ke.Se#akin "anyak 8!#a& "atang r$k$k yang di&isap dan #akin a#a #asa 'akt! #en8adi per$k$k1 se#akin "esar risik$ dapat #engaa#i PPK% S!r,ey Kese&atan R!#a& Tangga (SKRT) #ene#!kan peningkatan k$ns!#si r$k$k ta&!n 5679.566< se"esar 56<0 ata! #end!d!ki peringkat ke.7 d!nia dan #en8adi anca#an "agi para per$k$k re#a8a yang #encapai 531:. 37170% Saat ini Ind$nesia #en8adi saa& sat! pr$d!sen dan k$ns!#en r$k$k te#"aka! serta #end!d!ki !r!tan kei#a setea& negara dengan k$ns!#si r$k$k ter"anyak di d!nia1 yait! +&ina #engk$ns!#si 5%2/< #iiar "atang r$k$k per ta&!n1 A#erika Serikat /45 #iiar "atang seta&!n1 =epang <3: #iiar "atang seta&!n1 R!sia 34: #iiar "atang seta&!n1 dan Ind$nesia 354 #iiar "atang r$k$k seta&!n% K$ndisi ini #e#er!kan per&atian se#!a ;&ak k&!s!snya yang ped!i ter&adap kese&atan dan kese8a&teraan #asyarakat% Atas dasar it!a&1 ka#i #e#"a&as e"i& an8!t #engenai e#;se#a yang #er!pakan saa& sat! "agian dari PPK k&!s!snya #engenai As!&an Kepera'atan pada Kien E#;se#a% Se&ingga di&arapkan pera'at #a#p! #e#"erikan as!&an kepera'atan yang tepat pada kien e#;se#a% 1.2 Rumusan Masalah
5% 1.
Bagai#ana k$nsep te$ri dari e#;se#a>
3% 2.
Bagai#ana as!&an kepera'atan pada kien dengan e#;se#a>
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum
Mengeta&!i dan #e#a&a#i as!&an kepera'atan pada kien dengan dengan e#;se#a% 1.3.2 Tujuan Khusus
5% Mengeta&!i dan #e#a&a#i de;nisi e#;se#a% 3% Mengeta&!i dan #e#a&a#i eti$$gi e#;se#a% <% Mengeta&!i dan #e#a&a#i pat$;si$$gi e#;se#a% /% Mengeta&!i dan #e#a&a#i #aniestasi kinis yang dapat dite#!kan pada kien dengan e#;se#a% 4% Mengeta&!i dan #e#a&a#i penataaksanaan kien dengan e#;se#a% 2% Mengeta&!i dan #e#a&a#i W+ dari e#;se#a% 7% Mengeta&!i dan #e#a&a#i k$#pikasi dari e#;se#a% :% Mengeta&!i dan #e#a&a#i as!&an kepera'atan pasien dengan e#;se#a%
ke.Se#akin "anyak 8!#a& "atang r$k$k yang di&isap dan #akin a#a #asa 'akt! #en8adi per$k$k1 se#akin "esar risik$ dapat #engaa#i PPK% S!r,ey Kese&atan R!#a& Tangga (SKRT) #ene#!kan peningkatan k$ns!#si r$k$k ta&!n 5679.566< se"esar 56<0 ata! #end!d!ki peringkat ke.7 d!nia dan #en8adi anca#an "agi para per$k$k re#a8a yang #encapai 531:. 37170% Saat ini Ind$nesia #en8adi saa& sat! pr$d!sen dan k$ns!#en r$k$k te#"aka! serta #end!d!ki !r!tan kei#a setea& negara dengan k$ns!#si r$k$k ter"anyak di d!nia1 yait! +&ina #engk$ns!#si 5%2/< #iiar "atang r$k$k per ta&!n1 A#erika Serikat /45 #iiar "atang seta&!n1 =epang <3: #iiar "atang seta&!n1 R!sia 34: #iiar "atang seta&!n1 dan Ind$nesia 354 #iiar "atang r$k$k seta&!n% K$ndisi ini #e#er!kan per&atian se#!a ;&ak k&!s!snya yang ped!i ter&adap kese&atan dan kese8a&teraan #asyarakat% Atas dasar it!a&1 ka#i #e#"a&as e"i& an8!t #engenai e#;se#a yang #er!pakan saa& sat! "agian dari PPK k&!s!snya #engenai As!&an Kepera'atan pada Kien E#;se#a% Se&ingga di&arapkan pera'at #a#p! #e#"erikan as!&an kepera'atan yang tepat pada kien e#;se#a% 1.2 Rumusan Masalah
5% 1.
Bagai#ana k$nsep te$ri dari e#;se#a>
3% 2.
Bagai#ana as!&an kepera'atan pada kien dengan e#;se#a>
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum
Mengeta&!i dan #e#a&a#i as!&an kepera'atan pada kien dengan dengan e#;se#a% 1.3.2 Tujuan Khusus
5% Mengeta&!i dan #e#a&a#i de;nisi e#;se#a% 3% Mengeta&!i dan #e#a&a#i eti$$gi e#;se#a% <% Mengeta&!i dan #e#a&a#i pat$;si$$gi e#;se#a% /% Mengeta&!i dan #e#a&a#i #aniestasi kinis yang dapat dite#!kan pada kien dengan e#;se#a% 4% Mengeta&!i dan #e#a&a#i penataaksanaan kien dengan e#;se#a% 2% Mengeta&!i dan #e#a&a#i W+ dari e#;se#a% 7% Mengeta&!i dan #e#a&a#i k$#pikasi dari e#;se#a% :% Mengeta&!i dan #e#a&a#i as!&an kepera'atan pasien dengan e#;se#a%
1. Man!aat
Ma&asis'a #a#p! #e#"!at perencanaan as!&an kepera'atan pada kas!s e#;se#a% BAB 2 T"N#AUAN PU$TAKA 2.1 De%n&s& Em%sema
E#p&yse#a (e#;se#a) adaa& penyakit par! kr$nis yang dicirikan $e& ker!sakan pada 8aringan par!1 se&ingga par! ke&iangan keeastisannya% ?e8aa !ta#anya adaa& penye#pitan ($"str!ksi) sa!ran napas1 karena kant!ng !dara di par! #enggee#"!ng secara "ere"i&an dan #engaa#i ker!sakan yang !as% -e;nisi e#;se#a #en!r!t K!s Iriant$1 R$""ins1 +$r'in1 dan T&e A#erican T&$rack s$ciety@ 5% E#;se#a #er!pakan keadaan di#ana a,e$i #en8adi kak! #enge#"ang dan ter!s #ener!s terisi !dara 'aa!p!n setea& ekspirasi%(K!s Iriant$%399/%352)% 3% E#;se#a #er!pakan #$r$$gik dide;siensi se"agai pe#"esaran a"n$r#a r!ang. r!ang !dara dista dari "r$nki$!s ter#ina dengan desr!ksi dindingnya% (R$""ins%566/%34<)% <% E#;se#a adaa& penyakit $"tr!kti kr$nik aki"at k!rangnya eastisitas par! dan !as per#!kaan a,e$i%(+$r'in%3999%/<4)% /% S!at! per!"a&an anat$#is par! yang ditandai dengan #ee"arnya secara a"n$r#a sa!ran !dara "agian dista "r$nk!s ter#ina1 yang disertai ker!sakan dinding a,e$!s% (T&e A#erican T&$rack s$ciety 5623)% E#;se#a #er!pakan gangg!an penge#"angan par!.par! yang ditandai $e& pee"aran r!ang !dara di daa# par!.par! disertai destr!ksi 8aringan% Ses!ai dengan de;nisi terse"!t1 #aka dapat dikatakan "a&'a1 8ika dite#!kan keainan "er!pa pee"aran r!ang !dara (alveolus) tanpa disertai adanya destr!ksi 8aringan1 #aka it! "!kan ter#as!k e#;se#a% Na#!n1 keadaan terse"!t &anya se"agai ‘overinfation’ % E#;se#a adaa& 8enis penyakit par! $"str!kti kr$nik yang #ei"atkan ker!sakan pada kant!ng !dara (a,e$i) di par!.par!% Aki"atnya1 t!"!& tidak #endapatkan $ksigen yang diper!kan% E#;se#a #e#"!at penderita s!it "ernaas% Penderita #engaa#i "at!k kr$nis dan sesak napas% Penye"a" paing !#!# adaa& #er$k$k% E#;se#a dise"a"kan karena &iangnya eastisitas a,e$!s% A,e$!s sendiri adaa& gee#"!ng.gee#"!ng yang terdapat daa# par!.par!% Pada penderita e#;se#a1 ,$!#e par!.par! e"i& "esar di"andingkan dengan $rang yang se&at karena
kar"$ndi$ksida yang se&ar!snya dike!arkan dari par!.par! terperangkap didaa#nya% Asap r$k$k dan kek!rangan enCi# aa.5.antitripsin adaa& penye"a" ke&iangan eastisitas pada par!.par! ini Terdapat T erdapat < (tiga) 8enis 8enis e#;se#a !ta#a1 yang yang dikasi;kasika dikasi;kasikan n "erdasarkan "erdasarkan per!"a&an per!"a&an yang ter8adi daa# par!.par! @ 5% PDE (Pan$"!ar E#p&yse#a*panac E#p&yse#a*panacinar) inar) Mer!sak r!ang !dara pada se!r!& asin!s dan !#!#nya 8!ga #er!sak par!.par! "agian "a'a&% Ter8adi ker!sakan "r$nk!s pernapasan1 d!kt!s a,e$ar1 dan a,e$i% Mer!pakan "ent!k #$r$$gik yang e"i& 8arang1 di#ana a,e$!s yang teretak dista dari "r$nk&i$!s ter#inais #engaa#i pe#"esaran serta ker!sakan secara #erata% PDE ini #e#p!nyai ga#"aran k&as yait! terse"ar #erata dise!r!& par!.par!% PDE 8!ga dite#!kan pada seke$#p$k keci penderita e#;se#a pri#er1 Tetapi dapat 8!ga dikaitkan dengan e#;se#a aki"at !sia t!a dan "r$nc&itis kr$nik% Penye"a" e#;se#a pri#er ini tidak diketa&!i1 tetapi tea& diketa&!i adanya de,isiensi enCi# aa 5.antitripsin%Aa.antitripsin adaa& anti pr$tease% -iperkirakan aa.antitripsin sangat penting !nt!k perind!ngan ter&adap pr$tease yang ter"ent!k secara aa#i (+&erniack dan c&erniack1 56:<)% Se#!a r!ang !dara di daa# $"!s sedikit "anyak #e#"esar1 dengan sedikit penyakit ina#asi% +iri k&asnya yait! #e#iiki dada yang &iperinasi dan ditandai $e& dispnea saat akti,itas1 dan pen!r!nan "erat "adan% Tipe ini sering dise"!t centriacinar e#;se#a1 sering kai ti#"! pada per$k$k% 3% +DE (Sentri$"!ar E#p&yse#a*sen E#p&yse#a*sentr$acinar) tr$acinar) Per!"a&an pat$$gi ter!ta#a ter8adi pada p!sat $"!s sek!nder1 dan perier dari asin!s tetap "aik% Mer!pakan tipe yang sering #!nc! dan #e#peri&atkan ker!sakan "r$nk&i$!s1 "iasanya pada daera& par!.par! atas% Ina#asi #era#"a& sa#pai "r$nk&i$!s tetapi "iasanya kant!ng a,e$!s tetap "ersisa% +DE ini secara seekti &anya #enyerang "agian "r$nk&i$!s respirat$ri!s% -inding.dinding #!ai "er!"ang1 #e#"esar1 "erga"!ng dan ak&irnya cender!ng #en8adi sat! r!ang% Penyakit ini sering kai e"i& "erat #enyerang "agian atas par!.par!1 tapi cender!ng #enye"ar tidak #erata% Seringkai ter8adi kekaca!an rasi$ per!si.,entiasi1 yang #eni#"!kan &ip$ksia1 &iperkapnia (peningkatan +3 daa# dara& arteri)1 p$isite#ia1 dan epis$de gaga 8ant!ng se"ea& kanan% K$ndisi #engara& pada sian$sis1 ede#a perier1 dan gaga napas% +DE e"i& "anyak dite#!kan pada pria1 dan 8arang dite#!kan pada #ereka yang tidak #er$k$k (Sy,ia A% Price 5664)% <% E#;se#a Parasepta Mer!sak a,e$i $"!s "agian "a'a& yang #engaki"atkan is$asi "e"s (!dara daa# a,e$i) sepan8ang perier par!.par!% Parasepta e#;se#a dipercaya se"agai se"a" dari pne!#$t$rak sp$ntan%
PDE dan +DE sering kai ditandai dengan adanya "!a tetapi dapat 8!ga tidak% Biasanya "!a ti#"! aki"at adanya peny!#"atan kat!p pengat!r "r$nki$!s% Pada 'akt! inspirasi !#en "r$nki$!s #ee"ar se&ingga !dara dapat #ee'ati peny!#"atan aki"at pene"aan #!k$sa dan "anyaknya #!k!s% Tetapi se'akt! ekspirasi1 !#en "r$nki$!s terse"!t ke#"ai #enye#pit1 se&ingga s!#"atan dapat #eng&aangi ke!arnya !dara% 2.2 Et&'l'g&
5% Fakt$r ?enetik Fakt$r genetik #e#p!nyai peran pada penyakit e#;se#a% Fakt$r genetik diataranya adaa& at$pi yang ditandai dengan adanya e$sini;ia ata! peningkatan kadar i#$n$g$"!in E (IgE) ser!#1 adanya &iper resp$nsi,e "r$nk!s1 ri'ayat penyakit $"str!ksi par! pada ke!arga1 dan de;siensi pr$tein aa 5 anti tripsin% 3% Hip$tesis Eastase.Anti Eastase -idaa# par! terdapat kesei#"angan antara enCi# pr$te$itik eastase dan anti eastase s!paya tidak ter8adi ker!sakan 8aringan%Per!"a&an kesei#"angan #eni#"!kan 8aringan eastik par! r!sak% Arsitekt!r par! akan "er!"a& dan ti#"! e#;se#a% <% R$k$k R$k$k adaa& penye"a" !ta#a ti#"!nya e#;se#a par!% R$k$k secara pat$$gis dapat #enye"a"kan gangg!an pergerakan siia pada 8aan naas1 #eng&a#"at !ngsi #akr$ag a,e$ar1 #enye"a"kan &ipertr$; dan &iperpasia keen8ar #!k!s "r$nk!s dan #etapasia epite sk!a#!s sa!ran pernapasan% /% Ineksi Ineksi sa!ran naas akan #enye"a"kan ker!sakan par! e"i& &e"at se&ingga ge8aanya e"i& "erat% Penyakit ineksi sa!ran naas seperti pne!#$nia1 "r$nki$itis ak!t dan as#a "r$nkiae1 dapat #engara& pada $"str!ksi 8aan naas1 yang pada ak&irnya dapat #enye"a"kan ter8adinya e#;se#a% Ineksi pernapasan "agian atas pasien "r$nkitis kr$nik sea! #enye"a"kan ineksi par! "agian daa#1 serta #enye"a"kan ker!sakan par! "erta#"a&% Bakteri yang di is$asi paing "anyak adaa& &ae#$p&i!s in!enCae dan strept$c$cc!s pne!#$niae% 4% P$!si P$!tan ind!stri dan !dara 8!ga dapat #enye"a"kan e#;se#a% Insiden dan angka ke#atian e#;se#a "isa dikatakan sea! e"i& tinggi di daera& yang padat ind!striaisasi1 p$!si !dara seperti &anya asap te#"aka!1 dapat #enye"a"kan gangg!an pada siia #eng&a#"at !ngsi #akr$ag a,e$ar% Se"agai akt$r penye"a" penyakit1 p$!si tidak "egit! "esar pengar!&nya tetapi "ia dita#"a& #er$k$k resik$ akan e"i& tinggi%
2% Fakt$r S$sia Ek$n$#i E#;se#a e"i& "anyak didapat pada g$$ngan s$sia ek$n$#i renda&1 #!ngkin kerena per"edaan p$a #er$k$k1 seain it! #!ngkin dise"a"kan akt$r ingk!ngan dan ek$n$#i yang e"i& 8eek% 7% Pengar!& !sia 2.3 Pat'%s&'l'g&
E#;se#a #er!pakan keainan di #ana ter8adi ker!sakan pada dinding a,e$!s yang akan #enye"e"kan $,erdistensi per#anen r!ang !dara% Per8aanan !dara akan tergang! aki"at dari per!"a&an ini% Ker8a naas #eningkat dikarenakan ter8adinya kek!rangan !ngsi 8aringan par!.par! !nt!k #eak!kan pert!karan 3 dan +3% Kes!itan sea#a ekspirasi pada e#;se#a #er!pakan aki"at dari adanya destr!ksi dinding (sept!#) di antara a,e$i1 8aan naas k$aps se"agian1 dan ke&iangan eastisitas !nt!k #enger!t ata! rec$i% Pada saat a,e$i dan sept!# k$aps1 !dara akan terta&an di antara r!ang a,e$!s yang dise"!t blebs dan di antara parenki# par!.par! yang dise"!t bullae% Pr$ses ini akan #enye"a"kan peningkatan ,entiat$ry pada ‘dead space’ ata! area yang tidak #engaa#i pert!karan gas ata! dara&% E#;se#a 8!ga
#enye"a"kan destr!ksi kapier par!.par!1 sean8!tnya ter8adi pen!r!nan per!si 3 dan pen!r!nan ,entiasi% E#;se#a #asi& dianggap n$r#a 8ika ses!ai dengan !sia1 tetapi 8ika &a ini ti#"! pada pasien yang "er!sia #!da "iasanya "er&!"!ngan dengan "r$nk&itis dan #er$k$k% Penye#pitan sa!ran naas ter8adi pada e#;se#a par!% Gait! penye#pitan sa!ran naas ini dise"a"kan eastisitas par! yang "erk!rang% Penye"a" dari eastisitas yang "erk!rang yait! de;ensi Aa 5.anti tripsin% -i#ana AAT #er!pakan s!at! pr$tein yang #enetrakan enCi# pr$te$itik yang sering dike!arkan pada peradangan dan #er!sak 8aringan par!% -engan de#ikian AAT dapat #eind!ngi par! dari ker!sakan 8aringan pada enCi# pr$te$itik% -idaa# par! terdapat kesei#"angan par! antara enCi# pr$te$itik eastase dan anti eastase s!paya tidak ter8adi ker!sakan% Per!"a&an kesei#"angan #eni#"!kan ker!sakan 8aringan eastic par!% Arsitekt!r par! akan "er!"a& dan ti#"! e#;se#a% S!#"er eastase yang penting adaa& pankreas% Asap r$k$k1 p$!si1 dan ineksi ini #enye"a"kan eastase "erta#"a& "anyak% Sedang akti;tas syste# anti eastase #en!r!n yait! syste# aa. 5 pr$tease in&i"at$r ter!ta#a enCi# aa .5 anti tripsin (aa .5 g$"!in)% Aki"atnya tidak ada agi kesei#"angan antara eastase dan anti eastase dan akan ter8adi ker!sakan 8aringan eastin par! dan #eni#"!kan e#;se#a% Sedangkan pada par!.par! n$r#a ter8adi kesei#"angan antara tekanan yang #enarik 8aringan par! ke!ar yait! yang dise"a"kan tekanan intra
pe!ra dan $t$t.$t$t dinding dada dengan tekanan yang #enarik 8aringan par! ke daa# yait! eastisitas par!% Pada $rang n$r#a se'akt! ter8adi ekspirasi #aksi#a1 tekanan yang #enarik 8aringan par! akan "erk!rang se&ingga sa!ran naas "agian "a'a& par! akan tert!t!p% Pada pasien e#;se#a sa!ran naas terse"!t akan e"i& cepat dan e"i& "anyak yang tert!t!p% +epatnya sa!ran naas #en!t!p serta dinding a,e$i yang r!sak1 akan #enye"a"kan ,entiasi dan per!si yang tidak sei#"ang% Tergant!ng pada ker!sakannya dapat ter8adi a,e$i dengan ,entiasi k!rang*tidak ada akan tetapi per!si "aik se&ingga penye"aran !dara pernaasan #a!p!n airan dara& ke a,e$i tidak sa#a dan #erata% Se&ingga ti#"! &ip$ksia dan sesak naas% E#;se#a par! #er!pakan s!at! penge#"angan par! disertai per$"ekan a,e$!s. a,e$!s yang tidak dapat p!i&1 dapat "ersiat #enye!r!& ata! ter$kaisasi1 #engenai se"agian ata! se!r!& par!% Pengisian !dara "ere"i&an dengan $"str!ksi ter8adi aki"at dari $"str!si se"agian yang #engenai s!at! "r$nk!s ata! "r$nki$!s di#ana penge!aran !dara dari daa# a,e$!s #en8adi e"i& s!kar dari pe#as!kannya% -aa# keadaan de#ikian ter8adi peni#"!nan !dara yang "erta#"a& di se"ea& dista dari a,e$!s% 2. K'm(l&kas&
5% Sering #engaa#i ineksi pada sa!ran pernaasan 3% -aya ta&an t!"!& k!rang se#p!rna <% Tingkat ker!sakan par! se#akin para& /% Pr$ses peradangan yang kr$nis pada sa!ran naas 4% Pne!#$nia 2% Ateaktasis 7% Pne!#$t&$raks :% Meningkatkan resik$ gaga naas pada pasien% 5% Sering #engaa#i ineksi !ang pada sa!ran pernapasan
2.) Man&!estas& Kl&n&s
E#;se#a par! adaa& s!at! penyakit #ena&!n1 ter8adi sedikit de#i sedikit "erta&!n. "erta&!n% Biasanya #!ai pada pasien per$k$k "er!#!r 54.34 ta&!n% Pada !#!r 34.<4 ta&!n #!ai ti#"! per!"a&an pada sa!ran naas keci dan !ngsi par!%U#!r <4./4 ta&!n ti#"! "at!k yang pr$d!kti% Pada !#!r /4.44 ta&!n ter8adi sesak naas1 &ip$kse#ia dan per!"a&an spir$#etri% Pada !#!r 44.29 ta&!n s!da& ada k$r.p!#$na1 yang dapat #enye"a"kan kegagaan naas dan #eningga d!nia% 2.* Penatalaksanaan
Penataaksanaan e#;se#a par! ter"agi atas@ 5% Peny!!&an1 Menerangkan pada para pasien &a.&a yang dapat #e#per"erat penyakit1 &a.&a yang &ar!s di&indarkan dan "agai#ana cara peng$"atan dengan "aik% 3% Pencega&an a% R$k$k1 #er$k$k &ar!s di&entikan #eskip!n s!kar%Peny!!&an dan !sa&a yang $pti#a &ar!s diak!kan "% Meng&indari ingk!ngan p$!si1 se"aiknya diak!kan peny!!&an secara "erkaa pada peker8a pa"rik1 ter!ta#a pada pa"rik.pa"rik yang #enge!arkan Cat.Cat p$!tan yang "er"a&aya ter&adap sa!ran naas% c% aksin1 dian8!rkan ,aksinasi !nt!k #encega& eksaser"asi1 ter!ta#a ter&adap in!enCa dan ineksi pne!#$k$k!s% <% Terapi Far#ak$$gi1 t!8!an !ta#a adaa& !nt!k #eng!rangi $"str!ksi 8aan naas yang #asi& #e#p!nyai k$#p$nen re,ersi"e #eskip!n sedikit% Ha ini dapat diak!kan dengan@ a% Pe#"erian Br$nk$diat$r1 ?$$ngan te$;in1 "iasanya di"erikan dengan d$sis 59.54 #g*kg BB per $ra dengan #e#per&atikan kadar te$;in daa# dara&% K$nsentrasi daa# dara& yang "aik antara 59.54#g*D% ?$$ngan ag$nis B31 "iasanya di"erikan secara aer$s$*ne"!iser% Eek sa#ping !ta#a adaa& tre#$r1tetapi #eng&iang dengan pe#"erian agak a#a% "% Pe#"erian K$rtik$ster$id1 pada "e"erapa pasien1 pe#"erian k$rtik$ster$id akan "er&asi #eng!rangi $"str!ksi sa!ran naas% Hins&a' dan M!rry #engan8!rkan !nt!k #enc$"a pe#"erian k$rtik$ster$id sea#a <./ #ingg!% Kaa! tidak ada resp$n "ar! di&entikan% c% Meng!rangi sekresi #!k!s Min!# c!k!p1 s!paya tidak de&idrasi dan #!k!s e"i& encer se&ingga !rine tetap k!ning p!cat% Ekspekt$ran1 yang sering dig!nakan iaa& giseri g!aiak$at1 kai!# y$dida1 dan a#$ni!# k$rida% Ne"!isasi dan &!#idi;kasi dengan !ap air #en!r!nkan
,isk$sitas dan #engencerkan sp!t!#% M!k$itik dapat dig!nakan asetisistein ata! "r$#&eksin% /% Fisi$terapi dan Re&a"iitasi1 t!8!an ;si$terapi dan re&a"iitasi adaa& #eningkatkan kapasitas !ngsi$na dan k!aitas &id!p dan #e#en!&i ke"!t!&an pasien dari segi s$cia1 e#$si$na dan ,$kasi$na% Pr$gra# ;si$terapi yang diaksanakan "erg!na !nt!k @ a% Menge!arkan #!k!s dari sa!ran naas% "% Me#per"aiki e;siensi ,entiasi% c% Me#per"aiki dan #eningkatkan kek!atan ;sis 4% Pe#"erian 3 daa# 8angka pan8ang1 akan #e#per"aiki e#;se#a disertai kenaikan t$eransi ati&an% Biasanya di"erikan pada pasien &ip$ksia yang ti#"! pada 'akt! tid!r ata! 'akt! ati&an% Men!r!t Make1 pe#"erian 3 sea#a 56 8a#*&ari akan #e#p!nyai &asi e"i& "aik dari pada pe#"erian 53 8a#*&ari% Pemer&ksaan Penunjang
5% Pe#eriksan radi$$gis1 pe#eriksaan $t$ dada sangat #e#"ant! daa# #enegakkan diagn$sis dan #enyingkirkan penyakit.penyakit ain% F$t$ dada pada e#;se#a par! terdapat d!a "ent!k keainan1 yait!@ a% ?a#"aran de;siensi arter ,erinasi1 teri&at diarag#a yang renda& dan datar1kadang.kadang teri&at k$nka% ig$e#ia1 penye#pitan pe#"!!& dara& p!#$na dan pena#"a&an c$rakan kedista% "% +$rakan par! yang "erta#"a&1 sering terdapat pada k$r p!#$na1 e#;se#a sentri$"!ar dan "!e "$aters% ,erinasi tidak "egit! &e"at% 3% Pe#eriksaan !ngsi par!1 pada e#;se#a par! kapasitas di!si #en!r!n karena per#!kaan a,e$i !nt!k di!si "erk!rang% <% Anaisis ?as -ara&entiasi1 yang &a#pir adek!at #asi& sering dapat diperta&ankan $e& pasien e#,ise#a par!% Se&ingga Pa+3 renda& ata! n$r#a%Sat!rasi &e#$g$"in pasien &a#pir #enc!k!pi% /% Pe#eriksaan EK?1 Keainan EK? yang paing dini adaa& r$tasi c$ck 'ise 8ant!ng% Bia s!da& terdapat k$r p!#$na terdapat de;asi aksis ke kanan dan P.p!#$na pada &antaran II1 III1 dan aF%$tase RS renda&%-i 5 rasi$ R*S e"i& dari 5 dan di 2 rasi$ R*S k!rang dari 5% a)
Sinar J dada@ dapat #enyatakan &iperinasi par!.par! #endatarnya diarag#a
peningkatan area !dara retr$sterna pen!r!nan tanda ,ask!arisasi*"!a (e#;se#a) peningkatan tanda "r$nk$,ask!er ("r$nkitis)1 &asi n$r#a sea#a peri$de re#isi (as#a)% ")
Tes !ngsi par!@ diak!kan !nt!k #enent!kan penye"a" dispnea1 !nt!k
#enent!kan apaka& !ngsi a"n$r#a adaa& $"str!ksi ata! restriksi1 !nt!k
#e#perkirakan dera8at dis!ngsi dan !nt!k #enge,a!asi eek terapi1 #isanya "r$nk$diat$r% c)
TD+@ peningkatan pada !asnya "r$nkitis dan kadang.kadang pada as#a
pen!r!nan e#;se#a% d)
Kapasitas inspirasi@ #en!r!n pada e#;se#a%
e)
$!#e resid!@ #eningkat pada e#;se#a1 "r$nkitis kr$nis1 dan as#a%
)
FE5*F+@ rasi$ ,$!#e ekspirasi k!at dengan kapasitas ,ita k!at #en!r!n pada
"r$nkitis dan as#a% g)
?-A@ #e#perkirakan pr$gresi pr$ses penyakit kr$nis% Br$nk$gra#@ dapat
#en!n8!kkan diatasi siindris "r$nk!s pada inspirasi1 k$aps "r$nkia pada ekspirasi k!at (e#;se#a) pe#"esaran d!kt!s #!k$sa yang teri&at pada "r$nc&itis% &)
=-D dan dierensia@ &e#$g$"in #eningkat (e#;se#a !as)1 peningkatan
e$sin$; (as#a)% i)
Ki#ia dara&@ Aa 5.antitripsin diak!kan !nt!k #eyakinkan de;siensi dan
diagn$sa e#;se#a pri#er% 8)
Sp!t!#@ k!t!r !nt!k #enent!kan adanya ineksi1 #engidenti;kasi pat$gen
pe#eriksaan sit$itik !nt!k #engeta&!i keganasan ata! gangg!an aergi% k)
EK?@ de,iasi aksis kanan1 peninggian ge$#"ang P (as#a "erat) disrit#ia atria
("r$nkitis)1 peninggian ge$#"ang P pada ead II1 III1 AF ("r$nkitis1 e#;se#a) aksis ,ertika RS (e#;se#a)% )
EK? ati&an1 tes stres@ #e#"ant! daa# #engka8i dera8at dis!ngsi par!1
#enge,a!asi keeektian terapi "r$nk$diat$r1 perencanaan*e,a!asi pr$gra# ati&an% BAB 3 A$UHAN KEPERA+ATAN PADA KL"EN DEN,AN EM-"$EMA D& seuah Rumah $ak&t /& $uraa0a Tanggal Pengkaj&an 12 N'ener 21 "/ent&tas Kl&en
Na#a @ T!an A TTD @ 57*55*5679 =enis Kea#in @ Daki.aki U#!r @ /9 ta&!n1 4 &ari Peker8aan @ B!r!& "ang!nan Na#a Aya&* I"! @ Tn% M (A#) * Ny%M
#am 11.3 +"B
Peker8aan Istri @ I"! r!#a& tangga Aa#at @ =% Kedinding 7:1 S!ra"aya Aga#a @ Isa# S!k! "angsa @ =a'a Pendidikan terak&ir @ SPendidikan terak&ir Istri @ S-iagn$sa @ E#;se#a 3.1. R&4a0at $ak&t /an Kesehatan
5% 1.
Keluhan Utama @ sesak napas%
3% 2.
R&4a0at Pen0ak&t $ekarang @
T!an A tingga "ersa#a istri dan d!a anaknya% T!an A #enge!& sesak napas1 "at!k1 dan nyeri di daera& dada se"ea& kanan pada saat "ernaas% Banyak sekret ke!ar ketika "at!k1 "er'arna k!ning kenta% T!an A ta#pak ke"ir!an pada daera& "i"ir dan dasar k!k!% T!an A #erasakan sedikit nyeri pada dada% T!an A cepat #erasa ea& saat #eak!kan akti,itas% 3.
R&4a0at Pen0ak&t /ahulu
T!an A sea#a < ta&!n terak&ir #engaa#i "at!k pr$d!kti dan perna& #enderita pne!#$nia . R&4a0at Keluarga
Tidak Ada
3.2. 5seras& /an Pemer&ksaan -&s&k 1.
Kea/aan Umum Ba&k6 Kesa/aran K'm('s Ment&s
2.
Tan/a7Tan/a 8&tal
S
@ <71/9+
N
@593 J*#nt
T-
@5<9*:9 ##Hg
RR
@ <9 J*#nt
3.3. Re&e4 '! $0stem 1. Perna!asan B1 9reath:
Bent!k dada @ "arre c&est
P$a naas @ tidak terat!r S!ara napas @ #engi Bat!k @ ya1 ada sekret Retraksi $t$t "ant! napas @ ada Aat "ant! pernapasan @ 3 #asker 2 p# 2. Kar/&'askular B2 9l''/:
Ira#a 8ant!ng @ reg!ar S 51S3 t!ngga% Nyeri dada @ ada1 skaa 2 Akra @ e#"a" Tekanan dara&@ 5<9*:9 ##Hg (&ipertensi) Sat!rasi H" 3 @ &ip$ksia 3. Pers0ara!an B3 9ra&n:
Ke!&an p!sing (.) ?angg!an tid!r (.) . Perkem&han B 9la//er:
Ke"ersi&an @ n$r#a Bent!k aat kea#in @ n$r#a Uretra @ n$r#a ). Pen;ernaan B) 9'4el:
Nas! #akan @ an$reksi disertai #!a BB @ #en!r!n P$rsi #akan @ tidak &a"is1 < kai se&ari M!!t @ "ersi& M!k$sa @ e#"a" *. Muskul'skeletal<&ntegument B* 9'ne:
T!rg$r k!it @ Berkeringat Massa $t$t @ #en!r!n 3. Pengkaj&an Ps&k'l'g& /an $(&r&tual
Kien k$$perati1 tetap ra8in "eri"ada& dan #e#$&$n agar penyakitnya "isa dise#"!&kan% 3.) Pemer&ksaan Penunjang
a)
Sinar J dada@ Lray tangga 53 N$,e#"er dengan &iperinasi par!.par!
#endatarnya diarag#a peningkatan area !dara retr$sterna pen!r!nan tanda
,ask!arisasi*"!a (e#;se#a) peningkatan tanda "r$nk$,ask!er ("r$nkitis)1 &asi n$r#a sea#a peri$de re#isi (as#a)% Kesi#p!an @ e#;se#a par!% ")
p3 @ 74 ##Hg ( ↓)
c)
p+3 @ 49 ##Hg ( ↑)
d)
S< @ 5990
Anal&sa Data
N$
-ata
Eti$$gi
Masaa&
5%
-S@
.
Ineksi * pne!#$nia
?angg!an
Kien #enge!& sesak napas .
P$!si
pert!karan
-@
.
Usia
gas
a)
p3 @ 74 ##Hg (↓)
.
Ek$n$#i renda&
")
p+3 @ 49 ##Hg ( ↑)
.
Mer$k$k
c)
S< @ 5990 -e;siensi enCi# aa.5. antitripsin1 enCi# pr$tease
Ina#asi .
Eastisitas par!
#en!r!n .
-estr!ksi 8aringan
par!
Pee"aran r!ang !dara di daa# par! ("r$nk!s ter#ina #engge#"!ng)
+3 #eningkat * !dara terperangkap daa# par!
3%
-S @
.
Sesak
.
RR 39 J*#enit
.
+3
.
3
&iperkapnia &ip$ksia
Kien #enge!& "erat saat
tidak eekti
"ernapas
,angguan (ertukaran
- @
gas
.
P$a napas
Retraksi $t$t "ant!
napas .
RR @ <9 J*#enit
-estr!kti kapier par!
.
Pen!r!nan per!si 3
.Sian$sis <%
Pen!r!nan per!si 8aringan perier
Pen!r!nan ,entiasi /%
Peningkatan !paya #enangkap 3 -S @ Kien #enge!& adanya rasa pen!& di tengg$r$kan - @ .
Peningkatan RR Retraksi $t$t "ant! napas
Bersi&an 8aan napas tidak eekti
Pr$d!ksi sekret
#eningkat karena kien tidak "isa "at!k eekti% .
-ite#!kan s!ara
napas r$nc&i
-S @
P'la na(as t&/ak e!ekt&!
Sesak (dyspnea)
Nyeri dyspnea
Int$eransi
Kien sea! #enge!& keea&an dan e#as - .
RR #eningkat setea&
#eak!kan akti,itas .
akti,itas Reek "at!k #en!r!n Sekret terta&an
+epat ea& saat
"erakti,itas
R$nc&i
Per!si 8aringan perier #en!r!n entiasi #en!r!n
Upaya #enangkap 3 #eningkat
RR #eningkat Retraksi $t$t "ant! napas
Keea&an "nt'lerans& akt&&tas
3.* D&agn'sa Ke(era4atan
5% ?angg!an pert!karan gas "er&!"!ngan dengan ker!sakan a,e$i yang reversible% 3% P$a pernapasan "er&!"!ngan dengan ,entiasi a,e$i% <% Bersi&an 8aan naas tidak eekti "er&!"!ngan dengan adanya sekret% /% Int$eransi akti,itas "er&!"!ngan dengan ketidaksei#"angan antara ke"!t!&an dan
s!pai $ksigen%
3.= "NTER8EN$"
No. Diagnosa
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
1.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli yangreversible
1. Pertukaran gas pasien kembali normal . Tidak terjadi perubahan !ungsi pernapasan.
1. /jari pasien tentang teknik penghemata energi.
". Pasien bisa bernapas normal tanpa menggunakan otot tambahan pernapasan.
. 0antu pasien untuk mengidenti!ikasi tu tugas yang bisa diselesaikan.
#. Pasien tidak mengatakan nyeri saat bernapas. $. P%& ' P&' dan (&normal ). *akukan latihan pernapasan dalam dan tahan sebentar untuk membiarkan dia!ragma mengembangkan se+ara optimal.
1. Kolaborasi 2 3 0erikan oksigen s indikasi 3 0erikan penekan 4anti ansietas sedati atau narkotik5 deng hatihati sesuai indi
,. Posisikan pasien dengan posisi semi !o-ler agar pasien bisa melakukan respirasi dengan sempurna. . Kaji adanya nyeri dan tanda vital berhubungan dengan latihan yang diberikan. .
Pola pernapasan tidak e!ekti! berhubungan dengan ventilasi alveoli
1. Tidak terjadi perubahan dalam !rekuensi pola pernapasan.
1.
*atih pasien napas perlahanlahan' bernapas lebih e!ek
. Tekanan nadi 4!rekuensi' irama' k-alitas5 normal. ". Pasien memperlihatkan !rekuensi pernapasan
1. 6elaskan pada pasie bah-a dia dapat
yang e!ekti! dan mengalami perbaikan pertukaran gas pada paru.
mengatasi hiperven melalui kontrol pernapasan se+ara s . Kolaborasi2
#. Pasien menyatakan !aktor penyebab' jika mengetahui.
Pemberian obatobatan ses indikasi dokter 4e7. bronkodilator5
$. Pastikan pasien bah-a tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan. ). /lihkan perhatian pasien dari pemikiran tentang keadaan ansietas 4+emas5 dengan meminta pasien mempertahankan kontak mata dengan pera-at.
".
0ersihan jalan na!as tidak e!ekti! berhubungan dengan meningkatnya sekret atau produksi mukus.
8engatasi masalah ketidake!ekti!an jalan napas
(ekret en+er dan jalan napas bersih
1. 0erikan posisi yang nyaman 4!o-ler9 se !o-ler5
1. /njurkan untuk mi air hangat . 0antu klien untuk melakukan latihan e!ekti! bila memungkinkan ". *akukan su+tion bil diperlukan' batasi lamanya su+tion ku dari 1$ detik dan lakukan pemberian oksigen 1::; sebel melakukan su+tion
#. Pasien lebih nyama karena dapat memb kelan+aran pola na!asnya $. /ir hangat dapat mengen+erkan sekr ). 0atuk e!ekti! akan membantu mengeluarkan sekre ,. 6alan na!as bersih. #.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.
1. Pasien berna!as dengan e!ekti!. . 8engatasi masalah intoleransi aktivitas pada pasien 1. Pasien bisa mengidenti!ikasi kan !aktor!aktor yang 8enurunkan toleransi aktivitas. . Pasien memperlihatkan kemajuan' khususnya dalam hal mobilitas.
1.
1. /jarkan klien meto penghematan energi untuk akti!itas. uba posisi setiap samp jam . 8engakaji periode istirahat ". 8endapatkan tanda vital pasien normal'
baik saat istirahat ataupun setelah berakti!itas. #. 8asalah intoleransi aktivitas pada pasie dapat teratasi untuk mengukur tingkat9kualitas nye guna intervensi selanjutnya 3.> "m(lementas&
Dak!kan tindakan ses!ai dengan inter,ensi yang akan di"erikan% 3.?
Ealuas&
5% -iagn$sa 5 @ a% Pasien "isa "ernapas n$r#a tanpa #engg!nakan $t$t ta#"a&an pernapasan "% Pasien tidak #engatakan nyeri saat "ernapas% 3% -iagn$sa 3@ a% Pasien #e#peri&atkan rek!ensi pernapasan yang eekti dan #engaa#i per"aikan pert!karan gas pada par!% "% Pasien #enyatakan akt$r penye"a"1 8ika #engeta&!i% <% -iagn$sa <@ Sekret encer dan 8aan napas "ersi& /% -iagn$sa /@ a% Pasien "isa #engidenti;kasikan akt$r.akt$r yang #en!r!nkan t$eran
akti,itas%
"% Pasien #e#peri&atkan ke#a8!an k&!s!snya daa# &a #$"iitas% c% Pasien #e#peri&atkan t!r!nnya tanda.tanda 3.1
+5@ Em%sema
-WNDA- @ W+ EMFISEMA BAB """ PENUTUP 3.1 Kes&m(ulan
Kesi#p!an yang dapat ka#i a#"i dari pen8easan isi #akaa& diatas adaa& se"agai "erik!t @
5% E#p&yse#a (e#;se#a) adaa& penyakit par! kr$nis yang dicirikan $e& ker!sakan pada 8aringan par!1 se&ingga par! ke&iangan keeastisannya% ?e8aa !ta#anya adaa& penye#pitan ($"str!ksi) sa!ran napas1 karena kant!ng !dara di par! #enggee#"!ng secara "ere"i&an dan #engaa#i ker!sakan yang !as% 3% Terdapat < (tiga) 8enis e#;se#a !ta#a1 yang dikasi;kasikan "erdasarkan per!"a&an yang ter8adi daa# par!.par! @ PDE (Pan$"!ar E#p&yse#a*panacinar)1 +DE (Sentri$"!ar E#p&yse#a*sentr$acinar)1 E#;se#a Parasepta% <% As!&an kepera'atan pada penderita e#;se#a secara garis "esar adaa& #e#"ant! #en8aga kesei#"angan antara ke"!t!&an dan s!pai $ksigen kien%
3.2 $aran
Se"agai pera'at di&arapkan #a#p! !nt!k #eak!kan as!&an kepera'atan ter&adap penderita e#;se#a% Pera'at 8!ga &ar!s #a#p! "erperan se"agai pendidik% -aa# &a ini #eak!kan peny!!&an #engenai pentingnya &a.&a yang dapat #e#per"erat penyakit1 &a.&a yang &ar!s di&indarkan dan "agai#ana cara peng$"atan dengan "aik% DA-TAR PU$TAKA
Ba!gan1-%+O Hackey1=%+%3999% Kepera'atan Medika Beda&% =akarta @ E?+ B!k! A8ar I#! Penyakit -aa#% =iid II Baai Pener"it FKUI1 =akarta 3995 Mis1=$&nO D!ce1=$&n M%566<% ?a'at -ar!rat Par!.Par!%=akarta @ E?+ Per&i#p!nan -$kter Sepesiais Penyakit -aa# Ind$nesia% Edit$r Kepea @ Pr$%-r%H%Sa#et S!ry$n$ Spd1KE S$e#art$1R%566/% Ped$#an -iagn$sis dan Terapi%S!ra"aya @ RSU- -r%S$et$#$ N!r&ayati%3959%($nine)% &ttp@**ks!p$inter%c$#*3959*e#;se#a."isa.ti#"!kan.ke#atian% diakses pada tangga 54 N$,e#"er 3959 Fyree$r&ep%3959%($nine)% &ttp@**iestye%$keC$ne%c$#*read*3959*93*33*37*<92945*searc&%&t#% diakses pada tangga 54 N$,e#"er 3959 13959%($nine)%&ttp@**'''%s$t.k$%c$%cc*3959*59*e#;se#aQ92%&t#% diakses pada tangga 56 N$,e#"er 3959 &ttp@**n!C!!.kp96%'e"%!nair%ac%id*artikeQdetai.<443:.Kep039Respirasi.Askep 039E#;se#a%&t#
Minggu, 28 April 2013 ASKEP EMFISEMA PARU EMFISEMA A. Definisi
=m!isema Paru adalah penyakit Paru &bstrukti! Kronik. =m!isema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan 4obstruksi5 saluran napas' karena kantung udara di paru menggelembung se+ara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas. =m!isema dide!inisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. (uatu pelebaran kantung udara ke+il 4 alveoli5 di paruparu' yang disertai dengan kerusakan pada dindingnya. Klasi!ikasi =m!isema 0erdasarkan 8or!ologi2 1.
Centrilobural Emfisema (CLE)
Terdapat pelebaran dan kerusakan brokiolus respiratorius tertentu. Dinding bronkiolus terbuka dan menjadi membesar dan bersatu +enderung membentuk sebuah ruangan bersamaan dengan membesarnya dinding. %enderung tidak seluruh paru' namun lebih berat pada daerah atas. 2.
Panlobular Emfisema (PLE)
Pembesaran lebih seragam dan perusakan alveoli dalam asinus paruparu' 0iasanya lebih di!us dan lebih berat pada paruparu ba-ah. Ditemukan pada orang tua yang tidak ada tanda bron+hitis kronis atau gangguan 1 antitripsinα!ungsi paru. Khas ditemukan pada orang dengan de!isiensi homo>igot. B. Etiologi 1.
o!o!
(e+ara patologis rokok dapat menyebabkan gangguan pergerakkan silia pada jalan napas' menghambat !ungsi makro!ag alveolar' menyebabkan hipertro!i dan hiperplasi kelenjar mu+us bronkus. Gangguan pada silia' !ungsi makro!ag alveolar mempermudah terjadinya perdangan pada bronkus dan bronkiolus' serta in!eksi pada paruparu. Peradangan bronkus dan bronkiolus akan mengakibatkan obstruksi jalan napas' dinding bronkiolus melemah dan alveoli pe+ah Disamping itu' merokok akan merangsang leukosit polimor!onuklear melepaskan en>im protease 4proteolitik5' dan menginakti!asi antiprotease 4/l!a1 anti tripsin5' sehingga terjadi ketidakseimbangan antara akti!itas keduanya 2.
Polusi
Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan terjadinya em!isema. Insidensi dan angka kematian em!isema dapat lebih tinggi di daerah yang padat industrialisasi. Polusi udara seperti halnya asap tembakau juga menyebabkan gangguan pada silia' menghambat !ungsi makro!ag alveolar ".
Infe!si
In!eksi saluran napas akan menyebabkan kerusakan paru lebih berat. Penyakit in!eksi saluran napas seperti
pneumonia' bronkiolitis akut' asma bronkiale' dapat mengarah pada obstruksi jalan napas' yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya em!isema #.
Fa!tor geneti$
De!isiensi /l!a1 anti tripsin. %ara yang tepat bagaimana de!isiensi antitripsin dapat menimbulkan em!isema masih belum jelas. %.
&bstru!si 'alan naas
=m!isema terjadi karena tertutupnya lumen bronkus atau bronkiolus' sehingga terjadi mekanisme ventil.
Karena dinding alveoli terus mengalami kerusakan' area permukaan alveolar yang kontak langsung dengan kapiler paru se+ara kontinu berkurang' menyebabkan peningkatan ruang rugi 4area paru dimana tidak ada pertukaran gas yang dapat terjadi5 dan mengakibatkan kerusakan di!usi oksigen sehingga mengakibatkan hipoksemia. Pada tahap akhir penyakit' eliminasi karbon dioksida mengalami kerusakan' mengakibatkan peningkatan tekanan karbon dioksida dalam darah arteri dan menyebabkan asidosis respiratoris. (ekresi meningkat dan tertahan menyebabakan individu tidak mampu untuk membangkitkan batuk yang kuat untuk mengeluarkan sekresi. In!eksi akut dan kronis dengan demikian menetap dalam paruparu yang mengalami em!isema.
D. Manifestasi linis 1. • •
elu*an +an ,e'ala
Pada a-al gejalanya serupa dengan bronkhitis Kronis Napas terengahengah disertai dengan suara seperti peluit
•
Dada berbentuk seperti tong' otot leher tampak menonjol' penderita sampai membungkuk
•
0ibir tampak kebiruan
•
0erat badan menurun akibat na!su makan menurun
•
0atuk menahun
2.
Pemeri!saan +iagnosti!
a.
ontgen +a+a
8enunjukkan hiperin!lasi' pendataran dia!ragama' pelebaran margin inter+osta' dan jantung normal. a.
Sirometri
Pemeriksaan !ungsi pulmonary' biasanya menunjukkan peningkatan kapasitas paru total dan volume residual' penurunan dalam kapsitas vital dan volume ekspirasi kuat b.
Pemeri!saan gas-gas +ara* arteri
Dapat menunjukkan hipoksia ringan dengan hiperkapnia.
E. Penatala!sanaan
•
• •
• •
•
•
•
Penatalaksanaan =m!isema Paru dilakukan se+ara berkesinambungan untuk men+egah timbulnya penyulit' meliputi2 =dukasi' yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk mengenali gejala dan !aktor!aktor pen+etus kekambuhan =m!isema Paru. (edapat mungkin menghindari paparan !aktor!aktor pen+etus. ?ehabilitasi medik untuk mengoptimalkan !ungsi pernapasan dan men+egah kekambuhan' diantaranya dengan olah raga sesuai usia dan kemampuan' istirahat dalam jumlah yang +ukup' makan makanan bergi>i. &ksigenasi 4terapi oksigen5 &batobat bronkodilator dan mukolitik agar dahak mudah dikeluarkan.
Terapi /erosol /erosolisasi dari bronkodilator salin dan mukolitik sering kali digunakan untuk membantu dalam bronkodilatasi. /erosol yang dinebuliser menghilangkan brokospasme' menurunkan edema mukosa' dan mengen+erkan sekresi bron+hial. Hal ini memudahkan proses pembersihan bronkiolus' membantu mengendalikan proses in!lamasi' dan memperbaiki !ungsi ventilasi Pengobatan In!eksi Pasien dengan em!isema rentan terjadap in!eksi paru dan harus diobati pada saat a-al timbulnya tandatanda in!eksi. Terapi antimikroba dengan tetrasiklin' ampisilin' amoksisilin' atau trimetroprimsul!ameto7a>ol biasanya diresepkan. Kortikosteroid Digunakan setelah tindakan lain untuk melebarkan bronkiolus dan membuang sekresi. Prednison biasanya diresepkan.
F. Prognosis Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang bergantung pada umur dan gejala klinis -aktu berobat. Penderita yang berumur kurang dari $: tahun dengan 2 (esak ringan' $ tahun kemudian akan terlihat ada perbaikan. • (esak sedang' $ tahun kemudian # ; penderita akan sesak lebih berat dan meninggal. •
AS/A0 EPEAAA0 PADA PASIE0 EMFISEMA A. Peng!a'ian 1. A!ti3itas4Istira*at Gejala 2 Keletihan' kelelahan' malaise • Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas seharihari karena sulit bernapas •
Ketidakmampuan untuk tidur' perlu tidur dalam posisi duduk tinggi Dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau latihan • Tanda 2 Keletihan' gelisah' insomnia • Kelemahan umum9kehilangan massa otot • 2. Sir!ulasi Gejala 2 Pembengkakan pada ekstremitas ba-ah Tanda 2 Peningkatan tekanan darah' peningkatan !rekuensi jantung9takikardia berat' disritmia' distensi • vena leher =dema dependen' tidak berhubungan dengan penyakit jantung • 0unyi jantung redup 4yang berhubungan dengan peningkatan diameter /P dada5 • @arna kulit9membran mukosa2 normal atau abuabu9sianosis • Pu+at dapat menunjukkan anemia • •
". Ma!anan4Cairan Gejala 2 8ual9muntah' na!su makan buruk9anoreksia 4em!isema5 • Ketidakmampuan untuk makan karena distres pernapasan • Penurunan berat badan menetap 4em!isema5' peningkatan berat badan menunjukkan edema •
• • •
4bronkitis5 Tanda 2 Turgor kulit buruk' edema dependen 0erkeringat' penuruna berat badan' penurunan massa otot9lemak subkutan 4em!isema5 Palpitasi abdominal dapat menyebabkan hepatomegali 4bronkitis5
#. /5giene Gejala 2 Penurunan kemampuan9peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas seharihari Tanda 2 Kebersihan' buruk' bau badan %. Pernafasan Gejala 2 Na!as pendek 4timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada em!isema5 • • • •
•
khususnya pada kerja' +ua+a atau episode berulangnya sulit na!as 4asma5' rasa dada tertekan' Ketidakmampuan untuk berna!as 4asma5 A*apar udaraB kronis 0entuk menetap dengan produksi sputum setiap hari 4terutama pada saat bangun5 selama minimum " bulan berturutturut tiap tahun sedikitnya tahun. Produksi sputum 4hijau' putih dan kuning5 dapat banyak sekali 4bronkitis kronis5 =pisode batuk hilang timbul biasanya tidak produkti! pada tahap dini meskipun dapat terjadi produkti! 4em!isema5
•
• •
• • •
?i-ayat pneumonia berulang2 pada polusi kimia9iritan perna!asan dalam jangka panjang 4mis.' rokok sigaret5 atau debu9asap 4mis.' abses' debu a tau batu bara' serbuk gergaji5 Caktor keluarga dan keturunan' mis.' de!isiensi al!aanti tripsin 4em!isema5 Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus Tanda 2 Perna!asan2 biasanya +epat' dapat lambat' penggunaan otot bantu pernapasan Dada2 hiperin!lasi dengan peninggian diameter /P' gerakan dia!ragma minimal 0unyi na!as2 mungkin redup dengan ekspirasi mengi 4em!isema5 menyebar' lembut atau
krekels' ronki' mengi sepanjang area paru. Perkusi2 hiperesonan pada area paru • @arna2 pu+at dengan sianosis bibir dan dasar kuku. • 6. eamanan Gejala 2 ?i-ayat reaksi alergi atau sensiti! terhadap >at9!aktor lingkungan • /danya9berulangnya in!eksi • Kemerahan9berkeringat 4asma5 • 7. Se!sualitas Gejala 2 Penurunan libido 8. Intera!si sosial Gejala 2 Hubungan ketergantungan' kurang sistem pendukung' membaik9penyakit lama Tanda 2 Ketidakmampuan untuk9membuat mempertahankan suara perna!asan • Keterbatasan mobilitas !isik' kelainan dengan anggota keluarga lalu. •
ketidakmampuan
9. Pen5ulu*an4Pembela'aran Gejala 2 Penggunaan9penyalahgunaan obat pernapasan' kesulitan menghentikan merokok' penggunaan alkohol se+ara teratur' kegagalan untuk membaik. B. Diagnosa eera:atan Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasiper!usi. • 0ersihan jalan na!as tidak e!ekti! yang berhubungan dengan¬ bronkokontriksi' peningkatan •
•
• •
•
produksi lendir' batuk tidak e!ekti!' dan in!eksi bronkopulmonal. Pola pernapasan tidak e!ekti! yang berhubungan dengan napas pendek' lendir' bronkokonstriksi' dan iritan jalan napas. De!isit pera-atan diri yang berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insu!isiensi ventilasi dan oksigenasi. Intoleran aktivitas akibat keletihan' hipoksemia' dan pola pernapasan tidak e!ekti!. Koping individu tidak e!ekti! yang berhubungan dengan kurang sosialisasi' ansietas' depresi' tingkat aktivitas rendah' dan ketidakmampuan untuk bekerja. De!isit pengetahuan tentang prosedur pera-atan diri yang akan dilakukan di rumah.
C. Inter3ensi eera:atan 1. erusa!an ertu!aran gas 5ang ber*ubungan +engan !eti+a!samaan 3entilasi-erfusi. Tujuan2 Perbaikan dalam pertukaran gas. ?en+ana Tindakan2 a. 0erikan bronkodilator sesuai yang diresepkan. b. =valuasi tindakan nebuliser' inhaler dosis terukur' atau IPP0. +. Instruksikan dan berikan dorongan pada pasien pada pernapasan dia!ragmatik dan batuk e!ekti!. d. 0erikan oksigen dengan metode yang diharuskan. ?asional2 a. 0ronkodilator mendilatasi jalan napas dan membantu mela-an edema mukosa bron+hial dan spasme mus+ular. b. 8engkombinasikan medikasi dengan aerosoli>ed bronkodsilator nebulisasi biasanya digunakan untuk mengendalikan bronkokonstriksi. +. Teknik ini memperbaiki ventilasi dengan membuka jalan napas dan membersihkan jalan napas dari sputum. Pertukaran gas diperbaiki. d. &ksigen akan memperbaiki hipoksemia. =valuasi2 a. 8engungkapkan pentingnya bronkodilator. b. 8elaporkan penurunan dispnea +. 8enunjukkan perbaikan dalam laju aliran ekspirasi. d. 8enunjukkan gasgas darah arteri yang normal. 2. Bersi*an 'alan nafas ti+a! efe!tif 5ang ber*ubungan +engan bron!o!ontri!si; ening!atan ro+u!si len+ir; batu! ti+a! efe!tif; +an infe!si bron!oulmonal. Tujuan 2 Pen+apaian klirens jalan napas. ?en+ana Tindakan 2 a. 0eri pasien ) gelas +airan9hari' ke+uali terdapat kor pulmonal. b. /jarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan dia!ragmaik dan batuk. +. 0antu dalam pemberian tindakan nebuliser' inhaler' atau IPP0. d. *akukan drainage postural dengan perkusi dan vibrasi pada pagi hari dan malam hari sesuai yang diharuskan. e. Instruksikan pasien untuk menghindari iritan' seperti asap rokok' aerosol' da n asap pembakaran. !. 0erikan antibiotik sesuai yang diresepkan. ?asional 2 a. Hidrasi sistemik menjaga sekresi tetap lembab dan memudahkan untuk pengeluaran. b. Teknik ini akan membantu memperbaiki ventilasi dan untuk menghasilkan sekresi tanpa harus menyebabakan sesak napas dan keletihan. +. Tindakan ini menambahakan air ke dalam per+abangan bron+hial dan pada sputum menurunkan kekentalannya' sehingga memudahkan evakuasi sekresi. d. 8enggunakan gaya gravitasi untuk membantu membangkitkan sekresi sehingga sekresi dapat lebih mudah dibatukkan atau diisap.
e. !. a. b. +. ".
a. b. +. a. b. +. a. b. +.
Iritan bronkial menyebabkan bronkokonstriksi dan meningkatkan pembentukan lendir' yang kemudian mengganggu klirens jalan napas. /ntibiotik mungkin diresepkan untuk men+egah atau mengatasi in!eksi. =valuasi 2 8engungkapkan pentingnya untuk minum ) gelas per hari. 0atuk berkurang. 6alan napas kembali e!ekti!. Pola ernaasan ti+a! efe!tif 5ang ber*ubungan +engan naas en+e!; len+ir; bron!o!onstri!si; +an iritan 'alan naas. Tujuan 2 perbaikan dalam pola pernapasan. ?en+ana Tindakan 2 /jarkan pasien pernapasan dia!ragmatik dan pernapasan bibir dirapatkan. 0erikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dengan periode istirahat. 0erikan dorongan penggunaan pelatihan otototot pernapasan jika diharuskan. ?asional 2 8embantu pasien memperpanjang -aktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernapas lebih e!isien dan e!ekti!. 8emberikan jeda aktivias akan memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan. 8enguatkan dan mengkoordinasiakn otototot pernapasan. =valuasi 2 8elatih pernapasan bibir dirapatkan dan dia!ragmatik serta menggunakannya ketika sesak napas dan saat melakukan aktivitas. 8emperlihatkan tandatanda penurunan upaya bernapas dan membuat jarak dalam aktivitas 8enggunakan pelatihan otototot inspirasi' seperti yang diharuskan.
#. Defisit era:atan +iri 5ang ber*ubungan +engan !eleti*an se!un+er a!ibat ening!atan ua5a ernaasan +an insufisiensi 3entilasi +an o!sigenasi. Tujuan 2 kemandirian dalam aktivitas pera-atn diri. ?en+ana Tindakan 2 a. /jarkan pasien untuk mengkoordinasikan pernapasan dia!ragmatik dengan aktivitas. b. 0erikan pasien dorongan untuk mulai mandi sendiri' berpakaian sendiri' berjalan. +. /jarkan tentang drainase postural bila memungkinkan. ?asional 2 a. /kan memungkinkan pasien untuk lebih akti! dan untuk menghindari keletihan yang berlebihan atau dispnea selama aktivitas. b. (ejalan dengan teratasinya kondisi' pasien akan mampu melakukan lebih banyak namun perlu didorong untuk menghindari peningkatan ketergantungan. +. 8emberikan dorongan pada pasien untuk terlibat dalam pera-tan dirinya.
a. b. +. %.
a. b.
=valuasi 2 8enggunakan pernapasan terkontrol ketika beraktivitas. 8enguraikan strategi penghematan energi. 8elakukan aktivitas pera-atan diri seperti sebelumnya. Intoleran a!ti3itas a!ibat !eleti*an; *io!semia; +an ola ernaasan ti+a! efe!tif. Tujuan2 perbaikan dalam toleran aktivitas. ?en+ana Tindakan2 Dukungan pasien dalam menegakkan regimen latihan teratur ?asional2 &tototot yang mengalami kontaminasi membutuhkan lebih banyak oksigen dan memberikan beban tambahan pada paruparu. 8elalui latihan yang teratur' kelompok otot menjadi lebih terkondisi. =valuasi2 8elakukan aktivitas dengan napas pendek lebih sedikit. 0erjalan se+ara bertahap meningkatkan -aktu dan jarak berjalan untuk memperbaiki kondisi !isik.
6. oing in+i3i+u ti+a! efe!tif 5ang ber*ubungan +engan !urang sosialisasi; ansietas; +eresi; ting!at a!ti3itas ren+a*; +an !eti+a!mamuan untu! be!er'a. Tujuan2 pen+apaian tingkat koping yang optimal. ?en+ana Tindakan2 a. 8engadopsi sikap yang penuh harapan dan memberikan semangat yang ditujukan kepada pasien. b. Dorongan aktivitas sampai tingkat toleransi gejala. +. /jarkan teknik relaksasi atau berikan rekaman untuk relaksasi bagi pasien. ?asional2 a. (uatu perasaan harapan akan memberikan pasien sesuatu yang dapat dikerjakan. b. /ktivitas mengurangi ketegangan dan mengurangi tingkat dispnea sejalan dengan pasien menjadi terkondisi. +. ?elaksasi mengurangi stres dan ansietas dan membantu pasien untuk mengatasi ketidakmampuannya. =valuasi 2 a. 8engekspresikan minat di masa depan 8endiskusikan aktivitas dan metode yang dapat dilakukan untuk menghilangkan sesak napas. b. 8enggunakan teknik relaksasi dengan sesuai. 7. Defisit engeta*uan tentang rose+ur era:atan +iri 5ang a!an +ila!u!an +i ruma* Tujuan2 kepatuhan dengan program terapeutik dan pera-atan di rumah ?en+ana Tindakan2 a. 0antu pasien mengerti tentang tujuantujuan jangka pendek dan jangka panjang. b. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok.
a. b.
a. b.
?asional2 Pasien harus mengetahui bah-a ada metoda dan ren+ana dimana ia memainkan peranan yang besar. /sap tembakau menyebabkan kerusakan pasti pada paru dan menghilangkan mekanisme proteksi paruparu. /liran udara terhambat dan kapasitas paru menurun. =valuasi2 8engerti tentang penyakitnya dan apa yang mempengarukinya. 0erhenti merokok. Diposkan oleh 0intang 0askoro di ::.:E Kirimkan Ini le-at =mail0logThisF 0erbagi ke T-itter0erbagi ke Ca+ebook0agikan ke Pinterest
&ttp@**"in"ask%"$gsp$t%c$#*395<*9/*askep.e#;se#a.par!%&t#
LAPORAN PENDAHULUAN EMFISEMA A. PE0,EIA0
8enurut 0runner (uddarth 4::5' =m!isema dide!inisikan sebagai distensi abnormal ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. Kondisi ini merupakan tahap akhir proses yang mengalami kemajuan dengan lambat selama beberapa tahun. Pada kenyataannya' ketika pasien mengalami gejala' !ungsi paru sering sudah mengalami kerusakan yang ireversibel. Dibarengi dengan bron+hitis obstruksi kronik' kondisi ini merupakan penyebab utama ke+a+atan. (edangkan merurut Doengoes 4:::5' =m!isema merupakan bentuk paling berat dari Penyakit Paru &bstrukti! 8enahun 4PP&85 yang dikarakteristikkan oleh in!lamasi berulang yang melukai dan akhirnya merusak dinding alveolar sehingga menyebabkan banyak bula 4ruang udara5 kolaps bronkiolus pada ekspirasi 4jebakan udara5. De!inisi em!isema menurut beberapa ahli 2 1. =m!isema merupakan keadaan dimana alveoli menjadi kaku mengembang dan terus menerus terisi udara -alaupun setelah ekspirasi 4Kus Irianto' ::#' hlm. 1)5. . =m!isema merupakan mor!ologik dide!isiensi sebagai pembesaran abnormal ruangruang udara distal dari bronkiolus terminal dengan desruksi dindingnya 4?obbins' 1EE#' hlm. $"5. ". =m!isema adalah penyakit obtrukti! kronik akibat kurangnya elastisitas paru dan luas permukaan alveoli 4%or-in' :::' hlm. #"$5. #. =mpisema adalah suatu perubahan anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya se+ara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminal' yang disertai kerusakan dinding alveolus atau perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus' duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar 4The /meri+an Thora+k so+iety 1E)5.
=m!isema merupakan gangguan pengembangan paruparu yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paruparu disertai destruksi jaringan. (esuai dengan de!inisi tersebut' maka dapat dikatakan bah-a' jika ditemukan kelainan berupa pelebaran ruang udara 4alveolus5 tanpa disertai adanya destruksi jaringan' maka itu Abukan termasuk em!isemaB. Namun' keadaan tersebut hanya sebagai overin!lation. =m!isema adalah jenis penyakit paru obstrukti! kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara 4alveoli5 di paruparu. /kibatnya' tubuh tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan. =m!isema membuat penderita sulit berna!as. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Penyebab paling umum adalah merokok. =m!isema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. /lveolus sendiri adalah gelembunggelembung yang terdapat dalam paruparu. Pada penderita em!isema' volume paru paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paruparu terperangkap didalamnya. /sap rokok dan kekurangan en>im al!a1 antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paruparu ini Terdapat " 4tiga5 jenis em!isema utama' yang diklasi!ikasikan berdasarkan perubahan yang terjadi dalam paruparu 2 15 P*= 4Panlobular =mphysema 9 pana+inar5 8erusak ruang udara pada seluruh asinus dan umumnya juga merusak paruparu bagian ba-ah. Terjadi kerusakan bronkus pernapasan' duktus alveolar' dan alveoli. 8erupakan bentuk mor!ologik yang lebih jarang' dimana alveolus yang terletak distal dari bronkhiolus terminalis mengalami pembesaran serta kerusakan se+ara merata. P*= ini mempunyai gambaran khas yaitu tersebar merata diseluruh paruparu. P*= juga ditemukan pada sekelompok ke+il penderita em!isema primer' Tetapi dapat juga dikaitkan dengan em!isema akibat usia tua dan bron+hitis kronik. Penyebab em!isema primer ini tidak diketahui' tetapi telah diketahui adanya devisiensi en>im al!a 1antitripsin./l!aantitripsin adalah anti protease. Diperkirakan al!aantitripsin sangat penting untuk perlindungan terhadap protease yang terbentuk se+ara alami 4%hernia+k dan +hernia+k' 1E"5. (emua ruang udara di dalam lobus sedikit banyak membesar' dengan sedikit penyakit in!lamasi. %iri khasnya yaitu memiliki dada yang hiperin!lasi dan ditandai oleh dispnea saat aktivitas' dan penurunan berat badan. Tipe ini sering disebut +entria+inar em!isema' sering kali timbul pada perokok. 5 %*= 4(entrilobular =mphysema9sentroa+inar5
Perubahan patologi terutama terjadi pada pusat lobus sekunder' dan peri!er dari asinus tetap baik. 8erupakan tipe yang sering mun+ul dan memperlihatkan kerusakan bronkhiolus' biasanya pada daerah paruparu atas. In!lamasi merambah sampai bronkhiolus tetapi biasanya kantung alveolus tetap bersisa. %*= ini se+ara selekti! hanya menyerang bagian bronkhiolus respiratorius. Dindingdinding mulai berlubang' membesar' bergabung dan akhirnya +enderung menjadi satu ruang. Penyakit ini sering kali lebih berat menyerang bagian atas paruparu' tapi +enderung menyebar tidak merata. (eringkali terjadi keka+auan rasio per!usiventilasi' yang menimbulkan hipoksia' hiperkapnia 4peningkatan %& dalam darah arteri5' polisitemia' dan episode gagal jantung sebelah kanan. Kondisi mengarah pada sianosis' edema peri!er' dan gagal napas. %*= lebih banyak ditemukan pada pria' dan jarang ditemukan pada mereka yang tidak merokok 4(ylvia /. Pri+e 1EE$5. "5 =m!isema Paraseptal 8erusak alveoli lobus bagian ba-ah yang mengakibatkan isolasi blebs 4udara dalam alveoli5 sepanjang peri!er paruparu. Paraseptal em!isema diper+aya sebagai sebab dari pneumotorak spontan. P*= dan %*= sering kali ditandai dengan adanya bula tetapi dapat juga tidak. 0iasanya bula timbul akibat adanya penyumbatan katup pengatur bronkiolus. Pada -aktu inspirasi lumen bronkiolus melebar sehingga udara dapat mele-ati penyumbatan akibat penebalan mukosa dan banyaknya mukus. Tetapi se-aktu ekspirasi' lumen bronkiolus tersebut kembali menyempit' sehingga sumbatan dapat menghalangi keluarnya udara. B. EI&L&,I
8enurut 0runner (uddarth 4::5' merokok merupakan penyebab utama em!isema. /kan tetapi pada sedikit pasien 4dalam presentasi ke+il5 terdapat predisposisi !amiliar terhadap em!isema yang yang berkaitan dengan abnormalitas protein plasma' de!isiensi antitripsinalpha yang merupakan suatu en>im inhibitor. Tanpa en>im inhibitor ini' en>im tertentu akan menghan+urkan jaringan paru. Individu yang se+ara ganetik sensitive terhadap !aktor!aktor lingkungan 4merokok' polusi udara' agenagen in!eksius' dan alergen5 pada -aktunya akan mengalami gejalagejala obstrukti! kronik. (angat penting bah-a karier genetik ini harus diidenti!ikasikan untuk memungkinkan modi!ikasi !aktor!aktor lingkungan untuk menghambat atau men+egah timbulnya gejalagejala penyakit. Konseling genetik juga harus diberikan.
C. FA& PE0CES
0eberapa hal yang dapat menyebabkan em!isema paru yaitu 2 15 Caktor Genetik Caktor genetik mempunyai peran pada penyakit em!isema. Caktor genetik diataranya adalah atopi yang ditandai dengan adanya eosini!ilia atau peningkatan kadar imonoglobulin = 4Ig=5 serum' adanya hiper responsive bronkus' ri-ayat penyakit obstruksi paru pada keluarga' dan de!isiensi protein al!a J 1 anti tripsin. 5 Hipotesis =lastase/nti =lastase Didalam paru terdapat keseimbangan antara en>im proteolitik elastase dan anti elastase supaya tidak terjadi kerusakan jaringan.Perubahan keseimbangan menimbulkan jaringan elastik paru rusak. /rsitektur paru akan berubah dan timbul em!isema. "5 ?okok ?okok adalah penyebab utama timbulnya em!isema paru. ?okok se+ara patologis dapat menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan na!as' menghambat !ungsi makro!ag alveolar' menyebabkan hipertro!i dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia epitel skuamus saluran pernapasan. #5 In!eksi In!eksi saluran na!as akan menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejalanya lebih berat. Penyakit in!eksi saluran na!as seperti pneumonia' bronkiolitis akut dan asma bronkiale' dapat mengarah pada obstruksi jalan na!as' yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya em!isema. In!eksi pernapasan bagian atas pasien bronkitis kronik selalu menyebabkan in!eksi paru bagian dalam' serta menyebabkan kerusakan paru bertambah. 0akteri yang di isolasi paling banyak adalah haemophilus in!luen>ae dan strepto+o++us pneumoniae. $5 Polusi Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan em!isema. Insiden dan angka kematian em!isema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah yang padat industrialisasi' polusi udara seperti halnya asap tembakau' dapat menyebabkan gangguan pada silia menghambat !ungsi makro!ag alveolar. (ebagai !aktor penyebab penyakit' polusi tidak begitu besar pengaruhnya tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. )5 Caktor (osial =konomi =m!isema lebih banyak didapat pada golongan sosial ekonomi rendah' mungkin kerena perbedaan pola merokok' selain itu mungkin disebabkan !aktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
,5 Pengaruh usia 5 &bstruksi 6alan Na!as =m!isema terjadi karena tertutupnya lumen bronkus atau bronkiolus' sehingga terjadi mekanisme ventil.
8enurut
*e-is
merokok
dalam
jangka
-aktu yang
lama
dapat mengakibatkan gangguan langsung terhadap saluran perna!asan. Terjadinya iritasi merupakan e!ek dari menyebabkan hiperplasia pada
selsel paru dan
merokok yang bertambahnya sel
sel goblet' yang mana kemudian berakibat pada meningkatnya produksi sekret. 8erokok ju ga menyebabkan dilatasi saluran udara distal dengan
kerusakan dinding alveolus
4*e-is'
::: 2 )5. 8enurut
(melt>er
!aktor keluarga
merupakan salah
satu !aktor pendukung terjadinya em!isema berhubungan
dengan tidak
normalnya protein plasma' kekurangan /lpha 1antitipsin 4//T5 yang menghalangi kerja en>im protease' orangorang tertentu dapat mengalami de!is iensi alpha 1antitripsin yang diturunkan se+ara resisi! atosomal. 4(melt>er' :::2#$"5. 8enurut
%hernia+k'
A/lpha 1antitripsin
4//T5 adalah antiprotease' diperkirakan sangat penting untuk perlindungan terhadap proteas e yang
terbentuk se+ara
alami. Protease dihasilkan oleh bakteria' dan magro!ag se-aktu !agositosis berlangsung da n
mempunyai
kemampuan meme+ahkan elastin dan
makromolekul
lain
pada
jaringan paru. 8erokok dapat mengakibatkan respon peradangan sehingga menyebabkan pe lepasan en>im proteolitik
4proteose5. 0ersamaan dengan
itu oksidan pada
asap menghambat alpha 1antiripsinB 4 Pri+e dan *oraine' 1EE$ 2 )E5. =m!isema merupakan kelainan di mana terjadi kerusakan pada dinding alveolus yang akan menyebabkan overdistensi permanen ruang udara. Perjalanan udara akan tergangu akibat dari perubahan ini. Kerja na!as meningkat dikarenakan terjadinya kekurangan !ungsi jaringan paru paru untuk melakukan pertukaran & dan %&. Kesulitan selama ekspirasi pada em!isema
merupakan akibat dari adanya destruksi dinding 4septum5 di antara alveoli' jalan na!as kolaps sebagian' dan kehilangan elastisitas untuk mengerut atau re+oil. Pada saat alveoli dan septum kolaps' udara akan tertahan di antara ruang alveolus yang disebut blebs dan di antara parenkim paruparu yang disebut bullae. Proses ini akan menyebabkan peningkatan ventilatory pada dead spa+e atau area yang tidak mengalami pertukaran gas atau darah. =m!isema juga menyebabkan destruksi kapiler paruparu' selanjutnya terjadi penurunan per!usi & dan penurunan ventilasi. =m!isema masih dianggap normal jika sesuai dengan usia' tetapi jika hal ini timbul pada pasien yang berusia muda biasanya berhubungan dengan bronkhitis dan merokok. Penyempitan saluran na!as terjadi pada em!isema paru yaitu penyempitan saluran na!as ini disebabkan elastisitas paru yang berkurang. Penyebab dari elastisitas yang berkurang yaitu de!iensi /l!a 1anti tripsin. Dimana //T merupakan suatu protein yang menetralkan en>im proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan paru. Dengan demikian //T dapat melindungi paru dari kerusakan jaringan pada en>im proteolitik. Didalam paru terdapat keseimbangan paru antara en>im proteolitik elastase dan anti elastase supaya tidak terjadi kerusakan. Perubahan keseimbangan menimbulkan kerusakan jaringan elasti+ paru. /rsitektur paru akan berubah dan timbul em!isema. (umber elastase yang penting adalah pankreas. /sap rokok' polusi' dan in!eksi ini menyebabkan elastase bertambah banyak. (edang akti!itas system anti elastase menurun yaitu system al!a 1 protease inhibator terutama en>im al!a 1 anti tripsin 4al!a 1 globulin5. /kibatnya tidak ada lagi keseimbangan antara elastase dan anti elastase dan akan terjadi kerusakan jaringan elastin paru dan menimbulkan em!isema. (edangkan pada paruparu normal terjadi keseimbangan antara tekanan yang menarik jaringan paru keluar yaitu yang disebabkan tekanan intra pleural dan otototot dinding dada dengan tekanan yang menarik jaringan paru ke dalam yaitu elastisitas paru. Pada orang normal se-aktu terjadi ekspirasi maksimal' tekanan yang menarik jaringan paru akan berkurang sehingga saluran na!as bagian ba-ah paru akan tertutup. Pada pasien em!isema saluran na!as tersebut akan lebih +epat dan lebih banyak yang tertutup. %epatnya saluran na!as menutup serta dinding alveoli yang rusak' akan menyebabkan ventilasi dan per!usi yang tidak seimbang. Tergantung pada kerusakannya dapat terjadi alveoli dengan ventilasi kurang9tidak ada' akan tetapi per!usi baik sehingga penyebaran udara perna!asan maupun aliran darah ke alveoli tidak sama dan merata. (ehingga timbul hipoksia dan sesak na!as. =m!isema paru merupakan suatu pengembangan paru disertai perobekan alveolusalveolus yang tidak dapat pulih' dapat bersi!at menyeluruh atau terlokalisasi' mengenai sebagian atau seluruh paru. Pengisian udara berlebihan dengan obstruksi terjadi akibat dari obstrusi sebagian
yang mengenai suatu bronkus atau bronkiolus dimana pengeluaran udara dari dalam alveolus menjadi lebih sukar dari pemasukannya. Dalam keadaan demikian terjadi penimbunan udara yang bertambah di sebelah distal dari alveolus. E. PA/A<
F. MA0IFESASI LI0IS
=m!isema paru adalah suatu penyakit menahun' terjadi sedikit demi sedikit bertahunbertahun. 0iasanya mulai pada pasien perokok berumur 1$$ tahun. Pada umur $"$ tahun mulai timbul perubahan pada saluran na!as ke+il dan !ungsi paru.
#. Pada perkusi2 hiperesonans dan penurunan !remitus pada seluruh bidang paru. $. Pada auskultasi2 terdengar bunyi napas dengan krekels' ronki' dan perpanjangan ekspirasi ).
/noreksia' penurunan berat badan' dan kelemahan umum
,. Distensi vena leher selama ekspirasi. ,. PEMEISAA0 PE00=A0,
1. Pemeriksan radiologis' pemeriksaan !oto dada sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan menyingkirkan penyakitpenyakit lain. Coto dada pada em!isema paru terdapat dua bentuk kelainan' yaitu2 a.
Gambaran de!isiensi arter &verin!lasi' terlihat dia!ragma yang rendah dan datar'kadangkadang terlihat konka!. &ligoemia' penyempitan pembuluh darah pulmonal dan penambahan +orakan ked istal.
b.
%orakan paru yang bertambah' sering terdapat pada kor pulmonal' em!isema sentrilobular dan blue bloaters. &verin!lasi tidak begitu hebat.
.
Pemeriksaan !ungsi paru' pada em!isema paru kapasitas di!usi menurun karena permukaan alveoli untuk di!usi berkurang.
". /nalisis Gas Darahentilasi' yang hampir adekuat masih sering dapat dipertahankan oleh pasien emvisema paru. (ehingga Pa%& rendah atau normal.(aturasi hemoglobin pasien hampir men+ukupi. #. Pemeriksaan =KG' Kelainan =KG yang paling dini adalah rotasi +lo+k -ise jantung. 0ila sudah terdapat kor pulmonal terdapat de!iasi aksis ke kanan dan Ppulmonal pada hantaran II' III' dan aC.oltase L?( rendah.Di 1 rasio ?9( lebih dari 1 dan di ) rasio ?9( kurang dari 1. a5 (inar 7 dada2 dapat menyatakan hiperin!lasi paruparu mendatarnya dia!ragma peningkatan area udara retrosternal penurunan tanda vaskularisasi9bula 4em!isema5 peningkatan tanda bronkovaskuler 4bronkitis5' hasil normal selama periode remisi 4asma5. b5 Tes !ungsi paru2 dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea' untuk menentukan apakah !ungsi abnormal adalah obstruksi atau restriksi' untuk memperkirakan derajat dis!ungsi dan untuk mengevaluasi e!ek terapi' misalnya bronkodilator. +5 T*%2 peningkatan pada luasnya bronkitis dan kadangkadang pada asma penurunan em!isema. d5 Kapasitas inspirasi2 menurun pada em!isema. e5 olume residu2 meningkat pada em!isema' bronkitis kronis' dan asma.
!5
C=19C%2 rasio volume ekspirasi kuat dengan kapasitas vital kuat menurun pada bronkitis dan asma.
g5 GD/2 memperkirakan progresi proses penyakit kronis. 0ronkogram2 dapat menunjukkan dilatasi silindris bronkus pada inspirasi' kollaps bronkial pada ekspirasi kuat 4em!isema5 pembesaran duktus mukosa yang terlihat pada bron+hitis. h5 6D* dan di!erensial2 hemoglobin meningkat 4em!isema luas5' peningkatan eosino!il 4asma5. i5
Kimia darah2 /l!a 1antitripsin dilakukan untuk meyakinkan de!isiensi dan diagnosa em!isema primer.
j5
(putum2 kultur untuk menentukan adanya in!eksi' mengidenti!ikasi patogen pemeriksaan sitolitik untuk mengetahui keganasan atau gang guan alergi.
k5 =KG2 deviasi aksis kanan' peninggian gelombang P 4asma berat5 disritmia atrial 4bronkitis5' peninggian gelombang P pada lead II' III' /C 4bronkitis' em!isema5 aksis vertikal L?( 4em!isema5. l5
=KG latihan' tes stres2 membantu dalam mengkaji derajat dis!ungsi paru' mengevaluasi kee!ekti!an terapi bronkodilator' peren+anaan9evaluasi program latihan.
/. PE0AALASA0AA0 MEDIS DA0 PEAAA0
Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki kualitas hidup' untuk memperlambat kemajuan proses penyakit' dan untuk mengatasi obstruksi jalan na!as untuk menghilangkan hipoksia. 1. 0ronkodilator Digunakan untuk mendilatasi jalan na!as karena preparat ini mela-an baik edema mukosa maupun spasme muskular dan membantu baik dalam mengurangi obstruksi jalan na!as maupun dalam memperbaiki pertukaran gas. 8edikasi ini men+akup agonis bethaadrenergik 4metaproterenol' isoproterenol dan metil7antin 4teo!ilin' amino!ilin5' yang menghasilkan dilatasi bronkial melaui mekanisme yang berbeda.0ronkodilator mungkin diresepkan per oral' subkutan' intravena' per rektal atau inhalasi. 8edikasi inhalasi dapat diberikan melalui aerosol bertekanan' nebuliser balongenggam' nebuliser doronganpompa' inhaler dosis terukur' atau IPP0. . Terapi aerosol /erosolisasi 4proses membagi partikel menjadi serbuk yang sangat halus5 dari bronkodilator salin dan mukolitik sering kali digunakan untuk membantu dalam bronkodilatasi.
memudahkan proses pembersihan bronkiolus' membantu mengendalikan proses in!lamasi' dan memperbaiki !ungsi ventilasi. ". Pengobatan In!eksi Pasien dengan em!isema sangat rentan terhadap in!eksi paru dan harus diobati pada saat a-al timbulnya tandatanda in!eksi. S. Pneumonia, H. Influenzae, dan Branhamella catarrhalis adalah organisme yang paling umum pada in!eksi tersebut. Terapi antimikroba dengan tetrasiklin' ampisilin' amoksisilin' atautrimetroprimsul!ameto7a>ol 4ba+trim5 biasanya diresepkan. ?egimen antimikroba digunakan pada tanda pertama in!eksi perna!asan' seperti dibuktikan dengan sputum purulen' batuk meningkat' dan demam. #. Kortikosteroid Kortikosteroid menjadi kontroversial dalam pengobatan em!isema. Kortikosteroid digunakan setelah tindakan lain untuk melebarkan bronkiolus dan membuang sekresi. Prednison biasa diresepkan. Dosis disesuaikan untuk menjaga pasien pada dosis yang terendah mungkin. =!ek samping termasuk gangguan gastrointestinal dan peningkatan na!su makan. 6angka panjang' mungkin mengalami ulkus peptikum' osteoporosis' supresi adrenal' miopati steroid' dan pembentukan katarak. $. &ksigenasi Terapi oksigen dapat meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien dengan em!isema berat. Hipoksemia berat diatasi dengan konsentrasi oksigen rendah untuk meningkatkan Pa& hingga antara )$ J $ mmHg. Pada em!isema berat oksigen diberikan sedikitnya 1) jam per hari' dengan # jam per hari lebih baik. Penatalaksanaan em!isema paru terbagi atas2 15 Penyuluhan' 8enerangkan pada para pasien halhal yang dapat memperberat penyakit' halhal yang harus dihindarkan dan bagaimana +ara pengobatan dengan baik. 5 Pen+egahan a5 ?okok' merokok harus dihentikan meskipun sukar.Penyuluhan dan usaha yang optimal harus dilakukan b5 8enghindari lingkungan polusi' sebaiknya dilakukan penyuluhan se+ara berkala pada pekerja pabrik' terutama pada pabrikpabrik yang mengeluarkan >a t>at polutan yang berbahaya terhadap saluran na!as. +5 aksin' dianjurkan vaksinasi untuk men+egah eksaserbasi' terutama terhadap in!luen>a dan in!eksi pneumokokus.
"5 Cisioterapi dan ?ehabilitasi' tujuan !isioterapi dan rehabilitasi adalah meningkatkan kapasitas !ungsional dan kualitas hidup dan memenuhi kebutuhan pasien dari segi so+ial' emosional dan vokasional. Program !isioterapi yang dilaksanakan berguna untuk 2 a.
8engeluarkan mukus dari saluran na!as.
b. 8emperbaiki e!isiensi ventilasi. +.
8emperbaiki dan meningkatkan kekuatan !isis
#5 Pemberian & dalam jangka panjang' akan memperbaiki em!isema disertai kenaikan toleransi latihan. 0iasanya diberikan pada pasien hipoksia yang timbul pada -aktu tidur atau -aktu latihan. 8enurut 8ake' pemberian & selama 1E jam9hari akan mempunyai hasil lebih baik dari pada pemberian 1 jam9hari.
AS/A0 EPEAAA0 I.
PE0,A=IA0
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Datadata yang dikumpulkan atau dikaji meliputi 2 A. I+entitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama' umur' jenis kelamin' alamat rumah' agama' suku bangsa' status perka-inan' pendidikan terakhir' nomor registrasi' pekerjaan pasien' dan nama penanggungja-ab. B. i:a5at ese*atan 1. elu*an tama
Keluhan utama yang sering mun+ul pada pasien dengan penyakit em!isema bervariasi' antara lain2 sesak na!as' batuk' dan nyeri di daerah dada sebelah kanan pada saat berna!as. 0anyak sekeret keluar ketika batuk' ber-arna kuning kental' merasa +epat lelah ketika melakukan aktivitas. 2. i:a5at Pen5a!it Se!arang
Pasien dengan penyakit em!isema biasanya dia-ali dengan sesak na!as ' batuk' dan nyeri di daerah dada sebelah kanan pada saat berna!as' banyak se+ret keluar ketika batuk' se+ret ber-arna kuning kental ' merasa +epat lelah ketika melakukan aktivitas. ". i:a5at Pen5a!it Da*ulu
Perlu ditanyakan juga apakah pasien sebelumnya pernah menderita penyakit lain seperti T0 Paru' D8' /sma' Kanker'Pneumonia dan lainlain. Hal ini perlu diketahui untuk melihat ada tidaknya !aktor predisposisi. #. i:a5at Pen5a!it eluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama atau mungkin penyakitpenyakit lain yang mungkin dapat menyebabkan penyakit em!isema. C. ebutu*an Bio-Psi!o-Sosial-Siritual
1. 0erna!as Pasien umumnya
mengeluh
sekret. =pisode batuk hilang
sesak
dan
kesulitan
dalam
berna!as
timbul' biasanya tidak
karena
terdapat
produkti! pada
tahap dini' meskipun dapat menjadi produkti!. Caktor keluarga dan keturunan' misalnya de!isiensi alpha 1antitripsin penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus.
Tanda
2 Perna!asan biasanya +epat' dapat lambat 2 !ase ekspirasi memanjang dengan mendengkur' na!as bibir. Penggunaan otot bantu perna!asan' misalnya 2 meninggikan bahu' rekraksi !osa supra klavikula' melebarkan hidung.
Dada
2
Dapat terlihat hiperin!lasi dengan
peninggian diameter /P
4bentuk barrel5' atau perbandingan
diameter.
/P sama dengan diameter bilateral' gerakan dia!ragma minimal. 0unyi na!as 2 mungkin redup dengan ekspirasi mengi. Perkusi 2 Hipersonor pada area paru. @arna 2 klien dengan em!isema kadang disebut Apink pu!!erB karena -arna kulit normal' meskipun pertukaran gas tidak normal dan !reMuensi perna!asan +epat.
Taktil premitus melemah.
. 8akan dan 8inum &bservasi seberapa sering pasien makan dan seberapa banyak pasien menghabiskan makanan yang diberikan. 8inum seberapa banyak dan seberapa sering pasien minum. ". =liminasi &bservasi 0/0 dan 0/K pasien' bagaimana 0/0 atau 0/K nya normal atau bermasalah' seperti dalam hal -arna !eses 9urine' seberapa sering' seberapa banyak' +air atau pekat' ada darah tau tidak'dll. #. Gerak dan /ktivitas &bservasi apakah pasien masih mampu bergerak' melakukan aktivitas atau hanya duduk saja4aktivitas terbatas5. 0iasanya pasien dengan anemia mengalami kelemahan pada tubuhnya akibat kurangnya suplai oksigen ke jaringan tubuh. $. Istirahat dan tidur Kaji kebutuhan9kebiasaan tidur pasien apakah nyenyak9sering terbangun di selasela tidurnya. ). Kebersihan Diri Kaji bagaimana toiletingnya apakah mampu dilakukan sendiri atau harus dibantu oleh orang lain. 0erapa kali pasien mandi ,. Pengaturan suhu tubuh %ek suhu tubuh pasien' normal4")O",O%5' pireksia9demam4"O#:O%5' hiperpireksia #:O%Q ataupun hipertermi Q"$'$O%. . ?asa Nyaman &bservasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien. Pasien dengan penyakit em!isema biasanya mengalami sesak na!as' batuk' dan nyeri di daerah dada. E. ?asa /man
Kaji pasien apakah merasa +emas atau gelisah dengan sakitnya. 1:. (osialisasi dan Komunikasi &bservasi apakah pasien mampu berkomunikasi dengan keluarganya' seberapa besar dukungan keluarganya. 11. Prestasi dan Produktivitas Prestasi apa yang pernah diraih pasien selama pasien berada di bangku sekolah hingga saat usianya kini. 1. Ibadah Ketahui agama apa yang dianut pasien' kaji berapa kalipasien sembahyang' dll. 1". ?ekreasi &bservasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja meluangkan -aktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui teknik yang tepat saat depresi. 1#. Pengetahuan atau belajar (eberapa besar keingintahuan pasien untuk mengatasi mual yang dirasakan dan +aranya meningkatkan na!su makannya.Disinilah peran kita untuk memberikan H= yang tepat. D. Pemeri!saan Fisi!
1. ?ambut dan hygene kepala @arna rambut hitam' tidak berbau' rambut tumbuh subur' dan kulit kepala bersih. . 8ata 4 kanan9kiri 5 Posisi mata simetris' konjungtiva merah muda' skelera putih' dan p upil isokor' dan respon +ahaya baik. ". Hidung (imetris kiri dan kanan' tidak ada pembengkakkan' dan ber!ungsi dengan baik. #. 8ulut dan tenggorokan ?ongga normal' mukosa terlihat pe+ahpe+ah' tonsil tidak ada pembesaran. $. Telinga (imetris kiri dan kanan' tidak ada serumen' dan pendengaran tidak terganggu. ). *eher Kelenjer getah bening' sub mandibula' dan sekitar telinga tidak ada pembesaran. ,. Dada9 thorak a. Inspeksi
Pada klien dengan em!isema terlihat adanya peningkatan usaha dan !rekuensi pernapasan serta penggunaan otot bantu napas. Pada inspeksi' klien biasanya tampak mempunyai bentuk dada barrel chest 4akibat udara yang terperangkap5' penipisan massa otot' dan pernapasan dengan bibir dirapatkan. Pernapasan abnormal tidak e!ektik dan penggunaan otototot bantu napas 4sternokleidomastoideus5. Pada tahap lanjut' dispnea terjadi saat aktivitas bahkan pada aktivitas kehidupan seharihari seperti makan dan mandi. Pengkajian batuk produkti! dengan sputum purulen disertai demam mengindikasi adanya tanda pertama in!eksi pernapasan b. Palpasi Pada palpasi' ekspansi meningkat dan taktil !remitus biasanya menurun. +.
Perkusi Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan dia!ragma menurun.
d. /uskultasi (ering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan -hee>ing sesuai tingkat beratnya obstrukti! pada bronkhiolus. Pada pengkajian lain' didapatkan kadar oksigen yang rendah 4hipoksemia5 dan kadar karbondioksida yang tinggi 4hiperkapnea5 terjadi pada tahap lanjut penyakit. Pada -aktunya' bahkan gerakan ringan sekalipun seperti membungkuk untuk mengikatkan tali sepatu' mengakibatkan dispnea dan keletihan 4dispnea eksersional5. Paru yang mengalami em!isematosa tidak berkontraksi saat ekspirasi dan bronkhiolus tidak dikosongkan se+ara e!ekti! dari sekresi yang! dihasillkan. Klien rentan terhadap reaksi in!lamasi dan in!eksi akibat pengumpulan sekresi ini. (etelah in!eksi ini terjadi' klien mengalami mengi yang berkepanjangan saat ekspirasi. /noreksia' penurunan berat badan' dan kelemahan merupakan hal yang umum terjadi. ena jugularis mungkin mengalami distensi selama ekspirasi. . Kardiovaskular a. Irama jantung regular (1'( tunggal. b. Nyeri dada ada' biasanya skala ) dari 1: +. /kral lembab d. (aturasi Hb & hipoksia E. Persyara!an a. Keluhan pusing ada b. Gangguan tidur ada 1:. Perkemihan 0# 4bladder5 a. Kebersihan normal b. 0entuk alat kelamin normal
+.
1. /nalisa gas darah Pa &
2 rendah 4normal : J 1:: mmHg5
Pa %&
2 tinggi 4normal ") J ## mmHg5.
(aturasi hemoglobin menurun. =ritropoesis bertambah . (putum
2 Kultur untuk menentukan adanya in!eksi' mengidenti!ikasi patogen
". Tes fungsi paru 2
DIA,0&SA EPEAAA0
1. Ketidake!ekti!an pola napas De!inisi 2 inspirasi dan9atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat Berhubungan dengan :
. /nsietas . Posisi tubuh . De!ormitas tulang . De!ormitas dinding dada . Keletihan . Perventilasi . (indrom hipoventilasi . Gangguan muskuloskeletal . Kerusakan neurologis . Imaturitas neurologis . Dis!ungsi neuromuskular . &besitas
. Nyeri . Keletihan otot pernapasan . %edera medula spinalis Ditandai dengan :
. Perubahan kedalaman pernapasan . Perubahan ekskursi dada . 8engambil posisi tiga titik . 0radipnea . Penurunan tekanan ekspirasi . Penurunan tekanan inspirasi . Penurunan ventilasi semenit . Penurunan kapasitas vital . Dispnea . Peningkatan diameter anterior posterior . Pernapasan +uping hidung . &rtopnea . Case ekspirasi memanjang . Pernapasan bibir . Takipnea . Penggunaan otot aksesorius untuk pernapasan . Gangguan pertukaran gas De!inisi 2 kelebihan atau de!isit pada oksigenasi dan9atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolarkapiler Berhubungan dengan :
. Perubahan membran alveolarkapiler . entilasiper!usi Ditandai dengan
. PH darah arteri abnormal . pH arteri abnormal . pernapasan abnormal 4mis' ke+epatan' irama'kedalaman'5 . -arna kulit abnormal 4mis' pu+at' kehitaman5 . Kon!usi . (ianosis 4 pada neonatus saja5
. Penurunan karbon dioksida . Dia!oresis . Dispnea . (akit kepala saat bangun . Hiperkapnea . Hipoksemia . Hipoksia . Iritabilitas . Napas +uping hidung . Gelisah . (omnolen . Takikardia . Gangguan penglihatan ". Ketidakseimbangan nutrisi2 kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan:
. Ca+tor biologis . Ca+tor ekonomi . Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi utrient . Ketidakmampuan untuk men+erna makanan . Ketidakmampuan menelan makanan . Ca+tor psikologis Ditandai dengan2
. Kram abdomen . Nyeri abdomen . 8enghindari makan . 8erasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan . 8elaporkan perubahan sensasi rasa . 8elaporkan kurangnya makanan . 8erasa kenyang segera setelh mengigesti makanan . b!e"tif . Tidak tertarik untuk makan . Kerapuhan kapiler . Diare dan9atau steatore
. /danya bukti kekurangan makanan . Kehilangan rambut yang berlebihan . 0ising usus hiperakti! . Kurang in!ormasi' malin!ormasi . Kurangnya minat pada makanan . 8iskonsepsi . Konjungtiva dan membrane mukosa pu+at . Tonus otot buruk . *uka' rongga mulut in!lamasi . Kelemahan otot yang dibutuhkn untuk menelan atau mengunyah #.
Intoleran /ktivitas 0erhubungan dengan 2
.
Kelemahan umum
. Ketidakseimbangan antara suplai dam kebutuhan oksigen Ditandai dengan
. *aporan verbal tentang keletihan atau kelemahan . Crekuensi jantung atau respons TD terhadap aktivitas abnormal . ?asa tidak nyaman saat bergerak atau dipsnea . Perubahanperubahan =KG men+erminkan iskemiadistrimia
$. ?isiko tinggi terhadap in!eksi Caktor risiko 2
. Tidak adekuatnya pertahanan utama 4penurunan kerja silia' menetapnya sekret5 . Tidak adekuatnya imunitas 4kerusakan jaringan' peningkatan pemajanan pada lingkungan5 . Proses penyakit kronis . 8alnutrisi ). Koping individu ine!ekti! 0erhubungan dengan 2
. Krisis situasional9maturasional . Perubahan hidup beragam . ?elaksasi tidak adekuat . (istem pendukung tidak adekuat
. (edikit atau tak pernah olah raga . Nutrisi buruk . Harapan yang tak terpenuhi . Kerja berlebihan . Persepsi tidak realistik . 8etode koping tidak e!ekti! Ditandai dengan
. 8enyatakan ketidakmampuan untuk mengatasi dan meminta bantuan . Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan peran9kebutuhan dasar atau peme+ahan masalah . Perilaku merusak terhadap diri sendiri' makan berlebih' hilang napsu makan' merokok9minum berlebihan' +enderung melakukan penyalahgunaan alkoho l
. Kelemahan9insomia
kronik'
ketegangan
oto'
sering
sakit
kepala9leher'
kekuatiran9gelisah9+emas9tegangan emosi kronik' depresi. III.
a.
E0CA0A AS/A0 EPEAAA0
Ketidake!ekti!an pola napas Intervensi
15 8embandingkan status sekarang dengan status sebelumnya untuk mendapatkan perubahan dalam status pernapasan. NIC: Asthma management ?asional 2 er' aliran maksimum5. ?asional 2 /gar keluarga dan pasien mengetahui +ara menggunakan peralatan dan obat dengan benar. "5 8emantau ke+epatan' irama' kedalaman' dan upaya untuk bernapas. ?asional 2
?asional 2 Ketidaksimetrisan pada dada dan penggunaan otot bantu pernapasan pada pasien mengindikasikan adanya gangguan pernapasan ,5 8onitor kemampuan pasien untuk batuk e!ekti! ?asional 2 0atuk e!ekti! dapat membantu mengeluarkan dahak bila ada 5 8emberitahukan tentang diagnosis' pengobatan' dan pengaruh dari gaya hidup. ?asional 2 /gar p7 mengetahui penyakitnya' pengobatan yang harus dijalani' penyebabnya agar p7 dapat mengubah gaya hidupnya. E5 8embantu dalam mengenal tanda9gejala dari reaksi asthma mendatang dan pelaksanaan dari ketepatan pengukuran respon. ?asional 2 8enghindari !aktor predisposisi yang dapat meningkatkan gejala asma. 1:5 8elatih pernapasan 9relaksasi. ?asional 2
2
0erguna dalam
evaluasi derajat distres perna!asan dan9atau
kronisnya proses penyakit. 5 Kaji9a-asi se+ara rutin -arna kulit dan membran mokusa. ?asional 2 (ianosis mungkin peri!er atau sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia. "5 Tinggikan kepala
bantu klien untuk
mudah untuk berna!as' dorong na!as dalam
memilih posisi perlahan
yang atau
na!as bibir sesuai kebutuhan individu. ?asional 2 Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan na!as untuk menurunkan kolaps jalan na!as dan kerja na!as. #5
/uskultasi bunyi na!as' +atat area penurunan aliran udara atau bunyi abnormal.
?asional
2
0unyi na!as mungkin
redup karena penurunan aliran
udara.
/danya mengindikasi spasme bronkus9tertahannya sekret. $5 /-asi tingkat kesadaran9status mental. ?asional
2
Gelisah
dan
ansietas
adalah
mani!estasi umum
pada
hipoksia.
GD/ memburuk disertai bingung9samnolen menunjukkan dis!ungsi serebral yang berhubungan dengan hipoksemia. )5 Palpasi !remitus. ?asional 2 Penurunan getaran !ibrasi diduga adanya pengumpulan +airan atau udara terjebak. ,5 =valuasi tingkat toleransi aktivitas. 0erikan lingkungan tenang dan kalem. 0atasi aktivitas pasien atau dorong untuk tidur9istirahat di kursi selama !ase akut. 8ungkinkan pasien melakukan aktivitas se+ara bertahap dan tingkatkan toleransi sesuai aktivitas individu ?asional 2 selama distres pernapasan berat9akut9re!raktori pasien se+ara total tak mampu melakukan aktivitas seharihari karena hipoksia dan dispnea. Istirahat diselingi aktivitas pera-atan masih penting dari program pengobatan. Namun' program latihan ditujukan untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan tanpa menyebabkan dispnea berat' dan dapat meningkatkan rasa sehat. 5 /-asi GD/. ?asional
2
Pa%& biasanya meningkat dan Pa&
se+ara umum menurun' sehingga hipoksemia terjadi dengan derajat lebih besar atau lebih ke+il. E5 0erikan & tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GD/ dan toleransi pasien. ?asional 2 Dapat memperbaiki9men+egah memburuknya hipoksia. 1:5 0antu intubasi ?asional
2
Terjadinya9kegagalan na!as yang akan
datang memerlukan
upaya tindakan penyelamatan hidup. +.
Ketidakseimbangan nutrisi 2 kurang dari kebutuhan tubuh Intervensi 2
15 Kaji kebiasaan diet' masukan makanan' +atat derajat kesulitan makan. =valuasi berat badan. ?asional
2Pasien
distres
perna!asan akut sering anoreksia karena
dispneu' produksi sputum dan banyak klien PP&8 mempunyai kebiasaan makan yang mengalami em!isema sering kurus dengan perototan kurang. 5 /uskultasi bunyi bising usus.
obat' selain itu buruk. &rang
?asional 2 Penurunan9hipoakti! bising usus menunjukkan mobilitas gaster dan konstipasi 4komplikasi umum5 yang
berhubungan
dengan
pilihan makan
yang
buruk' penurunan aktivitas dan hipoksemia. "5 0erikan pera-atan oral sering' buang sekret. ?asional 2?asa tak enak bau dan penampilan adalah pen+egah utama terhadap na!su makan dan dapat membuat mual dan muntah dengan peningkatan kesulitan na!as. #5 Dorong periode istirahat selama 1 jam sebelum dan sesudah makan. 0erikan makanan posisi ke+il tapi sering. ?asional 2 8embantu menurunkan kelemahan selama -aktu makan dan memberikan kesempatan untuk meningkatan masukan kalori total. $5 Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin. ?asional 2 (uhu ekstrim dapat men+etuskan9meningkatkan spasme batuk. )5
Konsul ahli gi>i9nutrisi untuk
memberikan makanan
yang
mudah
di+erna' se+ara nutrisi seimbang. ?asional
28etode makan dan kebutuhan kalori berdasarkan pada
situasi9kebutuhan individu untuk
memberikan nutrisi maksimal dengan
upaya klien9penggunaan energi. ,5 Kaji pemeriksaan laboratorium. 0erikan vitamin9mineral9 elektolit sesuai indikasi. ?asional 2 8engevaluasi9mengatasi kekurangan dan kee!ekti!an tetap nutrisi. 5 0eri & tambahan selama makan sesuai indikasi. ?asional 2 8enurunkan dispneu dan meningkatkan energi untuk makan. d. ?esiko tinggi terhadap in!eksi Intervensi 15 /-asi se+ara ketat suhu tubuh pasien. ?asional 2 Demam dapat terjadi karena adanya in!eksi. 5 Kaji pentingnya latihan na!as' batuk e!ekti!' perubahan posisi sering dan masukan +airan adekuat. ?asional
2
/ktivitas
diatas
dapat meningkatkan
mobilitas dan
pengeluaran
sekret untuk menurunkan resiko terjadinya in!eksi paru. "5 &bservasi -arna' karakter' bau sputum. ?asional 2 (ekret berbau' kuning dan kehijauan menunjukkan adanya in!eksi paru. #5 Dorong keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
?asional
2
8enurunkan konsumsi9kebutuhan keseimbangan
oksigen
dan
memperbaiki
pertahanan klien terhadap in!eksi meningkatkan penyembuhan. $5 Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat. ?asional
2
8alnutrisi dapat
mempengaruhi kesehatan umum
dan
menurunkan tahanan
terhadap in!eksi. )5 Dapatkan spesimen sputum dengan batuk atau penghisapan untuk pe-arnaan kuman' gram' kultur sensitivitas. ?asional
2
Dilakukan untuk
mengidenti!ikasi organisme penyebab dan
kerentanan terhadap berbagai anti mikrobial. ,5 0erikan antimikrobial9antibiotik sesuai indikasi. ?asional 2 Dapat diberikan pada organisme khusus yang terindenti!ikasi dengan kultur dan sensitivitas' atau diberikan se+ara pro!ilatik karena resiko tinggi. e.
Intoleransi aktivitas Intervensi
15 6elaskan aktivitas dan !aktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen 2 merokok' suhu yang ekstrim' stres. ?asional
28erokok suhu ekstrim' dan
stress menyebabkan vasokontriksi
yang
meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen. 5 (e+ara bertahap tingkatkan aktivitas harian sesuai peningkatan toleransi klien. ?asional
2
8empertahankan perna!asan lambat sedang dari latihan yang dia-asi memperbaiki kekuata n otot asesori dan !ungsi perna!asan. "5 Pertahankan terapi oksigen tambahan' sesuai kebutuhan. ?asional
2
&ksigen tambahan meningkatkan kadar oksigen yang
bersirkulasi dan
memperbaiki toleransi aktivitas. #5 0erikan dukungan emosional dan semangat. ?asional 2 ?asa takut terhadap kesulitan berna!as dapat menghambat peningkatan aktivitas. !. Koping Individu Ine!ekti! Intervensi 2 15 Kaji ke!ekti!an strategi koping dengan mengobservasi perilaku' mis.' kemampanmenyatakan perasaan dan perhatian keinginan berpartisipasi dalam ren+ana pengobatan. ?asional 2 mekanisme adapti! perlu untuk mengubah pola hidup seseorang' mengtasi hipertensi kronik' dan mengintregrasikan terapi yang diharuskan ke dalam kehidupan seharihari