Antibiotik Saluran Kemih
Pada ISK yang tidak memberikan gejala klinis tidak perlu pemberian terapi, namun bila sudah terjadi keluhan harus segera dapat diberikan antibiotika. Antibiotika yang diberikan berdasarkan atas kultur kuman dan test kepekaan antibiotika.
Tujuan pengobatan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal.
Banyak obat-obat antimikroba sistemik diekskresikan dalam konsentrasi tinggi ke dalam urin. Karena itu dosis yang jauh dibawah dosis yang diperlukan untuk mendapatkan efek sistemik dapat menjadi dosis terapi bagi infeksi saluran kemih.
Bermacam cara pengobatan yang dilakukan pada pasien ISK, antara lain :
- pengobatan dosis tunggal
- pengobatan jangka pendek (10-14 hari)
- pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)
- pengobatan profilaksis dosis rendah
- pengobatan supresif
Obat untuk ISK :
a. Sulfonamide :
Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif. Secara struktur analog dengan asam p-amino benzoat (PABA). Biasanya diberikan per oral, dapat dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA berlebihan.
Efek samping : hipersensitivitas (demam, rash, fotosensitivitas), gangguan pencernaan (nausea, vomiting, diare), Hematotoxicity (granulositopenia, (thrombositopenia, aplastik anemia) dan lain-lain.
Mempunyai 3 jenis berdasarkan waktu paruhnya :
- Short acting
- Intermediate acting
- Long acting
Sediaan : Sulfametizol [efficient] tab 250/500mg 500-1000mg/hari (dewasa)
Sulfasitin [short acting] tab 500mg maks 2g/hari (dewasa)
Sulfadiazin tab 500mg 2-4g/hari (dewasa)
b. Trimethoprim :
Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzim dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif dari folic acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus dan ekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih.
Efek samping : megaloblastik anemia, leukopenia, granulocytopenia.
Sediaan : tab 100mg 200mg/hari
c. Trimethoprim + Sulfamethoxazole (Kotrimoksazol):
Jika kedua obat ini dikombinasikan, maka akan menghambat sintesis folat, mencegah resistensi, dan bekerja secara sinergis. Sangat bagus untuk mengobati infeksi pada saluran kemih, pernafasan, telinga dan infeksi sinus yang disebabkan oleh Haemophilus influenza dan Moraxella catarrhalis. Karena Trimethoprim lebih bersifat larut dalam lipid daripada Sulfamethoxazole, maka Trimethoprim memiliki volume distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan Sulfamethoxazole.
Kotrimoksazol 20-100 kali lipat lebih kuat antibakterinya daripada Sulfamethoxazole. Terdiri dari kombinasi obat 5 Sulfamethoxazole : 1 Trimethoprim.
Efek samping : pada pasien AIDS yang diberi Kotrimoksazol dapat menyebabkan demam, kemerahan, leukopenia dan diare.
Sediaan : kelipatan 100 : 20 800 : 160 / 12 jam (dewasa)
200 : 40 / 12 jam (anak)
d. Fluoroquinolones :
Mekanisme kerjanya adalah memblok sintesis DNA bakteri dengan menghambat topoisomerase II (DNA gyrase) topoisomerase IV. Penghambatan DNA gyrase mencegah relaksasi supercoiled DNA yang diperlukan dalam transkripsi dan replikasi normal. Fluoroquinolon menghambat bakteri batang gram negatif termasuk enterobacteriaceae, Pseudomonas, Neisseria. Setelah pemberian per oral, Fluoroquinolon diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh dan jaringan, walaupun dalam kadar yang berbeda-beda. Fluoroquinolon terutama diekskresikan di ginjal dengan sekresi tubulus dan dengan filtrasi glomerulus. Pada insufisiensi ginjal, dapat terjadi akumulasi obat.
Efek samping : mual, muntah dan diare. Fluoroquinolon dapat merusak kartilago yang sedang tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada pasien di bawah umur 18 tahun.
Sediaan :
- Norfloxacin (tab 400mg)
Merupakan generasi pertama dari fluoroquinolones dari nalidixic acid, sangat baik untuk infeksi saluran kemih. Dosis 800mg/hari dalam 2 kali.
- Ciprofloxacin (tab 250/500mg)
Merupakan generasi kedua dari fluoroquinolones, mempunyai efek yang bagus dalam melawan bakteri gram negatif dan juga melawan gonococcus, mykobacteria, termasuk Mycoplasma pneumoniae. Dosis maks 1g/hari.
- Levofloxacin (tab 250/500mg)
Merupakan generasi ketiga dari fluoroquinolones. Hampir sama baiknya dengan generasi kedua tetapi lebih baik untuk bakteri gram positif. Dosis 250mg/hari.
Antiseptik Saluran Kemih
Anti septik lokal saluran kemih adalah obat anti mikroba yang kadarnya hanya tinggi pada saluran kemih saja karena bioavailabilitasnya dalam plasma tidak mencukupi tetapi mengalami perlekatan dan berdifusi ke parenkim ginjal. Berfungsi sebagai pengobatan profilaksis / supresif.
a. Metanamin
Cara kerja : Dalam suasana asam, metanamin terurai dan membebaskan formaldehid yang mematikan kuman dengan denaturasi protein.
Indikasi : ISK berulang
Kontraindikasi : gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, pemberian dengan sulfanamid
Efek samping : iritasi lambung,iritasi kandung kemih, proteinuria, hematuria, erupsi kulit
Sediaan : tab 500mg dosis 4g/hari (dewasa) dan 50mg/kgBB/hari (balita)
b. Nitrofurantoin
Cara kerja : terikat kuat dengan protein plasma dan cepat dieskresikan melalui ginjal
Indikasi : bakteriuria karena ISK bagian bawah
Kontraindikasi : hipersensivitas, gangguan fungsi ginjal, ibu hamil, anak bawah 3 tahun
Efek samping : sakit kepala, vertigo, kantuk, nyeri otot
Sediaan : tab 50/100mg dosis 150-400mg/hari (dewasa) dan 5-7mg/kgBB/hari (anak)
c. Fosfomisin trometamin
Cara kerja : menghambat tahap awal sintesis dinding sel kuman
Indikasi : ISK tanpa komplikasi karena E. colli dan E. faecalis
Efek samping : sakit kepala, diare, mual, vaginitis
Sediaan : bubuk 3g dilarutkan dosis tunggal