FAKULTAS KEDOKTERAN UNIZAR MATARAM 2017Full description
inkontinensia urinFull description
inkontinensia urin atau penyakit tidak dapat menahan kencing, dimana penderita tidak dapat mengontrol pola berkemihnya karena ada kelainan pada sfingter.Full description
Inkontinensia Urin pada Lansia Inkontinen Inkont inensia sia uri urine ne ada adalah lah ket ketida idakma kmampu mpuan an men menaha ahan n air ken kencin cing. g. Ink Inkon ontin tinens ensia ia uri urin n merupa mer upakan kan sala salah h satu man manife ifestas stasii pen penya yakit kit yan yang g seri sering ng dit ditemu emukan kan pad padaa pas pasien ien ger geriatr iatri. i. Diperkirakan prevalensi inkontinensia urin berkisar antara 15–3! usia lan"ut di masyarakat dan #$3! pasien geriatri yang dira%at di rumah sakit mengalami inkontinensia urin& dan kemungkinan bertambah berat inkontinensia urinnya #5$3! saat berumur '5$() tahun. *asalah ink *asalah inkont ontine inensi nsiaa uri urin n ini ang angka ka ke" ke"adi adianny annyaa men mening ingkat kat dua kali leb lebih ih tin tinggi ggi pad padaa %anita %an ita dib diband anding ingkan kan pri pria. a. +an +anggu gguan an ini leb lebih ih seri sering ng ter" ter"adi adi pad padaa %an %anita ita yan yang g per pernah nah melahirkan melahi rkan daripada yang belum pernah melahirkan melahirkan ,nuli ,nulipara-. para-. Diduga disebabkan oleh perubahan otot dan fasia di dasar panggul. ebanyakan penderita inkontinensia telah menderita mende rita desen desensus sus dind dinding ing depan vagin vaginaa diserta disertaii sisto$u sisto$uretrok retrokel. el. /e /etapi tapi kadan kadang$kad g$kadang ang di"umpai di"um pai penderita dengan prolapsus total uterus dan vagin vaginaa deng dengan an kont kontinensia inensia urine yang baik. 0erubahan$perubah 0erubahan$p erubahan an akibat proses menua mempengaruhi mempengaruhi saluran kemih bagia bagian n ba%ah ba%ah.. 0erubahan tersebut merupakan predisposisi bagi lansia untuk mengalami inkontinensia& tetapi tidak menyebabkan inkontinensia. adi inkontinensia bukan bagian normal proses menua. Klasifikasi Inkontinensia Urin
Inkontinensia urin diklasifikasikan 2 1. Inkontinensia Urin Akut Reversibel
0asien delirium mungkin tidak sadar saat mengompol atau tak dapat pergi ke toilet sehingga berkemih tidak pada tempatnya. ila delirium teratasi maka inkontinensia urin umumnya "uga akan teratasi. 4etiap kondisi yang menghambat mobilisasi pasien dapat memicu timbulnya inkontinensia urin fungsional atau memburuknya inkontinensia persisten& seperti fraktur tulang pinggul& stroke& arthritis dan sebagainya. esistensi esiste nsi uri urin n kar karena ena oba obat$o t$obat batan& an& atau obs obstru truksi ksi ana anatom tomis is dap dapat at pul pulaa men menyeb yebabk abkan an inkont ink ontine inensi nsiaa uri urin. n. ea eadaa daan n inf inflam lamasi asi pad padaa vag vagina ina dan ure urethr thraa ,va ,vagin ginitis itis dan ure urethri thritis tis-mungkin akan memicu inkontinensia urin. onstipasi "uga sering menyebabkan inkontinensia akut. erbagai kondisi yang menyebabkan poliuria dapat memicu ter"adinya inkontinensia urin& seperti glukosuria atau kalsiuria. +agal "antung dan insufisiensi vena dapat menyebabkan edema dan nokturia yang kemudian mencetuskan ter"adinya inkontinensia urin nokturnal. erbagai macam obat "uga dapat mencetuskan ter"adinya inkontinensia urin seperti 6alcium 6hannel locker& agonist adrenergic alfa& analgesic narcotic& psikotropik& antikolinergik dan diuretic. Untuk mempermudah mengingat penyebab inkontinensia urin akut reversible dapat dilihat akronim di ba%ah ini 2 D $$7 Delirium R $$7 $$7 estriksi mobilitas& retensi urin I $$7 Infeksi& inflamasi& Impaksi P $$7 0oliuria& pharmasi
2. Inkontinensia Urin Persisten
Inkontinensia urin persisten dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara& meliputi anatomi& patofisiologi dan klinis. Untuk kepentingan praktek klinis& klasifikasi klinis lebih bermanfaat karena dapat membantu evaluasi dan intervensi klinis. ategori klinis meliputi 2 a. Inkontinensia urin stress (stres inkontinence)
/ak terkendalinya aliran urin akibat meningkatnya tekanan intraabdominal& seperti pada saat batuk& bersin atau berolah raga. Umumnya disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul& merupakan penyebab tersering inkontinensia urin pada lansia di ba%ah (5 tahun. Lebih sering ter"adi pada %anita tetapi mungkin ter"adi pada laki$laki akibat kerusakan pada sfingter urethra setelah pembedahan transurethral dan radiasi. 0asien mengeluh mengeluarkan urin pada saat terta%a& batuk& atau berdiri. umlah urin yang keluar dapat sedikit atau banyak. b. Inkontinensia urin urgensi (urgency inkontinence)
eluarnya urin secara tak terkendali dikaitkan dengan sensasi keinginan berkemih. Inkontinensia urin "enis ini umumnya dikaitkan dengan kontraksi detrusor tak terkendali ,detrusor overactivity-. *asalah$masalah neurologis sering dikaitkan dengan inkontinensia urin urgensi ini& meliputi stroke& penyakit 0arkinson& demensia dan cedera medula spinalis. 0asien mengeluh tak cukup %aktu untuk sampai di toilet setelah timbul keinginan untuk berkemih sehingga timbul peristi%a inkontinensia urin. Inkontinensia tipe urgensi ini merupakan penyebab tersering inkontinensia pada lansia di atas (5 tahun. 4atu variasi inkontinensia urgensi adalah hiperaktifitas detrusor dengan kontraktilitas yang terganggu. 0asien mengalami kontraksi involunter tetapi tidak dapat mengosongkan kandung kemih sama sekali. *ereka memiliki ge"ala seperti inkontinensia urin stress& overflo% dan obstruksi. 8leh karena itu perlu untuk mengenali kondisi tersebut karena dapat menyerupai ikontinensia urin tipe lain sehingga penanganannya tidak tepat. c. Inkontinensia urin luapan overflo! (overflo! incontinence)
/idak terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi kandung kemih yang berlebihan. 9al ini disebabkan oleh obstruksi anatomis& seperti pembesaran prostat& faktor neurogenik pada diabetes melitus atau sclerosis multiple& yang menyebabkan berkurang atau tidak berkontraksinya kandung kemih& dan faktor$faktor obat$obatan. 0asien umumnya mengeluh keluarnya sedikit urin tanpa adanya sensasi bah%a kandung kemih sudah penuh. ". Inkontinensia urin fungsional
*emerlukan identifikasi semua komponen tidak terkendalinya pengeluaran urin akibat faktor$faktor di luar saluran kemih. 0enyebab tersering adalah demensia berat& masalah muskuloskeletal berat& faktor lingkungan yang menyebabkan kesulitan untuk pergi ke kamar mandi& dan faktor psikologis. 4eringkali inkontinensia urin pada lansia muncul dengan berbagai ge"ala dan gambaran urodinamik lebih dari satu tipe inkontinensia urin. 0enatalaksanaan yang tepat memerlukan identifikasi semua komponen.
#valuasi Inkontinensia Urin
/u"uan evaluasi a%al adalah untuk memastikan adanya inkontinensia urin dan mengenali penyebab$penyebab yang bersifat sementara& pasien yang perlu dievaluasi lebih lan"ut& dan pasien yang bisa memulai pengobatan tanpa memerlukan u"i$u"i yang canggih.
Ri!ayat Penyakit
i%ayat penyakit harus menekankan pada ge"ala yang muncul secara rinci agar dapat ditentukan tipe inkontinensia& patofisiologi dan f aktor$faktor pemicu. a. $a%a "an karakteristik inkontinensia urin •
• • • • •
:aktu dan "umlah urin pada saat mengalami inkontinensia urin dan saat kering ,kontinen;supan cairan& "enis ,kopi& cola& teh- dan "umlahnya. +e"ala lain seperti nokturia& disuria& frek%ensi& hematuria dan nyeri. e"adian yang menyertai seperti batuk& operasi& diabetes& obat$obatan. 0erubahan fungsi usus besar atau kandung kemih. 0enggunaan 0ad atau *odalitas lainnya.
b. Pengobatan inkontinensia urin sebelu%nya "an &asilnya
i%ayat medis harus memperhatikan masalah$masalah seperti diabetes& gagal "antung& insufisiensi vena& kanker& masalah neurologis& stroke dan penyakit 0arkinson. /ermasuk di dalamnya ri%ayat sistem urogenital seperti pembedahan abdominal dan pelvis& melahirkan& atau infeksi saluran kemih.
/u"uan pemeriksaan fisik adalah mengenali pemicu inkontinensia urin dan membantu menetapkan patofisiologinya. 4elain pemeriksaan fisik umum yang selalu harus dilakukan& pemeriksaan terhadap abdomen& genitalia& rectum& fungsi neurologis& dan pelvis ,pada %anita- sangat diperlukan. •
•
•
•
0emeriksaan abdomen harus mengenali adanya kandung kemih yang penuh& rasa nyeri& massa& atau ri%ayat pembedahan. ondisi kulit dan abnormalitas anatomis harus diidentifikasi ketika memeriksa genitalia. 0emeriksaan rectum terutama dilakukan untuk medapatkan adanya obstipasi atau skibala& dan evaluasi tonus sfingter& sensasi perineal& dan refleks bulbokavernosus. =odul prostat dapat dikenali pada saat pemeriksaan rectum. 0emeriksaan pelvis mengevaluasi adanya atrofi mukosa& vaginitis atrofi& massa& tonus otot& prolaps pelvis& dan adanya sistokel atau rektokel.
•
0emeriksaan fisik seyogyanya "uga meliputi pengka"ian tehadap status fungsional dan kognitif& memperhatikan apakah pasien menyadari keinginan untuk berkemih dan mengunakan toilet. Pe%eriksaan Pa"a Inkontinensia Urin 1. es "iagnostik pa"a inkontinensia urin
*enurut 8uslander& tes diagnostik pada inkontinensia perlu dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang potensial mengakibatkan inkontinensia& mengidentifikasi kebutuhan klien dan menentukan tipe inkontinensia. engukur sisa urin setela& berke%i&* "ilakukan "engan cara +
4etelah buang air kecil& pasang kateter& urin yang keluar melalui kateter diukur atau menggunakan pemeriksaan ultrasonik pelvis& bila sisa urin 7 1 cc berarti pengosongan kandung kemih tidak adekuat. Urinalisis
Dilakukan terhadap spesimen urin yang bersih untuk mendeteksi adanya faktor yang berperan terhadap ter"adinya inkontinensia urin seperti hematuri& piouri& bakteriuri& glukosuria& dan proteinuria. /es diagnostik lan"utan perlu dilan"utkan bila evaluasi a%al didiagnosis belum "elas. /es lan"utan tersebut adalah 2 •
• •
•
/es laboratorium tambahan seperti kultur urin& blood urea nitrogen& creatinin& kalsium glukosa sitologi. /es urodinamik $$7 untuk mengetahui anatomi dan fungsi saluran kemih bagian ba%ah /es tekanan urethra $$7 mengukur tekanan di dalam urethra saat istirahat dan saat dianmis. Imaging $$7 tes terhadap saluran perkemihan bagian atas dan ba%ah.
2. Pe%eriksaan penun,ang
U"i urodinamik sederhana dapat dilakukan tanpa menggunakan alat$alat mahal. 4isa$sisa urin pasca berkemih perlu diperkirakan pada pemeriksaan fisis. 0engukuran yang spesifik dapat dilakukan dengan ultrasound atau kateterisasi urin. *erembesnya urin pada saat dilakukan penekanan dapat "uga dilakukan.
. /atatan berke%i& (voi"ing recor")
6atatan berkemih dilakukan untuk mengetahui pola berkemih. 6atatan ini digunakan untuk mencatat %aktu dan "umlah urin saat mengalami inkontinensia urin dan tidak inkontinensia urin& dan ge"ala berkaitan dengan inkontinensia urin. 0encatatan pola berkemih tersebut dilakukan selama 1$3 hari. 6atatan tersebut dapat digunakan untuk memantau respon terapi dan "uga dapat dipakai sebagai intervensi terapeutik karena dapat menyadarkan pasien faktor$ faktor yang memicu ter"adinya inkontinensia urin pada dirinya. Penatalaksanaan
0ada umumnya terapi inkontinensia urine adalah dengan cara operasi. ;kan tetapi pada kasus ringan ataupun sedang& bisa dicoba dengan terapi konservatif. Latihan otot dasar panggul adalah terapi non operatif yang paling populer& selain itu "uga dipakai obat$obatan& stimulasi dan pemakaian alat mekanis. 0enatalaksanaan inkontinensia urin menurut *uller adalah mengurangi faktor resiko& mempertahankan homeostasis& mengontrol inkontinensia urin& modifikasi lingkungan& medikasi& latihan otot pelvis dan pembedahan. Dari beberapa
hal tersebut di atas&
dapat dilakukan
hal$hal sebagai berikut
2
1. Pe%anfaatan kartu catatan berke%i&
>ang dicatat pada kartu tersebut misalnya %aktu berkemih dan "umlah urin yang keluar& baik yang keluar secara normal& maupun yang keluar karena tak tertahan& selain itu dicatat pula %aktu& "umlah dan "enis minuman yang diminum. 2. erapi non far%akologi
Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya inkontinensia urin& seperti hiperplasia prostat& infeksi saluran kemih& diuretik& gula darah tinggi& dan lain$lain. ;dapun terapi yang dapat dilakukan adalah 2 •
•
•
*elakukan latihan menahan kemih ,memperpan"ang interval %aktu berkemih- dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga frek%ensi berkemih '$( ?@hari. Lansia diharapkan dapat menahan keinginan untuk berkemih bila belum %aktunya. Lansia dian"urkan untuk berkemih pada interval %aktu tertentu& mula$mula setiap "am& selan"utnya diperpan"ang secara bertahap sampai lansia ingin berkemih setiap #$3 "am. *embiasakan berkemih pada %aktu$%aktu yang telah ditentukan sesuai dengan kebiasaan lansia. 0romted voiding dilakukan dengan cara menga"ari lansia mengenal kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau pengasuhnya bila ingin berkemih. /eknik ini dilakukan pada lansia dengan gangguan fungsi kognitif ,berpikir-.
*elakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan otot dasar panggul secara berulang$ulang. ;dapun cara$cara mengkontraksikan otot dasar panggul tersebut adalah dengan cara 2 Berdiri di lantai dengan kedua kaki diletakkan dalam keadaan terbuka, kemudian pinggul digoyangkan ke kanan dan ke kiri ± 10 kali, ke depan ke belakang ± 10 kali, dan berputar searah dan berlawanan dengan jarum jam ± 10 kali. Gerakan seolah-olah memotong feses pada saat kita buang air besar dilakukan ± 10 kali. Hal ini dilakukan agar otot dasar panggul menjadi lebih kuat dan urethra dapat tertutup dengan baik. •
-. erapi far%akologi •
•
•
8bat$obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah antikolinergik seperti 8?ybutinin& 0ropantteine& Dicylomine& flavo?ate& Imipramine. 0ada inkontinensia stress diberikan alfa adrenergic agonis& yaitu pseudoephedrine untuk meningkatkan retensi urethra. 0ada sfingter rela? diberikan kolinergik agonis seperti ethanechol atau alfakolinergik antagonis seperti praAosin untuk stimulasi kontraksi& dan terapi diberikan secara singkat.
. erapi pe%be"a&an
/erapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress dan urgensi& bila terapi non farmakologis dan farmakologis tidak berhasil. Inkontinensia tipe overflo% umumnya memerlukan tindakan pembedahan untuk menghilangkan retensi urin. /erapi ini dilakukan terhadap tumor& batu& divertikulum& hiperplasia prostat& dan prolaps pelvic ,pada %anita-. 0.o"alitas lain
4ambil melakukan terapi dan mengobati masalah medik yang menyebabkan inkontinensia urin& dapat pula digunakan beberapa alat bantu bagi lansia yang mengalami inkontinensia urin& diantaranya adalah pampers& kateter& dan alat bantu toilet seperti urinal& komod dan bedpan. Pa%pers Dapat digunakan pada kondisi akut maupun pada kondisi dimana pengobatan sudah tidak berhasil mengatasi inkontinensia urin.
=amun pemasangan pampers "uga dapat menimbulkan masalah seperti luka lecet bila "umlah air seni melebihi daya tampung pampers sehingga air seni keluar dan akibatnya kulit men"adi lembab& selain itu dapat menyebabkan kemerahan pada kulit& gatal& dan alergi. Kateter ateter menetap tidak dian"urkan untuk digunakan secara rutin karena dapat menyebabkan infeksi saluran kemih& dan "uga ter"adi pembentukan batu. 4elain kateter menetap& terdapat kateter sementara yang merupakan alat yang secara rutin digunakan untuk mengosongkan kandung kemih. /eknik ini digunakan pada pasien yang tidak dapat mengosongkan kandung kemih. =amun teknik ini "uga beresiko menimbulkan infeksi pada saluran kemih.
Alat bantu toilet
4eperti urinal& komod dan bedpan yang digunakan oleh orang usia lan"ut yang tidak mampu bergerak dan men"alani tirah baring. ;lat bantu tersebut akan menolong lansia terhindar dari "atuh serta membantu memberikan kemandirian pada lansia dalam menggunakan toilet.