1
Nama Nim Kelas Studi
: St. Rosmila : 3116018 : Program B. S1 Keperawatan STIK GIA MAKASSAR : Metodologi Riset ASKEP POST PARTUM DENGAN MASALAH KONSTIPASI
“
A.
B.
C.
D.
“
Latar Belakang Di Indonesia, Angka kejadian Konstipasi sebanyak 3.857.327 jiwa berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 Berdasarkan Data yang diperoleh dari Medical Record RS. Tk II Pelamonia Makassar dari bulan April 2016 sampai sampai dengan Mei 2017 jumlah jumlah Angka kejadian Ibu Post Post Partum yang mengalami Konstipasi sebanyak 56 Orang. Konstipasi dapat terjadi pada ibu nifas Karena kurangnya makanan yang berserat selama persalinan dan karena itu pada masa nifas . Oleh karena itu penulis tertarikmelakukan Asuhan Asuhan Keperawatan pada pada pasien Post Partum Partum dengan Masalah Konstipasi dalam Pemenuhan Pemenuhan Eliminasi Alvi dengan perbandingan 2 pasien. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran Asuhan Keperawatan pada pasien Post Partum dengan Masalah Konstipasi dalam Penemuhan Penemuhan Kebutuhan Elimisani Alvi di Ruang Cempaka RS. Tk.II Pelamonia Makassar. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum yaitu Memberikan gambaran Asuhan Keperawatan pada pasien Post Partum dengan Masalah Konstipas dalam Pemenuhan Pemenuhan Eliminasi Eliminasi Alvi di Ruang Ruang Cempaka RS Tk.II Pelamonia Makassar. 2. Tujuan Khusus yaitu Memperoleh gambaran Pengkajian pada pasien Post Partum dengan Masalah Konstipasi dalam Penenuhan Eliminasi Eliminasi Alvi di Ruang Cempaka RS Tk. II Pelamonia Pelamonia Makassar. Manfaat Penelitian 1. Masyarakat yaitu Membudayakan Membudayakan pengelolah pasien Post Partum dengan Masalah Konstipasi Konstipasi dalam pemenuhan Eliminasai Alvi. 2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan: Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan. 3. Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai referensi sederhana Penulis Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan.
LANDASAN TEORI / TINJAUAN PUSTAKA A.
Asuhan Keperawatan dengan Masalah Konstipasi dalam Pemenuhan Eliminasi Alvi. 1. PengkajianPola defekasi dan keluhan selama defekasi, Keadaan feses ,Faktor yang mempengaruhi konstipasi yaitu perilaku atau kebiasaan defekasi, diet ,makanan yang biasa dimakan, Aktivitas ( kegiatan sehari-hari), penggunaan obat,stress dan lain sebagainya. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan abdnormal ada atau tidak adanya destensi, simetris atau tidak, gerakan peristaltik, adanya massa pada perut. kemudian, pemeriksaan rectum dan anus dinilai dari ada atau tidaknnya tanda inflamasi, seperti perubahan warna, lesi, fistula, hemorrhoid dan massa. 2. Diangnosa a. Konstipasi ;Definisi yaitu Penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai pengeluaran feses yang sulit atau tidak lampias atau pengeluaran feses yang sangat keras dan k ering. 1) Batasan karakteristik : Subjektif (Nyeri abdomen, Anoreksia, Perasaan penuh atau tekanan pada rectum, Sakit kepala, Indigensi, Mual, Nyeri saat defekasi). Objektif (Perubahan pola defekasi,Faktor yang berhubungan Fungsional yaitu Kelemahan otot abdomen,Kebiasaan defekasi yang tidak teratur. Psikologis yaitu Depresi,Stress emosi,Konfusi mental.Farmakologis yaitu
2
Antikolonergis,Garam bismuth ,Diuretik. Mekanis yaitu Obesitas , Pembesaran prostat dan Tumor. Fisiologis yaitu Dehidrasi,Pola makan yang buruk.
2)
3.
4.
5.
B.
Tujuan/ Kriteria Hasil Konstipasi menurun, yang dibuktikan oleh Defekasi (sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan Pola eliminasi a) Feses lunak, Mengeluarkan feses tanpa bantuan b) Resiko Konstipasi 1) Definisi Rektum mengalami penurunan frekuensi defekasi normal (Herdman, 2015). 2) Faktor resiko Fungsional :Kebiasaan defekasi tidak teratur ,menekan dorongan Makanan : Abses rectal, Fisural anal rectal, Tumor Farmakologi :Garam besi Fisiologis : Dehidrasi, Asupan serat yang tidak cukup Perencanaan a. Kaji pola BAB (Mengetahui pola eliminasi BAB) b. Kaji terhadap adanya hemoroid (Menurunkan ukuran hemoroid) c. Monitor tanda dan gejala konstipasi Rasional : Untuk mengetahui terjadinya konstipasi d. Instruksikan pada pasien/keluarga pada diet tinggi serat Rasional : Mengatasi konstipasi dengan mengkomsumsi makanan yang berserat e. Ajarkan pasien atau keluarga mengetahui proses perencanaan normal Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga f. Evaluasi catatan asupan untuk apa saja nutrisi proses perencanaan normal Rasional : Untuk mengetahui penggunaan asupan nutrisi yang konsumsi Implementasi Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah di rencanakan, mencakup tindakan mandiri atai kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisi dan kesimpulan. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang dirasakan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain (Mitayani. 2013). Evaluasi Berdasarkan Implementasi yang dilakukan maka evaluasi yang diharapkan untuk klien dengan gangguan system eliminasi alvi semua kembali normal kekuatan.kebutuhan konstipasi dapat terpenuhi (teratur) jika belum teratasi maka tuliskan kembali intervensi yang perlu (Mitayani, 2013).
Konstipasi pada Post Partum Normal 1. Pengertian Konstipasi Konstipasi adalah frekuensi normal defekasi yang disertai kesulitan atau pengeluaran feses tidak tuntas dan feses yang keras dan kering. (Herdman. H.T, 2015). 2. Eliminasi Alvi Eliminasi Alvi adalah system tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi (buang air beser). Sistem gastrointestinal bawah yang meliputih usus halus dan usus besar.usus halus terdiri atas duodenum, jejunum dan ileum dengan panjang kurang lebih 6 meter dan diameter 2,5 cm, serta berfungsi sebagai tempat absorpsi eletrolit dan kalium. (Alimus, A.A 2014). 3. Etiologi Menurut Hidayat. A. A & Uliyah.M (2015) mengatakan bahwa penyebab kostipasi dibagi menjadi: a. Defek persarafan, kelemahan pelvis, imobilasasi karena cedera serebrospinalis, CVA dan lain-lain. b. Pola defekasi yang tidak teratur. c. Nyeri saat defekasi karena hemoroid. d. Menurunnya peristaltik karena stress psikologis. Penggunaan obat, seperti penggunaan antasida, laksatif dan anastesis. e.
3
4.
Tanda dan klinis Menurut Hidayat. A. A & Uliyah.M (2015) mengatakan bahwa tanda dan klinik terdiri dari: Adanya fase yang keras, Defekasi kurang dari tiga kali seminggu, Menurunnya bising usus, Adanya keluhan pada rectum, Nyeri saat perasaan masih ada sisa feses, Adanya perasaan masih ada sisa feses.
5.
Patofisiologi Konstipasi a. Mekanisme Kerja Konstipasi
Kurang asupan makanan serat dalam asupan cairan. Konstipasi
Frekuensi pergerakan usus berkurang. Tinja mengeras dan mongering .
Transit tinjau memanjang
Tinja tertahan dalam usus.
Gambar 2.3 Bagan Mekamisme kerja Konstipasi b.
Fisiologis Konstipasi Kurangnya Asupan Serat Konstipasi terjadi pada masa nifas karena kurangnya asupan makanan yang mengandung serat selama persalinan dankarena itu ibu nifas menahan defekasi sehingga frekuensi pergerakan usus berkurang dan memberikan efek transit feses yang memanjang di dalam usus.pengeluaran feses yang sulit mengakibatkan feses tertahan didalam usus besar sehingga feses mengeras dan mongering dan sulit untuk dikeluarkan. c. Fisiologis Konstipasi Kurangnya Asupan Cairan Ada faktor yang mempengaruhi kurangnya asupan cairan pada masa nifas, yaitu pengeluaran keringat yang berlebihan pada saat proses persalinan, kurangnya minum air putih dan hormone prolaktin yang berperan pada proses pembentukan ASI yang menyerap sebagian besar cairan yang dikomsumsi oleh ibu, sehingga cairan yang menuju ke system pencernaan lebih sedikit. Oleh karena itu cairan yang masuk kedalam system pencernaan berkurang dan mengakibatkan penyerapan usus yang tidak sempurna sehingga feses dapat mengeras dan mongering sehingga terjadi konstipasi 6. Pencegahan Konstipasi Menurut Meita,S. (2010) Mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada pencegahan konstipasi: a. Mengomsumsi makanan yang kaya akan serat, seperti buah-buahan dan sayar-sayuran. b. Minum air minimal 2 liter sehari. Kurangi minum kopi atau minuman ringan yang mengandung kafein. c. Jangan menunda-nunda buang air besar, bisakan buang air besar setiap hari. d. Melakukan gerak tubuh, seperti olahraga agar dapat memperlancar metabolismedalam tubuh. 7. Penanganan Konstipasi Penanganan konstipasi pertama adalah dengan pemberiaan makanan tinggi serat yang berguna untuk melembutkan kotoran dan menjaga konstistensinya untuk tetep kenyal. Meita, S. (2010) mengatakan bahwa penanganan konstipasi bisa diberikan dengan obat pencahar yang sesuai dengan penyebab konstipasi sebagai berikut: a. Pencahar rangsangan b. Pencahar garam. c. Pencahar membentuk masa yang bekerja dengan cara yang sama dengan pencahar garam d. Pencahar emolien. Konstipasi yang berkepanjangan juga dapat memicu terjadinya tumor di usus karena zatzat kotoran yang merugikan yang seharusnya dikeluarkan terlalu mengendap di usus sehingga akan menjadikan toksik /racun yang memicu sel kanker. A. Desain / Rancangan Penelitian Studi kasus ini adalah studi penelitian deskripsif yang menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari sebuah fenomena (Kusuma, 2011). B. Populasi dan Sampel Jumlah sampel yang digunakan 2 responden dengan kriteria inklusi pasien konstipasi. Perlakuan diberikan selama tiga kali selama tiga hari, selama melakukan penelitian.
4
Kriteria Inkusi a. Berjenis kelamin perempuan b. Berusia lebih dari 20-45 tahun c. Diagnosa Eliminasi Alvi d. Bersedian menjadi Responden C.
D.
E.
F.
G.
H.
Fokus Studi Fokus studi dalam penelitian ini adalah Masalah Konstipasi dalam Kebutuhan Eliminasi Alvi pada pasien Post Partum. Definisi Operasional Fokus Studi Konstipasi adalah keadaan individu yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras atau tinja terlalu kering. Eliminasi Alvi adalah system tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi (buang air beser). Masa nifas adalah salah satu masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Instrumen Studi Kasus Bentuk instrument yang digunakan adalah bentuk instrument interview dimana peneliti akan berdialog secara langsung dengan pasien untuk memberoleh informasi. selain itu peneliti juga menggunakan daftar table untuk menilai hasil penelitian yang akan dilakukan. Tempat yang dipilih peneliti dalam melakukan studi kasus adalah RS.Tk.II Pelamonia Makassar pada bulan Mei 2017.perlakuan diberikan selama tiga kali dalam 3 hari, setiap perlakuan diberikan waktu selama 15 menit. Adapun alasan peneliti memilih lokasih tersebut karena RS.Tk II Pelamonia Makassar diruang Cempaka tersedia sampel yang memenuhi criteria. Pengumpulan Data Data yang diambil adalah data sekunder.Yaitu melakukan observasi dan wawancara kemudia melanjutkan dengan Masalah Konstipasi dalam Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Alvi. Penyajian Data Data yang terkumpulan diolah secara manual menggunakan kalkulator untuk kembali disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi yang lengkap dengan penjelasan table. Etika Studi Kasus Setelah mengajukan permohonan izin dan mendapatkan persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi: 1. Informed Consent (lembar persetujuan) 2. Anonymity (tanpa nama) 3. Confidentiality (Kerahasiaan) yaitu Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tersebut yang akan dilaporkan sebagai hasil peneliti. 1. Beneficiency (Memberikan kebaikan). Kebaikan dan ke untungan bagi pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sangatlah penting dan tidak menimbulkan kerugian bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA Alimus, A.A (2014).Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Buku 2 ) , Jakarta : Salemban Medika. Kusumawardani (2012). Analisa faktor yang berhubungan dengan kejadian sembelit pada ibu post partum 3 hari.
Herdman,H. T (2013). Nanda Internasional Inc, Diagnosis Keperawatan, Defenisi dan Klasifikasi, Edisi 10 . Jakarta : EGC.
Hidayat, A. A & Uliyah, M (2015). Asuhan Kebidanan pada Masa Alternatal, Yogyakarta Pustaka Belajar.