ALIANSI ALIANSI STRATEGI INTERNASIONAL
8.1. Pengertian Strategi Aliansi
Strategi Aliansi (Strategic Alliances) Alliances) yaitu perjanjian bisnis di mana dua atau lebih perusahaan memutuskan untuk melakukan kerjasama guna mendapatkan keuntungan bersama. Partner-partner dalam aliansi strategi setuju untuk menggabungkan aktivitas riset dan pengembangan, keahlian dalam pemasaran dan kemampuan manajerial. Aliansi strategi hanyalah salah satu metode yang dilakukan perusahaan agar dapat masuk atau melakukan ekspansi operasi internasional. Usaha patungan ( join venture) venture) adalah bentuk khusus aliansi strategis yang merupakan gabungan dua atau lebih perusahaan untuk menciptakan entitas bisnis baru yang secara hokum terpisah dan berbeda dari induk perusahaannya. Usaha patungan biasanya berbentuk perusahaan dan dimiliki oleh induk perusahaan dengan proporsi sesuai hasil negoisasi. Aliansi strategis non usaha patungan dapat dibentuk semata-mata untuk membuat partner-partner mampu mengatasi halangan yang dihadapi setiap partner dalam jangka pendek. Aliansi strategis non usaha patungan biasanya memiliki tujuan dan lingkup yang lebih sempit. Aliasi strategis non usaha patungan sering dibentuk untuk tujuan tertentu yang akan berakhir secara alami. Karena misinya sempit dan tidak adanya struktur organisasi formal, aliansi strategi non usaha patngan biasanya kurang stabil dibandingkan dengan usaha patungan ( joint joint venture). venture).
KERJASAMA INTERNASIONAL : Pengertian, Tujuan, Manfaat & Contohnya
Pengertian kerjasama adalah melakukan sesuatu kegiatan dengan cara bersama-sama atau tidak
dengan secara individualis. Kegiatan dengan kerja sama nantinya dapat merangkul setiap orang untuk bisa saling peduli, mengerti, berbagi bahkan saling melengkapi satu sama lain demi untuk mendapatkan tujuan bersama yang saling menguntungkan antara satu individu kepada individu lainnya.
Kerjasama sendiri dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk, tergantung dari tujuan kerjasama itu sendiri. contohnya saja dalam sebuah perusahaan, biasanya pada perusahaan melakukan bentuk kerjasamanya dalam bentuk sebuah tim yang mana tim tersebut memiliki tujuan untuk menyukseskan sebuah perusahaan agar senantiasa berjalan dengan lancar dan perusahaan tersebut bisa maju. Dalam kerjasama nantinya dapat mendorong serta memotivasi setiap individu untuk bekerja tidak sendiri. Selain itu dengan kerjasama juga dapat membentuk rasa empati, simpati, tanggung jawab, serta komunikasi dalam diri kita. Tidak hanya itu dengan kerjasama kita belajar untuk bisa saling menghargai pendapat orang lain dan melatih kesabaran setiap individu. Jadi Pengertian kerjasama
internasional adalah kerjasama yang dilakukan antara satu negara den gan negara lainnya, dengan memiliki tujuan bersama dan saling menguntungkan namun tetap berpedoman dengan politik,dan ekonomi dari negara-negara yang menjalin kerjasama. Biasanya kerjasama internasional meliputi beberapa bidang, mulai dari kerjasama dibidang ekonomi, pertahanan, pendidikan, teknologi serta keamanan. Kerjasama internasional juga dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh negara yang bekerjasama. Selain itu kerjasama sama bisa dilakukan oleh semua negara tanpa pengeculian berdasarkan kebutuhan dari negara tersebut. Selain akan berdampak terhadap keuntungan negara masing-masing, kerjasama internasional nantinya akan mempererat hubungan diplomasi yang baik dari negara yang mengikuti atau menjalani kerjasama. Untuk anggota yang mengikuti kerjasama tidak ada batasan berapa banyak anggota yang mengikuti kerjasama. Hal tersebut tergantung dari kesepakatan yang disetuju oleh negaranegara yang melakukan kerjasama. Kerjasama Internasional juga memilki juga memiliki tujuan yang positif.
Tujuan Kerjasama Internasional Tujuan kerjasama internasional pada umumnya memberikan dampak baik kepada negera tersebut. Berikut diantaranya tujuan kerjasama internasional yang bisa kita pahami. 1. Mempererat Persahabatan Menjalin hubungan kerjasama internasional nantinya akan berdampak pada eratnya persahabatan antara negara-negara yang saling melakukan kerjasama. Hal ini mampu menghindari kita dari rasa permusuhan antara negara-ne gara yang mengikuti kerjasama. 2. Menciptakan Perdamaian Dunia Salah satu dampak kerjasama internasional bisa dilihat dari terciptanya perdamaian dunia. Menghindari kekerasan dan peperangan yang akan terjadi. Kerjasama internasional tergolong cukup ampuh untuk mengatasi hal ini. 3. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi pada Setiap Negara
Salah satu faktor banyak negara yang menjalin kerjasama adalah untuk menunjang serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Indonesia contohnya bagi negara berkembang. Untuk mencapai dan menjadikannya negara yang maju Indonesia melakukan kerjasama Internasional dalam bidang ekonomi misalnya saja pada sektor pariwisat a. Indonesia melakukan kerjasama kepada pihak asing atau negara lain seper ti yang baru-baru terjadi pada saat Indonesia kedatangan Raja Arab, dimana indonesia menjalin kerjasama kepada negara Arab Saudi pada saat itu. 4. Memperluas Tenaga Kerja Kerjasama internasional juga mampu memperluas tenaga kerja. Bukan TKW melainkan tenaga ahli. Biasanya berawal dari pertukaran pelajar. Adanya pertukuran pelajar hasil dari kerjasama internasional nantinya akan memberi dampak baik pada tenaga kerja ahli yang handal. \\Serta dengan pertukaran pelajar menbuat sektor tenaga kerja menjadi lebih luas dan mempunyai skill yang cukup baik.
Bentuk Kerjasama Internasiona Selain empat tujuan yang disebutkan, kerjasama internasional memiliki bentuk kerjasama yang berbeda-beda. Bentuk kerjasama internasional meliputi beberapa sektor seperti, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Berikut kita bahas bentuk kerjasama internasional yang umum dilakukan. 1.
Kerjasama Bilateral
Kerjasama ini bukan hal yang baru lagi kita kenal. Kerjasam a bilateral adalah kerjasama yang dijalin oleh dua negara atau lebih, biasanya didasari oleh hubungan baik dan manfaat yang saling menguntungkan. Misalnya kerjasama pada sektor ekonomi ataupun pariwisata. 2.
Kerjasama Regional
Sedikit berbeda dengan kerjasama bilateral, untuk kerjasama regional sendiri adalah merupakan suatu bentuk kerjasama antar negara dimana negara-ne gara tersebut berada dalam satu wilayah atau satu kawasan saja. Misalnya saja negara-negara yang ada di Asia Tenggara, yang tergabung dalam kelompok ASEAN. Sektor kerjasama yang dilakukan biasanya pada sektor pertahanan, politik dan ekonomi. 3.
Kerjasama Multi Lateral
Kerjasama sama ini merupakan kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari dua negara dan tidak terbatas pada status negara serta wilayah negara tersebut.
Anggota yang mengikuti kerjasama ini dibagi menjadi dua tipe yaitu anggota aktif dan anggota utama. Contoh kerjasama pada hal ini adalah organisasi Kenferensi Islam yang sering kita sebut dengan OKI. Bentuk kerjasama yang berbeda-beda juga memberikan manfaat yang baik dalam kerjasama internasional.
8.2. Keuntungan Strategi Aliansi
Ada empat keuntungan dari strategi aliansi yaitu: 1.
Kemudahan masuk pasar : strategi aliansi akan membuat perusahaan mampu memperoleh manfaat dari cepatnya masuk ke pasar baru dengan biaya rendah.
2.
Berbagi resiko : berbagi resiko menjadi petimbangan yang sangat penting ketika perusahaan masuk ke pasar yang relative baru atau memiliki tingkat ketidakpastian dan instabilitas tinggi.
3.
Berbagi pengetahuan dan keahlian : dengan strategi aliansi, perusahaan berpotensi untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang dianggap kurang baik mengenai cara produksi, cara memperoleh sumber daya tertentu, cara menghadapi peraturan pemerintah local atau cara mengelola lingkungan yang berbeda.
4.
Sinergi dan keunggulan bersaing : melalui beberapa kombinasi untuk masuk ke pasar, berbagi resiko dan potensi pengetahuan, setiap perusahaan yang berkolaborasi ini akan dapat mencapai lebih banyak keunggulan dan bersaing dengan lebih efisien dibandingkan jika perusahaan ini berusaha masuk ke pasar atau industry baru sendirian.
. 8.4. Pemilihan Partner Aliansi
Setidaknya ada empat faktor dalam memilih partner antara lain: 1. Kecocokan (compability)
Perusahaan harus memilih partner yang cocok dan dapat dipercaya serta dapat bekerja sama secara efektif. 2. Sifat produk atau jasa calon parter : perusahaan sebaiknya bekerja sama dengan partner yang produk atau jasanya saling melengkapi (komplementer) tetapi tidak langsung bersaing dengan produknya sendiri. 3.
Keamanan aliansi secara relative : dengan adanya kompleksitas dan potensi kerugian karena gagalnya kerjasama, para manajer perusahaan harus memperoleh sebanyak mungkin informasi dari calon partner sebelum membentuk aliansi strategis.
4.
Potensi pembelajaran aliansi : sebelum membentuk aliansi strategi, para partner harus menilai potensi untuk saling belajar. 8.5. Lingkup Strategi Aliansi
Lingkup strategi aliansi antara lain: 1. Aliansi Komprehensif (comprehensive alliances) Aliansi komprehensif terbentuk ketika para partisipan setuju untuk melaksanakan secara bersama-sama berbagai tahapan proses yang membuat produk atau jasa yang dapat dibawa ke pasar meliputi : R&D, desain, produksi, pemasaran dan distribusi. 2. Aliansi Fungsional Aliansi
fungsional
merupakan
lingkup
strategi
aliansi
yang
lebih
sempit
dengan menyertakan hanya satu fungsi bisnis meliputi:
Aliansi produksi : merupakan aliansi fungsional dimana dua atau lebih perusahaan membuat produk atau jasanya masing-masing dengan fasilitas yang dipakai bersama . Aliansi produksi dapat memakai fasilitas yang telah dimiliki oleh salah satu partner.
Aliansi pemasaran : merupakan aliansi fungsional dimana dua atau lebih perusahaan berbagi jasa atau keahlian pemasaran. Perusahaan yang sudah mapan membantu perusahaan pendatang baru dalam mempromosikan, mengiklankan dan mendistribusikan produk atau jasanya.
Aliansi keuangan : merupakan aliansi fungsional dimana perusahaan perusahaan ingin mengurangi resiko finansial yang terkait dengan proyek tertentu. Partner-partner memberikan sumber finansial ke proyek dalam proporsi yang sama atau salah satu partner memberikan sebagian besar finansial sementara partner-partner lain menyediakan keahlian khusus atau memberikan kontribusi lain untuk mengimbangi kecilnya investasi finansial yang diberikan.
Aliansi riset dan pengembangan : merupakan aliansi fungsional dimana partner-partner setuju untuk mengadakan riset (research and development = R&D) bersama untuk mengembangkan produk atau jasa baru.
8.6. Mengelola Aliansi
Keputusan untuk membentuk aliansi strategis harus berkembang dari proses perencanaan strategis perusahaan. Setelah membuat keputusan, para manajer perusahaan kemudian harus menangani beberapa isu penting yang menentukan tahapan-tahapan tentang cara pengelolaan aliansi tersebut antara lain : 1. Pemilihan Partner/rekanan Kesuksesan setiap kerjasam tergantung pada pemilihan partner yang tepat. Aliansi strategis kemungkinan akan sukses jika keterampilan dan sumber daya para partner saling melengkapi dimana masing-masing membawa kekuatan organisasi yang tidak dimiliki oleh yang lain. 2. Bentuk Kepemilikan
Bentuk pasti kepemilikan yang akan dipakai sangat penting dalam strategi aliansi. Bentuk korporat akan membuat para partner mampu mengatur struktur pajak yang menguntungkan, mengimplemntasikan perjanjian kepemilikan baru dan melindungi asset lain dengan baik. Hal ini juga membuat usaha patungan dapat menciptakan identitasnya sendiri yang berbeda dengan partner. 3. Pertimbangan manajemen bersama/gabungan Secara umum, ada tiga alat yang dipakai untuk pertimbangan manajemen bersama dalam mengelola aliansi antara lain:
Perjanjian bersama manajemen : setiap partner berpartisipasi penuh dan aktif ke dalam mengelola aliansi. Partner-partner menjalankan aliansi tersebut dan manajer-manajernya secara teratur menyampaikan instruksi dan rinciannya ke manajer aliansi.
Perjanjian berbagi tugas : salah satu partner memiliki tanggung jawab utama atas operasi aliansi strategis.
Perjanjian pendelegasian : partner-partner mendelegasikan pengendalian manajemen ke eksekutif usaha patungan itu sendiri. Para eksekutif tersebut direkrut khusus untuk menjalankan operasi perusahaan baru atau ditransfer dari perusahaan partisipan dan bertanggung jawab atas keputusan sehari-hari.
8.3. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Strategis Aliansi
Beberapa sumber masalah yang mengancam kelangsungan strategi
aliansi antara lain:
1.
Ketidakcocokan antar partner (incompatibility of partner ) : ketidakcocokan dapat
mengahsilkan konflik yang serius walaupun biasanya hanya menghasilkan penurunan kinerja aliansi
2.
Akses ke informasi : perusahaan harus dapat berbagi informasi, maka jika tidak
efektifitas kolaborasi akan terganggu
3.
Konflik tentang distribusi penghasilan : salah satu keterbatasan strategi aliansi
adalah distribusi pendapatan.
4.
Hilangnya otonomi : karena perusahaan-perusahaan berbagi resiko dan profit,
perusahaan tersebut juga berbagi pengendalian, dengan demikian membatasi kegiatan masing-masing perusahaan.
5. Perubahan keadaan : kondisi ekonomi yang dulunya memotivasi perjanjian kerjasama sudah tidak ada lagi atau keunggulan teknologi membuat perjanjian tidak menguntungkan