BAB I STATUS PASIEN
I. IDE IDENTIT NTITAS AS PASI PASIE EN Nama
: Tn. S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 54 Tahun
Alamat
: Papahan, Karanganyar
Pekerjaan
: PNS
Statu atus Perka rkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: S-1
Tanggal MRS
: 07 Oktober 2012
Tanggal Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan : 08 Oktober Oktober 2012 dan 09 Oktober Oktober 2012 No. RM
: 0025.4x.xx
II. RIWAYAT PENYAKIT
A. Kelu Keluha han n Utam Utama Nyeri pada seluruh lapang perut. B. Riway Riwayat at Peny Penyakit akit Sekara Sekarang ng 6 Jam SMRS pasien mengeluh nyeri mendadak pada seluruh lapa lapang ng peru perutn tny ya. Pasi Pasien en mera merasa sa pusi pusing ng pada pada kepa kepala lany nya, a, keri kering ngat at dingin, mual, tidak ada muntah. Pasien merasa lemas dan kehausan, BAK BAK norm normal al,, BAB BAB tera terakh khir ir kema kemari rin n sore sore.. Kemu Kemudi dian an pasi pasien en memutuskan datang ke IGD RSUD KRA, rasa sakit berkurang dan pasien pulang ke rumah untuk rawat jalan. Namun tiba-tiba 6 jam kemudian pasien mengeluh hal yang sama lalu kembali ke IGD RSUD KRA KRA dan dan rawa rawatt inap inap.. Kelu Keluha han n masih asih sama sama samp sampai ai pada pada saat saat pemeriksaan.
1
Hari berikutnya pasien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah. Nyeri terasa terus-menerus dan tajam, nyeri menjalar (-). Mual (+), nafsu nafsu makan makan menuru menurun, n, muntah muntah (-). Tidak Tidak anyang anyang-any -anyang angan. an. Perut Perut terasa
kembung,
tidak
terdapat
kesulitan
pada
BAB
(konstipasi/obstipasi) C. Riway Riwayat at peny penyakit akit dahulu dahulu Riwayat penyakit serupa
−
: diakui ± 1
tahun tahun yang yang lalu lalu pasien pasien pernah pernah mengal mengalami ami sakit sakit semula semula,, dapat dapat sembuh setelah beli obat diwarung dan istirahat. −
Riwayat hipertensi
: disangkal
−
Riwayat diabetes mellitus
: disangkal
−
Riwayat alergi obat/makanan
: disangkal
−
Riwayat operasi sebelumnya
: disangkal
D. Riway Riwayat at penya penyakit kit kelu keluarg argaa a.
Riwayat penyakit serupa
: disangkal
b.
Riwayat tekanan darah tinggi
: disangkal
c.
Riwayat kencing manis
: disangkal
d. Riwayat al alergi ob obat/makanan
: di disangkal
E. PEME PEMERI RIKS KSAA AAN N FIS FISIK IK 1.
Keadaan Umum
: lemah
2.
Kesadaran
: Compos Mentis
3.
Vital Sign
(08 Oktober 2012) a.
Tekan ekanan an Dara Darah h
: 140 140/9 /90 0 mm mmHg
b. Nadi
: 76 kali/menit
c.
Respirasi
: 24 kali/menit
d.
Suhu
: 36,5 oC
(09 Oktober 2012) a. Tekanan Dara arah
: 120/80 mmHg
2
b. Nadi
: 72 kali/menit
c. Respirasi
: 24 kali/menit
d.
: 38,2 oC
Suhu
4.
Pemeriksaan kepala :
a. Bent entuk ke kepala
: no normoceph ephal, si simetris ris
b. Pemeriksaan mata −
Konjungtiva anemis
: (-/-)
−
Sklera ikterik
: (-/-)
−
Mata cekung
: (+/+)
c. Hidung
: tidak ada kelainan
d. Telinga
: tidak ada kelainan
e. Mulut
: tidak ada kelainan
5.
Pemeriksaan Leher a. KGB : ti tidak ad ada pe pembesara saran n b.
6. a.
JVP JVP
: terd terdap apat at pen pening ingkata katan n
Pemeriksaan Thorax Jantung −
Insp Inspeeksi
: ictus cor cordis tidak tampak, ak, massa ssa (-)
−
Palpasi
: ictus cordis teraba, tidak kuat
angkat −
Perkusi
: Batas – batas jantung Kanan atas SIC II parasternalis dextra Kanan bawah SIC IV parasternalis dextra Kiri Kiri bawa bawah h SIC SIC V line lineaa midc midclav lavik ikul ulari ariss redup
−
Ausk Ausku ultas ltasii
: buny unyi jant jantu ung I-I I-III murn murni, i, regu regule ler, r,
bising jantung (-) b.
Paru
3
−
Inspeksi
: simetris kanan kiri, ketinggalan
gerak (-), massa (-) −
Palpasi
: fremitus normal, nyeri tekan (-)
−
Perkusi
−
Ausk Ausku ultas ltasii
: sonor : SDV( SDV(+/ +/+) +),, Rhon Rhonki ki (-/(-/-), ), Whe Wheez ezin ing g
(-/-) 7.
Pemeriksaan abdomen
(08 Oktober 2012) a.
Insp Inspek eksi si
: perm permuk ukaa aan n peru perutt dist disten ende ded, d, terdap terdapat at massa massa pada pada
regio inguinalis dextra batas tegas, lunak, dan terfiksir, adanya gelombang peristaltik, bekas luka operasi (-), b.
Auskultasi: peristaltik meningkat/↑↑
c.
Perk Perkus usii
: peka pekak k selu seluru ruh h lapa lapang ng abd abdom omen en
d.
Palpasi
: ny nyeri te tekan (+ (+)
defans muskuler (+) (09 Oktober 2012) a.
Insp Inspek eksi si
: per perm mukaan per perut di diste stended, te terdapat ma massa ssa
pada regio inguinalis dextra batas tegas, lunak, dan terfiksir, adanya adanya gelombang peristaltik peristaltik,, bekas luka operasi (-), reffered pain (+) b.
Ausk Ausku ultas ltasii
: per peris ista talt ltik ik menin eningk gkat at//↑↑
c.
Perkusi
: Hipertympani
d.
Palpasi: nyeri nyeri tekan (+)
defans muskuler (-) Rebound test (+)
4
Obturator sign (-) Psoas sign (-) Rovsing sign (+) 8. a.
Pemeriksaan ekstremitas : Superio Superiorr : Tidak Tidak ada deform deformita itas, s, tidak ada edema, edema, perfus perfusii kapiler baik, tidak anemis, akral dingin.
b.
Inferi Inferior or
: Tidak Tidak ada deform deformita itas, s, tidak tidak ada edema, edema, perfu perfusi si
kapiler baik, tidak anemis, akral dingin. 9.
Pemeriksaan kulit :
Warna kulit sawo matang, kulit lembab, turgor kulit menurun. 10.
Rectal Toucher
Tonus otot spincter ani mencengkram kuat, mucosa licin, ampula recti tidak kolaps, tidak terdapat benjolan/massa, ada nyeri pada penekanan pada jam 10 dan 12, saat jari pemeriksa dikeluarkan tidak terdapat lendir atau darah, terdapat feces ada pada sarung tangan.
III. PEMERIKSA PEMERIKSAAN AN PENUNJANG PENUNJANG A. Peme Pemerik riksaa saan n Labo Labora rato tori rium um Tanggal 07 Oktober 2012 Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hb Leukosit Erytrosit Ht Eosinofil Limfosit Monosit Trombosit Masa Pembekuan (CT) Masa Perdarahan (BT) MCV MCH MCHC GDS Ureum
13,8 12.400 4,58 37,1 0 12,9 1 ,5 133000
14-18 G % 5000-10000/ mm 3 4,5-5,5 juta/mm 3 40-43Vol % 1-3 % 2-8 % 2-8 % 150000-300000 mm 3 2’-8’ 1-3’ 82-92 mikron 3 27-31 pikogram 32-37 % Sampai 150 mg/100ml 10-50 mg/100ml
81 30,1 37,2 126
5
Creatinin SGPT/ALT SGOT/AST HBSAg
0,8-1,1 mg/100ml Sampai 42 U/lt Sampai 47 U/lt 0
B. Pem Pemerik eriksa saan an Radi Radiol olog ogii 1.
Foto Thoraks PA
-
Cor
: dalam batas normal
-
Arcus aorta
: Normal
-
Paru- paru
: Ta Tak ta tampak ke kelainan, be bentuk da dan str struktur
tulang normal
6
2.
USG Abdomen
−
Ren Ren dext dextra ra et sini sinist stra ra :
ren ren
dest destra ra
terd terdap apat at
gam gambara baran n
hydroneprosis grade 1. Ren sinistra dalam batas normal −
Ureter
: tidak jelas
−
Hepar
: dalam batas normal
−
Area Mc. Burney
: lesi hypoechoik ireguler
dengan nyeri tekan −
Gaster
: hyperaciditas mukosa normal, tukak
kurang jelas, asam lambung kurang jelas −
Kesan
: Gambaran proses radang di Mc.
Burney biasanya dari appendicitis (sub akut) 3.
BNO
7
-
Vertebr Vertebrae ae lumbal lumbalis is spondi spondilosi losiss dan cronis cronis compre compressi ssi
vertebrae lumbalis -
Gastroi Gastrointe ntesti stinale nalees es terdap terdapat at gambar gambaran an local local ileus ileus di Mc.
Burney (tanda dari proses radang appendic)
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA 1. Anam Anamn nesis esis 6 Jam SMRS pasien mengeluh nyeri mendadak pada seluruh lapang lapang perutn perutnya ya.. Pasien Pasien merasa merasa pusing pusing pada pada kepalan kepalanya ya,, kering keringat at ding dingin in,, mual. mual. Pasie Pasien n meras merasaa lema lemass dan dan keha kehaus usan an,, BAB BAB terak terakhi hir r kemarin sore. Kemudian pasien memutuskan datang ke IGD RSUD KRA, rasa sakit berkurang dan pasien pulang ke rumah untuk rawat jalan. Namun tiba-tiba 6 jam kemudian pasien mengeluh hal yang sama lalu kembali ke IGD RSUD KRA dan rawat inap. Keluhan masih sama sampai pada saat pemeriksaan. Hari beriku berikutny tnyaa pasien pasien mengel mengeluh uh nyeri nyeri pada pada perut perut kanan kanan bawah. Nyeri terasa terus-menerus dan tajam. ta jam. Mual (+), nafsu makan menurun. Perut terasa kembung. 8
Riwayat Riwayat penyakit penyakit serupa diakui ± 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami sakit semula, dapat sembuh setelah beli obat diwarung dan istirahat. 2. Vita Vitall Sig Sign n (08 Oktober 2012) − Tekanan Darah
: 14 140/90 mmHg
− Nadi
: 76 kali/menit
− Respirasi
: 24 kali/menit
− Suhu
: 36,5 oC
(09 Oktober 2012) a. Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
b. Nadi
: 72 kali/menit
c. Respirasi
: 24 kali/menit
d.
: 38,2 oC
Suhu
3. Statu Statuss Loka Lokali liss (08 Oktober 2012) a.
Insp Inspek eksi si
: per perm mukaan per perut di diste stended, te terdapat ma massa ssa
pada regio inguinalis dextra batas tegas, lunak, dan terfiksir, adanya gelombang peristaltik. b.
Ausk Ausku ultas ltasii
: per peris ista talt ltik ik menin eningk gkat at//↑↑
c.
Perkusi
: pekak seluruh lapang abdomen
d.
Palpasi: nyeri nyeri tekan (+)
defans muskuler (+) (09 Oktober 2012)
9
a.
Insp Inspek eksi si
: per perm mukaan per perut di diste stended, te terdapat ma massa ssa
pada regio inguinalis dextra batas tegas, lunak, dan terfiksir, adanya gelombang peristaltik, reffered pain (+) b.
Ausk Ausku ultas ltasii
: per peris ista talt ltik ik menin eningk gkat at//↑↑
c.
Perkusi
: Hipertympani
d.
Palpasi: nyeri nyeri tekan (+)
Rebound test (+) Rovsing sign (+) 4. Pemerik Pemeriksaan saan Penun Penunjang jang a. Peme Pemeri riks ksaan aan Labo Labora rato tori rium um Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hb Leukosit Ht Eosinofil Limfosit Trombosit MCV MCHC
13,8 12.400 37,1 0 12,9 133000 81 37,2
14-18 G % 5000-10000/ mm 3 40-43Vol % 1-3 % 2-8 % 150000-300000 mm 3 82-92 mikron 3 32-37 %
V. DIAG DIAGNO NOSI SIS S KLIN KLINIS IS Abdominal Pain e.c Appendisitis kronis eksaserbasi akut
VI. DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING BANDING 1. Diverti Diverticul culiti itiss Meckel Meckel 2. Ileu Ileuss regi region onal alis is 3. Psoa Psoass abse absess 4. Batu Batu uret ureter er (kol (kolik ik))
VII.
PLANNING
1. App Appedic edico ogram gram 10
2. Lapa aparosc rosco opy
VIII.
PENATALAKSANAAN
A.
Terapi Konservative (Non-bedah) 1. Bed res rest
dengan
posis sisi
Fowler
(po (posisi terle rlentang,
kepa epala
ditinggikan 18-20 inchs, kaki diberi bantal, lutut ditekuk) 2. Analgesik 3. Antibiotik tik 4. Balan alance ce cair cairan an 5. Pasang DC 6. Tera Terapi pi Pre Pre Ope Opera rasi si:: -
Analgesik
-
Antibiotik
7. Tera Terapi pi Pos Postt Oper Operas asii -
Eduk Edukasi asi pasi pasien en agar agar mobi mobilis lisasi asi bert bertah ahap ap yaitu aitu lati latiha han n
duduk- berjalan. -
Analgesik
-
Antibiotik
B. Bedah Appendectomy cito
IX. PROGNOSIS PROGNOSIS -
Ad Sanam
: Ad bonam
-
Ad Vitam
: Ad bonam
-
Ad Fungsionam
: Ad bonam
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I.
ANATOMI APPENDIKS
Pppendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjang nya kira-kira 10 cm (kisara (kisaran n 3-15 3-15 cm), cm), dan berpan berpangka gkall diseku disekum. m. Lumenn Lumennya ya sempit sempit dibagian dibagian proksimal proksimal dan melebar melebar dibagian dibagian distal. Namun demikian, pada bayi, appensndiks berbentuk kerucut. Keaadaan ini mungkin menjadi sebab s ebab rendah rendahny nyaa inside insiden n apendi apendisit sitis is pada pada usia usia itu. itu. Pada Pada 65% kasus, kasus, apendi apendiks ks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan dan
ruan ruangt gt
gera gerak k
nya nya
berg bergan antu tun ng
pada ada
panja anjang ng
mesoa esoapp ppen endi dik ks
penggantungnya. penggantungnya.
12
Pada Pada kasus kasus selebih selebihny nya, a, apendi apendiks ks terleta terletak k retrop retroperit eritone oneal, al, yaitu yaitu di belakang sekum, dibelakang kolon ascendens, atau ditepi lateral kolon ascendens. Gejala klinis appendicitis ditentukan oleh letak apendiks. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.mesenterika superior dan a.apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.torakalis X. Oleh karena itu nyeri visceral pada apendisitis bermula disekitar umbilikus. Perdarahan Perdarahan apendiks apendiks berasal dari a.apendiku a.apendikularis laris yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena trombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami gangren.
II.
DEFINIS DEFINISI I APPEND APPENDICI ICITIS TIS
Appendicitis adalah infeksi pada organ appendik yang diawali dengan penyumbatan dari lumen appendik oleh mucus, fekalit, atau benda asing, yang ang diik diikut utii oleh oleh infe infeks ksii bakt bakter erii dari dari pros proses es pera perada dang ngan an.. Penyakit ini meru merupa paka kan n
kega kegawa watd tdar arur urata atan n
beda bedaha habd bdom omen en
yang yang
pali paling ng
serin sering g
ditemukan. Apendisitis Akut adalah inflamasi pada dari vermiform appendiks dan ini merupakan merupakan kasus operasi intraabdominal intraabdominal tersering yang memerlukan memerlukan tindakan bedah. appendicitis akut adalah appendicitis dengan onset gejala akutt ya aku yang ng mem memerlu erlukan kan int interv ervens ensii bed bedah ah dan bia biasany sanyaa den dengan gan ny nyeri eri di kuadran abdomen kanan bawah dan dengan nyeri tekan tekan dan alih, spasmee otot yang ada di atasny spasm atasnya, a, dan dengan hiperestesia hiperestesia kulit kulit.. Sedan Sedangkan gkan appendiciti appen dicitiss kron kronis is ditand ditandai ai deng dengan an nye nyeri ri abdo abdomen men kroni kronik k (berla (berlangsun ngsung g terus menerus ) di dearah fossa illiaca dextra,tetapi tidak terlalu parah, dan bersifat continue atau intermittent, nyeri ini terjadikarena lumen appendix mengalami partial obstruk. Appendicitis chronica kadang-kadang dapat menjadi akut lagi disebut appendicitis chronica dengtan eksaserbasi akut.
III. III.
INSI INSIDE DENS NSI I
13
Dapat terjadi pada semua umur, hanya jarang dilaporkan pada anak berusia kurang dari 1 tahun. Insiden tertinggi pada usia 20-30 tahun terjadi pada laki-laki dan perempuan sama banyak.
IV. IV.
ETIO ETIOLO LOGI GI
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berprran sebagai faktor pendcetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang yang diajuk diajukan an sebagai sebagai faktor faktor pencet pencetus us disampi disamping ng hiperp hiperplasi lasiaa jaring jaringan an limfoid, fekalit, tumor apendiks dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks karena parasit sepeti E.histoliytica. Peneli Penelitian tian epidem epidemiol iologi ogi menunj menunjukk ukkan an peran peran kebiasa kebiasaan an makan makan maka makana nan n renda rendah h serat serat dan dan peng pengar aruh uh kons konsti tipa pasi si terh terhad adap ap timn timnul ulny nyaa apendisitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulny timbulnyaa sumbatan sumbatan fungsional fungsional apendiks apendiks dan meningkatny meningkatnyaa pertumbuhan pertumbuhan flora kolon biasa. Semua ini akan mempermudah timbulnya apendisitis akut.
V.
PATO PATOGE GENE NESI SIS S
Pato Patolo logi gi apen apendi disi siti tiss dapa dapatt dim dimulai ulai di muko mukosa sa dan dan kemu kemudi dian an meliba melibatka tkan n seluru seluruh h lapisan lapisan dindin dinding g apendi apendiks ks dalam dalam waktu waktu 24-48 24-48 jam pertama. Usaha pertahanan tubuh adalah membatasi proses radang denjgan menutu menutup p apendi apendiks ks dengan dengan oment omentum, um, usus usus halus halus atau atau adneks adneksaa sehingg sehinggaa terbentuk massa periapendikuler yanf secara salah dikenal dengan istilah infilt infiltrat rat apendi apendiks. ks. Didalam Didalammny mnyaa dapat dapat terjadi terjadi nekros nekrosis is jaringa jaringan n berupa berupa absesyang dapat mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses, apendisitis akan sembuh dan massa apendikuler akan tenang untuk selanjutnya akan mengurangi diri secara lambat. Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini akan menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan sebagai mengalami eksaserbasi akut.
14
VI.
PATOFI PATOFISIOL SIOLOGI OGI
VII. TANDA TANDA DAN GEJALA GEJALA KLINIS KLINIS
Titik maksimal maksimal nyeri adalah pada sepertiga dari umblikus ke fossa ilak ilakaa kana kanan, n, itu itu diseb disebut ut titi titik k Mc Burn Burney ey.. Nyeri Nyeri biasa biasany nyaa tajam tajam dan dan diperburuk dengan gerakan (seperti batuk dan berjalan). Nyeri pada titik Mc Burney juga dirasakan pada penekanan penekanan iliaka kiri, yang biasa biasa disebut tanda tanda Rovsing. Posisi Posisi pasien dipengaruhi oleh posisi dari apendiks. Jika apendiks ditemukan di posisi retrosekal (terpapar antara sekum dan otot psoas) nyeri tidak terasa di titik Mc Burney, namun ditemukan lebih ke lateral pinggang. Jika apendiks terletak retrosekal nyeri jika ilaka kiri ditekan tidak terasa. Ketika apendiks dekat dengan otot psoas, pasien datang dengan pinggul tertekuk tertekuk dan jika kita coba meluruskan meluruskan maka akan terjadi nyeri pada lokasi apendi apendiks ks (tanda (tanda psoas). psoas). Ketika Ketika apendi apendiks ks terleta terletak k retros retroseka ekall maka maka bisa bisa meny menyeb ebab abka kan n irit iritas asii pada pada uret ureter er sehi sehing ngga ga dara darah h dan dan prot protei ein n dapa dapatt ditemukan dalam urinalisis. Jika apendiks terletak di pelvis, maka tanda klin klinik ik sanga sangatt sedik sedikit it,, sehin sehingg ggaa haru haruss dila dilaku kuka kan n peme pemeri riks ksaan aan rekta rektal, l, menemu menemukan kan nyeri nyeri dan bengka bengkak k pada pada kanan kanan pemerik pemeriksaan saan.. Jika Jika apendi apendiks ks terletak di dekat otot obturator internus, rotasi dari pinggang meningkatkan nyeri pada pasien (tanda obturator). Hipere Hiperestes stesia ia kutane kutaneus us pada pada daerah daerah yang yang dipersa dipersarafi rafi oleh oleh saraf saraf spin spinal al kana kanan n T10, T10,T1 T11 1 dan dan T12 T12 bias biasan any ya juga juga meng mengik ikut utii keja kejadi dian an append appendisit isitis is akut. akut. Jika Jika apendi apendiks ks terletak terletak di depan depan ileum ileum termina terminall dekat dekat dengan dinding abdominal, maka nyeri sangat jelas. Jika apendiks terletak di belakang ileum terminal maka diagnosa sangat sulit, tanda-tanda yang ada samar dan nyeri terletak tinggi di abdomen. Appendicities mempunyai tanda dan gejala bervariasi yaitu nyari yang dirasakan samara yaitu pada bagian tengah abdominal tepatnya pada periumbilikal ( nyeri tumpul ). Seringkali disertai dengan rasa mual dan muntah ( 3 kali,facial fkush, tenderness pada fossa illiaca, demam suhu
15
antara 37,5 – 38,5ºC). Beberapa jam kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah, yang oleh kalangan medis disebut titik Mc. Eurney. Nyeri ini akan dirasakan akan lebih jelas baik letak maupun derajat nyerin ny erinya ya.. Tan Tanda da – tan tanda da dar darii app append endici icities ties kla klasik sik ini dap dapat at dit ditemu emukan kan kurang dari setangah kasus yng terjadi. Ada juga tanda – tanda lain yang munc mu ncul ul yait aitu u bi bila la ap appe pend ndix ix be berad radaa di de deka katt rec rectu tum, m, ma maka ka it itu u da dapa patt menyebabkan iritasi local dan diarrhea. Bila appendix terletak dekat dengan vesica urinaria atau ureter, maka itu dapat menyebabkan dysuria dan pyuria ( secara mikroskopik ).
VIII. VIII. DIAGNO DIAGNOSIS SIS 1.
Anamn Anamnes esis is
Kara Karakt kter er klin klinis is dari dari appe append ndisi isiti tiss dapa dapatt berv bervari arias asi, i, namu namun n umumnya umumnya ditampikan ditampikan dengan dengan riwayat riwayat sakit perut yang samar-samar, samar-samar, dimana dirasakan pertama kali di ulu hati. Mungkin diikuti mual dan muntah, demam ringan. Nyeri biasanya berpindah dari fossa ilaka kanan setelah beberapa jam, sampai dengan 24 jam. 2.
Pemeriks Pemeriksaan aan Fisik Fisik
Rovsing ing’s sig sign
Positif jik jika di dilak lakukan pa palpasi dengan te tekanan pad padaa kuadran kiri bawah dan timbul nyeri pada sisi kanan.
Psoas sign atau Obraztsova’s sign
Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif jika timbul nyeri pada kanan bawah.
Obturator si sign
Pada pa pasien dilakukan fl fleksi pa panggul da dan dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif jika timbul nyeri pada hipogastrium atau vagina.
Dunphy’s si sign
Pertambahan ny nyeri pa pada te tertis ka kanan ba bawah dengan batuk
Ten Horn sig sign
Nyeri yang ang timb imbul saat aat dilak lakukan traksi lemb embut pada korda spermatic kanan
Kocher (Kosher)’s
Nyeri pada awalnya pada daerah epigastrium atau
16
sign
sekitar pusat, kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah.
Sitkovskiy (Rosenstein)’s sign
Nyeri yang semakin bertambah pada perut kuadran kuadran kanan bawah saat pasien dibaringkan pada sisi kiri
BartomierMichelson’s sign
Nyeri yang semakin bertambah pada kuadran kanan bawah pada pasien dibaringkan pada sisi kiri dibandingkan dengan posisi terlentang
Aure-Rozano Aure-Rozanova’s va’s sign sign Bertambahny Bertambahnyaa nyeri dengan dengan jari pada pada petit petit trianglekanan (akan positif Shchetkin-Bloomberg’s sign) Blum lumberg sign ign
Dise isebut jug juga dengan nyeri lepas. Pal Palpasi pada ada kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan tibatiba
Kemungkinan apendisitis dapat diyak iyakin ink kan dengan menggunakan skor Alvarado. Sistem skor dibuat untuk meningkatkan cara mendiagnosis apendisitis.
17
The Modified Alvarado Score
Skor
Gejala
Perpindahan nyeri da dari ulu hati ke perut kanan bawah
1
Mual-Muntah
1
Anoreksia
1
Nyeri di perut kanan bawah
2
Nyeri lepas
1
Demam diatas 37,5 ° C
1
Leukositosis
2
Tanda
Pemeriksaan Lab
Hitung jenis leukosit shift to the left1 Total
10
Interpretasi dari Modified Alvarado Score: 1-4
: sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7
: sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut
IX.
PEMERI PEMERIKSA KSAAN AN PENUNJA PENUNJANG NG
1.
Pemeriksaan Laboratorium a.
Peme Pemerik riksaa saan n dara darah: h: pada pada peme pemerik riksaa saan n dilak dilakuk ukan an untu untuk k meli meliha hatt angka leukosit. Pada kasus appendicitis appendicitis akut, biasanya didapatkan didapatkan angka leukosit yang neutrofil yang tinggi.
b.
Pemeriksaan urin: pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya eritrosis, leukosit dan bakteri didalam urin. Pemeriksaan ini dapat membantu untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi
18
saluran kemih dan batu ginjal yang memiliki gejala klinis yang hampir sama dengan appendicitis. 2.
Foto po polos ab abdomen Diguna Digunakan kan untuk untuk meliha melihatt adany adanyaa fecalit fecalith h sebaga sebagaii penye penyebab bab
append appendici icitis. tis. Pemerik Pemeriksaan saan ini dilaku dilakukan kan terutam terutamaa pada pada anak-a anak-anak nak.. Kurang dari 5% pasien akan terlihat adanya gambaran opak fecalith yang nampak di kuadran kanan bawah abdomen, sehingga pemeriksaan ini jarang dilakukan. 3.
USG Bila Bila hasil hasil peme pemeri riks ksaan aan fisik fisik mera meragu guka kan, n, dapa dapatt dila dilaku kuka kan n
pemeriksaan USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. abses. Dengan Dengan USG dapat dapat dipaka dipakaii untuk untuk menyin menyingki gkirka rkan n diagno diagnosis sis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya. sebagainya. Akurasi ultrasonografi sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan pemeriksa. Pada beberapa penelitian, akurasi antara 90 – 94%, 94%, deng dengan an nila nilaii sensit sensitiv ivit itas as dan dan spesi spesifis fisit itas as yaitu yaitu 85 dan dan 92%. 92%. Pemerik Pemeriksaan saan dengan dengan Ultraso Ultrasonog nografi rafi (USG) (USG) pada pada append appendicit icitis is akut, akut, ditemukan adanya fekalit, udara intralumen, diameter apendiks lebih dari ari 6 mm, peneb enebal alan an dind inding ing apen apendi dik ks leb lebih dari dari 2 mm dan pengumpulan cairan perisekal. Apabila apendiks a pendiks mengalami ruptur atau perforasi maka akan sulit untuk dinilai, hanya apabila cukup udara maka abses apendiks dapat diidentifikasi. 4.
CT-Scan
Pada Pada
kead keadaa aan n
norm normal al
apen apendi diks ks,,
jara jarang ng
terv tervis isua uali lisa sasi si
deng dengan an
pemeriksaan skening ini. Gambaran penebalan diding apendiks dengan jaringan lunak sekitar yang melekat, mendukung keadaan apendiks yang meradang. CT-Scan mempunya mempunyaii sensitivitas sensitivitas dan spesifisitas spesifisitas yang tinggi yaitu 90 – 100% dan 96 – 97%, serta akurasi 94 – 100%. CtScan sangat baik untuk mendeteksi apendiks dengan abses atau flegmon 5.
Laparoscopy
19
Yaitu Yaitu suatu suatu tindak tindakan an dengan dengan menggu menggunak nakan an kamera kamera fibero fiberopti pticc yang yang dimasukka dimasukkan n dalam abdomen, appendix dapat divisualisasik divisualisasikan an secara langsung.Tehnik ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka maka pada pada saat saat itu itu juga juga dapa dapatt langs langsun ung g dila dilaku kuka kan n peng pengan angk gkata atan n appendix.
X.
PENA PENATA TALA LAKSA KSANA NAAN AN
Tata Tatala laks ksan anaa
apen apend disit isitis is
pada ada
keb kebany anyakan akan
apen apende dekt ktom omi. i. Kete Keterl rlam ambat batan an dalam dalam tata tatalak laksa sana na
dapa dapatt
kasu kasuss
adal adalah ah
meni mening ngka katk tkan an
kejadian kejadian perforasi.9 perforasi.9 Penggunaan Penggunaan ligasi ganda pada setelah appendektomi appendektomi terbuka dilakukan dengan jahitan yang mudah diserap tubuh. Ligasi yang biasa dilakukan pada apendektomi adalah dengan purse string (z-stich atau tobacco tobacco sac) dan ligasi ligasi ganda. ganda. Pada Pada keadaa keadaan n normal normal,, diguna digunakan kan jahitan jahitan purse string. Ligasi ganda digunakan pada saat pembalikkan tunggul tidak dapat dicapai dengan aman, sehingga yang dilakukan adalah meligasi ganda tung tunggu gull deng dengan an dua dua bari bariss jahit jahitan an.. Deng Dengan an peni pening ngka kata tan n peng penggu guna naan an lapa laparo rosk skop opii
dan dan
peni pening ngka kata tan n
tekn teknik ik
lapa laparo rosk skop opik ik,,
apen apende dekt ktom omii
laparoskopik menjadi lebih sering. Prosedur ini sudah terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah, akan tetapi terdapat peningkatan kejadian abses intra abdomen dan pemanjangan waktu operasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa dan terapi pada pasien dengan akut abdomen, terutam terutamaa pada pada wanita. wanita. Bebera Beberapa pa studi studi mengata mengatakan kan bahwa bahwa laparo laparosko skopi pi meningkatkan kemampuan dokter bedah untuk operasi.
20
Insisi Grid Iron (McBurney Incision) Insisi Gridiron pada titik McBurney. Garis insisi parallel dengan otot oblikus eksternal, melewati titik McBurney yaitu 1/3 lateral garis yang menghubungkan spina liaka anterior superior kanan dan umbilikus.
Lanz transverse incision Insisi dilakukan pada 2 cm di bawah pusat, insisi transversal pada garis miklavikula-midinguinal. Mempunyai keuntungan kosmetik yang lebih baik dari pada insisi grid iron.
Rutherford Morisson’s incision (insisi suprainguinal) Merupakan insisi perluasan dari insisi McBurney. Dilakukan jika apendiks terletak di parasekal atau retrosekal dan terfiksir.
21
Low Midline Incision Dilakukan jika apendisitis sudah terjadi perforasi dan terjadi peritonitis umum.
Insisi paramedian kanan bawah Insisi vertikal paralel dengan midline, 2,5 cm di bawah umbilikus sampai di atas pubis.
XI. XI.
KOMP KO MPLI LIKA KASI SI
Komplikasi appendicitis chronicakarena obliterasi rongga appendix dapat terjadi penyumbatan isinya berupa cairan sekret, terutama jika penyumbatan isinya berupa cairan sekret, terutama jika penyumbatan terjadi di baian proksimal. Appendix akan membessar dan berdilatasi menjadi suatu kista yang disebut mucocele benigna.
22