UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH GAYA HIDUP DAN TINGKAT RELIGIOSITAS TERHADAP SIKAP REMAJA DALAM MENCEGAH PENULARAN HIV DAN AIDS DI DESA LEWO BARU, KECAMATAN MALANGBONG KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT
Oleh MPS A
DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPOK DESEMBER 2013
i
ABSTRAK Peningkatan kasus HIV dan AIDS kini menjadi kekhawatiran masyarakat dunia sehingga masuk ke dalam salah satu dari delapan poin MDGs. Peningkatan kasus HIV dan AIDS tidak hanya terjadi di dunia, namun juga di Indonesia khususnya di provinsi Jawa Barat. Salah satu media massa menuliskan terdapat 109 orang yang meninggal dunia akibat HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Selain itu, penderita HIV dan AIDS yang sebagian besar merupakan
remaja usia
produktif, menjadi kekhawatiran tersendiri mengingat mereka
memiliki peranan besar terhadap pembangunan bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas dalam kaitannya terhadap sikap mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
dengan teknik pengumpulan data menggunakan survei. Populasi
penelitian adalah seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dari penelitian ini didapatkan sampel penelitian sebanyak 98 orang dengan teknik penarikan sampel secara bertahap (multistage sampling) dimana pemilihan dalam setiap tahapannya dilakukan secara acak. Selain itu, dilakukan pula wawancara mendalam dengan sejumlah informan untuk memperkuat dan memperkaya data penelitian. Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat, bivariat, dan multivariat. Sommers’d digunakan untuk menganalisa hubungan bivariat antara variabel independen dan dependen dan untuk uji hubungan multivariat digunakan regresi berganda. Hasil dari uji bivariat menunjukan adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas dengan kaitannya terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Selanjutnya, pada uji regresi berganda ditemukan bahwa variabel tingkat
religiositas
adalah
variabel
independen
yang
paling signifikan
dibandingkan dengan variabel lainnya yaitu gaya hidup. Kata Kunci: HIV, AIDS, MDGS, remaja, Garut, sikap, tingkat religiositas, gaya hidup, kuantitatif, sommers’d, regresi berganda. ii
ABSTRACT
The increasing cases of HIV and AIDS have now becoming a concern of the world as it is one of the eight points of MDGs. It is not only happening in the world, but also in Indonesia, particularly at Jawa Barat province. At the time, one of the mass media carried news of 109 people who died in Garut, Jawa Barat, which were caused by HIV and AIDS. In addition, it becomes a concern to our nation since people with HIV and AIDS mostly are in productive age considering that they have a major role to the development of the nation. This study aims to analyze the effect of lifestyle and level of religiosity in preventing the transmission of HIV and AIDS among adolescent. The research method uses quantitative method by using survey as data collection technique. The population was all adolescent aged 15 until 19 years old who were unmarried in Lewo Baru village, Malangbong, Garut, Jawa Barat province. In this study 93 sample are obtained by using multistage sampling, in which random technique is used in every stage. Moreover, in-depth interview also conducted with a number of informants to enrich and strengthen this research data. The test analysis of this study uses univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Sommers’d is used to analyze bivariate relationship between
independent and dependent variable and multiple regression test is used to analyze multivariate relationship. The results of the bivariate test showed an association between the independent variables and dependent variable which are lifestyle and level of religiosity in relation with adolescent attitude in preventing the transmission of HIV and AIDS. Furthermore in multiple regression test, level of religiosity is the most significant independent variable compared to other independent variable which is lifestyle.
Key Words: HIV, AIDS, MDGS, adolescent, Garut, attitude, level of religiosity, lifestyle, quantitative methods, sommers’d, multiple regression.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Tingkat Religiositas Terhadap Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS” di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait gaya hidup dan tingkat religiositas yang dapat memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Selain itu, laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh kelulusan mata kuliah Metode Penelitian Sosial jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang konstruktif dari pelbagai pihak demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan penelitian ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberikan berkat-Nya atas segala usaha kita. Amin.
Depok, 5 Desember 2013
Kelompok Metode Penelitian Sosial A
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama kami ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Kami juga turut mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang selalu memberikan dukungan baik moril dan materil. Ungkapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, Mas Ricky dan Mbak Lidya yang telah menemani kami selama kurang lebih satu tahun dari mulai penyusunan rancangan penelitian hingga terbentuk sebuah laporan penelitian ini dengan penuh keceriaan, kesabaran, dan kasih sayang. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dosen mata kuliah Metode Penelitian Sosial yang turut berpartisipasi dalam proses kegiatan Metode Penelitian Sosial ini. Kami ucapkan terimakasih kepada Mas Ricky selaku koordinator mata kuliah MPS dan juga dosen lainnya mulai dari Mbak Lidya, Mas Iwan, Mbak Deby, Mas Nanu, Mbak Shanty, Mas Yerus, dan Mbak Titi serta Pak Iqbal yang menggantikan Mas Nanu ketika LPMPS. Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada Kak Anwar dan Kak Ferry, karena keberadaan mereka sebagai tim advance sangat membantu kami selama berada di Desa Lewobaru. Terima kasih juga kepada kepada Ibu Lurah, Mak Iwih dan Mamah Dedeh yang telah menyediakan tempat tinggal dan makanan untuk kami selama LPMPS sehingga kami tidak kelaparan. Terima kasih juga kepada seluruh warga Desa Lewobaru yang telah menyambut kami dengan tangan terbuka serta membantu kami dalam pelbagai hal. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok MPS B, C, dan D yang secara tidak langsung terus menyemangati kami selama mengambil mata kuliah ini mulai dari MPS I, LPMPS, dan MPS II. Walaupun selama mengambil mata kuliah ini terlihat menjadi terkotak-kotak, kita tetap keluarga Sosiologi UI 2011. Ucapan terima kasih diberikan kepada seluruh anggota kelompok MPS A yang terdiri dari Deden, Ghivo, Arif, Ulfi, Arsa, Putri, Dipta, Tito, Tiara, Ririn, Putra, Fathi, Halida, Nisa, Jhane, Karla, Okta, dan Doni yang senasib seperjuagan selama kurang lebih satu tahun. Walaupun dalam prosesnya terdapat halangan,
v
rintangan, serta dinamika dalam kelompok yang tidak dapat dihindarkan. Kami bangga karena kami tetap bisa menjaga kekompakan dan memberi semangat satu sama lain. Terakhir kami mengucapkan terimakasih kepada pelbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung selama satu tahun ini sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian kelompok kami.
Salam,
MPS A
vi
Sekapur Sirih: Simfoni dalam Orkestra Alunan nada yang diperdengarkan membuat telinga kita serasa dimanjakan dengan suara-suara yang indah. Sebuah orkestra yang memainkan musik klasik membentuk suatu simfoni yang sarat akan kebersamaan. Perpaduan antara berbagai macam alat musik menjadikan orkestra terkesan lebih hidup, layaknya sifat manusia yang berbeda tetapi memiliki satu mimpi bersama. Berbagai macam alat musik yang dimainkan dalam orkestra tersebut pastinya tidak akan selaras jika tidak adanya seorang composer yang menuliskan nada-nada indah dan conductor yang memimpin dan menjaga tempo dalam sebuah orkestra. Jika tidak ada keduanya maka musik klasik yang dimainkan dalam orkestra tersebut tidak akan dapat dinikmati oleh pendengar. Begitu pula dengan kami jika tidak ada Mas Ricky dan juga Mba Lidya sebagai sosok yang menjadi pembimbing, mungkin kami tidak akan mengerti harus berbuat apa di dalam kelompok MPS A. Dialah Deden seorang peniup brass horn yang mempunyai keberanian yang luar biasa sehingga dapat menyatukan 17 pemain musik lainnya. Wibawanya membuat kami segan dengannya tetapi keramahannya membuat kami merasa dekat layaknya suara yang yang dihasilkan brass horn. Ghivo memainkan alat musik gesek cello, memiliki kebaikan yang luar biasa, sehingga semua orang ingin berada didekatnya. Ditambah keberadaan Ulfi, yang memainkan alat musik clarinet. Arif, si pemain bass clarinet yang memiliki hati yang tulus ketika membantu kami. Disebelahnya ada pemain alat musik woodwind yaitu Arsa seperti jembatan bagi alat musik lainnya seperti flute, Dipta yang memberikan dukungan untuk mempertahankan tempo permainan. Tito si pemain contrabass yang bisa memainkan emosi dalam sebuah lagu yang sedang dimainkan untuk menjadi tenang maupun tegang. Berusaha menjaga tempo ketika lagu tengah dimainkan, dua pemain alat musik pukul kettledrums, Putra dan Fathi mengubah situasi yang tegang menjadi
vii
tawa canda serta riang gembira. Doublebass yang biasa dianggap sebagai alat musik yang tangguh sangat menggambarkan Doni. Pertunjukkan orkestra semakin hidup dengan adanya Tiara sebagai pemain trumpet berusaha merangkul semuanya agar terciptanya keharmonisan. Dibantu dengan alat musik oboe yang dimainkan Ririn bersama-sama menjaga kekompakan dalam simfoni orkestra. Karla yang memainkan piccolo memiliki sifat yang diam-diam menghanyutkan tetapi kadang menghebohkan. Alat musik bassoon yang terkenal meriah memang melekat pada Putri, membuat dirinya terlihat berbeda dari yang lain tetapi tetap intelek. Berbeda dengan Nisa, pemain alat musik harp yang berjuang dengan segenap hati walaupun terlihat unik diluarnya. Memainkan alat musik alto violin membuat Jhane tampak seperti sosok yang apa adanya tetapi dapat melihat kesempatan besar di depannya. Sebelum
mengucapkan
kekaguman
atas
permainan
philharmonic
orchestra dan meninggalkan kursi penonton. Dengarlah nada yang dihasilkan violin yang bisa memadukan alat musik lainnya, merekalah Okta dan Halida yang menambah keharmonisan dalam sebuah orkestra tersebut dan menjadi nikmat untuk didengar. Berbagai alunan nada dari alat musik memang bisa diperdengarkan berulang kali. Tetapi, kesan pertama mendengarkan sebuah alunan nada terbaik di sebuah orkestra sesungguhnya hanya dapat dinikmati satu kali saja. Begitu pula dengan MPS A. MPS A mungkin bukanlah tempat terbaik yang pernah kita datangi, tetapi semoga MPS A menjadi satu-satunya tempat di hati kita yang menyajikan alunan nada terbaik untuk diperdengarkan dalam menggapai asa dan cita.
“But of all these friends and lovers, there is no one compares with you” – The Beatles
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i ABSTRAK .................................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv UCAPAN TERIMAKASIH ...................................................................................... v SEKAPUR SIRIH .................................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3 1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................ 6 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 7 1.5.1 Manfaat Akademis ...................................................................................... 7 1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................................................... 7
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 9 2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 9 2.1.1 Knowledge and attitude towards HIV/AIDS among Iranian students oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan Zahra Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas Tehran, Mei 2004 ...................................................................................................... 9 2.1.2 HIV/AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions among Adolescents In the River States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H, AsosiasiProfesor dan Koordinator Program Kesehatan Internasional,
ix
State University of New York, Maret 2005 ............................................... 10 2.1.3 Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer, Tanya L. Boone, Mei 2004.......................................................... 11 2.1.4 Faktor Pencegahan HIV/AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular Pada Siswa SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009 ........... 13 2.1.5 Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto .............. 14 2.2 Kerangka Konseptual .......................................................................................... 21 2.2.1 Variabel Dependen ................................................................................... 21 2.2.1.1 Definisi Sikap ............................................................................. 21 2.2.1.2 Definisi Remaja .......................................................................... 27 2.2.1.3 Penularan HIV dan AIDS ........................................................... 28 2.2.1.4 Pencegahan HIV dan AIDS ........................................................ 28 2.2.1.5 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ....... 29 2.2.2 Variabel Independen ................................................................................. 30 2.2.2.1 Definisi Gaya Hidup ................................................................... 30 2.2.2.1.1 Dimensi Aktivitas ................................................................ 31 2.2.2.1.2 Dimensi Opini ..................................................................... 33 2.2.2.1.3 Dimensi Minat ..................................................................... 34 2.2.2.2 Definisi Religiositas ................................................................... 35 2.3 Model Analisis ................................................................................................... 38 2.4 Hipotesis ............................................................................................................ 38 2.5 Definisi Operasional .......................................................................................... 38 2.5.1 Variabel Dependen .................................................................................... 39 2.5.1.1 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ....... 39 2.5.1.1.1 Dimensi Kognitif ................................................................. 39 2.5.1.1.2 Dimensi Afektif ................................................................... 42 2.5.1.1.3 Dimensi Perilaku ................................................................. 42 2.5.2 Variabel Independen ................................................................................. 44 2.5.2.1 Gaya Hidup Remaja .................................................................... 44 2.5.2.1.1 Dimensi Aktivitas ................................................................ 44
x
2.5.2.1.2 Dimensi Opini ..................................................................... 46 2.5.2.2 Tingkat Religiositas Remaja ....................................................... 48 2.5.2.2.1 Dimensi Praktik dalam Beragama ........................................ 49 2.5.2.2.1 Dimensi Kepercayaan dalam Beragama .............................. 50 2.5.2.2.3 Dimensi Pengalaman/perasaan dalam Beragama ................ 51
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 76 3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 76 3.2 Jenis Penelitian .................................................................................................... 77 3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian ................................................................ 77 3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian .................................................................. 78 3.2.3 Berdasarkan Waktu Penelitian ................................................................... 78 3.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 79 3.3 Unit Analisis ....................................................................................................... 79 3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................................... 80 3.5 Teknik Penarikan Sampel ................................................................................... 81 3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 85 3.6.1 Data Primer ............................................................................................... 85 3.6.2 Data Sekunder ............................................................................................ 85 3.7 Konstruksi Skala pada Penelitian ......................................................................... 85 3.8 Teknik Pengolahan Data ...................................................................................... 87 3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 89 3.10 Pembatasan dan Keterbatasan ............................................................................ 90 3.10.1 Pembatasan Penelitian.............................................................................. 90 3.10.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 91
BAB 4 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN........................................................ 92 4.1 Potret Desa Lewo Baru ....................................................................................... 92 4.2 Struktur Pemerintahan Demografi Desa Lewo Baru .......................................... 94 4.3 Kondisi Demografi.............................................................................................. 95 4.3.1 Mata Pencaharian ....................................................................................... 97 4.3.2 Migrasi ....................................................................................................... 98
xi
4.3.3 Pendidikan.................................................................................................. 99 4.4 Fasilitas Umum .................................................................................................. 101 4.4.1 Sarana Kesehatan ..................................................................................... 102 4.5 Karakteristik Remaja......................................................................................... 103
BAB 5 KARAKTERISTIK RESPONDEN........................................................ 108 5.1 Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal di tingkat dusun ............. 108 5.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.......................................... 109 5.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis sekolah .......................................... 109 5.4 Pendidikan Terakhir Orang tua ......................................................................... 110 5.5 Kegiatan Responden dalam Mengisi Waktu Luang .......................................... 111 5.5.1 Mengisi Waktu luang di Rumah .............................................................. 111 5.5.1.1 Mengisi Waktu luang dengan Membaca Buku ......................... 112 5.5.1.2 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton ................................. 113 5.5.2 Mengisi Waktu Luang dengan Berkumpul dengan Teman ..................... 115 5.5.3 Mengisi Waktu Luang dengan Menggunakan Internet di Warnet .......... 116 5.5.4 Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain ......................................... 117 5.5 Pekerjaan Orang Tua Responden ...................................................................... 118 5.6 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS .............................. 119 5.7 Variabel Independen ......................................................................................... 123 5.3.1 Gaya Hidup Remaja ................................................................................. 123 5.3.2 Tingkat Religiositas Remaja .................................................................... 126
BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI REMAJA DALAM MENCEGAH PENULARAN HIV DAN AIDS ..................................... 129 6.1 Hubungan Bivariat ............................................................................................. 129 6.1.1 Hubungan antara Sikap dengan Gaya Hidup ........................................... 129 6.1.2 Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Religiositas .............................. 134 6.2 Hubungan Multivariat ........................................................................................ 140 6.2.1 Uji Regresi Berganda ............................................................................... 140
xii
BAB 7 PENUTUP ................................................................................................. 144 7.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 144 7.2 Saran................................................................................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 147 LAMPIRAN ............................................................................................................ 152
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks Studi Literatur Review ................................................................ 16 Tabel 2.2 Definisi ABCD........................................................................................... 29 Tabel 2.3 Operasionalisasi Konsep Sikap ................................................................. 54 Tabel 2.4 Operasionalisasi Konsep Gaya Hidup ....................................................... 62 Tabel 2.5 Operasionalisasi Konsep Religiositas ...................................................... 70 Tabel 3.1 Unit Analisis .............................................................................................. 80 Tabel 3.2 Teknik Analisis Data.................................................................................. 90 Tabel 4.1 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan Malangbong ...................... 93 Tabel 4.2 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kabupaten/Kota ................................... 93 Tabel 4.3 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke ibukota Provinsi Jawa Barat ................ 94 Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Lewo Baru berdasarkan usia dan jenis kelamin ........... 96 Tabel 4.5 Mata Pencaharian Penduduk ...................................................................... 97 Tabel 4.6 Data Pendidikan Penduduk Desa Lewo Baru ............................................ 99 Tabel 4.7 Data Lembaga Pendidikan di Desa Lewo Baru ....................................... 100 Tabel 4.8 Jumlah Sarana Pendidikan ....................................................................... 101 Tabel 4.9 Data Fasilitas Umum di Desa Lewo Baru................................................ 101 Tabel 4.10 Data Sarana Kesehatan........................................................................... 102 Tabel 6.1 Hubungan antara Gaya Hidup dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 130 Tabel 6.2 Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja .......................................... 132 Tabel 6.3 Hubungan antara Aktivitas dengan SikapRemaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ........................................................................ 132 Tabel 6.4 Hubungan antara Opini dengan SikapRemaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ........................................................................ 133 Tabel 6.5 Hubungan antara Tingkat Religiositas dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 135 Tabel 6.6 Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja ............................ 136 Tabel 6.7 Hubungan antara Praktik Beragama dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 137
xiv
Tabel 6.8 Hubungan antara Kepercayaan Beragama dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS............................................ 138 Tabel 6.9 Hubungan antara Perasaan beragama dan Sikap remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 139 Tabel 6.10 Model Summary Regresi Berganda ....................................................... 140 Tabel 6.11 Uji Anova Regresi Berganda ................................................................. 141 Tabel 6.12 Uji Koefisien Regresi Berganda ............................................................ 141
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Jumlah Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2005-2012 ......................... 2 Grafik 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Lewo Baru .................................................. 94 Grafik 4.2 Persentase Jumlah Penduduk Desa Lewo Baru ........................................ 96 Grafik 4.3 Luas Lahan Desa Lewo Baru.................................................................... 98 Grafik 5.1 Tempat tinggal responden di Tingkat Dusun.......................................... 108 Grafik 5.2 Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 109 Grafik 5.3 Jenis sekolah responden.......................................................................... 109 Grafik 5.4 Pendidikan terakhir Orang tua Responden ............................................. 110 Grafik 5.5 Mengisi Waktu Luang di Rumah ............................................................ 111 Grafik 5.6 Mengisi Waktu Luang dengan Membaca Buku ..................................... 112 Grafik 5.7 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton .............................................. 113 Grafik 5.8 Mengisi Waktu Luang dengan Berkumpul dengan Teman .................... 114 Grafik 5.9 Mengisi Waktu Luang di Warnet ........................................................... 115 Grafik 5.10 Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain ...................................... 117 Grafik 5.11 Pekerjaan Orang Tua Responden.......................................................... 118 Grafik 5.12 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ................. 119 Grafik 5.13 Gaya Hidup Remaja .............................................................................. 123 Grafik 5.14 Tingkat Religiositas .............................................................................. 126
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Enam Tingkatan Berfikir dalam Kognitif ............................................. 25 Gambar 2.2 Lima Tingkatan Berfikir dalam Afektif ................................................ 26 Gambar 2.3 Model Analisis ...................................................................................... 38 Gambar 3.1 Skema Penarikan Sampel ...................................................................... 84 Gambar 4.1 Peta Desa Lewo Baru ............................................................................. 92 Gambar 4.2 Rehabilitasi Situ Cibuyut ....................................................................... 95 Gambar 4.3 Puskesmas Citeras ................................................................................ 103 Gambar 4.4 Remaja Laki-laki Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang ......... 104 Gambar 4.5 Remaja Perempuan Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang ...... 105 Gambar 4.6 Sunset Malangbong .............................................................................. 106 Gambar 4.7 Warnet yang biasa digunakan oleh remaja Desa Lewobaru ................ 107 Gambar 4.3 Kondisi warnet yang biasa digunakan oleh remaja desa Lewo Baru ... 107
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian......................................................................... 152
Lampiran 2
Rencana Analisis Data...................................................................... 164
Lampiran 3
Buku Kode ....................................................................................... 230
Lampiran 4
Uji Statistik Penelitian ...................................................................... 272
Lampiran 5
Transkrip Wawncara ........................................................................ 277
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh, virus ini dapat menyebabkan daya tahan tubuh menjadi lemah dalam melawan penyakit oportunistik. HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) melalui tahap inkubasi yang berkisar 2 sampai 15 tahun, tergantung dari daya tahan tubuh penderita (WHO, 2012). Pada dasarnya, HIV dapat tertular melalui hubungan intim (vagina, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi. Selain itu, penularan juga dapat terjadi pada ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui. Saat ini AIDS sudah mulai dapat ditangani namun hanya sebatas memperlambat laju perkembangan virusnya saja bukan menyembuhkan penyakit tersebut. MDG’s (Millennium Development Goals) yang dideklarasikan pada tahun 2000 oleh 189 negara anggota PBB, termasuk Indonesia, merumuskan “Delapan Tujuan Bersama” dalam rangka pembangunan global yang salah satunya yaitu mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS karena penyakit ini diperkirakan akan menjadi wabah yang mematikan. Di tahun 2011, UNAIDS mencatat sebanyak 15.000 orang meninggal dunia akibat AIDS (Indonesian Business Coalition on AIDS, 2009). Poin keenam MDG’s dalam memerangi HIV dan AIDS ini dikhawatirkan akan gagal tercapai pada tahun 2015. Hal ini karena realita yang terjadi justru semakin meningkatnya jumlah penderita HIV dan AIDS di pelbagai negara, termasuk Indonesia. Pada tahun 2014, Indonesia menduduki peringkat ketiga untuk kasus AIDS se-Asia setelah Cina dan Thailand. Dari data UNAIDS terlihat bahwa penderita kasus HIV dan AIDS mayoritas adalah remaja yang merupakan usia produktif. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian khusus terutama bagi Pemerintah Indonesia karena peningkatan penyebaran HIV dan AIDS didominasi oleh usia produktif yang dapat mengancam kemajuan bangsa.
1
Gambar 1.1 Jumlah Kasus HIV dan AIDS di Indonesia Tahun 2005-2012 25000
KASUS
20000 15000 10000 5000 0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
TAHUN
JUMLAH KASUS HIV
JUMLAH KASUS AIDS
Sumber: www.spiritia.or.id Gambar 1.1 di atas menggambarkan kasus HIV dan AIDS di Indonesia dari tahun 2005-2012. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tren untuk kasus HIV dan AIDS di Indonesia mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Secara kumulatif,
untuk kasus HIV dan AIDS di Indonesia hingga bulan
Desember 2012 mencapai 143.889 kasus di mana terdapat 98.390 kasus HIV dan 45.499 kasus AIDS. Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2012, persentase kasus HIV tertinggi dilaporkan berada pada kelompok usia 25 - 49 tahun (73,7%); diikuti kelompok usia 20-24 tahun (15,0%) dan kelompok usia di atas 50 tahun (4,5%). Sementara itu, persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi berada pada kelompok usia 20-29 tahun (42,3%); diikuti kelompok usia 30-39 tahun (33,1%); kelompok usia 40 - 49 tahun (11,4%); kelompok usia 15-19 tahun (4%) dan kelompok usia 50-59 tahun (3,3%). Maraknya kasus HIV dan AIDS di Indonesia, secara tidak langsung berpengaruh terhadap tingginya prevalensi kasus HIV dan AIDS di pelbagai daerah. Salah satunya di Jawa Barat yang berada di peringkat keempat setelah Papua, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Pada tahun 2012, Departemen Kesehatan mencatat terdapat 7.157 kasus HIV dan 4.098 kasus AIDS di Provinsi Jawa Barat. 2
Kasus HIV dan AIDS untuk beberapa wilayah di Jawa Barat juga terus meningkat, salah satunya di Kabupaten Garut. Pada tahun yang sama, artikel “Kasus HIV dan AIDS di Garut Tewaskan 109 Orang” menyebutkan terdapat 219 kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang tersebar di sekitar 24 wilayah kecamatan dan menyebabkan 109 penderita meninggal dunia. Dari seluruh penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, sebagian besar didominasi oleh laki-laki berusia 20 hingga 30 tahun yang merupakan usia produktif. Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa mayoritas penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Garut adalah orang-orang yang berada di golongan usia produktif, sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka yang terinfeksi AIDS telah tertular HIV sejak 5-10 tahun sebelumnya. Hasil survei BKKBN menyebutkan, karakteristik usia penderita yang tertular HIV dan AIDS terbanyak masuk ke dalam kelompok remaja yaitu sebesar 31 persen yang terdiri dari 7 persen remaja berusia di bawah 20 tahun dan 24 persen berusia antara 20-24 tahun. Hasil survei BKKBN ini menunjukkan bahwa remaja adalah kelompok usia yang paling rentan terinfeksi HIV dan AIDS. Menurut Monks, Knoers, dan Haditono, Remaja sebagai kelompok usia yang paling rentang terinfeksi HIV dan AIDS dapat dibedakan menjadi empat bagian : masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita, 2006: 192). Masa remaja adalah perpaduan antara perkembangan usia psikologis dan usia biologis sehingga sangat dipengaruhi multifaktor yang terjadi di pelbagai bidang dalam masyarakat. Menurut Erickon yang dikutip oleh Hall, Lindzey, dan Campbell (Jurnal Proviate Volume 2 No.1, 2006:2) juga menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa krisis, karena pada masa ini remaja mengalami masa transisi yang sulit yaitu dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
1.2
RUMUSAN MASALAH Menurut Departemen Kesehatan tahun 2008, dari 15.210 penderita HIV
dan AIDS sebesar 54 persen diantaranya adalah remaja. (B. Hasil survei dari 33 provinsi di Indonesia pada tahun 2008 yang dikutip dari antaranews.com memperlihatkan sebesar 63 persen remaja SMP dan SMA pernah berhubungan
3
seks sebelum nikah. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap risiko gangguan kesehatan seperti penyakit HIV dan AIDS. Selain itu, merujuk pada data-data tersebut, terlihat adanya kemungkinan kenaikan tingkat kerentanan remaja terhadap penyakit HIV dan AIDS. Kerentanan remaja terhadap HIV dan AIDS merupakan situasi yang penting untuk dikaji berkenaan dengan sejauhmana sikap remaja mampu mencegah penularan HIV dan AIDS. Berdasarkan definisi sikap oleh beberapa ahli, sikap adalah suatu respon evaluasi atau reaksi perasaan yang timbul ketika individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual (Azwar, 2005). Menurut Berkowitz dalam Azwar (2005), sikap seseorang terhadap suatu objek dapat dilihat dari perasaan mendukung atau positif maupun perasaan tidak mendukung atau negatif terhadap objek tersebut. Lemahnya sikap remaja dalam mencegah penularan terhadap HIV dan AIDS tidak terlepas dari upaya penanggulangan yang selama ini telah dilakukan. Upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kasus HIV dan AIDS selama ini lebih menekankan pada aspek struktural berupa pembuatan
Keputusan
Kementrian
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor1197/MENKES/SK/XI/2007 mengenai Kelompok Kerja Penanggulangan HIV dan AIDS dan melalui institusi pendidikan diaspek kurikulumnya. Namun, hal tersebut dirasa kurang efektif atau signifikan dalam penanggulangan kasus HIV dan AIDS (Suryoputro, Antono, 2006). Ketidakefektifan aspek struktural dari pemerintah dalam penanggulangan kasus HIV dan AIDS, disebabkan remaja Indonesia saat ini tengah mengalami perubahan sosial dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Hal tersebut merujuk pada penelitian Antono Suryopunto, Nicholas J. Ford, dan Zahroh Shaluhiyah menjelaskan bahwa perubahan norma dan nilai dari batasan tradisional yang penuh larangan berubah menuju masyarakat modern yang lebih bebas. Perubahan norma dan nilai ini dapat memengaruhi perilaku dan sikap seksual remaja di lingkungan heterogen yang sangat khas di negara-negara berkembang (Suryoputro, Antono, 2006) yang mana perubahan sosial tersebut
4
berdampak pada perubahan gaya hidup mereka. Gaya hidup menurut WHO (1998) didefinisikan sebagai cara hidup yang didasari oleh pola-pola perilaku yang dapat diidentifikasi. Pola-pola perilaku ini dibentuk dari karakteristik individu, interaksi sosial, serta kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan hidup mereka. Sebelum terjadinya perubahan sosial seperti yang diungkapkan di atas, sikap dan gaya hidup remaja masih dijaga secara kuat oleh keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang diyakininya. Namun kini, nilai dan norma tradisional semakin melemah karena adanya modernisasi dan globalisasi yang terjadi secara besar-besaran. Penelitian K. I. Klepp, J. Sundby, dan G. Bjune menjelaskan bahwa globalisasi merupakan salah satu dampak dari adanya budaya universalisasi seksual pada remaja, khususnya remaja perkotaaan di Afrika (Klepp, 2002). Modernisasi yang terjadi dengan adanya revolusi teknologi merupakan bukti adanya keterbukaan budaya pada sebagian masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang (Bandura A, 2001: 1-26). Oleh karena itu, keingintahuan remaja yang begitu besar terhadap hal seksual ditambah dengan modernisasi dan globalisasi akan mengakibatkan perubahan dalam gaya hidup remaja yang dapat mengancaman peningkatan kasus HIV dan AIDS di Indonesia. Terkait hal tersebut, remaja Indonesia pada saat ini tampaknya lebih toleran terhadap gaya hidup seksual pranikah. Pasalnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pelbagai institusi di Indonesia selama tahun 1993-2002, ditemukan 5-10 persen wanita dan 18-38 persen pria muda berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan seusia mereka (Suryoputro, Antono, 2006). Jika hal ini semakin berkembang, ancaman meningkatnya HIV dan AIDS di Indonesia semakin besar karena salah satu cara penularan HIV dan AIDS adalah melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, perlu adanya penurunan angka gaya hidup seksual pranikah khususnya remaja. Selain gaya hidup, terlihat bahwa tingkat religiositas juga berperan dalam membentuk sikap remaja khususnya dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Pada dasarnya, religiositas merupakan istilah yang mengacu pada kualitas penghayatan dan sikap hidup seseorang berdasarkan nilai - nilai kegamaan yang diyakininya (Djarir: 2005). Dalam penelitian Lavinson (1995), terlihat bahwa
5
orang dewasa yang lebih religius cenderung memiliki sikap negatif terhadap perilaku seksual (Memoona Hasnain, 2001). Selain itu, dari hasil penelitian Nicholas dan Durrheim (1995) ditemukan indikasi bahwa semakin taat seseorang terhadap agamanya maka semakin rendah kecenderungan untuk melakukan hubungan seksual dan menunda melakukan hubungan seksual pranikah (Memoona Hasnain, 2001). Berdasarkan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sikap remaja yang dipengaruhi oleh aspek kultural melalui gaya hidup dan tingkat religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
1.3
PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan di atas, disebutkan bahwa golongan usia remaja
merupakan usia yang paling rentan terhadap penularan HIV dan AIDS. Selain itu, upaya yang dilakukan selama ini dalam menanggulangi HIV dan AIDS terfokus pada aspek struktural yang hasilnya masih kurang efektif. Maka, penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa
Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan pertanyaan di atas, kami mengelaborasi permasalahan secara lebih detail dengan mengajukan pertanyaan dibawah ini: 1.3.1
Sejauh mana gaya hidup remaja memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat?
1.3.2
Sejauh mana tingkat religiositas memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat?
1.4
TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menggambarkan dan menjelaskan pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Kabupaten Garut,
Kecamatan
Malangbong,
Provinsi
Jawa
Barat.
Penelitian
ini
6
mendefinisikan sikap remaja megenai HIV dan AIDS sebagai variabel dependen sedangkan gaya hidup dan tingkat religiositas remaja sebagai variabel independen. Adapun tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.4.1
Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
1.4.2
Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
1.5
MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 Manfaat Akademis Penelitian ini sebagai bentuk aplikasi mata kuliah Metode Penelitian Sosial I yang diperoleh selama perkuliahan. Pengalaman yang telah didapatkan berupa proses-proses penelitian yang dimulai dari pembuatan desain penelitian, instrument wawancara, turun lapangan, hingga analisis dan penulisan laporan yang dilakukan secara berkelompok. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peneliti mengenai pengaruh gaya hidup remaja dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat yang diperoleh untuk institusi terkait yaitu penelitian ini dapat menjadi landasan dalam membentuk perencanaan kegiatan atau kebijakan dalam penanggulangan HIV dan AIDS yang tidak hanya pada aspek struktural, tetapi juga pada aspek kultural. Sehingga mampu memberikan solusi yang lebih riil dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS terutama bagi remaja, mengingat remaja adalah golongan usia produktif. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan, baik kepada peneliti sosial maupun peneliti kesehatan, serta masyarakat terkait sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
7
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi bahan masukan dalam upaya penurunan angka HIV dan AIDS di Indonesia pada institusi pemerintah atau institusi non pemerintah. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi Departemen Kesehatan Pemerintah dalam mengupayakan pencegahan dan penularan HIV dan AIDS, khususnya pada remaja. Penelitian ini juga bermanfaat bagi Departemen Pendidikan dalam memberikan informasi mengenai HIV dan AIDS melalui program penyuluhan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi Departemen Agama untuk memberikan kontribusi melalui pendidikan agama di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) terkait HIV dan AIDS agar terwujud sikap remaja yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaaat bagi institusi non-pemerintah seperti Lembaga Penanggulangan HIV dan AIDS terkait dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS di kelompok remaja Indonesia.
8
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
TINJAUAN PUSTAKA Kasus infeksi HIV dan AIDS kini menjadi masalah kesehatan global
termasuk di Indonesia. Menurut WHO (2000), 58 juta jiwa penduduk dunia telah terinfeksi HIV dan 22 juta jiwa di antaranya meninggal akibat AIDS serta 7.000 jiwa meninggal setiap harinya. Transmisi HIV kini cenderung meningkat, ditunjukkan dengan sekitar 16.000 jiwa terinfeksi setiap hari di pelbagai belahan dunia dengan pelbagai cara. Data dari Voluntary Conseling and Testing (VCT) tahun 2002 menunjukkan lebih dari 50 persen pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik positif terinfeksi HIV. Pada tahun yang sama pula hampir seluruh provinsi di Indonesia melaporkan terdapatnya kasus terinfeksi penyakit HIV. Ditambahkan di tahun 2012 oleh Departemen Kesehatan bahwa tingkat risiko AIDS tertinggi muncul dari hubungan seks tidak aman pada heteroseksual yaitu mencapai 81,9%., dan sisanya berasal dari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan faktor keturunan. Sebelum melakukan penelitian, diperlukan adanya tinjauan pustaka terhadap beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan.
2.1.1 Knowledge and attitude towards HIV and AIDS among Iranian students oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan Zahra Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas Tehran, Mei 2004. Penelitian ini menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok usia yang penting untuk diperhatikan dalam hal mengatasi persebaran HIV dan AIDS. Iran merupakan negara dengan prevalensi HIV dan AIDS yang cukup tinggi. Hal
9
tersebut ditunjukkan pada tahun 2003 tercatat 5.086 penduduknya terinfeksi HIV dan AIDS. Dengan mewawancarai 4.641 pelajar SMA di Tehran, penelitian ini menunjukan pengetahuan serta sikap remaja mengenai HIV dan AIDS belum terlalu baik. Terbukti bahwa hanya sedikit siswa yang dapat menjawab pertanyaan mengenai pengetahuan tentang HIV dan AIDS dengan benar. Selain itu banyak siswa yang keliru mengenai cara penularan HIV dan AIDS dengan menjawab bahwa penularan HIV dan AIDS dapat terjadi melalui gigitan nyamuk, kolam renang, dan toilet. Disampaikan bahwa 90 persen siswa menginginkan informasi yang lebih banyak mengenai HIV dan AIDS. Di sisi lain, sumber informasi utama mengenai pencegahan, penularan, serta bahaya HIV dan AIDS bagi mereka hanya melalui televisi dan radio. Hasil lain menunjukkan bahwa sikap para siswa terhadap penderita HIV dan AIDS masih dirasa kurang baik karena mereka berpendapat bahwa penderita harus dijauhi karena berbahaya dan memungkinkan adanya penularan. Penelitian ini memiliki relevansi terhadap penelitian yang akan dilakukan karena melihat pengetahuan sebagai faktor yang memengaruhi sikap pelajar dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian yang akan dilakukan, pengetahuan menjadi salah satu dimensi dari sikap yang merupakan variabel penelitian. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam penelitian ini tidak diperhatikan berapa rentang usia pelajar SMA tersebut serta status perkawinannya.
2.1.2 HIV and AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions among Adolescents in the River States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H, Asosiasi Profesor dan Koordinator Program Kesehatan Internasional, State University of New York, Maret 2005. Berdasarkan tingkat kasus infeksi HIV dan AIDS, Nigeria berada pada urutan ketiga tertinggi di dunia. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan pendapat remaja di salah satu wilayah di Nigeria dengan prevalensi HIV dan AIDS yang cukup tinggi. Wilayah tersebut adalah River State, sebuah daerah pusat industri yang kaya akan minyak. Wilayah ini menjadi daya tarik karena memiliki kesempatan kerja serta potensi sosial ekonomi yang baik.
10
Namun di wilayah ini ditunjukkan pula banyak orang yang melakukan hubungan seks bebas tanpa menggunakan kondom. Dalam penelitian ini digunakan teknik survei yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 pelajar sekolah menengah pertama yang berusia 12–15 tahun. Salah satu yang menarik dari penelitian ini terdapat pertanyaan mengenai apakah mereka khawatir akan tertular HIV dan AIDS, dan terdapat 45 persen siswa menjawab tidak khawatir. Hal ini berimplikasi terhadap perilaku berisiko para siswa tersebut. Selain itu, hasil temuan lain menunjukan adanya sikap negatif terhadap penularan HIV dan AIDS sebagai akibat dari pemahaman mereka yang keliru mengenai penularan HIV dan AIDS tersebut. Sebanyak 30 persen responden mengatakan bahwa seseorang yang terlihat sehat tidak akan tertular HIV dan AIDS. Sedangkan berdasarkan wilayah, 32 persen responden setuju bahwa gigitan nyamuk dapat menularkan HIV. Hal ini disebabkan pada wilayah tersebut nyamuk merupakan endemik. Dalam mendiskusikan mengenai HIV dan AIDS, hanya sebagian responden yang pernah berdiskusi tentang HIV dan AIDS dengan teman laki-laki maupun perempuan. Sedangkan 43 persen responden tidak pernah berdiskusi mengenai HIV dan AIDS dengan orang tua atau wali mereka. Jadi, dari penelitian ini disimpulkan bahwa pentingnya upaya peningkatan pengetahuan pada remaja mengenai HIV dan AIDS dalam mengurangi penyebaran HIV dan AIDS. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan karena penelitian ini menggunakan opini serta pengetahuan remaja untuk melihat sikap renaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian yang akan dilakukan, opini dan pengetahuan adalah dimensi sikap yang merupakan variabel dependen penelitian Jadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa variabel independen disini justru menjadi dimensi dari variabel dependen pada penelitian yang akan dilakukan.
2.1.3 Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer, Tanya L. Boone, Mei 2004.
11
Religiositas dan seksualitas merupakan dua hal yang berkembang secara khusus dan mudah dipengaruhi pada masa menuju kedewasaan (kisaran usia 1825 tahun dan berbeda dengan masa remaja). Religiositas atau agama secara potensial juga memengaruhi keputusan terkait masalah seks seperti larangan dalam seks, kontrol kelahiran, dan aborsi dengan menggunakan teori referensi grup. Teori referensi grup menjelaskan bahwa agama tertentu akan mendorong individu menghindari perilaku seksual karena ajaran agamanya (Zaleski, 2000). Jika mengacu pada teori referensi grup tersebut, sikap seksualitas tidak hanya dipengaruhi oleh grup keagamaan namun juga grup lainnya seperti keluarga dan teman sepermainan. Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa aspek-aspek religiositas memiliki keterkaitan dengan sikap dan perilaku seksualitas. Perilaku keagamaan menjadi alat prediksi terkuat dari perilaku seksual, sedangkan aspek-aspek lain diluar perilaku religiositas juga dapat menjadi alat untuk memprediksi yang baik untuk melihat sikap seksualitas. Dari hasil temuan dijelaskan bahwa perubahan seksualitas dan religiositas muncul ketika masa kedewasaan, kemudian hal ini terus berlanjut dan saling terkait dengan hal lainnya selama masa perkembangan Kelemahan dari studi ini sendiri adalah banyaknya variabel yang digunakan. Aspek-aspek religiositas memiliki keterkaitan dengan sikap dan perilaku seksualitas. Perilaku keagamaan menjadi alat prediksi terkuat dari perilaku seksual, sedangkan aspek-aspek lain diluar perilaku religiositas juga dapat menjadi alat untuk memprediksi yang baik untuk melihat sikap seksualitas. Dari hasil temuan dijelaskan bahwa perubahan seksualitas dan religiositas muncul ketika masa kedewasaan, kemudian hal ini terus berlanjut dan saling terkait dengan hal lainnya selama masa perkembangan. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan karena penelitian ini secara khusus membahas mengenai variabel religiositas sebagai faktor yang memengaruhi perilaku seksual pada remaja. Sedangkan, perilaku diambil sebagai salah satu dimensi dari variabel sikap dalam penelitian yang akan dilakukan. Namun secara keseluruhan, penelitian ini tidak secara spesifik menjelaskan mengenai HIV dan AIDS sebagai akibat dari perilaku berisiko.
12
2.1.4 Faktor Pencegahan HIV dan AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular Pada Siswa SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009 Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara dengan angka HIV dan AIDS yang tinggi dengan sebagian besar kasusnya dialami oleh kelompok usia produktif. Hal tersebut dikarenakan salah satu kelompok usia produktif yaitu kelompok usia anak sekolah memiliki potensi perilaku berisiko yang cukup tinggi terhadap penularan HIV dan AIDS. Tujuan penelitiannya adalah untuk menganalisis faktor pencegahan HIV dan AIDS yang diakibatkan oleh perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP. Berdasarkan penelitian ini, terlihat bahwa edukasi dan promosi yang dilakukan pemerintah maupun pihak lain masih belum merata. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa persepsi mengenai pengetahuan, sikap dan pencegahan berhubungan dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS dari perilaku berisiko yang tertular pada siswa SLTP. Persepsi tentang informasi dari keluarga dan orang lain, fasilitas yang tersedia, serta pemahaman tentang stigma yang berkembang di masyarakat berhubungan dengan pencegahan HIV dan AIDS dari perilaku berisiko yang tertular pada siswa SLTP. Faktor intrinsik yang meliputi persepsi tentang pemahaman, sikap, dan pencegahan HIV dan AIDS mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku berisiko yang tertular pada siswa SLTP. Begitu pula dengan faktor ekstrinsik (informasi dari luar) yang meliputi informasi dari orangtua, fasilitas, informasi dengan orang lain dan stigma masyarakat mempunyai hubungan signifikan dengan perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP. Rekomendasi dari penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan melalui komunikasi, informasi dan edukasi mengenai faktor pencegahan HIV dan AIDS melalui perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP. Hal lain memerlukannya peningkatan bimbingan dan konseling dari guru serta pendampingan orang tua kepada anak. Relevansi penelitian ini terhadap penelitian yang akan dilakukan adalah disini digunakan variabel perilaku berisiko tertular HIV dan AIDS yang dilihat melalui persepsi mengenai pemahaman serta sikap dalam mencegah HIV dan AIDS. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan pada kelompok usia remaja, yaitu SLTP, namun tidak ada batasan usia pada remaja SLTP tersebut.
13
2.1.5 Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia yang diakibatkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pada tahun 2007, kasus HIV dan AIDS di Indonesia mengalami peningkatan yang tajam ditunjukkan dengan 11.141 orang mengidap AIDS dan 6.066 orang positif terinfeksi HIV. Jumlah ini diperkirakan hanya 10 persen dari seluruh orang yang terinfeksi HIV di seluruh Indonesia. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 menunjukkan sekitar 34 persen remaja perempuan dan 21 persen remaja laki-laki berumur 15-24 tahun belum pernah mendengar istilah HIV dan AIDS. Selain itu tercatat 55,7 persen remaja yang memiliki perilaku seksual berisiko tertular HIV dan AIDS dan hanya 44,3 persen berperilaku seksual tidak berisiko. Dari data yang dianalisis terdapat sejumlah 14.355 remaja berusia 15-19 tahun belum menikah tersebar di seluruh daerah Indonesia. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai HIV dan AIDS pada remaja dengan kategori baik adalah sebesar 51,1 persen sedangkan remaja dengan pengetahuan kurang sebesar 48,9 persen, terdapat selisih tipis pada penelitian dilakukan yang pernah sebelumnya. Pengetahuan di perkotaan lebih baik daripada di perdesaan dan pengetahuan siswa SMP ke atas lebih baik daripada siswa SMP ke bawah. Analisis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaksana program kesehatan dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai HIV dan AIDS pada remaja Indonesia. Penelitian ini relevan bagi penelitian yang akan dilakukan karena disini melihat pengetahuan remaja mengenai pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian yang akan dilakukan pengetahuan merupakan salah satu dimensi sikap yang merupakan variabel dependen dalam penelitian yang akan dilakukan. Selain itu penelitian ini juga memiliki unit analisis dengan rentang usia yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah.
14
Dari penelitian-penelitian di atas, banyak aspek-aspek penelitian yang memiliki relevansi bagi penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan pada remaja dengan jenjang pendidikan tertentu, seperti SMP dan SMA. Penelitian ini dilakukan pada remaja dengan kelompok usia 15-19 tahun dan belum menikah. Selain itu, banyak dibahas variabel maupun dimensi yang digunakan dalam penelitian ini, seperti sikap dan religiositas. Karena penelitian dilakukan secara kuantitatif maka penelitian ini selanjutnya akan mencoba melihat hubungan antara religiositas dan gaya hidup variabel independen dengan sikap remaja mengenai pencegahan penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen. .
15
Tabel 2.1 Matrik Studi Literatur Review No 1.
Judul
Tujuan Penelitian
Metode
Hasil Penelitian
Relevansi
Knowledge and
Mengetahui
Menggunakan
attitude towards HIV
pengetahuan dan
teknik cluster-
menjawab semua
pengetahuan sebagai faktor
and AIDS among
sikap pada siswa
sampling, sampel
pertanyaan mengenai
yang memengaruhi sikap
Iranian students
sekolah menengah
adalah 4641 siswa
pengetahuan dengan
pelajar dalam mencegah
Oleh:
atas mengenai H IV SMA dari 52
benar, dan banyak
penularan HIV dan AIDS.
Anahita Tavoosi,
dan AIDS di Iran
sekolah tinggi di
kesalah pahaman
Azadeh Zaferani,
Tehran dengan
mengenai cara penularan
Anahita Enzevaei,
memberi
HIV dan AIDS
Parvin Tajik dan
kuesioner
Zahra Ahmadinezhad
A. Hanya sedikit siswa yang
B. Hampir
semua
Penelitian ini melihat
siswa
ingin mengetahui lebih jauh mengenai HIV dan AIDS C. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap dan disiplin siswa mengenai HIV dan AIDS
16
No 2.
Judul
Tujuan Penelitian
HIV dan AIDS
Mengetahui tingkat
Knowledge, Attitudes,
pengetahuan, sikap, menyebarkan
responden yang bisa
serta pengetahuan remaja
and Opinions among
dan pendapat
kuesioner kepada
berdiskusi dengan teman
untuk melihat sikap renaja
Adolescents in the
remaja di Nigeria
100 pelajar
laki-laki maupun
dalam mencegah penularan
River States of Nigeria mengenai HIV dan
sekolah menengah
perempuan mereka
HIV dan AIDS. Perbedaan
Oleh:
pertama
mengenai HIV dan AIDS
penelitian ini dengan
AIDS
Metode Survei dengan
Ben E. Wodi, Ph.D.,
Hasil Penelitian A. Hanya sebagian dari
B. 43 persen responden
M.S.E.H
Religiosity, Sexual
Mengetahui tingkat
Behaviors, and Sexual Attitudes During
Melakukan
Penelitian ini melihat opini
penelitian yang akan
tidak pernah berdiskusi
dilakukan ialah variabel
mengenai HIV dan AIDS
independen dalam
dengan orang tua atau
penelitian ini justru
wali mereka
menjadi dimensi dari
C. 32 persen responden
3.
Relevansi
variabel dependen pada
tidak menggunakan
penelitian yang akan
kondom sama sekali
dilakukan.
Religiositas merupakan
Penelitian ini melihat
pengetahuan, sikap, wawancara
faktor yang paling
religiositas sebagai faktor
dan pendapat
kuat.dalam memengaruhi
yang memengaruhi
terhadap sampel
17
No
Judul emerging Adulthood
Tujuan Penelitian remaja di Nigeria
oleh Eva S. Letkowitz, Mengenai HIV dan Meghan M. Gillen,
Metode berjumlah 205
Hasil Penelitian sikap dan perilaku seksual.
pelajar
Relevansi perilaku seksual pada remaja. Perilaku seksual
AIDS
merupakan salah satu
Cindy L. Shearer,
perilaku yang didefinisikan
Tanya L. Boone, Mei
sebagai perilaku yang
2004
berisiko tertular HIV dan AIDS. Konsep perilaku adalah dimensi dari variabel sikap pada penelitian yang akan dilakukan.
4
Faktor Pencegahan
Mengidentifikasi
Menggunakan dua A. Terdapat hubungan
Variabel perilaku berisiko
HIV dan AIDS Akibat
faktor intrinsik dan
buah kuesioner
antara persepsi faktor
tertular HIV dan AIDS
Perilaku Berisiko
faktor ekstrinsik
dengan skala
intrinsik meliputi
dikaitkan dengan persepsi
Tertular Pada Siswa
pencegahan HIV
Likert,
pengetahuan, sikap dan
mengenai pemahaman
SLTP
dan AIDS yang
pengolahan data
pencegahan dengan
serta sikap dalam
Oleh Elly Nurachmah,
berpengaruh
yang dilakukan
pencegahan HIV dan
mencegah HIV dan AIDS.
18
No
Judul Mustikasari
Tujuan Penelitian
Metode
Hasil Penelitian
Relevansi
terhadap terjadinya
meliputi editing,
AIDS dari perilaku
Penelitian ini juga
perilaku berisiko
coding, entry dan
berisiko tertular pada
dilakukan pada kelompok
tertular pada siswa
cleaning. Analisis
siswa SLTP
usia remaja.
SLTP X di Depok.
data yang
B. Ada hubungan antara
dilakukan untuk
persepsi faktor ekstrinsik
penelitian ini
meliputi informasi dari
menggunakan
keluarga, fasilitas yang
analisis
tersedia, informasi dari
univariat dengan
orang lain dan
tampilan data
pemahaman tentang
numerik (mean,
stigma yang berkembang
median,
di masyarakat dengan
modus, SD dan 95
pencegahan HIV dan
persen CI)
AIDS dari perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP.
5
Pengetahuan HIV dan
Mengetahui
Studi kuantitatif
Isi dari penelitian ini adalah
Penelitian ini melihat
19
No
Judul
Tujuan Penelitian
AIDS pada Remaja di
gambaran
Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010)
Metode (survei)
Hasil Penelitian
Relevansi
faktor-faktor yang secara
pengetahuan remaja
pengetahuan HIV
signifikan berhubungan
mengenai pencegahan
dan AIDS pada
dengan perilaku berisiko
terhadap penularan HIV
remaja Indonesia.
pada remaja di Indonesia
dan AIDS. Konsep
tahun 2007 yakni
pengetahuan merupakan
pengetahuan, sikap, umur,
salah satu dimensi sikap
jenis kelamin, pendidikan,
yang merupakan variabel
status ekonomi rumah
dependen dalam penelitian
tangga, akses terhadap
yang akan dilakukan.
informasi, komunikasi
Selain itu penelitian ini
dengan orang tua, dan
juga menganalisis remaja
keberadaan teman yang
berusia 15-19 tahun yang
memiliki perilaku berisiko
belum menikah.
20
2.2
KERANGKA KONSEPTUAL Dalam penelitian ini, peneliti mengambil gaya hidup dan tingkat
religiositas remaja sebagai variabel independen yang diasumsikan mampu memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.2.1 Variabel Dependen Dalam penelitian ini peneliti memformulasikan konsep sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel yang bergantung ataupun dipengaruhi oleh variabel independen (Creswell, 1994, p.165-166).
2.2.1.1 Definisi Sikap Pada dasarnya manusia dapat memiliki pelbagai bentuk sikap dalam memahami kehidupan. William L. Thomas dan Florian Znaniecki dalam bukunya yang berjudul “Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an Immigrant Group” menyebutkan bahwa dalam teori sosial dibutuhkan unsur budaya yang objektif seperti nilai-nilai sosial serta suatu karakter yang subjektif yaitu sikap untuk memahami kehidupan. Terlihat bahwa melalui sikap, seseorang dapat memahami kesadaran dan dapat menentukan tindakan nyata atau yang mungkin akan dilakukannya dalam kehidupan, hal ini dikarenakan sikap dilihat sebagai suatu proses kesadaran yang sifatnya individu atau subjektif dan memiliki kekhasan untuk setiap individunya. By attitude we understand a process of individual consiousness which etermines real or possible activity of the indivudual in the social world. (Thomas dan Znaniecki, 1918 : 22)
Puluhan definisi sikap dapat digolongkan menjadi tiga kerangkan pemikiran. Pertama adalah kerangka pemikiran yang diwakili oleh Louis Thrustone, Rensis Likert dan Charles Osgood yang mendefinisikan sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi dari perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek menurut mereka merupakan perasaan mendukung atau memihak (favorable) ataupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek
21
tersebut. Sedangkan menurut Thurstone sendiri memformulasikan sikap kedalam afek positif atau negatif terhadap suatu objek sikap. Pemikir kedua yang diwakili oleh Chave, Borgadus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport yang mendefinisikan sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Dalam hal ini kesiapan yang dimaksud ialah kecendrungan bereaksi individu apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendakinya untuk memberikan respon. Kelompok pemikir yang terakhir yaitu kelompok yang berorientasi pada skema tradik (triadic schema) yang melihat sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek sikap (Azwar, 2007 : 4-5). Sikap secara langsung dapat menjadikan stimulus objek apa saja yang diidentifikasikan di lingkungan sosial, termasuk kelompok manusia (misalnya kelompok etnis), masalah kontroversial (misalnya melegalkan aborsi), dan objek nyata (misalnya pizza). Sikap dapat didasari oleh kognitif, afektif, dan informasi behavioral. Proses kognitif meliputi sumber informasi atau pengetahuan mengenai objek sikap. Pengetahuan mengenai objek sikap ini dapat bersumber dari pengalaman langsung terhadap objek tersebut atau yang tidak langsung seperti pengetahuan dari orangtua, teman sepermainan dan media. Namun pada dasarnya, sikap yang didasari oleh pengalaman langsung akan lebih kuat dibandingkan sikap yang berasal dari informasi tidak langsung. Proses afektif merupakan evaluasi individual terhadap objek sikap yang tertuang kedalam emosi atau perasaan. Dalam hal ini, afeksi dan kognisi sering berkorelasi antara satu dengan lain karena dalam prosesnya kedua hal ini akan dapat saling memengaruhi secara bergantian (misalnya pengetahuan dapat memengaruhi perasaan, dan perasaan dapat memandu pikiran). Bagaimanapun, afeksi terhadap objek sikap dapat bersumber dari kepercayaan mengenai objek sikap itu sendiri. Proses yang terakhir yaitu proses behavioral yang secara spesifik merupakan tindakan yang bersumber dari pengetahuan menuju objek sikap. Sehingga terlihat bahwa perilaku terhadap sikap akan merefleksikan proses-proses sebelumnya yaitu proses kognitif dan afektif (Millon & Lener, 2003).
22
Sikap atau attitude dalam buku yang dituliskan oleh Sarlito W. Sarwono merupakan sebuah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau biasa-biasa saja terhadap sesuatu atau objek sikap. Sebuah objek sikap dapat berupa benda, kejadian, situasi, kelompok atau seseorang.Sikap dapat dilihat pada 3 komponen yaitu ABC affection (afeksi), behaviour (perilaku), dan kognition (kognisi). Afeksi didefinisikan sebagai perasaan yang timbul ketika melihat suatu objek sikap dalam interaksi sosial, yang dapat dinyatakan kedalam perasaan senang dan tidak senang, dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil seluruh dimensi tersebut. Sedangkan, perilaku disini merupakan perilaku yang muncul setelah timbulnya perasaan ketika melihat sebuah objek, dapat berupa tindakan mendekat atau menjauh dari objek sikap yang ada. Kognisi merupakan segala bentuk pemikiran atau ide-ide atau pengetahuan individu yang timbul terhadap objek sikap, yang mana dapat berubah menjadi bagus atau tidak bagus. (Sarlito, 2009) Dimensi afektif menjadi hal yang sangat penting dalam pembentukkan perilaku seseorang. Dimensi kognitif berkaitan dengan aktivitas otak yang berhubungan dengan kemampuan berfikir, menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, atau mengevaluasi. Dimensi kognitif ini terdapat tingkatan (Bloom, 1956 : 62-197), yaitu: 1.
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang dalam mengingat kembali (recall) sesuatu yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Pengetahuan merupakan proses berpikir yang paling rendah yang dapat diukur dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya terhadap objek.
2.
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang dapat menjelaskan atau menguraikan kembali secara benar dan rinci mengenai suatu objek yang telah diketahui dan diingatnya. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Pemahaman merupakan tingkat kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dibandingkan pengetahuan.
23
3.
Penerapan (application) adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan ide-ide umum, tata cara maupun metode, konsep, prinsip, rumus, teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Penerapan ini merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi dibandingkan pemahaman. Kata untuk mengungkapkan hasil penerapan: membedakan, diskriminasi, terpisah, berhubungan, membagi, dan sebagainya.
4.
Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk menganalisis materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih di dalam satu struktur, dan berkaitan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5.
Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat
menyusun,
merencanakan,
meringkas,
menyesuaikan,
dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6.
Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, ide dan sebagainya. Pada tingkat ini seseorang dapat menimbang manfaat atau akibat negatif dari suatu objek.
24
Gambar 2.1 Enam Tingkatan Berpikir dalam Kognitif
Evaluasi Synthesis Analysis Application Comprehension Knowledge
Dimensi Afeksi mencakup aspek perasaan, minat, emosi dan nilai. Menurut Bloom juga terdapat tingkatan dalam aspek afeksi (Krathwohl, Bloom & Maisa, 1984) ini yaitu : 1.
Receiving (menerima) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
2.
Responding (menanggapi) adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.
3.
Valuing (menilai atau menghargai) artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding.
4.
Organization
(mengatur
atau
mengorganisasikan),
artinya
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu
25
sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5.
Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah memengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Gambar 2.2 Lima Tingkatan Berpikir dalam Afektif
Menurut Notoatmodjo suatu sikap belum secara otomotasi terwujud dalam tindakan (overt behavior), diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan agar terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata. Notoatmodjo menyatakan perilaku merupakan tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dipelajari. Terdapat tingkatan dalam perilaku ini yaitu : 1.
Persepsi, yaitu mengenal dan memilih pelbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama.
26
2.
Respon Terpimpin (Guided Respons), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh indikator praktik tingkah laku.
3.
Mekanisme (Mechanism), yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat ketiga.
4.
Adaptasi (Adaptation), adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.
Jadi berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kecendrungan individu dalam memahami, merasakan, dan berperilaku individu terhadap suatu objek sebagai hasil dari interaksi komponen kognitf, afektif dan konatif. Dalam hal ini sikap akan dilihat sebagai suatu penilaian positif atau negatif individu terhadap rangsangan atau stimulus tertentu.
2.2.1.2 Definisi Remaja Remaja, dalam beberapa sumber literatur yang ditemukan oleh peneliti menunjukkan bahwa indikator usia merupakan parameter utama dalam mengkategorikan kelompok masyarakat sebagai kelompok remaja. Menurut BKKBN, remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dalam Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1979, disebutkan bahwa anak dianggap sudah remaja ketika berusia 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki. Organisasi kesehatan dunia yaitu WHO menyebutkan bahwa remaja adalah ketika anak telah mencapai usia 10-18 tahun. Menurut Monks, Knoers, dan Haditono masa remaja dibedakan menjadi empat bagian: masa pra-remaja berusia 10-12 tahun, masa remaja awal yaitu di usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan di usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir berusia 18-21 tahun (Deswita, 2006: 192). Menurut seorang ahli psikologi remaja, Hurlock (1999), masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha
27
mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru. Masa remaja dijelaskan sebagai periode yang penting, karena masa remaja adalah masa dimana akibat fisik dan psikologis mempunyai persepsi yang sama penting. Perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja, dapat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru (Hurlock, 1999). Jadi, remaja dalam penelitian ini adalah seseorang yang berumur 15-19 tahun dan belum menikah. Dasar peneliti dalam menentukan kategori belum menikah adalah untuk mendapatkan sampel yang belum pernah berhubungan seksual.
2.2.1.3 Penularan HIV dan AIDS Menurut Panggih Dewi K (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab penularan langsung HIV dan AIDS, antara lain: 1.
Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV,
2.
Transfusi darah yang tercemar HIV,
3.
Menggunakan jarum suntik, tindik, tato atau alat lain yang dapat menimbulkan luka yang telah tercemar HIV secara bersama-sama dan tidak disterilkan,
4.
Transplansi dengan organ atau jaringan yang terinfeksi, dan
5.
Dari ibu ke anaknya sewaktu kehamilan, persalinan, maupun sewaktu menyusui.
2.2.1.4 Pencegahan HIV dan AIDS Menurut WHO (1990), terdapat empat cara utama untuk mencegah penularan HIV dan AIDS yang dikenal dengan singkatan ABCD.
28
Tabel 2.2 Definisi ABCD A
Singkatan dari Abstinence atau puasa atau menjaga keperawanan, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, yang berarti bahwa hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.
B
Singkatan Be Faithful atau setia pada pasangan, yaitu kalaupun sudah menikah, hubungan seksual hanya dilakukan dengan pasangannya saja.
C
Singkatan dari Condom atau menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan. Singkatan dari Don’t drugs atau tidak menggunakan obat-obatan
D
terlarang. Obat terlarang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah obat terlarang yang digunakan dengan media jarum suntik seperti heroin.
2.2.1.5 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS Penelitian ini melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dalam pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui empat cara utama yaitu tidak berhubungan seksual sebelum menikah (Abstinence), setia dengan pasangan (Be Faithful), penggunaan kondom (Condom), dan tidak memakai obat-obatan terlarang (Don't drugs). Ketiga komponen sikap yaitu kognitif, afektif dan perilaku dapat mengukur bagaimana sikap remaja yang positif atau negatif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Penelitian ini akan menggunakan seluruh dimensi tersebut. Dalam Tiarlan (2008) sikap remaja yang positif ditunjukkan dengan remaja tersebut mendekati, menerima atau mendukung upaya pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS, seperti memiliki wawasan yang luas mengenai HIV dan AIDS, tidak menggunakan narkoba suntik atau berupaya untuk tidak berganti-ganti pasangan. Sedangkan sikap remaja yang negatif ditunjukkan dengan remaja tersebut menjauhi atau menolak upaya pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS seperti tidak memiliki wawasan yang luas mengenai HIV dan AIDS atau tidak peduli terhadap informasi yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
29
2.2.2 Variabel Independen Peneliti melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh beberapa variabel lain yang disebut sebagai variabel independen. Variabel independen adalah variabel yang (kemungkinan) menyebabkan atau memengaruhi hasil akhir (Creswell, 1994, p.94). Peneliti melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh beberapa variabel lain. Mengingat realitas sosial bukan merupakan single factor, maka peneliti merumuskan dua variabel independen atau variabel yang memengaruhi sikap remaja terhadap pencegahan penularan HIV dan AIDS yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas remaja.
2.2.2.1
Definisi Gaya Hidup Kotler
(1984)
menjelaskan
bahwa
gaya
hidup
menggambarkan
keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi. Dijelaskan menurut WHO (1998), bahwa gaya hidup adalah cara hidup yang didasari oleh pola-pola perilaku yang bisa diidentifikasi. Pola-pola perilaku ini dibentuk dari karakteristik individu, interaksi sosial, dan kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan hidupnya. Kotler menambahkan bahwa gaya hidup adalah cara hidup yang diidentifikasi dari bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang mereka anggap penting di lingkungannya (minat), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka dan dunia di sekitar mereka (opini). Dalam teori mengenai gaya hidup, Sumarwan (2004: 58) menjelaskan konsep yang terkait dengan gaya hidup dalam membantu penelitian ini, yaitu psikografik, sebagai instrumen untuk mengukur gaya hidup seseorang. Psikografik merupakan suatu konsep yang terkait dengan gaya hidup. Psikografik merupakan suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa menganalisis data yang sangat besar (Sumarwan, 2004:58). Jadi, psikografik merupakan suatu dimensi sebagai pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian, dan demografik seseorang. Psikografik juga sering dikaitkan dengan pengukuran AIO (Activities, Interests, Opinions). Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan dua dimensi gaya hidup yaitu
30
aktivitas dan opini. Dimensi minat tidak diikutsertakan karena peneliti menilai bahwa dimensi minat beririsan dengan aspek saliensi opini dari dimensi opini, dan dimensi minat juga beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel dependen penelitian ini, yaitu sikap.
2.2.2.1.1 Dimensi Aktivitas Aktivitas merupakan dimensi dari gaya hidup yang diartikan sebagai cara seseorang dalam menghabiskan waktunya (Kotler, 1984). Menurut American Heritage Dictionary, pengertian aktivitas adalah tindakan atau gerakan energik. Sedangkan aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008) didefinisikan sebagai keaktifan atau kegiatan. Dalam Oxford Dictionary aktivitas adalah sesuatu yang sedang atau telah dikerjakan oleh seseorang atau kelompok. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang aktivitas, peneliti memilih untuk menggunakan teori tentang aktivitas belajar untuk mengukur aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Oemar Hamalik (2011) menjelaskan bahwa aktivitas belajar seorang siswa dapat dibagi menjadi delapan kategori, yaitu: a.
Aktivitas Visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain.
b.
Aktivitas Lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
c.
Aktivitas
Mendengarkan,
yaitu
mendengarkan
penyajian
bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d.
Aktivitas Menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
e.
Aktivitas Menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola.
31
f.
Aktivitas Metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
g.
Aktivitas Mental, yaitu merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
h.
Aktivitas Emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lainlain. Berangkat dari definisi aktivitas di atas, peneliti kemudian memilih
indikator aktivitas yang dinilai relevan dalam membahas aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, serta merumuskan satu jenis indikator baru, indikator-indikator tersebut adalah: 1.
Aktivitas visual: Aktivitas remaja berupa melihat dan membaca hal-hal yang terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS.
2.
Aktivitas lisan: Aktivitas remaja berupa mengajukan pendapat dan pertanyaan mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS.
3.
Aktivitas
mendengarkan:
Aktivitas
remaja
berupa
mendengarkan
penjelasan atau percakapan melalui diskusi mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS. 4.
Aktivitas gerak: Merupakan indikator yang dirumuskan oleh peneliti sebagai perwakilan dari aktivitas menggambar dan menulis, dimana menggambar dan menulis merupakan aktivitas yang terkait dengan gerak fisik. Aktivitas gerak adalah aktivitas remaja terkait dengan aktivitas fisik yang rutin dilakukan oleh remaja terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS. Aktivitas metrik tidak dicantumkan karena dinilai terlalu rumit untuk
responden yang masih berusia remaja, sedangkan aktivitas mental dan emosional tidak dicantumkan karena beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel dependen penelitian ini, yaitu sikap.
32
Aktivitas sebagai dimensi dari gaya hidup adalah mengenai bagaimana seseorang menghabiskan waktunya dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas remaja yang berhubungan dengan pencegahan penularan HIV dan AIDS, yang dapat bersifat mendukung dan tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Pengukuran yang dilakukan berupa sejauh mana aktivitas remaja dapat mendukung atau tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.2.2.1.2 Dimensi Opini Opini adalah pandangan seseorang mengenai dirinya dan lingkungan di sekitarnya (Kotler, 1984). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008), opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian. Sedangkan dalam Oxford Dictionary, opini adalah pandangan yang dibentuk terhadap sesuatu yang tidak selalu berdasarkan fakta atau pengetahuan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai opini, peneliti memilih untuk menggunakan teori opini publik untuk mengukur opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Opini memiliki empat indikator yaitu arah opini, intensitas opini, saliensi opini, dan stabilitas opini (Gitelson, Alan. R, dkk, 2012: 132). Arah opini mengacu pada posisi setuju atau tidak setuju seseorang terkait sebuah isu, intensitas opini mengacu pada seberapa kuat seseorang menyetujui atau tidak menyetujui sebuah isu, saliensi opini mengacu pada persepsi seseorang tentang seberapa penting isu tersebut, dan stabilitas opini mengacu pada terjadi atau tidak terjadinya perubahan dalam opini seseorang terhadap suatu isu dari waktu ke waktu (Steward, John. P, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan opini remaja yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Opini remaja terhadap dirinya sendiri tidak digunakan dalam penelitian ini karena beririsan dengan dimensi afeksi. Indikator dari opini yang peneliti gunakan untuk mengukur opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS berdasarkan teori opini publik, yaitu:
33
1.
Arah opini: Posisi remaja memandang lingkungan di sekitarnya, baik setuju maupun tidak setuju terkait aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS.
2.
Intensitas opini: Seberapa kuat remaja menyetujui atau tidak menyetujui aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS di lingkungan sekitarnya.
3.
Salinitas opini: Seberapa penting remaja menilai aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS di lingkungan sekitarnya. Stabilitas opini tidak diikutsertakan sebagai indikator dalam penelitian ini,
karena untuk melihat trend terjadinya perubahan opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dibutuhkan penelitian yang sifatnya time series. Opini sebagai dimensi dari gaya hidup remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS adalah sejauh mana pandangan remaja, baik setuju maupun tidak setuju terhadap aspek-aspek pencegahan HIV dan AIDS, dan apakah remaja menganggap aspek-aspek pencegahan HIV dan AIDS tersebut sebagai sesuatu yang penting, atau tidak penting. Opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat bersifat mendukung, ataupun tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Pengukuran yang dilakukan berupa sejauh mana opini remaja dapat mendukung atau tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.2.2.1.3 Dimensi Minat Penelitian ini mendefinisikan minat sebagai apa yang orang anggap penting di lingkungannya (Kotler, 1986). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008), minat didefinisikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109). Sementara itu menurut Crow dan Crow, minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu (Johny Killis, 1988 : 26). Minat merupakan bagian dari afeksi (Krathwohl, 2002) sehingga dalam penelitian ini, dimensi minat
34
tidak digunakan oleh peneliti karena beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel dependen penelitian ini, yaitu sikap. Peneliti merumuskan gaya hidup remaja yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai gaya hidup yang dimensi aktivitas dan opininya bersifat positif terhadap komponen pencegahan HIV dan AIDS, seperti perilaku ABCD (Abstinence, Be Faithful, Use Condom, Don’t Drugs) yang sudah dijelaskan di atas. Kemudian, untuk gaya hidup yang tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti merumuskan perilaku yang tidak sesuai dengan perilaku ABCD, misalnya melakukan hubungan seks pranikah, berganti-ganti pasangan, tidak memakai kondom saat berhubungan seksual, dan mengonsumsi obat-obatan terlarang. Gaya hidup remaja sebagai variabel independen memiliki pengaruh terhadap sikap remaja sebagai variabel dependen. Hubungan yang dihasilkan dari dua variabel ini adalah hubungan yang positif. Gaya hidup remaja yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS akan menghasilkan sikap remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, gaya hidup remaja yang tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS maka akan menghasilkan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang negatif.
2.2.2.2 Definisi Religiositas Variabel independen berikutnya dalam penelitian ini adalah tingkat religiositas remaja. Jika merujuk pada konsep religiositas menurut Glock dan Stark (1968, p. 12-18), mereka menekankan konsep religositas sebagai komitmen religius individu yang dapat dilihat melalui aktivitas atau perilaku individu tersebut terhadap agama yang dianutnya. Kadar religusitas individu dapat diketahui dengan lima dimensi berikut: a.
Kepercayaan dalam beragama (Religious Belief), yaitu tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya; misalnya kepercayaan akan adanya malaikat, hari penghakiman, kehidupan sesudah kematian, surga, neraka, dan hal-hal lain yang bersifat dogmatik. Tingkat kepercayaan remaja terhadap hal-hal dogmatik di dalam
35
agama akan dilihat pengaruhnya kepada sejauh mana sikap remaja untuk mencegah
penularan HIV dan AIDS seperti dengan tidak melakukan
maksiat karena adanya kepercayaan bahwa Tuhan selalu mengamati segala tindak tanduk manusia. b.
Praktik dalam beragama (Religious Practice), yaitu tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya; misalnya pergi ke rumah ibadah secara teratur, dan melakukan ritualitas lainnya secara pribadi di rumah, dan lain-lain. Tingkat ketakwaan remaja dalam menjalankan kewajiban-kewajiban di dalam ritual keagamaan akan dilihat pengaruhnya terhadap sikap remaja mencegah penularan HIV dan AIDS seperti dengan dijalankannya ritual-ritual yang di dalam agama meningkatkan kontrol diri terhadap perilaku berisiko penularan HIV dan AIDS.
c.
Pengalaman atau perasaan dalam beragama (Religious Feeling), yaitu perasaan-perasaan atau pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah dialami yang dirasakan merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan; misalnya merasa dekat dengan Tuhan atau merasakan kehadiran Tuhan, merasa doanya dikabulkan oleh Tuhan, merasa diselamatkan oleh Tuhan, dan lain sebagainya. Tingkat pengalaman di dalam pengalaman beragama akan dilihat pengaruhnya terhadap sikap remaja di dalam mencegah penularan HIV dan AIDS seperti adanya pengalaman-pengalaman yang dialami oleh remaja yang memberikan ‘kesadaran’ akan dosa yang akan mereka dapatkan jika melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
d.
Pengetahuan dalam beragama (Religious Knowledge), yaitu seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran-ajaran agamanya, yang terdiri dari pengetahuan dan konsep-konsep kognitif yang berhubungan dengan penciptaan, pengetahuan akan mukjizat, ajaran-ajaran alkitab, dan lain-lain serta aktivitasnya dalam menambah pengetahuan tentang agamanya, terutama yang ada dalam kitab suci maupun buku-buku agama lainnya. Tingkat pengetahuan terhadap agama yang dimiliki oleh remaja akan dihubungkan dengan sikap remaja di dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Ajaran agama yang melarang umatnya untuk melakukan aktivitas
36
seksual secara bebas memberikan kontrol kepada remaja di dalam tindakan-tindakan yang mereka lakukan. e.
Konsekuensi dalam beragama (Religious Effect), yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi dan konsekuen dengan
ajaran
agamanya
di
dalam
kehidupan
sosial;
misalnya
mengunjungi tetangganya yang sakit, menolong orang yang kesulitan, mendermakan harta, tidak melakukan atau setuju dengan zinah, judi, korupsi dan lain-lain. Tingkat keberlakuan doktrin keagamaan akan dilihat pengaruhnya terhadap sikap remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS, seperti pada saat remaja menjalankan kegiatan sehari-hari, nilai-nilai agama yang ia miliki selalu dipengang secara teguh seperti tidak mengunakan narkoba, pengunaan tato, dan seks bebas. Sehingga sikap tersebut menghindarkan mereka dari penyakit HIV dan AIDS. Dari indikator-indikator yang telah disebutkan di atas, indikator dirumuskan kembali dengan mengunakan 3 dimensi dari tingakt religiositas menurut Glock and Stark (1968, p. 12-18) yaitu kepercayaan dalam beragama (Religious Belief), ketakwaan dalam menjalankan ritual keagamaan (Religious Practice), dan pengalaman keagamaan (Religious Effect) yang akan dikaitkan dengan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja di Desa Malangbong, Kecamatan Lewo Baru, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
37
2.3
MODEL ANALISIS Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori di atas, maka dapat
disusun model analisis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.3 Model Analisis
Variabel Independen
Variabel Dependen
Gaya Hidup Remaja
Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS Tingkat Religiositas Remaja
2.4
HIPOTESIS Dengan melihat variabel pengaruh tingkat religiositas dan gaya hidup
remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti memiliki beberapa hipotesis, yaitu: a.
Semakin tinggi tingkat religiositas remaja, semakin positif sikap mereka dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
b.
Semakin mendukung gaya hidup remaja, semakin positif sikap mereka dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
2.5
DEFINISI OPERASIONAL Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian, yaitu satu variabel
dependen, dua variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan sebagai variabel independen dalam penelitian ini didefinisikan kedalam gaya
38
hidup dan tingkat religiositas remaja. Penjabaran secara operasional dari variabelvariabel penelitian tersebut di atas sebagai berikut: 2.5.1 Variabel Dependen 2.5.1.1 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini, Sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS didefinisikan sebagai kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dalam pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui empat cara utama yaitu tidak berhubungan seksual sebelum menikah (Abstinence), setia dengan pasangan (Be Faithful), penggunaan kondom (Condom), dan tidak memakai obat-obatan terlarang (Don't drugs). Oleh karena itu, dalam penelitian ini definisi sikap remaja diukur melalui tiga dimensi yaitu kognitif, afektif, dan perilaku. Sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat bersifat positif atau negatif. Sikap remaja yang positif ditunjukkan dengan remaja tersebut memahami, merasakan dan berperilaku sesuai ABCD (Abstinence, Be Faithful, Condom dan Don’t Drugs) yang merupakan upaya pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS. Sedangkan sikap remaja yang negatif ditunjukkan dengan remaja tersebut tidak memahami, tidak merasakan dan tidak berperilaku sesuai ABCD (Abstinence, Be Faithful, Condom dan Don’t Drugs) yang merupakan upaya pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS.
2.5.1.1.1 Dimensi Kognitif Komponen kognisi dalam hal ini mencakup apa yang diketahui atau tidak diketahui oleh remaja mengenai pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini, dimensi kognitif dapat bersifat tinggi atau rendah. Dimensi Kognitif yang tinggi mencerminkan tingginya pengetahuan dan pemahaman remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Begitu pula sebaliknya, dimensi kognitif yang rendah mencerminkan rendahnya pengetahuan dan pemahaman remaja dalam melakukan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Dimensi ini dapat diukur dengan dua indikator yaitu indikator pengetahuan dan
39
pemahaman karena kedua indikator tersebut dapat mewakili jawaban dari pernyataan responden yang merupakan remaja berusia 15-19 tahun. Sedangkan, indikator lain yaitu penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi terlalu tinggi tingkatannya untuk diujikan terhadap remaja. Berikut adalah dua indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi kognitif remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu : 1.
Pengetahuan (knowledge) remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang meliputi: A.
Kemampuan remaja untuk menyebutkan aspek-aspek pencegahan terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu : a.
Kemampuan remaja untuk menyebutkan abstinance sebagai salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
b.
Kemampuan remaja untuk menyebutkan be faithful sebagai salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
c.
Kemampuan remaja untuk menyebutkan condom sebagai salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
d.
Kemampuan remaja untuk menyebutkan don’t drugs sebagai salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
B.
Kemampuan remaja untuk menjelaskan aspek-aspek pencegahan terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu : a.
Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana menjaga keperawanan dapat mencegah penularan HIV dan AIDS
b.
Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana setia terhadap pasangan dapat mencegah penularan HIV dan AIDS
c.
Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana dengan menggunakan kondom dapat mencegah penularan HIV dan AIDS
d.
Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana dengan tidak menggunakan obat-obat terlarang seseorang dapat mencegah penularan HIV dan AIDS
2.
Pemahaman (comprehension) remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang meliputi:
40
A.
Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan antara orang-orang yang melakukan dan tidak melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan HIV dan AIDS antara orang yang menjaga keperawanan sebelum
menikah
dengan
orang
yang
tidak
menjaga
keperawanan sebelum menikah. b.
Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan HIV dan AIDS antara orang yang setia terhadap pasangan dengan orang yang tidak setia terhadap pasangannya.
c.
Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan HIV dan AIDS antara orang yang menggunakan kondom dengan orang yang tidak melakukan kondom.
d.
Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan HIV dan AIDS antara orang yang tidak menggunakan obatobatan terlarang dengan orang yang menggunakan obat-obatan terlarang.
B.
Kemampuan remaja untuk meramalkan kondisi orang-orang yang melakukan dan tidak melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu : a.
Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan tertular HIV dan AIDS jika mereka menjaga keperawanannya,
b.
Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan tertular HIV dan AIDS jika mereka setia terhadap pasangannya,
c.
Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan tertular HIV dan AIDS jika mereka menggunakan kondom,
d.
Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan tertular HIV dan AIDS jika mereka tidak menggunakan obatobatan terlarang.
41
2.5.1.1.2 Dimensi Afektif Komponen afeksi dalam penelitian ini mencakup aspek perasaan remaja dalam hal mencegah penularan HIV dan AIDS yang meliputi abstinance, be faithful, condom, dan don’t drugs (senang atau tidak senang). Dimensi afektif dapat bersifat positif atau negatif. Dimensi afektif yang positif mencerminkan kepekaan remaja yang positif terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, dimensi afektif yang negatif mencerminkan kepekaan remaja yang negatif terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini dimensi afektif para remaja diukur ke dalam indikator responding (menerima) karena indikator ini dapat mengukur sikap remaja yang berusia 15-19 tahun. Sedangkan indikator lainnya yaitu responding, valuing, organization, characterization by evalue or calue complex memiliki pengukuran yang tumpang tindih dengan variabel gaya hidup serta memiliki tingkat yang kompleks untuk diujikan di desa. Indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi afeksi yaitu responding yang melihat bagaimana kemampuan kepekaan remaja terhadap aspek-aspek mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu: 1.
Kemampuan remaja untuk memilih menjaga keperawanan dalam mencegah penularan HIV dan AIDS,
2.
Kemampuan remaja untuk memilih setia dengan pasangan dalam mencegah penularan HIV dan AIDS,
3.
Kemampuan remaja untuk memilih menggunakan kondom dalam mencegah penularan HIV dan AIDS,
4.
Kemampuan remaja untuk memilih tidak menggunakan obat-obatan terlarang dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.5.1.1.3 Dimensi Perilaku Komponen perilaku dalam penelitian ini melihat kecenderungan perilaku remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang meliputi Abstinance, Be faithful, Condom, dan Don’t Drugs. Dimensi perilaku dapat bersifat positif atau negatif. Dimensi perilaku yang positif mencerminkan kesesuaian praktik tingkah laku yang dilakukan remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.
42
Sedangkan, dimensi perilaku yang negatif mencerminkan ketidaksesuaian praktik tingkah laku yang dilakukan remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Untuk mengukur dimensi perilaku terdapat empat indikator yaitu persepsi, respon terpimpin, mekanisme, dan adaptasi. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan indikator respon terpimpin yang mana dapat dilihat dari bagaimana remaja dapat melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS. Sedangkan tiga indikator lainnya yaitu persepsi, mekanisme, dan adaptasi kurang tepat untuk mengukur dimensi sikap karena unit analisis penelitian ini ialah remaja desa. Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator respon terpimpin dari remaja terhadap aspek-aspek dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang dapat dilihat dari : 1.
Kemampuan remaja untuk menjaga keperawanan dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu : A.
Menolak ajakan pacar untuk berpegangan tangan
B.
Menolak ajakan pacar untuk berpelukan
C.
Menolak ajakan pacar untuk berciuman
D.
Menolak ajakan pacar untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2.
Kemampuan remaja untuk setia terhadap pasangannya dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu : A.
Tidak akan berganti-ganti pacar
B.
Tidak akan memiliki pacar lebih dari satu
C.
Tidak akan berhubungan seks dengan orang lain selain suami atau istri
3.
Kemampuan remaja untuk menggunakan kondom dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu :
4.
A.
Membeli kondom saat ingin berhubungan seks
B.
Menggunakan kondom saat ingin berhubungan seks
Kemampuan remaja untuk tidak menggunakan obat-obatan terlarang dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu :
43
A.
Tidak akan menggunakan narkoba suntik
B.
Menolak tawaran teman untuk menggunakan narkoba suntik
C.
Menjauhi orang-orang yang menggunakan narkoba suntik
2.5.2 Variabel Independen 2.5.2.1 Gaya Hidup Remaja Salah satu variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya hidup remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini definisi gaya hidup dibentuk oleh tiga dimensi yaitu aktivitas, minat, dan opini. Namun, peneliti hanya menggunakan dua dimensi yaitu aktivitas dan opini, karena dimensi minat saling tumpang tindih dengan afeksi yang merupakan salah satu dimensi dari sikap. Dalam penelitian ini, gaya hidup remaja dapat bersifat mendukung atau tidak mendukung. Gaya hidup remaja yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS mencerminkan dimensi aktivitas dan opini yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sehingga menghasilkan sikap remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Begitu pula sebaliknya, Gaya hidup remaja yang tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS mencerminkan dimensi aktivitas dan opini yang tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sehingga menghasilkan sikap remaja yang negatif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.5.2.1.1 Dimensi Aktivitas Dimensi aktivitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari bagaimana seseorang menghabiskan waktunya dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang berhubungan dengan pencegahan penularan HIV dan AIDS. Aktivitas remaja dapat bersifat mendukung atau tidak mendukung. Aktivitas remaja yang mendukung mencerminkan mendukungnya cara remaja menghabiskan waktunya dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, aktivitas remaja yang tidak mendukung mencerminkan tidak mendukungnya cara remaja menghabiskan waktunya dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Untuk mengukur apakah aktivitas remaja bersifat mendukung atau tidak mendukung
44
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti merumuskan empat buah indikator yang didasari oleh teori aktivitas belajar yang telah dijelaskan di atas. Indikator tersebut adalah aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, dan aktivitas gerak. Keterangan lebih lanjut mengenai tiap indikator dapat dilihat dari penjelasan berikut ini: 1.
Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek visual dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan berupa: A.
Membaca dan melihat gambar-gambar dari media cetak terkait dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan hubungan
seksual
sebelum
menikah,
setia
pada
pasangan,
menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan terlarang. B.
Membaca dan melihat gambar-gambar dari media elektronik terkait dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan hubungan
seksual
sebelum
menikah,
setia
pada
pasangan,
menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan terlarang. 2.
Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek lisan dapat dilihat melalui kegiatan, seperti: A.
Berpendapat baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obatobatan terlarang.
B.
Berdiskusi baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki
45
kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obatobatan terlarang. C.
Bertanya baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obatobatan terlarang.
3.
Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek mendengarkan dapat dilihat melalui kegiatan, seperti: A.
Mendengarkan penjelasan guru, orangtua, maupun teman sebaya terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obatobatan terlarang.
4.
Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek gerak dapat dilihat dari: A.
Kegiatan-kegiatan fisik yang rutin dilakukan oleh remaja terkait aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan hubungan
seksual
sebelum
menikah,
setia
pada
pasangan,
menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Keempat indikator di atas, yaitu aktivitas lisan, visual, mendengarkan, dan gerak digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas remaja dapat mendukung atau tidak mendukung pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS. 2.5.2.1.2 Dimensi Opini Dimensi Opini remaja dalam penelitian ini dapat dilihat dari sejauh mana pandangan remaja terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan
46
AIDS. Opini remaja dapat bersifat mendukung atau tidak mendukung. Opini remaja yang mendukung mencerminkan pandangan remaja yang mendukung terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, opini remaja yang tidak mendukung mencerminkan pandangan remaja yang tidak mendukung terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan AIDS. Untuk mengukur apakah opini remaja bersifat mendukung atau tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti merumuskan tiga buah indikator yang didasari oleh teori opini publik yang telah dijelaskan di atas. Ketiga indikator tersebut adalah arah opini, intensitas opini, dan saliensi opini. Opini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan remaja mengenai lingkungan sekitarnya terkait dengan hal-hal berikut : 1.
Arah opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat dilihat melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, setuju atau tidak setuju mengenai aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu: A.
Pandangan remaja terhadap orang yang menjaga keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah.
B.
Pandangan remaja terhadap orang yang setia dan tidak setia pada pasangannya. Hal ini dapat dilihat dari pandangan remaja mengenai orang yang mempunyai banyak pacar atau berganti-ganti pacar.
C.
Pandangan remaja mengenai orang yang menggunakan kondom.
D.
Pandangan remaja mengenai orang yang menggunakan obat-obatan terlarang.
2.
Intensitas opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat dilihat melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, yaitu seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terkait dengan aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu: A.
Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang menjaga keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah.
B.
Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang setia dan tidak setia pada pasangannya. Hal ini dapat dilihat dari pandangan remaja mengenai orang yang mempunyai banyak pacar atau berganti-ganti pacar.
47
C.
Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja mengenai penggunaan kondom bagi orang yang sering berganti-ganti pasangan.
D.
Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang menggunakan obat-obatan terlarang.
3.
Saliensi opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat dilihat melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, yaitu seberapa penting mereka menilai aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu: A.
Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang menjaga keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah.
B.
Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang setia terhadap pasangannya, seperti hanya mempunyai satu pacar dan tidak berganti-ganti pacar.
C.
Seberapa pentingkah remaja memandang penggunaan kondom untuk orang yang sering berganti-ganti pasangan.
D.
Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang menggunakan obat-obatan terlarang.
2.5.2.2 Tingkat Religiositas Remaja Salah satu variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Tingkat religiositas remaja dapat bersifat tinggi atau rendah. Tingkat religiositas yang tinggi mencerminkan dimensi practice, belief dan feeling yang tinggi sehingga akan menghasilkan sikap remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Begitu pula sebaliknya, tingkat religiositas remaja yang rendah mencerminkan dimensi practice, belief, dan feeling yang juga rendah sehingga akan menghasilkan sikap remaja yang negatif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Jika merujuk pada konsep religiositas menurut Glock dan Stark (1968, p. 12-18), terdapat lima dimensi yang mampu mengukur tingkat religiositas ini. Namun dari lima dimensi yang ada, peneliti hanya memakai tiga dimensi dari religiositas yang diungkapkan oleh Glock dan Stark, yaitu Religious Practice atau
48
Praktik dalam Beragama, Religious Belief atau Kepercayaan dalam Beragama, dan Religious Feeling/Experience atau Perasaan/Pengalaman dalam Beragama. Dari dimensi-dimensi tersebut, peneliti akan mengaitkannya dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Alasan dari peneliti untuk menggunakan tiga dimensi tersebut karena menurut peneliti, dimensidimensi tersebut mempunyai relevansi yang paling berkaitan untuk membahas sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja.
2.5.2.2.1 Praktik dalam Beragama Dimensi religiositas yang pertama adalah Religious Practice atau Praktik dalam Beragama. Praktik dalam beragama dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Praktik dalam beragama dapat bersifat tinggi atau rendah. Praktik dalam beragama yang tinggi mencerminkan tingginya pelaksanaan kegiatan ritual dalam agama yang dilakukan oleh remaja. Sedangkan, praktik dalam beragama yang rendah mencerminkan rendahnya pelaksanaan kegiatan ritual dalam agama yang dilakukan oleh remaja. Indikator dalam dimensi ini dijelaskan sebagai berikut: 1.
Ritual menjelaskan tentang praktik komitmen individu kepada sistem kepercayaan yang dianut bersama dengan lembaga keagamaan yang dibatasi oleh waktu dan tempat, serta memerlukan pakaian khusus dan sikap yang bersifat formal, antara lain :
2.
A.
Melakukan kegiatan beribadah bersama tempat ibadah;
B.
Menonton acara kultum atau rohani keagamaan di televisi;
C.
Mendengarkan acara kultum atau rohani di radio;
D.
Membaca rubrik keagamaan atau rohani di koran;
E.
Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah.
F.
Aktif di dalam organisasi keagamaan di sekolah
Kesalehan menjelaskan tentang praktik individu yang bersifat informal dan individual yang meliputi: A.
Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab suci lainnya satu kali dalam sehari;
49
B.
Membaca doa disaat melakukan tidur;
C.
Membaca doa disaat keluar rumah;
D.
Membaca doa sebelum bekerja.
2.5.2.2.2 Kepercayaan dalam Beragama Dimensi berikutnya adalah Religious Belief atau Kepercayaan dalam Beragama. Kepercayaan dalam beragama dapat dilihat dari sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya. Kepercayaan dalam beragama dapat bersifat tinggi atau rendah. Kepercayaaan dalam beragama yang tinggi mencerminkan tingginya penerimaan oleh remaja terhadap hal-hal dogmatik dalam
agama.
Sedangkan,
kepercayaan
dalam
beragama
yang
rendah
mencerminkan rendahnya penerimaan oleh remaja terhadap hal-hal dogmatik dalam agama. Dimensi ini dapat dibagi menjadi empat indikator mengenai kepercayaan sebagai sebuah ajaran dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh agama. Indikator dari dimensi ini dijelaskan sebagai berikut: 1.
Acknowledge the super natural doctrine atau mengakui. Indikator ini membahas mengenai pengakuan terhadap nilai-nilai yang diajarkan oleh agama, seperti: A.
Mengakui adanya keberadaan Tuhan dalam agama yang diyakini masing-masing.
2.
Particularism atau mempercayai nilai-nilai keagamaan yang di ajarankan oleh agama, seperti: A.
Percaya bahwa ketika berbuat salah akan diberi dosa dan masuk neraka;
B.
Percaya bahwa ketika berbuat baik akan masuk kedalam surga dan mendapatkan pahala;
C.
Percaya ketika melakukan perbuatan maksiat akan mendapatkan dosa;
D.
Percaya ketika menghindari perbuatan maksiat akan mendapatkan pahala.
50
3.
Religious commitment atau melakukan. Indikator ini melihat implementasi nilai-nilai keagamaan yang diajarkan oleh agama. Implementasi nilai-nilai yang diajarkan oleh agama, seperti: A.
Melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai baik seperti memaafkan kesalahan orang lain;
B.
Menjauhi kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai buruk seperti mencuri atau berbohong;
4.
C.
Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas;
D.
Tidak memiliki pacar;
E.
Tidak berpegangan tanggan disaat berpacaran;
F.
Tidak menyentuh tubuh pasangan di saat berpacaran;
G.
Tidak berciuman ketika berpacaran;
H.
Tidak melakukan hubungan seksual ketika berpacaran.
Source of ultimate meaning atau memaknai. Indikator ini bicara tentang makna dari setiap nilai yang diajarkan oleh agama. Memaknai nilai-nilai yang diajarkan oleh agama dapat dilihat sebagai berikut : A.
Mampu memahami ajaran-ajaran yang diberikan dalam agama yang diyakini;
B.
Tidak menjalankan ajaran agama tersebut hanya kerena diwajibkan.
2.5.2.2.3 Pengalaman/perasaan dalam Beragama Dimensi religiositas yang terakhir dalam mengukur tingkat religiositas adalah Religious Feeling/Experience atau Perasaan/Pengalaman dalam Beragama. Perasaan/pengalaman dalam beragama dapat dilihat dari perasaan-perasaan atau pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah dialami yang dirasakan merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan. Perasaan/pengalaman dalam beragama dapat bersifat tinggi atau rendah. Perasaan/pengalaman beragama yang tinggi dapat dilihat dari tingginya perasaan atau pengalaman keagamaan yang pernah dialami oleh remaja dan dianggap sebagai bentuk keajaiban yang datang dari Tuhan. Sedangkan, perasaan atau pengalaman keagamaan yang rendah dapat dilihat dari rendahnya perasaan atau pengalaman keagamaan yang pernah dialami oleh remaja dan dianggap sebagai bentuk keajaiban yang datang dari Tuhan.
51
Dimensi ini dapat dibagi menjadi dua indikator terkait perasaan atau pengalaman remaja dalam beragama. Indikator yang terkait dengan dimensi ini adalah sebagai berikut: 1.
Konfirmasi. Indikator ini menjelaskan bahwa individu ‘merasakan’ keberadaan aktor supranatural yang bisa saja bukan manusia. Indikator ini terkait dengan: A.
Merasakan bahwa Tuhan selalu melihat dan mengawasi tiap kegiatan manusia,
B. 2.
Merasa dekat dengan Tuhan dalam melakukan kegiatan berdoa.
Responsif. Indikator ini mengacu kepada adanya hubungan antara aktor supranatural dan individu. Indikator responsif ini terbagi menjadi dua, yaitu: A.
Salvational (pengakuan sebagai ‘yang terpilih’ oleh yang dianggap Tuhan), terkait dengan:
B.
a.
Merasakan pengalaman selamat dari kecelakaan karena Tuhan,
b.
Merasa selamat dari bencana alam karena Tuhan,
c.
Merasa dihindarkan dari penipuan karena Tuhan.
Sanctioning (mengalami displeasure dari aktor supranatural atau mendapat hukuman darinya), terkait dengan: a.
Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan karena sebelumnya tidak melakukan solat berjamaah,
b.
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena telah berbohong kepada orang tua,
c. C.
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena sombong.
Ekstatis. Indikator ini menjelaskan adanya kesadaran individu terhadap hubungan dengan aktor supranatural bisa berupa cinta atau kasih sayang kepada sesama. Hal ini terkait dengan: a.
Menolong sesama,
b.
Memberi sedekah kepada yang membutuhkan,
c.
Menyantuni anak yatim,
d.
Selalu berbuat baik kepada sesama.
52
D.
Persepsi. Indikator ini menjelaskan bahwa individu memaknai diri mereka sebagai partisipan atau pengikut aktor supranatural. Indikator penelitian ini terkait dengan: a.
Merasa bahwa perintah Tuhan itu kabur dan jauh dari pengalaman sehari-harinya,
b.
Merasa bahwa perintah Tuhan mampu memberi kebahagiaan,
c.
Merasakan bahwa perintah Tuhan mampu memberi kejelasan terhadap jalan hidup.
53
Tabel 2.3 Operasionalisasi Konsep Sikap Konsep Sikap
Variabel Sikap
Dimensi Kognitif
Indikator 1.
Kategori
Skala
Pengetahuan remaja dalam mencegah
1. Sangat Setuju
Ordinal
remaja
penularan HIV dan AIDS yang meliputi:
2. Setuju
Tinggi - Rendah
dalam
A. Kemampuan remaja untuk
3. Tidak Setuju
mencegah
menyebutkan aspek-aspek
4. SangatTidak
penularan
pencegahan terhadap penularan HIV
HIV dan
dan AIDS yaitu :
AIDS
a.
Setuju
Menyebutkan abstinance sebagai salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
b.
Menyebutkan be faithful sebagai salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
c.
Menyebutkan condom sebagai salah satu aspek pencegahan
54
terhadap penularan HIV dan AIDS d.
Menyebutkan don’t drugs sebagai salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
B. Kemampuan remaja untuk menjelaskan aspek-aspek pencegahan terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu : a.
Menjelaskan bagaimana menjaga keperawanan dapat mencegah penularan HIV dan AIDS,
b.
Menjelaskan bagaimana setia terhadap pasangan dapat mencegah penularan HIV dan AIDS,
c.
Menjelaskan bagaimana dengan menggunakan kondom dapat
55
mencegah penularan HIV dan AIDS, d.
Menjelaskan bagaimana dengan tidak menggunakan obat-obat terlarang seseorang dapat mencegah penularan HIV dan AIDS
2.
Pemahaman (comprehension) remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yang meliputi : A. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan antara orang-orang yang melakukan dan tidak melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu : a.
Membandingkan risiko penularan HIV dan AIDS antara orang yang menjaga
56
keperawanan sebelum menikah dengan orang yang tidak menjaga keperawanan sebelum menikah. b.
Membandingkan risiko penularan HIV dan AIDS antara orang yang setia terhadap pasangan dengan orang yang tidak setia terhadap pasangannya.
c.
Membandingkan risiko penularan HIV dan AIDS antara orang yang menggunakan kondom dengan orang yang tidak melakukan kondom.
d.
Membandingkan risiko penularan HIV dan AIDS antara orang yang tidak menggunakan obat-obatan terlarang dengan orang yang menggunakan obat-
57
obatan terlarang. B. Kemampuan remaja untuk meramalkan kondisi orang-orang yang melakukan dan tidak melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu : a.
Meramalkan apakah seseorang akan tertular HIV dan AIDS jika mereka menjaga keperawatannya,
b.
Meramalkan apakah seseorang akan tertular HIV dan AIDS jika mereka setia terhadap pasangannya,
c.
Meramalkan apakah seseorang akan tertular HIV dan AIDS jika mereka menggunakan kondom,
d.
Meramalkan apakah seseorang akan tertular HIV dan AIDS jika
58
mereka tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Afektif
1.
Responding (menerima) remaja dalam
1. Sangat Setuju
Ordinal
mencegah penularan HIV dan AIDS
2. Setuju
Positif - Negatif
dengan melihat bagaimana kemampuan
3. Tidak Setuju
kepekaan remaja terhadap hal tersebut.
4. SangatTidak
Hal ini meliputi : a.
Setuju
Memilih
untuk
menjaga
keperawanan dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, b.
Memilih setia dengan pasangan dalam mencegah penularan HIV dan AIDS,
c.
Memilih menggunakan kondom dalam mencegah penularan HIV dan AIDS,
d.
Memilih
tidak
obat-obatan
menggunakan
terlarang
dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS.
59
Perilaku
1.
Respon termimpin dari remaja terhadap
1. Sangat Setuju
Ordinal
aspek-aspek dalam mencegah penularan
2. Setuju
Positif - Negatif
HIV dan AIDS, hal ini meliputi :
3. Tidak Setuju
A. Menjaga
keperawanan
dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS,
4. Sangat Tidak Setuju
yaitu: a.
Menolak ajakan pacar untuk berpegangan tangan
b.
Menolak ajakan pacar untuk berpelukan
c.
Menolak ajakan pacar untuk berciuman
d.
Menolak ajakan pacar untuk melakukan
hubungan
seks
sebelum menikah B. Setia terhadap pasangannya dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Tidak akan berganti-ganti pacar
b.
Tidak akan memiliki pacar lebih
60
dari satu c.
Tidak akan berhubungan seks dengan orang lain selain suami atau istri
C. Menggunakan kondom dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Membeli kondom saat ingin berhubungan seks
b.
Menggunakan
kondom
saat
ingin berhubungan seks D. Tidak
menggunakan
obat-obatan
terlarang dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Tidak
akan
menggunakan
narkoba suntik b.
Menolak tawaran teman untuk menggunakan narkoba suntik
c.
Menjauhi
orang-orang
yang
menggunakan narkoba suntik
61
Tabel 2.4 Operasionalisasi Konsep Gaya Hidup
Konsep
Variabel
Gaya
Gaya hidup
Hidup
remaja
Dimensi Aktivitas
Indikator 1. Aktivitas
visual
Kategori mencegah
1. Sering
Ordinal
penularan HIV dan AIDS mencakup
2. Jarang
Mendukung -
kegiatan seperti:
3. Tidak Pernah
Tidak
A. Membaca
dalam
Skala
terkait
dengan
upaya
Mendukung
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu : a. Membaca buku/artikel/selebaran mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah, b. Membaca buku/artikel/selebaran mengenai
pentingnya
setia
kepada pasangan, c. Membaca buku/artikel/selebaran mengenai penggunaan kondom, d. Membaca buku/artikel/selebaran mengenai bahaya obat-obatan
62
terlarang, B. Menonton terkait dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Menonton acara TV tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah,
b.
Menonton acara TV tentang pentingnya setia kepada pasangan,
c.
Menonton acara TV tentang penggunaan kondom,
d.
Menonton acara TV tentang bahaya obat-obatan terlarang.
2. Aktivitas Lisan
terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS mencakup kegiatan, seperti: A. Berdiskusi
terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :
63
a.
Berdiskusi mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah,
b.
Berdiskusi mengenai pentingnya setia kepada pasangan,
c.
Berdiskusi mengenai penggunaan kondom,
d.
Berdiskusi
mengenai
bahaya
obat-obatan terlarang. B. Berpendapat
terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Berpendapat mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah,
b.
Berpendapat mengenai pentingnya setia kepada pasangan,
c.
Berpendapat mengenai
64
penggunaan kondom, d.
Berpendapat mengenai bahaya obat-obatan terlarang.
C. Bertanya terkait dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Bertanya mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah,
b.
Bertanya berpendapat mengenai pentingnya setia kepada pasangan,
c.
Bertanya mengenai kegunaan kondom,
d.
Bertanya mengenai bahaya obat-obatan terlarang.
3. Aktivitas mendengarkan terkait dengan upaya
pencegahan
HIV
dan
AIDS
mencakup kegiatan seperti:
65
A. Mendengarkan terkait dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah,
b.
Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya setia kepada pasangan,
c.
Mendengarkan penjelasan tentang penggunaan kondom,
d.
Mendengarkan penjelasan tentang bahaya obat-obatan terlarang.
4.
Aktivitas gerak terkait dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS mencakup kegiatan, seperti: A. Kegiatan fisik rutin, yaitu : a.
Melakukan hobi
66
b.
Menggunakan
kondom
saat
berhubungan seksual c.
Setia dengan satu pasangan
d.
Tidak
menggunakan
obat-
obatan terlarang Opini
1. Arah dan intensitas opini remaja dalam 1.
Sangat Setuju
Ordinal
mencegah penularan HIV dan AIDS 2.
Setuju
terkait
Tidak Setuju
Mendukung
Sangat Tidak Setuju
– Tidak
aspek-aspek
pencegahan 3.
penularan HIV dan AIDS.
Hal ini 4.
meliputi :
Mendukung
A. Pandangan remaja mengenai orang lain terkait dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, seperti : a.
Pandangan remaja tentang orang yang menjaga keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah,
b.
Pandangan remaja tentang orang yang setia terhadap satu pasangan,
67
c.
Pandangan remaja tentang orang yang Berganti-ganti pasangan,
d.
Pandangan remaja tentang orang yang menggunakan kondom.
B. Pandangan remaja mengenai lingkungan sekitarnya terkait dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu : a.
Akses mendapatkan kondom,
b.
Penggunaan obat-obatan terlarang,
c.
Penjualan obat-obatan terlarang.
d.
Akses mendapatkan obat-obatan terlarang.
2.
Saliensi opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS terkait aspekaspek pencegahan penularan HIV dan AIDS. hal ini meliputi : A. Pandangan
remaja
mengenai
68
pentingnya orang lain, yaitu : a.
Penting bagi orang lain untuk menjaga keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah.
b.
Penting bagi orang lain untuk setia terhadap satu pasangan.
c.
Penting bagi orang lain untuk hanya mempunyai satu pasangan.
d.
Penting bagi orang lain untuk menggunakan kondom
e.
Penting bagi orang lain untuk tidak menggunakan obat-obatan terlarang
69
Tabel 2.5 Operasionalisasi Konsep Religiositas Konsep Religiositas
Variabel Tingkat
Dimensi
Indikator
Praktik dalam 1. Ritual, hal ini meliputi :
religiositas Beragama
A.
remaja
1. Sering
Skala Ordinal
Melakukan kegiatan beribadah bersama 2. Jarang di tempat ibadah,
B.
Kategori
Menonton acara kultum atau rohani
Tidak Pernah
Tinggi Rendah
keagamaan di televisi, C.
Mendengarkan acara kultum atau rohani di radio,
D.
Membaca rubrik keagamaan atau rohani di koran,
E.
Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah,
F.
Aktif di dalam organisasi keagamaan di sekolah.
2. Kesalehan, hal ini meliputi : A.
Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab suci lainnya satu kali dalam satu hari,
70
B.
Membaca doa disaat melakukan tidur,
C.
Membaca doa disaat keluar rumah, Membaca doa sebelum bekerja.
Kepercayaan dalam
1. Acknowledge the super natural doctrine, yaitu: A.
Beragama
Ordinal
Mengakui adanya Tuhan dalam agama
2. Setuju
yang diyakininya.
3. Tidak Setuju
Tinggi-
4. Sangat Tidak
rendah
2. Particularism, yaitu : A.
1. Sangat Setuju
Percaya ketika melakukan perbuatan
Setuju
maksiat akan mendapatkan dosa, B.
Percaya ketika menghindari perbuatan maksiat akan mendapatkan pahala,
C.
Percaya ketika menghindari perbuatan maksiat akan mendapatkan pahala,
D.
Percaya ketika menghindari perbuatan maksiat akan mendapatkan pahala,
3. Religious commitment, hal ini meliputi : A.
Melakukan
kegiatan-kegiatan
yang
memiliki nilai baik, B.
Menjauhi
kegiatan-kegiatan
yang
memiliki nilai buruk,
71
C.
Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas,
D.
Tidak memiliki pacar,
E.
Tidak
berpegangan
tanggan
disaat
berpacaran, F.
Tidak menyentuh tubuh pasangan di saat berpacaran,
G.
Tidak berciuman ketika berpacaran,
H.
Tidak
melakukan
hubungan
seksual
ketika berpacaran.
4. Source of ultimate meaning, hal ini meliputi : A.
Mampu memahami ajaran-ajaran yang diberikan dalam agama yang diyakini,
B. Tidak menjalankan ajaran agama tersebut hanya kerena diwajibkan.
Pengalaman/ Perasaan dalam
1. Konfirmasi, hal ini meliputi : A.
1.
Sangat Setuju
Ordinal
Merasakan bahwa Tuhan selalu melihat 2.
Setuju
Tinggi-
tiap kegiatan manusia,
Tidak Setuju
rendah
3.
72
Beragama
B.
C.
Merasa dekat dengan Tuhan dalam 4.
Sangat Tidak
melakukan kegiatan berdoa,
Setuju
Merasakan
bahwa
Tuhan
selalu
mengawasi tiap kegiatan manusia
2. Responsif, hal ini meliputi : A.
Salvational, yaitu : a.
Merasa dihindarkan dari penipuan karena Tuhan,
b.
Merasakan pengalaman selamat dari kecelakaan karena Tuhan,
c.
Merasa selamat dari bencana alam karena Tuhan.
B.
Sanctioning: a.
Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan
karena sebelumnya tidak
melakukan solat berjamaah, b.
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan
karena
telah
berbohong
kepada orang tua,
73
c.
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena sombong.
3. Ekstatis, hal ini meliputi : A.
Menolong sesama,
B.
Memberi sedekah kepada yang membutuhkan,
C.
Menyantuni anak yatim,
D.
Selalu berbuat baik kepada sesama.
4. Persepsi, yaitu : A.
Merasa bahwa perintah Tuhan itu kabur dan jauh dari pengalaman sehari-harinya,
B.
Merasa bahwa perintah Tuhan mampu memberi kebahagiaan,
C.
Merasakan
bahwa
perintah
Tuhan
mampu memberi kejelasan terhadap jalan hidup.
74
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian membahas mengenai keseluruhan cara suatu penelitian yang dilakukan di dalam penelitian yang mencakup prosedur dan teknik-teknik yang dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan untuk menguji teori-teori
dengan
memerinci
kedalam
hipotesis
yang
spesifik,
lalu
mengumpulkan data untuk mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Salah satu pengertian penelitian kuantitatif menurut Cresswell adalah “... the research test a theory by specifying narrow hypothesis and the collection of data to support or refute the hypotheses.” (Creswell. 2003: 20). Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian untuk menguji teoriteori dengan cara meneliti hubungan, kekuatan, dan arah hubungan antarvariabel. Variabel ini diukur dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Pengujian teori dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan diawali suatu gagasan atau teori yang umum kemudian diuji ke dalam suatu wilayah atau konteks yang spesifik. Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan alternatif, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan kembali penemuan-penemuannya. Oleh karena itu, penelitian ini memilih menggunakan metode penelitian kuantitatif karena penelitian ini ingin melihat hubungan antar variabel yang didasari oleh landasan teori yang kuat.
3.1
PENDEKATAN PENELITIAN Dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas
terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan logika deduktif. Pengujian teori dalam penelitian ini diawali dengan gagasan atau teori yang umum kemudian diuji ke dalam suatu wilayah atau konteks yang spesifik, atau biasa disebut dengan metode deduktif (KBBI, 2008). Penelitian ini berangkat dari teori-teori yang telah ada sebelumnya kemudian diturunkan dengan cara operasionalisasi
76
konsep sehingga dapat diukur kedalam realitas empiris, seperti teori sikap yang kemudian diturunkan menjadi tiga dimensi yaitu kognisi, afeksi, dan perilaku. Ketiga dimensi tersebut lalu diturunkan kembali menjadi indikator-indikator seperti pengetahuan dan penerimaan yang kemudian menjadi basis bagi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Oleh karena itu dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik survei dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah variabel gaya hidup dan tingkat religiositas memiliki pengaruh terhadap variabel sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
3.2
JENIS PENELITIAN Jenis penelitian di dalam ilmu sosial dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu berdasarkan orientasi penelitian, tujuan penelitian, waktu penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian.
3.2.1
Berdasarkan Manfaat Penelitian Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS merupakan penelitian dasar atau basic research. Basic research bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dasar mengenai dunia sosial, menolak atau mendukung teori yang menjelaskan bagaimana kehidupan sosial berjalan, dan menjelaskan mengapa hubungan sosial terjadi dan mengapa masyarakat berubah. Basic research adalah sumber dari ide ilmiah baru dan cara berpikir mengenai kehidupan sosial (Neuman, 2006: 24). Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana kondisi gaya hidup, tingkat religiositas dan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dengan topik mengenai HIV dan AIDS, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lembaga penanggulangan HIV dan AIDS. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi terkait seperti kantor desa dalam menanamkan gaya hidup remaja yang positif dan menanggulangi gaya hidup remaja yang negatif. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para tokoh agama setempat
77
dalam meningkatkan religiositas pada remaja baik dari aspek feeling, practice maupun belief. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan setempat demi memperbaiki sikap remaja dalam mencegah HIV dan AIDS baik dari aspek kognitif, afektif maupun perilaku. Jadi secara keseluruhan, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan atau institusi yang terkait dengan topik penelitian kami yaitu HIV dan AIDS, maupun yang terkait dengan gaya hidup dan tingkat religiositas.
3.2.2
Berdasarkan Tujuan Penelitian Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan mengapa suatu kejadian terjadi dan untuk membangun, mengelaborasi, memperluas, atau menguji teori (Neuman, 2006: 34). Penelitian ini memberikan beberapa penjelasan terkait dengan pengaruh variabel gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap yang dimiliki oleh remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Penjelasan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. b. Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
3.2.3
Berdasarkan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS merupakan penelitian yang bersifat cross-sectional, yaitu penelitian yang dilaksanakan hanya dalam rentang waktu tertentu. Penelitian ini dilaksanakan selama sepuluh hari di Desa
78
Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013.
3.2.4
Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survei. Dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS terdapat dua jenis data yang digunakan untuk memberikan informasi terkait dengan penelitian. Pertama, data primer yang didapatkan melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan melakukan wawancara mendalam secara kualitatif terkait dengan informasi penting yang berkenaan dengan isu penelitian. Kedua, data sekunder berupa profil desa yang didapat dari kantor desa setempat.
3.3
UNIT ANALISIS Sebelum peneliti menentukan populasi untuk menarik sampel, terlebih
dahulu peneliti menentukan unit analisis. Unit analisis merupakan unit, kasus, atau bagian dari kehidupan sosial yang dapat disadari sebagai kunci dari konsep, perkembangan, pengukuran empiris atau mengamati konsep yang ada pada analisis data (Neuman, 2006). Unit analisis dalam penelitian ini terdapat pada tingkat individu, dengan unit pengamatan yaitu remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di Desa Lewo baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Kriteria ini diambil mengingat prevalensi tertinggi kasus HIV dan AIDS di Indonesia berada di rentang usia remaja yaitu 15-24 tahun. Unit analisis dipilih berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
79
Tabel 3.1 Unit Analisis Isi
Seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di Desa Lewo Baru,
Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa
Barat pada tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013 Cakupan
Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
Waktu
3.4
23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013
POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat
religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS adalah seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada bulan Juni, tahun 2013. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 93 remaja berusia 1519 tahun yang belum menikah di Desa Lewo baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Besaran sampel yang diambil pada penelitian ini didadasarkan oleh beberapa pertimbangan. Pertama, penelitian ini hanya dilakukan selama sepuluh hari yaitu pada tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013 sehingga waktu yang dimiliki oleh peneliti untuk menyebarkan kuesioner sangat terbatas. Kedua, penelitian ini merupakan bagian dari mata kuliah Latihan Praktek Metode Penelitian Sosial Kuantitatif dengan jumlah peserta untuk kelas A sebanyak delapan belas mahasiswa Sosiologi Universitas Indonesia angkatan 2011. Supaya mahasiswa memiliki
kemampuan
yang
sama,
maka
setiap
mahasiswa
diharuskan
mendapatkan jumlah responden yang sama dalam melakukan wawancara ketika turun lapangan1. Ketiga, kendala yang ditemukan saat turun lapangan
1
Mengingat jangka waktu penelitian yang terbatas, tim peneliti sepakat agar masing-masing peneliti harus mewawancarai enam responden. Sehingga, jumlah sampel yang ditargetkan untuk tercapai adalah 104 responden. Namun, tidak semua peneliti dapat memenuhi target enam responden untuk dilakukan wawancara. Sehingga jumlah sampel yang tercapai adalah 93 responden.
80
menyebabkan tidak semua responden dapat ditemukan untuk dilakukan wawancara2, sehingga total sampel pada penelitian ini adalah 93 responden.
3.5
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS ini menggunakan pendekatan probability sampling yaitu setiap unsur populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik multistage sampling (sampel bertahap). Multistage sampling (sampel bertahap) adalah penarikan sampel dengan proses pemilihan untuk setiap tahapannya dilakukan secara acak. Hal ini bertujuan untuk menjamin keterwakilan dari tiap sampel yang diambil dari populasi. Teknik sampling ini dilakukan berdasarkan tingkatan wilayah secara bertahap yang mana pengambilan teknik ini karena diasumsikan bahwa unit-unit populasi di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki karakteristik yang homogen dan memiliki cakupan wilayah yang luas. Tahapan yang dilakukan dalam proses penarikan sampel dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Tahap pertama, menentukan populasi penelitian yaitu Desa Lewo Baru. Desa Lewo Baru ini memiliki dua dusun, yaitu Dusun 1 dan Dusun 2. Dalam penelitian yang dilakukan, diambil semua populasi dari Dusun 1 dan Dusun 2 atau disebut juga total population. Sehingga semua dusun di Desa Lewo Baru merupakan unit sampling yang akan diambil.
2.
Tahap kedua, menurunkan sampel penelitian ke dalam beberapa RW yang menjadi bagian dari Dusun 1 dan Dusun 2. Dalam penelitian yang dilakukan, diambil seluruh RW yang terdapat di dalam populasi dari Dusun 1 dan Dusun 2. Dusun 1 memiliki tiga RW yaitu RW 1, RW 2, RW 3 dan Dusun 2 memiliki tiga RW yaitu RW 4, RW 5, RW 6. Dari pemaparan tersebut dapat digambarkan bahwa pada tahap ini populasi yang diambil
2
Salah satu keterbatasan penelitian pada penelitian ini adalah bersamaan dengan masa liburan sekolah. Sehingga, terdapat utama maupun responden cadangan sedang berlibur atau menyebabkan tidak semua peneliti pada tim peneliti MPS A tersebut.
waktu pelaksanaan peneliti yang sampel yang menjadi responden bekerja di luar kota. Hal itu dapat mewawancarai responden
81
merupakan total population. Sehingga semua RW yang terdapat pada dusun di Desa Lewo Baru merupakan unit sampling yang akan diambil. 3.
Tahap ketiga, menurunkan sampel penelitian kedalam beberapa RT yang menjadi bagian dari seluruh RW. Dalam penelitian yang dilakukan, diambil seluruh RT yang terdapat di dalam populasi. RW 1 memiliki 4 RT, RW 2 memiliki 3 RT, RW 3 memiliki 3 RT, RW 4 memiliki 4 RT, RW 5 memiliki 3 RT, RW 6 memiliki 2 RT. Dari pemaparan tersebut dapat digambarkan bahwa pada tahap ini populasi yang diambil merupakan total population. Sehingga semua RT yang menjadi bagian dari RW 1, RW 2, RW 3, RW 4, RW 5 dan RW 6 pada dusun di Desa Lewo Baru merupakan unit sampling yang akan diambil.
4.
Tahap keempat, melakukan listing populasi dari setiap RT yang terpilih ke dalam sampel. Listing populasi dilakukan berdasarkan daftar seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah dari setiap RT yang dapat ditarik dari populasi. Setelah dilakukan listing populasi, selanjutnya dapat dilakukan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) untuk menentukan sampel unit pengamatan. Penarikan sampel ini dilakukan dengan prosedur undian di mana setiap unsur yang ada memiliki probabilitas yang sama untuk dapat diikutsertakan di dalam sampel. Prosedur undian juga digunakan untuk menentukan sampel pengamatan utama dan cadangan.
5.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 93 responden remaja yang bertempat tinggal di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Jumlah sampel tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa jumlah peneliti adalah sebanyak 18 mahasiswa. Sehingga setiap mahasiswa mendapatkan empat sampai dengan lima responden untuk diwawancarai. Dari teknik tersebut, didapatkan responden utama perempuan sebesar 65
orang dan responden utama laki-laki sebesar 42 orang. Selain itu didapatkan cadangan responden perempuan sebesar 12 orang dan cadangan laki-laki sebesar 42 orang.
82
Gambar 3.1 Skema Penarikan Sampel Total Population
Desa Lewo Baru
Dusun 2
Dusun 1
Total Population
RW 1
RW 2
RW 3
RW 4
RW 5
RW 6
Remaja usia 15-19 tahun yang belum menikah di RT 1 (10), RT 2 (5), RT 3 (2), dan RT 4 (5)
Remaja usia 15-19 tahun yang belum menikah di RT 1 (3), RT 2 (6), dan RT 3 (3)
Remaja usia 1519 tahun yang belu menikah di RT 1 (6), RT 2 (3), dan RT 3 (5)
Remaja usia 15-19 tahun yang belum menikah di RT 1 (9), RT 2 (4), RT 3 (5), dan RT 4 (5)
Remaja usia 15-19 tahun yang belum menikah di RT 1 (7), RT 2 (4), dan RT 3 (2)
Remaja usia 15-19 tahun yang belum menikah di RT 1 (5) dan RT 2 (4)
Total Population
Simple Random Sampling
84
3.7
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.7.1 Data Primer Terdapat dua jenis data primer atau data utama dalam penelitian ini. Pertama, data kuantitatif yang diperoleh melalui wawancara kepada responden menggunakan instrumen kuesioner dengan pertanyaan yang bersifat tertutup. Kedua,
data
kualitatif
yang
diperoleh
melalui
wawancara
mendalam
menggunakan instrumen pedoman wawancara mendalam dengan pertanyaan yang bersifat terbuka dimana di dalamnya terdapat pertanyaan yang dapat menggali informasi lebih dalam aspek-aspek yang terkait dengan pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
3.7.2 Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini dijadikan sebagai dasar pemikiran. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi literatur yang didapat melalui jurnal, buku-buku, artikel, ataupun data-data penelitian dari institusi atau lembaga tertentu yang berkaitan dengan gaya hidup, tingkat religiositas dan sikap remaja terhadap pencegahan penularan HIV dan AIDS. Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder dari Desa Lewo Baru untuk memperoleh informasi tambahan yang dapat menggambarkan Profil Desa Lewo Baru, Profil Kesehatan Lewo Baru, Peta Desa Lewo Baru, dan foto keadaan sekitar Desa Lewo Baru.
3.8
KONSTRUKSI SKALA PADA PENELITIAN Indeks skala yang baik dalam sebuah penelitian menggunakan pengukuran
yang sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan. Setiap indeks skala yang digunakan memiliki asumsi dan tujuan tertentu. Skala secara terstruktur dapat mengukur kekuatan dimensi-dimensi yang dimiliki variabel. Metode pengukuran skala yang digunakan dapat merepresentasikan variabel-variabel yang diuji pada penelitian sosial. (Babbie. 2004: 167). Sikap sebagai variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Peneliti melihat bahwa sikap responden yang positif dalam mencegah
85
penularan HIV dan AIDS lebih baik dibandingkan dengan sikap yang negatif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Instrumen penelitian mengenai sikap memiliki tiga dimensi, yaitu kognisi, afeksi, dan perilaku. Ketiga dimensi tersebut menggunakan skala likert dengan tujuan untuk menentukan kekuatan intensitas relatif dari setiap kategori yang berbeda. Dimensi kognisi, afeksi, dan perilaku dalam instrumen penelitian menggunakan empat kategori, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pemilihan kategori tersebut pada skala likert ini disebabkan peneliti merepresentasikan jawaban yang diberikan responden dari setiap kategori. Peneliti tidak menggunakan dua kategori lain dari skala likert, yaitu ragu-ragu setuju dan ragu-ragu tidak setuju karena kemungkinan yang dimiliki oleh dua kategori tersebut kecil untuk dipilih oleh responden. Gaya hidup dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai variabel independen dengan menggunakan skala ordinal. Peneliti melihat gaya hidup responden yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS lebih baik dibandingkan dengan gaya hidup tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Instrumen penelitian mengenai variabel gaya hidup memiliki dua dimensi, yaitu aktivitas dan opini. Dimensi aktivitas tersebut menggunakan skala likert dengan tiga kategori skala, yaitu sering, jarang dan tidak pernah. Sedangkan untuk dimensi opini digunakan empat kategori yaitu, sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan oleh kategori yang dapat merepresentasikan jawaban yang diberikan responden dari setiap dimensi. Peneliti tidak menggunakan dua kategori lain dari skala likert, yaitu ragu-ragu setuju dan ragu-ragu tidak setuju karena kemungkinan yang dimiliki oleh dua kategori tersebut kecil untuk dipilih oleh responden. Tingkat religiositas sebagai variabel independen dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Peneliti melihat tingkat religiositas yang tinggi lebih baik dibandingkan dengan tingkat religiositas yang rendah. Instrumen penelitian mengenai variabel tingkat religiositas memiliki tiga dimensi, yaitu tingkat kepercayaan (religious belief), praktik dalam beragama (religious practice), dan tingkat perasaan atau pengalaman dalam beragama (religious feeling). Instrumen penelitian untuk dimensi tingkat kepercayaan (religious belief) dan perasaan atau pengalaman dalam beragama (religious feeling) menggunakan skala likert dengan
86
empat kategori skala, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Penggunaan
keempat
skala
likert
tersebut
diharapkan
dapat
merepresentasikan dimensi tingkat kepercayaan (religious belief) dan tingkat perasaan atau pengalaman dalam beragama (religious feeling) pada responden. Dimensi praktik dalam beragama (religious practice) menggunakan skala likert dengan tiga kategori, yaitu sering, jarang, dan tidak pernah. Penggunaan ketiga skala likert tersebut diharapkan dapat merepresentasikan intensitas praktik dalam beragama responden.
3.9
TEKNIK PENGOLAHAN DATA Setelah data diperoleh dan dikumpulkan dari penelitian, tahap selanjutnya
adalah melakukan proses pengolahan data. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan berikut: 1.
Editing Sebelum dilakukan pengolahan data, data yang diperoleh hendaknya
melalui proses pengeditan terlebih dahulu. Tujuan dari proses ini ialah untuk mempermudah peneliti dalam mengelola data. Proses editing ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan data seperti memeriksa kelengkapan jawaban pertanyaan di kuesioner, lalu melihat konsistensi jawaban responden. Proses editing ini dilakukan saat masih berada di lapangan. Hal ini dimaksudkan supaya apabila terjadi jawaban yang kurang lengkap atau tidak konsisten dapat diklarifikasi langsung terhadap responden terkait. Contoh konsistensi jawaban ketika responden menjawab aktivitas menggunakan warnet “tidak” namun pada keterangan aktivitas menggunakan warnet diisi “untuk mengerjakan tugas”. Hal terebut menunjukkan jawaban yang diberikan responden tidak konsisten sehingga peneliti harus menanyakan ulang kepada responden keesokan harinya. Proses editing juga memeriksa keseragaman satuan, seperti seberapa sering responden menonton iklan kondom dalam dua minggu terakhir. Tidak hanya itu, dalam proses editing peneliti juga harus memperhatikan apakah pertanyaan mudah dipahami atau tidak, agar terhindar dari kesalah pahaman dan keraguan dari responden.
87
2.
Coding Proses pengkodean dilakukan dengan mengubah bentuk kategori jawaban
ke dalam bentuk kode (simbol) atau angka-angka (numerik) sehingga dibentuk seperangkat aturan yang menetapkan angka-angka menjadi kategori tertentu (Neuman, 2006). Pada tahapan pengkodean (coding), peneliti memberi kode pada setiap kategori di dalam kuesioner agar data yang diperoleh lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan proses entering dan cleaning. Dalam penelitian ini, pengkodean yang dilakukan misalnya pemberian kode satu untuk jenis kelamin responden laki-laki dan kode dua untuk jenis kelamin responden perempuan. Pengkodean juga dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi jawaban dari pertanyaan terbuka, misalnya aktivitas yang dilakukan dalam penggunaan waktu luang oleh remaja. 3.
Entering Tahap berikutnya adalah memasukkan, membuat perhitungan, dan
menyimpan data ke dalam komputer dengan menggunakan program SPSS. Dalam proses ini, setiap peneliti memiliki tanggung jawab yang sama untuk melakukan input data. Tahap entering data ini dilakukan selama tiga hari pada tanggal 26 – 29 Agustus 2013. 4.
Cleaning Data yang telah dimasukkan ke dalam komputer harus melalui proses
pengecekan. Proses ini bertujuan membersihkan data dari ketidaksesuaian atau kesalahan yang terjadi pada tahap sebelumnya. Teknik cleaning data yang digunakan adalah metode possible code cleaning dan contingency cleaning. Possible code cleaning merupakan teknik cleaning data dimana peneliti melihat kategori jawaban yang tidak sesuai (Neuman, 2006: 246). Dalam penelitian ini, possible code cleaning digunakan untuk melihat jawaban-jawaban yang memiliki kategori jawaban yang berbeda. Misalnya, variabel jenis kelamin dimana terdapat kode satu untuk laki-laki dan dua untuk perempuan, namun ketika tabel frekuensi dikeluarkan dengan menggunakan SPSS terdapat kategori jawaban yang tidak sesuai dengan ketentuan seperti tiga atau nol. Teknik cleaning lainnya adalah
88
contingency cleaning. Contingency cleaning adalah teknik cleaning data dimana peneliti melihat kesesuaian kategori jawaban dari dua variabel yang berkaitan untuk kasus yang secara logis tidak mungkin terjadi (Neuman. 2006:246). Dalam penelitian ini, contingency cleaning digunakan untuk melihat ada atau tidaknya jawaban yang tidak logis, seperti misalnya responden mengatakan bahwa ia tidak pernah menggunakan waktu luangnya untuk menonton TV, tetapi di dalam pertanyaan mengenai jenis acara TV apa yang sering ditonton oleh responden, terdapat jawaban “sinetron”.
3.10
TEKNIK ANALISIS DATA Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis univariat,
bivariat, dan multivariat. Analisis univariat bertujuan mendeskripsikan variabelvariabel identitas responden, variabel dependen yaitu sikap remaja dalam mencegah penularan penyakit HIV dan AIDS, dan variabel independen yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas remaja. Bentuk analisis univariat dalam penelitian ini menggunakan ukuran pemusatan (central tendency) Modus. Ukuran pemusatan (central tendency) Modus digunakan untuk mengetahui data yang memiliki frekuensi terbesar dalam suatu kumpulan data dan biasa digunakan untuk data berskala nominal. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan serta kekuatan hubungan antara variabel sikap dan tingkat religiositas serta sikap dan gaya hidup. Peneliti memutuskan untuk menggunakan uji Sommers’d karena ukuran ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel berskala pengukuran ordinal dengan arah hubungan asimetrik. Uji Sommers’d sesuai dengan peneltian ini yang melihat kekuatan hubungan antara gaya hidup dan tingkat religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang skala ordinal. Dalam penelitian ini juga menggunakan analisis Regresi untuk melihat hubungan serta kekuatan pengaruh variabel dependen dengan independen. Pada penelitian ini diasumsikan terdapat dua variabel independen yang memengaruhi variabel dependen. Maka penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda.
89
Tujuan dari regresi berganda adalah melihat pengaruh salah satu variabel independen yang paling signifikan (Babbie, 1990, 306-310).
Tabel 3.2 Teknik Analisis Data Uji statistik variabel
Karakteristik responden/
Gaya hidup
Tingkat Religiositas
Sikap
Analisis data Univariat
Gaya hidup
Bivariat
X
Gaya hidup dan Sikap
Tingkat
dan Sikap
Religiositas
Tingkat
dan Sikap
Religiositas dengan Sikap
Multivariat
3.11
X
Gaya
Gaya
Hidup,
Hidup,
Tingkat
Tingkat
Religiositas
Religiositas
dan Sikap
dan Sikap
Gaya Hidup, Tingkat Religiositas dan Sikap -
PEMBATASAN DAN KETERBATASAN Setiap penelitian tentunya memiliki pembatasan serta keterbatasan tertentu
yang dimiliki dalam pelaksanaannya. Berikut akan dijelaskan pembatasan dan keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS : 3.11.1 Pembatasan Penelitian Untuk menghindari adanya ketidakfokusan dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam
90
mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti membatasi penelitian ini dengan hanya mengukur gaya hidup dan tingkat religiositas serta sikap dalam mencegah penularan HIV dan AIDS hanya pada remaja di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. Selain itu yang dimaksudkan remaja didalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan dengan usia 15 - 19 tahun yang belum menikah. Penelitian ini memiliki metode face-to-face dalam penyebaran kuesioner, maka yang menjadi subyek penelitian hanya remaja yang tinggal dan dapat ditemui di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.
3.11.2 Keterbatasan Penelitian Pada pelaksanaan penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS memiliki beberapa keterbatasan yang dihadapi ketika berada dilapangan, antara lain : 1.
Tidak banyak sosialisasi terkait dengan HIV dan AIDS yang masuk ke sekolah-sekolah dari pelbagai jenis sekolah yang ada, seperti sekolah formal, informal dan non formal di Desa Lewo Baru. Sehingga, masih banyak remaja. bahkan masyarakat yang tidak mengerti mengenai isu terkait dengan HIV dan AIDS.
2.
Banyak remaja perempuan di desa ini yang berumur 15-19 tahun memilih untuk menikah dan tidak melanjutkan sekolah di usia dini sehingga mereka tidak dapat dimasukan sebagai sampel di dalam penelitian ini.
3.
Banyak remaja di desa ini yang memilih untuk mencari pekerjaan ke luar desa atau melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi yang berada di luar desa. Sehingga, banyak dari mereka yang tidak dapat ditemui untuk melakukan wawancara face-to-face sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala desa Lewo Baru saat ditanya perihal remaja desa “…kebanyakan merantau, ada yang ke Kalimantan, ke Sumatera..”3
3
Berdasarkan Wawancara Mendalam oleh Deden Ramadani kepada Kepala Desa Lewo Baru berinisial “AS” (40 tahun) pada tanggal 28 Juni 2013
91
BAB 4 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai objek penelitian yang mencakup antara lain: potret desa, struktur pemerintahan, kondisi demografi, fasilitas umum, dan karakteristik remaja. Penjelasan mengenai objek penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :
4.1
POTRET DESA LEWOBARU
Gambar 4.1 Peta Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
Sumber: https://maps.google.co.id
Secara geografis Desa Lewo Baru berada di bagian timur Kecamatan Malangbong dengan luas wilayah 160,98 Ha. Kondisi lahan desa ini sebagian besar terdiri dari tanah pemukiman seluas (16,65 Ha),tanah persawahan (52,88 Ha), perkebunan (88,50 Ha), kuburan (1,66 Ha), tanah perkantoran ( 0,36 Ha), dan prasarana umum (0,93 Ha). Terkait dengan batas daerah, daerah Desa Lewo Baru sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukaratu, sebelah timur berbatasan
92
dengan Desa Bunisari, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamaju Kecamatan Kersamanah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kutanegara. Jika dilihat di dalam peta, letak Desa Lewo Baru berdekatan dengan jalan raya Lewo. Jalan raya Lewo merupakan salah satu jalur lintas selatan pulau Jawa yang menghubungkan Kabupaten Garut dengan pelbagai daerah lain di Pulau Jawa. Oleh karena itu, dapat diasumsikan banyaknya penduduk desa Lewo Baru yang memilih merantau salah satunya disebabkan oleh letak desa yang cukup strategis, yaitu di dekat jalur lintas selatan Pulau Jawa. Letak desa yang strategis ini didukung oleh data aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan, Kabupaten/kota, dan Ibukota Provinsi yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan Malangbong Jarak ke ibu kota kecamatan Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan kendaraan bermotor Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan berjalan kaki atau kendaraan non motor
7 km 0,5 Jam
4 jam
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Tabel 4.2 Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Kabupaten / Kota Jarak ke ibu kota kabupaten / kota
40 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan
2 jam
kendaraan bermotor Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan berjalan
12 jam
kaki atau kendaraan non bermotor Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Tabel 4.3 Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Ibu Kota Provinsi Jawa Barat Jarak ke ibu kota Provinsi Jawa Barat
64 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota Provinsi Jawa Barat
3 jam
93
dengan kendaraan bermotor Lama jarak tempuh ke ibu kota Provinsi dengan berjalan
32 jam
kaki atau kendaraan non bermotor Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Berdasarkan tabel di atas, waktu tempuh Desa Lewo Baru ke Kecamatan, Kabupaten/kota, dan Ibukota Provinsi berada pada rentang 0,5 – 3 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sehingga dapat disimpulkan, Desa Lewo Baru memiliki aksesibilitas yang cukup baik karena waktu tempuh yang diperlukan untuk menghubungkan Desa Lewo Baru dengan pusat kota atau pemerintahan masih cukup terjangkau.
4.2
STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA LEWO BARU Grafik 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Lewo Baru RW 1: Lewo Wetan (RT 1,2,3 dan 4)
Dusun 1
RW 2: Lewo Kulon (RT 1,2 dan 3) RW 3: Lewo Kulon
(RT 1,2 dan 3)
Desa Lewo Baru
RW 4: Cibuyut (RT 1,2,3 dan 4)
Dusun 2
RW 5 : Pabuaran (RT 1,2 dan 3) RW 6: Neglasari dan Parahulu (RT 1 dan 2)
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Desa Lewo Baru terbagi atas dua dusun dengan masing-masing dusun memiliki tiga RW. Setiap RW memiliki jumlah RT yang bervariasi, mulai dari dua RT hingga empat RT. Letak Dusun 1 dan Dusun 2 dipisahkan oleh sebuah Situ yang dikenal dengan Situ Cibuyut. Saat peneliti melakukan turun lapangan,
94
Situ Cibuyut sedang dilakukan rehabilitasi untuk dijadikan tempat rekreasi. Pengembangan Situ Cibuyut menjadi tempat rekreasi merupakan cerminan bahwa masyarakat Desa Lewo Baru terbuka terhadap dunia luar, mudah bersosialisasi, menerima perubahan, dan dapat beradaptasi dengan budaya baru.
Gambar 4.2 Rehabilitasi Situ Cibuyut
Sumber : Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
4.3
KONDISI DEMOGRAFI Berdasarkan laporan penduduk terakhir pada tahun 2012, Desa Lewo Baru
yang tersebar di 6 RW dan 19 RT memiliki jumlah penduduk 3.721 jiwa dengan 977 jiwa adalah kepala keluarga. Dari jumlah penduduk tersebut, sebanyak 1.912 jiwa adalah laki-laki dan 1.809 jiwa adalah perempuan. Dari jumlah penduduk tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dapat dikatakan setara.
95
Grafik 4.2 Persentase Jumlah Penduduk Lewo Baru
Jumlah penduduk
Perempuan 48.62%
Laki-laki 51.38%
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Lewo Baru berdasarkan usia dan jenis kelamin Usia
Laki – laki
Perempuan
Total
15 tahun
34 orang (10,30%)
23 orang (6,97%)
57 orang (17,27%)
16 tahun
35 orang (10,60%)
32 orang (9,70%)
67 orang (20,30%)
17 tahun
37 orang (11,21%)
32 orang (9,70%)
69 orang (20,91%)
18 tahun
38 orang (11,52%)
34 orang (10,30%)
72 orang (21,82%)
19 tahun
37 orang (11,21%)
28 orang (8,49%)
65 orang (19,70%)
Total
181 orang (54,85%)
149 orang (45,15%)
330 orang (100%)
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Berdasarkan tabel di atas, remaja yang berusia 15 – 19 tahun di Desa Lewo Baru berjumlah 330 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 54,85 persen remaja laki-laki dan 45,15 persen remaja perempuan. Sehingga dapat disimpulkan jumlah remaja laki-laki lebih banyak daripada perempuan meskipun perbedaan ini tidak terlalu signifikan. Jika dilihat persebaran remaja berdasarkan usia, dapat dikatakan persebarannya cukup merata, yaitu berkisar antara 17 – 21 persen untuk masing-masing kategori usia. Jumlah yang paling besar berada pada remaja yang
96
berumur 18 tahun yaitu dengan presentase 21,82 persen. Jumlah yang paling kecil berada pada remaja yang berumur 15 tahun yaitu dengan presentase 17,27 persen.
4.3.1 Mata Pencaharian Tabel 4.5 Mata Pencaharian Penduduk No.
Pekerjaan
1
Petani
2
Buruh Tani
3
Swasta
4
PNS
5
Buruh migran
6.
Pembantu Rumah Tangga
6
Pedagang
7
Laki – laki
Perempuan
Jumlah
60 orang
45 orang
95 orang
155 orang
58 orang
213 orang
7 orang
8 orang
15 orang
18 orang
6 orang
24 orang
2 orang
2 orang
4 orang
-
7 orang
7 orang
741 orang
10 orang
751 orang
TNI
2 orang
-
2 orang
8
Montir
7 orang
-
7 orang
9
Pengusaha Kecil dan
44 orang
44 orang
15 orang
5 orang
20 orang
-
3 orang
3 orang
1007 orang
188 orang
1195 orang
(84, 26%)
(15,73%)
(100%)
Menengah 10
Pensiunan PNS / TNI / Polri
11
Dukun Kampung Terlatih
Jumlah
-
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 1195 penduduk yang bekerja, 84 persen diantaranya didominasi oleh laki-laki. Dominasi laki-laki dibandingkan perempuan dalam akses sumber daya ekonomi mencerminkan Desa Lewo Baru masih menganut sistem patriarki. Jika dilihat dari berdasarkan kategori mata pencaharian, mayoritas penduduk Desa Lewo Baru bermata pencaharian sebagai pedagang dengan jumlah 751 orang. Pemilihan mata pencaharian ini menjadi menarik ketika dikaitkan dengan luas Desa Lewo Baru yang 54,58 persen didominasi oleh perkebunan seperti dijelaskan dalam grafik berikut :
97
Grafik 4.3 Luas Desa Lewo Baru
Prasarana… Pekantoran Kuburan
0.57% 0.22% 1.02%
Perkebunan
54.58%
Persawahan
32.62%
Pemukiman
10.21%
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Dengan separuh luas Desa Lewo Baru dipergunakan untuk perkebunan, idealnya mata pencaharian tersebar dari penduduk Desa Lewo Baru adalah petani atau buruh tani. Tetapi, tingginya jumlah penduduk yang menjadi pedagang berdagang merupakan pilihan yang lebih menjanjikan dalam hal ekonomi dibandingkan bertani. Ditambah lagi, kegiatan berdagang sudah sejak lama dilakukan oleh penduduk Desa Lewo Baru. Hal ini sejalan dengan penjelasan dari Kepala Desa4 saat ditanyakan tentang kegiatan berdagang siomay yang banyak dipilih sebagai mata pencaharian penduduk Desa Lewo Baru : “Kalau di sini yang belajar bikin siomay itu orang sini. Udah turun temurun. Udah dari tahun 70 an udah ada. Di sini waktu saya masih kecil yang bikin siomay itu orang sini sekarang posisinya di RW dua. Dulu, mulai di Bandung daerah lain belum ada. Dulu namanya baso tahu. siomay siomay itu sekarang. saya juga masih kecil.” 4.3.2
Migrasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama LPMPS, dapat diketahui bahwa banyak penduduk Desa Lewo Baru yang merantau untuk mencari nafkah. Wawancara Mendalam oleh Deden Ramadani kepada Kepala Desa Lewo Baru berinisial “AS” (40 tahun) pada tanggal 28 Juni 2013 4
98
Usia penduduk yang merantau cukup beragam, dari remaja sampai orang dewasa yang sudah berkeluarga, baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Penduduk laki-laki biasanya merantau keluar kota untuk menjadi pendagang, buruh bangunan, dan lain-lain. Sedangkan, penduduk perempuan yang merantau biasanya menjadi pekerja rumah tangga (PRT). Migrasi penduduk Desa Lewo Baru pun juga terlihat ketika selama pengambilan data penelitian, dapat diketahui bukti bahwa migrasi masyarakat memang terjadi. Hal ini dibuktikan ketika sedang mencari salah satu informan wawancara mendalamsedang tidak ada di rumah. Padahal sebelumnya pada saat pengisian kuesioner, informan masih bisa ditemui. Informan tersebut mengaku akan berangkat ke Jakarta dua hari lagi untuk membantu ayahnya berjualan siomay di Jakarta. Berikut salah satu kutipan perkataan informan, “Liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta, bantu – bantu lah disana, kasian bapak sendirian.” 5 4.3.3
Pendidikan Tabel 4.6 Data Pendidikan Penduduk Desa Lewo Baru
No.
Pendidikan
Jumlah
1
Belum Sekolah
280 orang
2
Tidak Tamat SD
120 orang
3
Tamat SD/sederajat
920 orang
4
SLTP
241 orang
5
SLTA
205 orang
6
D-I
- orang
7
D-II
3 orang
8
D-III
3 orang
9
S-I
20 orang
10
S-II
2 orang
11
Tidak pernah sekolah
1927 orang
12
Jumlah
3721 orang Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
5
Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial IS, 25 Juni 2013
99
Berdasarkan data pendidikan Desa Lewo Baru, mayoritas penduduk Desa Lewo Baru merupakan tamatan SD atau sederajat. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Lewo Baru kurang memiliki pengetahuan terhadap HIV dan AIDS.
Hal ini dibuktikan dengan pengakuan salah satu
informan remaja yang kurang mengetahui pemahaman mengenai HIV dan AIDS. Berikut salah satu kutipan wawancara informan, “Tidak tahu... iya bener gak tau saya....pernah denger sih...dapet pernah di sekolah pas pelajaran IPA, tapi lupa” 6 Tabel 4.7 Data Lembaga Pendidikan di Desa Lewo Baru Jenis Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Formal Umum
Play Group
1
TK
3
SD/ Sederajat
2
Raudhatul Athfal
8
Tsanawiyah
1
Aliyah
1
Pondok Pesantren
2
Komputer
2
Bahasa
1
Formal Keagamaan
Non Formal / Kursus
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Tabel 4.8 Jumlah Sarana Pendidikan No.
Pendidikan
Jumlah
1
SD
3 Bangunan
2
TK/TPA
2 Bangunan
3
P7AUD
3 Bangunan
4
Lembaga Pendidikan Agama
11 Bangunan
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
6
Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial DI, 26 Juni 2013 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial DI, 26 Juni 2013, pukul 11.00 7
100
Berdasarkan data lembaga pendidikan (Tabel 4.7) di desa Lewo Baru. Terlihat bahwa mayoritas pendidikan yang ada di desa tersebut adalah lembaga pendidikan formal yang berbasis keagamaan. Sehingga ada indikasi bahwa di desa tersebut, masyarakat memiliki tingkat religiositas yang tinggi. Hal ini juga dikuatkan berdasarkan tabel 4.8 bahwa di Desa Lewo Baru, mayoritas sarana atau bangunan pendidikan adalah berupa bangunan Lembaga Pendidikan Agama.
4.4
FASILITAS UMUM Tabel 4.9 Data Fasilitas Umum di Desa Lewo Baru Nama Fasilitas
Jumlah
Pos Kamling
8 unit
Telepon Umum
2 unit
MCK Umum
7 unit
Masjid
4 unit
Mushola
12 unit
Perpustakaan desa/kelurahan
1 unit
Ojek
60 Unit
Lapangan Sepakbola
4 unit
Meja Pingpong
2 unit
Kantor Desa
1 unit
Balai Pertemuan
1 unit
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat sarana atau fasilitas umum yang menunjang aktivitas remaja Desa Lewo Baru. Lapangan sepak bola merupakan sarana penunjang aktivitas atau kegiatan remaja Desa Lewo Baru yang sering digunakan oleh remaja laki-laki untuk bermain sepak bola. Hal ini dibuktikan oleh kutipan wawancara dengan salah satu remaja yang sering menggunakan lapangan sepak bola.
101
“Paling maen bola..... di atas kalo maen bola. Kalo futsal Barokah (nama tempat futsal)”8.
mah di
Selain itu, terdapat fasilitas umum lainnya yang digunakan oleh remaja Desa Lewo Baru yaitu MCK umum, Mushola, dan Masjid. MCK umum yang terdapat di Desa Lewo Baru masih digunakan oleh sebagian masyarakat. Sementara, terdapat dua belas unit Mushola dan empat unit Masjid sebagai sarana praktik dalam beragama remaja Desa Lewo Baru.
4.4.1
Sarana Kesehatan Tabel 4.10 Data Sarana Kesehatan
No.
Sarana
Jumlah
1
Posyandu
3 Buah
2
PUSTU
- Buah
3
Dukun Terlatih
4 orang
4
Bidan Desa
1 orang
5
Paramedis
1 orang Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bidan Desa Lewo Baru, terdapat dua Puskesmas untuk 23 desa di Kecamatan Malangbong, yaitu Puskesmas Citeras dan Puskesmas Malangbong. Penduduk Desa Lewo Baru memilih untuk mengakses layanan kesehatan di Puskesmas Citeras karena lokasi yang lebih dekat dengan Desa Lewo Baru. Saat tim peneliti melakukan observasi, Puskesmas Citeras sedang dalam proses renovasi sehingga kegiatan puskesmas dilakukan di bangunan sementara. Sarana kesehatan lainnya yang terdapat di Desa Lewo Baru adalah dukun terlatih, bidan desa, dan paramedis.
8
Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial RA, 28 Juni 2013, pukul 10.00
102
Gambar 4.3 Puskesmas Citeras, Kecamatan Malangbong
Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
4.5
KARAKTERISTIK REMAJA Sebagian besar kelompok remaja laki-laki dan kelompok remaja
perempuan di Desa Lewo Baru kegiatan sehari-harinya adalah pergi bersekolah dan bermain. Kondisi yang berbeda terjadi di saat liburan sekolah, remaja lakilaki umumnya ikut untuk bekerja di sekitar Desa Lewo Baru atau pergi ke luar kota untuk bekerja bersama sang Ayah. Seperti yang telah dinyatakan oleh salah satu informan wawancara mendalam yang mengisi waktu luang liburannya dengan membantu Ayahnya bekerja di Jakarta. “Liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta, bantu – bantu lah di sana, kasian bapak sendirian”9 Sedangkan, pada kelompok umur dewasa laki-laki umumnya pergi merantau untuk bekerja di luar kota. Hal ini juga dibuktikan dengan kutipan wawancara10 yang dilakukan terhadap salah satu pengurus di desa tersebut: “Kalau di sini kayaknya banyakan perempuan. Cuma ga terlalu jauh sih jumlah laki-laki dan perempuan. Cuma kalo di desa mah banyakan perempuan, ibu-ibunya yang ngurus kayak RT gitu-gitu. Soalnya kan bapak-bapak nya pada merantau keluar. Jadi yang ngurus administrasi itu 9
Wawancara Mendalam oleh Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial IS, 25 Juni 2013 Wawancara Deden Ramadani dengan pengurus Desa Lewo Baru berinisal AS, 28 Juni 2013, pukul 2013 10
103
istri nya. Ada Bu Nunung, Imih, Rohati, Ucih, Atis, Sumyati, Ningsih, Euis, Atikah, Bu Ilah.” Gambar 4.4 Remaja Laki-laki di Desa Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang
Sumber : Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
Selanjutnya mengenai karakteristik remaja laki-laki, terdapat tiga kelompok remaja laki-laki yang cukup dikenal oleh kelompok remaja di Desa Lewo Baru. Kelompok-kelompok ini bernama Galaxy yang merupakan kelompok dari Kampung Lewo Wetan. Kemudian, ada kelompok Pencin (Penjahat Cinta) yang terdiri dari sekumpulan remaja laki-laki yang sering berpacaran dengan remaja perempuan di Desa Lewo Baru. Terakhir, terdapat kelompok Joca (Jomblo Cakep)
yang terdiri dari sekumpulan remaja laki-laki yang tidak memiliki
hubungan dengan remaja perempuan Desa Lewo Baru. Hal itu dinyatakan oleh salah satu informan, “ada kak, Galaxy (kumpulan anak Lewo Wetan) namanya, Pencin (Penjahat Cinta), sama Joca (Jomblo Cakep)”11.
11
Wawancara Ghivo Pratama dengan informan laki-laki berusia 18 tahun berinisial H, 27 Juni 2013, pukul 08.00
104
Gambar 4.5 Remaja Perempuan di desa Lewo Baru saat berkumpul dengan teman-teman
Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
Sementara, kelompok remaja perempuan tidak memiliki kelompok tertentu seperti kelompok remaja laki-laki. Seperti pada gambar 4.6, merupakan salah satu foto responden perempuan dengan teman-teman perempuannya di Desa Lewo Baru. Berdasarkan, foto responden, dapat diketahui bahwa kelompok remaja di Desa Lewo Baru terbuka terhadap teknologi informasi dan komunikasi sehingga mereka juga terpengaruh dengan budaya-budaya dari luar. Hal tersebut terlihat dari gambar 4.6 yang merupakan representasi budaya remaja di desa Lewo Baru yang telah terpengaruh budaya luar. Pada gambar tersebut beberapa gadis menunjukkan jari tengah mereka seakan hal tersebut merupakan gesture yang bagus bagi mereka. Hal ini merupakan hal yang menarik bagi peneliti karena masih belum dapat dipastikan bahwa mereka mengetahui apa makna dari gesture mereka sebenarnya. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas remaja di Desa Lewo Baru pada waktu luang umumnya dilakukan dengan menonton televisi, berkumpul dengan teman dan menggunakan internet. Remaja di Desa Lewo Baru yang mengisi waktu luang dengan berkumpul dengan teman-teman, umumnya dilakukan rumah sendiri, rumah teman, atau rumah saudara. Aktivitas yang mereka lakukan adalah mengobrol terkait masalah sekolah, kegiatan pengajian, dan mengobrol tentang hubungan asmara. Hal itu dibuktikan dengan kutipan wawancara dengan salah satu informan,
105
“..dari anak-anak aja itu teh.. yaa biasalah kalo lagi kumpul kumpul sama teman-teman sekolah ngomongin inilah itulah suka ngobrolin apa aja. Ada yang ngebahas pacar, ada yang ngebahas kondom”12. Namun, dapat diketahui bahwa tidak banyak remaja yang aktif membicarakan mengenai mencegah penularan HIV dan AIDS saat berkumpul dengan teman-temannya. Hal ini dibuktikan dengan salah satu kutipan wawancara dengan informan, “yaa...kalo remaja SMA...kalo begituan mah jarang diomongin. Iya malu.13” Sementara, remaja yang berkumpul dengan temannya di luar rumah pada umumnya menghabiskan waktu luang di lapangan lapangan bola, gardu, pos ronda, dan tempat balap-balapan motor atau yang biasa disebut “Sunset Malangbong” di Desa Lewo Baru. Remaja yang berkumpul di gardu dan pos ronda pada umumnya mengobrol bersama teman-temannya. Sementara, di “Sunset Malangbong”, kelompok remaja baik laki-laki, maupun perempuan mengisi waktu luang dengan berkumpul dengan teman dan balap-balapan motor.
Gambar 4.6 Sunset Malangbong
Sumber: Salah satu foto responden berinisial LS
12
Wawancara Deden Ramadani dengan informan laki-laki berusia 17 tahun berinisial KM, 27 Juni 2013, pukul 14.00 13 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial RA, 28 Juni 2013, pukul 10.00
106
Aktivitas remaja Desa Lewo Baru lainnya adalah mengakses internet. Baik remaja laki-laki, maupun perempuan pada umumnya menggunakan internet melalui telepon selular pribadi atau pergi ke warnet di Pasar Malangbong. Situs internet yang umumnya diakses oleh remaja adalah media sosial seperti Facebook yang digunakan untuk update status dan berinteraksi dengan teman-temannya. Gambar 4.7 Warnet yang biasa di gunakan oleh remaja dari desa Lewo Baru
Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
Gambar 4.8 Kondisi warnet yang biasanya digunakan oleh remaja di desa Lewo Baru
Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
107
BAB 5 KARAKTERISTIK RESPONDEN
Pada bab ini akan dijelaskan secara lebih mendalam mengenai variabelvariabel yang akan dianalisis dengan mengacu pada model analisis yang mana variabel independen yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas remaja mempengaruhi variabel dependen yaitu sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Bab ini terdiri dari tiga bagian analisis, yaitu persentase univariat, interpretasi univariat dan analisis univariat. Karakteristik responden dan orang tua yang akan dideskripsikan mencakup antara lain sebaran responden berdasarkan dusun, jenis kelamin, jenis sekolah, pendidikan terakhir orang tua, kegiatan yang dilakukan responden dalam mengisi waktu luang dan pekerjaan orang tua. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai latar belakang sosial dari responden.
5.1
KARAKTERISTIK
RESPONDEN
BERDASARKAN
TEMPAT
TINGGAL DI TINGKAT DUSUN Dalam penelitian ini, peneliti membedakan tempat tinggal responden berdasarkan dusun, yaitu Dusun 1 dan Dusun 2. Hal tersebut dikarenakan peneliti melihat adanya perbedaan sarana mobilitas yang dimiliki antara kedua dusun tersebut. Jarak Dusun 2 yang terletak dekat dengan jalan raya sarana mobilitasnya lebih tinggi dibanding Dusun 1 yang letaknya lebih jauh dari jalan raya. Grafik 5.1 Tempat Tinggal Responden di Tingkat Dusun, n = 93
Dusun 2 47%
Dusun 1 53%
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
108
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa responden yang berasal dari Dusun 1 lebih banyak dibandingkan dengan Dusun 2, yaitu sebanyak 53 persen (49 orang) remaja dari dusun 1 dan 47 persen (44 orang) remaja dari dusun 2.
5.2
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Grafik 5.2 Jenis Kelamin Responden, n = 93
Laki-laki
45%
Perempuan
55%
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Dari grafik di atas terlihat bahwa di Desa Lewo Baru. jumlah remaja perempuan lebih banyak jika dibandingkan laki-laki, yaitu sebesar 55 persen (51 orang) perempuan dan 45 persen (42 orang) laki-laki.
5.3
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS SEKOLAH Grafik 5.3 Jenis Sekolah Responden, n = 93
Umum
40%
Agama
60%
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
109
Berdasarkan grafik diatas maka terlihat perbedaan yang cukup signifikan dalam jenis sekolah responden, yaitu 60 persen (56 orang) bersekolah di sekolah dengan basis agama seperti MA (Madrasah Aliyah), MTS (Madrasah Tsanawiyah) maupun pesantren. Sedangkan 40 persen (37 orang) bersekolah dengan basis umum. Banyaknya remaja yang bersekolah di sekolah agama tidak terlepas dari keberadaan sekolah berbasis keagamaan seperti pesantren, MTS, MA yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka. Sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut Dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan responden mayoritas bersekolah di sekolah yang berbasis agama.
5.4
PENDIDIKAN TERAKHIR ORANG TUA Grafik 5.4 Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden n = 93 Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Perguruan Tinggi
71%
70%
14%
15%
13%
12%
3% Pendidikan Terakhir Ayah
2% Pendidikan Terakhir Ibu
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pendidikan antara Ayah dan Ibu tidak jauh berbeda, dimana baik Ayah maupun Ibu cenderung berpendidikan
110
terakhir yaitu tamat SD. Persentase pendidikan terakhir orang tua responden yang tamat SD sebesar 70 persen (64 orang) untuk Ayah, dan sebesar 71 persen (61 orang) untuk Ibu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata orang tua responden baik Ayah maupun Ibu memiliki pendidikan formal yang tergolong rendah.
5.5
KEGIATAN RESPONDEN DALAM MENGISI WAKTU LUANG Pada usia remaja, banyak hal yang dapat memengaruhi gaya hidup
mereka. Salah satunya yaitu bagaimana remaja menggunakan waktu luang mereka. Maka dari itu, peneliti ingin melihat penggunaan waktu luang oleh remaja mulai dari beraktivitas di rumah ataupun di luar rumah.
5.5.1
Mengisi Waktu Luang di Rumah Grafik 5.5 Responden yang Mengisi Waktu Luang di Rumah n = 93
Tidak 22% Ya 78%
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan pie chart diatas, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja menghabiskan waktu di rumah sebesar 78 persen (73 orang), dan hanya 22 persen (20 orang) remaja yang tidak menghabiskan waktu luangnya di rumah. Berikut kutipan
wawancara
mendalam
dengan
salah
seorang
informan
yang
menghabiskan waktu luangnya di rumah:
111
“Aku dirumah aja teh, palingan nonton TV, FTV di SCTV (karena menurutnya tidak begitu banyak yang seumuran dengannya)”14 Kegiatan yang bisa dilakukan oleh remaja saat mengisi waktu luang di rumah sangat beragam. Oleh karena itu, peneliti membatasi kegiatan yang dilakukan yaitu membaca dan menonton. Hal ini dikarenakan oleh adanya asumsi terkait dengan topik penelitian yang diteliti bahwa melalui membaca dan menonton responden dapat menambah wawasannya mengenai HIV dan AIDS. 5.5.1.1 Mengisi Waktu Luang dengan Membaca Buku Grafik 5.6 Responden yang Menggunakan Waktu Luang dengan Membaca Buku Menggunakan Waktu Luang untuk Membaca n=93
Jenis Buku yang Dibaca n=14
Ya 15% Tidak 85%
Buku Akade mik 29%
Buku NonAkade mik 71%
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Dari pie chart diatas dapat dilihat bahwa kecenderung remaja yang tidak mengisi waktu luang dengan membaca sebesar 85 persen (79 orang). Hanya sebagian kecil remaja yang mengisi waktu luang dengan membaca yaitu sebesar 15 persen (14 orang). Dari angka tersebut sebanyak 71 persen (10 orang) membaca buku non-akademik seperti novel, majalah fashion, komik, dan lain sebagainya. Sedangkan 29 persen (4 orang) lainnya membaca buku akademik seperti buku yang berkaitan dengan pelajaran sekolah. Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “Y” yang dilakukan oleh Ulfi Nur Arsa Putri, tanggal 25 Juni 2013, pukul 14:12 14
112
5.5.1.2 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton Grafik 5.7 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton Menggunakan Waktu Luang untuk Menonton n=93
Tidak 42%
Ya 58%
Jenis Acara yang Ditonton n=54 87%
11%
Acara Televisi
Olahraga
2% DVD/Film
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa cukup banyak remaja di desa Lewo Baru yang mengisi waktu luang dengan menonton, yaitu sebesar 58 persen (54 orang). Dari keterangan jenis acara yang ditonton oleh responden, maka sebanyak 87 persen (47 orang) menonton acara televisi seperti sinetron, FTV, acara musik, dan lain-lain. Sebesar 11 persen (6 orang) memilih untuk menonton acara olahraga, sedangkan 2 persen (1 orang) lainnya memilih untuk menonton DVD/film. Dapat diambil kesimpulan bahwa cukup banyak responden dalam penelitian ini yang mengalokasikan waktu luangnya untuk menonton acara televisi
113
5.5.2 Mengisi Waktu Luang Berkumpul dengan Teman Grafik 5.8 Mengisi Waktu Luang Berkumpul dengan Teman Menggunakan Waktu Luang untuk Berkumpul dengan Teman n=93
Tidak 49%
Ya 51%
Jenis Aktivitas Berkumpul dengan Teman n=47 81%
4%
2% Mengerjakan Tugas Kelompok
Nongkrong
13%
Membuat Rujak Jajan Di Warung
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Dari grafik di atas terlihat bahwa, tidak terlalu tampak perbedaan yang signifikan antara remaja yang menggunakan waktu luangnya untuk berkumpul dengan teman dan yang tidak menggunakan waktu luangnya untuk berkumpul dengan teman. Remaja yang berkumpul dengan teman-temannya sebesar 51 persen (47 orang) dan yang tidak berkumpul dengan teman-temannya sebesar 49 persen (46 orang). Remaja di Desa Lewo Baru yang menghabiskan waktu luangnya untuk berkumpul dengan teman, cenderung untuk melakukan kegiatan nongkrong yaitu sebesar 81 persen (38 orang). Hal ini seperti yang disampaikan
114
oleh salah satu informan ketika ditanyakan mengenai kegiatan mengisi waktu luang saat berkumpul dengan teman: “Suka kak, sama teman-teman kalau liburan di Ciawi”.15
5.5.3 Mengisi Waktu Luang untuk Menggunakan Internet di Warnet Grafik 5.9 Mengisi Waktu Luang dengan Menggunakan Internet di Warnet Mengisi Waktu Luang untuk Menggunakan Internet di Warnet n=93
Ya 31% Tidak 69%
Jenis Aktivitas Ketika Menggunakan Internet di Warnet n=29 66%
21%
Mengerjakan Tugas
Facebook/Twitter
7%
7%
Main Games
Mengunduh MP3/Video
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Data di atas menunjukkan, bahwa 69 persen (64 orang) remaja cenderung tidak menghabiskan waktu luang untuk menggunakan internet di Warnet. Sedangkan, hanya 31 persen (29 orang) remaja yang mengisi waktu luangnya dengan menggunakan internet di Warnet. Penggunaan internet oleh remaja di Desa Lewo Baru ini biasanya dilakukan di Warnet atau Warung Internet. Padahal Wawancara mendalam informan laki-laki berusia 18 tahun, berinisial “H” oleh Ghivo Pratama, tanggal 27 Juni 2013 pukul 08.00 15
115
dari data kualitatif yang peneliti dapatkan, jarak antara rumah responden dengan warnet cukup jauh yakni di dekat pasar Malangbong. Dalam menggunakan internet mayoritas remaja mengakses media sosial seperti Facebook dan Twitter yaitu sebesar 66 persen (19 orang). Sedangkan yang menggunakan internet untuk mengerjakan tugas ada 21 persen (6 orang) dan terdapat juga remaja yang menggunakan internet untuk bermain games yaitu sebesar 7 persen (2 orang). Remaja yang menggunakan internet untuk mengunduh MP3/Video juga sebesar 7 persen (2 orang). Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut: “Saya suka ke warnet untuk download MP3 dan Video Musik. Soalnya saya suka menari sama temen-temen sekolah yang tinggalnya juga di daerah LewoBaru ini. Warnet disini adanya di pasar teh”16 Jarak yang cukup jauh untuk menuju ke Warnet menimbulkan keterbatasan akses informasi internet di kalangan remaja di desa Lewo Baru. Selain itu, dalam memanfaatkan internet, mayoritas remaja hanya mengakses media sosial sehingga bila dikaitkan dengan topik penelitian, penggunaan internet tersebut kurang memberikan nilai tambah bagi peningkatan pengetahuan remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Wawancara mendalam informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “A” oleh Dipta Mahira, tanggal 27 Juni 2013 pada pukul 13:00 16
116
5.5.4 Mengisi waktu luang dengan Aktivitas Lain Grafik 5.10 Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain Menggunakan Waktu Luang untuk Aktivitas Lain n=93
Ya Tidak 51% 49%
Jenis Aktivitas Lain n=47 34% 23%
21% 9%
9% 2%
Pekerjaan Rumah
Kesenian
Olahraga
Trek-trekan Main Games Kegiatan Agama
2% Bekerja
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan bar chart diatas, dapat terlihat bahwa remaja yang mengisi waktu luang selain melakukan aktivitas di rumah maupun di warnet adalah sebesar 51 persen (47 orang). Jenis aktivitas lain yang dilakukan sebagian besar adalah melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah, membantu kakak, menjaga adik, dan lain sebagainya yaitu sebesar 34 persen (16 orang). Jadi, dapat disimpulkan bahwa remaja Desa Lewo Baru masih banyak yang menghabiskan waktu di rumah. Berdasarkan hasil wawancara mendalam, diperoleh informasi bahwa remaja di Desa Lewo Baru menghabiskan waktu di rumah dengan melakukan berbagai pekerjaan rumah:
117
“Orang tua aku udah meninggal teh, jadi yang masak, nyuci, bebersih rumah aku. Jadi aku jarang main keluar” 17 5.5.5
Jenis Pekerjaan Orang Tua Responden Grafik 5.11 Pekerjaan Orangtua Responden n=93
Pekerjaan Ayah 39% 35%
4%
Tidak Bekerja
9%
6%
5%
1%
Wiraswasta Pedangan
Meninggal Dunia
Buruh
Jasa
Pegawai
Pekerjaan Ibu 82%
10%
IRT
Pedagang
2%
2%
2%
2%
Pegawai
Buruh
Jasa
Meninggal Dunia
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa laki-laki lebih banyak yang memasuki pasar kerja. Hal tersebut di indikasikan dari banyaknya perempuan Wawancara informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “Y” oleh Ulfi Nur Arsa Putri, tanggal 27 Juni 2013, pukul 14:12 17
118
yang sudah menikah memilih untuk menjadi Ibu rumah tangga yaitu sebesar 82 persen (36 orang). Sedangkan sebagian besar laki-laki cenderung bekerja sebagai buruh sebesar 39 persen (36 orang) dan pedagang sebesar 35 persen (33 orang).
5.6
SIKAP REMAJA DALAM MENCEGAH HIV dan AIDS Variabel dependen yang didefinisikan dalam penelitian ini yaitu Sikap
Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS dalam studi kasus di Desa Lewo Baru, Garut. Grafik 5.12 Variabel Sikap Remaja dalam Mencegah HIV dan AIDS n = 93
Dimensi Kognisi Rendah
Tinggi
Dimensi Afeksi Negatif
Dimensi Perilaku
Positif
Negatif
42%
44% 56%
Positif
48% 52%
58%
Variabel Sikap Negatif
47%
Positif
53%
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan data hasil survei di atas khususnya pada variabel sikap, dapat terlihat bahwa sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS cenderung 119
negatif, yaitu sebesar 53 persen (49 orang). Variabel sikap ini sendiri dibagi ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi kognisi atau pengetahuan, dimensi afeksi atau perasaan dan dimensi perilaku. Pada pie chart dimensi kognisi menunjukkan sebesar 56 persen (52 orang) remaja memiliki kognisi yang rendah. Rendahnya kognisi remaja tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV dan AIDS. Hal ini terlihat ketika informan ditanyakan lebih mendalam mengenai penyakit HIV dan AIDS itu sendiri, remaja di desa Lewo Baru masih kurang tahu atau lupa mengenai penyakit tersebut. Selain itu, mereka juga belum sepenuhya mengetahui apa saja penyebab penularan penyakit HIV dan AIDS. Berikut hasil wawancara mendalam pada informan: “Lupa lagi saya. hahaha saya lupa tuh. seks bebas. Cuma seks bebas”18 Pada hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada informan diperoleh informasi bahwa pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV dan AIDS hanya diperoleh dari sekolah. Hal ini terlihat dari hasil kutipan wawancara berikut: “Hm kurang tau sih udah lupa cuma dulu pas MTS (Madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP) dijelasin.ya penyakit gitu teh yang bisa nular dari orang yang suka berhubungan seks”19 Selain itu, rendahnya kognisi remaja terkait pencegahan penularan HIV dan AIDS juga bisa disebabkan karena kurangnya penyuluhan dari pihak tenaga kesehatan setempat.Penyuluhan yang selama ini dilakukan cenderung hanya seputar gizi.Berikut hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada Bidan Eka yang bekerja di Puskesmas Malangbong: “Belum sih (berkaitan dengan penyuluhan HIV & AIDS) disini.Paling adanya cuma penyuluhan tentang gizi aja.”20
kalo
Selain itu terdapat fakta yang menyebutkan bahwa terdapat remaja yang hamil di luar nikah. Hal tersebut kemudian bisa disebabkan juga karena
Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh Prasidya Doni, tanggal 28 Juni 2013, pukul 10.00 19 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla Juanita, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15 20 Wawancara mendalam kepada Bidan Eka (Bidan puskesmas) oleh Yasserina Rawie, tanggal 28 Juni 2013, pukul 09.00 18
120
kurangnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi. Berikut wawancara mendalam dengan salah satu remaja perempuan: “Ada teh yang hamil. Dulu sih nggak sering ya, sekarang mah makin sering dan banyak. Lima orang lebih lah, Teh”21 Seperti yang telah diketahui, bahwa kognisi remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru cenderung rendah. Hasil tersebut memiliki kecendrungan yang sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan Zahra Ahmadinezhad yang juga menyebutkan bahwa pengetahuan remaja (siswa) mengenai cara penularan HIV dan AIDS juga rendah. Hal tersebut menggambarkan bahwa pada umumnya pengetahuan remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS masih rendah. Berdasarkan pada data survei di dimensi afeksi, sebesar 58 persen (54 orang) remaja di desa tersebut memiliki afeksi yang cenderung negatif. Sedangkan remaja dengan afeksi yang positif memiliki persentase sebesar 42 persen (39 orang). Rendahnya dimensi afeksi remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat terlihat dari perasaan remaja saat dihadapkan hal-hal yang dapat menularkan HIV dan AIDS. Namun berlawanan dengan hasil survei, data kualitatif dari wawancara mendalam yang diperoleh oleh peniliti menunjukkan bahwa afeksi remaja di Desa Lewo Baru menunjukkan hasil yang positif. Dalam wawancara mendalam, informan menolak dengan tegas saat kekasihnya mengajak informan untuk melakukan hubungan seks diluar nikah. Selain itu ia juga sangat malu sekali saat membeli kondom dan memang tidak seharusnya kondom dibeli oleh informan. Berikut hasil wawancara mendalam yang diperoleh peneliti: “Saya menolak dengan tegas karena itu perbuatan tidak baik. Sangat malu sekali. karena memang ga seharusnya dibeli oleh saya, ga penting. Saya ga mau berhubungan seksual.”22 Selain itu, afeksi positif berdasarkan data kualitatif juga terlihat dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada seorang informan yang menyatakan akan menolak saat kekasihnya mengajak informan untuk berciuman, Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 15 tahun, berinisial “FT” oleh Arsa Ilmi, tanggal 27 Juni 2013, pukul 13.25 22 Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “ER” oleh Tito Juliansyah, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.00 21
121
berpelukan, dan melakukan hubungan seks. Karena, menurutnya hal tersebut akan menghancurkan masa depannya. Berikut hasil wawancara mendalam yang peneliti peroleh: “Pacarku ada yang kaya gitu, tapi aku gam au. Kalo emang dianya kaya gitu, ya kita udahin aja, kalo emang dia sayang dia ga akan ngancurin hidup kita. Karena keperawanan merupakan masa depan yang ga bernilai harganya. Saya cape-cape nimba ilmu, cape-cape ngejalanin hidup. Masa mau dihancurin gitu aja.”23 Hasil survei untuk dimensi perilaku menunjukkan bahwa perilaku remaja di Desa Lewo Baru cenderung negatif yaitu dengan persentase sebesar 52 persen (48 orang) dan perilaku remaja yang positif memiliki persentase sebesar 48 persen (45 orang). Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan pun menunjukkan indikasi perilaku remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang negatif. Dalam wawancara mendalam seorang informan tidak menolak bergandengan tangan dengan kekasihnya karena informan tersebut pernah berpegangan tangan ketika berpacaran. Berikut kutipan wawancara yang di peroleh dari wawancara informan tersebut: “Gimana ya kak engga menolak sih aku. Engga setuju, karena aku pernah pegangan tangan pas pacaran.”24 Dari grafik di atas dapat dilihat perbedaan antara perilaku yang positif dengan perilaku yang negatif memiliki persentase yang tidak terlalu jauh. Namun hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan adanya kecenderungan perilaku yang negatif terkait pencegahan penularan HIV dan AIDS pada remaja di desa Lewo Baru. Seorang informan wanita mengaku, kawannya temannya telah melakukan hubungan seks beresiko dengan kekasihnya yang telah menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun dan kemudian hamil: “Iya dia dihamilin sama pacarnya, jadi mulainya dari hp. Awal-awalnya dari SMS diajak ketemuan gitu, terus dia diberi permen yang bisa kehilangan kesadaran gitu tapi saya juga gatau permen apaan. 3 tahun teh, dia mah katanya yang ngajakin pacarnya”25 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “P” oleh Dwi Anisa Febrianti, tanggal 27 Juni 2013, pukul 19.09 24 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “I” oleh Dipta Mahira, tanggal 26 Juni 2013, pukul 17.00 25 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla Juanita,tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15 23
122
5.7
VARIABEL INDEPENDEN
5.7.1 Gaya Hidup Remaja Grafik 5.13 Variabel Gaya Hidup, n=93
Dimensi Aktivitas Tidak Mendukung
Dimensi Opini
Mendukung
Tidak Mendukung
Mendukung
35%
47% 53%
65%
Variabel Gaya Hidup Tidak Mendukung
49%
Mendukung
51%
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan data hasil survei di Desa Lewo Baru mengenai variabel gaya hidup, dapat terlihat bahwa antara gaya hidup yang mendukung dan gaya hidup yang tidak mendukung tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Gaya hidup remaja yang tidak mendukung yaitu 51 persen (47 orang). Sedangkan remaja yang memiliki gaya hidup mendukung memiliki persentase sebesar 49 persen (46 orang). Variabel gaya hidup memiliki dua dimensi, yaitu dimensi opini dan dimensi aktivitas. Dalam dimensi opini, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja memiliki opini yang tidak mendukung dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS dengan persentase sebesar 65 persen (60 orang).Sedangkan remaja yang memiliki opini yang mendukung, memiliki persentase sebesar 35 persentase (33 orang). Terdapat hasil dari wawancara mendalam yang mendukung hasil survei di
123
atas mengenai opini remaja yang tidak mendukung dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Seorang informan perempuan mengaku jika setia pada pasangan atau pacar bukanlah hal yang terlalu penting karenadia menganggap hubungan yang dimiliki masih sebatas hubungan pacaran. Tetapi jika sudah menikah, setia merupakan suatu keharusan. Berikut kutipan wawancara mendalam tersebut: “Pening, eh tapi gak penting-penting banget sih teh kan baru pacaran aja nggak serius-serius gitu. Kalau nikah baru penting”26 Lain halnya dengan seorang responden laki-laki yang memiliki kawan yang senang berganti-ganti pasangan dengan alasan agar terlihat keren.Lamanya hubungan pacaran yang pernah dimiliki pun hanya satu minggu dania beranggapan bahwa apayang dilakukan oleh kawannya tersebut adalah suatu hal yang biasa saja. Berikut kutipannya: “Ada namanya (sebut saja Aan) ya saya mah kasian kalo liat dia kasian juga sama mantan2nya karena menurut dia ganti2 pasangan itu keren. Biasa aja sih yah”27 Selain itu, terdapat hasil wawancara lain yang mengacu pada kecenderungan hasil survei gaya hidup remaja yang tidak mendukung tersebut. Disebutkan bahwa teman dari seorang informan laki-laki menggunakan “gele”28 untuk menyelesaikan permasalahan dengan kekasihnya dan menurutnya penggunaan “gele” untuk menyelesaikan permasalahan merupakan hal yang wajar dilakukan. Berikut kutipan wawancara mendalam tersebut: “biasa aja...soalnya kan buat nyelesein masalah. Dan wajar aja.”29
Di
dimensi
aktivitasterlihat
hasil
survei
menunjukkan
bahwa
kecenderungan remaja di desa tersebut memiliki aktivitas yang tidak mendukung upaya mencegah penularan HIV dan AIDS dengan persentase sebesar 53 persen
Wawancara mendalam kepada informan perempuan, berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla Juanita, tanggal tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15 27 Wawancara mendalam kepada reponden laki-laki berusia 16 tahun, berinisial ”ER” oleh Tito Juliansyah, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.00 28 Gele adalah menghisap ganja 29 Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh Prasidya Doni, tanggal 28 Juni 201, pukul 10.00 26
124
(49 orang). Sedangkan remaja yang memiliki aktivitas yang mendukung memiliki persentase sebesar 47 persen (44 orang). Dalam hasil survei juga terlihat perbedaan yang kurang signifikan antara aktivitas remaja yang mendukung dengan aktivitas remaja yang tidak mendukung upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Aktivitas remaja yang tidak mendukung, terlihat dalam hasil wawancara mendalam yang menyebutkan salah satu informan sering melakukan track motor (balap motor liar) bersama teman-temannya. Track motor tersebut dilakukan dari desa Lewo Baru sampai ke Malangbong.Berikut kutipan wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti: “Iya sama temen-temen, biasanya untuk ngetest motor. Nanti ada rajarajanya. Jadi raja-rajanya nanti ada motor bebek, besar. Pakai motor sendiri, jalurnya dari Lewo ke Malangbong. Biasanya Sore, ga ada yang pernah kecelakaan, track-nya panjang dan lurus”30 Selainitu, aktivitas remaja yang negatif tersebut ditunjukkan juga dengan hasil wawancara dengan informan yang mengatakan bahwa semua masyarakat di Desa Lewo Baru pernah melihat video porno, karena semua video tersebut bisa disimpan di telepon genggam. Berikut wawancara mendalam yang diperoleh oleh peneliti: “Sama-sama tau lah a’, itu udah biasa. Semua udah punya video di hp karena bisa disimpan di hp”31
Wawancara mendalam informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “H” oleh Ghivo Pratama, tanggal 27 Juni 2013, pukul 08.00 31 Wawancara mendalam Kelompok Galaxy oleh Ghivo Pratama, tanggal 27 Juni 2013, pukul 12.00 30
125
5.7.2
Tingkat Religiositas Remaja Grafik 5.14 Variabel Tingkat Religiositas Remaja, n = 93 Dimensi Praktik Beragama Rendah
Dimensi Kepercayaan Beragama Rendah
Tinggi
Tinggi
45%
48%
Dimensi Perasaan Beragama Rendah
43% 55%
52%
Tinggi
57%
Variabel Tingkat Religiositas Rendah
49%
Tinggi
51%
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan data hasil survei di Desa Lewo Baru mengenai tingkat religiositas remaja, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja memiliki tingkat religiositas yang rendah yaitu sebesar 51 persen (47 orang). Sedangkan tingkat religiositas remaja yang tinggi memiliki persentase sebesar 49 persen (46 orang). Variabel tingkat religiositas memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi praktik, dimensi kepercayaan dan dimensi perasaan. Data hasil survei mengenai praktik beragama remajamenunjukkan bahwa terdapat kecenderungan praktik beragama yang tinggi pada remaja yaitu sebesar 52 persen. Sedangkan remaja dengan praktik beragama yang rendah sebesar 48
126
persen.Kecenderungan tersebut sesuai dengan hasil wawancara mendalam yang menyebutkan bahwa seorang informan perempuan rutin mengikuti pengajian sejak berada di rumah yang lama.Kemudian setelah pindah rumah ibunya menyarankan informan untuk mengikuti pengajian di daerah yang baru. Berikut kutipan wawancara mendalam tersebut: “Dari kecil teh, dari SD. Dari saya masih tinggal di rumah yang sebelumnya.Gak ada yang nyuruh sih, Cuma waktu pertama kali disaranin sama ibu, dia dikasih tau sama tetangga yang lain. Tapi emang saya yang seneng sih ikut pengajian.Soalnya banyak temen saya yang ikut, jadi seneng aja bareng-bareng.”32 Selain itu, hasil wawancara mendalam lain yang mendukung hasil surveitersebut adalah wawancara peneliti dengan seorang responden laki-laki yang sering mengikuti kegiatan keagamaan di masjid: “Sering kaya solat, ngaji, dengerin ceramah, jumatan”33
Dalam dimensi kepercayaan beragamapada remaja ditunjukkan sebesar 55 persen (51 orang) memiliki kepercayaan beragama yang rendah. Sedangkan 45 persen (42 orang) lainnya memiliki kepercayaan beragama yang tinggi. Hasil survei mengenai rendahnya kepercayaan beragama remaja tersebut didukung dengan beberapa hasil wawancara mendalam. Salah satunya adalah hasil wawancara kepada seorang informan laki-laki yang menganggap bahwa melakukan “gele” –jika dikaitkan dengan agama, merupakan perbuatan yang tidak baik. Namun menurut teman-temannya, perbuatan “gele” tersebut terkadang menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Berikut kutipannya: “Dosa. Paling temen suka bilangin tentang gitu-gitu juga.Katanya sekalisekali juga perlu.”34 Untuk hasil survei pada dimensi perasaan beragama pada remaja, sebesar 57 persen (53 orang) menunjukkan perasaan beragama yang rendah. Sedangkan
Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “I” oleh Tiara Hapsari, 28 Juni 2013, pukul 15.00 33 Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “ER” oleh Tito Juliansya, 28 Juni 2013, pukul 11.00 34 Wawancara mendalam kepada Informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh Prasidya Doni, tanggal 28 Juni 2013, pukul 10.00 32
127
43 persen (40 orang) lainnya menunjukkan perasaan beragama yang tinggi. Namun, wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil yang berbeda. Salah satunya wawancara mendalam dengan informan perempuan yang menunjukkan bahwa ia memiliki perasaan yang janggal ketika tidak melakukan salah satu kegiatan dalam agama, seperti solat, mengaji dan lain sebagainya. Berikut kutipan wawancaranya: “Solat itu dilakuin karena yang pertama kewajiban, dan yang kedua sebagai kebutuhan. Kalo kebutuhan, karena misal gak menjalankan rasanya tuh seperti ada yang hilang”35
Wawancara mendalam kepada Informan perempuan berusia 15 tahun, berinisial “FT” oleh Arsa Ilmi, tanggal 27 Juni 2013, pukul 13.25 35
128
BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI REMAJA DALAM MENCEGAH PENULARAN HIV DAN AIDS
Pada bab ini akan dipaparkan analisis hubungan antara variabel independen penelitian yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas dengan variabel dependen penelitian yaitu sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Berikut akan dijelaskan hipotesis terkait hubungan antar variabel tersebut.
6.1
HUBUNGAN BIVARIAT
1.
Remaja yang memiliki gaya hidup yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, memiliki sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.
Remaja yang memiliki tingkat religiositas yang tinggi, memiliki sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Selain menguji hubungan antar sejumlah variabel di atas, peneliti juga menguji hubungan antar dimensi dalam variabel independen dengan variabel dependen. Dimensi dalam variabel gaya hidup yaitu dimensi aktivitas dan dimensi opini. Sedangkan, dimensi untuk variabel tingkat religiositas yaitu dimensi praktik beragama, dimensi kepercayaan beragama
dan dimensi perasaan beragama.
Berikut uraian hasil uji hubungan antar variabel dan dimensi dalam penelitian ini.
6.1.1
Hubungan antara Sikap dengan Gaya Hidup Gaya hidup remaja diasumsikan memiliki pengaruh terhadap sikap dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS. Kotler (1984) menjelaskan bahwa gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi. Dalam penelitian ini, variabel gaya hidup remaja dilihat dari dua dimensi yaitu aktivitas dan opini remaja terkait dengan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Kedua dimensi ini memiliki dua kategori yaitu mendukung dan tidak mendukung terkait upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.
129
Tabel 6.1 Hubungan antara Gaya Hidup dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS n=93 Sikap
Gaya Hidup Mendukung
Total Tidak
Mendukung Positif
28 (60,9%)
16 (34,0%)
44 (47,3%)
Negatif
18 (39,1%)
31 (66,0%)
49 (52,7%)
Total
46 (100 %)
47 (100%)
93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki gaya hidup yang juga mendukung yaitu 60,9 persen dibandingkan mereka yang memiliki gaya hidup tidak mendukung yaitu sebesar 34 persen. Sementara responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki gaya hidup yang tidak mendukung yaitu 66 persen dibandingkan mereka yang memiliki gaya hidup mendukung yaitu sebesar 39,1 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Hasil tabel silang di atas diperkuat oleh uji hipotesis yang juga menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel gaya hidup dan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS36. Dari hasil uji hipotesis tersebut ditunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (α) yang kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain variabel gaya hidup memiliki hubungan dengan variabel sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
36
Tabel silang dapat dilihat di lampiran 4
130
Selain itu, untuk melihat kekuatan hubungan yang dimiliki variabel gaya hidup terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti menggunakan uji d’Somers. Berikut uji yang telah dilakukan.
Tabel 6.2 Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja Ho: Tidak terdapat hubungan antara gaya hidup remaja dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS Gaya Hidup Remaja
Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS
Signifikansi: 0.044 (< 0,05) d : 0,268 Dari hasil uji d’Somers di atas dapat dilihat nilai yang didapat adalah sebesar 0,268. Berdasarkan skala kekuatan hubungan37, dapat disimpulkan bahwa nilai 0,268 menunjukkan kekuatan hubungan yang cenderung sangat lemah dengan arah hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS tergolong sangat lemah dengan arah hubungan yang positif. Arah hubungan tersebut menunjukkan bahwa remaja dengan gaya hidup yang mendukung,, juga memiliki sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
37
Ott, Page 376, Chapter 10: Measures of Association: Nominal and Ordinal Data
131
Tabel 6.3 Hubungan antara Aktivitas dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS n=93 Sikap
Aktivitas Remaja Mendukung
Total
Tidak Mendukung
Positif
26 (59,1%)
18 (36,7%)
44 (47,3%)
Negatif
18 (40,9%)
31 (63,3%)
49 (52,7%)
Total
44 (100 %)
49 (100%)
93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung yaitu 59,1 persen dibandingkan mereka yang memiliki aktivitas tidak mendukung yaitu 36,7 persen. Sedangkan responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki aktivitas yang tidak mendukung yaitu 63,3 persen dibandingkan mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung yaitu 40,9 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara aktivitas dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Salah satu kutipan wawancara mendalam dengan informan menunjukan bagaimana remaja yang memiliki sikap positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung. Berikut hasil kutipan wawancara dengan responden saat ditanyakan tentang informasi terkait pentingnya menjaga keperawanan: “Oh iya itu teh pernah nonton berita ada mucikari cilik, makanya saya teh hati-hati sekarang”38
Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “SN” yang dilakukan oleh Halida Nufaisa, tanggal 28 Juni 2013, pukul 14:00 38
132
Salah satu aktivitas yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS adalah dengan menonton acara televisi tentang pentingnya menjaga keperawanan sebelum menikah. Dari hasil kutipan wawancara, dapat kita lihat bahwa responden memiliki aktivitas yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yaitu dengan menonton acara televisi tentang mucikari cilik. Mucikari cilik adalah seorang remaja berusia 15 tahun yang menjadi germo di Surabaya. Dengan melakukan aktivitas yang mendukung yaitu dengan menonton acara televisi mengenai pentingnya menjaga keperawanan sebelum menikah, terbukti sikap responden menjadi lebih positif dan lebih berhati-hati dalam menjaga keperawanannya.
Tabel 6.4 Hubungan antara Opini dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS n=93 Sikap
Opini Remaja Mendukung
Total Tidak
Mendukung Positif
21 (63,6%)
23 (38,3%)
44 (47,3%)
Negatif
12 (36,4%)
37 (61,7%)
49 (52,7%)
Total
33 (100%)
60 (100 %)
93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki opini yang mendukung yaitu 63,6 persen dibandingkan mereka yang memiliki opini yang tidak mendukung yaitu 38,3 persen. Sementara responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki opini yang tidak mendukung yaitu 61,7 persen dibandingkan mereka yang memiliki opini yang mendukung yaitu 36,4 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara opini dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. 133
Sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS salah satunya dipengaruhi oleh opini remaja terkait menjaga keperjakaan sebelum menikah. Berikut adalah kutipan wawancara mendalam tentang pentingnya menjaga keperjakaan sebelum menikah : “Penting. Kan keperjakaan kita cuma dikasihin buat istri kita. Yang pertama yang terakhir terus kan kalo bukan perjaka udah begituan sebelum nikah haram. Dapet dosa”39
Tidak hanya terkait tentang menjaga keperjakaan sebelum menikah, opini tentang kesetiaan terhadap pasangan juga turut memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Seperti penuturan remaja saat ditanyakan opininya tentang orang-orang yang sering berganti pasangan: “Ya saya sih gak sependapat, soalnya kalo saya sendiri selalu berusaha setia sama pacar saya. Saya gak mau aja kena karma, pasti kan gak enak kalo kita yang diselingkuhin.”40
6.1.2
Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Religiositas Variabel yang dianggap dapat memengaruhi sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS berikutnya yaitu tingkat religiositas remaja. Dalam mengukur tingkat religiositas remaja, penelitian kami menggunakan tiga dimensi yaitu praktik dalam beragama (practice), kepercayaan dalam beragama (belief), dan perasaan dalam beragama (feeling). Ketiga dimensi tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu rendah dan tinggi.
39
Wawancara mendalam oleh Ghivo Pratama kepada informan laki-laki berinisial H, berusia 16 tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 08.00 40 Wawancara mendalam oleh Yaserina Rawie kepada informan perempuan berinisial AIY berusia 15 tahun tanggal 28 Juni 2013, pukul 13.00
134
Tabel 6.5 Hubungan antara Tingkat Religiositas dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS n=93 Sikap
Tingkat Religiositas Tinggi
Total
Rendah
Positif
29 (63,0%)
15 (31,9%)
44 (47,3%)
Negatif
17 (37,0%)
32 (68,1%)
49 (52,7%)
Total
46 (100%)
47 (100 %)
93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki tingkat religiositas tinggi yaitu 63 persen dibandingkan mereka yang memiliki tingkat religiositas yang rendah yaitu 31,9 persen. Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki tingkat religiositas yang rendah yaitu 68,1 persen dibandingkan mereka yang memiliki tingkat religiositas yang tinggi yaitu 37 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara tingkat religiositas dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Jika dikaitkan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu Religiosity, Sexual Behaviors, and Sexual Attitudes During emerging Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer, Tanya L. Boone (2004) menggambarkan bahwa religiositas merupakan faktor yang paling kuat dalam memengaruhi sikap dan perilaku seksual remaja. Pada penelitian ini juga menggambarkan hal yang sama bahwa tingkat religiositas memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Hasil tabel silang di atas diperkuat oleh uji hipotesis yang juga menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel tingkat religiositas dan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS41. Dari hasil uji hipotesis 41
Tabel silang dapat dilihat di lampiran 4
135
tersebut ditunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (α) yang kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain variabel tingkat religiositas memiliki hubungan dengan variabel sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Tabel 6.6 Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja Ho: Tidak terdapat hubungan antara tingkat religiositas remaja dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS Sikap Remaja dalam Mencegah
Tingkat Religiositas Remaja
Penularan HIV dan AIDS
Signifikansi: 0.001(< 0,05) d : 0,311 Dari hasil uji d’Somers tersebut dapat dilihat nilai yang didapat adalah sebesar 0,311. Berdasarkan skala kekuatan hubungan42, dapat disimpulkan bahwa nilai 0,311 menunjukkan kekuatan hubungan yang lemah dengan arah hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat religiositas dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS tergolong lemah dengan arah hubungan yang positif. Arah hubungan tersebut menunjukkan bahwa remaja dengan tingkat religiositas yang tinggi, juga memiliki sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
42
Ott, Page 376, Chapter 10: Measures of Association: Nominal and Ordinal Data
136
Tabel 6.7 Hubungan antara Praktik Beragama dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS n=93 Sikap
Praktik Beragama Tinggi
Total
Rendah
Positif
23 (47,9%)
21 (46,7%)
44 (47,3%)
Negatif
25 (52,1%)
24 (53,3%)
49 (52,7%)
Total
48 (100%)
45 (100 %)
93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki praktik beragama yang tinggi yaitu 46,7 persen dibandingkan mereka yang memiliki praktik beragama yang rendah yaitu 47,9 persen. Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki praktik beragama yang rendah yaitu 53,3 persen dibandingkan mereka yang memiliki praktik beragama yang tinggi yaitu 52,1 persen. Tetapi, dari selisih persentase yang tidak terlalu besar tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan arah hubungan antara sikap negatif ataupun positif remaja terhadap praktik beragama tidak terlalu signifikan. Selisih persentase yang tidak terlalu besar antara sikap positif ataupun negatif remaja terhadap praktik beragama salah satunya dipengaruhi oleh pelaksanaan praktik beragama yang dilakukan hanya sebagai pelaksanaan kewajiban, bukan sebagai ritual dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Seperti yang dituturkan responden saat wawancara mendalam ketika ditanyakan terkait opininya ketika hal-hal praktik yang diwajibkan dalam agama seperti shalat, puasa, dan lain-lain tidak lagi menjadi suatu hal yang wajib. “Yah gak tau itu mah Teh belum pernah diajarin”.
43
43
Wawancara mendalam oleh Okta Rina Fitri kepada informan perempuan berinisial AP berusia 16 tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 11.20
137
Tabel 6.8 Hubungan antara Kepercayaan Beragama dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS n=93 Sikap
Kepercayaan Beragama Tinggi
Total
Rendah
Positif
26 (61,9%)
18 (35,3%)
44 (47,3%)
Negatif
16 (38,1%)
33 (64,7%)
49 (52,7%)
Total
42 (100%)
51 (100 %)
93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki kepercayaan dalam beragama yang tinggi yaitu 61,9 persen dibandingkan mereka yang memiliki kepercayaan beragama yang rendah yaitu 35,3 persen. Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki kepercayaan beragama yang rendah yaitu 64,7 persen dibandingkan mereka yang memiliki kepercayaan beragama yang tinggi yaitu 38,1 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara kepercayaan beragama dengan sikap remaja dalam mencegahuj penularan HIV dan AIDS. Sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS salah satunya dipengaruhi oleh tingginya kepercayaan bahwa akan mendapatkan dosa apabila tidak beragama ataupun ketika melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama. Berikut adalah kutipan wawancara mendalam terkait kepercayaan akan mendapat dosa ketika melanggar hal-hal yang dilarang agama “Percaya banget karena ada rasa takut gitu, kayak waktu itu abis bohong sama orangtua jadi ada rasa takut”44
Tabel 6.9 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “SN” yang dilakukan oleh Halida Nufaisa, tanggal 28 Juni 2013, pukul 14:00 44
138
Hubungan antara Perasaan beragama dan Sikap remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS n=93 Sikap
Perasaan Beragama Tinggi
Total
Rendah
Positif
26 (65,0%)
18 (34,0%)
44 (47,3%)
Negatif
14 (35,0%)
35 (66,0%)
49 (52,7%)
Total
40 (100%)
53 (100 %)
93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki perasaan beragama yang tinggi yaitu 65 persen dibandingkan mereka yang memiliki perasaan beragama yang rendah yaitu 34 persen. Sementara responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki perasaan beragama yang rendah yaitu 66 persen dibandingkan mereka yang memiliki perasaan beragama yang tinggi yaitu 35 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara perasaan beragama dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS salah satunya dipengaruhi oleh perasaan dalam beragama terutama terkait hal-hal yang dilarang oleh agama. Berikut adalah kutipan wawancara responden saat ditanyakan mengenai perasaannya ketika mengetahui bahwa pacaran adalah sesuatu yang dilarang dalam agama “ya takut aja Teh, kan Allah melihat kita berduaan, jadi sayamah berusaha aja untuk ngurangin dan menghindari yang dilarang.”45
Perasaan remaja yang cukup baik dalam beragama tersebut mempengaruhi sikapnya dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Salah satunya terlihat dari 45
Wawancara mendalam oleh Okta Rina Fitri kepada informan perempuan berinisial AP berusia 16 tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 11.20
139
perilakunya dalam berpacaran yang menghindari hal-hal yang dilarang dalam agama.
6.2
HUBUNGAN MULTIVARIAT
6.2.1
Uji Regresi Berganda Uji regresi berganda merupakan salah satu teknik dari pengujian statistik
multivariat. Tujuan dari uji regresi adalah untuk melihat pengaruh salah satu variabel yang lebih signifikan dari dua variabel independen yang ada terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, uji regresi dilakukan pada gaya hidup dan dan tingkat religiositas sebagai variabel independen terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen. Uji regresi berganda dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 6.10 Model Summary Regresi Berganda Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
1
.299a
.089
.079
9.10391
2
.314b
.099
.079
9.10680
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
140
Tabel 6.11 Uji Anova Regresi Berganda Model
Sum of
df
Squares
1
2
Mean
F
Sig.
Square
Regression
740.394
1
740.394
Residual
7542.187
91
82.881
Total
8282.581
92
Regression
818.542
2
409.271
Residual
7464.038
90
82.934
Total
8282.581
92
8.933
.004b
4.935
.009c
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Tabel 6.12 Uji Koefisien Regresi Berganda Model
Unstandardized
Standar
Coefficients
dized
t
Sig.
Coeffici ents
(Constant) 1
Tingkat
B
Std. Error Beta
77.976
11.369
Religiositas .363
.122
.299
6.859
.000
2.989
.004
5.092
.000
Compute (Constant) 2
Tingkat
70.359
13.817
Religiositas .316
.131
.260
2.409
.018
Gaya Hidup Compute .116
.120
.105
.971
.334
Compute
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, tahun 2013
Dari hasil uji regresi berganda yang telah dilakukan, terdapat dua model yang dapat dianalisis. Model 1 merupakan hasil pengujian regresi berganda
141
dengan menggunakan variabel tingkat religiositas. Hal tersebut didasarkan atas hasil uji d’Somers yang menunjukkan bahwa variabel sikap memiliki kekuatan hubungan yang lebih kuat dengan variabel tingkat religiositas daripada variabel gaya hidup. Untuk Model 2, ditunjukkan hasil pengujian regresi berganda dari variabel tingkat religiositas dan variabel gaya hidup dengan tujuan untuk membandingkan hasil uji regresi berganda antara keduanya terhadap sikap. Pada tabel 6.1 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (R) uji regresi berganda untuk model 1 sebesar 0,299, sedangkan untuk model 2 sebesar 0,314. Dari tabel tersebut dapat juga dilihat nilai koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi (R2) adalah besaran persentase pengaruh variabel tingkat religiositas terhadap sikap. Berdasarkan tabel 6.1 dapat dilihat bahwa untuk model 1 memiliki nilai 0,089 atau 8,9 persen. Sedangkan untuk model 2 memiliki nilai 0,099 atau 9,9 persen. Sehingga dapat disimpulkan besarnya pengaruh tingkat religiositas terhadap sikap sebesar 8,9 persen sedangkan pengaruh gaya hidup terhadap sikap adalah sebesar 1 persen. Angka 1 persen diperoleh dari 9,9 persen dikurangi dengan 8,9 persen. Besaran persentase menunjukkan bahwa variabel tingkat religiositas memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS daripada variabel gaya hidup. Hal tersebut kemudian akan dibuktikan lebih lanjut di uji koefisien regresi berganda. Pada tabel 6.2, di model 1 ditunjukkan nilai signifikansi anova sebesar 0,004, sedangkan di model 2 nilai signifikansi anova sebesar 0,009. Dari dua model tersebut dapat dilihat bahwa model 1 yang menguji variabel tingkat religiositas, menghasilkan nilai 0,004 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (∝).
Begitu juga dengan model 2 yang menguji kedua variabel independen
terhadap sikap, yaitu sebesar 0,004 dimana nilai tersebut juga lebih kecil dari dari 0,05 (∝). Dari hasil tersebut, maka telah terpenuhi syarat untuk melanjutkan ke uji koefisien regresi berganda. Dalam uji regresi berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh yang paling kuat diantara dua variabel independen yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap variabel sikap. Dalam tabel 6.3 pada model 2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel tingkat religiositas adalah 0,018 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (∝). Sedangkan variabel gaya
142
hidup memiliki nilai signifikansi 0,334 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (∝). Berdasarkan nilai dari
dua variabel tersebut, maka variabel tingkat
religiositas memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap sikap daripada variabel gaya hidup terhadap sikap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat religiositas lebih memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS daripada variabel gaya hidup.
143
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
KESIMPULAN Munculnya HIV dan AIDS di dalam salah satu poin MDGS menisyaratkan
bahwa persoalan HIV dan AIDS menjadi masalah yang serius. Kasus HIV dan AIDS yang terus meningkat setiap tahunnya menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia untuk menyelesaikannya. Diperlukan penelitian-penelitian yang mampu melihat faktor penyebab semakin tingginya kasus HIV dan AIDS di Indonesia. Penelitian ini mencoba menguraikan masalah HIV dan AIDS dengan melihat pengaruh sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dengan gaya hidup remaja dan tingkat religiositas remaja. Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Lewo Baru kecamatan Malangbong, Garut menunjukan hasil adanya pengaruh dari gaya hidup remaja dan tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Responden di dalam penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di sekolah umum dan agama, dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki, yang bertempat tinggal di dusun satu dan dua. Latar belakang keluarga responden sebagian besar berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan lulus sekolah dasar. Pekerjaan ibu responden sebagian besar sebagai ibu rumahtangga sedangkan pekerjaan ayah sebagai buruh. Hasil uji hipotesis dari penelitian ini menunjukan hubungan yang asimetris antara variabel independen dan variabel dependen. Pada variabel gaya hidup remaja sebagai variabel independen dihasilkan gaya hidup remaja yang tidak mendukung sejalan dengan sikap remaja yang negatif lebih tinggi dibandingkan dengan sikap remaja yang mendukun dengan sikap yang positif. Uji hipotesis ini menunjukan gaya hidup dan sikap remaja Desa Lewobaru, Kecamatan Malangbong, Garut masih lemah dalam pencegahan dan pelularan HIV dan AIDS. Pada hasil uji hipotesis variabel tingkat religiositas dihasilkan tingkat religiositas remaja yang rendah dengan sikap remaja yang negatif lebih tinggi dibandingkan tingkat religiositas remaja yang tinggu dengan sikap remaja yang
144
positif. Uji hipotesis ini menunjukan tingkat religiositas dan sikap remaja Desa Lewobaru, Kecamatan Malangbong, Garut masih lemah dalam pencegahan dan pelularan HIV dan AIDS. Pada hasil dari uji d’somers dihasilkan ada kekuatan hubungan yang sangat lemah dengan arah hubungan yang positif antara variabel gaya hidup remaja dan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan untuk variabel tingkat religiositas, arah hubungan bersifat positif dan kekeuatan hubungannya lemah. Hal ini menunjukkan bahwa sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS memiliki hubungan yang lebih kuat daripada gaya hidup terhadap sikap remaja. Pada hasil pengujian multivariat dengan regresi berganda, menunjukan variabel sikap memiliki kekuatan hubungan yang lebih kuat dengan variabel tingkat religiositas daripada variabel gaya hidup. Berdasarkan nilai koefisien korelasi uji regresi berganda tampak bahwa variabel tingkat religiositas memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS daripada variabel gaya hidup. Jadi, variabel tingkat religiositas lebih mempengaruhi sikap dalam hal ini sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS daripada variabel gaya hidup.
7.2
SARAN Dari penelitian yang dihasilkan mengenai gaya hidup
dan tingkat
religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat peneliti memberikan beberapa saran bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam penelitian ini. Beberapa saran yang diberikan antaralain, 1.
Dibutuhkan penelitian kualitatif mengenai tokoh berpengaruh di Desa Lewo Baru. Saran ini merujuk dari hasil penelitian dengan mengunakan metode regresi berganda yaitu tingkat religiositas memiliki pengaruh yang lebih signifikan pada sikap remaja dibandingkan gaya hidup dalam mencegah penularan HIV dan AIDS,
2.
Pemerintah lokal menjadikan kebijakan mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai kebijakan strategis dengan menjadikan tokoh agama sebagai aktor
145
utama di dalam agen kampanye sikap mencegah penularan HIV dan AIDS. Hal ini dikarenakan tokoh agama masih belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai HIV dan AIDS dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan, 3.
LSM kesehatan reproduksi ikut berperanserta dalam mensosialisasikan materi mengenai kesehatan reproduksi yang di dalamnya terdapat materi mengenai HIV dan AIDS,
4.
Departemen kesehatan dan agama memberikan perhatian yang besar menghadapi masalah HIV dan AIDS karena hasil penelitian ini menunjukan variabel tingkat religiositas memiliki pengaruh yang signifikan,
5.
Remaja mendapatkan sosialisasi dari sekolah umum dan agama mengenai kesehatan reproduksi yang di dalamnya terdapat muatan materi mengenai HIV dan AIDS sehingga pihak sekolah, lingkungan sosial, dan LSM mampu berjalan secara strategis untuk mendorong sikap remaja yang positif dengan gaya hidup yang mendukung dan tingkat religiositas yang tinggi dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
146
DAFTAR PUSTAKA
Buku Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (eds.) (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York: Longman
Babbie, Earl. 1990. Survei Research Methods Second Edition. California: Wadsworth Publishing Company
Bloom, B. S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The classification of educational goals. Newyork; Toronto: Longmans, Green
Creswell, John. 1994. Research Design. London: Sage Publication
Deswita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Djarir, I. 2005. Erosi Moral dan Pemahaman Kembali Agama.diambil pada tanggal 14 Februari 2013 dari http://www.suara_merdeka.com/harian/0406/18/op14.htm
Gitelson, Alan. R, dkk. 2012. American Government. Boston: Wadsworth Cengage Learning
Hurlock, Elizabeth. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Indonesia: Erlangga
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kotler, Philip. 1984. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Intermedia
Millon, Theodore, et al. 2003. Handbook of Psychology volume 5: Personality and Social Psychology. Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons
147
Neuman, W. Lawrence.2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches – 6th edition. Pearson International Edition.
Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia
Suryabrata, Sumadi. 1988. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Stark, Rodney. Glock, Charles Y. 1968. American Piety: The Nature of Religious Commitment. University of California Press
Thomas, W. I., & Znaniecki, F. 1918. Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an Immigrant Group. Boston: R G. Badger
Van Zanten, Wim. 1944. Statistika untuk Ilmu-Ilmu Sosial Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal/disertasi/skripsi Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta
Bandura A. Social cognitive theory: An agentic perspective. Annu Rev Psychol 2001:52:1-26 Disertasi University of Illinois, Chicago oleh Memoona Hasnain tentang “Social Capital, Religiosity, and Human Capital: Impacts on HIV/AIDS Risk Behaviour” tahun 2001
148
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi oleh Antono Suryoputro1, Nicholas J. Ford2, Zahroh Shaluhiyah1. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Tembalang 50239, Semarang, Indonesia 2. Department of Geography, University of Exeter, Amory Building, Rennes Drive, Exeter, Ex4 4rj, Uk Makara, Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2006: 29-40
Faktor Pencegahan HIV/AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular Pada Siswa SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009
Gambaran Sikap Mahasiswa FKM UI terhadap Upaya Pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom, oleh Tiarlan, 2008, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
HIV/AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions Among Adolescents In The River States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H, Asosiasi Profesor dan Koordinator Program Kesehatan Internasional, State University of New York, Maret 2005
Jurnal Provitae Volume 2 no.1 , Mei 2006, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta, yayasan obor indonesia
John Killis. 1988. Hubungan Minta Kerja, Motivasi Ekstrinsik dan Bimbingan dalam Pelajaran dengan Kecakapan Kerja Teknik Listrik Lulusan STM pada Industri-industri DIY. Tesis, Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.
Knowledge and attitude towards HIV/AIDS among Iranian students oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan Zahra Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas Tehran, Mei 2004
149
Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto
Pegetahuan Siswa SMU Negeri 39 Cijantung, Jakarta Timur, tentang HIV/AIDS oleh Panggih Dewi K, 2008, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Psychosocial determinants of sexual activity and condom use intention among youth in Addis Ababa, Ethiopia. Oct 1, 2002. 1Department of International Health, Institute of General Practice and Community Medicine, University of Oslo, PO Box 1130 Blindern, N-0318 Oslo, Norway, 2Institute of Nutritional Research, University of Oslo, PO Box 1046 Blindern, N-0316 Oslo, Norway, 3Department of Community Health, Faculty of Medicine, Addis Ababa University, PO Box 9086, Addis Ababa, Ethiopia. Sage Publication.
Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer, Tanya L. Boone, Mei 2004
Internet http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs360/en/index.html(diakses pada 27 Maret 2013, pukul 19.07)
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1 (diakses pada 27Maret 2013, pukul 21.20)
http://www.ibca.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=15&Ite mid=17&lang=in (Diakses pada3 April 2013, pukul 14.28) http://www.garutnews.com Dalam artikel “Kasus HIV/AIDS di Garut Tewaskan 109 Orang” (Diakses pada 19 April 2013, pukul 20.03)
150
Steward, John. P, “Lecture 5” http://www.personal.psu.edu/jps11/l5pubopn.doc, Penn State University ((Diakses pada7 Mei 2013, pukul 23.15)
itd.unair.ac.id/files/pdf/Pidato%20pengukuhan.pdf
(Diakses
pada9Mei
2013,
pukul 20.30)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22198/5/Chapter%20I.pdf, diakses pada tanggal 23 mei 2013, 15:47 (Laporan Penelitian Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Seks Pranikah di SMK Bisnis Manajemen Persatuan Amal Bakti III Kecamatan Medan Estate tahun 2010)
http://www.bkkbn.go.id (Diakses pada 19 April 2013, pukul 20.13)
http://www. igama.or.id/2013/01/ayo-ikutan-fgd/ (Diakses pada 15 April 2013, pukul 17.35)
151
NO. RESPONDEN EDITOR
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN METODE PENELITIAN SOSIAL KUANTITATIF I
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, Kami adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Saat ini kami sedang melakukan penelitian terkait dengan mata kuliah Metode Penelitian Sosial (MPS) Kuantitatif I yang mengambil topik tentang pengaruh religiositas dan gaya hidup terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV/AIDS. Oleh karena itu kami selaku tim MPS kelompok A, memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan tingkat religiositas dan gaya hidup Anda dalam bersikap terkait pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS. Kuisioner ini terdiri atas 3 bagian. Terdiri atas, bagian A yaitu variabel sikap yang meliputi dimensi pengetahuan, afeksi dan perilaku. Berikutnya bagian B yaitu variabel tingkat religiositas yang meliputi kepercayaan, praktek dan perasaan/pengalaman dalam beragama. Bagian C yaitu variabel gaya hidup meliputi dimensi akivitas serta opini. Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar atau salah. Oleh karena itu, jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan keadaan diri Anda dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati. Hasil dari kuisioner dan data pribadi Anda bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas ketersediaan Anda meluangkan waktu dan kerjasama yang Anda berikan, saya sampaikan terimakasih.
Hormat kami,
Tim MPS Kelompok A
152
Tanggal Pengisian Kuesioner
: Tanggal
Bulan
Nama Pewawancara
: ..........................................................
Waktu Wawancara
: Dari
Tempat Wawancara
: ..........................................................
Hadir Saat Wawancara
:....................................................
:
Sampai
:
KARAKTERISTIK RESPONDEN 1 NAMA 2 JENIS KELAMIN 3 USIA 4
5
AGAMA
PENDIDIKAN TERAKHIR
L 1. ISLAM 2. PROTESTAN 3. KATOLIK 1. TIDAK SEKOLAH 2. TIDAK TAMAT SD 3. TAMAT SD 4. TIDAK TAMAT SMP 5. TAMAT SMP 6. TIDAK TAMAT SMA 7. TAMAT SMA 8. PERGURUAN TINGGI
P
1. UMUM 2. AGAMA 1. UMUM 2. AGAMA 1. UMUM 2. AGAMA 1. UMUM 2. AGAMA 1.RUMAH…………………………………………………..
TEMPAT
2. WARNET 3. LAIN-LAIN ……………………………………………. 1. MEMBACA …………………………………….. 2. MENONTON ………………………………………
7
PENGGUNAAN WAKTU LUANG
3. BERKUMPUL DENGAN TEMAN AKTIVITAS (*Jawaban ………………………… boleh lebih dari satu) 4. MENGGUNAKAN INTERNET ……………………………………… 5. LAIN-LAIN ………………………………………
153
BAGIAN A VARIABEL SIKAP
PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN A-1
Berikut ini terdapat 40 buah pernyataan yang berhubungan dengan sikap Anda dalam hal mencegah penularan HIV/AIDS. Keterangan : SS
= Bila Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut
S
= Bila Anda SETUJU dengan pernyataan tersebut
TT
= Bila Anda TIDAK TAHU dengan pernyataan tersebut
TS
= Bila Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
STS
= Bila Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
1.
Dimensi Kognitif
No
PERNYATAAN
1
Menghindari penderita HIV/AIDS
SS
S
TT
TS
STS
ketika batuk atau bersin dapat mencegah penularan HIV/AIDS 2
Berolahraga dapat mencegah penularan HIV/AIDS
3
Beribadah dengan rutin dapat mencegah penularan HIV/AIDS
4
Istirahat yang cukup dapat mencegah penularan HIV/AIDS
5
Mengonsumsi makanan yang sehat dapat mencegah penularan HIV/AIDS
6
Menggunakan handuk bergantian dengan penderita HIV/AIDS dapat tertular HIV
154
7
Minum menggunakan gelas yang sama dengan penderita HIV/AIDS dapat menularkan HIV/AIDS
8
Gigitan nyamuk dapat menularkan HIV/AIDS
9
Berciuman dapat menularkan HIV/AIDS
10
Orang yang menggunakan narkoba, apapun jenisnya akan lebih rentan tertular HIV/AIDS
11
Orang yang menggunakan narkoba suntik memiliki risiko yang sama dengan orang yang tidak menggunakan narkoba suntik
12
Menggunakan narkoba suntik secara bergantian dapat menularkan HIV/AIDS
13
Narkoba suntik dapat menularkan HIV/AIDS
14
Berhubungan seks dapat menularkan HIV/AIDS
15
Orang yang berhubungan 'seks' sebelum menikah memiliki risiko tertular HIV/AIDS yang sama dengan orang yang tidak berhubungan 'seks' sebelum menikah
16
Orang yang menjaga keperawanan/keperjakaannya akan lebih kecil risiko tertular HIV/AIDS
155
17
Berhubungan 'seks' hanya dengan satu pasangan dapat mencegah penularan HIV/AIDS
18
Orang yang berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seks memiliki risiko tertular HIV/AIDS yang sama dengan orang yang berhubungan seks hanya dengan satu pasangan saja
19
Orang yang tidak setia pada pasangannya akan lebih rentan tertular HIV/AIDS
20
Orang yang tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks memiliki risiko tertular HIV/AIDS yang sama dengan orang yang menggunakan kondom saat berhubungan seks
21
Menggunakan kondom saat berhubungan 'seks' dapat mencegah tertular HIV/AIDS
22
Seseorang yang menggunakan kondom saat berhubungan seks, tidak akan tertular HIV/AIDS
23
AIDS menular melalui cairan kelamin
2.
Dimensi Afeksi
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
24 Saya memilih untuk memiliki satu pacar saja 25 Pasangan saya harus perawan/perjaka
156
26 Saya bangga dapat menjaga keperawanan/keperjakaan saya 27 Saya akan menjaga keperawanan/keperjakaan saya sebelum menikah 28 Tujuan saya menjaga keperawanan/keperjakaan untuk kebahagiaan suami/istri saya 29 Seandainya saya membeli kondom untuk berhubungan 'seks' saya akan merasa malu 30 Saya memilih untuk tidak mencoba narkoba suntik sama sekali
3. Dimensi Perilaku No
Pertanyaan
SS
S
TS
STS
31 Menolak ajakan pacar untuk berpegangan tangan 32 Menolak ajakan pacar untuk berpelukan 33 Menolak ajakan pacar untuk berciuman 34 Menolak ajakan pacar untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah 35 Setia terhadap pasangan 36 Tidak akan berhubungan seks dengan orang lain selain suami atau istri 37 Seandainya saya ingin berhubungan seks, saya akan membeli kondom 38 Saat berhubungan seks, saya akan menggunakan kondom 39 Seya akan menerima tawaran teman saya untuk menggunakan narkoba suntik 40 Menjauhi orang-orang yang menggunakan
157
narkoba suntik
BAGIAN B VARIABEL GAYA HIDUP
PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN B-1 Berikut ini terdapat 47 buah pernyataan yang berhubungan dengan gaya hidup Anda selama 2 minggu terakhir. Keterangan : TP
= Bila Anda TIDAK PERNAH melakukan pernyataan tersebut
JR
= Bila Anda JARANG melakukan pernyataan tersebut
SR
= Bila Anda SERING melakukan pernyataan tersebut
1. Dimensi Aktivitas No 1
Pernyataan
SR
JR
TP
Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan hobi (olahraga, kesenian, dll)
2
Mengobrol mengenai pentingnya setia kepada pasangan
3
Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya setia kepada pasangan
4
Berpendapat mengenai pentingnya setia kepada pasangan
5
Bertanya mengenai pentingnya setia kepada pasangan
6
Menonton acara TV tentang pentingnya setia kepada pasangan
7
Membaca buku/artikel/selebaran mengenai pentingnya setia kepada pasangan
8
Berganti pacar
9
Bertanya mengenai bahaya narkoba
10
Mengobrol mengenai bahaya narkoba
158
11
Membaca buku/artikel/selebaran mengenai bahaya narkoba
12
Berpendapat mengenai bahaya narkoba
13
Menonton acara TV tentang bahaya narkoba
14
Mendengarkan penjelasan tentang bahaya narkoba
15
Menggunakan jarum suntik bergantian
16
Membaca buku/artikel/selebaran tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
17
Menonton acara TV tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
18
Berpendapat mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
19
Bertanya mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
20
Mengobrol mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
21
Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
22
Menonton acara TV tentang kondom
23
Berpendapat mengenai kondom
24
Membaca buku/artikel/selebaran mengenai kondom
25
Bertanya mengenai kondom
26
Mengobrol mengenai kondom
27
Mendengarkan penjelasan tentang kondom
2. Dimensi Opini No 28
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Menurut saya, berita-berita tentang narkoba adalah berita yang penting
29
Menurut saya, narkoba boleh digunakan dalam dosis yang sedikit
159
30
Menurut saya, narkoba dapat menghilangkan stress
31
Menurut saya, pemakai narkoba boleh bertukar jarum suntik
32
Menurut saya, pengguna narkoba tidak seharusnya dipenjara
33
Menurut saya, pemakaian narkoba melalui jarum suntik lebih berbahaya
34
Menurut saya, penting bagi orang lain untuk tidak menggunakan narkoba
35
Menurut saya, penjual narkoba tanpa izin harus dihukum seberat-beratnya
36
Menurut saya, narkoba boleh diperjualbelikan, asal mendapatkan izin dari pemerintah
37
Menurut saya, menjaga keperawanan/keperjakaan adalah hal yang penting
38
Menurut saya, orang lain haruslah mencari pasangan yang masih perawan/perjaka
39
Menurut saya, orang lain akan menjaga tubuhnya hanya untuk pasangan hidupnya
40
Menurut saya, orang lain akan terlihat lebih keren saat dia berganti-ganti pacar
41
Menurut saya, setia pada pacar adalah hal yang penting
42
Menurut saya, penggunaan kondom saat berhubungan seksual yang beresiko adalah hal yang penting
43
Menurut saya, kondom harus digunakan saat melakukan hubungan seks antara suami dan istri
160
44
Menurut saya, kondom harus digunakan oleh orang yang suka berganti-ganti pasangan
45
Menurut saya, kondom harus dijual di warung
46
Menurut saya, membeli kondom tidak harus malu
47
Menurut saya, kondom harus dijual sampai ke daerah pelosok
BAGIAN C VARIABEL TINGKAT RELIGIOSITAS
PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN C-1 Berikut ini terdapat 30 buah pernyataan yang berhubungan dengan religiositas Anda dalam beragama. Keterangan : SS
= Bila Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut
S
= Bila Anda SETUJU dengan pernyataan tersebut
TT
= Bila Anda TIDAK TAHU dengan pernyataan tersebut
TS
= Bila Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
STS
= Bila Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
1. Dimensi Kepercayaan (Belief) No 1
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Mengakui adanya keberadaan Tuhan dalam agama yang diyakini masing-masing
2
Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas
3
Melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai baik
4
Menjauhi kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai buruk
161
5
Percaya bahwa ketika berbuat salah akan diberi dosa dan masuk neraka
6
Percaya bahwa ketika berbuat baik akan masuk surga dan mendapatkan pahala
7
Percaya ketika melakukan perbuatan maksiat akan mendapatkan dosa
8
Percaya ketika menghindari perbuatan maksiat akan mendapatkan pahala
9
Mampu memahami ajaran-ajaran yang diberikan dalam agama yang diyakini
10
Tidak menjalankan ajaran agama tersebut hanya karena diwajibkan
2. Dimensi Praktik dalam Beragama (Practice) No 11
Pernyataan
SR
JR
TP
Menghadiri kegiatan beribadah bersama yang diadakan di tempat ibadah
12
Menonton acara kultum atau rohani keagamaan di televisi
13
Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah
14
Aktif di dalam organisasi keagamaan di sekolah
15
Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab suci lainnya satu kali dalam satu hari
16
Membaca doa disaat melakukan tidur
17
Membaca doa disaat keluar rumah
18
Membaca doa sebelum melakukan aktivitas
3. Dimensi Perasaan/pengalaman dalam beragama (feeling) No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
162
19
Merasakan bahwa Tuhan selalu mengawasi tiap kegiatan manusia
20
Merasa dekat dengan Tuhan dalam melakukan kegiatan berdoa
21
Merasa selamat dari bencana karena Tuhan
22
Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan karena sebelumnya tidak beribadah
23
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena telah berbohong kepada orang tua
24
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena sombong
25
Menolong sesama
26
Memberi sedekah kepada yang membutuhkan
27
Menyantuni anak yatim
28
Selalu berbuat baik kepada sesama
29
Merasa bahwa perintah Tuhan mampu memberi kebahagiaan dunia dan akhirat
30
Merasakan bahwa perintah Tuhan mampu memberi kejelasan terhadap jalan hidup
163
Lampiran 2 RENCANA ANALISIS DATA I.
Pendahuluan Tahap akhir dalam suatu penelitian yaitu menganalisis data yang telah
didapatkan di lapangan. Rencana Analisis Data (RAD) merupakan suatu rangkaian perencanaan untuk menganalisis data penelitian secara sistematis. Penelitian ini melihat ada atau tidaknya pengaruh Gaya Hidup dan Tingkat Religiositas Remaja terhadap Sikap mereka dalam Mencegah Penularan HIV & AIDS yang dilakukan di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Rencana analisis data pada penelitian ini untuk mengetahui seperti apa kriteria data yang diharapkan dan kriteria data yang ada di lapangan saat penelitian. Dalam rencana analisis data terdapat variabel yang akan dideskripsi dan variabel yang akan dianalisis. Variabel yang akan dideskripsi merupakan variabel yang akan disajikan dan diolah melalui tabel atau grafik dengan menggunakan analisis univariat, seperti identitas responden, variabel dependen, dan variabel independen yang sesuai kebutuhan peneliti. Variabel yang akan dianalisis merupakan variabel variabel independen dan variabel dependen berdasarkan dimensi dan variabel utama yang akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel silang.
II.
Tujuan Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat
menggambarkan dan menjelaskan pengaruh gaya hidupdan tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja mengenai pencegahan penularan HIV & AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini mendefinisikan sikap remaja mengenai HIV & AIDS sebagai variabel dependen sedangkan gaya hidup dan tingkat religiositas remaja sebagai variabel independen, dengan tujuan untuk mengetahui sikap remaja dalam mencegah penularan HIV&AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
164
a.
Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV & AIDS Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
b.
Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja dalammencegah penularan HIV & AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
III.
Hipotesis Dengan melihat variabel pengaruh tingkat religiositas dan gaya hidup
remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV & AIDS, peneliti memiliki beberapa hipotesis yaitu Ha: a.
Semakin tinggi tingkat religiositas remaja, semakin positif sikap mereka dalam mencegah penularan HIV&AIDS
b.
Semakin positif gaya hidup remaja, semakin positif sikap mereka dalam mencegah penularan HIV&AIDS
Hipotesis Regresi a
Variabel tingkat religiositas remaja berpengaruh signifikan terhadap sikap remaja dalm mencegah penularan HIV&AIDS
b
Variabel gaya hidup remaja berpengaruh signifikan terhadap sikap remaja dalm mencegah penularan HIV&AIDS
Ho: a.
Tidak terdapat hubungan antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV&AIDS
b.
Tidak terdapat hubungan antara tingkat religiositas dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV&AIDS
165
IV.
Model Analisis Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori di atas, maka dapat
disusun model analisis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Gaya Hidup Remaja
Tingkat Religiositas Remaja
V.
Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV&AIDS
Hubungan Antar Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah gaya hidup
remaja dan tingkat religiositas remaja, sedangkan variabel dependennya adalah sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini dilihat kecenderungan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang dilihat dari konsep yang dikemukakan oleh Sarlito W Sarwono dalam bukunya yaitu: a.
Pengetahuan (kognitif) remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
b.
Perasaan (afektif) remaja dalam mencegah pemularan HIV dan AIDS
c.
Perilaku remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS Dalam penelitian ini ada dua variabel independen yaitu pertama, gaya
hidup dan yang kedua yaitu tingkat religiositas remaja. Pada penelitian ini digunakan dua dimensi untuk melihat gaya hidup remaja yang diambil berdasarkan konsep dari Kotler yaitu aktivitas dan opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan untuk melihat variabel independen berikutnya yaitu tingkat religiositas remaja dari tulisan Glock, kami menggunakan
166
tiga dimensi yaitu praktik dalam beragama, pengalaman/perasaan dalam beragama dan kepercayaan dalam beragama.
VI.
Variabel yang Akan Dideskripsikan
Variabel Dusun
No
No.
Variabel/Pertanya
.
Var.
an/Pernyataan
1
DR
Dusun
06
Alasan Pemilihan Variabel Karena data mengenai dusun menunjukan perbedaan yang signifikan mengenai sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Jenis
2
Kelamin
DR
Jenis Kelamin
07
Karena data mengenai jenis kelamin menunjukan perbedaan yang signifikan mengenai sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Jenis
4
Sekolah
DR
Jenis Sekolah
Karena data mengenai jenis sekolah
11
Responden
responden (agama dan umum) menunjukan perbedaan yang signifikan mengenai sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Pendidikan
5
Terakhir
DR
Pendidikan
Karena data mengenai pendidikan terakhir
12
Terakhir Ayah
ayah menunjukan perbedaan yang
Ayah
signifikan mengenai sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Pendidikan
6
Terakhir
DR
Pendidikan
Karena data mengenai pendidikan terakhir
15
Terakhir Ibu
ibu menunjukan perbedaan yang signifikan
Ibu
mengenai sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Mengisi Waktu
7
DR
Mengisi Waktu
Karena data mengenai Mengisi Waktu
16
Luang di Rumah
Luang di Rumah menunjukan perbedaan
Luang di
yang signifikan mengenai sikap remaja
Rumah
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
167
Mengisi
8
Waktu
DR
Mengisi Waktu
Karena data mengenai Mengisi Waktu
18
luang di Warnet
Luang di Warnet menunjukan perbedaan
luang di
yang signifikan mengenai sikap remaja
Warnet
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Lokasi
9
selain di
DR
Lokasi selain di
Karena data mengenai mengisi waktuluang
21
Rumah dan Warnet
Lokasi selain di Rumah dan Warnet
Rumah dan
menunjukan perbedaan yang signifikan
Warnet
mengenai sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Mengisi
10
DR
Mengisi
Karena data mengenai mengisi waktuluang
22
Waktuluang
dengan Aktivitas Membaca menunjukan
g dengan
dengan Aktivitas
perbedaan yang signifikan mengenai sikap
Aktivitas
Membaca
remaja dalam mencegah penularan HIV
Waktuluan
Membaca Jenis Buku
dan AIDS 11
yang dibaca
DR
Jenis Buku yang
Karena data mengenai Jenis Buku yang
23
dibaca dalam
dibaca dalam Aktivitas Membaca
Aktivitas Membaca
menunjukan perbedaan yang signifikan
dalam Aktivitas
mengenai sikap remaja dalam mencegah
Membaca
penularan HIV dan AIDS
Mengsisi
12
DR
Mengsisi
Karena data mengenai mengisi
24
Waktuluang
Waktuluang dengan Aktivitas Menonton
g dengan
dengan Aktivitas
menunjukan perbedaan yang signifikan
Aktivitas
Menonton
mengenai sikap remaja dalam mencegah
Waktuluan
Menonton Jenis film
penularan HIV dan AIDS 13
DR
Jenis film yang
Karena data mengenai Jenis film yang
25
ditonton dalam
ditonton dalam Aktivitas Menonton
ditonton
Aktivitas
menunjukan perbedaan yang signifikan
dalam
Menonton
mengenai sikap remaja dalam mencegah
yang
Aktivitas
penularan HIV dan AIDS
Menonton Mengisi Waktuluan
14
DR
Mengisi
Karena data mengenai mengisi
26
Waktuluang
Waktuluang dengan Aktivitas Berkumpul
168
g dengan
dengan Aktivitas
Dengan Teman menunjukan perbedaan
Aktivitas
Berkumpul Dengan yang signifikan mengenai sikap remaja
Berkumpul
Teman
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
DR
Lokasi Berkumpul
Karena data mengena mengisi
27
Dengan Teman
Berkumpul Dengan Teman menunjukan
Dengan Teman Lokasi
15
Berkumpul
Lokasi
Dengan
perbedaan yang signifikan mengenai sikap
Teman
remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Mengisi
16
DR
Mengisi
Karena data mengena mengisi
28
Waktuluang
Waktuluang dengan Aktivitas Penggunaan
g dengan
dengan Aktivitas
Internet menunjukan perbedaan yang
Aktivitas
Penggunaan
signifikan mengenai sikap remaja dalam
Penggunaa
Internet
mencegah penularan HIV dan AIDS
DR
Keterangan
Karena data mengenai Keterangan
29
Penggunaan
Penggunaan Internet menunjukan
Internet
perbedaan yang signifikan mengenai sikap
Waktuluan
n Internet Keterangan
17
Penggunaa n Internet
remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS Mengsi
DR
Mengsi
Karena data mengenai Mengsi
30
Waktuluang
Waktuluang dengan Aktivitas Selain
g dengan
dengan Aktivitas
Menggunakan Internet, Berkumpul dengan
Aktivitas
Selain
Teman, Menonton, dan Membaca
Selain
Menggunakan
menunjukan perbedaan yang signifikan
Menggunak
Internet,
mengenai sikap remaja dalam mencegah
an Internet,
Berkumpul dengan
penularan HIV dan AIDS
Berkumpul
Teman, Menonton,
dengan
dan Membaca
Waktuluan
18
Teman, Menonton,
169
dan Membaca Keterangan
19
DR
Keterangan
Karena data mengenai Keterangan
31
Aktivitas Selain
Aktivitas Selain Menggunakan Internet,
Selain
Menggunakan
Berkumpul dengan Teman, Menonton, dan
Menggunak
Internet,
Membaca menunjukan perbedaan yang
an Internet,
Berkumpul dengan
signifikan mengenai sikap remaja dalam
Berkumpul
Teman, Menonton,
mencegah penularan HIV dan AIDS
dengan
dan Membaca
Aktivitas
Teman, Menonton, dan Membaca Pekerjaan
20
Ayah
DR
Pekerjaan Ayah
Karena data Pekerjaan Ayah Responden
32
Responden
menunjukan perbedaan yang signifikan mengenai sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Pekerjaan
21
Ibu
DR
Pekerjaan Ibu
Karena data Pekerjaan Ibu Responden
33
Responden
onden menunjukan perbedaan yang signifikan mengenai sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
VII.
Variabel yang Akan Dianalisis Berikut beberapa pertanyaan dan variabel yang akan dianalisis di dalam
penelitian ini, Variabel
kognitif
No.
22
No
Variabel/Pertanyaan/Per Alasan Pemilihan Variabel
Var.
nyataan
A1.1 Menghindari penderita
yang dianalisis Karena berdasarkan hasil uji
HIV/AIDS ketika batuk
realibilitas padaa SPSS
atau bersin dapat
menunjukan bahwa
mencegah penularan
menghindari penderita
HIV/AIDS
HIV/AIDS ketika batuk atau
170
bersin dapat mencegah penularan HIV/AIDS reliable untuk digunakan 23
A1.2 Berolahraga dapat
Karena berdasarkan hasil uji
mencegah penularan
realibilitas padaa SPSS
HIV/AIDS
menunjukan bahwa Berolahraga dapat mencegah penularan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
24
A1.3 Beribadah dengan rutin
Karena berdasarkan hasil uji
dapat mencegah penularan
realibilitas padaa SPSS
HIV/AIDS
menunjukan bahwa Beribadah dengan rutin dapat mencegah penularan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
25
A1.4 Istirahat yang cukup dapat
Karena berdasarkan hasil uji
mencegah penularan
realibilitas padaa SPSS
HIV/AIDS
menunjukan bahwa Istirahat yang cukup dapat mencegah penularan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
26
A1.5 Mengonsumsi makanan
Karena berdasarkan hasil uji
yang sehat dapat
realibilitas padaa SPSS
mencegah penularan
menunjukan bahwa
HIV/AIDS
Mengonsumsi makanan yang sehat dapat mencegah penularan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
27
A1.6 Menggunakan handuk
Karena berdasarkan hasil uji
bergantian dengan
realibilitas padaa SPSS
penderita HIV/AIDS
menunjukan bahwa
dapat tertular HIV
Menggunakan handuk bergantian
171
dengan penderita HIV/AIDS dapat tertular HIV reliable untuk digunakan 28
A1.7 Minum menggunakan
Karena berdasarkan hasil uji
gelas yang sama dengan
realibilitas padaa SPSS
penderita HIV/AIDS
menunjukan bahwa Minum
dapat menularkan
menggunakan gelas yang sama
HIV/AIDS
dengan penderita HIV/AIDS dapat menularkan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
29
A1.8 Gigitan nyamuk dapat menularkan HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Gigitan nyamuk dapat menularkan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
30
A1.9 Berciuman dapat
Karena berdasarkan hasil uji
menularkan HIV/AIDS
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Berciuman dapat menularkan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
31
A1.1 Orang yang menggunakan Karena berdasarkan hasil uji 0
narkoba, apapun jenisnya realibilitas padaa SPSS akan lebih rentan tertular menunjukan bahwa Orang yang HIV/AIDS
menggunakan narkoba, apapun jenisnya akan lebih rentan tertular HIV/AIDS reliable untuk digunakan
32
A1.1 Orang yang menggunakan Karena berdasarkan hasil uji 1
narkoba suntik memiliki realibilitas padaa SPSS risiko yang sama dengan menunjukan bahwa Orang yang orang
yang
tidak menggunakan narkoba suntik
172
menggunakan
narkoba memiliki risiko yang sama
suntik
dengan orang yang tidak menggunakan narkoba suntikreliable untuk digunakan
33
A1.1 Menggunakan 2
narkoba Karena berdasarkan hasil uji
suntik secara bergantian realibilitas padaa SPSS dapat
menularkan menunjukan bahwa
HIV/AIDS
Menggunakan narkoba suntik secara bergantian dapat menularkan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
34
A1.1 Narkoba 3
suntik
dapat Karena berdasarkan hasil uji
menularkan HIV/AIDS
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa
Narkoba
suntik dapat menularkan HIV/AIDS reliable untuk digunakan 35
A1.1 Berhubungan seks dapat Karena berdasarkan hasil uji 4
menularkan HIV/AIDS
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Berhubungan seks dapat menularkan HIV/AIDS reliable untuk digunakan
36
A1.1 Orang yang berhubungan Karena berdasarkan hasil uji 5
'seks' sebelum menikah realibilitas padaa SPSS memiliki risiko tertular menunjukan bahwa HIV/AIDS
yang
Orang
sama yang berhubungan 'seks' sebelum
dengan orang yang tidak menikah memiliki risiko tertular berhubungan sebelum menikah
'seks' HIV/AIDS yang sama dengan orang yang tidak berhubungan 'seks' sebelum menikah reliable untuk digunakan
173
37
A1.1 Orang 6
yang
menjaga Karena berdasarkan hasil uji
keperawanan/keperjakaan
realibilitas padaa SPSS
nya akan lebih kecil risiko menunjukan bahwa Orang yang tertular HIV/AIDS
menjaga keperawanan/keperjakaannya akan lebih kecil risiko tertular HIV/AIDS reliable untuk digunakan
38
A1.1 Berhubungan 'seks' hanya Karena berdasarkan hasil uji 7
dengan satu pasangan realibilitas padaa SPSS dapat mencegah penularan menunjukan bahwa HIV/AIDS
Berhubungan 'seks' hanya dengan satu pasangan dapat mencegah penularan HIV/AIDSreliable untuk digunakan
39
A1.1 Orang yang berganti-ganti Karena berdasarkan hasil uji 8
pasangan
dalam realibilitas padaa SPSS
berhubungan
seks menunjukan bahwa
Orang
memiliki risiko tertular yang berganti-ganti pasangan HIV/AIDS dengan
yang orang
sama dalam berhubungan seks yang memiliki risiko tertular
berhubungan seks hanya HIV/AIDS yang sama dengan dengan satu pasangan saja
orang yang berhubungan seks hanya dengan satu pasangan saja reliable untuk digunakan
40
A1.1 Orang yang tidak setia
Karena berdasarkan hasil uji
9
pada pasangannya akan
realibilitas padaa SPSS
lebih rentan tertular
menunjukan bahwa Orang yang
HIV/AIDS
tidak setia pada pasangannya akan lebih rentan tertular HIV/AIDS reliable untuk
174
digunakan 41
A1.2 Orang yang tidak
Karena berdasarkan hasil uji
0
menggunakan kondom
realibilitas padaa SPSS
saat berhubungan seks
menunjukan bahwa Orang yang
memiliki risiko tertular
tidak menggunakan kondom saat
HIV/AIDS yang sama
berhubungan seks memiliki
dengan orang yang
risiko tertular HIV/AIDS yang
menggunakan kondom
sama dengan orang yang
saat berhubungan seks
menggunakan kondom saat berhubungan seks reliable untuk digunakan
42
A1.2 Menggunakan kondom
Karena berdasarkan hasil uji
1
saat berhubungan 'seks'
realibilitas padaa SPSS
dapat mencegah tertular
menunjukan bahwa
HIV/AIDS
Menggunakan kondom saat berhubungan 'seks' dapat mencegah tertular HIV/AIDS reliable untuk digunakan
43
A1.2 Seseorang yang
Karena berdasarkan hasil uji
2
menggunakan kondom
realibilitas padaa SPSS
saat berhubungan seks,
menunjukan bahwa Seseorang
tidak akan tertular
yang menggunakan kondom saat
HIV/AIDS
berhubungan seks, tidak akan tertular HIV/AIDS reliable untuk digunakan
44
A1.2 AIDS menular melalui
Karena berdasarkan hasil uji
3
realibilitas padaa SPSS
cairan kelamin
menunjukan bahwa AIDS menular melalui cairan kelamin reliable untuk digunakan Afeksi
45
A2.2 Saya memilih untuk
Karena berdasarkan hasil uji
4
realibilitas padaa SPSS
memiliki satu pacar saja
175
menunjukan bahwa Saya memilih untuk memiliki satu pacar saja reliable untuk digunakan 46
A2.2 Pasangan saya harus
Karena berdasarkan hasil uji
5
realibilitas padaa SPSS
perawan/perjaka
menunjukan bahwa Pasangan saya harus perawan/perjaka reliable untuk digunakan 47
A2.2 Saya bangga dapat
Karena berdasarkan hasil uji
6
menjaga
realibilitas padaa SPSS
keperawanan/keperjakaan
menunjukan bahwa Saya bangga
saya
dapat menjaga keperawanan/keperjakaan saya reliable untuk digunakan
48
A2.2 Saya akan menjaga
Karena berdasarkan hasil uji
7
keperawanan/keperjakaan
realibilitas padaa SPSS
saya sebelum menikah
menunjukan bahwa Saya akan menjaga keperawanan/keperjakaan saya sebelum menikah reliable untuk digunakan
49
A2.2 Tujuan saya menjaga
Karena berdasarkan hasil uji
8
keperawanan/keperjakaan
realibilitas padaa SPSS
untuk kebahagiaan
menunjukan bahwa Tujuan saya
suami/istri saya
menjaga keperawanan/keperjakaan untuk kebahagiaan suami/istri saya reliable untuk digunakan
50
A2.2 Seandainya saya membeli
Karena berdasarkan hasil uji
9
kondom untuk
realibilitas padaa SPSS
berhubungan 'seks' saya
menunjukan bahwa Seandainya
176
akan merasa malu
saya membeli kondom untuk berhubungan 'seks' saya akan merasa malu reliable untuk digunakan
51
A2.3 Saya memilih untuk tidak
Karena berdasarkan hasil uji
0
mencoba narkoba suntik
realibilitas padaa SPSS
sama sekali
menunjukan bahwa Saya memilih untuk tidak mencoba narkoba suntik sama sekali reliable untuk digunakan
Perilaku
A3.3 Menolak ajakan pacar
Karena berdasarkan hasil uji
1
realibilitas padaa SPSS
untuk berpegangan tangan
52
menunjukan bahwa Menolak ajakan pacar untuk berpegangan tangan reliable untuk digunakan
53
A3.3 Menolak ajakan pacar
Karena berdasarkan hasil uji
2
realibilitas padaa SPSS
untuk berpelukan
menunjukan bahwa
Menolak
ajakan pacar untuk berpelukan reliable untuk digunakan 54
A3.3 Menolak ajakan pacar
Karena berdasarkan hasil uji
3
realibilitas padaa SPSS
untuk berciuman
menunjukan bahwa Menolak ajakan pacar untuk berciuman reliable untuk digunakan 55
A3.3 Menolak ajakan pacar
Karena berdasarkan hasil uji
4
untuk melakukan
realibilitas padaa SPSS
hubungan seks sebelum
menunjukan bahwa Menolak
menikah
ajakan pacar untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah reliable untuk digunakan
56
A3.3 Setia terhadap pasangan
Karena berdasarkan hasil uji
177
5
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Setia terhadap pasangan reliable untuk digunakan
57
A3.3 Tidak akan berhubungan
Karena berdasarkan hasil uji
6
seks dengan orang lain
realibilitas padaa SPSS
selain suami atau istri
menunjukan bahwa
Tidak akan
berhubungan seks dengan orang lain selain suami atau istri reliable untuk digunakan 58
A3.3 Seandainya saya ingin
Karena berdasarkan hasil uji
7
berhubungan seks, saya
realibilitas padaa SPSS
akan membeli kondom
menunjukan bahwa Seandainya saya ingin berhubungan seks, saya akan membeli kondom reliable untuk digunakan
59
A3.3 Saat berhubungan seks,
Karena berdasarkan hasil uji
8
saya akan menggunakan
realibilitas padaa SPSS
kondom
menunjukan bahwa Saat berhubungan seks, saya akan menggunakan kondom reliable untuk digunakan
60
A3.3 Saya akan menerima
Karena berdasarkan hasil uji
9
tawaran teman saya untuk
realibilitas padaa SPSS
menggunakan narkoba
menunjukan bahwa saya akan
suntik
menerima tawaran teman saya untuk menggunakan narkoba suntik reliable untuk digunakan
61
A3.4 Menjauhi orang-orang
Karena berdasarkan hasil uji
0
yang menggunakan
realibilitas padaa SPSS
narkoba suntik
menunjukan bahwa Menjauhi orang-orang yang menggunakan
178
narkoba suntik reliable untuk digunakan Aktivitas
62
B1.1
Melakukan kegiatan yang
Karena berdasarkan hasil uji
berkaitan dengan hobi
realibilitas padaa SPSS
(olahraga, kesenian, dll)
menunjukan bahwa
Melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan hobi (olahraga, kesenian, dll) reliable untuk digunakan 63
B1.2
Mengobrol mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
pentingnya setia kepada
realibilitas padaa SPSS
pasangan
menunjukan bahwa Mengobrol mengenai pentingnya setia kepada pasangan reliable untuk digunakan
64
B1.3
Mendengarkan penjelasan
Karena berdasarkan hasil uji
tentang pentingnya setia
realibilitas padaa SPSS
kepada pasangan
menunjukan bahwa Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya setia kepada pasangan reliable untuk digunakan
65
B1.4
Berpendapat mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
pentingnya setia kepada
realibilitas padaa SPSS
pasangan
menunjukan bahwa Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya setia kepada pasangan reliable untuk digunakan
66
B1.5
Bertanya mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
pentingnya setia kepada
realibilitas padaa SPSS
pasangan
menunjukan bahwa Bertanya mengenai pentingnya setia
179
kepada pasangan reliable untuk digunakan 67
B1.6
Menonton acara TV
Karena berdasarkan hasil uji
tentang pentingnya setia
realibilitas padaa SPSS
kepada pasangan
menunjukan bahwa menonton acara TV tentang pentingnya setia kepada pasangan reliable untuk digunakan
68
A2.7 Membaca
Karena berdasarkan hasil uji
buku/artikel/selebaran
realibilitas padaa SPSS
mengenai pentingnya setia
menunjukan bahwa membaca
kepada pasangan
buku/artikel/selebaran mengenai pentingnya setia kepada pasangan reliable untuk digunakan
69
B1.8
Berganti pacar
Karena berdasarkan hasil uji realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Berganti pacar reliable untuk digunakan
70
B1.9
Bertanya mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
bahaya narkoba
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa
Bertanya
mengenai bahaya narkoba reliable untuk digunakan 71
B1.1
Mengobrol mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
0
bahaya narkoba
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Mengobrol mengenai bahaya narkoba reliable untuk digunakan
72
B1.1
Membaca
Karena berdasarkan hasil uji
1
buku/artikel/selebaran
realibilitas padaa SPSS
180
mengenai bahaya narkoba
menunjukan bahwa Membaca buku/artikel/selebaran mengenai bahaya narkoba reliable untuk digunakan
73
B1.1
Berpendapat mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
2
bahaya narkoba
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Berpendapat mengenai bahaya narkoba reliable untuk digunakan
74
B1.1
Menonton acara TV
Karena berdasarkan hasil uji
3
tentang bahaya narkoba
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Menonton acara TV tentang bahaya narkoba reliable untuk digunakan
75
B1.1
Mendengarkan penjelasan
Karena berdasarkan hasil uji
4
tentang bahaya narkoba
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa mendengarkan penjelasan tentang bahaya narkoba reliable untuk digunakan
76
B1.1
Menggunakan jarum
Karena berdasarkan hasil uji
5
suntik bergantian
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Menggunakan jarum suntik bergantian reliable untuk digunakan
77
B1.1
Membaca
Karena berdasarkan hasil uji
6
buku/artikel/selebaran
realibilitas padaa SPSS
tentang pentingnya
menunjukan bahwa Membaca
menjaga
buku/artikel/selebaran tentang
181
keperawanan/keperjakaan
pentingnya menjaga
sebelum menikah
keperawanan/keperjakaan sebelum menikah reliable untuk digunakan
78
B1.1
Menonton acara TV
Karena berdasarkan hasil uji
7
tentang pentingnya
realibilitas padaa SPSS
menjaga
menunjukan bahwa Menonton
keperawanan/keperjakaan
acara TV tentang pentingnya
sebelum menikah
menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah reliable untuk digunakan
79
B1.1
Berpendapat mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
8
pentingnya menjaga
realibilitas padaa SPSS
keperawanan/keperjakaan
menunjukan bahwa Berpendapat
sebelum menikah
mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah reliable untuk digunakan
80
B1.1
Bertanya mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
9
pentingnya menjaga
realibilitas padaa SPSS
keperawanan/keperjakaan
menunjukan bahwa Bertanya
sebelum menikah
mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah reliable untuk digunakan
81
B1.2
Mengobrol mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
0
pentingnya menjaga
realibilitas padaa SPSS
keperawanan/keperjakaan
menunjukan bahwa Mengobrol
sebelum menikah
mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah reliable untuk
182
digunakan 82
B1.2
Mendengarkan penjelasan
Karena berdasarkan hasil uji
1
tentang pentingnya
realibilitas padaa SPSS
menjaga
menunjukan bahwa
keperawanan/keperjakaan
Mendengarkan penjelasan
sebelum menikah
tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah reliable untuk digunakan
83
B1.2
Menonton acara TV
Karena berdasarkan hasil uji
2
tentang kondom
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Menonton acara TV tentang kondom reliable untuk digunakan
84
B1.2
Berpendapat mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
3
kondom
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Berpendapat mengenai kondom reliable untuk digunakan
85
B1.2
Membaca
Karena berdasarkan hasil uji
4
buku/artikel/selebaran
realibilitas padaa SPSS
mengenai kondom
menunjukan bahwa Membaca buku/artikel/selebaran mengenai kondom reliable untuk digunakan
86
B1.2
Bertanya mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
5
kondom
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Bertanya mengenai kondom reliable untuk digunakan
87
B1.2
Mengobrol mengenai
Karena berdasarkan hasil uji
6
kondom
realibilitas padaa SPSS
183
menunjukan bahwa
Mengobrol
mengenai kondom reliable untuk digunakan 88
B1.2
Mendengarkan penjelasan
Karena berdasarkan hasil uji
7
tentang kondom
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Mendengarkan penjelasan tentang kondom reliable untuk digunakan
Opini
89
B2.2
Menurut saya, berita-
Karena berdasarkan hasil uji
8
berita tentang narkoba
realibilitas padaa SPSS
adalah berita yang penting
menunjukan bahwa berita-berita tentang narkoba adalah berita yang penting reliable untuk digunakan
90
B2.2
Menurut saya, narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
9
boleh digunakan dalam
realibilitas padaa SPSS
dosis yang sedikit
menunjukan bahwa Menurut saya, narkoba boleh digunakan dalam dosis yang sedikit reliable untuk digunakan
91
B2.3
Menurut saya, narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
0
dapat menghilangkan
realibilitas padaa SPSS
stress
menunjukan bahwa Menurut saya, narkoba dapat menghilangkan stress reliable untuk digunakan
92
B2.3
Menurut saya, pemakai
Karena berdasarkan hasil uji
1
narkoba boleh bertukar
realibilitas padaa SPSS
jarum suntik
menunjukan bahwa
Menurut
saya, pemakai narkoba boleh bertukar jarum suntik reliable
184
untuk digunakan 93
B2.3
Menurut saya, pengguna
Karena berdasarkan hasil uji
2
narkoba tidak seharusnya
realibilitas padaa SPSS
dipenjara
menunjukan bahwa
Menurut
saya, pengguna narkoba tidak seharusnya dipenjara reliable untuk digunakan 94
B2.3
Menurut saya, pemakaian
Karena berdasarkan hasil uji
3
narkoba melalui jarum
realibilitas padaa SPSS
suntik lebih berbahaya
menunjukan bahwa Menurut saya, pemakaian narkoba melalui jarum suntik lebih berbahaya reliable untuk digunakan
95
B2.3
Menurut saya, penting
Karena berdasarkan hasil uji
4
bagi orang lain untuk
realibilitas padaa SPSS
tidak menggunakan
menunjukan bahwa Menurut
narkoba
saya, penting bagi orang lain untuk tidak menggunakan narkoba reliable untuk digunakan
96
B2.3
Menurut saya, penjual
Karena berdasarkan hasil uji
5
narkoba tanpa izin harus
realibilitas padaa SPSS
dihukum seberat-beratnya
menunjukan bahwa Menurut saya, penjual narkoba tanpa izin harus dihukum seberat-beratnya reliable untuk digunakan
97
B2.3
Menurut saya, narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
6
boleh diperjual-belikan,
realibilitas padaa SPSS
asal mendapatkan izin dari menunjukan bahwa pemerintah
Menurut
saya, narkoba boleh diperjualbelikan, asal mendapatkan izin dari pemerintah reliable untuk
185
digunakan 98
B2.3
Menurut saya, menjaga
Karena berdasarkan hasil uji
7
keperawanan/keperjakaan
realibilitas padaa SPSS
adalah hal yang penting
menunjukan bahwa Menurut saya, menjaga keperawanan/keperjakaan adalah hal yang penting reliable untuk digunakan
99
B2.3
Menurut saya, orang lain
Karena berdasarkan hasil uji
8
haruslah mencari
realibilitas padaa SPSS
pasangan yang masih
menunjukan bahwa Menurut
perawan/perjaka
saya, orang lain haruslah mencari pasangan yang masih perawan/perjaka
reliable untuk
digunakan 100
B2.3
Menurut saya, orang lain
Karena berdasarkan hasil uji
9
akan menjaga tubuhnya
realibilitas padaa SPSS
hanya untuk pasangan
menunjukan bahwa Menurut
hidupnya
saya, orang lain akan menjaga tubuhnya hanya untuk pasangan hidupnya reliable untuk digunakan
101
B2.4
Menurut saya, orang lain
Karena berdasarkan hasil uji
0
akan terlihat lebih keren
realibilitas padaa SPSS
saat dia berganti-ganti
menunjukan bahwa Menurut
pacar
saya, orang lain akan terlihat lebih keren saat dia bergantiganti pacar reliable untuk digunakan
102
B2.4
Menurut saya, setia pada
Karena berdasarkan hasil uji
1
pacar adalah hal yang
realibilitas padaa SPSS
penting
menunjukan bahwa Menurut
186
saya, setia pada pacar adalah hal yang penting reliable untuk digunakan 103
B2.4
Menurut saya,
Karena berdasarkan hasil uji
2
penggunaan kondom saat
realibilitas padaa SPSS
berhubungan seksual yang
menunjukan bahwa Menurut
beresiko adalah hal yang
saya, penggunaan kondom saat
penting
berhubungan seksual yang beresiko adalah hal yang penting reliable untuk digunakan
104
B2.4
Menurut saya, kondom
Karena berdasarkan hasil uji
3
harus digunakan oleh
realibilitas padaa SPSS
orang yang suka berganti-
menunjukan bahwa
ganti pasangan
saya, kondom harus digunakan
Menurut
oleh orang yang suka bergantiganti pasangan reliable untuk digunakan 105
B2.4
Menurut saya, kondom
Karena berdasarkan hasil uji
4
harus dijual di warung
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa
Menurut
saya, kondom harus dijual di warung reliable untuk digunakan 106
B2.4
Menurut saya, membeli
Karena berdasarkan hasil uji
5
kondom tidak harus malu
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa
Menurut
saya, membeli kondom tidak harus malu reliable untuk digunakan 107
B2.4
Menurut saya, kondom
Karena berdasarkan hasil uji
6
harus dijual sampai ke
realibilitas padaa SPSS
daerah pelosok
menunjukan bahwa
Menurut
saya, kondom harus dijual
187
sampai ke daerah pelosok reliable untuk digunakan Keyakinan
108
C1.1
Mengakui adanya
Karena berdasarkan hasil uji
keberadaan Tuhan dalam
realibilitas padaa SPSS
agama yang diyakini
menunjukan bahwa
masing-masing
adanya keberadaan Tuhan dalam
Mengakui
agama yang diyakini masingmasing reliable untuk digunakan 109
C1.2
Tidak lupa berdoa saat
Karena berdasarkan hasil uji
melakukan aktivitas
realibilitas padaa SPSS menunjukan bahwa Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas reliable untuk digunakan
110
C1.3
Melakukan kegiatan-
Karena berdasarkan hasil uji
kegiatan yang memiliki
realibilitas padaa SPSS
nilai baik
menunjukan bahwa Melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai baik reliable untuk digunakan
111
C1.4
Menjauhi kegiatan-
Karena berdasarkan hasil uji
kegiatan yang memiliki
realibilitas padaa SPSS
nilai buruk
menunjukan bahwa Menjauhi kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai buruk reliable untuk digunakan
112
C1.5
Percaya bahwa ketika
Karena berdasarkan hasil uji
berbuat salah akan diberi
realibilitas padaa SPSS
dosa dan masuk neraka
menunjukan bahwa Percaya bahwa ketika berbuat salah akan diberi dosa dan masuk neraka reliable untuk digunakan
188
113
C1.6
Percaya bahwa ketika
Karena berdasarkan hasil uji
berbuat baik akan masuk
realibilitas padaa SPSS
surga dan mendapatkan
menunjukan bahwa
pahala
bahwa ketika berbuat baik akan
Percaya
masuk surga dan mendapatkan pahala reliable untuk digunakan 114
C1.7
Percaya ketika melakukan
Karena berdasarkan hasil uji
perbuatan maksiat akan
realibilitas padaa SPSS
mendapatkan dosa
menunjukan bahwa Percaya ketika melakukan perbuatan maksiat akan mendapatkan dosa reliable untuk digunakan
115
C1.8
Percaya ketika
Karena berdasarkan hasil uji
menghindari perbuatan
realibilitas padaa SPSS
maksiat akan
menunjukan bahwa Percaya
mendapatkan pahala
ketika melakukan perbuatan maksiat akan mendapatkan dosa reliable untuk digunakan
116
C1.9
Mampu memahami
Karena berdasarkan hasil uji
ajaran-ajaran yang
realibilitas padaa SPSS
diberikan dalam agama
menunjukan bahwa Mampu
yang diyakini
memahami ajaran-ajaran yang diberikan dalam agama yang diyakini reliable untuk digunakan
117
C2.1
Menjalankan ajaran
Karena berdasarkan hasil uji
0
agama hanya karena
realibilitas padaa SPSS
diwajibkan
menunjukan bahwa Menjalankan ajaran agama hanya karena diwajibkan reliable untuk digunakan
Praktik
118
C2.1
Menghadiri kegiatan
Karena berdasarkan hasil uji
189
Keagamaan
1
beribadah bersama yang
realibilitas padaa SPSS
diadakan di tempat ibadah
menunjukan bahwa Menghadiri kegiatan beribadah bersama yang diadakan di tempat ibadah reliable untuk digunakan
119
C2.1
Menonton acara kultum
Karena berdasarkan hasil uji
2
atau rohani keagamaan di
realibilitas padaa SPSS
televisi
menunjukan bahwa
Menonton
acara kultum atau rohani keagamaan di televisi reliable untuk digunakan 120
C2.1
Ikut serta di dalam
Karena berdasarkan hasil uji
3
organisasi keagamaan di
realibilitas padaa SPSS
sekolah
menunjukan bahwa Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah reliable untuk digunakan
121
C2.1
Ikut serta di dalam
Karena berdasarkan hasil uji
4
organisasi keagamaan di
realibilitas padaa SPSS
sekolah
menunjukan bahwa Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah reliable untuk digunakan
122
C2.1
Membaca Al-Qur’an atau
Karena berdasarkan hasil uji
5
Injil atau kitab suci
realibilitas padaa SPSS
lainnya satu kali dalam
menunjukan bahwa
satu hari
Al-Qur’an atau Injil atau kitab
Membaca
suci lainnya satu kali dalam satu hari reliable untuk digunakan 123
C2.1
Membaca doa disaat
Karena berdasarkan hasil uji
6
melakukan tidur
realibilitas padaa SPSS menunjukan Membaca doa disaat melakukan tidur reliable untuk digunakan
190
124
C2.1
Membaca doa disaat
Karena berdasarkan hasil uji
7
keluar rumah
realibilitas pada SPSS menunjukan Membaca doa disaat keluar rumah reliable untuk digunakan
125
C2.1
Membaca doa sebelum
Karena berdasarkan hasil uji
8
melakukan aktivitas
realibilitas pada SPSS menunjukan
Membaca doa
sebelum melakukan aktivitas reliable untuk digunakan Perasaan
126
dalam
C2.1
Merasakan bahwa Tuhan
Karena berdasarkan hasil uji
9
selalu mengawasi tiap
realibilitas pada SPSS
kegiatan manusia
menunjukan
beragama
Merasakan
(Religious
bahwa Tuhan selalu mengawasi
Feeling)
tiap kegiatan manusia reliable untuk digunakan 127
C3.2
Merasa dekat dengan
Karena berdasarkan hasil uji
0
Tuhan dalam melakukan
realibilitas pada SPSS
kegiatan berdoa
menunjukan
Merasa dekat
dengan Tuhan dalam melakukan kegiatan berdoa reliable untuk digunakan 128
C3.2
Merasa selamat dari
Karena berdasarkan hasil uji
1
bencana karena Tuhan
realibilitas pada SPSS menunjukan
Merasa selamat
dari bencana karena Tuhan reliable untuk digunakan 129
C3.2
Merasa pernah diberi
Karena berdasarkan hasil uji
2
kesulitan oleh Tuhan
realibilitas pada SPSS
karena sebelumnya tidak
menunjukan
beribadah
diberi kesulitan oleh Tuhan
Merasa pernah
karena sebelumnya tidak
191
beribadah reliable untuk digunakan 130
C3.2
Merasa pernah diberi
Karena berdasarkan hasil uji
3
ganjaran oleh Tuhan
realibilitas pada SPSS
karena telah berbohong
menunjukan
kepada orang tua
diberi ganjaran oleh Tuhan
Merasa pernah
karena telah berbohong kepada orang tua reliable untuk digunakan 131
C3.2
Merasa pernah diberi
Karena berdasarkan hasil uji
4
ganjaran oleh Tuhan
realibilitas pada SPSS
karena sombong
menunjukan
Merasa pernah
diberi ganjaran oleh Tuhan karena sombong reliable untuk digunakan 132
C3.2
Menolong sesama
5
Karena berdasarkan hasil uji realibilitas pada SPSS menunjukan
Menolong
sesama reliable untuk digunakan 133
C3.2
Memberi sedekah kepada
Karena berdasarkan hasil uji
6
yang membutuhkan
realibilitas pada SPSS menunjukan
Memberi
sedekah kepada yang membutuhkan reliable untuk digunakan 134
C3.2
Menyantuni anak yatim
7
Karena berdasarkan hasil uji realibilitas pada SPSS menunjukan
Menyantuni
anak yatim reliable untuk digunakan 135
C3.2
Selalu berbuat baik
Karena berdasarkan hasil uji
8
kepada sesama
realibilitas pada SPSS
192
menunjukan
Selalu
berbuat baik kepada sesama reliable untuk digunakan 136
C3.2
Merasa bahwa perintah
Karena berdasarkan hasil uji
9
Tuhan mampu memberi
realibilitas pada SPSS
kebahagiaan dunia dan
menunjukan
akhirat
bahwa perintah Tuhan mampu
Merasa
memberi kebahagiaan dunia dan akhirat reliable untuk digunakan 137
C3.3
Merasakan bahwa
Karena berdasarkan hasil uji
0
perintah Tuhan mampu
realibilitas pada SPSS
memberi kejelasan
menunjukan
terhadap jalan hidup
bahwa perintah Tuhan mampu
Merasakan
memberi kejelasan terhadap jalan hidup reliable untuk digunakan
VIII.
Pembentukan Kategori Baru
Identitas Responden No.
Variabel
Kategori Lama
Var DR10
Pengelompo
Kategori Baru
kan Baru Pendidikan
1. Tidak Sekolah
1. (1)
1. Tidak Sekolah
Terakhir
2. Tidak Tamat SD
2. (2,3)
2. SD sampai
3. Tamat SD
3. (4,5)
Tamat SD
4. Tidak Tamat SMP
4. (6,7)
3. SMP sampai
5. Tamat SMP
5. (8)
Tamat SMP
6. Tidak Tamat SMA
4. SMA sampai
7. Tamat SMA
Tamat SMA
8. Perguruan Tinggi
5. Perguruan Tinggi
DR 17
Pemilik
1. Sendiri
1. (1,3)
1. Keluarga
Rumah
2. Teman
2. (2)
2. Teman
193
3. Orang Tua/Nenek:Bapak DR 21
Lokasi
1. Lapangan/Badminton/Bola
Tidak
1.Lapangan/Badm
selain di
2. Kos
Berubah
inton/Bola
Rumah dan
3. Gardu
2. Kos
Warnet
4. Pos Ronda: Garuda
3. Gardu
5. Sekolah: PAUD
4. Pos Ronda:
6. Warung (Bengkel dan
Garuda
Kopi)
5. Sekolah:
7. Tower
PAUD
8. Luar Kota (Jakarta)
6. Warung
9. Pasar
(Bengkel dan
10. Tempat Track Motor
Kopi)
(Sunset Malangbong)
7. Tower
11. Sawah/Kebun
8. Luar Kota (Jakarta) 9. Pasar 10. Tempat Track Motor (Sunset Malangbong) 11. Sawah/Kebun
DR 23
DR 25
Jenis Buku
1. Buku Akademik
1. (1)
1. Buku
yang dibaca
2. Majalah : Fashion
2. (2,3,4)
Akademik
dalam
3. Koran
3. (5)
2. Buku non-
Aktivitas
4. Buku non-Akademik
Akademik
Membaca
5. Al-Quran
3. Al-Quran
Jenis film
1. TV
1. (1,3,4,7)
1. Acara Televisi
yang
2. DVD / Film
2. (6,5)
2. Olahraga
dinonton
3. Serial Televisi
3. (8)
3. Bioskop
dalam
4. Acara Musik
4. (2)
4. DVD/Film
Aktivitas
5. Track Motor
194
Menonton
6. Acara Bola 7. Berita 8. Bioskop
DR 27
DR 31
Aktivitas
1. Mengerjakan Tugas
1. (1)
1. Mengerjakan
Berkumpul
Kelompok
2. (2,4,5)
Tugas Kelompok
Dengan
2. Ngobrol / Curhat
3. (3)
2. Nongkrong
Teman
3. Membuat Rujak
4. (6)
3. Membuat
4. Nongkrong
Rujak
5. Ngopi
4. Jajan di
6. Jajan di Warung
Warung
Keterangan
1. Pekerjaan Rumah
1.
1. Kegiatan di
Aktivitas
2. Berkumpul di Rumah
(1,2,7,6,16,15 Rumah
Selain
Kakak
,20,21)
2. Olahraga
Menggunak
3. Olahraga
2. (3)
3. Kesenian
an Internet,
4. Kesenian
3. (4,17,5)
4. Trek-trekan
Berkumpul
5. Melukis
4. (9)
5. Main Games
dengan
6. Memasak
5. (8,10,19)
6. Bekerja
Teman,
7. Menulis
6. (11,12)
7. Kegiatan
Menonton,
8. Main Karambol
7. (14,18)
Agama
dan
9. Trek-trekan
8. (13)
8. Jalan-jalan
Membaca
10. Main Games
kuliner
11. Mandor Bangunan 12. Berdagang 13. Jalan-jalan Kuliner 14. Belajar Agama 15. Membersihkan Rumah 16. Belajar Mengetik 17. Menari 18. Mengajar Agama 19. Main Game
195
20. Diam 21. Tidur DR 32
Pekerjaan
1. Pengangguran
1. (1,18)
1. Tidak Bekerja
Ayah
2. Buruh Bangunan/Pasir
2.
2. Buruh
3. Buruh Tani
(2,3,4,5,19)
3. Wiraswasta
4. Buruh Pabrik
3. (17)
4. Jasa
5. Buruh Mebel
4. (12,14,20)
5. Pedagang
6. Pedagang Makanan
5.
6. Pegawai
7. Pedangan Pakan Hewan
(6,7,8,9,10,11 99. Meninggal
8. Pedagang Kelontong /
)
Sembako
6. (13,15,16)
9. Pedagang Baju / Peralatan
99. (21)
Dunia
Muslim 10. Pedagang Pupuk 11. Pedagang Bensin 12. Jasa 13. Pegawai 14. Kuli Pasar 15. Guru 16. Kepala TU Puskesmas 17. Pemilik Toko Bagunan 18. Pensiunan 19. Pekerjaan Serabutan 20. Supir Angkot / Bus 21. Meninggal Dunia DR 33
Pekerjaan
1. IRT
1. (1)
1. IRT
Ibu
2. Pedagang
2. (2,7)
2. Pedagang
Kelontong/Sembako
3. (3)
3. Pegawai
3. Guru
4. (5,6)
4. Jasa
4. Buruh Tani
5. (8)
5. TKI
5. Jasa
6. (4)
6. Buruh
6. Perawat
99. (9)
99. Tidak Relevan
196
7. Pedagang Bakso 8. TKI 9. Meninggal Dunia
Pertanyaan Kuisioner A1.12
A1.13
Menggunakan
0. Tidak Tahu
0. (0)
0. Tidak Tahu
narkoba suntik secara
1. Sangat Setuju
1. (4)
1. Sangat Tidak Setuju
bergantian dapat
2. Setuju
2. (3)
2. Tidak Setuju
menularkan
3. Tidak Setuju
3. (2)
3. Setuju
HIV/AIDS
4. Sangat Tidak Setuju 4. (1)
4. Sangat Setuju
Narkoba suntik dapat menularkan HIV/AIDS
A1.14
Berhubungan seks dapat menularkan HIV/AIDS
A1.16
Orang yang menjaga keperawanan/keperjak aannya akan lebih kecil risiko tertular HIV/AIDS
A1.17
Berhubungan 'seks' hanya dengan satu pasangan dapat mencegah penularan HIV/AIDS
A1.19
Orang yang tidak setia pada pasangannya akan lebih rentan tertular HIV/AIDS
A1.21
Menggunakan kondom saat
197
berhubungan 'seks' dapat mencegah tertular HIV/AIDS A1.23
AIDS menular melalui cairan kelamin
A2.24
A2.25
Saya memilih untuk
1. Sangat Setuju
1. (4)
1. Sangat Tidak Setuju
memiliki satu pacar
2. Setuju
2. (3)
2. Tidak Setuju
saja
3. Tidak Setuju
3. (2)
3. Setuju
Pasangan saya harus
4. Sangat Tidak Setuju 4. (1)
4. Sangat Setuju
perawan/perjaka A2.26
Saya bangga dapat menjaga keperawanan/keperjak aan saya
A2.27
Saya akan menjaga keperawanan/keperjak aan saya sebelum menikah
A2.28
Tujuan saya menjaga keperawanan/keperjak aan untuk kebahagiaan suami/istri saya
A2.30
Saya memilih untuk tidak mencoba narkoba suntik sama sekali
A3.31
Menolak ajakan pacar untuk berpegangan tangan
A3.32
Menolak ajakan pacar untuk berpelukan
198
A3.33
Menolak ajakan pacar untuk berciuman
A3.34
Menolak ajakan pacar untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah
A3.35
Setia terhadap pasangan
A3.36
Tidak akan berhubungan seks dengan orang lain selain suami atau istri
A3.37
Seandainya saya ingin berhubungan seks, saya akan membeli kondom
A3.38
Saat berhubungan seks, saya akan menggunakan kondom
A3.40
Menjauhi orang-orang yang menggunakan narkoba suntik
B1.1
Melakukan kegiatan
1. Sering
1. (3)
1. Tidak Pernah
yang berkaitan dengan 2. Jarang
2. (2)
2. Jarang
hobi (olahraga,
3. (1)
3. Sering
3. Tidak Pernah
kesenian, dll) B1.2
Mengobrol mengenai pentingnya setia kepada pasangan
B1.3
Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya setia
199
kepada pasangan B1.4
Berpendapat mengenai pentingnya setia kepada pasangan
B1.5
Bertanya mengenai pentingnya setia kepada pasangan
B1.6
Menonton acara TV tentang pentingnya setia kepada pasangan
B1.7
Membaca buku/artikel/selebaran mengenai pentingnya setia kepada pasangan
B1.9
Bertanya mengenai bahaya narkoba
B1.10
Mengobrol mengenai bahaya narkoba
B1.11
Membaca buku/artikel/selebaran mengenai bahaya narkoba
B1.12
Berpendapat mengenai bahaya narkoba
B1.13
Menonton acara TV tentang bahaya narkoba
B1.14
Mendengarkan penjelasan tentang bahaya narkoba
B1.16
Membaca
200
buku/artikel/selebaran tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjak aan sebelum menikah B1.17
Menonton acara TV tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjak aan sebelum menikah
B1.18
Berpendapat mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjak aan sebelum menikah
B1.19
Bertanya mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjak aan sebelum menikah
B1.20
Mengobrol mengenai pentingnya menjaga keperawanan/keperjak aan sebelum menikah
B1.21
Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya menjaga keperawanan/keperjak aan sebelum menikah
B1.22
Menonton acara TV tentang kondom
B1.23
Berpendapat mengenai kondom
201
B1.24
Membaca buku/artikel/selebaran mengenai kondom
B1.25
Bertanya mengenai kondom
B1.26
Mengobrol mengenai kondom
B1.27
Mendengarkan penjelasan tentang kondom
B2.33
B2.34
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
1. (4)
1. Sangat Tidak Setuju
pemakaian narkoba
2. Setuju
2. (3)
2. Tidak Setuju
melalui jarum suntik
3. Tidak Setuju
3. (2)
3. Setuju
lebih berbahaya
4. Sangat Tidak Setuju 4. (1)
4. Sangat Setuju
Menurut saya, penting bagi orang lain untuk tidak menggunakan narkoba
B2.35
Menurut saya, penjual narkoba tanpa izin harus dihukum seberat-beratnya
B2.36
Menurut saya, narkoba boleh diperjual-belikan, asal mendapatkan izin dari pemerintah
B2.37
Menurut saya, menjaga keperawanan/keperjak aan adalah hal yang penting
202
B2.38
Menurut saya, orang lain haruslah mencari pasangan yang masih perawan/perjaka
B2.39
Menurut saya, orang lain akan menjaga tubuhnya hanya untuk pasangan hidupnya
B2.41
Menurut saya, setia pada pacar adalah hal yang penting
B2.42
Menurut saya, penggunaan kondom saat berhubungan seksual yang beresiko adalah hal yang penting
B2.44
Menurut saya, kondom harus digunakan oleh orang yang suka bergantiganti pasangan
B2.45
Menurut saya, kondom harus dijual di warung
B2.46
Menurut saya, membeli kondom tidak harus malu
B2.47
Menurut saya, kondom harus dijual sampai ke daerah pelosok
203
C1.1
Mengakui adanya keberadaan Tuhan dalam agama yang diyakini masingmasing
C1.2
Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas
C1.3
Melakukan kegiatankegiatan yang memiliki nilai baik
C1.4
Menjauhi kegiatankegiatan yang memiliki nilai buruk
C1.5
Percaya bahwa ketika berbuat salah akan diberi dosa dan masuk neraka
C1.6
Percaya bahwa ketika berbuat baik akan masuk surga dan mendapatkan pahala
C1.7
Percaya ketika melakukan perbuatan maksiat akan mendapatkan dosa
C1.8
Percaya ketika menghindari perbuatan maksiat akan mendapatkan pahala
C1.9
Mampu memahami ajaran-ajaran yang
204
diberikan dalam agama yang diyakini C2.11
Menghadiri kegiatan
1. Sering
1. (3)
1. Tidak Pernah
beribadah bersama
2. Jarang
2. (2)
2. Jarang
yang diadakan di
3. Tidak Pernah
3. (1)
3. Sering
Merasakan bahwa
1. Sangat Setuju
1. (4)
1. Sangat Tidak Setuju
Tuhan selalu
2. Setuju
2. (3)
2. Tidak Setuju
mengawasi tiap
3. Tidak Setuju
3. (2)
3. Setuju
kegiatan manusia
4. Sangat Tidak Setuju 4. (1)
tempat ibadah C2.12
Menonton acara kultum atau rohani keagamaan di televisi
C2.13
Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah
C2.14
Aktif di dalam organisasi keagamaan di sekolah
C2.15
Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab suci lainnya satu kali dalam satu hari
C2.16
Membaca doa disaat melakukan tidur
C2.17
Membaca doa disaat keluar rumah
C2.18
Membaca doa sebelum melakukan aktivitas
C3.19
C3.20
4. Sangat Setuju
Merasa dekat dengan Tuhan dalam
205
melakukan kegiatan berdoa C3.21
Merasa selamat dari bencana karena Tuhan
C3.22
Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan karena sebelumnya tidak beribadah
C3.23
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena telah berbohong kepada orang tua
C3.24
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena sombong
C3.25
Menolong sesama
C3.26
Memberi sedekah kepada yang membutuhkan
C3.27
Menyantuni anak yatim
C3.28
Selalu berbuat baik kepada sesama
C3.29
Merasa bahwa perintah Tuhan mampu memberi kebahagiaan dunia dan akhirat
C3.30
Merasakan bahwa perintah Tuhan mampu memberi
206
kejelasan terhadap jalan hidup
IX.
Pembentukan Variabel Baru
A.
Pembentukan Variabel Dimensi Kognisi Sikap Remaja Variabel Lama
Menghindari
Kategori
Variabel
Lama
Baru
penderita 0.Tidak Tahu
Dimensi
HIV/AIDS ketika batuk atau 1.Sangat Setuju Kognisi bersin
dapat
mencegah 2. Setuju
penularan HIV/AIDS
3. Tidak Setuju
Kategori Baru
1. Rendah 2. Tinggi
Sikap Remaja Median
4.Sangat Tidak Setuju Berolahraga dapat mencegah
0.Tidak Tahu
penularan HIV/AIDS
1.Sangat Setuju
Skor Indeks: 0-92
2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju Beribadah dengan rutin
0.Tidak Tahu
dapat mencegah penularan
1.Sangat Setuju
HIV/AIDS
2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Istirahat yang cukup dapat
0.Tidak Tahu
mencegah penularan
1.Sangat Setuju
HIV/AIDS
2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Mengonsumsi makanan yang
0.Tidak Tahu
207
sehat dapat mencegah
1.Sangat Setuju
penularan HIV/AIDS
2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Menggunakan handuk
0.Tidak Tahu
bergantian dengan penderita
1.Sangat Setuju
HIV/AIDS dapat tertular
2. Setuju
HIV
3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Minum menggunakan gelas
0.Tidak Tahu
yang sama dengan penderita
1.Sangat Setuju
HIV/AIDS dapat menularkan 2. Setuju HIV/AIDS
3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Gigitan nyamuk dapat
0.Tidak Tahu
menularkan HIV/AIDS
1.Sangat Setuju 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Berciuman dapat menularkan 0.Tidak Tahu HIV/AIDS
1.Sangat Setuju 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Orang yang menggunakan
0.Tidak Tahu
narkoba, apapun jenisnya
1.Sangat Setuju
akan lebih rentan tertular
2. Setuju
208
HIV/AIDS
3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Orang yang menggunakan
0.Tidak Tahu
narkoba suntik memiliki
1.Sangat Setuju
risiko yang sama dengan
2. Setuju
orang yang tidak
3. Tidak Setuju
menggunakan narkoba suntik 4.Sangat Tidak Setuju Menggunakan narkoba
0.Tidak Tahu
suntik secara bergantian
1.Sangat Setuju
dapat menularkan HIV/AIDS 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju Narkoba suntik dapat
0.Tidak Tahu
menularkan HIV/AIDS
1.Sangat Setuju 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Berhubungan seks dapat
0.Tidak Tahu
menularkan HIV/AIDS
1.Sangat Setuju 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Orang yang berhubungan
0.Tidak Tahu
'seks' sebelum menikah
1.Sangat Setuju
memiliki risiko tertular
2. Setuju
HIV/AIDS yang sama
3. Tidak Setuju
dengan orang yang tidak
4.Sangat Tidak
209
berhubungan 'seks' sebelum
Setuju
menikah Orang yang menjaga
0.Tidak Tahu
keperawanan/keperjakaannya 1.Sangat Setuju akan lebih kecil risiko
2. Setuju
tertular HIV/AIDS
3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Berhubungan 'seks' hanya
0.Tidak Tahu
dengan satu pasangan
1.Sangat Setuju
dapat mencegah penularan
2. Setuju
HIV/AIDS
3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Orang yang berganti-ganti
0.Tidak Tahu
pasangan dalam
1.Sangat Setuju
berhubungan seks memiliki
2. Setuju
risiko tertular HIV/AIDS
3. Tidak Setuju
yang sama dengan orang
4.Sangat Tidak
yang berhubungan seks
Setuju
hanya dengan satu pasangan saja Orang yang tidak setia pada
0.Tidak Tahu
pasangannya akan lebih
1.Sangat Setuju
rentan tertular HIV/AIDS
2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
Orang yang tidak
0.Tidak Tahu
menggunakan kondom saat
1.Sangat Setuju
berhubungan seks
2. Setuju
054memiliki risiko tertular
3. Tidak Setuju
210
HIV/AIDS yang sama
4.Sangat Tidak
dengan orang yang
Setuju
menggunakan kondom saat berhubungan seks Menggunakan kondom saat
0.Tidak Tahu
berhubungan 'seks' dapat
1.Sangat Setuju
mencegah tertular HIV/AIDS 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju Seseorang yang
0.Tidak Tahu
menggunakan kondom saat
1.Sangat Setuju
berhubungan seks, tidak
2. Setuju
akan tertular HIV/AIDS
3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
AIDS menular melalui cairan 0.Tidak Tahu kelamin
1.Sangat Setuju 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju
B.
Pembentukan Variabel Dimensi Afeksi Sikap Remaja Variabel Lama
Saya memilih untuk memiliki satu pacar saja
Kategori Lama Variabel Baru 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju
Dimensi Afeksi
Kategori Baru 1. Negatif
Sikap
2. Positif
Remaja Median
4. Sangat setuju Skor Indeks: 7-28
211
Pasangan saya harus perawan/perjaka
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Saya bangga dapat menjaga
1. Sangat tidak setuju
keperawanan/keperjakaan 2. Tidak setuju saya
3. Setuju 4. Sangat setuju
Saya akan menjaga keperawanan/keperjakaan saya sebelum menikah
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Tujuan saya menjaga
1. Sangat Setuju
keperawanan/keperjakaan 2. Setuju untuk kebahagiaan
3. Tidak Setuju
suami/istri saya
4. Sangat Tidak Setuju
Seandainya saya membeli 1. Sangat Setuju kondom untuk
2. Setuju
berhubungan 'seks' saya
3. Tidak Setuju
akan merasa malu
4. Sangat Tidak Setuju
212
Saya memilih untuk tidak 1. Sangat tidak mencoba narkoba suntik sama sekali
setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
C.
Pembentukan Variabel Dimensi Perilaku Sikap Remaja Variabel Lama
Kategori Lama
Variabel Baru
Menolak ajakan pacar
1. Sangat tidak setuju
Dimensi
untuk berpegangan
2. Tidak setuju
Sikap Remaja
tangan
3. Setuju 4. Sangat setuju
Kategori Baru
Perilaku
1. Negatif 2. Positif
Median Skor indeks: 1040
Menolak ajakan pacar
1. Sangat tidak setuju
untuk berpelukan
2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Menolak ajakan pacar
1. Sangat tidak setuju
untuk berciuman
2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Menolak ajakan pacar
1. Sangat tidak setuju
untuk melakukan
2. Tidak setuju
hubungan seks sebelum
3. Setuju
menikah
4. Sangat setuju
213
Setia terhadap pasangan
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Tidak akan berhubungan 1. Sangat tidak setuju seks dengan orang lain
2. Tidak setuju
selain suami atau istri
3. Setuju 4. Sangat setuju
Seandainya saya ingin
1. Sangat tidak setuju
berhubungan seks, saya
2. Tidak setuju
akan membeli kondom
3. Setuju 4. Sangat setuju
Saat berhubungan seks,
1. Sangat tidak setuju
saya akan menggunakan
2. Tidak setuju
kondom
3. Setuju 4. Sangat setuju
Saya akan menerima
1. Sangat Setuju
tawaran teman saya
2. Setuju
untuk menggunakan
3. Tidak Setuju
narkoba suntik
4. Sangat Tidak Setuju
Menjauhi orang-orang
1. Sangat tidak setuju
yang menggunakan
2. Tidak setuju 3. Setuju
214
narkoba suntik
D.
4. Sangat setuju
Pembentukan VariabelDimensi Aktivitas Gaya Hidup Remaja Variabel Lama
Kategori Lama
Variabel Baru
Melakukan kegiatan yang 1. Tidak Pernah
Dimensi
berkaitan dengan hobi
2. Jarang
Gaya
(olahraga, kesenian, dll)
3. Sering
Remaja
Mengobrol mengenai
1. Tidak Pernah
pentingnya setia kepada
2. Jarang
pasangan
3. Sering
Mendengarkan
1. Tidak Pernah
penjelasan tentang
2. Jarang
pentingnya setia kepada
3. Sering
Aktivitas Hidup
Kategori Baru 1. Tidak Mendukung 2. Mendukung
Median
Skor Indeks: 27-81
pasangan Berpendapat mengenai
1. Tidak Pernah
pentingnya setia kepada
2. Jarang
pasangan
3. Sering
Bertanya mengenai
1. Tidak Pernah
pentingnya setia kepada
2. Jarang
pasangan
3. Sering
Menonton acara TV
1. Tidak Pernah
tentang pentingnya setia
2. Jarang
kepada pasangan
3. Sering
Membaca
1. Tidak Pernah
215
buku/artikel/selebaran
2. Jarang
mengenai pentingnya
3. Sering
setia kepada pasangan Berganti pacar
1. Sering 2. Jarang 3. Tidak Pernah
Bertanya mengenai
1. Tidak Pernah
bahaya narkoba
2. Jarang 3. Sering
Mengobrol mengenai
1. Tidak Pernah
bahaya narkoba
2. Jarang 3. Sering
Membaca
1. Tidak Pernah
buku/artikel/selebaran
2. Jarang
mengenai bahaya
3. Sering
narkoba Berpendapat mengenai
1. Tidak Pernah
bahaya narkoba
2. Jarang 3. Sering
Menonton acara TV
1. Tidak Pernah
tentang bahaya narkoba
2. Jarang 3. Sering
Mendengarkan
1. Tidak Pernah
penjelasan tentang
2. Jarang
bahaya narkoba
3. Sering
216
Menggunakan jarum
1. Sering
suntik bergantian
2. Jarang 3. Tidak Pernah
Membaca
1. Tidak Pernah
buku/artikel/selebaran
2. Jarang
tentang pentingnya
3. Sering
menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah Menonton acara TV
1. Tidak Pernah
tentang pentingnya
2. Jarang
menjaga
3. Sering
keperawanan/keperjakaan sebelum menikah Berpendapat mengenai
1. Tidak Pernah
pentingnya menjaga
2. Jarang
keperawanan/keperjakaan 3. Sering sebelum menikah Bertanya mengenai
1. Tidak Pernah
pentingnya menjaga
2. Jarang
keperawanan/keperjakaan 3. Sering sebelum menikah Mengobrol mengenai
1. Tidak Pernah
pentingnya menjaga
2. Jarang
keperawanan/keperjakaan 3. Sering sebelum menikah Mendengarkan
1. Tidak Pernah
penjelasan tentang
2. Jarang
217
pentingnya menjaga
3. Sering
keperawanan/keperjakaan sebelum menikah Menonton acara TV
1. Tidak Pernah
tentang kondom
2. Jarang 3. Sering
Berpendapat mengenai
1. Tidak Pernah
kondom
2. Jarang 3. Sering
Membaca
1. Tidak Pernah
buku/artikel/selebaran
2. Jarang
mengenai kondom
3. Sering
Bertanya mengenai
1. Tidak Pernah
kondom
2. Jarang 3. Sering
Mengobrol mengenai
1. Tidak Pernah
kondom
2. Jarang 3. Sering
Mendengarkan
1. Tidak Pernah
penjelasan tentang
2. Jarang
kondom
3. Sering
E.
Pembentukan Variabel Dimensi Opini Gaya Hidup Remaja Variabel Lama
Kategori Lama
Variabel Baru
Menurut saya, narkoba
1. Sangat Setuju
Dimensi Opini Gaya
boleh digunakan dalam
2. Setuju
Hidup Remaja
dosis yang sedikit
3. Tidak Setuju
Kategori Baru 1. Tidak Mendukung 2. Mendukung
4. Sangat Tidak
Menurut saya, narkoba
Setuju
Median
1. Sangat Setuju
Skor Indeks:18-72
218
dapat menghilangkan
2. Setuju
stress
3. Tidak Setuju 4. Sangat Tidak Setuju
Menurut saya, pemakai
1. Sangat Setuju
narkoba boleh bertukar
2. Setuju
jarum suntik
3. Tidak Setuju 4. Sangat Tidak Setuju
Menurut saya, pengguna
1. Sangat Setuju
narkoba tidak seharusnya
2. Setuju
dipenjara
3. Tidak Setuju 4. Sangat Tidak Setuju
Menurut saya, pemakaian 1.Sangat tidak narkoba melalui jarum suntik lebih berbahaya
setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
Menurut saya, penting bagi orang lain untuk
1. Sangat tidak setuju
tidak menggunakan
2. Tidak setuju
narkoba
3. Setuju 4. Sangat setuju
Menurut saya, penjual narkoba tanpa izin harus
1.Sangat tidak setuju
dihukum seberat-
2.Tidak setuju
beratnya
3.Setuju 4.Sangat setuju
Menurut saya, narkoba
1. Sangat tidak
219
boleh diperjual-belikan,
setuju
asal mendapatkan izin
2. Tidak setuju
dari pemerintah
3. Setuju 4. Sangat setuju
Menurut saya, menjaga keperawanan/keperjakaan adalah hal yang penting
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Menurut saya, orang lain haruslah mencari
1. Sangat tidak setuju
pasangan yang masih
2. Tidak setuju
perawan/perjaka
3. Setuju 4. Sangat setuju
Menurut saya, orang lain akan menjaga tubuhnya
1.Sangat tidak setuju
hanya untuk pasangan
2.Tidak setuju
hidupnya
3.Setuju 4.Sangat setuju
Menurut saya, orang lain
1. Sangat Setuju
akan terlihat lebih keren
2. Setuju
saat dia berganti-ganti
3. Tidak Setuju
pacar
4. Sangat Tidak Setuju
Menurut saya, setia pada pacar adalah hal yang penting
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
220
Menurut saya,
1. Sangat tidak
penggunaan kondom saat
setuju
berhubungan seksual
2. Tidak setuju
yang beresiko adalah hal
3. Setuju
yang penting
4. Sangat setuju
Menurut saya, kondom
1.Sangat tidak
harus digunakan oleh
setuju
orang yang suka
2.Tidak setuju
berganti-ganti pasangan
3.Setuju 4.Sangat setuju
Menurut saya, kondom harus dijual di warung
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Menurut saya, membeli kondom tidak harus malu
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Menurut saya, kondom harus dijual sampai ke daerah pelosok
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
F. Pembentukan
VariabelDimensi
Kepercayaan
Tingkat
Religiositas
Remaja
221
Variabel Lama
Kategori Lama
Variabel Baru
Kategori Baru
Mengakui adanya
1.Sangat tidak setuju
Dimensi Kepercayaan
1. Rendah
keberadaan Tuhan
2.Tidak setuju
Tingkat
2. Tinggi
dalam agama yang
3.Setuju
Remaja
diyakini masing-masing
4.Sangat setuju
Tidak lupa berdoa saat
1.Sangat tidak setuju
melakukan aktivitas
2.Tidak setuju
Religiositas
Median Skor Indeks: 1040
3.Setuju 4.Sangat setuju Melakukan kegiatan-
1.Sangat tidak setuju
kegiatan yang memiliki
2.Tidak setuju
nilai baik
3.Setuju 4.Sangat setuju
Menjauhi kegiatan-
1.Sangat tidak setuju
kegiatan yang memiliki
2.Tidak setuju
nilai buruk
3.Setuju 4.Sangat setuju
Percaya bahwa ketika
1.Sangat tidak setuju
berbuat salah akan
2.Tidak setuju
diberi dosa dan masuk
3.Setuju
neraka
4.Sangat setuju
Percaya bahwa ketika
1.Sangat tidak setuju
berbuat baik akan masuk 2.Tidak setuju surga dan mendapatkan
3.Setuju
pahala
4.Sangat setuju
Percaya ketika
1.Sangat tidak setuju
melakukan perbuatan
2.Tidak setuju
maksiat akan
3.Setuju
222
mendapatkan dosa
4.Sangat setuju
Percaya ketika
1.Sangat tidak setuju
menghindari perbuatan
2.Tidak setuju
maksiat akan
3.Setuju
mendapatkan pahala
4.Sangat setuju
Mampu memahami
1.Sangat tidak setuju
ajaran-ajaran yang
2.Tidak setuju
diberikan dalam agama
3.Setuju
yang diyakini
4.Sangat setuju
Menjalankan ajaran
1. Sangat Setuju
agama hanya karena
2. Setuju
diwajibkan
3. Tidak Setuju 4. Sangat Tidak Setuju
223
G.
Pembentukan Variabel Dimensi Praktik Tingkat Religiositas Remaja Variabel Lama
Kategori Lama
Variabel Baru
Kategori Baru
Menghadiri kegiatan
1. Tidak Pernah
Dimensi Praktik
1. Rendah
beribadah bersama yang
2. Jarang
Tingkat Religiositas
2. Tinggi
diadakan di tempat
3. Sering
Remaja
ibadah
Median
Menonton acara kultum
1. Tidak Pernah
atau rohani keagamaan
2. Jarang
di televisi
3. Sering
Ikut serta di dalam
1. Tidak Pernah
organisasi keagamaan di
2. Jarang
sekolah
3. Sering
Aktif di dalam
1. Tidak Pernah
organisasi keagamaan di
2. Jarang
sekolah
3. Sering
Membaca Al-Qur’an
1. Tidak Pernah
atau Injil atau kitab suci
2. Jarang
lainnya satu kali dalam
3. Sering
Skor Indeks: 8-24
satu hari Membaca doa disaat
1. Tidak Pernah
melakukan tidur
2. Jarang 3. Sering
Membaca doa disaat
1. Tidak Pernah
keluar rumah
2. Jarang 3. Sering
Membaca doa sebelum
1. Tidak Pernah
melakukan aktivitas
2. Jarang
224
3. Sering
H.
Pembentukan Variabel Dimensi Perasaan/pengalaman beragama Tingkat Religiositas Remaja Variabel Lama
Merasakan bahwa Tuhan selalu mengawasi tiap kegiatan manusia
Kategori Lama 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju
Variabel Baru
Kategori Baru
Dimensi
1. Rendah
Perasaan/Pengalaman
2. Tinggi
Beragama Median
4. Sangat setuju Skor Indeks: 12Merasa dekat dengan Tuhan dalam melakukan kegiatan berdoa
1. Sangat tidak
48
setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Merasa selamat dari bencana karena Tuhan
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan
1. Sangat tidak setuju
karena sebelumnya tidak 2. Tidak setuju beribadah
3. Setuju 4. Sangat setuju
225
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan
1. Sangat tidak setuju
karena telah berbohong
2. Tidak setuju
kepada orang tua
3. Setuju 4. Sangat setuju
Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena sombong
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Menolong sesama
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Memberi sedekah kepada yang membutuhkan
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Menyantuni anak yatim
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Selalu berbuat baik kepada sesama
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju
226
4. Sangat setuju Merasa bahwa perintah Tuhan mampu memberi
1. Sangat tidak setuju
kebahagiaan dunia dan
2. Tidak setuju
akhirat
3. Setuju 4. Sangat setuju
Merasakan bahwa perintah Tuhan mampu
1. Sangat tidak setuju
memberi kejelasan
2. Tidak setuju
terhadap jalan hidup
3. Setuju 4. Sangat setuju
I.
Pembentukan Variabel Utama Dimensi
Kategori
Kognitif
1. Rendah
Variabel Sikap
2. Tinggi Afeksi
Kategori Baru 1. Negatif 2. Positif
1. Negatif
Perilaku
2. Positif
Skor Indeks:
1. Negatif
17-160
2. Positif Aktivitas
1. Tidak Mendukung
Gaya Hidup
2. Mendukung Opini
1. Tidak Mendukung 2. Mendukung
1. Tidak Mendukung Skor Indeks:
2. Mendukung
45-153 Kepercayaan (Belief)
Praktik
1. Rendah
Tingkat
1. Rendah
2. Tinggi
Religiositas
2. Tinggi
dalam 1. Rendah
Beragama (Practice)
2. Tinggi
Skor Indeks:
227
Perasaan/Pengalaman 1. Rendah dalam
30-112
beragama 2. Tinggi
(feeling)
XI.
Tabel Dan Ukuran Statistik Yang Akan Digunakan
A.
Gambar atau Grafik yang Dibutuhkan
1.
Univariat Analisis data univariat yaitu analisis terhadap satu variabel dan dapat
dibuat kedalam beberapa jenis, yaitu: a.
Distribusi Frekuensi atau Tabel frekuensi untuk pengolahan data yang berupa numerik dari seluruh variabel yang akan dianalisis.
b.
Piechart untuk mrnggambarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel dengan skala nominal dan ordinal.
c.
Bargraph untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel dengan skala nominal dan ordinal.
2.
Bivariat atau Multivariat Pengujian bivariat dan multivariat bertujuan untuk melihat pengaruh antara
variabel gaya hidup dan variabel tingkat religiositas remaja terhadap variabel sikap remaja dalam mencegah HIV/AIDS di Desa Lewobaru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut Jawa Barat. Kemudian, datanya disajikan dalam bentuk tabel silang. Variabel bivariat yang akan dianalisis oleh peneliti, yakni: a.
Hubungan antara variabel gaya hidup remaja dengan sikap remaja dalam mencegah HIV/AIDS
b.
Hubungan antara varaibel tingkat religiositas remaja dengan sikpa remaja dalam mencegah HIV/AIDS
B.
Ukuran Statistik yang akan Digunakan Ukuran statistik yang akan digunakan dalam pengolahan data yang
dilakukan dengan perhitungan SPSS, yaitu: 1.
Univariat dengan menggunakan ukuran pemusatan (Central Tendency):
228
a.
Mean, untuk menghitung nilai rata-rata dari keseluruhan data. Pada umumnya, digunakan bila data memiliki skala pengukuran interval atau rasio.
b.
Median, untuk mengetahui nilai tengah dari nilai pengamatan yang telah disusun secara teratur menurut besarannya. Median digunakan untuk data yang berskala pengukuran minimal ordinal.
c.
Modus, untuk mengetahui data yang memiliki frekuensi terbesar dalam suatu kumpulan data dan digunakan untuk data berskala nominal.
2.
Bivariat atau Multivariat dengan menggunakan a.
D’Somers, untuk menguji kekuatan hubungan antar variabel yang berskala ordinal-asimetrik.
b.
Regresi linier untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, digunakan untuk variabel yang berskala rasio dengan arah hubungan asimetrik.
229
Lampiran 3 BUKU KODE No. Variabe l
Halama n kuesione
No. Pertanyaa
Nama Variabel
Kategori Jawaban
Skala
Keterangan
n
r
DP 1
1
001
No Kuesioner
Absolute
DP 2
2
002
Nama
1. Arsa Ilmi Budiarti
Pewawancara
2. Chairunnisa Putri Ch
Nominal
99= Tidak Relevan 0= Tidak Tahu
3. Deden Ramadani 4. Dipta Mahira 5. Dwi Anisa Febrianti 6. Ghivo Pratama 7. Halida Nufaisa 8. Jhane Pebyana Wilis 9. Karla Juanita 10. Muhammad Al Fathi 11. Muhammad Arief Rahadian 12. Okta Rina Fitri
230
13. Prasidya Doni 14. Putra Dharmawan 15. Tiara Hapsari 16. Tito Juliansyah 17. Ulfi Nur Arsa Putri 18. Yasserina Rawie DR 3
2
003
Nomor
Absolute
Nominal
Responden DR 4
2
004
RW
Absolute
Nominal
DR 5
2
005
RT
Absolute
Nominal
DR 6
2
006
Dusun
Absolute
Nominal
DR 7
2
007
Jenis Kelamin
1. Laki-Laki
Nominal
2. Perempuan DR 8
2
008
Usia
Absolute
Nominal
DR 9
2
009
Agama
1. Islam
Nominal
2. Protestan 3. Katolik
231
DR 10
2
010
Pendidikan
1. Tidak Sekolah
Terakhir
2. Tidak Tamat SD
Nominal
3. Tamat SD 4. Tidak Tamat SMP 5. Tamat SMP 6. Tidak Tamat SMA 7. Tamat SMA 8. Perguruan Tinggi DR 11
2
011
Jenis Sekolah
1. Umum
Nominal
2. Agama DR12
2
012
Pendidikan
1. Tidak Sekolah
Terakhir Ayah
2. Tidak Tamat SD
Nominal
3. Tamat SD 4. Tidak Tamat SMP 5. Tamat SMP 6. Tidak Tamat SMA 7. Tamat SMA 8. Perguruan Tinggi DR 13
2
013
Jenis Sekolah
1. Umum
Nominal
232
DR 14
2
014
Ayah
2. Agama
Pendidikan
1. Tidak Sekolah
Terakhir Ibu
2. Tidak Tamat SD
Nominal
3. Tamat SD 4. Tidak Tamat SMP 5. Tamat SMP 6. Tidak Tamat SMA 7. Tamat SMA 8. Perguruan Tinggi DR 15
2
015
Jenis Sekolah Ibu
1. Umum
Nominal
2. Agama DR 16
DR 17
2
2
016
017
Mengisi Waktu
1. Ya
Luang di Rumah
2. Tidak
Pemilik Rumah
1. Sendiri
Nominal
Nominal
2. Teman 3. Orang Tua/Nenek:Bapak DR 18
2
018
Mengisi Waktu
1. Ya
luang di Warnet
2. Tidak
Nominal
233
DR 19
2
019
Lokasi Warnet
1. Pasar
Nominal
DR 20
2
020
Mengisi
1. Ya
Nominal
Waktuluang
2. Tidak
Selain di Rumah dan Warnet DR 21
2
021
Lokasi selain di
1. Lapangan/Badminton/Bola
Rumah dan
2. Kos
Warnet
3. Gardu
Nominal
4. Pos Ronda: Garuda 5. Sekolah: PAUD 6. Warung (Bengkel dan Kopi) 7. Tower 8. Luar Kota (Jakarta) 9. Pasar 10. Tempat Track Motor (Sunset Malangbong) 11. Sawah/Kebun DR 22
2
022
Mengisi
1. Ya
Waktuluang
2. Tidak
Nominal
234
dengan Aktivitas Membaca DR 23
2
023
Jenis Buku yang
1. Buku Akademik
dibaca dalam
2. Majalah : Fashion
Aktivitas
3. Koran
Membaca
4. Buku non-Akademik
Nominal
5. Al-Quran DR 24
2
024
Mengsisi
1. Ya
Waktuluang
2. Tidak
Nominal
dengan Aktivitas Menonton DR 25
2
025
Jenis film yang
1. TV
ditonton dalam
2. DVD / Film
Aktivitas
3. Serial Televisi
Menonton
4. AcaraMusik
Nominal
5. Track Motor 6. Acara Bola 7. Berita 8. Bioskop
235
DR 26
2
026
Mengisi
1. Ya
Waktuluang
2. Tidak
Nominal
dengan Aktivitas Berkumpul Dengan Teman DR 27
2
027
Lokasi
1. Mengerjakan Tugas Kelompok
Berkumpul
2. Ngobrol / Curhat
Dengan Teman
3. Membuat Rujak
Nominal
4. Nongkrong 5. Ngopi 6. Jajan di Warung
DR 28
2
028
Mengisi
1. Ya
Waktuluang
2. Tidak
Nominal
dengan Aktivitas Penggunaan Internet DR 29
2
029
Keterangan
1. Mengerjakan Tugas
Nominal
236
Penggunaan
2. Facebook / Twitter
Internet
3. Main Games 4. Googling Fashion Batik 5. Download MP3 / Video
DR 30
2
030
Mengsi
1. Ya
Waktuluang
2. Tidak
Nominal
dengan Aktivitas Selain Menggunakan Internet, Berkumpul dengan Teman, Menonton, dan Membaca DR 31
2
031
Keterangan
1. Pekerjaan Rumah
Aktivitas Selain
2. Berkumpul di Rumah Kakak
Menggunakan
3. Olahraga
Internet,
4. Kesenian
Berkumpul
5. Melukis
Nominal
237
dengan Teman,
6. Memasak
Menonton, dan
7. Menulis
Membaca
8. Main Karambol 9. Trek-trekan 10. Main Games 11. Mandor Bangunan 12. Berdagang 13. Jalan-jalan Kuliner 14. Belajar Agama 15. Membersihkan Rumah 16. Belajar Mengetik 17. Menari 18. Mengajar Agama 19. Main Game 20. Diam 21. Tidur
DR 32
2
032
Pekerjaan Ayah
1. Pengangguran
Nominal
2. Buruh Banguna/Pasir 3. Buruh Tani
238
4. Buruh Pabrik 5. Buruh Mebel 6. Pedagang Makanan 7. Pedangan Pakan Hewan 8. Pedagang Kelontong / Sembako 9. Pedagang Baju / Peralatan Muslim 10. Pedagang Pupuk 11. Pedagang Bensin 12. Jasa 13. Pegawai 14. Kuli Pasar 15. Guru 16. Kepala TU Puskesmas 17. Pemilik Toko Bagunan 18. Pensiunan 19. Pekerjaan Serabutan 20. Supir Angkot / Bus 21. Meninggal Dunia DR 33
2
033
Pekerjaan Ibu
1. IRT
Nominal
239
2. Pedangan Kelontong/Sembako 3. Guru 4. Buruh Tani 5. Jasa 6. Perawat 7. Pedagang Bakso 8. TKI 9. Meninggal Dunia A1.1
3
034
Menghindari
1. Sangat Setuju
penderita
2. Setuju
HIV/AIDS ketika
3. Tidak Setuju
batuk atau bersin
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
dapat mencegah penularan HIV/AIDS A1.2
3
035
Berolahraga
1. Sangat Setuju
dapat mencegah
2. Setuju
penularan
3. Tidak Setuju
HIV/AIDS
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
240
A1.3
3
036
Beribadah dengan 1. Sangat Setuju rutin dapat
2. Setuju
mencegah
3. Tidak Setuju
penularan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
HIV/AIDS A1.4
3
037
Istirahat yang
1. Sangat Setuju
cukup dapat
2. Setuju
mencegah
3. Tidak Setuju
penularan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
HIV/AIDS A1.5
3
038
Mengonsumsi
1. Sangat Setuju
makanan yang
2. Setuju
sehat dapat
3. Tidak Setuju
mencegah
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
penularan HIV/AIDS A1.6
3
039
Menggunakan
1. Sangat Setuju
handuk
2. Setuju
bergantian
3. Tidak Setuju
Ordinal
241
dengan penderita
4. Sangat Tidak Setuju
HIV/AIDS dapat tertular HIV A1.7
3
040
Minum
1. Sangat Setuju
menggunakan
2. Setuju
gelas yang sama
3. Tidak Setuju
dengan penderita
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
HIV/AIDS dapat menularkan HIV/AIDS A1.8
4
041
Gigitan nyamuk
1. Sangat Setuju
dapat menularkan
2. Setuju
HIV/AIDS
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju A1.9
4
042
Berciuman dapat
1. Sangat Setuju
menularkan
2. Setuju
HIV/AIDS
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju A1.10
4
043
Orang yang
1. Sangat Setuju
Ordinal
242
menggunakan
2. Setuju
narkoba, apapun
3. Tidak Setuju
jenisnya akan
4. Sangat Tidak Setuju
lebih rentan tertular HIV/AIDS A1.11
4
044
Orang yang
1. Sangat Setuju
menggunakan
2. Setuju
narkoba suntik
3. Tidak Setuju
memiliki risiko
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
yang sama dengan orang yang tidak menggunakan narkoba suntik A.12
4
045
Menggunakan
1. Sangat Setuju
narkoba suntik
2. Setuju
secara bergantian
3. Tidak Setuju
dapat menularkan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
243
HIV/AIDS A1.13
4
046
Narkoba suntik
1. Sangat Setuju
dapat menularkan
2. Setuju
HIV/AIDS
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju A1.14
A1.15
4
4
047
048
Berhubungan
1. Sangat Setuju
seks dapat
2. Setuju
menularkan
3. Tidak Setuju
HIV/AIDS
4. Sangat Tidak Setuju
Orang yang
1. Sangat Setuju
berhubungan
2. Setuju
'seks' sebelum
3. Tidak Setuju
menikah
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
Ordinal
memiliki risiko tertular HIV/AIDS yang sama dengan orang yang tidak berhubungan
244
'seks' sebelum menikah A1.16
4
049
Orang yang
1. Sangat Setuju
menjaga
2. Setuju
keperawanan/kep
3. Tidak Setuju
erjakaannya akan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
lebih kecil risiko tertular HIV/AIDS A1.17
4
050
Berhubungan
1. Sangat Setuju
'seks' hanya
2. Setuju
dengan satu
3. Tidak Setuju
pasangan dapat
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
mencegah penularan HIV/AIDS A1.18
4
051
Orang yang
1. Sangat Setuju
berganti-ganti
2. Setuju
pasangan dalam
3. Tidak Setuju
Ordinal
245
berhubungan seks
4. Sangat Tidak Setuju
memiliki risiko tertular HIV/AIDS yang sama dengan orang yang berhubungan seks hanya dengan satu pasangan saja A1.19
5
052
Orang yang tidak
1. Sangat Setuju
setia pada
2. Setuju
pasangannya
3. Tidak Setuju
akan lebih rentan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
tertular HIV/AIDS A1.20
5
053
Orang yang tidak
1. Sangat Setuju
menggunakan
2. Setuju
kondom saat
3. Tidak Setuju
Ordinal
246
berhubungan seks
4. Sangat Tidak Setuju
054memiliki risiko tertular HIV/AIDS yang sama dengan orang yang menggunakan kondom saat berhubungan seks A1.21
5
054
Menggunakan
1. Sangat Setuju
kondom saat
2. Setuju
berhubungan
3. Tidak Setuju
'seks' dapat
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
mencegah tertular HIV/AIDS A1.22
5
055
Seseorang yang
1. Sangat Setuju
menggunakan
2. Setuju
kondom saat
3. Tidak Setuju
berhubungan
4. Sangat Tidak Setuju
Nominal
247
seks, tidak akan tertular HIV/AIDS A1.23
5
056
AIDS menular
1. Sangat Setuju
melalui cairan
2. Setuju
kelamin
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju A2.24
5
057
Saya memilih
1. Sangat Setuju
untuk memiliki
2. Setuju
satu pacar saja
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju A2.25
5
058
Pasangan saya
1. Sangat Setuju
harus
2. Setuju
perawan/perjaka
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju A2.26
5
059
Saya bangga
1. Sangat Setuju
dapat menjaga
2. Setuju
keperawanan/kep
3. Tidak Setuju
erjakaan saya
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
248
A2.27
5
060
Saya akan
1. Sangat Setuju
menjaga
2. Setuju
keperawanan/kep
3. Tidak Setuju
erjakaan saya
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
sebelum menikah A2.28
5
061
Tujuan saya
1. Sangat Setuju
menjaga
2. Setuju
keperawanan/kep
3. Tidak Setuju
erjakaan untuk
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
kebahagiaan suami/istri saya A2.29
6
062
Seandainya saya
1. Sangat Setuju
membeli kondom
2. Setuju
untuk
3. Tidak Setuju
berhubungan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
'seks' saya akan merasa malu A2.30
6
063
Saya memilih
1. Sangat Setuju
untuk tidak
2. Setuju
Ordinal
249
mencoba narkoba
3. Tidak Setuju
suntik sama
4. Sangat Tidak Setuju
sekali A3.31
A3.32
6
6
064
065
Menolak ajakan
1. Sangat Setuju
pacar untuk
2. Setuju
berpegangan
3. Tidak Setuju
tangan
4. Sangat Tidak Setuju
Menolak ajakan
1. Sangat Setuju
pacar untuk
2. Setuju
berpelukan
3. Tidak Setuju
Ordinal
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju A3.33
6
066
Menolak ajakan
1. Sangat Setuju
pacar untuk
2. Setuju
berciuman
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju A3.34
6
067
Menolak ajakan
1. Sangat Setuju
pacar untuk
2. Setuju
melakukan
3. Tidak Setuju
hubungan seks
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
250
sebelum menikah A3.35
6
068
Setia terhadap
1. Sangat Setuju
pasangan
2. Setuju
Ordinal
3. Tidak Setuju 4. Sangat Tidak Setuju A3.36
6
069
Tidak akan
1. Sangat Setuju
berhubungan seks
2. Setuju
dengan orang lain
3. Tidak Setuju
selain suami atau
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
istri A3.37
6
070
Seandainya saya
1. Sangat Setuju
ingin
2. Setuju
berhubungan
3. Tidak Setuju
seks, saya akan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
membeli kondom A3.38
6
071
Saat berhubungan
1. Sangat Setuju
seks, saya akan
2. Setuju
menggunakan
3. Tidak Setuju
kondom
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
251
A3.39
6
072
Saya akan
1. Sangat Setuju
menerima
2. Setuju
tawaran teman
3. Tidak Setuju
saya untuk
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
menggunakan narkoba suntik A3.40
B1.1
6
7
073
074
Menjauhi orang-
1. Sangat Setuju
orang yang
2. Setuju
menggunakan
3. Tidak Setuju
narkoba suntik
4. Sangat Tidak Setuju
Melakukan
1. Sering
kegiatan yang
2. Jarang
berkaitan dengan
3. Tidak Pernah
Ordinal
Ordinal
hobi (olahraga, kesenian, dll) B1.2
7
075
Mengobrol
1. Sering
mengenai
2. Jarang
pentingnya setia
3. Tidak Pernah
Ordinal
kepada pasangan
252
B1.3
7
076
Mendengarkan
1. Sering
penjelasan
2. Jarang
tentang
3. Tidak Pernah
Ordinal
pentingnya setia kepada pasangan B1.4
7
077
Berpendapat
1. Sering
mengenai
2. Jarang
pentingnya setia
3. Tidak Pernah
Ordinal
kepada pasangan B1.5
7
078
Bertanya
1. Sering
mengenai
2. Jarang
pentingnya setia
3. Tidak Pernah
Ordinal
kepada pasangan B1.6
7
079
Menonton acara
1. Sering
TV tentang
2. Jarang
pentingnya setia
3. Tidak Pernah
Ordinal
kepada pasangan B1.7
7
080
Membaca
1. Sering
buku/artikel/seleb
2. Jarang
Ordinal
253
aran mengenai
3. Tidak Pernah
pentingnya setia kepada pasangan B1.8
7
081
Berganti pacar
1. Sering
Ordinal
2. Jarang 3. Tidak Pernah
B1.9
B1.10
B1.11
7
7
7
082
083
084
Bertanya
1. Sering
mengenai bahaya
2. Jarang
narkoba
3. Tidak Pernah
Mengobrol
1. Sering
mengenai bahaya
2. Jarang
narkoba
3. Tidak Pernah
Membaca
1. Sering
buku/artikel/seleb
2. Jarang
aran mengenai
3. Tidak Pernah
Ordinal
Ordinal
Ordinal
bahaya narkoba
254
B1.12
B1.13
B1.14
7
7
7
085
086
087
Berpendapat
1. Sering
mengenai bahaya
2. Jarang
narkoba
3. Tidak Pernah
Menonton acara
1. Sering
TV tentang
2. Jarang
bahaya narkoba
3. Tidak Pernah
Mendengarkan
1. Sering
penjelasan
2. Jarang
tentang bahaya
3. Tidak Pernah
Ordinal
Ordinal
Ordinal
narkoba B1.15
B1.16
7
7
088
089
Menggunakan
1. Sering
jarum suntik
2. Jarang
bergantian
3. Tidak Pernah
Membaca
1. Sering
buku/artikel/seleb
2. Jarang
aran tentang
3. Tidak Pernah
Ordinal
Ordinal
255
pentingnya menjaga keperawanan/kep erjakaan sebelum menikah B1.17
7
090
Menonton acara
1. Sering
TV tentang
2. Jarang
pentingnya
3. Tidak Pernah
Ordinal
menjaga keperawanan/kep erjakaan sebelum menikah B1.18
7
091
Berpendapat
1. Sering
mengenai
2. Jarang
pentingnya
3. Tidak Pernah
Ordinal
menjaga keperawanan/kep erjakaan sebelum menikah
256
B1.19
7
092
Bertanya
1. Sering
mengenai
2. Jarang
pentingnya
3. Tidak Pernah
Ordinal
menjaga keperawanan/kep erjakaan sebelum menikah B1.20
7
093
Mengobrol
1. Sering
mengenai
2. Jarang
pentingnya
3. Tidak Pernah
Ordinal
menjaga keperawanan/kep erjakaan sebelum menikah B1.21
7
094
Mendengarkan
1. Sering
penjelasan
2. Jarang
tentang
3. Tidak Pernah
Ordinal
pentingnya menjaga
257
keperawanan/kep erjakaan sebelum menikah B1.22
B1.23
B1.24
8
8
8
095
096
097
Menonton acara
1. Sering
TV tentang
2. Jarang
kondom
3. Tidak Pernah
Berpendapat
1. Sering
mengenai
2. Jarang
kondom
3. Tidak Pernah
Membaca
1. Sering
buku/artikel/seleb
2. Jarang
aran mengenai
3. Tidak Pernah
Ordinal
Ordinal
Ordinal
kondom B1.25
8
098
Bertanya
1. Sering
mengenai
2. Jarang
kondom
3. Tidak Pernah
Ordinal
258
B1.26
B1.27
B2.29
B2.30
B2.31
8
8
8
8
8
099
100
101
102
103
Mengobrol
1. Sering
mengenai
2. Jarang
kondom
3. Tidak Pernah
Mendengarkan
1. Sering
penjelasan
2. Jarang
tentang kondom
3. Tidak Pernah
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
narkoba boleh
2. Setuju
digunakan dalam
3. Tidak Setuju
dosis yang sedikit
4. Sangat Tidak Setuju
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
narkoba dapat
2. Setuju
menghilangkan
3. Tidak Setuju
stress
4. Sangat Tidak Setuju
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
pemakai narkoba
2. Setuju
boleh bertukar
3. Tidak Setuju
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
259
B2.32
8
104
jarum suntik
4. Sangat Tidak Setuju
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
pengguna
2. Setuju
narkoba tidak
3. Tidak Setuju
seharusnya
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
dipenjara B2.33
8
105
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
pemakaian
2. Setuju
narkoba melalui
3. Tidak Setuju
Ordinal
jarum suntik lebih 4. Sangat Tidak Setuju berbahaya B2.34
8
106
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
penting bagi
2. Setuju
orang lain untuk
3. Tidak Setuju
tidak
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
menggunakan narkoba B2.35
8
107
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
penjual narkoba
2. Setuju
Ordinal
260
tanpa izin harus
3. Tidak Setuju
dihukum seberat-
4. Sangat Tidak Setuju
beratnya B2.36
8
108
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
narkoba boleh
2. Setuju
diperjual-belikan,
3. Tidak Setuju
asal mendapatkan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
izin dari pemerintah B2.37
8
109
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
menjaga
2. Setuju
keperawanan/kep
3. Tidak Setuju
erjakaan adalah
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
hal yang penting B2.38
8
110
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
orang lain
2. Setuju
haruslah mencari
3. Tidak Setuju
pasangan yang
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
masih
261
perawan/perjaka B2.39
8
111
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
orang lain akan
2. Setuju
menjaga
3. Tidak Setuju
tubuhnya hanya
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
untuk pasangan hidupnya B2.40
8
112
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
orang lain akan
2. Setuju
terlihat lebih
3. Tidak Setuju
keren saat dia
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
berganti-ganti pacar B2.41
B2.42
9
9
113
114
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
setia pada pacar
2. Setuju
adalah hal yang
3. Tidak Setuju
penting
4. Sangat Tidak Setuju
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
penggunaan
2. Setuju
Ordinal
Ordinal
262
kondom saat
3. Tidak Setuju
berhubungan
4. Sangat Tidak Setuju
seksual yang beresiko adalah hal yang penting B2.44
9
115
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
kondom harus
2. Setuju
digunakan oleh
3. Tidak Setuju
orang yang suka
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
berganti-ganti pasangan B2.45
9
116
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
kondom harus
2. Setuju
dijual di warung
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju B2.46
9
117
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
membeli kondom
2. Setuju
tidak harus malu
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju
263
B2.47
C1.1
9
9
118
119
Menurut saya,
1. Sangat Setuju
kondom harus
2. Setuju
dijual sampai ke
3. Tidak Setuju
daerah pelosok
4. Sangat Tidak Setuju
Mengakui adanya
1. Sangat Setuju
keberadaan
2. Setuju
Tuhan dalam
3. Tidak Setuju
agama yang
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
Ordinal
diyakini masingmasing C1.2
10
120
Tidak lupa berdoa 1. Sangat Setuju saat melakukan
2. Setuju
aktivitas
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju C1.3
C1.4
10
10
121
122
Melakukan
1. Sangat Setuju
kegiatan-kegiatan
2. Setuju
yang memiliki
3. Tidak Setuju
nilai baik
4. Sangat Tidak Setuju
Menjauhi
1. Sangat Setuju
Ordinal
Ordinal
264
C1.5
10
123
kegiatan-kegiatan
2. Setuju
yang memiliki
3. Tidak Setuju
nilai buruk
4. Sangat Tidak Setuju
Percaya bahwa
1. Sangat Setuju
ketika berbuat
2. Setuju
salah akan diberi
3. Tidak Setuju
dosa dan masuk
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
neraka C1.6
10
124
Percaya bahwa
1. Sangat Setuju
ketika berbuat
2. Setuju
baik akan masuk
3. Tidak Setuju
surga dan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
mendapatkan pahala C1.7
10
125
Percaya ketika
1. Sangat Setuju
melakukan
2. Setuju
perbuatan
3. Tidak Setuju
maksiat akan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
mendapatkan
265
dosa C1.8
10
126
Percaya ketika
1. Sangat Setuju
menghindari
2. Setuju
perbuatan
3. Tidak Setuju
maksiat akan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
mendapatkan pahala C1.9
10
127
Mampu
1. Sangat Setuju
memahami
2. Setuju
ajaran-ajaran
3. Tidak Setuju
yang diberikan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
dalam agama yang diyakini C1.10
C2.11
10
10
128
129
Menjalankan
1. Sangat Setuju
ajaran agama
2. Setuju
hanya karena
3. Tidak Setuju
diwajibkan
4. Sangat Tidak Setuju
Menghadiri
1. Sering
kegiatan
2. Jarang
Ordinal
Ordinal
266
beribadah
3. Tidak Pernah
bersama yang diadakan di tempat ibadah C2.12
10
130
Menonton acara
1. Sering
kultum atau
2. Jarang
rohani
3. Tidak Pernah
Ordinal
keagamaan di televisi C2.13
10
131
Ikut serta di
1. Sering
dalam organisasi
2. Jarang
keagamaan di
3. Tidak Pernah
Ordinal
sekolah C2.14
10
132
Aktif di dalam
1. Sering
organisasi
2. Jarang
keagamaan di
3. Tidak Pernah
Ordinal
sekolah C2.15
10
133
Membaca Al-
1. Sering
Qur’an atau Injil
2. Jarang
Ordinal
267
atau kitab suci
3. Tidak Pernah
lainnya satu kali dalam satu hari C2.16
C2.17
C2.18
10
10
10
134
135
136
Membaca doa
1. Sering
disaat melakukan
2. Jarang
tidur
3. Tidak Pernah
Membaca doa
1. Sering
disaat keluar
2. Jarang
rumah
3. Tidak Pernah
Membaca doa
1. Sering
sebelum
2. Jarang
melakukan
3. Tidak Pernah
Ordinal
Ordinal
Ordinal
aktivitas C3.19
C3.20
11
11
137
138
Merasakan bahwa 1. Sangat Setuju Tuhan selalu
2. Setuju
mengawasi tiap
3. Tidak Setuju
kegiatan manusia
4. Sangat Tidak Setuju
Merasa dekat
1. Sangat Setuju
dengan Tuhan
2. Setuju
Ordinal
Ordinal
268
C3.21
11
139
dalam melakukan
3. Tidak Setuju
kegiatan berdoa
4. Sangat Tidak Setuju
Merasa selamat
1. Sangat Setuju
dari bencana
2. Setuju
karena Tuhan
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju C3.22
11
140
Merasa pernah
1. Sangat Setuju
diberi kesulitan
2. Setuju
oleh Tuhan
3. Tidak Setuju
karena
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
sebelumnya tidak beribadah C3.23
11
141
Merasa pernah
1. Sangat Setuju
diberi ganjaran
2. Setuju
oleh Tuhan
3. Tidak Setuju
karena telah
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
berbohong kepada orang tua C3.24
11
142
Merasa pernah
1. Sangat Setuju
Ordinal
269
C3.25
11
143
diberi ganjaran
2. Setuju
oleh Tuhan
3. Tidak Setuju
karena sombong
4. Sangat Tidak Setuju
Menolong sesama 1. Sangat Setuju
Ordinal
2. Setuju 3. Tidak Setuju 4. Sangat Tidak Setuju C3.26
11
144
Memberi sedekah
1. Sangat Setuju
kepada yang
2. Setuju
membutuhkan
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju C3.27
11
145
Menyantuni anak
1. Sangat Setuju
yatim
2. Setuju
Ordinal
3. Tidak Setuju 4. Sangat Tidak Setuju C3.28
11
146
Selalu berbuat
1. Sangat Setuju
baik kepada
2. Setuju
sesama
3. Tidak Setuju
Ordinal
4. Sangat Tidak Setuju
270
C3.29
11
147
Merasa bahwa
1. Sangat Setuju
perintah Tuhan
2. Setuju
mampu memberi
3. Tidak Setuju
kebahagiaan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
dunia dan akhirat C3.30
11
148
Merasakan bahwa 1. Sangat Setuju perintah Tuhan
2. Setuju
mampu memberi
3. Tidak Setuju
kejelasan
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
terhadap jalan hidup
271
Lampiran 4.
Uji Statistik 1 Uji Reliabilitas dan Validitas Case Processing Summary N Cases
Valid
% 93
100.0
0
.0
93
100.0
Excluded( a) Total
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .873
N of Items .884
115
Item-Total Statistics Scale
Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Variance if
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
Pernyataan A1
308.59
359.179
.010
.
.875
Pernyataan A2
308.51
354.187
.164
.
.873
Pernyataan A3
308.44
359.814
-.015
.
.875
Pernyataan A4
308.39
358.131
.049
.
.874
Pernyataan A5
308.54
357.143
.084
.
.874
Pernyataan A6
308.35
363.536
-.141
.
.877
Pernyataan A7
308.48
357.796
.060
.
.874
Pernyataan A8
308.26
349.541
.273
.
.872
Pernyataan A9
308.74
354.107
.178
.
.873
Pernyataan A10
308.76
362.835
-.123
.
.876
Pernyataan A11
308.23
353.285
.182
.
.873
Pernyataan A12
307.52
352.644
.208
.
.873
Pernyataan A13
307.89
346.945
.335
.
.871
Pernyataan A14
307.22
352.453
.341
.
.872
Pernyataan A15
307.99
353.706
.216
.
.873
272
Pernyataan A16
307.55
358.142
.043
.
.874
Pernyataan A17
307.75
352.101
.303
.
.872
Pernyataan A18
308.06
352.518
.215
.
.873
Pernyataan A19
307.99
354.141
.230
.
.872
Pernyataan A20
308.06
350.822
.285
.
.872
Pernyataan A21
308.09
348.471
.323
.
.871
Pernyataan A22
308.41
349.940
.255
.
.872
Pernyataan A23
307.68
349.590
.319
.
.871
Pernyataan A24
307.35
349.688
.450
.
.871
Pernyataan A25
307.20
357.490
.101
.
.873
Pernyataan A26
306.96
353.194
.363
.
.872
Pernyataan A27
307.06
353.887
.301
.
.872
Pernyataan A28
307.23
353.220
.331
.
.872
Pernyataan A29
308.84
362.985
-.131
.
.876
Pernyataan A30
307.03
353.140
.305
.
.872
Pernyataan A31
307.92
354.636
.198
.
.873
Pernyataan A32
307.59
353.179
.224
.
.872
Pernyataan A33
307.34
353.185
.241
.
.872
Pernyataan A34
307.03
353.075
.278
.
.872
Pernyataan A35
307.30
351.626
.392
.
.871
Pernyataan A36
307.09
348.340
.491
.
.870
Pernyataan A37
308.39
351.501
.305
.
.872
Pernyataan A38
308.28
350.573
.335
.
.871
Pernyataan A39
307.16
355.311
.222
.
.873
Pernyataan A40
307.55
355.511
.125
.
.874
Pernyataan B1
308.06
357.061
.143
.
.873
Pernyataan B2
308.43
355.117
.193
.
.873
Pernyataan B3
308.32
352.438
.309
.
.872
Pernyataan B4
308.44
353.293
.251
.
.872
Pernyataan B5
308.61
352.783
.256
.
.872
Pernyataan B6
308.63
357.561
.087
.
.874
Pernyataan B7
308.99
355.967
.163
.
.873
Pernyataan B8
308.57
365.096
-.212
.
.877
Pernyataan B9
308.67
350.464
.324
.
.871
Pernyataan B10
308.62
350.824
.335
.
.871
Pernyataan B11
308.75
351.297
.336
.
.871
Pernyataan B12
308.74
348.498
.434
.
.870
Pernyataan B13
308.51
355.318
.225
.
.873
Pernyataan B14
308.40
352.112
.337
.
.872
Pernyataan B15
307.68
360.025
-.018
.
.874
Pernyataan B16
308.98
352.891
.268
.
.872
Pernyataan B17
308.85
352.694
.284
.
.872
Pernyataan B18
308.60
347.025
.463
.
.870
273
Pernyataan B19
308.69
352.630
.279
.
.872
Pernyataan B20
308.43
351.770
.350
.
.871
Pernyataan B21
308.37
350.582
.375
.
.871
Pernyataan B22
309.26
354.498
.229
.
.872
Pernyataan B23
309.30
352.169
.328
.
.872
Pernyataan B24
309.43
357.856
.111
.
.873
Pernyataan B25
309.05
351.312
.332
.
.871
Pernyataan B26
309.06
354.931
.196
.
.873
Pernyataan B27
308.88
353.214
.281
.
.872
Pernyataan B29
307.57
360.052
-.022
.
.875
Pernyataan B30
307.78
359.584
-.007
.
.875
Pernyataan B31
307.56
356.836
.145
.
.873
Pernyataan B32
307.70
360.082
-.023
.
.875
Pernyataan B33
307.71
354.469
.211
.
.873
Pernyataan B34
307.16
354.289
.252
.
.872
Pernyataan B35
307.08
353.527
.305
.
.872
Pernyataan B36
308.54
363.273
-.135
.
.876
Pernyataan B37
306.95
353.747
.354
.
.872
Pernyataan B38
307.40
353.242
.286
.
.872
Pernyataan B39
307.29
352.143
.317
.
.872
Pernyataan B40
307.58
353.116
.247
.
.872
Pernyataan B41
307.48
351.405
.385
.
.871
Pernyataan B42
307.97
354.553
.196
.
.873
Pernyataan B44
307.88
356.714
.107
.
.874
Pernyataan B45
309.01
364.011
-.235
.
.876
Pernyataan B46
308.74
362.215
-.107
.
.876
Pernyataan B47
308.68
360.830
-.053
.
.875
Pernyataan C1
306.80
356.403
.271
.
.872
Pernyataan C2
307.17
354.274
.287
.
.872
Pernyataan C3
307.16
351.485
.436
.
.871
Pernyataan C4
307.15
350.955
.384
.
.871
Pernyataan C5
307.19
349.658
.492
.
.870
Pernyataan C6
307.22
353.975
.279
.
.872
Pernyataan C7
307.14
353.969
.304
.
.872
Pernyataan C8
307.42
350.377
.323
.
.871
Pernyataan C9
307.33
354.812
.240
.
.872
Pernyataan C10
308.38
354.781
.169
.
.873
Pernyataan C11
308.05
354.399
.289
.
.872
Pernyataan C12
308.30
356.234
.173
.
.873
Pernyataan C13
308.77
348.481
.370
.
.871
Pernyataan C14
308.72
351.312
.268
.
.872
Pernyataan C15
307.99
355.119
.226
.
.872
Pernyataan C16
307.94
358.713
.062
.
.874
274
Pernyataan C17
308.53
355.448
.198
.
.873
Pernyataan C18
308.33
353.268
.293
.
.872
Pernyataan C19
306.89
355.532
.268
.
.872
Pernyataan C20
307.10
351.219
.455
.
.871
Pernyataan C21
307.19
349.310
.510
.
.870
Pernyataan C22
307.54
352.556
.328
.
.872
Pernyataan C23
307.63
351.561
.264
.
.872
Pernyataan C24
307.85
350.825
.335
.
.871
Pernyataan C25
307.23
351.394
.445
.
.871
Pernyataan C26
307.19
353.201
.317
.
.872
Pernyataan C27
307.25
351.449
.408
.
.871
Pernyataan C28
307.19
353.071
.352
.
.872
Pernyataan C29
306.92
354.266
.332
.
.872
Pernyataan C30
307.18
351.064
.440
.
.871
Uji Statistik 2 Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja Case Processing Summary Cases Valid N Sikap Recode * Gaya Hidup
Missing Percent
93
N
100.0%
Total
Percent 0
0.0%
N
Percent 93
100.0%
Recode
Sikap Recode * Gaya Hidup Recode Crosstabulation Count Gaya Hidup Recode Tidak
Total
Mendukung
Mendukung Negatif
31
18
49
Positif
16
28
44
47
46
93
Sikap Recode Total
275
Directional Measures Value
Asymp. Std.
Approx. Tb
Approx. Sig.
a
Error Ordinal by
Somers' d
Ordinal
Symmetric
.269
.100
2.689
.007
Sikap Recode Dependent
.268
.100
2.689
.007
Gaya Hidup Recode
.269
.100
2.689
.007
Dependent a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Uji Statistik 3 Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja Case Processing Summary Cases Valid N Sikap Recode * Tingkat
Missing Percent
93
N
100.0%
Total
Percent 0
N
0.0%
Percent 93
100.0%
Religiositas Recode
Sikap Recode * Tingkat Religiositas Recode Crosstabulation Count Tingkat Religiositas Recode Rendah
Total
Tinggi
Negatif
32
17
49
Positif
15
29
44
47
46
93
Sikap Recode Total
Directional Measures Value
Asymp. Std.
Approx. Tb
Approx. Sig.
Errora Ordinal by Ordinal
Somers' d
Symmetric
.312
.099
3.162
.002
Sikap Recode Dependent
.311
.098
3.162
.002
Tingkat Religiositas Recode
.312
.099
3.162
.002
Dependent a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis
276
FIELD NOTES Pewawancara : DEDEN RAMADANI Inisial : AS, kepala desa, Laki-laki Tempat : di Ruang Tamu Kantor Lurah Suasana : Sepi Waktu : Jum'at 28 Juni 2013 pukul 09.00 11.00 WIB NO 1 3 4 5
6 7 8
Pertanyaan udah berapa lama menjabat di sini? dulu menjabat sebagai apa? berapa lama? Dulu gimana tuh kok bisa kepilih kepala desa
Proses pemilihan? Bapak membawahi berapa banyak dusun dan RW sih di Desa Lewo Baru? Untuk remaja, komposisinya sendiri yang bapak tahu seperti apa? Banyak laki-laki atau perempuan?
Jawaban lima tahun dari tahun 2008 Kepala BPD tujuh tahun Saya mungkin karena saya termasuk di RW itu membina pemuda dari tahun 1983, ada dorongan mungkin dari tokoh masyarakat mungkin sebagian orang melihat saya mampu jadi kepala desa. Alhamdulillah ga ada risuh karena saya bagian dari masyarakat
Keywords
profil Lurah
Seperti biasa seperti pemilihan gubernur lah dua dusun, enam RW, 19 RT. Kalau di sini kayaknya banyakan perempuan. Cuma ga terlalu jauh sih jumlah laki-laki dan perempuan.
tentang desa
9
tantangan selama memimpin?
10
Wah yang dinilai apa aja tuh, Pak?
11
Aada imbasnya?
12
Internet udah masuk, Pak?
13
Tetapi yang bapak tahu udah banyak warga butuh akses internet?
Namanya juga pemerintahan desa, pemerintahan yang paling bawah harus langsung berhadapan masyarakat secara langsung. Yaa sukanya kalo kita membuat suatu gagasan terus kita mendapat dukungan dari masyarakat itu sebuah kebanggaan. Tetapi emang kalo kita mengaplikasikan programprogram dari pusat contoh BLSM. itu kan kita cuma sosialisasikan tetapi dampaknya ke kita. Dikiranya kita yang mengatur si A, si B yang dapat. Itulah makanya di TV-TV kita lihat desanya digembok mungkin dilempari. Bahkan kepala desanya dikejar-kejar. Padahal kan ada BPS, lembaga-lembaga yang dibuat oleh negara yang mensensus tiap-tiap rumah dan datanya langsung ke pusat karena online. Tetapi untuk menentukan seperti BLSM juga kan kadangkadang tidak tepat sasaran. Bukan bicara duka, tetapi itu permasalahan yang terjadi. tetapi alhamdulillah berkat dukungan masyarakat selama lima tahun beberapa prestasi saya raih. di tahun 2011 saya harapan tiga. di 2012 saya jadi juara satu kinerja pemerintahan desa terbaik se Kabupaten Garut.
Prestasi desa
Partisipasi masyarakat tentang pembangunan, administrasi, kelembagaan. Dan lain-lain. alhamdulillah. Ada bantuan-bantuan lah, untuk kelengkapan administrasi. Komputer dan internet ada 16 unit. speedy nya yang belum. Tetapi jaringan dari telkomsel juga ada. Tetapi perangkat untuk internet belum. Karena memang fiber optic speedy belum masuk ke sini. Kalo pake modem kan mahal. Tidak terjangkau untuk masyarakat Penyediaan akses internet yaa kalo sekarang kan yang udah kuliah udah mulai pake. Yaa udah perlu lah kalo sekarang
Penyediaan akses internet 14 15 16 17 18 19
20
21 22
23 24 25 26
Terus warga akses internetnya sekarang gimana? itu gratis?
kalo sekarang lokasinya dipindah ke bawah. Di pindah ke bawah karena speedynya baru sampe di sana. Cuma 10 bulan gratisnya. Kalo sekarang yaa karena perlu pemeliharaan. Dan yang nunggu sama aja kaya di warnet jadi...gitu lah. Kalo di sini agamanya apa ya? islam semua Masjid dan agama kalo di sini masjid ada berapa banyak? ada lima masjid jami dan 18 musholla bapak kenal pengurusnya? kenal.. Kenal Di sana ada kegiatan di masjid buat remaja? kebetulan kalo di sini ada pengajian remaja kalo di daerah sini abis maghrib sampe sebelum isya. Kalo di bawah ada pengajian khusus pemuda di setiap hari kamis. Di dusun dua. Itu keliling-keliling masjid tiap kamis. Kalo di sini setiap abis maghrib diadakan setiap hari. yang mimpin siapa ya? kalo di bawah ustad nahmuhidin. Kalo mang undang yang di sini masjid tengah RW 3. ada ustadz Jajang, haji Aceng, haji Endang, ustadz Amin. pengajian remaja Banyak lah setiap RW ada. tetapi yang paling sering kasih ceramah ke di sini ustad jajang yang sering ngobrol sama remaja. Kalo di sebelah sana remaja? ustad endah muhidin. di bawah itu pengajian pemuda siapa yang ada ketua pemuda. Mengadakan pengajian di karang taruna RW kan pimpin? mengadakan pengajian keliling di masjid-masjid. Yang ngajarin ngajinya ustad-ustad, yang ngurus itu ketua pemuda. kalo di sini selain ngaji apa lagi? yaa ada ceramah juga. Setiap Jumat sore buat semuanya. Di sini siapa tuh pak yang ngasih ceramah? di sini ada dua ustadz Ikin dan ustadz Endah, ada lagi ustadz Asep. Tiga konten ceramah : orang. Fiqih dan syariat ceramah tentang apa ya? yaa kebanyakan tentang fiqih dan syariat. kalo yang sekarang tentang apa ya? tentang fiqih, tentang tauhid.
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Kalo di sini sekolah berapa banyak?
ada dua SD di sini. Lewo Baru satu di sini. Lewo Baru dua di Cibuyut. Negeri jumlah sekolah dua-duanya. Kalo madrasah? di sini ada aliyah. Ini buku di sini dari siapa? bantuan, dari Provinsi perpustakaan desa dari tahun berapa? dari kemarin aja tahun 2012 banyak yang pinjam bukunya? yaa anak-anak SD dan kelompok-kelompok tani paling di Lewo Baru ada SMP? di Lewo Baru ga ada SMP adanya tsanawiyah dan aliyah Kalo disini ada SD islam ga ada, ga ada madrasah jumlah sekolah kalo SMA? kalo SMA ga ada di sini. Pada ke Malangbong berapa jauh dari sini? 7 kilometer. Yaa yang punya motor naik motor dan ada yang naik angkot juga. Paling 15 menit lah. Kalo di sini remaja rata-rata lulusan apa ya? yaa… remaja SMP SMA lah. Kalo udah lulus pada kemana kerjanya? kebanyakan merantau. Remaja merantau Pada kemana? Banyak itu mah, ada yang ke Kalimantan, ke Sumatera. Biasanya pada jadi apa? banyak sih, macem-macem. Ada yang wiraswasta, jualan, kerja proyek, kebanyakan pekerja proyek sama jualan. kemarin pas saya tanya-tanya banyak yang wah banyak, ada yang ke Palembang, Prabumulih, Kalimantan. jualan siomay, itu jualannya ke mana ya? mereka belajar bikin siomay dari mana? kalo di sini yang belajar bikin siomay itu orang sini. Udah turun temurun. Berdagang Udah dari tahun 70an udah ada. Di sini waktu saya masih kecil yang bikin Siomay siomay itu orang sini sekarang posisinya di RW dua. Dulu mulai di bandung daerah lain belum ada. Dulu namanya baso tahu. siomay siomay itu sekarang. saya juga masih kecil.
42
tapi kalo remaja di sini abis lulus ga merantau kerjanya ngapain?
kalo yang nganggur jarang. Kalo yang nongkrong saya rasa presentasenya jarang sekali kalo di kampung paling istirahat. Makanya agak susah kan nemuin remaja kan? Itu yang sekarang ada mungkin baru pulang dari merantau.
43
yang kerja di sekitar sini ada?
yaa ada juga, yaa kerja bareng sodaranya yang ngebangun. Jadi mah yang nongkrong-nongkrong nganggur mah sangat jarang, presentasenya kecil walaupun pada kerja serabutan lah ga nganggur mereka
44
di sini pernah ada sosialisasi apa gitu pak buat remaja? itu sosialisasi tentang apa ya? siapa yang ngasih? berapa lama? yang ikut berapa banyak?
dulu teh ada dari khusus pembinaan remaja dari KKN kalo ga salah, dari UNPAD. keorganisasiaan karang taruna. Sosialisasi Remaja mahasiswanya tentang Karang tiga minggu Taruna banyak atuh.. Ada 200 orang mah. Kan tiap RW kan, belum lagi kumpul… banyak. Dulu kan banyak programnya, kalo KKN kan ada jadwal dia memberi waktu tiap sore RW ini RW ini. Jatuhnya keliling, yang membina pemudi dan pemudanya. selain karang taruna ada juga yang dari IPB, itu pertanian khusus. Cara Sosialisasi dari membuat pupuk organik ke masyarakat, ke petani IPB tentang kalo KKN kan ada kekhususan. Kalo dari IPB yaa tentang Petani. Kalo dari Pertanian pendidikan ya sasarannya ke sekolah-sekolah kalo secara khusus itu ga ada. sosialisasi lembaga pemerintah bikin acara, keorganisasian paling gitu-gitu. Kegiatan Karang taruna
45 46 47 48
49 50
Selain karang taruna ada lagi tidak pak sosialisasi? kalo khusus remajanya?
51
kalo lembaga pemerintahan pernah?
52
Di karang taruna diajarin apa ya?
Pekerjaan Remaja tidak merantau
53
hasilnya apa yang bapak lihat?
54 55 56 57
Kalo sosialisasi tentang kesehatan remaja sudah pernah? biasanya topiknya tentang apa? Siapa tuh dulu yang ngadain? diadain dimana?
58
diadainnya di mana?
59
Bapak sendiri apa yang bapak tau tentang HIV dan AIDS?
60
kalo pencegahannya?
belum kelihatan kalo yang signifikan. Paling partisipasi aktif seperti pembangunan ke pemerintah. Kegiatan-kegiatan sosial. kalo khusus belum pernah. Cuma kalo tentang kesehatan secara umum pernah, yang masyarakat yang terima secara umum ga cuma remaja air bersih, flu burung, diare, perubahan cuaca dan isu-isunya aja gitu sih. kan itu ada dari dinas kesehatan, puskesmas. itu kan kalo penyuluhan-penyuluhan ada kader desa, seperti desa siaga. Gitu. Orang-orangnya udah ditentukan untuk hal-hal sperti itu. Kan itu selalu ada, rutin setiap bulan di situ. di masing-masing suatu tempat di posyandu gitu, biasanya sebulan sekali. Akhir bulan gitu. secara umum yang namanya isu-isu, memang lagi kadang-kadang turun naik, tapi yaa itu penyakit yang membahayakan. Yang setau saya itu akibat berhubungan seks bebas lah. Pada dasarnya itu kan tersebar dari hubungan seks aja tapi mungkin juga dari jarum dan sebagainya dan memungkinkan untuk menyebarnya virus itu
kalo pencegahan mah mungkin kita mengantisipasi pertama pergaulan atau seks bebas. Dan selanjutnya mungkin tentang bisa menular itu… pertama dengan jarum suntik, tempat-tempat umum. Menghindari kaya gitu lah. Maksudnya kan katanya kaya di lokalisasi gitu-gitu. yaa berusaha menghindari. karena katanya belum ada obat yang pasti menyembuhkan. jadi yaa jauhi lah tempat-tempat seperti itu.
Kegiatan Karang taruna
Sosialisasi Kesehatan secara Umum
Pengetahuan Kepala Desa tentang HIV dan AIDS
61
nah pak, andai nih di tempat ini ada yang terkena HIV. Kira-kira bapak akan mengirangira gak datangnya dari mana kok anak ini bisa tertular HIV?
62
Memang kenapa pak kok disebut penyakit mengerikan dan memalukan?
63
64 65 66 67
eee…. Jadi sebenarnya pernah kejadian. pertama katanya orang sini mau ke luar negeri. Ternyata waktu di lab itu hasilnya salah, tes urin atau tes darah itu satu orang terkena HIV. Itu sekitar 2011-2012. itu usianya sudah 35 tahun, laki-laki. Tinggalnya di RW 1. Istrinya guru PAUD di sini. ternyata waktu di Kasus HIV AIDS cek ulang, emang ada kesalahan mungkin atau tertukar atau gimana lah. di Lewo Baru ternyata tidak seperti itu. hasilnya salah. dan jadi keluar negeri. yaa namanya juga penyakit mengerikan dan memalukan lah jadi heboh.
karena memang mungkin karena salah satu penyebabnya kan karena Opini lurah HIV hubungan seks kan karena seperti itu, hubungan seks bebas. Tidak sesuai dan AIDS dengan norma agama kita gitu kan. terus yang bapak tahu di sini pernah ada kalo di sini saya rasa belum ada. Yang dagang-dagang gitu. Penggunanya juga yang jual kondom gitu pak? yang saya tahu juga jarang. Jadi kalo KB itu disuntik yang saya tahu juga Penjual Kondom jarang lah pake-pake gitu. terus kalo disini remaja kumpul kumpul di kalo yang khusus di sini ga ada. Paling di pos, di gardu. Yaa sekitar jam mana? empat jam lima lah mereka nongkrong-nongkrong tempat-tempat kumpul lainnya di mana lagi? di sini ada juga tempat main bola. Sekarang lagi demam futsal kan. Pinggirpinggir jalan raya kan. Lagi ramai pernah ada kompetisi? pernah, dulu sekecamatan. Dulu tuh masuk ke semifinal tapi gugur di semifinal. Pemanfaatan kalo remaja-remaja sering naik motor, itu yaa jalan-jalan aja. Itu mereka pada ke Malangbong. Tau Kecamatan waktu luang pada kemana ya? Malangbong? Ada arah yang ke Sumedang. Di situ buat nongkrongnongkrong remaja enak, pemandangannya bagus. Dari sini banyak yang kumpul di sana. Mejeng-mejeng, pacaran, bawa-bawa cewek. hahaha
Pemanfaatan waktu luang
68
selain ngaji, waktu di mana remaja ngumpul kalo di sini menjelang hari-hari besar kaya tujuh belasan. Itu panitianya dari selain kumpul-kumpul ada lagi ga? karang taruna. Kalo di sini anggotanya yaa 200 orangan lah.
69
kalo di pengajian sendiri pernah ada ga pak tentang HIV?
saya rasa belum ada. Yang secara khusus tentang remaja belum ada.
70
tokoh pemuda di sini siapa ya pak?
yaa umumnya ketua karang taruna adalah tokoh pemuda. Seperti RW satu si Ceceng. Di masing masing kampung ada
71
kalo misalnya pas kumpul-kumpul karang taruna ada ga kumpul rutin?
ga ada, biasanya Cuma pas event khusus atau gede. Soalnya kendalanya kan mayoritas di sini merantau. Sekarang aja kebetulan mau puasaan jadi banyak. Nanti abis lebaran kalo mau ketemu remajaan mah susah. Pada merantau, yang ada di sini itu paling cuma remaja-remaja yang emang ada kerjaan di sini. jadi agak sulit membina remaja disini buat kumpul bareng gitu.
72
terus andai remaja nih, yang merantau ini ada yaa mungkin yaa kalo gejala-gejala ke sana yahg. Kan orang kampung yang kena HIV atau narkoba. Bapak akan mungkin tentang pergaulan di kota ya. Tapikan untuk penyebaran seperti ngelakuin apa aja ya? narkoba juga tidak menutup kemungkinan juga ada di daerah. Tapi kan kita bisa deteksi, oh ini. Yaa kita bina dulu, kita ingatkan ga sekonyong-konyong lapor polisi. yaa memang dulu kejadian. dulu mah banyak yang ngeganja,
73 74
dapet darimana? kalo obat-obatan itu kaya suntik juga ga?
yaa mungkin akibat dari pergaulan kota ya yaa engga lah, itu kan barang mahal ya.
75
tapi dulu pernah ada ya pak kalo ganja?
iya, tapi itu duluu.. Katanya. Yaa kita bina.
Pengajian tentang HIV
Tokoh Pemuda dan Kegiatan Karang taruna
Tindakan apabila ada pengguna Narkoba
76
dibinanya seperti apa ya?
77 78
siapa tuh yang biasanya ngomong kaya gitu berapa banyak kasus ya pak kaya gitu?
79
nah, gejala-gejala yang mengarah ke sana seperti apa itu pak?
80
kalo beli ganja yang bapak tau dapet dari mana ya?
81
biasanya yang ingetin kaya gitu siapa ya?
82
kalo ceramah tentang narkoba pernah pak? Apa hanya tentang fiqih?
dipanggil, yaa gitu gitu dari informasi kan kelihatan siapa. Dipanggil individu. Kalo orang mabuk kan keliatan dari kata-katanya. Yaaa kita intimidasi juga sedikit lah. Kamu kalo ketauan aparat gimana, keluarga kamu orang tua kamu gimana
Tindakan apabila yaa saya sendiri ada pengguna yaaa.. kalo banyak sih engga. Tapi yaaa remaja yang pergaulannya Narkoba menyimpang kan ada. Yaa namanya juga masih katanya pembuktiannya belum ada. Tapi untuk antisipasi walaupun masih katanya ceritana perlu antisipasi yang gejala-gejala kesana kita antisipasi. kalo remaja di Lewo Baru hal-hal kaya gitu tuh presentasenya minim sekali. Karena berbicara narkoba ya berbicara uang sedangkan pekerja disini paling pekerja bangunan, kalo dikasih sih mungkin lah ya ga beli. Kan paling juga,itu cerita dulu. Kalo sekarang beli minuman aja mahal kan. kasus yang seperti itu ada yang ngasih, katanya….. Mungkin dari luar. Tetapi kasus yang sampe kena kasus hukum alhamdulillah belum pernah sampe yang ketangkep itu. yaa tokoh tokoh agama atau tokoh pemuda paling ya. Karena memang disini ustadz Jajang yang masih muda muda dan pengetahuannya cukup lumayan di dusun dua ada jajang ada ustadz Amin. kalo dusun satu Ada ustadz Deden. Yaaa ustad masih muda lah. Kalo sepuh-sepuh mana tahu narkoba itu apa ganja itu apaa.. hahaha yaa kalo di fiqih kan khamr juga termasuk kan. Hal-hal yang memabukan. Itu Kajian fiqih dalam mah sudah umum agama
83
84
85
islamnya disini aliran nya apa ya yang bapak kalo organisasi islam disini NU, ustadz-ustadz dari NU. Mereka belajar tahu? agama itu di bawah itu ada pesantren. Kan kemana-mana. Di sini ada pesantren Raudatul Mutaalimin, deket pasar. Itu pesantren kemana-mana. di sini pernah ada sosialisasi tentang kalo secara khusus belum ada. Tetapi secara itu mah, karena kita yang narkoba? mewakili yang diundang itu kepala-kepala desa, tokoh pemuda. Misalnya dikonsentrasikan di Kecamatan. Yang diundang kita-kita. Baru disampein. Tapi itu umum kesehatan ga tentang remaja aja. jadi, apa yang bapak tau tentang kondom?
hahahahahahaa……. Engga, eee. Karena memang yaaa kan umumnya kondom itu untuk kan ada istilahnya KB bermacam macam ya. Untuk mencegah kehamilan itu dengan kondom yaa, bukan untuk hal-hal yang negatif ya. Berhubungan seks bebas pake kondom. Istilah negatif gitu. yaa udah ga bener lah. Kan kalo remaja hubungan seks itu ga boleh. Kita punya agama. Apapun alasannya remaja pake kondom itu ga boleh.
86
kalo menurut bapak mengapa remaja pake kondom?
87
kalo kondom dijual ke warung bapak setuju? kalo setuju sih setuju aja, Cuma penjualnya itu menjualnya ke siapa dulu.. Heheheehhe. kalo dijual ke remaja gimana? tidak setuju, jelas tidak setuju. Karena alasan tadi itu, kita kan punya norma agama. maksudnya remaja buat apa sih pake kondom? Maksudnya dia udah ga baik.. Yang belum sah berhubungan suami istri udah berhubungan suami istri. Kan tidak baik, ga boleh sama agama gitu. Hehehehehee
88
Aliran Islam
Sosialisasi tentang Narkoba
Kognisi Kades tentang Kondom Opini Kades remaja pake kondom
Opini kades jual bebas kondom
Pewawancara : DEDEN RAMADANI Inisial : KM, remaja 17 tahun, Laki-laki Tempat : di Teras Rumah Suasana : Sepi Waktu : Kamis, 27 Juni 2013 pukul 14.00 15.00 WIB NO PERTANYAAN/JAWABAN 1 HIV & AIDS menularnya lewat mana? 2
pencegahannya?
3 4 5 6 7
pernah denger dari mana? kalo di sekolah itu siapa yang ngasih tau? diajarin kaya gimana? pas kapan? berapa kali pertemuan diajarin?
8 9 10
di pengembangan diri diajarinnya gimana? pernah dikasih contoh ga? terus satu lagi di pengajian, itu kapan tuh?
bisa lewat hubungan seks gitu.. terus apa lagi ya. salah satunya lewat situ
Keywords Penularan HIV/AIDS
hmmm... makan makanan yang sehat gitu, olahraga rutin, kita teh boleh dekat si penderita jangan sampe minder gitu si penderita. si penderita teh biar Pencegahan namanya teh bahagia menjalani hidup... sisanya hidupnya. sebelum dia... HIV/AIDS gitu.. Sumber informasi pernah denger di sekolah, di berita, kalo ngaji gitu pencegahan HIV kalo di sekolah itu teh pelajaran ipa diterangin gitu.. ada itu-itunya, materinya…. kelas satu sma eee tergantung materinya itu sih kalo materinya lagi ngebahas tentang HIV ya Informasi HIV & AIDS di Sekolah HIV. kalo ga salah juga ada di materi pengembangan diri. gimana ya… ya lupa lagi itu teh. materi-materi gitu pernah dulu teh, tapi lupaa.. kemarin.. di madrasah. sama mang haris tau mang haris? Informasi HIV & AIDS di Pengajian (lewat tokoh MANG HARIS)
11
Mang Haris itu yang mana ya?
mang haris.. kan kemarin teh kakak kakak kan nanya ke remaja terus itu teh dibahas lagi sama mas haris, itu dibahas lagi pas ngaji. jadi katanya teh… lupa lagi teh kata-katanya. pokoknya itu ngebahas hiv supaya kita ga punya rasa takut terhadap hubungan seks. terus apa ya.. ya gitu deh.
12
terus selain kemarin sebelum2nya pernah dibahas lagi? Kaya gimana tuh?
sempet sama mang unang
14
kondom pernah dikasih tau juga sama mang unang?
engga itu teh.
15
sebelum kakak kesini pernah dikasih tau ttg hiv?
belum itu
16
berarti belom pernah dibahas HIV?
pernah deh dulu sama mang unang. dikasih tau kalo ga salah tentang pergaulan remaja, hubungan seks hubungan seks gitu. dibahas juga tentang HIV-HIV.
17
di sini ustad yang deket sama remaja remaja cuma mang unang, kalo di daerah lewo wetan paling juga mang ikin. seumuran kamu teh siapa?
13
kalian tau ga kakak-kakak itu ngapain? terus teh ada yang jawab yang kaya dulu aja biasa. terus kalo ga salah teh nyebutin mau neliti tentang dampak tentang hiv gitu
Informasi HIV & AIDS di Pengajian (lewat tokoh MANG HARIS) Informasi HIV & AIDS di Pengajian (lewat tokoh MANG UNANG) Informasi KONDOM di Pengajian Sebelum peneliti datang tentang HIV dan AIDS Informasi HIV & AIDS di Pengajian (lewat tokoh MANG UNANG) Kedekatan USTADZ dengan Remaja
18
di tempat mang unang ada berapa yang ikut ngaji?
kurang lebih ada 30 cewek cowok
19 20
setiap hari apa pengajiannya? kapan aja?
sama mang unang mah 6 hari. yaa seudah bubarnya maghrib aja. kan abis maghrib tuh anak-anak masuk belajar ngaji, nah terus abis anak-anak baru teh remajanya.
21 22
jadi kapan ceramahnya? isinya apa teh?
23 24 25
ayat ayat yang pernah dibahas? sapinah tuh apa? kalo mang unang selalu dikaitin sama kitab sapinah? kalo tentang pergaulan lawan jenis pernah dibahas?
seudah itu aja seudah ngaji semua setelah ceramah biasanya ngebahas itu aja, ngebahas ngaji. jadi dikaitin sama yang lain sedikit. kalo ada kaitannya sama yang ngaji ya diceritain gitu… pernah dulu dibahas sama mang unang. ngaji apa itu teh… sapinah. kitab sapinah. kan kalo pembahasan tentang puasa, wudhu ada di sapinah. tergantung kitabnya sih. kalo lagi bahas solat dikaitin sama kitab yang solat, kalo puasa dikaitin sama kitab puasa pernah itu.. kalo ga salah teh…… aduh lupa lagi itu teh
26
27
ada ga sih beda hiv sama aids?
sama itu sih.. kurang tau juga itu teh.
28
dulu dikasih tau guru atau mang unang dibedain apa engga? di tsanawiyah dijelasin? jadi menurut kamu sama apa beda? yang bikin hampir beda apa?
kalo ga salah gatau soalnya lupa. kalo di sekolah mah dikasih tau sedikit sedikit pas kelas 10, tapi pas kelas 9 dikasih tau malah. di tsanawiyah di pelajaran ipa iya teh. hampir sih… hampir sama yaaa apa ya.. lupa lagi
29 30 31
Rutinitas dan waktu Pengajian
Konten Pengajian
Keterkaitan Konten Pengajian dengan HIV AIDS Kognisi antara HIV dan AIDS Sosialisasi HIV AIDS di Tsanawiyah Kognisi antara HIV dan AIDS
32
terus kemarin kamu tau apa sih tentang kondom?
33
menurutmu buat apa orang pake kondom?
34
buat apa kehamilan dicegah?
35
terus menurut kalo yang pake remaja gimana? sengaja pake biar ga nikah
36
Jadi kalo bapak ibunya mati ,siapa yang urus? Kamu tau kondom darimana?
37
kondom teh alat buat itu teh nahan… ngumpulin itu teh buat nahan air mani biar ga masuk ke si itunya cewe. jadi si itu teh air maninya ga masuk ke itu Kognisi tentang teh… jadi kalo masuk teh bakal menyebabkan kehamilan Kondom buat kalo berhubungan seks si itu teh ga si itu teh ga hamil. jadi bisa mencegah kan itu dipake buat orang-orang yang ga punya anak. kalo kb kan ada Kognisi perbedaanya ama yang ga pake. nah kalo itu teh dipake buat remaja remaja Pencegahan yang belom nikah jadi ga hamil. jadi ga keliatan Kehamilan yaaa kalo belom nikah mah ga boleh atuh.. haram. kalo si itunya sampe hamil di luar nikah kan itu teh harus nunggu dulu.. kalo kata mang unang eh guru pikih di sekolah orang yang begituan sebelum nikah harus dicambuk atau harus di timpuk pake batu sekepalan seratus kali, terus kalo mati dikuburin seperti orang yang itu.. terus kalo ga mati ya diusir dari kampungnya. tapi itu Opini Pencegahan Kehamilan oleh teh ya nunggu anaknya lahir dulu, tapi kalo anaknya belom lahir ya nanti Remaja (ada dulu. kan si anak teh ga punya dosa masih suci. kan kalo di itu teh ga ada anak pengaruh haram tapi si itunya orang tuanya yang buat dosa. jadi yang buat dosa ya pengajian) orang tuanya yang tanggung jawab. Kan ada keluarganya. Dititip ke orang tuanya atau ke panti asuhan. Kata Pak Asep teh gitu. Guru pikih. Tau dari berita.. bagi-bagiin kondom gratis.
Sumber Informasi tentang Kondom dari Berita
38
Selain itu?
39
Ngebahasnya pas kapan?
40 41 42
Terus mereka tau darimana? Kamu sempet tanya2? Tanya apa?
43
Terus menurut kamu gimana tuh?
44
Temen kamu pernah ada yang nyoba make kondom?
Belom pernah. Belom ada.
45 46
Terus kalo narkoba sendiri kamu tau? Narkoba yang kamu tau teh apa?
Narkoba… ehmmm. Narkoba ya Narkoba teh buat ngilangin stres jadi kalo kita sepertinya lagi stres, wah puyeng uang gaada pekerjaan ga ada, yaa beli narkoba buat ngilangin stres. Ya kalo ga narkoba ya beli minuman buat ngilangin stres. Kata orang itu juga
47 48
Narkoba ada apa aja sih? Kamu tau darimana?
Dari anak-anak aja itu teh.. yaa biasalah kalo lagi kumpul kumpul sama temanteman sekolah ngomongin inilah itulah suka ngobrolin apa aja. Ada yang ngebahas pacar, ada yang ngebahas kondom, Peran peer group Itu teh kalo lagi libur, lagi ada luang waktu suka dipake masak-masak dalam sosialisasi malamnya dipake buat ngobrol-ngobrol ngebahas kesini kesana. kondom dan Wah gatau teh pacaran Dulu pernah sih Kondom itu buat apa? Dulu teh belum tau itu teh.. terus jadi tau pas nonton berita yang bagi-bagiin kondom gratis. Itu teh kalo menurut aku mah bukan malahan bagus buat dibaginya teh, Opini terkait apalagi kalo dibaginya tuh remaja. Dia teh bisa ngambil kesempatan. Ah penggunaan dapet kondom teh dikemanain, daripada dibuang mending diajak pacar atau kondom yang dikehendaki. Jadi biar ga ketauan gitu
Narkoba ada yang cairan, disuntik ada yang diisep, ada yang kapsul, Pernah liat di tv, di koran pernah liat, di pelajaran sekolah di pengajian
Teman informan belum pernah pakai kondom
Kognisi tentang Narkoba
Sumber Informasi tentang Narkoba
49
Di sekolah darimana?
Pengembangan diri, dari aids, hiv berdampak pada manusianya juga
50
kalo di pengajian siapa yang ngasih tau?
Mang unang juga. Jadi kalo bahasa sunda teh diterangin. Jadi ada sedikit2 yang nempel kalo ada sangkut pautnya langsung diceritain.
51 52 53
Kamu kalo senggang senggang nongkrong Kalo lagi kosong ngapain? Itu beli kapan?
54
Selain main komputer ngapain?
Jarang itu teh yaa kalo lagi kumpul ama teman sekolah… Kadang beres-beres. Kadang liat-liat komputer gimana itu teh.. pijit-pijit Itu baru akhir akhir ini sih. Komputernya juga bukan yang baru.. bekas itu teh. Nonton… nonton tv… nonton apa ya… spongebob, kartun kartun yang seru itu juga. Kalo nontonnya kemaleman yang perang-perang. Jarang juga itu teh.
55 56 57 58
Terus yang kamu tau ttg seks bebas Kalo diberita gimana tuh? Emang seks bebas itu teh apa ya mil? Terus apa bedanya aama seks biasa?
Pernah di berita,terus… Yang aku tangkep teh yang… apalagi.. lupa lagi itu teh Kaya apa ya.. kaya hubungan seksual gitu… kaya gimana ya.. lupa lagi Kalo seks bebas dilakuinnya sama yang belom nikah, belom punya ikatan suami istri. Dilakuinnya sama pacar, orang yang dekat ama dia.
Sumber informasi tentang Seks
59
Kalo ngobrol ttg seks bebas pernah?
Ngobrolnya? Kaya yang kawin diluar nikah. Gituan sebelum nikah kan? Gini gini gini.
60
Pernah ada yang pernah kaya gitu?
Belom pernah sih…
Mengobrol tentang Seks Bebas Teman informan belum pernah Seks bebas
61
Kalo narkoba-narkoba gitu?
Pernah…
Informasi Narkoba di Sekolah Informasi Narkoba di pengajian
Pemanfaatan waktu luang
Kognisi tentang seks bebas
Pengguna Narkoba di Desa Penelitian
62 63
Kapan itu? Dulu sempet heboh?
Lupa itu sih… Pengguna Itu teh kalo ga tau bener atau engga. Tau dari orang. Si itu teh pernah make Narkoba di Desa narkoba tapi yang rendah. Makanya jadi gitu. Suka jadi orang yang gimana ya Penelitian yang kaya gitu aja keliatannya. Kalo ga salah itu juga.
64 65
Terus dulu sempet pacaran kan? Kamu ngartiin pacaran apa sih?
Sempet pacaran satu kali. Aku sih artiin pacaran gatau kenapa ya kalo punya pacar teh bahagia. Dulu sempet gatau tapi sekarang tau lah sedikit-sedikit. Biar kalo entar cari calon istri jadi bisa kalo belajar mah minimal satu kali minimal ntarnya.
66 67 68
Terus itu dulu ngapain aja? Dimana? Di sekolah? Dimana?
69 70
Banyak yang pacaran di warnet? Emang warnetnya tertutup?
71 72
Dulu sering buka facebook? Kenapa?
Dulu teh paling juga pernah pegangan tangan ama duduk deket Enegga atuh Yaa Cuma main main aja haha. Yaa pernah dulu Cuma dua kali. Pernah dulu tuh di warnet pernah. Gatau juga. Tapi keliatannya sih iya Iya ketutup itu teh ketutupan triplek kan. Terus waktu itu aku pegangan tangan deg-deg an. Dua kali duduk deket. Yaa malu juga sih sama yang nunggu warnet juga sama yang lain. Jadi deketnya paling di facebook gitu, komen-komen. Iya. Tapi sekarang jarang2 Lagi jarang tugas, terus lagi ga suka aja ke warnet. Suka penuh sih. Lagi pulang sekolah gitu teh penuh. Nunggu sejam, satu jam setengah. Kesel nunggu lama ga dapet juga
Definisi Pacaran
Perilaku Pacaran
Lokasi Pacaran
Pemanfaatan Warnet kurang
73
Menurut kamu setia itu apa?
74 75
Kamu tau darimana tuh? Dia sering pacaran?
76
Setia emang buat apa?
77
Kamu kalo punya temen yang make bakal ngapain?
78
Menurut kamu kenapa nama sekolah atau nama kampung jadi jelek?
79
Tau darimana narkoba haram?
Setia itu rasa kasih sayang kita dalam pacaran atau apa ya suami istri. kalo dalam bentuk pacaran teh di hati kita Cuma dia seorang. Ga ada yang kiri ga ada kanan. Kalo setia mah insya allah bakal lumayan lama lah hubungannya. Definisi Setia Tapi kalo dipikir-pikir juga sih kalo kitanya setia dianya engga sih percuma. Bisa hancur hubungaannya Setia? Dari temen tuh hahah. Dari yang udah pengalaman pacaran. Iya sering. Tapi aneh dia mah. Udah putus jadi ga punya apa itu teh.. Peran Peer Group ngomong aja itu teh praktiknya ga dilakuin. Ngomong setia tapi pacarnya dalam sosialisasi punya dua. Terus kalo setia setia setia tapi ga dilakuin. Lirik kanan lirik kiri. setia Jadi pas jalan bareng pas pacarnya ga ada suka godain cewek. Yang pacarnya mah selalu dibohongin. Setia teh buat hubungannya teh biar hubungannya awet. Kalo setia yang benerbener teh yang sampe nikah. Tapi menurut aku teh pacaran yang dari sekarang Manfaat Setia setia itu teh. Tapi pas nikahnya ga bakalan lama. Suka ada emosi emosi yang bikin perceraian. Yaa ditegur aja. Apalagi kalo dia bawa bawa nama kampung atau sekolah ya langsung ditegur aja agak dimarahin sedikit biar dia jera. Kan kalo dibawa ke kantor polisi bakalan itu bakalan rumit. Nama kampung bakal hancur. Nama sekolah bakalan hancur. Gara-gara satu orang itu. Jadi mending ditegur aja. Opini terhadap Kalo dia itu lagi ya dihukum atau gimana gitu. pengguna narkoba Kan itu teh barang haram kan. Kalo barang haram kan udah di itulah ga boleh make narkoba di berita juga jangan pake narkoba ini dipake itu sih harus ditegur, itu sih malu-maluin masa masyarakat kampung ada yang konsumsi barang haram itu. Kalo ada mah bakal kecewa. Kecewa banget. Dari mang unang. Sumber Informasi tentang Narkoba
80
Bilangnya gimana?
81
Kamu misalnya perjaka… ga begituan sebelum nikah penting ga?
82
Tau darimana haram?
83
Apa sih yang kamu rasa kalo berhasil jaga keperjakaan?
Bilangnya? Hmm.. apa ya… lupa sih lupa lagi itu teh. Udah lama kan… iya lupa lagi Penting. Kan keperjakaan kita Cuma dikasihin ama buat istri kita. Yang pertama yang terakhir/ terus kan kalo bukan perjakan udah begituan sebelum nikah kan haram. Dapet dosa. Mang unang
Belum pernah ngerasain sih belom nikah. Bakalan bahagia sih. Ga bakal malumaluin orang tua. Kan kalo si anak itu ga bisa jaga keperjakaannya ngehamilin ceweknya di luar nikah itu bakal malu-maluin orang tua juga. Pandangan orang lain ke orang tua tuh jelek. Nanti bakal disangka orang tua teh ga ngedidik anaknya itu jadi ga bener. Ga dididik gitu.
84
Emang kalo dididik harusnya gimana?
Kalo dididik mah harus si orang tua ngomongin kalo dalam bahasa sunda di cariosan. Diomongin sama si anaknya. Di beri pengarahan lah. Kan pasti kalo dididik ga Cuma di orang tua, di sekolah pengajian dan masyarakatan.
85
Terus misalnya kamu diajak narkoba sama si Pasti bakal kecewa atuh punya rasa kesel gitu. Agak marah gitu. asep perasaan kamu gimana?
Sumber Informasi tentang Narkoba Opini tentang Perjaka Sumber informasi tentang Seks Bebas
Opini tentang Perjaka
opini tentang peran orang tua terkait menjaga keperjakaan
Opini punya teman pengguna narkoba
86
87
88
89 90 91
Kenapa?
Jadi mungkin pandangan si dia ke kita teh main ajak ajak kita. Kita kan suka ngaji.. suka ini.. anak baik gitu. Pasti bakal marah sama si itu.kurang ajar banget. Kalo dia udah make ngajak kita ah…. Dia juga yang udah make kalo ketauan pasti dimarahin abis abisan. Apalagi kalo ngajak orang lain jadi kan si dia teh ngajak kita. Si kita diajak dia pasti ga akan terima lah. Diajak keburukan bukan kebaikan. Kan buruk narkoba. Kalo diajak pergi solat kan seneng, jadi ada yang ngajak. Tapi kalo ada yang ngajaknya narkoba… sadar sih ada rasa sadar.. tapi rasa sadar kalo si itu teh.. mandang si itu nya kaya engga punya otak aja. Ajak ama saya. Saya kan pasti ga mau gunain gitu. Apalagi ada yang ngajak
Bagi kamu emang anak baik itu kaya apa sih Ga suka nongkrong nongkrong, ga suka ngerokok. Kan ngerokok dapat ciri-cirinya? menyebabkan kanker. Dia teh ngerokok dia teh belom kerja masih remaja, masih sekolah. Dia teh ga punya uang buat ngerokok. Pas dikasih uang buat spp dipake buat beli rokok. Itu kan bukan anak baik namanya. Kurang ngajar banget. Kalo anak baik kan spp dipake buat spp. Perasaan kamu kalo punya pacar ga setia gimana?
Sakit hati banget. Karena kita teh udah setia ama dia. Tapi dia malah ga setia ama kita. Malah manas-manasin hati kita. Jadi kita punya rasa kesal gitu. Meskipun kita suka, sukabanget. Pasti orang yang diselingkuhin pasti punya rasa kesel. Ke depan kamu ada rencananya punya pacar Belom sih Kalo ke depan nanti pengennya punya pacar Pengennya wanita yang sejuta Sejuta apa tuh? Setia jujur takwa.
Opini punya teman pengguna narkoba
Definisi anak baikbaik
Opini ketidaksetiaan
Sosialisasi Peer group tentang pacaran
92
Itu kata siapa?
93
Terus mereka pacaran?
94
Tapi mereka bilang mau pacaran?
95 96
Kenapa emang kalo pacaran? Kamu dulu bapak ibu tau pacaran?
97
Jadi di pengajian boleh ga sih?
98
Menurut kamu kenapa waktu itu deg-degan waktu pegangan tangan? Apa karena agama ga bolehin pacaran? Kenapa malu?
99
Sosialisasi Peer group tentang pacaran
Itu kata temen. Kan dia pernah pacaran satu kali sama anak ini, tapi dia diselingkuhin.. hatinya itu hanccur banget. Udah putus… jadi dia lumayan lah agak agak soleh. Abis itu nemu cewek sejuta. Setia jujur takwa. Pernah itu. “nah ini teh wanita sejuta katanya" Kalo pacaran sih engga teh. Engga pacaran tapi temen deket. Tapi dia teh kaya pacaran. Lebih jaga jarak gitu. Jadi engga nimbulin kaya pacarannya. Definisi Pacaran Cuma smsan. Kaya pacaran tapi engga. Remaja Udah. Tapi teh lebih baik kata si ceweknya jadi temen deket deket. Temen plus plus. Kan takut ketauan. Temen plus plus kaya pacaran Tau minta izin teh. Ibu sempet ga ngasih izin fokus aja sama belajar. Ya Izin Pacaran di kesini kesini sering ngebujuk. Bantuin bantuin. Diarahin kesana sedikitkeluarga sedikit. Pas kesini-kesini kan mau putus jadi ga distujuin. Jadi punya rasa yang wah… gimana gimana gitu. Katanya sih boleh pacaran jangan sampe ngeganggu. Jangan sampe terjadi hal Izin pacaran di hal yang ga diinginkan. Ngerti lah mang unang masa masa remaja teh masa Pengajian masa ingin pacaran, kan masa-masa pubertas. Iya sih salah satunya itu. Malu gitu. Perasaan ketika pacaran di tempat Kalo ada yang liatin atau yang lewat. Kan kalo ada yang lewat di warnet umum gimana gitu. Pertama kali juga pegangan sama cewek jadi deg-deg an
100 Mang unang pernah jelasin pacaran secara islam?
Pernah itu teh dalam kitab apaa gitu. Tapi dalam islam teh ga ada pacaran. Kalo ada mah bertunangan terus nikah. Tapi kalo guru fiqih teh pernah bilang teh nikah dulu baru pacaran jangan pacaran dulu baru nikah. Kan kalo udah nikah kan udah sah gitu bisa pegangan tangan bisa pelukan. Kan kalo belum nikah teh pegangan tangan itu haram apalagi sampe ke apa itu begituan. Jadi haram dapet dosa.
101 Terus kamu pas pacaran sempet merasa bersalah? 102 Kaya gimana?
Sempet juga sih.. gara-gara apa dulu teh. Jadi ada mantannya gitu mantannya musuhin. Kalo musuhin sih ga musuhin. Kalo bahasa sundanya beud. Kalo aku nyamperin mau tanya sesuatu dia pura-pura ditanya sama orang. Pura pura gatau. Punya rasa itu juga sih tau tapi mau. Kalo dalam islam kan ga ada paccaran. Tau itu teh. Tapi punya rasa mau gitu teh. Biarin lah satu kali nyoba. Buat jaga jaga ntar kalo udah besar kan pasti lah punya pasangannya masing-masing. Meskipun jodoh di tangan allah. Tapi kita teh kalo deket sama cewek yang mau dijadiin istri ntar-ntarnya bisa pendekatan dulu gimana gimana engga kaku. Kalo kata orang yang belumpernah pacaran teh kuper, kurang pergaulan. Disangka ga normal, masa2 pubertas ga pacaran
103 Terus kalo diajak begituan sebelum nikah perasaan kamu gimana?
Ya bakalan marah atuh. Udah berani-berani ngajak membuat dosa. Kan marah.. kecewa juga sih punya pacar kok kaya gini. Langsung diputusin. Kan kalo dari awal udah ga bener kebelakangnya udah ga bener. Jangan jangan teh Opini terkait seks bebas dia punya pacar bukan Cuma kita aja. Bukan pacarnya satu aja pasti dia punya banyak. Kaya gitu.
Sosialisasi pacaran di Pengajian
Pewawancara : GHIVO PRATAMA Inisial : H, Remaja 18 tahun, Laki-laki Tempat : di rumah informan Suasana : Berdua dengan informan Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 08.00 09.15 WIB NO PERTANYAAN 1 Oke, kita mulai, gimana hari ini? dirumah aja? 2 Mulai main bola jam berapa? 3 Biasanya main bola sama siapa? 4 Ohhh, temen-temen yang kemarin? Saya 5 dibawah 6 Main bolanya dimana? 7 Diatas mana? Lapangan gede itu? 8 Oh disewain? 9 Suka berenang? 10 Dibawah? Bukannya ada danau yang mau dibikin? 11 Kenapa sih Situ mau dibangun? 12 13
Yang berenang di Situ banyak? Katanya ada yang pernah kesurupan? Gimana ceritanya?
JAWABAN Ya dirumah habis main bola a Jam tujuh a Sama temen-temen Dimana? Iya dibawah tempat tongkrongan basecamp Galaxy? diatas Biasa, ga gede gitu Enggak, gratis Suka kak, sama teman-teman kalau liburan di Ciawi Situ? Ga pernah lagi Itu karena longsor, airnya mepet. Jadi ga ada airnya. Karena longsor habis airnya Anak kecil biasanya Iya, disana pernah ada yang ngomong jorok, terus ada yang masuk ke tubuh perempuan karena tersingung
Keywords
Gaya Hidup Aktivitas
Religious Belief
Religious Belief 14 15 16
22
Itu udah lama atau baru? Biasanya siapa yang nyembuhin? Pas lewat di Situ, sepi ga juga tapi damai. Kata Pak Lurah ini masuk desa Terdamai? Itu dapat dari mana? Kapan? Pas ngumpul sama teman gimana? Nge-track pernah? Saya dulu pernah iseng juga pas SMA sama zaman-zamannya H. itu pas nge-track pakai motor siapa? Disini merek motor apa aja H? jualnya dimana? Aksesoris juga ada? Pas ngobrol-ngobrol bareng teman-teman dimana? Gardu? Ada komunitas ga di sini?
23
Kriteria boleh masuk gimana tuh?
24
Kalau Lewo (Galaxy) cuma anak Lewo Wetan aja yang boleh masuk?
25
Biasanya kalau punya pacar tarawehan bareng ga? Satu SMA? Udah berapalama pacarannya?
17 18
19 20 21
26 27
Lama kak, dua minggu. Terus minta kepala sapi Ga tau siapa yang nyembuhin Saya ga tau kakak
Iya sama temen-temen, biasanya untuk ngetest motor. Nanti ada raja-rajanya. Jadi raja-rajanya nanti ada motor bebek, besar. Pakai motor sendiri, jalurnya dari Lewo ke Malangbong. Biasanya Sore, ga ada yang pernah kecelakaan, track -nya panjang dan lurus
Gaya Hidup Aktivitas
Segala ada kak, di pasar ada Body ada, kalau body beli di Bandung. Motor ga dimodif kak Bukan kak pas kakak makan baso, disana kalau ada acara rapat disana sana kak Ada kak, Galaxy (kumpulan anak Lwo Wetan) namanya, Pencin (Penjahar Cinta), sama Joca (Jomblo Cakep) Ya kalau playboy masuk penjahat cinta. Kalau jomblo tapi cakep bisa masuk Joca Iya, itu yang penjahat cinta boleh masuk semuanya aja. Kalau umur 17 masuknya pencin, 17-20 masuknya joca, istilahnya pengembara
Sikap Kognisi
Iya biasanya Enggak kak Dua minggu a
Sikap Perilaku
Sikap Perilaku 28
Kenapa putus sama yang sebelumnya?
29
Biasanya ga ngumpul sama ceweknya?
30 31 32
Kapan mau nikah? Jadi mau masuk persib? Pernah tau orang yang pernah berhubungan badan dan bisik-bisik dari teman dimana?
33
Iya, saya ketahuan jalan sama cewe lain pas saya jalan juga terus pas itu saya langsung diputusin a. Jadi ketahuan selingkuh hahahaha Iya biasanya SMS. Nganter kerumah. Nanti kalau sudah besar baru diajak kerumah Mungkin nanti kalau sudah kesemsem Jadi a Iya a, dari bisk temen-temen itu. Terus karena takut kehilangan biasanya Sikap Kognisi
34 35
Maksudnya ga boleh berkhianat sendiri? SMA H udah ada? Itu anak-anak di dusun mana? Pernah pacaran sama anak-anak desa itu?
Iya kak, di SMA saya ga ada kak, tapi kalau di SMA Malangbong udah banyak. Mungkin karena agamanya kurang a Enggak tau Pernah aa, serem anak-anak disitu
36
Hahahaha seram kenapa?
37
Terus kalau ganti-ganti menurut H gimana?
Ya kelihatan aja a dari mukanya. Kalau yang sekarang pacar saya pakai kerudung Gapapa. Nunjukin itu pria yang hebat katanya
38
Kalau anak-anak yang hubungan sex temennya sama siapa? Acara TV yang terkenal disini apa?
39
Sama temennya a India kak, kalau enggak Santang terkenal juga kak
Sikap Prilaku dan Religiositas Belief
Sikap Perilaku Gaya Hidup Aktivitas Sikap Perilaku Gaya Hidup Aktivitas
Pewawancara : GHIVO PRATAMA Inisial : Galaxy, 18 Tahun, Laki-laki Tempat : Rumah informan Suasana : Kelompok Galaxy Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 12.00 13.00 WIB NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Wah nonton film apa nih? Film Hollywood 2 Oh Hollywood, biasa nih ngumpul-ngumpul? Iya a, ini tempat basecamp kita Oh iya….. hahahaha tadi saya udah wawancara sama H sebelumnya bicarain tentang HIV dan AIDS. Pernah dengar ada yang ngidap HIV dan AIDS ga disini?
Disini mah bersih dari gitu gituan a. tapi pernah denger sih di Malangbong di Masjid Malangbong. Ada yang pernah gitu-gitu terus kejepit anunya ga mau lepas sampai mati
6
Mati? Digebukin massa? Tempat lain dimana yang ada a (panggilan di dalam bahasa Sunda)? Ohhh…… biasanya tau darimana?
Enggak emang mati gitu Biasanya yang ngelakuin itu anak SMA Malangbong, tujuh Garut, sama 9 Garut Biasa a, ngobrol-ngobrol bareng di basecamp dapat berita-berita baru. Ada juga tu a tentang video porno Cibuyut Bergoyang
7
Apa itu a?
8
Oohhh
Itu video porno yang ditaruh anak-anak di youtube, anak-anak yang hubungan seks Iya dilakuin diatas kapal a
3
4 5
Keywords Sikap Kognisi
Religious Belief
Gaya Hidup Opini
Sikap Kognisi
9 10 11 12
Gimana masyarakat disini lihat video porno? Sama-sama tau lah a, itu udah biasa. Semua udah punya video di hp karena bisa disimpan di hp Kegiatan pemuda disini apa-apa aja? Pos Itu ayah herdi yang mimpin a Kambling gimana?
Gaya Hidup Aktivitas
Oh Jadi Pos Kambling disini jalan ya? Selain Biasanya sewa PS2, warnet di Pasar, di PKBM juga ada computer, tapi belum itu kegiatan disini yang jalan apa lagi? ada speedy karena kabelnya dicuri terus. Ooh Oke (diskusi tentang gempa) Pewawancara : KARLA JUANITA Inisial : RI, Remaja 16 tahun, Perempuan Tempat : ruang tamu informan Suasana : sambil nonton ftv hanya berdua Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 11.15 12.15 WIB
NO Pertanyaan 1 Kamu masih sekolah kan ya? Biasanya kalo waktu luang gitu ngapain? 2 sering nggak tuh ngumpul sama temen? 3 istirahat di sekolah jam berapa? Berapa lama tuh? 4 nah itu biasanya ngapain aja? 5 ngobrol apa aja biasanya? 6 dari film ftv gini biasanya apa yang kalian bahas?
Jawaban Biasanya sih ke rumah saudara atau main sama temen
Keywords
jarang sih soalnya temen-temennya juga suka dirumah satu jam teh dari jam 10 sampai jam 11 gitu ngobrol-ngobrol aja atuh biasanya sih ngomongin ftv gitu, saya suka ftv ya ceritanya gitu tentang persahabatannya
penggunaan waktu luang
penggunaan waktu luang
7 8 9 10 11 12 13
14 15
16 17 18
terus menurut kamu, yang ada di ftv ini kejadian gak sih di kehidupan remaja sekarang? oh gitu, disini remaja-remajanya biasa ngumpul dimana ya? itu di pasar ngapain? itu di pasar pada belanja apa aja? wah seru ya harganya pada murah. Ohiya resti punya pacar? itu biasanya kalau pacaran ketemu dimana?
iyasih saya pernah ngalamin juga gitu di gardu/pos gitu kalo cowok-cowoknya, kalo cewek sukanya kepasar iya biasanya di pasar teh tiap hari rabu jalan-jalan belanja bareng gitu teh belanja baju-baju gitu banyak diskon, harganya murah-murah nggak punya teh tapi pernah pacaran cuma 1 kali
ketemu pas abis pengajian tapi itu juga jarang say amah pacarannya cuman 2 minggu oh gitu, menurut kamu sendiri penting nggak penting, eh tapi gak penting-penting banget sih teh kan baru pacaran aja sih setia sama pasangan atau pacar? nggak serius-serius gitu. Kalau nikah baru penting resti punya temen yang suka ganti pacar nggak? terus kalo kasus narkoba gitu di sekolah gitu gimana? Pernah ada nggak? oh kok bisa gitu? Kenapa dia? terus kalo kasus hamil diluar nikah ada nggak temen kamu yang gitu? itu gimana ceritanya bisa gitu?
ada temen deket, tapi saya udah pernah ngingetin tp dianya nggak berubah gitu ehm mungkin narkoba enggak ya teh. Tapi kalo yang suka minum obat yang kecil warna kuning, kalo ga salah dekstron namanya. Nah itu suka diminum sama temen, minumnya banyak gitu. saya juga nggak tau, nggak deket juga, tapi dia cewek kelas 2 SMP ada tapi nggak deket
aktivitas berpacaran
informasi terkait narkoba
iya dia dihamilin sama pacarnya, jadi mulainya dari hp. Awal-awalnya dari sms diajak ketemuan gitu, terus dia diberi permen yang bisa kehilangan kesadaran gitu tapi saya juga gatau permen apaan
aktivitas dan gaya hidup berpacaran remaja
19
oh dia pacarannya emang udah berapa tahun? Tiga tahun teh, dia mah katanya yang ngajakin pacarnya
20
kamu tau nggak sebenernya dia kenapa bisa sampe gitu? nah kalo selama di kelas gitu dia gimana orangnya?
kurang tau teh, soalnya nggak deket
22
terus sekarang temen-temen dia gimana ke dia?
jadi ngejauhin gitu teh
23
pandangan kamu sendiri gimana ke dia?
24 25
hm gitu, ohiya pacar kamu orang sini? udah nggak pernah ketemu lagi? Dulu biasanya kemana selain ketemu pas pengajian? hm nah sekarang tentang HIV dan AIDS, apa aja sih yang kamu tau tentang HIV dan AIDS? oh gitu, yang kamu tau gimana? kalau kamu sama pacar gitu pas pacaran biasanya ngapain? selain takut sama orangtua karena apa lagi?
ya negatif gitu, soalnya keliatannya kan dia baik-baik aja orangnya taunya begitu iya masih sekampung gitu enggak sih, dulu pernah mau pergi-pergi tapi nggak pernah jad jadi gitu hahaha
21
26 27 28 29
30 31
ohiya kamu tau kondom nggak?apa yang kamu tau dari kondom ? wah kok bisa dikasih tau sama mama?
baik-baik aja sih orangnya, cuman nggak nyangka aja kayak gitu
hm kurang tau sih udah lupa cuma dulu pas mts dijelasin ya penyakit gitu teh yang bisa nular dari orang yang suka berhubungan seks pegangan tangan doang atuh teh, pernah sih diajak pelukan tapi saya mah nggak mau, takut ketauan sama orangtua hm karena gak mau dipandang negative juga sih sama orang lain haha apa ya? Saya mah juga kurang tau tapi pernah dikasih tau sama mama
aktivitas dan gaya hidup berpacaran remaja
pengetahuan tentang HIV & AIDS
aktivitas berpacaran
kondom
iya itu gara-gara kasus yang cibuyut bergoyang teh kasus terkait gaya hidup remaja
32
hah? Cibuyut bergoyang itu apa?
33
oh gitu, wah ada juga ya kasus gitu disini. Terus kamu tau gak kenapa dia sampe begitu? Itu umur berapa ceweknya?
34
oh gitu. Eh iya resti deket sama mama ya?
35
hmm kamu kalo sholat diingetin orangtua juga nggak? haha oh gitu tapi kamu sendiri ngerasa rajin ibadah nggak? eh kamu abis sekolah ini ada niat mau lanjutin kuliah atau kerja nggak?
36 37
38 39
itu video mesum anak SMP Cibuyut sama cowok gitu di internet teh dimasukin ke internet, katanya sih ceweknya pake kerudung. Itu semua anakanak sini mah udah pada tau saya juga kurang tau teh, umur 15 tahun. Cowoknya mah 22 tahun
kasus terkait gaya hidup remaja
iya saya deket sama mama soalnya suka cerita-cerita kalo punya pacar juga selalu cerita gitu iya suka diingetin tapi suka males gitu teh hehehe enggak atuh teh hm enggak kayaknya teh gak ada uangnya juga hehe
hm gitu, tapi dibolehin kerja sama orangtua? ibu sih ngebolehin tapi ayah nggak ngebolehin khawatir gitu katanya ya kalo ada niat sih dicoba aja dulu kerja sama-sama teh gitu. Yaudah deh sampe sini aja makasih ya resti atas waktunya sama infonya
agama dan faktor pendamping orang tua
Pewawancara : PRASIDYA DONI Inisial : RA, Remaja 16 tahun, Laki-LAKI Tempat : Rumah informan, di ruang tamu. Suasana : Rumah informan dalam keadaan sepi. Dan informan hanya berada di dalam rumah sendirian. Wawancara di lakukan dengan kondisi hanya ada pewawancara dan informan saja. Waktu : 28 Juni 2013 pukul 10.00 - 10.45 WIB NO 1 2 3 4
Pertanyaan yang a’a ketahui tentang HIV dan AIDS? lupa lagi? kenapa lupa lagi a’? hmmm....sepengetahuan a’a aja. Penyebabnya apa aja?
Jawaban lupa lagi saya.. iya hahah, saya lupa tuuh... oooh...seks bebas
5 6
terus apa lagi? Apa Cuma seks bebas? sebenernya seberapa penting sih a perjaka itu?
iya.. yah biasa aja, kan gak keliatan masih perjaka ato tidak perjaka
7
kalo melihat yang perawan gimana a?
yah begituu..gak mau ah kalo udah gak perawan.
8
balik lagi nih a, tentang pacar-pacaran. Banyak gak a , temen a’a yang suka gantiganti pacar?
nggak sih, setau saya enggak. Soalnya kurang tau juga...banyak yang jauhjauh pacarnya. Disini saya aja yang deket. Ada yang di Jakarta, di Karawang.
Keywords
Kognisi terkait Sikap Remaja
Afeksi terkait Sikap Remaja
Perilaku terkait Sikap Remaja
9
pernah denger gak suka ada yang nakal gitu, yah...banyak. Iya banyak. temen-temen a’a pas pacaran jarak jauh?
10
terus gimana menurut a’a ?
yah wajar juga sih, kan juga pengen perhatian. Kan juga gak tau ceweknya setia ato enggak.
11
iya sama, kayak gitu...
12
tapi seandainya a’a berada di posisi seperti itu gimana. Dengan kondisi pacaran yang seperti itu? ngomong-ngomong hobinya apaan nih a ?
13 14
Dimana a? oh...sama temen-temen sini ato sekolah a ?
diatas kalo maen bola. Kalo futsal mah di Barokah ( nama tempat futsal ). iya sama temen-temen sini, kadang juga sama anak Pabuaran.
15 16
kayak sparing ya a ? iyaa.... temen-temennya a’a pernah ada yang make? ada
17
kira-kira tau gak, kenapa mereka pake “gele” ? nah, a’a nya gimana nih ngeliatnya? kalo kita ngomongin yang kayak gitu dan kita tarik ke sisi agama. Apakah masih penting ajaran islam dalam melihat hal itu?
buat nyelesein masalah katanya kalo ada. Masalah sama pacar pasti banyak ke sana biasa aja...soalnya kan buat nyelesein masalah. Dan wajar aja. yah gak baik...
Karena ?
dosa. Paling temen suka bilangin tentang gitu-gitu juga. Katanya sekali-sekali juga perlu.
18 19
20
Perilaku terkait Sikap Remaja
paling maen bola. Aktivitas terkait Gaya Hidup Remaja
Opini terkait Gaya Hidup Remaja.
Kepercayaan terkait Tingkat Religious Remaja.
21 22 23
kalo nonton tv sama dengerin radio yang kultum-kultum gitu a ? gak sukanya, emang karena gak suka ayo emang gak ada?
gak suka.. yah kadang kalo subuh gitu suka liat gitu, tapi buat nunggu kartun. Nunggu spongebob.
ketika a’a nya berdoa dan beribadah, ya, kalo solat mah jadi tenang. Gak punya utang lah....begitu. perasaanya gimana a? Apakah ada perasaaan yang tergugah ato gimana a? Ato abis solat langsung pergi abis salam.
Praktik terkait Tingkat Religious Remaja. Perasaan / Pengalaman terkait Tingkat Religious Remaja
Pewawancara : PRASIDYA DONI Inisial : DI, Remaja 16 tahun, Laki-laki Tempat : Rumah informan, di ruang tamu. Suasana : Suasana di dalam rumah sepi dan tenang, tapi di luar rumah informan agak ramai. Sehingga sedikit mempengaruhi kebisingan, walaupun tidak menganggu Waktu : 26 Juni 2013 pukul 11.00 - 11.45 WIB NO PERTANYAAN 1 a’a Dindin tau atau pernah denger gak tentang HIV dan AIDS?
JAWABAN tidak tahu.
Keywords
Kognisi terkait Sikap Remaja
2 3
4
bener-bener gak pernah denger ato gimana a iya, bener gak tau saya. ? kalo di sekolah gitu, pernah denger gak a ? Hmm...pernah denger sih...dapet pernah di sekolah, pas pelajaran IPA ato malah pernah diajarin gitu a di sekolah ? oh berarti pernah dapet, tapi lupa ya a ?
Kognisi terkait Sikap Remaja
iya
Pewawancara : PRASIDYA DONI Inisial : IS, Remaja 18 tahun, Laki-laki Tempat : Rumah informan, di ruang tamu. Suasana : Suasana di dalam rumah sedikit ramai dengan kehadiran ibu informan dan tetangganya. Hal ini juga sempat mempengaruhi wawancara yang dilakukan, karena ibu informan dan tetangga tersebut sempat membantu informan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan Waktu : 25 Juni 2013 pukul 11.00 - 12.00 WIB NO PERTANYAAN
JAWABAN
Keywords
1
biasanya kalo lagi ada waktu luang, kayak liburan sekolah gini ngapain a ?
liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta, bantu – bantu lah disana, kasian bapak sendirian.
2
ngapain a ? dagang ?
iya, jualan siomay..
Gambaran salah satu bentuk Migrasi dan Merantau masyarakat desa Lewo Baru.
Pewawancara : ARSA ILMI BUDIARTI Inisial : FT, remaja 15 tahun, perempuan Tempat : Rumah Orangtua Informan Suasana : Sepi, Berduaan Waktu : Jumat, 28 Juni 2013, 14.00-15.30 No 1
Pertanyaan Apa perbedaan antara HIV dan AIDS?
Jawaban Kalo HIV itu virusnya, kalo AIDS itu penyakitnya
2
Kenapa menurut kamu bersin/batuk dapat menularkan HIV dan AIDS? Kenapa menurut kamu berolahraga dan beribadah dapat mencegah HIV dan AIDS?
Karena cairan air liur itu saling bertukar dan bisa menularkan
Kondom itu apa?
Kondom itu alat kontrasepsi yang mampu mencegah Ibu untuk hamil
3
4
Karena jadi banyak kegiatan gitu, jadi sehat jadi gak akan berbuat yang anehaneh. Trus beribadah kan bikin imannya kuat menurutku gitu. Meskipun beribadah belum tentu mastiin beriman sih, Cuma pasti bisa ningkatin iman
Keywords Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang HIV&AIDS dan religiositas Kognisi tentang Kondom
5
Pacaran itu dosa atau tidak?
Dosa, tapi sebagai perempuan butuh perhatian dan teman untuk mengobrol. Bahkan di agama sangat tidak boleh ya, tapi mah sekarang pacaran itu udah biasa ya.
9
Kenapa kewajiban dan kenapa kebutuhan?
Dari guru ngaji, dari AlQuran juga dibilang wajib. Dari ceramah juga. Kalo kebutuhan, karena missal gak menjalankan rasanya tuh seperti ada yang hilang
10
Kenapa membeli kondom tidak harus malu? Karena kalo udah nikah mah nggak usah malu
11
Lalu kenapa orang menikah beli kondom?
6
7
8
Kognisi dan opini tentang perilaku dan religiusitas (dosa) Menurut kamu kenapa pacaran gak boleh? Karena gak ada namanya pacaran tuh adanya ta’aruf trus langsung nikah deh, Kognisi dan opini karena akan menjauhkan dari fitnah tentang perilaku dan religiusitas (dosa) Kamu kan pacaran, dosa gak tuh? Iya dosa, ini kan zina namanya tapi gimana ya perempuan butuh perhatiannya, Kognisi dan opini motivasinya, sayangnya gitu. Tapi insyaallah pacaran aku membawa ke jalan tentang perilaku kebaikan dan religiusitas (dosa) Pernah tidak menanyakan kenapa harus solat, Pernah, bahkan sering. Solat itu dilakuin karena yang pertama kewajiban, dan ngaji dll? Dan akhirnya, alasan harus solat, yang kedua sebagai kebutuhan Religiositas ngaji itu apa? Feeling
Karena kan tergantung, ada yang ingin menunda punya anak, nggak pengen punya anak dulu
Religiositas Feeling dan Ritual Kognisi kondom Kognisi kondom
12
13
14 15
16
Tadi diceritain tentang teman yang pernah berhubungan seks, lalu apakah dia perlu menggunakan kondom? Trus ada nggak temen yang pernah beli kondom?
Menurut kamu gimana tuh remaja yang beli kondom di apotek tuh? Narkoba itu apa? Dan bisa kasih contohnya gak?
Sebenernya ya lebih baik tidak usah berhubungan seks, tapi ya bisa sih pake kondom untuk menunda, untuk menghindari resiko hamil atau kena AIDS Pernah, kan suka diceritain dan aku juga jaga apotek kadang-kadang suka ada yang beli kondom atau pil KB tuh remaja yang beli. Trus suka nggak dibolehin sama kepala apotek, suka ditanya-tanyain dulu. Juga suka yang beli orang dewasa nah itu dibolehin Miris sih, gimana ya anak muda tuh kok bisa kaya gitu kurang ilmu kurang iman gitu Narkoba adalah bahan atau obat kimiawi yang menimbulkan kecanduan tapi seharusnya itu kan buat pengobatan. Contohnya tuh seperti morfin, kokain, gitu-gitu Ada, dan mungkin karena kurang iman dan pengetahuan sih itu
17 18
Temen ada yang make narkoba? Dan menurut kamu kenapa dia make? Apa kerugiannya menggunakan narkoba? Temen make narkoba itu jenis apa?
19
Temen ada yang mengedarkan narkoba?
20 21
Kalo ditawarin narkoba gimana? Menurut kamu kenapa dia berjualan narkoba?
Ada, tapi gatau sih siapa soalnya denger-denger aja trus aku taunya tuh ngeliat mereka yang make narkoba itu kan matanya merah-merah gitu terus biasanya laki-laki remaja gitu Menolak dengan sangat. Trus aku kasih tahu kalo itu salah Mungkin butuh uang sih kalo kaya begitu mah
Banyak, yang jelas merusak tubuh gitu, bikin kecanduan Kalo denger-denger mah pada pake obat batuk Dextron yang dipake dosisnya tinggi gitu. Katanya itu bisa bikin seneng, bikin nggak beban gitu.
Kognisi kondom FAKTA berhubungan dengan Kondom Opini Perilaku Kognisi Narkoba Opini Narkoba Kognisi Narkoba FAKTA penggunaan narkoba FAKTA penggunaan narkoba Opini Narkoba Opini Narkoba
22
Temen ada yang udah hamil diluar nikah?
23
Keperawanan itu penting gak? Kenapa?
24
Kalo nanti diajak berhubungan seks sama pacar gimana? Menurut kamu setia itu apa? Kamu setia atau nggak?
25 26
27
28
29 30 31
Ada. Dulu sih nggak sering ya, sekarang mah makin sering dan banyak. Lima FAKTA tentang orang lebih lah, Teh seks pranikah Ya penting karena keperawanan itu kan berharga kan yang pertama kali jadi Opini berharga. Bangga yah kalo kita bisa memperjuangkan itu ditengah godaan Keperawanan rintangan zaman sekarang Ya pasti menolak lah, seseorang yang baik itu yang membawa kita ke jalan Perilaku Setia yang benar Setia tuh ya nggak ganti-ganti pasangan Kognisi Setia Kalo yang namanya zina mata aja juga disebutnya nggak setia atau selingkuh. FAKTA perilaku Apalagi aku orangnya bosenan, jadi suka cari-cari temen ngobrol gitu setia
Kamu diajarin setia sama siapa? Media kaya Ngaruh, jadi tahu gitu setia tuh kayak gimana Facebook, iklan, FTV yang suka ditonton itu ngaruh gak? Menurut kamu, temen-temen yang suka ganti- Ya terserah mereka sih, tapi aku selalu ngingetin dan emang susah ya soalnya ganti pacar itu gimana? takut marah Pandangan kamu terhadap poligami/poliandri Di AlQuran kan boleh tuh, tapi kalo aku mah mending sebenernya satu aja gimana? cukup Kenapa temen-temen suka ganti-ganti pacar? Gak tau ya, tapi mungkin ngejar materinya, siapa bawa motor apa gitu. Kalo dia motornya lebih bagus, ya milih sama dia. Suka kaya gitu Menurut kamu remaja-remaja disini itu Nakal-nakal, suka liat pas waktunya ngaji tuh pada nongkrong cewek sama gimana? cowok di pinggir jalan, mojok di tempat sepi gitu. Trus palingan boncengan cewek cowok naik motor bareng
Kognisi Setia
Opini setia Opini Setia FAKTA perilaku FAKTA tentang remaja
32
Soal narkoba, menjaga keperawanan, setia, tidak berhubungan seks itu menurut kamu diajarkan nggak di agama?
Diajarin, yang sering tuh tentang setia kepada pasangan. Kalo narkoba gitugitu kan ada di firman Allah, jadi gak langsung diajarin gitu
Kaitan ABCD dengan religiositas
Pewawancara : DIPTA MAHIRA Inisial : AP, remaja 17 tahun, perempuan Tempat : Rumah Orangtua Informan Suasana : Tenang, Berduaan Waktu : Rabu, 26 Juni 2013 pukul 9:52 pagi
No 1 2 3 4 5 6
Pertanyaan Menurut kamu olahraga dapat mencegah penularan HIV & AIDS? Kenapa? Kamu tau gak kondom APA? Kalo pelindung saat hubungan seksual? Hobi kamu apa? Kalo main sama temen-temen?
7
Disini ada pengajian ga?
Jawaban Hmm enggak menjamin sih.. tidak setuju Ya.. ga menjamin olahraga bisa bikin kita gak tertular HIV & AIDS Engga Oooh tau tau tapi gak pernah liat Nonton tv Hmm kalo di sini temen-temen pada sekolah jadi pas pulang sekolah baru main sama temen-temen rumah Di sini ada pengajian tiap minggunya. Kalo main sama temen rumah pas pulang sekolah
Keywords Opini remaja mengenai gaya hidup dalam mencegah Kognisi remaja terkait sikap Aktivitas terkait gaya hidup remaja Aktivitas terkait gaya hidup remaja
Pewawancara : DIPTA MAHIRA Inisial : IM, remaja 17 tahun, perempuan Tempat : Rumah Orangtua Informan Suasana : Tenang, Berduaan Waktu : Rabu,26 Juni 2013 pukul 17:00 sore
No 1 2 3 4
Pertanyaan Kamu menolak ajakan pacar untuk berpegangan tangan? Kenapa? Tau HIV & AIDS ga? Tau tentang apanya nih?
Jawaban Gimana ya kak engga menolak sih aku. Engga setuju, Karena Aku pernah pegangan tangan pas pacaran Tau Banyak, itu kan yang narkoba bisa nyebabin HIV. Hubungan seksual juga bisa. Tapi aku gatau kepanjangannya HIV & AIDS.
Keywords Perilaku terkait sikap remaja Kognisi remaja terkait sikap remaja
Pewawancara : DIPTA MAHIRA Inisial : AM, remaja 17 tahun, perempuan Tempat : Rumah Orangtua Informan Suasana : Tenang, Berduaan Waktu : Selasa, 25 Juni 2013 pukul 8:50 pagi dan Kamis, 27 Juni 2013 pada pukul 13:00 siang No 1
Pertanyaan Tau HIV?
Jawaban Tau yang virus menular kan yang serem bisa dari keringet, ludah gitu kan
Keywords
2
Tau apa aja tentang HIV dan AIDS?
3
Selain penularan lewat seks bebas, kamu tau jadi penularannya ya teh dari jarum suntik, dari mana lagi ya hmm penularannya dari mana lagi?
4 5
Tau darimana Ami? Gurunya emang bilang apa?
Dari sekolah kan ada kelas ipa, biologi gitu. Dari guru juga, dari berita juga bilang.. Jangan coba-coba melakukan seks bebas karena bisa menyebabkan HIV
6
Dia bilang darimana aja penyebab HIV dan AIDS? Interaksi seperti ini maksudnya ngobrol kayak gini bisa nularin HIV dan AIDS? Kalo dari berita kamu taunya darimana?
Lewat keringet, jarum suntik, interaksi seperti ini juga bisa
7 8 9 10 11 12
13
Kamu anak IPA? Kamu tau ga bedanya HIV dan AIDS? Guru kamu kasih tau gak bedanya HIV dan Oh gitu tapi kalo dari temen kamu pernah gak ada yang kasih tau dari temen kamu tentang HIV dan AIDS? Oh gitu hmm kalo pencegahan HIV dan AIDS lewat kondom kamu tau ga kondom itu apa?
hehe HIV penyakit penularan yang disebabkan oleh seks bebas
Iya interaksi kayak gini, ngobrol berdekatan kayak gini Dari iklan, dari berita juga banyak, sempet baca buku juga tentang HIV dan AIDS. Lupa buku apa tapi pernah baca buku tentang HIV dan AIDS. Iya hehe Engga tau Gak dijelasin sama gurunya Tau, dia tau dari berita kan trus kita ngobrol biasa gitu ya dia bilang kalo akibat dari seks bebas itu kan HIV. HIV kan belum ada obatnya tapi pencegahannya ada gitu Maksudnya? Kognisi remaja terkait sikap
Kognisi remaja terkait sikap 14
Iya kondom kamu tau kondom? Tau kondom Gatau bentuknya gimana, gak pernah beli tapi ya itu kan kondom gunanya itu apa? Gunanya apa? buat pengaman ya biar gak hamil kalo lagi berhubungan seks
15
Temen-temen kamu pernah cerita tentang kondom?
16
Kalo tentang narkoba kamu tau ga? Kamu tau jenisnya apa aja narkoba
17
Kamu tau dari mana kalo narkoba?
18
Kalo di sekolah kamu pernah ada penyuluhan tentang narkoba ga?
19
Ada guru gak yang pernah jelasin tentang narkoba?
Ada guru IPA sama guru BK kadang pernah ngomongin
20
Kalo bahaya seks bebas kamu tau darimana kalo yang tadi seks bebas?
21
Yang kamu tau tentang seks bebas apa?
Di berita dari TV sih banyak tau yang hamil di luar nikah gitu kalo udah pernah berhubungan seks sama cewenya. Makanya, banyak kan yang nikah masih muda karena hamil di luar nikah. Kebanyakan gitu tapi ya banyak juga yang emang mau nikah muda Ya melakukan hubungan intim tapi belum nikah
Ya jadi temenku cerita tentang aku gitu kalo dia abis berhubungan badan sama pacarnya tapu pake pengaman gitu trus gitu deh aku nanya-nanya ke dia pengamannya apa, guna pengamnnya apa. Kalo dia gak cerita ke aku juga aku gak tau kondom itu apa Tau, aku tau jenisnya ada pil, ada suntik. Ada dilinting
Kan di sekolah ada poster-poster tuh banyak tentang narkoba trus yang terkena penyakit kalo make narkoba entar akibatnya gimana di sekolah kan posternya banyak Kalo di sekolah gak pernah ada penyuluhannya cuma tau dari poster aja
22
Risiko seks bebas menurut kamu apa?
23
Menurut kamu penting gak sih menjaga keperawanan atau keperjakaan? Menurut kamu harus gak mejaga keperawanan atau keperjakaan?
24
25
25 26 27
28
Kalau belum muhrimnya kan dosa besar. Ngerusak diri sendiri. Kalo udahnikah kan taunya udah gak perawan lagi.. masih mending kalo cowoknya nerima. Kalo engga, gimana, kalo diceraikan langsung nama kita sama keluarga jadi jelek
Penting banget, karena itu merupakan suatu kehormatan yang paling penting yang harus dijaga Harus lah penying kan itu kalo bukan muhrimnya dosa, trus ngerusak diri sendiri kalo nikah kan misal dia udah ga perawan lagi kalo cowoknya gak apaapa, ya kalo cewek gimana kan bisa hamil aja gitu di luar nikah bikin jelek nama keluarga, nama kita jadi jelek gitu Terus gimana kamu memandang orang-orang Ya gimana atuh teh, punya pacar aja kalo banyak untuk apa emang. Kita make yang berganti-ganti pasangan gitu? mobil, motor, harta-harta dia, itu kan bukan punya kita. Itu punya dia kita mah cuma numpang. Ya, ngapain kan punya banyak pacar Bagaimana menurut kamu remaja di Lewo “cowo.. di sini kan, suka dibilang-bilang gitu. ‘gue kan udah itu-itu sama Baru menurut kamu? cewe itu.. makanya kan banyak yang nikah. Soalnya hamil di luar nikah. Kalo di sekolah temen-temen memandang “…temen-temen Ami suka heran kenapa Ami Cuma punya satu pacar, jaman orang yang pacaran tuh gimana? sekarang mah punya pacar tuh tiga.. empat.. lima.. enam..” Kamu pernah punya pacar di sini ga? Trus Ami pernah punya pacar orang Lewo Baru yang ingin mengajak Ami ceritanya gimana? berhubungan badan, lalu abis itu Ami langsung putusin pacarnya saat itu juga. Ami tidak pernah memakai narkoba dan Ami kurang mengetahui perkembangan narkoba di Wilayah Cibuyut, Lewo Baru. Menurut kamu kalo kondom dijual di warung Malu banget kalo beli kondom di warung. Malu sama Allah, sama oranggimana trus kalo kamu beli gimana? orang yang punya pandangan ke Ami jika pada tau Ami beli kondom di warung.
Opini mengenai gaya hidup remaja
Opini mengenai gaya hidup
Aktivitas terkait gaya hidup
Opini terkait gaya hidup remaja
29
Kamu suka ngaji gak di kampung ini?
Ami teh dari kecil emang suka mengaji. Diajarin sholat juga dari kecil. Kalo pergi sama sekolah juga make kerudung tapi kalo di rumah engga. Kalo pacaran lebih baik via sms atau telepon aja, gak mau sering-sering ketemu. Takut aja gitu nanti pacarannya kalo ketemu malah ngelakuin aneh-aneh sama Religious Practice pacar Ami. Ami suka dipanggil “Bu Haji” sama temen sekolah soalnya Ami terkait tingkat dibilang soleh gitu sama suka jadi tempat curhatan temen-temen sekolah Ami. religiusitas remaja
30
Kalo sholat sehari-hari kamu gimana?
31
Kan kamu alim nih hehe tapi kamu punya pacar dan pernah pacaran. Menurut kamu gimana? Kamu pernah takut gak? Pas pacaran gitu?
Iya aku sholat waktu kok sholat 5 kali sehari trus dari kecil kan aku udah ngaji juga kan ya jadi udah biasa banget udah ngaji dari kecil. Kalo sekarang ngajinya hari rabu malem gitu Ya takut ngapa-ngapain gitu kan, apalagi kalo denger ceritanya dari tementemen yang udah pacarannya parah kan. Sekali nyoba ngeseks, jadi ketagihan . Ya takut, makanya aku pernah pacaran tapi gak pernah ketemuan jarang Opini remaja banget Cuma smsan sama telfonan aja gitu. Sama pacarnya yang sekarang terkait gaya hidup juga jarang ketemuan paling cuma tiga kali setahun gitu dia ke rumah aku remaja ketemu semua anggota keluarga gitu supaya aku gak takut ada apa-apa. keluarga juga tau aku ngapain aja sam dia kan pacarannya di rumah juga ada mereka
32
Oiya kamu kalo lagi waktu luang suka ngapain?
Aku suka baca buku sama suka nonton tv. Aku juga suka bikin puisi gitu hehe. Kalo nonton TV aku sukanya nonton Trans TV acara gitu Islam itu Indah tentang rohani islam gitu
Kegiatan responden saat waktu luang
Pewawancara : OKTA RINA FITRI Inisial : AP, remaja 16 tahun, perempuan Tempat : Rumah Orangtua Informan Suasana : Tenang, Berduaan Waktu : Kamis, 27 Juni 2013, pukul 11.2013.10 No 1
Pertanyaan Jawaban Apa saja yang Ayi tau tentang HIV&AIDS? Gak tau itu mah
2
Tapi pernah denger?
Iya pernah denger juga
3
Ayi dengernya HIV&AIDS itu apa?
Semacam penyakit, yang susah disembuhkan, yang susah obatnya
4
Kenapa sih seseorang bisa kena HIV&AIDS? Karena virus, tapi gak tau dari mana virusnya
5
Suka ada di pelajaran IPA, katanya itu teh semacam penyakit, udah gitu aja
6
Emang taunya dari mana? Dengernya gimana? Udah gitu aja? Gak dijelasin lebih lanjut?
7
Tau gak ada perbedaan antara HIV&AIDS?
Gak tau itu mah, sama sekali gak tau
8
Kalo kondom pernah denger? Tau gak itu apa?
Oh pernah denger itu ah. Yang saya denger kondom itu semacam buat itu, melakukan seks, supaya tidak hamil
Enggak, begitu aja. Dijelasin sih, tapi lupa
Keyword Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang HIV&AIDS Kognisi tentang kondom
9 10 11
12
13 14 15 16
17 18
Tau tentang kondom itu dari mana? Gimana Dari orang-orang, kayak temen-temen. Temen rumah. Katanya kodom itu buat Kognisi tentang dengernya melakukan seks kondom Terus kamu jadi tertarik gak beli kondom? Ih untuk apa atuh Teh. Aku mah malu, ya buat apa Afeksi mengenai kondom Kalo seks bebas tau? Pernah denger? Oh iya pernah, kalo misalnya ke warung, suka denger ibu-ibu cerita anak si Kognisi tentang itu melakukan seks tapi belum nikah, terus saya sedih, temen saya ada yang seks bebas begitu. Malu lah gitu. Keperawanan itu perlu gak buat kamu?
Ya perlu banget atuh Teh. Kalo gak perawan mah atuh kalo udah nikah, susah Afeksi mengenai ngejelasinyya pokonya penting banget lah Teh. Bangga dan seneng deh kalo pentingnya bisa jaga keperawanan menjga keperawanan (abstinence ) Pernah gak ada temen yang menggunakan Gak pernah Teh. Narkoba itu aja belum pernah liat. Lagian kan itu bahaya Opini tentang narkoba? narkoba Kamu kalo ada temen pake narkoba gimana? Ya dijauhin aja, takut bahaya Opini tentang narkoba Kamu kalo pacaran biasanya ngapain aja? Ini Cuma di depan rumah aja, biasanya Cuma ngobrol sebentar abis pulang Perilaku dalam ngaji berpacaran Kan katanya sebelumnya kamu pernah Ya kesel banget lah Teh. Opini mengenai pacaran tapi pacarnya gak setia, terus setia pada perasaan kamu gimana? pasangan Praktek dalam Tau gak dalam agaa apa aja yang diwajibin? Solat, ngaji, yah gitu Teh. Ngelaksanain dong, kan wajib. beragama Terus kamu melaksanakan kewajibannya itu Ya walaupun solatnya kadang suka males juga. Terus yang dilarang dalam agama itu apa Yah melakukan seks gitu, cewek sama cowok gak boleh berdekatan gitu Kepercayaan aja? dalam beragama
19
Terus udah tau dilarang tapi kok masih mau pacaran?
Ya gimana dong ya Teh. Sebenernya takut juga. Tapi gimana dong. Kan Allah melihat kita tuh lagi berduaan. Tapi saya sih berusaha aja untuk ngejauhin hal-hal yang dilarang walau dikitdikit
Perasaan dalam beragama
Pewawancara : TITO JULIANSYAH Inisial : ER, remaja 18 tahun, laki-laki Tempat : Rumah Orangtua Informan Suasana : Tenang, Berduaan Waktu : , Juni 2013, pukul 11 siang No 1
Pertanyaan Terus apa yang kamu tau tentang kondom?
2
oh, gitu? Kamu tau kondom dari mana?
3
apa yang bakal kamu lakuin jika pasangan kamu mengajak melakukan hubungan seks sebelum menikah? oh, gitu? Malu ga kalo beli kondom? kenapa?
4 5 6
Pernah ditawarin narkoba ga? Sama temen atau siapa gitu?
Jawaban Kondon itu mencegah suatu pasangan kalau tidak ingin punya anak atau ga mau ketularan penyakit HIV/AIDS dari temen temen yah pernah denger tapi di sini belum ada yang pernah make
Keyword Kognisi terkait sikap remaja
Saya menolak dengan tegas karena itu perbuatan tidak baik
Sangat malu sekali karena memang ga seharusnya dibeli oleh saya, ga penting saya ga mau berhubungan seksual ngga pernah, tapi yang saya tau mah anak2 daerah kulon suka make obat seperti pil, obat batuk anjing apa itu namanya Dextro
Afeksi terkait sikap remaja
Perilaku terkait sikap remaja
7 8 9 10 11 12 13 14
15
16
kalo temen kamu pemake kamu mau temenan ga? sering nongkrong diwarung kan yah itu ngapain aja? pernah ngomongin setia/narkoba/keperjakaan/kondom ga? ada temen kamu yang suka ganti2 pasangan ga? Gimana kamu ngeliat dia menurut kamu? Siapa yang mensosialisasikan agama ke kamu? kenapa kamu percaya? Sering ikut kegiatan ibadah bersama di masjid ga?
mau, untuk ngingetin kalo itu ga baik
kalo lagi beribadah gimana perasaannya?
tenang yah, fokus aja ke Tuhan
Tapimkan kamu pacaran juga nih, ada perasaan bersalah ga?
nggak yah karena terbawa jaman aja
Perilaku terkait sikap remaja
ya Cuma nyanyi sambil main gitar gitu sambil ngopi ngopi sering kalo setia mah, ya ngomongin kalo setia itu penting mending pertahanin aja kalo ga mau dibilang playboy ada namanya (sebut saja Aan) ya saya mah kasian kalo liat dia kasian juga sama mantan2nya karena menurut dia ganti2 pasangan itu keren Biasa aja sih yah Guru ngaji saya sama guru disekolah yah Ada buktinyanyah di Alquran Sering kaya solat, ngaji, dengerin ceramah, jumatan
Aktivitas terkait gaya hidup remaja Opini terkait gaya hidup remaja Belief terkait tingkat religiositas remaja Practice terkait tingkat religiositas remaja Feeling terkait tingkat religiositas remaja
Pewawancara : CHAIRUNISA PUTRI Inisial : AP, 18 tahun, Perempuan Tempat : Rumah Informan Suasana : Kondusif Waktu : 28, Juni 2013, pukul 10.30 - 11.30
No 1
2 3 4 5 6 7 9
Pertanyaan kamu tau tentang HIV/AIDS?
Jawaban Keyword yah kalo tau mah eeee… penyakitnya itu kan yang hubungan seks sebelum menikah…. Yg ganti-ganti pasangan eeee…. Taunya Cuma gitu doang teh, Terkait dengan soalnya dengernya cuma sedikit di tv doang, soalnya disini mah jarang yang sikap pada aspek ngomongin KOGNITIF kamu tau dari mana tentang HIV/AIDS? dari tv. mengenai Cuma dari tv aja? iya, Cuma dari tv aja, berita di tv gitu teh. HIV/AIDS. berita apa? Berita gimana? ya… tentang HIV kaya berita-berita di liputan 6, seputar indonesia. oh… suka nonton berita gitu? iya kadang sih kalo lagi ga ada kerjaan suka nonton. kalo yang kamu tau tentang kondom tuh apa taunya mah kondom mah buat pengaman bagi cowo ya teh yah, hem kalo liat Terkait dengan aja? bungkusnya sih udah tapi kalo ngeliat isinya sih belum. sikap pada aspek kamu taunya darimana kondom itu? ya dari anak muda gitu teh, katanya kondom itu kaya karet gitu denger-denger KOGNITIF mengenai oh pas kamu tau itu mereka lagi katanya kalo mau aman pake kondom gitu. CONDOM. ngomonginnya gimana tuh?
10
kamu setuju ga sih kalo ada kondom dijual di ya setuju ga setuju sih teh, kan beda-beda ya kalo yang dipakenya ga alfa gitu? sembarangan ya gapapa. Kalo yang dipake sama anak muda jaman sekarang mah ya ga boleh.
11
kalo tentang narkoba apa aja yang kamu tau? kalo yang aku tau mah kaya… kan disini lagi rame kaya obat dextro.
12
oh terus selain itu apalagi yang kamu tau?
ya paling shabu, pil, suntik gitu
13
taunya darimana tuh yang gitu-gitu?
14
kalo tentang seks bebas?
ya dari tv teh, kan artis-artis juga kan banyak yang pake. Kaya raffi ahmad gitu kan teh. eeee… kalo seks bebas mah disini juga banyak ya teh, yang hamil diluar nikah. Jadi ngeliatnya juga gimana ya teh ya.
15 16
Terkait dengan sikap pada aspek AFEKTIF mengenai CONDOM. Terkait dengan sikap pada aspek KOGNITIF mengenai DRUG.
Terkait dengan sikap pada aspek terus apalagi yang kamu tau tentang seks ya seks bebas tuh yang ngelakuinnya diluar nikah gitu ya teh. KOGNITIF bebas? mengenai oh… kalo disini tuh yang udah ga perawan / kalo denger sih ya kan katanya disini mah banyak gitu yang katanya gadis tapi ABSTINENCE perjaka banyak ga sih denger-denger? bukan perawan gitu teh, sekarang mah pergaulannya udah bebas banget.
Pewawancara : DWI ANISA Inisial : P, remaja 17 tahun, perempuan Tempat : Rumah Orangtua Informan Suasana : Tenang, Berduaan Waktu : Jumat, 28 juni 2013 pukul 19:09 20.00 No 1
2
3
Pertanyaan mau Tanya masalah remaja disini. Tentang masalah kemarin (pergaulan remaja) kemarin. Penasaran aja. Karena ini desa tapi kenapa mereka bisa melakukan hal kaya gitu?(seks bebas) Ada yang mau aku tanyain, temen aku dapet informasi kalo ternyata disini pergaulannya seperti track-track-an. Bener ga sih?
Jawaban mungkin Karena teknologi yang masuk kesini (Handphone). Tapi mereka belum bisa secara dewasa mengolahnya. Selain itu, ada dorongan-dorongan dari luar atau motivasi dari luar. Mereka juga belum tau akibatnya kaya gimana. Jadi, bagusnya kalo kita bisa kasih tau mereka, kalau jangan seperti itu (seks bebas). Kasian banget sih sebenernya. Ya emang ada sih anak-anak yang suka nongkrong kaya anak-anak ABG seumuruan SMP-an. Bukan disini sih kebanyakan (tempatnya). Mereka biasanya di jalur bandrek.kalo ga dijalur Soka Lembangan. Pernah juga ke Cibatu. Cibatu juga sering.
Ada informasi nih, tapi aku ga bisa tau siapa Orang yang ngedar dan make sih banak. Keliatan dari tataan matana. Mereka informannya kalo ada yang mengenai biasanya menyalahgunakan obat. pengedar tapi belum sebesar pengedar. Dia suka nawar-nawarin ke orang-orang. Pernah denger ga?
Keyword Opini Remaja: seks bebas Informasi mengenai waktu menghabiskan waktu luang remaja (Tracktrack-an) Opini mengenai: narkoba
4
Tapi yang aku maksud, narkoba beneran loh kalo misalna narkoba benerannya sih belum tau, belum pernah denger.
5
Kamu ada ga selentingan denger kalo dari segi pergaulan, dusun dua lebih jelek dari dusun satu? Kamu ada ga informasi yang bisa di sampaikan?
6
Kamu kan pacaran nih, ada bayangan ga buat Kalo aku sendiri sih jujur aja, yang namanya rasa ingin tau pasti gede, gitu. ngelakuin hal kaya gitu? Kan pasti tuh Tapi aku sih kembaliin lagi ke diri aku. Kalo aku mau dinodain kaya gitu, perasaan pengen kaya gitu ada? pasti hidup aku bakalan ancur. Gitu aja. Aku juga pastihidup aku ga bakalan teratur, awur-awuran. Ga mikirin orang tua aku kaya gimana, pengorbanan mereka buat nyekolahin aku gimana. Istilahnya mereka keluarin keringat buat aku. Kalo emang pengen tau, salurin ke jalur yang bener. Kalo ga dilandasi pengetahuan dan agama yang kuat, pasti bisa ngerti.
7
Kalau dilihat kan keluarga kamu agamis (Ayah guru mengaji). tapi, jaman sekarangkan agama ga bisa dijadiin landasan seseorang baik atau enggaknya. Untuk menjaga keperawanannya?
Disni yang kaya gitu sekarang udah banyak. Kalo sama kakak, aku sih jujur aja, karena apa? Kakakku sama orang tua pacarnya kurang disukai. Dia (orang tua pacar kakaknya) emang cari yang lebih kaya dari dia. Yah namanya juga orang tua. Walaupun udah ga diizinin, mereka tetap abis-abisan Informasi mempertahankan. Kalo ngomongin seks aku jadi gimana gitu. Karena kakak mengenai: Dusun aku juga kaya gitu (seks bebas). Tapi dia kaya gitu, aku ga mau bikin malu keluarga. Aku nutupin, karena memang banyak disini yang kaya gitu, apa lagi ditempat kakak tinggal mah banyak yang kaya gitu (dusun 1)
Opini remaja mengenai seks bebas
Iya sih bener, emang bener. Aku pacaran pegangan tangan. Aku ga munafik. Tapi aku kalau pacaran dirumah. Lagian orang tua aku ga ngelarang. Asal aku Latar belakang batasan. Aku kalo pacaran dirumah.kan lebih asik dan ga perlu backstreet. pendidikan ayah Aku juga ngobrol bareng orang tua aku. Apalagi sekarang orang tua aku udah dengan sikap kecolongan satu. Aku ga mau bikin orangtuaku malu terus menerus. remaja
8
Pasti kan ada rasa pengen peluk atau cium kalo sama pacar. Kalo kamu gimana?
9
menurut kamu HIV/AIDS itu apa sih?
10
Pendapat kamu mengenai kondom dijual di warung-warung gimana? yaaa kaya jualan permen gitu deh. Gampang di temuin gitu.
A: pacarku ada yang kaya gitu, tapi aku gam au. Kalo emang dianya kaya gitu, ya kita udahin aja, kalo emang dia sayang dia ga akan ngancurin hidup kita. Karena keperawanan merupakan masa depan yang ga bernilai harganya. Saya cape-cape nimba ilmu, cape-cape ngejalanin hidup. Masa mau dihancurin gitu aja. aspek sikappsikomotor menurut mput mah seharusna pemerintah juga ikut berperan penting dalam hal ini. Karena menyangkut pada perkembangan generasi muda kita dengan adanya pelanggaran bagi setiap penjual kondom. Jadi, jangan dibiarkan beredar dengan segampang itu. Cukup hanya berada di tempat yang semestinya, seperti bidan atau dokter yang emang kegunaanya bener buat orang yang udah nikah untuk dijadikan alat kontrasepsi.
Aspek sikap-opini
Pewawancara : FATHI Inisial : AH, 17 tahun, laki-laki Tempat : Rumah Responden, Teras Rumah Suasana : Wawancara dilakukan oleh dua pewaeancara dan satu responden Waktu : Jumat, 28 Juni 2013, jam 13.0014.30 No
Pertanyaan
Jawaban
Keyword
1
Apa yang kamu tahu tentang HIV & AIDS?
HIV itu sejenis penyakit yang paling mematikan karena kalau terkena maka akan batuk terus-terusan ga bisa sembuh dan belum ada obat yang langsung sembuh. HIV & AIDS itu penyakit yang rata-rata disebabkan oleh hubungan wanita dan laki-laki dikarenakan mungkin tdak bisa mengontrol hawa nafsu dan terbawa oleh zaman modern, mencontoh budaya barat.
2
Tahu dari mana?
Bisa dari media televisi, ada suka dari dinas kesehatan yang suka kesekolah, dari buku, dari pengetahuan agama dari ustadz, dan dari ilmu kitab-kitab.
3
Apa yang kamu ketahui tentang kondom?
4 5
6 7
Kurang tahu. Alat kontrasepsi untuk melakukan hubungan seksual, dan biasanya dijual di toko-tokoo tertentu. Kamu tahu darimana? Dari media, kalau dari sekolah jarang. Kamu tahu narkoba? Narkoba itu sejenis obat untuk kesehatan, obat bius, untuk menenangkan. Tapi remaja sekarang disalahgunakan untuk menghilangkan stres dan untuk apalah. Sebaiknyaa untuk kesehatan saja jangan disalah gunakan. Jenisnya bisa macam-macam, bisa disuntik, bisa berbentuk pil diminum. Kamu tahu dari mana? Dari sekolah dan media-media. Apa yang kamu ketahui tentang seks bebas? Kurang tahu. Seksbebas itu pergaulan yang tidak terkontrolkarena disebabkan terbawa. Dan orang tua perlu mengawasi bagaimana anak-anaknya bergaul dengan siapa, dimana, dan menyekolahkan disekolah yang peraturannya ketat.
Kognisi remaja
8
Menurut kamu keperjakaan atau keperawanan itu penting atau tidak?
9
Setia it seperti apa?
10
Apa yang kamu rasakan ketika menjaga keperjakaan? Bagaimana jika kamu diajak berhubungan badan? Kalau suatu saat kamu melakukan hal itu bagaimana? Kamu malu tidak kalau membeli kondom?
11 12 13
14 15
Disini kondom bisa didapat dimana? Bagaimana perasaan kamu ketika pasangan kamu tidak setia?
16
Kalau seandainya sudah nikah nanti?
17
Kenapa tidak pacaran?
Penting sekalli karena keperawanan harus dipertahankan hingga nikah, karena itu sebuah kewajiban. Kalau tidak bisa dipertahankan akan mendapatkan dosa yang sangat besar, dan didunia akan dicabut juga aura mukanya, dan mungkin juga akan dijauhi oleh teman-temannya. Jika itu suatu perbuatan yang tidak disukai. Setia itu jangan mengecewakan orang dan jangan membebankan orang. Kesetian itu juga harus dipegang hingga hayat nanti. Rasa perjaka itu lebih tenang karena tidak pernah melakukan hubungan itu yang dilarang dan tidak baik. Saya akan menolak dan mengingatkannya untuk apa berbuat itu karena akan merugikan saya dan tentu dirinya. Saya usahakan untuk meminta saran dan kalau bisa minta dibawa kejalan yang benar lagi Malu, karena kalau saya membeli beerarti saya akan melakukan hubungan itu. Karena dalam agama islam kalau ada yang melakukan hubungan seks seperti itu (dluar nikah )akan dilaknat 40 rumah dikiri, kanan, depan dan belakang. Jadi akan terkena semua orang itu dosanya. kurang tau a Belum pernah pacaran Ya kecewalah dan bertanya kenapa melakukan hal seperti itu? Apakah saya tidak mampu membahagiakan? Mungkin karena saya dipesantren dan banyak pelajaran yang menerangkan hal itu jadi terus tereingat hal itu, jadi terus teringat.dalam islam juga ga ada pacaran itu, adanya khitbah (lamar) langsung.
Opini remaja
Afeksi
18 19 20 21 22 23 24
25
teman kamu ada yang melakukan seks bebas? Temen kamu ada yang menggunakan narkoba? Kamu biasanya nongkrong dmana? Waktu luang dimana?
Tidak ada kalau teman Ga ada, yang nawarin juga gaada. Cuma rokok mungkin yang nawari.
Biasanya dipesantren Di pesantren. Bisa bantu-bantu, atau mungkin bagian peratanian ngurusin pertanian. Banyak bidang-bidangnya di pesanten itu, komputer juga ada. Kamu hobinya apa? Sepak bola kalau ada waktu luang dan ada temen main bola. Pulang sekolah kamu biasanya kemana? Abis sekolah diasrama. Di pesantren paling seminggu sekali bisa pulang bagi yang aktif Kamu pernah mengajukan pendapat tentang Kalo kondom pernah. Tapi kalau kesetiaan belum. Kalau narkoba bisa sama kondom, kesetiaan, narkoba? guru yang tahu tentang itu. Kalau temen yang memiliki pengetahuan lebih tinggidari saya mungkin ditanyain. Setelah kamu mendapatkan pengetahuan ada Ya mungkin ambil yang baik-baiknya aja perubahan apa yang kamu rasakan?
26 27 28 29
Kamu sering nonton TV? Temen kamu ada yang pacaran? Kalau yang ganti-ganti pacar? Gimana kamu melihat mereka?
30
kalau temen-temen disekitar rumah kamu?
Jarang nonton TV. Kalau ada bola ya mungkin nonton. Ada kalau yang pacaran yang ganti-ganti pacar ada juga Mungkin keimana belum kuat. Mungkin hawanafsu yang terlalu kuat. Dan mungkin juga pergaulannyaterlalu banyak dengan orang luar (pesantren) Kalau disini banyaknya anak-anak. Kurang tahu banyak yang merantau
31
Kamu pesantren dari kapan?
Dari SMP pesantren
Aktivitas remaja terkait HIV & AIDS
AIDS
32 33 34
Ada tidak temen kamu yang berhubungan seks sebelum nikah? Kalau yang pernah beli kondom? Di pesantren ada anak yang nakal?
35 36 37
Kamu aliran islamnya apa? Kamu solat subuhnya pake kunut? Apa dalil untuk narkoba?
38
Maksudnya apa?
39
Apa dalil berzinah?
40
Kalau tentang kesetiaan?
41
Dipesantren pernah dikasi tahu tentang kondom? Bagaimana kamu memeraktekkan agama mu? kalau yang berkaitan denga hubungan sesama manusia? Kamu solat berjamaah berapa kali sehari?
42 43 44
Temen yang berhubungan sebelumnikah ga ada Ga tau ya kalau beli kondom Kalau anak nakal banyak. Kan dipesantren itu nakal-nakal biasanya,ya untuk memperbaiki kelakuannya. Ya kalau berteman itu harus pilih-pilih, yang nakal harus dijauhi kalu bisa di ajak biar baik. Kalau disini mazhabnya ahlussunnah wal jamaah Kalau disini ya pake Innamal khamru wal maisiru, mungkin bisa pake itu (ayat diharamkannya sesuatu yang memabukkan). Ya jangan dilakukan karena itu untuk kebaikan manusia juga. Rasulullah juga bertahap dalam melarang hal itu Yang saya tahu "wala takrobu zinah", jangan sekali-kali mendekati zinah. Termasuk berpandangan mata tidak boleh. Mungkin bisa “alaufatu rasadu lisadah”. Mengasihi, dikasihi sesama manusia harus dipegang teguh. Belum pernah
Keyakinan beragama
Mungkin kalau azan langsung ke masjid. Jangan buang-buang waktu tidak baik. Bisa dengan tatacara musyawarah Solat berjamaah lima waktu
Praktik beragama
45
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
Apa motifasi kamu untuk solat berjamaah lima waktu?
Mungkin karena kesibukan masing-masing dan mungkin karena solat jamaah terasa bagi saya berkahnya dan pahalanya besar. Dan juga untuk melatih Praktik beragama kebersamaan dan silaturahmi. Kamu ngaji (membaca alquran) berapa kali Ya kalau sering bisa sepuluh kali dalam sehari, terutama bulan ramadhan. sehari? Kalau jarang bisa lima kali dalam sehari. Apa motifasi kamu? Untuk menjalankan perintah allah dan menjaga hawa nafsu dari hal-hal yang tidak diinginkan Di pengajian ada tidak di beritahu tentang Kalau itu ada ya, babnya juga dikhususkan seperti bab nikan, bab hal-hal yang HIV & AIDS, setia pada pasangan, narkoba, memabukkan, dll. dan kondom? kalau kondom dan narkoba? Kalau kondom jarang tapi kalau narkoba sering Apa yang kamu rasakan ketika berdoa? Yang saya rasakan deket dengan Allah, damai, dan merasa dicerahkan jalannya. Apa yang kamu rasakan kalau berpacaran? Mungkin kalau sudah waktunya bahagia dan kalau belum waktunya ya merasa bersalah. Kapan waktunya menurut kamu? Mungkin kalau sudah menghasilkan rezeki yang banyak Apa hukumnya dalam islam? Ya kalau dalam islam tidak boleh dan langsung di khitbah (lamar) seharusnya Perasaan dalam beragama Apakah kamu ingin berpacaran? Ya dikhitbah dulu tidak seperti remaja sekarang Apa yang kamu rasakan dari pelajaran agama? bagaimana kalau agama bertolak belakang dengan keinginan kamu?
Hati saya tentram bisa melakukan apa yang diperintah dan menjauhi apa yang dilarang Ya kalau hawanafsu sebuah keanginan dan susah unutuk menahannya dan sering lupa. Kalau seudah melakukan hal itu saya menyesal dan suka ada ganjarannya.
Pewawancara : HALIDA NUFAISA Inisial : SN, 17 tahun, laki-laki Tempat : Rumah informan, ruang tamu Suasana : Hanya berdua Waktu : 14.00-15.15 No 1
Pertanyaan Kamu pernah denger ada berita tentang pentingnya menjaga keperawanan?
2
Kalau lagi ngobrol soal narkoba, pernah memberi pendapat sendiri kepada teman, keluarga, atau siapapun mengenai bahaya narkoba?
Jawaban Keyword Oh iya itu teh pernah nonton berita ada mucikari cilik, makanya saya teh hati- Dimensi Aktivitas hati sekarang Terkait Keperawanan Ohiya, pernah, pernah, tetapi tidak sering. Apalagi kan teman ada yang jadi pengedar narkoba yah. Dimensi Aktivitas Terkait Narkoba
3 4
Oh ada? Saha? Tinggal di kampung sini? Kalau lagi berhubungan badan kan ada juga yang pake kondom, tau soal kondom?
Bukan atuh, teman di madrasah (SMA) Tahu, pernah denger waktu ada penyuluhan dari UIN, tapi saya kurang tahu bentuknya seperti apa
5
Oh yang kamu tahu fungsi kondom apa?
Oh kondom tuh buat mencegah kehamilan kan
6 7
Kamu tahu HIV/AIDS? Iya bener, pernah ada penyuluhan di sekolah?
Oh tau teh, itu penyakit menular kan? Pernah teh dari polisi dan puskesmas
Dimensi Kognitif Terkait Kondom
Dimensi Kognitif Terkait HIV/AIDS
8
Ohiya, kalo gitu boleh sebutin apa aja yang kamu tahu soal HIV/AIDS?
HIV/AIDS itu penyakit menular yang disebabkan virus HIV yang berkembang Dimensi Kognitif Terkait HIV/AIDS menjadi AIDS. Orang yang kena HIV belum tentu kena AIDS ya teh?
9
Iya lanjut aja
10 11 12 13 14
Terus kalo kondom tahu? Tahu darimana? Kata temen itu apa? Kalo orang tua? Kalo narkoba apa aja yang kamu tahu?
15
Soal narkoba tahu dari?
16
Menurut kamu penting nggak sih jaga keperawanan? Oh gitu, selain kebanggaan ada lagi?
Nah penularannya itu dari hubungan intim, terus narkoba yang disuntik, sama ibu hamil kalo kena AIDS anaknya pasti kena Tahu kok Dari temen, orang tua juga Kata temen itu semacem pelindung aja Orang tua bilangnya itu alat untuk berhubungan seks biar nggak hamil Dimensi Kognitif Narkoba tuh ada golongan 1, golongan 2 tapi aku lupa, yang aku tau ada heroine, ekstasi, dextri, yg berbentuk pil, ganja Dari temen, penyuluhan, buku dari sekolah, buku penyalahgunaan tentang narkoba Penting, soalnya, gini yah, disuruh juga dalam agama, ada suatu kebanggaan tersendiri gitu Rasa terhormat, terus berasa dihargai gitu sama orang-orang Dimensi Afeksi Terkait Jadi dikucilin gitu, yang nemenin keluarganya sendiri, terus juga kalo Keperawanan misalnya lewat suka ada yang nyindir gitu ibu-ibu bilang, “eh kasian ya si anu teh punya anak haram” Iya takut banget
17 18
Emang orang sini kalo tau udah nggak perawan langsung nggak dihargai?
19
jadi kamu ada rasa takut karena itu?
20
Terus narkoba, perasaan kamu gimana kalo ada yang pake?
Takut juga, takut soalnya kayak takut dipaksa Dimensi Afeksi terkait narkoba
21 22
23
Jadi takut juga temenan sama orang yang kena narkoba? Terus misalnya, maaf nih agak sensitif, misalnya ada pacar kamu yang ajak berhubungan badan gitu, kamu gimana? Kalo untuk berhubungan badan, misalnya kamu tiba-tiba diajak pacar kamu gimana?
Takut banget langsung jauhin Takut juga, langsung aku putusin, sama aku tampar aku usir
Dimensi Afeksi terkait narkoba Dimensi Afeksi terkait keperawanan
Aku nggak bisa bayangin teh, takut, aku marah kalo sampe iya aku tampar usir dari rumah Dimensi perilaku
24 25
26 27 28 29 30
Kamu kalo diajak narkoba gimana?
Aku pernah diajak narkoba gitu, minum dekstro tapi aku bilang mending jajan di warung aja Ada dampaknya nggak sih setelah kamu Lebih hati-hati sih, ada juga rasa takut kalo sama laki-laki yang bandel, yang ngomongin bahaya narkoba, seks bebas, dll? bibirnya item, yang ditindik Kamu ngeliat orang yang suka ganti-ganti Benci aja gitu teh pasangan gimana? Temen kamua da yang pernah beli kondom? Enggak sih, tapi tetep nggak suka aja kalo ada yang beli, emang udah yakin gitu nikah sama dia. Menurut kamu apa yang dilarang dalam Meninggalkan solat, melakukan seks bebas, dll agama? Kamu percaya itu dosa? Percaya banget karena ada rasa takut gitu, kayak waktu itu abis bohong sama orang tua jadi ada rasa takut Ohiya, kamu sering ikut pengajian ya? Selain Sekarang paling tiap senin, terus paling pas ngaji diajarin soal pacaran, nggak ngaji ngapain aja? Maksudnya ad akegiatan boleh berduaan di tempat gelap, terus menasehati dalam kehidupan seharilain selain diajar ngaji? Terus berapa kali hari, intinya tetap kebaikan seminggu?
Dimensi opini
Dimensi Keyakinan
Dimensi Praktek Keagamaan
31
32
Kalo masalah praktek agama, pernah ada konflik batin nggak antara ajaran agama sama perilaku?
Ya paling saat pacaran sih, kenapa dilarang gitu hehehe Dimensi Feeling
Kamu kalo lagi berdoa perasaannya gimana? Tenang gitu, lega, kayak bisa deet sama Allah
Pewawancara : JHANE Inisial : LA, 18 tahun, Remaja Perempuan Tempat : Warung Mang Ence Suasana : Cukup Ramai Waktu : 28 Juni 2013, 14.00 - 15.00 No 1
Pertanyaan Kalau ngaji tiap hari dan jam berapa?
Jawaban Tiap hari teh. Jam abis magrib sampe jam delapan
2 3 4
Oh, gak ada liburnya ya? Kyainya dari mana? Oh. Eh, kalau disini orang laki kalau suka sama cewr gak langsung dilamar ke orang tua ya? Kalau pacaran juga bilang minta izin gak ke orang tua?
Gak ada. Malam jumat juga yasinan Dari situ teh (menunjuk rumah sebelah) tetangga Iya teh. Disamper ke rumah
5
Ya, kalau pacaran mah kadang-kadang aja izinnya
Keyword
Aktivitas terkait gaya hidup
6 7 8 9 10 11
12 13
14 15 16 17 18 19 20
Beneran ada cewe atau cowo? Kelas berapa? Kamu sahabatan? Terus ditawarin pernah gak? Terus sekarang masih main gak sama dia? Emang dia dapat dari mana? Harganya berapa? Oh gitu, sekarang gimana?
Cewe teh Kalau masih lanjut ya harusnya sama dengan aku, baru lulus SMP Iya sahabatan. Aku pernah ditawarin gitu tapi belum liat obatnya. Kata orangorang sih kecil-kecil gitu. Namanya dextron. Udah engga. Katanya mah orang-orang dia juga udah gak make Harganya katanya 5000 teh banyak. Dia dapet dari pacarnya terus ada temennya yang di RT 001 juga perempuan suka make Ya gak tahu juga. Sekarang mah dia juga udah kumpul lagi gitu. Udah gak pake obat juga kata orang-orang. Ohya itu dia teh anaknya (menunjuk ke jalan, ada seseorang memakai hot pants dengan muka pucat tebal dengan bedak seperti habis mandi sambil mengedarai motor) Kamu tahu HIV/AIDS gak? Dari mana? Tahu teh. Pernah denger dari temen SMP Nah, temen kamu orang yang pakai narkoba Bisa teh bisa kena AIDS gak? Hmm terus selama ini kamu punya pacar? Berapa kali? Wah, pacarnya orang mana dan umurnya berapa? Orang tua tahu gak? Terus gimana pacarannya? Udah pegang Pelukan? Gimana kamu teh alirannya apa? Pernah gak guru ngaji kasih tahu bahayanya narkoba?
Ada teh. Pernah pacaran 10 kali Pacarnya umur 23 tahun (sedangkan ia berumur 17 tahun) Orang Cibuyut teh
Aktivitas terkait gaya hidup
Kognisi terkait sikap remaja dan aktivitas terkait gaya hidup
Tahu teh Udah teh Belum teh NU teh Pernah
Keyakinan terkait religiousitas
21
Kayak gimana?
22 23
Kamu setuju? Kenapa? Terus ustadznya bilang apa lagi?
24
Hm, tapi kamu pernah pacaran?
25
Terus?
26
Apa yang kamu rasakan kalau udah ibadah?
27
Oh gitu, terus pacarannya?
Allah melarang narkoba, judi, dan miras. Ya itu dosa besar. Sudah tahu itu haram, kenapa harus didekati bahkan dijauhi. Selain itu harus menjaga dari lawan jenis juga Setuju teh karena itu untuk kebaikan kita Ya kita harus menjaga keperawanan. Harus bisa jaga diri. Memperkuat keimanan dan lihat mana baik mana yang salah Iya, kalau dinasehati berpikir gitu. Tapi ya gak tahu juga ya kenapa tetep pacaran. Ya pacaran untuk jadi penyemangat sekolah sih Ya ada enaknya ada enggaknya juga pacaran. Enaknya ada yang perhatiin, enggaknya kalau disakitin ya engga enaklah teh hehe Ya beda gitu teh. Apalagi pas dapat masalah ya. Biasanya kalau cowo kan mabok, kalau kita ya di rumah aja Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang, kalau mikir negatif ngeri juga teh kalau sampai berlebihan Ya kalau mikir-mikir jaran agama ya ngerilah gak kira yang kita perbuat tapi menimbulkan dosa Iya pernah disindir juga dulu ngapain pake kerudung gerah tahu
28
Terus?
29
Kalau soal kerudung?
30
Terus perasaan kamu gimana ketika ibadah? Suka Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir negatif ngeri kalau sampe berlebihan. Di mata saya ada yang baik tapi mata keluarga tidak baik tapi jadi nekat-nekatnya Terus apa rasanya kalau buat dosa? Kalau mikir-mikir ajaran agama ngeri lah gak kerasa yang kita perbuat tapi nimbulkan dosa. Kalau ajak ciuman ya tolak Terus misalnya, apa yang kamu rasain kalau ya lemah agama orang pakai narkoba ya kecanduan berat juga ya teh ada temen yang pakai narkoba?
31 32
Keyakinan terkait religiousitas
Perasaan terkait religiousitas
Perasaan terkait religiousitas
Perasaan terkait religiousitas 33
Terus, kalau kelar ibadah gimana rasanya?
34
Eh, iya balik lagi kalau soal kerudung?
35 36
37
Ya, jadi nyaman kalau udah shalat kalau ninggalin shalat menyesal
Iya pernah teh digituin, ngapain pake kerudung. Shinta aja bilang ngapain pake kerudung gerah gitu Kalau pacaran? Ya kalau sama pacar ya gimana gitu takut pas deket-deketan Ya, coba ceritain pas kamu pertama kali tahu Iya waktu itu aku sama Lilis (sepupu) jalan naik motor ke Alfamat buat beli kondom obat terus Lilis kasih unjuk ke aku. Aku bilang “Neng, ieu teh apa?”, dia bilang, “cena teh kondom” merknya Sutra. Ekspresi Lilis teh juga ketawatawa Ayu dari bangun sampe tidur lagi aktivitasnya apa gitu?
Ya pagi-pagi teh beres-beres. Siangnya diam aja, main sampe sore. Keluar juga kalau ada yang ajak. Kalau engga ya di dalam aja. Pas magrib ya ngaji di masjid ngaji kitab kuning
38
Isinya apa aja?
Ya tentang bagaimana cara berperilaku dengan baik. Terus ada juga cara bagaimana melayani suami dengan baik Suka FTV di SCTV dan Tukang Bubur Naik Haji NU teh Pernah
39 40 41
Wah, terus kamu sukanya nonton apa? Gimana kamu teh alirannya apa? Pernah gak guru ngaji kasih tahu bahaya narkoba?
42
Kayak gimana?
Allah melarang narkoba, judi, dan miras. Ya itu dosa besar. Sudah tahu itu haram, kenapa harus didekati bukan dijauhi. Selain itu harus menjaga dari lawan jenis juga
43 44
Kamu setuju? Kenapa? Terus ustadznya bilang apa lagi?
Setuju teh karena itu untuk kebaikan kita Ya, kita juga harus menjaga keperawanan. Harus bisa jaga diri. Memperkuat keimanan dan lihat mana baik dan mana yang salah
Kognisi terkait sikap
Aktivitas terkait gaya hidup
Keyakinan terkait religiousitas
Keyakinan terkait religiousitas
45 46 47 48 49 50 51 52 53
54 55
Hm, tapi kamu pernah pacaran?
Iya kalau dinasehati berpikir gitu. Tapi ya gak tahu juga ya kenapa tetap pacaran. Ya pacaran untuk penyemangat sekolah sih Terus? Ya ada enaknya dan ada enggaknya juga pacaran. Enaknya ada yang perhatiin, enggaknya kalau disakitin ya engga enak lah teh hehe Apa yang kamu rasakan kalau udah ibadah? Ya beda gitu teh. Apalagi pas dapat masalah ya. Biasanya kalau cowok kan mabuk, kalau kita ya di rumah aja Oh gitu, terus pacarannya? Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir negatif ngeri juga teh kalau sampai berlebihan Terus? Ya kalau mikir-mikir ajaran agama ya ngerilah gak kira yang kita udah perbuat tapi nimbulkan dosa Kalau soal kerudung? Iya pernah disindir juga dulu ngapain pake kerudung, gerah tahu Apa yang kamu ketahui tentang HIV/AIDS? Penyakit yang dari seks yang bisa menular ketika berganti pasangan Terus? Iya dari ciuman juga bisa kali ya teh hehe Hm bisa diceritain gak gimana isi makalah Hm udah pada lupa teh hehe. Ya isinya tentang bahaya narkoba, mencegah kamu? (makalah tugas dari guru olahraga bahaya narkoba, jangan bebas bergaul, hindari teman-teman yang salah gaul. tentang HIV) Hindari merokok. Kalau HIV/AIDS Cuma disinggung dikit. Juga gak ada kondom di makalah Tahu cara mencegah seks? Demi hubungan seks harus jaga diri aja. Dari pasangan dalam suami istri, jangan kawin cerai. Harus menentukan satu, jauhi seks bebas Kalau yang tentang kondom? Iya pernah denger tentang kondom, tapi lihat teh belum pernah dari teman rumah. Waktu itu jalan berdua sama Lilis naik motor ke Alfamart cari obat batuk. Lilis bilang ke aku, “neng ini teh apa?” sambil nunjuk kondom. Aku teh gak tahu. Dia bilang “cena ieu kondom”. Merknya Sutra. Terus dia bilangnya sambil ketawa-tawa
Perasaan terkait religiousitas
Koginisi, perasaan, dan perilaku terkait sikap
56
Kalau seks bebas?
Tahu dari sekolah 3 SMA. Dari pelajaran fikih di bab apa kitu teh lupa. Misalnya bunyinya, remaja zaman sekarang itu terlalu bebas ya (guru yang jelasin). Kita harus menghindari seks bebas di luar nikah. Ya milih teman juga harus yang baik. Penting lah teh. Soalnya kita kan pengen juga pacarnya perjaka dan perjakanya juga mau perempuan perawan. Di fikih itu suka mengingatkan juga misal tentang pergaulan bebas harus menjaga Alhamdulillah senang lah teh. Sampai ada kan ya demi uang jual keperawanan. Pasti itu dosa besar. Belum nikah udah menggadaikan. Sayang lah teh. Belum nikah udah kasih yang lain Narkoba itu jangan sampelah tadi. Ada cowo temen yang curhat bilang temennya sampai narkoba. Kecewa juga kalau ada orang yang pakai itu. Ngapainlah.
57
Terus penting gak menjaga keperawanan?
58
Hm, perasaan kamu bisa ngejaga keperawanan?
59
Kalau perasaan kamu tentang narkoba?
60 61
Oh, kalau beli kondom malu gak? Kalau tentang pacar yang gak setia?
62 63
Oh, kalau perilaku pacaran kamu gimana? Udah ngelakuin apa?
64
Oh, kalau ada temen kamu yang begitu bagaimana?
Ya malu lah teh Ya sedih lah teh orang yang kita cintai dikiranya mah baik ternyata dia begitu. Temenku pernah teh. Cewenya yang disakiti Dari kelas 7 SMP teh pacaran Waktu pacaran teh belum ngapa-ngapain. Cuma ketemu sewajarnya aja. Cuma main ke rumah cowo di Kidul. Sama-sama kenal orang tuanya. Sebatas pegang tangan aja. Kalau lebih takut nanti kalau dikasih nagih nanti dia berani Maunya menasehati. Ya teteh misalnya mau pakai, saya tahu itu barangbarang haram. Lalu dekati secara halus biar luluh
65
Kalau ada waktu luang ngapain aja?
Ya seringnya di rumah aja
Koginisi, perasaan, dan perilaku terkait sikap
Aktivitas terkait
66 67
Hobinya kamu apa? Masih gak?
Hobi voli Udah engga teh. Waktu sekolah aja. Udah dua tahun belakangan gak main voli udah pada nikah dan gengsi gitu. Ya, tinggal Ayu aja yang belum nikah
68
Hehe. Kalau pulang sekolah dulu ngapain aja? Kalau sekarang?
Ya, langsung pulang aja teh
69
70 71 72 73 74
Biasanya ngobrol-ngobrol sama temen dimana? Oh, manfaatnya ngobrol apa?
75
Suka nonton apa aja? Suka niruin gak? Menurut kamu, ada gak temen kamu yang pergaulan bebas? Kalau pengajian dimana?
76
Hm terus kamu pakai kerudung gimana?
77
Terus kalau ceramah?
78
Kalau singgung narkoba ustadznya?
Udah lulus mah pagi beres-beres. Siangnya diam aja sampe sore. Kalau gak ada yang ajak main ya gak main. Magrib ngaji di masjid, ngaji kitab kuning
Aktivitas terkait gaya hidup
Rumah Shinta atau yang tadi bakso (bakso Ibu RT 01 RW 01) Ya akibatnya jadi tukar pikiran gitu dan pendapat. Contohnya yang lagi ada masalah keluarga Suka FTV di SCTV. Tukang Bubur Naik Haji hehe Iya sinetron yang baik-baik baru diikutin ada teh temen deket. Sering denger juga temen dekat diajak-ajak. Khawatir aku Mungkin itu kewajiban. Dari kecil rajin ke masjid. Kesini bergaul tapi jadi cukup jarang ngaji. Suka nasehatin orang yang pakai. Kalau engga ngaji gimana gitu Dari kelas 1 SMP teh. Tapi buka-buka gitu. Malu juga teh sekarang kalau gak pakai kerudung. Karena anak kecil aja juga pakai Abis ashar ada ceramah pakai Basa Sunda. Ustadznya ganti-gantian rutin tiap minggu. Jumat sampe 5.30 sore Belum
Praktik terkait religiousitas
Praktik terkait religiousitas 79 80 81 82 83
84 85
Setia pada pasangan?
Pernah nikah, ya pernah pacaran. Kalau ganti-ganti ya gak wajar. Harus sering menjaga dan jangan tergoda oleh orang lain. Kalau ceramah di TV sukanya apa? Jarang nonton sekarang. Dulu Qurota’ayun seneng. Ceramahnya gak terlalu serius soalnya. Kalau Mamah Dedeh serius Terus dipraktikan gak? Sama kaya tadi. Ya dipraktekin ya mau atuh teh contoh yang baik Terus perasaan kamu gimana ketika ibadah? Suka beda teh. Lagi dapat masalha ya kalau cowo mabuk kalau kita mah di rumah aja. Padahal baca Quran buat tenang Terus mikir apa pas pacaran? Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir negatif ngeri kalau sampe berlebihan. Dimana di mata saya ada yang baik tapi di mata keluarga tidak baik tapi jadi rekat-rekatnya Terus apa rasanya kalau buat dosa? Kalau mikir-mikir ajaran agama ya ngerilah gak kerasa apa yang kita perbuat tapi nimbulkan dosa. Kalau ajak ciuman yan kami tolak Terus misalnya, apa yang kamu rasain kalau Ya lemah agama, orang pakai narkoba ya kecanduan berat juga ya teh ada temen pakai narkoba?
86
kalau udah ibadah gimana rasanya?
ya, jadi nyaman kalau udah shalat kalau ninggalin shalat menyesal
87
Eh iya, balik lagi kalau soal kerudung?
88
Kalau pacaran?
Iya pernah teh digituin, ngapain pake kerudung Shinta aja bilang ngapain pake kerudung gerah gitu Ya, kalau sama pacar ya gimana gitu takut pas deket-deketan
Perasaan terkait religiousitas
Pewawancara : JHANE Inisial : Mang Endah (guru ngaji RW 1), lakilaki Tempat : Tempat Pengajian Suasana : Kurang Kondusif Waktu : 28 Juni 2013, pukul 11.00 - 11.20 No 1
Pertanyaan Pak ngajar ngajinya kapan aja?
2
Oh bapak dari kapan ngajar dan dari pesantren mana?
3 4
Oh kegiatannya apa aja pak? Oh terus gimana bapak jelasin perilaku remaja di pengajian?
Pewawancara : YASSERINA RAWIE Inisial : RA, Remaja 16 tahun, Perempuan Tempat : Rumah informan, di tempat bakso RW 1 (bawah) Suasana : Agak berisik (ada suara radio) Waktu : 28 Juni 2013 pukul 13.00-14.15 WIB
Jawaban Rutin dari jam 2-4 anak SD, remaja itu 4-6 sore. Kalau magrib yang rame dan umum Dari tahu 93. Dari Pesantren Raudhatul Mufawasilah dari Cianjur Ya, baca kitab kuning tiap hari Al-Qurannya satu ‘ain aja Ya kurang lebih, jangan pernah mencoba narkoba. Sekali mencoba maka akan ketagihan seterusnya.
Keyword
Praktik terkait religiousitas
NO PERTANYAAN 1 Waktu itu kamu bilang biasanya kamu kalo lagi ada waktu luang kan dirumah. Selain dari itu dimana lagi? 2 3 4 5 6
Oh gitu ya, suka ngumpul-ngumpul bareng gak? Kira-kira ngumpul sama temen berapa kali seminggu? Kalo habis pulang sekolah suka kemana?
JAWABAN Ya seringnya dirumah sih teh, soalnya saya juga belum terlalu kenal sama temen-temen disini
Suka sih tapi jarang teh
Ya paling tiga kali seminggu, itu juga gak tentu kalo lagi iseng aja. Soalnya kalo habis ngaji gak ada kegiatan apa-apa lagi Ya dirumah aja, paling saya tidur siang teh. Soalnya kan sorenya ngaji sampai malem. Sama kalo ada PR ya paling saya kerjain Kalo lagi ngumpul-ngumpul sama temen Ya paling ngomongin tentang musik, tentang lagu-lagu yang lagi nge-trend biasanya ngomongin apa? atau ngebahas pelajaran paling teh Pernah gak kamu ngebahas tentang kesetiaan Ya pernah, lumayan sering juga kok sama pacar?
7
Ngomonginnya emang kayak gimana?
Ya misalnya ngegosipin temen saya yang lagi selingkuh sama kakak kelas saya, ya kayak gitu-gitu aja sih biasanya. Ada juga temen saya lagi naksir teman cowoknya padahal dia udah punya pacar. Nah suka diledekin aja, gak setia gitu
8
Terus temen kamu diledekin gitu reaksinya gimana? Kalo ngomongin tentang bahaya narkoba pernah?
Ya ketawa-ketawa aja kan juga kita cuma bercanda
9
Keywords
Mengisi Waktu Luang
Aktivitas Gaya Hidup Remaja
Mengobrol tentang kesetiaan terhadap pasangan
Iya pernah, tapi jarang sih ngomongin yang kayak gitu Mengobrol tentang narkoba
10
Waktu itu ngomonginnya kayak gimana?
Jadi ada temen-teman sekelas saya yang suka ngelem teh, ya satu gank gitu
11 12
Kamu pernah liat langsung? Kalo tentang keperawanan pernah ngomongin gak?
13
Nah setelah ngomongin tentang kesetiaan sama pacar, narkoba, dan keperawan tadi pendapat kamu gimana? Kalo temen kamu ada gak yang suka gantiganti pacar? Nah menurut pendapat kamu gimana tentang orang yang suka gonta-ganti pacar?
Gak pernah sih cuma gosip-gosip aja Pernah sih sekali, ngomongin kakak kelas saya yang lagi berhubungan seks ditu terus direkam. Nah rekamannya itu diliat sama guru. Habis itu mereka berdua langsung dikeluarin deh dari sekolah. padahal waktu itu udah deket UN Ya kalo saya sih pengennya jauh-jauh aja deh dari yang kayak gitu-gitu. Soalnya saya ga mau bikin diri saya malu sama orang tua saya jadi malu juga.
14 15
16
Ada kok temen saya yang kayak gitu, dia itu kalo pacaran gak pernah awet, paling juga semingu. Dia itu kakak kelas saya juga Ya saya sih gak sependapat, soalnya kalo saya sendiri selalu berusaha setia sama pacar saya. Saya gamau aja kena karma, pasti kan ga enak kalo kita yang diselingkuhin. Kalo pendapat kamu tentang orang yang Ya saya sih ga sependapat banget sama perilaku kayak gitu, saya mah berhubungan seks sebelum menikah gimana? pengennya jauh-jauh aja. Saya takut sama ayah saya. Katanya kalo saya sampai negelakuin hal yang kayak gitu mendingan saya gak usah pulang kerumah lagi aja
17
Emang hal yang dilarang sama ayah kamu apa aja?
18
Jadi kamu kalo pacaran dimana dong?
Mengobrol tentang narkoba
Mengobrol tentang keperawanan
Opini gaya hidup remaja
Opini Be Faithful
Opini Abstinence
Ya kayak yang pake narkoba, obat-obatan, berhubungan seks, main sama pacar saya aja sebenernya saya gak pernah teh. Saya kalo pacaran diawasin terus. Ya dirumah. Pacar saya biasanya datang kerumah saya kalo lagi libur, kayak hari minggu. Itu juga gak pernah lama-lama, ya paling lama dua jam
Aktivitas Gaya Hidup Remaja
19
Terus sama pacar kamui dirumah ngapain aja? Oh gitu ya. Sama pacar kamu biasanya ngobrol apa aja? Emang pacar kamu pinter ya?
Ya ngobrol-ngobrol aja. Biasanya kan kita duduknya di teras depan. Nah ayah saya ngawasin dari dalem ruang tamu. Ya paling ngomongin tentang kita ngapain aja selama gak ketemu, atau nanyananya tentang pelajaran Ya yang pasti lebih pinter dari saya, soalnya kan dia udah SMA kelas 2
22
Oh gitu, kamu tuh jadi sebenernya boleh pacaran gak sih sama orang tua kamu?
23
Kamu emang pertama kali pacaran kelas berapa? Mantan kamu ada berapa? Nah pacar kamu yang pernah dikenalin ke orang gtua kamui ada berapa?
Gak boleh sih sebenernya. Tapi waktu itu saya coba beraniin ngomong ke ibu. Kalo sama ayah saya gak berani. Itu juga awalnya saya dimarahin sama ibi saya. Tapi akhirnya lama-lama boleh asal saya pacarannya ga berlebihan, sama syaratnya harus dikenalin dulu ke orang tua saya Kelas 6 SD, tapi itu yang masih ngumpet-ngumpet
20 21
24 25
26
27
28
Aktivitas Gaya Hidup Remaja
Ada 10 Ada dua sama yang sekarang
Kalo boleh tau kamu Islamnya aliran apa?
NU teh
Kamu ngerti gak bedanya aliran Islam kamu sama yang lainnya? Emang orang tua kamu gak pernah ngejelasin? Emang yang biasanya ngajarin tentang agama itu ayah atau ibu kamu? Emang kamu dari kapan mulai rutin ikut pengajian?
Hmm apa yaa… Gak ngerti sih sebenernya, saya Cuma ikut orang tua aja Kalo saya nanya ya mungkin dijelasin. Tapi sayanya gak pernah kepikiran buat nanya hal itu Dua-duanya sih teh. Sama belajar dari pengajian juga
Dimensi Keyakinan Beragama
Dari kecil teh, dari SD. Dari saya masih tinggal di rumah yang sebelumnya. Dimensi Praktik Keagamaan
28 Emang kamu ikut pengajian siapa yang nyuruh? 29
30
31
32
33
34
Emang kamu senengnya kenapa? Di pengajian diajarin gak tentang menjauhi narkoba? Kalo tentang menjaga keperawanan pernah diajarin? Kalo tentang setia sama pasangan pernah diajarin?
Gak ada yang nyuruh sih, Cuma waktu pertama kali disaranin sama ibu, dia dikasih tau sama tetangga yang lain. Tapi emang saya yang seneng sih ikut pengajian. Soalnya banyak temen saya yang ikut, jadi seneng aja bareng-bareng Enggak teh. Biasanya diajarin tentang yang ada di kitab-kitab terus dibahas Pernah teh, jadi kalo dalam Islam itu kita sebagai perempuan harus menjaga keperawanan. Soalnya keperawanan kita cuma untuk suami kita aja Iya pernah sih, tapi kalo dari pengajian saya nangkep nya malah di Islam itu justru ngajarin untuk gak setia, karena boleh poligami
Emangnya definisi setia menurut kamu itu yang kayak gimana?
Setia itu ya selalu sama pasangan kita, gak selingkuh sama yang lain, atau punya pasangan yang lain. Sama saling percaya aja sih menurut saya
Kalo tentang kondom pernah diajarin di pengajian? Emangnya definisi setia menurut kamu itu yang kayak gimana?
Enggak pernah
Kamu salatnya gimana? Rajin gak?
Ya sebisanya sih lima waktu, tapi yak an kadang ada aja godaannya.hehe
Setia itu ya selalu sama pasangan kita, gak selingkuh sama yang lain, atau punya pasangan yang lain. Sama saling percaya aja sih menurut saya
Kamu suka gak nonton acara kultum di TV? Ya suka sih nonton sebentar kalo sebelum berangkat sekolah
Dimensi Praktik Keagamaan
Konten yang diajarkan pada pengajian
Definisi Setia Dimensi Praktik Keagamaan
Kalo kamu lagi beribadah apa sih yang kamu Ya tenang, damai, pokoknya enak lah. Soalnya kan kita udah negajalanin rasain? kewajiban kita, jadi kayak ga ada yang ngeganjel lagi Menurut kamu, punya pacar itu dibolehin Gak boleh teh.hehe gak sih dalam Islam?
Dimensi perasaan beragama
34
35
Nah terus kenapa kamu tetep pacaran? Kan di Islam tadi kata kamu gak dibolehin
Ya kan di Islam itu ada yang namanya ta’aruf, kenalan gitu lebih dalam sama calon pasangan kita. Jadinya saya nganggepnya kita itu ta’aruf bukan pacaran teh
Pas lagi pacaran ada gak hal-hal yang kamu takutin?
Ya ada teh, saya takut aja kejerumus ke hal-hal yang gak baik. Tapi untungnya saya sih kalo pacaran ya dirumah aja. Ga pernah pergi berduaan.
Jadi kamu sama pacar kamu bener-bener gak Gak pernah sama sekali, soalnya kan juga gak boleh sama orang tua saya pernah pergi atau jalan gitu? 36
Tapi kalo misalnya dibolehin kamu mau gak Ga mau juga teh, takut ah pergi berdua sama pacar kamu? Emangnya kenapa?
37
Dimensi perasaan beragama
Ya bukannya saya gak percaya sama pacar saya, tapi saya takut aja kalo kenapa-napa. Ya jaga-jaga aja
38
Menurut kamu, apa orang yang gak pake Ya iya pasti, soalnya kan narkoba itu hal yang berlawanan sama agama. Tapi narkoba itu udah pasti dekat dengan Tuhan? balik lagi sih ke orangnya masing-masing. Kalo dia gak pake narkoba tapi tetep ngelakuin dosa lain kan tetep aja gak deket sama Tuhan. Kalo tentang HIV dan AIDS yang kamu tau Ya kayak yang pas wawancara kemarin aja teh, penyakit menular yang gak apa aja? bisa diobatin Emang menularnya lewat apa aja? Bisa lewat narkoba, hubungan seks, sama apa lagi ya, itu aja kayaknya sih
39
Kamu tau gak perbedaan antara HIV sama AIDS? Kalo tentang kondom kamu tau gak?
Kognisi tentang HIV dan AIDS
Kalo HIV itu nama virusnya, kalo AIDS itu kalo gak salah nama penyakitnya. Di sekolah juga pernah diajarin soalnya teh Iya tau saya Koginisi kondom
39 Emangnya kondom itu apa?
Alat untuk pelindung pas berhubungan seks, supaya si perempuannya gak hamil
40
Kalo bentuk nya kayak gimana kamu tau gak? Kalo tentang narkoba, apa yang kamu tau?
Iya tau teh, saya pernah liat punya ibu. Soalnya ibu saya kan perawat jadi suka punya stok Narkoba itu obat-obatan terlarang yang berbahaya untuk kesehatan
41
Kamu tau gak jenis-jenisnya apa aja? Emangnya kamu dapet informasi tentang narkoba darimana? Oh gitu.. Kalo penyuluhan tentang HIV dan AIDS pernah ikut gak? Kalo menurut kamu, keperawanan itu penting gak sih?
Ada yang pil, suntik, sama yang hisap Dari sekolah, waktu itu pernah diadain penyuluhan tentang narkoba. Terus saya penasaran aja Belum pernah kalo itu sih teh
42
43
44
45
Kalo menurut kamu seks bebas itu apa?
Koginisi kondom
Kognisi tentang narkoba
Penting banget teh, apalagi buat kita sebagai perempuan. Kalo kata ustadz di pengajian saya, keperawan perempuan itu cuma untuk suaminya aja. Kalo kita gak ngejaga berarti kita udah berzinah. Hmm ya kayak hubungan laki-laki sama perempuan gitu, tapi yang belum suami-istri. Jadi yang belum nikah, tapi udah ngelakuin hubungan suami istri. Afeksi abstinence
Kamu taunya emang darimana? Saat kamu menjaga keperawanan, apa sih yang kamu rasain? Nah kalo misalnya kamu diajak pake narkoba sama temen kamu, perasaan kamu gimana?
Ya tau aja kalo lagi ngobrol sama temen Ya seneng aja, sama tenang juga karena bisa ngejaga diri sama bisa jaga kepercayaan orang tua Ya gamau atuh teh
Iya, terus perasaan kamu tuh gimana pas diajak gitu?
Ya takut lah teh, saya takut aja kalo sampe ikut ke pangaruh narkoba
Afeksi tentang narkoba
45
46
47
48
49
Kalo diajak berhubungan seks sebelum menikah, perasaan kamu gimana? Kalo beli kondom, kamu malu gak sih?
Ya sama aja, takut. Kata ayah saya kalo sampe ngelakuin hal kayak gitu Afeksi abstinence mendingan saya gak usah pulang kerumah lagi Ya malu atuh teh. Nanti ketahuan dong saya mau pake buat berhubungan sama laki-laki. Lagian saya juga gak pernah kepikiran buat beli kondom, Afeksi condom jangan sampe Kalo pas lagi ngumpul-ngumpul, ada gak Gak ada teh, saya juga kan ngumpulnya sama temen-temen perempuan aja. Itu temen kamu yang pake narkoba? juga lebih sering sama temen pengajian Perilaku, Sikap Emangnya selain sama temen pengajian Sama temen sekolah paling kalo pulang sekolah, itu juga jarang banget. Saya Remaja kamu mainnya sama temen apa lagi? kalo pulang sekolah biasanya langsung pulang kalo gak ada yang pentingpenting banget Nah mantan kamu ka nada 10 tuh. Setiap dari Ya rata-rata sama aja sih teh. Soalnya saya tuh kalo pacaran udah kayak mereka itu gaya pacarannya beda-beda gak? sahabatan aja. Malah kalo sama pacar lebih tertutup. Emang kenapa kalo sama pacar lebih tertutup? Emang kenapa kamu pacarannya sebentarsebentar? Emang kamu komunikasinya lewat apa? Oh gitu ya, kamu pernah gak sih kepikiran untuk nyoba berhubungan seks sama pacar kamu?
Ya soalnya kalo sama pacar kan enggak sedeket sama sahabat kita. Kalo kita putus ya putus juga hubungannya. Apalagi saya kan kalo pacaran gak lama, paling lama sampe 4 bulan Soalnya suka bosen teh. Kalo komunikasi udah gak lancar biasanya ujungujungnya putus Ya biasanya sih sms-an yang rutin setiap hari. Kalo telfon paling seminggu sekali engga teh
Perilaku Pacaran
Perilaku abstinence
50
Kalo narkoba kamu pernah kepikiran buat nyoba gak? Atau kamu udah pernah nyoba?
Enggak pernah atuh teh, amit amit ih. Saya mah gak mau nyoba-nyoba begituan, takut dosa. Apalagi narkoba kan bisa bikin ketagihan. Kalo udah ketagihan kan susah ngatasinnya.
Perilaku narkoba
Pewawancara : YASSERINA RAWIE Inisial : EK, Bidan di Desa Lewo Baru, Perempuan Tempat : Rumah Ibu Dedeh (di ruang tamu) Suasana : Santai, ditemani Ibu Dedeh dan Dipta Mahira Waktu : 28 Juni 2013 pukul 09.00-10.00 WIB No 1
Pertanyaan Teteh praktiknya dimana aja?
2
Orang Desa Lewo Baru yang berobat biasanya penyakit apa aja teh?
3
Kalo yang remaja berobat apa biasanya?
Jawaban Jadi saya megang 3 Posyandu, di RW 1,2, dan 3. Sama praktik di Puskesmas Citeras juga. (yg lagi di renovasi) Ya yang banyak sih penyakit-penyakit ringan, seperti pilek, diare, batuk, dll
Kalo remaja sini sih jarang yang berobat, paling juga penyakit-penyakit ringan aja.
Keywords Lokasi Praktik Jenis penyakit masyarakat Lewo Baru
4
Pendapat teteh tentang kespro remaja disini gimana?
Sekarang kan banyak remaja yang nikah muda dan bahkan banyak juga yang hamil sebelum menikah. Jadi menurut saya, kesadaran remaja di sini tentang kespronya masih kurang. Mungkin karena kurang pengetahuannya juga, karena kan pendidikannya juga pada kurang. Waktu dulu pernah ada penyuluhan tentang kespro tapi kurang berhasil, soalnya susah ngumpulin remaja-remajanya. Ya beberapa rajin sih. Tapi kalo yang hamilnya diluar nikah suka pada ditelattelatin ngecek kehamilannya. Mungkin mereka takut ketahuan dari usia kehamilannya. Belum sih ya kalo disini. Paling adanya Cuma penyuluhan tentang gizi aja.
Opini mengenai kespro remaja
5
Disini remajanya pada rajin meriksa kehamilannya gak?
6
Di desa sini udah pernah ada penyuluhan tentang HIV dan AIDS?
7
Di desa ini selain bidan sama puskesmas, pelayanan kesehatannya ada apa lagi?
Ada juga PUSTU (Puskesmas Pembantu) di Cibuyut. Sama seperti Puskesmas Fasilitas kesehatan tapi lebih kecil. di Lewo Baru
8
Kalo alat kontrasepsi yang paling banyak dipake apa teh?
Paling banyak sih yang jenis suntik, dibandingkan sama AYUDI (kontrasepsi di bawah rahim/spiral) dan pil.
9
Kenapa? Bukannya kalo yang suntik biasanya pada takut?
Ya gatau juga sih, mungkin kalo pil itu suka lupa diminum dan kalo AYUDI itu sakit karena dipasangnya di dalem rahim. Jadi pada gak berani pake spiral.
10
Di desa sini warganya lebih milih ke Puskesmas, ke bidan, atau kemana teh?
Paling banyak sih ke Puskesmas, soalnya lebih murah. Bisa juga kalo mau gratis pake karti JAMKESMAS.
11
Di desa ini ada gak yang kena kasus narkoba?
Wah saya sih belum pernah denger ya, plaing disini remajanya Cuma suka pada pake pil-pil gitu.
Penyuluhan HIV dan AIDS
Preferensi alat kontrasepsi Preferensi penggunaan fasilitas kesehatan Perilaku remaja terkait narkoba
12
Kalo penyuluhan tentang narkoba udah pernah ada belum? Di sini ada gak yang jualan kondom di warung? Di sini masih ada gak yang ngelahirinyya bukan di bidan atau dokter?
Belum pernah sih ya
15
Kalo kasus ibu yang meninggal setelah melahirkan ada gak disini?
Lumayan banyak, kalo kasus kayak gitu biasanya yang hamilnya diluar nikah. Kasus ibu Soalnya pada takut meriksain ke bidan. Kalo telat kan suka ada yang ketubannya keburu pecah. Nah kasus kayak gitu yang biasanya menyebabkan meninggal setelah melahirkan kematian ibu.
16
Ada perbedaan gak teh kasus remajanya di RW sini?
Ya ada. Kalo di Neglasari remajanya gak ada yang aneh-aneh. Sama di RW 1,2,3 juga remajanya sedikit yang kena kasus hamil diluar nikah. Yang suka Perbedaan kasus aneh-aneh itu remaja di RW 4 sama RW 5. Disitu remajanya bandel-bandel, antar RW banyak yang hamil diluar nikah. Kalo di Cibuyut juga banyak yang meninggal pas melahirkan, soalnya mereka meriksain kehamilannya telat.
13 14
Hmm setau saya sih gak ada ya Kalo sekarang sih udah pada jarang ke dukun beranak. Sekarang kalo ngelahirin udah pada ke bidan atau ada juga yang ke Puskesmas.
Penyuluhan tentang narkoba Penjualan kondom Preferensi fasilitas melahirkan
Pewawancara : M ARIEF RAHADIAN Inisial : AC, remaja 15 tahun, laki-laki Tempat : Rumah Orangtua Informan Suasana : Sepi, Berduaan Waktu : Kamis, 27 Juni 2013, 12.00-15.00
No 1
Pertanyaan Acep teh tahu apa saja tentang HIV dan AIDS?
2 3 4
Acep tahunya teh darimana? Itu teh bukunya dapet darimana? Tugas? Apa iseng-iseng aja bacanya cep?
5
Kira-kira temennya acep teh tahu semua tentang HIV? Kalau misalnya dari 10 orang, berapa kirakira yang tahu? Acep teh tahunya HIV sama AIDS bedanya apa? Acep teh tahu kondom itu apa cep?
6 7 8
Jawaban AIDS teh penyakit, penyakit yang menular melalui perhubungan seks, melalui jarum suntik, melalui, mm.., menyebarnya air liur, virus bekas orang minum, gitu.. Mmm.. dari buku yang Acep baca. Dari sekolah.. Enggak, baca-baca aja di perpus Kayaknya enggak.. Mm.. Mungkin satu orang. HIV mah beda, kalo HIV kan.. gimana ya jelasinnya, bingung, m.. gimana ya Mmm, mungkin kondom itu alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, itu aja kan.
Keywords Kognisi Sosialisasi HIV dan AIDS di Sekolah Opini informan terhadap kognisi peer group kognisi HIV dan AIDS Koginisi Kondom
9
10 11 12 13
Kalau tentang narkoba teh Acep tahunya apa Narkoba mah mungkin zat adiktif untuk pengobatan, selebihnya untuk iseng, aja? untuk menghilangkan stress, untuk halusinogen, pemakaian berlebihan membuat begitu.. Acep teh tahu jenisnya apa aja? Heroin, nikotin, narkotika, psikotropika Kalo narkoba itu Acep taunya makenya Maksudnya? gimana? Ya penggunaannya gitu cep Narkoba teh gaboleh dipake buat iseng-iseng, kalau buat kesehatan, dipakenya disatuin sama obat-obat lain, buat bikin obat. Kalau tentang seks bebas, Acep teh tahunya mungkin berganti-ganti pasangan dan bersetubuh dengan orang lain seks bebas itu apa?
14
Kalau menurut acep teh, penting gak seks bebas diatur dalam undang-undang?
Penting, mungkin untuk menjaga penyebaran yang tidak diinginkan seperti HIV atau AIDS.
15
Menurut Acep, keperjakaan itu penting gak sih? Kalo acep teh bangga gak kalo jaga keperjakaan Acep? Kalo misalnya Acep diajak pake narkoba, mau gak?
Penting, untuk menjaga kestabilan hidup dan mengatur jumlah penduduk
18
Tau ada yang make temen?
Mungkin ditanya dulu penyakita apa, mungkin ada penyakit, terus itu obatnya
19
Kalau gak ada penyakit tapi make Cep?
Itumah derita sendiri, ngerusak diri sendiri
16 17
Biasa aja, enggak bangga, karena banyak yang jaga
Kognisi Narkoba (informan sekolah di Sekolah Kesehatan)
Koginisi seks bebas dan HIV dan AIDS
Opini tentang keperjakaan
Mmm, gak ah gabakal mau Opini informan tentang penggunaan narkoba
20
Tapi Acep kenal gak cep yang make?
Ada sih, tapi ga terlalu deket, anak kelas tiga Teman yang pengguna narkoba
21 22
Itu teh dapetnya dari mana? Mm.. minta resep dokter terus beli di apotek Kalo misalnya diajak berhubungan gitu cep? Kalo itu mungkin entar dulu
23 24
Entar kapan? Hahaha Kemaren kan kata Acep kalo disuruh beli kondom malu, kenapa teh malu? Kalo misalnya buat anak-anak seumuran Acep, masalah kondom, seks, narkoba, itu sensitif apa enggak sih? Kalau misalnya nanti Acep berhubungan, mau make kondom ga cep?
Entar kalo udah nikah Mm.. mungkin orang lain kan bisa berpendapat lain, atau untuk apa, untuk apa orang mungkin punya pikiran beda Mungkin untuk kalangan masyarakat sekarang udah biasa, dulu kan amsih sensitif, sekarang mah udah biasa, kayaknya anak kecil juga udah tau
Kalau misalnya temen Acep ada yang make narkoba, Acep temenin ga?
Temenin boleh, tapi jangan terlalu deket
Kalau ngeliat temen yang ganti-ganti pacar, Acep teh gimana?
Biasa aja, jaman sekarang biasa aja
28
Kalau temen yang udah berhubungan seks?
Kalau laki-laki teh cuekin, kalau perempuan ya agak dijauhin
29
Kenapa cep?
Kalau laki-laki kan gak kelihatan, kalau perempuan keliatan, dari cara jalannya, sama mukanya udah gak bersinar
Opini seks bebas
25
26
27
Enggak, kan gak terlalu minat, buat apa, kalo udah nikah mah maunya punya anak
Afeksi tentang Kondom opini tentang sensitifitas isu HIV dan AIDS Kognisi kondom Opini teman pengguna narkoba
Opini tentang seks bebas
30
Pacaran itu haram gak si Cep?
31 32
Kalau acep teh ikutin yang mana? Kalau Acep teh sehari-hari praktek agamanya gimana? Terakhir nih cep, kalau misalnya orang yang Gak ngejamin sih, zaman sekarang mah beda-beda. pake narkoba, seks bebas, gitu – gitu udah pasti jauh dari Tuhan gak?.
33
Gak tahu, kalau menurut imam ini haram, imam itu enggak, asal jangan berlebihan Menurut Acep mah pacaran gak apa-apa asal jangan berlebihan shalat wajib, ngaji kalau ada waktu
Religiositas dan gaya hidup Ritual Opini Religious Belief
Pewawancara : ULFI Inisial : EA, 17 tahun, perempuan Tempat : rumah informan Suasana : Kondusif Waktu : 28 Juni 2013, pukul 14.15 - 15.00
No 1
Penyataan Pernah mendengar HIV & AIDS gak?
Jawaban
2
apakah kamu dengan istirahat yang cukup kamu tidka akan terkena penyakit HIV & AIDS?
tidak teh, karna HIV & AIDS kan penyakit menular
pernah kak, karena pernah dibahas di mata pelajaran penjaskes
Kategori Kognisi remaja dalam mencegah HIV & AIDS Kognisi remaja dalam mencegah HIV & AIDS
3
terus yang kamu tahu tentang HIV&AIDS apa ya?
penyakit yang disebabkan sering berganti-ganti pasangan kalau ingin berhubungan seks.
4
kalau kondom kamu tahu gak?
Klau kondom itu dipakai kalau ingin berhubungan gitu teh biar tidak hamil. Kalau bentuknya saya pernah lihat di buku pelajaran IPA kelas 12
5 6 7 8
kamu punya pacar? sudah berapa lama kamu pacaran? pacarnya orang sini juga? wati setia dong udah 2 tahun, padahal lagi jauhan
punya 2 tahun teh iya teh, tapi lagi sulawesi kerja jadi kuli bangunan hehehe, dia pacar pertama aku teh
9
kamu biasanya menghabiskan kalau kerjaan aku dirumah aja teh, palingan nonton TV, FTV di SCTV (karena menurutnya rumah udah selesai kamu biasanya ngapain? tidak begitu banyak yang seumuran dengannya).
10
biasanya kalau liburan gini kamu ngapain aja?
dikamar aja teh, main HP. Karena aku gak suka main keluar pulang sekolah aja aku langsung pulang.
11
Pernah mendengar HIV & AIDS
pernah, waktu di sekolah SMP dipelajar IPA kalau gak salah
12 13 14
kamu tau kondom? tenang aja ini dirahasiain kok dia dapat mencegah HIV & AIDS gak ya?
hehehe (ketawa malu-malu) tahu yang buat “itu” kan teh (jawab sambil malu-malu) bisa kayaknya teh, kan buat kalau mau “itu”.
Kognisi remaja dalam mencegah HIV & AIDS Kognisi remaja dalam mencegah HIV & AIDS Afeksi remaja dalam mencegah HIV & AIDS Aktivitas remaja dalam mencegah HIV & AIDS Aktivitas remaja dalam mencegah HIV & AIDS Kognisi remaja dalam mencegah HIV & AIDS kognisi remaja dalam mencegah HIV & AIDS
15
kalau lagi gak ada kerjaan rumah kamu biasanya ngapain?
ngumpul bareng teman-teman dan curhat-curhat gitu teh
Aktivitas remaja dalam mencegah HIV & AIDS
Jawaban Iya kak setuju, soalnya kan itu mah kota wanita, ya jadi kan harus dijaga sampai nikah nanti. Kalo disekolah doang kak paling ngomongin efek-efek narkoba, ya jahui narkoba nanti bias ketagihan gitu. Kalo gak salah HIV/AIDS penyakit yang menular melalu jarum suntik sama ngesex ka (hubunganseksual). iya kak kalo ciuman gak bakalan hamil kak, kagak bakalan keliatan kak, ya kaya gak ada efeknya gitu kak.
Keywords Afeksi sikap remaja Aktifitas terkait kegiatan remaja Kognisi sikap remaja Perilaku sikap remaja
Pewawancara: PUTRA DHARMAWAN Inisial: AB, 17 Tahun, laki-laki Tempat: Rumah responden Waktu: 11:50-13.15 Suasana: Hanya berdua, ditengah pembicaraan Ayah informan datang, lalu Ayahnya menyuruh untuk melanjutkan pembicaraan kembali dan Ayahnya naik ke atas rumah. NO Pertanyaan 1 Menurut kamu pasangan kamu harus perawan gimana menurut kamu? 2 Pernah ngobrol-ngobrol tentang bahaya narkoba gak kamu? 3 Kamu tahu penularan/penyebaran penyakit HIV dan AIDS? 4 Kenapa kamu berani ciuman sama pasangan kamu?
5 6
7 8
Menurut kamu beli kondom itu merasa malu atau malah merasa gak malu? Kamupercaya melakukan hal yang diwajibkan di agama kamu bias dapet pahala? Pernah ikut kegiatan agama bersama? Menurut kamu perintah Tuhankamu, bisa memberi kebahagiaan dunia dan akhirat?
Malu sih kak, ya gak enak aja, masih kecil udah beli kondom, nanti malah disangka yang enggak-enggak lagi. Ya percaya kak, kan ada di Al-Quran (Agama Islam) , kalo udah ada di AlQuran, udah terbukti kak kebenarannya. Jadi dipercaya aja gitu. Ya sering paling ngaji kak, maulid di masjid, terus ngaji-ngaji gitu keluar kampong kak Iya kak sangat setuju, soalnya apa perintah Tuhan untuk kebaikan kitajuga.
Opini gaya hidup remaja Kepercayaan tingkat religiositas remaja Praktik tingkat religiositas remaja Perasaan/pengala man beragama tingkat religiositas remaja
Pewawancara: TIARA HAPSARI Inisial : IM, remaja 17 tahun, perempuan Tempat : rumah responden Suasana : hening, berdua Waktu : Jumat, 28 Juni 2013 pukul 15.00 16.30 No. Pertanyaan Jawaban 1 Kamu kalo lagi ada waktu senggang sukanya Aku biasanya dirumah aja teh nonton tv, main sama temen, kadang ke sunset ngapain? Cerita deh! malangbong negliat trektrekan sore jam 5an, diajak iin biasanya, aku seneng kalo diajak, ngerasa punya temen
Keywords
Penggunaan waktu luang & Hobi
2
Hobi kamu apa? Kapan aja ngelakuinnya?
Aku teh main aja, canda tawa sama temen, ngobrolin pacar, sekarang pacar lagi baik lagi nurut, baiknya tuh jagain aku, trus suka marah kalo aku digodain, ga sms teh, ga telfon
3
Kalo dirumah ngapain aja? Kalo diluar ngapain aja?
Kalo dirumah mah tiduran sambil nonton sendirian, kalo keluar biasanya ke rumah iin, curhat-curhatan iin suka curhat juga, kalo dia mah kayaknya pacarannya parah, trus dia pacarannya dirumah juga
4
Suka nongkrong sama temen? Kalo nongkrong dimana? Kalo nongkrong suka ngomongin kesetiaan, bahaya narkoba, keperawanan dan kondom ga? Disini ada budaya jelek tentang keperjakaan gitu ga? Tapi yang jelek menurut kamu aja
Suka, paling ke sunset malangbong trus foto-foto sering juga temen-temen ngomongin orang-orang “itu mah yang itu udah ga perawan” mereka abis itu pada ketawa kalo aku mah ikut-ikutan aja ketawa
5
Penggunaan waktu luang & Hobi
Gatau ya teh, Cuma pernah ada omongan katanya makin sering jebolin makin bangga gitu teh, makin keren padahal mah engga
6
Kalo di malangbong itu adanya dimana teh? Kalo gosip itu mah di cibuyut, banyak yang hamil katanya, kan pernah ada gosip video porno di cibuyut
7
Apa aja yang kamu ketahui tentang seks bebas?
Kalo yang saya tau orang sini mah seks bebas dilakuinnya dirumah, trus seks bebas dilakuin sama orang-orang yang suka ganti-ganti pasangan. Orang mah kalo udah ngelakuin jadi ketagihan terus susah buat berentinya
Aktivitas terkait gaya hidup Remaja
Aktivitas terkait gaya hidup Remaja 8
Ada ga temen kamu yang berhubungan seks Gatau teh, tapi katanya neti temen aku masih se-RT dia pernah melakukan sebelum menikah? Trus kamu ngeliat dia hubungan seks sebelum menikah, dia ngelakuin bukan sama satu cowo, waktu gimana? itu sampai dia hamil, jadi waktu itu aku sama dia yang digopisin hamil tapi ternyata Cuma dia, ketawannya pas dia udah hamil 6 bulan, malahan teh digosipin dia ngelakuin sama kakeknya sendiri, neneknya teh sakit-sakitan, aku ngeliatnya mah mlau-maluin, ngecewain keluarganya, malu diomongin orang, aku males temenan teh dulunya
9 10
Keperawanan itu penting ga? Kenapa kamu harus jaga keperawanan kamu? Ada ga temen kamu yang berhubungan seks sebelum menikah? Trus kamu ngeliat dia gimana?
11
12
Penting, harga diri atuh ya karena harga diri, biar ga diomongin Gatau teh, tapi katanya neti temen aku masih se-RT dia pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah, dia ngelakuin bukan sama satu cowo, waktu itu sampai dia hamil, jadi waktu itu aku sama dia yang digopisin hamil tapi ternyata Cuma dia, ketawannya pas dia udah hamil 6 bulan, malahan teh digosipin dia ngelakuin sama kakeknya sendiri, neneknya teh sakit-sakitan, Opini terkait Gaya aku ngeliatnya mah mlau-maluin, ngecewain keluarganya, malu diomongin hidup remaja orang, aku males temenan teh dulunya
Temen kamu pernah ada yang beli kondom? Engga teh
Opini terkait Gaya hidup remaja
13
Temen kamu ada yang make narkoba? Gimana kamu ngeliatnya?
Gatau teh, denger-denger ada yang make dextron dicampur paramex, kalo gitugitu mah kebanyakan di RW 2 di sanding, aku ngeliatnya bandel, takut kebawa nanti diomongin, diomongin tuh sedih, sakit teh
14
Siapa yang ngasih tahu ajaran agama kekamu? Diajarin ga buat ga make narkoba, jaga keperawanan, setia sama pasangan, trus kondom? Gimana ajarannya? Gimana kamu pratekin ajaran agama kamu? Trus kenapa harus dipraktekin? Suka ikut ibadah bersama ga? Tau dari mana?
Yang ngajarin agama mah mamah, diajarin disekolah juga, dari ngaji di mesjid Ya diajarin, dibilang gitu teh buat jangan make narkoba, trus jangan sampe kebawa temen trus ikut seks bebas, kalo setia sama pasangan mah engga kan ada yang poligami, juga ga ngajarin soal kondom Ya aku ngaji, solat, aku kan muslim dan itu wajib, biar dapet pahala, emang disini banyak pengajian Cuma aku jarang ikut Sering ada pengajian, diumumin dari mesjid, Cuma akunya teh jarang ikut
18 19
Kalo misalnya ikut, motivasinya apa? Dalam kegiatan iyu disampaikan ga buat jaga keperawaan, setia sama pasangan, gunain kondom, ga gunain narkoba? Setelah itu gimana kamu praktekinnya?
Ya biar nambah ilmu ajateh, biar nyatu sama orang-orang sini ya gajauh beda sama yang aku jelasin teh, ya aku usaha buat jaga diri ga ikut- Dimensi beragama ikutan, takut teh dari pada diomongin, kalo setia sama pansangan trus ngomongin kondom mah engga teh
20 21
Suka ga nonton kultum di tv? Kenapa? Kalo lagi beribadah atau berdoa gimana perasaan kamu?
Gapernah teh seinget aku, jarang Apa ya teh, tenang kali ya, merasa dekat sama yang ciptain, kalo berdoa mah inget ibu, kasian ibu kalo sedih diomongin orang
15
16 17
Dimensi beragama
22
Apa yang kamu rasain ketika punya pacar? Menurut kamu itu salah ga?
Ya aku seneng teh, ada yang sayang yang perhatian gitu teh, ditraktir dijajanin, engga salah teh kan ga ngapa-ngapain
23
Apa aja yang kamu ketahui tentang HIV & AIDS?
Penyakit menular, biasanya karna ganti-ganti pasangan, penyakit kelamin ya teh
24
Apa aja yang kamu ketahui tentang kondom? Untuk mencegah kehamilan
25
Tau dari mana tentang kondom?
26
Apa aja yang kamu ketahui tentang narkoba? Aku gatau teh
27 28
Tau dari mana tentang narkoba? Apa aja yang kamu ketahui tentang seks bebas?
Aku gatau teteh Kalo yang saya tau orang sini mah seks bebas dilakuinnya dirumah, trus seks bebas dilakuin sama orang-orang yang suka ganti-ganti pasangan. Orang mah kalo udah ngelakuin jadi ketagihan terus susah buat berentinya
29
Tau dari mana tentang seks bebas?
Dari omongan orang, kan banyak yang suka gossip ibu-ibu sini
30
oh orang sini suka gossip, biasanya gosipin apa?
Semuanya digosipin teh, aku aja pernah digosipin, aku sama temen digosipin Budaya gosip dan hamil gara-gara gemuk, sebelum keluar sekolah masih kurus, kalo kata mama kontrol sosial gausah dipikirin Imas, aku pernah digosipin sampe dua bulanan
31
Oh temen-temen kamu sering ngomongin pacar kamu?
Iya teh, katanya pacar aku sering ganti-ganti pacar, katanya mending jangan sama dia
Tau dari teman-teman, suka dengerin kalo lagi pada gosipin orang Kognisi Remaja
Aktivitas berpacaran
32
Waktu pacaran ngapain aja?
Aku pacarannya dirumah, paling ngobrol, becanda, kalo soal ciuman mah aku jarang ciuman, paling pas dia pulang abis main dari rumah aja
33
Beda pacar, beda gaya pacarannya gak?
Ya beda, pernah ada yang sayang ada yang engga, pokoknnya paling sayang sama yang ini karena udah lama
Aktivitas berpacaran