TENTANG KAMI
CONTACT KAMI
ILMU KEPERAWATA N Kumpulan Askep (asuhan keperawatan), Diagnosa Diagnosa Keperawatan Nanda, Nanda, Materi Keperawatan, Keperawatan, Info Penyakit Penyakit dan Tips Kesehatan Kesehatan
PRIVACY POLICE
DISCLAIMER
DAFTAR ISI BLOG
Make Money From Your Site Join over 100,000 Publishers That Are Making Thousands of Dollars! www.BidVertiser.com
Make Money From Your Site Join over 100,000 100,000 Publishers Publishers T That hat Are Making Thousands of Dollars! www.BidVertiser.com
Make Money From Your Site Join over 100,000 Publishers That Are Making Thousands of Dollars! www.BidVertiser.com
?
MENU
Search...
Make Money From Your Site Join over 100,000 Publishers That Are Making Thousands of Dollars! www.BidVertiser.com
POPULAR POSTS
Make Money From Your Site Join over 100,000 100,000 Publishers Publishe rs T That hat Are Making Thousands of Dollars!
Pola Nafas tidak efektif : Nanda-NIC-NOC 2010
www.BidVertiser.com
Make Money From Your Site
1
Definisi : Pertukaran udara
Join over 100,000 Publishers That Are Making Thousands of Dollars!
inspirasi dan/atau ekspirasi
www.BidVertiser.com
tidak adekuat Batasan karakteristik : Penurunan ?
Home » Askep Maternitas » Home » Maternitas » Askep SC (Sectio Caesaria) Aplikasi Nanda NIC NOC
Askep SC (Sectio Caesaria) Aplikasi Nanda NIC NOC Ana Nurkhasanah
Tuesday, January 3, 2017
Askep Maternitas
tekanan inspirasi/ekspiras...
LABELS Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia (3) Manusia (3) Anatomi Sistem Reproduksi (11) Reproduksi (11) Anatomi Sistem Sirkulasi (3) Askep Anak (18) Anak (18) Askep Gadar (9) Gadar (9)
Askep SC (Sectio Caesaria) aplikasi Nanda NIC NOC
Askep Jiwa (12) Jiwa (12)
merupakan konsep asuhan keperawatan secara
Askep Maternitas (10) Maternitas (10)
teoritis
Diagnosa NANDA-NICNOC 2010 (32) 2010 (32)
yang
diberikan
kepada
pasien
dengan
masalah sectio caesarea. Pada konsep askep sc pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari diagnose keparawatan dan juga intervensi keperawatan menggunakan ilmu keperawatan Nanda NIC NOC.
Farmakologi Farmakologi (2) (2) Format Pengkajian Keperawatan (4) Keperawatan (4) Info Keperawatan (1) Keperawatan (1) Keperawatan Dasar (2) Dasar (2) Keperawatan Gadar (1) Gadar (1)
DEFINISI SECTIO CAESAREA
Keperawatan Medikal Bedah (6) Bedah (6)
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan
Kesehatan Anak (8) Anak (8)
dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
Kesehatan Dewasa (2) Dewasa (2)
dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas
Kumpulan Panduan Kesehatan (1) Kesehatan (1)
500 gram (Sarwono, 2009).
Kumpulan SAP (12) SAP (12)
PENYEBAB SECTIO CAESAREA
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) (1)
Indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.
beberapa
penyebab
sectio
Penyakit Kanker (34) Kanker (34) Sakit A-Z (25) A-Z (25) Seputar Kehamilan (6) Kehamilan (6) Skill Keperawatan (6) Keperawatan (6)
Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan
Penyakit A-Z (2) A-Z (2)
caesarea
sebagai berikut:
Tips Sehat (10) Sehat (10)
ARSIP BLOG ▼
CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
2017 (28) ▼
January (28)
lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran
TB Paru - Penyebab, Gejala dan Penatalaksanaannya
lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
Cara melakukan suction
tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang
Perawatan Kolostomi
panggul merupakan susunan beberapa tulang yang
Pemeriksaan EKG yang baik dan benar
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran
membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami.
Cara memberikan obat injeksi yang baik dan benar Sistem Reproduksi
Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau
Pada Manusia
panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan
Fertilisasi
dalam proses persalinan alami sehingga harus
Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Wanita
dilakukan tersebut
tindakan
operasi.
menyebabkan
Keadaan
bentuk
patologis
rongga
panggul
menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
dan
Perkembangan Prenatal Masa Kehamilan Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Pria
PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi
Kontrasepsi
eklamsi
merupakan
kesatuan
Menopouse Pada Wanita
penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan,
Sistem Reproduksi Pria
sebab
Sistem Reproduksi Wanita Interna
terjadinya
masih
belum
jelas.
Setelah
perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan
penyebab
kematian
maternal
dan
perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
Sistem Reproduksi Wanita
Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu
Sistem Reproduksi Wanita Eksterna
mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut
Farmakologi Kesehatan
menjadi eklamsi.
Pembagian Golongan Obat Berdasarkan Peredarannya
KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban
pecah
dini
adalah
pecahnya
ketuban
sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu,
Trombosit Atau Keping Darah System Limfatik Tubuh Manusia Tekanan Darah Manusia
sedangkan di bawah 36 minggu.
Kode Etik Keperawatan Yang Harus Perawat Ketahui
Bayi Kembar
Sejarah Perkembangan Keperawatan Di Dunia
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami
sungsang
atau
salah
letak
sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal. Faktor Hambatan Jalan Lahir
lintang
Cara memberikan terapi oksigenasi Cara memasang kateter yang baik dan benar Pedoman Organisasi PPI Di Rumah Sakit Askep SC (Sectio Caesaria) Aplikasi Nanda NIC NOC Panduan Penggunaan
APD di Unit Rumah Sakit
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang
tidak
memungkinkan
adanya
pembukaan,
adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
►
2016 (7)
►
2015 (185)
►
2014 (1)
Kelainan Letak Janin
1.Kelainan pada letak kepala Letak kepala tengadah, Bagian terbawah
adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul. Presentasi muka, Letak kepala tengadah
(defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %. Presentasi dahi, Posisi kepala antara fleksi
dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
2.Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002). KLASIFIKASI SECTIO CAESAREA Sectio cesaria transperitonealis profunda
Sectio cesaria transperitonealis propunda dengan insisi di segmen bawah uterus. insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau memanjang. Keunggulan pembedahan ini adalah: Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak. Bahaya peritonitis tidak besar. Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.
Sectio cacaria klasik atau section cecaria korporal
Pada cectio cacaria klasik ini di buat kepada korpus uteri,
pembedahan
dilakukan,hanya halangan
di
untuk
ini
yang
agak
selenggarakan melakukan
mudah
apabila
section
ada
cacaria
transperitonealis profunda. Insisi memanjang pada segmen atas uterus. Sectio cacaria ekstra peritoneal
Section cacaria eksrta peritoneal dahulu di lakukan untuk mengurangi bahaya injeksi perporal akan tetapi dengan
kemajuan
pengobatan
terhadap
injeksi
pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi di lakukan. Rongga peritoneum tak dibuka, dilakukan pada pasien infeksi uterin berat. Section cesaria Hysteroctomi
Setelah
sectio
cesaria,
dengan indikasi: Atonia uteri Plasenta accrete Myoma uteri Infeksi intra uteri berat
dilakukan
hysteroktomy
PATOFISIOLOGI SECTIO CAESARIA
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman. Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadangkadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus. Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk
lambung akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun
juga
berakibat
pada
perubahan
pola
eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002). KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu SC adalah : Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa
hari dalam masa nifas dibagi menjadi: Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada
saat pembedahan cabang-cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri. Komplikasi-komplikasi
lainnya antara
lain
luka
kandung kencing, embolisme paru yang sangat jarang terjadi. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus , sehingga
pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri. Yang sering terjadi pada ibu bayi : Kematian perinatal PEEMERIKSAAN PENUNJANG SECTIO CAESARIA
Berikut adalah beberapa pemeriksaan penunjang
untuk pasien section caesaria. Elektroensefalogram ( EEG ), Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang. Pemindaian CT, Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. Magneti resonance imaging (MRI), Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT. Pemindaian positron emission tomography ( PET ), Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak. Uji laboratorium, Fungsi lumbal: menganalisis cairan serebrovaskuler, Hitung darah lengkap: mengevaluasi trombosit dan hematocrit, Panel elektrolit, Skrining toksik dari serum dan urin, AGD, Kadar kalsium darah, Kadar natrium darah, Kadar magnesium darah.
PENATALAKSANAAN SECTIO CAESARIA Perawatan awal Letakan pasien dalam posisi pemulihan Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam pertama, kemudian tiap 30 menit jam berikutnya. Periksa tingkat kesadaran tiap 15 menit sampai sadar Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi Transfusi jika diperlukan Jika tanda vital dan hematokrit turun walau diberikan transfusi, segera kembalikan ke kamar bedah kemungkinan terjadi perdarahan pasca bedah
Diet
Pemberian
cairan
perinfus
biasanya
dihentikan
setelah penderita flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air
teh. Mobilisasi Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi : Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk (semifowler) Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pasca operasi.
Fungsi gastrointestinal Jika tindakan tidak berat beri pasien diit cair Jika ada tanda infeksi , tunggu bising usus timbul Jika pasien bisa flatus mulai berikan makanan padat Pemberian infus diteruskan sampai pasien bisa minum dengan baik
Perawatan fungsi kandung kemih Jika urin jernih, kateter dilepas 8 jam setelah pembedahan atau sesudah semalam Jika urin tidak jernih biarkan kateter terpasang sampai urin jernih Jika terjadi perlukaan pada kandung kemih biarkan kateter terpasang sampai minimum 7 hari atau urin jernih. Jika sudah tidak memakai antibiotika berikan
nirofurantoin 100 mg per oral per hari sampai kateter dilepas Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih
lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
Pembalutan dan perawatan luka Jika pada pembalut luka terjadi perdarahan atau keluar cairan tidak terlalu banyak jangan mengganti pembalut Jika pembalut agak kendor , jangan ganti pembalut, tapi beri plester untuk mengencangkan Ganti pembalut dengan cara steril Luka harus dijaga agar tetap kering dan bersih Jahitan fasia adalah utama dalam bedah abdomen, angkat jahitan kulit dilakukan pada hari kelima pasca SC
Jika masih terdapat perdarahan Lakukan masase uterus Beri oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau RL) 60 tetes/menit, ergometrin 0,2 mg I.M. dan prostaglandin
Jika terdapat tanda infeksi , berikan antibiotika
kombinasi sampai pasien bebas demam selama 48 jam : Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jam Ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan I.V. setiap 8 jam Ditambah metronidazol 500 mg I.V. setiap 8 jam
Analgesik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan Pemberian analgesia sesudah bedah sangat penting Supositoria
= ketopropen sup 2x/ 24
jam Oral
= tramadol tiap 6 jam atau
paracetamol Injeksi
= penitidine 90-75 mg
diberikan setiap 6 jam bila perlu
Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita
dapat
diberikan
caboransia
seperti
neurobian I vit. C Hal – Hal lain yang perlu diperhatikan Paska bedah penderita dirawat dan diobservasi kemungkinan komplikasi berupa perdarahan dan hematoma pada daerah operasi Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya hematoma. Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lutut ditekuk) agar diding abdomen tidak tegang. Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis. Lakukan perawatan luka untuk mencegah terjadiny infeksi Dalam waktu 1 bulan jangan mengangkut barang yang berat. Selama waktu 3 bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat menaikkan tekanan intra abdomen Pengkajian difokuskan pada kelancaran saluran nafas, karena bila terjadi obstruksi kemungkinan terjadi gangguan ventilasi yang mungkin disebabkan karena pengaruh obat-obatan, anestetik, narkotik dan karena tekanan diafragma. Selain
itu juga penting untuk mempertahankan sirkulasi dengan mewaspadai terjadinya hipotensi dan aritmia kardiak. Oleh karena itu perlu memantau TTV setiap 10-15 menit dan kesadaran selama 2 jam dan 4 jam sekali. Keseimbangan cairan dan elektrolit, kenyamanan fisik berupa nyeri dan kenya-manan psikologis juga perlu dikaji sehingga perlu adanya orientasi dan bimbingan kegi-atan post op seperti ambulasi dan nafas dalam untuk mempercepat hilangnya pengaruh anestesi. Perawatan pasca operasi, Jadwal pemeriksaan ulang tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas.
Jadwal pengukuran jumlah produksi urin Berikan infus dengan jelas, singkat dan terinci bila dijumpai adanya penyimpangan Penatalaksanaan medis, Cairan IV sesuai indikasi. Anestesia; regional atau general Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria. Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi. Pemberian oksitosin sesuai indikasi. Tanda vital per protokol ruangan pemulihan, Persiapan kulit pembedahan abdomen, Persetujuan ditandatangani. Pemasangan kateter fole
ASKEP SECTIO CAESARIA APLIKASI NANDA NIC NOC
Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Sectio Caesaria Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang
saya dapat dari literature-literatur. DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN SECTIO CAESARIA 1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik 3. Risiko infeksi
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN SECTIO CAESARIA DX.1.Ansietas
berhubungan
dengan
perubahan
status kesehatan
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan: Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selau menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping.
Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh indicator sibagai berikut: 1 tidak pernah 2 jarang 3 kadang-kadang 4 sering 5 selalu Indicator
1
2
3
4
Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan Mempertahankan performa peran Memantau distorsi persepsi Memantau manifestasi perilaku ansietas Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas
Intervensi Keperawatan NIC
Pengkajian kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap…….. kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas dimasa lalu reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
5
buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga, kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi informasikan tentang gejala ansietas ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala penyakit fisik
penurunan ansietas (NIC); sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedur
Aktivitas kolaboratif penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu
Aktivitas lain pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk menurunkan ansietas dan memperluas fokus coba teknik seperti imajinasi bombing dan relaksasi progresif dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk menangis
yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima oleh pasien singkirkan sumber-sumber memungkinkan
ansietas
jika
penurunan ansietas (NIC); gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien damping pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut berikan pijatan punggung, pijatan leher jika perlu jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas
DX.2.Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan pasien akan: Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut: 1 tidak pernah 2 jarang 3 kadang-kadang 4 sering 5 selalu Indicator Mengenali awitan nyeri Menggunakan tindakan pencegahan
1
2
3
4
5
Melaporkan nyeri dapat dikendaikan
Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut: 1 sangat berat 2 berat 3 sedang 4 ringan 5 tidak ada Indicator
1
2
3
4
Ekspresi nyeri pada wajah Gelisah atau ketegangan otot Durasi episode nyeri Merintih dan menangis gelisah
memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan mempertahankan nyeri (dengan skala 0-10)
pada
….atau
kurang
melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor tersebut melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan melaporkan pola tidur yang baik
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi
5
pengkajian Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 010. Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan kemungkinan efek sampingnya Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon pasien Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien
Manajemen nyeri: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif
Penyuluhan untuk pasien/keluarga Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum, frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel. Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi koping yang ditawarkan Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko ketergantungan atau overdosis)
Manajemen nyeri: Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur Ajarkan penggunaan teknik (relaksasi, distraksi, terapi)
nonfarmakologi
Aktivitas kolaboratif Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal, setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA
Manajemen nyeri: Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu
DX.3.Risiko infeksi
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah
diberikan
perawatan
pasien
akan
menunjukkan: Factor resiko infeksi akan hilang yang dibuktikan dengan pengendalian resiko komunitas, penyakit menular, status imun, keparahan infeksi, keparahan infeksi bai baru lahir, pengendalian resiko PMS, dan penyembuhan luka primer dan sekunder. Pasien akan memperlihatkan pengendalian resiko PMS yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 tidak pernah 2 jarang 3 kadang-kadang 4 sering 5 selalu Indicator Memantau perilaku seksual terhadap resiko pajanan PMS
1
2
3
4
5
Mengikuti strategi pengendalian pemajanan Menggunakan metode pengendalian penularan PMS
Contoh lain: pasien dan keluarga akan: Terbatas dari tanda dan gejala infeksi Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat Mengindikasikan status gi, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas normal Menggambarkan penularan infeksi
factor
yang
menunjang
Melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining dan pemantauan
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise) Kaji factor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute, hitung jenis, protein serum, albumin) Amati penampilan praktek hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi
Penyuluhan untuk pasien/keluarga Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan resiko terhadap infeksi Instruksikan untuk menjaga personal hygiene Jelaskan manfaat dan rasional serta efek samping imunisasi
Berikan pasien dan keluarga metode untuk mencatat imunisasi
Pengendalian infeksi (NIC): Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruang pasien
Aktivitas kolaboratif Ikuti protocol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif Pengendalian infeksi (NIC): antibiotic, bila diperlukan
berikan
terapi
Aktivitas lain Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat yang sama untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang perawatan pasien dengan pasien yang terinfeksi
Pengendalian infeksi (NIC): Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masing-masing pasien Pertahankan tehnik isolasi, bila diperlukan Terapkan kewaspadaan universal Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan
Itulah konsep asuhan keperawatan sectio caesaria aplikasi nanda nic noc. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi anda. Sumber:
Sumber: Ahern.
Judith Buku
M.
Saku
Wilkinson
dan
DIAGNOSIS
Nancy
R.
KEPERAWATAN
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan
Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/2 2/form-pengkajian-13-domain-nanda/ di edit oleh admin portalperawat.com.
Tweet
3
3
Like
Share Share
Silahkan submit email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan: Email Anda...
Berlangganan
RELATED POSTS :
Askep Abortus A. Pengertian Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya … Read More...
Askep Plasenta Previa A. Definisi Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluru… Read More...
Askep Retensio Plasenta A. Definisi Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari
30 menit setelah bayi lahir. Hampir … Read More...
Askep Mioma Uteri A. Pengertian Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya sehingga dapat disebut uga… Read More...
Askep Preeklamsia A. Pengertian Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu a… Read More...
1 Comment
Sort by Oldest
Add a comment...
Ica Pakiara Stikes Graha Medika Kotamobagu
i like Like · Reply · Mark as spam · Jul 13, 2017 6:24pm Facebook Comments Plugin
1 RESPONSE TO "ASKEP SC (SECTIO CAESARIA) APLIKASI NANDA NIC NOC"
ADVICENA.COM JANUARY 14, 2018 AT 11:32 PM
sepertinya ada sitasi yg belum masuk ke daftar pustaka. mungkin klo d tmbhkn lbih baik. info ttg kesehatan saya baca cuku mnarik juga di www.hellonursing.info mungkin bsa sbg referensi tmbhn.. Reply
Enter your comment...
Comment as:
Publish
Google Accoun
Preview
NEWER POST
Copyright 2014 Ilmu Keperawatan
HOME
OLDER POST
Powered by Blogger.com