PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO PROSES PEMBUATAN TEPUNG BIJI NANGKA
OLEH KELOMPOK II : DUTA PRIMA PUTRA
(061540421938)
DWI AYU PRATIWI
(061540421939)
ISMA ULY MARANGGI
(061540421944)
JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (D-IV) POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2017
1
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah “Proses Pembuatan Tepung Biji Nangka” Nangka ” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa, penulismengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, terutama dosen pengajar mata kuliah Pengembangan Industri Agro, Ibu Erwana Dewi M.Eng. dalam membimbing penulis untuk membuat makalah yang lebih baik lagi. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengenalkan proses pembuatan tepung terigu dari biji nangka termasuk proses-proses yang ada didalam pembuatan tepung terigu tersebut dalam skala industri yang sesuai dengan SNI-nya, yang ada kaitannya dengan teknik kimia dalam bidang ilmu kimia. kimia. Dengan adanya adanya makalah ini diharapkan baik penulis maupun maupun pembaca dapat memiliki pengetahuan yang yang lebih luas mengenai proses pembuatan tepung terigu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.
Palembang, 22 Oktober 2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN DEPAN .............................................................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. BAB I. Pendahuluan ................................................................................................................. 4
a. Pendahuluan ................................................................................................................. 4 b. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5 c. Tujuan Makalah ........................................................................................................... 6 BAB II. Pembahasan. ......................................................................................................................... 7 a. Deskripsi Tanaman Nangka ......................................................................................... 7 b. Kandungan Gizi Buah dan Biji Nangka....................................................................... 8 c. Manfaat Buah Nangka dan Biji Nangka .................................................................... 10 d. Proses Pembuatan Tepung ......................................................................................... 14 e. Analisa Pengujian Tepung ......................................................................................... 21 f. Kelebihan dan Kekurangan Tepung........................................................................... 23 g. Peralatan Pembuatan Tepung..................................................................................... 23 BAB III. Penutup .............................................................................................................................. 25 a. Kesimpulan ................................................................................................................. 25 b. Saran ...................................................................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..……….26
3
BAB I PENDAHULUAN a. Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang begitu
melimpah berupa flora dan faunanya yang berpotensi dijadikan sebagai sumber makanan bagi masyarakatnya.Bahan makanan setengah jadi atau tepung merupakan bahan pangan yang pada umumnya berasal dari gandum maupun beras. Seperti kita ketahui, Indonesia sampai saat ini masih mengimpor gandum untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri, begitu juga beras meskipun jumlah impornya tidak setinggi gandum. Saat ini jumlah impor gandum per tahunnya mencapai 5 juta ton gandum, artinya akan ada potensi impor gandum 10 juta ton. Konsumsi gandum ini terus meningkat, peningkatan konsumsi perkapitanya menanjak signifikan setiap tahunnya. Jika pada tahun 2003 baru mencapai 19,8 gram perkapita, di tahun 2006 naik 22,6 gram perkapita, selanjutnya di tahun 2008 menjadi 38 perkapita (Kompas, Juni 2009). Pada
tahun
2007
perusahaan
pengimpor
gandum
di
Indonesia,
diperkirakan telah mengimpor tidak kurang dari 3,5 juta ton biji gandum pertahunnya. Biji gandum itu lebih dari 70% didatangkan dari Amerika Serikat dan kanada, selebihnya dari Australia dan Eropa Timur serta Rusia. Di Indonesia gandum kini telah menjelma menjadi makanan pokok kedua setelah beras. Berdasarkan pola dan tingkat konsumsi serta tingkat pertumbuhan penduduk, tidak sampai sepuluh tahun lagi Indonesia akan menjadi pengimpor gandum terbesar di dunia. Sementara itu, peningkatan produksi beras kurang berimbang dengan
peningkatan
jumlah
penduduk.
Sebagai
akibatnya
ketersediaan
panganmelimpah, kelaparan dan kekurangan gizi terjadi di beberapa daerah (Kompas, Juni 2009). Melihat kondisi ini, sangat ironis apabila beras sebagai bahan makanan pokok di konversi menjadi tepung beras. Sebagai Negara agraris Indonesia sebenarnya mempunyai banyak potensi sumber pangan yang dapat dimanfaatkan selain beras dan gandum. Hal ini dapat dilakukan dengan merancang ketahapan pangan berbasis bahan pangan lokal non-beras dan gandum, terutama dalam hal pembuatan tepung.
4
Untuk mengatasi ketergantungan gandum perlu upaya diversifikasi pangan dengan pemanfaatan bahan pangan lokal. Salah satu bahan alternatif yang dapat mengatasi
permasalahan
tersebut
adalah
biji
nangka
( Artocarpus
heterophylluslamk).Produksi biji nangka yang melimpah tidak sejalan dengan pemanfaatannya yang belum maksimal, yaitu hanya memanfaatkan biji nangka sebagai limbah yang dibuang dan tidak terpakai. Sangat rendahnya pemanfaatan biji nangka dalam bidang pangan hanya sebatas 10% yang disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat dalam pengolahan biji nangka.Padahal, salah satu potensi lokal disana adalah biji nangka yang mengandung zat gizi per 100 gram bahan meliputi kalori 165, 0, protein 4,2 (g), lemak 0,1 (g), karbohidrat 36,7 (gr), kalsium 33,0 (mg), besi 200,0 (mg), fosfor 1,0 (mg), vit B1 0,20 (mg), vit C 10,0 (mg), air 57 (%). Kandungan kimia tepung biji nangka meliputi air 12,40 (%), protein 12,19 (g), lemak 1,12 (g), serat kasar 2,74, abu 3,24, bahan ekstra tanpa nitrogen 68,8, pati 56,21, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial serta masih terdapat zat-zat gizi lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama bagi anak yang masih berada dalam mas a pertumbuhan. b. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan tanaman nangka
2. Menjelaskan kandungan gizi buah nangka dan biji nangka 3. Menjelaskan manfaat tanaman nangka 4. Menjelaskan proses pembuatan tepung dari biji nangka 5. Menjelaskan pengujian dari tepung biji nangka yang telah diproses 6. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari tepung biji nangka 7. Menjelaskan rancangan alat yang digunakan dalam proses pembuatan tepung dari biji nangka
c. Tujuan Makalah 1. Mampu menjelaskan kandungan gizi dalam buah nangka dan biji nangka yang
telah menjadi tepung terigu 2. Mampu menjelaskan manfaat dari tanaman nangka 3. Mengetahui proses dalam pembuatan tepung terigu dari biji nangka 4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan tepung dari biji nangka 5. Mampu merancang alat yang digunakan dalam proses pembuatan tepung biji nangka
5
BAB II PEMBAHASAN a. Deskripsi Tanaman Nangka
Nangka adalah nama sejenis pohon, sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku Moraceae; nama ilmiahnya adalah Artocarpus heterophyllus. Dalam bahasa Inggris, nangka dikenal sebagai jackfruit.Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batangnya berbentuk bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhannya mengeluarkan getah putih yang pekat apabila dilukai. Daunnya tunggal dan tersebar, memiliki tangkai yang berukuran 1 sampai 4 cm. Helai daunnya kaku dan agak tebal seperti kulit, memiliki tepi yang rata, bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5-25 cm, dengan pangkal menyempit sedikit demi sedikit, dan ujungnya pendek meruncing atau agak runcing. Daun penumpu berbentuk bulat lancip seperti telur, panjangnya sampai 8 cm, mudah rontok dan meninggalkan bekas serupa cincin. Tumbuhan nangka merupakan tumbuhan berumah satu (monoecious), perbungaan muncul pada ketiak daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang tua. Bunga jantan dalam bongkol berbentuk gada atau gelendong, 1-3 × 3-8 cm, dengan cincin berdaging yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar apabila masak. Bunga nangka disebut babal. Setelah melewati umur masaknya, babal akan membusuk (ditumbuhi kapang) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya terjatuh. Bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua.Buah majemuk (syncarp) berbentuk gelendong memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya hingga 100 cm, pada sisi luar membentuk duri pendek lunak. 'Daging buah', yang sesungguhnya adalah perkembangan dari tenda bunga, berwarna kuning keemasan apabila masak, berbau harum-manis yang keras, berdaging, kadang-kadang berisi cairan (nektar) yang manis. Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2-4 cm, berturut-turut tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang lunak. Keping bijinya tidak setangkup.
6
Nangka terutama dipanen buahnya. "Daging buah" yang matang seringkali dimakan dalam keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi aneka jenis makanan daerah seperti: dodol nangka, kolak nangka, selai nangka, nangka goreng-tepung, keripik nangka, dan lain-lain. Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim dan minuman, dijadikan madu-nangka, konsentrat atau tepung. Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan.Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran.
Gambar 1. Tanaman Nangka
Tanaman nangka diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi
: Angiospermae (biji tertutup)
Kelas
: Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo
: Morales
Family
: Moraceae
Genus
: Artocarpus
Spesies
: A-heterophyllus Lamk.
b. Kandungan Gizi Buah Nangka dan Biji Nangka
Tanaman nangka merupakan salah satu tanaman yang dari akar hingga daunnya memiliki manfaat dan kandungan gizi yang baik. Disini akan dipaparkan kandungan-kandungan gizi dari tanaman. Kandungan gizinya sebagai berikut ; 1. Kandungan gizi dari buah nangka :
7
Gambar 2. Kandungan Gizi Buah Nangka
2. Komposisi Gizi per 100 gram nangka muda, nangka masak, dan biji nangka Komponen gizi Nangka Muda Nangka Masak Biji Nangka Energi (kkal)
51
106
165
Protein (g)
2,0
1,2
4,2
Lemak (g)
0,4
0,3
0,1
Karbohidrat (g) 11,3
27,6
36,7
Kalsium (mg)
45
20
33
Fosfor (mg)
29
19
200
Besi (mg)
0,5
0,9
1,0
Vitamin A (SI)
25
330
0
Vitamin B1 (mg) 0,07
0,07
0,20
Vitamin C (mg) 9
7
10
Air (g)
70
57,7
85,4
Sumber: Direktorat gizi, Depkes (2009) Tabel 1. Komposisi Gizi Buah Nangka dan Biji Nangka
8
Biji nangka merupakan sumber karbohidrat (36,7 g/100 g), protein (4,2 d/100 g), dan energi (165 kkal/100 g), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Biji nangka juga merupakan sumber mineral yang baik. Kandungan mineral per 100 gram Biji nangka adalah fosfor (200 mg), kalsium (33 mg), dan besi (1,0 mg). Selain dapat dimakan dalam bentuk utuh, biji nangka juga dapat diolah menjadi tepung. Selanjutnya dari tepungnya dapat dihasilkan berbagai makanan olahan. Keunggulan utama nangka masak dibandingkan nangka muda dan biji nangka adalah memilk kadar vitamin A yang tinggi, yaitu 330 SI per 100 g daging buah. Vitamin A berperan dalam menjaga agar kornea mata selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Namun, bila kekurangan vitamir A, sel epitel akan mengeluarkan keratin, sel-sel membran akan kering dan mengeras. Keadaan tersebut dikenal dengan istilah keratinisasi. Keadaan tersebut bila berlanjut akan menyebabkan, penyakit xeroftalmia, yang bila tidak diobati akan menjadi buta.
9
c. Manfaat Tanaman Nangka
Tanaman nangka memiliki manfaat yang begitu banyak. Dari akar hingga daun tanaman nangka, semuanya memiliki manfaat. Berikut ini rincian tanaman nangka : 1. Manfaat dari buah nangka Buah nangka memang unik, dari segi rasa, penampilan, ataupun teksturnya. Karena itu orang banyak menggolongkan buah nangka sebagai buah yang eksotik.Banyak cara untuk menikmati buah nangka. Bisa dimakan mentah, dibuat es campur, diolah menjadi gulai atau asinan, keripik, bahkan bijinya juga kerap dijadikan kudapan lezat. Di balik kelezatannya, ternyata nangka memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Seperti dikutip dari Walipop, berikut ini beberapa khasiat dari nangka sebagai berikut. 1. Nangka merupakan sumber vitamin C dan anti-oksidan yang bisa meningkatkan sistem daya tahan tubuh. 2. Kaya potassium yang membantu mengatur tekanan darah, serta mengurangi risiko terkena stroke dan penyakit jantung. Potassium juga berguna untuk mengatur kadar elektrolit dalam tubuh. 3. Membantu melancarkan pencernaan dan mengatasi konstipasi (sembelit) karena mengandung serat tinggi. 4. Mengandung saponin, isoflavon, dan lignan yang membantu menangkal radikal bebas penyebab kanker. Tiga zat ini juga bisa memperlambat kemunduran sel dalam tubuh. 5. Mengandung anti-oksidan dan vitamin A yang membantu menjaga kesehatan kulit dan mata. 6. Gula alami seperti sukrosa dan fruktosa yang terkandung dalam nangka, merupakan sumber energi yang baik baik dan mudah dicerna tubuh. 7. Mengandung banyak mineral seperti mangan, zat besi, vitamin B6, niacin, folic acid, dan sebagainya. Mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh. 8. Hobi makan buah nangka? Jangan buang bijinya. Selain lezat, biji nangka sangat bernutrisi dan merupakan sumber protein. Rebus biji buah nangka selama 30 menit, dan jadikan sebagai camilan bergizi. Adapun manfaat lainnya adalah, sebagai berikut : 1. Meningkatkan
kesehatan
saluran
pencernaan.
Nangka
mampu
membantu
menyembuhkan borok lambung dan serat nangka sangat membantu mengatasi konstipasi (susah buang air besar). Dengan demikian, buah nangka mampu ikut membantu mencegah timbulnya kanker usus besar.
10
2. Memperkuat sistem imun.Buah nangka adalah sumber vitamin C yang sangat baik, sebagai antioksidan yang ampuh mencegah flu dan infeksi. 3. Proteksi terhadap kanker. Buah nangka mengandung fitonutrien seperti lignan, isoflavon, dan saponin yang membentuk proteksi tubuh melawan timbulnya kanker. 4. Menurunkan tekanan darah. Buah nangka mengandung potassium (kalium) yang penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan eletrolit sehingga bermanfaat positif terhadap pengaturan tekanan darah, sehingga mengurangi resiko serangan jantung dan stroke. 5. Membantu kesehatan indra penglihatan. Kandungan vitamin A dalam buah nangka akan membantu menjaga kesehatan mata. Selain itu, vitamin ini juga penting untuj menjaga kesehatan kulit dan membran mukosa (contohnya pada hidung di bagian dalam) dan meningkatkan fungsi sistem imun.
Gambar 3. Buah Nangka
2. Manfaat dari biji nangka Biji nangka ternyata tidak selalu harus dianggap limbah dan dibuang begitu saja. Selama ini biji nangka dimanfaatkan hanya dengan merebus dan memakannya. Namun biji itu ternyata bisa dibuat menjadi tepung yang kemudian diolah lagi menjadi aneka panganan bergizi tinggi.Kandungan karbohidrat biji nangka, memang lebih rendah dibanding beras. Kandungan karbohidrat 100 gr beras sebesar 78,9 gr. Jika dibandingkan, maka 2 kg nangka sebanding dengan 1 kg beras, meski begitu biji nangka dapat di manfaatkan sebagai alternative bahan pangan yang cukup bergizi karena masih adanya kandungan zat lain yang lebih tinggi di banding makanan penghasil karbohidarat lainnya seperti zat besi dan vitamin B1 (Lihat Tabel 2). Jika dibandingkan dengan berbagai jenis tanaman yang umum dipakai sebagai penghasil karbohidrat maka biji nangka tersebut termasuk memiliki kadar bahan kimia yang relative potensial. Kandungan kimia biji nangka jika dibandingkan dengan beberapa tanaman sumber karbohidrat seperti beras gili, jagung rebus, dan singkong.
11
Gambar 4. Biji Nangka
Tabel 5. komposisi kimia biji nangka dan sumber karbohidrat lain per 100 gram
bahan
makan yang dapat di makan Komposisi
Biji nangka
Beras giling
Jagung segar
Singkong
Kalori (kal)
165,0
360,0
140,0
146,0
Protein (gram)
4,2
6,8
4,7
1,2
Lemak (Gram)
0,1
0,7
1,3
0,3
Karbohidra (gr)
36,7
78,9
33,1
34,7
Kalsium (mg)
33,0
6,0
6,0
33,0
Besi (mg)
200,0
140,0
118,0
40,0
Fospor (mg)
1,0
0,8
0,7
0,7
Vitamin B1 (mg)
0,20
0,12
0,12
0,06
Vitamin C (mg)
10,0
0,0
8,0
30,0
Air (%)
56,7
13,0
60,0
62,5
Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (1981)
Dari tabel di atas kandungan karbohidrat biji nangka tertinggi kedua di banding beras giling namun kandungan zat besi dan vitamin B1 pada biji nangka merupakan yang tertinggi dibanding makanan sumber karbohidrat lainnya.
3. Manfaat dari daun nangka Tanpa disangka, daun dari tanaman nangka memiliki manfaat dan khasiat yang sangat luar biasa. Ternyata, air daun nangka dapat menyembuhkan penyakit kanker. Itu dikarenakan, air nangka dapat menumbuhkan sel-sel baru dan dapat juga meremajakan sel-sel yang telah rusak. Berdasarkan informasi dari Martin Bhisu, yang telah mendapatkan informasi dari Presiden Fernando Lugo,” resep air daun nangka sebagai berikut: 1. Ambil 10 lembar daun nangka yang matang (tidak terlalu muda).
12
2. Rebuslah dengan air satu setengah liter (setara dengan 1 botol aqua besar). 3. Didihkan sampai sekitar 70 derajat Celsius, jangan terlalu lama, tak perlu sampai daun itu masak benar. 4. Ambil air yang tersisa, tuang ke sebuah mangkok besar, lalu tutuplah mangkok itu agar uap air daun nangka itu tidak menguap terbuang keluar. 5. Minumlah 3 kali sehari setiap setengah jam sebelum makan.
4. Manfaat dari Kayu Nangka Kayu nangka ternyata mampu mencegah wabah pes.Hal ini sudah terbukti sejak tahun 1870-an silam. Sejarawan Arif Akhayat, M.A., mengatakan di era tahun 1870-an kayu nangka dikenal luas di pulau Jawa. Keterkenalan kayu nangka ini disebabkan karena minimnya pasokan kayu jati dari daerah Jepara. Bermula dari proyek tanam paksa Belanda dalam pembangunan perumahan dan jalan, sangat dibutuhkan banyak tenaga kerja. Untuk menampung para pekerja tersebut maka dibuatlah rumah sementara yang terbuat dari bambu. Setelah mereka tinggal di rumah bambu, banyak pekerja yang terserang penyakit pes. Bahkan penyakit ini menyebar luas ke masyarakat. “Waktu itu, bambu diganti dengan kayu nangka agar tidak digerogoti tikus. Dengan kayu nangka, rumah tidak dimakan oleh serangga. Jadi kayu nangka mengurangi serangan pes,” papar Arif di di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Selasa (24/1). Sementara itu, Pemerhati Bangunan Cagar Budaya, Dr. Laretna Adhisakti, mengatakan sebenarnya kayu nangka sudah dimanfaatkan sejak dulu kala dalam bangunan kuno di Jawa dan kandang ternak. “Memang untuk bangunan baru sekarang jarang menggunakan nangka. Tapi bangunan kuno yang saya temukan terbuat dari kayu nangka. Bahkan banyak kandang kerbau dan sapi banyak dari kayu nangka,” ujarnya. Nangka akbrab digunakan masyakarat Indonesia khusunya Yogyakarta untuk membuat gudeg. Namun menurut
Bupati Sleman Yogyakarta, Sri Purnomo, kayu pohon nangka pun bisa
dimanfaatkan sebagai bahan perkakas dan mebel. “Pengusaha mebel kayu nangka perlu kita dorong ke arah itu,” katanya. Kendati hasil mebel kayu nangka masih kalah pamor dengan mebel kayu jati, Sri optimis mebel kayu nangka akan mendapat respon positif dari masyarakat. Terutama jika dilakukan sosialisasi dan promosi dengan cukup baik.
d. Proses Pembuatan Tepung dari Biji Nangka
Langkah-langkah pembuatan tepung terigu dari biji nangka adalah : 1. Pengumpulan biji-biji nangka.
13
Biji-biji nangka diperoleh dari limbah-limbah buah nangka. Kita bisa mengumpulkan biji-biji nangka setelah kita memakan buahnya. 2. Pencucian Biji-biji nangka yang telah terkumpul, kemudian langsung dicuci. Untuk pencucian biji nangka, jangan menunggu terlalu lama, karna itu dapat menyebabkan biji nangka membusuk/ hasil dari pembuatan tepung terigu kurang bagus. 3. Perebusan Setelah biji-biji nangka dicuci, selanjutnya biji-biji nangka tersebut direbus dalam panci. Biji-biji nangka itu dapat langsungdirebus, tidak perlu menunggu air mendidih terlebih dahulu. Air untuk merebus biji nangka harus pas, tidakn boleh kekurangan atau kebanyakan. Karna, jika airnya terlalu sedikit biji nangka tidak akan matang. Dan jika air terlalu banyak, biji nangka akan lama direbusnya, dan itu dapat mengurangi kandungan gizi yang tedapat didalamnya. Perebusan biji nangka kir-kira memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk biji nangka sebanyak 3 ons. 4. Pengangkatan/ Penirisan Setelah biji-biji nangka tersebut matang , biji-biji nangka itu diangkat dari panci dan taruh di mangkuk. Lalu tiriskan biji nangka sampai tidak ada air di mangkuk. Diamkan biji nangka, sampai biji nangka dingin untuk melakukan langkah selanjutnya. 5. Pengupasan Biji-biji nangka yang telah dingin, kemudian dikupas kulitnya menggunakan pisau yang tidak berkarat. Biji-biji nangka tersebut dikupas hingga bersih. Agar saat biji-biji nangka ditumbuk, tidak ada kulit yang ikut tertumbuk. Karna, jika kulit dari biji nangka ikut tertumbuk maka itu akan mengotori tumbukan biji nangka.
Gambar 5. Proses Pengupasan
6. Penumbukan Setelah selesai mengupaskupas semua kulit pada biji-biji nangka tersebut, kemudian biji biji nangka itu ditumbuk menggunakan lumpang dan alu hingga halus. Karna, jika saat
14
melakukan penumbukan biji nangka tidak halus maka saat melakukan penjemuran jika biji-biji nangka sudah kering, hasilnya akan benar-benar keras.
Gambar 6. Penumbukan
7. Penjemuran Setelah biji nangka benar-benar halus, biji nangka dipaparkan di tampah yang telah dilapisi dengan koran. Koran berfungsi untuk menjaga jika biji nangka sudah kering, biji nangka tidak akan keluar dari lubang-lubang biji nangka. Saat melakukan penjemuran, tumbukanbiji-biji nangka harus dipaparkan. Jangan sampai tumbukan biji nangka menggumpal menjadi satu, karna itu akan membuat biji nangka sulit untuk diayak. Dalam proses penjemuran, jika matahari bersinar terik kurang lebih 1 hari, tumbukan biji-biji nangka sudah kering. Tetepi, jika matahari tidak bersinar terik/mendung, penjemuran membutuhkan waktu sampai dua/tiga hari.
Gambar 7.Proses Penjemuran
8. Pengayakan Tumbukan biji-biji nangka yang telah kering lalu diayak. Kita bisa mengayak menggunakan saringan yang ibu-ibu rumah tangga biasa gunakan untuk menyaring parutan kelapa menjadi santan. Dan hasil ayakan tersebutlah yang akan dijadikan sebagai tepung terigu.
Gambar 8. Proses Pengayakan
15
9. Penumbukan ke-2 Sisa-sisa biji nangka yang telah dikeringkan dan tak bisa terayak, ditumbuk lagi hingga halus. Setelah itu,hasil tumbukan dapat diayak lagi. Diagram alir pembuatan tepung biji nangka :
P
Cara 2 :
1. Pencucian Biji nangka dilakukan pencucian terlebih dahulu.
Gambar 10. Tahap Pencucian
2. Perebusan
16
0
Setelah dicuci, biji nangka direbus untuk menghilangkan bau dengan suhu 110 C selama kurang lebih 30 menit. Setelah direbus, biji nangka dipisahkan dari sisa pulp (getah) yang masih menempel.
Gambar 11. Tahap Perebusan
3. Pemotongan
Gambar 12. Proses Penirisan
Kemudian, biji nangka diiris – iris menjadi bagian yang lebih kecil agar memudahkan pada proses pengeringan (Achamd Fadillah, 2008: 4).
Gambar 13. Proses Pemotongan
17
4. Pengeringan
Gambar 14. Proses Pengeringan
Proses pengeringan hingga menjadi tepung biji nangka, dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan cara membiarkan bahan pangan di bawah sinar matahari, yang dikenal dengan istilah pengeringan secara alamiah atau dengan menggunakan panas buatan dalam bentuk udara yang panas dari oven atau konstruksi pada alat pengering yang khusus untuk pengering pada suatu bahan pangan. Pengeringan di terik matahari 0
memang bisa efektif, oleh karena suhu yang di capai sekitar (35-45 C). Iklim di wilayah tropis merupakan sumber energi yang sangat cukup potensial. Selain itu juga 0
dapat dikeringkan dengan mesin oven pengering Cabinet Dryer dengan suhu 60 C selama 2 jam. Proses pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam biji nangka tersebut (Ishak dan Sarinah, 1995: 9). 5. Penggilingan Tahap selanjutnya adalah menggiling potongan biji nangka yang telah dikeringkan sampai menjadi butiran-butiran halus, menggunakan blender kering ataupun alat penggiling lain seperti mesin penepung beras.
Gambar 15. Proses Penggilingan
18
6. Pengayakan Butiran-butiran halus tersebut kemudian diayak dengan saringan berukuran lubang 60 mesh dengan tiga kali pengayakan sehingga menghasilkan tepung yang diinginkan.
Gambar 16. Proses Pengayakan
Diagram Alir Pembuatan Tepung dari Biji Nangka :
19
e. Pengujian Tepung Biji Nangka
Uji performa dilakukan dengan menguji dua jenis bahan yakni, tepung terigu dari biji nangka dan tepung terigu dari gandum. Uji performa yang dilakukan meliputi ; uji pewarnaan, kekentalan, kerenyahan, dan hasil yang diperoleh. 1. Performa Warna Pengujian ini dilakukan dengan mengamati hasil menggoreng 2 potong tempe yang telah dilumuri dengan dua jenis adonan tepung terigu, yakni tepung terigu dari biji nagka dan tepung terigu dari gandum. Hasil warna didapatkan dari 2 potongan tempe yang sama, dilumuri satu oleh tepung terigu dari biji nangka dan satu lainnya dilumuri oleh tepung terigu dari gandum. 2 potongan tempe tersebut juga digoreng dalam satu minyak dan satu penggorengan secara bersamaan. Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa warna dua potong tempe tersebut menghasilkan warna yang tidak begitu berbeda. Warna tempe dari biji nangka memang tidak sama, tetapi walaupun seperti itu, warnanya tidak jauh berbeda. Warna dari tempe yang dilumuri tepung terigu dari gandum adalah kuning keemasan. Sedangkan warna tempe yang dilumuri dengan tepung terigu dari biji nangka warnya agak kemerahan. Dari pernyataan tersebut, dapat dibuktikan bahwa tepung terigu dari biji nangka tidak terlalu buruk. Walaupun hasil warna tepung terigunya agak merah dan tidak putih seperti tepung terigu gandum, tetapi hasil penggorengan tempenyatidak jauh berbeda. Jika hasil warna tempe goreng dari tepung terigu biji nangka hampir menyamai tempe goreng dari tepung terigu gandum itu berarti, tepung terigu dari biji nangka memang pantas untuk dijadikan bahan baku dari makanan. Hasil warna dari suatu makanan sangatb diperlukan. Karna biasanya kebanyakan orang tertarik terhadap makanan dilihat dari tampilannya terlebih dahulu. Dan jika warna pada makanan itu baik dan menarik pasti orang-orang akan menyukai makanan tersebut.
2. Performa Kekentalan Pengujian kekentalan diamati dari membandingkan antara tepung terigu dari biji nangka yang diberi air dengan tepung terigu dari gandum yang juga diberi air. Pemberian air ini, untuk mengetes apakah tepung dari biji nangka memiliki kelembutan yang sama dengan tepung gandum atau tidak. Kadar air yang dimasukkan
20
kedalam dua jenis tepung terigu tersebut sama banyaknya. Yaitu, dua sendok makan tepung terigu dengan enam sendok makan air putih/air biasa. Hasil kekentalan yang didapatkan sudah hampir sama dengan tepung terigudari gandum. Walaupun, memang tidak 100% sama persis dengan tepung terigu dari gandum. Hasil kekentalan tepung terigu dari biji nangka tidak dapat sama persis dengan tepung terigu dari gandum dikarenakan, biji nangka memiliki kandungan yang berbeda dengan gandum. Kekentalan tepung terigu dari gandum kurang lebih 15% lebih kental daripada tepung terigu dari biji nangka.
3. Performa Kerenyahan Pengukuran kerenyahan dilakukan dengan membandingkan kerenyahan tempe goreng pada tepung terigu dari biji nangka dan tepung terigu dari gandum. Pengukuran tersebut dilakukan dengan cara pembuktian dari pencicipan orang-orang sekitar. Dari uji performa kerenyahan yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa tempe goreng yang dilumuri tepung terigu dari biji nangka 80% sama dengan tempe yang dilumuri tepung terigu dari gandum. Tempe bisa renyah dikarenakan pemotongan tempe yang tipis -tipis. Dengan pemotongan tempe yang tipis maka saat tempe dilumuri tepung dan digoreng, pasti tempe akan menjadi renyah. 4. Hasil Yang Diperoleh Pengujian ini dilakukan dengan penimbangan dari biji nangka. Penimbangan pertama menghasilkan berat kurang lebih 3 ons. Dan setelah biji-biji nangka tersebut diayak, dilakukan penimbangan kedua. Penimbangan pertama dan kedua mengunakan timbangan yang sama. Hasil dari ayakan biji nangka yang telah ditumbuk sangat menguntungkan. Karena dari 3 ons biji nangka dapat menjadi 2,5 ons tepung terigu dari biji nangka. 2,5 ons bisa didapatkan dari cara dan metode yang tradisional dan sederhana. Jadi, dapat disimpulkan jika telah ada alat pembuat tepung terigu dari biji nangka pasti hasilnya akan lebih memuaskan. Dan untuk mendapatkan hasil seperti ini, tidak perlu menggunakan alat berteknologi canggih. Karena dalam pembuatan tepung terigu ini, semua alat-alat yang digunakan adalah alat rumah tangga yang dimiliki para ibu rumah tangga. Untuk mendapatkan hasil inipun tak perlu biaya yang mahal. Karena, bahan baku yang digunakan adalah limbah dari buah nangka.
21
f.
Kelebihan dan Kekurangan Tepung Biji Nangka
Pembuatan tepung terigu dari biji nangka tentu juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Diantaranya :
Kelebihan :
Tepung terigu ini, adalah pemrosesan yang sangat mudah dan praktis. Karna, alat yang digunakan adalah alat-alat yang biasa dimiliki oleh ibu-ibu rumah tangga. Pembuatannya pun sangat murah, karena kita membuat tepung ini hanya untuk memanfaatkannya dari pada kita membuang-buang biji nangka yang kita dapat dari hasil limbah buah nangka yang kita makan.
Kekurangan :
Tepung ini adalah, hasilnya yang yang tidak benar-benar sempurna. Karna hanya ingin memanfaatkan bahan limbah biji nangka tersebut, kita bukannya ingin mengganti tepung terigu gandum yang digunakankita sehari-hari. Dan kita bisa mengubah biji nangka menjadi tepung tepung terigu jika memiliki buah nangka dan pohon nangka bisa berbuah jika sedang musimnya saja. Tetapi, walaupun tidak sesempurna tepung terigu dari gandum. Tepung terigu dari biji nangka juga sangat bermanfaat. Selain nilai gizinya yang dimiliki, ini juga dapat membantu para ibu sebagai tepung terigu simpanan jika stok tepung terigu gandum di rumah habis dan belum sempat membeli/tidak memiliki uang untuk membeli tepung terigu gandum. Dan daripada biji nangka dibuang percuma, lebih baik dijadikan tepung terigu yang memiliki banyak manfaat.
g. Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian : a. Peralatan dalam pembuatan tepung terigu dari biji nangka. 1. Panci 2. Kompor 3. Lumpang dan alu 4. Ayakan/saringan 5. Tampah 6. Pisau 7. Mangkuk
22
8. Koran b. Peralatan untuk uji performa. 1. Penggorengan 2. Minyak goreng
23
24
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Walaupun biji nangka merupakan limbah dari buah nangka yang
terlihat tidak berguna, akan tetapi biji nangka dapat dijadikan tepung terigu yang memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh, dan tepung terigu ini juga tidak terlalu jauh berbeda dengan tepung terigu dari gandum. Selain itu, pembuatannya yang begitu mudah dan sederhana sangat dimungkinkan masyarakat dapat menirunya. Apalagi ditambah dengan alat yang digunakan adalah alat-alat rumah tangga yang biasa dimiliki oleh ibu-ibu rumah tangga. Pemanfaatan biji nangka menjadi tepung terigupun sangat murah. Karna pemanfaatan ini, hanya bermodalkan bahan dasar biji nangka yang merupakan limbah dari buah nangka. Kita tak perlu mengeluarkan ongkos banyak untuk dapat mengolahnya. Kita hanya cukup mengeluarkan uang untuk membeli minyak tanah/gas untuk merebus. Dan jika tidak memiliki kompor/saat tidak memiliki uang, kita bisa merebus biji nangka dengan tungku kayu. Dan saat melakukan pengeringan, kita hanya membutuhkan sinar matahari. Pemanfaatan biji nangka menjadi tepung terigu juga merupakan awal dari pengetahuan kita tentang manfaat dari kekayaan alam. Dari pengetahuan kita, maka akan muncul kesadaran dalam diri kita untuk bisa memanfaatkan sesuatu hal disekeliling kehidupan kita sampai yang terkecilpun. Dan itu akan dapat meningkatkan SDM kita, karna kita memiliki keinginan untuk mengetahui manfaat-manfaat yang dimiliki oleh kekayaan alam kita. Dan kitapun bisa menjadi masyarakat yang memiliki kekayaan SDA dan kekayaan SDM.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat,semoga dapat bermanfaat bagi pembaca .Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
25
Daftar Pustaka
Achmad Djaeni Sediaoetama, 2006, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi JilidI, Jakarta: Dian Rakyat. Achmad Fadillah, dkk, 2008, Pengembangan Produk Turunan Nangka MelaluiPemanfaatan Biji Nangka Sebagai Bahan Baku Varonyil (Variasi Roti Unyil) Yang Sehat , Bogor: Departemen Agribisnis. Agus Apriyantono, 1989, Analisis Pangan, Bogor: Institut Pertanian Bogor. Agus Irianto, 2004, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Kencana. Agus Riyanto, 2011, Alikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika. Ahmad
Watik Pratiknya, 2010, Dasar-Dasar Metodologi Kedokterandan Kesehatan, Jakarta: Rajawali Press.
Penelitian
Ameilia Siregar, 2010, Enzim dan Peranannya ,http://www.chem-istry.org/materi_kimia/biologi-pertanian/metabolisme-sel/enzim-dan peranannya/, diakses tanggal 27 Januari 2012. Anonim, AOAC 2005 Analisis Proksimat ,http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46575/B AB%20III%20Metodologi%20Penelitian_%202011haf.pdf?sequence=6, diakses tanggal 27 Februari 2012. Atikah Proverawati, dkk, 2010, Ilmu gizi untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika. Bambang Kartika, 1998, Penilaian Organoleptik Produk Pangan, Bogor: Badan Penerbit ITB. Bhisma Murti, 2003, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta: UGM Press. Buckle, K.A., R.A. Edwards., G.H. Fleet and m. Wootton, 1987. Food Science. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono dalam Ilmu Pangan, Jakarta:Universitas Indonesia Press. Departemen Kesehatan, 2002 , Program Gizi Makro, Jakarta. http://toiusd.multiply.com/journal/item/120?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2 Fitem http://data-smaku.blogspot.co.id/2012/10/karya-tulis-pemanfaatan-biji-nangka.html http://bangrifai.blogspot.com/2011/03/inilah-manfaat-buah-nangka.html http://www.ghofur.us/2011/07/08-manfaat-buah-nangka.html#ixzzlmulrApsZ http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/2677/kayu-nangka-cegah-wabah-pes
26