mengakibatkan robekan pada tempat peletakan
plasenta yang diikuti oleh pendarahan dari pembuluh-pembuluh darah
uterus. Pendarahan tersebut diperberat lagi dengan ketidakmampuan
serabut-serabut otot miometrium segmen bawah uterus untuk mengadakan
kontaksi dan retraksi agar bias menekan pembuluh darah yang ruptur
sebagaimana terjadi secara normal ketika terjadi pelepasan plasenta dari
dalam uterus yang kosong pada kala tiga persalinan.
Akibat pelekatan yang abnormal seperti terlihat pada plasenta
akreta, atau akibat daerah pelekatan yang sangat luas, maka proses
perlekatan plasenta kadangkala terhalang dan kemudian dapat terjadi
pendarahan yang banyak setelah bayi dilahirkan. Pendarahan dari tempat
implantasi plasenta dalam segmen bahwa uterus dapat berlanjut setelah
plasenta dilahirkan, mengingat segmen bahwa uterus lebih cendrung
memiliki kemampuan kontraksi yang jelek dibandingkan korpus uteri.
Sebagai akibatnya, pembuluh darah memintas segmen bahwa kurang mendapat
kompresi. Pendarahan dapat terjadi pula akibat laserasi pada bagian
bahwa uterus dan serviks yang rapuh, khususnya pada usaha untuk
mengeluarkan plasenta yang melekat itu secara manual.
E. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang
dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah :
1. Melebarnya pertumbuhan plasenta :
a. Kehamilan kembar (gemeli).
b. Tumbuh kembang plasenta tipis.
2. Kurang suburnya endometrium :
a. Malnutrisi ibu hamil.
b. Melebarnya plasenta karena gemeli.
c. Bekas seksio sesarea.
d. Sering dijumpai pada grande multipara.
3. Terlambat implantasi :
a. Endometrium fundus kurang subur.
b. Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula
yang siap untuk nidasi.
F. Patofisiologi
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-
kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus,
dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen
bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha
mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari
dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga
terjadi pendarahan.
G. Diagnosa dan Gambaran Klinis
1. Anamneses
a. Gejala pertama: perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III
b. Sifat perdarahan: tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang
c. Sebab perdarahan: plasenta dan pembuluh darah yang robek,
terbentuknya SBR, terbukanya osteum/manspulasi intravaginal/rektal.
2. Inspeksi
a. Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
b. Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
3. Palpasi abdomen
a. Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
b. Sering dijumpai kesalahan letak
c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak
kepala biasanya kepala masih goyang/floating.
H. Komplikasi
Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut :
1. Pada ibu dapat terjadi :
a. Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
b. Anemia karena perdarahan
c. Plasentitis
d. Endometritis pasca persalinan
2. Pada janin dapat terjadi :
a. Persalinan premature
b. Asfiksia berat
I. Penatalaksaan Plasenta Previa
1. Konservatif bila :
a. Kehamilan kurang 37 minggu.
b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas
normal).
c. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
perjalanan selama 15 menit).
Perawatan konservatif berupa :
a. Istirahat.
b. Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
c. Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
d. Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan
perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien
dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan
segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.
2. Penanganan aktif bila :
a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
c. Anak mati
Penanganan aktif berupa :
a. Persalinan per vaginam.
b. Persalinan per abdominal.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi
(double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada
pemeriksaan dalam didapatkan :
a. Plasenta previa marginalis
b. Plasenta previa letak rendah
c. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks
sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada
perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang
diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila gagal
drips. Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.
3. Penanganan (pasif)
a. Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera
dikirim ke Rumah sakit tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT.
b. Apabila perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum
inpartus, kehamilan belum cukup 37 minggu/berat badan janin
kurang dari 2.500 gram persalinan dapat ditunda dengan
istirahat, obat-obatan; spasmolitik, progestin/progesterone,
observasi teliti.
c. Siapkan darah untuk transfusi darah, kehamilan dipertahankan
setua mungkin supaya tidak prematur
d. Bila ada anemia; transfusi dan obat-obatan penambah darah.
Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta
previa dan janin prematur tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas
penundaan persalinan dengan menciptakan suasana yang memberikan
keamanan sebesar-besarnyabagi ibu maupun janin. Perawatan di rumah
sakit yang memungkinkan pengawasan ketat, pengurangan aktivitas fisik,
penghindaran setiap manipulasi intravaginal dan tersedianya segera
terapi yang tepat, merupakan tindakan yang ideal. Terapi yang
diberikan mencangkup infus larutan elektrilit, tranfusi darah,
persalinan sesarea dan perawatan neonatus oleh ahlinya sejak saat
dilahirkan.
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang
kala dapat diperoleh meskipun relatif terjadi kemudian dalam
kehamilan, adalah migrasi plasenta yang cukup jauh dari serviks,
sehingga plasenta previa tidak lagi menjadi permasalahn utama. Arias
(1988) melaporkan hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks
yang dilakukan antara usia kehamilan 24 dan 30 minggu pada pasien
perdarahan yang disebabkan oleh plasenta previa.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa
digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu persalinan sesarea atau per
vaginam. Logika untuk melahirkan lewat bedah sesarea ada dua :
1. Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus
untuk berkontraksi sehingga perdarahan berhenti
2. Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi
serviks yang merupakan komplikasi serius persalinan per vaginam
pada plasenta previa totalis serta parsial.
J. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan
1. Karena terhalang oleh placenta maka bagian terbawah janin tidak dapat
masuk PAP. Kesalahan- kesalahan letak; letak sunsang, letak lintang,
letak kepala mengapung.
2. Sering terjadi partus prematur; rangsangan koagulum darah pada
servix, jika banyak placenta yang lepas kadar progesterone menurun
dan dapat terjadi His, pemeriksaan dalam.
K. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Partus
1. Letak janin yan tidak normal; partus akan menjadi patologis.
2. Bila pada placenta previa lateralis; ketuban pecah/dipecahkan dapat
terjadi prolaps funkuli.
3. Sering dijumpai insersi primer.
4. Perdarahan.
L. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Persalinan
1. Seksio Sesarea
Seksio Sesarea merupakan metode persalinan janin yang bisa
diterima hampir pada semua kasus plasenta previa. Jika letak janin
plasenta cukup jauh di posterior sehingga segmen bawah uterus dapat
diinsisi tranversal tanpa mengenai jaringan plasenta dan jika posisi
sefalik, maka insisi yang disukai adalah insisi transversal.
2. Prognosis
Prematuritas merupakan penyebab utama kematian perinatal,
sekalipun penatalaksanaan plasenta previa seperti yang diharapkan
sudah dilakukan.
M. Manajemen Kebidanan Menurut Varney
Langkah 1. Pengumpulan Data Dasar
- Pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap (subyektif dan obyektif)
- Riwayat kesehatan
- Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan
- Catatan terbaru atau sebelumnya
- Data laboratorium, pemeriksaan penunjang, dll
Langkah 2. Interpretasi Data Dasar
- Identifikasi terhadap diagnosis dan kebutuhan klien berdasar data
yang diperoleh dan dengan interpretasi yang benar
- Diagnosis kebidanan harus memenuhi standar nomenklatur, yaitu:
- Diakui dan disyahkan oleh profesi
- Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
- Memiliki ciri khas kebidanan
- Dapat diselesaikan dengan pendekatan menejemen kebidanan
Langkah 3. Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
- Berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi.
Dituliskan juga data dasar yang mendukung
Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera (antisipasi masalah)
Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Langkah 6. Melaksanakan perencanaan
Langkah 7. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI
PADA NY. G UMUR 38 TAHUN G5P3Ab1Ah3 UK 32+2 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
No. MR : 773222
Masuk tanggal : 09 Desember 2012
Jam : 09.00 WIB
Ruang : Flamboyan
I. PENGKAJIAN
Tgl/jam : 10 Desember 2012/ 13.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny. G Tn. S
Umur : 38 tahun 40 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMK SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Suku Bangsa : WNI WNI
Alamat : Gunung Wuled Rt 03/01, Rembang
2. Anamnesa
a. Alasan kunjungan saat ini :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ini adalah
kunjungan ulang ibu.
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 07.00 WIB
tangggal 09/12/2012,dan keluar darah jam 07.00 WIB tanggal
09/12/2012.
c. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke : 1
Menikah sejak umur : 22 tahun
Lama perkawinan : ± 12 tahun
Status perkawinan : Syah menurut Negara dan agama
a) Riwayat Haid
Menarche : ± 13 tahun
Lama menstruasi : ± 7 hari
Banyaknya : ibu ganti pembalut 2x dalam sehari
Teratur/tidak : teratur
Sakit/tidak : tidak
Siklus : 28 hari
HPHT : 25 April 2012
HPL : 02 Februari 2013
UK : 32+2 minggu
f. Riwayat Obstetrik
G5P3Ab1Ah3
"No "Tahun "UK "
"I "Mual, muntah "Asam folat 1x1 "
" " "tablet/hari "
" " "Kalk 1x1 tablet/hari "
" " "Vit B6 3x1 "
" " "tablet/hari "
"II "Pusing "Biosanbe 1x1 "
" " "tablet/hari "
" " "Kalk 1x1 tablet/hari "
" " "Vit C "
"III "Punggung pegal "Biosanbe 1x1 "
" " "tablet/hari "
" " "Kalk 1x1 tablet/hari "
" " "Vit C "
Pendidikan kesehatan yang diperoleh
"Trimester "Pendidikan kesehatan yang diperoleh "
"I "Tanda bahaya kehamilan, perubahan "
" "fisiologis, gizi seimbang pada ibu hamil "
"II "Perubahan fisiologis trimester II "
"III "Perubahan fisiologis trimester III, tanda "
" "dan persiapan persalinan "
g. Pola kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
Porsi makan sehari : ± 3x sehari dengan porsi sedang
Jenis : nasi, sayur, lauk pauk, buah
Makanan pantang : Ibu tidak ada makanan pantang
Pola minum : ± 8 gelas sehari
Ibu tidak minum jamu
Alergi makanan : Ibu tidak ada alergi makanan
Masalah : Tidak ada
2) Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : ± 5 kali sehari
Warna : Jernih
Jumlah : sedang, tidak terlalu banyak
Keluhan : tidak ada keluhan dalam BAK
b. BAB
Frekuensi : ± 1x sehari
Warna : kuning kecoklatan
Jumlah : sedang, tidak terlalu banyak
Keluhan : Ibu tidak ada keluhan dalam BAB
3) Istirahat
Siang : ibu tidur siang ± 1 1/2 jam
Malam : ibu tidur malam ± 8 jam
Keluhan : ibu tidak ada keluhan saat tidur
4) Aktivitas
Ibu mengatakan aktivitasnya setiap hari mengerjakan pekerjaan
rumah, seperti memasak, menyapu, mencuci serta merawat suami
dan anaknya.
5) Personal Higiene : Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, gosok
gigi 2 kali/hari, ganti celana dalam 2 kali/hari, keramas 2
hari sekali, membersihkan bagian alat kelamin setelah BAK,
BAB serta ketika mandi, memotong kuku setiap 1 minggu sekali.
6) Pola seksual : Ibu mengatakan sebelum hamil melakukan
hubungan seksual sebanyak 3 kali dalam seminggu, dan saat
hamil melakukan hubungan seksual 1 kali dalam seminggu, tidak
ada keluhan saat melakukan hubungan seksual.
h. Data Psikososial Spiritual
1) Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu dan keluarga sangat mendukung terhadap kehamilan ini.
2) Pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan :
Ibu mengetahui dirinya menderita plasenta previa, tetapi ibu
belum begitu paham mengenai plasenta previa.
3) Pengambilan keputusan oleh :
Pengambilan keputusan dilakukan oleh Ibu bersama suami.
4) Ketaatan ibu beribadah :
Ibu meleksanakan shalat 5 waktu, mengaji sehabis shalat
maghrib, mengikuti pengajian di RT.
5) Ibu tinggal bersama :
Ibu tinggal bersama suami.
6) Hewan piaraan :
Ibu tidak mempunyai hewan piaraan.
7) Rencana melahirkan di :
Ibu akan melahirkan di RSMS menggunakan Jampersal.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 158 cm
BB : sebelum hamil : 52 kg sekarang : 59 kg
LILA : 27 cm
Vital Sign : TD : 130/90 mmHg N : 82x/menit
Rr : 20x/menit S : 36,50 C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bentuk mesochepal, rambut warna
hitam, bersih, tidak rontok, serta tidak
berketombe.
b. Mata : konjungtiva merah muda, sklera
putih, reflek pupil positif, tidak ada gangguan
penglihatan.
c. Muka : bentuk simetris, tidak pucat, tidak
ada cloasma gravidarum.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih,
tidak ada polip, fungsi penciuman normal,
simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung.
e. Mulut dan gigi : bentuk simetris, tidak
ada caries maupun stomatitis, keadaan mulut
bersih, fungsi pengecapan baik, kebersihan cukup.
f. Telinga : bentuk simetris, keadaan
bersih, fungsi pendengaran baik.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, limfe dan vena jugularis.
h. Dada : bentuk dada simetris kanan dan
kiri.
i. Payudara : simetris kanan dan kiri,
putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada
areola mammae, tidak ada bekas luka operasi.
j. Abdomen : bentuk simetris, pembesaran sesuai
dengan usia kehamilan, tidak ada bekas luka
operasi, ada linea nigra hiperpigmentasi, ada
striae gravidarum.
Leopold I : TFU 1/2 pusat ke procesus xipoideus, bagian
fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting kesimpulan bokong.
Leopold II : bagian kanan teraba panjang, keras,
memanjang seperti papan (punggung janin) dan
bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yang
tidak penuh kesimpulan ekstremitas janin.
Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, dan
melenting, bisa digoyangkan kesimpulan kepala.
Leopold VI : kedua tangan masih bertemu
(konvergen), kepala belum masuk PAP.
TFU menurut Mc.donald : 28 cm
TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x 155 = 2.480 gram.
DJJ : terdengar jelas, 136x/menit kuat dan teratur.
His : tidak ada his
k. Genetalia : tidak ada benjolan abnormal
dan varises, perdarahan hanya flek saja, warna
kecoklatan.
l. Ekstremitas
Atas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema.
Bawah : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada oedema
pada kaki, reflek patella kanan/kiri: positif.
3. Pemeriksaan penunjang :
Golongan darah : O
Tanggal 10 Desember 2012 : Hb 12,7 gr%
Tanggal 10 Desember 2012 : Pemeriksaan darah lengkap
– Hemoglobin : L 10,2 g/dL
– Leukosit : H 12.300/uL
– Hematokrit : L 30 %
– Eritrosit : L 3,8 10^6/uL
– Trombosit : 315.000/uL
Tanggal 10 Desember 2012 : Pemeriksaan urin
– Protein : negatif
– Glukosa : 100mg/dL
– Hasil USG tanggal 10-12-2012 : Tampak janin presentasi kepala,
kepala BPD= 83,5 sesuai kehamilan 33 minggu, Placenta di SBR
belakang meluas sampai menutupi Osteum Uteri Internum Grade II.
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. G umur 38 tahun hamil G5P3Ab1Ah3 UK 32+2 minggu dengan perdarahan
antepartum plasenta previa totalis.
Data dasar
1) Data subyektif :
– Ibu mengatakan mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 07.00 WIB
tangggal 09/12/2012,dan keluar darah jam 07.00 WIB tanggal
09/12/2012.
– Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kelima, pernah
keguguran 1 kali umur 3 bulan.
– Ibu mengatakan gerakan janin pertama kali dirasakan pada umur
kehamilan 22 minggu dan gerakan dalam 12 jam terakhir sebanyak
10-11 kali
– HPHT : 25 April 2012.
2) Data obyektif :
HPL : 02 Februari 2013
Umur Kehamilan : 32+2 minggu
Vital Sign : TD : 130/90 mmHg N : 82x/menit
Rr : 20x/menit S : 36,50 C
Leopold I : TFU 1/2 pusat ke procesus xipoideus,
bagian fundus teraba bulat, lunak,
tidak melenting kesimpulan bokong.
Leopold II : bagian kanan teraba panjang, keras,
memanjang seperti papan kesimpulan punggung janin
dan bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil
yang tidak penuh kesimpulan ekstremitas janin.
Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, dan
melenting, bisa digoyangkan kesimpulan kepala.
Leopold VI : kedua tangan masih bertemu (konvergen),
kepala belum masuk PAP.
TFU menurut Mc.donald : 28 cm
TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x 155 = 2.480 gram.
DJJ : terdengar jelas, 136x/menit kuat dan teratur.
His : tidak ada
Perdarahan : tinggal flek,warna cokelat.
Hasil USG : tanggal 10-12-2012
Tampak janin presentasi kepala, kepala BPD= 83,5 sesuai
kehamilan 33 minggu, Placenta di SBR belakang meluas sampai
menutupi Osteum Uteri Internum Grade II.
B. Masalah
Plasenta Previa Totalis
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Prematuritas
IUFD
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dr.Sp.OG
V. RENCANA TINDAKAN
Tgl/Jam: 10-12-12 / 13.15 WIB
1. Observasi KU dan tanda-tanda vital ibu.
2. Monitor DJJ dan perdarahan ibu.
3. Jelaskan pada ibu tentang keadaan ibu saat ini.
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
5. Beritahu ibu untuk segera menghubungi petugas kesehatan bila ibu
mengalami perdarahan yang banyak dari vagina.
6. Beri ibu terapi obat sesuai anjuran dokter.
7. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk rencana selanjutnya.
8. Dokumentasi hasil tindakan.
VI. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam: 10 Desember 2012 / 13.15 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital meliputi tekanan
darah, suhu, nadi dan respirasi.
2. Memonitor perdarahan dan memonitor DJJ tiap satu jam sekali.
3. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan ibu saat ini, bahwa plasenta
atau ari-ari ibu letaknya berada di bawah dan menutupi jalan lahir.
Dengan keadaan seperti ini ibu tidak bisa melakukan persalinan
normal, dan kelahiran bayi akan di tolong dengan operasi caesar. Tapi
karena saat ini umur kehamilan ibu belum mencukupi untuk melahirkan
bayinya, sebisa mungkin kehamilan ibu dipertahankan dahulu sampai
nanti umur kehamilannya mencukupi.
4. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan tidak sering-sering turun
dari tempat tidur.
5. Memberitahu ibu untuk segera menghubungi petugas kesehatan bila ibu
mengalami perdarahan yang banyak dari vagina.
6. Memberi ibu terapi obat sesuai anjuran dokter yaitu Nifedipin 10 mg
3x1.
Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam untuk mempercepat
pematangan paru bayi.
7. Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp. Og untuk perencanaan selanjutnya.
8. Mendokumentasikan hasil tindakan di catatan rekam medic.
VII. EVALUASI
Tgl/Jam: 10 Desember 2012 / 13.25 WIB
1. KU : Baik Kesadaran : composmentis
TD : 130/90 mmHg N : 82x/m R : 20x/m S : 36,50
2. Perdarahan : ibu masih mengeluarkan flek darah, tapi hanya sedikit
saja.
DJJ : 136x/menit, teratur.
3. Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini dan sudah bisa menerimanya
dengan ikhlas.
4. Ibu bersedia untuk cukup istirahat dan tidak sering turun dari tempat
tidur.
5. Ibu mengerti dan bersedia memanggil petugas kesehatan bila mengalami
perdarahan yang banyak dari vagina.
6. Ibu sudah menerima terapi obat dan bersedia meminumnya sesuai dosis
yang diberikan.
7. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk rencana selanjutnya.
8. Hasil tindakan sudah di dokumentasikan.
PEMANTAUAN SETELAH PENGKAJIAN
- Ibu sudah diberi terapi Nifedipine 3x10 mg sehari dan injeksi
Dexamethasone 6 mg secara IM sebanyak 4 kali.
- Keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu dalam keadaan baik.
- Perdarahan pada ibu sudah berhenti.
- Instruksi dokter ibu diperbolehkan pulang pada tanggal 11 Desember
2012. Akan tetapi karena keterbatasan waktu maka penulis tidak dapat
mengetahui perkembangan klien selanjutnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengumpulan Data
Pada langkah pengumpulan data ini sudah sesuai dengan teori, tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek.
2. Interpretasi Data
Dari kasus yang ditemukan pada Ny "G" G5P3Ab1Ah3, usia 38 tahun,
umur kehamilan 32+5 minggu, janin hidup, intra uteri, tunggal, punggung
kanan, presentasi kepala, dengan plasenta previa totalis, dapat
disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.
3. Mengindentifikasikan diagnose atau masalah potensial
Dari hasil anamnesa maupun hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
obstretri, maupun pemeriksaan penunjang ditemukan adanya masalah
potensial yaitu IUFD.
4. Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Pada Kasus Ny "G" dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
dengan plasenta previa totalis, antara teori dan praktik sudah sesuai.
5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny."G" berdasarkan hasil
anamnesa dan juga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
6. Melaksanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di
uraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
7. Evaluasi
Pada diagnosis di atas penulis tidak menemukan kesenjangan antara
praktik, intervensi, implementasi, dan evaluasi yang telah dilakukan
berdasarkan masalah yang muncul.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Seorang ibu Ny "G"
G5P3Ab1Ah3 usia 38 tahun, umur kehamilan 32+2 minggu, janin hidup,
intra uteri, tunggal, punggung kiri, presentasi kepala, dengan plasenta
previa totalis di dapatkan bahwa pada tinjauan kasus muncul masalah
keluar darah dari jalan lahir maka penulis dapat
melaksanakan/menganalisis tentang pengkajian data subjektif dan
objektif, merencanakan dan melaksanakan rencana tindakan serta melakukan
evaluasi pada masalah tersebut.
Pada diagnosis di atas penulis tidak menemukan kesenjangan antara
praktik, intervensi, implementasi, dan evaluasi yang telah dilakukan
berdasarkan masalah yang muncul.
B. Saran
Bagi RS
Untuk mempertahankan profesionalisme sehingga pelayanan pada
klien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pendidikan lebih banyak meningkatkan prosedur
belajar mengajar mengenai manajemen kebidanan karena penulis masih
sangat kurang dalam hal pemahaman tersebut.
Bagi Ny.G
Hendaknya waspada terhadap komplikasi yang mungkin terjadi
seperti halnya plasenta previa totalis.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : EGC
Gede, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Manuaba DSOD.
EGD