SISTEM INTEGUMEN ” SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) COMBUSTIO ” Dosen Pembimbing Pembimbing :Athi’ Lindayani Lindayani S. Kep. Ns.
KELOMPOK 1 & 2 1.Masitoh 1. Masitoh Ika Chayani 2.Farichatus 2. Farichatus Sholichah 3.Bagus 3. Bagus Permadiawan 4.Rahman 4. Rahman Lesipela 5.Muslimatun 5. Muslimatun Nur Rohimah 6. Ninik Ninik Suhemi 7.Rofiah 7. Rofiah Rekayasa 8.Lutfiana 8. Lutfiana 9.Aries 9. Aries F.R.
PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG, 2013
LEMBAR PENGESAHAN Sistem Integumen SATUAN ACARA PENYULUHAN “KONSEP DAN PENANGANAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR” Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum Tahun Pelajaran 2013/2014 Disusun Oleh : KELOMPOK 1 & 2
disetujui dan disahkan pada November 2013
MENYETUJUI / MENGESAHKAN
Dosen Pengajar dan Dosen Pembimbing
Athi’ Lindayani S.Kep.Ns.
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih mulia selain ungkapan puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah SISTEM INTEGUMENtentang “SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SCABIES ” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Khotimah,S.kep.Ns, selaku dosen pembimbing ini. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada referensi, buku dan media massa yang berhubungan dengan system integumen yang telah membantu dalam penyusun makalah ini hingga selesai dan juga kami ucapkan banyak terima kasih atas pemberian tugas ini, karena kami dapat lebih memahami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan para pembaca pada umumnya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dan para pembaca sehingga dapat membantu kearah perubahan yang lebih baik di kemudian hari.
Jombang, 10 November 2013
Penyusun
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) COMBUSTIO
Bidang studi
: Sistem Integumen
Topik
: combustio (luka bakar)
Sub topic
: konsep dan penanganan pertama pada luka
I.
bakar Sasaran
: pasien luka bakar diruang paviliun Asoka RSUD Jombang
Hari / tanggal
: 10 November 2013
Jam
: 08.00 WIB
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Paviliun Asoka RSUD Jombang
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Pada akhir penyuluhan diharapkan pasien luka bakar dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan pertama terhadap luka bakar.
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan penyebab luka bakar. 2. Mengetahui komplikasi terjadinya luka bakar. 3. Mengetahui pencegahan terjadinya luka bakar. 4. Mengetahui pertolongan pertama pada luka bakar.
IV. MATERI
Terlampir
V. METODE
1. Ceramah 2. Tanya jawab
VI. MEDIA
1. Materi SAP 2. Leaflet 3. LCD
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. No
Setting waktu
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
Penanggung jawab
1
3 menit
Pembukaan: a)
Memberi salam
Menjawab salam
b)
Perkenalan
Mendengarkan dan
c)
Menjelaskan
tujuan memperhatiakn
penyuluhan d)
Faricha
materi
yang
Menyebutkan materi / pokok disampaikan
bahasan yang akan disampaikan 2
20 menit
Pelaksanaan / penyampaian materi:
Masitoh dan
Memberikan
Muslimatun
penjelasan
secara
berurutan dan teratur tentang: a) Menjelaskan
penyebab
luka
bakar.
Menyimak
dan
memperhatikan.
b) Menjelaskan
komplikasi
terjadinya luka bakar. c) Menjelaskan
pencegahan
terjadinya luka bakar d) Menjelaskan
pertolongan
pertama pada luka bakar. e) Memberikan kesempatan pasien Bertanya luka bakar untuk bertanya
3
5 menit
f) Memberi pujian atas pertanyaan
Memperhatikan
Evaluasi:
Memperhatikan
Masitoh dan
dan menjawab
Muslimatun
a) meminta
pasien
luka
bakar
untuk
mengulang
kembali
penjelasan yang diberikan . b) Memberi pujian pada pasien luka bakar. c)
Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan waktunya.
d) Mengucapkan salam 4
2 menit
Penutup: a)
Peserta menjawab
Menyimpulkan materi yang salam
telah disampaikan b)
Mengakhiri
pertemuan
dengan mengucapkan terimakasih dan salam
2.
Setting tempat
Keterangan : = Peserta berobat
= Moderator
= Penyaji
= Observer
= Fasilitator
Faricha
Organisasi : Observer
VIII. LAMPIRAN MATERI LUKA BAKAR A. Penyebab Luka Bakar
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami oleh tiap orang, terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak-anak, setelah kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari luka bakar yang paling ringan yaitu akibat sengatan matahari, hingga yang terberat, menyebabkan kematian.Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dapat disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas, listrik seperti kabel listrik yang terbuka, petir atau bahan kimiawi seperti asam atau basa kuat. Gejala yang ditimbulkan, tergantung dari berat-ringannya luka bakar yang terjadi. Dari hanya menimbulkan kemerahan di kulit, melepuh, hingga menyebabkan kerusakan parah pada jaringan kulit. Rasa nyeri terjadi bila kerusakan pada bagian luar kulit, tapi bila kerusakannya lebih berat malah rasa nyeri tidak timbul. Ini dikarenakan sel-sel saraf yang menghantarkan rasa nyeri ke otak, rusak terbakar. Luka bakar yang berat umumnya membutuhkan perawatan yang lama, mungkin memerlukan bedah kosmetik untuk menghilangkan bekas luka dan rehabilitasi pada persendian yang sulit digerakkan. B. B. Bahaya Luka Bakar Luka bakar sangat berbahaya. Jika salah dan terlambat dalam penanganan, akan berakibat kematian. Dan mitos - mitos yg beredar di masyarakat turut serta mempersulit proses pengobatan tersebut. Karena itu perlu kita ketahui, apa saja larangan pada penderita luka bakar. Luka bakar bukan merupakan penyakit. Tapi menjadi penyakit bila tak segera ditanggulangi. Tak hanya api, listrik pun dapat menyebabkan luka ini. Selain terbakarnya kulit, luka bakar bisa juga terjadi pada jaringan bawah kulit, seperti otot hingga tulang. Inhalasi asap dan terperangkapnya udara panas saat kebakaran gedung dan rumah, menyebabkan terjadinya proses oedema saluran, yaitu suatu keadaan yang mampu mengakibatkan pembengkakan pernapasan pada korban,
sehingga si penderita akan merasa tercekik dan tidak bisa bernapas, lalu hilang kesadaran hingga terjadi luka bakar. ”Tubuh kita penuh dengan cairan. Dan akan segera hilang akibat luka bakar yang meluas di sek ujur tubuh. C. Cara Mencegah Terjadinya Luka Bakar
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah erjadinya luka bakar bagi anakanak di rumah: 1. Dapur a. Jauhkan anak-anak dari oven dan pemanggang. Ciptakan zona larangan di sekitarnya untuk anak-anak b. jauhkan makanan dan minuman panas dari jangkauan anak-anak. Jangan pernah membawa makanan panas dan minuman panas dengan satu tangan dengan ketika ada anak-anak di sekitar anda jangan masukkan botol susu anank ke dalam mikrowave; dapat menimbulkan daerah yang panas c. cicipi setiap makanan yang akan dihidangkan d. singkirkan taplak meja menjuntai ketika di rumah ada anak yang seang belajar merangkak jauhkan dan simpan bahan kimia (pemutih, amonia) yang dapat menyebabkan luka bakar kimia. e. simpan korek api, lilin jauh dari jangkauan. Jangan pernah biarkan lilin menyala tanpa pengawasan. f.
Beli alat-alat listrik dengan kabel yang pendek dan tidak mudah lepas atau menggantung.
2. Kamar mandi a. b.
jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak Pastikan termostat pemanas air pada suhu 120°F (48,8°C) atau lebih rendah. Umumnya air panas untuk anak sebaiknya suhunya t idak lebih dari 100°F (37,7°C).
c.
Jangan biarkan anak bermain dengan keran atau shower.
3. Di setiap ruangan a. Tutup setiap tempat yang dapat dipakai untuk menusukkan kabel listrik. b. Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang berapi. c. Pasang detektor asap dan periksa baterai minimal satu tahun/kali
D. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar
Secara sistematik dapat dilakukan 6c yaitu: clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk
pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
Clothing
singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.
Cooling
a. Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar. b. Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisas i. c. Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko hipotermia. d. Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.
Cleaning
pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang. Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari superficial partial- thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan.
Covering
penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi. Comforting
dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan penghilang nyeri berupa : Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg Morphine (IVintra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus Morphine (I.Mintramuskular) 0,2mg/kg. Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC (airway, breathing, Circulation)
DAFTAR PUSTAKA
Kuraesin Titin. 2007. Mengenal luka dan menanganinya. Bandung : PT Karya kita Smeltzer C Suzanne. 2002. Keperawatan medikal Bedah. Jakarta : EGC Kuliah Ilmu Bedah FKG UNAIR oleh dr. Heru, SpB. Panduan Kesehatan Keluarga Edisi 1996. diskusi dng dr. Prayudi Aji