REFLEKSI KASUS “
FURUNKEL”
Dosen Pembimbing: dr. Dwi Retno Adi Winarni, Sp. KK (K)
Disusun Oleh: Umbu Windi Panjijawa
(42170144)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE 26 Februari
24 24 Maret 2018
–
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 2018
BAB I STATUS PASIEN KULIT
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny S
Usia
: 44 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Pegawai swasta
Alamat
: Kleben, Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo
Kunjungan ke klinik
: 28 Februari 2018
ANAMNESA A. Keluhan Utama
Bisul B. Riwayat Penyakit Sekarang
Bisul sejak 2 minggu lalu di leher kanan, awalnya kecil, sempat pecah lalu tumbuh lagi makin besar, mengganjal, nyeri (+), gatal (-), sekarang nyeri ringan, os sedang flu. C. Riwayat penyakit Dahulu
Vertigo (+) D. Riwayat Operasi
Ada, pengangkatan kista di leher tahun 2006. E. Riwayat Alergi
Tidak ada F. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama. G. Riwayat Pengobatan
Paratusin 3x1 beli di apotik
H. Gaya Hidup
Mandi teratur 2x dalam sehari, lingkungan kerja dan rumah bersih, akhir-akhir ini kecapekaan, makan teratur cukup buah dan sayur, konsumsi air putih 6 – 8 gelas/hari.
III.
PEMERIKSAAN FISIK:
Pemeriksaan Generalis Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Gizi
: Cukup
Nadi dan RR
:-
Kepala
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher
: Sesuai status lokalis
Thorak
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Aksilla
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Ektremitas
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Lokalis: Leher kanan: nodul eritem, soliter ukuran 7 x 5 mm, di sentral terdapat pustulasi, erosi tertutup krusta coklat kekuningan.
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
V.
DIAGNOSIS BANDING
Furunkel, karbunkel, abses, folikulitis
VI.
DIAGNOSA:
Furunkel
VII.
TATALAKSANA
Antibiotic R/ Tab Amoksisilin 500mg No XXI S 3 d.d. tab I pc (habiskan)
ﬕ
VIII. EDUKASI
Perjalanan penyakit, pemakaian obat, bisul dikompres hangat 5-10 menit setelah mandi, jika sudah pecah lakukan perawatan luka menggunakan bethadine.
Menjaga kebersihan kulit dan tidak menggaruk lesi.
Makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup guna membantu proses penyembuhan
IX.
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: bonam
Quo ad Sanam
: bonam
Quo ad Fungsionam
: bonam
Quo ad Cosmeticam
: bonam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA I.
DEFINISI
Furunkel adalah abses perifolikuler rambut dan sekitarnya. Jika lebih dari satu buah disebut furunculosis (beberapa furunkel yang tersebar). 1
II.
ETIOLOGI
Infeksi staphylococcus aureus pada folikel dan sek itarnya.2 III.
GEJALA KLINIS
Gejala yang timbul pada furunkel bervariasi tergantung kepada beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemukan pada furunkel antara lain: o
o
nyeri pada daerah ruam. ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
o
nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringannekrotik yang dapat pecah membentuk fistel dan keluar melaluilobus minoris resistensiae.
o
setelah seminggu kebanyakan pecah sendiri dan sebagian dapathilang dengan sendirinya1,3,4
IV.
DIAGNOSIS BANDING
Perbedaan Definisi
Folikulitis
Furunkel
karbunkel
Abses
Superfisial
Profunda
Peradangan pada
Peradangan pada
Peradangan pada
Kumpulan
Inflamasi
selubung
selubung
folikel
furunkel
akut/kronik
akar
akar
rambut (folikel)
rambut (folikel)
yang
sampai
terbatas
pada epidermis
pada
lapisan subkutan
rambut
dan sekitarnya.
local
ditandai
dgn
akumulasi
pus
dalam jaringan.
Furunkulosis: furunkel
yang
tersebar Gejala
rasa gatal dan
terasa
sangat
klinis
agak
gatal
disertai
akibat
nyeri garukan
dan
trauma
lainnya
nyeri
pada
daerah lesi.
nyeri
pada
daerah lesi.
Gatal,
nyeri
berat, bengkak,
rasa terbakar dan
terasa panas.
dapat meninggalkan jaringan parut.
Etiologi
Staphylococcus
Staphylococcus
Staphylococcus
staphylococcus
staphylococcus
Aureus
aureus
aureus
aureus
aureus,
daerah
trauma,
benda
asing, luka bakar Lesi
Predileksi
pustule
atau papul
atau Nodus
Nodus
Lesi awal beupa
yang
eritematosa,
nodul
berbentuk
eritematosa, jika
papulyang
pustule
eritematosa dan
eritematosa dan berbentuk
ditengahnya
teraba
terdapat rambut,
di subkutan
infiltrate
eritematosa,
kerucut
dan
kerucut
dan berlanjut
ditengahnya
ditengahnya
membentuk
biasanya
terdapat pustule,
terdapat pustule,
kavitas
multiple
dapat
dapat
Predileksi pada
Dagu,
anak – anak pada
kumis
janggut/
pecah
pecah pus.
membentuk
membentuk
fistel
fistel
Tempat
yang
Tempat
berisi
yang
Tempat
yang
banyak
banyak
banyak
mengalami
mengalami
mengalami
sedangkan pada
gesekkan seperti
gesekkan seperti
gesekkan seperti
dewasa
aksila
aksila
aksila
kulit
kepala,
pada
daerah kumis/janggut, aksila,
bokong
dan
bokong
dan
dan
bokong, daerah trauma.
ekstremitas, bokong. Penunjang
apusan
cairan
apusan
cairan
apusan
cairan
apusan
cairan
apusan
cairan
sekret dari dasar
sekret dari dasar
sekret dari dasar
sekret dari dasar
sekret dari biosi
lesi
lesi
lesi
lesi
dengan
dengan
dengan
dengan
dengan
pewarnaan gram pewarnaan gram pewarnaan gram pewarnaan gram pewarnaan gram dan
V.
pada
dan
pada
dan
pada
dan
pada
dan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
darah
darah
darah
darah
darah
rutin
rutin
rutin
rutin
rutin
kadang-kadang
kadang-kadang
kadang-kadang
kadang-kadang
kadang-kadang
ditemukan
ditemukan
ditemukan
ditemukan
ditemukan
leukositosis
leukositosis
leukositosis.
leukositosis
leukositosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jarang dilakukan, tapi dapat dilakukan pemeriksaan dari apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan pewarnaan gram dan pada pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan leukositosis.1
VI.
pada
TERAPI
1. Terapi suportif dengan menjaga higiene, nutrisi dan stamina tubuh. 2. Farmakoterapi dilakukan dengan: a. Topikal: Bila
banyak
pus/krusta,
dilakukan
kompres
terbuka
dengan
permanganaskalikus (PK) 1/5.000 atau yodium povidon 7,5% yang dilarutkan 10 kali. Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari. b. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah ini:
Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti: oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin. - Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama 5-7 hari. - Dosis anak: 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 do sis, selama 5-7 hari. Amoksisilin dengan asam klavulanat. - Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg - Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 do sis, selama 5-7 hari Klindamisin 4 x 150 mg per hari, pada infeksi berat dosisnya 4 x 300-450 mg per hari. Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari. Sefalosporin, misalnya sefadroksil dengan dosis 2 x 500 mg atau 2 x 1000 mg per hari. c. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik.2
VII.
KOMPLIKASI
1. Erisipelas adalah peradangan epidermis dan dermis yang ditandai dengan infiltrat eritema, edema, berbatas tegas, dan disertai dengan rasa panas dan nyeri. Onset penyakit ini sering didahului dengan gejala prodromal berupa menggigil, panas tinggi, sakit kepala, mual muntah, dan nyeri sendi. Pada pemeriksaan darah rutin dapat dijumpai leukositosis 20.000/mm3 atau lebih.1 2. Selulitis adalah peradangan supuratif yang menyerang subkutis, ditandai dengan peradangan lokal, infiltrate eritema berbatas tidak tegas, disertai dengan rasa nyeri tekan dan gejala prodromal tersebut di atas. 1,2 3. Ulkus1 4. Limfangitis1 5. Limfadenitis supuratif 1
6. Bakteremia (sepsis)2
VIII.
EDUKASI
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh.1
IX.
PROGNOSIS
Apabila penyakit tanpa disertai komplikasi, prognosis umumnya bonam, bila dengan komplikasi, prognosis umumnya dubia ad bonam.1
DAFTAR PUSTAKA
1.
Djuanda A. Hamzah M. Aisah S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi Kelima, cetakan pertama. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Siregar R. S. 2005. Atlas Berwarna. 2005. Saripati Penyakit Kuli, Edisi 2, EGC, Jakarta 3. Malik R, 2011. Folikulitis. Fakultas Kedokteran Baiturrahmah, Padang. 4. Budimulja U. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi Kelima, Cetakan ketiga, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.