Tinjauan Pustaka Tumor Cavum Nasi beserta Penatalaksanaan
Anggota Kelompok : - Yuanita Patrecya - Tammy Kabinani - Nila $eptianti - Anggiriani - (osep)ine Clau*ia $irait - Tre Tressy ssy Apri Aprilin lin Pa*a)a Pa*a)ana na - ,obby
11-21!-1" 11-21!-##" 11%21!-2" 11-21!-&' 11-21!-#"+ 11-21 1-21!-2 !-21# 1# 11-21!-2'&
KEPANITERAAN KLINIK ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. ESNAWAN ANTARIKSA PERIODE 24 Juli 2017 – 2 A!u"#u" 2017 $AKULTAS KEDOKTERAN UNI%ERSITAS KRISTEN KRIDA WA&ANA Jl. Ar'u() U#)r) N*. K+,*( J+ru- J)-)r#) /)r)#
A .
1
/AN0A$AN T,. A3 Anatomi 4i*ung
Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya sehingga menjadi kavum nasi kanan kanan dan kiri. Setiap Setiap kavum kavum nasi nasi mempun mempunyai yai 4 buah buah dindin dinding g yaitu yaitu dindin dinding g medial, lateral, inferior dan superior (Corbrigde,1!". #agian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior, disebut sebagai vestibulum vestibulum.. $estibulum estibulum ini dilapisi dilapisi oleh kulit yang memiliki banyak banyak kelenjar kelenjar sebasea dan rambut % rambut yang disebut dengan vibrise (#allenger 1&'ilger 1!".
Septum )asi *inding medial rongga hidung adalah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang rawan, dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periostium pada bagian
tulang
sedangkan
diluarnya
dilapisi
juga
oleh
mukosa
hidung
(ollinshead 1+' Corbridge 1!".
#agian tulang terdiri dari 1" -amina -amina perpendiku perpendikularis laris os etmoid -amina perpendikula perpendikularis ris os etmoid etmoid terletak terletak pada bagian supero%posterior dari septum nasi dan berlanjut ke atas membentuk lamina kribriformis dan rista gali. /" 0s $omer $omer 0s vormer terletak pada bagian postero%inferior. epi epi belakang os vomer merupakan ujung bebas dari septum nasi. 2" rista nasiis nasiis os maksila epi epi bawah os vomer melekat melekat pada krista nasiis nasiis os maksila dan os palatina. 4" rista nasiis nasiis os palatine (-und 1&' 1&' Corbridge Corbridge 1!"
2
3ambar 1. natomi idung ()etter 5"
#agian tulang rawan terdiri dari 1" artilago septum (kartilago kuadrangularis" artilago septum melekat dengan erat pada os nasi, lamina perpendikularis os etmoid, os vomer dan krista nasiis os maksila oleh serat kolagen. /" olumela edua lubang berbentuk elips disebut nares, dipisahkan satu sama lain oleh sekat tulang rawan dan kulit yang disebut kolumela (-und 1&' Corbridge 1!". *inding lateral rongga hidung dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontsalis os maksila, os lakrimalis, konka inferior dan konka media yang merupakan bagian dari os etmoid, konka inferior, lamina perpendikularius os palatum, dan lamina pterigoides medial. 6ada dinding lateral terdapat empat buah konka. 7ang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih ke8il adalah konka media, yang lebih ke8il lagi konka superior, sedangkan yang terke8il ialah konka suprema dan konka suprema biasanya rudimenter. onka inferior
3
merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior, dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. *iantara konka%konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang dinamakan dengan meatus. ergantung dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu meatus inferior, medius dan superior. *inding inferior merupakan dasar hidung yang dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan prosesus hori9ontal os palatum (#allenger 1&' ilger 1!".
*inding superior atau atap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os nasi, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid dan korpus os sphenoid. Sebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui filament % filamen n.olfaktorius yang berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan kranial konka superior (#allenger 1&' ilger 1!".
3ambar /. natomi idung ()etter 5"
4
Per*ara)an
#agian postero% inferior septum nasi diperdarahi oleh arteri sfenopalatina yang merupakan 8abang dari arteri maksilaris (dari arteri karotis eksterna". Septum bagian antero%inferior diperdarahi oleh arteri palatina mayor (juga 8abang dari arteri maksilaris" yang masuk melalui kanalis insisivus. rteri labialis superior (8abang dari arteri fasialis" memperdarahi septum bagian anterior mengadakan anastomose membentuk pleksus iesselba8h yang terletak lebih superfisial pada bagian anterior septum. *aerah ini disebut juga -ittle:s area yang merupakan sumber perdarahan pada epistaksis (-und 1&".
rteri karotis interna memperdarahi septum nasi bagian superior melalui bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari 8abang arteri maksilaris interna, diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. #agian depan hidung mendapat perdarahan dari 8abang%8abang arteri fasialis (#allenger 1&".
$ena sfenopalatina mengalirkan darah balik dari bagian posterior septum ke pleksus pterigoideus dan dari bagian anterior septum ke vena fasialis. 6ada bagian superior vena etmoidalis mengalirkan darah melalui vena oftalmika yang berhubungan dengan sinus sagitalis superior (-und 1&".
Persara5an
#agian antero%superior septum nasi mendapat persarafan sensori dari nervus etmoidalis anterior yang merupakan 8abang dari nervus nasosiliaris yang berasal dari nervus oftalmikus (n.$1". Sebagian ke8il septum nasi pada antero%inferior mendapatkan persarafan sensori dari nervus alveolaris 8abang antero%superior. Sebagian besar septum nasi lainnya mendapatkan persarafan sensori dari 8abang maksilaris nervus trigeminus (n.$/". )ervus nasopalatina mempersarafi septum bagian tulang, memasuki rongga hidung melalui foramen sfenopalatina berjalan
5
berjalan ke septum bagian superior, selanjutnya kebagian antero%inferiordan men8apai palatum durum melalui kanalis insisivus (ollinshead 1++".
$istem lim5atik
liran limfatik hidung berjalan se8ara paralel dengan aliran vena. liran limfatik yang berjalan di sepanjang vena fasialis anterior berakhir pada limfe submaksilaris (-und 1&". 3 Tumor Cavum Nasi
umor rongga hidung atau tumor 8avum nasi adalah tumor yang terdapat pada rongga hidung. Cavum nasi atau rongga hidung dimulai dari vestibulum nasi, melewati rongga sepanjang atap mulut (palatum durum dan palatum mole " dan kemudian berakhir di nasofaring. umor sinus paranasal adalah tumor yang tumbuh pada sinus % sinus paranasal, terdapat 4 sinus yang terhubung dengan rongga hidung melewati beberapa meatus dalam rongga hidung, yaitu sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus ethmoidalis, dan sinus sfenoidalis (Carrau R-, /;12".
6
3 tiologi
6enyebab dari beberapa jenis kelainan tumor belum diketahui, tetapi diduga beberapa 9at kimia atau bahan industri merupakan penyebab, antara lain nikel, debu kayu, kulit, formaldehid, kromium, minyak isopropil, dan lain < lain. 6ekerja dibidang ini mendapat kemungkinan terjadinya tumor lebih besar. lkohol, asap rokok, makanan yang diasinkan atau yang diasap diduga meningkatkan kemungkinan terjadinya keganasan (Siregar #, /;;=".
C3 pi*emiologi
7
umor hidung dan sinus paranasal (sinonasal" jarang ditemukan, baik yang jinak maupun yang ganas. >mumnya ditemukan di sia dan frika daripada di merika Serikat. *i bagian sia, keganasan sinonasal adalah peringkat kedua yang paling umum setelah karsinoma nasofaring. 6ria yang terkena 1,= kali lebih sering dibandingkan wanita,dan !;? dari tumor ini terjadi pada orang berusia 4=% != tahun. Sekitar +;%&;? dari keganasan sinonasal terjadi pada sinus maksilaris dan /;%2;? terjadi pada rongga hidung sendiri.*iperkirakan 1;%1=? terjadi pada Sel%sel udara ethmoid (sinus", dengan minoritas sisa neoplasmaditemukan di sinus frontal dan sphenoid (Carrau R-, /;12".
03 Pato5isiologi
6erubahan dari sel normal menjadi sel kanker dipengaruhi oleh multifaktor seperti yang sudah dipaparkan diatas dan bersifat individual. 5aktor resiko terjadinya tumor sinonasal semisal bahan karsinogen seperti bahan kimia inhalan, debu industri, sinar ionisasi dan lainnya dapat menimbulkan kerusakan ataupun mutasi pada gen yang mengatur pertumbuhan tubuh yaitu gen proliferasi dan diferensiasi. *alam proses diferensiasi ada dua kelompok gen yang memegang peranan penting, yaitu gen yang mema8u diferensiasi (proto%onkogen" dan yang menghambat diferensiasi (anti%onkogen". >ntuk terjadinya transformasi dari satu sel normal menjadi sel kanker oleh karsinogen harus melalui beberapa fase yaitu fase inisiasi dan fase promosi serta progresi. 6ada fase inisiasi terjadi perubahan dalam bahan genetik sel yang meman8ing sel menjadi ganas akibat suatu onkogen, sedangkan pada fase promosi sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas akibat terjadinya kerusakan gen. Sel yang tidak melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh promosi sehingga tidak berubah menjadi sel kanker. @nisiasi dan promosi dapat dilakukan oleh karsinogen yang sama atau diperlukan karsinogen yang berbeda (Siregar #, /;;=".
8
Sejak terjadinya kontak dengan karsinogen hingga timbulnya sel kanker memerlukan waktu induksi yang 8ukup lama yaitu sekitar 1=%2; tahun. 6ada fase induksi ini belum timbul kanker namun telah terdapat perubahan pada sel seperti displasia. 5ase selanjutnya adalah fase in situ dimana pada fase ini kanker mulai timbul namun pertumbuhannya masih terbatas jaringan tempat asalnya tumbuh dan belum menembus membran basalis. 5ase in situ ini berlangsung sekitar =%1; tahun. Sel kanker yang bertumbuh ini nantinya akan menembus membrane basalis dan masuk ke jaringan atau organ sekitarnya yang berdekatan atau disebut juga dengan fase invasif yang berlangsung sekitar 1%= tahun. 6ada fase diseminasi (penyebaran" sel%sel kanker menyebar ke organ lain seperti kelenjar limfe regional dan atau ke organ%organ jauh dalam kurun waktu 1%= tahun. Sel%sel kanker ini akan tumbuh terus tanpa batas sehingga menimbulkan kelainan dan gangguan. Sel kanker ini akan mendesak (ekspansi" ke sel%sel normal sekitarnya, mengadakan infiltrasi, invasi, serta metastasis bila tidak didiagnosis sejak dini dan di berikan terapi (Siregar #, /;;=".
3 Klasi5ikasi Tumor
13 Tumor (inak
a. 6apiloma Skuamosa umor jinak tersering adalah papiloma skuamosa. Se8ara makroskopis mirip dengan polip, tetapi lebih vaskuler, padat dan tidak mengkilap. Atiologinya mungkin disebabkan oleh virus, namun perubahan epitel pada papiloma skuamosa dapat bervariasi dalam berbagai derajat diskeratosis. -esi seringkali diamati pada sambungan mukoutaneus hidung anterior, terutama pada bataskaudal anterior dan septum. >ntuk kepentingan diagnosis ataupun pengobatan, eksisi lesi dilakukan dengan anestesi lokal dan di periksakan untuk biopsi (Roe9in , /;;&".
9
b. 6apiloma @nversi 6apiloma inversi ini membalik ke dalam epitel permukaan. Barang ditemukan pada hidung dan sinus paranasalis, seringkali berasal dari dinding lateral hidung dan se8ara makroskopis terlihat hanya seperti gambaran polip. umor ini bersifat sangat invasif, dapat merusak jaringan sekitarnya. umor ini sangat 8enderung untuk residif dan dapat berubah menjadi ganas (pada 1;? kasus". -ebih sering dijumpai pada laki%laki usia tua. erapi pada tumor ini adalah bedah radikal misalnya rinotomi lateral atau maksilektomi media (ilger 6 n dam 3-, /;;=".
8. *isplasia 5ibrosa *isplasa fibrosa sering menga8u pada tumor fibro%oseus tak berkapsul yang melibatkan tulang%tulang wajah dan sering mengenai sinus paranasalis. Atiologinya tidak diketahui, tumor ini merupakan tumor yang tumbuh lambat, jarang disertai nyeri dan 8enderung timbul sekitar waktu pubertas dimana pasien datang dengan alasan kosmetik akibat asimetri wajah. arena pertumbuhan tumor kembali melambat dengan bertambahnya usia, maka kebutuhan akan pengobatan bergantung pada derajat deformitas atau ada tidaknya nyeri. Deskipun reseksi total diperlukan pada terapi tumor ini tapi pada mayoritas kasus hanya dilakukan pengangkatan sebagian tumor saja untuk memulihkan kontur dan fungsi wajah (ilger 6 n dam 3-, /;;=".
d. ngiofibroma )asofaring Buvenil
umor jinak angiofibroma nasofaring sering bermanifestasi sebagai massa yang mengisirongga hidung bahkan juga mengisi seluruh rongga sinus paranasal dan mendorong bola mata keanterior (ilger 6 n dam 3-, /;;=".
10
23 Tumor 6anas
a. arsinoma Sel Skuamosa arsinoma sel skuamosa adalahjenis yang paling umum yang sering ditemukan pada karsinoma sinonasal, sekitar +;? dari semua kasus. ebanyakan karsinoma sel skuamosa sinonasal yang timbul dalam hidung atau sinus maksila, tapi ketika pertama kali dilihat tumor biasanya sudah melibatkan hidung, sel ethmoidal dan antrumEmaksila. arsinoma sel skuamosa merupakan neoplasma epitelial maligna yang berasal dari epitelium mukosa kavum nasi atau sinus paranasal termasuk tipe keratini9ing dan nonkeratini9ing. arsinoma sel skuamosa sinonasal terutama ditemukan di dalam sinus maksilaris (sekitar +;%&;?", diikuti oleh kavum nasi (sekitar 1;%1=?" dan sinus sfenoidalis dan frontalis (sekitar 1?".3ejala berupa rasa penuh atau hidung tersumbat, epistaksis, rinorea, nyeri, parastesia, pembengkakan pada hidung, pipi atau palatum, luka yang tidak kunjung sembuh atau ulkus, adanya massa pada kavum nasi, pada kasus lanjut dapat terjadi proptosis, diplopia atau lakrimasi.1,!,11,1/6emeriksaan radiologis, C s8an atau DR@ didapatkan perluasan lesi, invasi tulang dan perluasan pada struktur%struktur yang bersebelahan seperti pada mata, pterygopalatine atau ruang infratemporal. Se8ara makroskopik, karsinoma sel skuamosa kemungkinan berupa eFophyti8, fungatingatau papiler. #iasanya rapuh, berdarah, terutama berupa nekrotik, atau indurated, demar8ated atau infiltratif (ilger 6 n dam 3-, /;;=".
Se8ara umum, lesi dini (1%/" dapat dilakukan terapi bedah maupun radioterapi, sedangkan pada tahap lanjut (2%4" dilakukan multimodal terapi seperti terapi bedah diikuti dengan radioterapi atau kemoterapi post operatif (Carrau R-, /;12".
7ikroskopik Keratini8ing
SGuamous Cell Car8inoma Se8ara histologi, tumor ini identik dengan karsinoma sel skuamosa dari lokasi mukosa lain pada daerah kepala dan leher. *itemukan diferensiasi skuamosa, di dalam bentuk keratin ekstraseluler atau keratin intraseluler (sitoplasma merah muda, sel%sel diskeratotik" danEatau inter8ellular bridges. umor tersusun di dalam
11
sarang%sarang,massa atau sebagai kelompokke8il sel%sel atau sel%sel individual. @nvasi ditemukan tidak beraturan. Sering terlihat reaksi stromal desmoplastik. arsinoma ini dinilai dengan diferensiansi baik, sedang atau buruk (ilger 6 n dam 3-, /;;=".
7ikroskopik Non-Keratini8ing Karsinoma 9Cylin*rical Celltransitional;
umor ini merupakan tumor yang berbeda dari traktus sinonasal yang dikarakteristikkan dengan pola pleFiform atau ribbon%like growth pattern. *apat menginvasi ke dalam jaringan dibawahnya dengan batas yang jelas. umor ini dinilai dengandiferensiasi sedang ataupun buruk. *iferensiasi buruk sulit dikenal sebagai skuamosa, dan harus dibedakan dari olfa8tory neuroblastoma atau karsinoma neuroendokrin (meri8an So8iety of Clini8al 0n8ology, /;11".
b. >ndifferentiated Car8inoma Derupakan karsinoma yang jarang ditemukan, sangat agresif dan histogenesisnya tidak pasti. >ndifferentiated 8ar8inomaberupa massa yang 8epat memperbesar sering melibatkan beberapa tempat (saluran Hsinonasal" dan melampaui batas% batas anatomi dari saluran sinonasal. 3ambaran mikroskopik berupa proliferasi hiperselular dengan pola pertumbuhan yang bervariasi, termasuk trabekular, pola seperti lembaran, pita, lobular, dan organoid. Sel%sel tumor berukuran sedang hingga besar dan bentuk bulat hingga oval dan memiliki inti sel pleomorfik dan hiperkromatik,anak inti menonjol, sitoplasma eosinofilik, rasio inti dan sitoplasma tinggi, aktivitas mitosis meningkat dengan gambaran mitosis atipikal (ilger 6 n dam 3-, /;;=".
8. Rhabdomyosarkoma ejadian Rhabdomyosar8oma pada daerah kepala dan leher berkisar antara 2=% 4=? kasus, 1;? terjadi pada traktus sinonasal. Se8ara histologi, tumor Rhabdomyosar8oma ini terbagi atas lima kategori besar yaitu, embrional (paling
12
sering", alveolar, botryoid embrional, spindel sel embrional dan anaplastik. Benis embrional dan alveolar merupakan tumor yang sering terjadi pada anak%anak dan dewasa muda meskipun begitu kejadian anaplastik pun juga sering terjadi pada usia dewasa. ngka keberhasilan terapi dan bertahan hidup dalam jangka lima tahun 2=? lebih rendah pada orang dewasa (ilger 6 n dam 3-, /;;=".
Rhabdomyosar8omayang terjadi pada traktus sinonasal atau tumor diluar parameningeal orbita akan berkembang lebih agresif dibanding tumor yang berada dilokasi
yang
lain.
Detastasesistemik
maupun
regional
sering
terjadi.
6enatalaksanaan yang diperlukan melibatkan banyak modalitas terapi seperti kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan (ilger 6 n dam 3-, /;;=".
d. Chondrosarkoma Chondrosar8oma merupakan tumor dengan pertumbuhan tumor lambat yang berasal dari struktur kartilago. ngka kejadiannya berkisar antara =%1;? pada kepala dan leher, terbanyak pada maFilla dan mandibula. umor ini berkembang dari tingkat @ ke tingkat @@@ berdasarkan pada ke8epatan mitosis, seluler,dan ukuran sel. >kuran tumor memiliki korelasi dengan kemajuan agresivitas, ke8epatan metastasis dan kemampuan bertahan hidup pasien. 6ilihan terapi untuk Chondrosar8oma adalah pembedahan. Radiasi pas8a pembedahan dianjurkan utamanya jika ditemukan hasil grade tumor yang tinggi setelah pemeriksaan histologi (meri8an So8iety of Clini8al 0n8ology, /;11".
e. -imfoma Daligna Sinonasal -imfoma pada sinonasal ditemukan sekitar =.!%!? dari limfoma ekstranodal pada kepala dan leher. Deskipun jarang, tumor ini merupakan tumor ganas non epithelial yang sering ditemukan pada keganasan hidung. ebanyakan limfoma yang timbul di dalam kavum nasi berasal dari sel natural killer ()". Deskipun demikian, beberapa laporan kasus mengindikasikan bahwa limfoma primer dapat juga berasal dari sel # dan . -imfoma pada sinonasal jarang ditemukan di negara barat, umumnya dijumpai di negara%negara sia. -imfoma sinonasal dengan
13
origin sel maupun sel ) sering ditemukan pada usia muda dan berkaitan dengan infeksi virus Apstein%#arr. )ekrosis koagulatif luas dan apoptoti8 bodiesselalu ditemukan. erkadang hiperlasia pseudoepiteliomatosa pada pelapis epitel skuamosa dapat ditemukan, menyerupai karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi baik. erapi pada tumor ini adalah radioterapi untuk lesi lokal dan kemoterapi untuk keterlibatan sistemik dan rekurensi sistemik. ngka ketahanan hidup = tahun pada segala jenis tipe limfoma ini adalah =/? (meri8an So8iety of Clini8al 0n8ology, /;11".
f. denokarsinoma Sinonasal denokarsinoma dikenal sebagai tumor glandular maligna dan tidak menunjukkan gambaran spesifik. denokarsinoma dijumpai 1; hingga 14? dari keseluruhan tumor ganas nasal dan sinus paranasal. Se8ara klinis merupakan neoplasma agresif lokal, sering ditemukan pada laki%laki dengan usia antara 4; hingga &; tahun.umor ini timbuldi dalam kelenjar salivari minor dari traktus aerodigestivus bagian atas. Sering ditemukan pada sinus maksilaris dan etmoid. 3ejala utama berupa hidung tersumbat, nyeri, massa pada wajah dengan deformasi dan atau proptosis dan epistaksis, bergantung pada lokasinya. 3ambaran histologi yang dapat ditemukan adalah tipe 8ribriform, tubular, dan solid. ipe 8ribriform paling sering ditemukan
dengan gambaran
khas penampakan
Iswiss
8heeseJ.
denokarsinoma menyebar dengan menginvasi dan merusak jaringan lunak dan tulang di sekitarnya dan jarang bermetastasis. erapi pembedahan dan adjuvant radioterapi adalah pengobatan pilihan yang umum digunakan untuk terapi pada adenokarsinoma. 6rognosisnya jelek dan biasanya penderita meninggal dunia disebabkan penyebaran lokal tanpa adanya metastasis (meri8an So8iety of Clini8al 0n8ology, /;11".
g. 0lfa8tory )euroblastoma Asthesioneuroblastoma
(A)#"
atau
dikenal
dengan nama neuroblastoma
olfaktorius adalah tumor ganas yang mun8ul dari epitel olfaktorius pada dinding superior nasi. Derupakan &%1;? keganasan yang ditemukan di sinonasal pada
14
kisaran usia 1;%/; dan =;%+; tahun baik pada wanita maupun laki%laki. Se8ara mikroskopis, tumor pseudorosette,
terdiri
ataupun
dari gambaran sel
berbentuk
lembaran
bulat dan
berbentuk
8luster.
rosette,
umor
ini
mengekspresikan penanda neuroendokrin seperti neuron%spe8ifi8 enolase ()SA", 8hromogranin, dan synaptophysin yang sangat berguna dalam membedakannya dengan small 8ell 8ar8inoma lainnya. erapi bedah eksisi tumor dengan batas bebas tumor merupakan pilihan terapi pada tumor ini. 6enambahan terapi dengan radioterapi postoperatif meningkatkan angka kesembuhan pada penyakit ini (Sargi R# Casiano RR, /;;&"
h. Dukosal Delanoma Daligna Sekitar 1? kasus melanoma maligna ditemukan pada /;? kasus melanoma maligna dengan origin kepala dan leher. >mumnya didapatkan pada daerah kavum nasi kemudian pada sinus maFillaris dan kavum oral. #iasanya ditemukan pada usia =; tahun. idak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita, dapat ditemukan pada kedua jenis kelamin. Se8ara makroskopik, didapatkan massa polipoid berwarna keabu%abuan atau hitam kebiru%biruan pada 4=? kasus. umor ini menyebar melaluialiran darah atau se8ara limfatik. Detastasis nodul servikal dapat ditemukan pada pemeriksaan awal. Delanoma bisa terjadi sebagai sindromautosomaldominanfamilial sekitar !? dari 1/?semua kasus. erapi bedah yaitu reseksi tumor dengan batas yang jelas adalah pilihan utama pengobatan dilanjutkan dengan pemberian radioterapi lokoregional (Carrau R-, /;12".
<3 6ejala Klinis
3ejala yang dikeluhkan oleh pasien tergantung dari asal primer tumor serta arah dan perluasannya. 3ejala yang dikeluhkan dapat dikategorikan sebagai berikut (Roe9in , /;;&"
1.3ejala nasal
15
3ejala nasal berupa obstruksi hidung unilateral dan rinorea. Bika ada Sekret,seringsekret yang timbulber8ampur darah atau terjadi epistaksis. umor yang besar dapat mendesak tulang hidung sehingga terjadi deformitas hidung. has pada tumor ganas ingusnya berbau karena mengandung jaringan nekrotik.
/.3ejala orbital 6erluasan tumor kearah orbita menimbulkan gejala diplopia, proptosisatau penonjolan bola mata, oftalmoplegia, gangguan visus dan epifora.
2.3ejala oral 6erluasan tumor ke rongga mulut menyebabkan penonjolan atau ulkus di palatum atau di prosesus alveolaris. 6asien mengeluh gigi palsunya tidak pas lagi atau gigi geligi goyah. Seringkali pasien datang ke dokter gigi karena nyeri di gigi, tetapi tidak sembuh meskipun gigi yang sakit telah di8abut.
4.3ejala fasial 6erluasan tumor akan menyebabkan penonjolan pipi,disertainyeri, anesthesia atau parestesia muka jikasudahmengenai nervus trigeminus.
=.3ejala intrakranial 6erluasan tumor ke intrakranialdapatmenyebabkan sakit kepala hebat, oftalmoplegia dan gangguan visus. *apat disertai likuorea, yaitu 8airan otak yang keluar melalui hidungini terjadi apabila tumor sudah menginvasi atau menembus basis 8ranii. Bika perluasan sampai ke fossa kranii media maka saraf otak lainnya bisa terkena. Bika tumor meluas ke belakang, terjadi trismus akibat terkenanya muskulus pterigoideus disertai anestesia dan parestesia daerah yang dipersarafi nervus maksilaris dan mandibularis.
63 Pemeriksaan penunjang
16
Sama halnya pada sinusitis kronis, diagnosis ditentukan dengan rinoskopi atau endoskopi dengan seksama pada 8avum nasi dengan memperhatikan dinding nasal lateral. Sedangkan pilihan modalitas yang disarankan adalah C s8an sinus paranasal untuk menyingkirkan erosi tulang dan ekspansi lesi sugestif neoplasia. )asal polip sederhana kadang dihubungkan dengan keganasan, terutama pada pasien usia K4; tahun dan perlu dibedakan dengan pemeriksaan histopatologi. 1.
)aso%endoskopi danya fasilitas endoskop akan membantu diagnosis kasus polip baru. 6olip stadium 1 dan / kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi. 6ada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostiul asesorius sinus maksila.
/.
Radiologi 5oto polos sinus paranasal (posisi Laters, 6, Caldwell dan lateral" dapat memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara%8airan di dalam sinus, tetapi kurang bermanfaat pad akasus polip. 6emeriksaan tomografi 8omputer (C s8an" sangat bermanfaat untuk melihat dengan jelas keadaan hidung dan sinus paranasal apakah ada proses radang, kelainan anatomi, polip, atau sumbatan pada kompleks ostiomeatal. C terutama diindikasikan pada kasus polip yang gagal diobati dengan medikamentosa, jika ada komplikasi dari sinusitis, dan pada peren8anaan tindakan bedah terutama bedah endoskopi.
2.
istopatologi )asal polip sederhana kadang dihubungkan dengan keganasan, terutama pada pasien usia K4; tahun, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi.
*iagnosis #anding 1. 3umpalan mukus kadang dapat terlihat seperti polip, tapi hilang jika menghembuskan udara dari hidung /. ipertrofi konka media, dibedakan dnegan penampakannya yang merah muda dan keras pada probe testing
17
2. ngiofibroma,
didapatkan
riwayat
epistaksis
profus
yang
rekuren.
onsistensinya tegas dan mudah berdarah 4. )eoplasma lain yang tampak seperti daging berwarna merah jambu, berdungkul dan mudah berdarah
M%ray sinus paranasal tampak opaGue pada antrum yang terkena. M%ray (lateral" jaringan lunak nasofaring tampak pembengkakan globular pada area postnasal. emuan ini dibedakan dengan angiofibroma dengan adanya udara di belakang polip. 43 Tatalaksana Terapi be*a) erapi bedah yang dilakukan biasanya adalah terap kuratif dengan reseksi bedah,
pengobatan terapi bedah ini umunya berdasarkan staging dari masing < masing tumor. Se8ara umum, terapi bedah dilakukan pada lesi jinka atau lei dini (1%/". umor yang berlokasi dai8avum nasi dapat dilakukan berbagai pendekatan bedah seperti reseksi endoskopi nasal, transnasal, sublabial dan sebagainya. umor tahap lanjut mungkin membutuhkan tindakan eksenterasi orbta, total ataupun parsial maksilektomi kadang%kadang direkomendasikan untuk tatalaksana kanker sinus paranasal dan umumnya menyelamatkan organ%or gan vital3 Terapi ,a*ioterapi erapi radiasi juga disebut radioterapi kadang%kadang digunakan sendiri pada
stadium 1 dan stadium / atau dalam kombinasi dengan operasi dalam setiap tahap penyakit sebagai adjuvant radioterapi (terapi radiasi yang diberikan setelah dilakukannya terapi utama seperti pembedahan. 6ada tahap awal kanker sinis paranasal, radioterpi dianggap sebagai terapi lo8al alternative untuk operasi. erapi radiasi juga digunakan untuk terapi paliatif pada pasien dengan kanker tingkat lanjut. Kemoterapi emoterapi biasanya diperuntuhkan untuk terapi tumor stadium lanjut. Selain
terapi lo8al, upaya terbaik untuk mengendalikan sel%sel kanker beredar dalam tubuh adalah dengan mengunakan terapi sistemik ( terapi yang memperngaruhi
18
seluruh tubuh" dalam bentuk suntikan atau obat oral. ujuan terapi ini untuk tumor sinonasal adalah sebagai terai tambahan (baik sebagai adjuvant maupun neoadjuvant", kombinasi dengan radioterapi ataupun terapi paliatif. .3 Prognosis Lalaupun etiopatogenesis polip kompleks dan belum sepenuhnya dipahami,
prognosis polip nasi bahkan dengan adanya teknik pembedahan modern belum dapat men8egah rekurensi. 0leh karena itu, profilaksis jangka panjang menggunakan steroid spray topi8al belum ada alternative lainnya.
0A
1. Carrau R-,D*. Dalignant umor of the )asal Cavityand Sinuses.N8ited on gustus 4th /;1&O. vailable fromhttpEEemedi8ine.meds8ape.8omEarti8le E !4+=%overviewPshowall.
/. Siregar, #. ead and )e8k, #reast, Soft issue, Skin umor. /;;=. Dakassar. 0n8ology Surgery *ept. of asanuddin >niversity. hal 4%1.
19
2. Roe9in , rmiyanto. umor idung dan Sinonasal. dalam #uku jar @lmu esehatan elinga idung enggorokan epala -eher edisi +. Soepardi A, @skandar
),
#ashiruddin
B,
Restuti
R*,
editor.
/;;&.
Bakarta
5akultasedokteran >niversitas @ndonesia. hal 1&!%!1
4. ilger 6, dam 3-. 6enyakit idung dan umor%umor 3anas epala -eher. dalam #0A@S #uku jar 6enyakit edisi +. Affendi , Santoso R, editor. Bakarta 6enerbit #uku edokteran A3C. /;;=.hal /2=%&, 4/% 44.
=. meri8an So8iety of Clini8al 0n8ology. )asal Cavity and 6aranasal Sinus Can8ers./;11.>S.vailable from httpEEwww.8an8er.netE8an8er%typesEnasal% 8avity%and%paranasal%sinus%8an8er .
+. Sargi R#, Casiano RR. Surgi8al natomy of the 6aranasal Sinuses. in Rhinologi8 and Sleep pnea Surgi8al e8hniGues. ountakisSA, 0ner8iD,eds. /;;&.Springer%$erlag #erlin eidelberg.p 1&%/+.
20