SATUAN ACARA PEMBELAJARAN DIIT NUTRISI KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK
Pokok Bahasan
: Diit Nutrisi Klien Gagal Ginjal Kronik
Sub Pokok bahasan
: Diit Nutrisi
Hari / tanggal
: Jumaat, 19 Agustuas 2016
Pukul
: 13.00 s/d 13.30 WIB
Audien
: Keluarga Klien Tn. Sarji
Tempat
: Rumah Keluarga Tn. Sarji
Waktu Kegiatan
: 1 x 30 menit
Penyuluh
: Fransiska Lalopua
A. LATAR BELAKANG
Penyakit gagal ginjal kronik utamanya diderita oleh pasien – pasien yang telah mengalami usia lanjut. Pasien – Pasien – pasien pasien yang menjalani hemodialisa, tidak cukup dilakukan sekali saja, ada yang menjalani hemodialisa secara regular / rutin tiap minggu. Bahkan, ada pula yang menjalani hemodialisa sampai dua kali dalam tiap minggunya. Hal ini tentu saja dibutuhkan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien yang menunggu pasien selama menjalani terapi hemodialisis mengenai diit pada pasien dengan hemodialisis.
B. TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum Setelah
mengikuti
proses
penyuluhan
diharapkan
peserta
mengetahui
tentang
pengetahuan tindakan hemodialisa dan diit pada pasien dengan hemodialisa. 2. Tujuan instruksional khusus Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan sasaran penyuluhan mampu: a. Memahami dan menjelaskan pengertian hemodialisa b. Memahami dan menjelaskan tujuan, indikasi dan kontra indikasi serta komplikasi pada pasien hemodialisis
c. Memahami dan mampu menjelaskan pentingnya diit pada pasien hemodialisis. d. Memahami
dan
mampu
menyebutkan
macam-macam
diit
pada
pasien
hemodialisis. e. Memahami dan mampu memberikan contoh makanan yang dianjurkan dan tidak f.
dianjurkan bagi pasien hemodialisis.
C. Materi dan Sumber
Terlampir
D. Metode
Ceramah , Tanya jawab. Demonstrasi
E. Media
Bagan Diit Nutrisi pada Klien CKD
F. Strategi Pelaksanaan
No
Kegiatan
Penyuluh
Keluarga
1.
Pembukaan
o
Mengucapkan Salam
( 5 menit )
o
Memperkenalkan
Menjawab Salam diri
dan
Keluarga menerima dengan baik
menjelaskan tujuan
2.
Kegiatan Inti o
Penyaji menyampaikan materi
o
Memberikan
( 20 menit )
kesempatan
Memperhatikan dan menyimak pada
peserta untuk bertanya.
3.
Keluarga bisa menjawab sesuai dengan penge-tahuannya.
Penutup
Memperhatikan
( 5 menit )
Menjawab pertanyaan o
Menyimpulkan hasil Penyuluhan
o
Moderator melakukan evaluasi secara verbal/ lisan dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang materi yang sudah dibahas.
o
Mengakhiri salam
dengan
mengucapkan
Menjawab salam
Lampiran 1 KONSEP DASARREUMATIK
1. Pengertian
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dalam tubuh kita, ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut (Brunner& Sunddarth, 2001). Salah satu terapi yang diberikan pada pasien dengan gagl ginjal kronis adalah hemodialisa. Tujuan terapi dialisa adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali (Brunner & Suddarth, 2001). Hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis ” artinya pemisahan zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘cuci darah’.
2. Konsep Proses Dialisa
Pada hemodialisis darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan diedarkan dalam sebuah mesin di luar tubuh, sehingga cara ini memerlukan jalan keluar-masuk aliran darah. Untuk itu dibuat jalur buatan di antara pembuluh arteri dan vena atau disebut fistula arteriovenosa melalui pembedahan. Lalu dengan selang darah dari fistula, darah dialirkan dan dipompa ke dalam mesin dialisis. Untuk mencegah pembekuan darah selama proses pencucian, maka diberikan obat antibeku yaitu Heparin. Sebenarnya proses pencucian darah dilakukan oleh tabung di luar mesin yang bernama dialiser. Di dalam dialiser, terjadi proses pencucian, mirip dengan yang berlangsung di dalam ginjal. Pada dialiser terdapat 2 kompartemen serta sebuah selaput di tengahnya. Mesin digunakan sebagai pencatat dan pengontrol aliran darah, suhu, dan tekanan. Aliran darah masuk ke salah satu kompartemen dialiser. Pada kompartemen lainnya dialirkan dialisat, yaitu suatu carian yang memiliki komposisi kimia menyerupai cairan tubuh normal. Kedua kompartemen dipisahkan oleh selaput semipermeabel yang mencegah dialisat mengalir secara berlawanan arah. Zat-zat sampah, zat racun, dan air yang ada dalam darah dapat berpindah melalui selaput semipermeabel menuju dialisat. Itu karena, selama penyaringan darah,
terjadi peristiwa difusi dan ultrafiltrasi. Ukuran molekul sel-sel dan protein darah lebih besar dari zat sampah dan racun, sehingga tidak ikut menembus selaput semipermeabel. Darah yang telah tersaring menjadi bersih dan dikembalikan ke dalam tubuh penderita. Dialisat yang menjadi kotor karena mengandung zat racun dan sampah, lalu dialirkan keluar ke penampungan dialisat. Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam campuran, dari bagian pekat ke bagian yang lebih encer. Difusi dapat terjadi bila ada perbedaan kadar zat terlarut dalam darah dan dalam dialisat. Dialisat berisi komponen seperti larutan garam dan glukosa yang dibutuhkan tubuh. Jika tubuh kekurangan zat tersebut saat proses hemodialisis, maka difusi zat-zat tersebut akan terjadi dari dialisat ke darah. Ultrafiltrasi merupakan proses berpindahnya air dan zat terlarut karena perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat. Tekanan darah yang lebih tinggi dari dialisat memaksa air melewati selaput semipermeabel. Air mempunyai molekul sangat kecil sehingga pergerakan air melewati selaput diikuti juga oleh zat sampah dengan molekul kecil. Kedua peristiwa tersebut terjadi secara bersamaan. Setelah proses penyaringan dalam dialiser selesai, maka akan didapatkan darah yang bersih. Darah itu kemudian akan dialirkan kembali ke dalam tubuh. Rata-rata tiap orang memerlukan waktu 9 hingga 12 jam dalam seminggu untuk menyaring seluruh darah dalam tubuh. Tabi biasanya akan dibagi menjadi tiga kali pertemuan selama seminggu, jadi 3 - 5 jam tiap penyaringan. Tapi hal ini tergantung juga pada tingkat kerusakan ginjalnya. Menurut PERNEFRI (2003) waktu atau lamanya hemodialisa disesuaikan dengan kebutuhan individu. Tiap hemodialisa dilakukan 4 – 5 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu. Hemodialisa idealnya dilakukan 10 – 15 jam/minggu dengan QB 200 – 300 mL/menit. Sedangkan menurut Corwin (2000) hemodialisa memerlukan waktu 3 – 5 jam dan dilakukan 3 kali seminggu. Pada akhir interval 2 – 3 hari diantara hemodialisa, keseimbangan garam, air, dan pH sudah tidak normal lagi. Hemodialisa ikut berperan menyebabkan anemia karena sebagian sel darah merah rusak dalam proses hemodialisa. Price dan Wilson (1995) menjelaskan bahwa dialisat pada suhu tubuh akan meningkatkan kecepatan difusi, tetapi suhu yang terlalu tinggi menyebabkan hemolisis sel-sel darah merah sehingga dapat menyebabkanpasien meninggal. Robekan pada membran dializer yang mengakibatkan kebocoran kecil atau masif dapat dideteksi oleh fotosel pada aliran keluar dialisat. Hemodialisa rumatan biasanya dilakukan tiga kali seminggu, dan lama pengobatan berkisar dari 4 sampai 6 jam, tergantung dari jenis sistem dialisa yang digunakan dan keadaan pasien.
Tujuan Hemodialis
Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain : 1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain. 2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat. 3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal. 4. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain
Diet untuk Pasien Hemodialisa
Seseorang yang sudah mengalami gagal ginjal harus menjaga pola makannya karena banyak makanan yang justru bisa memperparah kondisi penyakitnya. Penderita sakit ginjal tidak bisa mengonsumsi buah dan sayur sesukanya, dengan jumlah yang sama seperti orang sehat. Harus dipahami bahwa ada sayur dan buah yang berpotensi memperparah kondisi kesehatan penderita. Oleh karena itu, penderita gagal ginjal harus benar-benar mengetahui kandungan buah dan sayur yang mereka konsumsi. “Penderita gagal ginjal sebaiknya mengurangi konsumsi buah buahan karena sebagian buah-buahan berkadar Kalium (potassium) tinggi,” ujar dokter Dian Novita Chandra, M.Gizi, Staf Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kepada Warta Kota belum lama ini. Kadar kalium yang sangat tinggi (hiperkalemia) dapat menyebabkan irama jantung terganggu. Penderita harus bisa membatasi jumlah konsumsi buah setiap harinya. Misalnya buah apel, penderita ginjal hanya bisa mengonsumsi setengahnya saja. Namun yang juga harus diingat, jika kondisi penderita ginjal sudah tidak bisa lagi berkermh, maka sebaiknya hentikan konsumsi buah dan sayur hingga lancar berkemih. Sementara itu, bagi penderita yang belum menjalani cuci darah. dianjurkan untuk melakukan diet rendah protein 40-45 gram/hari. Hal ini tentunya tergantung fungsi ginjal penderita yang dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Jika fungsi ginjal kurang dari 15 persen, maka pertu melakukan cuci darah. Lain lagi pada penderita gagal ginjal yang sudah lama alias menahun atau kronis. Penderita gagal ginjal kronis harus menjalani diet ketat dengan beberapa tujuan yaitu untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dan untuk menjaga agar
penderita dapat beraktivitas seperti orang normal. Prinsip diet bagi penderita gagal ginjal kronis adalah: 1. Diet lunak atau biasa. 2. Sebagai sumber karbohidrat: gula pasir, selai, sirup, dan permen. 3. Cukup energi dan rendah protein 4. Sebagai sumber protein, diutamakan protein hewani, misalnya: susu, sapi, daging, dan 5. ikan. Banyaknya sesuai dengan kegagalan fungsi ginjal penderita. 6. Sebagai sumber lemak, diutamakan lemak tidak jenuh, dengan kebutuhan sekitar 25 7. persen dari total energi yang diperlukan. 8. Untuk kebutuhan air, dianjurkan sesuai dengan jumlah urine 24 jam; sekitar 500 9. mililiter melalui minuman dan makanan. 10. Untuk kebutuhan kalium dan natrium dengan keadaan penderita. 11. Untuk kebutuhan kalori, sekitar 35 Kkal/Kg berat badan/hari. 12. Membatasi asupan garam dapur jika ada hipertensi(darah tinggi) atau edema (bengkak). 13. Dianjurkan juga mengonsumsi agar-agar karena selain mengandung sumber energi juga 14. mengandung serat yang larut. Makanan yang sebaiknya dibatasi bagi penderita gagal ginjal kronik antara lain: 1. Sumber karbohidrat seperti: nasi, jagung, kentang, makaroni, pasta, hevermout, ubi. 2. Protein hewani, seperti: daging kambing, ayam, ikan, hati, keju, udang, telur. 3. Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium, seperti: apel, alpukat, jeruk, pisang, pepaya 4. dan daun pepaya, seledri, kembang kol, peterseli, buncis.
Pentingnya Diit pada Pasien Hemodialisis
Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa mengingat adanyaefek uremia. Apabila ginjal tidak mampu mengekskresikan produk akhir metabolisme, substansiyang bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun. Gejala yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal dengan gejala uremik dan akan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Lebih banyak toksin yang menumpuk, lebih berat gejala yang timbul. Diet rendah protein akan mengurangi penumpukan limbah nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala. Penumpukan cairan juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongestifserta edema paru. Dengan demikian pembatasan cairan
juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. Dengan penggunaan hemodialisa yang efektif, asupan makanan pasien dapat diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyesuaian atau pembatasan pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan.
Masalah cairan
Pembatasan asupan cairan sampai 1 liter perhari sangat penting karena meminimalkna risiko kelebihan cairan antar sesi hemodialisa. Jmlah cairan yang tidak seimbang dapat menyebabkan terjadinya edema paru ataupun hipertensi pada 2-3 orang pasien hemodialisa. Ketidakseimbangan cairan juga dapat menyebabkan terjadinya hipertropi pada ventrikel kiri. Beberapa
laporan
menyatakan
bahwa
pembatasan
cairan
pada
pasien
hemodialisa
sangatdipengaruhi oleh perubahan musim dan masa-masa tertentu dalam hidupnya. Seperti penelitian Argiles (2004) menyatakan bahwa asupan cairan pasien akan sangat tidak terkontrol pada musim panas karena pada musim panas merangsang rasa. Jumlah asupan cairan pasien baik cairan yang diminum langsung ataupun yang dikandung oleh makanan dapat dikaji secara langsung dengan mengukur kenaikan berat badan antar sesihemodialisa (Interdialytic weight gain/IDWG) (Welch, 2006). IDWG adalah peningkatan berat badan antar hemodialisa yang paling utama dihasilkan oleh asupan garam dan cairan.
Macam-macam Diit pada pasien Hemodialisa
Unsur-unsur gizi (nutrient) yang memiliki makna khusus dalam pengobatan conventional yangdapat digunakan sebagai terapi pendamping sudah harus dilaksanakan dan memerlukan pemantauanketat. 1. Cairan dan Natrium Gejala pertama pada keadaan gagal ginjal menahun adalah ketidakmampuan nefron yang masih berfungsi itu untuk meningkatkan filtarat glomelurus secara baik dan mengatur eksresi natrium kedalam air seni, dengan semakin parahnya kegagalan ginjal dan menurunnya glomerulus
(GFR)
hingga
10
%
atau
kurang
dari
nilai
normlnya,
maka
produksiairseniakanmenjadisedikit sehingga masukan air dan natrium dalam jumlah yang lazim tidak dapat ditolerir.Kebu tu h a n penderit a akan air dapat ditentukan lewat pengukuran jumlah aitr seni yang dikeluarkan selama 24 jam dengan memakai gelas silinder dan ditambah air 500
ml, ini akan menganti jumlah kehilangan air yang hilang dari dalam tubuh (volume urine + 500 ml). 2. Natrium Natriumperlu dibatasi karena natriumdiperlukan di dalam tubuhwalaupun faal ginjal sudah menurun. Hal ini penting bila terdapat hipertensi, edema dan bendungan paru- paru. Parameter yang digunakan untuk menilai kecukupan natrium adalah berat badan, kadar Naurine, serum dan laju filtrasi glomerulus. Pemberian natrium harus diberikan dalam jumlah maksimal yang dapat ditolerir dengan tujuan untuk mempertahankan volume cairan ekstraseluler terkendalinya asupan natrium yang ditandai nya terkontrolnya tekanan darah dan pembengkakan (oedema). 3. Protein Asupan protein disesuaikan dengan derajat ganguan fungsi ginjal/ laju filtrasi glomeruluskurang dari 25%, berdasarkan berbagai hasil- hasil penelitian di dapatkan bahwa pada GGK di perlukan peranan asupan protein sampai 0,5-0,6 gr/kg BB/hari, rata- rata 0,5 gr / kg BB/ hariagar tercapai keseimbangan metabolisme protein yangoptimal. Dari protein 0,5 gr/kg BB/hari ini hendaknya diusahakan sekurang-kurangnya 60%atau 0,35 gr/kg BB/ hari berupa protein dengan nilai biologik tinggi. Protein dengan nilai biologik tinggi adalah protein dengan susunan asam amino yang menyerupai aturan aminoessensial dan pada umumnya berasal dari protein hewani (susu, telur, ikan, unggas, daging tidak berlemak). 4. Kalium Kalium jarang meningkat pada GGK, bila terjadi hiperkalemia maka biasanya berkaitan denganoliguri ( berkurangnya volume urine/, keadaan metabolic, obat- obatan yang mengandungkalium. Kadar kalium dalam dalam serum harus dijaga dalam suatu kisaran yang sempit yaitu3,5 hingga 5 Eq/I untuk mencegah timbulnya kegawatan jantung karena hiperkalmia. Beirkut ini daftar sayuran rendah dan tinggi k aliumTinggi Kalium a. Pisang b. Tomat c. Ubi jalar d. Kelapa muda e. Nangka f.
Bayam
g. Sawi h. Durian i.
Petai
j.
Jantungpisang
k. Kentang Rendah Kalium a. Timun b. Tauge c. Kol d. Pare e. Semangka f. Nanas g. Jambu air h. Belimbing i.
Pir
j.
Jambu biji
k. Daun bawang l.
Lobak
5. Kalori/ Energi Asupan energi kebanyakan penderita GGK menunjukkan kurang gizi, hal ini disebabkan oleh Berbagai factor metabolisme dan kurangnya asupan kalori. Kalori cukup tinggi di hasilkan dari sumber karbohidrat dan lemak merupakan hal yang penting bagi penderita kronik pembatasan masukan protein yang diperlukan untuk memperbaiki keseimbangan nitrogen, guna mencegah oksidasi protein. Untuk memproduksi energi disarankanmasukan kalori paling sedikit 35kkal/kg BB/hari, kebutuhan asupan kalori penderitaGGK yang stabil adalah 35 kkal/kg BB/hari. Kebutuhan kalori harus dipenuhi guna mencegah terjadinya pembakaran proteintubuh dan merangsang pengeluaran insulin.
6. Lemak Lemak terbatas, diutamakan pengguna lemak tak jenuh ganda. Lemak normal untuk pasiendialisis 15-30 % dari kebutuhan energi total.7. VitaminDefisiensi asam folat, piridoksin dan vitamin C dapat terjadi sehingga perlu suplemen vitamintersebut. diantaranya vitamin larut lemak, kadar vitamin A meningkat sehingga harus dihindari pemberian vitamin A pada GGK. Vitamin E dan K tidak membutuhkan suplementasi.
Tujuan Diet Penyakit Ginjal Kronik
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsiginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal. 2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia). 3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. 4. Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya lajufiltrasi glomerulus (Almatsier, 2006). Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan gangguan lain yang menyebabkanasupan gizi tidak adekuat/tidak mencukupi. (Almatsier 2006):
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & sunddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Rendi, clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikah Bedah Dan Penyakit Dalam. Jogjakarta: Noha Medika http://b11nk.wordpress.com/hemodialisa/ jam 19.35 http://www.minumansehat.com/penyakit-dan-obatnya/obat-untuk-ginjal/diet-bagi-penderitagagal-ginjal.html Di unduh hari senin jam 21.00 http://www.scribd.com/doc/94003823/Sap Diunduh Hari senin Jam 24.00 Download of 19