Satuan Acara Penyuluhan ( S. A. P. )
Topik opik : Latar Latar Belakan Belakang, g, Konsep Konsep Keseimban Keseimbangan gan Cairan, Cairan, Pembata Pembatasan san Cairan pada Pasien Pasien dengan Terapi Hemodialisa Sasaran 1. Umum Umum : Pasie asien n peser eserta ta pen penkes kes di ruan ruang g Hemod emodia iali lisa sa RS a!asan asan a arsi rsi Pontianak ". K#us K#usus us : Pas Pasie ien n den denga gan n Hemo Hemodi dial alis isaa Hari$Tanggal
: Kamis, 1% &ebruari "'1(
)lokasi *a *aktu ktu
: +' menit
Tempat
: Ruang Hemodialisa
Pen!ulu#
: Kelompok "
A. Tujuan
1. Tuua Tuuan n -nstru -nstruksi ksiona onall Umum Umum T-U/ T-U/ Setela# diberikan pen!ulu#an tentang latar belakang, konsep keseimbangan 0airan, pembatasan 0airan pada pasien dengan terapi #emodialisa, klien mema#ami tentang manaemen 0airan se#ingga klien dapat menanggulangin!a.
". Tuua Tuuan n -nstru -nstruksi ksiona onall K#usu K#ususs T-K/ T-K/ Setela# disulu# 1 +' menit baik klien maupun anakn!a mampu o
2enelaskan latar belakang
o
2en!ebutkan konsep keseimbangan 0airan
o
2enelaskan pembatasan 0airan
B. Sub-Pokok Sub-Pokok Bahasan Bahasan Penyuluha Penyuluhan n o
Latar Belakang
o
Konsep Keseimbangan Cairan
o
Pembatasan Cairan
C. Media o
Lembar balik tentang latar belakang, konsep keseimbangan 0airan, pembatasan 0airan pada pasien dengan terapi #emodialisa. 1
o
Lea3let tentang latar belakang, konsep keseimbangan 0airan, pembatasan 0airan pada pasien dengan terapi #emodialisa.
4. Rancangan Te!at
Ket:
1
1: pera5at ": audiens +: 3asilitator
"
"
"+
". #egiatan !enyuluhan
6o
Ta#ap Kegiatan
Kegiatan Pen!ulu#
Respon
7stimasi *aktu
2etode
1. 2engu0apkan salam ". 2emperkenalkan 1
Penda#uluan
diri +. 2enelaskan tuuan umum
1. 2ena5ab salam ". 2emper#atikan 9 menit
0erama#
+. 2emper#atikan 8. 2emper#atikan
8. Kontrak 5aktu "
Pen!ampaian
Pen!ampaian materi
materi 1. 2ateri
1. 2emper#atikan penelasan dan
a. 2enelaskan pengertian
men0ermati materi
pengertian 2
H6P b. 2en!ebutkan pen!ebab H6P Cerama# 0. 2en!ebutkan
mani3estasi H6P
Tan!a a5ab
d. 2enelaskan pemeriksaan penunang H6P e. 2enelaskan penatalaksanaa n H6P 3.
2en!ebutkan 19 menit
dis0#arge planning H6P g. Kesimpulan
". Bertan!a ". 2emberikan kesempatan untuk bertan!a
+. 2emper#atikan a5aban
+. 2ena5ab pertan!aan peserta +
Penutup
Penutup 1. 2en!impulkan
a. 2emper#atikan
1' menit 0erama#
b. 2ena5ab salam
#asil pen!ulu#an 3
". 2engak#iri dengan salam
$.
"%aluasi
)spek Kogniti3 )3ekti3
*aktu Setela# materi selesai
2etode
Tan!a a5ab
)lat 4a3tar pertan!aan
7;aluator
Tim pen!ai
4a3tar pertan!aan
&.
Suber
1. Smelt
, ?ol. 1,"/, )li# ba#asa ole# )gung *[email protected]dkk/. Aakarta: 7=C. 2. a!asan =inal 4iatras# -ndonesia. "''>. Cu0i 4ara# 4emi Kualitas Hidup. 3. )lmatsier, S. "''%. Penuntun 4iet. Aakarta: PT =ramedia Pustaka Utama. 4. Le5is, S. 2., Heitkemper, 2. 2., 4irksen, S. R. "'''. 2edi0al Surgi0al 6ursing )ssesment and 2anagement o3 Clini0al Problem 9t# ed/. P#iladelp#ia: 2osb! ear Book -n0. 5. &errario, 2., et, al. "'18. 733e0ts o3 3luid on #eart rate ;ariabilit! in 0#roni0 kidne! disease patiens on #emodial!sis. B2C 6ep#rolog! "'18. 6. Ra#ma5ati. "''>. Pengaru# Pengaturan -nter;al dan Su#u )ir 2inum Ter#adap Sensasi Haus Pasien pada Pen!akit =inal Ta#ap )k#ir di Ruma# Sakit Umum Pusat &atma5ati Aakarta. TesisUni;ersitas -ndonesia. 7. Smelt
1-. Per#impunan 6e3rologi -ndonesia P7R67&R-/, "''+. Pen!akit =inal Kronik dan =lomerulopati: )spek Klinik dan Patologi =inal. P7R67&R-, Aakarta. 11. Barnett ."''>/. luid /0plien"e A0n# atient ain# e0dial%i% +du"atinal r#ra0 Make A i!!eren"e 'urnal : D3 )d;an0e 6ursing D3 &ord : ?ol %1, 199+.
'.
Materi (a!iran) A. atar Belakang /rni" Kidne i%ea%e */K, atau pen!akit gagal ginal kronik ==K/
merupakan gangguan pada 3ungsi ginal !ang progresi3 dan irreer%ible, dimana tubu# gagal untuk memperta#ankan metabolisme serta keseimbangan 0airan dan elektrolit se#ingga men!ebabkan uremia Smelt
5
sekitar 9'E pasien !ang menalani terapi #emodialisis tidak mematu#i pembatasan 0airan !ang direkomendasikan Barnett, Li, Pinika#ana Si, "''(/. B. #onse! #eseibangan Cairan 1. 4istribusi Cairan Tubu# Cairan tubu# didistribusikan dalam dua kompartemen !akni: 0airan ekstrasel
C7S/ dan 0airan intrasel C-S/. Cairan ekstrasel terdiri dari 0airan interstisial dan 0airan intra;askular. Cairan interstitial mengisi ruangan !ang berada diantara sebagian besar sel tubu# dan men!usun seumla# besar lingkungan 0airan tubu#. Sekitar 19 E berat tubu# merupakan 0airan interstitial. Cairan intra;askular terdiri dari plasma, bagian 0airan lim3e !ang mengandung air dan tidak ber5arna, dan mengandung suspense leukosit, eritrosit dan trombosit. Plasma men!usun 9 E berat tubu# Potter Perr!, "''%/. Cairan intrasel adala# 0airan didalam membrane sel !ang berisi substansi terlarut atau solute !ang penting untuk keseimbangan 0airan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 8' E berat tubu# Komposisi 0airan tubu# diantaran!a elektrolit, mineral, dan sel Potter Perr!, "''%/. ". Pegaturan Cairan Tubu# a. )supan Cairan )supan 0airan membutu#kan regulasi !ang #ati#ati pada gagal ginal lanut, karena rasa #aus pasien merupakan panduan !ang tidak dapat di!akini mengenai keadaan #idrasi pasien, !ang men!ebabkan teradin!a 3enomena kelebi#an 0airan pada klien !ang menalani terapi #emodialisis. Berat badan #arian merupakan parameter penting !ang dipantau, selain 0atatan !ang akurat mengenai asupan dan keluaran. )supan !ang terlalu bebas dapat men!ebabkan kelebi#an beban sirkulasi, edema, intoksikasi 0airan. )turan umum untuk asupan 0airan adala# keluaran urin dalam "8 am F -*L total/ men0erminkan ke#ilangan 0airan !ang tidak disadari. -*L total terdiri dari -*L normal 1E dari BB/ ditamba# dengan -*L akibat peningkatan su#u apabila peningkatan su#u 1'0 maka rumus !ang digunakan 1'E -*L normal/. 2isaln!a, ika keluaran urin pasien dalam "8 am terak#ir adala# 8'' ml, asupan total per#ari adala# i5l total %'' ml F 8'' ml G 1''' ml. Kebutu#an !ang diperbole#kan pada klien gagal ginal adala# 1''' ml$#ari dan klien !ang menalani dialisis diberi 0airan !ang men0ukupi untuk memungkinkan penamba#an berat badan ', kg sampai dengan 1,+ kg selama pengobatan, !ang elas, asupan natrium dan 0airan #arus diatur 6
sedemikian rupa untuk men0apai keseimbangan 0airan dan men0ega# #iper;olemia serta #ipertensi Pri0e *ilson, "''" dalam Ra#ma5ati, "''>/. b. Haluaran Urin Cairan terutama dikeluarkan ole# ginal dan gastrointestinal. Ratarata #ilangn!a 0airan setiap #ari terangkum dalam table diba5a# ini: 6o
Drgan atau sistem
Aumla# ml/
1.
=inal
19''
".
Kulit Ke#ilangan tak kasat mata Ke#ilangan Kasat 2ata
%'''' %''
+.
Paru
8''
8.
Saluran Pen0ernaan
1''
Aumla# Total
+"''+9''
.
Sumber: Potter Perr!. "''%. Buku )ar &undamental Kepera5atan. Aakarta: 7=C Pada orang de5asa, ginal setiap menit menerima sekitar 1"9 ml plasma untuk disaring dan memproduksi urine sekitar %' ml 8' sampai >' ml/ dalam setiap am atau totaln!a sekitar 1,9 L dalam satu #ari Perr! Poter, "''"/. C. Pebatasan Cairan Pembatasan asupan 0airan pada pasien gagal ginal kronik sangat perlu dilakukan.
Hal ini bertuuan untuk men0ega# teradin!a edema dan komplikasi kardio;askuler. )or !ang masuk ke dalam tubu# dibuat seimbang dengan air !ang keluar, baik melalui urin maupun -*L. 4alam melakukan pembatasan asupan 0airan, bergantung dengan #aluaran urin dalam "8 am dan ditamba#kan dengan -*L, ini merupakan umla# !ang diperbole#kan untuk pasien dengan gagal ginal kronik !ang mendapatkan dialisis )lmatsier, "''%I Smelt/. Pasien gagal ginal kronik !ang mendapatkan terapi #emodialisis #arus mengatur asupan 0airan, se#ingga berat badan !ang diperole# tidak lebi# dari 1,9 kilogram di antara 5aktu dialisis Le5is et., al, "''(/. 2engontrol asupan 0airan merupakan sala# satu masala# bagi pasien !ang mendapatkan terapi dialisis, karena dalam kondisi normal manusia tidak dapat berta#an lebi# lama tanpa asupan 0airan dibandingkan 7
dengan makanan. 6amun, bagi penderita pen!akit gagal ginal kronik #arus melakukan pembatasan 0airan untuk meningkatkan kualitas #idupn!a. 2a!oritas pasien !ang mendapatkan terapi #emodialisa di -ndonesia dilakukan dialisis dalam " kali seminggu, dengan durasi 8 sampai 9 am tiap dilakukan dialisis. Hal ini berarti tubu# akan menanggung kelebi#an 0airan di antara dua 5aktu terapi =4-, "''>/. )pabila pasien tidak membatasi umla# asupan 0airan !ang terdapat dalam minuman maupun makanan, maka 0airan akan menumpuk di dalam tubu# dan akan menimbulkan edema disekitar tubu#. Kondisi ini akan membuat tekanan dara# meningkatkan dan memperberat kera antung. Penumpukan 0airan uga akan masuk ke paruparu se#ingga membuat pasien mengalami sesak napas, karena itu pasien perlu mengontrol dan membatasi umla# asupan 0airan !ang masuk dalam tubu#. Pembatasan tersebut penting agar pasien tetap merasa n!aman pada saat sebelum, selama, dan sesuda# terapi #emodialisa &errario, at al, "'18I Smelt/. Penamba#an berat badan antara dua 5aktu dialisis merupakan sala# satu indikator kualitas bagi pasien #emodialisa !ang perlu dikai, se#ingga dapat digunakan untuk meningkatkan pera5atan berkelanutan di antara dua 5aktu dialisis dan meningkatkan kepatu#an ter#adap pembatasan 0airan. Kelebi#an 0airan !ang teradi dapat dili#at dari teradin!a penamba#an berat badan se0ara 0epat, penamba#an berat badan seban!ak "E dari berat badan normal merupakan kelebi#an 0airan ringan, penamba#an berat badan seban!ak 8E merupakan kelebi#an 0airan sedang, penamba#an berat badan seban!ak %E merupakan kelebi#an 0airan berat Pri0e *ilson, "''%I Ko/. . "taa
8