Kata Pengantar Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, SMF Paru telah dapat menyusun Standar Pelayanan Medis serta Standar Prosedur Operasional Tindakan Medis dan Terapi Staf Medik Medik Fung Fungsio siona nall yang yang biasa biasa dilak dilakuka ukan. n. Stand Standar ar terse tersebu butt telah telah menga mengalam lamii reisi reisi,, disesuaikan dengan kema!uan di bidang teknologi kedokteran. Dengan demikian, isi atau a"uan langkah#langkah prosedur tersebut dapat dilaksanakan dengan baik serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan pada pasien, sehingga tu!uan untuk memberikan pelayanan sebaik#baiknya di rumah sakit insya $llah dapat ter"apai. Terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah membantu membantu menyusun menyusun % mereisi mereisi protap standar ini, sehingga ker!a keras kita dapat berguna dan bermanfaat buat kita dan pasien khususnya. &ami harapkan Standar Pelayanan Medis ini dapat digunakan pada setiap ker!a dalam memberikan pelayanan pada pasien.
'akarta, ( September )*+( umah Sakit -mum Daerah Embung Fatimah &a. SMF Paru,
dr. Dianiati &usumo Sutoyo, SpP&/ 01P 2 +345*(*6 +357*( )**+
i
Kata Pengantar Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, SMF Paru telah dapat menyusun Standar Pelayanan Medis serta Standar Prosedur Operasional Tindakan Medis dan Terapi Staf Medik Medik Fung Fungsio siona nall yang yang biasa biasa dilak dilakuka ukan. n. Stand Standar ar terse tersebu butt telah telah menga mengalam lamii reisi reisi,, disesuaikan dengan kema!uan di bidang teknologi kedokteran. Dengan demikian, isi atau a"uan langkah#langkah prosedur tersebut dapat dilaksanakan dengan baik serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan pada pasien, sehingga tu!uan untuk memberikan pelayanan sebaik#baiknya di rumah sakit insya $llah dapat ter"apai. Terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah membantu membantu menyusun menyusun % mereisi mereisi protap standar ini, sehingga ker!a keras kita dapat berguna dan bermanfaat buat kita dan pasien khususnya. &ami harapkan Standar Pelayanan Medis ini dapat digunakan pada setiap ker!a dalam memberikan pelayanan pada pasien.
'akarta, ( September )*+( umah Sakit -mum Daerah Embung Fatimah &a. SMF Paru,
dr. Dianiati &usumo Sutoyo, SpP&/ 01P 2 +345*(*6 +357*( )**+
i
DAFTAR ISI &ata Pengantar Daftar 1si I. INFEKSI $. 8ronkiektasis 8ronkiektasis 8. Pneumonia +. &omuniti 9$P/ ). 0osokomial :$P/ (. ;$P entilator a<"uired pneumonia/ 7. Pneumonia%$spirasi 8enda $sing 9. 8ronkitis akut D. Tuberkulosis +. MD dan =D ). Pleuritis T8 (. Drug Drug 1ndu"e 1ndu"e :epati :epatitis tis 7. &o infe infeks ksii T8 T8 >:1 >:1; ; 4. &ond &ondis isii &hus &husus us E. Penyakit 'amur Paru F. $bses Paru ?. S$S :. $ian 1nfluen@a :40+/ 1. Empiema Toraks '. 8ronkiolitis &. SAine Flu :+0+/
Hal
i ii + ) 7 7 6 6 +* +) +7 +7 +5
)( )4 )5 () (6 (3 7*
II. PENYAKIT PENYAKIT PARU PARU OBSTRUKSI OBSTRUK SI $. $sma 8. PPO& 9. Sindrom henti napas sleep disorder breathing/
7) 74 75
III. GAWAT GAWAT NAPAS $. :emoptisis 8. Pneumotoraks 9. 9edera Paru $kut D. $DS E. Emboli Paru F. Edema Paru ?. Tenggelam near droAning/ :. Trauma toraks 1. ?agal napas akut '. Pneumomediastinum &. &or Pulmonale &ronik
4+ 4( 44 46 43 B+ B( B4 B5 6+ 6(
ii
IV. KEGANASAN RONGGA TORAKS $. &anker paru 8. 0odul Paru Soliter 9. Tumor Metastasis di paru D. Tumor Mediastinum E. Mesothelioma Tumor Primer Pleura/ F. 0odul Paru Soliter
66 5( 54 55 3( 3B
V. IMUNOLOGI Sindrom Steens 'ohnson $kibat $lergi Obat 1nterstitial Cung disease
33
VI. PENYAKIT PARU LINGKUNGAN & KERA $. Penyakit Paru &er!a 8. Penyakit paru akibat polusi udara dalam ruangan 9. 8isinosis D. Pemeriksaan &esehatan E. Pneumonitis :ipersensitiiti F. $sbestosis ?. Silikosis :. $sma &er!a 1. Smoking 9essation
+*) +*4 +*6 +*3 +++ ++7 ++B ++3
VII. FAAL PARU Faal Paru Spirometri/
+))
iii
INFEKSI
+
0o. 19D#=2 '.76
I. Na!a Pen"a#$t +. Definisi
). Diagnosis
BRONKIEKTASIS 1alah penyakit paru dengan pelebaran bronkus dan kerusakan dinding bronkus yang bersifat kronik dan menetap. 8iasanya ter!adi pada per"abangan ke 7%4 dari bronkus yang penampangnya lebih dari ) mm •
•
•
•
•
(. Pemeriksaan penun!ang a. -mum
•
Foto toraks P$ lateral Caboratorium rutin darah2 hitung lekosit meningkat &ultur mikroorganisme u!i resistensi sputum 9T s"anning toraks resolusi tinggi :9T/ Pengambilan bahan untuk biakan u!i resistensi mikroorganisme penyebab dengan aspirasi transtrakeal, bronkoskopi dengan sikat kateter terlindung ganda Foto sinus paranasalis !ika di"urigai ada sinusitis Faal paru Pemeriksaan fokal infeksi di gigi
• • • • •
1nfeksi paru berulang Dyskinetic cilia syndrome &istik fibrosis &elainan struktur bronkial kongenital Defisiensi pertahanan tubuh termasuk :1;/
•
•
Fibrosis paru T8 paru 8ronkitis kronik
•
Fibrosis kistik
• • •
b. &husus
• •
• •
). Faktor risiko
(. Diagnosis banding
Tanda dan ge!ala yang timbul tergantung dari beratnya penyakit, luasnya lesi, lokasi, ada tidaknya komplikasi dan penyakit yang mendasari ?e!ala klinis dapat tidak ditemukan atau berupa batuk kronik, dahak purulen, demam, lemah dan berat badan menurun atau batuk darah. Pada keadaan lan!ut dapat disertai sesak napas 8atuk dengan dahak banyak, purulen terutama ter!adi setelah istirahat lama terlentang tidur/ Se"ara makroskopik di!umpai sputum ( lapis lapisan busa, purulen dan mukoid/ &elainan anatomi berupa pelebaran bronkus yang dapat terlihat dengan pemeriksaan bronkografi, 9T s"an toraks dan kadang#kadang dengan foto toraks biasa
•
7. Terapi a. Medikamentosa
• •
• • • •
b.
0on medikamentosa
• •
•
". &husus
4. PeraAatan rumah sakit
B. Penyulit komplikasi/
$ntibiotika bila ada tanda#tanda infeksi $nti inflamasi !angka pan!ang makrolid dosis rendah / ) &ortikosteroid pada saat inflamasi akut Simptomatik2 mukolitik dan ekspektoran 8ronkodilator bila ada obstruksi &oagulan bila batuk darah Oksigen Fisioterapi Postural drainage bila dahak amat banyak Breathing Exercises Coughing Exercises 9u"i bonkus atau bronchial toilet , bila produksi sputum amat banyak
Pembedahan lobektomi atau pneumonektomi bila kelainan unilateral disertai keluhan infeksi dan batuk darah berulang aAat inap pada bronkiektasis dgn penyulit misal infeksi berulang atau hemoptisis • • •
Sepsis :emoptisis masif ?agal napas
6. Informed consent surat persetu!uan/
Perlu bila ada diagnostik inasif
5. Masa pemulihan% Cama raAat
+#) minggu bila tidak ada penyulit/
3. 8idang terkait
• • • • •
+*. Fasilitas khusus
• •
++. Prognosis a. $d fungsionam b. $d sanasionam
Mikrobiologi ehabilitasi medik 8edah toraks T:T ?igi O& bila dilakukan tindakan bedah 19- bila memerlukan entilator mekanik
Dubia ad bonam Dubia ad bonam
". $d itam
Dubia ad bonam (
0o. 19D#=2 '.+5
II. Na!a %en"a#$t
PNEUMONIA
+. Definisi
ialah peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme bakteri, irus, !amur, parasit, proto@oa/, bukan disebabkan M.tb
0ama penyakit
PNEUMONIA KOMUNITI
+. Definisi
Pneumonia yang didapat di masyarakat
). Diagnosis
Diagnosis didapatkan dari anamnesis, ge!ala klinik, pemeriksaan fisis, foto toraks dan laboratorium. Diagnosis pasti ditegakkan !ika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan ) atau lebih ge!ala di baAah ini 2 • 8atuk#batuk bertambah • Perubahan karakteristik dahak % purulen • Suhu tubuh (5 *9 aksila/ % riAayat demam • Pemeriksaan fisis 2 ditemukan tanda#tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki • Ceukosit +*.*** atau 74** Penilaian dera!at keparahan penyaki dilakukan dengan menggunakan system skor menurut Pneumonia Patient Outcome Research eam POT/ dgn modifikasi PDP1
(. Pemeriksaan penun!ang (.+. -mum
• •
• • • •
(.). &husus
7. Faktor risiko
•
• • • • •
Foto toraks P$ dan lateral Caboratorium rutin darah - !umlah leukosit meninggi pada hitung !enis terdapat dominasi sel leukosit PM0 PeAarnaan ?ram sputum Sputum Mikroorganisme u!i resistensi 9P Prokalsitonin Pemeriksaan biakan mikroorganisme dan u!iresistensi dari2 Darah - $spirat transtrakea - $spirat transtorakal 8ilasan bronkus -sia lebih dari B4 tahun iAayat pengobatan antibiotik Pe"andu alkohol Penyakit gangguan kekebalan selain :1;/ Penyakit penyerta yang multipel
• • • • • •
4. Diagnosis banding
• • • •
B. Terapi B.+. Medikamentosa
•
• •
• • • •
B.). 0on medikamentosa
• • •
B.(. &husus
• •
•
6. PeraAatan rumah sakit
5. Penyulit komplikasi/
Penghuni rumah !ompo Memiliki penyakit dasar kelainan !antung paru 8ronkiektasis Pengobatan kortikosteroid +* mg%hari ?i@i kurang :1; Tumor paru T8 paru Mikosis paru Efusi pleura bila lesi terletak di lobus baAah paru/
$Aal terapi antibiotik bersifat empirik dan harus diberikan 5 !am $ntibiotika sesuai hasil bakteriologik Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik dan ekspektoran 'angan mengganti antibiotik sebelum 6) !am $nti inflamasi sistemik dalam keadaan berat/ 1mmunoglobulin %1;1? dalam keadaan berat/ $"tiated Protein 9%$P9 dalam keadaan berat/ 1stirahat -ntuk penderita yang membutuhan O) Minum se"ukupnya untuk mengatasi dehidrasi Pengisapan lendir bila perlu dengan bronkoskop Bronchial toilet bila terdapat2 retensi sputum atelektasis ;entilator mekanis bila ter!adi gagal napas
1ndikasi raAat inap bila penderita Mempunyai skor POT lebih dari 6* • 8ila skor kurang dari 6* diraAat bila disertai salah • satu kriteria, yaitu 2 frekuensi napas (*%mnt lesi foto toraks melibatkan ) lobus atau bilateral TD sistolik 3* mm:g atau diastolik B* mm:g PaO)%F+O) )4* mm:g Pneumonia pada pengguna 0$PG$ •
5.+. &arena penyakit
$bses paru Empiema $telektasis Sepsis ?agal napas &omorbid lainnya
• • • • • •
5.). &arena tindakan dihilangkan 3. Informed consent surat persetu!uan/ +*. Masa pemulihan% Cama raAat ++. 8idang terkait
# Perlu, bila diperlukan tindakan diagnostik inasif atau pemasangan entilator mekanik
± + minggu tanpa komplikasi/ • • •
adiologi Patologi &linik Mikrobiologi
+). Fasilitas khusus
19- bila ter!adi gagal napas
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
B
0o. 19D#=2 '.+5
Na!a %en"a#$t
PNEUMONIA NOSOKOMIAL HOSPITAL A'(UIRED PNEUMONIA)*
Definisi
• Pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang ter!adi setelah pasien 75 !am diraAat di rumah sakit dan disingkirkan semua infeksi yang inkubasinya ter!adi sebelum masuk rumah sakit
+. Diagnosis
•
•
). Pemeriksaan penun!ang ).+. -mum
• •
• •
•
•
• •
Onset pneumonia yang ter!adi 75 !am setelah diraAat di rumah sakit dan tidak dalam masa inkubasi Diagnosis pneumonia nosokomial ditegakkan atas dasar 2 Foto toraks 2 terdapat infiltrat baru atau progresif Ditambah ) diantara berikut ini 2 suhu tubuh (5 *9 sekret purulen leukositosis
Foto toraks P$ dan lateral Caboratorium rutin darah pada hitung !enis terdapat dominasi sel leukosit PM0 PeAarnaan ?ram sputum Sputum Mikroorganisme u!i resistensi anaerob, aerob dan atipik Pemeriksaan biakan mikroorganisme dan resistensi dari2 # Darah - $spirat transtrakea - $spirat transtorakal 8ilasan bronkus Sikatan bronkus dengan kateter ganda terlindung dan bronchoal!eolar la!age 8$C/ Pemeriksaan analisis gas darah untuk membantu menentukan berat penyakit 9P 9 ea"tie Protein/ Prokalsitonin
).). &husus
• •
(. Faktor risiko
•
•
7. Diagnosis banding
• • • •
4. Terapi 4.+. Medikamentosa
•
•
9T S"an Toraks 8iopsi paru Faktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuh - Penyakit kronik penyakit !antung, PPO&, 6 diabetes, alkoholisme, a@otemia/, peraAatan rumah sakit yang lama, pemakaian obat tidur, perokok, intubasi, malnutrisi, umur lan!ut, pemakaian steroid, pengobatan antibiotik, Aaktu operasi yang lama, sepsis, syok haemoragik, infeksi berat di luar paru dan "idera paru akut a"ute lung in!ury/ serta bronkiektasis Faktor eksogen Pembedahan Penggunaan antibiotik Peralatan terapi pernapasan Pemasangan alat#alat bantu antara lain 2 akses ena dan kateter urin Pemasangan pipa%selang nasogastrik, pemberian antasida dan alimenrasi enteral Cingkungan rumah sakit infe"tion "ontrol tidak ber!alan dengan baik/ "ontohnya 2 Petugas rumah sakit "u"i tangan tidak sesuai dengan prosedur Penatalaksanaan dan pemakaian alat yang tidak sesuai prosedur Pasien dengan kuman MD dan tidak diraAat di ruang isolasi T8 paru Tumor paru Mikosis paru Efusi pleura bila lesi terletak di lobus baAah paru/
Semua terapi aAal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang harus mampu men"akup sekurang#kurangnya 3*H dari patogen yang mungkin sebagai penyebab, termasuk dengan memperhitungkan pola resistensi setempat Terapi aAal antibiotik se"ara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis dan "ara pemberian yang adekuat untuk men!amin efektiiti yang maksimal. Pemberian terapi emperis harus intraena dengan sulih terapi pada pasien yang terseleksi, dengan respons klinis dan fungsi saluran "erna yang baik.
•
•
•
•
•
•
4.). 0on medikamentosa
•
• • • •
4.(. &husus
•
• • • •
B. PeraAatan rumah sakit 6. Penyulit komplikasi/ 6.+. &arena penyakit
Pemberian antibiotik se"ara de#eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada hasil kultur yang berasal dari saluran napas baAah dan ada perbaikan respons klinis &ombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi kuman MD 'angan mengganti antibiotik sebelum 6) !am, ke"uali !ika keadaan klinis memburuk Data mikroba dan sensitiiti dapat digunakan 5 untuk mengubah pilihan empirik apabila respons klinik aAal tidak memuaskan. Modifikasi pemberian antibiotik berdasarkan data mikrobial dan u!i kepekaan tidak akan mengubah mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik%ekspektoran, bronkodilator Terapi oksigen dengan berbagai !enis nasal kanul, simple mask, "on Rebreathing Mask , Rebreathing Mask , 0on 1nasie ;entilator ataupun pemasangan pipa endotrakeal%ETT dan entilator mekanik/ Pen"egahan kolonisasi pada orofaring dan lambung Pen"egahan aspirasi saluran napas baAah Pen"egahan inokulasi eksogen Mengoptimalkan pertahanan tubuh pasien Fisioterapi dada Pengisapan lendir dengan su"tioning dan bronkoskop 8ron"hial toilet bila terdapat2 ;entilator mekanik bila ter!adi gagal napas Pemasangan pipa nasogastrik Pemberian obat proteksi lambung seperti 2 PP1, antasida, :) inhibitor dll
PeraAatan raAat inap
• • • • •
# $bses paru Empiema $telektasis paru Septikemia ?agal napas
6.). &arena tindakan
5. Informed consent surat persetu!uan/
# Perlu, bila diperlukan tindakan diagnostik inasif atau pemasangan entilator mekanis
3. Masa pemulihan
± + minggu bila tidak ada penyulit
+*. 8idang terkait
• • • •
adiologi Patologi &linik Mikrobiologi 1ntensiist
++. Fasilitas khusus
:9-,19- bila ter!adi gagal napas
+). Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
Dubia ad malam Dubia ad malam Dubia ad malam 3
0o. 19D#=2 '.+5
Na!a %en"a#$t
VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA VAP)
Definisi
• !entilator associated #neumonia adalah pneumonia yang ter!adi lebih dari 75 !am setelah pemasangan intubasi endotrakeal
+(. Diagnosis
•
•
+7. Pemeriksaan penun!ang +7.+. - -mum
• •
• •
•
•
• •
+7.).
&&husus
• •
+4. Faktor risiko +B. Diagnosis banding
• • • • •
Onset pneumonia yang ter!adi 75 !am setelah pemakaian entilator dan tidak dalam masa inkubasi Diagnosis entilator asso"iated pneumonia ditegakkan atas dasar 2 Foto toraks 2 terdapat infiltrat baru atau progresif Ditambah ) diantara berikut ini 2 suhu tubuh (5 o9 sekret purulen leukositosis
Foto toraks P$ dan lateral Caboratorium rutin darah pada hitung !enis terdapat dominasi sel leukosit PM0 PeAarnaan ?ram sputum Sputum Mikroorganisme u!i resistensi anaerob, aerob dan atipik Pemeriksaan biakan mikroorganisme dan resistensi dari2 # Darah - $spirat transtrakea - $spirat transtorakal 8ilasan bronkus Sikatan bronkus dengan kateter ganda terlindung dan bronchoal!eolar la!age 8$C/ Pemeriksaan analisis gas darah untuk membantu menentukan berat penyakit 9P 9 ea"tie Protein/ Prokalsitonin
9T S"an Toraks 8iopsi paru PeraAatan dengan memakai ETT% entilator T8 paru Mikosis paru &eganasan rongga toraks Efusi pleura bila lesi terletak di lobus baAah paru/
+6. Terapi
+6.+.
MMedikamentosa
•
Terapi aAal antibiotik spektrum luas dengan memperhitungkan pola resistensi setempat Terapi aAal antibiotik se"ara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis dan "ara pemberian yang adekuat untuk men!amin efektiitas yang maksimal. Pemberian terapi empiris harus intraena dengan sulih terapi pada pasien yang terseleksi, dengan respons klinis dan fungsi saluran "erna yang baik. Pemberian antibiotik se"ara de#eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada hasil kultur yang berasal dari saluran napas baAah dan ada perbaikan respons klinis &ombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi kuman MD 'angan mengganti antibiotik sebelum 6) !am, ke"uali !ika keadaan klinis memburuk Data mikroba dan sensitiiti dapat digunakan untuk mengubah pilihan empirik apabila respons klinik aAal tidak memuaskan. Modifikasi pemberian antibiotik berdasarkan data mikrobial dan u!i kepekaan tidak akan mengubah mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik%ekspektoran dan bronkodilator
•
•
•
•
•
•
+6.). 00on medikamentosa
Pen"egahan kolonisasi pada orofaring dan lambung Pen"egahan aspirasi saluran napas baAah Pen"egahan inokulasi eksogen Mengoptimalkan pertahanan tubuh pasien Fisioterapi dada
• • • • •
+6.(.
&&husus
Pengisapan lendir bila perlu dengan su"tioning dan bronkoskop 8ron"hial toilet bila terdapat2 ;entilator mekanik bila ter!adi gagal napas
•
• •
+5. PeraAatan rumah sakit +3. Penyulit komplikasi/ +3.+. &&arena penyakit
PeraAatan raAat inap # • • • •
Sepsis ?agal napas $bses paru Empiema
•
+3.).
&&arena tindakan
)*. Informed consent surat persetu!uan/
$telektasis paru
# Perlu, bila diperlukan tindakan pemasangan entilator mekanis
)+. Masa pemulihan
± ) > 7 minggu
)). 8idang terkait
• • •
adiologi Patologi &linik Mikrobiologi
)(. Fasilitas khusus
19- isolasi
)7. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
Dubia ad malam Dubia ad malam Dubia ad malam
diagnostik
inasif
atau
0o. 19D#=2 '.+5
Na!a %en"a#$t
PNEUMONIA + ASPIRASI BENDA ASING
+. Definisi
ialah peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme bakteri, irus, !amur, parasit, proto@oa/, akibat aspirasi benda asing berupa "airan. iAayat aspirasi "airan, sesak napas tiba#tiba setelah aspirasi dan disertai ge!ala infeksi. Diagnosis pasti ditegakkan !ika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan ) atau lebih ge!ala di baAah ini 2 • 8atuk#batuk bertambah • Perubahan karakteristik dahak % purulen • Suhu tubuh (5 *9 aksila/ % riAayat demam • Pemeriksaan fisis 2 ditemukan tanda#tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki • Ceukosit +*.*** atau 74** Penilaian dera!at keparahan penyaki dilakukan dengan menggunakan system skor menurut Pneumonia Patient Outcome Research eam POT/ dgn modifikasi PDP1
). Diagnosis
(. Pemeriksaan penun!ang (.+. -mum
• Foto toraks P$ dan lateral • •
• •
(.). &husus
• •
7. Faktor risiko
8ronkoskopi Caboratorium rutin darah pada hitung !enis terdapat dominasi sel leukosit PM0 PeAarnaan ?ram sputum Sputum Mikroorganisme, u!i resistensi, anaerob, aerob dan atipik 9T s"an toraks Pemeriksaan biakan mikroorganisme dan u!iresistensi dari2 Darah - $spirat transtrakea - $spirat transtorakal 8ilasan bronkus
• ?angguan neuromuskuler • $nesthesia • Penyakit serebroaskuler • &era"unan obat dan alkohol • Meningitis dan ensefalitis • ?angguan metabolik • &esadaran menurun, koma atau syok • ?angguan menelan • Penyakit saluran "erna, akalasia esofagus
• • • • • • 4. Diagnosis banding
B. Terapi B.+. Medikamentosa
B.). 0on medikamentosa B.(. &husus
gangguan pengosongan lambung, ileus, muntah pipa endotrakeal dan pipa nasogaster obstruksi esophagus, diertikulum atau fistula trakeoesofagus neoplasma yang melibatkan daerah pita suara trakeostomi DroAning tenggelam/
1CD interstitial lung diseases/ Mikosis paru Tumor paru
Obat simptomatik seperti analgetik dan antipiretik, mukolitik dan bronkodilator $ntibiotik $nti inflamasi Terapi oksigen 8ronkoskopi
8ronkoskopi atau pembedahan untuk pengambilan benda asing
6. PeraAatan rumah sakit
-mumnya raAat inap
5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
• • • •
5.). &arena tindakan
1nfeksi Sulit menelan disfagia/, $telektasis paru ?agal napas
# ?agal napas
3. Informed consent surat persetu!uan/
Diperlukan terutama bila dilakukan tindakan tindakan
+*. Masa pemulihan
I ) > 7 minggu
++. 8idang terkait
• • • •
+). Fasilitas khusus
•
adiologi T:T 8edah toraks $nestesi O&
•
19-
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Na!a %en"a#$t
PNEUMONIA + ASPIRASI BENDA ASING
+7. Definisi
Obstruksi saluran napas akibat inhalasi benda asing seperti ka"ang, mainan, koin logam, makanan, minuman, gigi palsu dan lain#lain masuk dalam saluran napas
+4. Diagnosis
iAayat aspirasi benda asing, sesak napas tiba#tiba setelah aspirasi dan sulit berbi"ara. Foto toraks terdapat gambaran benda yang teraspirasi terutama bila mengandung logam
+B. Pemeriksaan penun!ang +B.+. -mum +B.).
&husus
Foto toraks P$ dan lateral • •
+6. Faktor risiko
• ?angguan neuromuskuler • $nesthesia • Penyakit serebroaskuler • &era"unan obat dan alkohol • Meningitis dan ensefalitis • ?angguan metabolik • &esadaran menurun, koma atau syok • ?angguan menelan • Penyakit saluran "erna, akalasia esofagus • gangguan pengosongan lambung, ileus, muntah • pipa endotrakeal dan pipa nasogaster • obstruksi esophagus, diertikulum atau fistula • •
+5. Diagnosis banding
+3. Terapi
8ronkoskopi 9T s"an toraks
trakeoesofagus neoplasma yang melibatkan daerah pita suara trakeostomi
Tumor paru Pneumonia Mikosis paru
+3.+.
MMedikamentosa
+3.). +3.(.
0on medikamentosa &husus
Obat simptomatik seperti analgetik dan antipiretik, mukolitik dan bronkodilator $ntibiotik Suplementasi oksigen
8ronkoskopi atau pembedahan untuk pengambilan benda asing
)*. PeraAatan rumah sakit
-mumnya raAat inap
)+. Penyulit komplikasi/ )+.+. &arena penyakit
• • • •
)+.).
&arena tindakan
+* 1nfeksi Sulit menelan disfagia/, $telektasis paru ?agal napas
#
)). Informed consent surat persetu!uan/
Diperlukan terutama bila dilakukan tindakan tindakan
)(. Masa pemulihan
I+ minggu
)7. 8idang terkait
• • • •
)4. Fasilitas khusus
• •
)B. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
adiologi T:T 8edah toraks $nestesi O& 19-
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam ++
0o. 19D#=2 '.)*
III. Na!a %en"a#$t
BRONKITIS AKUT
+. Definisi
Proses radang akut pada saluran baAah. Tidak di!umpai kelainan radiologi. Penyebab tersering adalah irus. 8ila berlangsung lebih dari 4 > 6 hari dan ter!adi perubahan Aarna sputum perlu dipikirkan infeksi bakteri
). Diagnosis
Demam, batuk#batuk dari batuk kering sampai berdahak/, kadang#kadang disertai sesak napas dan disertai nyeri dada
(. Pemeriksaan penun!ang (.+. -mum
• •
(.). &husus 7. Faktor risiko 4. Diagnosis banding
B. Terapi B.+. Medikamentosa
Sesuai komplikasi Perokok 1nfeksi akut saluran napas bagian atas • 8ronkopneumonia • T8 paru •
• • • • •
B.). 0on medikamentosa
• • •
B.(. &husus
Foto toraks P$ dan lateral Caboratorium rutin darah :itung leukosit mungkin meningkat Pada hitung !enis, terdapat dominasi sel leukosit PM0 Sputum mikroorganisme atas indikasi
• •
Mukolitik Ekspektoran 8ronkodilator bila perlu/ $ntitusif bila perlu $ntibiotika bila perlu 1stirahat Suplemen O) :idrasi terapi "airan/ Terapi inhalasi bila perlu Sesuai komplikasi
6. PeraAatan rumah sakit
aAat !alan
5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
# Pneumonia $bses paru Empiema Septikemia
5.). &arena tindakan
3. Informed consent surat
#
+)
Tidak perlu
persetu!uan/ +*. Masa pemulihan
4#6 hari
++. 8idang terkait
adiologi Mikrobiologi
+). Fasilitas khusus
#
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
+(
0o. 19D#=2 $.+4
IV. Na!a %en"a#$t
TUBERKULOSIS
+
Definisi
ialah penyakit yang tuberculosis com#lex
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan ge!ala klinik, pemeriksaan fisis%!asmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan pemeriksaan penun!ang lainnya ?e!ala klinis ?e!ala lokal sesuai dengan organ yang terlibat/ ?e!ala respiratorik • 8atuk J ) minggu 8atuk darah Sesak napas 0yeri dada ?e!ala respiratorik berariasi dari mulai tidak ada ge!ala sampai ge!ala yang "ukup berat tergantung dari luas lesi ?e!ala sistemik • Demam Malaise, keringat malam, anoreksia dan penurunan berat badan ?e!ala tuberkulosis ekstraparu • Tergantung organ yang terlibat. Pada limfadenitis tuberkulosis ter!adi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri kelen!ar getah bening. Pada meningitis tuberkulosis akan terlihat ge!ala meningitis. Pleuritis tuberkulosis terdapat sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang terkena. Pada spondilitis tuberkulosis terdapat ton!olan pada korpus ertebrae disertai dengan atau tanpa defisit neurologis Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat • memberikan gambaran berma"am#ma"am bentuk multiform/. ?ambaran radiologi yang di"urigai sebagai lesi T8 aktif2 # 8ayangan beraAan%nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus baAah # &aiti, terutama lebih dari satu dikelilingi oleh bayangan opak beraAan atau nodular # 8ayangan ber"ak milier # Efusi pleura unilateral umumnya/ dan bilateral !arang/ • ?ambaran radiologi yang di"urigai lesi T8 inaktif - Fibrotik -&alsifikasi
disebabkan
oleh
Mycobacterium
-S"hAarte
). Pemeriksaan penun!ang Pemeriksaan umum
• • • •
•
Pemeriksaan khusus
• •
• • •
•
Faktor risiko
Diagnosis banding
• • • • • • •
8T$ sputum langsung Foto toraks, P$%lateral%lateral dekubitus%oblik 8iakan M.tuber"ulosis dan u!i resistensi :asil pemeriksaan darah rutin kurang menun!ukkan indikator yang spesifik untuk T8. Ca!u endap darah CED/ sering meningkat pada proses aktif tetapi hasil normal tidak menyingkirkan T8 -!i Tuberkulin bila perlu $nalisis "airan pleura 8ilasan bronkus untuk pemeriksaan kuman tuberkulosis sediaan langsung, biakan/. Pada anak biasanya dipakai bilasan lambung :istopatologi !aringan P9 Teknik lain untuk biakan kuman tuberkulosis seperti 8$9TE9 1?$ 1nterferon gamma release assay/ Malnutrisi Diabetes melitus Penderita dengan $uman Immunodeficiency !irus %$I&' Pneumonia 8ronkiektasis Mikosis paru Tumor paru
Penyakit ini perlu diAaspadai pada kasus yang termasuk r isiko tinggi untuk kanker paru yakni umur 7* > 4* tahun, laki#laki, perokok berat, 8T$ sputum #/ tidak menampakkan respons klinik yang memadai pada aAal pengobatan (. Terapi Medikamentosa
Pengobatan T8 dibagi men!adi2 • T8 paru kasus baru/, 8T$ I/ atau 8T$ #/ pada foto toraks lesi luas, T8 ekstra paru berat ):GE%7: atau ):GE%B:E atau ):GE%7(:( • T8 paru kasus baru/, 8T$ negatif, pada foto toraks lesi minimal, ekstra paru ringan ) :GE%7: atau B:E atau ) :GE%7(:( • T8 paru kasus kambuh. Sebelum ada hasil u!i resistensi dapat diberikan ) :GES%+ :GE.
•
•
8ila tidak terdapat hasil u!i resistensi dapat diberikan obat :E selam 4 bulan T8 paru kasus gagal pengobatan. Sebelum ada hasil u!i resistensi diterapi dengan O$T kategori 11, sambil menunggu hasil u!i resistensi. e!imen O$T diberikan sesuai hasil u!i resistensi T8 paru kasus putus berobat. Pasien T8 paru kasus lalai berobat, akan dimulai pengobatan kembali sesuai dengan kriteria sebagai berikut 2 a. 8ila putus berobat kurang dari + bulan maka pengobatan dilan!utkan sampai selesai b. 8ila putus berobat antara +#) bulan 2 Periksa 8T$, kultur dan u!i resistensi Can!utkan pengobatan sambil menunggu hasil. # 8ila 8T$ #/ atau T8 ekstraparu lan!utkan O$T sampai seluruh dosis selesai # 8ila 8T$ I/ dan pengobatan sebelumnya kurang dari 4 bulan, lan!utkan O$T sampai seluruh dosis selesai, bila pengobatan sebelumnya lebih dari 4 bulan maka untuk kategori 1 pindah ke kategori 11 atau sesuai u!i resistensi. ". 8ila putus berobat lebih dari ) bulan # :entikan O$T # Periksa 8T$, kultur dan u!i resistensi # 8ila #/ atau T8 ekstraparu O$T dihentikan pasien di obserasi sampai keluar hasil kultur # 8ila 8T$ I/, pasien yang mendapat kategori 1 sebelumnya pindah ke kategori 11 atau pengobatan sesuai dengan u!i resistensi. T8 paru kasus kronik, !ika belum ada hasil u!i resistensi, berikan :GES, !ika telah ada hasil u!i resistensi, sesuaikan dengan hasil u!i resistensi minimal terdapat 7 ma"am O$T yang masih sensitif/ ditambah dengan obat lini ke#) seperti suntikan, kuinolon, betalaktam, makrolid dll. Pertimbangkan pembedahan, kasus T8 paru kronik perlu diru!uk ke dokter spesialis paru.
Pengembangan pengobatan T8 paru yang efektif merupakan hal yang penting untuk menyembuhkan pasien dan menghindari T8 MD. Pengembangan strategi DOTS untuk mengontrol epidemi T8 merupakan prioritas utama K:O. International (nion )gainst uberculosis and *ung Disease 1-$CTD/ dan K:O menyarankan untuk menggantikan
paduan obat tunggal dengan &ombinasi Dosis Tetap dalam pengobatan T8 primer pada tahun +335. Dosis obat tuberkulosis kombinasi dosis tetap berdasarkan K:O seperti terlihat pada tabel (. &euntungan &ombinasi Dosis Tetap antara lain2 +. Penatalaksanaan sederhana dengan kesalahan pembuatan resep minimal ). Peningkatan kepatuhan dan penerimaan pasien dengan penurunan kesalahan pengobatan yang tidak disenga!a (. Peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap penatalaksanaan yang benar dan standar 7. Perbaikan mana!emen obat karena !enis obat lebih sedikit 4. Menurunkan risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MD akibat penurunan penggunaan monoterapi
Tabel (. Dosis obat antituberkulosis &ombinasi Dosis Tetap BB
Fa,e $nten,$0 1/lan Har$an
(*#
:GE/ +4*%64%7**%)6 4 )
(6
Fa,e lan/tan 2 1/lan Har$an 34+!$ngg / :/ :/ +4*%64 +4*%+4* )
)
(
(
(
(5#
7
7
7
47
4
4
4
44# 6* 6+
Penentuan dosis terapi &ombinasi Dosis Tetap 7 obat berdasarkan rentang dosis yang telah ditentukan oleh K:O, merupakan dosis yang efektif atau masih termasuk dalam batas dosis terapi dan non toksik.
Pada kasus yang mendapat obat &ombinasi Dosis Tetap tersebut, bila mengalami efek samping serius harus diru!uk ke rumah sakit % dokter spesialis paru % fasilitas yang mampu menanganinya.
• Obat simptomatik 2 mukolitik,ekspetoran, antipiretik, • •
analgetik, antiemetik , bronkodilator dll Steroid dalam T8 keadaan berat meningitis, perikarditis, mengan"am !iAa/ penanganan reaksi tidak diinginkan dari O$T2L
0on medikamentosa
•
Makan makanan bergi@i, bila perlu diberikan itamin tambahan
+B
7. PeraAatan rumah sakit
4. Penyulit komplikasi/ &arena penyakit
&arena tindakan
Pada prinsipnya pasien T8 paru dapat berobat !alan 1ndikasi raAat • batuk darah pneumotoraks keadaan umum lemah sesak napas komplikasi lain 2 pneumonia malnutrisi gagal napas T8 di luar paru T8 paru milier Meningitis T8 Pengobatan suportif%simptomatis yang diberikan sesuai dengan keadaan klinis dan indikasi raAat
•
• • • • • • •
Penyebaran milier T8 ekstrapulmoner Destroyed lung % lobe luluh paruh/ 8atuk darah masif % berulang Pneumotoraks ?agal napas ?agal !antung
#
B. Informed consent
Perlu !ika ada indikasi tindakan
6. Masa pemulihan
8ila tanpa penyulit dapat beker!a biasa
5. 8idang terkait
• Mikrobiologi • adiologi • Patologi anatomi • 8edah toraks • 8edah Orthopedi • Penyakit dalam • $nak
3. Fasilitas khusus
&amar bedah toraks, bila perlu tindakan bedah
+*. Prognosis ad fungsionam ad sanasionam ad itam
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
+6
Na!a %en"a#$t
MULTIDRUG RESISTANT TB MDR5TB) DAN EXTENSIVELY DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS 6DR)
+. Definisi
esistensi ganda menun!ukkan M. tuberkulosis resisten terhadap rifampisin dan 10: dengan atau tanpa O$T lainnya. Se"ara umum resistensi terhadap obat tuberkulosis dibagi men!adi 2 +. esistensi primer 2 apabila penderita sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan T8 ). esistensi inisial 2 apabila tidak tahu pasti apakah penderita sudah pernah mendapat riAayat pengobatan sebelumnya atau tidak (. esistensi sekunder 2 apabila penderita penderita telah punya riAayat pengobatan sebelumnya MULTIDRUG RESISTANT TB MDR5TB) T8 yang resisten minimal terhadap isonia@id dan rifampisin E6TENSIVELY DRUG RESISTANT TUBER'ULOSIS 6DR) MD ditambah dengan salah satu obat golongan kuinolon dan minimal satu dari ( O$T in!eksi 9apriomisin, kanamisin dan amikasin/
). Diagnosis
Ana!ne,$, Sama seperti ge!ala T8 lainnya 2 batuk lebih dari ) minggu, batuk darah, demam keringat malam, anoreksia, sesak napas, nyeri dada. iAayat pengobatan T8 sebelumnya Pe!er$#,aan -$,$,7 T8 paru tergantung luas kelainan struktur paru, pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan suara napas bron"hial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda#tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum
(. Pemeriksaan penun!ang (.+. -mum
• • • •
Sputum 8T$ mikroskopik ( kali &ultur dan u!i resistensi M tb M ?1T Persiapan pemberian obat
• • • • •
Data klinis, termasuk berat badan Foto toraks &reatinin serum &alium serum Thyroid stimulating hormon TS:/
• En@im hepar S?OT, S?PT/ • :b dan leukosit 1ndikasi pemeriksaan penun!ang2 • Pemeriksaan penun!ang diindikasikan untuk semua pasien yang akan diobati T8 MD. 8eberapa pemeriksaan khusus seperti test :1;, test &ehamilan, tes pendengaran dan penglihatan dilakukan bila dari pemeriksaan klinis anamnesis dan pemeriksaan fisik/ menun!ukkan ada indikasi. • &husus :1;, !ika se"ara klinis di"urigai :1; maka lakukan konseling sebelum pemeriksaan. (.). &husus
• • • •
:$10 test 8$9TE9 MODS ?en Epert
+5
7. Faktor risiko
• • • • • • • •
endahnya kepatuhan terhadap pengobatan Meningkatnya insidens T8 di beberapa daerah dan tingginya prealensi infeksi :1; Masih kurangnya fasilitas kontrol infeksi dan isolasi penderita/ untuk men"egah penularan T8 &eterlambatan diagnosis T8 &eterlambatan mengetahui ada resistensi obat karena lamanya mendapatkan informasi hasil tes kepekaan Penderita smear dan kultur positif persisten &ontak dengan penderita MD#T8 Cahir di daerah dengan prealensi resisten O$T tinggi
4. Diagnosis banding
Mycobacterium other than tuberculosis % MOTT/ &oinfeksi T8 :1;
B. Terapi B.+. Medikamentosa
•
Saat ini paduan yang dian!urkan ialah minimal 7 O$T yaitu O$T lini + yang sensitif ditambah lini ) yaitu suntikan, kuinolon, siprofloa"in dosis +***#+4** mg atau oflokasasin atau 5** mg mg atau leofloksasin 64*mg atau moksifloksasin 7** mg /, etionamid,sikloserin, klofa@imin, amoksisilin I asam klaulanat Cama pengobatan terdiri dari ) fase • Fase intensif minimal B bulan • Fase lan!utan minimal +5 bulan setelah kultur negatif
Pengobatan T8 MD adalah bagian dari penatalaksanaan pasien T8 MD. Pada tahap u!i pendahuluan ini pasien T8 MD akan di obati menggunakan strategi pengobatan yang standard standardi+ed dimana paduan treatment / pengobatan menga"u pada paduan yang tersedia. Selain itu !uga terdapat strategi pengobatan yang bersifat indiidual indi!iduali+ed treatment / dan empiris em#irical treatment /. Informasi lenga! "a!a# "ili$a# !a"a %&nis II TB MDR' &lasifikasi obat anti tuberkulosis yang digunakan dalam pengobatan T8 MD dibagi dalam 4 kelompok berdasarkan potensi dan efikasinya, yaitu2 • Kel8!%8# 97 Sebaiknya digunakan karena kelompok ini paling efektif dan dapat ditoleransi dengan baik. Obat yang disediakan dalam u!i
•
• • •
pendahuluan Pira@inamid dan Etambutol. Kel8!%8# 07 8ersifat bakterisidal dan sebaiknya digunakan. Dalam u!i pendahuluan yang digunakan adalah &anamisin. 'ika alergi terhadap &anamisin diganti dengan 9apreomisin. Kel8!%8# 37 Fluorokuinolon yang bersifat bakterisidal tinggi. Dalam u!i pendahuluan yang digunakan adalah Ceofloksasin. Kel8!%8# 27 8ersifat bakteriostatik tinggi. Dalam u!i pendahuluan yang digunakan adalah P$S, Ethionamid dan Sikloserin. Kel8!%8# :7 Obat yang belum !elas efikasinya $moksisilin I $sam &laulanat dan Makrolide baru, seperti2 roksitromisin/, tidak disediakan dalam program ini.
9. Pa;/ Pa;/an an Peng Peng81 81ata atan n TB MDR MDR Paduan obat T8 MD yang akan diberikan kepada semua pasien T8 MD pada u!i pendahuluan ini adalah adalah paduan paduan standar standar standardi+ /, standardi+ed ed treatment treatment /, yaitu2
&m > E/ > Eto > Cf > G > 9s % E/ > Eto > Keterangan7 &m N &anamisin E N Ethambutol Eto N Ethionamid
Cf G 9s
N Ceofloksasin N Pira@inamid N Sikloserin
B.). 0on medikamentosa
• • • •
B.(. &husus
Pembedahan, syarat2 • &asus aAal • Toleransi operasi baik • Cesi terlokalisir pada satu lobus • Diberikan O$T ) bulan sebelum operasi • Pas"abedah dilan!utkan O$T +)#)7 bulan
1nfe"tion "ontrol Pemberian gi@i yg baik Pengetahuan tentang penyakit PengaAasan Menelan Obat PMO/ oleh petugas kesehatan
6. PeraAatan rumah sakit pengobatan an untuk melihat toleransi toleransi dan efek samping samping • $Aal pengobat • 8ila ter!adi komplikasi
• 5. Penyulit Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
#
5.). &arena tindakan
#
• • • • • • •
Efek samping berat
:1; Diabetes Melitus Mikosis paru 1nfeksi berulang 8atuk darah ?angguan saluran "erna Efek samping obat
+3
3. Informed consent surat surat persetu!uan/
'ika ada tindakan pembedahan, bronkoskopi
+*. Masa pemulihan
#
++. 8idang terkait
• • • • • • • • • • •
+). Fasilitas khusus dengan infe"tion "ontrol/
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
Mikrobiologi Patologi &linik Psikiatri 8edah toraks T:T Penyakit dalam &ebidanan Poliklinik khusus MD uang tunggu terpisah uang raAat khusus MD 19- khusus 1solasi
$d malam $d malam $d malam
)*
0o. 19D#=2 $ +4.B
Na!a %en"a#$t
PLEURITIS TB
+. Definisi
Peradangan pleura disertai terbentuknya "airan eksudat yang disebabkan oleh infeksi M. tuberculosis
). Diagnosis
8atuk#batuk, demam, nyeri dada sisi yang sakit, sesak napas. :emitoraks sisi yang sakit lebih "embung, pergerakan tertinggal pada pernapasan, perkusi pekak % redup, suara napas melemah, mediastinum terdorong ke sisi yang sehat
(. Pemeriksaan penun!ang (.+. -mum
• Foto toraks P$ dan lateral • Foto toraks lateral dekubitus bila "airan sedikit • -S? Toraks • Punksi pleura • $nalisis "airan pleura 2 ialta, :itung !enis sel, sel • • • •
(.). &husus
7. Faktor risiko
4. Diagnosis banding
B. Terapi B.+.Medikamentosa
B.). 0on medikamentosa
mononu"lear dominan, kadar glukosa rendah 8T$ "airan pleura -!i Mantou 8iopsi pleura2 ditemukan tuberkel radang kronik Sitologi "airan pleura min 4*""/
• Pleuroskopi • Torakoskopi medik • 1?$ • P9 • $D$ adenosin deaminase assay/ • Penderita dengan :1; • DM • 1muno"ompromised • Empiema • $bses paru • Efusi pleura ganas • Tumor paru • Mesotelioma Sama dengan t erapi t uberkulosis p aru, d itambah d engan prednison (*#7* mg%hari, kemudian dosis diturunkan 4#+* mg tiap 4 > 6 hari selama ( minggu
• • •
PengaAasan menelan obat PMO/ Pemberian makanan bergi@i Fisioterapi
B.(. &husus
6. PeraAatan rumah sakit
5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
5.). &arena tindakan
Punksi pleura semaksimal mungkin baik pada pasien sesak napas maupun tanpa sesak napas -mumnya berobat !alan. aAat inap bila penderita sesak napas atau ada penyulit%komorbid
• • •
Empiema Fistula bronkopleural Penebalan pleura
:idropneumotoraks
3. Informed consent surat persetu!uan/
Perlu untuk tindakan pungsi dan biopsi pleura
+*. Masa pemulihan
) > 5 minggu
++. 8idang terkait
• • • • •
+). Fasilitas khusus
uang tindakan
+(. Prognosis a. $d fungsionam b. $d sanasionam ". $d itam
ad bonam ad bonam ad bonam
adiologi Mikrobiologi Patologi $natomi 8edah toraks ehab Medik
))
0o. 19D#=2 ' +6.)
Na!a %en"a#$t
PENYAKIT AMUR PARU He;8t)
+. Definisi
Penyakit !amur paru adalah infeksi paru yang disebabkan oleh !amur, baik infeksi primer maupun infeksi sekunder
). Diagnosis
Tidak ada ge!ala yang khas, ge!ala dapat berupa2 • 8atuk kronik • 8atuk darah berulang • Demam • Mungkin timbul sesak napas • 1nfeksi !amur lo"al di mulut%tenggorokan
(. Pemeriksaan penun!ang (.+. -mum
•
•
Foto toraks gambaran spesifik fungus ball, infiltrat, gambaran massa, Mikroskopik dan biakan !amur dari sputum, bilasan bronkus, biopsi paru Serologi !amur serial test menun!ukkan peningkatan titer/
(.). &husus
• • • •
8ronkoskopi, bilasan atau sikatan bronkus, T8C8, 8$C :istopatologi Tomogram atau 9T s"an toraks dengan kontras
7. Faktor risiko
• • •
Penderita dengan komorbid seperti DM, 9&D Penderita dengan keganasan atau transplantasi organ Penderita yang mendapat antibiotika atau steroid utuk !angka Aaktu yang lama Penderita dengan kerusakan parenkim paru Penderita yang mendapat sitostatika Penderita dengan defisiensi imunologis atau :1; Tinadakan medis2 kateter urin, nutrisi parenteral, pembedahan, :D, entilasi mekanik
•
• • • • 4. Diagnosis banding
B. Terapi B.+. Medikamentosa
• • •
Pneumonia karena sebab lain Tuberkulosis paru
Tumor paru
Tergantung !enis !amur, umumnya dipakai obat golongan ketokona@ol, itrakona@ol atau flukona@ol. Pada kasus berat amfoterisin 8, flusitosin
)(
B.). 0on medikamentosa
• • •
B.(. &husus
8ila ada fungus ball disertai batuk darah biasanya perlu pembedahan reseksi paru/
6. PeraAatan rumah sakit
5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
5.). &arena tindakan
1stirahat Makanan bergi@i untuk meningkatkan daya tahan tubuh Fisioterapi
aAat inap untuk pasien dengan batuk darah, atau keadaan umum buruk
• •
8atuk darah Sepsis
#
3. Informed consent surat persetu!uan/
Perlu bila perlu tindakan inasif seperti bronkoskopi, TT0$, T8C8/
+*. Masa pemulihan
+ minggu
++. 8idang terkait
• • • •
+). Fasilitas khusus
8ronkoskopi O&
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
adiologi 8edah toraks Parasitologi Mikologi
Dubia ad malam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
)7
0o. 19D#=2 '54
Na!a %en"a#$t
ABSES PARU
+. Definisi
Proses infeksi paru supuratif yang menimbulkan destruksi parenkim dan pembentukan satu atau lebih kaiti yang mengandung pus sehingga membentuk gambaran radiologis air, fluid le!el 0e"roti@ing pneumonia adalah proses infeksi dengan patogenesis hampir sama dengan abses paru dan menun!ukkan gambaran kaitasi multipel berukuran kurang dari ) "m/
). Diagnosis
• • • • • •
(. Pemeriksaan penun!ang (.+. -mum
(.). &husus
7. Faktor risiko
Dapat bersifat akut atau kronik ?e!ala minggu pertama berupa ge!ala prodromal seperti demam, sesak napas, malaise, anoreksia, penurunan berat badan dan batuk produktif 8atuk disertai produksi sputum kental berbau busuk 8atuk darah, nyeri dada dan sianosis Pemeriksaan fisis dapat normal atau ditemukan kelainan apabila terdapat pneumonia, atelektasis ataupun efusi pleura 8unyi napas tambahan amforik atau succi-n s#lash dapat di!umpai Aalau !arang
• • • •
Foto toraks P$ lateral Caboratorium darah2 leukosit, CED meninggi Sediaan apus sputum pulasan ?ram, 8iakan dan u!i resistensi terhadap mikroorganisme anaerob, aerob, atipik, !amur
• • • • •
8ronkoskopi Tomogram atau 9T S"anning toraks 9P TT0$
• $spirasi • Penyakit gigi dan gusi • Obstruksi !alan napas • 8ronkiektasis • 1nfark paru • Fibrosis kistik • Sindrom disfungsi silia • Sekuester paru
4. Diagnosis banding
B. Terapi B.+. Medikamentosa
• ?angguan imuniti%sindrom defisiensi imuniti • Pneumonia emboli • Empiema • 8ula terinfeksi • &eganasan rongga toraks • $telektasis • Pneumonia • Mikosis paru fungus ball/ • $ntibiotik • •
untuk kuman ?ram negatif misal aminoglikosida, sefalosporin $ntibiotik kuman anaerob seperti Metronida@ol ( 4** mg, bila dahak berbau busuk Obat pilhan lain2 amoksisilin I asam klaulanat ( + g selama 3 < : =ar$, dilan!utkan ( 4** mg sampai rongga abses menutup
B.). 0on medikamentosa
•
Fisioterapi
B.(. &husus
• •
Fisioterapi, drainase postural 8ronkoskopi membantu drainase atau pengambilan benda asing/ Pembedahan dapat dilakukan bila usaha terhadap pemberian antibiotika yang adekuat dan drainase yang efektif telah dilakukan tetapi tidak ada perbaikan atau masih ada kaiti
•
6. PeraAatan rumah sakit 5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
5.). &arena tindakan 3. Informed consent surat persetu!uan/
aAat inap
• 8atuk darah massif • Sepsis • &o infeksi oleh !amur atau kuman lain • Pembentukan fungus ball • Empiema dengan atau tanpa fistel bronkopleura • $sfiksia karena tumpahnya pus ke dalam saluran napas • ?agal napas Penyebaran perkontinuitatum Pneumoptoraks Perlu, bila akan dilakukan tindakan bronkoskopi% TT0$/ dan pembedahan
)B
+*. Masa pemulihan
Tergantung per!alanan penyakit +#( bulan/
++. 8idang terkait
• • • • •
8edah Toraks ehabilitasi Medik Mikrobiologi Parasitologi ?igi dan mulut
+). Fasilitas khusus
• • •
&amar bedah bila perlu tindakan/ 19:9-
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
)6
0o. 19D#=2 '.5*
Na!a %en"a#$t
SEVERE A'UTE RESPIRATORY SYNDROME SARS)
+. Definisi
adalah suatu kumpulan ge!ala yang disebabkan oleh infeksi saluran napas akut berat dengan penyebab "oronairus
). Diagnosis
S/,%e>t SARS +. Seorang yang sesudah tanggal + 0oember )**) megalami hal#hal seperti berikut 2 • Demam lebih dari (59, dan • 8atuk atau sesak napas dan atau lebih2 √ Dalam +* hari terakhir kontak langsung dengan seseorang suspek%probable S$S √ Dalam +* hari terakhir riAayat berpergian ke daerah transmisi lokal S$S √ Penduduk dari daerah transmisi lokal S$S ). Seseorang yang setelah tanggal + 0oember )**( meninggal akibat $DS yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak dilakukan autopsi, dan satu atau lebih √ Dalam +* hari terakhir kontak langsung dengan seseorang suspek%probable S$S √ Dalam +* hari terakhir riAayat berpergian ke daerah transmisi lokal S$S √ Penduduk dari daerah transmisi lokal S$S ?e!ala tambahan lain2 sakit kepala, otot kaku, nasfu makan berkurang, lesu, binggung, kemerahan pada kulit, diare Pr81a1le SARS +. Penderita suspe"t S$S, pada foto toraks terdapat gambaran pneumonia atau $"ute espiratory Distress Syndrome $DS/ ). Penderita suspe"t S$S, meninggal setelah di autopsi, dari hasil P$ ditemukan gambaran $DS dangan penyebab tidak !elas (. &asus suspe"t bila ditemukan "orona irus
'8n-$r!e; )5 SARS +. 9onfirmed positif P9 untuk S$S Paling sedikit ditemukan dari ) bahan klinik yang berbeda atau 8ahan klinik sama tapi dilakukan ) hari kemudian atau lebih dalam masa sakit atau "ara penilaian yang berbeda atau ulang P9 dengan bahan klinik asli ). Serokonersi dengan EC1S$ atau 1F$ - $ntibodi #/ pada masa akut antibodi test I/ pada masa konelesen, atau Titer antibodi meningkat 7 atau lebih diantara fase akut dan konalesen (. 1solasi irus 1solasi dari S$S "oronairus pada kultur sel dengan P9 (. Pemeriksaan penun!ang
(.+.-mum
• • • • • •
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Foto toraks
darah perifer lengkap fungsi hati fungsi gin!al kadar elektrolit 9#rea"tie protein 9P/
(.).&husus
Foto toraks ditemukan gambaran perselubungan, intertisial dan dapat menyebar difus/ • 9T S"an toraks • Pemeriksaan T#P9 • 1mmunofluores"en"e assay 1F$/
7. Faktor risiko
Orang tinggal di daerah endemi" S$S
4. Diagnosis banding
• •
B. Terapi B.+.Medikamentosa
Pneumonia tipik Pneumonia atipik lainnya
S/,%e>t SARS • 1solasi • Terapi suportif2 itamin, nutrisi, immunomodulator • Simptomatik • $ntibiotik 2 amoksilin atau amoksilinIantibetalaktamase
B.).0on medikamentosa 6. PeraAatan rumah sakit 5. Penyulit komplikasi/ 5.+.&arena penyakit 5.).&arena tindakan
3. Informed consent surat persetu!uan/
)3 Pr81a1le SARS $. ringan%sedang • 1solasi • Terapi suportif2 itamin, nutrisi, immunomodulator, "airan, oksigen • Simptomatik • $ntibiotik - $moksilin I antibetalaktamase i I makrolid baru, atau Sefalosporin ?), ?( i I makrolid baru, atau &uinolon respirasi moksifloksasin, leofloksasin, gatifloksasin/ i 8. Probable berat • Suportif2 itamin, nutrisi, "airan, immunomodulator, oksigen • ;entilator mekanis • Simptomatik • $ntibiotik2 Tidak ada risiko pseudomonas2 sefalosporin ?( i nonpseudomonas I makrolid atau fluoro
aAat inap isolasi/, PeraAatan 1ntensif )cute Res#iratory Distress yndrome $DS/ • Pneumotoraks • &entilator associated #neumonia Perlu, bila diperlukan tindakan diagnostik inasif atau pemasangan entilator mekanik
(*
+*. Masa pemulihan
+ > ) minggu
++. 8idang terkait
• • •
+). Fasilitas khusus
uang isolasi 19- !ika terdapat gagal napas
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
adiologi Patologi &linik Mikrobiologi
ad malam ad malam ad malam
(+
Na!a %en"a#$t
A?$an In-l/en@a
+. Definisi
1nfeksi yang disebabkan oleh irus influen@a subtipe :40+ yang pada umumnya menyerang unggas burung dan ayam/. $pabila irus tersebut menyerang manusia maka dapat mengakibatkan pneumonia ringan#berat hingga $DS
). Diagnosis
•
•
Seseorang dalam inestigasi Seseorang yang telah diputuskan oleh dokter setempat untuk diinestigasi terkait kemungkinan infeksi :40+ &asus suspek :40+ Seseorang yang mnderita demam dengan suhu ≥ (5Q 9 disertai satu atau lebih ge!ala di baAah ini2 o 8atuk o Sakit tenggorokan o Pilek o Sesak napas, dan disertai satu atau lebih dari pa!anan dibaAah ini dalam 6 hari sebelum mulainya ge!ala2 &ontak erat dalam !arak + meter/ seperti meraAat, berbi"ara atau bersentuhan dengan pasien suspek, probabel atau kasus :40+ yang sudah konfirmasi Terpa!an memegang, menyembelih, men"abuti bulu, memotong, mempersiapkan untuk konsumsi/ dengan tenak ayam, unggas liar, bangkai unggas atau terhadap lingkungan yang ter"emar oleh kotoran unggas itu dalam Ailayah di mana infeksi dengan :40+ pada heAan atau manusia telah di"urigai atau terkonfirmas dalam bulan terakhir Mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak dimasak sempurna di Ailayah yang di"urigai atau dipastikan terdapat heAan atau manusia yang terinfeksi :40+ dalam + bulan terakhir &ontak erat dengan binatang lain selain ternak unggas atau unggas liar/
()
Memegang%menangani sampel heAan atau manusia/ yang di"urigai mengandung irus :40+ dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya Ditemukan leukopeni Ditemukan titer antibodi terhadap :4 dengan pemeriksaan u!i :1 menggunakan eritrosit kuda atau u!i EC1S$ untuk influen@a $ tanpa subtipe Foto toraks menggambarkan pneumonia yang "epat memburuk pada serial foto • &asus probable :40+ &riteria kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan di baAah ini2 a. Ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap :4, minimum 7 kali dengan pemeriksaan u!i :1 menggunakan eritrosit kuda atau u!i EC1S$ b. :asil laboratorium terbatas untuk influen@a :4 terdeteksinya antibodi spesifik :4 dalam spesimen serum tunggal/ menggunakan u!i netralisasi dikirim ke laboratorium ru!ukan/, atau Seseorang yang meninggal karena suatu penyakit saluran napas akut yang tidak bisa di!elaskan penyebabnya yang se"ara epidemiologis berkaitan dengan aspek Aaktu, tempat dan pa!anan terhadap suatu kasus probabel atau suatu kasus :40+ yangterkonfirmasi • &asus :40+ terkonfirmasi Seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probabel, dan disertai Satu dari hasil positif berikut ini yang dilaksanakan dalam suatu laboratorium influen@a nasional, regional atau internasional yang hasil pemeriksaan :40+#nya diterima oleh K:O dengan konfirmasi2 1solasi irus :40+ :asil P9 :40+ positif Peningkatan ≥ 7 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk :40+ dari spesimen konalesen dibandingkan dengan spesimen akut Titer antibodi mikronetralisasi :40+ ≥ +%5* pada spesimen serum yang diambil -
((
pada hari ke ≥ +7 setelah aAitan onset penyakit/ disertai hasil positif serologi lain seperti titer :1 sel darah merah kuda ≥ +%+B* atau Aestern blot spesifik :4 positif ?e!ala &linik2 Demam ≥ (5Q9, batuk dan nyeri tenggorok. ?e!ala lain yang dapat ditemukan adalah pilek, sakit kepala, nyeri otot, infeksi selaput mata, diare atau gangguan "erna. 8ila di!umpai sesak napas kemungkinan adalah perburukan
(. Pemeriksaan penun!ang (.+.-mum
•
• • • (.).&husus
•
• • 7. Faktor risiko
•
•
Caboratorium2 pemeriksaan darah rutin :b, leukosit, trombosit, hitung !enis leukosit/, spesimen serum, aspirasi nasofaringeal, apus hidung dan tenggorok untuk konfirmasi diagnostik Pemeriksaan kimia darah2 $lbumin, globulin, S?OT, S?PT, ureum, kreatinin, analisis gas darah Pemeriksaan radiologik2 P$ dan lateral Pemerikaan 9T#S"an toraks Pemeriksaan serologi T#P9 Polymerasi 9hain ea"tion/ untuk :4 81akan dan identifikasi irus influen@a $ subtype :40+ !ika ada fasiliti -!i serologi Pemeriksaan irology # &ultur !ika ada fasiliti 0ekropsi !ika ada fasiliti &ontak erat dalam !arak + meter/ seperti meraAat, berbi"ara atau bersentuhan dengan pasien suspek, probabel atau kasus :40+ yang sudah konfirmasi Terpa!an memegang, menyembelih, men"abuti bulu, memotong, mempersiapkan untuk konsumsi/ dengan tenak ayam, unggas liar, bangkai unggas atau terhadap lingkungan yang ter"emar oleh kotoran unggas itu dalam Ailayah di mana infeksi dengan :40+ pada heAan atau manusia telah di"urigai atau terkonfirmas dalam bulan terakhir
•
•
4. Diagnosis banding
•
Memegang%menangani sampel heAan atau manusia/ yang di"urigai mengandung irus :40+ dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya
• •
Demam dengue 1nfeksi paru yang disebabkan oleh irus lain, baktri atau !amur Demam tipoid :1; dengan infeksi sekunder T8 paru
• • • B.Terapi B.+.-mum
• • • • • •
B.).Medikamentosa
(7 Mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak dimasak sempurna di Ailayah yang di"urigai atau dipastikan terdapat heAan atau manusia yang terinfeksi :40+ dalam + bulan terakhir &ontak erat dengan binatang lain selain ternak unggas atau unggas liar/
Pasien suspek flu burung langsung diberikan oseltamiir ) 64 mg -ntuk pelayanan kesehatan terpen"il dapat digunakan sistem skoring Pasien suspek :40+, probabel dan konfirmasi diraAat di ruang isolasi Pemeriksaan laboratorium sesuai !adAal yang sudah ditentukan Penatalaksanaan di ruang raAat nap2 keadaan umum, kesadaran, tanda ital, pantau saturasi oksigen Terapi suportif
$ntiiral diberikan se"epat mungkin 75 !am pertama • DeAasa atau anak +( tahun diberikan oseltamiir ) 64 mg selama 4 hari • $nak ≥ + tahun dosis oseltamiir ) mg%kg88, ) kali sehari selama 4 hari • $ntibiotik spektrum luas men"akup kuman tipikal dan atipikal/ • Penatalaksanaan sepsis apabila ditemukan sepsis • Res#iratory care
(4
6. PeraAatan rumah sakit
5. Penyulit komplikasi/ 5.+.&arena penyakit
5.).&arena tindakan
Semua kasus yang termasuk suspek, probable dan kasus konfirmasi perlu raAat inap
• ?agal napas • &entilator assciated #neumonia ;$P/ • Sepsis • $DS • Pneumotoraks
3. Informed consent surat persetu!uan/
Pada semua pasien untuk semua tindakan diagnosis dan terapi
+*. Masa pemulihan
)#7 minggu
++. 8idang terkait
• • • • •
Mikrobiologi Patologi &linik adiologi 1ntensiis Penyakit dalam
+). Fasilitas khusus
•
19- bila memerlukan entilasi mekanik 1
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
$d malam $d malam $d malam
(B
0o. 19D#=2 '5B
Na!a %en"a#$t
E!%$e!a t8ra#, n8n TB
+. Definisi
Ter!adinya peristiAa supurasi dalam rongga toraks
). Diagnosis
?e!ala klinik empiema sangat berariasi, dapat ringan sampai syok sepsis. Pasien dengan infeksi bakteri aerob, tanda dan ge!ala yang sering didapatkan adalah infeksi akut seperti demam, nyeri dada, batuk berdahak, leukositosis dan peningkatan 9P
(. Pemeriksaan penun!ang (.+.-mum
• • • •
• • • •
(.).&husus
7. Faktor risiko
4. Diagnosis banding
B. Terapi B.+.Medikamentosa
• • • • • • • • • • • • • • • • • •
Pemeriksaan mikrobiologi "airan pleura ?ram, biakan, anaerob, aerob dan atipik/ :itung !enis leukosit, p:, laktat dehidrogenase dan kadar glukosa Foto toraks P$ dan lateral Caboratorium rutin darah pada hitung !enis terdapat dominasi sel leukosit PM0 PeAarnaan ?ram sputum Sputum Mikroorganisme u!i resistensi 9P Prokalsitonin 8ronkoskopi Punksi pleura Torakoskopi atas indikasi Pleuroskopi 8iopsi pleura 9T#S"an toraks Pengguna alkohol Penurunan kesadaran Faktor#faktor ter!adinya aspirasi Penderita dengan komorbid Pleuritis eksudatia T8 :emothoraks 9hylotoraks Efusi pleura ganas Parapneumonia effusion non komplikasi $bses paru $mebiasis paru Empiema bakterialis
• $ntibiotik sebaiknya berdasarkan peAarnaan ?ram,
biakan
dan
u!i
sensitiiti
kuman/2
• • •
sefal sefalosp ospori orin n gene generas rasii ) atau atau amino aminogli glikos kosida ida,, ankomis ankomisin, in, penisil penisilin, in, karbape karbapenem, nem, sefalosp sefalosporin orin generasi ( Pemasangan KSD Spooling Fibrinolitik.
•
Fisioterapi
B.(.&husus
• • • •
KSD Torakoskopi ;$TS Torakotomi#dekortikasi bila konseratif gagal
6. PeraAatan rumah sakit
PeraAatan inap
B.).0on medikamentosa
5. Penyulit komplikasi/ 5.+.&arena penyakit
5.). &arena tindakan
• • •
Sepsis Fistula bronkopleura Penebalan pleura
• •
Perdarahan Piopneumotoraks
3. Informed consent surat surat persetu!uan/
Perlu untuk tindakan memasang KSD atau tindakan inasif lain torakoskopi torakotomi/
+*. Masa pemulihan
) > 7 minggu
++. 8idang terkait
• • • • •
adiologi 8edah toraks Mikrobiologi Parasitologi Fisioterapi
+). Fasilitas khusus
• •
&amar operasi 19-
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
$d malam $d malam $d malam
0o. 19D#=2 $+4
Na!a %en"a#$t
E!%$e!a t8ra#, TB
+. Definisi
Ter!adinya pe peristiAa su supurasi da dalam ro rongga to toraks akibat infeksi kuman M.tuberculosis
). Diagnosis
?e!ala klinik empiema sangat berariasi, dapat ringan sampai syok sepsis.
(. Pemeriksaan penun!ang (.+.-mum
Diagnosis di ditegakkan be berdasarkan ge ge!ala kl klinik, pemeriksaan fisis%!asmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan pemeriksaan penun!ang lainnya ?e!ala klinis ?e!ala lokal sesuai dengan organ yang terlibat/ ?e!ala respiratorik • 8atuk J ) minggu 8atuk darah Sesak napas 0yeri dada ?e!ala ?e!ala respirat respiratorik orik beraria berariasi si dari mulai mulai tidak ada ge!ala sampai ge!ala yang "ukup berat tergantung dari luas lesi ?e!ala sistemik • Demam Malaise, Malaise, keringat keringat malam, malam, anoreks anoreksia ia dan penurunan berat badan Pada Pada peme pemeri riks ksaa aan n foto foto tora toraks ks dida didapa pati ti perselubungan homogen tanpa atau disertai gamb gambara aran n radiol radiologi ogi tb yang yang lain lain Fibro Fibrotik tik,, &alsifikasi, S"hAarte/ 8T$ sputum langsung langs ung • Foto toraks, P$%lateral%lateral dekubitus%oblik • 8iakan M.tuber"ulosis M.tuber"ulosis dan u!i resistensi • :asil pemeriksaan darah rutin kurang • menun!u menun!ukkan kkan indikat indikator or yang yang spesifik spesifik untuk untuk T8. Ca!u endap darah CED/ sering meningkat pada proses aktif tetapi hasil normal tidak menyingkirkan T8 -!i Tuberkulin bila perlu • $nalisis "airan "airan pleura pleura • 8ila 8ilasa san n bron bronku kus s untu untuk k peme pemeri riks ksaa aan n kuma kuman n • tuberk tuberkulo ulosis sis sedia sediaan an lang langsun sung, g, biaka biakan/. n/. Pada Pada anak biasanya dipakai bilasan lambung
• •
(.).&husus
•
• • • • •
:istopatologi !aringan P9 9airan pleura Teknik lain untuk biakan kuman tuberkulosis seperti 8$9TE9 1?$ 1nterferon gamma release assay/ $D$ Torakoskopi Pleuroskopi ;$TS Malnutrisi Diabetes melitus Penderita dengan $uman Immunodeficiency !irus %$I&'
7. Faktor risiko
• • •
4. Diagnosis banding
• Pleuritis eksudatia T8 • :emothoraks • 9hylotoraks • Efusi pleura ganas • Parapneumonia effusion non komplikasi paru • $bses paru $mebiasis paru • $mebiasis • Empiema bakterialis
B. Terapi B.+.Medikamentosa
Pengobatan T8 dibagi men!adi2 • T8 paru kasus baru/, 8T$ I/ atau 8T$ #/ pada foto foto toraks toraks lesi lesi luas, luas, T8 ekstra ekstra paru paru berat berat ):GE%7: atau ):GE%B:E atau ):GE%7(:( negatif, pada foto • T8 paru kasus baru/, 8T$ negatif, torak toraks s lesi lesi minima minimal, l, ekstr ekstra a paru paru ringa ringan n ) :GE%7: atau B:E atau ) :GE%7(:( • T8 paru kasus kambuh. Sebelum ada hasil u!i resistensi dapat diberikan ) :GES%+ :GE. 8ila 8ila tidak tidak terda terdapa patt hasil hasil u!i resist resisten ensi si dapa dapatt diberikan obat :E selam 4 bulan • T8 paru kasus gagal pengobatan. Sebelum ada hasil u!i resistensi diterapi dengan O$T kategori 11, sambil menunggu hasil u!i resistensi. e!imen O$T diberikan sesuai hasil u!i resistensi • T8 paru kasus putus berobat. Pasien T8 paru kasus kasus lalai lalai berobat, berobat, akan akan dimulai dimulai pengob pengobatan atan kembali sesuai dengan kriteria sebagai berikut 2 a. 8ila 8ila putu putus s bero beroba batt kura kurang ng dari dari + bula bulan n maka pengobatan dilan!utkan sampai selesai b. 8ila putus berobat antara +#) bulan 2
Periksa 8T$, kultur dan u!i resistensi Can!utkan pengobatan sambil menunggu hasil. # 8ila 8T$ #/ atau T8 ekstraparu lan!utkan O$T sampai seluruh dosis selesai # 8ila 8T$ I/ dan pengobatan sebelumnya kurang dari 4 bulan, lan!utkan O$T sampai seluruh dosis selesai, bila pengobatan sebelumnya lebih dari 4 bulan maka untuk kategori 1 pindah ke kategori 11 atau sesuai u!i resistensi. ". 8ila putus berobat lebih dari ) bulan # :entikan O$T # Periksa 8T$, kultur dan u!i resistensi # 8ila #/ atau T8 ekstraparu O$T dihentikan pasien di obserasi sampai keluar hasil kultur # 8ila 8T$ I/, pasien yang mendapat kategori 1 sebelumnya pindah ke kategori 11 atau pengobatan sesuai dengan u!i resistensi. -
T8 paru kasus kronik, !ika belum ada hasil u!i resistensi, berikan :GES, !ika telah ada hasil u!i resistensi, sesuaikan dengan hasil u!i resistensi minimal terdapat 7 ma"am O$T yang masih sensitif/ ditambah dengan obat lini ke#) seperti suntikan, kuinolon, betalaktam, makrolid dll. Pertimbangkan pembedahan, kasus T8 paru kronik perlu diru!uk ke dokter spesialis paru. • Obat simptomatik 2 mukolitik,ekspetoran, antipiretik, analgetik, antiemetik dll • Steroid dalam T8 keadaan berat meningitis, perikarditis, mengan"am !iAa/ • Tambahan FD9 dr. Diah/ • Pemasangan KSD • Spooling • Fibrinolitik. B.).0on medikamentosa B.(.&husus
• • • • • • •
Fisioterapi Spooling 8ronkoskopi Pleuoroskopi Torakoskopi ;$TS Pembedahan dilakukan !ika dalam ) bulan terapi produksi "airan masih ada.
6. PeraAatan rumah sakit 5. Penyulit komplikasi/ 5.+.&arena penyakit
5.). &arena tindakan
7 > 5 minggu
• • •
Sepsis Fistula bronkopleura Penebalan pleura
• •
Perdarahan Piopneumotoraks
3. Informed consent surat persetu!uan/
Perlu untuk tindakan memasang KSD atau tindakan inasif lain torakoskopi torakotomi/
+*. Masa pemulihan
) > 7 minggu
++. 8idang terkait
• • • • •
+). Fasilitas khusus
Torakoskopi
+(. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
$d malam $d malam $d malam
adiologi 8edah toraks Mikrobiologi Parasitologi Fisioterapi
:$1 PET$M$ S$MP$1 D1S101 8ES$M8-0? 8ESO& DE0?$0 ME0- Y$0? 8E8ED$RRRR
8O0&1T1S $&-T 8EC- M D19OCE&.
0o. 19D#=2 ')+
Na!a %en"a#$t
Br8n#$8l$t$,
+. Definisi
8ronkiolitis merupakan penyakit infeksi yang mengenai saluran napas ke"il bronkiolus/. 8iasanya disebabkan oleh irus, a.l 2 Res#iratory yncitial &irus S;/, $deno irus, Parainfluen@a irus atau irus lain. Penyakit ini terutama menyerang bayi dan anak usia kurang dari ) tahun, karena saluran napas ke"il mereka lebih mudah tersumbat dibandingkan anak yang lebih besar atau orang deAasa. Menurut penelitian ternyata anak#anak yang menderita bronkiolitis lebih sering menderita penyakit asma dikemudian hari, tetapi masih belum !elas apakah bronkiolitis sebagai penyebab atau pen"etus asma.
). Diagnosis
8iasanya dimulai dengan ge!ala#ge!ala flu seperti hidung berair, bersin, batuk#batuk ringan, dapat disertai demam dan penurunan napsu makan. Setelah satu atau dua hari, pernapasan men!adi lebih "epat, batuk bertambah parah dan dapat timbul Ahee@ing serta retraksi
(. Etiologi
S; Res#iratory ynsisial &irus/, $deno irus, Parainfluen@a irus atau irus lain.
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+.-mum
• •
Foto toraks Pemeriksaan sAab untuk S; sebagai penyebab
7.).&husus 4. Faktor risiko B. Diagnosis banding
6. Terapi 6.+. Medikamentosa
• 8ronkitis • $sma bronkial
Tidak ada pengobatan spesifik untuk bronkiolitis. $ntibiotik diberikan bila didapati tanda#tanda infeksi
bakteri,(3 bronkodilator dapat diberikan untuk membuka saluran napas yang menyempit. Kalaupun aksin untuk bronkiolitis belum ada, tetapi saat ini telah dikembangkan antibody terhadap S; yang dapat diberikan untuk mengurangi beratnya penyakit. 6.). 0on medikamentosa
6.(. &husus 5. PeraAatan rumah sakit 3. Penyulit komplikasi/
• • • •
1stirahat Oksigen bila sesak napas Makanan bergi@i 8anyak minum untuk mengen"erkan lendir%mukus
8ila ada komplikasi
• Pneumonia • Septikemia • Distres pernapasan
3.+.&arena penyakit 3.).&arena tindakan +* Informed consent surat persetu!uan/
Tidak perlu
++. Masa pemulihan +). 8idang terkait
• •
adiologi Mikrobiologi
+(. Fasilitas khusus +7. Prognosis $d fungsionam $d sanasionam $d itam
7*
$SM$ PPO&
7+
7+
0o. 19D#=2 '74
Na!a %en"a#$t
$SM$
+. Definisi
$sma adalah gangguan inflamasi kronik !alan napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. 1nflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif !alan napas yang menimbulkan ge!ala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi !alan napas yang luas, berariasi dan seringkali bersifat reersibel dengan atau tanpa pengobatan.
). Diagnosis
?e!ala 2 iAayat serangan sesak napas disertai mengi dan atau batuk berulang dengan atau tanpa dahak akibat faktor pen"etus dan dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan. Pemeriksaan fisik 2 Di!umpai ekspirasi meman!ang dengan atau tanpa mengi Ahee@ing/, Saat serangan dapat ditemukan penggunaan otot bantu napas yang berlebihan.
(. Pemeriksaan penun!ang (.+.-mum
Spirometri • -!i bronkodilator • -!i prookasi bronkus%astograf • Peak /lo0 Rate PF/ • $nalisis gas darah $?D/ toraks untuk menyingkirkan • Foto penyakit lain • &adar 1gE total atau spesifik • &adar eosinofil total serum • Darah rutin • -!i kulit sputum eosinofil • Pemeriksaan sputum/
•
(.).&husus
• • •
7. Faktor risiko
4. Diagnosis banding
B. Terapi B.+. Medikamentosa
8ody 8o 9ardio pulmonary eer"ise 9P=/ &adar 0O ekspirasi FE0O/
$topi riAayat atopi keluarga polusi udara di dalam atau di luar ruangan Peker!aan dengan inhalasi alergen tinggi 1nhalasi gas toksik Penyakit Paru Obstruktif &ronik PPO&/ Pneumotoraks • Payah !antung kiri • SOPT Sindroma obstruksi post • tuber"ulosis/ $sma kardiak • $llergi" bronkopulmonary aspergillos • $8P$/ • ?astroesofageal reflu diseases ?ED/ hinosinusitis • •
Terapi !angka pan!ang Obat pengontrol • &ortikosteroid inhalasi • β) agonis ker!a lama inhaler • Teofilin lepas lambat • &ortikosteroid sistemik • Ceukotrien modifier • Mono"lonal $nti 1gE • 0edokromil Obat pelega napas • β) agonis ker!a singkat inhalasi • $ntikolinergik inhalasi • Teofilin • β) agonis ker!a singkat oral/ • β) agonis ker!a lama oral Terapi pada serangan akut
Sesuai beratnya serangan • Terapi oksigen nasal kanul, simple mask, 0M , M, 01;, ETT dan entilasi mekanik/ agonis agonis nebulisasi 2 dapat • β) diulang tiap )* menit dalam + !am pertama agonis parenteral bila "ara • β) nebulisasi tidak respons subkutan, intramuskular, intraenous bolus atau infuse • metilantin 2 bila terdapat tanda • Epinefrin anafilaksis dan angioedema • $ntikolinergik nebulisasi • &ortikosteroid sistemik • MgSO7 inhalasi dan sistemik 1;/ •
B.). 0on medikamentosa
B.(. &husus
Terapi !angka pan!ang menghilangkan atau • )!oidance menghindari faktor pen"etus/ • Fisioterapi • Senam asma • Pendidikan dan penyuluhan kesehatan 19- !ika ter!adi gagal napas ;aksinasi !angka pan!ang/
6. PeraAatan rumah sakit aAat inap 2 bila serangan asma berat dan sedang atau ada faktor penyulit 5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
• • • • • •
•
5.). &arena tindakan
?agal napas 8ulla Paru Pneumotoraks Pneumonia $8P$ ?astroesofageal ?ED/ hinosinusitis
reflu
diseases
3.
Informed consent surat persetu!uan/
+*. Masa pemulihan
++. 8idang terkait
Perlu bila ter!adi komplikasi dan diperlukan tindakan2 • ?agal napas yang membutuhkan pemasangan entilasi mekanik • 8ulla paru membutuhkan tindakan operasi bulektomi • Pneumotoraks membutuhkan pemasangan Kater# Sealed# Drainage Salir ?embok $ir/ + > ) minggu saat eksaserbasi tanpa penyulit/ • • • • • • •
+). Fasilitas khusus
+(.Prognosis +(.+. $d fungsionam +(.). $d sanasionam +(.(. $d itam
T:T &ulit adiologi 1ntensiist 8edah toraks ?astroenterologist $nak
19- dengan entilator mekanik bila disertai gagal napas
ad bonam ad bonam ad bonam
0o. 19D#=2 ' 77.5
Na!a %en"a#$t
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK PPOK)
+. Definisi
Penyakit paru obstruktif kronik PPO&/ merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara di dalam !alan napas yang tidak sepenuhnya reersibel. ?angguan yang bersifat progresif ini disebabkan karena ter!adinya inflamasi kronik akibat pa!anan partikel atau gas bera"un yang ter!adi dalam kurun Aaktu yang "ukup lama dengan ge!ala utama sesak napas, batuk dan produksi sputum.
). Diagnosis
•
• • •
(. Pemeriksaan penun!ang (.+.-mum
• • • • • •
•
(.).&husus
• • • • • • •
Sesak napas progresif disertai episode perburukan dan persisten 8atuk kronik Produksi sputum kronik iAayat pa!anan menahun polusi atau partikel iritan 2 rokok, asap, partikel debu atau kimia
Spirometri Peak FloA ate Foto toraks P$ dan lateral $nalisis ?as Darah $?D/ -!i bronkodilator Pemeriksaan sputum, gram, mikroorganisme DC9O $lfa#+ anti tripsin 8ody 8o 9ardio pulmonary eer"ise 9P=/ &adar 0O ekspirasi FE0O/ Si minutes Aalking test 9T S"an
klutur
7. Faktor risiko
• • •
• •
4. Diagnosis banding
• • •
• • • •
B. Terapi B.+. Medikamentosa
-sia lan!ut Merokok Pa!anan%polusi di dalam dan di luar ruangan/ Defisiensi $lfa#+ anti tripsin Pa!anan debu dan bahan kimia di tempat ker!a $sma 8ronkiektasis Sindroma obstruksi pas"a tuberkulosis SOPT/ 9:F Tuberkulosis 8ronkiolitis obliterans Difuse panbronkiolitis
Eksaserbasi akut 2 Terapi oksigen nasal kanul, simple • mask, 0M , M, 01;, ETT dan entilasi mekanik/ • 8ronkodilator inhalasi beta ) agonis dan antikolinergik dengan nebulisasi atau inhaler I s#acer • 8ronkodilator aminofilin 1.; • Mukolitik • $ntioksidan • $ntibiotika atas indikasi • &ortikosteroid dalam bentuk in!eksi % oral Tergantung dari klasifikasi PPO& ?OCD/ yaitu golongan • 8ronkodilator antikolinergik, golongan beta ) agonis dan golongan antin • $ntiinflamasi%kortikosteroid pemberian !angka pan!ang dalam bentuk inhalasi !ika pas"a bronkodilator, ;EP + meningkat +4H atau )** ml • $ntibiotika atas indikasi • $ntioksidan 2 0. asetilsistein • Mukolitik terutama pada eksaserbasi akut
B.). 0on medikamentosa
B.(. &husus 6. PeraAatan rumah sakit
8erhenti merokok :indari pa!anan @at#@at toksik seperti asap rokok, polusi udara dalam dan luar ruangan 'angka pan!ang 2 • Edukasi • 01PP; • Cong term oygen therapy CTOT/ dengan aliran rendah I +4 !am%hari bila PaO) 44 mm:g pada saat stabil ehabilitasi psikis % peker!aan 2 Fisioterapi 2 latihan relaksasi, latihan bernapas 0utrisi adekuat 2 tinggi lemak rendah karbohidrat 19- !ika gagal napas 1ndikasi raAat inap • Eksaserbasi sedang dan berat • Terdapat komplikasi • 1nfeksi saluran napas berat • ?agal napas akut pada gagal napas kronik • ?agal !antung kanan • $ritmia 1ndikasi raAat 19• Sesak berat setelah penangan adekuat di ruang gaAat darurat atau ruang raAat • &esadaran menurun, letargi atau kelemahan otot respirasi • PaO) 4* mm:g atau Pa9O ) 4* mm:g memerlukan entilasi mekanis inasif atau noninasif/
5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
• &or pulmonale • ?agal napas • 1nfeksi berulang •
5.). &arena tindakan tindakan 3. Informed consent sur surat at per perse setu tu!u !uan an//
Perl Perlu, u, teru teruta tama ma bil bila a aka akan n dil dilak akuk ukan an tindakan
+*. Masa pemulihan
Masa pemulihan tergantung dera!at PPO& dan penyakit penyerta lain
++. ++. 8idang terkait terkait
• • •
'antung Fisioterapi Endokrin
+).Fasilitas +). Fasilitas khusus khusus +(.Prognosis +(.+. $d fungsionam +(.). $d sanasionam +(.(. $d itam
Dubia ad malam Dubia ad malam Dubia ad malam
76
0o. 19D#=2 ?76
Na!a %en"a#$t
SINDROMA HENTI NA NAPAS SA SAAT TIDUR SLEEP DISORDER BREATHING)
+. Definisi
8erhentinya aliran udara melalui hidung dan mulut berulang )* > B* kali % !am/ saat tidur disertai disertai dengan dengan terbangun terbangun dari tidur, tidur, lamany lamanya a henti henti alira aliran n udara udara lebih lebih dari dari +* detik detik disertai disertai penurun penurunan an saturas saturasii oksigen oksigen >4 %.
). Diag iagnos nosis
• 8erhentinya aliran udara melalui hidung
•
dan mulut berulang )* > B* kali % !am/ saat saat tidur tidur disert disertai ai deng dengan an terba terbang ngun un dari tidur lamanya henti aliran udara lebih dari +* deti detik k dise disert rtai ai penu penuru runa nan n satu satura rasi si oksigen 7 H
Teradapat Teradapat ( ma"am 2 +. Obst Obstruk ruksi si 2 usaha usaha berna bernapa pas s tetap tetap ada, seme sement ntar ara a salu salura ran n napa napas s orof orofar arin ing g tertutup ). Sent Sentra rall 2 usah usaha a bern bernap apas as dan dan alira liran n udara terhenti (. Mie ied 2 usaha berna rnapas pas dan alira liran n udar udara a terh terhen enti ti diik diikut utii deng dengan an usah usaha a bernapas yang aAalnya tidak berhasil Dera!at Dera!at 8eratny 8eratnya a Sindroma Sindroma :enti :enti 0apas 0apas Saat Tidur ditentukan oleh hasil pemeriksaan Polisomnograf yakni nilai $:1 $pnea :ipopnea 1ndeks/. 2 dera!at ingan • 8ila nilai $:1 4 # +4 • 8ila nilai $:1 +4 > (* 2 dera!at Sedang 2 dera!at 8erat • 8ila nilai $:1 (* (. Pemer Pemeriks iksaa aan n penu penun!a n!ang ng (.+. -mum
# EphAorth Sleepness S"ale atau 8erlin Uuestioner # Portable lee# creening # Pemeriksaan Polisomnografi 75
(.). &husus 7. Fa Faktor risiko
Pemeriksaan Sleep Endos"opy # Obesitas # Perokok # -sia lan!ut
4. Diagn Diagnos osis is bandi banding ng B. Terapi B.+. Medikamentosa B.). 0o 0on medikamentosa % khusus
6. PeraAatan rumah sakit 5. Peny Penyuli ulitt komp komplik likas asi/ i/ 5.+. &arena penyakit 5.). &arena tindakan 3. Informed consent s surat urat perse ersetu tu!u !uan an//
#/ +. 9P$P % $P$P 9ontinous Positie $irAay Pressur atau $utomati" Positie $irAay $irAay Pressure Pressure ). 8edah 2 -PP;, -PP;, tonsilektomi, laser, pillar :anya bila dilakukan tindakan bedah
# :ipertensi serangan !antung # Stroke Pemasangan 9P$P % $P$P 8ila ila dila dilaku kuka kan n tin tinda daka kan n bedah edah
+*.Masa +*. Masa pemulihan pemulihan ++. ++. 8idang terkait
T:T, $nak, 'antung, 0eurology, Psikiatri
+). Fasilitas khusus
Polisomnografi sleep lab room/
+(.Prognosis +(.+. $d fungsionam +(.). $d sanasionam +(.(. $d itam
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
73
?$K$T 0$P$S
Na!a %en"a#$t
BATUK DARAH+HEMOPTISIS
+. Definisi
1alah ekspektorasi darah atau berdarah, berasal dari saluran dibaAah pita suara
). Diagnosis
8atuk disertai dengan pengeluaran darah dari mulut. Darah bisa banyak sekali masif/ dan dapat !uga hanya dahak "ampur darah ber"ak darah pada dahak/
(. Faktor etiologi
• • • • • • •
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+.-mum
• • • •
7.).&husus
4. Faktor risiko
adang atau infeksi 0eoplasma Trauma atau benda asing &elainan kardioaskular &elainan pulmoaskular Perdarahan aleolar Cain#lain
Foto toraks P$ Cateral Cab darah rutin E&? 8ronkoskopi
9T s"an toraks • $rteriografi
•
• Tuberkulosis • 8ekas T8 • &eganasan rongga toraks • 8ronkiektasis • Mikosis paru • &elainan paru lainnya
dahak napas
B. Diagnosis banding
• • •
6. Terapi 6.+. Medikamentosa
• •
•
• •
•
6.). 0on medikamentosa
•
•
6.(.&husus
• • •
5. PeraAatan rumah sakit
3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
Epistaksis Perdarahan dari rongga mulut :ematemesis
Pemberian obat hemostatik Obat#obat dengan efek sedasi ringan bila penderita gelisah &oreksi faal hemostasis bila ditemukan kelainan 8ronkoskopi esusitasi "airan dengan pemberian "airan kristaloid %koloid Transfusi darah bila diperlukan Menenangkan dan mengistirahatkan penderita Men!aga agar !alan napas tetap terbuka Embolisasi arteri 8edah torak bila diperlukan adioterapi pada kasus keganasan rongga toraks
raAat inap !ika perdarahan lebih dari +** ml atau perdarahan tidak berhenti dalam 5 !am
• $sfiksia •
•
Syok hipoolemik karena perdarahan masif ?agal napas
3.). &arena tindakan +*. Informed consent surat persetu!uan/
Perlu bila ada tindakan inasif memerlukan entilator mekanik
++. Masa pemulihan +).8idang terkait
• • •
adiologi 'antung Penyakit dalam
dan
T:T • ?igi dan mulut • 8edah toraks • $nestesi •
+(. Fasilitas khusus
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
O& bila dilakukan tindakan bedah 19- bila memerlukan entilator mekanis
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
0o. 19D#=2 '.3(
Na!a %en"a#$t
PNEUMOTORAKS %r$!er+ ,e#/n;er)
+. Definisi
-dara bebas di dalam rongga pleura antara dinding dada dan paru yang disebabkan oleh trauma dada, penyakit paru atau yang ter!adi se"ara spontan. &adang#kadang ter!adi pada perempuan akibat endometriosis yang ter!adi bersamaan saat haid/ !uga dapat ter!adi akibat tindakan medis iatrogenik/ mis 2 TT0$, 9;P dll.
). Diagnosis
•
•
(. Faktor etiologi
Sesak napas dan atau nyeri dada yang ter!adi mendadak dan semakin memberat. Pada pneumotoraks entil, sesak napas semakin lama semakin hebat, nadi lebih "epat, gelisah, keringat dingin dan sianosis Pada foto toraks terlihat udara dalam rongga dada dan kolaps paru yang dibatasi oleh bayangan pleura is"eral -
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum
7.). &husus
?iant bullae%bullae yang pe"ah 8ekas T8 paru Tuberkulosis PPO& $sma Traumatik Tindakan medis % iatrogenik Endometriosis Cain#lain
Foto toraks P$ &adang#kadang diperlukan foto ) fase dalam inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal/ bila di"urigai pneumotoraks ringan atau foto lateral bila diduga disertai efusi pleura 9T S"an toraks $nalisa ?as Darah 8ronkoskopi dengan tes metilen blue bila di"urigai ada fistula bronkopleural/
4. Faktor risiko
Perokok Penyakit paru Endometriosis Pengemudi Penyelam Pilot dan olahraga dirgantara
B. Diagnosis banding
PPO& $sma bronkial 1M$ infark miokard akut/ Emboli paru
6. Terapi 6.+. Medikamentosa 6.). 0on medikamentosa
Tergantung penyebab Terapi Oksigen Fisioterapi Pemasangan KSD !ika pneumotoraks +*H atau klinis didapatkan keluhan sesak. "onstinous su"sion 1PP8 %intermitent #ositi!e #ressure breathing' 'ika pneumotoraks berulang dilakukan pleurodesis dengan @at kimia atau pleurodesis se"ara bedah Torakoskopi ;$TS untuk pemasangan "leps Pembedahan
6.(. &husus
5. PeraAatan rumah sakit
3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
1ndikasi raAat Sesak napas Cuas pneumotoraks +*H $da penyakit penyerta komorbid/
Emfisema subkutis Efusi pleura Empiema Pada pneumotoraks tekan dapat ter!adi torsi !antung dan pembuluh darah besar ?agal napas
3.). &arena tindakan
Fistula bronkopleural Pneumomediastinum Emfisema subkutis Edema paru Perdarahan Empiema Pneumomediastinum
+*. Informed consent surat persetu!uan/
Perlu terutama bila akan dilakukan tindakan pemasangan KSD dan atau pembedahan
++. Masa pemulihan
Sampai paru mengembang sempurna dan tidak ter!adi lagi pneumotoraks
+).8idang terkait
+(.Fasilitas khusus
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
• 8edah toraks • $nestesi • ehabilitasi medis • 1ntensiist • &ebidanan O& 19-
Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
0o. 19D#=2 '.5+
Na!a %en"a#$t
'EDERA PARU AKUT A'UTE LUNG INURY +ALI)
+. Definisi
$dalah salah satu bentuk acute res#iratory distress syndrome $DS/ yang ringan. ?e!ala klinik di!umpai disfungsi paru persisten berat dan lama, kerusakan aleoli difus dan penyembuhan fungsi paru yang berariasi. Perbedaan $C1 dan $DS terletak pada ratio PaO ) % FiO) yaitu $C1 ≤ ≤ )** sedangkan (** dan $DS gambaran radiologi dan tekanan kapiler pulmoner sama.
). Diagnosis
$da faktor penyebab ?ambaran pada foto toraks konsolidasi :ipoksemia 9atatan2 ?e!ala klinis tidak khas seperti batuk, sesak takipnea/, takikardia, ronki di kedua paru
(. Faktor etiologi
Penyebab $C1 langsung adalah pneumonia aspirasi, trauma toraks dengan memar di paru, inhalasi gas toksik dan rokok, pneumonia difus, luka bakar, aspirasi pulmoner dan tenggelam, kera"unan penyebab $C1 tak langsung adalah radiasi, emboli lemak, transfusi darah masif, emboli "airan amnion, eklamsia, sepsis.
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+.-mum
7.).&husus
4. Faktor risiko
• • • • • • • • •
Foto toraks $?D$ 9T s"an toraks ;entilasi perfusi s"an ;PS/ 9;P &ateter SAan ?an@ 9P P9T 80P % Pro 80P
• 1nfeksi berat
• Transfusi • Penggunaan entilasi mekanis B. Diagnosis banding
6. Terapi 6.+. Medikamentosa
6.). 0on Medikamentosa 6.(.&husus
• Edema paru kardiogenik • Emboli paru • • ;entilasi mekanis • ;asodilatasi • Diuretik • 1notropik • Oksigen • 9airan infus • 0utrisi • Menggunakan entilasi mekanik dengan PEEP/ yang dilengkapi dengan terapi 0O nitrogen oksida/ • Etra "orporeal membrane oygenation E9MO/ • 1nhalasi nitrik oksid • Surfaktan aleolar • Pentoifylline%lifofylline • &etokona@ol • Prostaglandin dan asoaktif lainnya • ?lukokortikoid • $ntikoagulan
5. PeraAatan rumah sakit
3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
• :arus diraAat di rumah sakit • 19• 19• ?agal napas • Sepsis • ?agal multiorgan
3.). &arena tindakan +*. Informed consent surat persetu!uan/
8arotrauma Sangat diperlukan
++. Masa pemulihan
) > 7 minggu
+).8idang terkait
• adiologi • $nestesi • Penyakit Dalam • &ardiologi • 0eurologi • 1ntensiist
+(.Fasilitas khusus 199+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
Dubia ad malam Dubia ad malam Dubia ad malam
0o. 19D#=2 '.5+
Na!a %en"a#$t +. Definisi
). Etiologi
(. Diagnosis
A>/te Re,%$rat8r" D$,tre,, S"n;r8!e ARDS)
?agal napas akut yang ditandai dengan hipoksemia berat dan edema paru nonkardiogenik, akibat inflamasi akut, peningkatan permeabiliti kapiler dan mengurangnya com#liance paru. $dalah salah satu bentuk acute res#iratory distress syndrome $DS/ yang ringan. ?e!ala klinik di!umpai disfungsi paru persisten berat dan lama, kerusakan aleoli difus dan penyembuhan fungsi paru yang berariasi. Perbedaan $C1 dan $DS terletak pada ratio PaO ) % FiO) yaitu $C1 ≤ (** dan $DS ≤ )** sedangkan gambaran radiologi dan tekanan kapiler pulmoner sama. pneumonia bakteri, irus, Pneumo"ystis "arinii, legionela dan T8 milier, aspirasi isi lambung syndrom Mendelson/, terhirup etilen glikol atau hidrokarbon, near ren!atan traumatik atau dro0ning , hemoragik, emboli lemak atau "airan amnion, kontusio paru, trauma nontoraks, "edera kepala, peningkatan tekanan intrakranial, pankreatitis, kelebihan dosis heroin, metadon, propoksifen atau barbiturat atau terhirup parakuat. 8anyak lagi keadaan lain yang dianggap sebagai penyebab seperti terhirup asap, penggunaan oksigen berkonsentrasi tinggi pada bantuan entilasi lama, uremia, operasi pintas kardiopulmoner, D19, transfusi darah masif, sindrom ?oodpasture dll.
• Faktor penyebab telah diuraikan di • • •
atas/ ?ambaran infiltrat merata di kedua paru pada foto toraks Tekanan ba!i kapiler paru +) mm:g PaO) dari $nalisis ?as Darah $rteri
#$?D$/ 4* mm:g atau kurang dengan penggunaan oksigen fraksi B*H 9atatan2 ?e!ala klinis tidak khas seperti batuk, sesak takipnea/, takikardia, ronki di kedua paru 7. Pemeriksaan penun!ang 7.+.-mum
7.).&husus
• • • • • • • • •
Foto toraks $?D$ 9T s"an toraks ;entilasi perfusi s"an ;PS/ 9;P &ateter SAan ?an@ 9P P9T 80P % Pro 80P
4. Faktor risiko
• 1nfeksi berat • Transfusi • Penggunaan entilasi mekanis
B. Diagnosis banding
• Edema paru kardiogenik • Emboli paru • ;entilasi mekanis • ;asodilatasi • Diuretik • 1onotropik • Oksigen • 9airan infus • 0utrisi
6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa
• Menggunakan entilasi mekanik dengan PEEP/ yang dilengkapi dengan terapi 0O nitrogen oksida/ • Etra "orporeal membrane oygenation • 1nhalasi nitrik oksid • Surfaktan aleolar • Pentoifylline%lifofylline • &etokona@ol
• Prostaglandin dan asoaktif lainnya • ?lukokortikoid • $ntikoagulan 6.). Medikamentosa 6.(.&husus
• :arus diraAat di rumah sakit • 19• 19-
5. PeraAatan rumah sakit 3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
3.). &arena tindakan
• ?agal napas • Sepsis • ?agal multiorgan 8arotrauma
+*. Informed consent surat persetu!uan/
Sangat diperlukan
++. Masa pemulihan
) > 7 minggu • 19• 19• adiologi • $nestesi • Penyakit Dalam • &ardiologi • 0eurologi • 1ntensiist
+).8idang terkait
+(.Fasilitas khusus +7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
Dubia ad malam Dubia ad malam Dubia ad malam
0o. 19D#=2 1.)B
Na!a %en"a#$t
EMBOLI PARU
+. Definisi
Emboli paru mun"ul bila trombus ena terlepas dan terbaAa dalam sirkulasi arteri pulmoner, tersangkut dan menyumbat sebagian % total aliran darah di pohon arteri pulmoner
). Etiologi (. Diagnosis 7. Pemeriksaan penun!ang 7.+.-mum
• Caboratorium2 leukosit, serum CD:, • • • • •
7.).&husus
4. Faktor risiko
• • • • • • •
• -sia lan!ut dan menderita penyakit • • • •
B. Diagnosis banding
en@ym transaminase, bilirubin Foto toraks E&? $?D$ S"anning entilasi%perfusi D#Dimer, fibrin monomer, fibrino peptide $, protenofin fragment, trombin antitrombin Trombosis lo"ali@ing te"hni
kronik 1mobilisasi iAayat trombosis ena dalam%trauma %tungkai Penggunaan estrogen Penyakit !antung, obesitas berat, kehamilan pas"a bersalin dan pas"a bedah
Penyakit#penyakit !antung angina, infark miokard, perikarditis, aneurisma aorta disekan, gagal !antung, stenosis mitral, tamponade !antung/ Penyakit#penyakit paru pneumonia,
pleuritis, pneumotoraks, asma, PPO&, penyakit paru interstitial, $DS, aspirasi/ Penyakit#penyakit esofagus spasme, ruptur esofagus/ Penyakit mediastinum mediastinitis, pneumomediastinum, hematom mediastinum/ Proses#proses abdominal pankreatitis, abses subfrenik, ruptur hati, perforasi ulkus, iskemi % distensi usus/ Penyakit#penyakit gin!al batu gin!al, pielonefritis infark gin!al/ Penyakit#penyakit sistemik syok, anemia, sepsis/ Dispnea psikogen Penyakit#penyakit neuromuskular abnormalitas susunan syaraf pusat, neuropati yang melibatkan otot#otot pernapasan, miopati yang melibatkan otot# otot pernapasan/ Penyakit#penyakit muskuloskeletal patah tulang iga, patah tulang sternum, kostokondritis, spasme otot, kolaps ertebral akut/ 6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa
6.). Medikamentosa
6.(. &husus 5. PeraAatan rumah sakit 3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
• Emboli submasif • 1stirahat • Oksigen • $ntikoagulasi parenteral dengan heparin • $ntikoagulasi oral • Terapi fibrinolitik%trombolitik • $ntikoagulasi profilaksis Embolektomi 19-
• 1nfark paru • :emoptisis masif • $DS • $ritmia !antung
• &orpulmonale • :ipoksemia berat • hipotensi 3.). &arena tindakan +*. Informed consent surat persetu!uan/
diperlukan untuk tindakan diagnostik inasif dan terapi agresif
++. Masa pemulihan +).8idang terkait
• adiologi adionuklear/ • $nestesi • &ardiologi • Penyakit Dalam • $hli 8edah kardioaskular
+(.Fasilitas khusus
19-
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
Dubia ad malam Dubia ad malam Dubia ad malam
0o. 19D#=2 '5+
Na!a %en"a#$t
EDEMA PARU
+. Definisi
$dalah "airan di dalam !aringan interstitial paru
). Etiologi
(. Diagnosis
• Peningkatan tekanan hidrostatik • ?agal !antung Pasien dalam posisi duduk sedikit membungkuk ke depan, sesak hebat, dapat disertai dengan sianosis, berkeringat dingin, batuk dengan sputum berAarna kemerahan Pada auskultasi didapatkan ronki basah kasar pada lebih dari setengah lapangan paru, Ahee@ing, gallop protodiastolik, bunyi !antung dua pulmonal mengeras Pada foto toraks didapatkan hilus melebar, densiti meningkat, disertai garis &erley $89
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+.-mum $?D$ E&? En@im kardiak 7.).&husus asio total edema aleolar#serum Tp" % Tp"/ Perbedaan tekanan osmoti" kapiler tekanan ba!i kapiler pulmoner 9OP# P9KP/ 4. Faktor risiko B. Diagnosis banding Emboli paru Pneumonia Pneumotoraks $sma akut PPO& eksaserbasi akut Tumor mediastinum Tumor paru Efusi pleura B+
6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa 6.(. &husus
1nfus "airan 8ergantung pada penyebab % penyakit yang mendasari ;entilator mekanik dengan atau tanpa PEEP+ pada hipoksia berat, asidosis atau tidak berhasil dengan terapi oksigen 9P$P%81P$P
5. PeraAatan rumah sakit 3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit 3.). &arena tindakan
?agal napas 9airan intraaskular berkurang
+*. Informed consent surat persetu!uan/
diperlukan saat mekanik
++. Masa pemulihan
+#) mgg
+).8idang terkait $nestesi &ardiologi Penyakit Dalam +(.Fasilitas khusus
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
19199-
Dubia ad malam Dubia ad malam dubia ad malam
B)
berlebihan
pemasangan
atau
entilator
0o. 19D#=2 Y.)+
Na!a %en"a#$t
HAMPIR TENGGELAM NEAR DROWNING)
+. Definisi
$dalah terdapatnya "airan pada saluran napas akibat tenggelam dalam "airan @at iritatif,benda infeksius/.
). Diagnosis
&eadaan akut dengan riAayat tenggelam dalam air taAar, laut atau air es, bahan kimia atau @at "air lainnya
(. Pemeriksaan penun!ang (.+. -mum
Caboratorium2 hemoglobin, hematokrit, u!i hemolisis, Elektrolit $?D$ 8ronkoskopi E&?
(.).&husus $leolar arterial oygen gradient 9;P SAan ?an@ 9atheter EE? 7. Faktor risiko
$lkoholisme
4. Diagnosis banding
8arotrauma dengan Pneumotoraks
B. Terapi B.+. Medikamentosa
• $irAay !alan napas/ membebaskan • • •
• •
!alan napas sampai intubasi ETT 8reathing terapi oksigen mempertahankan saturasi 3*H "opi dari asma/ 9ir"ulasi men"egah hipotensi, pemberian "airan intraena sampai 9;P &oreksi asam basa dalam keadaan berat menggunakan entilasi mekanik untuk menyeimbangkan asidosis metaboli" dengan hiperentilasi/ &oreksi gangguan elektrolit $minofilin atau beta ) agonis bila
didapatkan bronkospasme • $ntibiotika atas indikasi • &ortikosteroid dosis rendah mg%&g%)7 !am dibagi B dosis B.). 0on Medikamentosa B.(. &husus
6. PeraAatan rumah sakit
5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
5.). &arena tindakan
fisioterapi Menggunakan entilator hipoksemia berat
mekanik
4
bila
raAat inap 1919-
• $DS • 1nfeksi# sepsis • :ipoksemia karena aspirasi, edema paru • Fibrilasi entrikel tenggelam di air taAar/ • ?angguan fungsi gin!al albuminuria, hemoglobulinuria, anuria/ • ?angguan syaraf2 koma lama • 9idera kepala dan leher berat menyulitkan intubasi dan bronkoskopi/ Patah tulang iga saat resusitasi
3. Informed consent surat persetu!uan/
diperlukan bila akan dilakukan tindakan entilator mekanik
+*.Masa pemulihan
± + minggu
++. 8idang terkait 0eurologi 8edah +).Fasilitas khusus
+(.Prognosis +(.+. $d fungsionam +(.). $d sanasionam
Dubia ad malam Dubia ad malam
+(.(.
$d itam
Dubia ad malam
B7 0o. 19D#=2 S)*>S)3
Na!a %en"a#$t
TRAUMA TORAKS
+. Definisi
Trauma pada toraks, dibagi ) +. Trauma tumpul toraks ). Trauma ta!am toraks Sering ter!adi akibat ke"elakaan lalulintas, ke"elakaan ker!a, usaha bunuh diri, !atuh dari ketinggian, dll
). Diagnosis
iAayat benturan%tusukan karena • &e"elakaan lalulintas • 'atuh dari ketinggian • &e"elakaan ker!a • -paya bunuh diri
pada
dada
?e!ala klinis tergantung organ yang terkena &elainan yang dapat ter!adi 2 +. uptur aorta ). uptur diafragma
(. 7. 4. B. 6. 5. 3. +*. ++. +). +(. +7. +4. (. Pemeriksaan penun!ang (.+.-mum
(.). &husus
obekan saluran napas besar :emotoraks &ontusio paru &ontusio miokard Emboli udara sistemik Perforasi esofagus Fraktur iga single%multiple Fraktur s"apula Fraktur sternal Traumati" Vflail "hest Pneumotoraks Pneumomediastinum Empisema subkutis
• Foto toraks • Serial :b#:t
untuk mengetahui perdarahan masih berlan!ut%tidak • $?D$ 8ronkoskopi $Aasi2 B4 • $irAay • 8leeding • 9ir"ulation
7. Faktor risiko 4. Diagnosis banding B. Terapi B.+. 0on medikamentosa
B.). Medikamentosa
• • • • • • • • •
Oksigenasi, adekuat Transfusi bila :8 5 gr H Perbaikan sirkulasi Pasang KSD bila ter!adi pneumotoraks, hematotorak masif $spirasi "airan peri"ard bila ter!adi efusi perikard tamponade !antung/ Dekompresi lambung, bila ter!adi risiko regurgitasi, muntah aspirasi Pengobatan nyeri ;entilasi mekanik bila ter!adi hipoksemi dan atau hiperkarbia yang berat
• terdapat "edera kepala • flail "hest, kontusio •
paru
respiratori distress Operasi pada ruptur aorta ruptur diafragma ruptur saluran napas besar perforasi esophagus flail "hest yang tak dapat di atasi dengan "ara konseratif
B.(.&husus 6. PeraAatan rumah sakit
aAat di ruang raAat aAat di 19-% :9-
5. Penyulit komplikasi/ 5.+. &arena penyakit
BB
• • • • • • • •
etensi sputum 8ronkospasme Tension pneumotoraks ?agal napas akut 1nfeksi Trombo emboli 0utrisi tidak adekuat &oagulopati
5.). &arena tindakan 3. Informed consent surat persetu!uan/
8ila ada tindakan inasie dan operasi
+*.Masa pemulihan ++. 8idang terkait
&ardiologi 8edah Ortopedi 19-%1ntensiist 8edah digestif 8edah toraks 8edah !antung
+).Fasilitas khusus
19;entilator mekanik
+(.Prognosis +(.+. $d fungsionam
dan
dubia ad malam
+(.). +(.(.
$d sanasionam $d itam
dubia ad malam dubia ad malam
B6
0o. 19D#=2 '.3B
Na!a %en"a#$t
GAGAL NAPAS AKUT
+. Definisi
&etidakmampuan sistem respirasi dalam mempertahankan homeostasis oksigen dan karbondioksida se"ara adekuat
). Diagnosis
Sesak napas apnea atau dispnea berat/, gelisah, dapat sampai sianosis. Ditemukannya murmur, gallop dan derik menun!ukkan kemungkinan adanya gagal !antung, bising mengi mungkin pada suatu krisis asma, ronki disertai sputum yang banyak dan demam mungkin ada infeksi paru, ge!ala neurologik mungkin pada stroke atau miastenia grais. ?ambaran hasil $?D$ menun!ukkan PaO ) di baAah 4* mm:g, Pa9O ) di atas 4* mm:g Aaktu bernapas dalam udara kamar.
(. Etiologi
?agal napas tipe 1
Saluran napas dan parenkim paru2 • infeksi irus, bakteri, !amur parasit dll/ • trauma kontusio paru, laserasi paru/ • lain#lain neoplasma, narkotika, akibat payah !antung, $DS, emboli paru, atelektasis, perdarahan aleolar, olume oerload/ ?agal napas tipe 11 susunan saraf pusat • obat#obat sedatia, hipnotika, anestesi umum, ra"un/ • gangguan metabolik hiponatremia, hipokalemia, hipoksemia, pemberian karbohidrat berlebihan, alkalosis, hiperglikemia, hipotiroidisme/ • neoplasma • infeksi meningitis, ensefalitis, abses/ • peningkatan tekanan intrakanial • hipoentilasi • lain#lain Saraf dan otot • trauma "edera medulaspinalis, "edera diafragma/ B5 • obat#obat %neuromuscular blocking agents1 aminoglikosida' hipokalemia, • metabolik hipomagnesemia, hipofosfatemia/ • neoplasma • lain#lain penyakit motor neuron, miastenia grais, multiple sklerosis, distrofi otot, ?uillain#8arre syndrome/ Saluran napas atas • issue enlargement hiperplasia tonsil dan adenoid, neoplasma, polip, goiter/ • 1nfeksi epiglotitis, laringotrakeititis • Trauma • Cain#lain %obstructi!e slee# a#nea, kelumpuhan pita suara bilateral, edema laring, trakeomalasia, arthritis krikoaritenoid/
Dada
• trauma fraktur iga, flail chest1 burn •
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum
7.). &husus
scar' faktor lain kifoskoliosis, skleroderma, spondilitis, pneumotoraks, efusi pleura, fibrotoraks, posisi telentang, obesiti, asites, nyeri/
• • • •
$?D Foto toraks E&? Sputum gram $?D$ serial
4. Faktor risiko B. Diagnosis banding 6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa
• Oksigenasi • Fisioterapi
6.). Medikamentosa B3
6.(.&husus
5. PeraAatan rumah sakit 3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
3.). &arena tindakan
• • • • • • •
$ntibiotik 8ronkodilator Steroid 9airan infus &ardiotonika ;entilator mekanik 8ronkoskopi untuk bronchial toilet /
aAat inap
• :enti napas • Penurunan kesadaran • ?agal !antung $kibat pemakaian pipa trakea dan entilator mekanik 2 • Trauma intubasi • ?angguan hemodinamik • Pneumonia nosokomial
• 8arotrauma pneumotoraks, pneumo • +*. Informed consent surat persetu!uan/
mediastinum/ &esulitan penyapihan dari entilator mekanik
Perlu karena pemakaian tindakan intubasi dan pemakaian dukungan entilasi mekanik
++. Masa pemulihan
• • • •
+).8idang terkait
+(.Fasilitas khusus
19-
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
6*
adiologi Caboratorium $nestesi &ardiologi
0o. 19D#=2 '35.)
Pne!8!e;$a,t$n/!
Na!a %en"a#$t +.
Definisi
pnemomediastinum atau emfisema mediastinum adalah terdapat udara bebas di rongga mediastinum yang disebabkan ruptur aleoli atau penyebab lain di luar paru
).
Diagnosis
0yeri dada substernum yang memberat terutama bila bergerak, bernapas dan perubahan posisi. Sesak napas ter!adi tiba# tiba, sianosis distensi ena !ugular, empfisema subkutis di leher dan supraklaikula. Foto toraks terdapat gambaran garis radiolusen sepan!ang batas !antung kiri
(.
Etiologi
7.
Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum 7.). &husus
4.
Faktor risiko
B.
Diagnosis banding
6.
Foto toraks P$ dan lateral 9T#S"an toraks, bronkoskopi
Pneumotoraks, pneumoperikardium
Terapi 6.+. 0on medikamentosa
Suplementasi oksigen, punksi atau insisi kulit%subkutis untuk mengurangi emfisema subkutis obat simtomatik seperti analgetik dan antipiretik Pembedahan dengan teknik insisi suprasternum, aspirasi mediastinum, mediastinostomi serikal, terapi hiperbarik dan mengobati kausa penyakit
6.). Medikamentosa 6.(. &husus
5. 3.
PeraAatan rumah sakit
-mumnya raAat inap
Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit 3.). &arena tindakan
Emfisema subkutis, gagal napas Perdarahan, tamponade !antung 6+
+*.
Informed consent surat persetu!uan/
Diperlukan terutama bila dilakukan tindakan pembedahan
++.
Masa pemulihan
Tergantung penyebab pneumomediastinum
+).
8idang terkait
+(.
Fasilitas khusus
+7.
adiologi, bedah toraks, anestesi umah sakit tipe 8 dengan fasiliti dokter spesialis paru dan bedah toraks
Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
6)
0o. 19D#=2 1)6.3
Na!a %en"a#$t
K8r P/l!8nale Kr8n$#
+. Definisi
definisi &or Pulmonale &ronik menurut K:O adalah hipertensi sentrikel kanan akibat kelainan fungsi dan atau struktur paru, ke"uali !ika perubahan paru tersebut akibat kelainan !antung bagian kiri dan penyakit !antung kongenital. Pada kor pulmonale, hipertensi hemodinamik yang ter!adi akibat kelainan pada system respirasi. 8erat ringannya berhubungan erat dengan kelintasan surial/ pada penyakit paru kronik seperti 2 PPO&,SOPT, bronkiektasis luas, penyakit paru interstisial, keadaan yang menyebabkan hipoentilasi kronik obesiti, sleep apnea, penyakit neuromuskular, difungsi dinding dada/ tekanan pada arteri pulmoner tumor mediastinum, granulomatous atau fibrosis/
). Diagnosis
• $da faktor#faktor risiko telah diuraikan •
•
•
diatas/ Pemeriksaan fisis terdapat peningkatan bunyi komponen pulmoner dari bunyi !antung kedua, bila hipertensi pulmoner sangat tinggi terdapat murmur sistolik. 8ila gagal !antung kanan timbul pembesaran !antung disertai peningkatan tekanan ena !ugular, hepatomegali dan edema tungkai E&? # ?elombang p pulmonal # &e"enderungan deiasi aksis kekanan adiologi toraks # 'antung tampak rotasi berlaAan arah !arum !am dengan segmen aorta men!adi kurang menon!ol # Pelebaran diameter arteri pulmoner kanan +B mm dan arteri pulmoner kiri 5 mm
(. Etiologi
6(
• • • •
7. Pemeriksaan penun!ang
Caboratorium 2 analisis gas darah Foto toraks E&? Spirometri
7.+. -mum 7.). &husus 4. Faktor risiko B. Diagnosis banding
?agal !antung kiri
6. Terapi
• •
Terapi sesuai penyakit yang mendasarinya Terapi yang efektif harus dilakukan se!ak masih dini, sebelum pembuluh darah pulmoner mengalami perubahan ireersibel terapi suportif/
•
Menurunkan #ulmonary !ascular resistance P;/ # oksigen !angka pan!ang CTOT/ # bronkodilator # asodilator # calcium channel blocker 998/ # prostasiklin # nitri" oide # antikoagulan Meningkatkan "urah !antung # inotropik !angka pendek # digoksin bila terdapat takikardi # supraentrikuler • Mengurangi olume berlebih # diet rendah garam # diuretik # plebotomi bila hematokrit B*H # transplantasi paru 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa 6.(. &husus 5. PeraAatan rumah sakit
aAat inap bila gagal !antung kanan atau 67
eksaserbasi akut
• ?agal !antung • ?agal napas • Sepsis
3. Penyulit komplikasi/
3.+. &arena penyakit 3.). &arena tindakan +*. Informed consent surat persetu!uan/
8ila gagal napas dan membutuhkan entilator mekanik
++. Masa pemulihan
• • • • •
+).8idang terkait
+(. Fasilitas khusus
&ardiologi Penyakit dalam adiologi $nestesi $hli bedah toraks
01; 0oninasie ;entilator/ dan entilator mekanis
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
64
&eganasan rongga toraks
6B
0o. 19D#=2 9.(7
Na!a %en"a#$t
Kan#er Par/
+. Definisi
Tumor primer yang berasal dari !aringan epitel bronkus.
). Diagnosis
&eluhan atau ge!ala klinis tergantung pada stage penyakit dan keterlibatan organ sekitar tumor. Pada stage aAal sering tanpa keluhan. &eluhan respirasi yang sering adalah batuk, batuk darah, sesak napas, nyeri dada. &eluhan non#respirasi adalah lemah, berat badan turun, demam atau keluhan yang berhubungan dengan komplikasi inasi tumor misal suara serak, sulit menelan, gangguan hepar dan gin!al Diagnosis !as#i (ai#& "engan "i"a!a#an sel aner !ar&' 'atatan7 • 'enis histologis, dipakai klasifikasi menurut K:O # S9C9 N&P&S&N kanker paru !enis karsinoma sel ke"il # 0S9C9N &P&8S&N kanker paru !enis karsinoma bukan sel ke"il dan yang termasuk dalam &P&8S& adalah adenokarsinoma, karsinoma skuamosa, karsinoma sel besar dan beberapa !enis sel kanker yang !arang ditemukan. • Pendera!atan stage penyakit/ digunakan pembagian menurut sistem T0M yang disepakati oleh -199 $'99 tahun +336 • Tampilan performan"e status/ dipakai pembagian menurut skala &arnofsky atau K:O
(. Etiologi
Etiologi pasti belum diketahui tetapi asap rokok men!adi faktor utama.
7. Pemeriksaan penun!ang
66
7.+. -mum
• • • •
7.). &husus
•
• • • • • • • • • •
4. Faktor risiko
• • •
65
Pemeriksaan fisis dan anamanesis 2 kebiasaan merokok, perokok pasif, paparan dengan bahan karsinogenik polusi udara, asbes, radon/ Pemeriksaan darah rutin Foto toraks P$ dan lateral Sitologi sputum !ika lesi di sentral 8ronkoskopi, pemeriksaan dengan tu!uan diagnostik stage penyakit/ dan prosedur tambahan bilasan, sikatan bronkus, biopsi intra bronkus, biopsi aspirasi !arum, T80$, T8C8/ untuk dapat mengambil spesimen untuk pemeriksaan sitologi dan atau histopatologi. TT0$ transthora"al needle aspiration/ tanpa atau dengan tuntunan fluoroskopi atau 9T Punksi pleura !ika didapat efusi pleura 8iopsi pleura !ika didapat efusi pleura 8iopsi !arum halus 8':/ pada &?8 dan tumor superisial. 8iopsi Daniels. 9T S"an toraks dengan kontras, brain s"an dengan kontras, bone scan1 bone sur!ey . Torakoskopi !ika dari punksi dan atau biopsi pleura belum didapat diagnostik pasti Sitologi hasil 8':, TT0$, punksi pleura, bilasan dan sikatan bronkus, 8$', T80$ dan atau histopatoli !aringan biopsi. &ideo )ssisted horacosco#y urgery ;$TS/ Torakotomi eksplorasi, bila semua upaya diagnostik tidak dapat memberikan diagnosis pasti. Caki#laki -mur 7* tahun Perokok
B. Diagnosis banding
• Tumor Mediastinum • Metastasis Tumor di Paru • Mesotelioma • Tumor dinding dada • Tuberkuloma • $bses paru • Pneumonia 9atatan &arena keluhan dan temuan amat mirip dengan T8 paru atau pneumonia, diagnosis seringkali terlambat, setelah pengobatan untuk T8 % pneumonia gagal. Pada kelompok risiko yang di"urigai atau diobati dengan pneumonia dan T8 paru tetapi tidak respons atau memburuk dengan pengobatan harus dilakukan prosedur diagnosis untuk kanker paru
6. Terapi
• Tergantung pada !enis sel kanker dan stage • •
•
penyakit Modaliti terapi untuk kanker paru adalah bedah, kemoterapi dan radioterapi. Pembedahan &anker Paru &arsinoma 8ukan Sel &e"il o &P&8S&/2 dera!at 1 dan 11 Setelah kemoterapi%radioterapi neoad!uan o pada &P&8S& dera!at 111$ o &husus 2 &anker paru dengan sindroma ena kaa superior berat, efusi pleura masif yang gagal dengan terapi konensional adioterapi o adiasi kepala pada &P&S& adioterapi neoad!uan pada &P8&S& o dera!at 111$ adioterapi paliatif pada kanker paru dengan o sindroma ena "aa superior, nyeri tulang akibat inasi tumor ke dinding dada atau metastasis, lesi metastasis di otak. Penderita semua stage yang tidak bersedia o dengan modaliti lain.
• &emoterapi
63 •
&P&S& stage terbatas CD#S9C9/ atau stage lan!ut ED#S9C9/
• &P&8S& semua stage dan dapat diberikan kombinasi dengan radiasi dengan setting konkuren, alternating atau sekuensial 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa
#
• •
6.( &husus
• • • • • • • • 3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
analgesik, golongan
• Punksi pleura berulang atau pemasangan KSD
•
5. PeraAatan rumah sakit
Terapi simptomatik 2 steroid, itamin, dll &emoterapi, termasuk targeted thera#y
• • •
!ika "airan masif Pleurodesis untuk mengatasi produksi efusi pleura yang produktif. Caser dengan atau tanpa pemasangan stent intrabronkus Brachythera#y Cauter thera#y Cryothera#y aAat inap untuk memper"epat prosedur diagnosis Penderita dengan kegaAatan respirasi karena batuk darah masif, obstruksi saluran napas utama, efusi pleura masif, S;9S. -ntuk pemberian kemoterapi Penderita dengan pembedahan Penderita dengan tampilan buruk dan memerlukan terapi suportif.
8atuk darah Sesak napas berat s%d gagal napas / karena efusi pleura masif, S;9S atau obstruksi saluran napas utama 0yeri dan atau hiperkalsemia karena inasi atau metastasis ke tulang
• •
?angguan neurologis akibat metastasis ke otak dan tulang belakang. Sindrom paraneoplastik
•
?angguan fungsi hepar dan gin!al akibat proses 5*
• 3.).
&arena tindakan
• • • • • • • •
metastasis ?angguan psikologik stres, depresi/ 8atuk darah masif akibat prosedur diagnosis inasif Pneumotoraks akibat prosedur diagnosis inasif atau KSD Empiema akibat prosedur diagnosis inasif, punksi pleura, KSD 1nfeksi skunder akibat prosedur inasif ?angguan fungsi hepar dan gin!al akibat kemoterapi ?angguan sistem hematopoetik anemia, leukopenia, trombositopenia, perdarahan/ akibat kemoterapi "eutro#enia fe!er akibat kemoterapi Mikosis dan infeksi sistemik lain akibat prosedur diagnosis inasi, kemoterapi, pemberian steroid yang lama dan atau keadan umum yang buruk dan pembedahan.
+*. Informed consent surat persetu!uan/
Perl/ untuk semua tindakan diagnostik inasif dan terapi
++. Masa pemulihan
Tergantung per!alanan penyakit dan terapi yang diberikan
+).8idang terkait
• • • • • •
adiologi Patologi anatomi Patologi klinik 8edah toraks adioterapi Penyakit dalam
• ehabilitasi medik • $nestesi +(.Fasilitas khusus
8ronkoskopi rigit dan lentur Torakoskopi ;$TS Flouroskopi Stent
o o o o o
5+
Caser Sarana untuk brachythera#y dan cauter .
o o
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
5)
0o. 19D#=2 9.(7
Na!a %en"a#$t
N8;/l Par/ S8l$ter
+. Definisi
Cesi radiologik berbentuk bulat soliter dikelilingi oleh !aringan paru yang normal.
). Diagnosis
?ambaran radiologik
(. Etiologi
8elum diketahui
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum
•
7.).
&husus
• • • • • • • •
4. Faktor risiko
Pemeriksaan fisis dan anamnesis untuk menyingkirkan kanker paru, tuberkuloma, mikosis paru. Caboratorium rutin Foto toraks P$ dan lateral Sputum 8T$ dan kultur Mtb -!i Mantou 9T#s"an toraks dengan kontras, brain s"an dengan kontras, bone s"an, bone surey. 8ronkoskopi I biopsi transbronkial T8C8/ ransthoracal "eedle )s#iration TT0$/ dengan tuntunan fluoroskopi atau 9T Torakotomi eksplorasi bila diagnosis pasti tidak dapat ditegakkan dengan prosedur lain.
#
B. Diagnosis banding
• • • • • • 6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa
Tuberkuloma Mikosis paru fungus ball/ Tumor paru !inak :emangioma &anker paru Cain#lain 2 Pneumonia eosinofilik, Sindrom Coeffler
Terapi sesuai penyebab, misal 2 • O$T untuk tuberkuloma • $ntifungal untuk mikosis 5(
6.(. &husus
5. PeraAatan rumah sakit
3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit 3.). &arena tindakan
Torakotomi diindikasikan untuk 2 • tuberkuloma dengan diameter ( "m, • fungus ball aspergiloma/ • tumor paru !inak lainnya
• •
aAat inap untuk memper"epat diagnosis 'ika dilakukan pembedahan
#
• • • •
8atuk darah masif akibat prosedur diagnosis inasif Pneumotoraks akibat prosedur diagnosis inasif 1nfeksi skunder akibat prosedur inasif Mikosis dan infeksi sistemik lain akibat pembedahan.
+*. Informed consent surat persetu!uan/
Perl/* untuk tindakan inasif
++. Masa pemulihan
Tergantung !enis dan tindakan
+).8idang terkait
+(.Fasilitas khusus
• adiologi • Patologi anatomi • Patologi klinik • Mikrobiologi • Parasitologi • 8edah toraks • $nestesi 8ronkoskopi
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
57
Na!a %en"a#$t +. Definisi
T/!8r Meta,ta,$, ;$ Par/
Penyebaran tumor organ lain ke paru
). Diagnosis
&eluhan atau ge!ala2 pada stage aAal tidak menimbulkan ge!ala. ?e!ala nyeri dan atau sesak napas timbul setelah tumor melibatkan lebih luas permaringan paru multiple nodule/ atau efusi pleura yang masif. &eluhan yang paling sering adalah sesak napas dan batuk Diagnosis !as#i "i"a!a# "ari $asil si#ologi "an a#a& $is#o!a#ologi "an #i"a #er)&#i #&mor !rimer !ar&'
(. Etiologi
&anker dari organ lain atau luar paru
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum
• • •
7.). &husus
• • •
• • •
Pemeriksaan fisik dan anamanesis untuk mengetahui ada tidaknya tumor primer di luar paru Caboratorium rutin Fototoraks P$ dan lateral 9T S"an torak dan abdomen dengan kontras, brain s"an dengan kontras, bone surey dan -S? abdomen. Punksi pleura !ika ada efusi pleura 8iopsi !arum halus 8':/ pada &?8 atau tumor superisial 8iopsi Pleura !ika ada efusi pleura TT0$ transthora"al needle aspiration/ tanpa atau dengan tuntunan flouroskopi atau 9T. Sitologi "airan pleura, spesimen 8':, TT0$ dan atau histoplatologi !aringan biopsi pleura. Torakoskopi !ika dari punksi dan biopsi pleura belum didapat diagnosis pasti Tumor marker tergantung ke"urigaan asal tumor primer, misalnya 9E$ dan 9a +).4 pada perempuan, 9E$ dan PS$ pada laki# laki deAasa, status tiroid, 9E$ dan 9a +3.3 untuk ke"urigaan tumor "olon.
4. Faktor risiko
iAayat tumor di organ lain, pada perempuan 54 63
misalnya "ar"inoa payudara, "eri, oarium Sedangkan pada laki#laki, misalnya "ar"inoma nasofaring, "olon, prostat. Pada usia muda misalnya "ar"inoma tulang, limfoma
B. Diagnosis banding
• Tumor paru • Tumor mediastinum • T8 paru
6. Terapi
• Terapi simptomatik atau paliatif hanya untuk •
6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa
#
• • •
6.+.
mengatasi masalah respirasi Terapi utama tergantung pada tumor primer
•
&husus
• •
Terapi simtomatik untuk mengatasi ge!ala yang timbul, misalnya analgesik untuk mengatasi nyeri. Steroid Obat#obat suportif, misalnya itamin. Punksi pleura dan bila "arian "ukup banyak dilakukan pemasangan KSD Dilakukan pleurodesis bila produksi "airan pleura masif Pleurektomi untuk paliatif
• -ntuk memper"epat prosedur diagnostik. • 'ika dilakukan pemasangan KSD akibat
5. PeraAatan rumah sakit
• 3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
efusi pleura masif &eadaan umum buruk dan perlu terapi suportif.
• ?angguan fungsi paru gagal napas/ akibat • • •
"odul multi#le , penekanan organ organ di mediastinum akibat efusi pleura masif ?angguan aktiiti sehari#hari ?angguan Psikologi stres, depresi/
3.). &arena tindakan
•
8atuk darah masif akibat prosedur diagnosis inasif Pneumotoraks akibat prosedur diagnosis inasif atau pemasangan KSD
• 5B
•
Empiema akibat prosedur diagnosis inasif, punksi pleura, KSD 1nfeksi skunder akibat prosedur inasif
• +*. Informed consent surat persetu!uan/
Perl/ untuk tindakan diagnostik atau terapi
++. Masa pemulihan
Tegantung !enis penyakit dan pengobatan yang diberikan.
+).8idang terkait
• • • • • • • •
+(.Fasilitas khusus
adiologi Patologi klinik Patologi anatomi 8edah toraks T:T 8edah Onkologi Penyakit Dalam &ebidanan 8ronkoskopi Fluoroskopi Torakoskopi
o o o
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
56
0o. 19D#=2 D.(5.(
Na!a %en"a#$t +. Definisi
). Diagnosis
T/!8r Me;$a,t$n/!
tumor atau massa dalam rongga mediastinum yaitu rongga yang berada di antara paru kanan dan kiri. ?e!ala klinik kadang#kadang tidak ada tetapi bila ukuran tumor besar atau tumor ganas dapat timbul keluhan sesak napas, nyeri dada, sindrom ena kaa superior, disfagi dan suara serak. Diagnosis !as#i "i"a!a# "ari $asil si#ologi "an a#a& $is#o!a#ologi >atatan • Tumor mediastinum terdiri dari ) kelompok yaitu neoplastik dan non#neoplastik
(. Etiologi 7. Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum
•
Tumor mediastinum neoplastik, antara lain2 o Timoma o Sel germinal o Seminoma o 0onseminoma o Teratoma o 0eurogenik tumor o Cimfoma o Tumor !inak
•
Tumor mediastinum non#neoplastik, antara lain2 o Mediastinal T8 o $neurisma aorta o Cain#lain2 kista, abses
8elum diketahui
• Pemeriksaan fisis dan anamnesis terutama untuk riAayat ada tidaknya tumor tiroid, tb paru, limfadenistis T8, myesthenia grais.
• 55Caboratorium rutin • Foto toraks P$ lateral 7.). &husus
• • • • • • • • •
9T#s"an
toraks dengan kontras, -S? abdomen 8ronkoskopi 8iopsi !arum halus untuk &?8 atau tumor superfisial ransthoracal "eedle )s#iration TT0$/ tanpa atau dengan tuntunan fluoroskopi atau 9T 8iopsi &?8 Petanda tumor tumor marker/ anatar lain 9E$, $FP, $CP, CD: dan beta#:9? EM? bila ada miastenia grais Punksi tulang belakang khusus untuk limfoma/ Torakotomi eksplorasi !ika prosedur lain tidak memberikan diagnosis pasti histopatologi
4. Faktor risiko
#
B. Diagnosis banding
&anker paru
6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa
#
• Terapi simtomatik • Steroid, terutama dengan kegaAatan respirasi
• 6.( &husus
atau nyeri. -ntuk ke"urigaan limfoma steroid hanya diberikan untuk mengatasi kegaAatan sehingga prosedur diagnosis dapat segera dilakukan/ O$T untuk mediastinal T8
• Tergantung pada !enis sel kanker neoplastin •
atau non#neoplatik. Modaliti terapi untuk tumor mediastinum neoplastik adalah bedah, kemoterapi dan radioterapi. &husus untuk timoma dan limfoma pilihan terapi !uga tergantung pada stage penyakit.
•53 Pembedahan untuk tumor mediastinum 2 o
o o o o
Timoma stage 1, 11 dan 111 dan pas"a kemoradioterapi stage 1; 0onseminoma pas"a radikemoterapi Teratoma 0eurogenik tumor Tumor mediastinal !inak aneurisma aorta perlu penatalaksanaan khusus/
• adioterapi untuk tumor mediastinum 2 o
o o o
Timoma stage 1; kombinasi dengan kemoterapi Seminoma kombinasi dengan kemoterapi Cimfoma kombinasi dengan kemoterapi adiasi "ito untuk tumor mediastinum dengan kegaAatan respirasi pada terutama pada S;9S meskipun diagnosis pasti belum didapat dengan batasan maksimal +*** "?y/.
• &emoterapi untuk tumor mediastinum 2 o
o o o
o
o
Timoma stage 1; kombinasi dengan radioterapi Sel germinal Seminoma kombinasi dengan radioterapi 0on#seminoma kombinasi dengan radioterapi Teratoma pas"abedah !ika masih didapat sisa tumor/ Cimfoma kombinasi dengan radioterapi
• Perlu untuk memper"epat prosedur diagnosis • Penderita dengan kegaAatan respirasi sesak
5. PeraAatan rumah sakit
• • • ,
3*
napas berat/ akibat obstruksi saluran napas utama, S;9S, efusi pleura masif. Penderita dengan tampilan umum buruk, untuk pemberian terapi suportif Pemberian kemoterapi Pembedahan
3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
3.). &arena tindakan
?agal napas • ?angguan menelan • Sindrom ena "aa superior • • Miastenia grais • Efusi pleura masif
• • • • • • • •
8atuk darah masif akibat prosedur diagnosis inasif Pneumotoraks akibat prosedur diagnosis inasif atau KSD Empiema akibat prosedur diagnosis inasif, punksi pleura, KSD 1nfeksi skunder akibat prosedur inasif ?angguan fungsi hepar dan gin!al akibat kemoterapi ?angguan sistem hematopoetik anemia, leukopenia, trombositopenia, perdarahan/ akibat kemoterapi "eutro#enia fe!er akibat kemoterapi Mikosis dan infeksi sistemik lain akibat prosedur diagnosis inasi, kemoterapi, pemberian steroid yang lama dan atau keadan umum yang buruk dan pembedahan.
+*. Informed consent surat persetu!uan/
Perl/ untuk tindakan inasie dan terapi
++. Masa pemulihan
Tergantung prosedur tindakan yang diberikan
+).8idang terkait
• adioterapi • Patologi klinik • Patologi $natomi • 8edah Toraks • adioterapi • Penyakit dalam terutama untuk limfoma/ • 0eurologi untuk miastenia grais/ • $nestesi
+(.Fasilitas khusus
•
8ronkoskopi
• •
3+
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
3)
Flouroskopi ;$TS
Na!a %en"a#$t +.
Definisi
Me,8t=el$8!a T/!8r Pr$!er Ple/ra)
Tumor primer pleura yang dapat bersifat !inak atau ganas.
). Diagnosis
&eluhan atau ge!ala2 pada stage aAal tidak menimbulkan ge!ala. ?e!ala nyeri dan atau sesak napas timbul setelah tumor melibatkan lebih luas permukaan pleura dan atau menyebabkan timbulnya efusi pleura. Se"ara umum ge!ala yang timbul adalah nyeri dada yang ditimbulkan nonpleuretik dan sering men!alar ke perut bagian atas, sesak napas demam, kedinginan, berkeringat, lemah, tidak enak badan. Cebih dari 4*H kasus terdapat efusi pleura. Diagnosis !as#i "i"a!a# "ari $asil si#ologi "an a#a& $is#o!a#ologi %aringan #&mor "i !le&ra'
(. Etiologi
Etiologi pasti tidak diketahui tetapi paparan asbes men!adi faktor utama.
7. Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum
• • •
7.). &husus
• • • • • • •
4. Faktor risiko
Pemeriksaan fisik dan anamanesis untuk mengetahui ada tidaknya paparan asbes Fototoraks P$ dan lateral Caboratorium rutin 9T S"an toraks dengan kontras Punksi pleura !ika ada "airan 8iopsi pleura !ika ada "airan ransthoracal "eedle )s#iration TT0$/ tanpa dengan tuntunan flouroskopi atau 9T Torakoskopi !ika dari punksi dan biopsi pleura tidak didapat diagnosis pasti Sitologi "airan pleura, TT0$ dan atau histopatologi !aringan biopsi PeAarnaan immunohisto"hemistry/ pada sediaan sitologi atau histopatologi.
Paparan $sbes
3(
B. Diagnosis banding
+. Tumor paru ). Metastasis tumor di paru (. Pleuritis T8
• Terapi tergantung pada !enis mesotelioma
6. Terapi
• • • 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa
#
• • •
6.).
!inak atau ganas. Terapi untuk mesotelioma !inak adalah bedah. Terapi untuk mesotelioma ganas tergantung pada stage penyakit. Modaliti untuk mesotelioma ganas adalah bedah, kemoterapi dan radioterapi.
•
&husus
• •
5. PeraAatan rumah sakit
3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit
Terapi simtomatik untuk mengatasi ge!ala yang timbul, misalnya analgesik untuk mengatasi nyeri. Obat#obat suportif, misalnya itamin. &emoterapi untuk mesotelioma ganas Punksi pleura dan bila "arian "ukup banyak dilakukan pemasangan KSD Dilakukan pleurodesis bila produksi "airan pleura masif Pleurektomi untuk paliatif -ntuk memper"epat prosedur diagnostik. 'ika dilakukan pemasangan KSD akibat efusi pleura masif Pembedahan &emoterapi &eadaan umum buruk dan perlu terapi suportif.
• ?angguan fungsi paru gagal napas/ akibat • •
37
$telektasis paru luas, penekanan organ organ di mediastinum akibat efusi pleura masif Syok akibat nyeri
• ?angguan aktiiti sehari#hari • ?angguan Psikologi stres, depresi/ 3.). &arena tindakan
• • • • • • • •
8atuk darah masif akibat prosedur diagnosis inasif Pneumotoraks akibat prosedur diagnosis inasif atau KSD Empiema akibat prosedur diagnosis inasif, punksi pleura, KSD 1nfeksi sekunder akibat prosedur inasif ?angguan fungsi hepar dan gin!al akibat kemoterapi ?angguan sistem hematopoetik anemia, leukopenia, trombositopenia, perdarahan/ akibat kemoterapi "eutro#enia fe!er akibat kemoterapi Mikosis dan infeksi sistemik lain akibat prosedur diagnosis inasi, kemoterapi, pemberian steroid yang lama dan atau keadan umum yang buruk dan pembedahan.
+*. Informed consent surat persetu!uan/
Perl/ untuk tindakan diagnostik atau terapi
++. Masa pemulihan
Tegantung !enis !inak atau ganas/, stage penyakit dan pengobatan yang diberikan.
+). 8idang terkait
• • • • •
+(. Fasilitas khusus
o o
+7. Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
adiologi Patologi klinik Patologi anatomi 8edah toraks adioterapi 8ronkoskopi Torakoskopi
3(
34
0o. 19D#=2 9.(7
Na!a %en"a#$t +. Definisi
N8;/l Par/ S8l$ter
1alah lesi radiologik berbentuk bulat soliter dikelilingi oleh !aringan paru yang normal.
). Diagnosis
?ambaran radiologik Dapat dengan atau tanpa ge!ala klinis seperti batuk# batuk, batuk berdarah
(. Etiologi
Tidak diketahui
7. Pemeriksaan penun!ang -mum
• $namnesis untuk men"ari etiologi 2 riAayat tb paru,
7.). &husus
• • • • • • • •
!amur paru, kebiasaan merokok. Pada pemeriksaan fisis tidak didapat kelainan Foto toraks P$ dan lateral -!i Mantou 9T#S"an toraks 8ronkoskopi I biopsi transbronkial T8C8/ ransthorakal "eedle )s#iration TT0$/ dengan tuntunan fluoroskopi atau 9T S"anning toraks Petanda tumor tumor marker/ Torakotomi ekspolasi bila diagnosis pasti tidak dapat ditegakkan
4. Faktor risiko B. Diagnosis banding
6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa 6.(. &husus
• • • • •
• •
Tuberkuloma &anker paru :emangioma Mikosis paru Cain#lain 2 Pneumonia eosinofilik, Sindrom Coeffler
# Terapi simptomatik Terapi sesuai dengan penyakit
8edah
3B
5. PeraAatan rumah sakit
3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit 3.). &arena tindakan
Pada keadan tertentu untuk prosedur diagnostik inasif, misalnya bronkoskopi, torakotomi eksplorasi.
Tidak ada
• • •
8atuk darah Pneumotoraks Pneumonia
+*. Informed consent surat persetu!uan/
Perlu, karena banyak dilakukan tindakan inasif
++. Masa pemulihan
Tergantung tindakan yang diberikan
+).8idang terkait
+(.Fasilitas khusus
• • • • • • o o
adiologi Patologi &linik Patologi anatomi 8edah toraks $nestesi Mikologi 8ronkoskopi Flouroskopi untuk T8C8
+7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
36
1M-0OCO?1
35
Na!a %en"a#$t
0o. 19D#=2 C4+.+ S$n;r8! Ste?en, 8=n,8n a#$1at alerg$ 81at r$-a!%$,$n)
+. Definisi
Sindrom yang mengenai kulit dan diakibatkan oleh pemakaian obat O$T misalnya 2 rifampisin
). Diagnosis
&riteria diagnosis 2 ?e!ala berupa demam tinggi, malese, nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorok. Pada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan#kelainan kulit, kelainan selaput lendir di orifi"ium dan kelainan mata. &elainan kulit 2 eritema, esikel dan bula. ;esikel dan bula meme"ah sehingga ter!adi erosi yang luas. Di samping itu !uga ter!adi purpura kelainan selaput lendir yang tersering pada mukosa mulut. &elainan pada mata berupa "on!ungtiitis katanalis
(. Etiologi 7. Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum 7.). &husus 4. Faktor risiko B. Diagnosis banding 6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa 6.(. &husus 5. PeraAatan rumah sakit 3. Penyulit komplikasi/ 3.+. &arena penyakit 3.). &arena tindakan +*. Informed consent surat persetu!uan/ 33
++. Masa pemulihan +).8idang terkait +(.Fasilitas khusus +7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
+**
Paru &er!a
+*+
0o. 19D#=2 '.B*#B7, '.BB
Na!a %en"a#$t +.
0ama penyakit % diagnosis
Pen"a#$t Par/ Kera 2 Penyakit paru akibat ker!a meliputi antara lain 2 • Pneumokoniosis peker!a tambang batu bara 'B*/ • $sbestosis 'B+/ • Silikosis 'B)/ • Pneumokoniosis lain 'B(#'B7/ • 8isinosis 'BB/ • Pneumonitis hipersensitiiti • $sma ker!a • &anker paru akibat ker!a • 8ronkitis industri
). Definisi
2 Penyakit paru akibat ker!a adalah penyakit yang disebabkan oleh pa!anan bahan % @at di lingkungan tempat ker!a. Tergantung bahan%@at penyebab, masing#masing mempunyai nama penyakit tersendiri.
(. &riteria diagnosis
2
• iAayat peker!aan % pa!anan bahan%@at yang •
•
•
7.
Diagnosis banding
akurat dan terin"i &eluhan tergantung berat ringannya penyakit, mulai dari batuk, sesak napas, penurunan berat badan sampai pada ke"a"atan yang menetap Pemeriksaan faal paru tergantung berat ringannya penyakit, mulai dari yang ringan re!ersible sampai pada yang berat dan irre!ersible ?ambaran radiologi tergantung berat# ringannya penyakit. -ntuk pneumokoniosis dinilai berdasarkan klasifikasi 1CO tentang gambaran radiologis.
2 Dapat berupa berbagai kelainan paru seperti2 • 8ronkitis kronik • $sma bronkial • Tuberkulosis paru • Penyakit paru interstitial • Dan lain#lain
+*)
4.
Pemeriksaan penun!ang 7.+. -mum
2
• Foto toraks • -!i faal paru peakfloA meter dan spirometri/
7.). &husus
2
• • • • • •
B.
&onsultasi
2
Dokter Spesialis Paru
6.
PeraAatan rumah sakit
2
Pada kasus berat dan atau dengan kasus# kasus komplikasi kardiopulmoner dan komplikasi lain
5.
Terapi
2
Penanganan pada dasarnya meliputi penanganan keluhan paru sesuai dengan kelainan yang ada, termasuk penanganan kardiopulmoner dan komplikasi lainnya 9atatan2 • Pemeriksaan kesehatan berkala termasuk pemeriksaan fungsi paru memegang peranan utama untuk deteksi sedini mungkin dan men"egah ke"a"atan tetap • Prinsip#prinsip kesehatan dan keselamatan ker!a perlu selalu ditaati
3.
Standar rumah sakit
2
umah sakit tipe 8 % 9
+*. Penyulit komplikasi/ +*.+. &arena penyakit
-!i prookasi bronkus 9T S"anning toraks -!i kapasiti difusi -!i imunologi 8$C bronkoaleolar laage/ 8iopsi paru
2
• • • • •
&orpulmonal ?angguan paru dan pernapasan yang menetap Mesotelioma dan kanker paru pada pa!anan debu asbes Tuberkulosis paru pada pa!anan debu sili"a &e"a"atan paru
+*(
• 8ronkospasme • Pneumotoraks • Pneumonia
+*.). &arena tindakan
++. Informed consent tertulis/
2
Diperlukan pada tindakan#tindakan khusus
+). Standar tenaga
2
• • •
Dokter Spesialis Paru, untuk penanganan khusus di bidang masalah paru Dokter &esehatan ker!a untuk penanganan umum dan lingkungan ker!a Dokter Spesialis adiologi untuk pemba"aan foto toraks sesuai Standar 1CO
+(. Cama peraAatan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+7. Masa pemulihan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+4. Output
2
• • •
+B. P$
2
Tergantung !enis pa!anan dan penyakit
+6. $utopsi % risalah rapat
2
#
+5. 8idang terkait
2
• •
adiologi &esehatan ker!a
+3. Fasilitas khusus
2
• •
Caboratorium khusus analisis material Caboratorium u!i prookasi bronkus dengan bahan spesifik
+*7
Sembuh &elainan menetap Pada keadaan yang berat komplikasi/ dapat ter!adi kematian
+. 0ama penyakit % definisi
2
Pen"a#$t %ar/ a#$1at $n=ala,$ %8l/,$ /;ara ;ala! r/angan
Penyakit paru akibat inhalasi polusi udara dalam ruangan adalah penyakit paru yang diakibatkan inhalasi bahan polutan dalam ruangan seperti asap hasil pembakaran rokok, kompor, dll/, gangguan sirkulasi udara di gedung, bahan yang mudah menguap, serat# serat inorgani" dengan kadar yang tinggi di atas nilai normal ).
&riteria Diagnosis
2
iAayat peker!aan%pa!anan yang akurat dan terin"i, keluhan dapat asimptomatik sampai ge!ala batuk, sesak napas, demam dan mengi
(.
Diagnosis banding
2
8erbagai penyakit al 2 • 8ronkitis kronik • $sma • Tuberkulosis paru • Pneumonia
7.
Pemeriksaan penun!ang -mum
2
Foto toraks, u!i faal paru
&husus
2
$nalisis gas darah, 9T#s"an toraks
4.
&onsultasi
2
Dokter Spesialis Paru
B.
PeraAatan rumah sakit
2
aAat !alan dan raAat inap bila sesak atau terdapat komplikasi
6.
Terapi -mum Terapi 0onmedikamentosa
2 2 2
Oksigen
Terapi medikamentosa
2
Obat simptomatik, antibiotik bila ter!adi infeksi
Terapi khusus
2
Menghindari penyebab, menerapkan prinsip# prinsip kesehatan dan keselamatan ker!a
Standar rumah sakit
2
umah sakit tipe 8%9
5.
+*4
3.
Penyulit komplikasi/ &arena penyakit
2 2
&arena tindakan
2
1nfeksi, gangguan paru dan pernapasan yang menetap, kanker paru 8ronkospasme
+*. Pen!elasan dengan persetu!uan 2
8ila dilakukan tindakan khusus
++. Standar tenaga
2
• Dokter Spesialis Paru • Dokter Spesialis PeraAatan 1ntensi
+). Cama peraAatan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+(. Masa pemulihan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+7. Output
2
Sembuh total, kelainan menetap, komplikasi, meninggal
+4. P$
2
#
+B. $utopsi%risalah rapat
2
#
+6. 8idang terkait
2
adiologi, kesehatan ker!a
+5. Fasiliti khusus
2
Caboratorium khusus analisis bahan dan kadar polutan
+*B
0o. 19D#=2 ' BB +.
0ama penyakit % definisi
2
B$,$n8,$, )
8isinosis adalah penyakit yang timbul akibat inhalasi debu kapas di lingkungan ker!a. 8isinosis disebut !uga bro0n lungdisease1 cotton bract atau cotton lung disease. ).
&riteria Diagnosis
2
• •
• •
iAayat peker!aan % pa!anan bahan%@at yang mengandung kapas, hem# atau flax ?e!ala berupa rasa berat atau sempit di dada "hest tighness/, batuk dan sesak napas saat hari pertama kembali masuk ker!a setelah istirahat akhir pekan. ?e!ala yang timbul seperti batuk kering, millfe!er1 0ea!ercough bisa ter!adi sendiri# sendiri atau bersamaan. &lasifikasi K:O untuk bisinosis se"ara klinis 2 # Dera!at 8+ 2 asa tert ekan di dada dan atau sesak napas pada hari perta ma kembali beker!a # Dera!at 8) 2 asa tert ekan di dada dan atau sesak napas pada hari perta ma kembali beker!a dan pada hari#hari beker!a selan!utnya
(.
Diagnosis banding
2
8erbagai penyakit al 2 • 8ronkitis kronik • $sma • $sma akibat ker!a
7.
Pemeriksaan penun!ang -mum
2
Foto toraks, u!i faal paru spirometri/
&husus
2
-!i prookasi bronkus dengan debu kapas
+*6
4.
&onsultasi
2
Dokter Spesialis Paru
B.
PeraAatan rumah sakit
2
aAat !alan dan raAat inap bila sesak atau terdapat komplikasi
6.
Terapi -mum Terapi 0onmedikamentosa
2 2 2
Oksigen
Terapi medikamentosa
2
Obat simptomatik, bronkodilator
Terapi khusus
2
Menghindari penyebab, menerapkan prinsip# prinsip kesehatan dan keselamatan ker!a
5.
Standar rumah sakit
2
umah sakit tipe 8%9
3.
Penyulit komplikasi/ &arena penyakit
2
?angguan paru dan pernapasan yang menetap
2
8ronkospasme
&arena tindakan
+*. Pen!elasan dengan persetu!uan 2
8ila dilakukan tindakan khusus
++. Standar tenaga
2
Dokter Spesialis Paru
+). Cama peraAatan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+(. Masa pemulihan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+7. Output
2
Sembuh total, kelainan menetap, komplikasi, meninggal
+4. P$
2
#
+B. $utopsi%risalah rapat
2
#
+6. 8idang terkait
2
Dokter &esehatan &er!a
+5. Fasiliti khusus
2
Caboratorium khusus analisis bahan penyebab
+*5
0o. 19D#=2 G.** > G.+( +.
0ama penyakit % diagnosis
2
Pe!er$#,aan Ke,e=atan Me;$>al '=e>#5/%)
).
1ndikasi
2
• •
(.
Diagnosis banding
2
#
7.
Pemeriksaan penun!ang $namnesis
2
• • • • • •
Pemeriksaan kesehatan berkala Pemeriksaan prasyarat beker!a
&eluhan yang ada iAayat penyakit paru yang pernah diderita atau yang masih diderita saat ini iAayat penyakit lainnya yang pernah atau masih diderita iAayat kebiasaan pribadi2 merokok, minuman keras, 0$PG$ iAayat peker!aan2 !enis peker!aan, lama beker!a, @at pa!anan, keluhan akibat peker!aan iAayat lingkungan2 tempat tinggal, tempat beker!a
4.
&onsultasi
2
Dokter Spesialis Paru
B.
PeraAatan fisik % !asmani
2
8isa tidak ditemukan kelainan
6.
Pemeriksaan penun!ang
2
• •
ontgen toraks P$, !ika perlu lateral -!i faal paru Spirometri/ 9atatan2 Selain pemeriksaan umum dapat dilakukan u!i faal paru yang bersifat khusus sesuai kebutuhan.
•
Pemeriksaan lain !ika ditemukan kelainan Dahak ◈ 8T$ ( kali dengan biakan dan u!i resistensi bila perlu ◈ Pulasan gram pada dugaan infeksi bakterial/
+*3
'amur pada dugaan infeksi !amur, namun harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan lain/ ◈Sitologi pada ke"urigaan keganasan paru dan saluran napas/ adiologi lain seperti fluoroskopi, -S?, 9T S"anning toraks dll/ Pemeriksaan lain yang dianggap terkait langsung dengan kelainan di paru ◈
-
5.
Output
2
•
•
•
++*
Tidak ditemukan gangguan atau penyakit pada saluran napas dan paru, pasien dapat beker!a biasa dan melakukan semua aktiiti Ditemukan gangguan atau penyakit pada saluran napas dan paru, pasien dapat beker!a dan melakukan aktiiti dengan pembatasan Ditemukan gangguan atau penyakit pada saluran napas dan paru, pasien dian!urkan untuk tidak beker!a atau beraktiiti untuk sementara Aaktu atau seterusnya
0o. 19D#=2 '.B6 +.
0ama penyakit % definisi
2
Pne/!8n$t$, =$%er,en,$t$?$t$
Pneumonitis hipersensitiiti adalah penyakit paru ker!a yang ter!adi akibat inhalasi suatu bahan terutama organik. Pneumonitis hipersensitiiti sering disebut extrinsic merupakan penyakit allergic al!eolitis1 imunologi ter!adi karena terinhalasi antigen termasuk partikel organik/ dengan berat molekul yang rendah, tidak bersifat atopi dan tidak berhubungan dengan kenaikan 1gE atau eosinofil. 8ergantung pada agen penyebab pneumonitis hipersensitiiti diberi nama berbeda. 8ila bahan penyebab !amur tanaman atau !erami pada petani sering disebut farmer2 lung disease, agen penyebab residu gula disebut bagassosis, penyebab plastik disebut #lastic 0orkers lung , penyebab logam "obalt disebut hard metal lung disease dll ).
&riteria Diagnosis
2
• •
iAayat peker!aan % pa!anan bahan%@at yang akurat Pada yang akut akan timbul ge!ala sesak, batuk nonproduktif, nyeri otot, rasa dingin, diaforesis, sakit kepala dan lemas yang ter!adi dua sampai sembilan !am setelah terpa!an antigen. ?e!ala akan meningkat setelah B sampai )7 !am dan akan menghilang setelah + sampai )7 !am tanpa pengobatan. Pada pneumonitis hipersensitiiti kronik akan timbul ge!ala sesak yang lebih berat, batuk produktif, nafsu makan menurun dan berat badan menurun.
&riteria diagnosis pneumonitis hipersensitiiti 2 &riteria mayor
+++
• • • •
iAayat pa!anan antigen atau terdapat serum
antibodi ?e!ala sesuai dengan pneumonitis hipersensitif Terdapat kelainan pada foto toraks atau high resolution C scan $ntigen dapat dibuktikan
&riteria minor • onki basah di kedua basal • Penurunan kapasiti difusi • :ipoksemia saat istirahat dan latihan • Cimfositosis pada 8$C Diagnosis dapat ditegakkan bila memenuhi semua kriteria mayor dan paling sedikit empat kriteria minor serta menyingkirkan penyakit lain yang mempunyai ge!ala yang sama (.
Diagnosis banding
2
8erbagai penyakit al 2 • $sma • Sarkoidosis • Demam inhalasi • 1nfeksi irus mikoplasma • Tuberkulosis • 1nfeksi !amur • Penyakit interstitial lain • Penyakit berilium kronik • Cimfoma%leukemia • 1nhalasi gas toksik
7.
Pemeriksaan penun!ang -mum
2
Pemeriksaan darah tepi, foto toraks, u!i faal paru spirometri/
&husus
2
9T S"an toraks -!i kapasiti difusi 8$C 8ronkoaleolar laage/
4.
&onsultasi
2
Dokter Spesialis Paru
B.
PeraAatan rumah sakit
2
aAat !alan dan raAat inap bila sesak atau terdapat komplikasi
++)
6.
Terapi -mum Terapi 0onmedikamentosa
2 2 2
Terapi medikamentosa
2
Simptomatis &ortikosteroid seperti prednisolon B* mg%hari selama 7 minggu.
Terapi khusus
2
Menghindari penyebab, kesehatan ker!a
5.
Standar rumah sakit
2
umah sakit tipe 8%9
3.
Penyulit komplikasi/ &arena penyakit
2
?angguan paru dan pernapasan yang menetap
&arena tindakan
2
#
Oksigen
prinsip#prinsip
+*. Pen!elasan dengan persetu!uan 2
8ila dilakukan tindakan khusus
++. Standar tenaga
2
Dokter Spesialis Paru
+). Cama peraAatan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+(. Masa pemulihan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+7. Output
2
Sembuh total, kelainan menetap, komplikasi, meninggal
+4. P$
2
#
+B. $utopsi%risalah rapat
2
#
+6. 8idang terkait
2
adiologi, &esehatan dan &eselamatan &er!a
+5. Fasiliti khusus
2
Caboratorium khusus analisis bahan penyebab
++(
0o. 19D#= 2 'B+ +. 0ama penyakit % definisi
2
A,1e,t8,$, 9)
$sbestosis adalah penyakit paru yang timbul akibat inhalasi debu serat asbes yang ditandai dengan fibrosis interstitial difus pada paru ).
&riteria Diagnosis
2
• •
•
•
iAayat peker!aan % pa!anan bahan%@at yang mengandung serat asbes Diagnosis asbestosis ditegakkan bila terdapat fibrosis parenkim paru difus dengan atau tanpa penebalan pleura dan terdapat riAayat pa!anan serat asbes. iAayat pa!anan meliputi lama, aAitan, tipe dan intensiti pa!anan yang diterima penderita ?ambaran radiologis dinilai dengan pendera!atan menurut 1CO. 8eberapa gambaran khas adalah perselubungan halus ireguler, tersebar di daerah posterior, basal paru dan subpleura. Plak pleura, sangat spesifik untuk mengetahui riAayat pa!anan serat asbes dan digunakan sebagai petanda pa!anan serat asbes. Diagnosis mikroskopis asbestosis ditegakkan bila terdapat fibrosis interstisial difus dan asbestos body . )sbestos body adalah serat asbes dengan selaput protein dan besi yang terbentuk setelah serat asbes terdeposit.
(.
Diagnosis banding
2
• 8erbagai penyakit pneumokoniosis lain • Tuberkulosis
7.
Pemeriksaan penun!ang -mum
2
Foto toraks, u!i faal paru spirometri/
&husus
2
&apasiti difusi 9T S"an toraks -!i imunologi 8ronkoskopi 8iopsi/
++7
4.
&onsultasi
2
Dokter Spesialis Paru
B.
PeraAatan rumah sakit
2
aAat !alan dan raAat inap bila sesak atau terdapat komplikasi
6.
Terapi -mum Terapi 0onmedikamentosa Terapi medikamentosa Terapi khusus
2 2 2 2 2
5.
Standar rumah sakit
2
umah sakit tipe 8%9
3.
Penyulit komplikasi/ &arena penyakit
2
?angguan paru dan pernapasan yang menetap, &anker Paru Mesotelioma
&arena tindakan
Menghindari pa!anan lebih lan!ut 8ersifat simptomatis Menghindari penyebab, prinsip#prinsip kesehatan ker!a
2
#
+*. Pen!elasan dengan persetu!uan 2
8ila dilakukan tindakan khusus
++. Standar tenaga
2
Dokter spesialis paru
+). Cama peraAatan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+(. Masa pemulihan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+7. Output +4. P$
2 2
&elainan menetap, komplikasi, meninggal #
+B. $utopsi%risalah rapat
2
#
+6. 8idang terkait
2
adiologi, &esehatan dan &eselamatan &er!a
+5. Fasiliti khusus
2
Caboratorium khusus analisis bahan penyebab
++4
0o. 19D#=2 'B) +.
0ama penyakit % definisi
2
S$l$#8,$, 0)
Silikosis merupakan penyakit parenkim paru akibat ker!a yang diakibatkan inhalasi silikon dioksida atau silika. Silikosis dapat timbul akibat inhalasi debu yang mengandung kristal silika yang tersebar se"ara luas di permukaan bumi. 8erdasarkan Aaktu pa!anan, konsentrasi pa!anan dan perkembangan penyakitnya, silikosis dibagi atas 2 • Silikosis akut • Silikosis terakselerasi • Silikosis kronik ).
&riteria Diagnosis
2
•
•
•
++B
iAayat peker!aan % pa!anan bahan % @at yang mengandung silika seperti pertambangan, penggalian granit, pasir, batu tulis, tukang batu, pabrik keramik, penuangan logam, semen dan proyek bangunan dll. Silikosis kronik timbul akibat pa!anan terhadap debu silika dengan konsentrasi rendah selama +4 tahun atau lebih. ?e!ala berupa sesak napas aAalnya terlihat pada Aaktu ker!a kemudian pada saat beristirahat. Sesak napas makin lama makin memberat. Periode terakhir pasien silikosis adalah kegagalan kardiorespirasi. Silikosis akut ter!adi akibat pa!anan silika bebas konsentrasi tinggi dan berlebihan dalam Aaktu singkat yaitu dalam beberapa minggu sampai 4 tahun. iAayat penyakit yang khas yaitu sesak napas progresif, demam, batuk dan penurunan berat badan sesudah pa!anan singkat terhadap silika konsentrasi tinggi.
•
•
Silikosis terakselerasi ter!adi karena pa!anan silika selama 4#+* tahun. Progresiiti penyakit tetap berlangsung meskipun peker!a telah dihindarkan dari pa!anan. ?e!ala, gambaran foto toraks serta gambaran patologi mirip dengan silikosis kronik tetapi ter!adi lebih "epat dan perburukan ter!adi progresif sering disertai infeksi mikobakterium tipikal dan atipikal ?ambaran radiologis dinilai dengan pendera!atan menurut 1CO. 8eberapa gambaran khas adalah nodul silikosis pada parenkim dan kelen!ar getah bening dan akhirnya ter!adi fibrosis masif progresif FMP/ ditandai penggabungan perselubungan halus men!adi lesi lebih besar men!adi lesi kategori $ sampai 9 menurut pendera!atan 1CO.
(.
Diagnosis banding
2
• Penyakit pneumokoniosis lain • Tuberkulosis
7.
Pemeriksaan penun!ang -mum
2
Foto toraks, u!i faal paru spirometri/
&husus
2
&apasiti difusi 9T S"an toraks -!i imunologi 8ronkoskopi 8iopsi/
4.
&onsultasi
2
Dokter Spesialis Paru
B.
PeraAatan rumah sakit
2
aAat !alan dan raAat inap bila sesak atau terdapat komplikasi
6.
Terapi -mum Terapi 0onmedikamentosa
2 2 2
#
Terapi medikamentosa
2
8ersifat simptomatis
++6
Terapi khusus
2
Menghindari penyebab, men!alankan prinsip# prinsip kesehatan dan keselamatan ker!a
5.
Standar rumah sakit
2
umah sakit tipe 8%9
3.
Penyulit komplikasi/ &arena penyakit
2
• ?angguan paru dan pernapasan yang menetap, infeksi tuberkulosis • &anker Paru • Pneumotoraks
&arena tindakan
2
#
+*. Pen!elasan dengan persetu!uan 2
8ila dilakukan tindakan khusus
++. Standar tenaga
2
Dokter Spesialis Paru
+). Cama peraAatan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+(. Masa pemulihan
2
Tergantung berat penyakit dan respons terhadap pengobatan
+7. Output
2
&elainan menetap, komplikasi, meninggal
+4. P$
2
#
+B. $utopsi%risalah rapat
2
#
+6. 8idang terkait
2
adiologi, dokter kesehatan ker!a
+5. Fasiliti khusus
2
Caboratorium khusus analisis bahan penyebab
++5
+.
0ama penyakit % definisi
2
A,!a #era
$sma ker!a adalah penyakit yang ditandai oleh keterbatasan aliran !alan napas yang berariasi dan atau hipereaktiiti bronkus nonspesifik disebabkan oleh penyebab dan keadaan di lingkungan peker!aan tertentu dan rangsangan tersebut tidak di!umpai di luar tempat ker!a. ).
&riteria Diagnosis
2
Menurut $99P $meri"an 9ollege of 9hest Physi"ian/, kriteria diagnosis untuk asma ker!a harus memenuhi semua 7, $ sampai D sebagai berikut 2 $. Diagnosis asma oleh dokter dan atau ada bukti se"ara faal paru ter!adi hipereaktiiti saluran napas. 8. Pa!anan di tempat ker!a mendahului aAitan ge!ala asma 9. $da hubungan antara ge!ala dengan peker!aan D. $da pa!anan dan atau ada bukti se"ara faal paru, hubungan antara asma dengan lingkungan ker!a diagnosis asma ker!a membutuhkan satu atau lebih dari D)#D4, pada umumnya asma ker!a membutuhkan hanya D+/. D+. Pa!anan di tempat ker!a terhadap bahan yang dilaporkan dapat meningkatkan asma &er!a D). Perubahan ;EP + dan atau $PE yang berhubungan dengan tempat ker!a D(. Perubahan hipereaktiiti bronkus nonspesifik se"ara serial yang berhubungan dengan ker!a D7. -!i prookasi bronkus spesifik positif D4. Onset asma se"ara !elas ber# hubungan dengan ge!ala akibat pa!anan bahan iritan di tempat ker!a umumnya pada $DS/
(.
Diagnosis banding
2
• $sma yang diperberat di tempat ker!a ++3
• PPO& • SOPT 7.
Pemeriksaan penun!ang -mum &husus
• • 2 • • 2
Darah lengkap Foto toraks $PE atau ;EP+ serial selama ) minggu -!i prookasi bronkus spesifik dan 0onspesifik -!i kulit
• 4.
&onsultasi
2 Dokter Spesialis Paru
B.
PeraAatan rumah sakit
2 8ila eksaserbasi
6.
Terapi -mum Terapi 0onmedikamentosa
2 2 :indarkan pa!anan 2
Terapi medikamentosa
2
Terapi khusus
2
5.
Standar rumah sakit
2
3.
Penyulit komplikasi/ &arena penyakit &arena tindakan
2 2
• 8ronkodilator • Steroid
#
+*. Pen!elasan dengan persetu!uan 2 ++. Standar tenaga
2
+). Cama peraAatan
2
+(. Masa pemulihan
2
+7. Output
2
+4. P$ +B. $utopsi%risalah rapat
2 2
+6. 8idang terkait
2
&esehatan ker!a
+5. Fasiliti khusus
2
Caboratorium faal paru dan u!i prookasi bahan spesifik
# #
+)*
Faal Paru
+)+
0o. 19D#1=#9M2 53.(6 dan 53.(5
Na!a %en"a#$t +. Definisi ). Diagnosis
Faal Par/ S%$r8!etr$)
Pemeriksaan untuk mengetahui kondisi paru Pemeriksaan faal paru dilakukan pada semua pasien yang akan men!alani pembedahan dengan anestesi umum indikasi pemeriksaan faal paru pada 2 +. Pend Pender erit ita a yang ang memp mempun uny yai riA riAayat ayat kela kelain inan an paru ). Pend Pender erit ita a yang yang mempun mempunya yaii risi risiko ko tingg tinggii untu untuk k tind tindak akan an anes aneste tesi si%b %bed edah ah sepe sepert rtii pero peroko kok, k, obesitas dan usia diatas B* tahun (. Pend Pender erita ita yang yang akan akan men men!al !alan anii tindaka tindakan n bedah bedah abdomen dan toraks • Peme Pemeri riks ksaa aan n faal faal paru paru berg bergu una untu untuk k mene menent ntuk uka an risi risiko ko anes aneste tesi si dan dan atau atau pembeda pembedahan, han, bukan bukan menentu menentukan kan indikas indikasii dan indikasi kontra tindakan bedah • isiko anestesi%pembedahan anestesi%pembedahan dibagi dalam tiga tiga tingk tingkat at yaitu aitu,, risi risiko ko ringa ringan, n, risik risiko o sedang dan risiko tinggi 0ilai faal faal paru paru dalam dalam menen menentuk tukan an risik risiko o • 0ilai anestesi%pembedahan a. Pembedahan diluar abdomen dan toraks # isi isiko ko rin ringa gan n bila bila 2 &; B*H B*H ;EP ;EP+ + B*H # isik isiko o seda sedang ng bila bila 2 &; (*H (*H ;EP+ ;EP+ (* H # isik isiko o ting tingg gi bila bila 2 &; (*H (*H ;EP ;EP+ (*H b. Pembedahan Pembedahan abdomen bagian bagian baAah # isi isiko ko ring ringan an bila bila 2 &; B*H B*H ;EP+ ;EP+ B*H # isik isiko o sedang sedang bila bila 2 &; (4H (4H ;EP+ ;EP+ B*H # isi isiko ko ting tinggi gi bila bila 2 &; (4H ;EP+ ;EP+ B*H ". Pembedahan abdomen bagian atas # isi isiko ko ring ringan an bila bila 2 &; B*H B*H ;EP+ ;EP+ B*H # isik isiko o sedang sedang bila bila 2 &; 7*H 7*H ;EP+ ;EP+ B*H # isi isiko ko ting tinggi gi bila bila 2 &; 7*H ;EP+ ;EP+ B*H +))
d.Pembedahan toraks tanpa pengangkatan !aringan paru risiko tindakan sama denga dengan n pembe pembeda dahan han abdo abdomen men bagia bagian n atas e. eseksi eseksi paru # isik isiko o ring ringan an 2 +. Pneumonektomi &; paru kontra lateral lebih dari 74H ;EP+ B*H ). Pembedahan nilateral &; B*H (. Pembedahan bilateral &; 64H ;EP+ B*H # isiko sedang 2 +. Pneumonektomi &; paru kontra lateral lebih dari (4H ;EP+ B*H ). Pembeda Pembedahan han unilater unilateral al &; B*H, &; paru kontra lateral )*H ;EP+ B*H (. Pembeda Pembedahan han bilater bilateral al &; 4*H ;EP+ B*H # isiko isiko tinggi, tinggi, kead keadaan aan ini ini berbahay berbahaya a bahkan bahkan pembeda pembedahan han mungkin mungkin tidak tidak dapat dilakukan apabila nilai faal paru kura kurang ng dari dari bata batas s baA baAah nila nilaii faal faal paru pada risiko sedang (. Etiologi 7. Pemeriksaan pe penun!ang 7.+. -mum 7.). &husus
Spirometri
4. Fakto aktorr ris risik iko o
+)(
B. Diag Diagno nosi sis s band bandin ing g 6. Terapi 6.+. 0on medikamentosa 6.). Medikamentosa 6.(. &husus 5. Pera PeraAa Aata tan n rumah rumah sakit sakit
• aAat !alan • aAat inap
3. Peny Penyuli ulitt komp komplik likas asi/ i/ 3.+. &arena penyakit 3.). &arena tindakan +*. Informed consent surat surat persetu!uan/ ++. ++. Masa pemulihan pemulihan +).8idang +). 8idang terkait terkait +(.Fasilita +(. Fasilitas s khusus +7.Prognosis +7.+. $d fungsionam +7.). $d sanasionam +7.(. $d itam
+)7