EMFISEMA PULMONAL
Definisi
Emfis Emfisem emaa paru paru-p -par aru u adal adalah ah kead keadaa aan n pemb pembes esara aran n paru paru-pa -paru ru yang ang diseb disebab abka kan n oleh oleh mengge menggembu mbungn ngnya ya alveol alveolii secara secara berleb berlebiha ihan n yang yang disert disertai ai atau tanpa tanpa diserta disertaii robekn robeknya ya dinding dinding alveoli tergantung tergantung dengan kerusakan alveoli. Udara pernafasan pernafasan akan terdapat terdapat di dalam rongga jaringan interstitial atau tetap berada di dalam rongga alveoli saja. Proses dapat berjalan secara akut maupun kronik. Secara umum, emfisema paru-paru ditandai dengan dipsnoea ekspiratorik, hyperpnoea dan mudahnya penderita mengalami kelelahan (Subronto, !!"#.
$stilah $stilah emfisem emfisemaa berarti berarti adany adanyaa jumlah jumlah udara udara yang yang berleb berlebiha ihan n didalam didalam paru. paru. Emfise Emfisema ma ditandai dengan pembesaran permanen rongga udara yang terletak distal dari bronkiolus termina terminall disert disertai ai destru destruksi ksi dindin dinding g rongga rongga terseb tersebut. ut. %erdap %erdapat at beberap beberapaa penya penyakit kit dengan dengan pembesaran
rongga
udara
yang
tidak
disertai
destruksi&
hal
ini
lebih
tepat
disebut'overinflation disebut'overinflation. . Sebagai contoh, peregangan rongga udara di parukontralateral setelah penumoktomi unilateral adalah overinflation kompensatorik bukan emfisema.
1
Emfisema terkadang sering disalah artikan dengan bronchitis kronik. Sehingga sejak a)al perlu ditekankan bah)a definisi emfisema adalah defenisis morfologik, sedangkan defenisi bronchitis kronimerupakan gambaran klinis. Selain itu pola distribusi anatomi jugaberbeda* bronkitis kronis mengenai saluran napas besar dan kecilsebaliknya, emfisema terbatas di asinus, asinus, struktur yang terletak distal pada bronkiolus terminal.
Emfisema tidak saja didasarkan pada sifat anatomic lesi tetapi juga oleh distribusinya di lobulus dan asinus. +sinus adalah bagian paru yangterletak distal dari bronkiolus terminal dan mencakup bronkiolusrespiratorik, duktus alveolaris dan alveolus.
Insiden. Emfisema Emfisema adalah penyakit penyakit yang yang umum. umum. %etapiinsid %etapiinsidensi ensi pastinya pastinya sulit diperkirakan diperkirakan karena diagnosis diagnosis pasti, yangdidasarkan yangdidasarkan pada morfologi, morfologi, hanya dapat ditegakkan ditegakkan melalui melalui pemeriksaanparu saat autopsy. Secara umum disepakati bah)a emfisema terdapat pada! orang de)asa yang diautopsi. Emfisema jauh lebih sering ditemukandan lebih parah pada laki laki. Terdap Terdapat at keterka keterkaita itan n yang yang jelas jelas antara antaramero merokok kok dalam dalam jumlah jumlah besar besar dengan dengan emfisema. /eskipun emfisema tidakmenyebabkan disabilitas sampai usia sekitar lima puluh hing hingga ga
dela delapa panp npul uluh uh
tahu tahun, n,
defi defici citt
vent ventil ilas asii
suda sudah h
dapa dapatt
berm berman anif ifes esta tasi si
klin klinik ik
beberapadecade sebelumnya.
Patogenesis. Pendapat yang berlaku saat ini mengenai emfisema adalah ituterjadi akibat ketidakseim ketidakseimbangan bangan penting-y penting-yakni akni ketidakseim ketidakseimbanga banganprot nprotease-anti ease-antiprote protease ase dan oksidanoksidanantioksidan. 0etidakseimbangan inihampir selalu terjadi bersamaan. Emfisema dipandang seba sebaga gaii akib akibat at efek efek dest destru rukt ktif if peni pening ngka kata tan n akti aktivi vita tass prot protea ease se pada pada oran orang g deng dengan an
2
aktivitasantitrypsin yang rendah. 1ipotesis ini didukung oleh penelitian padahe)an percobaan yang mengalami degradasi elastin yang disertai dengan timbulnya emfisema.
1ipotesis
ketidakseimbangan
protease-antiprotease
juga
membantumenjelaskan
efek
merokok dalam terjadinya emfisema. Secara singkat,tumbukan partikel asap, terutama di percabangan bronkiolus respiratorik,mungkin menyebabkan influ2 neutrofildan makrofag& kedua sel tersebutmengeluarkan berbagai protease. Peningkatan aktivitas protease yangterltak di region sentriasinar menyebabkan terbentuknya emfisema polasentriasinar. 0erusakan jaringan diperhebat oleh inaktivasi antiproteaseleh oksigen reaktif yang terdapat dalam asap rokok.
Perjalanan Penyakit. 3ispnea biasanya adalah gejala pertama&gejala ini muncul secara perlahan tapi progresif. 0eluhan a)al pada pasienyang sudah mengidap asma atau bronchitis adalah batuk dan mengi. 4eratbadan pasien turun. Uji fungsi paru memperlihatkan penurunan 5E67dengan 568 normal atau mendekati normal. 9leh karena itu rasio 5E67terhadap 568 menurun. :ambaran klasik pada pasien tanpa bronchitisadalah dada berbentuk tong dan dispnea, dengan ekspirasi yang jelasmemanjang dan pasien duduk maju dalam posisi membungkuk ke depan,berupaya memeras udara keluar dari paru. Pada pasien dengan oksigenasiyang masih adekuat, terjadi fenomena pink puffers, yakni kulit pasienber)arna kemerahan.
3i ekstrem lain, pasien yang mengalami bronchitis kronis,biasanya tidak terlalu memperlihatkan gejala dispnea dan upaya bernapasdalam bentuk hiperventilasi sehingga
3
89 mengalami retensi dan jumlah9 yang masuk ke dalam ikut berkurang. +kibatnya mereka mengalami sianosis. 4iasanya gambaran klinis untuk pasien tipe ini disebut “bluebloaters”.+da
sejumlah
penyakit
yang
berkaitan
dengan
emfisema
namun
kemiripannya hanya sepintas dan secara tidak tepat dianggap emfisema.4eberapa di antaranya adalah;
a. Emfisema kompensatorik, istilah yang digunakan untukmenyatakan dilatasi alveolus sebagai respon berkurangnya substansi paru di tempat lain b. Emfisema senilis, mengacu pada pergangan berlebihan parupada usia lanjut.
4
5
Klasifikasi
4erdasarkan lokasi kerusakan; a. Centriacinar emfisema b. Distal acinar emfisema c. Panacinar emfisema d. Irreglar emfisema
a. Centriacinar emfisema adalah salah satu jenis emfisema paru-paru yang ditandai
dengan pembesaran rongga udara di bagian proksimal acinus, terutama pada tingkat bronchiolus repiratorius.
b. Distal acinar emfisema adalah salah satu jenis emfisema paru-paru yang terbatas
pada ujung distal alveolus di sepanjang septum interlobularis dan di ba)ah pleura membentuk bula.
6
c. Panacinar emfisema adalah satu jenis emfisema paru-paru yang ditandai dengan
pembesaran rongga udara yang relatif seragam di seluruh acinus./erupakan bentuk yang jarang, gambaran khas nya adalah tersebar merata di seluruh paru-paru, meskipun bagian-bagian basal cenderung terserang lebih parah. %ipe ini sering timbul pada he)an dengan defisiensi alfa-7 anti tripsin.(0amus 0edokteran 3orland, !!#
d. Irreglar emfisema adalah kerusakan pada parenkim paru tanpa menimbulkan
kerusakan pada asinus.
Klasifikasi radi!l!gik " •
Emfisema obstruktif ; 7
7. +kut . 0ronik ". 4ullous •
Emfisema non-obstruktif ; 7.
0ompensasi
.
Senilis (postural#.
#. EMFISEMA LO$A%IS
Emfisema lobaris biasanya terjadi pada bayi baru lahir dengan kelainan tulang ra)an, bronkus, mukosa bronchial yang tebal, sumbatan mucus (mucous plug#, penekanan bronkus dari luar oleh anomaly pembuluh darah. :ambaran radiologiknya berupa bayangan radiolusen pada bagian paru yang bersangkutan dengan pendorongan mediastinum kea rah kontra-lateral.
&. 'IPE%LUSEN IDIOPA(IK UNILA(E%AL
8
1iperlusen idiopatik unilateral ialah emfisema yang unilateral dengan hipoplasi arteri pulmonalis dan gambaran bronkiektasis. Secara radiologic, paru yang terkena lebih radiolusen tanpa penambahan ukuran paru seperti pada umumnya emfisema lainnya.
). EMFISEMA 'IPE%(%OFIK K%ONIK
%erjadi sebagai akibat komplikasi penyakit paru seperti asma bronchial yang parah, bronkiektasis, peradangan paru berat, pneumokinosis ganas, dan tuberculosis. :ambaran radiologic menunjukkan peningkatan aerasi dan penambahan ukuran toraks yang biasanya hanya terjadi pada satu sisi. Sering ditemukan bleb atau bulla yang berupa bayangan radiolusen tanpa struktur jaringan paru.
*. EMFISEMA $ULLA
4ulla merupakan emfisema vesikuler setempat dengan ukuran antara 7- cm atau lebih besar, yang kadang-kadang sukar dibedakan dengan pneumotoraks. Penyebabnya sering tidak diketahui tapi dianggap sebagai akibat suatu penyakit paru yang menyebabkan penyumbatan seperti bronkiolitis atau peradangan akut lainnya dan perangsangan atau iritasi gas yang terhisap. Sering factor penyebabnya sudah tidak tampak lagi, tetapi akibatnya adalah emfisema bulla yang tetap atau bertambah besar. :ambaran radiologik berupa suatu kantong radiolusen di perifer lapangan paru, terutama bagian apeks paru dan bagian basal paru dimana jaringan paru normal sekitarnya akan terkompresi sehingga menimbulkan keluhan sesak nafas.
9
+. EMFISEMA KOMPENSASI
0eadaan ini merupakan usaha tubuh secara fisiologik menggantikan jaringan paru yang tidak berfungsi (atelektasis# atau mengisi toraks bagian paru yang terangkat pada pneumoektomi.
,. EMFISEMA SENILIS
/erupakan akibat proses degenerative org tua pada kolumna vertebra yang mengalami kifosis di mana ukuran anterior-posterior toraks bertambah sedangkan tinggi toraks secara vertical tidak bertambah, begitu pula bentuk diafragma dan peranjakan diafragma tetap tidak berubah. 0eadaan ini akan menimbulkan atrofi septa alveolar dan jaringan paru berkurang dan akan diisi oleh udara sehingga secara radiologic tampak toraks yang lebih radiolusen, corakan bronkovaskuler yang jara ng dan diafragma yang normal Klasifikasi
4erdasarkan perubahan yang terjadi dalam paru-paru ;
10
#. PLE -Panl!blar Em/0sema1anacinar2
11
/erusak ruang udara pada seluruh asinus dan umumnya juga merusak paru-paru bagian ba)ah. %erjadi kerusakan bronkus pernapasan, duktus alveolar, dan alveoli. /erupakan bentuk morfologik yang lebih jarang, dimana alveolus yang terletak distal dari bronkhiolus terminalis mengalami pembesaran serta kerusakan secara merata. P>E ini mempunyai gambaran khas yaitu tersebar merata diseluruh paru-paru. P>E juga ditemukan pada sekelompok kecil penderita emfisema primer, %etapi dapat juga dikaitkan dengan emfisema akibat usia tua dan bronchitis kronik. Penyebab emfisema primer ini tidak diketahui, tetapi telah diketahui adanya devisiensi en?im alfa 7-antitripsin.+lfa-antitripsin adalah anti protease. 3iperkirakan alfaantitripsin sangat penting untuk perlindungan terhadap protease yang terbentuk secara alami (8herniack dan cherniack, 7@A"#. Semua ruang udara di dalam lobus sedikit banyak membesar, dengan sedikit penyakit inflamasi. 8iri khasnya yaitu memiliki dada yang hiperinflasi dan ditandai oleh dispnea saat aktivitas, dan penurunan berat badan. %ipe ini sering disebut centriacinar emfisema, sering kali timbul pada perokok.
&. CLE -Sentril!blar Em/0sema1sentr!acinar2
12
Perubahan patologi terutama terjadi pada pusat lobus sekunder, dan perifer dari asinus tetap baik. /erupakan tipe yang sering muncul dan memperlihatkan kerusakan bronkhiolus, biasanya pada daerah paru-paru atas. $nflamasi merambah sampai bronkhiolus tetapi biasanya kantung alveolus tetap bersisa. 8>E ini secara selektif hanya menyerang bagian bronkhiolus respiratorius. 3inding-dinding mulai berlubang, membesar, bergabung dan akhirnya cenderung menjadi satu ruang. Penyakit ini sering kali lebih berat menyerang bagian atas paru-paru, tapi cenderung menyebar tidak merata. Seringkali terjadi kekacauan rasio perfusi-ventilasi, yang menimbulkan hipoksia, hiperkapnia (peningkatan 89 dalam darah arteri#, polisitemia, dan episode gagal jantung sebelah kanan. 0ondisi mengarah pada sianosis, edema perifer, dan gagal napas. 8>E lebih banyak ditemukan pada pria, dan jarang ditemukan pada mereka yang tidak merokok (Sylvia +. Price 7@@#.
). Emfisema Parasetal
/erusak alveoli lobus bagian ba)ah yang mengakibatkan isolasi blebs (udara dalam alveoli# sepanjang perifer paru-paru. Paraseptal emfisema dipercaya sebagai sebab dari pneumotorak spontan. P>E dan 8>E sering kali ditandai dengan adanya bula tetapi dapat juga tidak. 4iasanya bula timbul akibat adanya penyumbatan katup pengatur bronkiolus. Pada )aktu inspirasi lumen bronkiolus melebar sehingga udara dapat mele)ati penyumbatan akibat penebalan mukosa dan banyaknya mukus. %etapi se)aktu ekspirasi, lumen bronkiolus tersebut kembali menyempit, sehingga sumbatan dapat menghalangi keluarnya udara.
3ambaran radi!l!gik emfisema secara mm
13
+kibat penambahan ukuran paru anterior posterior akan menyebabkan bentuk toraks kifosis, sedang penambahan ukuran paru vertical menyebabkan diafragma letak rendah dengan bentuk diafragma yang datar dan peranjakan diafragma berkurang pada pengamatan dengan fluoroskopi. 3engan aerasi paru yang bertambah pada seluruh paru atau lobaris ataupun segmental, akan menghasilkan bayangan lebih radiolusen, sehingga corakan jaringan paru tampak lebih jelas selain gambaran fobrosisnya dan vascular paru yang relatif jarang.
14
Empysema
Eti!l!gi
Emfisema paru-paru primer dapat disebabkan oleh trauma yang langsung mengenai dada hingga sampai ke paru-paru. %idak menutup kemungkinan, emfisema paru-paru diikuti oleh emfisema subkutan di sebagian besar tubuh. Emfisema primer jarang sekali terjadi terutama pada ternak besar karena paru-paru ternak dilindungi oleh tulang iga dan otot-otot yang kuat.
Emfisema sekunder seringkali terjadi pada sebagian besar ternak. Emfisema sekunder merupakan kejadian lanjutan dari penyakit saluran pernafasan dan radang paru-paru, misalnya pneumonia suppurativa, pneumonia verminosa, pneumonia interstisial, bronchitis dan bronchiolitis. 0uda tua yang dira)at di kandang terus-menerus dengan kualitas pakan yang jelek dan berdebu maka mudah menderita emfisema alveolaris yang kronik tanpa diketahui sebab-sebabnya (heaves#. +lergen yang tidak tersifat seperti debu kandang, spora jamur dan sebagainya akan dapat memudahkan timbulnya emfisema bagi he)an-he)an yang peka.
15
Emfisema paru-paru mungkin dapat timbul sebagai lanjutan dari perubahan patologis di luar alat pernapasan yang disertai toksemia, misalnya mastitis yang disebabkan oleh E.coli. +danya bahan-bahan iritan menyebabkan peradangan pada alveoli. Bika suatu peradangan berlangsung lama, bisa terjadi kerusakan yang menetap.
Pada alveoli yang meradang, akan terkumpul sel-sel darah putih yang akan menghasilkan en?im-en?im (terutama neutrofil elastase#, yang akan merusak jaringan penghubung di dalam dinding alveoli. %ubuh menghasilkan protein alfa-7-antitripsin, yang memegang peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh neutrofil estalase. +da suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, dimana he)an tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-7-antitripsin, sehingga emfisema terjadi pada usia muda. Pada sapi, emfisema bisa merupakan lesi karena pneumonia atipikal, pneumonia parasiter dan bisa juga dikarenakan anafilaksis (reaksi hipersensitifitas#. 4entuk emfisema yang paling biasa terjadi pada he)an adalah emfisema alveolaris kronis atau pada kuda sering disebut heaves. Penyebab utamanya kurang diketahui namun penyakit ini sering sekali terjadi pada kuda de)asa yang diberi pakan dengan kadar serat kasar yang rendah secara berkepanjangan dan semakin parah jika makanan berdebu. Emfisema ini juga umum terjadi pada kuda yang dikandangkan di gudang untuk periode yang lama. Emfisema akut terjadi karena perforasi (perlubangan# pulmo oleh karena adanya benda asing yang menusuk atau menyebabkan trauma. 0asus ini sering disebut Ceticuloperitonitis %raumatik. 8ontoh kejadiannya adalah pada sapi atau kuda yang menelan benda tajam seperti paku secara tidak sengaja. Pada pemeriksaan mikroskopis biasanya ditemukan perubahan menahun dalam paru-paru antara lain ;
16
7. Proliferasi epitel dan propia mukosa bronkhus dan bhonkioli . 1ipertropi jaringan otot bronkhus, bhronkhioli pembuluh darah ". Penambahan jaringan limfoit dan penebalan septa alveoli karena jaringan ikat
Pat!genesis
+lveolus berkembangkempis sejak lahir sesuai batas elastisitas dindingnya. Pengembangan alveoli yang berlebihan dalam )aktu lama, misal oleh batuk paro2ysmal dan kronik, akan mengakibatkan penurunan elastisitas alveoli. +danya stenosis saluran pernafasan, udara tidak dapat dikeluarkan semua, hingga terjadi kenaikan tekanan intra alveolar. %ekanan intra alveolar meningkat pada suatu ketika mencapai batas maksimum hingga alveoli akan dapat pecah dan mengakibatkan emfisema interstisial. Penurunan elastisitas yang berlebihan akan menyebabkan emfisema alveolaris. Emfisema terjadi pada bagian paru-paru yang normal sebagai kompensasi atas ketidakmampuan untuk berfungsi dari bagian paru-paru yang lain, misalnya karena abses, oedema, dan bronchopneumonia. Penurunan elastisitas bronchiol dan alveoli mungkin disebabkan oleh toksin yang dihasilkan kuman tertentu. 0elemahan dinding alveoli udara ekspirasi harus dikeluarkan dengan usaha yang lebih besar dari normalnya, hingga terlihat dispnoea yang bersifat ekspiratorik. 0adang-kadang ditemukan ekspirasi ganda (dobel# ditandai dengan berkontraksinya otot perut secara berlebihan. Cobeknya alveoli diikuti 17
robeknya kapiler disekitarnya, hingga titik-titik darah sering ditemukan bersama lendir atau dahak yang keluar.
3e4ala Klinis
Pada umumnya gejala-gejala pada keadaan akut maupun kronik adalah sama,kecuali dalam derajat dispnoea yang tampak. 3alam keadaan akut, emfisema terjadi secara mendadak dengan dispnoea yang sangat meskipun penderita sedang istirahat. Usaha untuk memompa keluar udara pernafasan tampak dari pernafasan abdominal yang menonjol. Ekspirasi dilakukan lebih lama dan pada akhir ekspirasi udara didorong lebih keras ,sehingga sering terlihat ekspirasi ganda (dobel#. 9leh kontraksi otot-otot perut pada kuda tua kandang juga terlihat keluarnya sebagian anus )aktu ekspirasi. 3erajat hipermi dari mukosa mata bervariasi. 3alam keadaan berat mukosa nampak siatonik. %itik-titik darah sering dijumpai, dikeluarkan bersama ingus atau dahak yang dibatukkan . Pada emfisema kuda yang dikenal sebagai 'heaves batuk bersifat kering, pendek-pendek dan segera meningkat bila diba)a berlari sebentar saja, batuk juga timbul apabila daerah tenggorok ditekan, atau bila he)an ditempatkan pada kandang yang berdebu akan segera merangsang terjadinya batuk.
Pemeriksaan secara auskultasi pada kuda akan terdengar suara krepitasi. Pada sapi daerah yang mengalami proses emfsema suara vesikuler hilang sama sekali,tinggal suara bronchial, 18
friksi dan krepitasi. Pemeriksaan secara perkusi akan dijumpai di daerah perkusi paru-paru yang meluas ke belakang -" rusuk. 3aerah pekak jantung kadang berkurang atau hilang sama sekali. Suara timpani akan terdengar dari sebagian besar daerah perkusi. +uskultasi pada jantung akan terdengar suara yang teredam. Penderita emfisema paru-paru yang kronik biasanya jadi kurus.
:ejala Emfisema secara khas terdiri dari ; 7. Sesak napas ; volum paru-paru lebih besar dbandingkan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya . 4atuk kronis ". 0ehilangan nafsu makan sehingga berat badan meurun D. 0elelahan . /enghasilkan dahak kuning atau hijau, bibir dan kuku mereka mungkin biru atau abu-abu yang rendah menunjukkan oksigen dalam tubuh . 6olume paru-paru lebih besar F. 3ada seperti tong (barel chest#
19
3ambaran F!t! %!ntgen Emfisema lm!nal
EMFISEMA LO$A%IS
20
Emfisema $lla
21
EMFISEMA SENILIS
Diagn!sis
7. 3iagnosis Umum Pada saat auskultasi akan terdengar suara krepitasi atau sibilant dan hal ini sering terjadi pada sapi. Sementara pada kuda, kita akan sering mendapatkan suara friksi . Pemeriksaan Patologi 0linik
22
0arena tertahannya 89 dalam darah akibat kegagalan eliminasi oleh sistem pernafasan, maka tubuh mengkompensasi meningkatkan cadangan alkali. Polisitemia (peningkatan jumlah total sel-sel darah# sebagai kompensasi kekurangan 9 juga bisa terjadi. Polisitemia dapat dilihat melalui metode hematokrit.
". Pemeriksaan
1asil pemeriksaan nekropsi lainnya yang dapat terlihat adalah adanya bukti gagal jantung kongestif. Bantung akan terlihat ber)arna merah kehitaman. Pemeriksaan histopatologis akan menunjukan adanya ruptur alveoli dan terjadinya bronchiolitis. •
tes fngsi ar - untuk menentukan karakteristik dan kemampuan dari paru-paru
•
sir!metri - untuk mengukur jumlah udara yang dapat dipaksa keluar
•
eak fl!5 meter - untuk mengevaluasi perubahan dalam bernafas dan respon
terhadap obat •
67ra0 dada
•
da/ak analisis - untuk memeriksa lendir untuk infeksi
•
elektr!kardi!gram -EC3 ata EK32 - untuk mengukur aktivitas listrik jantung
23
(erai dan Peng!batan
G
9bat-obat yang telah diujikan dalam praktek ; kortikosteroid, antihistaminika, ekspektoransia, bronchodilatator dan antibiotika. 4ronchodilatator dapat mengurangi kejang otot, misalnya agonis reseptor beta-adrenergik (albuterol inhaler# dan theophylline per-oral (melalui mulut# yang diserap lambat.kortikosteroid dapat mengurangi peradangan.
G
%idak ada pengobatan terpercaya yang dapat mengurangi kekentalan lendir sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk. %etapi menghindari dehidrasi bisa mencegah pengentalan lendir. /inum cairan yang cukup untuk menjaga air kemih tetap encer dan bening.
G
+pabila
perubahan
klinisnya
belum
terlalu
jauh,
emfisema
yang
bersifat
kompensatorik dapat sembuh jika penyakit primernya dapat diatasi. G
3apat juga diberikan oksigen yang akan mengurangi kelebihan sel darah merah yang disebabkan menurunnya kadar oksigen dalam darah, memperbaiki gagal jantung, juga bisa memperbaiki sesak nafas selama beraktivitas dan atropine untuk mengurangi hipoksia.
Pencega/an
•
4erhenti merokok
•
/enghindari asap rokok, misalnya menggunakan masker
•
+danya larangan merokok dan sanksi yangtegas dpat berupa hukuman maupun denda uang 24
•
/engurangi kapasitas untuk kegiatan fisik
•
1e)an yang sudah tua dira)at di kandang yang bersih dan sekali-kali dikeluarkan.
•
1e)an diberi pakan berkualitas baik dan tidak berdebu.
•
0ebersihan kandang dijaga dari debu dan spora jamur.
•
Polusi udara umumnya diberi batasan sebagai udara yang mengandung satu atau lebih ?at kimia dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk dapat menyebabkan gangguan pada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan harta benda.
K!mlikasi
7. Sering mengalami infeksi pada saluran napas . 3aya tahan tubuh kurang sempurna ". %ingkatkerusakan paru semakin parah D. Proses peradangan kronis pada saluran napas . Pneumonia . +telektasis F. Pneumothoraks A. :agal napas
25
Daftar Pstaka
+nonim. !!@. Penyakit 9bstruksi Paru 0ronik. http;HH))).kalbeportal.com. ---------. !!@. 89P3 in Smoker. http;HHcontent.nejm.orgH . 3avey. !!. t a !lan"e #edi"ine$ Penyakit Paru Obstruktif %ronis. Bakarta; Erlangga :uyton dan 1all. !!. &uku jar 'isiologi %edokteran Edisi ($ Insufesiensi Pernapasan. Bakarta; E:8 0umar dkk. !!. &uku jar Patologi )ilid * Edisi + ; Paru dan aluran -apas tas. Bakarta; E:8
26