Tugas Individu 2
Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi
Dosen : Dra. Wina Erwina M.A.,
Nuning Kurniasih S.Sos., M.Hum.,
Tema : Artikel Kasus yang Berhubungan dengan Psikologi Komunikasi
"Analisa Kasus Bunuh Diri Artis Korea dalam Pandangan Psikologi"
Disusun Oleh :
Ashri Nooraida Permana
210210120065
DIIP B
Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran
2013
Analisa Kasus Bunuh Diri Artis Korea
dalam Pandangan Psikologi
Mendengar kata Korea, dibenak kita pasti akan langsung terbayang pada artis-artisnya yang terkenal sangat cantik, tampan, berwajah mulus, piawai menari dan menyanyi, gaya hidup yang glamour, dan dikelilingi banyak fans. Penulis pernah mengikuti seminar globalisasi budaya pop Korea yang bertajuk "K-Pops, the New Korean Wave, and it's popularity in the World" yang diadakan pada tanggal 19 April 2013 di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Dalam seminar tersebut Seon-Gi Baek, dari pihak Sungkyunkwan University Korea menyatakan bahwa "Korean mass cultural products has become popular at the whole of Asian countries for the last 10 years". Termasuk di Indonesia, dari mulai usia dewasa, remaja, bahkan anak-anak sudah terkena "Korean Fever". Sebut saja Girls Generation, Super Junior, EXO, f(x), dll. adalah rentetan boyband dan girlband yang berasal dari Negeri Ginseng tersebut yang banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, siapa sangka dibalik gemerlapnya dunia hiburan di Korea, tidak sedikit artisnya yang mengalami depresi?
Menjadi artis di Korea tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Persaingan industri hiburan yang sangat ketat, jadwal training yang padat, dan tuntutan dari fans maupun manajemen artis yang menuntut untuk selalu tampil sempurna akan menjadi faktor pembawa depresi bagi artis itu sendiri. Seperti berita yang dilansir dari VIVAnews berikut:
Daul Kim adalah salah satu model ternama Korea yang sudah go international. Perempuan cantik ini sudah malang melintang di atas catwalk pagelaran busana di New York, Milan, dan Paris. Tetapi, kariernya yang gemilang tak membuat perempuan ini bahagia. Tanpa alasan yang jelas, Daul Kim memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas
Ia ditemukan tergantung di apartemennya di Paris pada November 2009. Diduga, kematian model ini karena ia merasa ada tekanan yang besar terhadap kariernya sebagai seorang supermodel. Tak hanya itu, kematian Daul Kim diduga karena ia merasa kehilangan jati dirinya. Ia merasa bukan dirinya sendiri.
Hal itu diketahui karena sebelum bunuh diri, ia sempat menuliskan pesannya dalam blog pribadinya. Daul Kim menulis, "Aku merasa tertekan dan bekerja terlalu keras," katanya. Di dalam pesan lainnya ia juga menuliskan,"Semakin besar aku semakin kesepian."
Pesan terakhir yang ditulisnya adalah pada 18 November 2009. Pada pesannya itu, model yang sering membawakan produk fashion ternama ini menuliskan kata 'say hi for forever'. Pesan itu diikuti dengan video lagu milik penyanyi Inggris, Jim Rivers yang berjudul 'I Go Deep'.
Selain kasus Daul Kim, terdapat satu kasus lagi yang serupa dengan berita diatas, seperti yang telah dilansir oleh VIVAnews:
Model Kim Ji Hoo ditemukan tewas bunuh diri pada 7 Oktober 2008. Penyebab kematian model itu disebut-sebut karena merasa hidupnya sepi. Dia merasa kesepian dalam menjalani hari-harinya.
Hal itu diketahui dari catatan yang ditemukan saat pria itu melakukan bunuh diri. Sebelum menutup mata untuk selamanya itu, Kim Ji Hoo juga sempat menulis di website pribadinya tentang kesepian yang dia rasakan tersebut. Dia menuliskan 'Hidup bagaikan angin. Apakah yang harus dilakukan untuk mengakhiri penderitaan ini? Kebahagiaan, memisahkan kesedihan, semuanya itu hanya sesaat.'
Dua kasus yang telah disebutkan diatas bermotif sama, yakni tentang selebritis yang tengah mengalami depresi dan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Kasus diatas adalah salah satu contoh dari rentetan artis-artis korea yang mengalami depresi yang mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya, yakni dengan melakukan bunuh diri.
Mengapa mereka mengambil tindakan ekstrem seperti bunuh diri?
Dalam budaya Korea, dikenal jika seseorang sedang ada dalam masalah, sebaiknya dia diam dan mengatasi masalahnya sendiri. Jika kesabaran mereka sudah diambang batas, mereka akan gelisah dan putus asa, dan akhirnya mengambil tindakan ekstrem untuk bunuh diri. Kepercayaan akan konsep reinkarnasi juga akan memperkuat alas an untuk melakukan bunuh diri, karena dengan mati bunuh diri mereka berharap akan menjadi lebih baik di kehidupan selanjutnya.
Tetapi terdapat suatu faktor yang sangat mendasar kenapa mereka sangat mudah untuk memutuskan mengakhiri hidupnya, karena mereka tidak memiliki agama, tidak mempercayai akan adanya Tuhan. Di kalangan masyarakat Korea masih ada yang tidak memiliki agama, sehingga ketika dia mengalami depresi, penghargaan terhadap kehidupan menjadi rendah.
Jika dilihat dari perspektif psikologi, perilaku artis Korea yang melakukan aksi bunuh diri, mereka mempunyai kepribadian yang kurang sehat. Mereka tidak mampu untuk memperjuangkan hidup dirinya, sehingga timbul keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Ini berkaitan dengan kebosanan hidup. Mereka juga menunjukkan perilaku abnormal, dimana terjadinya personal discomfort yaitu anggapan bahwa dialah orang satu-satunya yang menderita dan tidak merasa bahagia.
Bunuh diri yang dilakukan Daul Kim dan Kim Ji Hoo termasuk dalam tipe bunuh diri anomis. Menurut Veeger (1993), hal ini terjadi dimana keadaan moral orang yang bersangkutan tengah kehilangan cita-cita, tujuan, dan norma dalam hidupnya. Ini dapat terjadi karena musibah yang tengah menimpanya, atau juga telah tercapainya cita-cita besar yang telah diimpikan. Daul Kim dan Kim Ji Hoo dapat dikatakan sebagai model papan atas yang terkenal di Korea, namun karena mereka telah mencapai sesuatu yang diinginkannya (menjadi artis papan atas), mereka kehilangan arah tujuan hidupnya. Ditambah lagi dengan tuntutan dunia keartisannya yang keras, dan tidak adanya teman dekat untuk saling berbagi cerita dapat menjadi faktor mereka menjadi depresi dan mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena tidak sanggup lagi untuk menahan beban hidupnya.
Aksi bunuh diri terjadi di tengah suasana percekcokan antara pribadi dan tekanan hidup yang berat. Kasus bunuh diri dilakukan karena stress yang ditimbulkan oleh berbagai sebab, diantaranya (Supratiknya, 1995):
Depresi
Seseorag yang melakukan bunuh diri sedang dilanda depresi pada saat tindakan tersebut dilakukan.
Krisis hubungan interpersonal
Tidak adanya orang-orang terdekat dapat menimbulkan stress berat, yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Kegagalan dan devaluasi diri
Perasaan bahwa dirinya telah gagal, yang pada umumnya menyangkut hal pekerjaan, sehingga dapat menimbulkan devaluasi diri atau rasa kehilangan harga diri yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Konflik batin
Stress berasal dari konflik batin, atau bertentangan didalam pikiran seseorang yang bersangkutan. Misalnya, Kim Ji Hoo merasa kesepian dalam menjalani hari-harinya. Dia bingung, kesepian, dan merasa hidupnya bagaikan angin. Pada akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri perasaan kesepiannya itu dengan melakukan tindakan bunuh diri.
Kehilangan makna dan harapan hidup
Jika seseorang telah merasa kehilangan makna dan harapan hidup, ia akan merasa hidupnya itu sia-sia yang akan mengakibatkan ia memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan pergaulan dengan orang-orang disekitarnya guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya. Tanpa pergaulan sosial, manusia tidak dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya. Hal ini pula yang terjadi pada selebriti Korea yang melakukan tindakan bunuh diri. Semasa hidupnya mereka terus menjalani segala aktivitas entertainment-nya tanpa memenuhi kebutuhan akan sosialnya, yaitu berinteraksi dengan orang lain. Bagi mereka, proses interaksi komunikasi hanya berlangsung seputar dunia pekerjaannya saja, tidak mengarah kepada hubungan interpersonal yang intens. Inilah yang menyebabkan mereka depresi yang disebabkan oleh kesepian, kesepian dikarenakan lemahnya mereka dalam membangun hubungan interpersonal.
Untuk mengatasi kasus bunuh diri ini, kualitas komunikasi antar individu harus ditingkatkan, terutama dalam menumbuhkan hubungan interpersonal. Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hubungan interpersonal:
Percaya (trust)
Dengan memiliki sifat percaya, akan membuat proses komunikasi menjadi efektif dan memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi.
Sikap suportif
Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Dalam sikap suportif, terdapat poin orientasi masalah, dimana seseorang akan mencari pemecahan masalah dan mengajak orang lain untuk bersama-sama mencegah kasus bunuh diri berlanjut.
Sikap terbuka (open-mindedness)
Dengan sikap terbuka, seseorang akan menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika.
Dalam upaya mencegah terjadinya bunuh diri ini, baik itu public figure ataupun setiap diri individu harus menjaga keberlangsungan hubungan interpersonal dalam kehidupannya. Karena dengan menjalin hubungan interpersonal yang baik, kita akan berinteraksi dengan sesama manusia lainnya dan kita akan lebih mengerti dengan tujuan dan arti dari kehidupan.
Daftar Pustaka
Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 336-354.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 129-138
VIVAnews. "Ini Model Top Korea Tewas Bunuh Diri." Accessed October 14, 2013.
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2004), 26-27.