PENGENALAN SIFAT ORGANOLEPTIK PRODUK PANGAN
Oleh : Nama NRP No. Meja Kelompok Tanggal Praktikum Asisten
: : : : : :
Pika Apriyance 113020094 4 (Empat) E 12 Maret 2014 Nur Laila Shaumi
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014
I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, (4) Aplikasi dalam Bidang Pangan. 1.1. Latar Balakang
Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempergunakan suatu produk. Uji organoleptic atau uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian Organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk (Annonim, 2013) Pengujian inderawi merupakan bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengujian
terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan mempergunakan
indera manusia termasuk indera penglihat, pembau, perasa, peraba dan pendengar. Pada saat ini meskipun peralatan telah berkembang pesat dengan kepekaan cukup tinggi seperti gas khromatografi, spektrofotometri, kalorimeter dan lain-la in, tetapi pengujian dengan indera manusia tetap merupakan bagian yang penting. Hal ini disebabkan karena untuk beberapa sifat karakteristik seperti rasa, suara, hanya tepat bila dianalisa dengan “biological detector” detector” yang tidak lain adalah indera manusia. Peralatan hanya mengadakan analisa pada suatu komponen saja, sedang
pada indera manusia dapat mengadakan penilaian terhadap seluruh kesan yang timbul secara terpadu sejak suatu bahan disajikan sampai kesan setelah bahan tersebut ditelan. Enak tidaknya suatu bahan pangan ataupun dapat tidaknya suatu jenis bahan pangan dikonsumsi hanya tepat bila dinilai dengan indera manusia (Kartika, 1987). Penilaian dengan indera juga merupakan cara penilaian kuno, tetapi masih sangat umum digunakan. Cara ini sudah dilaksanakan terhadap hampir semua komoditi terutama yang berasal dari hasil pertanian seperti minyak wangi, minyak atsiri, rempah-rempah. Dalam beberapa hal seni penilaian dengan indera tidak dapat diturunkan pada orang lain dan hanya menjadi milik pribadi. Orang demikian ini mempunyai mempunyai anugerah atau kelebihan sensorik (Soekarto, 1985). 1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan pengenalan sifat organoleptik produk pangan adalah untuk melatih kemampuan penggunaan indera untuk menilai bahan atau produk pangan dan untuk mengenal bermacam-macam sifat organoleptik dari suatu bahan atau produk pangan. 1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip
percobaan
pengenalan
sifat
organoleptik
produk
pangan
adalah berdasarkan perbedaan karakteristik bahan yang diuji secara organoleptik dengan menggunakan alat indera (penciuman, penglihatan, peraba , pendengaran, dan perasa). 1.4 Aplikasi Dalam Bidang Pangan
Pengujian inderawi banyak dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan. Beberapa perusahaan yang sangat spesifik misalnya wine, teh, kopi, bir, tembakau masih menggantungkan mutunya pada penilaian dengan indera manusia.Indera manusia merupakan bagian tubuh yang dapat digunakan sebagai alat untuk menilai sifat karakteristik suatu produk.
II BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan-bahan Percobaan, (2) Alat-alat Percobaan dan (3) Metode Percobaan. 2.1 Bahan-bahan Percobaan
Bahan-bahan
yang
digunakan
dalam
percobaan
pengenalan
sifat
organoleptik produk adalah nata de coco, minuman teh hijau, permen, lontong, keripik pisang dan buah terong. 2.2 Alat-alat Percobaan
Alat - alat yang digunakan dalam percobaan pengenalan sifat organoleptik produk adalah sendok plastik, plastik, gelas, nampan, dan sloki. 2.3 Metode Percobaan
Metoda percobaan pengenalan sifat organoleptik produk nata de coco, minuman teh hijau "Nu Green Tea", permen "Tamarin", lontong, dan buah terong adalah berdasarkan penglihatan, contoh diambil sedikit kemudian diperhatikan dengan seksama sifat kenampakan yang meliputi warna, sifat permukaan, bentuk, dan ukuran kemudian ditulis pada lembar pengamatan yang telah disediakan. Penentuan sifat odor dilakukan menggunakan indera penciuman, aspek yang dinilai meliputi sensasi bau dan perasaan dihidung.Penetuan sifat flavor
berdasarkan pencicipan, contoh diambil sedikit kemudian dikunyah dengan gerakan lidah lalu ditekan perlahan-lahan untuk ditentukan rasa manis, asam, asin, pahit, biasa dan gurih. Penentuan tekstur dilakukan dengan dua cara, dengan menggunakan mulut (mouthfeel), caranya contoh diambil dan dikunyah perlahan, rasakan apakah sampel tersebut lembut, keras, empuk, rapuh, halus, renyah atau kenyal dicatat dilembar pengamatan. dan dengan menggunakan tangan (handfeel) caranya contoh yang telah disajikan diletakkan diantara dua jari tangan kemudian ditekan sedikit apakah terasa lembut, keras, elastis dan kenyal tekstur yang dirasakan digambarkan dilembar pengamatan. terakhir penilaian kerenyahan dimana ada 3 jenis kerenyahan, krispi, nyaring, dan getas.
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Percobaan dan (2) pembahasan. 3.1 Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Keripik
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Keripik Pisang Atribut
Hasil
Intensitas
A. Sifat Kenampakan
Komentar
Warna
Coklat
Kuat
Layak Dikonsumsi
Sifat Permukaan
Kasar
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bentuk
Tidak beraturan
Sedang
Layak Dikonsumsi
Ukuran
Kecil
Lemah
Layak Dikonsumsi
Sensai Bau
Khas keripik
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Hidung
Standar
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sensasi Rasa
Gurih
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bau
Khas
B. Sifat Odor (Aroma)
C. SIFAT FLAVOR
tengik Perasaan di Mulut
psang
keripik,
agak
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sedang
Layak Dikonsumsi
D. Sifat Tekstural ( Mouthfeel Mouthfeel ) Mekanis
Keras
Sedang
Layak Dikonsumsi
Geometris
Kasar
Sedang
Layak Dikonsumsi
-
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak E. Sifat Tekstural ( Handfeel ) Mekanis
Keras
Sedang
Layak Dikonsumsi
Geometris
Kasar
Sedang
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
-
Layak Dikonsumsi
Sedang
Layak Dikonsumsi
F. Sifat Pendengaran ( Noise) Noise) Kerenyahan
Nyaring
(Sumber : Pika Apriyance, Meja 4, Kelompok E, 2014)
Gambar 1. Keripik Pisang Berdasarkan penilaian sifat kenampakan keripik pisang berwarna coklat, memiliki sifat permukaan yang kasar, berbentuk tidak teratur dan berukuran kecil. Berdasarkan Sifat odor (aroma) keripik daun bawang memiliki bau khas keripik yang digoreng yang tajam. Berdasarkan penilaian sifat flavor keripik pisang rasanya khas pisang. Berdasarkan sifat mouthfeel keripik pisang renyah ketika digigit, kasar ketika dikunya. Berdasarkan sifat handfeel keripik pisang keras ketika dipegang oleh jari kasar dan sedikit keras. sifat pendengaran keripik pisang ketika digigit mengeluarkan suara yang nyaring. Pengenalan sifat-sifat di atas dilakukan menggunakan kemampuan indera manusia yang dalam hal ini tergantung kepekaan, pengalaman, dan kondisi psikologis dari penguji (Kartika, dkk, 1987). Keripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi umbian, buah - buahan atau sayuran yang digoreng di dalam minyak nabati.
Hingga dapat menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu. Keripik dibuat melalui tahap penggorengan, tetapi ada pula dengan hanya melalui penjemuran, atau pengeringan
(Midori, 2011).
Keripik akan memberikan kesan renyah saat dimulut, hal ini terjadi akibat adanya kesan oleh suara yang dihasilkan keripik saat dikunyah di dalam mulut sehingga dapat didengar oleh indera pendengaran. Kerenyahan dapat dijadikan salah satu penilaian untuk mutu sebuah kerupuk dan keripik. Karena keripik dan kerupuk harus memiliki kerenyahan yang tinggi agar diterima oleh masyarakat. masyarakat. Kerenyahan merupakan sifat yang yang terdapat dalam makanan kering yang diidentikan dengan suara apabila suatu produk digigit kemudian terdengar suara, hal tersebut menandakan produknya renyah. Kerapuhan adalah sifat bahan yang ketika digigit menimbulkan bunyi namun dengan intensitas bunyi yang kecil dan dapat hancur tanpa digigit misalnya biskuit. Keremahan didefinisikan sebagai kesan yang timbul pada bahan yang dapat hancur pada indera pengecap namun tidak menghasilkan bunyi seperti roti. Ada pula yang disebut dengan kerapuhan, yaitu gaya yang menyebabkan kepatahan akibat deformasi sehingga dapat merubah bentuk asalnya. Kilap adalah warna terang yang ditampilkan oleh buah-buahan dengan memantulkan cahaya yang dating bada badan buahnya. Suram adalah warna kusam pada buah akibat pemantulan cahaya tidak sempurna. Jenis cairan atau bahan pangan lain sering digunakan bahasa cemerlang atau bening yang berarti
warna cerah yang dihasilkan akibat pemantulan cahaya yang datang, sedangkan keruh adalah warna kusam akibat pemantulan cahaya yang tidak tepat (terjadi penyerapan cahaya). Warna dalam produk pangan digunakan sebagai identitas, daya tarik atau pun indikator kematangan dan kesegaran bahan. Warna dapat dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang pada ruangan, agar pengujian warna dapat dilakukan dengan maksimal, sebisa mungkin cahaya dalam ruangan dibuat netral (putih tidak berwarna). Hal ini dilakukan agar tidak ada warna lain yang mempengaruhi penglihatan.. Sedangkan hue adalah hue adalah warna spectrum warna spectrum yang yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. gelombangnya. Value Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya snar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral ke warna lainnya (Falcon, 2009). Bau-bauan (aroma) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan indera. Pembau, untuk dapat menghasilkan bau, zat-zat bau harus dapat menguap, sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Didalam industri pangan pengujian terhadap bau dianggap penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian terhadap produk tentang diterima atau tidaknya produk tersbut. Kecuali itu bau dapat dipakai juga seagai suatu indkator terjadinya kerusakan pada produk misalnya sebagai akibat cara pengemasan atau cara penyimpanan yang kurang baik (Krtika, 1988).
Komposisi
keripik
pisang
adalah
tepung,
gula,
garam,
margarin,
dan keju. Kriteria keripik yang baik menurut Made Astawan (1991) adalah: 1. Rasanya pada umumnya gurih 2. Aromanya harum 3. Teksturnya kering dan tidak tengik 4. Warnanya menarik 5. Bentuknya tipis, bulat dan utuh dalam arti tidak pecah Persyaratan mutu keripik yang baik adalah keadaan bau dan rasa keripik haruslah normal khas, dengan warna dan kenampakan yang normal. Tekstur keripik pun harus renyah, dengan keutuhan minimal 80%. Benda-benda asing tidak boleh ada, kadar air maksimal 6% dan kadar abu (tanpa garam) adalah antara 0,1-1%. Komposisi gizi pisang sale sangat bervariasi, tergantung pada jenis pisang yang digunakan, tingkat kematangan, serta cara pengolahan dan pengemasan. Rendahnya kadar air akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sehingga akan memperpanjang daya awet sale. Sebagaimana halnya dengan buah pisang segar, kandungan gizi utama pada sale adalah karbohidrat. Di dalam tubuh, karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk aktivitas sehari-hari. Kandungan lemak umumnya rendah, kecuali pada pisang sale yang digoreng. Rendahnya kadar lemak pada pisang sale sangat menguntungkan karena produk menjadi lebih awet dan terbebas dari rasa tengik akibat oksidasi lemak.
Sumbangan gizi lain yang menonjol dari pisang sale adalah mineral (terutama kalsium, fosfor, dan zat besi) serta vitamin (terutama A, B, dan C). Menurunnya kadar air pada sale akibat proses pengeringan menyebabkan mineral menjadi semakin terkonsentrasi, sehingga jumlahnya per satuan berat yang sama menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dibandingkan dengan pisang segarnya. (Astawan, 1991). Berdasarkan mutu keripik yang baik, keripik pisang yang digunakan untuk sampel
praktikum
tergolong
baik
walaupun
agak
tengik
hal
tersebut
tidak terlalu mempengaruhi kualitasnya karena berlemak dari minyak goreng pada saat penggorengan. 3.2 Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Lontong
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Lontong Atribut
Hasil
A. Sifat Kenampakan
Intensitas
Komentar
Warna
Putih, agak hijau
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sifat Permukaan
Agak lengket
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bentuk
Silinder
Sedang
Layak Dikonsumsi
Ukuran
Kecil
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sensai Bau
Khas lontong
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Hidung
Standar
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sensasi Rasa
Sedikit Pedas
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bau
Khas lontong
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Mulut
Khas lontong
Sedang
Layak Dikonsumsi
B. Sifat Odor (Aroma)
C. SIFAT FLAVOR
D. Sifat Tekstural ( Mouthfeel Mouthfeel ) Mekanis
Kenyal
Sedang
Layak Dikonsumsi
Geometris
Halus, agak lengket
Sedang
Layak Dikonsumsi
-
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
E. Sifat Tekstural ( Handfeel ) Mekanis
Kenyal
Sedang
Layak Dikonsumsi
Geometris
Halus, agak lengket
Sedang
Layak Dikonsumsi
-
Layak Dikonsumsi
-
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak F. Sifat Pendengaran ( Noise) Noise) Kerenyahan
-
(Sumber : Pika Apriyance, Meja 4, Kelompok E, 2014)
Gambar 2. Lontong Berdasarkan penilaian sifat kenampakan lontong berwarna putih agak hijau, memiliki sifat permukaan knyal dan bentuk silinder. Berdasarkan Sifat odor (aroma) lontong memiliki bau khas lontong. Berdasarkan penilaian sifat flavor dan sifat mouthfeel lontong lontong bertekstur kenyal dan masih layak konsumsi. Lontong sebenarnya merupakan produk pangan yang bisa bertahan selama 1 sampai 2 hari apabila proses pengolahan dan pengukusan dilakukan secara tepat. Lontong akan dikatakan tidak layak dikonsumsi ketika sudah terlihat kelainan kelainan pada hal aroma dan timbulnya lendir dipermukaan. Lontong yang diuji
secara organoleptik di laboratorium ada dalam keadaan berbau dan berlendir, sehingga lontong tersebut ada dalam keadaan ke adaan tidak layak untuk dikonsumsi. Lontong adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari beras yang dikukus di dalam bungkus dari daun pisang. Lontong biasanya disajikan dengan sate, rujak atau gulai kambing. kambing. Walau makanan ini mirip dengan Buras, lontong lebih sering ditemukan di banyak rumah makan di Indonesia. Ini disebabkan karena cara pembuatan lontong yang lebih mudah dari ketupat. Ketupat yang dibuat juga dengan beras dalam daun kelapa muda (janur) biasanya lebih sering ditemukan pada masa hari raya Idul raya Idul Fitri (Anonim, 2012) Karena dikukus dalam daun pisang, pisang, lontong dapat berwarna hijau di luarnya, sedangkan berwarna putih di dalamnya. Lontong banyak ditemui di berbagai daerah di Indonesia sebagai pengganti nasi putih. Walau juga dibuat dari beras, lontong memiliki aroma yang khas. Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat tergantung pada beberpa faktor diantaranya citarasa, cit arasa, warna, tekstur tekst ur dan nilai gizinya. gizin ya. Suatu bahan makanan dinilai bergizi, enak dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki war na yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dar i warna yang seharusnya. seharusn ya. Aspek yang paling menonjol ketika pengujian lontong adalah warna, tekstur, dan aroma. Warna merupakan nama umum untuk semua penginderaan yang berasal dari aktivitas retina mata. Jika cahaya mencapai retina, mekanisme saraf mata menanggapi, salah satunya memberi sinyal warna. Cahaya adalah
energi radiasi dengan rentang panjang gelombang sekitar 400-800 nm. Menurut definisi ini, warna (seperti baurasa dan tekstur) tidak dapat dipelajari tanpa sistem penginderaan manusia. Warna yang diterima jika mata memandang objek yang disinari berkaitan dengan tiga faktor berikut: sumber sinar, ciri kimia dan fisika objek, dan sifat-sifat kepekaan spektrum mata. Penerimaan warna suatu bahan berbeda-beda tergantung dari faktor alam, geografis dan aspek sosial masyarakat penerima. Kualitas lontong yang diuji menunjukkan kualitas yang baik dan sangat layak untuk di konsumsi karena dilihat dari warna, sifat odor dan yang lainnya masih sangat baik kualitasnya. 3.3 Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Nata De Coco
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Nata De Coco Atribut Hasil Komentar Intensitas
A. Sifat Kenampakan Warna
Putih mengkilap
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sifat Permukaan
Licin
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bentuk
Kubus
Sedang
Layak Dikonsumsi
Ukuran
Standar
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sensai Bau
Gula khas nata de coco
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Hidung
Sedikit bau air kelapa
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sensasi Rasa
Manis
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bau
Khas nata de coco
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Mulut
Sedikit rasa air kelapa
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sedang
Layak Dikonsumsi
B. Sifat Odor (Aroma)
C. SIFAT FLAVOR
D. Sifat Tekstural ( Mouthfeel Mouthfeel ) Mekanis
Kenyal
Geometris
Halus
Kuat
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
Berair
Kuat
Layak Dikonsumsi
Sedang
Layak Dikonsumsi
E. Sifat Tekstural ( Handfeel ) Mekanis
Kenyal
Geometris
Licin
Kuat
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
Berair
Kuat
Layak Dikonsumsi
-
Layak Dikonsumsi
F. Sifat Pendengaran ( Noise) Noise) Kerenyahan
-
(Sumber : Pika Apriyance, Meja 4, Kelompok E, 2014)
Gambar 3. Nata De Coco Berdasarkan penilaian sifat kenampakan nata de coco berwarna putih mengkilap, memiliki sifat permukaan yang halus, berbentuk kubus dan berukuran standar. Berdasarkan Sifat odor (aroma) nata de coco memiliki bau gula dan aroma air kelapa. Berdasarkan penilaian sifat flavor nata de coco rasanya manis. Berdasarkan sifat mouthfeel nata nata de coco terasa berserat ketika di gigit, dan berair ketika di kunyah. Berdasarkan sifat handfeel nata de coco
lembut ketika
ditekan-tekan oleh jari dan berair. nata de coco ketika digigit dan dikunyah tidak menimbulkan suara (alot).
Nata de coco adalah sebuah produk serat ser at berwarna putih yang terbuat dari air kelapa yang difermentasi dengan asam asetat, gula, nutrisi, dan bakteri Acetobacter xylimum (Anonim, xylimum (Anonim, 2012). Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietary fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikroba), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco. Proses terbentuknya nata: sel-sel Acetobacter Xylinum mengambil glukosa dari larutan gula, kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel, kemudian keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut t ersebut adalah GDP-glukosa. Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca2+, Mg2+. Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor membentuk selulosa (Annonim, (Annonim, 2014). Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan
dapat
berupa
sikap
untuk
mendekati
atau
menjauhi,
menyukai
atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, sampel nata de coco yang diamati ada dalam kondisi yang layak untuk dikonsumsi jika ditinjau dari segi rasa, aroma, dan tekstur. 3.4 Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Minuman The Hijau
Tabel 4. Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Minuman The Hijau Atribut
Hasil
Intensitas
A. Sifat Kenampakan Warna
Kuning
kecoklatan
transparan
Kuat
Komentar Layak Dikonsumsi
Sifat Permukaan
Cair
Kuat
Layak Dikonsumsi
Bentuk
Cair
Kuat
Layak Dikonsumsi
Ukuran
-
-
Layak Dikonsumsi
B. Sifat Odor (Aroma) Sensai Bau
Khas teh
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Hidung
Wangi teh
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sensasi Rasa
Manis sedikit pahit
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bau
Khas teh
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Mulut
Manis
Kuat
Layak Dikonsumsi
C. SIFAT FLAVOR
D. Sifat Tekstural ( Mouthfeel Mouthfeel ) Mekanis
Cair
Kuat
Layak Dikonsumsi
Geometris
Cair
Kuat
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
Berair
Kuat
Layak Dikonsumsi
Kuat
Layak Dikonsumsi
E. Sifat Tekstural ( Handfeel ) Mekanis
Cair
Geometris
Cair
Kuat
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
Berair
Kuat
Layak Dikonsumsi
-
Layak Dikonsumsi
F. Sifat Pendengaran ( Noise) Noise) Kerenyahan
-
(Sumber : Pika Apriyance, Meja 4, Kelompok E, 2014)
Gambar 4. Minuman Teh Hijau Berdasarkan penilaian sifat kenampakan teh hijau berwarna kuning kecoklatan transparan, memiliki sifat permukaan dan bentuk cair. Berdasarkan Sifat odor (aroma) teh hijau memiliki bau khas teh. Berdasarkan penilaian sifat flavor teh hijau rasanya manis sedikit pahit. Berdasarkan sifat mouthfeel teh teh hijau less sugar berair. berair. Berdasarkan sifat handfeel teh teh hijau cair, lengket ketika ditekantekan oleh jari dan berair. Teh hijau ketika digigit dan dikunyah tidak menimbulkan suara (alot). Uji organoleptik didasarkan pada kegiatan penguji-penguji rasa (panelis) yang pekerjaannya mengamati, menguji, dan menilai secara organoleptik. Sensoris berasal dari kata “ sense” sense” yang berarti timbulnya rasa, dan timbulnya rasa
selalu
dihubungkan
dengan
panca
indera.
Leptis
berarti
menangkap
atau menerima. Jadi pengujian sensoris atau organoleptik mempunyai pengertian dasar melakukan suatu kejadian yang melibatkan pengumpulan data-data, keterangan-keterangan atau catatan mekanis dengan tubuh jasmani sebagai penerima. Pengujian secara sensoris atau organoleptik dilakukan dengan sensasi dari rasa, bau atau aroma, penglihatan, sentuhan atau rabaan, dan suara atau pendengaran pada saat makanan dimakan. Sebagai contoh rasa enak adalah hasil dari sejumlah faktor pengamatan yang masing-masing mempunyai sifat tersendiri. Komposisi teh hijau merk Nu Green Tea adalah air, gula, ekstrak teh hijau, vitamin C & perisa melati (Anonim, 2012). Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan,
sampel
teh
hijau
yang diamati ada dalam kondisi yang layak untuk dikonsumsi jika ditinjau dari segi rasa, aroma, dan tekstur. 3.1 Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Hard Candy
Tabel 5. Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Hard Candy Atribut
Hasil
A. Sifat Kenampakan
Intensitas
Komentar
Warna
Coklat tua
Kuat
Layak Dikonsumsi
Sifat Permukaan
Mengkilap
Kuat
Layak Dikonsumsi
Bentuk
Bulat
Kuat
Layak Dikonsumsi
Ukuran
Kecil
-
Layak Dikonsumsi
Sedang
Layak Dikonsumsi
B. Sifat Odor (Aroma) Sensai Bau
Khas asam
Perasaan di Hidung
Menyengat
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sensasi Rasa
Asam manis
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bau
Khas asam
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Mulut
Asam
Kuat
Layak Dikonsumsi
C. SIFAT FLAVOR
D. Sifat Tekstural ( Mouthfeel Mouthfeel ) Mekanis
Licin
Sedang
Layak Dikonsumsi
Geometris
Keras
Kuat
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
-
-
Layak Dikonsumsi
E. Sifat Tekstural ( Handfeel ) Mekanis
Licin
Kuat
Layak Dikonsumsi
Geometris
Keras
Sedang
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
-
-
Layak Dikonsumsi
Kuat
Layak Dikonsumsi
F. Sifat Pendengaran ( Noise) Noise) Kerenyahan
Renyah
(Sumber : Pika Apriyance, Meja 4, Kelompok E, 2014)
Gambar 5. Permen Asam Berdasarkan penilaian sifat kenampakan permen tamarin berwarna coklat tua mengkilat, bulat kecil. Berdasarkan Berdasarkan sifat flavor rasanya asam manis, bau asam tajam. Berdasarkan sifat mouthfeel keras ketika digigit dan berpasir ketika
dikunyah.
Berdasarkan
sifat
handfeel keras,
lengket.
Berdasarkan
sifat
pendengaran kerenyahannya kerenyahannya terdengar suara pada saat digigit dan dikunyah. Permen termasuk kedalam kembang gula keras, yaitu jenis makanan selingan, berbentuk padat, dibuat dari gula, atau campuran gula dengan pemanis lain, dengan atau tanpa bahan tambahan lain dan bahan tambahan pangan (BTP) yang diijinkan, diijinkan, bertekstur keras, tidak menjadi lunak ketika dikunyah (Anonim, 2012). Berdasarkan tekstur dari komponen pembentuknya, gula-gula dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Hard candy candy atau gula-gula keras, yaitu jenis gula-gula bertekstur keras dan tidak lunak apabila dikunyah. 2. Soft candy candy atau gula-gula lunak, yaitu jenis gula-gula yang bertekstur lunak atau kenyal apabila dikunyah. 3. Permen karet, yaitu jenis permen yang mengandung getah jeletung atau getah sintesis khusus. 4. Nirgula, yaitu jenis gula-gula yang dibuat tanpa menggunakan gula, tetapi menggunakan pemanis lain (sorbitol), dibuat khusus ubuk penderita diabetes, dan atau yang membutuhkan makanan berkalori berkalori rendah. Berdasarkan sifat pendengaran (noise) (noise) pada sampel permen (tamarin) ( tamarin) diperoleh hasil bahwa permen tersebut memiliki jenis pendengaran getas dengan suara yang bisa didengar langsung oleh indera pendengaran dan hal itu disebabkan karena jenis permen tersebut termasuk jenis permen „hard „ hard candy’.
Salah satu parameter mutu yang sangat berperan dalam menampilkan karakteristik permen adalah tekstur. Sensasi yang didapatkan saat mengkonsumsi permen kunyah pada dasarnya adalah perpaduan tekstur dan flavor. Tekstur bisa dirasakan sensasi kenyal, keras, empuk, lembut, atau alot dan lengket, halus atau kasar berpasir, dan lainnya. Konsumen juga dimanjakan dengan berbagai cita rasa dan aroma yang ditambahkan, bahkan adapula yang menambahkan sensasi dingin, menyengat, dan lain sebagainya. Tekstur yang timbul, sangat ditentukan oleh struktur kristal yang terbentuk, yang dapat diarahkan sesuai industri dengan cara mengatur komposisi ingridien dan jenis aplikasi teknologi pembuatan yang digunakan. Gula, dalam hal ini sukrosa, selain memberikan rasa manis adalah juga merupakan komponen utama yang menentukan struktur permen kunyah yang pada akhirnya menentukan tekstur yang diperoleh. Mengatur perbandingan antara gula dan sirup glukosa merupakan perpaduan ilmiah dan seni yang sangat menarik, untuk mendapatkan tekstur akhir yang diinginkan, dalam hal ini tekstur yang lengket. Bau khas mint dihasilkan oleh aroma elder mint yang ada pada komposisi hard candy tersebut Berdasarkan persyaratan mutu kembang gula keras, permen tamarin yang digunakan sampel kualitasnya baik.
3.6 Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Terong Hijau
Tabel 6. Hasil Pengamatan Pengenalan Sifat Organoleptik Buah Terong Hijau Atribut
Hasil
A. Sifat Kenampakan Warna
Hijau putih kilap
Sifat Permukaan
halus
Bentuk
Setengah lingkaran
Ukuran
Intensitas
Komentar
Kuat
Layak Dikonsumsi
Sedang
Layak Dikonsumsi
Kuat
Layak Dikonsumsi
tandar
Sedang
Layak Dikonsumsi
Sensai Bau
Khas terong
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Hidung
-
-
Layak Dikonsumsi
B. Sifat Odor (Aroma)
C. SIFAT FLAVOR Sensasi Rasa
Pahit
Sedang
Layak Dikonsumsi
Bau
Khas terong
Sedang
Layak Dikonsumsi
Perasaan di Mulut
Pahit
Sedang
Layak Dikonsumsi
D. Sifat Tekstural ( Mouthfeel Mouthfeel ) Mekanis
Empuk
Sedang
Layak Dikonsumsi
Geometris
Halus
Sedang
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
Sedikit berair
Sedang
Layak Dikonsumsi
E. Sifat Tekstural ( Handfeel ) Mekanis
Keras
Kuat
Layak Dikonsumsi
Geometris
Halus
Sedang
Layak Dikonsumsi
Berair/Berlemak Berair/Berl emak
Tidak berair
-
Layak Dikonsumsi
Sedang
Layak Dikonsumsi
F. Sifat Pendengaran ( Noise) Noise) Kerenyahan
Getas
(Sumber : Pika Apriyance, Meja 4, Kelompok E, 2014)
Gambar 6. Terong Hijau Berdasarkan penilaian sifat kenampakan permen buah terong hijau berwarna hijau putih mengkilap, setengah lingkaran dan ukurannya standar. Berdasarkan sifat flavor rasanya khas terong. Berdasarkan sifat mouthfeel keras ketika digigit dan sedikit berair ketika dikunyah. Berdasarkan sifat handfeel keras, keras, licin. Berdasarkan sifat pendengaran kerenyahannya terdengar suara pada saat digigit dan dikunyah atau getas. Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri memiliki banyak biji yang kecil dan lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung nikotin, sejenis alkaloid yang banyak dikandung tembakau. Terong ialah tumbuhan pangan yang ditanam untuk buahnya. Asal-usul budidayanya berada di bagian selatan dan timur Asia sejak zaman prasejarah, tetapi baru dikenal di dunia Barat tidak lebih awal dari sekitar tahun 1500. Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama ungu, hijau, dan putih. Catatan tertulis yang pertama tentang terung dijumpai dalam Qí mín yào shù, sebuah karya
pertanian Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544. Banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa pohon ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum melongena, berasal dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung. Terong merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun, sebagaimana buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung dapat dimakan tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang yang lain, memakan buah terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat, kentang, dan merica hijau atau lada) bisa berpengaruh pada kesehatan. Sebagian buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta mengakibatkan gastritis. Karena itulah, sebagian seba gian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan
alami,
mengatakan
bahwa
terung
dan
genus
terkait
dapat
mengakibatkan atau memperburuk artritis dengan kentara dan justru itu, harus dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya. Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan,
sampel
terong
hijau
yang diamati ada dalam kondisi yang layak untuk dikonsumsi jika ditinjau dari segi rasa, aroma, dan tekstur
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab in akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran. 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pengenalan organoleptik sampel keripik sale pisang menunjukan bahwa kualitas dari keripik daun bawang baik dilihat dari sifat kenampakan, sifat odor (aroma), sifat flavor, sifat mouthfeel , dan sifat handfeel layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil pengamatan pengenalan organoleptik sampel lontong menunjukan bahwa kualitas dari lontong tidak baik dilihat dari sifat kenampakan, sifat odor (aroma), sifat flavor, sifat mouthfeel , dan sifat handfeel layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil pengamatan pengenalan organoleptik sampel nata de coco menunjukan bahwa kualitas dari nata de coco " baik dilihat dari sifat kenampakan, sifat odor (aroma), sifat flavor, sifat mouthfeel , dan sifat handfeel layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil pengamatan pengenalan organoleptik sampel nata teh hijau "Nu Green Tea" menunjukan bahwa kualitas dari teh hijau "Nu Green Tea" baik dilihat dari sifat kenampakan, sifat odor (aroma), sifat sif at flavor, sifat mouthfeel , dan sifat handfeel layak layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil pengamatan pengenalan organoleptik sampel permen "Tamarin" menunjukan bahwa kualitas dari permen "Tamarin" baik dilihat dari
sifat kenampakan, sifat odor (aroma), sifat flavor, sifat mouthfeel , dan sifat layak untuk dikonsumsi. handfeel layak Berdasarkan hasil pengamatan pengenalan organoleptik sampel buah terong hijau menunjukan bahwa kualitas dari buah apel baik dilihat dari sifat kenampakan, sifat odor (aroma), sifat flavor, sifat mouthfeel , dan sifat handfeel layak unuk di konsumsi. 4.2 Saran
Percobaan atau pengujian harus lebih peka agar hasil yang diiginkan sesuai. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum para praktikan memahami maksud dan tujuan dari uji percobaan yang akan dilakukan, agar lebih dapat mengetahui maksud dari uji yang dilakukan. Pengujian dilakukan harus dalam keadaan rileks, tidak dalam tekanan, tidak dalam keadan sakit, tidak boleh memakai parfum agar pengujian dapat berhasil dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010), Sale Pisang, http://kplatomania.blogspot.com/2010/12/sale pisang-platomania.html Akses : 16 Maret 2014. Anonim, (2010), Terong Hijau, http://eemooesprit.blogspot.com/2010/10/terung-terong-eggplant.html
Akses : 16
Maret 2014. Anonim,
(2012),
Kembang
Keras,
Gula
http://sweetcandyind.files.wordpress.com, Akses http://sweetcandyind.files.wordpress.com, Akses : 16 Maret 2014. Anonim, (2012), Lontong, http://id.wikipedia.org, http://id.wikipedia.org, Akses Akses : 16 Maret 2014. Anonim, (2012), Nata De Coco, http://id.wikipedia.org, http://id.wikipedia.org, Akses Akses : 16 Maret 2014. Anonim,
(2013),
Organoleptik ,
Uji
http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organoleptik, Akses http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organoleptik, Akses : 10 Maret 2013. Anonim,(2014), Keripik Pisang, http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_tknprcss_pisang.php Akses : 16 Maret 2014. Anonim,
(2014),
Nata
De
Coco,
http://inacofood.wordpress.com/page/2/
Akses : 16 Maret 2014 DeMan, J.M., (1997), Kimia Makanan, Edisi Kedua, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Falcon,
(2009),
Brightness,
http://all-ofminds
.
blogspot
.com,
Akses : 16 Maret 2014. Made Astawan Dan Mita Wahyuni Astawan , (1991), Teknilogi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna , Akademika Prassindo. Jakarta.
Midori, (2011), Keripik, http://www.wikimedia.org, Akses : 16 Maret 2014. Kartika, B., dkk, (1987), Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan , Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Soekarto, S.T., (1985), Penilaian Organoleptik , Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran Diskusi Modul
1. Deskripsikan sifat produk pangan berikut kekentalan, kerenyahan, tekstur, dan kilap! Jawab : Kekentalan : sifat bahan pangan yang identik dengan produk cair yang
menunjukan pengaruh penggunaan bahan dasar dan campuran serta panas yang menggambarkan sifat kelekatan dari zat cair atau pun gas. Kerenyahan : sifat yang terdapat dalam makanan kering yang diidentikan dengan
suara apabila suatu produk digigit kemudian terdengar suara, hal tersebut menandakan produknya renyah. Tekstur : sifat yang terdapat dalam suatu bahan makanan yang dapat
menimbukan kesan terhadap indera perasa. Tekstur dari setiap produk pangan berbeda-beda ada yang keras, lembek, kenyal. Biasanya tekstur ini dilihat berdasarkan sifat mouthfeel dan handfeel. Kilap : sifat yang terdapat dalam suatu bahan pangan yang dapat menimbulkan
kesan pda indera pengelihatan. Kilap ditimbulkan dari suatu warna produk pangan yaitu buah-buahan atau sayur-sayuran seperti cabe, tomat, paprika.
2. Jelaskan mengapa karakteristik inderawi berkaitan erat dengan sifat kimia dan fisik bahan atau produk pangan! Jawab : Karena dalam penilaian terhadap bahan pangan, sifat pertama kali yang diterima atau ditolaknya bahan tersebut oleh pemakai atau konsumen adalah sifat-sifat inderawi yang dimilikinya. Komponen kimia yang terkandung dalam bahanlah yang dapat menimbulkan kesan pada inderawi manusia, contohnya buah yang mengandung gula (karbohidrat) yang tinggi, maka indera pengecap akan merasakan rasa manis itu akibat dari sifat kimia (manis) dari bahan tersebut sedangkan sifat fisik juga erat kaitannya dengan sifat inderawi, hal ini terlihat pada buah yang masih berwarna hijau hijau memiliki rasa yang asam.
Lampiran Soal dan Jawaban Kuis
1. Bagaimana cara memperpanjang daya simpan buah-buahan? Jawab : Pengeringan dapat mencegah pembusukan pangan karena untuk dapat tumbuh dan berkembang biak mikroorganisme membutuhkan air dalam jumlah yang cukup. Penurunan kadar air harus dilakukan sehingga mencapai aktivitas air tertentu. Pertumbuhan mikroorganisme ditentuka terutama oleh aktivitas air bukan oleh kadar air bahan. Hal ini dapat tercapai dengan pengeringan, pengasapan, penambahan garam dan gula atau pengental hingga mencapai kadar air padatan terlarut lebih dari 60% (Buckle, at all, 1987). Penyimpanan
suhu
rendah
akan
menghambat
pertumbuhan
dan
perkembangbiakan mikroorganisme tapi tidak akan membunuhnya. Selain itu suhu yang rendah juga akan memperlambat laju reaksi enzimatis dan reaksi-reaksi kimia lainnya yang menimbulkan kerusakan pangan, contohnya: refrigerasi dan pembekuan (Buckle, at all, 1987). Proses
termal/pemanasan
tujuannnya
mengurangi
populasi
mikroorganisme atau membunuh mikroorganisme yang ada dalam bahan pangan. Perlakuan pemanasan biasanya dikombinasikan dengan perlakuan-perlakuan lain yang mencegah rekontaminasi oleh mikroorganisme, contohnya; pasteurisasi, sterilisasi, dan blansing (Buckle, at all , 1987). 2. Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sampel? Jawab :
Ukuran Sampel
Cara menyajikan
Suhu Sampel
Jumlah Sampel
Kenampakan
Pemberin Kode Sampel
Sarana / Alat
Kuesioner
3. Apa yang dimaksud dengan Biological Detector ? ? Jawab : Biological Detector adalah suatu pengujian yang didasarkan pada alat indera manusia baik penciuman, penglihatan, peraba, pencicip dan pendengaran. 4.Sebutkan manfaat dan peranan umur simpan pada industry pangan ! Jawab : Manfaat umur simpan adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi dari suatu bahan pangan setelah mengalami penyimpanan, peranannya adalah sebagai parameter waktu kadaluarsa produk pangan yang di uji. 5.Tuliskan mekanisme indera peraba ! Jawab : Mekanisme Indera Peraba dimulai dari rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh dll) akan diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di bawah permukaan kulit, kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang), lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam memproses/mengolah informasi sensorik ini). Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral cortex), yang disebut korteks sensorik.