INFEKSI SALURAN KEMIH
Oleh : Kelompok 1 o
o
Laris
o
ma
n
Mani
Habib arlin
k Ruri
o
dun!a
Winit o
a Nela
o
Rosa Wiwi
o
Hasna
o
n Fried ri"h
o
Siloto M#
Shand
Mara
ova Fitri
dona $rwin
o
Maria
erda
na
na
RO%R&M S'()* *LM( K$$R&W& K$$R&W&'&N '&N F&K(L'&S K$$R&W&'&N )&N K$+*)&N&N (N*,$RS*'&S (N*,$RS*'&S S&R* M('*&R& *N)ON$S*& M$)&N -.1/ +&+ * $N)&H(L(&N
*#1 Latar +elakan!
ISK adalah adanya bakteri pada urin yang disertai dengan gejala infeksi.2 Ada pula yang mendefinisikan ISK sebagai gejala infeksi yang disertai adanya mikro mikroorg organi anisme sme patogen patogenik ik (patog (patogeni enik k : yang yang menye menyebabk babkan an penyakit penyakit)) pada urin, urin, uretra (uretra : saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan dunia luar), kandung kemih, atau ginjal. ISK ISK dapat dapat terj terjadi adi pada pada ! anak anak pere peremp mpuan uan dan dan "#2! "#2! anak anak laki laki#l #lak aki. i.2 2 Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah men$apai "%#"%% kali lebih besar disbanding bayi dengan berat lahir normal (%,"#"!). Sebelum usia " tahun, ISK lebih banyak terjadi pada anak laki#laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar ISK terjadi pada anak perempuan. &isalnya pada anak usia pra sekolah di mana ISK pada perempuan men$apai %,'!, sementara pada laki#laki hanya %,2!. an rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian ISK pada anak perempuan %
kali lebih besar dibanding pada anak laki#laki. an pada anak laki#laki yang disunat, risiko ISK menurun hingga menjadi "*#"*2% dari an ak laki#laki yang tidak disunat."
+&+ ** $M+&H&S&N
*NF$KS* S&L(R&N K$M*H 0*SK
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya in+asi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus essy, Ardaya, Su-anto, 2%%").
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi ystitis dan /ielonefritis # ystitis adalah infeksi kandung kemih, yang merupakan tempat tersering terjadinya infeksi. /ielonefritis adalah infeksi pada ginjal itu sendiri. /ielonefritis dapat bersifat akut atau kronik. /ielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. /ielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. /ielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada indi+idu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks +esikoureter. /ada pielonefritis kronik, terjadi pembentukan jaringan parut dan obstruksi tubulus yang luas. Kemampuan ginjal untuk memekatkan urin menurun karena rusaknya tubulus#tubulus. 0lomerulus biasanya tidak terkena, hal ini dapat menimbulkan gagal ginjal kronik.
ystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra. /enyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop. ystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini
dapat terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, di+ertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra. ystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari
penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis
+# $tiolo!i
1akteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri aerob. /ada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian ba-ah terutama pada -anita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi karena jamur dan +irus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan infeksi gram negatif. emahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari +agina, perineum (daerah sekitar +agina), rektum (dubur) atau dari pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran kemih. 1akteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai ke kandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal. 1akteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri#bakteri di ba-ah ini : •
Kelompok anteroba$teria$eae seperti : ") 3s$heri$hia $oli 2) Klebsiella pneumoniae ) 3nteroba$ter aerogenes 4) /roteus ) /ro+iden$ia 5) itroba$ter
•
/seudomonas aeruginosa
•
A$inetoba$ter
•
3nterokokus fae$alis
•
Stafilokokus sarophyti$us
1akteri masuk ke saluran kemih manusia dapat melalui beberapa $ara yaitu : •
/enyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat
•
6ematogen
•
imfogen
•
3ksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi
ua jalur utama masuknya bakteri ke saluran kemih adalah jalur hematogen dan asending, tetapi asending lebih sering terjadi. ") Infeksi hematogen (desending) Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. /enyebaran hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah satu tempat. ontoh mikroorganisme
yang
dapat
menyebar
se$ara
hematogen
adalah
Staphylo$o$$us aureus, Salmonella sp, /seudomonas, andida sp., dan /roteus sp. 0injal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi 3.$oli karena itu jarang terjadi infeksi hematogen 3.$oli. Ada beberapa tindakan yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran.
2) Infeksi asending ") Kolonisasi uretra dan daerah introitus +agina Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme ke$uali pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit seperti basil difteroid, streptpkokus. i samping bakteri normal flora kulit, pada -anita, daerah "* bagian distal uretra ini disertai jaringan periuretral dan +estibula +aginalis yang juga banyak dihuni oleh bakteri yang berasal dari usus karena letak usus tidak jauh dari tempat tersebut. /ada -anita, kuman penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah 3.$oli di samping enteroba$ter dan S.fe$alis
2) &asuknya mikroorganisme dalam kandung kemih /roses masuknya mikroorganisme ke dalam kandunh kemih belum diketahui dengan jelas. 1eberapa faktor yang mempengaruhi masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah : a. 7aktor anatomi Kenyataan bah-a infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada -anita daripada laki#laki disebabkan karena : 8retra -anita lebih pendek dan terletak lebih dekat anus, 8retra laki#laki bermuara saluran kelenjar prostat dan sekret prostat merupakan antibakteri yang kuat b. 7aktor tekanan urin pada -aktu miksi
&ikroorganisme naik ke kandung kemih pada -aktu miksi karena tekanan urin. Selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah pengeluarann urin. $. 7aktor lain, misalnya: /erubahan hormonal pada saat menstruasi, Kebersihan alat kelamin bagian luar, Adanya bahan antibakteri dalam urin, /emakaian obat kontrasepsi oral.
&ekanisme pertahanan mukosa ini diduga ada hubungannya dengan mukopolisakarida dan glikosaminoglikan yang terdapat pada permukaan mukosa, asam organik yang bersifat bakteriostatik yang dihasilkan bersifat lokal, serta en9im dan liso9im. Selain itu, adanya sel fagosit berupa sel neutrofil dan sel mukosa saluran kemih itu sendiri, juga Ig0 dan IgA yang terdapat pada permukaan mukosa. erjadinya infeksi sangat tergantung pada keseimbangan antara ke$epatan proliferasi bakteri dan daya tahan mukosa kandung kemih. 3radikasi bakteri dari kandung kemih menjadi terhambat jika terdapat hal sebagai berikut : adanya urin sisa, miksi yang tidak kuat, benda asing atau batu dalam kandung kemih, tekanan kandung kemih yang tinggi atau inflamasi sebelumya pada kandung kemih. aiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal 6al ini disebabkan oleh refluks +esikoureter dan menyebarnya infeksi dari pel+is ke korteks karena refluks internal. ;efluks +esikoureter adalah keadaan patologis karena tidak berfungsinya +al+ula +esikoureter sehingga aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal. idak berfungsinya +al+ula +esikoureter ini disebabkan karena : &emendeknya bagian intra+esikel ureter yang biasa terjadi se$ara kongenital 3dema mukosa ureter akibat infeksi umor pada kandung kemih /enebalan dinding kandung kemih
2# %ambaran Klinis ►
0ejala < gejala dari $ystitis sering meliputi:
·
0ejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih
·
;asa terbakar dan perih pada saat berkemih
·
Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
·
Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)
·
8rin ber-arna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
·
Ketidaknyamanan pada daerah pel+is renalis
·
;asa sakit pada daerah di atas pubis
·
/erasaan tertekan pada perut bagian ba-ah
·
emam
·
Anak < anak yang berusia di ba-ah lima tahun menunjukkan gejala yang nyata, seperti lemah, susah makan, muntah, dan adanya rasa sakit pada saat berkemih.
·
/ada -anita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu kelelahan, hilangnya kekuatan, demam
·
Sering berkemih pada malam hari =ika infeksi dibiarkan saja, infeksi akan meluas dari kandung kemih hingga ginjal. 0ejala < gejala dari adanya infeksi pada ginjal berkaitan dengan gejala pada $ystitis, yaitu demam, kedinginan, rasa nyeri pada punggung, mual, dan muntah. ystitis dan infeksi ginjal termasuk dalam infeksi saluran kemih.
idak setiap orang dengan infeksi saluran kemih dapat dilihat tanda < tanda dan gejalanya, namun umumnya terlihat beberapa gejala, meliputi: ·
esakan yang kuat untuk berkemih
·
;asa terbakar pada saat berkemih
·
7rekuensi berkemih yang sering dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria)
·
Adanya darah pada urin (hematuria)
&erokok, ansietas, minum kopi terlalu banyak, alergi makanan atau sindrom pramenstruasi bisa menyebabkan gejala mirip infeksi saluran kemih. 0ejala infeksi saluran kemih pada bayi dan anak ke$il. Infeksi saluran kemih pada bayi
dan anak usia belum sekolah memilki ke$endrungan lebih serius dibandingkan apabila terjadi pada -anita muda, hal ini disebabkan karena memiliki ginjal dan saluran kemih yang lebih rentan terhadap infeksi.
)# emeriksaan radiolo!is dan penun3an! lainn4a
/rinsipnya adalah untuk mendeteksi adanya faktor predisposisi infeksi saluran kemih, yaitu hal < hal yang mengubah aliran urin dan stasis urin, atau hal < hal yang menyebabkan gangguan fungsional saluran kemih. /emeriksaan tersebut antara lain berupa: a. 7oto polos abdomen apat mendeteksi sampai >%! batu radio opak b. /ielografi intra+ena (/I?) &emberikan gambaran fungsi eksresi ginjal, keadaan ureter, dan distorsi system pel+iokalises. 8ntuk penderita: pria (anak dan bayi setelah episode infeksi saluran kemih yang pertama dialami, -anita (bila terdapat hipertensi, pielonefritis akut, ri-ayat infeksi saluran kemih, peningkatan kreatinin plasma sampai @ 2 mg*dl, bakteriuria asimtomatik pada kehamilan, lebih dari episode infeksi saluran kemih dalam setahun. /I? dapat mengkonfirmasi adanya batu serta lokasinya. /emeriksaan ini juga dapat mendeteksi batu radiolusen dan memperlihatkan derajat obstruksi serta dilatasi saluran kemih. /emeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah 5 minggu infeksi akut sembuh, dan tidak dilakukan pada penderita yang berusia lanjut, penderita &, penderita dengan kreatinin plasma ", mg*dl, dan pada keadaan dehidrasi. $. Sistouretrografi saat berkemih /emeriksaan ini dilakukan jika di$urigai terdapat refluks +esikoureteral, terutama pada anak < anak. d. 8ltrasonografi ginjal 8ntuk melihat adanya tanda obstruksi*hidronefrosis, scarring process, ukuran dan bentuk ginjal, permukaan ginjal, masa, batu, dan kista pada ginjal. e. /ielografi antegrad dan retrograde
/emeriksaan ini dilakukan untuk melihat potensi ureter, bersifat in+asi+e dan mengandung fa$tor resiko yang $ukup tinggi. Sistokopi perlu dilakukan pada refluks +esikoureteral dan pada infeksi saluran kemih berulang untuk men$ari fa$tor predisposisi infeksi saluran kemih. f.
#s$an /emeriksaan ini paling sensitif untuk menilai adanya infeksi pada parenkim ginjal, termasuk mikroabses ginjal dan abses perinefrik. /emeriksaan ini dapat membantu untuk menunjukkan adanya kista terinfeksi pada penyakit ginjal polikistik. /erlu diperhatikan bah-a pemeriksaan in lebih baik hasilnya jika memakai media kontras, yang meningkatkan potensi nefrotoksisitas.
g. &SA s$anning /enilaian kerusakan korteks ginjal akibat infeksi saluran kemih dapat dilakukan dengan skintigrafi yang menggunakan (>>m$) dimercaptosuccinic acid (&SA). /emeriksaan ini terutama digunakan untuk anak < anak dengan infeksi saluran kemih akut dan biasanya ditunjang dengan sistoureterografi saat berkemih. /emeriksaan ini "% kali lebih sensitif untuk deteksi infeksi korteks ginjal dibanding ultrasonografi.
$# reventi5 *n5eksi Saluran Kemih
Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat dilakukan hal#hal berikut: &enjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih. 1agi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang
memiliki p6 balan$ed (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak $ukup bersih. /ilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak
menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. =ika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan
dahulu pinggiran atau dudukan toilet. oilet#toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan $airan pembersih dudukan toilet. =angan membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung di
bak mandi atau ember. /akailah sho-er atau keran. 0unakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak
lembab.
+&+ *** &S(H&N K$$R&W'&N '$OR*'*S 1#
en!ka3ian a.
Identitas ama • 8mur • =enis kelamin • Suku bangsa • /ekerjaan • /endidikan • Alamat • anggal &;S • iagnosa medis •
b. ;i-ayat kesehatan •
Keluhan utama : # isuria, /olakisria, yeri, erdesak ken$ing yang ber-arna terjadi bersamaan.
•
;i-ayat penyakit sekarang /enyebab dari disuria disebabkan karena masuknya organisme es$heri$ea $oli kedalam kolon.
•
;i-ayat penyakit dahulu: Apakah sebelumnya pernah sakit ISK, ;i-ayat penyakit keluarga, Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama,
;i-ayat psikososial dan spiritual
1iasanya klien $emas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan gangguan dalam beribadat karena klien lemah. /ola#pola fungsi kesehatan, /ola nutrisi dan metabolism, Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual, muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali. •
/ola eliminasi: 3liminasi al+i klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan karena ada organisme yang masuk sehingga urine tidak lan$ar.
•
/ola aktifitas dan latihan Akti+itas klien akan terganggu karena harus tirah baring total agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
•
/ola tidur dan istirahat /ola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan imobilisasi yang lama.
•
/ola persepsi dan konsepsi diri 1iasanya terjadi ke$emasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan merupakan dampak psikologi klien.
•
/ola hubungan dan peran 6ubungan dengan orang lain terganggu sehubungan dengan klien dira-at
•
•
di rumah sakit dan klien harus bedrest total. /ola penanggulangan stress 1iasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena keadaan sakitnya. /ola tata nilai dan keper$ayaan alam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest total dan tidak boleh melakukan akti+itasi karena penyakitnya.
$.
/emeriksaan 7isik Keadaan 8mum: idapatkan klien tampak lemah, nadi "%%B*menit, C • •
"">*5% ingkat Kesadaran: ormal 0S 4##5: Sistem ;espirasi, /ernafasan
•
normal yaitu 2%B*menit, nafsu normal Sistem Kardio+askuler
•
erjadi penurunan tekanan darah, Sistem Integumen: Kulit kering, turgor kulit menurun, rambut agak kusam Sistem 0astrantestinal: 1ibir kering pe$ah#pe$ah, mukosa mulut kering,
•
lidah kotor. Sistem &uskuloskeletal. Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan. Sistem Abdomen /ada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada ginjal
•
akibat adanya peradangan akut maupun kronis dari ginjal atau saluran kemih yang mengenai pel+is ginjal, pielonefritis, $ystitis, uretra. 2. ".
2. . 4. .
IA0DSA yeri berhubungan dengan koliks ginjal, pel+is, parenkim, in+asi bakteri pada mukosa kandung kemih (systitis) mengakibatkan nyeri panggul atau nyeri supra pubik. 6ipertermia berhubungan dengan infeksi diginjal mengakibatkan potensial infeksi dan ketidakseimbangan $airan. /erubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan trauma mekanik dari infeksi mengakibatkan disuria, frek-ensi dan urgen$y. Ketidak seimbangan nutrisi b*d penurunan peristaltik d*d mual muntah e+isit +olume $airan b*d dehidrasi sel#sel tubuh.
. E
Inter+ensi Kepera-atan D
I
N4eri berhubun!an den!an koliks !in3al6 pelvis6 parenkim6 invasi bakteri pada mukosa kandun! kemih 0s4stitis mengakibatkan nyeri panggul atau nyeri supra pubik
)e5isit ,olume 2airan +erhubun!an den!an: Kehilangan +olume • $airan se$ara aktif Kegagalan • mekanisme
NO2 : N*2 : Setelah dilakukan akukan pengkajian nyeri • tindakan se$ara komprehensif termasuk kepera-atan selama lokasi, karakteristik, durasi, F. frekuensi, kualitas dan faktor /asien tidak presipitasi mengalami Dbser+asi reaksi non+erbal dari • nyeri, dengan kriteria ketidak nyamanan hasil: 1antu pasien dan keluarga untuk • • &u men$ari dan menemukan mengontrol nyeri dukungan (tahu penyebab Kontrol lingkungan yang dapat • nyeri, mampu mempengaruhi nyeri seperti menggunakan suhu ruangan, pen$ahayaan dan tehnik kebisingan nonfarmakologi Kurangi faktor presipitasi nyeri • untuk mengurangi Kaji tipe dan sumber nyeri • nyeri, men$ari untuk menentukan inter+ensi bantuan). &elaporkan bah-a • Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, nyeri berkurang relaksasi, distraksi, kompres dengan hangat* dingin menggunakan 1erikan analgetik untuk • manajemen nyeri. mengurangi nyeri: • &u mengenali ingkatkan istirahat • nyeri (skala, intensitas, 1erikan informasi tentang nyeri • frekuensi dan tanda seperti penyebab nyeri, berapa nyeri). lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari • &enyatakan rasa prosedur nyaman setelah nyeri berkurang. &onitor +ital sign sebelum dan • anda +ital dalam sesudah pemberian analgesik rentang normal pertama kali • idak mengalami gangguan tidur NO2: N*2 : 7luid balan$e /ertahankan $atatan intake dan • • 7ood output yang akurat and 7luid Intake &onitor status hidrasi • Setelah dilakukan (kelembaban membran mukosa, tindakan kepera-atan nadi adekuat, tekanan darah selamaF.. ortostatik ), jika diperlukan defisit +olume $airan • &onitor hasil lab yang sesuai
pengaturan S : # 6aus D: # /enurunan turgor kulit*lidah # &embran mukosa*kulit kering # /eningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan +olume*tekanan nadi # /engisian +ena menurun # /erubahan status mental # Konsentrasi urine meningkat # emperatur tubuh meningkat # Kehilangan berat badan se$ara tiba#tiba
teratasi dengan kriteria hasil: &empertahankan • urine output sesuai dengan usia dan 11, 1= urine normal, ekanan darah, • nadi, suhu tubuh dalam batas normal idak ada tanda • tanda dehidrasi, 3lastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan Drientasi terhadap • -aktu dan tempat baik =umlah dan irama •
•
• • • •
•
•
•
dengan retensi $airan (18 , 6mt , osmolalitas urin, albumin, total protein ) &onitor +ital sign setiap "menit < " jam Kolaborasi pemberian $airan I? &onitor status nutrisi 1erikan $airan oral 1erikan penggantian nasogatrik sesuai output (% < "%%$$*jam orong keluarga untuk membantu pasien makan Kolaborasi dokter jika tanda $airan berlebih mun$ul meburuk Atur kemungkinan tranfusi
hermoregulasi N*2 : Setelah dilakukan &onitor suhu sesering mungkin • tindakan &onitor -arna dan suhu kulit • kepera-atan &onitor tekanan darah, nadi dan • selamaFFF..pasien ;; menunjukkan : &onitor penurunan tingkat • Suhu tubuh dalam kesadaran batas &onitor H1, 6b, dan 6$t • normal dengan &onitor intake dan output • kreiteria D*S: 1erikan anti piretik: • hasil: kenaikan suhu • Kelola Antibiotik: • tubuh diatas Suhu 5 < G FFFFFFFFF.. • rentang normal Selimuti pasien • adi dan • serangan atau • kon+ulsi (kejang) • ;; dalam rentang • 1erikan $airan intra+ena normal Kompres pasien pada lipat paha • kulit kemerahan • idak ada dan aksila • pertambahan ; • perubahan -arna • ingkatkan sirkulasi udara takikardi • kulit dan tidak ada • ingkatkan intake $airan dan Kulit teraba • pusing, merasa nutrisi panas* hangat nyaman &onitor , nadi, suhu, dan ;; • atat adanya fluktuasi tekanan • darah &onitor hidrasi seperti turgor • kulit, kelembaban membran mukosa) Hipertermi +erhubun!an den!an : penin!katan • metabolisme aktivitas 4an! berlebih
Ketidakseimban!an nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh +erhubun!an den!an : Intake yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolisme tubuh S : # aporan adanya sedikit akti+itas atau tidak ada akti+itas D: # ipatan kulit tri$ep 2 mm untuk -anita dan " mm untuk pria # 11 2% ! di atas ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal # &akan dengan respon eksternal (misalnya : situasi sosial, sepanjang hari) # ilaporkan atau diobser+asi adanya disfungsi pola makan (misal : memasangkan makanan dengan akti+itas yang lain)
NO2: a. utritional status: Adeua$y of nutrient b. utritional Status : food and 7luid Intake $. Height ontrol Setelah dilakukan tindakan kepera-atan selamaF.nutrisi kurang teratasi dengan indikator: Albumin serum • /re albumin serum • 6ematokrit • 6emoglobin • otal iron binding • $apa$ity =umlah limfosit •
• •
•
•
• •
•
•
• •
• •
• •
•
•
•
•
• •
Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gi9i untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Jakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk men$egah konstipasi Ajarkan pasien bagaimana membuat $atatan makanan harian. &onitor adanya penurunan 11 dan gula darah &onitor lingkungan selama makan =ad-alkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan &onitor turgor kulit &onitor kekeringan, rambut kusam, total protein, 6b dan kadar 6t &onitor mual dan muntah &onitor pu$at, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungti+a &onitor intake nuntrisi Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti 0* / sehingga intake $airan yang adekuat dapat dipertahankan. Atur posisi semi fo-ler atau fo-ler tinggi selama makan Kelola pemberan anti emetik:..... Anjurkan banyak minum /ertahankan terapi I? line
•
atat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan $a+itas o+al
1A1 I? /388/ Kesimpulan
Infeksi saluran kemih se$ara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling la9im dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada sekitar >%! -anita muda. 0ejala dan tanda# tandanya antara lain : sering ken$ing, disuria, hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. 1akteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia,
Citrobacter , P.
Acinetobacter , Enterococcus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.
aeruginosa,
)&F'&R (S'&K&
Andriole ? (editor) : yme disease and other spero$hetal disease, ;e+ Infe$t is ">'> (Suppl 5) : S"4. 1ritigan 13 et al : 0ono$o$al infe$tion: A model mole$ular pathogenesis, 3ngl =. &ed ">' "2 :"5'2. 6ook 3H III, 6olmes KK: 0ono$o$al infe$tion, An Intern &ed, ">' "%2 22>. =a-et9 3 et al (eds) : &edi$al &I$robiology, ">th ed , Appleton and ange, or-alk, onne$ti$ut*San &ateo aliforniam ">>". =a-et9. 3 , &elni$k L Adelberg : &ikrobiologi Kedokteran, edisi 2% 30 =akarta ">>5 =oklik H.K et.al (eds) : Minserr &i$robiology, ">th ed, Appleton entury#rofts, eJork, ">''