BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakang Belakang
Posisi Indonesia Indonesia hampir hampir mendekati mendekati negara-negar negara-negaraa bunuh bunuh diri, seperti Jepang, dengan tingkat bunuh diri mencapai lebih dari 30.000 orang per tahun dan China yang mencapai 250.000 per tahun. Pada tahun 2005, tingkat bunuh diri di Indonesia dinilai masih cukup tinggi. tinggi. erdasarkan erdasarkan data !rganisasi !rganisasi "esehatan #unia $%&!' pada 2005, sedik sedikit itny nyaa 50.0 50.000 00 oran orang g Indo Indone nesia sia melak melakuk ukan an tind tindak ak bunu bunuh h diri diri tiap tiap tahunnya. #engan demikian, diperkirakan (.500 orang Indonesia melakukan bunuh diri per harinya. )amun laporan laporan di Jakarta menyebutkan sekitar (,2 per (00.00 (00.000 0 pendud penduduk uk dan ke*adi ke*adian an bunuh bunuh diri diri terting tertinggi gi di Indone Indonesia sia adalah adalah +unung "idul, ogyakarta ogyakarta mencapai kasus per (00.000 penduduk. dapun dapun ke*adi ke*adian an bunuh bunuh diri diri tertin tertinggi ggi berada berada pada pada kelomp kelompok ok usia usia rema*a dan de/asa muda $(5 21 tahun', untuk *enis kelamin, perempuan melakukan percobaan bunuh diri $attemp suicide' empat kali lebih banyak dari laki laki. Cara yang populer untuk mencoba bunuh diri pada kalangan perempuan adalah menelan pil, biasanya obat tidur, sedangkan kaum lelaki lebih letal atau mematikan seperti menggantung diri. "elompok yang beresiko tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri adalah mahasis/a, penderita depresi, para lansia, pecandu alcohol, orangorang yang berpisah atau becerai dengan pasangan hidupnya, orang-orang yang hidup sebatang kara, kaum pendatang, para penghuni daerah kumu dan misk miskin in,, kelo kelomp mpok ok pro proes essio siona nall teten tetentu tu,, sepert sepertii dokt dokter er,, peng pengac acara ara,, dan dan psikolog.
1
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah agaiman suhan "epera/atan pada Pasien dengan resiko binuh diri 1.3 Tu Tujuan juan Masalah 1.3.1 Tujuan Umum gar mahasis/a dan tenaga ker*a kesehatan dapat menangani pasien
dengan resiko bunuh diri dengan benar dan tepat. 1.3.2 Tujuan husus 1. Bag! Bag! Maha Mahas!s s!s"a "a e#e e#era ra"at "atan an gar mahasis/a kepera/atan dapat menangani pasien dengan
resiko bunuh diri secara tepat dan mudah apabilah menemuinya disekitarnya atau pada saat prektek. 2. Bag! Bag! Te Tenaga naga ese esehat hatan an gar mempermudah kiner*a pera/at apabilah menemui pasien dengan resiko bnuh diri 3. Bag! Bag! Mas Mas$a $ara raka katt gar gar masyar masyaraka akatt umum umum bisa bisa meneget menegetahu ahuii bahay bahayaa dan dapat dapat mencegah bunuh diri dikalangan masyarakat
BAB II TIN%AUAN PU&TAA
2
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah agaiman suhan "epera/atan pada Pasien dengan resiko binuh diri 1.3 Tu Tujuan juan Masalah 1.3.1 Tujuan Umum gar mahasis/a dan tenaga ker*a kesehatan dapat menangani pasien
dengan resiko bunuh diri dengan benar dan tepat. 1.3.2 Tujuan husus 1. Bag! Bag! Maha Mahas!s s!s"a "a e#e e#era ra"at "atan an gar mahasis/a kepera/atan dapat menangani pasien dengan
resiko bunuh diri secara tepat dan mudah apabilah menemuinya disekitarnya atau pada saat prektek. 2. Bag! Bag! Te Tenaga naga ese esehat hatan an gar mempermudah kiner*a pera/at apabilah menemui pasien dengan resiko bnuh diri 3. Bag! Bag! Mas Mas$a $ara raka katt gar gar masyar masyaraka akatt umum umum bisa bisa meneget menegetahu ahuii bahay bahayaa dan dapat dapat mencegah bunuh diri dikalangan masyarakat
BAB II TIN%AUAN PU&TAA
2
2.1 De'!n!s! Bunuh D!r!
unuh unuh diri diri adalah adalah tindak tindakan an agresi agresi yang yang merusa merusak k diri diri sendir sendirii dan dapat mengakhiri mengakhiri kehidupan. kehidupan. unuh diri merupakan merupakan keputusan terakhir dari indi4idu untuk memecahkan masalah yang dihadapi $ Captain, 200'. 6enciderai diri adalah tindakan agresi yang merusak diri sendiri dan dapat dapat mengak mengakhir hirii kehidu kehidupan pan.. unuh unuh diri diri mungk mungkin in merupa merupakan kan keputu keputusan san terakhir dari indi4idu untuk memecahkan masalah yang dihadapi $Captain, 200'. Perilaku destrukti diri yaitu setiap akti4itas yang tidak dicegah dapat mengar mengarah ah pada pada kemati kematian. an. Perila Perilaku ku desttr desttrukt ukti i diri diri langsu langsung ng mencak mencakup up akti4itas bunuh diri. )iatnya adalah kematian, dan indi4idu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan. Perilaku destrukti diri tak langsung termasuk tiap tiap akti akti4i 4itas tas kese kese*ah *ahte teraa raan n isik isik indi indi4i 4idu du dan dan dapa dapatt meng mengara arah h kepa kepada da kematia kematian. n. !rang !rang tersebu tersebutt tidak tidak menya menyadari dari tentan tentang g poten potensial sial ter*adi ter*adi pada pada kematian akibat perilakunya dan biasanya menyangkal apabila dikonrontasi $7tuart 8 7undeen, 2009'. 6enurut 7hi4es $200' mengemukakan rentang harapan putus harapan merupakan rentang adapti maladapti
:esp :espon on adap adapti ti meru merupa paka kan n resp respon on yang ang dapa dapatt dite diteri rim ma
oleh oleh
normanorma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon malada maladapti pti merupa merupakan kan respon respon yang yang dilaku dilakukan kan indi4i indi4idu du dalam dalam menye menyelesa lesaika ikan n masal masalah ah yang yang kuran kurang g dapa dapatt dite diteri rima ma oleh oleh norm norma-n a-nor orma ma sosia sosiall dan dan buda budaya ya setempat. :espon maladapti antara lain ; 1. et!(ak et!(ak )er( )er(a$aa a$aan* n* ke# ke#utusa utusasaan* saan* a#at!s. a#at!s. 3
Indi4idu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan masalah, karena merasa tidak mampu mengembangkan koping yang bermanaat sudah tidak berguna lagi, tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta yakin tidak ada yang membantu. 2. eh!langan* ragu+ragu Indi4idu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa gagal dan kece/a *ika cita-citanya tidak tercapai. 6isalnya ; kehilangan peker*aan dan kesehatan, perceraian, perpisahan indi4idu akan merasa gagal dan kece/a, rendah diri yang semuanya dapat berakhir dengan bunuh diri. a. #epresi #apat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandaidengan kesedihan dan rendah diri. iasanya bunuh diri ter*adi padasaat indi4idu ke luar dari keadaan depresi berat. b. unuh diri dalah tindakan agresi yang langsung terhadap diri sendiri untukmengkahiri kehidupan. unuh diri merupakan koping terakhirindi4idu untuk memecahkan masalah yang dihadapi $
"egagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres. Perasaan terisolasi, dapat ter*adi karena kehilangan hubungan Interpersonal= gagal melakukan hubungan yang berarti. Perasaan marah= bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan
hukumanpada diri sendiri. 5. Cara untuk mengakhiri keputusasaan. erdasarkan teori terdapat 3 penyebab ter*adinya bunuh diri adalah sebagai berikut ; +enetic dan teori biologi • >actor genetic mempengaruhi ter*adinya resiko bunuh diri pada keturunannya. #isamping itu adanya penurunan serotonin dapat •
menyebabkan depresi yang berkontribusi ter*adinya re siko buuh diri ?eori sosiologi @mile #urkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu ; @goistik $orang yang tidak terintegrasi pada kelompok social' , atruistik $6elakukan suicide untuk kebaikan masyarakat' dan anomic $ suicide
-
karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan •
beradaptasi dengan stressor'. ?eori psikologi 7igmund >reud dan "arl 6enninger meyakini bah/a bunuh diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.
2.3 akt,r Terja(!n$a Masalah 2.3.1 akt,r Pre(!s#,s!s! 6enurut 7tuart +/ 8
antaralain ; #iagnostik A 0B orang de/asa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, mempunyai hubungan dengan penyakit *i/a. ?iga gangguan *i/a yang dapat membuat indi4idu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apekti, penyalahgunaan at, dan skiorenia. &!'at ke#r!)a(!an • ?iga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisi dan depresi.
•
L!ngkungan #s!k,s,s!al 7eseorang yang baru mengalami kehilangan,
perpisahan=perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan aktor penting yang berhubungan •
•
dengan bunuh diri. R!"a$at keluarga :i/ayat keluarga
yang
pernah melakukan
bunuh
diri
merupakan aktor resiko penting untuk prilaku destrukti. akt,r )!,k!m!a #ata menun*ukkan bah/a secara serotogenik, apatengik, dan depominersik men*adi media proses yang dapat menimbulkan
prilaku destruki diri. 2.3.2 akt,r Pres!#!tas! >aktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah; (. Perasaan terisolasi dapat ter*adi karena kehilangan hubunganinterpersonal=gagal melakukan hubungan yang berarti. 2. "egagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
/
3. Perasaan marah=bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukumanpada diri sendiri. 1. Cara untuk mengakhiri keputusan. 2.- %en!s+%en!s Bunuh D!r! 6enurut #urkheim, bunuh diri dibagi men*adi tiga *enis, yaitu ; (. Bunuh (!r! eg,!st!0 $aktor dalam diri seseorang' Indi4idu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini disebabkan
oleh kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang men*adikan indi4idu itu seolah-olah tidak berkepribadian. "egagalan integrasi dalam keluarga dapat menerangkan mengapa mereka tidak menikah lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan mereka yang menikah. 2. Bunuh (!r! altru!st!0 $terkait kehormatan seseorang' Indi4idu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri karena indentiikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa kelompok tersebut sangat mengharapkannya. 3. Bunuh (!r! an,m!k $aktor lingkungan dan tekanan' &al ini ter*adi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara indi4idu dan masyarakat, sehingga indi4idu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa. Indi4idu kehilangan pegangan dan tu*uan. 6asyarakat atau kelompoknya tidak memberikan kepuasan padanya karena tidak ada pengaturan atau penga/asan terhadap kebutuhan-kebutuhannya.
2./ &um)er (an Mekan!sme ,#!ng 6enurut 7tuart dan 7undeen $(' terdapat sumber dan mekanisme
koping pada perilaku bunuh diri yaitu; (. 7umber "oping Pasien dengan penyakit kronik, nyeri, atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat melakukan perilaku destrukti-diri. 7ering kali orang ini secara sadar memilih untuk bunuh diri. "ulaitas hidup men*adi isu yang mengesampingkan kuantitas hidup. #ilema etik mungkin timbul bagi pera/at yang menyadari pilihan pasien untuk berperilaku merusak diri. ?idak ada *a/aban yang mudah
mengenai
bagaimana
mengatasi
konlik
ini.
Pera/at
harus
melakukannya sesuai dengan sistem keyakinannya sendiri. 2. 6ekanisme "oping 6ekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku destrukti-diri tak langsung adalah ; a. #enial, mekanisme koping yang paling menon*ol b. :asionalisme c. Intelektualisasi d. :egresi 6ekanisme pertahanan diri tidak seharusnya ditantang tanpa memberikan cara koping alternati. 6ekanisme pertahanan ini mungkin berada diantara indi4idu dan bunuh diri. Perilaku bunuh diri menun*ukkan mendesaknya kegagalan mekanisme koping. ncaman bunuh diri mungkin menun*ukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat mengatasi masalah. unuh diri yang ter*adi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adapti. 2. Pat,#s!k,l,g!
7emua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tu*uannya. !rang yang siapmembunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesiik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya dibagi men*adi 3 kategori;
(. ncaman bunuh diri Peningkatan 4erbal
atau
non4erbal
bah/a
orang
tersebutmempertimbangkan untuk bunuh diri. ncaman menun*ukkan ambe4alensi seseorang tentang kematian kurangnya respon positi dapat ditasirkan seseorang sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri. 2. Dpaya bunuh diri 7emua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh indi4idu yang dapat mengarah pada kematian *ika tidak dicegah. 3. unuh diri 6ungkin ter*adi setelah tanda peningkatan terle/atkan atau terabaikan. !rang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang
tidak langsung ingin mati mungkin pada mati *ika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada /aktunya. Percobaan bunuh diri terlebih dahulu indi4idu tersebut mengalami depresi yang berat akibat suatu masalah yang men*atuhkan harga dirinya $ 7tuart 8 7undeen, 2009'. Peningkatan 4erbal= non 4erbal Pertimbangan untuk melakukan bunuh diri ncaman bunuh diri
mbi4elensi tentang kematian
"urangnya respon positi
Dpaya unuh #iri
unuh #iri 2. Tan(a (an ejala
Pengka*ian orang yang bunuh diri *uga mencakup apakah orang tersebut tidak membuat rencana yang spesiik dan apakah tersedia alat untuk melakukan rencana bunuh diri tersebut adalah; keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna, alam perasaan depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap, penurunan , berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial. dapunpetun*uk psikiatrik anatara lain; upaya bunuh diri sebelumnya, kelainanaekti, alkoholisme dan penyalahgunaan obat, kelaianan tindakan dan depresi mental pada rema*a, dimensia dini= status kekacauan mental pada lansia. 7edangkan ri/ayat psikososial adalah; baru berpisah, bercerai= kehilangan, hidup sendiri, tidak beker*a, perubahan= kehilangan peker*aan baru dialami, aktor-aktor kepribadian; implisit, agresi, rasa bermusuhan, kegiatan kogniti dan negati, keputusasaan, harga diri rendah, batasan= gangguan kepribadian antisosial.
4
2.4 ,m#l!kas!
"omplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat tergantung pada *enis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta *ika gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan tentamen suicide. Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum at kimia atau intoksikasi at komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negati , sesak naas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan eces, ko4ulsi, koma, blokade *antung akhirnya meninggal. Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asiksia akan menyebabkan syok yang diakibatkan karena penurunan perusi di *aringan terutama *aringan otak. Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipo4olemik yang *ika tidak dilakukan resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perusi biasanya gagal dan ter*adi kegagalan multiple organ.
2.5 Pemer!ksaan D!agn,st!k
"oreksi penun*ang dari ke*adian tentamen suicide akan menentukan terapi resisitasi dan terapi lan*utan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen
suicide.Pemeriksaan
darah
lengkap
dengan elektrolit
akan
menun*ukan seberapa berat syok yang dialami klien, pemeriksaan @"+ dan C? scan bila perlu bia dilakukan *ika dicurigai adanya perubahan *antung dan perdarahan cerebral.
2.16 Penatalaksanaan
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau dikamar pertolongan darurat di :7, dibagian penyakit dalam atau bagian bedah.
5
#ilakukan pengobatan terhadap luka-luka atau keadaan keracunan, kesadaran penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu tindakan medis. Penentuan pera/atan tidak tergantung pada aktor sosial tetapi berhubungan erat dengan kriteria yang mencerminkan besarnya kemungkinan bunuh diri. ila keadaan keracunan atau terluka sudah dapat diatasi maka dapat dilakukan e4aluasi psikiatri. ?idak adanya hubungan beratnyagangguan badaniah dengan gangguan psikologik. Penting sekali dalam pengobatannya untuk menangani *uga gangguan mentalnya. Dntuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro kon4ulsi, obat obat terutama anti depresan dan psikoterapi. 1. Penatalaksanaan Me(!s pada semua kasus, keinginan bunuh diri harus diperiksa. pakah orang
mengisolasi dirinya sendiri /aktu ke*adian sehingga ia tidak ditemukan atau melakukan tindakan agar tidak ditemukan. Pada kasus bunuh diri membutuhkan obat penenang saat mereka bertindak kekerasan pada diri mereka atau orang lain, dan pasien *uga lebih membutuhkan terapi ke*i/aan melalui komunikasi terapeutik. 2. Penatalaksanaan e#era"atan ?indakan kepera/atan a. T!n(akan ke#era"atan untuk #as!en 17 Tujuan 8 a' "lien dapat membina hubungan saling percaya b' "lien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri c' "lien dapat mengekspresikan perasaannya d' "lien dapat meningkatkan harga diri e' "lien dapat menggunakan koping yang adapti
27 T!n(akan ke#era"atan a' 6embina &ubungan 7aling percaya kepada pasien (. Perkenalkan diri dengan klien
2. ?anggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal. 3. icara dengan tegas, *elas, dan *u*ur. 1. ersiat hangat dan bersahabat. 5. ?emani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.
16
b' 6elindungi pasien dari perilaku bunuh diri (. Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan $pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain'. 2. ?empatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh pera/at. 3. /asi klien secara ketat setiap saat. c' 6embantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya (. #engarkan keluhan yang dirasakan. 2. ersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan ,ketakutan dan keputusasaan. 3. eridorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya. 1. eri/aktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan lain lain.
d' 6embantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya (. antu untuk memahami bah/a klien dapat mengatasi keputusasaannya. 2. "a*i dan kerahkan sumber-sumber internal indi4idu. 3. antu mengidentiikasi sumber-sumber harapan $misal; hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan'.
e' 6embantu pasien untuk menggunakan koping indi4idu yang adapti (. *arkan untuk mengidentiikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan setiap hari $misal ;ber*alan-*alan, membaca buku a4orit, menulis surat dll.'
11
2. antu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan. 3. eridorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positi dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang eekti
). T!n(akan ke#era"atan untuk keluarga (' ?u*uan ; "eluarga mampu mera/at anggota keluarga yang •
mengalami masalah rasa ingin bunuh diri 2' ?indakan kepera/atan suhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang ingin bunuh diri adalah ; a' 6embina hubungan saling percaya (. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai. 2. icara dengansikaptenang, rileks dan tidakmenantang. b' 6embantu pasien untuk mengidentiikasi kemampuan dan aspek positi yang dimiliki (. #iskusikan kemampuan dan aspek positi yang dimiliki 2. &indari penilaian negati detiap pertemuan klien 3. Dtamakan pemberian pu*ian yang realitas c' 6embantu pasien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga (. #iskusikan kemampuan dan aspek positi yang dimiliki 2. #iskusikan
pula
kemampuan
yang
dapat
dilan*utkan setelah pulang ke rumah d' 6elakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan (. :encanakan bersama klien akti4itas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
12
2. eri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan. 3. ?ingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien e' 6emanaatkan sistem pendukung yang ada 1. eri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mera/at klien 2.
antu keluarga memberi dukungan selama klien dira/at
3.
antu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4.
eri
reinorcement
positi
atas
keterlibatan
keluarga 2.11 Pen0egahan
6ereka yang akan melakukan bunuh diri biasanya memberikan peringatan pada keluarganya dan sebelumnya sering mencari nasehat medis. 7ehingga ada kemungkinan untuk dicegah dengan diagnosis dan terapi yang lebih baik. Pencegahan berskala besar harus diarahkan untuk mengatasi isolasi sosial,
rendahnya
harga
diri,
dan
pengurangan
kosumsi
dan
penyalahgunaan alkohol dan obat. 2.12 M!t,s Res!k, angguan %!"a 1. angguan %!"a8 !la
6asyarakat banyak menganggap bah/a orang yang mengidap gangguan *i/a atau gangguan mental emosional hanyalah orang gila. >aktanya, tidak semua orang yang mengalami gangguan *i/a dapat disebut EgilaF secara medis. 7ecara medis mungkin yang disebut EgilaF oleh masyarakat adalah orang-orang yang mengalami gangguan psikotik. +angguan psikotik adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat membedakan dunia nyata dan dunia khayalnya, contoh ge*alanya ; ada yang merasa dirinya adalah nabi atau artis terkenal, atau merasa bah/a keluarga terdekatnya ingin mencelakakannya selain itu tidak *arang yang dapat mendengar atau
13
melihat hal-hal yang tidak dapat didengar atau dilihat oleh orang lain. 2. angguan %!"a D!se)a)kan ,leh utukan (an una+una
7aat ini, orang yang mengalami gangguan *i/a seringkali dianggap karena kemasukan roh atau gara-gara menuntut ilmu khusus sehingga pengobatan cenderung mencari pengobatan supranatural dibandingkan medis. Pen*elasan dari Pro. dr. 7asanto %ibisono, 7p"J$"', salah satu psikiater yang men*adi penga*ar di Dni4ersitas Indonesia ini ; 6asih ada beberapa kerancuan pada makna istilah, yang dapat menghambat usaha memasyarakatkan psikiatri. Istilah psikiatri $inggris; psychiatry' diangkat dari bahasa unani, yaitu psyche $soul, mind kehidupan mental, baik yang sadar maupun ba/ah sadar dalam bahasa Indonesia; roh, *i/a, mental' dan iatreia $healing-penyembuhan'. 7esuai dengan kedudukannya
sebagai
bidang ilmu, maka di dalam bidang psikiatri, psyche berarti mind atau mental dan bukan berarti soul atau roh. 3. Peng!(a# angguan %!"a 9uman &e(!k!t (! In(,nes!a #ata dari :iset "esehatan #asar $:iskesdas' 200G, menun*ukkan
angka nasional gangguan *i/a dan mental emosional $kecemasan dan depresi' pada penduduk usia sekitar (5 tahun, adalah ((,9B, atau sekitar ( *uta penduduk. 7edangkan dengan gangguan *i/a berat rata-rata sebesar 0,91B $( *uta' penduduk. #engan pro4insi pemegang angka gangguan mental dan emosional tertinggi di Indonesia adalah Ja/a arat yang mencapai angka 20B. 20B mah masih dikit gaaaan, cuman ( dari 5 -. angguan %!"a Ber,)atn$a (! Dukun atau Paran,rmal anyak sebagian orang masih sa*a pegi ke dukun untuk berobat, kurangnya pengetahuan serta kepercayaan terhadap tenaga kesehatan membuat mereka. /. &emua :)at (ar! D,kter etergantungan #erg! ke (,kter !bat yang dapat menyebabkan ketergantungan hanyalah obat-obatan yang berasal dari golongan benodiaepine, contohnya alpraolam $HanaH'. #an ketergantungan tidak ter*adi begitu sa*a, kalau
1-
penggunaannya asal-asalan dan tidak mematuhi aturan dari dokter yang terlatih, baru akan menyebabkan ketergantungan. !bat-obatan dari golongan lain tidak menyebabkan ketergantungan. 2.13 T!ngkatan Bunuh D!r!
erdasarkan besar kemungkinan indi4idu melakukan bunuh diri, maka bunuh diri di bagi 3 yaitu ; 1. An0aman )unuh (!r! ;su!0!(e threats7 6erupakan peringatan 4erbal atau non 4erbal bah/a seseorang
tersebut mempertimbangkan bunuh diri. Indi4idu akan mengatakan bah/a hidupnya tidak akan lama lagi atau mungkin menun*ukkan respon non 4erbal dengan memberikan barang-barang yang dimilikinya. 6isalkan dengan mengatakan Etolong *aga anakku karena saya akan pergi *auhF atau Esegala sesuatu akan lebih baik tanpa sayaF. Perilaku ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristi/a kehidupan saat ini. ncaman menun*ukkan ambi4alensi tentang kematian. 2. Per0,)aan )unuh (!r! ;su!0!(e attem#ts7 "lien sudah melakukan percobaan bunuh diri. 7emua tindakan
yang dilakukan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh indi4idu dan dapat menyebabkan kematian, *ika tidak dilakukan pertolongan segera. Pada kondisi ini klien akti mencoba bunuh diri dengan berbagai cara seperti gantung diri, minum racun, memotong urat nadi atau men*atuhkan diri dari tempat yang tinggi. 3. 9,m#lete( su!0!(e ?er*adi setelah tanda peringatan terle/atkan atau terabaikan. !rang
yang melakukan upaya bunuh diri dan tidak benar-benar mati mungkin akan mati, *ika tidak ditemukan pada /aktunya.
1/
BAB III A&UHAN EPERA
3.1 Pengkaj!an A. I(ent!tas Pas!en8
6eliputi nama klien, umur, *enis kelamin, status perka/inan, agama, tanggal 6:7 $masuk rumah sakit', inorman, tanggal pengka*ian, )o :umah 7akit dan alamat klien.
B. eluhan Utama8
?anyakan pada keluarga=klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit. ang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.
9. akt,r Pre(!s#,s!s
eberapa aktor prediposisi perilaku bunuh diri meliputi ; D!agn,sa Me(!s angguan %!"a8 #iagnosa medis • gangguan *i/a yang beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan aekti, penyalahgunaan at dan schiophrenia.
1
•
&!'at e#r!)a(!an8 7iat kepribadian yang meningkatkan
resiko bunuh diri yaitu suka bermusuhan, impulsi, •
kepribadian anti sosial dan depresi. L!ngkungan Ps!k,s,s!al8 Indi4idu
yang
mengalami
kehilangan dengan proses berduka yang berkepan*angan akibat perpisahan dan bercerai, kehilangan barang dan kehilangan dukungan sosial merupakan aktor penting yang mempengaruhi indi4idu untuk melakukan tindakan bunuh •
diri. R!"a$at eluarga8 "eluarga yang pernah melakukan bunuh diri dan konlik yang ter*adi dalam keluarga merupakan aktor penting untuk melakukan bunuh diri. 6enurunnya
neurotransmitter
serotonin,
opiate
dan
dopamine dapt menimbulkan perilaku destrukti-diri. D. akt,r Pre(!s#!tas! "lien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati sa*a
6asalah "epera/atan; • • •
:esiko bunuh diri :isiko perilaku kekerasan &arga diri rendah
E. As#ek !s!k=B!,l,g!s &asil pengukuran tanda-tanda 4ital $?#, )adi, 7uhu, Pernaasan, ?,
' dan keluhan isik yang dialami oleh klien. . ,nse# D!r! am)aran D!r!; "lien biasanya merasa tidak ada yang ia •
•
sukai lagi dari dirinya. I(ent!tas8 ?anyakan pada klien apakah dia sudah, menikah atau belom, kalau sudah menikah apakah sudah memiliki
•
anakn Peran D!r!8 ?anyakan pada klien apakah klien seorang kepala keluarga, ibu= ibu rumah tangga atau sebagai anak dari
•
berapa bersaudara I(eal D!r!8 "lien menyatakan bah/a kalau nanti sudah pulang=sembuh klien akan melakukan apa untuk hidupnya
1
selan*utnya, apakah lebih bersemangat atau membuat •
lembaran baru. Harga D!r!8 ?anyakan apakah "lien gresi, bermusuhan, implisi, depresi dan *arang berinteraksi dengan orang lain.
. Hu)ungan &,s!al
?anyakan 6enurut klien orang yang paling dekat dengannya siapa ,ataukah teman sekamar yg satu agama. pakah "lien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya atau sangat peduli dengan lingkugannya, apakah klien sering diam, menyendiri, murung dan tak bergairah ,apakah klien merupakan orang yg *arang berkomunikasi dan slalu bermusuhan dengan teman yang lain, ataukah sangat sensiti4e.
H. !r!tual •
)ilai dan keyakinan; ?anyakan apakah pasien percayaakan adanya ?uhan atau dia sering mempersalahkan ?uhan atas
•
hal yang menimpanya. "egiatan ibadah; ?anyakan apakah "lien sering,selalu atau *arang beribadah dan mendekatkan diri kepada ?uhan.
I. &tatus Mental Penam#!lan8 • pada penampilan isik; ?idak rapi, mandi dan berpakaian
harus di suruh, rambut tidak pernah tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan ungsi, tak berdaya seperti tidak •
intrest, kurang mendengarkan. Pem)!0araan8 "lien hanya mau bicara bila ditanya oleh pera/at, *a/aban yang diberikan pendek, aek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan la/an bicara kadang ta*am,
•
terkadang ter*adi blocking. Akt!>!tas M,t,r!k8 "lien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan akti4itas
14
•
•
Interaks! selama "a"an0ara8 "ontak mata kurang, aek datar, klien *arang memandang
la/an bicara saat berkomunikasi. Mem,r! "lien kesulitan dalam berikir rasional, penurunan kogniti.
%. e)utuhan Pers!a#an Pulang "emampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat •
•
• • •
makan kembali. "emampuan , ", menggunakan dan membersihkan %C serta membersihkan dan merapikan pakaian. 6andi dan cara berpakaian klien tampak rapi. Istirahat tidur kilien, akti4itas didalam dan diluar rumah. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum
•
. &tress,r Pen0etus unuh diri dapat ter*adi karena stres yang berlebihan yang
dialami indi4idu. >aktor pencetus seringkali berupa peristi/a kehidupan
yang
interpersonal,
memalukan
dipermalukan
seperti
di
depan
masalah
hubungan
umum,
kehilangan
peker*aan, ancaman penahanan dan dapat *uga pengaruh media yang menampilkan peristi/a bunuh diri. L. Pen!la!an &tress,r Dpaya bunuh diri tidak mungkin diprediksikan pada setiap
tindakan. !leh karena itu, pera/at harus mengka*i aktor resiko bunuh diri pada pasien
M. &um)er ,#!ng Perlu dika*i adakah dukungan masyarakat terhadap klien dalam
mengatasi
masalah
indi4idu
dalam
memecahkan
masalah
seringkali membutuhkan bantuan orang lain. N. Mekan!sme ,#!ng 6ekanisme koping yang berhubungan dengan perilaku merusak
diri tak langsung adalah denial, rasionalisasi, intelektualisasi dan regresi. 7eseorang yang melakukan tindakan bunuh diri adalah
15
indi4iidu telah gagal menggunakan mekanisme pertahanan diri sehingga bunuh diri sebagai *alan keluar menyelesaikan masalah hidupnya. :. Rentang Res#,n
:espon adapti peningkatan pengambilan diri
:espon maladapti pencederaan bunuh diri
perilaku
resiko yang
destrukti-
meningkatkan
diri tidak
pertumbuhan
langsung
diri
P. Intens!tas Bunuh (!r! Intensitas bunuh diri yang dikemukakan oleh ailey dan #reyer
$(G, dikutip oleh shi4ers, (,hal 1G5'. 6engka*i intensitas bunuh diri yang disebut 7I:7 $7uicidal Intertion :ating 7cale'. , intensitas bunuh diri dengan skor 0-1 di*elaskan pada tabel $7uicidal Intertion :ating 7cale'.
&k,r
Intens!tas
6
?idak ada ide bunuh diri yang lalu atau sekarang
1
da ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh diri
2 3 -
6emikirkan bunuh diri dengan akti, tidak ada percobaan bunuh diri 6engancam bunuh diri, misalnya ; ?inggalkan saya sendiri atau saya bunuh diriF. 26 bunuh diri kti mencoba
Pengkaj!an t!ngkat res!k, Bunuh D!r! N:
Per!laku atau ejala
Intens!tas Res!k,
:endah
7edang
?inggi
1
Cemas
:endah
7edang
?inggi atau panic
2
#epresi
:ingan
7edang
erat
3
Isolasi6enarik diri
Perasaan depresi yang samar, tidak menarik diri
Perasaan tidak berdaya, putus asa, menarik diri
?idak berdaya,putus asa, menarik diri, protes pada diri sendiri
-
>ungsi sehari-hari
Dmumnya baik pada semua akti4itas
aik pada beberapa akti4itas
?idak baik pda semua akti4itas
/
7umber
eberapa
7edikit
"urang
7trategi koping
Dmumnya konstrukti
7ebagian konstrukti
7ebagian besar destrukti
!rang dekat
eberapa
7edikit atau hanya satu
?idak ada
4
Pelayanan psikiatri yang lalu
?idak, sikap positi
a, umumnya memuaskan
ersikap negati4e terhadap pertolongan
5
Pola &idup
7tabil
7edang
?idak stabil
16
Pemakai
?idak sering
7ering
?erus menerus
21
alcohol=obat 11
Percobaan bunuh diri sebelumnya
?idak atau yang tidak atal
#ari tidak sampai #ari tidak sampai dengan cara yang berbagai cara yag agak atal atal
12
#isorientasi dan disorganisasi
?idak ada
7edikit
13
ermusuhan
?idak sedikit
1-
:encana unuh diri
7amar, kadangkadang ada pikiran, tidak ada rencana
Jelas atau ada
atau eberapa
Jelas atau ada
7ering dipikirkan, kadang-kadang ad aide untuk merencanakan
3.2 P,h,n Masalah
:esiko bunuh diri
Isolasi sosial
&arga diri rendah
"oping keluarga tidak eekti
kegagalan
perpisahan
3.3 Anal!s!s Data &u)jekt!' mem!l!k! r!"a$at #en$ak!t
:)jekt!' mengalami depresi, cemas, dan
mental men$atakan #!k!ran* hara#an*
perasaan putus asa respon kurang dan gelisah
(an #eren0anaan )unuh (!r! men$atakan )ah"a ser!ng
menun*ukkan sikap agresi
mengalam! keh!langan se0ara )ertu)!+tu)! (an )ersamaan
22
men(er!ta #en$ak!t $ang
tidak koperati dalam men*alani
#r,gn,s!sn$a kurang )a!k men$alahkan (!r! sen(!r!*
pengobatan berbicara lamban, keletihan,
#erasaan gagal (an t!(ak
menarik diri dari lingkungan sosial
)erharga men$atakan #erasaan tertekan
penurunan berat badan
3.- D!agn,sa e#era"atan
#iagnosa perilaku destrukti diri memerlukan pengka*ian yang cermat. Penyangkalan dari pasien terhadap sikap merusak diri tidak boleh mempengaruhi pera/at dala melakukan inter4ensi kepera/atan. #iagnosa kepera/atan didasarkan pada hasil pengamatan pera/at, data-data yang dikumpulkan oleh pemberi pelayanan kesehatan lain dan inormasi yang diberikan oleh pasien dan keluarga. #iagnosa ))# yang berhubungan dengan :espon Proteksi #iri 6aladapti adalah :isiko unuh diri
23
3.- Inter>ens! e#era"atan N: (
D!agn,sa e#era"atan :es iko unuh #iri
Tujuan Umum "lien tid ak menced erai diri.
r!ter!a Has!l8 (. Pasien dapat menun*ukan
pengendalian implus dengan
•
Tujuan husus l!en8 (. "lien dapat membina
o o
hubungan saling
dengan sabar dan tidak
percaya dengan komunikasi terapeutik
indikator sebagai berikut; 6engeluarkan •
o
o o
perasaaan negati •
•
secara tepat 6engidentiikasi
Inter>ens! Perkenalkan diri dengan klien ?anggapi pembicaraan klien
menyangkal. icara dengan tegas, *elas, dan *u*ur. ersiat hangat dan bersahabat. ?emani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.
2. "lien dapat terlindung
perasaan atau
dari perilaku bunuh
perilaku yg
diri
o
Jauhkan klien dari benda-benda
mengarah pada
yang dapat membahayakan
tindakan implusi 6engungkapkan
$pisau, silet, gunting, tali, kaca, o
secara 4erbal
dan lain-lain'. ?empatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat
tentang
oleh pera/at.
2-
pengendalian secar •
o
implus 6enghindari
/asi klien secara ketat setiap saat.
lingkungan dan situasi beresiko
3. "lien dapat
tinggi
o
#engarkan keluhan yang
o
dirasakan. ersikap empati untuk
mengekspresikan perasaanya
meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan o
keputusasaan. eri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan
o
bagaimana harapannya. eri /aktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan
o
lain-lain. eri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menun*ukkan keinginan untuk
1. "lien dapat
2/
pengendalian secar •
o
implus 6enghindari
/asi klien secara ketat setiap saat.
lingkungan dan situasi beresiko
3. "lien dapat
tinggi
o
#engarkan keluhan yang
o
dirasakan. ersikap empati untuk
mengekspresikan perasaanya
meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan o
keputusasaan. eri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan
o
bagaimana harapannya. eri /aktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan
o
lain-lain. eri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menun*ukkan keinginan untuk
1. "lien dapat
2/
meningkatkan harga
hidup.
diri o
antu untuk memahami bah/a klien dapat mengatasi
o
keputusasaannya. "a*i dan kerahkan sumber-sumber internal
o
indi4idu. antu mengidentiikasi sumber-sumber harapan $misal; hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk
5. "lien dapat
diselesaikan'.
menggunakan koping yang adapti
o
*arkan untuk mengidentiikasi pengalaman-pengalaman yang
2
meningkatkan harga
hidup.
diri o
antu untuk memahami bah/a klien dapat mengatasi
o
keputusasaannya. "a*i dan kerahkan sumber-sumber internal
o
indi4idu. antu mengidentiikasi sumber-sumber harapan $misal; hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk
5. "lien dapat
diselesaikan'.
menggunakan koping yang adapti
o
*arkan untuk mengidentiikasi pengalaman-pengalaman yang
2
menyenangkan setiap hari $misal ; ber*alan-*alan, membaca buku a4orit* o
menulis surat dll.'. antu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia
o
sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang
9. "lien dapat
o
kegagalan dalam kesehatan. eri dorongan untuk berbagi
menggunakan
keprihatinan pada orang lain
dukungan sosial
yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positi dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang eekti.
2
menyenangkan setiap hari $misal ; ber*alan-*alan, membaca buku a4orit* o
menulis surat dll.'. antu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia
o
sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang
9. "lien dapat
o
kegagalan dalam kesehatan. eri dorongan untuk berbagi
menggunakan
keprihatinan pada orang lain
dukungan sosial
yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positi dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang eekti.
2
G.
klien dapat
o
"a*i dan manaatkan sumber-sumber ekstemal
menggunakan obat
indi4idu $orang-orang
dengan benar dan tepat
terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang o
dianut'. "a*i sistem pendukung keyakinan $nilai, pengalaman masa lalu, akti4itas keagamaan, kepercayaan
•
eluarga8 (. "eluarga berperan
serta melindungi anggota keluarga yang mengancam
24
o
agama'.
G.
klien dapat
o
"a*i dan manaatkan sumber-sumber ekstemal
menggunakan obat
indi4idu $orang-orang
dengan benar dan tepat
terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang o
dianut'. "a*i sistem pendukung keyakinan $nilai, pengalaman masa lalu, akti4itas keagamaan, kepercayaan
•
eluarga8 (. "eluarga berperan
o
agama'.
serta melindungi
pemuka agama'.
anggota keluarga yang mengancam
24
atau mencoba bunuh diri
o
#iskusikan tentang obat $nama, dosis, rekuensi, eek dan eek samping minum
o
obat'. antu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar $benar pasien, obat, dosis, cara,
2. "eluarga pasien
o
mampu mera/at
dan eek samping yang
pasien dengan resiko bunuh diri
/aktu'. n*urkan membicarakan eek
o
dirasakan. eri reinorcement positi bila menggunakan obat dengan benar.
o
6engan*urkan keluarga untuk ikut menga/asi pasien serta *angan pernah meninggalkan
25
atau mencoba bunuh diri
o
#iskusikan tentang obat $nama, dosis, rekuensi, eek dan eek samping minum
o
obat'. antu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar $benar pasien, obat, dosis, cara,
2. "eluarga pasien
o
mampu mera/at
/aktu'. n*urkan membicarakan eek dan eek samping yang
pasien dengan o
resiko bunuh diri
dirasakan. eri reinorcement positi bila menggunakan obat dengan benar.
o
6engan*urkan keluarga untuk ikut menga/asi pasien serta *angan pernah meninggalkan
25
o
pasien sendirian 6engan*urkan keluarga untuk membantu pera/at men*auhi barang-barang berbahaya
o
disekita pasien 6endiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering
o
melamun sendiri 6en*elaskan kepada keluarga pentingnya passion minum obat secara teratur.
o
6enanyakan keluarga tentang tanda dan ge*ala bunuh diri a. 6enanyakan keluarga tentang tanda dan ge*ala bunuh diri yang pernah muncul pada pasien
36
o
pasien sendirian 6engan*urkan keluarga untuk membantu pera/at men*auhi barang-barang berbahaya
o
disekita pasien 6endiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering
o
melamun sendiri 6en*elaskan kepada keluarga pentingnya passion minum obat secara teratur.
o
6enanyakan keluarga tentang tanda dan ge*ala bunuh diri a. 6enanyakan keluarga tentang tanda dan ge*ala bunuh diri yang pernah muncul pada pasien
36
b. 6endiskusikan tentang tanda dan ge*ala yang umumnya muncul pada pasien beresiko bunuh diri o
6enga*arkan keluarga tentang cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri. a. 6enga*arkan keluarga tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien memperlihatkan tanda dan ge*ala bunuh diri. b. 6en*elaskan tentang caracara melindungi pasien, antara lain; -
6emberikan tempat yang aman. 6enempatkan pasien
31
b. 6endiskusikan tentang tanda dan ge*ala yang umumnya muncul pada pasien beresiko bunuh diri o
6enga*arkan keluarga tentang cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri. a. 6enga*arkan keluarga tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien memperlihatkan tanda dan ge*ala bunuh diri. b. 6en*elaskan tentang caracara melindungi pasien, antara lain; -
6emberikan tempat yang aman. 6enempatkan pasien
31
ditempat yang mudah di a/asi, *angan biarkan pasien mengunci diri dikamarnya atau *angan meninggalkan pasien sendirian dirumah
-
6en*auhkan barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan pasien dari barang barang yang bias digunakan untuk bunuh diri, seperti tali, bahan bakar minyak=bensin, api,
32
ditempat yang mudah di a/asi, *angan biarkan pasien mengunci diri dikamarnya atau *angan meninggalkan pasien sendirian dirumah
-
6en*auhkan barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan pasien dari barang barang yang bias digunakan untuk bunuh diri, seperti tali, bahan bakar minyak=bensin, api,
32
pisau atau benda ta*am lainnya, at yang berbahaya seperti racun nyamuk atau racun serangga.
-
7elalu mengadakan penga/asan dan meningkatkan penga/asan apa bila ada tanda dan ge*ala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan penga/asan, /alaupun pasien tidak menun*ukkan tanda dan ge*ala
33
pisau atau benda ta*am lainnya, at yang berbahaya seperti racun nyamuk atau racun serangga.
-
7elalu mengadakan penga/asan dan meningkatkan penga/asan apa bila ada tanda dan ge*ala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan penga/asan, /alaupun pasien tidak menun*ukkan tanda dan ge*ala
33
untuk bunuh diri.
c. 6engan*urkan keluarga untuk malaksanakan cara tersebut diatas. o
6enga*arkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apa bila pasien melakukan percobaan bunuh diri, antara lain; a.
6encari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut
b.
7egera memba/a pasien kerumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan bantuan medis.
3-
untuk bunuh diri.
c. 6engan*urkan keluarga untuk malaksanakan cara tersebut diatas. o
6enga*arkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apa bila pasien melakukan percobaan bunuh diri, antara lain; a.
6encari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut
b.
7egera memba/a pasien kerumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan bantuan medis.
3-
o
6encari keluarga mencari ru*ukan asilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien a.
6emberikan inormasi tentang nomor telpon darurat tenaga kesehatan
b.
6engan*urkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat=control secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya
c.
6engan*urkan keluarga uuntuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar pemberian obat.
3/
o
6encari keluarga mencari ru*ukan asilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien a.
6emberikan inormasi tentang nomor telpon darurat tenaga kesehatan
b.
6engan*urkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat=control secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya
c.
6engan*urkan keluarga uuntuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar pemberian obat.
3/
3./ Im#lementas! (an E>aluas!
3
3./ Im#lementas! (an E>aluas!
3
N:
(.
TL=%AM
DIAN:&A
TINDAAN
E?ALUA&I
(0=1=20(0
EP :esiko unuh I Pas!en
7
P".(0.00
#iri
bela*ar berkenalan namun masih enggan
%I
(. 6embina hubungan saling
;"lien
mengatakan
sudah
mencoba
percaya dengan klien untuk dilakukan 2. 6engidentiikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien 3. 6engamankan benda-benda
!; "lien akti dan memperhatikan selama latihan berkenalan dengan pera/at
yang dapat membahayakan pasien. 1. 6elakukan kontrak treatment 5. 6enga*arkan cara mengendalikan dorongan bunuh
; "lien sudah tahu cara berkenalan dengan menyebutkan nama,asal,hobi
P;
diri
II Pas!en
(. 6engidentisiikasi aspek positi pasien 2. 6endorong pasien untuk berikir positi terhadap diri sendiri
N:
(.
TL=%AM
DIAN:&A
TINDAAN
E?ALUA&I
(0=1=20(0
EP :esiko unuh I Pas!en
7
P".(0.00
#iri
bela*ar berkenalan namun masih enggan
%I
(. 6embina hubungan saling
;"lien
mengatakan
sudah
mencoba
percaya dengan klien untuk dilakukan 2. 6engidentiikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien 3. 6engamankan benda-benda
!; "lien akti dan memperhatikan selama latihan berkenalan dengan pera/at
yang dapat membahayakan pasien. 1. 6elakukan kontrak treatment 5. 6enga*arkan cara mengendalikan dorongan bunuh
; "lien sudah tahu cara berkenalan dengan menyebutkan nama,asal,hobi
P;
diri
II Pas!en
(. 6engidentisiikasi aspek positi pasien 2. 6endorong pasien untuk berikir positi terhadap diri sendiri 3. 6endorong pasien untuk menghargai diri sebagai indi4idu yang berharga III Pas!en
(. 6engidentisiikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien 2. 6enilai pola koping yng biasa dilakukan 3. 6engidentiikasi pola koping yang konstrukti 1. 6endorong pasien memilih pola koping yang konstrukti 5. 6engan*urkan pasien menerapkan pola koping konstrukti dalam kegiatan harian I? Pas!en
( 2
6embuat rencana masa depan 3 yang realistis bersama pasien 6engidentiikasi cara mencapai rencana masa depan yang
BAB III PENUTUP
-.1 &!m#ulan unuh diri adalah tindakan agresi yang merusak diri sendiri dan
dapat mengakhiri kehidupan. unuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari indi4idu untuk memecahkan masalah yang dihadapi $"eliat (( ; 1'. unuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena klien berada dalam keadaan stres yang tinggi dan menggunakan koping yang maladapti. -.2 &aran
#engan adanya pembuatan makalah ini diharapkan rekan-rekan dapat mengerti dan dapat memahami mengenai resiko bunuh diri beserta dengan asuhan kepera/atannya. #engan tu*uan agar dapat bermanaat untuk men*alankan tugas sebagai pera/at ke*i/aan kedepannya.
34