skep Infeksi Saluran Kemih(ISK) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat di jaman sekarang tidak lepas dari yang namanya sakit. Sakit merupakan
ketidak seimbangan dalam tubuh tidak hanya fisik tapi juga psikologinya. Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit misalnya personal hygiennya(kebersihan diri sendiri), jika personal hygiennya kurang terpenuhi maka orang tersebut mungkin lebih rentan terkena penyakit. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan salah satu kasus yang sering terjadi dalam masyarakat. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkemban g biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih ((disuria disuria,, Jawa: anyanganyangen). anyangen ). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis. (Coyle & Prince, 2005) ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain. serta berhubungan dengan gonta ganti pasangan..yang kita tidak tau juga kalau pasangan itu membawa bakteri dari pasangan lain. terutama kalau sistem ketahanan tubuh sudah berkurang, apa saja jenis bakteri akan sangat gampang sekali masuk ke dalam tubuh. tubu h. Menurut WHO Indonesia menduduki menduduk i peringkat ke-3 dunia tentang ISK yaitu dengan persentase 30%. Belgia menduduki posisi pertama dengan persentase 55%, disusul oleh Amerika Serikat diposisi ke-2 dengan persentase 44%. Ada beberapa masyarakat yang belum mengetahui tentang pencegahan dan pengobatan ISK, atas latar belakang diatas penulis tertarik untuk menyususun makalah tentang askep Gangguan Eliminasi Urinarius. B.
a.
TUJUAN
Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah yang berjudul asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran kemih adalah untuk mengetahui konsep dan asuhan keperawatan yang diberikan pada anak dengan masalah perkemihan yaitu dengan pen yakit infeksi saluran kemih. b.
Tujuan Khusus Adapun tujan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Mahasiswa mengetahui definisi dari infeksi saluran kemih. b) Mahasiswa mengetahui etiologi atau penyebab terjadinya infeksi saluran kemih.
c) Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala dari penyakit infeksi saluran kemih. d) Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang pada pasien saluran kemih. e) Mahasiswa mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan infeksi saluran kemih. f) Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada anak dengan infeksi saluran kemih. g) Mahasiswa mengetahui diagnosa yang muncul pada kasus infeksi saluran kemih pada anak. h) Mahasiswa mengetahui rencana asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran kemih. i) Mahasiswa dapat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran kemi.. j) Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada pasien
BAB II DASAR TEORI A. Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. (Setyowaty, 2005). Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu: a. b. c. d. e.
Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi Kebutuhan rasa aman dan perlindungan Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki Kebutuhan akan harga diri Kebutuhan aktualisasi diri Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Asuhan Keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.
B. Pengkajian Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaituPengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan. (Nursalam, 2001). Dalam kasus ini klien terdiagnosa ISK. Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5 – 15 %. Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari
infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI para pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) C. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang respon individu,keluarga,dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan actual maupun potensial. Nettina (1996).
Urinalisis : 1) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih 2) Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih. Bakteriologis : 1) Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. 102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria. 2) Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik. D. Penatalaksanaan Ketika Penatalaksanaan adalah fase ketiga dalam proses keperawatan dimana ketika
intervensi yang direncanakan untuk mencapai serangkaian tujuan diimplementasikan dan dicatat pada catatan keperawatan pasien, yang memberikan kumpulan informasi pada setiap data untuk mengevaluasi. (Doenges E Marilyn, dkk, 2000) Penatalaksanaan pada An. K yang menderita infeksi saluran kemih adalah sebagai berikut : 1) Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif. 2) Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. 3) Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
E. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit
dengan yang lainnya, bersifat mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit. Teung (1994) Dibawah ini terdapat beberapa diagnose keperawatan terkait dengan penyakit Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) : 1) Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. 3) Eliminasi urinarius berhubungan dengan infeksi saluran kemih. 4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan ketahanan tubuh. 5) Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan dengan kurangnya informasi. 6) Cemas anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi F. Evaluasi Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya. (Nursalam, 2001) a.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut: Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
b.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu : a.
Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya. c.
Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A
KASUS TERKAIT
Bp. A seorang perawat, datang ke UGD RS.Soeradji mengantar anak perempuannya yang masih berumur 5th karena anaknya menangis terus-menerus sejak kemarin sore dikarenakan febris dan disuria. Bp.A juga mengatakan, An.K di rumah dirawat oleh pembantunya sehingga untuk personal higiennya biasanya dibantu oleh pembantunya. Selain itu An.K juga mengatakan sulit dan sakit pada perut seperti diremas – remas dan perih saat mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut jika mau BAK padahal buang air kecilnya lebih sering dari biasanya, oleh sebab itu An.K mengatakan takut untuk banyak minum. Bp. A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian suprapubic dan adanya hematuria, selain itu diawal berkemih ada cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. Karena sakit pada perut bagian bawah, An.K merasa tidak kuat untuk berjalan sendiri sehingga waktu turun dari mobil ke UGD, An.K digendong oleh ayahnya. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV : RR : 28x/menit S : 40 ºC N : 108x/menit Saat di UGD An.K dilakukan pemasangan infus RL, 20 tts/mnt dengan abocat ukuran 24 dan diberikan terapi obat : Ceftriaxone 2x500mg Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB
B. DOKUMENTASI ASKEP 1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a.
Nama perawat
Tgl pengkajian
: Agus : 10 April 2012
Jam pengkajian : 15.00 WIB b. Identitas Pasien Nama Pasien Agama
: An. K : Islam
Umur
: 5 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Almat Tanggal masuk RS
: Jln. Ringroad Utara : 10 April 2012
Diagnosa medis No rekam medis
: Gangguan Eliminasi Urinarius : 20954985
Jam masuk Suku
: 15.00 WIB : Jawa
Bangsa c. Penanggung jawab
: Indonesia
Orang tua/wali
: Bp. A
Umur
: 36 tahun
Agama Pendidikan
:Islam : tidak terkaji
Pekerjaan Status Pernikahan
: Perawat : Menikah
Hubungan dengan klien : Bapak kandung Alamat : Jln. Ringroad Utara Suku
: Jawa
Bangsa
:Indonesia
2. Keluhan Utama Bp. A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian suprapubic. 3. Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat Penyakit sekarang Klien mengatakan karena sakit pada perut bagian bawah, An.K merasa tidak kuat untuk berjalan sendiri sehingga waktu turun dari mobil ke UGD, An.K digendong oleh ayahnya. Saat di UGD, An.K dilakukan pemasangan infus RL 20tetes/menit dengan abocat ukuran 24 selama 4 hari.
b. Riwayat Penyakit Dahulu 1.
Penyakit yang pernah dialami: klien sering mengalami n yeri abdomen
a) Kecelakaan
: tidak terkaji
b) Pernah dirawat di RS karena mengalami malaria
: Bpk.A mengatakan, pada usia 4 tahun An.K pernah dirawat di RS
c) Operasi
: Bpk.A mengatakan An.K tidak pernah dioperasi
2.
Alergi
: Bpk.A mengatakan bahwa An.K alergi terhadap ikan
3.
Vaksin
: Bpk.A mengatakan bahwa An.K baru saja di vaksin Hepatitis
B 3bulan yang lalu 4.
c.
Kebiasaan
: An.K mengatakan bahwa ia suka jajan di sembarang tempat
Riwayat Penyakit Keluarga Sebelum An.K mengalami gangguan eliminasi urinarius, nenek dari An.K yaitu Ny. T sudah pernah mengalami gangguan eliminasi urinarius selama lebih kurang satu minggu.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a.
Aktivitas dan latihan An. K sebelum sakit masih bisa melakukan aktifitas seperti anak seusianya seperti bermain bersama teman-temannya, tetapi setelah mengalami ISK An. K menjadi pendiam karena menahan rasa sakit perutnya. Selama sakit An. K dirumah melakukan aktifitas dan dirawat oleh pembantunya sehingga untuk personal hygen biasanya dibantu oleh pembantun ya.
b.
Tidur dan Istirahat Sebelum sakit Bp. A mengatakan An. K tidak ada masalah dalam masalahnya, A.n K biasanya tidur 9 jam saat malam dan 2 jam saat siang, saat sakit Bp. A mengatakan An. K mengalami sulit tidur dan sering terbangun saat tidur dikarenakan perut bagian bawah terasa nyeri dan sangat sakit, A.n K hanya bissa tidur 6 jam ssaat malam dan tidak bisa tidur saat siang.
c. i.
ii.
Kenyamanan dan nyeri Palliative/profokatif Klien mengatakan nyeri berkurang setelah klien melakukan teknik relaksasi yang diberikan oleh perawat/ pada saat BAK klien merasakan nyeri Quality klien mengatakan sangat nyeri ketika akan berkemih dan terasa sedikit berkurang nyerinya sesudah berkemih
iii.
Region Bp. A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian Suprapubic.
iv.
Scale Dari skala 1-10 klien mengatakan skala sakitnya sekitar angka 8
v.
Time Klien merasa nyeri datang pada saat ingin BAK.
vi.
Nutrisi
Sebelum klien mengalami gangguan eliminasi, klien mempuyai nafsu makan sehingga selalu makan 3 porsi sehari, tetapi pada saat mengalami gangguan eliminasi urine, nafsu makan klien menjadi berkurang, sehingga hanya makan 1 porsi sehari vii.
Cairan elektrolit dan asam basa Pada saat klien mengalami gangguan eliminasi urin klien hanya minum 4 gelas standar 250 cc dan dibantu dengan Suport IV Line cairan RL 20tts/mnt, sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250cc perhari . viii. Oksigenasi Sebelum dan sesudah mengalami ganguan eliminasi urin, Klien tidak mengalami sesak nafas dan tidak ada sputum. ix. Eliminasi Bowel Sebelum sakit klien mengatakan BAB lancar fases berwarna kuning 2x sehari, saat mengalami gangguan eliminasi urin klien merasakan perut te rasa diremas-remas dan warna fases cokelat. x. Eliminasi urine Sebelum mengalami ganguan eliminasi urin klien mempunyai frekuensi berkemih 500cc/hr, selama mengalami gangguan eliminasi urin klien hanya berkemih 250cc/hr dan warna urine merah terdapat hematuria dan klien mengatakan nyeri pada saat BAK. xi. Sensori,persepsi dan kognitif Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gamgguan pada Sensori, persepsi dan kognitif. 5.
a.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum Keadaan umum pasien saat ini adalah cemas dengan hasil pemeriksaan Vital Sign : N RR
: 108xmnt : 28x/mnt
S
: 40 c
0
b. Kepala: Pada saat dilakukan inspeksi dan palpasi tidak terdapat benjolan yang terdapat di kepala, bentuk tengkorak semetris dengan bagian frontal menghadap kedepan dan bagian pariental menghadap kebelakang. Kulit kepala tidak mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka. c.
Leher: Setelah dilakukan inspeksi, palpasi dan teknik gerakan leher klien dapat melakukan gerakan leher secara terkoordinasi tanpa gangguan.
d. Dada: paru & jantung Pada saat inspeksi klien tidak terlihat sesak napas, yaitu frekuensi pernapasan 20x/menit pada saat dilakukan palpasi getaran pada dinding dada sebelah kanan lebih keras dari pada dinding
dada sebelah kiri. Pada saat dilakukan perkusi suara paru klien normal yaitu terdengar bunyi resonan. e.
Abdomen: Setelah dilakukan pemeriksaan fisik abdomen normal,pada saat inspeksi tdak ada pembengkakkan, dan semetris. Pada saat dilakukan auskultasi terdengar suara bising usus, secara normal terdengar setiap bising usus normal terdengar 10 kali/menit
6. Psiko sosio budaya dan spiritual a. Psikologis
Klien mengatakan Takut jika mau BAK, karena merasa nyeri pada saat ingin BAK. b. Sosial c. d.
Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan bahasa Inonesia, nada bicara klien sopan. Budaya Tidak terkaji Spiritual Tidak terkaji
7. Pemeriksaan penunjang a. Terapi Medis
Saat di UGD klien deberikan cairan IV yaitu infus RL 20tts/mnt, klien juga diberikan obat melalui injeksi Cefotriaxone 2x500 gram dan ob at peroral Ketorolak 2x0,5 mg/kg/BB.
ANALISA DATA
Nama klien Umur
: An.K : 5 tahun
No.Register Diagnosa Medis
Ruang Rawat
: Tulip
Alamat
TGL/JAM
01/02/2012 09.00 WIB
DATA FOKUS
DS : 1. Bapak klien
: 01377 : ISK : Jl. Ringroad Utara
ETIOLOGI
Proses infeksi
PROBLEM
Hypertermi
mengatakan suhu badan anaknya teraba panas. DO : N : 108x/menit S : 40 RR : 28x/menit Teraba panas 01/02/2012 09.00 WIB
DS : Agen cidera 1. An.K mengatakan sulit biologis dan Sakit pada perut seperti diremas-remas dan perih saat mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut jika mau BAK padahal buang air kecilnya lebih sering daripada biasanya, oleh sebab itu An.K mengatakan takut untuk banyak minum. . Bp.A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian suprapubic dan adanya hematuria, selain itu diawal berkemih ada cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. Kira-kira skala nyerinya mencapai 9.
Nyeri akut
O: 1. Klien tampak terlihat pucat dan lemas. 2. Klien terlihat memegangi perut bagian bawah.
01/02/2012 09.00 WIB
DS :
Infeksi saluran
1. An.K mengatakan sulit kemih dan
Gangguan Eliminasi urinarius
Sakit pada perut seperti diremas-remas dan perih saat mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut jika mau BAK padahal buang air kecilnya lebih sering daripada biasanya, oleh sebab itu An.K mengatakan takut untuk banyak minum. DO : 1. Klien terlihat kesakitan dan takut saat buang air kecil. 1/02/2012 09.00 WIB
DS : 1. An. K mengatakan sulit dan sakit pada perut seperti diremas-remas dan perih saat mau buang air kecil sehingga An. K menjadi takut jika mau BAK. Oleh sebab itu, An. K mengatakan takut untuk banyak minum. DO : 1. Wajah klien tampak
Status kesehatan
Ansietas
terlihat murung. 2. Sikap klien berubah menjadi pendiam.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Eliminasi urinarius berhubungan dengan infeksi saluran kemih
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis 3. Hyperthermy berhubungan dengan proses infeksi
Nama klien
RENCANA ( INTERVENSI ) KEPERAWATAN : An.K No.Register : 01377
Umur Ruang Rawat
: 5 tahun : Tulip
No.
1
Diagnosa Medis Alamat
Diagnosa
Tujuan & Kriteria
Keperawatan
Hasil
: Jl. Ringroad Utara Intervensi
Setelah dilakukan
berhubungan dengan infeksi
tindakan keperawatan selama 4x24 jam
urin contohnya frekuensi urin,
saluran kemih
maka eliminasi urinarius An. K
volume urin, konsistensi urin
berkurang dengan
dengan tepat.
kriteria hasil sbb:
. Ajarkan klien
kuning cerah tetapi sedikit pucat.
Nyeri akut
. Pantau eliminasi
Agus
tanda dan gejala infeksi saluran kemih. . Instruksikan klien
Volume pengeluaran urine 900-2100
atau keluarga untuk mencatat
CC/hari.
keluaran urin.
Setelah dilakukan
1. Ajarkan klien
berhubungan tindakan keperawatan dengan agen cidera selama 2x24 jam
tekhnik relaksasi nafas dalam.
biologis
2. Beri
maka nyeri yang
Nama & TTD
Eliminasi urinarius
Eliminasi lancar. Urin berwarna
2
: ISK
Erna
dialami oleh An.K
kompreshangat pa
berkurang dengan kriteria hasil sbb:
da bagian yang nyeri.
1. Selera makan klien kembali normal.
3. Kolaborasi dalam pemberian
2. Klien sudah tidak mengalami gelisah.
analgesik Ketorolax 2x
3. Klien dapat
0,5mg/kg/BB
beraktivitas kembali seperti biasanya. 4. Skala nyeri klien 1. 3
Hyperthermy berhubungan
Setelah dilakukan . Observasi tindakan keperawatan keadaan umum
dengan proses infeksi
selama 3x24 jam maka An. K tidak
klien. . Monitor vital
mengalami
sign klien (suhu
hipertermi dengan
&nadi).
kriteria hasil sbb : RR klien normal16-
. Beri kompres hangat pada klien.
24/menit. Suhu tubuh klien
. Anjurkan pada klien untuk
dalam rentang 36,537,5 Nadi klien normal (60-100x/menit). Tubuh klien tidak teraba panas.
meningkatkan istirahat. . Kolaborasi dalam pemberian infus RL, 20 tts/mnt . Anjurkan banyak minum air putih. . Kolaborasi dalam pemberian injeksi Ceftriaxone 2x500mg . Kolaborasi dalam pemberian analgetik paracetamol 1010-15 mg/kgBB/kali.
Risky
Nama klien
: An.K
Umur Ruang Rawat
: 5 tahun : Tulip
No. dx
Tgl/Jam
CATATAN PERKEMBANGAN No.Register : 01377
Diagnosa Medis Alamat
: ISK : Jl. Ringroad Utara
Implementasi
Evaluasi
Nama & TTD
dx 1
3/02/2012 09.00 WIB
09.15 WIB
09.30 WIB
Pukul 11.00 WIB, 1. Memantau eliminasi urin
Tanggal 3/02/2012
contohnya frekuensi urin, volume urin, konsistensi
S:
urin dengan tepat. 2. Mengajarkan klien tanda
1. Bapak klien mengatakan An.K
dan gejala infeksi saluran kemih.
sudah berkurang sakitnya saat
3. Menginstruksikan klien
kencing.
atau keluarga untuk
O:
mencatat keluaran urin.
1. Volume pengeluaran urin normal. 2. Klien sedikit mengerti tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih. A : tujuan belum tercapai. P : lanjutkan intervensi : 1. Memantau eliminasi urin contohnya frekuensi urin, volume urin, konsistensi urin dengan tepat. 2. Mengajarkan klien tanda dan gejala infeksi saluran
Agus
kemih. 3. Menginstruksikan klien atau keluarga untuk mencatat keluaran urin. dx 2
3/02/2012 09.15 WIB
09.25 WIB
09.35 WIB
Pukul 12.00 WIB, 1. Mengajarkan klien tekhnik relaksasi nafas
Tanggal 3/02/2012
dalam.
S:
2. Memberikan kompres
1. Bapak klien
hangat pada bagian yang nyeri.
mengatakan anaknya tampak lebih tenang
3. Memberikan analgesik Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB
dan sudah tidak merasakan nyeri setelah diberikan kompres hangat. O: 1. Klien sudah tampak tenang, dan berkurang nyerinya. 2. An. K tampak mendapatkan kompres hangat pada bagian abdomennya. 3. An. K tampak masih kelihatan memegang perutnya karena nyeri. A : tujuan belum tercapai. P : lanjutkan intervensi : 1. Mengajarkan klien tekhnik relaksasi nafas dalam. . 2. Memberikan kompres hangat pada bagian yang nyeri.
Erna
. 3. Memberikan analgesik Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB
dx 3
3/02/2012 10.15 WIB
1. Mengobservasi keadaan
Pukul 12.30 WIB, Tanggal 3/02/2012
umum klien. 10.20 WIB
2. Memonitor vital sign
S:
10.30 WIB
klien (suhu &nadi). 3. Memberikan kompres
1. Bapak klien mengatakan suhu
hangat pada klien. badan anaknya 4. Menganjurkan pada klien berkurang. untuk meningkatkan istirahat.
O: 1. Hasil TTV
5. Memberikan infus RL, 20 menunjukkan suhu tts/mnt. 6. Memberikan injeksi Ceftriaxone 2x500mg
37,5 2. Nadi An. K 90x/mnt. 3. Tubuh An. K teraba normal,panas berkurang. 4. An. K tampak mendapatkan kompres hangat pada keningnya. 5. An. K tidak tampak terjadi dehidrasi selama adanya demam. A : tujuan belum tercapai. P : lanjutkan intervensi : 1. Mengobservasi keadaan umum klien.
Risky
2. Memonitor vital sign klien (suhu &nadi). 3. Memberikan kompres hangat pada klien. 4. Menganjurkan pada klien untuk meningkatkan istirahat. 5. Memberikan infus RL, 20 tts/mnt. 6. Memberikan injeksi Ceftriaxone 2x500mg dx 1
4/02/2012 09.15 WIB
09.20 WIB
09.30 WIB
Pukul 11.00 WIB, 1. Memantau eliminasi urin
Tanggal 4/02/2012
contohnya frekuensi urin, volume urin, konsistensi
S: 1. Bapak klien
urin dengan tepat. 2. Mengajarkan klien tanda
mengatakan An.K sudah berkurang
dan gejala infeksi saluran kemih.
sakitnya saat kencing.
3. Menginstruksikan klien atau keluarga untuk
O: 1. Volume
mencatat keluaran urin.
pengeluaran urin normal. 2. Klien sedikit mengerti tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih. A : tujuan belum tercapai. P : lanjutkan intervensi : 1. Memantau eliminasi urin contohnya frekuensi
Nato
urin, volume urin, konsistensi urin dengan tepat. 2. Mengajarkan klien tanda dan gejala infeksi saluran kemih. 3. Menginstruksikan klien atau keluarga untuk mencatat keluaran urin. dx 2
4/02/2012
.
Pukul 12.00 WIB,
10.00 WIB . 1. Mengajarkan klien tekhnik relaksasi nafas
Tanggal 4/02/2012
dalam. 10.10 WIB . 2. Memberikan kompres
S: 1. Bapak klien
hangat pada bagian yang
mengatakan anaknya
nyeri.
tampak lebih tenang
10.30 WIB . 3. Memberikan analgesik Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB .
dan sudah tidak merasakan nyeri setelah diberikan kompres hangat. O: 1. Klien sudah tampak tenang, dan berkurang nyerinya. 2. An. K tampak mendapatkan kompres hangat pada bagian abdomennya. 3. An. K tampak masih kelihatan memegang perutnya karena nyeri. A : tujuan tercapai. P : pertahankan intervensi : . 1. Mengajarkan klien tekhnik
Eva
relaksasi nafas dalam. . 2. Memberikan kompres hangat pada bagian yang nyeri. . 3. Memberikan analgesik Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB dx 3
4/02/2012
Pukul 12.30 WIB,
09.25 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum klien.
Tanggal 4/02/2012
09.35 WIB
2. Memonitor vital sign klien (suhu &nadi).
S: 1. Bapak klien
09.45 WIB
3. Memberikan kompres hangat pada klien.
mengatakan suhu badan anaknya
4. Menganjurkan pada klien berkurang. untuk meningkatkan
O:
istirahat. 1. Hasil TTV 5. Memberikan infus RL, 20 menunjukkan suhu tts/mnt. 6. Memberikan injeksi Ceftriaxone 2x500mg
37,5 2. Nadi An. K 90x/mnt. 3. Tubuh An. K teraba normal,panas berkurang. 4. An. K tampak mendapatkan kompres hangat pada keningnya. 5. An. K tidak tampak terjadi dehidrasi selama adanya demam. A : tujuan belum tercapai. P : lanjutkan intervensi :
Jefri
1. Mengobservasi keadaan umum klien. 2. Memonitor vital sign klien (suhu &nadi). 3. Memberikan kompres hangat pada klien. 4. Menganjurkan pada klien untuk meningkatkan istirahat. 5. Memberikan infus RL, 20 tts/mnt. 6. Memberikan injeksi Ceftriaxone 2x500mg dx 1
5/02/2012 09.00 WIB
09.15 WIB
09.25 WIB
1. Memantau eliminasi urin
Pukul 11.00 WIB, Tanggal 5/02/2012
contohnya frekuensi urin, volume urin, konsistensi
S:
urin dengan tepat. 2. Mengajarkan klien tanda
1. Bapak klien mengatakan An.K
dan gejala infeksi saluran
sudah berkurang
kemih.
sakitnya saat
3. Menginstruksikan klien atau keluarga untuk
kencing. O:
mencatat keluaran urin.
1. Volume pengeluaran urin normal. 2. Klien sedikit mengerti tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih. A : tujuan belum tercapai. P : lanjutkan
Erna
intervensi : 1. Memantau eliminasi urin contohnya frekuensi urin, volume urin, konsistensi urin dengan tepat. 2. Mengajarkan klien tanda dan gejala infeksi saluran kemih. 3. Menginstruksikan klien atau keluarga untuk mencatat keluaran urin. dx 3
5/02/2012 09.50 WIB
Pukul 12.30 WIB, 1. Mengobservasi keadaan
Tanggal 5/02/2012
umum klien. 10.00 WIB
2. Memonitor vital sign klien (suhu &nadi).
S: 1. Bapak klien
10.15 WIB
3. Memberikan kompres hangat pada klien.
mengatakan suhu badan anaknya
4. Menganjurkan pada klien berkurang. untuk meningkatkan O: istirahat.
1. Hasil TTV
5. Memberikan infus RL, 20 menunjukkan suhu tts/mnt. 6. Memberikan injeksi Ceftriaxone 2x500mg
37,5 2. Nadi An. K 90x/mnt. 3. Tubuh An. K teraba normal,panas berkurang. 4. An. K tampak mendapatkan kompres hangat pada keningnya. 5. An. K tidak tampak terjadi
Risky
dehidrasi selama adanya demam. A : tujuan tercapai. P : pertahankan intervensi : 1. Mengobservasi keadaan umum klien. 2. Memonitor vital sign klien (suhu &nadi). 3. Memberikan kompres hangat pada klien. 4. Menganjurkan pada klien untuk meningkatkan istirahat. 5. Memberikan infus RL, 20 tts/mnt. 6. Memberikan injeksi Ceftriaxone 2x500mg dx 1
6/02/2012 11.15 WIB
Pukul 11.00 WIB, 1. Memantau eliminasi urin
Tanggal 6/02/2012
contohnya frekuensi urin,
11.20 WIB
11.35 WIB
volume urin, konsistensi urin dengan tepat.
S: 1. Bapak klien
2. Mengajarkan klien tanda dan gejala infeksi saluran
mengatakan An.K sudah berkurang
kemih. 3. Menginstruksikan klien
sakitnya saat kencing.
atau keluarga untuk mencatat keluaran urin.
O: 1. Volume pengeluaran urin normal. 2. Klien sedikit mengerti tentang tanda dan gejala
Jhony
infeksi saluran kemih. A : tujuan tercapai. P : pertahankan intervensi : 1. Memantau eliminasi urin contohnya frekuensi urin, volume urin, konsistensi urin dengan tepat. 2. Mengajarkan klien tanda dan gejala infeksi saluran kemih. 3. Menginstruksikan klien atau keluarga untuk mencatat keluaran urin. BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini di bahas tentang asuhan keperawatan pada an. K dengan penyakit gangguan eliminasi urinarius. Adapun ruang lingkup dari pembahasan ini adalah sesuai dengan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi. A. Pengkajian
Proses pengkajian yang dilakukan pada an. K dengan gangguan eliminasi urinarius di UGD RS. Soeradji dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik langsung ke an. K, selain itu penulis mendapatkan keterangan dari orang tua anak, diskusi dengan perawat ruangan dan dari catatan medis dan keperawatan an. K. pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi di sesuaikan dengan kondisi an. K saat dikaji. Pada saat dilakukan pengkajian, an. K dan orang tua cukup terbuka dan sudah terjalin hubungan saling percaya antara penulis dengan an. K dan orang tua sehingga memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan an. K dan orang tua klien mau menjawab pertanyaan dan menerima saran yang diberikan oleh penulis. Dari data yang terkumpul kemudiam dilakukan analisis dan identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien yang
merupakan data focus dan selanjutnya dirumuskan diagnose atau masalah keperawatan. Kondisi klinis yang ditunjukan oleh klien pada kasus an. K saat dikaji sesuai dengan teori yang ada yatitu keluhan utama klien adalah nyeri pada bagian suprabupicndan adanya hematuria, selain itu diwal berkemih ada cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. Pada pemeriksaan diagnose keperawatan terdapat hasil yang menyimpang dari: hubungan dengan proses infeksi. ubungan dengan agen cidera biologis. rius berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Pada kasus an. K diberikan terapi medis berupa pemasangan infuse RL, 20 tts/mnt dengan abocat ukuran 24 dan diberikan terapi obat: 1) Ceftriaxone 2x 500mg 2) Ketorolak 2x 0,5mg/kg/BB B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang muncul pada An. K adalah Gangguan Eliminasi Urinarius berhubungan dengan Infeksi Saluran Kemih,Hipertermia berhubungan dengan Proses Infeksi,Nyeri berhubungan dengan Agen cedera Biologis. Setelah diagnosa atau masalah keperawatan ditegakkan selanjutnya dilakukan pembuatan rencana tindakan dan kriteria hasil untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada pada klien. Penulis mengambil perioritas diagnosa Gangguan Eliminasi urinarius berdasarkan keluhan klien yaitu adanya infeksi saluran kemih karena An. K mengatakan sulit dan sakit pada perut pada sat mau buang air kecil dibagian bawah perut dan jika masalah ini dapat teratasi kemungkinan besar keluhan klien lainnya dapat diminimalkan. Diagnosa keperawatan yang terdapat pada kasus sudah sesuai dengan teori Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001, sehingga tidak ada kesengajaan antara teori maupun kasus. C. Perencanaan Perencanaan
dalam
proses
keperawatan
dimulai
setelah
data
terkumpul,
dikelompokan,dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah diutentukan berdasarka prioritas, tujuan pelayan keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka pendek,harus jelas,dapat diukur dan realitis. Dijelaskan dalam bentuk perubahan,kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun berdasarkan rencana keperawatan. Pada penyusunan kriteria hasil penulis menyesuaikan dengan waktu pemberian keperawatan yang dilakukan penulis yaitu selama 3X24 jam. Perencanaan yang dibuat pada An.K dengan masalah Gangguan Eleminasi Urinarius pada dasarnya untuk meminimalkan keluhan yang ada pada klien saat itu seperti Infeksi Saluran Kemih dan proses infeksi. D. Implementasi/ Pelaksanaan
Setelah rencana keperawatan di buat,kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakaan kegiatan atau tindakaan yang di berikaan
kepada An.K dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang di miliki oleh klien berdasarkan ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah di buat dapat terlaksana dengan baik.. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan keperawatan atau hambatan yang penulis dapatkan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan penulis dan juga alat yang tersedia, pendokumentasian yang di lakukan oleh perawat ruangan tidak lengkap sehingga sulit untuk mengetahui perkembangan klien dari mulai masuk sampai sekarang secara detail lingkungan fisik atau fasilitas rumah sakit yang kurang memadai dan keberadaan penulis di ruang tempat klien di rawat terbatas. E. Evaluasi Evaluasi adalah Tahap akhir dalam proses keperawatan .Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan data obyektif yang akan menunjukan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai serta menemukan masalah apa yang perlu di kaji, di rencanakan, dilaksanakan dan di nilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan yang di berikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetepkan lebih dahulu. Pada kasus, semua tujuan pada setiapmasalah keperawatan sudah tercapai karena implementasi keperawatan yang di terapkan pada klien sesuai dengan waktu yang di lakukan pada intervensi keperawatan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian pada teori maupun kasus, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih.merupakan salah satu kasus yang sering terjadi dalam masyarakat. 2. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis. 3. Faktor penyebab terjadinya infeksi saluran kemih: 1) Bendunganaliran urine: a. Anatomikonginetal. b. Batusalurankemih. c.
Oklusi ureter (sebagianatau total).
2) Refluksvesike ureter. 3) Urine sisadalambuli-bulikarena : a. Neurogenik bladder. b. Striktururetra. c. Hipertropiprostat. 4) Gangguanmetabolik. a. Hiperkalsemia. b. Hipokalemia c.
Agamaglobulinemia.
5) Instrumentasi a. Dilatasiuretrasistoskopi. 6) Kehamilan a. Faktorstatisdanbendungan. b. PH urine yang tinggisehinggamempermudahpertumbuhankuman. 4. Komplikasi a. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal b. Gagal ginjal. 5. Diagnosa yang mungkin muncul adalah a. Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi. b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. c. Eliminasi urinarius berhubungan dengan infeksi saluran kemih. d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan ketahanan tubuh.
e.
Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan dengan kurangnya
f.
informasi. Cemas anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi.
6. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus An.K a. Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi. b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. c. Eliminasi urinarius berhubungan dengan infeksi saluran kemih. B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-penyakit dalam keperawatan anak salah satunya infeksi saluran kemih dan juga meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang baik dan benar. 2. Bagi Perawat Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat memberikan asuhan keperawtan yang optimal khususnya pada anak yang menderita penyakit infeksi saluran kemih dan perawat mampu menjadi edukator yang baik bagi pasien dan keluarganya. 3. Bagi Dunia Keperawatan Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan serta, dapat di aplikasikan untuk mengembangakan ketrampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami infeksi saluran kemih. Diposkan oleh Agus Suwardana di 01.06