44
BAB I
PENDAHULUAN
TAKSONOMI NANGKA
Klasifikasi Menurut Cronquist
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus integra L.
Klasifikasi Menurut Engler
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotiledonae
Ordo : Urticales
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus integra L.
SEJARAH NANGKA
Nangka berasal dari India, yakni wilayah Ghats bagian barat, di mana jenis-jenis liarnya masih didapati tumbuh tersebar di hutan hujan di sana. Kini nangka telah menyebar luas di berbagai daerah tropik pada lintang utara maupun selatan dengan suhu 25°C dan curah hujan sekitar 1500 mm pertahun, terutama di Asia Tenggara. Nangka adalah nama sejenis pohon, sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku Moraceae, dengan nama ilmiahnya yaitu Artocarpus heterophyllus. Dalam bahasa Inggris, nangka dikenal sebagai jackfruit.
MORFOLOGI NANGKA
Habitus Nangka
Nangka (Artocarpus integra) merupakan jenis tumbuhan pohon, dengan ketinggian mencapai 20 m, diameter batang bulat sekitar 1m.
Akar
Nangka (Artocarpus integra) memiliki sistem perakaran tunggang yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Akar berwarna coklat.
Batang
Batang pohon nangka (Artocarpus integra) umumnya sedang, sampai sekitar 20 meter tingginya, walaupun ada yang mencapai 30m. Batang bulat silindris, sampai berdiameter 1 meter, tajuknya padat dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka, seluruh bagian tubuhnya mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai, arah tumbuh batang tegak lurus ke atas, permukaan batang memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu dan warna permukaan batang putih keputihan.
Daun
Daun nangka (Artocarpus integra) tunggal, tersebar, bertngkai 1-4 cm, helai daun agak seperti kulit, kaku, bertepi rata, bulat telur terbalik sampai jorong memanjang, 3,5-12 x 5-25cm, dengan pangkal menyempit sedikit, daun penumpu bulat telurlancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan meninggalkan berkasserupa cincin, pertulangan daun menyirip, bagian atas daun mengkilap lilin,dan bagian bawah kasap, warna daun bagian atas hijau tua mengkilap dan warna daun bagian bawah hijau pucat.
Bunga
Bunga tumbuhan nangka (Artocarpus integra) berumah satu (monoecious). Perbungaan muncul pada ketiak daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang batang tua, bunga jantan dalam bongkol berbentuk gadang atau gelondong 1-3 x 5-8 cm, dengan cincin berdaging yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan,dan berbau harum samar apabila masak, bunga nangka disebut babal, setelah melewati umur masaknya, babal akan membusuk (ditumbuhi kapang) danmenghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya terjatuh, bunga betinadalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua.
Biji
Biji nangka (Artocarpus integra) berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2-4cm, berturut-turut tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat yang seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang lunak. Keping bijinya tidak setangkup dan keping biji berkeping dua (Dicothyledone).
Buah
Buah nangka (Artocarpus integra) berbentuk lonjong dan bulat, berukuran besar, dan berduri lunak, buah terbentuk dari rangkaian bunga majemuk yang dari luar tampak seolah-olah seperti satu sehingga disebut buah semu. Buah nangka sebenarnya adalah tangkai bunga yang tumbuh menebal, berdaging, dan bersatu dengan daun-daun bunga membentuk kulit buah. Buah nangka yang berukuran kecil, sebesar ukuran ibu jari orang dewasa disebut babal, babal tersebut membesar menjadi buah nangka muda yang disebut gori. Buah muda lambat laun mencapai ukuran maksimal dengan berat antara 20 kg-25 kg dan akhirnya matang dan disebut buah nangka. Daging buah nangka umumnya tebal berwarna kuning, kuning pucat, kuning kemerah-merahan atau jingga. Buah nangka beraroma harum yang berasal dari kandungan senyawa etil butirat, berair, rasanya manis.
MANFAAT NANGKA
Nangka kuning memiliki banyak manfaat, diantaranya :
Daging buah yang matang seringkali dimakan dalam keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi aneka jenis makanan daerah: dodol nangka, kolak nangka, selai nangka, nangka-goreng-tepung, keripik nangka, dan lain-lain. Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim dan minuman, dijadikan madu-nangka, konsentrat atau tepung.
Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan.
Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran.
Di Jawa Barat buah nangka muda antara lain dimasak sebagai salah satu bahan sayur asam. Di Jawa Tengah dikenal berbagai macam masakan dengan bahan dasar buah nangka muda (disebut gori), seperti sayur lodeh, sayur megana, oseng-oseng gori, dan jangan gori (sayur nangka muda).
Di Jogyakarta nangka muda terutama dimasak sebagai gudeg. Sementara di seputaran Jakarta dan Jawa Barat, bongkol bunga jantan (disebut babal atau tongtolang) kerap dijadikan bahan rujak.
Nangka juga dapat dibuat masakan seperti ketupat gulai nangka cubadak di Sumatera.
Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan alat musik.
Bagi kesehatan babal nangka dapat digunakan untuk obat diare. daun nangka sebagai obat antidiabetes, pelancar ASI, obat borok, dan luka. biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik.
Kandungan Kimia Nangka
Daun tanaman ini sebagai obat antidiabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi. Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan karbohidrat. biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik. Khasiat kayu sebagai antispasmodic dan sedative. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dantannin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B. Bioaktivitasnya terbukti secara empirik sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan antihipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN
BANK BENIH TANAH (SOIL SEED BANK)
Angin berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka. Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memilki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu ekstrim. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan.
Pohon nangka dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir atau liat berlempung yang dalam dan beririgasi baik. Umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambut pun pohon ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah.
Kedalaman air tanah yang cocok bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1 - 2.5m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yang cukup tebal lapisan atasnya (kira-kira 1 m).
Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl.
PENYEBARAN BENIH (SEED DISVERSAL)
Nangka merupakan tanaman jenis pohon yang memiliki ukuran buah relatif besar, sehingga dalam penyebaran benihnya nangka memerlukan bantuan dari mahluk hidup lain karena ukuran biji nangka relatip besar seperti bantuan hewan dan bantuan manusia sehingga tumbuhan nangka dapat tersebar di berbagai tempat.
DORMANSI
Dormansi merupakan fase istirahat dari suatu organ tanaman yang mempunyai potensi untuk tumbuh aktif, karena mempunyai jaringan meristem. Pada fase ini pertumbuhan organ tersebut hanya terhenti sementara. Perhentian sementara ini hanya dinilai secara visual. Jadi mungkin saja pada organ tersebut masih berlangsung proses akumulasi senyawa–senyawa tertentu. Dan pada pematahan dormansi dapat diganti oleh zat kimia seperti KNO3, thiorea dan asam giberalin. Pada kenyataannya, pada organ secara visual disebut dormansi, sesungguhnya masih berlangsung perubahan-perubahan biokimia dan struktur mikroskopiknya.
Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut.
Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh:
Rendahnya/tidak adanya proses imbibisi air.
Proses respirasi tertekan/terhambat.
Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.
Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.
Beberapa cara pemecahan dormansi biji nangka yang dapat dilakukan antara lain :
Biji nangka dikikis sebagian kulitnya pada area yang tidak ada lembaganya menggunakan amplas. Kemudian direndam dalam air selama 10 menit.
Biji nagka direndam dalam air panas selama 10 menit.
Biji nangka direndam dalam air dingin selama 10 menit.
Biji nangka direndam dalam larutan asam sulfat pekat (H2SO4) selama 10 menit, kemudian dicuci dengan air.
PERKECAMBAHAN (GERMINASI)
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Adapun menurut Novijayanto, 1996 perkecambahan merupakan suatu proses pertumbuhan dari biji setelah mengalami masa dormansi serta bila kondisi-kondisi sekelilingnya memungkinkan.
Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman (tidur) mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan biji dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan biji, ukuran biji, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
Tingkat kemasakan biji
Apabila biji terlalu masam maka terjadi perkecambahannya sangat lambat bahkan tidak bisa sama sekali.
Ukuran biji, karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih.
Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan. Jika bahan-bahan tersebut kandungannya sedikit maka kecepatan biji untuk berkecambah terhambat.
Dormansi
Biji dorman adalah biji yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi).
Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Contoh zat-zat tersebut adalah herbisida, auksin, dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi .
Air
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh biji ada dua, yaitu sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya.
Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi. Pada umumnya, proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah.
Temperatur
Benih berkecambah biasanya pada temperatur dimana benih itu telah menyesuaikan dengan iklim di tempat benih tersebut dihasilkan.
BUDIDAYA TANAMAN NANGKA
Sentra Penanaman
Nangka merupakan buah utama bahkan dianggap sebagai pangan pokok pada saat kekurangan pangan. Di Asia Tenggara, nangka dipelihara dipekarangan dan dikebun buah campuran. Karena buahnya mudah sekali busuk, tidak dapat dilakukan perdagangan ekspor ke Australia, Eropa dan Malaysia.
Syarat Tumbuh
Iklim
Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya.
Rata-rata suhu udara minimum 16-21 °C dan suhu udara maksimum 31- 31,5 °C.
Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.
Media Tanam
Umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambutpun pohon ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah.
Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang optimum pH 6–7.
Pedoman Budidaya
Pembibitan
Persyaratan Bibit
Umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan bijinya, karena perbanyakkan dengan cangkok atau okulasi hanya sedikit persentase jadinya. Hal ini mungkin disebabkan kandungan lateksnya yang dapat menghambat proses persatuan. Seleksi dilakukan sejak masa pembibitan apabila ingin mendapatkan nangka yang bersifat unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi banyak dengan buah yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit yang baik adalah:
Bibit harus berasal dari jenis atau varietas yang unggul (produksi tinggi, buah berkualitas baik, berumur panjang dan tahan terhadap hama dan penyakit).
Bibit harus sehat yang dapat dilihat dari sosoknya yang kokoh, batangnya kuat, lurus dan tumbuh tegak, percabangan banyak serta daun bagian atas berwarna hijau segar dan mengkilap.
Penyiapan Bibit
Penanganan benih mencakup pencucian secara hati-hati untuk membuang kulit biji yang berlendir dan membuang bagian perikarp yang berupa tanduk; perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan. Benih disemai sewaktu masih segar, jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering. Benih yang memilki 40% dari kandungan air aslinya dan disimpan dalam wadah plastik yang kedap, dengan suhu udara 20 °C masih mampu berkecambah selama 3 bulan. Dalam kondisi yang memadai perkecambahan dapat diawali setelah 10 hari dan mencapai persentase perkecambahan 80-100% dalam jangka waktu 35-40 hari setelah disemai. Benih hendaknya diletakkan mendatar atau dengan hilumnya menghadap ke bawah untuk perkecambahan. Cara pembiakan pohon nangka dengan okulasi memerlukan keterampilan khusus dan pengalaman dan persentase jadinya rendah. Keuntungannya antaralain cepat berbuah dan sifatnya induknya dapat diturunkan. Tanaman yang digunakan sebagai pangkal bawah adalah anakan nangka atau cempedak yang asalnya dari biji.
Teknik Penyemaian Bibit
Biji disemai atau ditanam ke dalam kantong-kantong plastik yang sudah tersedia di bedengan sedalam setebal biji, setelah itu ditutup lapisan tanah tipis. Biji akan berkecambah dengan rata-rata daya kecambah dan persen jadi tanaman ± 90 %. Semai muda dipotkan selambat-lambatnya setelah berdaun empat helai, karena bibit yang lebih tua sulit untuk dipindahtanamkan (transplanting). Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara menyemaikan 1-2 benih langsung ke dalam satu wadah. Semai paling cocok disimpan di bawah naungan (50-70 % intensitas cahaya matahari penuh).
Pemeliharaan Pembibitan (Penyemaian)
Untuk bibit dari biji, penyiraman dilakukan secara teratur setiap pagi hari. Sebaiknya persemaian diberi naungan yang tidak terlalu rapat dan menghadap ke arah timur guna mencegah penguapan air yang terlalu cepat.
Pemindahan Bibit
Bibit yang akan diangkut ke lapangan penanaman sebaiknya disiram terlebih dahulu. Pengangkutan bibit ke lapangan penanaman dilakukan pagi atau sore hari dan dikerjakan dengan hati-hati. Pembongkaran bibit di lapangan dikerjakan hati-hati seperti halnya pada waktu pengangkutan.
Pengolahan Media Tanam
Persiapan
Sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan, perlu dilakukan pemeriksaan lapangan dan berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan ditentukan batas-batas areal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman nangka seperti gulma, genangan air, struktur serta pola tekstur tanah harus dibenahi/dikendalikan. Untuk itu tindakan pembersihan lapangan secara total, pengaturan drainase dan pengolahan tanah terutama di tempat yang akan dibuat lobang tanam.
Pembentukan Bedengan
Pengapuran
Apabila pH tanah bersifat terlalu asam atau basa maka perlu dilakukan beberapa upaya agar nangka bisa tumbuh dan memberikan hasil yang optimal. Apabila terlalu asam (pH<5) dapat ditambahkan kapur, jika terlalu basa (pH>7) bisa ditambahkan belerang. Dosis yang dipakai tergantung pada kondisi tanahnya namun sebagai pedoman 1 kg kapur atau belerang untuk 1 m 3 lobang tanam.
Pemupukan
Pada lobang tanam, tanah hasil galian dicampur dengan pupuk kandang 20 kg/lubang dan dolomit 0,5 kg/lubang (untuk menaikkan pH). Tanah campuran ini dimasukkan ke lubang 2-3 minggu sebelum penanaman. Seminggu sebelum tanam berilah pupuk NPK (15-15-15) 100 gram ke dalam lubang penanaman.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Pola usaha pekarangan adalah bertanam di lahan sekitar rumah. Hasil ini tidak semata-mata untuk dijual tetapi sebagian untuk dikonsumsi sendiri. Sedangakan pola usaha kebun yaitu bertanam di lahan yang jauh lebih luas dari pekarangan dengan pertimbangan hasilnya untuk memnuhi kebutuhan pasar, modal dan tenaga kerja cukup tersedia serta lahannya sesuai dengan persyaratan tempat tumbuh nangka.
Cara Penanaman
Penanaman dilakukan sore hari atau pagi hari pada permulaan musim penghujan yaitu saat curah hujan sudah cukup merata. Bibit ditanam pada lubang yang sudah tersedia, tegak lurus. Sebelum bibit ditanam, kantong plastik harus dibuang. Kalau penanaman dilakukan di luar musim penghujan atau karena adanya kelainan iklim, yaitu musim hujan tiba-tiba berubah menjadi kemarau lagi, maka bibit yang telah ditanam perlu disiram secara teratur.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan pada saat hujan masih turun di tahun pertama dan tahun kedua.
Penyiangan
Penyiangan atau membebaskan tanaman dari serangan gulma atau tumbuhan pengganggu dilakukan dengan cara membersihkan gulma secara manual atau kimia dari tanaman nangka dengan radius 1-2 m. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida misalnya Paracol 1,5 liter dalam 600 liter air per ha atau Roundup 2-3 liter dalam 800 liter air/ha. Penyiangan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah penanaman, selanjutnya setiap 2-4 bulan dilakukan selama 2-3 tahun. Penyiangan dilakukan dengan cara manual atau kimiawi.
Pemupukan
Pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang atau pupuk kompos 1-2 kali setahun sebanyak 20 kg per tanaman. Pemberian pupuk anorganik dilakukan satu minggu setelah penanaman dengan dosis 100 gram NPK per tanaman. Pemupukan kedua pada umur 6 bulan dengan dosis 150 gram NPK per tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada tanaman umur 12 bulan dengan dosis 200 gram per tanaman. Pemupukan keempat pada umur 18 bulan dengan dosis 250 gram per tanaman dan pemupukan kelima dilakukan pada tanaman umur 24 bulan dengan dosis 300 gram per tanaman. Selanjutnya bagi tanaman yang sudah berbunga pada lahan tidak subur dapat ditambahkan pupuk organik 650 gram atau pohon.
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman nangka membutuhkan drainase yang baik. Pengairan ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitasnya.
Pemeliharaan Lain
Pemangkasan dilakukan pada bagian tanaman yang tidak subur dan tidak produktif. Pemangkasan cabang dilakukan terhadap pohon nangka yang bertajuk rimbun agar sinar matahari tidak terhalangi sehingga merangsang perbungaan.
Agar buah nangka hasilnya baik dan besar, lakukan penjarangan buah. Buah yang mulai membesar bungkuslah dengan kantong/kertas semen yang sudah dicelupakan ke dalam larutan insektisida. Bisa juga dibungkus dengan anyaman dedaunan, misalnya menggunakan daun-daun palem atau anyaman kelapa. Tindakan ini dapat menghalangi serangan tikus atau kelelawar, dan memikat semut yang dapat mengusir serangga lain sehingga diperoleh buah yang kulitnya mulus dan cerah.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama
Ulat Diaphania caesalis yaitu penggerek pucuk, membuat terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda, dan buah. Pemotongan bagian yang terserang memutuskan daun hidupnya karena ulat-ulat ini akan menjadi pupa di dalam terowongan itu, buah dilindungi dengan dibungkus atau disemprot insektisida Thiodan 35 EC. Penggerak kulit batang berupa ulat-ulat Indarbela tetraonis dan Batocera rufomaculata diberantas dengan mengasap lubang-lubang mereka/disemprot dengan insektisida sistemik yang mengandung bahan aktif karboril (Sevin 85 S).
Kumbang-kumbang belalai (weevil) coklat yang menyerang kuncup, Ochyromera artocarpi, merupakan hama nangka yang khas. Tempayaknya (grubs) masuk ke dalam kuncup dan buah yang masih lunak, yang dewasa memakan daun. Bagian tanaman yang terserang dihancurkan, dan diperlukan insektisida. Menyeruaknya kumbang bersayap selaput (spittle bug), Cosmoscarata relata, memakan daun muda. Nimfa hidup bersama-sama dalam suatu massa busa yang disekresi oleh mereka, nimfa dipungut dan dihancurkan.
Larva lalat buah, Dacus dorsalis dan D. umbrosus sering menyerang buah. Untuk menghindari serangannya, buah nangka hendaknya dibungkus, buah yang matang atau kelewat matang jangan dibiarkan bergeletakkan di tanah, tetapi hendaknya dikubur dalam-dalam, dan penyemprotan pada umpan dapat dilakukan.
Hama-hama lainnya adalah bermacam-macam serangga pengisap, seperti kutu tepung, afid, lalat putih, dan 'thrips', juga ulat perekat daun. Hama nangka yang lain adalah kepik Helopeltis (Miridae, Hemiptera). Nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan bagian tanaman yang masih muda (daun dan buah). Ukuran telurnya 1,5 m, diletakkan dengan cara ditusukkan pada jaringan tanaman. Masa inkubasi 5-7 hari. Nimfa dan kepik dewasa warnanya bervariasi, hijau atau kuning-kehitaman dan kuning oranye. Mengalami 5 kali masa instar. Kepik dewasa panjangnya berkisar 6,5-7,5 mm dengan kemampuan bertelur sampai 18 butir. Beberapa musuh alami diantaranya yang berupa parasit adalah Euphorus helopeltis, Erythmelus helopeltis dan sebagai predator adalah Sycanus leucomesus, Isyndrus sp. dan Cosmolestes picticeps. Untuk pengendaliannya populasi biasanya terkendali oleh musuh alam apabila populasi tinggi dapat dilakukan dengan insektisida misal Lannate 25 WP, Atabron 50EC.
Penyakit
Bakteri Erwinia carotovora sering menyerang pohon nangka, juga cempedak. Jamur tersebut pertama kali menyerang bagian pucuk dan turun pada tajuk berikutnya. Serangan yang hebat dapat mematikan pohonnya. Di India dilaporakan serangan busuk akar dan busuk batang dilakukan oleh jamur Rhizopus artocarpi yang menyebabkan keruguian tanaman hingga 15-30 %. Jamur ini umunya meyerang tunas bunga. Beberapa penyakit yang cukup penting antara lain Colletotrichum lagenarium, Phomopsis artocarpina, Septoria artocarpi, dan Corticium salmonicolor. Jamur tersebut kebanyakan menyerang pada musim penghujan. Pemotongan bagian tanaman yang terserang akan banyak membantun mengatasi serangan, di samping itu sanitasi kebun dan pemupukan dapat meningkatkan kesehatan tanaman.
PANEN
Ciri dan Umur Panen
Kematangan buah ditentukan melalui kriteria sebagai berikut:
Apabila buah tersebut dipukul-pukul dengan benda (misalnya punggung pisau) akan berbuyi nyaring.
Perubahan warna kulit buahnya dari hijau pucat ke kuning kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan.
Mengeluarkan bau yang khas atau aromanya harum.
Durinya mulai lunak dan jarak satu duri dengan duri lainnya semakin lebar
Kulit buah terlihat seperti akan pecah.
Cara Panen
Cara pemetikan buah nangka matang ialah gagangnya dipotong dengan pisau tajam dan buah nangka itu diturunkan dengan hati-hati. Pohon nangka yang berbuah besar berbuah pada umur 5-10 tahun sedangkan nangka mini pada umur 1,5-2 tahun. Pada umumnya buah masak setelah 8 bulan sejak bunganya muncul.
Periode Panen
Umur maksimum produksi buah 20-30 tahun, sesudah itu harus diremajakan. Hasil buah per tahun per pohon beragam umumnya berkisar 8-12 buah / pohon / tahun.
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
PENGARUH MEDIA TANAM (Tanah dan Pasir )
DAN KOMPOSISI PUPUK TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN NANGKA
(Artocarpus integra)
Tujuan Percobaan
Mengetahui keefektifan media tanam terhadap pertumbuhan tanaman nangka (Arcocarpus integra).
Mengetahui pengaruh komposisi pupuk dalam memicu percepatan pertumbuhan tanaman nangka (Artocarpus integra).
Pendahuluan
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh adanya pembelahan sel (pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel (pertambahan ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif, yaitu dapat diukur menggunakan alat Auksanometer. Pertumbuhan tumbuhan berlangsung sepanjang hidupnya.
Perkembangan adalah suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa atau terspesialisasinya sel-sel menuju ke struktur dan fungsi tertentu atau proses perubahan bentuk (morfogenesis). Perkembangan ditandai dengan adanya kemampuan untuk berkembang biak. Perkembangan bersifat kualitatif, hanya bisa diukur dari perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan selalu berjalan bersamaan. Terdapat tiga jenis fase pertumbuhan dan perkembangan, yaitu fase pembelahan sel, fase pembesaran ukuran sel, dan fase deferensiasi sel.
Pertumbuhan dan perkembangan awal dari tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Potensi biji untuk tumbuh menjadi individu baru, yaitu embrio dan cadangan makanan. Embrio terdiri dari: radikula (embrio akar), plumula (embrio daun), epikotil (embrio pucuk), dan hipokotil (embrio batang).
Perkecambahan (Germinasi).
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio atau munculnya plantula (tumbuhan kecil dari dalam biji). Perubahan embrio saat perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar, selanjutnya plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun. Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah, dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu hipogeal dan epigeal.
Perkecambahan Hipogeal.
Terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Perkecambahan Epigeal.
Terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah. Kotiledon berada di atas tanah.
Proses germinasi di mulai ketika biji menyerap air (imbibisi). Air menyebabkan pecahnya lapisan luar biji dan mendorong hormon & enzim aktif bekerja. Enzim akan mengambil oksigen untuk metabolisme sel, sehingga berlangsung proses oksidasi makanan dalam endosperm (kotiledon) biji hasil pertumbuhan biji.
Tahap-tahap dalam germinasi:
Imbibisi.
Sekresi hormon giberelin dan enzim amilase.
Hidrolisis cadangan makanan.
Pengiriman bahan makanan dan hormon ke titik tumbuh.
Asimilasi (fotosintesis).
Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi: Pertumbuhan primer dan Pertumbuhan sekunder. Proses pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi sifat genetik yang ada di dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan. Sedangkan faktor dari luar meliputi nutrien, air, cahaya, suhu udara, oksigen, kelembaban, dan media tanam.
Alat Dan Bahan
Alat
Pencungkil
Polybag
Alat siram
Kamera
Alat tulis
Bahan
Sampel media tanam ( Tanah dan Pasir )
Air
Pupuk ( Pupuk Kandang, NPK )
4 buah biji nangka
Prosedur Percobaan
Siapkan alat dan bahan
Tanam biji nangka pada tanah hingga nampak tumbuh tunas. (proses beberapa hari)
Beri identitas pada polybag, (Polybag A Pasir, Polybag A Tanah, Polybag B Pasir, dan Polybag B Tanah).
Masukan tanah pada polybag
Campurkan pupuk kandang pada masing-masing polybag beridentitas A.
Campurkan pupuk NPK pada masing-masing polybag beridentitas B.
Tanam bibit nangka pada masing-masing polybag yang telah diberi pupuk kandang dan NPK.
Siram dengan air setiap pagi dan sore
Amati dan catat setiap pertumbuhan tanaman nangka setiap dua hari sekali. (Ambil foto tanamaan).
Masukan data pada tabel.
Hasil Pengamatan
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman nangka selama 3 bulan
NO
HARI KE-
HASIL PENGAMATAN
Tanah
Pasir
Polybag A
Polybag B
Polybag A
Polybag B
1*
2*
3*
1*
2*
3*
1*
2*
3*
1*
2*
3*
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
52
54
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90
*Keterangan :
Tinggi tanaman
Diameter Batang
Jumlah daun yang tumbuh
Foto hasil pengamatan
Foto Polybag A Tanah Hari Ke.................
Foto Polybag B Tanah Hari Ke................
Foto Polybag A Pasir Hari Ke.................
Foto Polybag B Pasir Hari Ke................
Foto hasil pengamatan
Foto Polybag A Tanah Hari Ke.................
Foto Polybag B Tanah Hari Ke................
Foto Polybag A Pasir Hari Ke.................
Foto Polybag B PasirHari Ke................
Foto hasil pengamatan
Foto Polybag A Tanah Hari Ke.................
Foto Polybag B Tanah Hari Ke................
Foto Polybag A Pasir Hari Ke.................
Foto Polybag B PasirHari Ke................
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011). Dormansi. [Online]. Tersedia : http://ibnati.blogspot.com/2011/11/dormansi.html. [15 Juni 2014].
Anonim. (2014). Nangka. [Online]. Tersedia: http://www.wikipedia.com. [15 Juni 2014].
Anonim. (2013). Tipe Perkecambahan. [Online]. Tersedia: http://chachubbygirl.blogspot.com/2013_04_01_archive.html. [15 Juni 2014].
Sundari, fajar. (2012). Kayu Nangka. [Online]. Tersedia: http://fajarsundari146.wordpress.com/2012/01/12/kayu-nangka-artocarpus-heterophylla-lamk/. [15 Juni 2014].