Referat Kasus Inkontinensia alvi dan uriDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
tugas
tugasDeskripsi lengkap
Full description
asuhan keperawatan tentang eliminasiDeskripsi lengkap
cxgfFull description
Full description
Askep KELUARGAFull description
ficaaFull description
Deskripsi lengkap
Full description
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001). …Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
askep pada lansia dgn depresiFull description
lansiaDeskripsi lengkap
askep lansia dengan inkontinensia alvi Uncategorized BAB I PENDAHULUAN
1. A.
Latar Belakang
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. roses menua merupakan proses yang terus – menerus berlanjut secara alamiah. !imulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Usia lanjut adalah tahap akhir dari d ari siklus hidup manusia" merupakan bagian dari d ari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap indi#idu. enuaan adalah normal" dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. $ni merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobser#asi di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. %alaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda" di dalam parameter yang cukup sempit" proses tersebut tidak tertandingi. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. %alaupun demikian" memang harus diakui bah&a ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. roses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia de&asa" misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot" susunan saraf" dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit" dan terjadi juga pada sistem pencernaan. ada tahap ini indi#idu mengalami banyak perubahan" baik secara fisik maupun mental" khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. erubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal" seperti berkurangnya ketajaman panca indera" menurunnya daya tahan tubuh " lebih mudah terkena konstipasi merupakan ancaman bagi integritas integritas orang usia lanjut. 'elum lagi lagi mereka masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri" kedudukan sosial serta perpisahan dengan orangorang yang dicintai. liminasi al#i adalah sebuah proses pengeluaran #eses atau tinja tinja melalui kolon. ada usia lanjut biasanya terjadi inkontinensia al#i dikarenakan penurunan fungsi usus yang
sebelumnya bertugas sebagai penyerap dan pengeluaran feses sekarang telah menurun fungsunya. $nkontinensia tinja adalah ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar" menyebabkan tinja (feses) bocor tak terduga dari dubur. $nkonteinensia tinja juga disebut inkontinensia usus. $nkontinensia tinja berkisar dari terjadi sesekali saat duduk hingga sampai benarbenar kehilangan kendali *eluhan inkontenensia tampaknya dialami penduduk kulit ber&arna 1"+ kali lebih sering sering dibanding kulit putih. erbandingan laki , perempuan sekitar 1 , +. $inkontenensia dapat terjadi pada usia lanjut". Makin tua makin meningkat frekuensinya. !i atas usia - tahun + – 0 penderita mengalami masalah dengan keluhan inkontenensia ini. pera&atan efektif tersedia untuk inkontinensia tinja. !okter umum kemungkinan dapat membantu mengatasi masalah. 2tau juga bisa menemui dokter yang mengkhususkan diri dalam menangani kondisi yang mempengaruhi usus besar" rektum dan anus" seperti pencernaan" proktologis atau ahli bedah kolorektal. engobatan untuk inkontinensia tinja biasanya dapat membantu memulihkan kontrol buang air besar atau setidaknya secara substansial mengurangi keparahan kondisi. 1. B.
Tujuan
3etelah menyelesaikan tugas kepera&atan gerontik diharapkan, 1. Mahasis&a Mahasis&a dapat dapat memahami memahami asuhan asuhan kepera& kepera&atan atan pada lansia lansia.. 4. Mahasis&a Mahasis&a dapat dapat memberi memberikan kan asuhan asuhan kepera&at kepera&atan an pada lansia lansia dengan dengan inkontinensia al#i. +. !apat menamba menambah h pengetahuan pengetahuan bagi mahasis&a mahasis&a tentang tentang penanganan penanganan pada pada lansia lansia dengan gangguan inkontinensia al#i.
BAB II TINJAUAN PUSTAA
1. A.
!NSEP IN!NTINENSIA AL"I Pengertian 1. #.
1. $nkontinens $nkontinensia ia al#i al#i adalah adalah pengeluara pengeluaran n urin atau feses feses tanpa disadari" dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan/atau sosial. 4. $nkontinens $nkontinensia ia al#i al#i adalah adalah ketida ketidakmampua kmampuan n seseorang seseorang dalam menahan dan mengeluarkan tinja pada &aktu dan tempat yang tepat. +. $nkontinens $nkontinensia ia al#i al#i adalah adalah ketida ketidakmampua kmampuan n untuk untuk mengontro mengontroll buang air besar" menyebabkan feses bocor tak terduga dari dubur. $nkonteinensia al#i juga disebut inkontinensia usus. $nkontinensia al#i berkisar dari terjadi sesekali saat duduk hingga sampai benar benar kehilangan kendali. 0. $nkontinens $nkontinensia ia al#i al#i adalah adalah keadaan keadaan indi#idu indi#idu yang yang mengalam mengalamii perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal mengalami proses pengeluaran feses tak disadari"atau hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui spingterakibat kerusakan sfingter. 1. $.
Etiologi
enyebab utama timbulnya inkontinensia al#i adalah masalah sembelit" penggunaan pencahar yang berlebihan" gangguan saraf seperti dimensia dan stroke" serta gangguan kolorektum seperti diare" neuropati diabetik" dan kerusakan sfingter rektum. enyebab inkontinensia al#i dapat dibagi menjadi empat kelompok ('rock 5ehurst dkk" 16789 *ane dkk"1676), 1. $nkont $nkontine inensi nsiaa al#i akib akibat at konsti konstipas pasii 1). :bstipasi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan sumbatan atau impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Massa feses yang tidak dapat keluar ini akan menyumbat lumen ba&ah dari anus dan menyebabkan perubahan dari besarnya sudut anorektal. *emampuan sensor menumpul dan tidak dapat membedakan antara flatus" cairan atau feses. 2kibatnya feses yang cair akan merembes keluar (broklehurst dkk" 1678). 4). 3kibala yang terjadi juga akan menyebabkan iritasi pada mukosa rektum dan terjadi produksi cairan dan mukus" yang selanjutnya melalui sela – sela dari feses yang impaksi akan keluar dan terjadi inkontinensia al#i (kane dkk" 1676). 1. $nkontinensi $nkontinensiaa al#i simtomat simtomatik" ik" yang berkaita berkaitan n dengan penyakit penyakit pada usus usus besar besar $nkontinensia al#i simtomatik dapat merupakan penampilan k linis dari macam – macam kelainan patologik yang dapat menyebabkan diare. *eadaan ini mungkin dipermudah dengan adanya perubahan berkaitan dengan bertambahnya usia dari proses kontrol yang rumit pada fungsi sfingter terhadap feses yang cair" dan gangguan pada saluran anus bagian atas dalam membedakan flatus dan feses yang cair (broklehurst dkk" 1678)
enyebab yang paling umum dari diare pada lanjut usia adalah obat – obatan" antara lain yang mengandung unsur besi" atau memang akibat pencahar (broklehurst dkk" 1678, ;obert –
Proses Inkontinensia Alvi
;eflek defekasi parasimpatis
>eses masuk rectum 3araf rectum !iba&a ke spinal cord *embali ke colon desenden"sigmoid dan rectum $ntensifkan peristaltic
*elemahan spingter interna anus
$nkontinensia al#i &.
?ambaran klinis
1. *linis inkontinensia al#i tampak dalam 4 keadaan, 1). >eses yang cair atau belum berbentuk" sering bahkan selalu keluar merembes 4). *eluarnya feses yang sudah berbentuk" sekali atau dua kali perhari" dipakaian atau ditempat tidur. 4. ?ejalanya antara lain, 1).
Penatalaksanaan
enanganan yang baik terhadap sembelit akan mencegah timbulnya skibala dan dapat menghindari kejadian inkontinensia al#i.5angkah utama dalam penanganan sembelit pada pasien geriatri adalah dengan mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya sembelit. 'eberapa hal yang bisa dilakukan dalam penanganan inkontinensia al#i adalah dengan mengatur &aktu ke toilet" meningkatkan mobilisasi" dan pengaturan posisi tubuh ketika sedang melakukan buang air besardi toilet.
ada inkontinensia al#i yang disebabkan oleh gangguan saraf" terapi latihan otot dasar panggul terkadang dapat dilakukan" meskipun sebagian besar pasien geriatri dengan dimensia tidak dapat menjalani terapi tersebut. enatalaksanaan inkontinence tergantung pada jenis inkontinensia yang telah diuraikan di atas, 1. ada o#erflo& o#erflo& inkonti inkontinence nence yang disebabk disebabkan an konstipasi konstipasi"" perlu diberika diberikan n obat pencahar" dan perlu pula dibantu dengan pemberian makanan yang mengandung banyak serat (buahbuahan dan sayursayuran" tahu" tempe dan lainlain)" minum yang cukup serta perlu gerakan tubuh yang cukup. 4. ada inkontine inkontinensia nsia simtoma simtomatik" tik" perlu perlu diketahui diketahui terlebih terlebih dahulu dahulu penyakit penyakit yang menyebabkannya dan memberikan pengobatan. +. ada neurogenic neurogenic inkonti inkontinence" nence" pengobat pengobatannya annya sulit. sulit. =al =al yang paling paling pentin penting g adalah melatih penderita untuk memasuki kamar kecil (%@) setiap kali setelah makan dan berjalan di pagi hari ataupun setelah minum air panas. 5atihan ini saja dapat memadai pada sebagian penderita. Aika perlu" dapat diberikan obat pencahar setelah makan dan dua puluh menit kemudian" penderita harus telah berada di kamra kecil. Aika tidak menolong dapat dilakukan dengan memompa kotoran tadi dengan alat dan melatih pola buang air besar yang teratur. 0. ada anorektal anorektal inkonti inkontinence nence perlu perlu dilatih dilatih kekuatan kekuatan otototot otototot pada dasar dasar panggul. panggul. (.
>aktor – >aktor yang Mempengaruhi $nkontinensia 2l#i 1. Usia
ada usia lanjut control defekasi menurun 4. !iet Makanan berserat dapat mempercepat produksi feses"banyaknya makanan yang masuk ke dalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi +. 2kti#itas isiologis *eadaan cemas" takut" dan marah akan meningkatkan peristaltic sehingga meningkatkan inkontenensia. . ?aya hidup
*ebiasaan untuk melatik buang air besar" fasilitas bab dan kebiasaan menahan bab mempengaruhi inkontenensia -. roses diagnosis *lien yang akan dilakukan prosedur diagnostic biasanya dipuasakan atau dilakukan klisma dahulu agar tidak dapat bab kecuali setelah makan. 8. *erusakan sensorik dan motorik *erusakan spinal kord dan injuri kepala akan menimbulkan kerusaka stimulus sensori untuk bab. ).
era&atan $nkontinensia 2l#i ada 5ansia 1. Mela Melati tih h kebia kebiasa saan an defekasi (buang defekasi (buang air besar) yang teratur" yang akan menghasilkan bentuk feses yang normal 4. ada &aktu &aktu tertentu tertentu setiap setiap 4 sampai + jam letakka letakkan n pispot diba&ah diba&ah pasien pasien +. *alau inkonte inkontenensi nensiaa berat diperl diperlukan ukan pakaian pakaian dalam dalam yang tahan tahan lembab. lembab. 0. akailah akailah laken yang yang dapat dibuang dibuang dan dapat meningkatka meningkatkan n kenyamanan kenyamanan pasien pasien . Mengurangi Mengurangi rasa rasa malu malu perlu dilakukan dilakukan dukungan dukungan semangat semangat dalam dalam pera&ata pera&atan. n. -. Menguba Mengubah h pola pola makan" makan" berupa berupa penam penambaha bahan n jumlah jumlah sera seratt 8. Aika halhal halhal tersebut tersebut tidak tidak membantu" membantu" diberi diberikan kan obat yang yang memperla memperlambat mbat kontraksi usus" misalnya loperamid 7. Melatih Melatih otototot otototot anus anus (sfingter (sfingter)) akan meningkatk meningkatkan an ketegangan ketegangan dan kekuatannya kekuatannya dan membantu mencegah kekambuhan 6. !engan biofeedback " penderita kembali melatih sfingternya dan meningkatkan kepekaan rektum terhadap keberadaan tinja 1. Aika keadaan ini menetap" pembedahan dapat membantu membantu proses penyembuhan. Misalnya jika penyebabnya adalah cedera pada anus atau kelainan anatomi di anus. 11. ilihan ilihan terakhir terakhir adalah adalah kolostomi" kolostomi" yaitu pembuatan lubang di dinding perut yang dihubungkan dengan usus besar. 2nus ditutup (dijahit) dan penderita membuang fesesnya ke dalam kantong plastik yang ditempelkan pada lubang tersebut.
*.
Pe+eriksaan penunjang
1. eme emeri riks ksaa aan n anosk anoskop opii 4. emeri emeriksa ksaan an protos protosigm igmoid oidosk oskopi opi B. !NSEP ASUHAN EPE,A-ATAN PADA LANSIA DENAN IN!NTINENSIA AL"I #.
engkajian
a.
!ata identitas pasien
meliputi nama"tempat tanggal lahir" pendidikan" agama"status perka&inan"<'/''" penampilan" alamat. /.
;i&ayat keluarga
terdiri atas susunan anggota keluarga" genogram" tipe keluarga. 0.
;i&ayat pekerjaan
meliputi pekerjaan saat ini" pekerjaan masa lalu" alat transportasi yang digunakan"jarak dengan tempat tinggal" serta sumber pendapatan saat ini. d.
;i&ayat lingkungan hidup
meliputi tipe rumah" jumlah tongkat di kamar" kondisi tempat tinggal" jumlah orang yang tinggal dalam 1 rumah" tetangga terdekat dan bagaimana pola interaksi dengan tetangga. e.
;i&ayat rekreasi
hobi/minat yang dimiliki" keanggotaan dan kegiatan liburan yang biasa dilakukan" hal ini dikaji untuk mengetahui akti#itas yang dapat dilakukan untuk menguragi kebosanan. 1.
3istem pendukung
sistem pendukung yang dimiliki keluarga yang memiliki pengaruh terhadap kesehatan seperti dokter" bidan" klinik" dan dukungan dari keluarga untuk mera&at anggota keluarga yang mengalami inkontinensia al#i" termasuk kebutuhan personal hygiene. g.
3tatus kesehatan
status kesehatan yang pernah diderita selama tahun yang lalu" keluhan utama yag dirasakan sekarang yaitu ketidakmampuan menahan bab" dan diuraiaka secara B;3<" obat"obatan yang pernah diminum"status imunisasi dan ri&ayat alergi. 2.
2kti#itas hidup sehari hari
dikaji melalui indeks katz"khususnya pengkajian eliminasi
). *ebiasaan gerak badan / olah raga. -). erubahanperubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan. ola komunikasi dan interaksi dengan orang lain"perlu dikaji untuk mengetahui sebagai respon terhadap keterbatan fisik dan psikis yang terjadi" meliputi persepsi diri"bagaimana penilaian dia terhadap kondisinya yang mengalami inkontinensia" konsep diri "apakah dia merasa malu dengan kondisinya yang mengalami inkontinensia"dan meknisme koping yang dilakukan. emeriksaan fisik
i.
keadaan umum"tingkat kesadaran" ?@3"<ungsi sensorik sensorik )pengli )penglihatan" hatan" pendenga pendengaran" ran" pengecapa pengecapan n dan pencium penciuman) an) *aji tentang data status mental"
j.
dengan sekala depresi beck" 3hort ortable Mental 3tatus Buestionnaire (3M3B)" dan Mini Mental 3tate Damination (MM3) serta tingkat keasadarn klien. !iagnosa kepera&atan
$.
1. 1. ?angguan ?angguan eliminasi eliminasi al#i (inkontinen (inkontinensia sia al#i) al#i) berhubun berhubungan gan dengan dengan 1). melemahny spingter interna anus 4). gangguan spingter rektal akibat cedera rektum/tindakan pembedahan +). kurangnya kontrol pada spingter 0). distensi rektum akibat konstipasi kronik ). kerusakan kognitif -). ketidakmampuan mengenal/merespon defekasi
?anggua ?angguan n intera interaksi ksi sosi sosial al berhubu berhubungan ngan denga dengan n
1). erubahan pola sosial sekunder akibat defisit fungsi pera&atan diri 4). erubahan pola sosial sekunder akibat kehilangan pasangan +). erubahan pola sosial sekunder akibat pensiun tujuan , 1). tidak terjadi gangguan interaksi dengan masyarakat 4). komunikasi dengan masyarakat berjalan lancar kriteria hasil, 1). pD merasa percaya diri d iri saat berinteraksi dengan masyarakat 4). pD merasa tidak malu saat beriteraksi dengan masyarakat +). frekuensi interaksi pasien dengan masyarakat meningkat $nter#ensi kepera&atan
%.
1. 1. a. ?angguan eliminasi al#i (inkontinensia al#i) berhubungan dengan enurunan fungsi otototot pada anus inter#ensi
1. kaji perubahan perubahan faktor faktor yang mempeng mempengaruhi aruhi masalah masalah elimin eliminasi asi ;/ al#i sebagai data dasar untuk menentukan inter#ensi selanjutnya 1. berikan berikan latihan latihan '2' '2' dan anjurk anjurkan an pasien pasien selalu selalu berusah berusahaa latihan latihan ;/ utuk mengontrol pola eliminasi sehingga dapat mengurangi terjdinya inkontinensia inkontinensia 1. jelask jelaskan an elimin eliminasi asi yang yang norm normal al ;/ meningkatkan pengetahuan pasien tentang pola eliminasi yang benr 1. bant bantu u defeka defekasi si sec secar araa manua manuall ;/ melatih kekuatan spingter anus agar tidak terjadi kebocoran/inkontinensia 1. e.
bantu bab denga cara yang benar
;/ meoti#asi pasien untuk latihan kekuatan otot spingter anus 1. 1.
5akukan latihan otot panggul
;/ untuk menguatkan otot dasar pel#is
1. ?angguan ?angguan interaksi interaksi sosial sosial berhubungan berhubungan dengan dengan erubahan erubahan pola pola sosial sosial sekunder sekunder akibat defisit fungsi pera&atan diri inter#ensi, 1. *aji tigkat tigkat kemampuan kemampuan pD dalam berinterak berinteraksi si dengan dengan masyaraka masyarakatt ;/ 3ebagai data dasar untuk perencanaan selanjutnya 1. *aji tentang tentang penyebab penyebab terjad terjadinya inya gangguan gangguan interaksi interaksi social social ;/ !engan mengetahui penyabab "maka dapat menetukan inter#ensi yang sesuai 1. 'eri kesempatan kesempatan kepada klien untuk mengungkakan mengungkakan perasaanya perasaanya ;/ Membantu klien untuk mengurangi beban fikiran dengan mengeksplor perasaanya 1. Aelaskan Aelaskan kepada kepada klien klien tentan tentan manfaat manfaat interaks interaksii social social
;/ !apat memotifasi klien untuk meningkatkan kemampuan dalam berinteraksi dengan masyarakat 1. Moti#a Moti#asi si klien klien untuk untuk melakuk melakukan an interak interaksi si socia socia ;/ !apat memotifasi klien untuk meningkatkan kemampuan dalam berinteraksi dengan masyarakat &.
#aluasi 1. 1. 4. +. 0.
mema memaham hamii elim elimin inas asii norma normall memper mempertah tahanka ankan n defe defekas kasii normal normal memp memper erta taha hanka nkan n rasa rasa nyama nyaman n mempertahanka mempertahankan n integri integritas tas kulit (daerah (daerah periana perianal) l)