MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN IAS 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
OLEH IMA GRECA NOVIANTI (1611070106)
PERBANAS JAKARTA PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2017
A. PENDAHULUAN
. IAS 1 merupakan standard akuntansi internasional mengenai penyajian laporan keuangan. IAS 1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1997, menggantikan tiga standar pengungkapan dan penyajian persyaratan, dan merupakan standar akuntansi komprehensif pertama untuk menangani penyajian standar keuangan. Pada tahun 2001 hal ini diadopsi oleh IASB, dan pada tahun 2012 standar terakhir diubah pada bulan Juni 2011, perubahan tersebut efektif mulai tanggal 1 Juli 2012. International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan Keuangan sendiri adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman penyajian laporan keuangan dan menetapkan persyaratan minimum dalam menyusun laporan keuangan. Yang berlaku untuk semua laporan keuangan secara umum yang didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Di Indonesia pengaturan mengenai penyajian laporan keunagan di atur dalam PSAK 1 yang mengadopsi dari IAS 1. IAS 1 menjadi penting karena untuk dipelajari karena laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, kinerja perusahaan. Informasi ini bermanfaat untuk para pengguna laporan keuangan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai penyediaan informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari suatu entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan menjadi aset, kewajiban, pendapatan dan pengeluaran, kontribusi oleh dan distribusi kepada pemilik, dan arus kas. IAS 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan mendasari persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya. Tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis. Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu : 1.
Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK;
2.
Disusun atas dasar kelangsungan usaha;
3.
Disusun dengan menggunakan dasar akrual;
4.
Materialitas dan Penggabungan;
5.
Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
6.
Disajikan minimal secara tahunan
7.
Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
8.
Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan keuangan dan membedakan laporan
keuangan dari informasi lainnya. Setiap elemen dari laporan keuangan harus memuat nama entitas pelaporan, apakah laporan keuangan dari individu atau kelompok, tanggal entitas pelaporan dan periode yang dicakup, mata uang presentasi dan tingkat pembulatan (ribu, jutaan, ........). IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan keuangan, seperti mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan rincian tentang kapan harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan persyaratan mengenai catatan atas laporan keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi dan informasi asumsi yang digunakan.
B. TUJUAN
Tujuan IAS 1 adalah untuk untuk memastikan informasi yang dapat diperbandingkan dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya dan dengan menyajikan laporan keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun atas dasar kelangsungan hidup usaha (Going concern). Suatu entitas menyusun laporan keuangannya berdasarkan dasar akuntansi akrual kecuali untuk laporan arus kas. (Ankarat, 2012:21) Sedangkan laporan keuangan sendiri adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai :
– Posisi keuangan, – Kinerja keuangan – Arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi
– Menunjukan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Tujuan Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: 1. aset; 2. liabilitas;
3. ekuitas; 4. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; 5. kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan 6. arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
C. PERANGKAT LAPORAN KEUANGAN YANG LENGKAP
Laporan keuangan dianggap lengkap apabila memenuhi komponen-komponen sebagai berikut: a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) b. Laporan Laba Rugi Komprehensif c. Laporan Perubahan Ekuitas d. Laporan Arus Kas e. Catatan atas Laporan Keuangan f. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif. Semua komponen laporan keuangan tersebut harus disajikan oleh entitas secara lengkap dengan tingkat keutamaan yang sama. Selain keenam laporan tersebut, entitas diperbolehkan juga menyajikan laporan keuangan tambahan yang dinilai penting oleh entitas untuk disajikan. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas tersebut.
1.
laporan posisi keuangan pada akhir periode
Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut: a.
aset tetap
b. properti investasi c.
aset tak berwujud
d.
aset keuangan
e.
investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f.
persediaan
g. piutang dagang dan piutang lain h.
kas dan setara kas
i.
total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang
j.
termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
k.
utang dagang dan utang lain
l.
provisi
m. liabilitas keuangan n.
liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46: Pajak
o.
Penghasilan
p.
liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46
q.
liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
r.
dimiliki untuk dijual
s.
kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
t.
modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan posisi
keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas. Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasiftkasi yang terpisah dalam laporan posisi
keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak diklasiftkasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek). 2.
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain: a.
laba rugi
b.
total penghasilan komprehensif lain
c. penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu totallaba rugi dan penghasilan komprehensif lain Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif. Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensiflain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode berjalan: a.
laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada 1)
kepentingan non-pengendali
2) pemilik entitas induk b. penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada 1)
kepentingan non pengendali
2) pemilik entitas induk Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
3.
Laporan perubahan ekuitas selama periode
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagaimana disyaratkan IFRS. Laporan perubahan ekuitas memuat informasi sebagai berikut: a.
total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukkan secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan nonpengendali.
b.
untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
c.
untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: 1)
laba rugi
2) penghasilan komprehensif lain 3)
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian.
Untuk setiap komponen ekuitas, entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan, analisis penghasilan komprehensif lain berdasarkan pos. Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan jumlah dividen per saham terkait.
4.
Laporan arus kas selama periode
Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyajian ketiga aktivitas terebut dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Suatu transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas misal pelunasan pinjaman dan bunganya sebagai pendanaan dan operasi. Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas adalah: a.
Metode langsung, kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto diungkapkan;
b.
Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung.
5.
Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya
Catatan
atas
laporan
keuangan
menyajikan
informasi
tentang
dasar
penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan sesuai dengan IAS 1. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan. Dan memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan. Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas setiap pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas umumnya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lain: a. pernyataan kepatuhan terhadap SAK b.
ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
c.
informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan !aha rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos; dan
d. pengungkapan lain
6.
laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
D.
KETENTUAN UMUM
Laporan keuangan memiliki 8 (delapan) karakteristik umum, yaitu: 1.
Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK. Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk: a.
memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. IAS 8 mengatur hirarki panduan otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat pernyataan yang secara spesifik mengatur suatu pos tertentu.
b.
menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.
c.
memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.
2.
Disusun atas dasar kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun
laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain yang realistis selain melakukannya. ]ika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut. ]ika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam
penyusunan
laporan
keuangan
dan
alasan
mengapa
entitas
tidak
dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha. Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia mengenai masa depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap kasus. Ketika selama ini entitas menghasilkan laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen mungkin perlu untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas masa kini maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran utang dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai. 3.
Disusun dengan menggunakan dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos - pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
4.
Materialitas dan Penggabungan
Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak serupa kecuali pos tersebut tidak material. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang digabungkan ke dalam kelas-kelas sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses pengabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian data yang telah diringkas dan diklasifikasikan yang membentuk pos-pos dalam laporan keuangan. Jika suatu pos secara individual tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain di dalam laporan keuangan atau di dalam catatan atas laporan keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan mungkin cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak perlu menyediakan pengungkapan yang spesifik yang disyaratkan oleh suatu standar jika informasi tersebut tidak material. 5.
Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar. Entitas melaporkan secara terpisah aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (sebagai contoh, penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus. 6.
Disajikan minimal secara tahunan
Entitas
menyajikan
laporan
keuangan
lengkap
(termasuk
informasi
komparatif) setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek daripada periode satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, entitas mengungkapkan: a.
alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
b.
fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan secara keseluruhan. Umumnya, entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk
periode satu tahun. Akan tetapi, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk periode 52 minggu. Pernyataan ini tidak menghalangi praktik tersebut. 7.
Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjal an. Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan keuangan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua dari set iap laporan keuangan lainnya, dan catatan terkait. Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif dalam laporan keuangan atau ketika mereklasifikasi item dalam laporan keuangan, dua dari setiap laporan lainnya, dan catatan terkait. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada: a.
akhir periode berjalan,
b.
akhir periode sebelumnya (yang sama seperti awal periode berjalan), dan
c.
awal periode komparatif paling awal. Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan
keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan. Sebagai contoh, entitas mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang sengketa hukum, yang hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian. Pengguna laporan keuangan dapat memperoleh manfaat atas pengungkapan informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan dari pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.
8.
Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan secara konsisten kecuali: a.
setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam IAS 8
b. perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi keuangan. Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian ulang atas penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan perlu disajikan secara berbeda. Namun demikian, perubahan penyajian dapat dilakukan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang andal dan lebih relevan bagi pengguna dan struktur yang baru memiliki kecenderungan akan digunakan seterusnya, sehingga keterbandingan tidak terganggu.
E. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang mengukur keberhasilan kinerja perusahaan selama periode tertentu. Informasi kinerja perusahaan digunakan untuk menilai dan memprediksi jumlah dan waktu atas ketidak pastian arus kas masa depan. Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain yang berisipos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi yaitu: 1.
Perubahan dalam surplus revaluasi
2.
Keuntungan/kerugian aktuarial dalam manfaat pasti
3.
Keuntungan dan Kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing
4.
Keuntungan dan Kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan tersedia untuk dijual
5.
Bagian Efektif dari keuntungan dan Kerugian Instrumen Lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas.
IAS 1 menawarkan pilihan penyajian terhadap semua pendapatan dan beban yang diakui di dalam suatu periode; dalam pelaporan tunggal; atau dalam dua laporan; yaitu suatu laporan yang menggambarkan komponen laba atau rugi, bersamaan dengan laporan yang berawal dengan laba atau rugi dan menggambarkan komponen perdapatan atau rugi komprehensif lain. Standar menetapkan, sebagai suatu yang minimum, pos-pos lini berikut harus disajikan didalam suatu laporan laba-rugi komprehensif.
Pendapatan, biaya keuangan, bagian dari laba atau rugi dari perusahaan asosiasi dan perusahaan patungan yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, jumlah yang diharuskan untuk diungkapkan menurut Standar Pelaporan Keuangan International ( IFRS ) 5 yang terkait dengan penghentian operasi.
Laba atau rugi periode pelaporan
Setiap komponen laba-rugi komprehensif lainnya diklasifikasikan berdasarkan sifatnya.
Setiap bagian dari laba-rugi komprehensif lainnya dari perusahaan asosiasi dan perusahaan joint renture yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dan
Total laba-rugi komprehensif.
Laba atau rugi periode pelaporan sama halnya dengan total laba-rugi komprehensif untuk periode yang diatribusikan kepada pemilik non-pengendali dan pemilik perusahaan induk diharuskan untuk diungkapkan secara terpisah. Karena IAS 1 menguraikan pengungkapan minimum pos lini, maka suatu entitas diijinkan menyajikan tambahan pos lini, dan subtotal di dalam laporan laba-rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika entitas boleh memilih untuk menyajikan
laporan ini). Tambahan pengungkapan semacam ini diizinkan bilamana penyajian semacam ini adlaah relevan dengan suatu pemahaman mengenai kinerja keuangan entitas. Suatu entitas harus mengakui semua pos pendapatan dan beban dalam suatu periode yang memperoleh laba atau rugi, kecuali Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) mensyaratkan atau mengizinkannya. Suatu entitas harus menyajikan suatu entitas analisis beban yang diakui dalam laba atau rugi, dengan menggunakan suatu klasifikasi atas dasar sifat atau fungsinya didalam entitas, memberikan informasi manakah yangdapat diandalkan dan lebih relevan. Sebuah contoh mengenai suatu klasifikasi yang menggunakan metode sifat beban
Sebuah contoh mengenai suatu klasifikasi yang menggunakan metode fungsi beban
Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Pajak penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan komprehensif lain harus diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.
F. PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Suatu entirtas harus mengungkapkan secara ringkas kebijakan akuntani yang signifikan : 1. Dasar pengukuran (atau basis) yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, dan kebijkan akuntansi lainnya yang digunakan adalah relevan bagi suatu pemahaman laporan keuangan. 2. Pertimbangan. Bagian dari estimasi yang terkait bahwa manajemen melaksanakan proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang paling signifikan atas jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan. 3. Informasi mengenai asumsi yang terjadi di masa datang , dan sumber utama lainnya mengenai ketidakpastian padaa khir periode pelaporan. Suatu entitas harus mengungkapkan didalam catatan : 1. Jumlah dividen yang diusulkan atau dideklarasikan sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai suatu distribusi kepada pemilik selama periode yang bersangkutan, dan terkait jumlah per lembar sham. 2. Jumlah akumulasi dividen saham preferan yang tidak diakui. 3. Informasi yang menjadikan pengguna laporan keuangnya untuk mengevaluasi tujuan , kebijakan dan proses entitas untuk pengelolaan modal. Suatu entitas harus menggunakan hal berikut apabila tidak diungkapkan dalam informasi yang diterbitkan dengan laporan keuangan : 1. Domisili dan bentuk hukum entitas, negara asal perusahaannya, alamat kantor terdaftar (tempat bisnis utama) 2. Suatu deskripsi sifat kegiatan operasional entitas dan aktivitas utamanya 3. Nama perusahaan induk dan perusahaan induk utama dari kelompok.
Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi terpilih sebagai bagian dari informasi yang dibutuhkan, untuk membuat penilaian, dan keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan dengan jelas kebijakan akuntansi terpilih yang penting dalam
penyusunan
laporan
keuangan.
Keanekaragaman
kebijakan
akuntansi
dan
pengungkapan tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lainlain) atau wilayah akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain) Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi yang dapat digunakan bersama-sama, sehingga para pemakai dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa. Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansinya sebagai berikut : 1.
Kebijakan konsolidasi
2.
Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan kerugian pertukaran
3.
Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai penggantian Peristiwa setelah tanggal neraca Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bunga Pajak Kontrak jangka panjang Franchise atau waralaba Aktiva Piutang Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya
Aktiva
dapat
disusutkan
dan
penyusutan
Tanaman
belum
menghasilkan Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain Penelitian dan pengembangan Paten dan merek dagang Goodwill Kewajiban dan Penyisihan Jaminan Komitmen dan kontinjensi Biaya pensiun dan tunjangan hari tua Pesangon dan uang penggantian Keuntungan dan kerugian Metode pengakuan
pendapatan
penyempurnaan
Pemeliharaan,
reparasi-perbaikan
(repairs),
dan
penambahan (improvement) Untung-rugi penjualan aktiva
Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung ke perkiraan surplus. Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diungkapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara
atas kebijakan akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan. Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkapan. Pertumbuhan
perusahaan
multinasional
dan
pertumbuhan
teknologi
keuangan
internasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati batas negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode sebelumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan datang. Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan harus merupakan bagian integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan tersebut lazimnya diungkapkan pada suatu tempat tertentu dalam Laporan Keuangan. Perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material periode sekarang atau dapat berpengaruh material periode yang akan datang harus diungkapkan bersama alasannya. Pengaruh perubahan, jika material, harus diungkapkan secara kuantitatif.