ABSES DENTOALVEOLAR
I.
Definisi Abses dentoalveolar memiliki sinonim abses alveolar. Abses dentoalveolar terdiri dari abses
dentoalveolar akut dan abses dentoalveolar kronis. Abses dentoalveolar akut adalah suatu kumpulan nanah pada apeks akar gigi yang meluas ke tulang alveolar setelah terjadi nekrosis pulpa. Abses dentoalveolar diikuti dengan suatu reaksi parah yang bersifat lokal maupun umum (Grossman dkk., 1995). Abses dentoalveolar kronis mengau pada infeksi berkepanjangan pada daerah periapikal yang meluas hingga ke tulang alveolar. !isa jadi merupakan sekuen dari abses dentoalveolar akut. Abses dentoalveolar dentoalveolar kronis biasanya asimtomatik ("ohn, #$$5).
II.
Etiologi %emunulan abses dentoalveolar dapat dia&ali dengan adanya suatu trauma, iritasi kimia&i, atau
iritasi mekanis, namun penyebab paling memungkinkan adalah adana infasi bakteri. 'ksudat dari bakteri ini keluar melalui foramen apikal di akar gigi. enyebabnya dikarenakan gigi masih bagus sehingga tidak ada jalan keluar untuk eksudat melalui koronal (handra dkk., #$$*).
III.
Patofisiologi Abses dentoalveolar tidak mungkin terjadi pada gigi yang masih vital. %enonvitalan gigi dapat
terjad terjadii akibat akibat adany adanyaa trauma trauma,, kontak kontak premat prematur ur berkep berkepan anjan jangan gan,, maupun maupun terpap terpapar ar bahan bahan kimia. kimia. %ematian pulpa yang didukung oleh kerusakan pada ligamentum periodontal memungkinkan masuknya bakteri dengan lebih mudah (edersen, 199+). !akteribakteri tersebut mendapat nutrisi dari sisasisa makanan yang tersisa di rongga mulut dan jaringan yang mati di rongga pulpa. %emudian hasil dari metabolisme bakteri tersebut meluas ke arah tulang alveolar karena tidak memiliki jalan keluar untuk eksudatnya sehingga proses infeksi meluas meluas ke tulang tulang alveolar alveolar.. %eradang %eradangan an lokal yang terjadi terjadi tergantu tergantung ng dari virulensi virulensi bakteri bakteri yang menginfasi dan daya tahan tubuh hospes (edersen, 199+).
IV.
Tanda dan Gejala Abses dentoalveolar akut menimbulkan gejala sakit, pembengkakkan di area pus, supurasi,
gangguan pengeapan dan halitosis. %eluhan utama pasien adalah rasa sakit dengan gambaran nyeri tekan regional yang ekstrem. -asa nyeri bahkan tidak hilang setelah pasien mengkonsumsi analgesik, sehingga sehingga menggang mengganggu gu aktivitas aktivitas makan, makan, tidur tidur, dan se&aktu se&aktu memeliha memelihara ra kebersiha kebersihann rongga rongga mulut. mulut. (edersen, 199+). "ika abses dentoalveola dentoalveolarr semakin semakin berkemban berkembang, g, pembengka pembengkakan kan yang terjadi akan semakin terlihat jelas. Gigi ekstrusi juga akan terjadi disertai sakit dan kegoyahan pada gigi yang bersangkutan.
Akan tetapi rasa nyeri ini hanya ada pada abses dentoalveolar akut, karena pada stase kronis rasa sakit sudah tidak terasa lagi (Grossman dkk., 1995).
V.
Kegawatdarratan -asa sakit tumpul yang dialami pasien sehingga mengganggu aktivitas keseharian, &aktu
istirahat, dan upaya pemeliharaan kebersihan rongga mulut sudah ukup membuat abses dentoalveolar masuk dalam kategori darurat, namun tidak ga&at. tatus ini didukung oleh adanya bahaya potensial dari seluruh infeksi orofasial. enanggulangan abses dentoalveolar harus dilakukan seara epat dan efektif untuk menghilangkan rasa sakit pasien maupun menghentikan penyebaran infeksinya (edersen, 199+).
VI.
Penatala!sanaan era&atan abses dentoalveolar dapat dilakukan dengan membuka jalan untuk dapat
mengeluarkan pus. etelah itu membersihkan area yang bersangkutan agar meniptakan kondisi yang tidak mendukung bakteri untuk tumbuh. embuatan jalan keluar untuk pus dapat dilakukan dengan membuka atap pulpa dari gigi yang bersangkutan, aspirasi jarum halus, irigasi, dan insisi drainase. enjabaran kali ini akan difokuskan pada pera&atan insisi drainase. A. Alat eralatan yang digunakan untuk prosedur insisi abses dentoalveolar antara lain/ 1. Alat diagnostik #. puit irigasi 0. alpel . "arum sutur 5. 2ier bekken !. !ahan !ahan yang dibutuhkan untuk prosedur insisi abses dentoalveolar antara lain/ 1. otton roll #. otton palate 0. -ubber dam (jika ada) . 3arutan saline steril 5. Etyl chloride +. !enang sutur . rosedur Abses dentoalveolar sebaiknya dia&ali dengan pembukaan kamar pulpa
untuk
menanggulangi rasa sakit pasien akibat gas yang tertekan, sehingga gas dapat keluar dari lubang yang dibuat di koronal. embukaan kamar pulpa akan terasa sakit karena pemberian anestesi merupakan kontraindikasi untuk abses dentoalveolar dikarenakan jaringan yang masih mengalami peradangan. -asa sakit saat membuka kamar pulpa dapat dikurangi dengan ara memfiksasi gigi menggunakan jari dan ditekan (4ean, #$1+). rosedur insisi drainase untuk mengeluarkan pus diindikasikan apabila pembukaan kamar pulpa tidak mungkin dilakukan atau pus masih tersisa banyak setelah prosedur pembukaan kamar pulpa dilakukan. Apabila prosedur insisi harus dilakukan, maka prosedurnya adalah sebagai berikut (4ean, #$1+)/
1. Asepsiskan serta keringkan dahulu mukosa yang mengalami pembengkakan dan yang akan dilakukan insisi, begitupun dengan instrumen yang akan digunakan harus dalam keadaan asepsis. #. Aplikasikan anestesi topikal dengan etyl chloride hingga mukosa berubah &arna menjadi lebih putih. !isa juga dengan menggunakan anestesi blok mandibula apabila abses ada di regio mandibula. Anestesi infiltrasi sebaiknya dihindari keuali keadaan inflamasi sudah diatasi. 0. !uat insisi seara vertikal atau horiontal dengan salpel tepat pada periosteum ke tulang. osisi insisi harus tepat pada perbatasan mukosa normal dan mukosa yang telah mengalami fluktuasi. . us akan keluar dengan sendirinya, boleh dibantu dengan penekanan ringan pada mukosa yang fluktuasi. Apabila insisi dibuat di dalam rongga mulut, irigasi boleh dilakukan untuk membersihkan pus yang keluar sambil dilakukan suction. Apabila insisi dibuat di 5. +. *. 6.
luar rongga mulut, pus dapat ditampung di nier bekken. etelah itu luka insisi dapat dijahit. !erikan terapi medikamentosa yang sesuai. 'dukasi pemeliharaan oral hygene. %ontrol #0 hari kemudian.
4. 7edikasi 8bat yang perlu diberikan setelah selesai dilakukan pera&atan insisi adalah antibiotik spektrum luas seperti amoiilin, obat analgesik kuat seperti ibuprofen atau danalgin, obat kumur dapat diberikan juga untuk membantu menjaga kebersihan rongga mulut apabila ri&ayat oral hygene pasien buruk (4ean, #$1+). :;;.
emeahan %asus
DA"TAR P#STAKA
handra, ., handra, ., handra, G., #$$*, Oral Medicine, "aypee !rothers 7edial ublisher, 2e& 4elhi. 4ean, ".A., #$1+, Mc Donal and Avery’s Dentistry for the Child and Adolscent , 'lsevier, 7issouri. Grossman, 3.;., 8liet, , 4el -io, .'., 1995, Ilmu Endodontik dalam Praktek Edisi ese!elas , 'G, "akarta. "ohn, .-., #$$5, "e#t!ook of Oral Medicine $econd Edition , "aypee !rothers 7edial ublisher, 2e& 4elhi. edersen, G.<., 199+, %uku A&ar Praktis %edah Mulut , 'G, "akarta.
BLOK MEDICAL
EMERGENCY
RESUME CASE STUDY 1
INSISI DRAINASE ABSES DENTOALVEOLAR
Ttor$
Dissn Ole%$ Pra&dit'a (andar )id'a G*G+*,+*,
KE-ENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI #NIVERSITAS /ENDERAL SOEDIR-AN "AK#LTAS KEDOKTERAN /#R#SAN KEDOKTERAN GIGI P#R)OKERTO ,+*0