Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g Bertambah majunya keadaan ekonomi, meningkatnya berbagai teknologi,
dan fasilitas kesehatan menyebabkan angka harapan hidup manusia semakin panjang. Angka harapan hidup merupakan barometer kemajuan suatu bangsa. Indonesia Indonesia sebagai negara berkembang berkembang dengan perkembang perkembangan an yang cukup baik, semakin tinggi harapan hidupnya. Harapan hidup ini berdampak pada meningkatnya jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia. Indonesia menempati peringkat ke-! dunia untuk populasi populasi lansia ("ira, #!!). Angka harapan hidup penduduk Indonesia pada tahun $$! sampai tahun #!!! terjadi peningkatan. %umlah penduduk lansia pada tahun $$! berjumlah ,& juta ji'a (junaidi, #!!). Harapan hidup yang meningkat menyebabkan penuaan penduduk dunia semakin lama semakin banyak, diperkirakan pada tahun #!!* sekitar *+! juta ji'a dan sekitar *! dari jumlah lansia itu berada pada negara-negara berkembang. Indonesia memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structural population) karena mempunyai jumlah penduduk dengan usia *! tahun ke atas sekitar ,$! dari jumlah penduduk di Indonesia. ada #!!, jumlah lansia sebesar #&,$ juta atau sekitar sekitar $, $, dengan dengan usia usia harapa harapan n hidup hidup *,/ *,/ tahun tahun (0enko (0enkokes kesra ra #!!, #!!, dalam 1unartyasih 2 3inda #!&). ro roses ses menu menuaa (agi (aging ng)) adal adalah ah pros proses es alam alamii yang ang dise disert rtai ai adan adany ya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama sama lain. lain. 4eadaa 4eadaan n itu cender cenderung ung berpot berpotens ensii menimb menimbulk ulkan an masala masalah h kesehatan secara umum maupun kesehatan ji'a secara khusus pada lansia. 0asalah kesehatan kesehatan ji'a lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien 5eriatri dan sikogeriatri yang merupakan bagian dari 5erontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lai lain-lain." n."im imbul bulnya nya perhat perhatian ian pada pada orangorang-ora orang ng usia usia lanjut lanjut dikaren dikarenaka akan n adan adany ya
sifa sifatt-si sifa fatt
atau atau
fakt fakto or-fa r-fak ktor tor
kehidupan pada usia lanjut (1etya'an, #!&).
1 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
khusu hususs
yang ang
mempe empen ngaru garuhi hi
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
3ansia 3ansia merupa merupakan kan tahap tahap terakh terakhir ir dalam dalam tahap tahap pertum pertumbuh buhan. an. 3ansia 3ansia merupa merupakan kan proses proses alami alami yang yang tidak tidak dapat dapat dihind dihindari ari oleh oleh setiap setiap indi6i indi6idu du (epsos (epsos #!!*, #!!*, dalam dalam 4risty 4ristyani anings ngsih ih #!) #!).. roses roses menua menua (aging (aging)) adalah adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis psikologis maupun sosia sosiall yang yang sali saling ng beri berint ntera eraks ksii satu satu sama sama lain lain.. 4ead 4eadaa aan n itu itu cend cender erun ung g berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara s ecara umum maupun kesehatan ji'a secara s ecara khusus pada lansia. 0asalah kesehatan kese hatan ji'a lansia termasuk juga dalam dalam masalah masalah keseha kesehatan tan yang yang dibaha dibahass pada pada pasien pasien-pa -pasien sien geriatr geriatrii dan psikogeriatri yang merupakan bagian dari 5erontologi, yaitu ilmu yang mempela mempelajari jari segala segala aspek aspek dan masalah masalah lansia lansia,, melipu meliputi ti aspek aspek fisiolo fisiologis, gis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain. roses menua akan terjadi ter jadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis maupun psikologis. 5ejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah, masalah tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan ji'a (%uniarti, #!!). engan engan semaki semakin n mening meningkat katny nyaa jumlah jumlah lanjut lanjut usia usia di Indone Indonesia sia akan akan menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks baik dari masalah fisik maupun psikososial. 0asalah psikososial yang paling banyak terjadi pada lansia seperti kesepian, perasaan sedih, depresi, dan ansietas (kecemasan). Ansiet Ansietas as termasu termasuk k salah salah satu masalah masalah kesehat kesehatan an ji'a ji'a yang yang paling paling sering sering muncul ("amher 2 7oorkasiani #!!$, dala, 1ubandi dkk #!&). 0asalah kesehatan ji'a yang sering timbul pada lansia meliputi ansietas, depresi depresi,, insomn insomnia, ia, dan demens demensia ia (0arya (0aryam, m, #!!). #!!). Ansiet Ansietas as merupa merupakan kan respon indi6idu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari yang ditandai dengan kebingungan, kekha'atiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Budi Anna 4, #!). Ansietas Ansietas merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ansietas merupakan campuran berisikan ketakut ketakutan an dan keprih keprihati atinan nan mengen mengenai ai masa-m masa-masa asa mendat mendatang ang tanpa tanpa sebab sebab khusus untuk ketakutan tertentu. Ansietas pada lansia memiliki gejala seperti
2 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
3ansia 3ansia merupa merupakan kan tahap tahap terakh terakhir ir dalam dalam tahap tahap pertum pertumbuh buhan. an. 3ansia 3ansia merupa merupakan kan proses proses alami alami yang yang tidak tidak dapat dapat dihind dihindari ari oleh oleh setiap setiap indi6i indi6idu du (epsos (epsos #!!*, #!!*, dalam dalam 4risty 4ristyani anings ngsih ih #!) #!).. roses roses menua menua (aging (aging)) adalah adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis psikologis maupun sosia sosiall yang yang sali saling ng beri berint ntera eraks ksii satu satu sama sama lain lain.. 4ead 4eadaa aan n itu itu cend cender erun ung g berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara s ecara umum maupun kesehatan ji'a secara s ecara khusus pada lansia. 0asalah kesehatan kese hatan ji'a lansia termasuk juga dalam dalam masalah masalah keseha kesehatan tan yang yang dibaha dibahass pada pada pasien pasien-pa -pasien sien geriatr geriatrii dan psikogeriatri yang merupakan bagian dari 5erontologi, yaitu ilmu yang mempela mempelajari jari segala segala aspek aspek dan masalah masalah lansia lansia,, melipu meliputi ti aspek aspek fisiolo fisiologis, gis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain. roses menua akan terjadi ter jadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis maupun psikologis. 5ejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah, masalah tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan ji'a (%uniarti, #!!). engan engan semaki semakin n mening meningkat katny nyaa jumlah jumlah lanjut lanjut usia usia di Indone Indonesia sia akan akan menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks baik dari masalah fisik maupun psikososial. 0asalah psikososial yang paling banyak terjadi pada lansia seperti kesepian, perasaan sedih, depresi, dan ansietas (kecemasan). Ansiet Ansietas as termasu termasuk k salah salah satu masalah masalah kesehat kesehatan an ji'a ji'a yang yang paling paling sering sering muncul ("amher 2 7oorkasiani #!!$, dala, 1ubandi dkk #!&). 0asalah kesehatan ji'a yang sering timbul pada lansia meliputi ansietas, depresi depresi,, insomn insomnia, ia, dan demens demensia ia (0arya (0aryam, m, #!!). #!!). Ansiet Ansietas as merupa merupakan kan respon indi6idu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari yang ditandai dengan kebingungan, kekha'atiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Budi Anna 4, #!). Ansietas Ansietas merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ansietas merupakan campuran berisikan ketakut ketakutan an dan keprih keprihati atinan nan mengen mengenai ai masa-m masa-masa asa mendat mendatang ang tanpa tanpa sebab sebab khusus untuk ketakutan tertentu. Ansietas pada lansia memiliki gejala seperti
2 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
perasaan takut atau kha'atir, mudah tersinggung, kece'a, gelisah, gelis ah, perassaan perass aan kehilangan, sulit tidur sepanjang malam, sering membayangkan hal-hal yang menaku menakutka tkan n dan rasa panik panik pada pada hal yang yang ringan ringan,, konflik konflik-ko -konfl nflik ik yang yang ditekan dan berbagai masalah yang tidak terselesaikan akan menimbulkan ansietas (0aryam dkk #!!, dalam 1oemantri dkk #!#). Ansietas ini disebabkan beberapa faktor, antara lain faktor internal dan fakt faktor or
ekst ekster erna nall
(Akh (Akhir iry yani, ani, #!! #!!). ).
8akt 8aktor or inte intern rnal al
meli melipu puti ti
umur umur,,
pengalaman, tingkat pendidikan, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, keluarga, dan spiritual. 9ntuk mengurangi perasaan cemas dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain mendekatkan diri pada keluarga, teman-teman sebaya dan juga bisa lebih mendekatkan diri kepada agama. %uga perlu adanya pendampingan yang khusus terhadap lansia dan perbaikan kondisi lingkungan agar ansietas pada lansia menurun ("itus, #!!+). 1pielberger ($**) dalam 1lameto (#!!& : +) membedakan kecemasan atas atas dua dua bagi bagian an;; kece kecema masa san n seba sebaga gaii suat suatu u sifa sifatt (tra (trait it an
malada maladapti ptif. f. 4ecemas 4ecemasan= an=an< an
dan
kegeli kegelisaha sahan=r n=restl estlessn essness ess
meru merupa paka kan n salah salah satu satu masal masalah ah yang yang bany banyak ak mend mendap apat at perh perhati atian an dan dan penelitian para sufi maupun para ahli psikologi. >emas dan gelisah adalah bentuk ketakutan diri terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. erasaan cemas cemas biasany biasanyaa muncul muncul manaka manakala la seseora seseorang ng berada berada dalam dalam suatu suatu keadaa keadaan n
3 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
yang ia duga akan merugikan dan mengancam diri, jabatan karier atau usaha bisnisnya, di mana ia merasa tidak berdaya menghadapinya (?ulfitri, #!/). 1ebenarnya apa yang dicemaskan itu belum tentu terjadi. @asa cemas itu pada dasarnya adalah ketakutan yang kita bangun sendiri yang kemudian melahirkan perilaku gelisah. uduk tak tenang, berdiri rasa mengambang, tidur seperti di a'ang-a'ang, makanan dan minuman terasa hambar (3estari,#!&). 1pielberger ($**) dalam 1lameto (#!!& : +) membedakan kecemasan atas dua bagian; kecemasan sebagai suatu sifat (trait an
"ujuan penulisan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dan asuhan kepera'atan pada lansia dengan masalah ansietas #. "ujuan enulisan 4husus a. 9ntuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia. b. 9ntuk mengetahui masalah yang sering muncul pada lansia. c. 9ntuk mengetahui penanganan masalah yang sering muncul pada lansia secara umum. d. 9ntuk mengetahui fokus pengkajian masalah yang sering muncul pada lansia. e. 9ntuk mengetahui diagnosa kepera'atan yang muncul pada lansia. f. 9ntukmengetahui inter6ensikepera'atan dalam menangani masalah yang sering muncul pada lansia.
4 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
5 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Lanjut Usia Lansia! ".
Pengertian Lanjut Usia
3ansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia yang merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap indi6idu. erubahan-perubahan fisiologis maupun psikososial, akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan ji'a (0aryam dkk, #!!). 3ansia adalah seseorang laki-laki ataupun perempuan yang berusia *! tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial) mampu karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan
(tidak
potensial).
Berdasarkan
definisi
tersebut
dapat
disimpulkan lansia adalah seseorang yang berusia *! tahun ke atas dengan perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis (1ikhan #!!$, dalam 1uparmi #!). 3ansia adalah seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya *+ tahun keatas (1etianto, #!!/). 3ansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (udjiastuti, #!!&). ari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang usianya *! tahun ke atas yang di tandai dengan penurunan kemampuan
tubuh
beradaptasi dan
memiliki
tanda-tanda
terjadinya
penurunan fungsi bilogis, fisiologis, psikologis, sosial, dan ekonomi.
#.
Klasi$ikasi Lanjut Usia 0enurut 9ndang-9ndang 7omor & "ahun $$ dalam Bab I ayat #
yang berbunyi 3anjut 9sia adalah seseorang yang mencapai usia *! tahun ke atas. 0enurut Corld Health DrganiEation (CHD): a. 9sia ertengahan (middle age) : /+-+$ tahun 6 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
b. 3anjut 9sia (ederly) : *!-/ tahun c. 3anjut 9sia "ua (old) : +-$! tahun d. 9sia 1angat "ua (6ery old) : di atas $! tahun %.
Tipe Lanjut Usia "ipe lansia menurut 7ugroho #!!!, dalam 0aryam dkk #!! : a. "ipe arif bijaksana 4aya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
Eaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, derma'an, memenuhi undangan, dan menjadi panutan. b. "ipe mandiri 0engganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan. c. "ipe tidak puas 4onflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut. d. "ipe pasrah 0enerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja. e. "ipe bingung 4aget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh. &.
Peru'a(an )iste* Tu'u( Lansia Nugro(o+ #,,,! a. erubahan 8isik ) 1el #) 1istem ersarafan &) 1istem endengaran /) 1istem englihatan +) 1istem 4ardio6askular *) 1istem ernapasan ) 1istem 5astrointestinal ) 1istem Fndokrin $) 1istem Integumen !) 1istem 0uskuloskeletal b. erubahan 0ental 8aktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental antara lain
mudah curiga, bertambah pelit atau tamak jika memiliki sesuatu dan egois. 1ikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia yaitu keinginan berumur panjang, ingin tetap ber'iba'a dan dihormati (Bandiyah, #!!$). 8aktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
7 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
) 4enangan (0emory) #) IG (Intellegentia Guantion) c. erubahan sikososial ada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. 8ungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. 1ementara
fungsi
psikomotorik
(konatif)
meliputi
hal-hal
yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bah'a lansia menjadi kurang cekatan. engan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan lima tipe kepribadian lansia sebagai berikut: ) "ipe kepribadian konstruktif (construction personality), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap #)
sampai sangat tua. "ipe kepribadian mandiri (independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post po'er sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang, dapat
&)
inernberikan otonomi pada dirinya. "ipe kepribadian tergantung (dependent personality), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika
/)
tidak segera bangkit dari kedukaannya. "ipe kepribadian bermusuhan (hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puns dengan kchiclupannya, banyak keingimin y'ig kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi
+)
ekonominya menjadi morat-marit. "ipe kepribadian kritik diri (self hate personality), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri
sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya. 0enurut 4ristansi (#!!) peruahan psikologis pada lansia adalah:
8 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
) 0erasakan atau sadar akan kematian (sense of a'arness of mortality) #) erubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah pera'atan bergerak lebih sempit. &) Fkonomi akibat pemberhentian
dari
jabatan
(economic
depri6iation) /) 0eningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit +) *) ) )
bertambahnya biaya pengobatan. enyakit kronis dan ketidakmampuan. 5angguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian. 5angguan giEi akibat kehilangan jabatan. @angkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman-teman dan keluarga. $) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.
0enurut kallo (#!&) 3anjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila: ) 4etergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain). #) 0engisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain. -.
asala( /ang )ering un0ul Pa1a Lansia a. Depresi ) en ge rt ia n epresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan
komponen psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi (Afda Cahyulingsih dan 1ukamto, #!&). epresi yang merupakan masalah mental paling banyak ditemui pada lansia membutuhkan penatalaksanaan holistik dan seimbang pada aspek fisik, mental dan sosial. i samping itu, depresi pada
9 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
lansia harus di'aspadai dan dideteksi sedini mungkin karena dapat mempengaruhi perjalanan penyakit fisik dan kualitas hidup pasien. eteksi dini perlu dilakukan untuk me'aspadai depresi, terutama pada lansia dengan penyakit degeneratif, lansia yang menjalani pera'atan lama di rumah sakit, lansia dengan keluhan somatik kronis, lansia dengan imobilisasi berkepanjangan serta lansia dengan isolasi sosial (3estari, #!&). #) enyebab depresi pada lansia: a) enyakit fisik b) enuaan c) 4urangnya perhatian dari pihak keluarga d) 5angguan pada otak (penyakit cerebro6askular) e) 8aktor psikologis, berupa penyimpangan perilaku oleh karena cukup banyak lansia yang mengalami peristi'a kehidupan yang tidak menyenangkan atau cukup berat. f) 1erotonin dan norepinephrine g) ?at-Eat kimia didalam otak (neurotransmitter) tidak seimbang. 7eurotransmitter sendiri adalah Eat kimia yang membantu komunikasi antar sel-sel otak. &) 8aktor pencetus depresi pada lansia: a) 8aktor biologik, misalnya faktor genetik, perubahan struktural otak, faktor risiko 6askular, kelemahan fisik. b) 8aktor psikologik yaitu tipe kepribadian, relasi interpersonal,
peristi'a
kehidupan
seperti
berduka,
kehilangan orang dicintai, kesulitan ekonomi dan perubahan situasi, stres kronis dan penggunaan obat-obatan tertentu. /) 5ejala depresi pada lansia: a) 1ecara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. "antangan yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak rnemberikan kesenangan. b) 4eluhan fisik biasanya ter'ujud pada perasaan fisik seperti: istorsi dalam perilaku makan. Drang yang mengalami depresi tingkat sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika. kondisinya telah parah
seseorang cenderung akan kehilangan gairah makan. 7yeri (nyeri otot dan nyeri kepala) 0erasa putus asa dan tidak berarti. 4eyakinan bah'a seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak
10 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. emikiran seperti, saya menyia-nyiakan hidup saya atau saya tidak bisa rncncapai banyak kemajuan,
seringkali terjadi. Berat badan berubah drastis 5angguan tidur. "ergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. "etapi dilain pihak banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak
tidur. 1ulit berkonsentrasi. 4apasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk mernecahkan masalah secara efektif. Drang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk
memfokuskan
perhatiannya
pada
sebuah masalah untuk jangka 'aktu tertentu. 4eluhan umum yang sering terjadi adalah, saya tidak bisa
berkonsentrasi. 4eluarnya keringat yang berlebihan 1esak napas 4ejang usus atau kolik 0untah iare Berdebar-debar 5angguan dalam akti6itas normal seseorang. 1eseorang yang
mengalami
depresi mungkin akan
mencoba
melakukan lebih dari kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya. ilain pihak, seseorang lainnya yang mengalami depresi mungkin
akan gampang letih dan lemah. 4urang energi. Drang yang
mengalami
depresi
cenderung untuk mengatakan atau merasa, saya selalu merasah lelah atau saya capai. c) 1ecara biologik dipacu dengan perubahan neurotransmitter, penyakit sistemik dan penyakit degeneratif. d) 1ecara psikologik: 4ehilangan harga diri= martabat 4ehilangan secara fisik benda yang disayangi
11 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
erilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan alkohol= narkoba, nikotin, dan obatobat lainnya, makan
berlebihan,
seseorang
masalah
mempunyai
terutama
kesehatan
kalau seperti
misalnya menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara tidak langsung. 0empunyai pemikiran ingin bunuh diri e) 5ejala social ditandai oleh kesulitan ekonomi seperti tak punya tempat tinggal. '. De*ensia ) engertian emensia adalah gangguan progresif kronik yang dicirikan dengan kerusakan berat pada proses kognitif dan disfungsi kepribadian serta perilaku (Isaac, #!!/). emensia ialah kemunduran fungi mental umum, terutama intelegensi, disebabkan oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (irre6ersible) (0aramis, $$+). #) 5ejala demensia a) Afasia: kehilangan kemampuan berbahasa; kemampuan berbicara memburuk dan klien sulit menemukan katakata. b) Apraksia:
rusaknya
kemampuan
melakukan
akti6itas
motorik sekalipun fungsi sensoriknya tidak mengalami kerusakan. c) Agnosia: kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek atau benda urnurn 'alaupun fungsi sensoriknya tidak mengalami kerusakan. d) 4onfabulasi: mengisi celah-celah ingatannya dengan fantasi yang diyakini oleh indi6idu yang terkena. e) 1undo'n sindrom: memburuknya disorientasi di malam hari. 2.
Penanganan )e0ara U*u* Pa1a Lansia iagnosis medis gangguan kognitif ditetapkan dengan melakukan
skrining yang cermat untuk mengesampingkan penyebab lain gejalagejala tersebut. 1krining-skrining tersebut meliputi:
12 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
a. emeriksaan
status
kesehatan
ji'a
dan
pemeriksaan
neuropsikologik. b. pemeriksaan darah komprehensif, meliputi H3, (Hitung arah 3engkap), kimia darah, 6itamin B#, dan kadar folat, tiroid dan tes fungsi hati serta ginjal. c. 1tudi pencitraan otak, meliputi >omputed "omography (>"), ositron Fmission "omography (F") dan 0agnetic @esonance Imaging (0@I). d. 5angguan depresi pada klien lansia dapat dimanifestasikan dengan gejala-gejala yang serupa dengan gejala gangguan kognitif. Dleh karena itu, gangguan depresi harus dikesampingkan. B. Konsep Dasar Ansietas ". Pengertian Ansietas
Ansietas adalah takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. 5angguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan disertai respon perilaku, emosi, dan fisiologis (Jidebeck, #!!). Aansieta adalah kekha'atiran
yang
tidak
jelas
dan
menyebar
menyebabkan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (1tuart #!!, dalam 1arfiaka #!#). Ansietas adalah suatu keadaan tegang yang berhubungan dengan ketakutan, kekha'atiran, perasaan-perasaan bersalah, perasaan tidak aman dan kebutuhan akan kepastian. 4ecemasan pada dasarnya merupakan sebuah repons terhadap apa yang terjadi atau antisipatif, namun faktor dinamik yang dapat mempercepat kecemasan tidak disadari (Ha'ari, #!!*). 4etakutan suatu perasaan takut akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini merupakan sinyal yang menyadarkan bah'a peringatan tentang bahaya yang akan datang dan memperkuat indi6idu mengambil tindakan menghadapi ancaman. 4etakutan memiliki nilai yang positif. 0enurut 1tuart dan 3araia (#!!+) aspek positif dari indi6idu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerk maju perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. "etapi pada keadaan lanjut perasaan takut dapat mengganggu kehidupan seseorang. 1pielberger ($**) dalam 1lameto (#!!&:+) membedakan kecemasan atas dua bagian; kecemasan sebagai suatu sifat (trait an
13 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya, dan kecemasan sebagai suatu keadaan (1tate An
emas dan gelisah adalah bentuk ketakutan diri terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. erasaan cemas biasanya muncul manakala seseorang berada dalam suatu keadaan yang ia duga akan merugikan dan mengancam diri, jabatan karier atau usaha bisnisnya, di mana ia merasa tidak berdaya menghadapinya. 1ebenarnya apa yang dicemaskan itu belum tentu terjadi. @asa cemas itu pada dasarnya adalah ketakutan yang kita bangun sendiri yang kemudian melahirkan perilaku gelisah. uduk tak tenang, berdiri rasa mengambang, tidur seperti di a'ang-a'ang, makanan dan minuman terasa hambar (ur'aningtyas, #!&). #. Pen3e'a' Ansietas
>emas itu timbul akibat adanya respons terhadap kondisi stres atau konflik. @angsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri lansia, itu akan menimbulkan respons dari sistem saraf yang mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, maka muncul perangsangan pada organ-organ seperti lambung, jantung, pembuluh daerah maupun alat-alat gerak. 4arena bentuk respon yang demikian, penderita biasanya tidak menyadari hal itu sebagai hubungan sebab akibat :
14 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
a. "eori Biologis ) Biokimia Biokimia dan neurofisiologis berpengaruh pada etiologi dari kelainan-kelainan ini telah diselidiki; bagaimanapun, bukti empiris selanjutnya penting sebelum hubungan definitif dapat ditentukan ("a'nsend, $$&) #) 5enetik enyelidikan akhir-akhir ini mengindikasikan bah'a kelainan ansietas paling sering ditemukan pada populasi umum. Hal ini telah memperlihatkan bah'a kelainan ini lebih umum antara hubungan kekerabatan seseorang dengan kelainan secara biologis generasi pertama dari populasi umum (10-III-@, $) b. "eori psikososial ) sikodinamik "eori ini (Frikson, $*&) menganggap predisposisi untuk kelainan ansietas saat tugas-tugas yang diberikan untuk tahap perkembangan a'al belum terpecahkan. alam berespon terhadap stres, prilaku dihubungkan dengan penampilan tahap dini ini, seperti regresi pada seseorang atau terfiksasi pada tahap perkembangan a'al. #) Interpersonal 1ulli6an ($+&) melengkapi respon ansietas untuk kesukaran dalam hubungan interpersonal yang berasal dari hubungan a'al Ibu-anak. 3ansia yang bersama dengan anaknya akan berbeda dengan yang tinggal berpisah dengan anaknya. &) 1osiokultural Horney ($&$) menyatakan kelainan ansietas dipengaruhi oleh suatu kontradiksi
yang
banyak
terjadi
dalam
masyarakat
yang
mengkontribusi perasaan tidak aman atau ketidakberdayaan. %. 4aktor pre1isposisi Berbagai teori yang dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas : a. alam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua element kepribadianKid dan super ego. Id me'akili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedang super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh noma-norma budaya seseorang. b. 0enurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
15 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan yang spesifik. c. 0enurut pandangan perilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatau yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. akar perilaku lain menggangap ansietas sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. d. 4ajian keluarga menunjukkan bah'a gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. e. 4ajian biologis menunjukkan bah'a otak mengandung reseptor khusus untuk benEodiaEepines. @eseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas.
enghambatan
asam
aminobutirik-gamma
neroreulator (5ABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagai mana halnya dengan endorfin &. 4aktor Prespitasi a. "erpapar racun b. 4onflik yang tidak disadari mengenai nilai hidup=tujuan hidup c. Berhubungan dengan herediter d. 4ebutuhan yang tidak terpenuhi e. "ransmisi inter personal f. 4risis situasional=maturasi g. Ancaman kematian h. Ancaman terhadap konsep diri i. 1tress j. erubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi,
fungsi peran, lingkungan, status ekonomi -. Aki'at Ansietas a. ola nafas inefektif b. 4erusakan komunikasi 6erbal c. @esiko terhadap cedera d. erubahan nutrisi e. 4etidak berdayaan f. 5angguan harga diri g. @espon pasca trauma h. 4erusakan interaksi sosial
16 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
i. j.
4etakutan erubahan proses fikir
2. Jenis Ansietas a. Ansietas ringan ada tahap ini respon fisik ditandai dengan ketegangan otot ringan,
sadar akan lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian, rajin. @espon kognitif yang ditemui berupa lapang persepsi luas, terlihat tenang percaya diri, perasaan gagal sedikit 'aspada memperhatikan banyak hal dengan mempertimbangkan informasi, tingkat pembelajaran optimal. @espon emosional ditemui tanda perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, akti6itas menyendiri, terstimulasi, tenang. b. Ansietas sedang @espon fisik ditandai dengan ketegangan otot sedang, tanda-tanda 6ital meningkat, pupil dilatai, mulai berkeringat, sering mondar-mandir dan gerakan memukulkan tangan, suara berubah dan gemetar dengan nada suara tinggi, ke'aspadaan dan ketegangan meningkat, sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah dan punggung terasa nyeri. @espon kognitif berupa lapang persepsi menurun, perhatian sudah mulai selektif dan fokus terhadap stimulus, rentang perhatian menurun. enyelesaian masalah menurun. @espon emosional dengan tanda dan gejala, tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri goyah, tidak sabar dan masih bisa merasakan gembira. c. Ansietas berat @espon fisik ditemukan ketegangan otot
yang
sudah berat,
hiper6entilasi, kontak mata buruk, pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, melakukan tindakan tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang, mengerakan gigi, kebutuhan ruang gerak meningkat, mondar-mandir, berteriak, meremas tangan, gemetar. ada respon kognitif ditemui lapang persepsi terbatas, sulit berfikir dan proes berfikir pecah-pecah, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan
informasi,
hanya
memperhatikan
ancaman
preokupasi dengen pikiran sendiri, egosentris. ada respon emosional ditemui tanda dan gejala sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak adekuat, menarik diri, menyangkal dan ingin bebas dari ancaman. d. anik
17 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
ada tahap ini ditemui respon fisik berupa flight, fight, freeEe, ketegangan otot sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, tandatanda 6ital meningkat dan kemudian menurun, tidak dapat tidur, hormon stres dan
neurotransmiter berkurang, 'ajah menyeriangi,
mulut
ternganga. @espon kognitif ditemui tanda dan gejala persepsi menyempit, pikiran tidak logis, kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulasi eksternal, halusinasi, 'aham, ilusi, mungkin terjadi. @espon emosional ditemui perasaan terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut mengharapkan hasil yang buruk, kaget, dan merasa kelelahan (Jidebeck, #!!). 5. 6iri76iri Ansietas a. >iri kognitif dari ansietas erasaan terganggu terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,
sangat 'aspada kha'atir akan ditinggal sendiri, bercampur aduk atau kebingungan,
sulit
berkonsentrasi
atau
memfokuskan
pikiran,
kha'atir tentang sesuatu, keyakinan bah'a sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, ketidakmampuan dalam b.
menghadapi masalah. >iri fisik dari ansietas 1ensitif, gelisah, gugup, sulit berbicara, sering buang air kecil, sulit tidur, jantung berdetak kencang, mulut terasa kering, merasa lemas, tangan dingin, muka merah, tubuh berkeringat meskipun tidak gerah, tubuh panas atau dingin, sakit kepala, otot tegang, sakit perut, konstipasi, terengah-engah atau sesak nafas (7e6id, #!!+)
8. Tan1a 1an 9ejala Ansietas a. erilaku ) 1ubyektif a) 4lien mengatakan susah tidur b) 4lien menyatakankan resah c) 4lien mengatakan banyak pikiran
#) Dbyektif a) enurunan produktifitas b) 4e'aspadaan dan menatap
18 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
c) 4ontak mata buruk d) 5elisah e) andangan sekilas b. Afektif ) 1ubyektif a) 4lien menyatakan rasa penyesalan b) 4lien mengatakan takut pada sesuatu c) 4lien bengatakan tidak mempu melakukan sesuatu #) Dbyektif a) Iritabel b) 4esedihan yang mendalam c) 4etakutan d) 5ugup e) 0udah tersinggung c. 8isiologi Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara tidak langsung melalui timbulnya gejala=mekanisme koping untuk mempertahankan diri dari ansietas.@espon fisiologis dapat terjadi pada sistem kardio6askuler, pernafasan, meuromuskuler, 5I, perkemihan, dan kulit. ) Dbjektif a) 1uara gemetar b) 5emetar, tangan tremor c) 5oyah d) eningkatan respirasi (simpatis) e) 4einginan berkemih (parasimpatis) f) 5angguan tidur (parasimpatis) g) 7yeri abdomen (parasimpatis) h) eningkatan nadi (simpatis) i) eningkatan reflek (simpatis) j) ilatasi pupil (simpatis) d. 4ognitif ) 1ubyektif a) 4lien menyatakan bingung b) 4lien sering mengatak lupa c) 4lien sering menanyakan pertanyaan yang sama #) Dbyektif a) Bloking b) 4easikan c) 0erenung d) 4erusakan perhatian e) enurunan lapang persepsi :. E$ek Ketakutan Ansietas!
Ffek fisiologis ansietas
19 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
a. Kardiovaskuler : palpitasi, berdebar-debar, " meningkat, pinsan, " menurun, dan nadi menurun. b. Pernafasan: ernapasan meningkat, nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah. c. Neuromuskuler : terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku, gelisah, 'ajah tegang, kelemahan umum, gerakan lambat, kaki goyah. d. Gastrointestinal : hilang nafsu makan, menolak makan, abdomen tdk nyaman, nyeri abdomen, mual, perih, diare. e. Sistem perkemihan: tekanan untuk buang air kecil, atau sering buang air kecil. f. Kulit : 'ajah kemerahan, keringat lokal, gatal-gatal, rasa panas dingin, 'ajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.
",. Respon Perilaku a. Motorik : gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering kaget, bicara cepat,
kurang koordinasi, cenderung celaka, menarik diri, menghindar, menahan diri, hiper6entilasi. b. Kognitif : gangguan perhatian, tak bisa konsentrasi, pelupa, salah tafsir, pikiran blocking, menurunnya lahan persepsi, bingung, kesadaran
diri
berlebihan,
'aspada
berlebihan,
hilangnya
obyekti6itas, takut hilang kontrol, takut luka=mati. c. Afektif : tidak sabar, tegang, ner6ous, takut berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah. "". ekanis*e Koping a. Task Oriented (orientasi pd tugas) ) ipirkan utk memecahkan
masalah,
konflik,
kebutuhan. #) @ealistis memenuhi tuntutan situasi stres &) isadari dan berorientasi pada tindakan b. Ego oriented : ) "ask oriented tdk selalu berhasil #) 0elindungi self &) Berguna pada ansietas ringan atau sedang /) 0elindungi dr perasaan inadeLuacy dan buruk +) Berupa penggunaan mekanisme pertahanan mechanism)
20 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
memenuhi
diri
(defens
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
"#. Data 3ang perlu 1ikaji ; a. erilaku rodukti6itas menurun, mengamati dan 'aspada, kontak mata jelek,
gelisah, melihat sekilas sesuatu, pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling, pergerakan lengan= tangan), ungkapan perhatian berkaitan dengan merubah peristi'a dalam hidup, insomnia, perasaan gelisah. b. Afektif 0enyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, nyeri dan ketidakberdayaan meningkat secara menetap, gemeretak, ketidak pastian, kekha'atiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, kha'atir, prihatin dan mencemaskan. c. 8isiologis 1uara bergetar, gemetar=tremor tangan, bergoyang-goyang, respirasi meningkat
(simpatis),
kesegeraan
berkemih
(parasimpatis),nadi
meningkat(simpatis),dilasi pupil (simpatis), refleks-refleks meningkat (simpatis), nyeri abdomen (parasimpatis), gangguan tidur (parasimpatis), perasaan geli pada ekstremitas (parasimpatis), eksitasi kardio6askuler (simpatis), peluh meningkat, 'ajah tegang, anoreksia (simpatis), jantung berdebar-debar berkemih
(simpatis),
(parasimpatis),
diarhea kelelahan
(parasimpatis),
keragu-raguan
(parasimpatis),mulut
kering
(simpatis), kelemahan (simpatis), nadi berkurang (parasimpatis),'ajah bergejolak (simpatis), 6asokonstriksi superfisial (simpatis), berkedutan (simpatis),
tekanan
darah
(parasimpatis),keseringan
menurun
berkemih
(parasimpatis), (parasimpatis),
mual pingsan
(parasimpatis), sukar bernafas (simpatis), tekanan darah meningkat (parasimpatis) d. 4ognitif Hambatan berfikir, bingung, preokupasi, pelupa, perenungan, perhatian lemah, lapang persepsi menurun, takut akibat yang tidak khas, cenderung menyalahkan orang lain., sukar berkonsentrasi, kemampuan berkurang terhadap : (memecahkan masalah dan belajar),ke'aspadaan terhadap gejala fisiologis. e. 8aktor yang berhubungan
21 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
"erpapar toksin, konflik tidak disadari tentang pentingnya nilainilai=tujuan hidup, hubungan kekeluargaan=keturunan, kebutuhan yang tidak
terpenuhi,
interpersonal-transmisi=penularan,krisis
situasional=maturasi,ancamankematian,ancaman terhadap konsep diri, stress,
penyalahgunaan
Eat,
ancaman
terhadap
atau
perubahan
dalam:status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, lingkungan, status ekonomi .
22 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
BAB III A)E)EN KEPERA
dimaksudkan
untuk
memberikan
bantuan,
bimbingan
penga'asan,
perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara indi6idu maupun kelompok, seperti di rumah=lingkungan keluarga, anti Cerda maupun uskesmas, yang diberikan oleh pera'at. 9ntuk asuhan kepera'atan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga kepera'atan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada 'aktu tenaga kepera'atan melakukan asuhan kepera'atan di rumah atau panti. Adapun asuhan kepera'atan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain: . 9ntuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan kepera'atan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergiEi, ber6ariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani. #. 9ntuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan kepera'atan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. 4hususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet). 3anjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain: . Berkurangnya jaringan lemak subkutan #. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas &. 0enurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh /. Adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.
23 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
B. Pen1ekatan Pera=atan Lanjut Usia ". Pen1ekatan $isik
era'atan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadiankejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan penyakit yang yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. era'atan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian yaitu: a. 4lien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu melakukan sendiri. b. 4lien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. era'at harus mengetahui dasar pera'atan klien usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya. 4ebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberhasilan kurang mendapat perhatian. isamping itu kemunduran kondisi fisik akibat proses penuaan, dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar. 9ntuk klien lanjut usia yang masih aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal makanan, cara memakan obat, dan cara pindahdari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya. Hal ini penting meskipun tidak selalu keluhan-keluhan yang dikemukakan atau gejala yang ditemukan memerlukan pera'atan, tidak jarang pada klien lanjut usia dihadapkan pada dokter dalam keadaan ga'at yang memerlukan tindakan darurat dan intensif, misalnya gangguan serebro6askuler mendadak, trauma, intoksikasi dan kejang-kejang, untuk itu perlu pengamatan secermat mungkin. Adapun komponen pendekatan fisik yang lebuh mendasar adalah memperhatikan atau membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancar, makan, minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh
24 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
'aktu berjalan, tidur, menjaga sikap, tubuh 'aktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan melindungi kulit dan kecelakaan."oleransi terhadap kakurangan D# sangat menurun pada klien lanjut usia, untuk itu kekurangan D# yang mendadak harus disegah dengan posisi bersandar pada beberapa bantal, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan. 1eorang pera'at harus mampu memotifasi para klien lanjut usia agar mau dan menerima makanan yang disajikan. 4urangnya kemampuan mengunyah sering dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan. 9ntuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghidangkan makanan agak lunak atau memakai gigi palsu. Caktu makan yang teratur, menu ber6ariasi dan bergiEi, makanan yang serasi dan suasana yang menyenangkan dapat menambah selera makan, bila ada penyakit tertentu pera'at harus mengatur makanan mereka sesuai dengan diet yang dianjurkan. 4ebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi bisa saja timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Dleh karena itu, kebersihan badan, tempat tidur, kebersihan rambut, kuku dan mulut atau gigi perlu mendapat perhatian pera'atan karena semua itu akan mempengaruhi kesehatan klien lanjut usia. era'at perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan, hal ini harus dilakukan kepada klien lanjut usia yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala bila memperlihatkan kelainan, misalnya: batuk, pilek, dsb. era'at perlu memberikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan, jika ada keluhan insomnia, harus dicari penyebabnya, kemudian mengkomunikasikan dengan mereka tentang cara pemecahannya. era'at harus mendekatkan diri dengan klien lanjut usia membimbing dengan sabar dan ramah, sambil bertanya apa keluhan yang dirasakan, bagaimana tentang tidur, makan, apakah obat sudah dimminum, apakah mereka bisa melaksanakan ibadah dsb. 1entuhan (misalnya genggaman tangan) terkadang sangat berarti buat mereka.
#. Pen1ekatan psikis
25 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
isini pera'at
mempunyai peranan
penting
untuk
mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, pera'at dapat berperan sebagai supporter , interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. era'at hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan 'aktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. era'at harus selalu memegang prinsip "ripple, yaitu sabar, simpatik dan ser6ice. ada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari lingkungan, termasuk pera'at yang memberikan pera'atan.. 9ntuk itu pera'at harus selalu menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya. era'at harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya. Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan semakin lanjutnya usia. erubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristi'a yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan ke'aspadaan , perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran di'aktu siang, dan pergeseran libido. era'at harus sabar mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan, jangan menerta'akan atau memarahi klien lanjut usia bila lupa melakukan kesalahan . Harus diingat kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Bila pera'at ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, pera'at bila melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap, pera'at harus dapat mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka puas dan bahagia. %. Pen1ekatan sosial
26 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
0engadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya pera'at dalam pendekatan social. 0emberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. %adi pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi pera'at bah'a orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain enyakit memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lanjut usia untuk mengadakan konunikasi dan melakukan rekreasi, misal jalan pagi, nonton film, atau hiburan lain. "idak sedikit klien tidak tidur terasa, stress memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang dirumah sehingga menimbulkan kekece'aan, ketakutan atau kekha'atiran, dan rasa kecemasan. "idak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan ke'ajiban bersama. engan demikian pera'at tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia di anti Cerda.
&. Pen1ekatan spiritual
era'at harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan "uhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau mendeteksikematian.1ehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian, @. "ony styobuhi mengemukakn bah'a maut sering kali menggugah rasa takut. @asa semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidak pastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi bengan keluatga dan lingkungan sekitarnya. alam menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara dalam mengahadapi hidup ini. Adapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga pera'at harus dapat meyakinkan lanjut usia bah'a kalaupun kelurga tadi di tinggalkan, masih ada orang lain yang mengurus mereka, sedangkan rasa bersalah selalu menghantui pikiran lanjut usia.
27 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
9mumnya pada 'aktu kematian akan datang agama atau kepercayaan seseorang merupakan factor yang penting sekali. ada 'aktu inilah kelahiran seorang iman sangat perlu untuk melapangkan dada klien lanjut usia.engan demikian pendekatan pera'at pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik saja, melainkan pera'at lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.
6. Tujuan Asu(an Kepera=atan Lanjut Usia
Agar lanjut usia dapat melaukan kegiatan sehari Mhari secara mandiri dengan: . 0empertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan pera'atan dan pencegahan. #. 0embantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia (life support) &. 0enolong dan mera'at klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan baik kronis maupun akut. /. 0erangsang para petugas kesehatan
untuk
dapat
mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu +. 0encari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
D. 4okus Kepera=atan Lanjut Usia 4epera'atan lanjut usia berfokus pada :
. eningkatan kesehatan (helth promotion) #. encegahan penyakit (pre6entif) &. 0engoptimalkan fungsi mental /. 0engatasi gangguan kesehatan yang umum. E. Ases*en Kepera=atan ". Pengkajian a. @i'ayat
28 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
4aji ulang ri'ayat klien dan pemeriksaan fislk untuk adanya tanda dan gejala karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis. b. 4aji adanya demensia. engan alat-alat yang sudah distandardisasi, meliputi ) 0ini 0ental 1tatus FurigaN "idak berdayaN 8rustasiN &) @espon kognitif. Bagaimana tingakat orientasi klienN Apakah klien mengalami kehilangan ingatan tentang halOhal yang baru saja atau yang sudah lama terjadiN 1ulit mengatasi masalah, mengorganisasikan
atau
mengabstrakanN
4urang
mampu
membuat penilaianN "erbukti mengalami afasia, agnosia, atau, apraksiaN f. 3uangkan 'aktu bersama pemberi asuhan atau keluarga ) Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia
sudah
menjadi
pemberi
asuhan
dikeluarga
tersebut.
(emensia jenis alEheimer tahap akhir dapat sangat menyulitkan karena sumber daya keluarga mungkin sudah habis). #) ldentifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota keluarga yang lain. &) Identifikasi pengetahuan dasar tentang pera'atan klien dan sumber daya komunitas (catat hal-hal yang perlu diajarkan). /) Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.
29 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
+) Identilikasi
kekha'atiran
tertentu
tentang
klien
dan
kekha'atiran pemberi asuhan tentang dirinya sendiri. g. 0asalah kepera'atan menurut 1tuart and 1unden ($$) ) Ansietas #) Isolasi sosial : menarik diri &) 4oping indi6idu tidak efektif /) "idak efektifnya koping keluarga +) Harga diri rendah : 5angguan konsep diri. *) erilaku kekerasan ) "idak efektifnya pelaksanaan regimen terapeutik ) Hambatan 0obilitas fisik berhubungan dengan ketakutan atau ansietas berat. $) 5angguan pola tidur berhubungan dengan 4etakutan (ansietas) !) @esiko membahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak berharga dan putus asa. #. Diagnosa a. epresi ) 0obilitas fisik, hambatan b.d gangguan konsep diri, depresi, ansietas berat. #) 5angguan pola tidur b.d ansietas &) 4etidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu dalam memasukkan, memasukan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi /) 0embahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak berharga dan putus asa. +) Inkontinensia
urin
fungsional
berhubungan
dengan
keterbatasan neuromuskular yang ditandai dengan 'aktu yang diperlukan pengosongan
ke
toilet bladder
melebihi dan
'aktu
tidak
untuk
mampu
menahan mengontrol
pengosongan b. emensia ) @isiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan kognitif. #) 5angguan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran kehilangan atau kerusakan memori sekunder &) 4erusakan 0emori b.d gangguan neurologis /) 4urang pera'atan diri : hygiene dan atau toileting berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
30 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
+) otensial
terhadap
ketidakefektifan
koping
keluarga
berhubungan dengan pengaruh penyimpangan jangka panjang dari proses penyakit %. Inter>ensi Depresi a. 0obilitas fisik, hambatan b.d gangguan konsep diri, depresi, ansietas
berat. "ujuan : asien mampu berpartisipasi dalam memutuskan pera'atan dirinya, asien mampumelakukan kegiatan dalam menyelesaikan masalahnya
4riteria Hasil : . 4erusakan mobilitas diri tidak terjadi Inter>ensi ; ) Bicara secara langsung dengan klien; hargai indi6idu dan ruang pribadinya jika tepat #) Beri kesempatan terstruktur bagi klien untuk membuat pilihan pera'atan &) 1usun sasaran akti6itas progresif dengan klien /) Bersama keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini b. 5angguan pola tidur b.d ansietas "ujuan : 1etelah dilakukan tindakan kepera'atan s ebanyak &< kunjungan klien memiliki pola tidur yang teratur 4riteria Hasil : a.) 4lien mampu memahami factor penyebab gangguan pola tidur. b.) 4lien mampu menentukan penyebab tidur inadekuat. c.) 4lien mampu memahami rencana khusus untuk menangani atau mengoreksi penyebab tidur tidak adekuat. d.) 4lien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan penurunan terhadap pikiran yang melayang-layang (melamun). e.) 4lien tampak atau melaporkan dapat beristirahat yang cukup. Inter>ensi ; ) Identifikasi gangguan dan 6ariasi tidur yang dialami dari pola
yang biasanya #) Anjurkan latihan relaksasi, seperti musik lembut sebelum tidur
31 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
&) 4urangi asupan kafein pada sore dan malam hari /) Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang +) *) ) )
untuk memfasilitasi agar pasien dapat tidur. "etapkan pola kegiatan dan tidur pasien 0onitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya %elaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum jam
tidurnya c. 4etidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu dalam memasukkan, memasukan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi "ujuan : 1etelah dilakukan inter6ensi kepera'atan selama &P#/ jam pasien diharapkan mampu, dengan kriteria: . Asupan nutrisi tidak bermasalah #. Asupan makanan dan cairan tidak bermasalah &. Fnergy tdak bermasalah /. Berat badan ideal
4riteria Hasil : . Asupan nutrisi terpenuhi dan seimbang #. Berat badan menjadi ideal (seimbang) &, Fnergy klien terpenuhi Inter>ensi ; ) 4olaborasi dengan anggota tim kesehatan untuk memuat perencanaan pera'atan jika sesuai. #) iskusikan dengan tim dan pasien untuk membuat target berat badann, jika berat badan pasien tdak sesuia dengan usia dan bentuk tubuh. &) iskusikan dengan ahli giEi untuk menentukan asupan kalori setiap hari supaya mencapai dan atau mempertahankan berat badan sesuai target. /) Ajarkan dan kuatkan konsep nutrisi yang baik pada pasien +) 4embangkan hubungan suportif dengna pasien
32 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
*) orong pasien untuk memonitor diri sendiri terhadap asupan makanan dan kenaikan atau pemeliharaan berat badan ) 5unakan teknik modifikasi tingkah laku untuk meningkatkan berat badan dan untuk menimimalkan berat badan. ) Berikan pujian atas peningkatan berat badan dan tingkah laku yang mendukung peningkatan berat badan. d. 0embahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak berharga dan putus asa. "ujuan : asien tidak membahayakan dirinya sendiri, asien mampu memilihalternati6e penyelesaian masalah yang konstruktif
4riteria Hasil : . @esiko membahayakan diri tidak terjadi Inter>ensi ; ) Identifikasi derajat resiko = potensi untuk bunuh diri #) 3akukan tindakan pencegahan bunuh diri &) 0endiskusikan dengan keluarga koping positif yang pernah dimiliki klien dalam menyelesaikan masalah e. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan neuromuskular yang ditandai dengan 'aktu yang diperlukan ke toilet melebihi 'aktu untuk menahan pengosongan bladder dan tidak mampu mengontrol pengosongan. "ujuan : 1etelah dilakukan inter6ensi kepera'atan selama &Q#/ jam diharapkan pasien mampu :
4ontinensia 9rin
#
0erespon dengan cepat keinginan buang air kecil (BA4).
4riteria Hasil : .
0ampu mencapai toilet dan mengeluarkan urin secara tepat
33 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
'aktu. #
0engosongkan bladde dengan lengkap.
&
0ampu memprediksi pengeluaran urin.
Inter>ensi ; ) 0onitor eliminasi urin #) Bantu klien mengembangkan sensasi keinginan BA4. &) 0odifikasi baju dan lingkungan untuk memudahkan klien ke
toilet. /) Instruksikan pasien untuk mengonsumsi air minum sebanyak +!! cc=hari. De*ensia a. @isiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan
kognitif. "ujuan : 1etelah dilakukan tind4n kepera'atan kunjungan klien tidak mengalami cedera. 4riteria hasil : . 4lien mampu meningkatkan tingkat akti6itas #. 4lien dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk mengurangi resiko trauma atau cedera &. 4lien tidak mengalami trauma atau cedera /. 4eluarga mampu mengenali potensial di lingkungan dan mengidentifikasi tahap-tahap untuk memperbaikinya Inter>ensi ; ) ertahankan tindakan ke'aspadaan #) Hadir dekat pasien selama prosedur atau pengobatan dilakukan b. 5angguan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran kehilangan atau kerusakan memori sekunder "ujuan : 1etelah dilakukan inter6ensi kepera'atan selama #Q#/ jam pasien diharapkan dapat meningkatkan daya ingat. 4riteria hasil :
0engingat dengan segera informasi yang tepat
#
0engingat inormasi yang baru saja disampaikan
&
0engingat informasi yang sudah lalu
34 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
Inter>ensi ; ) 4aji derajat gangguan derajat kognitif, orientasi orang, tempat
dan 'aktu #) ertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang &) iskusi dengan pasien dan keluarga beberapa masalah ingatan /) @angsang ingatan dengan mengulang pemikiran pasien kemarin dengan cepat +) 0engenangkan tentang pengalaman di masalalu dengan pasien c. 4erusakan 0emori b.d gangguan neurologis "ujuan : 1etelah dilakukan inter6ensi kepera'atan selama #P#/ jam diharapkan pasien dapat :
0engingat informasi factual
#
0engingat kejadian yang baru saja terjadi atau masa lampau
&
3upa dalam melaporkan atau menunjukkan pengalaman
4riteria hasil :
0engenal diri sendiri
#
0engenal orang atau hal penting
&
0engenal tempatnya sekarang
/
0engenal hari, bulan, dan tahun dengan benar
Inter>ensi ; ) 1timulasi memory dengan mengulangi pembicaraan secara jelas
di akhir pertemuan dengan pasien. #) 0engenang pengalaman masa lalu dengan pasien. &) 0enyediakan gambar untuk mengenal ingatannya kembali d. 4urang pera'atan diri : hygiene dan atau toileting berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis. "ujuan : 1etelah dilakukan tindakan kepera'atan kunjungan klien mampu melakukan
aktifitas
kemampuan.
35 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
pera'atan
diri
sesuai
dengan
tingkat
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
4riteria hasil : . 4lien mampu mengidentifikasi dan menggunakan sumber pribadi atau komunitas yang dapat memberikan bantuan atau kemampuan secara mandiri Inter>ensi ; ) Identifikasi kesulitan dalam berpakaian= pera'atan diri #) Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan e. otensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan pengaruh penyimpangan jangka panjang dari proses penyakit "ujuan : 1etelah dilakukan tindakan kepera'atan #< kunjungan koping keluarga efektif. 4riteria hasil : . 4lien mampu mengidentifikasi atau mengungkapkan sendiri untuk mengatasi keadaan #. 4eluarga mampu menerima kondisi orang yang dicintai dan mendemonstrasikan tingkah laku koping positif dalam mengatasi keadaan &. 4lien mampu menggunakan system pendukung yang ada secara efektif Inter>ensi ; ) Berikan dukungan emosional #) @ujuk keluarga ke kelompok pendukung
DA4TAR PU)TAKA
Anonim. #!!$. http:==askep- askeb.cE.cc= diakses tanggal ! maret #!!. %honson, 0arion dkk. #!!!. 7ursing Dutcomes >lassification (7D>). 1t. 3ouise, 0issouri : 0osby, Inc. 0c>loskey, %oanne >. $$*. 7ursing Inter6ention >lassification (7I>). 1t. 3ouise, 0issouri : 0osby, Inc. 7A7A. Nursing Diagnoses
Definition
and
!lassification
"##$%"##& .
hiladelphia : 7A7A International. >arpenito, 3.%., R$$. 'uku Saku Diagnosis Kepera(atan) Edisi & . Alih Bahasa : Sasmin Asih.E1itor oni0a Aster . %akarta : F5>. 4eliat, Budi A. $$. Proses Kepera(atan Kesehatan *i(a. Fditor Sasmin Asih, %akarta : F5>. "o'nsend, 0. >. $$. 'uku Saku Diagnosa Kepera(atan Pada Kepera(atan Psikiatri+ Edisi ,.Ali( Ba(as No>i Helena. E1itor oni0a Ester . %akarta : F5>.
36 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6
Ke pe ra wa ta n G ero nt ik
@asmun. #!!. Kepera(atan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga+ Edisi Pertama. %akarta : >J. )agung )eto. 1truart, 5.C. dan 1undeen, 1.%. $$. 'uku Saku Kepera(atan *i(a) Edisi ,. %akarta : F5> - (((+sci-d+com.askep%klien%dengan%depresi+html - (((+sci-d+com.askep%klien%dengan%demensia+html - http..deas-atamisland+-logspot+com."##/.00.askep%lansia%dengan% gangguan+html - !arpenito) 1+ 2 Diagnosa Kepera(atan Aplikasi Pada Praktek Klinis3) Edisi ke%&) EG!) *akarta) "### - Nugroho) 4ah5udi+ 2Kepera(atan Gerontik3) Edisi ke%") EG!) *akarta "### 4atson) 6oger+ 2Pera(atan 1ansia3) Edisi ke%,) EG!) *akarta "##, >arpenito, 3.%., R$$. Buku 1aku iagnosis 4epera'atan, Fdisi *. Alih Bahasa : Sasmin Asih. Fditor 0onica Aster. %akarta : F5>. 4eliat, Budi A. $$. roses 4epera'atan 4esehatan %i'a. Fditor Sasmin Asih, %akarta : F5>. "o'nsend, 0. >. $$. Buku 1aku iagnosa 4epera'atan ada 4epera'atan sikiatri. Fdisi &. Alih Bahas 7o6i Helena. Fditor 0onica Fster. %akarta : F5>. @asmun. #!!. 4epera'atan 4esehatan 0ental sikiatri "erintegrasi engan 4eluarga. Fdisi ertama. %akarta : >J. 1agung 1eto. 1truart, 5.C. dan 1undeen, 1.%. $$. Buku 1aku 4epera'atan %i'a, Fdisi &. %akarta : F5>. ur'aningtyas, 3isa. #!& %urnal engaruh @elaksasi rogresif "erhadap "ingkat 4ecemasan ada asien 1kiEofrenia i @umah 1akit %i'a aerah 1urakarta, : 1urakarta 1etya'an, 8eri. #!&. %urnal Hubungan 1pritualisasi engan "ingkat 4ecemasan 0enghadapi 4ematian ada 3ansia. 0agelang ?ulfitri, @eni. #!/. %urnal 8aktor-8aktor Sang 0empengaruhi "ingkat 4ecemasan ada 3ansia i 4elurahan 3embah 1ari @umbai esisir, : @iau 3estari, @etno. #!&. %urnal Hubungan tingkat kece masan dengan tingkat kemandirian pada lansia. : jogjakarta 4ristansi, Flli. #!!. %urnal engaruh aroma terapi terhadap kecemasan pada lansia: kediri 4allo, Jandri. #!&. %urnal hubungan tingkat kecemasan dengan insomnia pada lansia: manado
37 | K e l o m p o k I V / 2 0 1 6